77
1 MAGNETIC PARTICLE METHOD LEVEL- II

Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2 Buku Pegangan: Pelatihan Magnetic Particle Level 2.Untuk mendownload, silakan kunjungi link berikut:http://www.ziddu.com/download/11663380/HandOutMPITraining.pdf.html

Citation preview

Page 1: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

1

MAGNETIC PARTICLE METHOD LEVEL- II

Page 2: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

2

LESSON – 1

� Pengenalan

MPI merupakan suatu metoda ndt untuk menemukan cacat – cacat yang ada di permukaan dan Sub-permukaan pada material ferromagnetic.

Page 3: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

3

LESSON – 1

� Pengenalan

Material Ferromagnetic Magnetisasi

iron powder di atas material Leakage Field

cacat permukaan dan sub-permukaan

Page 4: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

4

PENGENALAN

Sketch :

Page 5: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

5

LESSON – 1

� Pengenalan

Karena adanya Iron Powder dan Leakage Field :

� Lokasi cacat (Location)

� Ukuran cacat (Size)

� Bentuk cacat (Shape)

Page 6: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

6

LESSON – 1

� Pengenalan

Iron powder : dry Particle atau wet particle

Page 7: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

7

LESSON – 1

� Tujuan MPI� Mendapatkan gambar visual dari suatu indikasi pada permukaan suatu bahan (LSS)

� Menemukan cacat tanpa merusak material

� Pemisahan antara material yang acceptable dengan material unacceptable

Page 8: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

8

LESSON – 1

� Aplikasi MPI� In – proses inspection

� Final Inspection

� Receiving Inspection

� Transportation industries (truck, crane,) : pemeriksaan pada bagian – bagian critical yang dapat terbentuknya crack.

Page 9: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

9

PENGENALAN

Visual and magnetic test of crack originating at hole

Crack at attachment holes in hinge

Crack at attachment holes in hinge

Page 10: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

10

LESSON – 1

� Keuntungan MPI� Sangat sensitive untuk cacat crack (semakin dekat dengan permukaan, maka cacat akan sangat jelas terlihat, begitu juga sebaliknya)

Page 11: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

11

LESSON – 1

� Kekurangan MPI� Hanya untuk material ferromagnetic

� Diperlukan dua kali pemeriksaan, dengan arah medan magnet tegak lurus

� Demagnetisasi

� Postcleaning after testing and demagnetization

� Membutuhkan arus yang besar, untuk memeriksa bagian yang besar

� Pengujian partikel magnetis tidak akan mendeteksi cacat lebih dalam dai sekitar ¼ inch dibawah permukaan.

Page 12: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

12

LESSON – 1

� Teori Magnetisasi� Kemampuan sebuah magnet untuk menarik atau menolak terkonsentrasi di area lokal yang disebut KUTUB MAGNET.

� Kutub Magnet sejenis akan TOLAK – MENOLAK

� Kutub Magnet tidak sejenis akan TARIK - MENARIK

Page 13: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

13

LESSON – 1

� Teori Magnetisasi

� Lines of Force : Kekuatan (gaya) yang menarik bahan –bahan lain yang dapat menjadi magnet ke kutub magnet

Magnet akan dapat menarik suatu material, jika garis – garis gaya magnet masuk dan keluar dari material ke magnet

Page 14: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

14

LESSON – 1

� Teori Magnetisasi

� Leakage Field : garis – garis gaya magnet yang meninggalkan bagian dan lewat melalui udara dari satu kutub ke kutub lain yang berlawanan

Page 15: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

15

LESSON – 1

� Kaidah Tangan Kanan

� Untuk menemukan arah suatu medan magnet yang diinduksi dengan listrik : tempatkan ibu jari anda pada konduktor ke arah “aliran arus” dan jari anda kemudian akan menunjuk ke arah garis gaya. Suatu putaran medan magnet dihasilkan seperti sketsa di bawah ini.

Page 16: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

16

LESSON – 1

� Material Magnet

� Jika objek ditempatkan pada medan magnet, gaya magnet akan masuk dan objek itu dikatakan menjadi magnet.

� Intensitas proses magnetisasi (pengisian magnet) tergantung pada susceptibility (kelemahan) bahan untuk menjadi magnet.

� Logam Diamagnetic : Tidak dapat di jadikan magnet

(Tembaga, Perak, emas, dll)

� Logam Paramagnetic : Sangat kecil daya magnetnya.

(Magnesium, Molibdenum,

Lithium)

� Logam Ferro-magnetic: Bisa dijadikan magnet, memiliki daya tarik yang kuat dan dapat mempertahankan daya magnetnya setelah medan magnet dilepas.

