Tutorial Ix Meningitis

Embed Size (px)

Citation preview

Tutorial IXFasilitator Ketua Kelompok Sekretaris Anggota : dr. Rinita amelya : inda rayri sagitamimanda : bayu adrival putra : - bella andriani - sofi sofia putri - adib aulia rahman - tia febrina - M. Iqbal alpanzori - melia safitri - zilvani mela sari - hayatul ilmi - lean anjelisa

Trigger 2 : meningitis bakterial Restu, 45 tahun dirawat di bangsal Saraf sebuah rumah sakit dengan penurunan kesadaran. Dari alloanamnesis istrinya, Restu sering mengeluh sakit kepala yang menjalar ke tengkuk dan punggung dalam 1 minggu terakhir. Dari pemeriksaan fisik ditemukan suhu 39C, nadi 100x/menit, tekanan darah 120/80 mmHg. Pemeriksaan kaku kuduk positif dan pemeriksaan tanda rangsangan meningeal lainnya juga positif. Dokter menyarankan pemeriksaan lumbal punksi untuk mencari penyebab penyakitnya tersebut. Hasil lumbal punksi menunjukkan cairan serebrospinal keruh dengan sel polimorfik 2000/l, konsentrasi protein 2,8 gr/lt dan glukosa tidak terdeteksi.Dokter memberikan antibiotic (benzilpenisilin & sefotaksim) dosis tinggi intravena. Hasil kultur cairan serebrospinal dan kultur darah ditemukan bakteri meningokokus. Organisme tersebut sensitive terhadap penisilin dan obat antibiotic tersebut terus diberikan intravena sesuai diagnosa penyakitnya.

STEP 1: CLARIFY UN FAMILIAR TERM1. Meningitis bacterial : menginitis yang disebabkan oleh bakteri 2. Cairan serebrospinal : cairab yang ada pada otak 3.Lumbal punksi : pemeriksaan lumbal

STEP 2: DEFINE THE PROBLEM1. Apa yang diderita oleh restu 2. Penyebab dari penyakit yang diderita restu 3. Apa gejala dari penyakit restu 4. Patogenesa 5.Diagnose penyakit 6.Penatalaksanaan dan pencegahan 7.Komplikasi 8.Prognosis

STEP 3:1. Meningitis bacterial 2.Bakteri meningokokus 3.Gejalanya Sering mengeluh sakit kepala yang menjalar sampai ketungkuk dan punggung dalam satu minggu terakir Takikardi Demam

4.Bakteri masuk ketubuh 5.Diagnose Anamnesa

sirkulasi darah

terinfeksi

meningitis

Berdasarkan alloanamnesa yaitu sakit kepala yang menjalar ketengkuk dan punggung Pem. Fisik Suhu 39C Tekanan darah 120/80 mmHg Nadi 100x/menit Pem. Kaku kuduk (+) Pem. Rangsangan meningeal (+)

Pem. Penunjang Pem. Lumbal punksi Cairan cerebrospinal keruh Sel polimorfik 2000/l Konsentrasi protein 2,8 gr/dr Glukosa tidak terdeteksi Kultur cairan serebrospinal dan kultur darah (+) meningokokus

6.Penatalaksanaan dan pencegahan Penatalaksanaan Memberikan anti mikroba setelah diagnosis ditegakan, pemberiannya secara IV Mengobati segera penyakit dasarnya

Pencegahan Pemberian vaksinasi meningitis

7.Komplikasi Meningoensepalitis Abses otak

8.Prognosis Kurang baik

STEP 4:MENINGITIS BACTERIAL

DEFINISI

ETIOLOGI

PATOGENESA

KOMPLIKASI

PROGNOSIS

GEJALA

DIAGNOSA LUMBAL PUNKSI PENCEGAHAN &PENATALAKSANAAN

PEM. RANGSANGAN MENINGEAL

STEP V.LEARNING OBJECTIVE1.Defenisi dan klasifikasi 2.Etiologi 3.Patogenesa 4.Gejala klinis 5.Diagnose Lumbal punksi Pem. Rangsangan meningeal

6.Pencegahan dan penatalaksanaan 7.Komplikasi 8.Prognosis

STEP 7:1. Meningitis bakterial merupakan salah satu jenis penyakit infeksi pada selaput pembungkus otak atau meningen serta cairan yang mengisi ruang subarakhnoid meningitis bacterial merupakan penyakit yang serius atau penyakit kedaruratan medic apabila tidak ditangani dengan baik dan benar.

