Upload
hoangtu
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STUDI ANALISA BAJA RINGAN PADA BALOK RUMAH
SEDERHANA TAHAN GEMPA
ROGANDA PARULIAN SIGALINGGING
NRP 3105 100 138
Dosen Pembimbing :
Endah Wahyuni, ST.MSc.PhD
Ir. Isdarmanu MSc
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2009
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN PUSTAKA
3. METODOLOGI
4. PEMBEBANAN STRUKTUR
5. ANALISA STRUKTUR DAN PERENCANAAN BALOK
6. PERENCANAAN SAMBUNGAN
7. ANALISA PERILAKU BALOK
8. PELAKSANAAN PENGGUNAAN BALOK BAJA RINGAN
9. KESIMPULAN DAN SARAN
1. PENDAHULUAN
Adanya produk baja ringan yang dipakai sebagai
material struktur atap memberikan gagasan untuk
melakukan inovasi, yaitu penggunaan material baja
ringan pada struktur utama bangunan.
Dalam Tugas Akhir (TA) ini mencoba melakukan
studi analisa terhadap baja ringan bila ipakai sebagai
struktur balok yang direncanakan pada sebuah rumah
sederhana. Dan bagaimana kemampuan baja ringan
pada daerah dengan kekuatan gempa besar khususnya
Indonesia.
Adapun dalam studi ini memakai aturan British
Standard sebagai acuan perhitungan kontrol
penampang balok tersebut. Sedangkan untuk acuan
pembebanan dan gempa maupun perencenaan
sambungan menggunakan aturan Indonesia sendiri
yaitu SNI 1726-2000 (mengenai baja), SNI 1729-2000
(analisa gempa) dan SNI 1727-1987 (mengenai
distribusi beban
Tujuan
Pada permasalahan yang timbul diharapkan dapat mencapai tujuan
sebagai berikut:
1. Mampu merencanakan balok pada sebuah rumah sederhana 2
lantai dengan baja ringan untuk menahan gempa.
2. Adanya permodelan struktur baja ringan yang tepat sebagai
struktur utama yang mampu menahan gempa.
3. Ada perencanaan sambungan yang tepat pada struktur baja ringan.
4. Adanya hasil analisa terhadap lentur dari sebuah program bantu.
5. Mengetahui pelaksanaan konstruksi baja ringan pada rumah
sederhana.
Adapun Batasan Masalah TA ini, yaitu:
1.Dalam perencanaan Rumah tahan gempa dengan bahan
Baja Ringan mengadopsi aturan dari Inggris
yaitu British Standard (BS) yang sudah memakai bahan
Baja Ringan sebagai struktur utama pembangunan
rumah
2.Perencanaan pada elemen struktur hanya meninjau satu
komponen saja yaitu balok, baik balok induk
maupun balok anak
3.Balok yang ditinjau hanya balok pada lantai ke 2
4.Beban gravitasi yang ditinjau adalah beban yang ada di
atas balok, yaitu balok anak, lantai pada lantai ke 2 dan
beban dinding
5.Perencanaan ini tidak meninjau analisa biaya.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Perlu dilakukan tinjauan khusus terhadap
beban gempa sebab Indonesia memiliki daerah
dengan kekuatan gempa yang besar
Adanya pemikiran untuk merancang sebuah
rumah dengan struktur dari baja ringan dan
mampu menahan adanya suatu beban akibat
gempa menjadi sebuah ide yang harus
dikembangkan
Untuk analisa gempa dilakukan perhitungan
dengan analisa statik ekuivalen, sebab struktur
yang ada merupakan rumah sederhana yang
merupakan struktur gedung beraturan(SNI 1726
pasal 6).
Untuk pengertian rumah sederhana sendiri
didefinisikan menurut pedoman teknis oleh
Departemen Pekerjaan Umum, dimana luas lantai
gedung tidak lebih dari 70 m2, di atas tanah
seluas 54 m2 sampai 202 m2
GEMPA dan RUMAH SEDERHANA
Riset tentang baja cold – formed untuk
bangunan dimulai oleh Prof. George Winter dari
Universitas Cornell mulai tahun 1939, riset ini
meneliti penggunaan baja cold – formed sebagai
struktur sekunder pada bangunan rendah tidak
bertingkat (low – rise building). Berdasarkan riset –
riset beliau maka dapat dilahirkan edisi pertama “
Light Gauge Steel Design Manual “ tahun 1949 atas
dukungan AISI (American Iron and Steel Institute)
(Wei – Wen Yu, 2000).