(Besi, Kobalt, Nikel)

Page 17: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

17

LESSON – 1

� Kaidah Tangan Kanan

� Untuk menemukan arah suatu medan magnet yang diinduksi dengan listrik : tempatkan ibu jari anda pada konduktor ke arah “aliran arus” dan jari anda kemudian akan menunjuk ke arah garis gaya. Suatu putaran medan magnet dihasilkan seperti sketsa di bawah ini.

Page 18: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

18

LESSON – 1

� Material Magnet

� Logam Ferromagnetic merupakan satu – satunya logam yang umumnya diperiksa dengan metode pengujian partikel magnetic

Page 19: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

19

LESSON – 1

� Material Magnet

� Magnetic Flux : total jumlah garis gaya magnet yang ada di sirkuit magnetik.

� Flux density : ditujukan dalam satuan “GAUSS”

Page 20: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

20

LESSON – 1

� Sifat – sifat Logam

� Permeability : kemudahan aliran magnet pada bahan yang diperiksa

� Reluctance : kebalikan dari Permeabilitas (bahan yang permeabilitas tinggi, Reluktansi rendah)

� Residual Magnetism : Jumlah daya tarik magnet yang tersisa tetap setelah kekuatan magnet dilepas.

� Retentivity : kemampuan bahan untuk menahan jumlah sisa magnet

� Coercive Force : Magnetisasi terbalik yang diperlukan untuk menghapus sisa magnet dari bahan.

Page 21: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

21

LESSON – 2

� Tipe Magnetisasi

� Circular Magnetisasi : Medan magnet berupa melingkar yang diinduksikan ke dalam bahan

� Longitudinal Magnetization : Medan magnet berupa Longitudinal/memanjang yang diinduksikan ke dalam bahan.

� Circular Magnetization � Longitudinal Magnetization

Page 22: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

22

LESSON – 2

� Circular Magnetization

� Medan magnet berupa melingkar yang diinduksikan ke dalam bahan

� Direct Induction : Head Shot ; Prods

� Indirect Induction : Central Conductor

Prod

Central Conductor

Page 23: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

23

LESSON – 2

� Circular Magnetization

� Material bukan magnet : Garis – garis gaya tidak akan tinggal di dalam magnet.

� Material Ferromagnetic : Garis – garis gaya terbentuk di dalam material.

� Material bukan Magnet ( batang tembaga digunakan, medan magnet akan terbentuk melingkari batang

� Material Ferromagnetic

Page 24: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

24

LESSON – 2

� Circular Magnetization

� Circular Magnetization akan mendeteksi cacat antara 45 dan 90 derajat terhadap garis – garis gaya.

Iron powder tidak akan tertarik/menempel pada benda bermagnet kecuali adanya leakage field

Page 25: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

25

LESSON – 2

� Longitudinal Magnetization

� Medan magnet berupa longitudinal/memanjang diinduksi ke dalam spesimen

� Coil (solenoid)

� Yoke

� Coil (Solenoid)

� Yoke

Page 26: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

26

LESSON – 2

� Cacat – cacat yang mana pada permukaan batang di sebelah kanan akan terdeteksi jika di inspeksi dengan coil dan head shot.

Page 27: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

27

LESSON – 3

� Arus Listrik

� Alternating Current (AC) : banyak digunakan sebagai sumber untuk melakukan pengujian magnetis dan sangat baik mendeteksi discontinuities pada permukaan.

� Direct Current (DC) : satu phase AC dapat direktifikasi menjadi HWDC (halfwave alternating direct current) dan sangat baik mendeteksi discontinuities pada sub-permukaan.

Page 28: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

28

LESSON – 3

� Hysteresis Loop

� Untuk mengetahui sifat – sifat magnet dari suatu material, dapat diketahui dengan menggunakan “Hysteresis Loop”.

� Hysteresis Loop menunjukkan hubungan antara flux magnetic (B) dengan magnetizing force (H).

Page 29: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

29

LESSON – 3

Baja karbon tinggi/keras akan menghasilkan “Hysteresis Loop” yang lebar menandakan “High Retentivity” dan “High Residual Magnetism”.

Baja karbon rendah/lunak akan menghasilkan “Hysteresis Loop” yang sempit menandakan “Low Retentivity” dan “Low Residual Magnetism”.