2.Etiologi sebagian besar penyakit meningitis disebabkan oleh bakteri dan sebagiannya disebabkan oleh virus, parasit serta jamur. Dari hasil laporan khusus, bakteri penyebab meningitis terbanyak disebabkan oleh hemophilus influenza, streptococcus pneumonie naseria meningitis. 3.Patogenesa kuman masuk kedalam SSP secara hematogen / menyebar dari kelainan noroparing paru2 jantung invasi kuman kuman kedalam ruang subarachnoid reaksi radang pada pia & arachnoid, CSS dan system ventrikulus pem. Darah meningeal kecil dan sedang mengalami hiperemi penyebab sel sel leukosit polifornukleat ke dalam ruang subarachnoid terbentuk eksudat dua lapis bag. Luar poliforfonuka, fibrin bag. Dalam makrofag peradangan dengan yang terjadi pada vena dikorteks dapat menyebabkan termitosis infark otak, edema otak dan degenerasi neuron.

4.gejala klinis nyeri kepala menjalar ketengkuk dan punggung suhu badan meningkat muntah muntah mules kesadaran menurun koma kaku kuduk

5.DiagnoseA. Anamnesa

Melalui alloanamnesa,apakah ada riwayat keluarga yang menderita penyakit meningitis purulenta sebelumnya,riwayat penyakit sekarang.

B.P. fisik -Inspeksi : sakit kepala,kesadaran menurun -Palpasi : suhu tinggi,takikardi -Perkusi : -Auskultasi : tekanan darah normal,takikardi,suhu tinggi

C.P. penunjang

A.Pemeriksaan cairan otak (LCS) Pada LCS meningitis purulenta ditemukan:

Tekanan cairan otak meningkat di atas 180 mm H20 Berwarna keruh sampai purulen bergantung pada jumlah selnya Jumlah leukosit meningkat, biasanya berjumlah 200-10.000 Kadar protein meningkat, biasanya di atas 75 mg/100 ml Kadar klorida menurun, kurang dari 700 mg/100 ml Kadar gula menurun, biasanya kurang dari 40 mg% atau kurang dari 40% kadar gula darah yang diambil pada saat yang bersamaan

B.Pemulasan gram dan biakan cairan otak C.Pemeriksaan darah tepi D.Biasanya terdapat kenaikan jumlah leukosit dan pada hitung jenis terdapat pergeseran ke kiri E.Pemeriksaan elektrolit darah

D.Pemeriksaan Punksi Lumbal

Pungsi Lumbal merupakan suatu pemeriksaan diagnostik invasif dengan cara mengambil cairan serebrospinalis di Vertebra lumbal IV - V atau Vertebra Lumbal III IV. Pengambilan cairan serebrospinal dapat dilakukan dengan cara Lumbal Punksi, Sisternal Punksi atau Lateral Cervical Punksi.

E.Kaku kuduk

Merupakan tanda awal adanya upaya untuk fleksi mengalami kesukaran karena adanya spasme otot. Bila dipaksakan akan menyebabkan nyeri otot. Cara pemeriksaan : Pasien tidur terlentang tanpa bantal Letakkan tangan dibelakang kepala pasien, gerakkan kepala perlahan, rasakan adanya kekakuan (kaku leher) Angkat kepala perlahan dari tempat tidur, rasakan tonus leher Amati kaki (paha dan lutut)

Hasil pemeriksaan : Normal :Leher dapat bergerak dengan mudah, dagu dapat menyentuh atas sternum, atau fleksi leher. Kaku kuduk : Adanya rigiditas leher dan keterbatasan gerakan fleksi leher. Kernig s Sign

Tanda rangsangan meningeal dimana bila paha ditekuk 90 , tungkai dapat diluruskan pada sendi lutut. Positif jika pasien dibaringkan dengan paha fleksi ke abdomen, kaki tidak dapat ekstensi sempurna. Cara pemeriksaan : Pasien dalam posisi telentang Fleksikan tungkai pada paha dengan lutut pada keadaan fleksi Kemudian luruskan lutut Lalu ulangi pada sisi sebelahnya

Hasil pemeriksaan : Normal lutut diluruskan tanpa kesulitan. Kernig s sign adanya tahanan sewaktu gerakkan meluruskan lutut.

