29
TEORI EVOLUSI DAN ATEISME Diajukan sebagai syarat mengikuti Tafiq III Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam Oleh : Ismail Fajar Romdhon NPA : 00.1480

Teori Evolusi Dan Ateisme

Embed Size (px)

DESCRIPTION

“Some years ago, the story came to us in Toronto about man who was in the merchant marine and made his living on the sea. A muslim gave him a translation of the Qur’an to read. The merchant marine knew nothing about the history of Islam but was interested in reading the Qur’an. When he finished reading it, he brought it back to the muslim and and asked: “This Muhammad, was a sailor?”. He was impressed at how accurately the Quran describes a strom on a sea. When he was told: “No, as a matter of fact, Muhammad lived in the dessert”. That was enough for him. He embraced Islam on the spot.

Citation preview

Page 1: Teori Evolusi Dan Ateisme

TEORI EVOLUSI DAN ATEISME

Diajukan sebagai syarat mengikuti Tafiq III

Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam

Oleh : Ismail Fajar Romdhon

NPA : 00.1480

Ma’had Usman Bin Affan

Jakarta, 21-25 April 2011

Page 2: Teori Evolusi Dan Ateisme

TEORI EVOLUSI DAN ATEISME1

Oleh: Ismail Fajar Romdhon2

1. Pendahuluan

“Some years ago, the story came to us in Toronto about man who

was in the merchant marine and made his living on the sea. A muslim gave

him a translation of the Qur’an to read. The merchant marine knew

nothing about the history of Islam but was interested in reading the

Qur’an. When he finished reading it, he brought it back to the muslim and

and asked: “This Muhammad, was a sailor?”. He was impressed at how

accurately the Quran describes a strom on a sea. When he was told: “No,

as a matter of fact, Muhammad lived in the dessert”. That was enough for

him. He embraced Islam on the spot.3

Cerita di atas adalah salah satu contoh bukti ilmiah yang terdapat dalam

Al-Qur’an. Seorang pelaut yang non muslim mengira bahwa Nabi Muhammad

SAW. Adalah seorang pelaut melalui Al-Qur’an yang dibacanya, yaitu:

و�ج� ه م��� و�ج� من� ف�و�ق�� اه� م��� �غ�ش��� �ج�ي� ي �ح�ر� ل �م�ات� في ب �ظ�ل و� ك� أ

ج� ر� �خ��� ذ�ا أ �ع�ض� إ و�ق� ب ه�ا ف��� �ع�ض��� ات� ب �م��� ح�اب� ظ�ل من� ف�و�قه س�ه� من� ا ف�م�ا ل��� �ور0 �ه� ن 3ه� ل �ج�ع�ل الل �م� ي اه�ا و�م�ن� ل �ر� �د� ي �ك �م� ي �د�ه� ل ي

�ور� ن

“Atau (keadaan orang-orang kafir) seperti gelap gulita di lautan yang dalam,

yang diliputi oleh gelombang demi gelombang, di atasnya ada (lagi) awan gelap.

Itulah gelap gulita yang berlapis-lapis. Apabila dia mengeluarkan tangannya

hampir tidak dapat melihatnya. Barangsiapa tidak diberi cahaya (petunjuk) oleh

Allah, maka dia tidak mempunyai cahaya sedikit pun.”4

1 Makalah disampaikan sebagai syarat untuk mengikuti Tafiq III di Jakarta 21-25 April 20112Penulis adalah Wakil Bendahara PP. Pemuda Persis Masa Jihad 2010-20153 Dikutip dari Dr. Gary Miller, The Amazing Quran. www.islamhouse.com4Q.S. An-Nur:40

1

Page 3: Teori Evolusi Dan Ateisme

Dia melihat gambaran badai yang diterangkan Al-Qur’an sangat nyata dan sesuai

dengan apa yang pernah dialaminya di tengah lautan. Gambaran sempurna tentang

badai yang diterangkan Al-Qur’an itu memaksa akalnya untuk menerima Islam

pada saat itu juga. Bagaimana mungkin seorang Muhammad yang lahir dan hidup

di daerah gurun pasir dapat memvisualisasikan proses badai yang terjadi di tengah

lautan dengan sangat detil. "...seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang

diliputi oleh gelombang demi gelombang, di atasnya ada (lagi) awan gelap....”.

Suatu hal yang wajar jika gambaran badai itu diterangkan oleh seorang

pelaut atau oleh orang yang pernah menghadapi badai di tengah laut. Tapi

Muhammad, bukanlah seorang pelaut melainkan hanya seorang Quraisy yang

hidup jauh dari lautan. Sehingga kemudian hidayah taufiq itu turun dan menerangi

akalnya yang membuat dia menyadari akan kebenaran Risalah dan Islam yang

dibawa oleh Nabi Muhammad.

Allah telah menciptakan manusia dengan akalnya yang sempurna serta

panca indra untuk dapat menjangkau dan memahami apa yang ada di sekitarnya.

