Tugas AKhir Praktikum Pemasaran

Embed Size (px)

Citation preview

Tugas Akhir Semester 1. Jelaskan 6 tahapan( dengan contoh kasus) yang ada di dalam proses penjualan yaitu prospecting,approching,probing,consulting for solution,handling objections,closing the sales dan after sales service

Jawab : Tahapan penjualan Prospecting adalah langkah awal dalam proses penjualan. Prospek adalah orang yang memiliki kemampuan untuk membeli, yang telah menunjukkan rasa tertarik pada produk atau jasa yang ditawarkan. Kehadiran mereka merupakan basis konsumen. Tanpa basis konsumen yang kuat, perusahaan akan menghadapi kegagalan. Approaching adalah langkah seorang tenaga penjual untuk melakukan pendekatandengan calon konsumen dimana tenaga penjual tersebut harus mengetahui bagaimana cara bertemu dan memberi salam kepada pelanggan dan membangun hubungan yang baik di awal percakapan.

Probing adalah cara untuk mengembangkan kebutuhan pelanggan sentrispertanyaan analisis untuk memerangi emosi negatif dan pembeli mengungkapkan apa yang pelanggan benar-benar ingin.

Consulting for solution adalah langkah seorang tenaga kerja untukmemberitahukan produk kepada pembeli ,menceritakan keuntungan pelanggan, dan menunjukkan bagaimana produk tersebut digunakan adalah pemecah masalah bagi pelanggan.

Handling objections adalah tenaga penjual harus mencari, mengidentifikasi danmengetahui keberadaan pelanggan untuk membeli.

Closing the sales adalah permintaan pelanggan kepada tenaga kerja untukmemesan atau membeli produk

After sales service adalah tindak lanjut seorang tenaga kerja untuk meyakinkankepuasan pelanggan serta membuat pelanggan agar mau memberli produk kembali.

The Most Famous Brand in Twitter Maicih adalah contoh sukses branderpreneurship, kewirausahaan berbasis pengembangan merek. Maicih fokus pada pengembangan merek secara terarah, sehingga inovasi bukan semata-mata pada produk, melainkan lebih kepada komunikasi dan pemasarannya. Maicih melakukan terobosan cara komunikasi dan pemasaran produk dengan menggunakan social media dan menciptakan nilai merek berdasarkan insight konsumen anak muda yang senang tantangan. Hal ini menjadi keunggulan Maicih. Dalam konteks Circle of Value Development (Identifying, Creating, Delivering, Communicating, Evaluating dan Upgrading Values), Maicih terbukti sukses mengidentifikasi nilai apa yang dapat ditawarkan kepada konsumennya, agar mereka tidak sekadar mengonsumsi keripik. Termasuk, mengidentifikasi sasaran konsumennya yang tepat, yakni anak muda, yang kebanyakan memang doyan ngemil, suka tantangan dan punya rasa keingintahuan atau penasaran yang tinggi. Karena itu, agar tidak sekadar menjadi barang cemilan, keripik Maicih dibubuhi spirit tantangan melalui derajat kepedasannya. Di sinilah Maicih sukses menciptakan dan men-deliver nilai mereknya melalui sistem penjualan mobile dan berjaring yang sangat kreatif dengan penamaan-penamaan yang menggelitik, lagi-lagi, sesuai dengan target konsumen dan mitra usahanya. Komunikasi melalui social media juga merupakan cara yang cerdas, karena selain nyaris tanpa biaya, juga sangat fokus sebagai medium favorit anak muda saat ini. Tahap evaluating dan upgrading values merupakan tahap yang sangat krusial bagi sebuah merek usaha, terutama usaha kecil dan menengah, karena selain pasar mulai mengalami titik jenuh, ide dan langkah-langkah usahanya juga sering ditiru dan mengundang banyak kompetitor. Maicih harus mengevaluasi dengan seksama nilai-nilai yang ditawarkan kepada konsumen, apakah masih relevan, sebelum memberi nilai tambah baru yang menguatkan merek.

Dalam tahap ini, Maicih perlu mempertimbangkan beberapa hal. Pertama, fenomena booming semacam ini biasanya musiman, sehingga Maicih perlu membuat fondasi mereknya untuk jangka panjang agar inovasi-inovasi yang dilakukan selalu relevan dengan konsumen. Maicih telah memulai dengan consumer insight yang baik dalam menciptakan value usahanya, maka lahirkanlah inovasi produk berdasarkan consumer insight yang baik pula. Saya yakin, dengan selalu menjadi konsumen, maka value

yang ditawarkan pun akan selalu relevan. Be more sensitive in being consumer, pasti dapat clue-nya. Kedua, hati-hati dalam menawarkan produk varian baru. Tidak semua varian baru sukses. Jangan sampai varian baru menggerus ke-maicihan-nya, sehingga pelan-pelan menjauhkan konsumen dari merek, karena ragu, atau tidak nyaman. Untuk membuat hubungan yang baik dengan konsumennya, Ketiga, Maicih dapat mempertimbangkan berinovasi menciptakan tantangan baru (tidak harus dalam bentuk produk baru), tapi dapat berupa cara mengonsumsi, cara komunikasi dan cara pemasaran yang lebih kreatif. Mengapa? Karena ini merupakan salah satu keunggulan kompetitif Maicih. Tantangan dan rasa penasaran mungkin adalah brand soul Maicih. Kehilangan keduanya, bisa jadi Maicih kehilangan arah hidup. Keempat, sepanjang Twitter dan social media lain masih menjadi tren, Maicih dapat mempertahankannya, namun Maicih perlu membuat channel activation baru dengan menciptakan program-program menarik yang dapat memberi nilai tambah baru. Komunikasi kreatif yang bersifat PR jangan dilupakan, mengingat Maicih adalah merek makanan yang membutuhkan pencitraan dalam hal jaminan higienitas dan kualitas. Kelima, permintaan pelanggan terhadap cemilan ini tidak pernah sepi dimana para konsumennya yang menggemari keripik pedas akan selalu mencari nya.

Terakhir, Maicih perlu mempertimbangkan outlet resmi sebagai investasi kredibilitas merek yang menjamin originalitas Maicih, terutama jika makin banyak Maicih gadungan. Tidak harus konvensional, Maicih bisa membuatnya secara kreatif misalnya dengan mencantumkan alamat palsu untuk mengundang konsumen melihat langsung dapurnya suatu cara yang dilakukan untuk menarik para konsumennya.Disusun Oleh : M Hilfy Ali (0210u080 ) Dosen : Farisa Hasnanto. S.Ip,M.M Fakultas Bisnis Manajemen S1