28
Trend Perilaku Konsumen di Indonesia

Trend perilaku konsumen INDONESIA 2014

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mengetahui trend perilaku konsumen di Indonesia

Citation preview

Slide 1

Trend Perilaku Konsumen di IndonesiaIndonesia Saat Ini.16th largesteconomy in the world

33% of ASEAN GDP53% of the population in citiesproducing 74% of GDP

Top 10 citiesare contributing 55% of GDP

29 million Twitter accountsJakarta is the most active Twitter city in the world

Kecenderungan dalam Konsumsi5 million a population the sizeof Singaporeenteringthe urban consumingclass each year

70 million members in the urbanconsuming class55 million in urbanIndonesia

Less than10% of digitally connectedconsumers areshopping onlineWith consumer spendingexpected to increase by7.7% a yearthat presents $1trillionopportunity by 2030.

The consuming class55 million urban and 15 million rural Indonesiansare the most commercially attractive segment

Consuming class diprediksikan akan meningkat sigifikan sampai tahun 2020 nanti, sementara aspiring class dan struggling class akan mengalami sedikit penurunan.Hasil Studi- Bertambah pesatnya consuming class di Indonesia dikarenakan karakteristik masyarakat Indonesia yang optimis akan masa depan keadaan ekonominya yang menyebabkan peningkatan pemilihan produk serta peningkatan intensitas belanja. Masyarakat Urban

Hasil Studi- Ditemukan bahwa karakteristik masyarakat urban cenderung family oriented dimana keputusan pembeliaan biasanya banyak dipengaruhi oleh keinginan atau usul dari anak-anak mereka. - Risk Averse, cenderung menghidari meminjam yang membuat mereka menjadi late adopters dari teknologi-teknologi baru.

Tingkat teratas dalam consuming class

Hasil Study Kelas teratas pada consuming group ini sangat atraktif, dimana mereka memiliki keinginan yang besar dalam mencoba produk baru dengan kualitas maupun harga yang lebih baik.Early adopters, sangat aktif dan mengikuti perkembangan gadget dan alat elektronik lainnnya dipasaran. Masyarakat Pedesaan

Hasil StudyKarakteristiknya kurang lebih sama dengan masyarakat urban dimana sangat family oriented dan risk averse, namun tetap dibutuhkan teknik marketing yang berbeda.Sangat fokus pada kegunaan produk dan tidak tertarik dengan hal-hal lingkungan ataupun kesehatan.Maka itu isu-isu sustainabilitas atau ramah lingkungan tidak efektif pada kaum ini.Indonesian cites are at different levels of consumerism driven by the ability and propensity to consume

Antara tahun 2000-2013, populasi masyakarat urban Indonesia naik dari 42% ke 55%. Pada tahun 2030 diekspektasikan akan mencapai 71%Perbedaan konsumsi kota besar vs kota kecil

Tier 4 residents in cities such as Gorontalo, Cilegon and PekalonganTier 1Jakarta, Surabaya, Bandung, Makassar, Kudus, Denpasar, Gresik and Semarang13Temuan menarik

Walaupun kota kecil, lokasi yang berdekatan dengan kota besar dan adanya industri besar membuat jumlah consuming class di Gresik cukup tinggi. While traditional retail channels dominate, modern retail continues to gain ground

Perkembangan retail di Indonesia

Meningkatnya modern retail di Indonesia tidak membuat pembeliaan di warung-warung atau tradisional retail di Indonesia menurun drastis, walaupun tingkat pembelian di modern retail meningkat cukup pesat.Perkembangan retail modern

Hypermarkets, lebih populer dikalangan affluent consuming class. Sementara convenience store populer diberbagai segmen konsumen dan supermarket mulai mendapatkan perhatian pada segmen aspiring class. Penghambat perkembangan hypermart

- Faktor kenyamanan dan servis yang memuaskan menjadikan convenience store pilihan utama. -Jumlah hypermarket dan supermarket juga terus bertambah, pembeli di hypermarket mengetahui bahwa harga yang ditawarkan di hypermarket tidak mahal. Namun adanya persepsi harga yang mahal pada orang yan belum mengetahui harga-harga di retail modern menjadi salah satu penghambat perkembangan retail-retail modern di Indonesia.Perkembangan Online Shopping