Dan semua itu tidak ada tujuan lain, melainkan untuk menunjukkan sifat wujud

Allah SWT. Tetapi manusia akan kesulitan untuk memahami keberadaan Allah itu

dengan sendirinya. Ia memerlukan seorang guide yang membimbing dan

mengarahkannya kepada Al-Yaqin . Maka dari itulah Allah mengutus seorang

Rasul, sebagaimana firman-Nya:

� وا ب��� �ن ت ه� و�اج� � الل��3 د�وا ن اع�ب���� 0 أ وال س��� م3ة� ر3

� �ل� أ �ا في ك �ن �ع�ث �ق�د� ب و�له �ي��� �ه�م م3ن� ح�ق3ت� ع�ل ه� و�من د�ى الل��3 �ه�م م3ن� ه��� الط3اغ�وت� ف�منة� ان� ع�اقب��� ف� ك��� �ي��� � ك وا انظ�ر� ر�ض ف���

� � في األ وا ير� �ة� ف�س الض3اللين� �ذ�ب �م�ك ال

Dan sungguh, Kami telah Mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk

menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah thaghut.” kemudian di antara

mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam

2

Page 4: Teori Evolusi Dan Ateisme

kesesatan. Maka berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana

kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul). 5

Akan tetapi manusia dengan akal yang telah diberikannya juga berupaya

untuk menjadikannya Tuhan dan meniadakan Tuhan yang sebenarnya yang wajib

untuk disembah. Padahal pada hakekatnya logika berfikir seperti itu sangat

bertentangan dengan standar keilmuan yang mereka buat sendiri.

Masalah ketuhanan dan keraguan manusia tentang eksistensi Allah sebagai

Tuhan semua manusia sudah terjadi semenjak zaman Mesir kuno dengan Fir’aun

sebagi figur sentral yang menolak da’wah Nabi Musa untuk menyembah kepada

Tuhan Yang Satu yaitu Allah SWT. Dengan yakin dan percaya diri Fir’aun tidak

hanya meniadakan Allah tetapi sekaligus mendeklarasikan dirinya sebagai

seseorang yang berhak untuk disembah dan dipatuhi tanpa terkecuali.

Dalam terminologi modern pandangan yang tidak mempercayai dan

mengakui keberadaan Tuhan disebut dengan atheis.Istilah ateisme berasal dari

Bahasa Yunani ἄθεος (atheos), yang secara peyoratif digunakan untuk merujuk

pada siapapun yang kepercayaannya bertentangan dengan agama/kepercayaan

yang sudah mapan di lingkungannya. 6

Dengan menyebarnya pemikiran bebas, skeptisisme ilmiah, dan kritik

terhadap agama, istilah ateis mulai dispesifikasi untuk merujuk kepada mereka

yang tidak percaya kepada tuhan. Atheisme terbagi menjadi dua, yang pertama

adalah ateisme teoritis yang merupakan pandangan yang menolak dengan tegas

keberadaan Tuhan serta menentang orang-orang yang menyembah Tuhan. Jenis

ateisme yang kedua adalah ateisme praktis yang mengakui bahwa eksistensi

Tuhan tidak dapat disangkal. Hanya saja faham ini menganggap bahwa Tuhan

tidak berdaya dan tidak dapat berkuasa atas manusia dan alam. Faham ini

menerima wujud Tuhan tapi menolak sifat qudroh-Nya.

5 Q.S. An-Nahl:366Wikipedia.com diambil pada tanggal 18 April 2011tersedia [online] http://id.wikipedia.org/wiki/Atheisme

3

Page 5: Teori Evolusi Dan Ateisme

Ketidakjelasan dan ke-simpangsiur-an konsep ateis ini disebabkan oleh

proses kelahiran faham ini yang tidak memiliki konsep yang jelas.

Ditambahpaham kebebasan bagi para pemeluknya merangsang terjadinya inovasi

dan inklusif terhadap semua jenis faham ateis.

Orang yang pertama kali mengaku sebagai "ateis" muncul pada abad ke-

18. Pada zaman sekarang, sekitar 2,3% populasi dunia mengaku sebagai ateis,

manakala 11,9% mengaku sebagai non-ateis. Sekitar 65% orang Jepang mengaku

sebagai ateis, agnostik, ataupun orang yang tak beragama; dan sekitar 48%-nya di

Rusia. Persentase komunitas tersebut di Uni Eropa berkisar antara 6% (Italia)

sampai dengan 85% (Swedia). Data ini ibarat fenomena gunung es, karena dari

beberapa survei yang dilakukan, banyak responden yang menyembunyikan

identitas ke-atheisan-nya karena menghindati stigma negatif dari masyarakat atau

juga konsekuensi hukum dari negara tempat dia tinggal.7

2. Paradigma Ilmu Pengetahuan Modern

Kemajuan ilmu pengetahuan modern (baca:Barat) telah menguasai semua

disiplin ilmu pasti maupun ilmu terapan. Hal ini karena prinsip “aku berfikir maka

aku ada” (cogito ergo sum) yang dicetuskan oleh René Descartespada abad ke -17

telah menginspirasi ilmuwan-ilmuwan Barat untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan yang berlandaskan filsafat materialisme. Prinsip ini menekankan

bahwa kebenaran yang dapat diterima adalah kebenaran yang telah diuji oleh akal

manusia dan dapat dibuktikan secara empiris.Pendapat ini kemudian diteruskan

oleh para ilmuwan lain seperti Immanuel Kant, Sigmund Freud dan Charles

Darwin.8Epistemologi Barat modern-sekular juga melahirkan faham ateisme.

Akibatnya, paham ateisme, menjadi fenomena umum dalam berbagai disiplin

keilmuan, seperti filsafat, teologi Yahudi-Kristen, sains, sosiologi, psikologi,

politik, ekonomi, dan lain-lain.9

7 Ibid8 Adnin Armas dalam makalahnya Westerenisasi dan Islamisasi Ilmu9Ibid

4

Page 6: Teori Evolusi Dan Ateisme

AdalahImmanuel Kant seorang filosuf Jerman yang tidak mengakui

kebenaran metafisika. Baginya pengetahuan adalah suatu kepastian sementara

metafisik adalah suatu kemustahilan karena tidak dapat dijangkau oleh panca

indra. Menurut Kant, pernyataan-pernyataan metafisis tidak memiliki nilai

epistemologis (metaphysicial assertions are without epistemological value)10.