COLD FORM
Sejak dikeluarkan peraturan tersebut atau
lebih dari lima dekade ini, maka pemakaian material
baja cold – formed semakin berkembang
BALOK
Balok menerima beban tegak lurus sumbu
memanjang (beban lateral dan beban
lentur).
d.)c.)b.)a.)
x
y f< fy fy fy
f< fy fy fy fy
fy
Diagram tegangan lentur
3. METODOLOGISTART
STUDI LITERATUR
PENGUMPULAN DATA-DATA ANALISA
ANALISA STRUKTUR DENGAN ETABS
V9.2
PERHITUNGAN PEMBEBANAN
KESIMPULAN DAN SARAN
PERENCANAAN SAMBUNGAN
OK
FINISH
Not OK
KONTROL
PENAMPANG
ANALISA PERILAKU DENGAN PROGRAM XTRACT
STUDI LITERATUR
Untuk studi literatur menggunakan standar-
standar perencanaan baik dari Indonesia
maupun Inggris. Yaitu SNI dan British
Standard serta aturan-aturan yang lain seperti
PPIUG maupun pedoman teknis dari PU.
Untuk referensi banyak memakai Text
Book dan beberapa Paper
1. Kegunaan : Tempat Tinggal
2. Zone Gempa : 6
3. Jumlah lantai : 2 (dua) lantai
4. Tinggi Bangunan : 6 m (tinggi portal)
5. Lebar Bangunan : 5 m
6. Panjang Bangunan : 7 m
7. Struktur :Struktur balok material Baja Canai Dingin dengan bentuk
Double Canal
8. Spesifikasi Bahan :
E = 200 kN/mm2
G = 79 kN/mm2
v = 0,30
α = 12 x10-6 peroC
Data – data Perancangan :
Denah pembalokan
Tampak samping
Tampak depan
1. LC15230 (back to back) sebagai kolom
2. LC12730 (back to back) sebagai balok induk
3. LC10330 (back to back) sebagai balok anak
4. LC06425 sebagai kuda-kuda
TIPE PROFIL yang DIGUNAKAN
Tipe Profil D B r t A q
mm mm2 Kg/m
LC 06425 64 46 2.
5
2.5 500 3.99
LC 10330 103 68 3.
2
3 930 7.40
LC 12730 127 100 3.
2
3 1320 10.52
LC 15230 152 102 3.
2
3 1470 11.72
Tipe Profil Ix Iy Zx Zy rx ry
106 mm4 mm3 mm
LC 06425 0.278 0.0395 8680 1717 23.6 8.89
LC 10330 1.332 0.1292 25700 19390 37.7 26.2
LC 12730 3.160 0.5720 49800 10990 49.0 20.8
LC 15230 4.840 0.5720 63800 10990 57.4 19.7
Pembebanan
1 ) Beban mati
2 ) Beban hidup
3 ) Beban Gempa
4 ) Beban Angin
KONTROL PENAMPANG BALOK
•Kontrol Lendutan
•Kontrol Tekuk (momen lentur):
1. Tekuk Lateral
2. Tekuk Lokal
•Kontrol Geser
•Kombinasi Geser dan Lentur
Rencana Sambungan
1. Kemampuan Baut terhadap
Kekuatan Geser
2. Kemampuan Baut terhadap
Kekuatan Tumpu
3. Kemampuan Baut terhadap
Kekuatan Tarik
Analisa Perilaku Balok
Dalam studi ini akan meninjau lebih jauh
mengenai perilaku balok itu sendiri terhadap lentur.
Kita dapat menganalisanya dengan sebuah program
yaitu Xtract
4. PEMBEBANAN STRUKTUR
Pembebanan Atap:
Beban mati oleh gording, penggantung gording, dan berat seng
qd= 16,115 kg/m ,
Untuk beban hidup oleh beban air hujan
ql= 16 kg/m,
wa1= 8 kg/m (angin tekan) wa2= -16 kg/m (angin hisap)
Pembebanan lantai:
Qkayu = 600 kg/m3, dengan tebal lantai 1,5 cm
ql= 125 kg/m
Pembebanan Dinding
Untuk dinding sendiri menggunakan gysum board
wa1= 36 kg/m (angin tekan), qd = 75 kg/m
wa2= -16 kg/m (angin hisap)
Pembebanan Gempa
Zona gempa 6, tanah lunak.