G.Refleks Brudzinsky I

Tanda rangsangan meningeal dimana bila kepala fleksi / tunduk ke depan, tungkai akan bergerak fleksi di sudut sendi lutut ruang paha. Cara pemeriksaan : Mengamati gerakan fleksi kaku sewaktu dagu digerakkan menyentuh sternum. Hasil pemeriksaan : (+) bila respon fleksi dalam sendi lutut

Refleks Brudzinsky II

Tanda rangsangan meningeal dimana bila satu tungkai ditekuk dari sendi lutut ruang paha ditekankan ke perut penderita, tungkai lain fleksi dalam sendi lutut. Cara pemeriksaan : Pasien tidur terlentang, fleksikan tungkai di paha dalam keadaan lutut fleksi. Hasil pemeriksaan : (+) terjadi fleksi lutut kontralateral

Refleks Babinsky

Refleks fisiologis pada anak berumur < 18 bulan namun menghilang / patologis bila terdapat pada anak berumur > 1 tahun. Cara pemeriksaan :

6.Penatalaksanaan Koreksi asam basa dan elektrolit Kortikosteroid berikan dexamethason 0,6 mg/kgBB/hari selamaa 4 hari, 15 20 menit sebelum pemberian antibiotic. Obat anti inflamasi : Meningitis bacterial, umur > 2 bulan : a) Ampisilin 150-200 mg (400 mg)/kg/24 jam IV 4-6 kali sehari. b) Sefalosforin generasi ke 3. Pengobatan simtomatis : Diazepam IV : 0.2 0.5 mg/kg/dosis, atau rectal 0.4 0.6/mg/kg/dosis kemudian klien dilanjutkan dengan. Fenitoin 5 mg/kg/24 jam, 3 kali sehari. Turunkan panas : Antipiretika : parasetamol atau salisilat 10 mg/kg/dosis Kompres air PAM atau es.

7.KOMPLIKASI MENINGITIS BAKTERIAL VENTRIKULITIS EFUSI SUBDURAL GANGGUAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT MENINGITIS BERULANG ABSES OTAK PARALISIS TULI

8.Prognosis Jika segera diberikan pengobatan, maka jumlah penderita yang meninggal mencapai kurang dari 10%. Tetapi jika diagnosis maupun pengobatannya tertunda, maka bisa terjadi kerusakan otak yang menetap atau kematian, terutama pada anak yang sangat kecil dan pada usia lanjut. Penderita meningitis dapat sembuh, baik sembuh dengan cacat motorik atau mental atau meninggal tergantung : a. Umur penderita. b. Jenis kuman penyebab c. Berat ringan infeksi d. Lama sakit sebelum mendapat pengobatan e. Kepekaan kuman terhadap antibiotic yang diberikan f. Adanya penanganan penyakit

KESIMPULAN meningitis adalah penyakit radang otak disebabkan oleh bakteri dan sebagiannya disebabkan oleh virus, parasit serta jamur. Dari hasil laporan khusus, bakteri penyebab meningitis terbanyak disebabkan oleh hemophilus influenza, streptococcus pneumonie naseria meningitis.dengan GejalanyaSering mengeluh sakit kepala yang menjalar sampai ketungkuk dan punggung ,Takikardi,Demam,pengobatannya berupa, Obatanti inflamasi : Meningitis bacterial, umur > 2 bulan : Ampisilin 150-200 mg (400 mg)/kg/24 jam IV 4-6 kali sehari. Sefalosforin generasi ke 3. Prognosisnya baik apabila segera diobati,