Page 30: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

30

LESSON – 4

� Direct current field distribution solid non-magnetic conductor

Medan magnet akan terdistribusi dari nol di pusat ke maksimum di permukaan solid konduktor material non - magnetic

Page 31: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

31

LESSON – 4

� Direct current field distribution solid magnetic conductor

Medan magnet akan terdistribusi dari nol di pusat ke maksimum di permukaan solid konduktor material magnetic.

Oleh karena pemeabilitas baja, kekuatan medan besar di konduktor magnetis dibandingkan dengan konduktor nonmagnetis.

Page 32: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

32

LESSON – 4

� Direct current field distribution Hollow non-magnetic conductor

Medan magnet akan terdistribusi dari nol di permukaan bagian dalam dan meningkat ke maksimum di permukaan luar solid konduktor material non-magnetic.

Page 33: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

33

LESSON – 4

� Direct current field distribution Hollow magnetic conductor

Medan magnet akan terdistribusi dari nol di permukaan bagian dalam dan meningkat ke maksimum di permukaan luar solid konduktor material magnetic.

Oleh karena pemeabilitas baja, kekuatan medan besar di konduktor magnetis dibandingkan dengan konduktor nonmagnetis.

Page 34: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

34

LESSON – 4

Karena kekuatan magnetisasi dari medan luar pusat konduktor, baik batang magnetic atau non magnetic dapat digunakan untuk pusat konduktor.

Tembaga sering direkomendasikan sebagai pusat konduktor sebab lebih sedikit panas karena konduktivitasnya lebih baik

Page 35: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

35

LESSON – 4

� Alternating Current field distribution

DC menyediakan kondisi terbaik untuk menyediakan kondisi terbaik untuk melokalisasi cacat di bawah permukaan karena distribusi densitas fluksnya

Page 36: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

36

LESSON – 4

� Sensitivity of methods

Page 37: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

37

LESSON – 5

� Current Requirements

� Jumlah arus akan berbeda sesuai bentuk dan permeabilitas material yang diuji

� Terlalu besar arus akan membakar benda uji atau dapat menyebabkan akumulasi partikel besi

� Terlalu kecil arus tidak akan menyediakan kebocoran fluks yang cukup untuk menarik partikel besi

Page 38: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

38

LESSON – 5

� Current Requirements Circular Magnetization

� Head Shot

� 800 – 1000 Ampere per inch ketebalan artikel atau diameter

� Central Conductor

� 800 – 1000 Ampere per inch ketebalan artikel atau diameter

Page 39: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

39

LESSON – 5

� Current Requirements Circular Magnetization

� Prod

Prod spacing, inches

Section thickness, inches

Under ¾ inch ¾ inch and over

2 to 4 200 to 300 amperes 300 to 400 amperes

Over 4 to less than 6

300 to 400 amperes 400 to 600 amperes

6 to 8 400 to 600 amperes 600 to 800 amperes

Page 40: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

40

LESSON – 5

� Current Requirements Longitudinal Magnetization

� Coil

� NI = 45,000

Rasio L/D

I = arus dalam ampere

N = Jumlah lilitan pada coil

L = panjang artikel

D = diameter atau tebal artikel

Asumsi :

� Bahan lebih besar dari 18 inch memerlukan lebih dari satu coil shot.

� Penampang bahan tidak lebih besar dari 1/10 dari area bukaan coil

� Bahan mempunyai rasio L/D antara 2 sampai 15

� Bahan ditempatkan di dinding dalam coil, bukan ditengah dimana densitas fluks adalah nol

Page 41: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

41

LESSON – 5

� Demagnetisasi

� Medan sisa magnet bisa tidak diinginkan pada bahan dengan beberapa alasan :

� Mempengaruhi kompas magnet atau menimbulkan masalah pada instrument

� Pada alat berputar akan menarik partikel metal, menyebabkan pengausan berlebih

� Medan sisa dapat menyebabkan “ARC BLOW” yang membelokkan cairan metal selama operasi pengelasan DC.

Page 42: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

42

LESSON – 5

� Demagnetisasi

� Menghilang sisa medan magnet dengan cara : “menkombinasikan satu metoda untuk membalikkan medan magnet dan mengurangi medan magnet secara berurutan.