C= 0,95
I = 1
R= 8,5
Wtot = 18.755 kg
•Gaya Geser Gempa Statik Arah X :
Vstatik = 2096 kg
Disertai gaya gempa arah Y yaitu sebesar 30 % tegak lurus arah
gaya gempa statik X (Vstatik= 30% (2096) = 628,8 kg)
•Gaya Geser Gempa Statik Arah Y :
Vstatik = 2096 kg
Disertai gaya gempa arah X yaitu sebesar 30 % tegak lurus arah
gaya gempa statik Y (Vstatik= 30% (2096) = 628,8 kg)
5. ANALISA STRUKTUR DAN PERENCANAAN
BALOK
Denah pembalokan
Gambar potongan B-B ; b. Tampak samping (adanyanya
penambahan bracing dan kolom)
Tampak depan(adanyanya penambahan bracing dan kolom) ; b.
Potongan A-A
Untuk Bracing yang digunakan menggunakan
Coldform bentuk siku dengan tipe LA4630.
Data-Data Profile (LA4630)
A = 46 mm
B = 35 mm
t = 3,0 mm
A = 225 mm2
W = 1,79 kg/m
Ix = 0.0614 x106 mm4
Iy = 0.012 x106 mm4
Ix’ = 0.0484x106 mm4
Iy’ = 0.0251x106 mm4
E = 205 kN/mm2 = 205.000 N/mm2
Berdasarkan BS 5950-5 tabel 4
Us = 400 N/mm2
Ys = 300 N/mm2
py = 300 N/mm2
Gambar profil untuk Bracing tipe LA4630
Perencanaan Balok
Data-Data Profile (LC15230 back to back)
D = 127 mm
b = 100 mm
R = 3,2 mm
t = 3,0 mm
A = 1320 mm2
W = 10,57 kg/m
Ix = 3,16 x106 mm4
Iy = 0,572x106 mm4
ix = 49 mm
iy = 20,8 mm
Zx = 83.800 mm3
Zy = 10.990 mm3
rx = 49 mm
ry = 20,8 mm
E = 200kN/mm2 = 200.000 N/mm2
Berdasarkan BS 5950-5 tabel 4
Us = 400 N/mm2
Ys = 300 N/mm2
py = 300 N/mm2
Bentuk profil Plain Channel
(yang digunakan sebagai Balok)
•Kontrol Lendutan
Pada Hasil Analisa Etabs, deflection terbesar yang terjadi
= 0,358 mm = 0,0358 cm
f
L = 2,0 m = 200 cm
555.0360
200
360
Lcm
360
Lf
0.0358 cm < 0.555 cm (Ok)
Adapun dengan menggunakan program bantu ETABS
V9.02 beban yang diterima adalah sebagai berikut :
Du = 2.308 N
Mu = 1.565.319 Nmm
Pu = 16.245,7 N
Kuat Nominal Lentur Penampang Pengaruh Tekuk Lokal.
21
28013
sYt
b
Penampang badan:
cc MM 'maka:
cM 710494,1)49800( 300 xocx ZpM Nmm
21
21
28040
28025
ss Yt
b
Y
Penampang sayap:
maka: cp
s
s
cc MM
Y
tb
YMM
2
1
21
28015
28040
'
cM
710494,1)49800( 300 xoZp Nmm
cM ' 710494,1
cM
Nmm
710494,1300800.49 sxp YZM Nmm
0 cp MM , sehingga
Kuat nominal lentur penampang pengaruh tekuk lateral
C
YEBB
YEb M
MM
MMM
2
2
1 EYB
MM
79 10787,33210327,3 B
21
22
20
11
2
D
t
r
LC
rL
AEDM
y
Eb
y
E
E
99 10102,3)13,1(10745,2 EM
Nmm
Nmm
)10634,4()10107,1()10787,332(
10634,4
16197
16
bM
610969,6 bM cMNmm > 1.565.319 Nmm (Ok)
Penampang masih mampu menahan tekuk lateral dan
tekuk lokal. Artinya penampang LC 12730 yang
digunakan sebagai balok induk kuat terhadap momen
lentur yang terjadi.
Nilai “Mc” diambil dari nilai momen tekuk lokal antara sayap
dan badan yang terkecil dengan momen Mu yang diterima.