Dalam bukuKritik der Reinen Vernunft, ia “membatasi pengetahuan

manusia”. Atau dengan kata lain “apa yang bisa diketahui manusia.” Ia

menyatakan ini dengan memberikan tiga pertanyaan: Apakah yang bisa

kuketahui?,Apakah yang harus kulakukan?Apakah yang bisa kuharapkan?.

Pertanyaan ini dijawab sebagai berikut:Apa-apa yang bisa diketahui manusia

hanyalah yang dipersepsi dengan panca indra. Lain daripada itu merupakan “ilusi”

saja, hanyalah ide.11

Tidakberbedadengan Kant, Sigmund Freud pun memahami agama

sebagaiilusi yang berdasarkepadakebutuhanemosianakuntukmemilikikekuatan

(regarded the monotheistic god as an illusion based upon the infantile emotional

need for a powerful). Freud menganggap bahwa Tuhan yang disembah manusia

merupakan ilusi yang lahir dari desakan basic needs manusia untuk mencari

perlindungan. Ibaratnya seorang anak yang membutuhkan bapaknya untuk dapat

melindungi dan menjaganya dari semua mara bahaya.

Sementara Karl Mark menganggap bahwa agama itu adalah candu

masyarakat. Bagi Mark, agama adalah penyebab degradasi peradaban manusia.

agama menyebabkan manusia stagnan dan statis. Manusia banyak yang bertindak

irasional karena agama yang dianutnya. Tuhan yang digambarkanserba bisa dan

berkuasa atas manusia tidak dapat difahami oleh Mark. Baginya ketiadaan agama

dan Tuhan dapat membantu membebaskan manusia dari sekat dan ikatan yang

bersifat sakral dan irasional.

10 Ibid11Wikipedia.com, diambil pada Tanggal 19 April 2011 tersedia [online] http://id.wikipedia.org/wiki/Immanuel_Kant

5

Page 7: Teori Evolusi Dan Ateisme

Karl Mark juga sangat memuja Charles Darwin dalam bidang sains yang

menyebutkan bahwa Tuhan tidak berperan dalam proses munculnya alam

semesta. Teori Darwin menekankan bahwa semua benda dan spesies makhluk

hidup berkembang dan bertahan hidup serta menyesuaikan dirinya dengan

lingkungannya. Dengan demikian, teori Darwin menghapus peran Tuhan sebagai

Pencipta alam semseta. Teori ini jelas sangat mendukung filsafat materialisme

yang mengajarkan bahwa tidak ada sesuatu pun selain materi dan materi adalah

esensi dari segala sesuatu, baik yang hidup maupun tak hidup. Berawal dari

pemikiran ini, materialisme mengingkari keberadaan Sang Maha Pencipta, yaitu

Allah. Dengan mereduksi segala sesuatu ke tingkat materi, teori ini mengubah

manusia menjadi makhluk yang hanya berorientasi kepada materi dan berpaling

dari nilai-nilai moral. Ini adalah awal dari bencana besar yang akan menimpa

hidup manusia.12

Semua ilmuwan Barat ini dengan latar belakang keilmuwan yang berbeda-

beda, yaitu latar belakang filsafat, sains, psikologi dan sosilogi satu kata dalam

memahami metafisika. Bahwa hal yang dapat dipertanggungjawabkan secara

empirislah yang memiliki nilai kebenaran. Segala sesuatu yang dapat dijangkau

oleh panca indra yang bisa dipercaya. Sementara agama dan Tuhan hanyalah

ciptaan manusia.

Faham ini akan relevan bila ditujukan kepada agama ahli kitab dan agama

pagan. Karena agama-agama tersebut lahir dan tumbuh dari hasil pemikiran

manusia yang mengandung banyak kontradiksi di dalamnya. Berbeda dengan

Islam yang secara tegas mengajukan challenge kepada para pengingkarnya untuk

dapat menciptakan ayat-ayat yang serupa dengan ayat-ayat yang terkandung

dalam Al-Qur’an. Firman Allah SWT.:

ة� ور� س��� �وا ب ت� أ �ا ف��� دن ا ع�ل�ى ع�ب��� �ن��� ل �ز3 �ب� مم3ا ن ي �م� في ر� �ت �ن ن� ك و�إ

�م� �ت �ن ن� ك ه إ �م� من� د�ون الل���3 ه�د�اء�ك وا ش���� ه و�اد�ع���� �ل��� من� مثص�ادقين�

12 Harun Yahya, Keruntuhan Teori Evolusi. Harun Yahya International 2004

6

Page 8: Teori Evolusi Dan Ateisme

Dan jika kamu meragukan (al-Quran) yang Kami Turunkan kepada hamba Kami

(Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-

penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. 13

Imam Ath-Thobari dalam tafsirnya mengatakan bahwa ayat ini merupakan

ihtijaj (argumentasi) bagi Nabi SAW. Dalam menghadapi orang-orang Musyrik,

kaum munafiq dan orang-orang ahli kitab, bahwa jika mereka ragu kepada

kebenaran yang dibawa oleh Muhammad SAW. Ragu terhadap kebenaran Al-

Quran, maka hendaklah mereka mendatangkan hujjah yang menandingi kekuatan

Al-Qur’an. Karena baik kalian maupun orang-orang yang membantu kalian akan

kesulitan dan mustahil dapat membuat satu surat yang menyerupai surat Al-

Qur’an. Dan jika kalian pada akhirnya menyerah, maka deklarasikanlah bahwa

Al-Qur’an bukanlah ciptaan maupun gubahan Muhammad, karena Muhammad

hanyalah manusia biasa seperti halnya kalian. 14

3. Sejarah Lahir Teori Evolusi

Teori evolusi ditemukan oleh naturalis amatir berkebangsaan Inggris

bernama Charles Robert Darwin. Ia tidak pernah menempuh jalur formal di

bidang biologi, tetapi ia memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap alam dan biota

hidup. Hal inilah yang mendorongnya untuk mengikuti sebuah ekspedisi

pelayaran dalam sebuah kapal bernama H.M.S. Beagle sebagai sukarelawan

selama lima tahun.

Dalam perjalanannya Darwin menemukan berbagai spesies burung dengan

bentuk paruh yang berbeda-beda. Ia memiliki kesimpulan bahwa bentuk paruh itu

dihasilkan dari adaptasi burung terhadap lingkungannya. Ia mengira bahwa variasi

pada paruh burung-burung tersebut disebabkan oleh adaptasi mereka terhadap

habitat. Dengan pemikiran ini, ia menduga bahwa asal usul kehidupan dan spesies

berdasar pada konsep "adaptasi terhadap lingkungan". Menurut Darwin, aneka

spesies makhluk hidup tidak diciptakan secara terpisah oleh Tuhan, tetapi berasal

13 Q.S. Al-Baqoroh ayat 2314 Abu Ja’far Ath-Thobari, Jamiul Bayan fi Ta’wilil Qur’an. Al-Maktabah Asy-Syamilah

7

Page 9: Teori Evolusi Dan Ateisme

dari nenek moyang yang sama dan menjadi berbeda satu sama lain akibat kondisi

alam.

Hipotesis Darwin tidak berdasarkan penemuan atau penelitian ilmiah apa

pun; tetapi kemudian ia menjadikannya sebuah teori monumental berkat

dukungan dan dorongan para ahli biologi materialis terkenal pada masanya.

Gagasannya menyatakan bahwa individu-individu yang beradaptasi pada habitat

mereka dengan cara terbaik, akan menurunkan sifat-sifat mereka kepada generasi

berikutnya. Sifat-sifat yang menguntungkan ini lama-kelamaan terakumulasi dan

mengubah suatu individu menjadi spesies yang sama sekali berbeda dengan nenek

moyangnya. (Asal usul "sifat-sifat yang menguntungkan" ini belum diketahui

pada waktu itu.) Menurut Darwin, manusia adalah hasil paling maju dari

mekanisme ini.15

Dalam bukunya The Origin of Species, Darwin sebetulnya sudah

mengungkapkan keraguannya terhadap teori yang ditemukannya. Ia menuliskan

keraguannya itu dalam satu bab Difficulties of Theory. Kesulitan-kesulitan ini

terutama pada catatan fosil dan organ-organ rumit makhluk hidup (misalnya mata)

yang tidak mungkin dijelaskan dengan konsep kebetulan, dan naluri makhluk

hidup. Darwin berharap kesulitan-kesulitan ini akan teratasi oleh penemuan-

penemuan baru; tetapi bagaimanapun ia tetap mengajukan sejumlah penjelasan

yang sangat tidak memadai untuk sebagian kesulitan tersebut.16

Teori evolusi mendapat dukungan dari para ilmuwan lainnya yang

menamakan dirinya neo-Darwinis. Mereka memasukkan konsep mutant kepada

teori evolusi, dengan mengemukakan bukti-bukti adanya penyimpangan genetik

dari nenek moyangnya yang asal. Akan tetapi bukti-bukti mutasi yang ada pada

manusia maupun hewan merupakan proses mutasi yang “merugikan”. Sehingga

selama beberapa dekade mereka melakukan eksperimen tentang mutasi yang

“menguntungkan” yang pada akhirnya mengalami kegagalan dan kebuntuan.

15 Harun Yahya, Ibid 16 Ibid

8

Page 10: Teori Evolusi Dan Ateisme

Teori yang penuh kebohongan ini masih hidup dan diterima oleh para

ilmuwan bukan karena kebenarannya yang empiris. Tetapi lebih kepada

kewajiban ideologis. Seorang ilmuwan akan diterima dan diakui jika dia

mengadopsi teori evolusi sebagai dasar penelitiannya. Bagi para materialis, teori

ini merupakan doktrin yang wajib untuk dilestarikan dan diwariskan, karena akan

menghidupkan filsafat kebendaan yang sudah mendarah daging dan menjadi

kehidupan mereka. Dan yang paling utama tentu saja karena teori ini sesuai

dengan hawa nafsu mereka untuk menjadikan diri mereka sendiri sebagai Tuhan.