Page 43: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

43

LESSON – 6

� Peralatan MPI

� Hal pertimbangan dalam memilih peralatan untuk MPI

1. Apakah peralatan untuk metode basah atau kering ?

2. Persyaratan magnetisasi (AC atau DC)

3. Demagnetisasi – jadi satu atau unit terpisah?

4. Ampere yang diperlukan

5. Persyaratan voltase

6. Assesoris yang diperlukan

Page 44: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

44

LESSON – 6

� Metode wet continuous field

� Aliran bath melalui nosel dan mengalir di atas permukaan benda

� Penghenti aliran bath

� Aplikasi arus sesaat aliran bath dihentikan

Page 45: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

45

LESSON – 6

� Metode dry continuous field

� Alikan arus magnetisasi

� Dengan blower, taburkan serbuk partikel diatas area magnetisasi

� Dengan blower, bersihkan kelebihan serbuk

� Matikan arus magnetisasi

Page 46: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

46

LESSON – 6

� Metode dry continuous field

� Alikan arus magnetisasi

� Dengan blower, taburkan serbuk partikel diatas area magnetisasi

� Dengan blower, bersihkan kelebihan serbuk

� Matikan arus magnetisasi

Page 47: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

47

LESSON – 6

� Penetrasi garis – garis medan magnet tergantung pada permeabilitas material, jenis discontinuity dan jumlah dan jenis arus yang digunakan

Page 48: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

GS CONSULTANT 48

MAGNETIC PARTICLE MEDIUM (MEDIA)

� Continuous method – aplikasi media, saat arus sedang mengalir

� Residual method – aplikasi media, setelah aliran arus dimatikan

� Dry method – aplikasi powder ditaburkan

� Wet method – aplikasi bath pada permukaan

Page 49: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

GS CONSULTANT 49

TESTING MEDIUM(PARTIKEL)

� Permeabilitas – harus tinggi

� Retentivitas – harus rendah

� Ukuran – umumnya 100-mesh screen

� Bentuk – spherical

� Round smooth – mudah bergerak

� Long, slender, jagged – menempel dgn baik

� Wet method – magnetic oxides (iron)

� Warna – abu-abu, merah, hitam

Page 50: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

GS CONSULTANT 50

SETTLING TEST

Untuk mengecek kekuatan bath (cairan)

� Aduk bath (cairan) sampai rata

� Isi 100cc contoh ke dalam centrifuge tube

� Didemagnetisasi – jika perlu (bila menggumpal)

� Diamkan 30 menit

� Baca dan catat

� Syarat – 1.5 sd 2.0 cc utk non-fluorescent dan 0.2 sd 0.4 cc utk fluorescent

� Atur – ditambah partikel atau cairan, jika perlu

Page 51: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

GS CONSULTANT 51

SETTLING TEST

Page 52: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

GS CONSULTANT 52

LESSON – 7

� Aplikasi MT

� Medium pengujian

� Persiapan permukaan

� Lokasi cacat

� Persyaratan demagnetisasi

� Aplikasi prosedur MT

Page 53: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

GS CONSULTANT 53

MAGNETIC PARTICLE APPLICATIONS (APLIKASI)

� Residual method – media diaplikasikan setelah spesimen dimagnetisasi

� Continuous method – media diaplikasikan bersamaan dgn magnetisasi

� Circular magnetization procedures –menghindari arcing, area kontak harus bersih dan tekanannya sesuai

� Longitudinal magnetization procedures – coil harus tdk lebih besar dari spesimen (sesuai yg diperlukan)

Page 54: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

GS CONSULTANT 54

MAGNETIC PARTICLE APPLICATIONS (APLIKASI)

� DC atau HWDC – utk mencari cacat di bawah permukaan (sub surface) spesimen

� AC – utk mencari cacat di permukaan spesimen

Page 55: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

GS CONSULTANT 55

MEDIA PENGUJIAN

� Dry powder (serbuk) – digunakan utk pengujian las-lasan, jika Prod digunakan

� Aplikasi – ditaburkan ke permukaan, ketika arus magnetisasi mengalir (ON)

� Non-fluorescent (liquid) – dpt digunakan pd wet residual dan continuous

� Fluorescent (liquid) – dpt digunakan pd wet residual dan continuous

� Fluorescent – partikel dilapisi dgn fluorescent, berpendar di bawah UV

Page 56: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

GS CONSULTANT 56

MEDIA PENGUJIAN

� Kekuatan bath (cairan) – dicek dgn settling test, sesuai spesifikasi pabrikan

� Permukaan spesimen – bersih dari lapisan, slag, cat, karat, pelumas atau material organis, yg dapat mengganggu hasil pengujian

� Lokasi cacat – dapat di permukaan atau di bawah permukaan spesimen

� Cacat – pd permukaan terlihat jelas, di bawah permukaan terlihat samar

Page 57: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

GS CONSULTANT 57

PERSYARATAN DEMAGNETISASI

� Magnetisasi dua arah – circular diikuti dgn longitudinal pd satu spesimen

� Sisa medan magnet – sisa medan magnet circular akan hilang, jika medan magnet longitudinal kekuatannya sama atau lebih besar dari sisa magnet circular

