Upload
nur-azizah
View
189
Download
0
Tags:
Embed Size (px)
Citation preview
Famili Theaceae
1. Camellia sinensis (Linn.), O.K.
Sinonim
Camellia bohea, Griff.
C. sinensis, [L.] Kuntze)
C. theifera, Dyer.
Thea sinensis, Linn.
T. assamica, Mast.
T. cochinchinensis, Lour.
T. cantoniensis, Lour.
T. chinensis, Sims.
T. viridis, Linn.
Lokasi
Kebun Teh Wonosari, Malang
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Theales
Famili : Theaceae
Genus : Camellia
Spesies : Camellia sinensis (L.)O.K
Deskripsi Tumbuhan
Tanaman teh umumnya ditanam di perkebunan, dipanen secara manual, dan
dapat tumbuh pada ketinggian 200 - 2.300 m dpl. Teh berasal dari kawasan India
bagian Utara dan Cina Selatan. Ada dua kelompok varietas teh yang terkenal, yaitu
var. assamica yang berasal dari Assam dan var. sinensis yang berasal dari Cina.
Varietas assamica daunnya agak besar dengan ujung yang runcing, sedangkan
varietas sinensis daunnya lebih kecil dan ujungnya agak tumpul. Pohon kecil, karena
seringnya pemangkasan maka tampak seperti perdu. Bila tidak dipangkas, akan
tumbuh kecil ramping setinggi 5 - 10 m, dengan bentuk tajuk seperti kerucut. Batang
tegak, berkayu, bercabang-cabang, ujung ranting dan daun muda berambut halus.
Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berseling, helai daun kaku seperti kulit tipis,
bentuknya elips memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi halus,
pertulangan menyirip, panjang 6 - 18 cm, lebar 2 - 6 cm, warnanya hijau, permukaan
mengilap. Bunga di ketiak daun, tunggal atau beberapa bunga bergabung menjadi
satu, berkelamin dua, garis tengah 3 - 4 cm, warnanya putih cerah dengan kepala sari
berwarna kuning, harum. Buahnya buah kotak, berdinding tebal, pecah menurut
ruang, masih muda hijau setelah tua cokelat kehitaman. Biji keras, 1 - 3. Pucuk dan
daun muda yang digunakan untuk pembuatan minuman teh. Perbanyakan dengan biji,
setek, sambungan atau cangkokan.
Kandungan Kimia
Daun segar mengandung kafein sekitar 4%. Senyawa utama yang dikandung
teh adalah katekin, yaitu suatu kerabat tanin terkondensasi yang juga akrab
disebut polifenol, karena banyaknya gugus fungsi hidroksil yang dimilikinya. Selain
itu, teh juga mengandung alkaloid kafein yang bersama-sama dengan polifenol teh
akan membentuk rasa yang menyegarkan. Beberapa vitamin yang dikandung teh di
antaranya adalah vitamin P, vitamin C, vitamin B, dan vitamin A yang walaupun
diduga keras menurun aktivitasnya akibat pengolahan masih dapat dimanfaatkan oleh
peminumnya. Beberapa jenis mineral juga terkandung dalam teh, terutama fluoride
yang dapat memperkuat struktur gigi.
Penggunaan
1. Daun digunakan sebagai minuman pada upacara-upacara tertentu, seperti upacara
minum the atau upacara penyambutan para tamu di Cina
2. Sebagai tanaman perkebunan dan wisata agro Teh
Khasiat Fitokimia
a) Teh akan meningkatkan sistem pertahanan biologis tubuh terhadap kanker.
b) Teh mencegah timbulnya penyakit, seperti mengendalikan diabetes dan
tekanan darah tinggi.
c) Teh membantu penyembuhan penyakit, misalnya mencegah peningkatan
kolesterol darah.
d) Teh dapat mengatur gerak fisik tubuh dengan mengaktifkan sistem saraf
karena kandungan kafeinnya.
e) Katekin teh merupakan antioksidan yang kuat dan akan menghambat proses
penuaan.