Firman Allah SWT.:

0 يال �ه و�ك �ي �ون� ع�ل �ك �نت� ت �ف�أ �ه�ه� ه�و�اه� أ ل 3خ�ذ� إ �ت� م�ن ات �ي أ ر�� أ

Sudahkah engkau (Muhammad) melihat orang yang menjadikan keinginannya

sebagai tuhannya. Apakah engkau akan menjadi pelindungnya?17

4. Dampak Darwinisme Bagi Kehidupan Beragama

Teori evolusi sampai kini masih dianggap sebagai teori yang diakui di

dunia. Hal ini karena telah terjadi indoktrinasi dalam sistem pengajaran di

sekolah-sekolah, terutama dalam mata pelajaran biologi dan sejarah. Secara

terminologis, indoktrinasi berarti sebagai berikut:

Indoktrinasi adalah sebuah proses yang dilakukan berdasarkan satu sistem nilai untuk menanamkan gagasan, sikap, sistem berpikir, perilaku dan kepercayaan tertentu. Praktik ini seringkali dibedakan dari pendidikan karena dalam tindakan ini, orang yang diindoktrinasi diharapkan untuk tidak mempertanyakan atau secara kritis menguji doktrin yang telah mereka pelajari. Instruksi berdasarkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan, khususnya, tak dapat disebut indoktrinasi karena prinsip-prinsip dasar ilmu pengetahuan menuntut evaluasi diri yang kritis dan sikap bertanya yang skeptis terhadap pikiran sendiri.

Indoktrinasi merujuk kepada serangkaian kegiatan yang berbeda-beda, sehingga upaya mencari definisi yang tunggal menjadi sulit. Di bidang psikologi, sosiologi, dan penelitian pendidikan, istilah-istilah yang

17Q.S. Al-Furqon ayat 43

9

Page 11: Teori Evolusi Dan Ateisme

lebih tepat seringkali lebih dipilih, termasuk (namun tak terbatas pada): sosialisasi, propaganda, manipulasi, dan cuci otak.18

Indoktrinasi ini menurut Harun Yahya dapat berdampak negatif pada

perkembangan otak atau bahkan melumpuhkan kemampuannya dalam menilai

sesuatu. Pada akhirnya otak yang terus dicecar pernyataan tentang kebenaran teori

Darwin akan kewalahan dan akhirnya menerima doktrin tersebut.19

Kekhawatiran akan dampak Darwinisme tidak hanya menjadi milik kaum

muslimin saja. Karena Darwinisme telah menghapus keberadaan Tuhan yang

secara tidak langsung menyerang semua umat beragama di dunia dan tidak hanya

Islam.

Victor Bob, seorang staf pengajar di sebuah Gereja di Pekanbaru menulis

dalam blog pribadinya20 sebagai wujud keprihatinannya terhadap dampak

Darwinisme bagi ajaran kristen sebagai berikut:

Sampai saat ini tema evolusi masih tetap di ajarkan di sekolah-sekolah. Meskipun sebagian guru tidak percaya bahwa manusia berasal dari binatang, namun serpihan-serpihan konsep evolusi masih tetap exist di dalam pelajaran berbagai pelajaran di sekolah, terutama dalam pelajaran biologi dan sejarah. Serpihan-serpihan pikiran evolusi ini menjadi penghambat para pelajar untuk sungguh-sungguh beriman kepada Kitab Suci. Di satu sisi mereka percaya bahwa alam semesta dicipta oleh Allah dalam waktu 6 hari. Namun sisi lain mereka percaya bahwa proses terjadinya manusia dan makhluk-lainnya butuh waktu jutaan tahun. Da satu sisi mereka diajarkan untuk percaya sepenuhnya pada Alkitab yang adalah firman Tuhan. Namun sisi lain mereka juga harus menerima pengajaran sekolah yang isinya bertentangan dengan firman Tuhan. Seorang murid saya dengan kebingungan bertanya kepada guru biologinya yang mengajarkan teori evolusi. Dia mempertanyakan perbedaan antara Alkitab dengan pelajaran pelajaran biologi mengenai asal mula manusia. Guru biologi tersebut menjawab, "Kebenaran dalam Alkitab tidak bisa

18 Wikipedia.com diambil tanggal 20 April 2011 tersedia [online] http://id.wikipedia.org/wiki/Indoktrinasi19 Harun Yahya, Keruntuhan Teori Evolusi. Harun Yahya International 200420 Victor Bob,Dampak Darwinisme Bagi Kehidupan, tersedia [online] http://victormordechai.blogspot.com/2009/03/dampak-darwinisme-bagi-kehidupan.html tanggal 20 April 2011

10

Page 12: Teori Evolusi Dan Ateisme

diterapkan di dalam illmu biologi. Ini dua bidang yang berbeda." Dalam benak siswa kebenaran itu telah terkoyak-koyak. Tidak ada kesatuan di dalam kebenaran. Ketika kebenaran sudah saling berkontradiksi maka logika tidak lagi butuhkan.

Memang benar demikian, sekularisme adalah dalil pamungkas bagi para

pendukung Darwinisme. Karena dengan memisahkan ilmu pengetahuan dari

jangkauan firman Tuhan manjadi sebuah kekuatan tersendiri baginya untuk dapat

terus diterima dan mandapat pengakuan dunia secara umum. Hal ini ditegaskan

juga oleh Adnin Armas bahwa ilmu pengetahuan Barat telah memberikan

pengaruh terhadap ajaran kristen dan memasukkan faham sekuler ke dalam

doktrin agamanya. Telah terjadi pergeseran paradigma teologi kristen di mana

para teolog Kristen telah memodifikasi teologi Kristen supaya sesuai dengan

paradigma sains modern yang sekular.21

5. Eksistensi Ateisme di Indonesia

Hukum di Indonesia sudah mengatur sikap hidup beragama bagi

pemeluknya dan tidak memayungi penduduk yang tidak beragama. Karena di

UUD 45 pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi : “Negara berdasar atas Ketuhanan

Yang Maha Esa” dan “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk

memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan

kepercayaannya itu”. Pada pasal ini negara mengatur tentang kebebasan seseorang

untuk menjadi theist dan bukan Atheist. Untuk itu, tidak ada jaminan dari negara

Indonesia terhadap penganut Atheist. Inilah yang menjadi faktor para penganut

Atheist menjadi komunitas yang “underground”.22

Kelompok ateis di Indonesia sendiri sudah mulai memperlihatkan

pengaruh dan eksistensinya di dunia maya. Situs seperti

http://atheisindonesia.blogspot.com/, http://ateisindonesia.wikidot.com/,

http://indonesianatheists.wordpress.com, dan

21 Adnin Armas M.A. ibid22http://tongsampah.dagdigdug.com/2010/06/01/era-kebangkitan-atheist-di-indonesia/ pada tangal 18 April 2011

11

Page 13: Teori Evolusi Dan Ateisme

http://www.sea-atheists.org/indonesia/, merupakan situs dengan konten ateisme

yang masih aktif.

Sementara dalam situs jejaring sosial facebook, kelompok ateis ini

berintegrasi dalam grup adalah “Indonesian Atheist Society” yang memiliki 665

anggota, “Indonesian society of humanits” yang beranggotakan 335 orang, dan

“Indonesian Freethinkers” yang beranggotakan 554 orang. Jumlah ini sudah

mengalami peningkatan walaupun tidak terlalu signifikan dari tahun 2010 yaitu,

“Indonesian Atheist Society” memiliki 465 anggota, “Indonesian Freethinkers”

beranggotakan 431 orang.23

Bila kita melihat perkembangan atheis di negara-negara maju yang lebih

pesat dibandingkan dengan negara-negara berkembang seperti Indonesia, hal ini

disebabkan oleh dukungan kemajuan teknologi informasi yang sudah merata yang

memungkinkan mereka untuk bertemu dan bertukar fikiran di dunia maya tanpa

terlihat atau terpantau secara terbuka oleh orang lain.

Hal ini juga mulai dijajaki oleh komunitas ateis di Indonesia dengan

membentuk Forum Diskusi Ateis Indonesia dengan alamat

http://ateis.multiply.com/journal/item/13/atheis. Dalam forum ini mereka saling

memberi komentar dan mencoba meyakinkan dirinya dan orang-orang yang

sefaham dengannya dengan mengatakan bahwa saya tidak percaya Tuhan dan

saya bahagia, aya tidak percaya mistis, ghaib dan cinta perdamaian.

Tetapi sifat forum ateis yang terbuka ini menjadi ruang bagi para teis

untuk masuk dan memberi komentar. Bahkan lebih dari itu banyak juga yang

berani menentang langsung faham ateis dan mengatakannya sebagai faham yang

“banci” karena tidak memiliki komitmen atas apa yang diyakininya.

Terlepas dari fakta yang terjadi di lapangan seperti dijelaskan di atas,

faham ateis jelas merupakan musuh Islam dan jangan sampai diberi kesempatan

23Data diambilpadatanggal 18 April 2011

12

Page 14: Teori Evolusi Dan Ateisme

untuk terus tumbuh dan berkembang. Untuk itu diperlukan langkah langkah

sistematis sebagai counter attack bagi Darwinisme.

6. Islamisasi Ilmu Pengetahuan

Sebagaimana telah diterangkan di atas bahwa teori evolusi memiliki

dampak yang merusak akal sehat bahkan menghancurkan kehidupan beragama.

Dan tentu saja musuh terbesarnya adalah umat Islam. Oleh karenanya perlu

adanya penanaman nilai-nilai keislaman dalam bidang pendidikan. Darwinisme

adalah produk peradaaban Barat dan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan

modern. Darwinisme juga telah menjadi icon bagi peradaban Barat.

Ismail Raji Al-Faruqi menjelaskan pengertian islamisasi sains sebagai

usaha yaitu memberikan definisi baru, mengatur data-data, memikirkan lagi jalan

pemikiran dan menghubungkan data-data, mengevaluasi kembali kesimpulan-

kesimpulan, memproyeksikan kembali tujuan-tujuan, dan melakukan semua itu

sedemikian rupa sehingga disiplin-disiplin itu memperkaya wawasan Islam dan

bermanfaat bagi cause (cita-cita) Islam. Menurutnya, Islamisasi dibangun di atas

konsep Tauhid, Penciptaan, Kebenaran dan Ilmu Pengetahuan Kehidupan dan

Kemanusiaan.

Sementara menurut Syed Muhammad Naquib al-Attas, islamisasi sains

adalah pembebasan manusia dari tradisi magis, mitologis, animistis, kultur-

nasional (yang bertentangan dengan Islam) dan dari belenggu paham sekuler

terhadap pemikiran dan bahasa. Juga pembebasan dari kontrol dorongan fisiknya

yang cenderung sekuler dan tidak adil terhadap hakikat diri atau jiwanya, sebab

manusia dalam wujud fisiknya cenderung lupa terhadap hakikat dirinya yang

sebenarnya, dan berbuat tidak adil terhadapnya.

Ini bermakna Islamisasi adalah satu proses pembebasan individu dari

pandangan alam tahayul dan sekuler. Justeru itulah kita dapat melihat bagaimana

dalam konteks umat Melayu-Indonesia, proses Islamisasi berlaku dengan

13

Page 15: Teori Evolusi Dan Ateisme

membebaskan mereka dari pandangan hidup animis, Hindu, Budha yang mereka

anut sebelum Islam tiba.

