Sutanto Dkk. 10

Embed Size (px)

Citation preview

  • Ekologia, Vol. 10 No.1 , April 2010 : 1-10

    Hujan Asam Dan Leaching Logam Ca .....(Sutanto, dkk)1

    HUJAN ASAM DAN LEACHING LOGAM Ca KE DALAM AIR SUMURDI WILAYAH INDUSTRI CIBINONG -CITEUREUP BOGOR

    Sutanto 1), Latifah K Darusman 2), Syaiful Anwar3), dan Tania June 4)

    1) Mahasiswa S3 program Doktor, 2) Departemen Kimia FMIPA,3) Departemen Ilmu Tanah, 4)Departemen Agromet Institut Pertanian Bogor

    ABSTRAK

    Hujan asam dan peningkatan kadar Ca dalam air sumur akibat hujan asamdipelajari melalui data survey lapangan di wilayah industri Cibinong -Citeureup Bogor.Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pol a distribusi hujan asam dan peningkatankadar Ca dalam air sumur serta hubungan antara keduanya. Sebanyak 12 lokasi air hujandipantau tingkat keasaman (pH) secara elektrometri pada 30 menit pertama pada tahun1999, 2001, 2006, 2008, dan 2009. Peta isopleth pH dibuat setiap tahun dengan bantuanprogram surfer 6.0, kemudian dilakukan overlay seluruh peta isopleth. Sebanyak 16 sumurdiamati pH secara elektrometri dan kadar Ca secara titrasi kompleksometri EDTA daritahun 1995, 1999, 2001, 2006, 2008, dan 200 9. Hasil penelitian meunjukkan adanya daerahyang sering mengalami hujan asam intensitas tinggi (pH < 5) dan daerah yang jarangmengalami hujan asam intensitas tinggi. Pada daerah yang sering mengalami hujan asamintensitas tinggi, kadar Ca dalam air be rkorelasi positif (R2 = 0,9196 ) terhadap tingkatkeasaman air hujan. Kadar Ca air sumur semakin meningkat dengan waktu ( X tahun)mengikuti persamaan : Y = 24,662 x 0,03051.

    Kata kunci: Leaching, Ca, Hujan asam, Industri, air sumur

    PENDAHULUANHujan asam memiliki pH air hujan

    rendah kurang dari 5,6 (Menz dan Hans,2004 ; Manahan, 2005). Hujan asam dapatmenyebabkan kerusakan tanaman,kerusakan bangunan, pengasaman tanahdan air tanah, pelepasan logam dalam tanah(leaching), pengasaman air danau sertamempengaruhi makhluk hidup dalam a ir.

    Pelepasan logam kalsium menujuke dalam air sumur dapat meningkatkankesadahan air sumur. Kesadahan airmerupakan salah satu kriteria penting airbersih. Kesadahan air diklasifikasikanmenjadi dua katagori yaitu ke sadahansementara dan kesadahan tetap.

    Kesadahan sementara disebabkanoleh adanya ion-ion karbonat dalam air,sedangkan kesadahan tetap disebabkanoleh adanya ion kalsium (Ca), magnesiumdan juga besi. Air sadah banyakmengandung ion kalsium dan magnesiumdan juga kadang besi, ion-ion ini dapat

    mengurangi daya kerja sabun karena ion -ion tersebut bereaksi dan mengendapkansabun (Manahan, 2005). Reaksi antara ionkalsium dengan sabun membentukendapan sebagai berikut:

    2C17H35COONa + Ca2+ a(C17H35CO2)2 (s) + 2Na+

    Kekuatan kesadahan airdiklasifikasikan menjadi: air lunak (soft),kesedahan sedang, sadah kuat, dan sadahsangat kuat. Masing-masing dengan kadarCaCO3 sebesar: < 75 mg/L; 75-120 mg/L;120-200 mg/L ; dan >200 mg/L.Kesadahan air > 100 mg/L dapatmenyebabkan kerak pada ketel. Idealnyakesadahan air antara 70-90 mg/L (Weiner,2000). Baku mutu kesadahan air bersih danair minum Menurut KepMenKES No.416/MENKES/PER/IX/1990 dan PeraturanPemerintah RI PP No. 82 tahun 2001 klasI, bahwa kadar maksimum CaCO3 yangdiperbolehkan sebesar 500 mg/L.

  • Ekologia, Vol. 10 No.1 , April 2010 : 1-10

    Hujan Asam Dan Leaching Logam Ca .....(Sutanto, dkk)2

    Hujan asam masuk ke tanah dapatmenyebabkan leaching logam Ca danakhirnya masuk kedalam sumur. Lajupelepasan logam sangat ditentukan olehtingkat keasaman air hujan, dan kondisitanah disekitar sumur. Dalam tanah Cadapat berbentuk sebagai CaO atau CaCO 3.Dengan adanya air hujan yangmengandung karbon dioksida CaCO3 akanlarut berdasarkan reaksi:

    CaCO3 (s) + CO2 + H2O Ca2+ + 2 HCO3-Tingkat keasaman air hujan melarutkanlogam Ca berdasarkan reaksi sebagaiberikut:

    CaCO3 (s) + H+ Ca2+ + HCO3-Reaksi tersebut akan bergerak kekananbilamana jumlah CO2 terlarut dalam airsemakin banyak. Berdasarkan nilai tetapankesetimbangan kelarutan karbon dioksidadalam air dan diagram distribus iketergantungan pH maka jumlah CO 2semakin banyak apabila pH air rendah 5,6)pada jarak > 20 km (Sutanto et al., 2002).Frekuensi kejadian hujan asam dengannilai pH< 5,6 sejak 1989-2004 di Bogormencapai 72% (Budiwati et al., 2006).

    Pengamatan air hujan di berbagai tempat didaerah kabupaten Bogor menunjukkanbahwa kualitas air hujan memiliki pH rata -rata 5,09 (Diapari, 2009) artinya daerahBogor cenderung mengalami hujan asamsecara terus-menerus.

    Pemelitian ini bertujuan untuk:menentukan pola perubahan hujan as am diwilayah industri Cibinong-CiteureupKabupaten Bogor, menetukan polaperubahan kadar Ca dalam air sumur, danmencari hubungan matematik antaratingkat keasaman air hujan denganperubahan kadar Ca dalam air sumur.

    BAHAN DAN METODEWaktu dan tempat Penelitian.

    Penelitian ini adalah penelitiansurvey lapangan, dilakukan mulai daribulan Oktober 2009 sampai bulan Juni2010, dengan melibatkan data seri daripenelitian sebelumnya (data tahun 1995,1999, dan data 2002) yang telahdipublikasikan dan data pengamatan tahun2006, 2008, dan 2009. Lokasi penelitianadalah Kabupaten Bogor meliputikecamatan Cibinong, kecamatan Citeureup,dan Kecamatan Gunung Putri, danKlapanunggal dengan luas cakupanwilayah penelitian 100 km 2.

    Alat dan BahanPeralatan yang digunakan meliputi

    peralatan sampling: jas hujan, botol/jerigensampling kapasitas 3 liter, alatpenampung air hujan dan statif, pH meter ,konduktometer, neraca analitik, penangasair, buret, dan glassware lainnya. Bahan-bahan yang digunakan adalah: asam sulfat,asam nitrat, kertas pH, EDTA, ZnCl 2,Mureksid, larutan buffer pH 4, larutanbuffer pH 7 dan larutan buffer pH 10,amonium hidroksida, kalsium karbonat,dll.Metoda KerjaMemetakan Intensitas Hujan Asam

    Pemetaan intensitas hujan asamdilakuan dengan data hujan asam tahun

  • Ekologia, Vol. 10 No.1 , April 2010 : 1-10

    Hujan Asam Dan Leaching Logam Ca .....(Sutanto, dkk)3

    2000, 2002, 2006, 2008, dan 2009.Masing-masing dibuat isopleth pH,menggunakan bantuan program komputersurfer 6.0 pada peta lokasi penelitian hasildigitasi menggunakan program GISArcView 3.3. Masing-masing peta isoplethdilakukan overlay diatas peta yang lokasiuntuk menggambarkan distribusi danintensitas hujan asam di wilayah penelitian.Dari petapeta ini diidentifikasi daerahyang sering dan yang jarang mengalamihujan asam intensitas tinggi.