2. Schima wallichii
Nama umum
Indonesia: Puspa, seru,
ceheru, cihu, parakpak
Lokasi
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Theales
Famili : Theaceae
Genus : Schima
Spesies : Schima wallichii (DC.) Korth.
Deskripsi Tumbuhan
Pohon yang selalu hijau, berukuran sedang hingga besar, mencapai tinggi
47 m. Batang bulat torak, gemangnya hingga 250 cm namun biasanya jauh kurang
dari itu; batang bebas cabang hingga sekitar 25 m. Pepagan memecah dangkal sampai
sedang, membentuk alur-alur memanjang, coklat kemerahan hingga abu-abu gelap;
sebelah dalam berwarna merah terang, dengan lapisan ‘miang’ yang mengiritasi kulit.
Daun tersebar dalam spiral, bertangkai sekitar 3 mm; helai daun lonjong hingga
jorong lebar, 6–13 × 3–5 cm, pangkal bentuk baji dan ujung runcing atau meruncing,
dengan tepian bergerigi. Bunga tunggal di ketiak di ujung ranting, dengan dua daun
pelindung, berbilangan-5; kelopak menetap hingga menjadi buah; mahkota putih,
saling melekat di pangkalnya; benangsari banyak. Buah kotak hampir bulat, diameter
2–3 cm, membuka dengan 5 katup; biji dikitari oleh sayap.
Kandungan Kimia
Pepagannya menghasilkan zat pewarna, tanin yang terkandung di dalamnya
digunakan untuk menyamak kulit. Dipakai untuk menuba ikan di Jawa Barat;
dilaporkan bahwa pepagan puspa mengandung semacam glikosida seperti saponin.
Famili Malvaceae
2. Abelmoschus esculentus (L.) Moench
Nama umum
Indonesia : Kacang bindi, kopi arab,
okra
Inggris : Okra, lady's
finger
Pilipina : Okra
Lokasi
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Genus : Abelmoschus
Spesies : Abelmoschus esculentus (L.) Moench
Deskripsi Tumbuhan
Tanaman ini memiliki julukan Lady's Finger karena bentuk buahnya yang
panjang dan meruncing di bagian ujungnya., seperti jari-jari lentik gemulai seorang
wanita cantik.
Menurut sejarah, tanaman okra berasal dari Afrika dan dibawa ke Amerika sekitar 3
abad lalu oleh para budak Afrika. Saat ini tanaman okra sudah dikenal luas di
berbagai negara di Asia, eropa, dan Australia. Bahkan masakan berbahan dasar okra
sangat populer di Sri Lanka, Jepang, Philipina,Arab Saudi dan Eropa. Di Indonesia
okra tidak terlalu dikenal, walaupun ternyata tanaman ini sudah dibudidayakan sejak
ratusan tahun silam. Okra tumbuh baik di dataran tinggi, 600 meter dpl keatas. Buah
okra berbentuk memanjang sampai sekitar 12 cm, berwarna hijau atau merah
keunguan, bersegi seperti buah belimbing, berjumlah 5-8.
Kandungan Kimia
Kandungan minyak pada biji okra dapat mencapai 40%. Minyak biji okra
kaya akan asam lemak tak jenuh seperti asam oleat dan asam linoleat. Buah okra
mengandung musilane (lendir) dalam kadar tinggi, selain itu memiliki protein yang
cukup tinggi pula, yaitu 3,9% dan lemak 2,05%. Energi di dalam 100 gram buah okra
40 kkal. Mineral di dalam buah okra adalah kalium ( 6,68%) dan fosfor ( 0,77%).
Okra termasuk sayuran hijau yang kaya serat pangan. Selain serat, okra juga
mengandung glutation.
Penggunaan
a) Okra biasanya dimakan sebagai lalapan, sayur kari, sup, asem-asem, oseng-
oseng, gado-gado, campuran mie goreng, campuran Cap Jay.maupun pie isi
Okra.
b) Sebagai tanaman budidaya dan pertanian
Khasiat
Konsumsi buah Okra dapat mencegah konstipasi ( susah buang air besar ),
obesitas, hiperkolesterolemia ( kolesterol tinggi ), diabetes ( kencing manis), dan
kanker kolon ( usus besar).