Apabila dipahami secara mendalam, dari berbagai ide Islamisasi sains

yang berkembang saat ini, paling tidak ada lima metode yang dapat didekati.

Kelima metode tersebut senantiasa berkembang dan mempunyai pengikut yaitu

pendekatan konsep Intrumentalistik, Justifikasi, Sakralisasi, Integrasi, dan

Paradigma.

Konsep Islamisasi sains dengan pendekatan instrumentalistik merupakan

suatu konsep yang menganggap ilmu atau sains sebagai alat (instrumen). Bagi

mereka yang berpandangan bahwa sains, terutama teknologi adalah sekedar alat

untuk mencapai tujuan, tidak memperdulikan sifat dari sains itu sendiri. Yang

penting sains tersebut bisa membuahkan tujuan bagi pemakainya. Tokoh metode

ini adalah Jamaluddin al-Afghani, kemudian Muhammad Abduh, Rasyid Ridho,

Sir Sayyid Ahmad Khan.

Islamisasi sains yang paling menarik bagi sebagian ilmuwan dan kalangan

awam adalah Islamisasi sains dengan metode justifikasi. Maksud justifikasi adalah

penemuan ilmiah modern, terutama di bidang ilmu-ilmu alam diberikan justifikasi

(pembenaran) melalui ayat Al-Quran maupun Al-Hadits.

Tokoh yang kerapkali mengemukakan masalah kesesuaian ayat-ayat Al-

Quran dengan penemuan ilmiah modern adalah Maurice Bucaille, dan

mempengaruhi banyak pemikir muslim, di antaranya Harun Yahya.

Konsep Islamisasi sains berikutnya menggunakan pendekatan sakralisasi.

Artinya, sains modern yang sekarang ini bersifat sekular dan jauh dari nilai-nilai

spiritualitas, diarahkan menuju sains mempunyai nilai sakral. Ide ini

dikembangkan pertama kali oleh Seyyed Hossein Nasr. Dilanjutkan oleh murid-

muridnya di antaranya yang paling aktif adalah Osman Bakar.

14

Page 16: Teori Evolusi Dan Ateisme

Dalam sains sakral, iman tidak terpisah dari ilmu dan intelek tidak terpisah

dari iman. Rasio merupakan refleksi dan ekstensi dari Intellek. Ilmu pengetahuan

pada akhirnya terkait dengan Intelek Ilahi dan Bermula dari segala yang sakral.

Nasr menegaskan, Sains Sakral bukan hanya milik ajaran Islam, tetapi dimiliki

juga oleh agama Hindu, Budha, Confucious, Taoisme, Majusi, Yahudi, Kristen

dan Filsafat Yunani klasik.

Ide Islamisasi sains yang paling populer adalah metode integrasi, yaitu

mengintegrasikan sains Barat dengan ilmu-ilmu Islam. Ide Islamisasi ini diusung

oleh Ismail Raji Al-Faruqi. Islamisasi ilmu pengetahuan, kata Al-Faruqi, adalah

solusi terhadap dualisme system pendidikan kaum Muslimin saat ini. Baginya,

dualisme sistem pendidikan harus dihapuskan dan disatukan dengan paradigma

Islam, yaitu tauhid. Paradigma tersebut bukan imitasi dari Barat, bukan juga untuk

semata-mata memenuhi kebutuhan ekonomis dan pragmatis pelajar untuk ilmu

pengetahuan profesional, kemajuan pribadi atau pencapaian materi. Namun,

paradigma tersebut harus diisi dengan sebuah misi, yang tidak lain adalah

menanamkan, menancapkan serta merealisasikan visi Islam dalam ruang dan

waktu.

Konsep Islamisasi sains yang dirasakan paling mendasar dan menyentuh

akar permasalahan sains adalah konsep dengan pendekatan yang berlandaskan

paradigma Islam. Ide Islamisasi sains seperti ini yang disampaikan pertama kali

secara sistematis oleh Al-Attas. Bahkan secara khusus ia menyebut permasalahan

Islamisasi adalah permasalahan mendasar yang bersifat epistemologis.

Islamisasi sains atau ilmu pengetahuan kontemporer secara Paradigma

digagas oleh Syed M. Naquib Al-Attas. Beliau mengemukakan pikirannya tentang

tantangan terbesar yang sedang dihadapi kaum Muslimin adalah sekularisasi ilmu

pengetahuan.

Proses Islamisasi sains itu sendiri dilakukan menurut Al-Attas dengan dua

cara yang saling berhubungan dan sesuai urutan, yaitu pertama ialah melakukan

15

Page 17: Teori Evolusi Dan Ateisme

proses pemisahan elemen-elemen dan konsep-konsep kunci yang membentuk

kebudayaan dan peradaban Barat, dan kedua, memasukan elemen-elemen Islam

dan konsep-konsep kunci ke dalam setiap cabang ilmu pengetahuan masa kini

yang relevan. Jelasnya, ilmu hendaknya diserapkan dengan unsur-unsur dan

konsep utama Islam setelah unsur-unsur dan konsep pokok dikeluarkan dari setiap

ranting.

Islamisasi sains tidak bisa tercapai hanya dengan menempeli

(melabelisasi) sains dan prinsip Islam atas sains sekular. Usaha yang demikian

hanya akan memperburuk keadaan dan tidak ada manfaatnya selama "virus"nya

masih berada dalam tubuh sains itu sendiri sehingga sains yang dihasilkan pun

jadi mengambang, Islam bukan dan sekularpun juga bukan. Padahal tujuan dari

Islamisasi itu sendiri adalah untuk melindungi umat Islam dari sains yang sudah

tercemar yang menyesatkan dan menimbulkan kekeliruan. Islamisasi sains

dimaksudkan untuk mengembangkan kepribadian muslim yang sebenarnya

sehingga menambah keimanannya kepada Allah, dan dengan Islamisasi tersebut

akan terlahirlah keamanan, kebaikan, keadilan dan kekuatan iman.

Menurut Al-Attas, sebelum melakukan islamisasi ilmu pengetahuan, ada

dua tahap yang harus diprioritaskan oleh umat Islam. Pertama, menguasai ilmu

pengetahuan modern. Ini berarti bahwa para ilmuwan muslim hendaknya

memiliki penguasaan yang komprehensif terhadap sains modern. Mereka harus

mengerti tentang isu dan metode yang tepat untuk melakukan pendekatan

terhadap sains. Mereka juga harus memahami aspek-aspek analisis, kritis dan

objektivitas sain menurut paradigma Barat dan menurut pandangan Islam. Melalui

penguasaan ilmu pengetahuan modern, umat Islam akan mudah untuk mengakses

dan melakukan kritik terhadap konsep-konsep yang bertentangan dengan Islam.

Kedua, umat Islam harus menguasai warisan ilmu dari Nabi SAW.

Penguasaan ini akan memberikan kemampuan baagi umat Islam untuk

membangun persepsi baru dari sebuah pengetahuan. Yaitu ilmu pengetahuan

16

Page 18: Teori Evolusi Dan Ateisme

dalam pandangan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dia harus memahami berbagai teks

keagamaan yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Sunnah.24

7. Penutup

Peradaban Barat melalui ilmu pengetahuan modernnya telah menguasai

dunia sejak masa kebangkitan di abad 17 pada masa rennaissance. Peradaban ini

telah mengubah muka dunia khususnya konsep hidup beragama. Pengetahuan

modern telah menggeser peran keagamaan dan menggantinya dengan paham yang

lebih sekular, ateis dan materialis. Keadaan ini akan memperburuk keadaan dan

membawa peradaban manusia kepada jahiliyyah modern yang lebih tidak

memanusiakan manusia.

Dengan berkembangnya teknologi informasi dan globalisasi di sekitar kita,

memunculkan kekhawaatiran terhadap generasi umat di masa yang datang. Saat

ini saja tantangan pemikiran kontemporer telah mengorbankan banyak kaum

muda Islam yang terjebak ke dalam paradigma sekular dan plural. Oleh sebab itu,

jalan untuk mengcounternya adalah melalui jalur pendidikan.

Dalam setiap perjuangan tentunya memerlukan pengorbanan. Umat Islam

harus berjuang keras mengembangkan semua potensi yang dimilikinya, baik itu

pemikiran, fininsial dan fisik jika diperlukan untuk membangun kembali

peradaban Islam yang lebih maju dan maslahat. Karenanya perjuangan sudah

menjadi keniscayaan. Dan kita sebagai kaum muda pantang menyatakan mundur

atau lebih menghadapkan wajah kita kepada pemenuhan hasrat keduniaan dan

menerapkan skala prioritas yang salah dan tidak berimbang. Sebagai pelopor dan

lini depan perjuangan Islam, kaum muda hendaknya berani bertaruh dengan

keimanan yang dimilikinya sebagaimana pertaruhan yang dilakukan oleh sahabat

Abu Bakar Ash-Shiddiq ketika menginfakkan semua hartanya demi kepentingan

Islam. Khalaftu lahum iddatallahi wa iddata Rasulihi, aku tinggalkan bagi

24Syed Mohammad Naquib Al-Attas, The Islamization of Knowledge. Hal 88

17

Page 19: Teori Evolusi Dan Ateisme

keluargaku janji Allah dan Rasulnya. Begitulah perkataan Abu Bakar saat ditanya

oleh Rasul apa yang dia sisakan bagi keluarganya.

Sudah saatnya kita menempuh jalan yang mengantarkan Islam dan umat

Islam pada kejayaan yaitu General Islamization. Al-Qur’an telah

mengintegrasikan pola hidup bermasyarakat umat Jahiliyyah, dengan cara

pemurnian ajaran Nabi Ibrahim AS., pengesahan sistem muamalah dan pergaulan

yang sesuai dengan konsep Islam, serta pembersihan segala praktek dan tata cara

ibadah kepada Allah SWT. Dan langkah ini harus kita mulai lagi dari sekarang

dengan tantangan yang lebih besar karena Rasul tidak di samping kita.

SUMBER

Al-Qur’anul Karim

Armas, Adnin Westerenisasi dan Islamisasi Ilmu [Makalah tanpa tahun]

Ath-Thobari, Abu Ja’far, Jamiul Bayan fi Ta’wilil Qur’an. Al-Maktabah Asy-Syamilah

Miller,Dr. Gary, The Amazing Quran. www.islamhouse.com

Wikipedia.com, Ateisme diambil pada tanggal 18 April 2011 tersedia [online]

http://id.wikipedia.org/wiki/Atheisme

Wikipedia.com, Immanuel Kant, diambil pada Tanggal 19 April 2011 tersedia

[online] http://id.wikipedia.org/wiki/Immanuel_Kant

Yahya,Harun.Keruntuhan Teori Evolusi. Harun Yahya International 2004

18