Hasil Study58 persen pengguna internet di Indonesia pernah membeli baju ataupun sepatu secara online dalam 12 bulan belakangan. Dan juga barang-barang lain yang tidak terlalu penting. Konsumen Indonesia cenderung tidak percaya dengan membeli secara online dan konsen pada masalah pembayaan karena masih kurangnya tanggung jawab dari penjual dan kualitas yang belum dapat dipastikan. Hal ini sebenarnya menjadi peluang asalkan dapat membangun kepercayaan masyakarat karena mengingat tingginya tingkat penggunaan internet di Indonesia. Indonesians strongly prefer and trust local brands, and the Consuming class is driving growth in new emerging categories

Penduduk Indonesia mempunyai preferensi yang besar terhadap brand lokal. 75% dari orang yg telah disurvey mengatakan mereka telah mengetahui brand yang ingin dibeli saat masih dirumah. Dan 2/3 nya membeli barang-barang yang sama pada makanan dan minuman.

Pertambahan jenis produk dan perpindahan segmen Pengaruh word-of-mouth

Pandangan keluarga dan pengaruh keluarga merupakan bukti saat rekomendasi WOM menjadi sumber informasi yang paling kredibel dalam pemberian endorsements, yang mana hampir 90% responden setuju akan hal ini.Perubahan Tren Konsumen di IndonesiaStudi Millward Brown (AdReaction and BrandZ) yang dilakukan Maret lalu, memiliki hasil sbb:Terdapat perubahan yang cukup signifikan pada konsumen di Indonesia meningkatnya penetrasi telepon seluler dan smartphone menjadikan konsumen di Indonesia banyak menghabiskan waktu mereka dengan mengonsumsi media melalui perangkat mereka, bahkan tidak jarang di antara mereka menggunakan lebih dari satu perangkat. Rata-rata konsumen di Indonesia menghabiskan 540 menit per hari dalam mengonsumsi perangkat digital mereka, baik melalui televisi, komputer, telepon genggam, maupun komputer tablet.Kondisi ini memberi pengaruh kepada perubahan perilaku konsumen. Contohnya, saat ini lebih dari 50% pengguna smartphone melakukan transaksi atau pembelian melalui perangkatnya. Ini tentu jauh berbeda dengan keadaan lima tahun lalu. Dengan kondisi ini, mau tidak mau perusahaan mesti beradaptasi sehingga mampu tetap bertahan.

Hasil Study-MillwardBrown 2014Ketika melakukan komparasi dengan data pada 2011, pentingnya sebuah merek bagi konsumen di Indonesia mengalami peningkatan. Berdasarkan hal tersebut dan terjadinya perubahan pasar, diperkirakan jumlah penduduk berpendapatan tinggi yang begitu gandrung terhadap merek akan meningkat dua kali lipat pada lima tahun mendatang.Pada tingkat global, Indonesia menduduki peringkat pertama dalam hal mengonsumsi televisi ataupun peralatan digital dengan jumlah 540 menit per hari. Angka ini dua jam lebih tinggi dari rata-rata.Konsumen yang akan memberi pengaruh besar bagi merek-merek di Indonesia adalah mereka yang muda, kaya dan bermobilitas tinggi. Cara mereka mengonsumsi media juga mengalami perubahan yang begitu cepat. Para pemasar harus beradaptasi secara cepat. Mengapa hal ini dapat terjadi?Dengan penetrasi telepon selular yang di atas 112% dan penggunaan smartphone sebesar 40%, keterhubungan masyarakat Indonesia semakin meningkat. Lebih dari 50% pengguna smartphone di Indonesia telah melakukan pembelian produk melalui telepon mereka. Jumlah informasi yang dikonsumsi dan pembelian produk melalui ponsel akan mengalami peningkatan secara cepat.Waktu akan menjadi komoditas yang berharga bagi konsumen. Jumlah pendapatan yang meningkat juga menjadikan mereka menghabiskan uang mereka dengan cara yang berbeda.

KesimpulanTingginya penggunaan internet di Indonesia membuat perubahan yang signifikan pada perilaku pembelian di Indonesia, walaupun sebagian besar masih merasa takut untuk melakukan pembelian online karena alasan keamanan namun pembeli online dari hari ke hari semakin bertambah dikarenakan penambahan layanan dari para penjual yang terus berusaha untuk membangun kepercayaan konsumen.Terus meningkatnya consuming class di Indonesia mengindikasikan para konsumen Indonesia merupakan pasar yang sangat atraktif.Sumberhttp://swa.co.id/business-research/studi-millward-brown-tren-konsumen-indonesia-berubahhttp://www.mckinseyonmarketingandsales.com/sites/default/files/pdf/Indonesia%20Consumer%20Report%202014.pdf