3. Abelmoschus manihot
Sinonim
Hibiscus manihot L.
Nama umum
Lokasi
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Indonesia: Daun gedi, daun dedi, daun belender
Inggris: Edible hibiscus
Thailand: Po fai
Pilipina: Lagikuway
Genus : Abelmoschus
Spesies : Abelmoschus manihot L.
Deskripsi Tumbuhan
Tinggi tanaman sekitar 2 meter. Daunnya berwarna hijau, mirip dengan daun
pepaya tetapi lebih lembut. Bentuknya yang unik terdapat lima ruas seperti jari,
namun ujung daunnya runcing. Ketinggian pohon gedi antara 1,2 sampai 1,8 m.
Kandungan Kimia
Daun gedi kaya vitamin A, fe, Kolagen, flavanoid dan serat. Kandungan mucilago
dari tanaman tersebut terdiri atas polisakarida dan protein. Tanaman ini mengandung
quercetin-3-o-robinobiosid, hyperin, isoquercetin, gossipetin-8-o-glukuronid, dan
myricetin. Bunganya mengandung quercetin-3-robinoside, quercetin-3’-glikosida,
hyperin, myrecetin, antosianin, dan hyperoside. Hyperoside memiliki kemampuan
antivirus, antinosiseptif, antiinflamasi, kardioprotektif, hepatoprotektif, dan efek
protektif terhadap gastrimukosal (lapisan membran mukus pada lambung).
Kegunaan dan Khasiat
Daun gedi kaya vitamin A, fe, dan serat yang baik untuk pencernaan. Kolagen
dalam daun gedi berkhasiat antioksidan, dan menjaga kesehatan kulit. Serat daun
akan menyerap kolesterol dan lemak, hingga savur ini diyakini dapat membantu
menurunkan kadar kolesterol dan hipertensi.
Dalam dunia farmasi, flavanoid dikenal sebagai zat antioksidan, yang bisa
mengurangi risiko terkena serangan jantung, menurunkan risiko serangan penyakit
kardiovaskuler, tekanan darah, aterosklerosis, dan sebagai antioksidan. Flavanoid
dalam daun gedi juga berpotensi untuk mencegah, bahkan menghambat dan
membunuh sel kanker. Potensi inilah yang sampai sekarang masih banyak diteliti
oleh para ahli farmasi. Namun demikian, penggunaan daun gedi, baik sebagai sayuran
dalam bubur manado, maupun dengan cara merebus dan meminum airnya, tetap bisa
dilakukan secara teratur. Sayur (daun) gedi ternyata dipercaya memiliki khasiat obat
antara lain untuk menyembuhkan asam urat, darah tinggi, susah buang air besar,
maag, dan lain-lain. Bahkan bagi ibu hamil, sayur ini sangat disarankan untuk
memperlancar kelahiran anak.
Pemanfaatan daun gedi sebenarnya tidak hanya sebatas dilakukan oleh
masyarakat Manado, melainkan juga oleh orang Filipina, Taiwan, China, Korea, dan
Jepang. Di negara-negara ini, daun gedi bukan hanya dimanfaatkan sebagai campuran
bubur, melainkan sebagai sayuran biasa, serta bahan obat tradisional.
4. Hibiscus similis
Nama umum
Indonesia : Waru gunung
(Sunda), Waru gombong (Jawa
Tengah), Baru kneucneu
(Madura)
Lokasi
Desa Pengulu Kec. Sidayu Kab.
Gresik (depan SMPN 3 Sidayu)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus similis
Deskripsi Tumbuhan
Habitus Pohon, tinggi ± 15 m. Batang Berkayu, penampang bulat, coklat
kehitaman.Daun Tunggal, bulat telur, berbulu, bergetah, ujung runcing, tepi bergerigi,
pangkal rompang, daun panjang 15-25 cm, lebar 10-15 cm, pertuiangan menyirip,
hijau pucat. Bunga Tunggal di ketiak daun, daun kelopak sepuluh, tangkai benang
sari berlekalan, kepala sari kuning, kepala putik coklat kehitaman, mahkota bentuk
corong panjang 5-7 cm, kuning keunguan. Buah Bulat telur, berbulu, diameter ± 3
cm, berruang lima,masih muda hijau setelah tua hitam. Biji Kecil, berambut, coklat
muda. Akar Tunggang, coklat kehitaman.
Kandungan Kimia
Bunga dan daun Hibiscus similis mengandung saponin, tanin dan flavonoida.
Di samping itu daunnya juga mengandung alkaloida.
Kegunaan dan Khasiat
Di Jawa jarang terdapat liar, tetapi banyak ditanam dipinggir jalan dan
halaman. Serat kulit pohon ini dapat dibuat tambang. Daun jenis waru ini di bagian
bawah dekat tulang daun utama terdapat kelenjar yang mengeluarkan cairan manis
yang menyebabkan semut berdatangan.
Bunga Hibiscus similis berkhasiat sebagai obat batuk.
Untuk obat batuk dipakai ± 4 gram bunga segar Hibiscus similis, ditumbuk
sampai lumat, diseduh dengan 1/2 gelas air matang panas, kemudian diperas
dan disaring. Hasi! saringan diminum sekaligus.
5. Hibiscus rosa-sinensis
Nama umum
Indonesia:Kembang sepatu,
wora-wari, waribang
Pilipina: Gumamela
Inggris:Chinese Hibiscus, shoe
flower.
Lokasi
Jalan Gombong Universitas Negeri Malang.
Kompleks Fakultas Teknik UM
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosa-sinensis L.
Deskripsi Tumbuhan
Asal tanaman diduga berasal dari kawasan Asia Timur, dan termasuk kelompok
tumbuhan tropik dan sub tropik. Tinggi pohon bisa mencapai 4 meter, tegak dan
banyak cabang. Daunnya berwarna hijau gelap, dengan bagian permukaan yang
mengkilat dan tepi daun yang bergerigi. Bunganya mempunyai diameter kurang
lebih 10 cm dengan warna mahkota bunga yang berwarna warni, yaitu merah, putih
dan oranye.
Kandungan Kimia
Senyawa berkhasiat yang terkandung di dalam tanaman kembang sepatu antara lain
senyawa golongan sterol, seperti stigmasterol, kampesterol dan beta sitosterol. Juga
ada asam tartrat, asam sitrat dan asam oksalat, flavonoid dan glikosida flavonoid.
Kegunaan dan Khasiat
- Sebagai tanaman hias
- Kosmetik
untuk menumbuhkan rambut dan perawatan kesehatan kulit kepala, dapat membantu
menghitamkan rambut, mengatasi kerontokan rambut dan mencegah atau mengobati
ketombe.
- Kesehatan Reproduksi
Daun, akar dan bunga tanaman kembang sepatu digunakan untuk mengatasi berbagai
gangguan proses menstruasi. Juga dikenal berkhasiat untuk menjaga kelancaran atau
keteraturan siklus haid, mengendalikan pengeluaran darah secara berlebihan dan
mengobati berbagai gangguan yang berhubungan dengan siklus haid. Bunga sepatu
juga dapat bermanfaat sebagai alat kontrasepsi.
- Penyembuh Luka
Daun dan bunga sepatu mempunyai khasiat antiseptik. Sehingga dapat digunakan
untuk membantu mempercepat proses penyembuhan luka.
- Mengatasi Flu
Rebusan bunga, daun atau akar kembang sepatu bisa mengatasi gangguan napas pada
keadaan flu, misalnya batuk, juga gangguan asma dan bronchitis. Cara lain yang
sering dilakukan, juga untuk tujuan mengatasi gangguan pernapasan adalah
menghirup uap rebusan bunga atau menggunakannya untuk berendam.
6. Hibiscus sabdariffa
Sinonim : Hibiscus digitatus Cav.
Nama umum
Lokasi
Kebun Biologi Universitas Negeri Malang
Jalan Simpang Bogor Malang
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus sabdariffa L.
Deskripsi Tumbuhan
Merupakan herba tegak, satu tahunan, tinggi mencapai 5 m. Batang
membulat, keseluruhan hijau, hijau dengan noda merah, hijau dengan bercak merah
atau seluruhnya merah. Daun berseling, polymorphic; stipula bentuk benang, panjang
Indonesia: Rosela, perambos, gamet walanda
(Sunda), kasturi roriha (Ternate)
Inggris: Roselle, red sorrel
Cina: luo shen kui, luo shen hua
5-13 mm; panjang tangkai daun 0.3-12 cm, hijau hingga merah; helaian daun 2-15 cm
x 2-15 cm, pangkal daun meruncing hingga mengerucut, tepi daun beringgit, pangkal
daun tumpul hingga meruncing, semi gundul hingga berambut dengan rambut
sederhana, ibu tulang daun dengan banyak kelenjar mucilaginous pada permukaan
bawahnya. Bunga soliter, aksiler, biseksual, berbagi 5; panjang pedicel 5-20 mm,
calyx persistent, menggenta, bercuping 5, cuping triangular hingga bulat telur, pada
buah panjang mencapai 2.2 cm, seperti kulit dan berbulu rata (cv. group Altissima)
atau berdaging dan gundul (cv. group Sabdariffa), nektar inconspicuous, hijau, merah
atau keputihan, mahkota bentuk bell dengan 5 petala bebas, petala bulat telur terbalik
yang asimetrik, 3 cm x 2 cm, pangkal dngkal, berdaging, ujung membulat, gundul
hingga berambut, berwarna kuning atau kuning dengan merah pada bagian tengah
dalam; benang sari tersusun dalam kolom sepanjang 7-20 mm long, kekuningan-
hijau hingga merah muda atau merah, panjang filamen 1 mm; pistil dengan superior,
oyarium bulat telur hingga membulat, diameter 4-6 mm, berambut sutra yang lebat,
stilus dalam kolom staminal, bercabang 5, berambut, stigma berwarna merah atau
kuning. Buah kapsul, bulat telur, 13-22 mm x 11-20 mm, tiap buah berisi 30-40 biji.
Biji subreniform, 3-5 mm x 2-4 mm, coklat kemerahan dengan banyak titik - titik
kecil coklat kekuningan, hilum coklat kemerahan.
Kandungan Kimia
Ekstrak serat dari kulit kayu Rosela mempunyai kegunaan yang sama dengan
rami (Corchorus spp.), yaitu untuk tas goni dan pakaian hessian.
Dalam 100 gr bunga Rosella mempunyai kandungan zat-zat kimia sebagai berikut:
Kalori 49 kal, H2O 84,5 %, Protein 1,9 gr, Fats 0,1 gr, Karbohidrat12,3 gr, Fiber 1,2
gr, Kalsium 0,0172 gr, Phospor 0,57 gr, Besi 0,029gr, B-karotene 3 gr, Asam
askorbat 0,14 gr. Sedangkan untuk bunga kering terdiri dari 3 % campuran asam sitrat
dan anthocyanins gossipeptin 9 hydroxyflavone) dan 0,004,00,0005 %.
Kegunaan dan Khasiat
- Sebagai tanaman hias
- Tanaman rosela (Hibiscus sabdariffa) yang dulu hanya ditanam sebagai penghasil
serat dan mulai ditinggalkan, kini kembali populer. Tanaman ini kini banyak
dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman. Dalam pengolahannya,
kelopak bunga rosela bisa dibuat sari buah, teh herbal, sirup, selai, campuran
salad, puding, asinan, dan aneka minuman segar. Sebagai obat tradisional, rosela
berkhasiat sebagai antiseptik, aprodisiak, diuretik, pelarut, sedativ, dan tonik.
Sehingga bisa membantu berbagai macam penyakit seperti hipertensi, kecanduan
narkoba, dan kanker.
Manfaat Bunga Rosella: menurunkan asam urat, bersifat penetral racun, menurunkan
hipertensi, menurunkan kadar gula, menurunkan kolesterol, memperbaiki
metabolisme, mencerdaskan otak, melangsingkan tubuh, mencegah kanker,
meredakan batuk kronis, menurunkan suhu badan, menyehatkan mata, mengurangi
kecanduan narkkoba, maag menahun, menambah gairah sex, dll.
7. Hibiscus cannabinus
Sinonim
Hibiscus sabdariffa L. var. d
(1753)
Hibiscus sabdariffa L.
subsp. cannabinus (L.) G.
Panigrahi & S.K. Murti
(1989).
Nama Umum
Indonesia: Rami Jawa
Inggris: Kenaf
Lokasi
Desa Srowo Kec. Sidayu Kab. Gresik
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus cannabinus L.
Deskripsi
Merupakan herba tegak, satu tahunan, tinggi tumbuhan liar mencapai 2 m,
jika ditanam mencapai 5 m. Batang pipih, silindris, pada tanaman budidaya tidak
bercabang dan gundul, pigmentasi seluruhnya hijau, hijau dengan merah atau ungu
ataupun seluruhnya merah, kadang separo dibawah hijau dan separo diatas
berpigmentasi. Daun berseling, stipula filiform, panjang 5-8 mm, berambut, panjang
tangkai daun 3-30 cm, pada bagian adaksial berambut rata dan pada bagian abaksial
berbulu tegak, berwarna hijau hingga merah; helaian daun berukuran 1-19 cm x 0.1-
20 cm, pangkal daun meruncing sampai bentuk jantung, tepi beringgit atau bergigi,
ujung daun meruncing, permukaan atas gundul, permukaan bawah berambut
sepanjang urat daun. Bunga axiler, soliter atau kadang berkelompok dekat ujung,
biseksual, diameter 7.5-10 cm; kelopak menggenta, berwarna hijau, berbulu tegak,
mahkota besar dan terlihat, biasanya berwarna krem hingga kuning dengan merah
pada pangkal dalamnya, terkadang biru atau ungu. Buah bulat telur, tipe kapsul, 12-
20 mm x 11-15 mm, berambut lebat, mengandung 20-25(-35) biji. Biji bentuk ginjal
hingga triangular dengan sudut runcing, 3-4 mm x 2-3 mm, berwarna keabuan atau
coklat-hitam dengan titik kuning menyala.
Kajian Etnobotani
Serat kenaf yang kering, digunakan dalam pembuatan tekstil kasar seperti,
pakaian hessian dan karung untuk mengemas komoditas pertanian dan industri, juga
dibuat menjadi benang, tambang dan benang sepatu. Bijinya dapat dimakan dan dapat
digunakan sebagai pupuk alami.
8. Urena lobata
Nama umum
Indonesia: Pungpulutan,
Pungpurutan (Sunda), Pulutan
(Jawa), Pungpulutan, pungpulutan
awewe, pungpurutan (Sunda);
legetan, pulutan pulutan kebo,
pulutan sapi (jawa); Polot
(Madura), Kapuhak, kaporata
(Sumba), Bejak, kakamomoko,
kokomomoko (Halmahera), Taba
toko (Ternate)
Inggris : Caesarweed
Pilipina: Dalupang
China: Di tao hum
Lokasi
Desa Pengulu Kec. Sidayu Kab. Gresik
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Dilleniidae
Ordo: Malvales
Famili: Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Genus: Urena
Spesies: Urena lobata L.
Deskripsi Tumbuhan
Perawakan tegak, semak m 0,6-2,5 bercabang tinggi. Sangat variabel dan
lebih atau kurang berbulu. Batang sering dengan cabang kemerahan. Daun: pucat di
bawah, ovate untuk suborbicular, 3 sampai 9 cm, berbentuk hati di dasar, lebih atau
kurang bergigi atau agak lobed atau miring, lobus tidak melebihi melampaui tengah
daun dan sinus yang biasanya luas dan akut. Bunga: merah muda atau keunguan,
sekitar 1,7 mm dan ditanggung sendiri-sendiri dalam axil daun, atau agak di malai.
Kelopak 5, bebas di atas, bawaan bawah dan adnate ke tabung staminal; memotong
tabung staminal atau teliti bergigi, kepala sari banyak, Ovarium 5-bersel, cabang
stigma 10. Buah: bulat oleh diratakan dan sekitar 7 mm, dengan 5 karpel ditutupi
dengan pendek, duri berduri.
Kajian Etnobotani
Masyarakat Dayak menggunakan daun mudanya untuk pupur, sedangkan akarnya
direndam dalam air panas dan diminum digunakan sebagai obat sakit kepala. Akarnya
juga digunakan untuk mengobati panas influenza, malaria, rheumatic persendian,
keputihan, radang tonsil, kencing keruh, diare, disentri, bengkak, muntah darah,
gangguan pencernaan, gondok, luka berdarah, tulang patah, bisul, payudara bengkak,
dan luka karena gigitan ular.
Kandungan Kimia
Rasa manis, tawar, sejuk, penurun panas, anti radang, anti-rematik. Batang dan
daunnya mengandung zat lendir, biji mengandung 13-14% lemak.Telah diteliti
fitokimia akar pungpulutan (Urena lobata L., Malvaceae). Hasil penapisan fitokimia
menunjukkan adanya senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tanin katekat, saponin,
kumarin, dan steroid/triterpenoid.
Khasiat dan Kegunaan
Panas influenza, radang tonsil (Tonsilitis), malaria, Reumatik; Keputihan, Bengkak, Muntah
darah, Sukar melahirkan, Bisul, Luka berdarah, tulang patah, payudara bengkak, gigitan ular.
Akar:
- Panas influenza, radang tonsil (Tonsillitis), malaria.
- Rheumatik persendian.
- Keputihan, kencing keruh.
- Disentri, diare, gangguan pencernaan (indigestion).
- Bengkak (edema), muntah darah (hematemesis), kesukaran
melahirkan (partus).
- Gondok (goitre).
- Bisul, luka berdarah, tulang patah (frakture), payudara
bengkak (mastitis), gigitan ular.
PEMAKAIAN:
30 - 60 gr akar segar atau 15 - 30 gr akar kering direbus, minum.
PEMAKAIAN LUAR:
Seluruh tanaman segar dilumatkan, tempel ke tempat yang sakit.
1. Influenza: 24 gr akar direbus, minum.
2. Disentri, diare, rheumatic: 30 - 60 gr akar kering direbus, minum.
3. Keputihan, kencing keruh: 30 - 60 gr akar segar direbus, minum.
4. Bengkak karena nephritis: 30-60 gr akar segar ditambah air secukupnya, rebus sampai
mendidih, diminum sehari 2 kali.
5. Koreng berdarah, bisul ditempeli bunga pulutan.
9. Hibiscus tiliaceus
Lokasi
Desa Mriyunan Kec. Sidayu Kab. Gresik (Alon-
Alon Sidayu)
Tumbuhan ini asli dari daerah tropika di Pasifik barat namun sekarang tersebar luas di
seluruh wilayah Pasifik dan dikenal dengan berbagai nama:
hau (bahasa Hawaii), purau (bahasa Tahiti), beach Hibiscus, Tewalpin, Sea Hibiscus,
atau Coastal Cottonwood dalam bahasa Inggris.
Di Indonesia tumbuhan ini memiliki banyak nama seperti: baru (Gayo, Belitung,
Md., Mak., Sumba, Hal.); baru dowongi (Ternate, Tidore); waru (Sd., Jw., Bal., Bug.,
Flores); haru, halu, faru, fanu (aneka bahasa di Maluku); dan lain-lain.