Kontrol Profil Balok terhadap Geser
harus memenuhi persamaan:uv DP
3127180 vP = 68.580 N
uv DP
NDN u 308.2580.68 (Ok)
Kombinasi Lentur dan Geser
1
22
cv
v
M
M
P
F
110494,1
10156,0
580.68
038.22
7
72
1010883,0 (Ok)
6. PERENCANAAN SAMBUNGAN
I
IIIIA B C
DE
F
Diharapkan hubungan antara elemen struktur khusunya pada
balok tidak mengalami rotasi (mampu mempertahankan
sudut-sudut di antara komponen), sehingga dibuat tipe
sambungan kaku sesuai dengan SNI 1726 pasal 13.1.2.1.
Gambar denah daerah sambungan
Direncanakan dengan baut Ø 12 (BJ 41) , baut tipe tumpu.
Ab = ¼ π d2 = 113,09 mm2
uf = 410 Mpa
S1 ≥ 1,5 d (18 mm)
S ≥ 3 d (36 mm)
Tebal pelat = 3 mm
mAfrV b
b
un 1
109,1134105,0
45,183.23
nfd VV
45,183.2375,0
Menggunakan baut tipe tumpu
Kuat geser:
N
= 17.387,59 N(menentukan)
upbn ftdR 4,2
4003124,2
nfd RR
34.56075,0
Kuat tumpu:
= 34.560 N
= 25.920 N
Dalam perencanaan kita menggunakan profil
LC12730 sebagai balok dimana terdiri dari 2 profil
yang digabungkan satu sama lainnya. Akan tetapi
untuk menghindari terjadinya tekuk pada salah satu
profil, perlu diberi pelat kopel sejauh jarak tertentu.
Profil tunggal LC15230
ix = 49 mm
iy = 16,07 mm
Profil ganda LC15230 (back to back)
ix = 49 mm
iy = 20,8 mm
Sambungan Profil
nR
n
u
R
Pn
17.387,59
272.1n
Jadi kuat rencana baut yang dipakai ( ) = 17.387,59 N
Maka,
Maka jumlah baut yang dipakai
= 0,073
n = 2 buah
Sambungan Balok-Balok
. Detail sambungan “B”
2525
100
103
127
25
50
25
3
BALOK INDUK
LC 12730PELAT SIKU t=3mm
3
103
68
2525
25
50
25
25
127
BAUT D12
BALOK ANAK
LC 10330
BALOK ANAK
LC 10330BALOK INDUK
LC 12730
BAUT D12
PELAT SIKU t=3mm
SAMBUNGAN BALOK INDUK - BALOK ANAK ( DETAIL B1)
SAMBUNGAN BALOK INDUK - BALOK ANAK ( DETAIL B2)
Sambungan Balok-Kolom
Direncanakan dengan baut Ø 12 (BJ 41), baut tipe tumpu.
Ab = ¼ π d2 = 113,09 mm2
uf = 410 Mpa
S1 ≥ 1,5 d (18 mm)
S ≥ 3 d (36 mm)
Tebal pelat = 3 mm
n
u
R
Pn
Maka jumlah baut yang dipakai )(n = 2 buah
Sambungan las
Digunakan las mutu FE70XX
R = 3,2 mm,
Tebal pelat = 3 mm,
te = 2 mm
Sambungan baut
mina
7t
a
Sesuai dengan SNI 1729-2000 pasal13.5 (tabel 13.5-1),aturan nilai
dengan ketebalan pelat = 3 mm untuk
mm, maka digunakan:
= 3 mm.
perlute ≥
4,22175,0
17,13
n
tot
f
f
= 0,08 mm
perlua707,0
08,0
707,0et
≥ = 0,11 mm
127
102
12848
24
24
24
48
24
100
127
Baut Ø12 Baut Ø12
Pelat 3mm
Profil LC 15230
(back to back)
Profil LC 12730
(back to back)
48
48
24
24
24
24
152
50 2828
Profil LC 12730
(back to back)
Las E70xx
Las E70xx
DETAIL SAMBUNGAN A1 DETAIL SAMBUNGAN A2
Profil LC 12730
(back to back)
48
Profil LC 12730
(back to back)
48
Detail sambungan “A”
127
102
12848
24
24
24
48
24
100
127
Baut Ø12 Baut Ø12
Pelat 3mm
Profil LC 15230
(back to back)
Profil LC 12730
(back to back)
48
48
24
24
24
24
152
50 2828
Profil LC 12730
(back to back)
Las E70xx
Las E70xx
DETAIL SAMBUNGAN C1 DETAIL SAMBUNGAN C2
Profil LC 12730
(back to back)
48
Detail sambungan “C”
Detail sambungan “D”
127
102
12848
24
24
24
48
24
100
127
Baut Ø12 Baut Ø12
Pelat 3mm
Profil LC 15230
(back to back)
Profil LC 12730
(back to back)48
48
24
24
24
24
152
50 2828
Profil LC 12730
(back to back)
Las E70xx
Las E70xx
7. ANALISA PERILAKU BALOK
Pada Tugas Akhir ini perlu dilakukan analisa perilaku
penampang secara khusus dan untuk melakukan analisa tersebut
diperlukan sebuah program bantu untuk memperlihatkan perilaku
penampang yang terjadi. Program bantu yang dipakai disebut
dengan nama Xtract.