� Field indicator – utk menentukan sisa medan magnet pd magnetisasi longitudinal

Page 58: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

GS CONSULTANT 58

PERSYARATAN DEMAGNETISASI

� Spesimen besar – adanya pengaruh medan magnet bumi, atur spesimen pd posisi timur-barat dari sebelumnya utara-selatan

Page 59: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

GS CONSULTANT 59

APLIKASI PROSEDUR MT

Magnetisasi spesimen silinder (pejal)

� Head shot – magnetisasi melingkar, utk mendeteksi cacat longitudinal

� Coil shot – magnetisasi memanjang, utk mendeteksi cacat melingkar

Page 60: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

GS CONSULTANT 60

APLIKASI PROSEDUR MT

Page 61: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

GS CONSULTANT 61

APLIKASI PROSEDUR MT

Magnetisasi pada roda gigi besar

� Head shot – magnetisasi melingkar, utk mendeteksi cacat yg tegak lurus dgn medan magnet melingkar

� Head shot – magnetisasi melingkar, sedikitnya 2x, pd posisi 0° dan 90°

Page 62: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

GS CONSULTANT 62

APLIKASI PROSEDUR MT

Page 63: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

GS CONSULTANT 63

APLIKASI PROSEDUR MT

Magnetisasi silinder pendek berlobang

� Head shot – magnetisasi melingkar, dgn central conductor, utk mendeteksi cacat yg memanjang

� Coil shot – magnetisasi memanjang, utk mendeteksi cacat melingkar (jika perlu)

Page 64: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

GS CONSULTANT 64

APLIKASI PROSEDUR MT

Page 65: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

GS CONSULTANT 65

APLIKASI PROSEDUR MT

Magnetisasi pipa

� Coil shot – magnetisasi memanjang, utk mendeteksi cacat melingkar (transverse), di dalam dan di luar pipa

� Head shot – magnetisasi melingkar, dgn central conductor, utk mendeteksi cacat memanjang, di dalam dan di luar pipa

Page 66: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

GS CONSULTANT 66

APLIKASI PROSEDUR MT

Page 67: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

GS CONSULTANT 67

APLIKASI PROSEDUR MT

Magnetisasi pd spesimen dgn bentuk tidak beraturan (flensa)

� Pada flensa – memerlukan central conductor dan dua kali head shot pada posisi 0° dan 90°

Page 68: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

GS CONSULTANT 68

APLIKASI PROSEDUR MT

Page 69: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

GS CONSULTANT 69

APLIKASI PROSEDUR MT

Magnetisasi las-lasan atau casting (tuangan)

� Prod – magnetisasi melingkar

� Yoke – magnetisasi memanjang

� Melilit spesimen dgn kabel – magnetisasi memanjang

Page 70: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

GS CONSULTANT 70

APLIKASI PROSEDUR MT

Magnetisasi as (shaft)

� Melilit spesimen dgn kabel – magnetisasi memanjang, pada 2 posisi, cacat memanjang tdk dapat terdeteksi

Page 71: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

GS CONSULTANT 71

LESSON – 8

� Klasifikasi cacat

� Perbedaan permeabilitas

Page 72: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

GS CONSULTANT 72

KLASIFIKASI CACAT

� Surface indications (indikasi permukaan) – tajam, jelas, rapi, tipis

� Sub-sueface indications (indikasi di bawah permukaan – tidak jelas, hambur

� Non-relevant indications – bukan dari cacat, disebabkan constriction metal yg dilewati medan magnet

Page 73: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

GS CONSULTANT 73

KLASIFIKASI CACAT

Non-relevant indication

� Excessive magneting current – arus berlebih

Page 74: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

GS CONSULTANT 74

KLASIFIKASI CACAT

Non-relevant indication

� Over magnetization – magnetisasi berlebih

Page 75: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

GS CONSULTANT 75

KLASIFIKASI CACAT

Non-relevant indication

� Excessive magnetization – magnetisasi berlebihan

Page 76: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

GS CONSULTANT 76

KLASIFIKASI CACAT

Non-relevant indication

� Perubahan ketebalan yg besar

Page 77: Training Hand Out: Magnetic Particle Method Level 2

GS CONSULTANT 77

KLASIFIKASI CACAT

Non-relevant indication

� Perbedaan permeabilitas – pekerjaan dingin dpt merubah permeabilitas