Klasifikasi
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus tiliaceus
Deskripsi
Pohon kecil, tinggi 5–15 m. Di tanah yang subur tumbuh lebih lurus dan dengan tajuk
yang lebih sempit daripada di tanah gersang. Daun bertangkai, bundar atau bundar
telur bentuk jantung dengan tepi rata, garis tengah hingga 19 cm; bertulang daun
menjari, sebagian tulang daun utama dengan kelenjar pada pangkalnya di sisi bawah
daun; sisi bawah berambut abu-abu rapat. Daun penumpu bundar telur memanjang,
2,5 cm, meninggalkan bekas berupa cincin di ujung ranting. Bunga berdiri sendiri
atau dalam tandan berisi 2–5 kuntum. Daun kelopak tambahan bertaju 8–11, lebih
dari separohnya berlekatan. Kelopak sepanjang 2,5 cm, bercangap 5. Daun mahkota
bentuk kipas, berkuku pendek dan lebar, 5–7,5 cm, kuning, jingga, dan akhirnya
kemerah-merahan, dengan noda ungu pada pangkalnya. Buah kotak bentuk telur,
berparuh pendek, beruang 5 tak sempurna, membuka dengan 5 katup.
Kandungan Kimia
Kajian Etnobotani
Kayu terasnya agak ringan, cukup padat, berstruktur cukup halus, dan tak
begitu keras; kelabu kebiruan, semu ungu atau coklat keunguan, atau kehijau-hijauan.
Liat dan awet bertahan dalam tanah, kayu waru ini biasa digunakan sebagai bahan
bangunan atau perahu, roda pedati, gagang perkakas, ukiran, serta kayu bakar. Dari
kulit batangnya, setelah direndam dan dipukul-pukul, dapat diperoleh serat yang
disebut lulup waru. Serat ini sangat baik untuk dijadikan tali.
Daunnya dapat dijadikan pakan ternak, atau yang muda, dapat pula dijadikan
sayuran. Daun yang diremas dan dilayukan digunakan untuk mempercepat
pematangan bisul. Daun muda yang diremas digunakan sebagai bahan penyubur
rambut. Daun muda yang direbus dengan gula batu dimanfaatkan untuk melarutkan
(mengencerkan) dahak pada sakit batuk yang agak berat. Kuncup daunnya digunakan
untuk mengobati berak darah dan berlendir pada anak-anak. Daunnya juga digunakan
sebagai pembungkus ikan segar oleh pedagang di pasar dan pedagang ikan keliling.
Bunga waru dapat dijadikan jam biologi. Bunganya mekar di pagi hari dengan
mahkota berwarna kuning. Di siang hari warnanya berubah jingga dan sore hari
menjadi merah, sebelum akhirnya gugur. Legenda masyarakat penghuni Pulau Jawa
menyatakan, kuntilanak menyukai pohon waru yang tumbuh miring (waru doyong)
sebagai tempat bersemayamnya.
10. Gossypium sp.
11. Passiflora quadrangularis
12. Passiflora foetida
13. Passiflora edulis
14. Abutilon sp.
15. Adenia sp.
DAFTAR RUJUKAN
Febrian.2012. Manfaat Tumbuhan (online)
http://febrianysoamole.wordpress.com/?s=daun+gedi (diakses pada tanggal 01
Oktober 2012)
Huriyah,Thalita.2010. Kandungan Kimia Pada Teh (Camellia Sinensis
Var. Assamica) (online)
http://muslimahsakura90.wordpress.com/2010/03/24/kandungan-kimia-pada-
teh-camellia-sinensis-var-assamica/ (diakses pada tanggal 01 Oktober 2012)
J. Kloppenburgh – Versteegh, Tanaman Berkhasiat Indonesia Volume I, Alih Bahasa
dan Saduran : drh.J.Soegiri, Prof.Dr.drh.Nawangsari, IPB Press, 2006
Plantamor.2008.Situs Dunia Tumbuhan (online)
http://www.plantamor.com/index.php (diakses pada tanggal 30 September
2012)
Sem.2012. Khasiat Besar Daun Gedi (online)
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/alternative-medicine/2289688-
khasiat-besar-daun-gedi/#ixzz28HYUw6L2 (diakses pada tanggal 01 Oktober
2012)
Viody.2007. Rosella (online)
http://asihmtq.blogspot.com/2007/12/bunga-rosella.html (diakses pada tanggal
30 September 2012)