Dengan Program bantu ini kita dapat menganalisa kondisi
profil yang dipakai saat menerima besar beban tertentu. Bahakn
kita dapat mengetahui lokasi leleh pertama pada penampang profil
yang dipakai. Untuk sampai mengetahui hasil analisa yang
diharapkan, maka perlu melakukan beberapa langkah dalam
menjalankan program ini.
Tabel 7. 3. Perbandingan hasil Running Analysis Xtract dengan hasil Running
Analysis Etabs dan dengan analisa British Standard
Hasil Running Analysis Xtract
Momen pada leleh pertama 14.920.000 Nmm
Momen ultimat 22.240.000 Nmm
Hasil Running Analysis Etabs (Momen yang diterima)
Mu 1.565.319 Nmm
Analisa British Standard
Mc (tekuk lokal) 14.940.000 Nmm
Mc (tekuk lateral) 6.969.000 Nmm
• Analisa besar momen yang mampu dipikul oleh
penampang dari balok yang diambil, baik yang
dianalisa dengan Xtract maupun dengan
menggunakan British Standard perbedaan
terlalu besar (perbedaan = 20.000 Nmm).
• Dari data di atas juga kita dapat menyimpulkan
bahwa, penampang masih sangat kuat dengan
besar momen yang diterima, jadi penampang
sangat handal menerima beban yang terjadi
pada aturan pembebanan yang ada dan beban
gempa pada daerah gempa kuat (zona gempa
6)
8. PELAKSANAAN PENGGUNAAN BALOK BAJA
RINGAN
8.1 MATERIAL
Pada dasarnya bahan baja yang
digunakan haruslah memenuhi syarat-syarat
yang telah ditentukan oleh perencanan. Bahan
baja tersebut dapat diperoleh dari pabrik yang
telah dipercaya. Dimana tegangan leleh dari
bahan baja tersebut tidak boleh melebihi 84 %
dari tegangan putus
8.2 PROSES PENGERJAAN
•Dalam memotong material haruslah menggunakan alat yang telah
ditentukan dan tidak merusak material baja. Jika terdapat lobang
ataupun hal-hal yang sekiranya dapat mempengaruhi kekuatan
material yang akan digunakan, hendaknya di hilangkan terlebih
dahulu dengan cara memotongnya.
•Dalam proses pembuatan lubang pada baja ringan hendaknya
dengan cara di bor ataupun dengan cara ditekan dengan
menggunakan alat yang telah disetujui.
•Saat akan digunakan hendaknya material baja tersebut dapat
dengan mudah dikenali dengan cara memberi tanda. Tapi perlu
diingat pemberian tanda tersebut tidak boleh merusak material.
•Semua baut, mur ataupun paku keling yang digunakan haruslah
terlindungi dari korosi. Dalam penggunaannya semua baut, mur
ataupun paku keling haruslah terpasang sesuai dengan
rekomendasi pabrik.
•Daerah yang akan dilas hendaknya terbebas dari cairan,
minyak, cat atapun benda yang dapat mempengaruhi kualitas
las.
•Pada saat pengerjaan elemen konstruksi sementara hendaknya
mampu menahan beban yang ada. Dan pada saat dpindahkan
tidak mempengaruhi kekuatan utama struktur.
•Selama proses pengerjaan material baja haruslah disimpan
ditempat yang aman dan terlindungi dari hal-hal yang dapat
merusak material baja.
8.3 TOLERANSI
•Panjang dari profil baja yang digunakan tidak boleh
menyimpang sebesar ± 3 mm dari yang telah ditentukan.