    Membuat Pola Kecenderunga nPenurunan Kualitas Air Hujan

    Pola kecenderungan penurunankualitas dibuat untuk 3 parameter yaiturata-rata pH, rata-rata kadar sulfat dankadar nitrat. Data yang digunakan adalahdata tahun 2000, 2002, dan 2006, 2008,dan 2009. Untuk maksud ini dilakuka ndengan bantuan komputer program minitabuntuk mendapatkan persamaan matematikdan visualisasi grafik. Y = a + b X .Persamaan matematika (regresi ) antarapenurunan kualitas air hujan versus tahun,b diuji statistik sampai diperolehpersamaan yang cukup valid.

    Menentukan Persamaan KecenderunganPerubahan Sumur dan Air Hujan

    Pola kecenderungan perubahankualitas air sumur dilakukan dengan dataseri dari tahun 1995, sampai 2009. Untukmendapatkan persamaan matematikkecenderungan ini akan digunakan bant uanprogram komputer minitab 14, atau Excel2003. Untuk menemukan hubunganperubahan kualitas air sumur akibatperubahan kualitas air hujan akandigunakan data kualitas air sumur dan airhujan tahun 1999 sampai 2009, denganbantuan program komputer minitab 14 ataumikrosof excel 2003. Hubungan sederhanaantara kualitas air hujan dan air sumur akandibangun dengan model:

    [ x] ah = k [x] a ;

    [x] = konsentrasi parameter kimiatertentu , ah = air hujan , as = air sumur ,

    k = konstantaParameter kualitas air hujan yang

    akan dibuat persamaan ini adalah pH danparameter lain sesuai dengan parameter airsumur yang diamati yaitu: kadar nitrat dansulfat. Sedangkan parameter logam akandibangun persamaan antara tingkatkeasaman dengan kadar Ca.

    Metoda Analisis KimiaMetoda analisis parameter kimia

    merujuk pada Standart Methode forexamination of water and waste water ,American Public Healt Association(APHA, 2005)

    Pengukuran pHPengukuran pH air hujan dan air

    sumur dilakukan dengan me todaelektrometri menggunakan alat ukur pHelektronik (pHmeter). Alat dikalibrasidengan larutan buffer pH 4, 7, dan 10dengan mengatur seksama tombolkalibrasi, tombol slope dan kompensasisuhu. Kertas pH universal digunakansebagai pengontrol/pembanding.

    Pengukuran Kadar KalsiumPengukuran kadar kalsium

    dilakukan dengan metoda titrimetri, titrasikompleksometri. Sebagai penitardigunakan larutan standart etilen diamintetra asetat (EDTA) pada kondisi larutanpH 10 menggunakan indikator visualEriokrom Black T. Titik akhir titrasidicapai saat warna biru indikator muncul.

    HASIL DAN PEMBAHASANDistribusi Hujan Asam di Wilayah IndustriKeasaman (pH) Air Hujan

    Kualitas air hujan di wilayahpenelitian disajikan berdasarkan datasekunder hasil penelitian (Su tanto, et al.,1999), hasil penelitian 2001 (Ani Iryani,2001), dan data sekunder tahun 2006(Sutanto, et al, tidak dipublikasikan) dan

  • Ekologia, Vol. 10 No.1 , April 2010 : 1-10

    Hujan Asam Dan Leaching Logam Ca .....(Sutanto, dkk)4

    data tahun 2008 dan 2009. Data dan posisisampling disesuaikan sehinggamemperlihatkan suatu data seri yang dapatdigunakan untuk melihat kecenderunganperubahan kualitas air hujan. Hasilpengamatan selama 5 kali (tahun) masing -masing 16 lokasi dalam kurun waktu 10tahun menunjukkan bahwa hanya 6 sampelair hujan (11%) yang tidak mengalamihujan asam yaitu memiliki pH >5,6,selebihnya (89%) mengalami hujan asam.Frekuensi kejadian hujan asam di CisaruaBogor hasil penelitian sebelumnyamencapai 72% (Budiwati et al., 2006). Iniberarti peluang hujan asam sangat besardan dapat dikatakan di wilayah penelitianselalu terjadi hujan asam. Tingginyakeasaman air hujan di wilayah inidiakibatkan tingginya kadar polutan diudara. Hasil pemantauan kualitas udara diwilayah penelitian menunjukkan bahwa dipintu Tol Citeureup kadar SO2 30,96ug/m3, CO2 mencapai 679 ug/m3 , kadarNO2 mencapai 36,44 dan debu mencapai249,5 ug/m3 (Dinas Tataruang danLingkungan Hidup Kabupaten Bogor,2009), dan 602.3 ug/m3 CO2( PT Holchim, 2009).

    Koordinat Sampling dan PetaDistribusi intensitas hujan asam

    dibuat melalui overlay peta isopleth pHdengan peta Lokasi penelitian berdasarkanpada koordinat lintang. Koordinat samplingdiperlukan untuk keperluan pembuatanpeta isopleths. Hasil identifikasi kordinatlintang dengan bantuan program GoogleEart . Posisi paling barat diwakili simpangBambu Kuning (106.8177o BT) dan palingtimur Indosat Narogong (106.9353 o BT).Posisi paling utara diwakili PertigaanCilodong (6.4362oLS) dan paling selatanPintu TOL Sentul (6.5326o LS).

    Koordinat sampling air hujan danair sumur disampaikan pada posisisampling paling barat 6.4850 LS dan106.8432 BT dan paling timur 6.4459 LSdan 106.9127 BT. Posisi paling utara

    adalah Cimpaeun Cilangkap 6.4457 LS dan106.8563 (BT), dan paling selatan PintuTol Sentul 6.5305 LS dan 106.8512 BT.

    Peta Isopleth pH Hujan AsamData pH air hujan dipetakan dengan

    bantuan computer program surfer 6.0menghasilkan peta isopleth pH. Petawilayah diperoleh dari penelusuran dengancomputer program Google Earth kemudianpeta dilakukan digit ulang dengan bantuancomputer program GIS ArcView 3.3menghasilkan peta wilayah penelitian. Petaisopleth pH selanjutnya dilakukan overlaydengan peta wilayah penelitianmenghasilkan pola distribusi hujan asam diwilayah penelitian.

    Hasil penelusuran Google Earthwilayah penelitian dilakukan danberdasarkan identifikasi warna inikemudian ditandai sebagai daerah poligonyang menyatakan Lokasi industri diwilayah penelitian. Pemetaan hujan asamdi daerah penelitian dilakukan berdasarkandata penelitian tahun 1999, tahun 2001,tahun 2006, tahun 2008 dan tahun 200 9.Hasil pemetaan adalah peta isopleth pHyang menggambarkan distribusi spasialhujan asam di wilayah penelitian dandiperlihatkan pada Gambar 17, 18, 19, dan20.

    Gambar 1 memperlihatkan petaisopleth pH yang dibuat berdasarkan datapH air hujan tahun 1999. Kisaran pH airhujan terukur antara pH 4,5 sampai 5,4.Hujan dengan pH

  • Ekologia, Vol. 10 No.1 , April 2010 : 1-10

    Hujan Asam Dan Leaching Logam Ca .....(Sutanto, dkk)5

    Dari peta isopleth pH (Gambar 2) nampakbahwa daerah yang mengalami hujan asamcukup tinggi (pH

  • Ekologia, Vol. 10 No.1 , April 2010 : 1-10

    Hujan Asam Dan Leaching Logam Ca .....(Sutanto, dkk)6

    Distribusi hujan asam tahun 2001(Gambar 2) pola distribusi hujan asammirip dengan tahun 1999 (Gambar 1). Padatahun 2006) distribusi hujan asam bergeserkearah barat hingga jarak 1 km danmelebar. Hal ini dapat disebabkan olehpengaruh angin yang bertiup ke barat. Daripeta isopleth pH memperlihatkan bahwahampir 80 % luas area penelitian tahun2001 mengalami hujan asam intensitascukup tinggi (pH

  • Ekologia, Vol. 10 No.1 , April 2010 : 1-10

    Hujan Asam Dan Leaching Logam Ca .....(Sutanto, dkk)7

    Namun demikian terdapat beberapa daerahyang selalu/sering mengalami hujan asamintensitas tinggi. Daerah-daerah yangjarang mengalami hujan asam intensitastinggi akan memiliki dampak yang berbedaterhadap lingkungan hidup dibandingkandengan daerah yang selalu mengalamihujan asam intensitas tinggi. Untuk ituditetapkan daerah mana saja yangmengalami hujan asam intensitas tinggi.

    Hasil overlay merupakan daerahirisan berbagai peta isopleth pH ditandaisebagai daerah yang sering mengalamihujan asam. Daerah ini ditampilkan dalamGambar 3 diberi tanda lingkaran berwarna

    kemerahan, yaitu meliputi desa: Cibinong(sebagian), Kranggan (sebagian),Puspasari, Gunung Putri (sebagian),Citeureup, Karanga Asem Barat (sebagian),dan Karang asem timur. Daerah yangmeliputi desa-desa ini secara terus menerusmengalami hujan asam intensitas tinggidengan pH < 5,0 bahkan dapat mencapaipH

  • Ekologia, Vol. 10 No.1 , April 2010 : 1-10

    Hujan Asam Dan Leaching Logam Ca .....(Sutanto, dkk)8

    y = -0.0062x3 + 0.1246x2 - 0.6968x + 5.5745R2 = 0.9857

    1

    1.5

    2

    2.5

    3

    3.5

    4

    4.5

    5

    5.5

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    Tahun

    rata

    -rata

    pH

    air h

    ujan

    1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

    kadar NO2 mencapai 700 ug/m3, sedangkankadar SO2 relatif kecil (Dinas tata Ruangdan Lingkungan Hidup Bogor, 2009).Berdasarkan data ini dapat disimpulkanbahwa keasaman air hujan utamanyadisebabkan oleh tingginya polutan NO 2.

    Pola perubahan keasaman air hujanpada daerah yang sering mengalami hujanasam adalah tidak linier tetapi mengikutipersamaan polinomial pangkat 3, yaitu y =-0.0062x3 + 0.1246x2 - 0.6968x + 5.5745seperti ditunjukkan pada Gambar 4. dengankoefisien diterminasi R2 = 0.9857. Nilaikoefisien diterminasi 0.9857 artinya bahwahampir 100% di antara perubahan tingkatkeasaman (Y) dapat dijelaskanhubungannya dengan persamaan tersebutterhadap tahun pengamatan (X) (Walpole,1995). Nilai R2 dapat digunakan untukmelihat kehandalan model atau persamaan(Mattjik dan Made, 2006). Persamaantersebut juga menunjukkan bahwa tingkatkeasaman air hujan fluktuatif dan nilai pHair hujan cenderung menurun. PenurunanpH rata-rata terjadi selama 10 tahunsebesar 0.23 satuan pH. Penurunan pHdimungkinkan akibat semakin buruknyakondisi atmosfir diatas wilayah penelitian.

    Gambar 4. Grafik perubahan pH air hujan diwilayah penelitian pada daerahintensitas hujan asam tinggi daritahun 1999 sampai tahun 2008

    Perubahan pH Air Hujan Pada DaerahYang Jarang Mengalami Hujan Asam

    Daerah yang jarang mengalamihujan asam intensitas tinggi melip utiWanaherang, Cibinong, Sentul, danNarogong Klapanunggal. Pada daerah inipH hujan asam relatif stabil sekitar lima

    bahkan terjadi kecenderungan meningkat.Rata-rata pH air hujan daerah inimeningkat dari 5.14 pada tahun 1999menjadi 5.58 pada tahun 2009. Kadar debu,NO2, dan SO2 di daerah ini relatif keciljauh dibawah baku mutu menurut PPRINo. 41 tahun 1999.

    Daerah di wilayah penelitian yangjarang mengalami hujan asam tinggimemiliki pH air hujan sekitar lima. Selama10 tahun terakhir mengalami keai kan pHdari pH 5.14 menjadi 5.58. Perubahankeasaman air hujan tidak linier danmengikuti persamaan y = -0.0004x3 +0.0266x2 - 0.2293x + 5.3385 dengankoefisien diterminasi, R 2 = 0.9877. Yadalah rata-rata pH air hujan dan x adalahtahun.

    Kadar Ca Dalam Air Sumur di WilayahPenelitian

    Kesadahan air sebagai kadar Ca diwilayah penelitian pada daerah yang seringmengalami hujan asam intensitas tinggiberfluktuasi dari tahun ke tahun dancenderung meningkat. Secara keseluruhankesadahan air sumur di wilayah peneltianmemenuhi syarat air bersih, maksimumkadar Ca sebesar 126,59 mg/L. Baku mutair bersih menurut KepMenKES No.416/MENKES/PER/IX/1990 adalah 500mg/L CaCO3 setara dengan 200 mg/L Ca.

    Hasil pemantauan menunjukkanbahwa terjadi peningkatan rata -rata kadarCa dari 56.77mg/L pada tahun 1995menjadi 65.61mg/L pada tahun 2009.Peningkatan ini seirama denganpeningkatan rata-rata keasaman air hujan/penurunan pH air hujan.

    Hubungan Antara pH Air HujanDengan Kadar Ca Dalam Air Sumur

    Hubungan antara konsentrasi logamCa dengan dalam air sumur dan pH hujanasam pada daerah yang sering mengalamihujan asam intensitas tinggi mengikutipersamaan Y=0.0046X + 5,1108 dengankoefisien korelasi R2 =0,9196. Y adalah pH

  • Ekologia, Vol. 10 No.1 , April 2010 : 1-10

    Hujan Asam Dan Leaching Logam Ca .....(Sutanto, dkk)9

    y = 24.662x0.3051R2 = 0.7298

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

    Tahun pengam atan air sum ur

    Rat

    a-ra

    ta [C

    a] d

    alam

    mg/

    L

    2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

    air hujan dan X adalah kadar Ca dalam airsumur. Koefisien korelasi (r) bernilaiantara -1 dan +1. Nilai r mendekati 1 atau -1 menunjukkan semakin erat hubunganlinier antara dua peubah. Nilai r mendekati0 menggambarkan hubungan kedua peubahtersebut tidak linier. Koefisien diterminasiatau koefisien korelasi (Mattjik dan Made,2006) dapat digunakan untuk melihatkeeratan hubungan linier kedua peubah,dalam hal ini adalah pH air hujan dengankadar Ca dalam air sumur. Nilai koefisienditerminasi yang diperoleh menjelaskanbahwa terdapat hubungan linier positifantara pH air hujan dengan kadar Ca dalamair sumur yang sangat kuat. Semakin tinggipH air hujan semakin besar kadar Ca dalamair sumur.

    Pola Perubahan Kadar Ca Dalam AirSumur

    Pola perubahan kadar Ca dalam airsumur didasarkan kepada data Tabel 4yaitu rata-rata kadar Ca diplot terhadapwaktu (semester). Gambar 5memperlihatkan pola perubahan yangdimaksud. Kadar Ca berubah ubahfluktuatif non linier mengikuti persamaanpangkat Y = 24,662 x 0,03051 dengan R2 =0,7298. Fluktuatif kadar Ca disebabkanadanya perbedaan curah hujan. Pada bulankering kada Ca rendah, dan pada bulanbasah kadar Ca tinggi. Hal ini sesuaidengan penelitian Efe et al. 2005.

    Gambar 5. Pola perubahan kadara Ca padadaerah yang seringmengalami intensitas hujanasam tinggi (pH

  • Ekologia, Vol. 10 No.1 , April 2010 : 1-10

    Hujan Asam Dan Leaching Logam Ca .....(Sutanto, dkk)10

    dalam air sumur dipengaruhi oelhkeasaman air hujan dengan korelasi positifkuat R2 = 0,9196. Pola perubahan kadar Cadalam air sumur semakin meningkatdengan waktu mengikuti persamaan :Y = 24,662 x 0,03051. Ketergantungan kadarCa dalam air sumur terhadap keasaman airhujan mengikuti persamaan : Y=0.0046X +5,1108

    DAFTAR PUSTAKA[BMG]. 2009. Badan Meteorologi dan

    Geofisika. Kualitas Air Hujan diIndonesia.Http://www.Meteo.bmg.go.id

    Back J, Satu H, Minna T, Jukka L. 1995. Effectof acid rain on growth and nutrition inscotpine and Norway spruce seedinggrown in nutrien-rich soil,Environment Pollution , vol 89, no. 2

    [BPS]. 2008. Biro Pusat Statistik. KabupatenBogor dalam Angka . BPS Kab. Bogor.

    Budiwati T, Sri KP, Tuti MHW, M Prayitno,dan Mulyono, 2006, KarakteristikKimia Air Hujan di Pulau Jawa.LAPAN. www.dirgantara-lapan.or.id.[27 Juli 2009]

    Efe S I, Ogban F E, Horsfall M Jnr,Akporhonor E E. 2005. SeasonalVariations of Physico-chemicalCharacteristics in Water ResourcesQuality in Western Niger DeltaRegion, Nigeria. J. Appl.Sci. Environ.Mgt. Vol 9(I) 191-195.

    Iryani A. 2002. Pengaruh pencemaran udaraterhadap kualitas air sumur penduduk(studi kasus air sumur pendudukwilayah industri Cibinong-Citeureupkab. Bogor Jawa Barat) . Tesis. UI.Jakarta.

    Komala O, Sutanto, Ani I, Eka H. 1999.Pemeriksaan kualitas air sumurpenduduk di wilayah kompleksindustri Citeureup-Bogor, ditinjau dariaspek fisika, kimia dan biologi, J. hasilpenelitian, LPP, Univ. Pakuan, Bogor.

    Manahan S. 2005. Environment Chemistry ,Lewis Publ. Boca Raton.

    Mattjik AA dan I Made S. 2006. PerancanganPercobaan dengan aplikasi SAS danMinitab. IPBPRESS.

    Menz FC dan Hans SM, 2004, Acid rain inEurope and the United States: anupdate. Environmental Scince &Policy. Vol.7: 253-265.

    Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun 1999tentang Pengendalian PencemaranUdara, Bapedal, 1999.

    Ryadi S. 1984. Pencemaran air. Dasar-dasardan pokok-pokokpenanggulangannya. Penerbit:Karya Anda. Surabaya

    Standart Methods For the Examination ofWater and Waste Water, 14ed.APHA. Washington D.C. 2005.

    Sutanto, Eka. H, Ani I, Budi S. 2000,Pemeriksaan kualitas air hujan diwilayah Cibinong-Citeureup Bogor, J.hasil penelitian, LPP univ, Pakuan,Bogor.

    Sutanto, Ani I, Yusnira, 2002, Profil hujanasam di wilayah industri Citeureup -Cibinong Bogor, Ekologia, vol 2 no.2,1-6.

    Tan K H. 1982. Dasar-dasar Kimia Tanah .Gadjah Mada Univesity Press.Yogyakarta.

    Tietema A, Bridget A, Emmett, Bernard J C.1998. Applying MERLIN for modelingnitrate leaching in a nitrogen saturatedDouglas fir forest in the Netherlandsafter decreased atmospheric nitrogeninput. Hydrology and Earth SystemScience, 2(4), 431-438.

    Walpole R E. 1995. Pengantar Statistika.Edisi ke 3. ab. Ir. Bambang Sumantri.PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

    Weiner ER. 2000. Applications ofEnvironmental Chemistry. LewisPublisher, CRC Press. Boca Raton