•Sudut dari elemen yang berdekatan tidak boleh
menyimpang ± 1o dari yang telah ditentukan.
•Kelurusan profil tidak boleh menyimpang sejauh ± 3 mm
atau L/500 dari yang telah ditentukan.
•Posisi pada dasar kolom baja terhadap pondasi rigan tidak
boleh menyimpang lebih dari 10 mm dari yang telah
ditentukan
•Deviasi pada ujung-ujung kolom baja ringan terhadap
kolom dibawahnya tidak boleh menyimpang lebih dari 5
mm atau L/600 dari yang telah ditentukan
9. KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Dari hasil analisa terhadap baja ringan yang tela dilakukan
dalam penyusunan Tugas Akhir ini, maka dapat ditarik sejumlah
kesimpulan sebagai berikut:
1. Profile Baja• Dari hasil perhitungan dan kontrol kekuatan terhadap profil Baja
Ringan diketahui bahwa profil LC 12730 dapat digunakan sebagai balok
pada srtuktur yang ada, karena :
• Dapat memikul beban mati, beban hidup (sesuai PPIUG), beban
angin (sesuai PPIUG) dan beban gempa daerah gempa 6 (sesuai
SNI 1729-2000)
Menahan gaya lateral dan lentur yang dihasilkan oleh beban-
beban tersebut sesuai dengan BS 1590-5.
Meskipun profil sangat tipis ternyata mampu menahan beban yang
cukup besar dan dipakai sebagai struktur utama pada rumah sederhana.
2. Model Struktur
Pada permodelan struktur tanpa bracing (yang terlihat pada
gambar 3.3 dan gambar 3.4) setelah dilakukan running analysis
dengan Etabs, ternyata mengalami simpangan yang besar
sehingga mengakibatkan struktur menjadi runtuh.
Sehingga harus diberikan profil pengaku pada kolom arah
memanjang struktur dan penambahan kolom bagian luar
struktur supaya struktur mampu menerima gaya normal yang
cukup besar dari beban gempa dan beban angin yang diberikan
sehingga deformasi yang ditimbulkan menjadi lebih kecil (yang
terlihat pada gambar 5.2 dan gambar 5.3).
Penambahan profil pengaku bukan hanya memberi
perkuatan pada struktur secara umum, namun juga dapat
mengurangi besarnya gaya yang dihasilkan pada balok,
sehingga balok pun lebih handal.
3. Rencana Sambungan
Rencana sambungan memakai sambungan kaku dengan
menggunakan baut tipe tumpu dengan kekuatan putus baut
410 Mpa sebagai pengikat dan pelat sebagai peyambung
antara profil yang diambungkan dengan las dapat menahan
gaya yang ada.
4. Analisa Perilaku Terhadap LenturDari hasil running program Xtract. Ternyata memperlihatkan
kemampuan penampang profil yang sangat besar dalam
memikul lentur. Itu dapat dilihat dari nilai momen maksimum
yang dapat dipikul padaa leleh pertama (Mxxmax = 14.920.000
Nmm ) hampir sekitar 9,5 kali momen yang terjadi (Mmax
=1.565.319 Nmm). Untuk laporan hasil analisa program Xtract,
lihat lampiran Xtract.
5. Pelaksanaan Penggunaan Baja Ringan
• Material
Harus memperhatikan kekuatan material dimana tegangan leleh
dari bahan baja tersebut tidak boleh melebihi 84 % dari tegangan
putus. Jika didapati produk diluar ketentuan tersebut, perlu
diadakan uji laboratorium.
• Proses pengerjaan
Ada 7 hal yang harus diperhatikan dalam pengerjaan di lapangan
yaitu: pemotongan material, membuat lubang baut, memberi tanda
pada material, pemasangan baut, pengelasan, pemindahan dan
penyimpanan.
• Toleransi
Dalam pelaksanaanya dilapangan kadang kita temui
ketidaksesuaian material sesuai dengan yang direncanakan.
Namun beberapa hal tersebut masih dapat ditoleransi.
SARAN
Apa yang disampaikan dalam Tugas Besar
ini barulah sebatas uji numerikal saja. Oleh karena
itu untuk lebih menjamin kehandalan dari material
baja ringan perlu diadakan uji laboratorium dengan
skala tertentu sehingga didapat hasil yang lebih
akurat. Selain itu penyusun berharap agar studi-
studi penggunaan material baru, lebih
ditingkatkan terutama penggunaan material baja
ringan.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH