84
STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

  • Upload
    lephuc

  • View
    262

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL

(Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat)

SANG SANIAKA TAJULFITRI

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2007

Page 2: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

ABSTRACT

SANG SANIAKA TAJULFITRI. Marketing Strategy on Trade of Textile and Textile Products. (Case Study of Ready to Wear Clothes Product from Yasra Studio in Jakarta Center). Supervised by H. Musa Hubeis as Chief and H. Ma'mun Sarma as Member.

The number of small – medium effort business (UKM) of national

textile industry and textile product (TPT) grew from 4.873 business unit in 2003 to 5.569 business in 2004. The number of employed labor at small and medium industries in TPT industry in general increased 14% from 584.786 employee in 2003 to 668.372 in 2004. The case study is Yasra Studio, established which represent the IKM textile and textile products at household scale in producing and product marketing of ready to wear clothes, such as woman blues, party dress, etc.

The problems of the study are (1) What are internal and external factors which influence the marketing of ready to wear clothes product of Yasra Studio in Central Jakarta ? (2) How are the choice of product marketing strategies of ready to wear clothes by the small scale business in Central Jakarta region, especially by Yasra Studio ? The main objective of this research is to identify and to analyze the marketing strategies of ready to wear clothes product. The specific objectives are : (1) to identify the internal and external factors which influence the product marketing of ready to wear clothes company and (2) to formulate the alternatives of product marketing strategy for ready to wear clothes company.

The result of the chi-square test show that the type of ready to wear clothes product ordered by consumers at Yasra Studio depends on the age group of consumer. The calculated chi-square is bigger than the chi-square in the table, (4,605 at alpha = 10 % and 5,991 at alpha = 5 %). The level degree of satisfaction of the ready to wear clothes product consumer depends on the types of the ready to wear products. The calculated chi-square of the party and bridal clothes (10,41) is bigger than that of the chi-square on the table (7,779 at alpha = 10 % and 9,488 at alpha = 5 %). The advertisement in wedding magazine depend on the age group of woman (21-35 years and 36-50 years), with the calculated chi-square (4,31) is higher than that of the chi-square on the table (2,706 at alpha = 10 % and 3,041 at alpha = 5 %). This analysis was done by using chi-square (χ²) and matrix of strategic factor (SWOT). Based on the IE matrix of SWOT analysis (the value of EFE 2,178 and IFE 2,613), the result shows that Yasra Studio is located in the V quadrant in the box, which represents the stable and grow area. The formulated strategy alternatives are to do market penetration, product development and market development.

Total of 88,46% respondents express to satisfy to the party clothes, 60% responder express to satisfy to the bridal clothes, and 76,67% responder express to satisfy to the bride committee clothes and for that reason the quality should be maintained and there are 3 main strategy alternatives should be selected, namely market penetration strategy, product development and market development.

Page 3: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

RINGKASAN

Sang Saniaka Tajulfitri. Strategi Pemasaran Usaha Tekstil Dan Produk Tekstil (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat). Di bawah bimbingan H. Musa Hubeis sebagai Ketua dan H. Ma’mun Sarma sebagai Anggota. __________________________________________________________________

Era globalisasi yang terjadi saat ini telah memaksa produk industri kecil

menengah (IKM) secara langsung bersaing dengan produk perusahaan

multinasional. Tuntutan konsumen terhadap mutu produk yang semakin tinggi

dengan berpatokan pada produk-produk luar negeri, telah membuat

tersingkirkannya pengusaha kecil akibat munculnya pedagang eceran skala besar

nasional dan internasional di sekitar pasar tradisional. Saat ini, perkembangan

jumlah usaha menengah kecil (UKM) pada industri Tekstil dan Produk Tekstil

(TPT) Nasional pada tahun 2004 adalah 5.569 unit usaha. Jumlah ini lebih besar

dibandingkan dengan tahun 2003 yang hanya berjumlah 4.873 unit usaha. Jumlah

tenaga kerja yang terserap pada usaha kecil dan menengah dalam industri TPT ini

pada tahun 2004 sebanyak 668.372 orang atau lebih besar dibandingkan tahun

2003 yang berjumlah 584.786 orang, secara umum dapat dikatakan mengalami

kenaikan 14 %.

Salah satu IKM Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) yang dikaji adalah Yasra

Studio yang berdiri pada tahun 1995 dan merupakan salah satu usaha rumah

tangga yang bergerak dalam pembuatan dan pemasaran produk pakaian jadi

seperti pakaian muslim wanita, kebaya pesta, dan pakaian pesta. Perumusan

masalahnya adalah (1) Faktor-faktor internal dan eksternal apakah yang

mempengaruhi pemasaran produk pakaian jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat dan

(2) Strategi pemasaran produk pakaian jadi bagaimanakah yang dijadikan pilihan

oleh perusahaan skala kecil di wilayah Jakarta Pusat, khususnya Usaha Produk

Pakaian Jadi Yasra Studio.

Tujuan dari kajian ini secara umum untuk mengidentifikasi dan

menganalisis strategi pemasaran, khususnya dalam produk pakaian jadi.

Sedangkan tujuan kajian secara khusus adalah (1) Mengidentifikasi faktor internal

dan eksternal yang mempengaruhi pemasaran produk pakaian jadi pada Yasra

Page 4: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

Studio; dan (2) Merumuskan alternatif strategi untuk pemasaran produk pakaian

jadi pada perusahaan tersebut. Data yang digunakan terdiri dari data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada

responden dan wawancara langsung dengan pengusaha dan konsumen di

lapangan. Data sekunder dikumpulkan melalui studi pustaka yang relevan dengan

kajian penelitian. Pengolahan dan analisa data menggunakan uji khi-kuadrat dan

matriks faktor strategik.

Berdasarkan uji khi-kuadrat didapatkan bahwa, jenis produk pakaian jadi

yang dipesan oleh konsumen pada Yasra Studio tergantung pada kelompok usia

yang membelinya, dengan khi-kuadrat hitung lebih besar dibandingkan dengan

khi-kuadrat tabel, yaitu 7,59 > 4,605 dan 5,991 pada α 10% dan 5%. Tingkat

kepuasan konsumen terhadap produk pakaian jadi bergantung pada jenis produk

pakaian jadi, yaitu pakaian pesta, pakaian pengantin dan pakaian wanita panitia

pengantin, dengan khi-kuadrat hitung lebih besar dibandingkan dengan khi-

kuadrat tabel, yaitu 10,41> 7,779 dan 9,488 pada α 10% dan 5%. Iklan rubrik

majalah Perkawinan bergantung pada kelompok wanita umur 21-35 tahun dan 36-

50 tahun, dengan khi-kuadrat hitung lebih besar dibandingkan dengan khi-kuadrat

tabel, yaitu 4,31 > 2,706 dan 3,841 pada α 10% dan 5%.

Hasil analisis faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal

(peluang dan ancaman) pada Yasra Studio menyatakan : (1) Faktor kekuatan yang

dimiliki adalah letak perusahaan strategik, lingkungan kerja kekeluargaan, produk

bermutu, adanya komunikasi dua arah antara pemilik dengan karyawan, kegigihan

dan keuletan dari pemilik perusahaan dalam mengelola usahanya, promosi yang

baik, dan jumlah tenaga kerja yang banyak; (2) Faktor kelemahan adalah harga

produk pakaian mahal, biaya promosi tinggi, dan mesin jahit sudah tua, (3)

Faktor peluang adalah jumlah penduduk Indonesia semakin banyak, ketersedian

bahan baku yang cukup, meningkatnya permintaan pasar, adanya dukungan

pemerintah yang tinggi dalam pengembangan industri TPT dan pasar dalam

negeri yang besar; (4) Faktor ancaman adalah impor (ilegal) produk dari luar

(Cina), kenaikan biaya produksi akibat naiknya tarif BBM, pajak dan listrik,

kondisi ekonomi, hukum, sosial dan politik belum stabil dan pesaing aktif dalam

Page 5: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

melakukan inovatif dan pemasaran produk dan industri pendukung yang belum

berkembang.

Analisis SWOT menghasilkan 4 (empat) jenis alternatif strategi S-O, W-O,

S-T dan W-T berikut : (1) Strategi S-O (Strengths-Opportunities) : .

mempertahankan mutu produk, meningkatkan mutu tenaga kerja, melakukan

penetrasi dan pengembangan pasar, mempertahankan pembeli potensial; (2)

Strategi W-O (Weaknesses-Opportunities) : mengembangkan atribut produk

baru/modifikasi rupa dan bentuk, membeli mesin baru serta mengembangkan

harga jual sesuai segmen konsumen; (3) Strategi S-T (Strengths-Threats) :

meningkatkan program pemasaran produk, melakukan kerjasama dengan

pengusaha produk sejenis lainnya; (4) Strategi W-T (Weaknesses- Threats) :

mengoptimalkan litbang di bidang pertekstilan dan pakaian .

Berdasarkan matriks IE, diperoleh hasil bahwa usaha Yasra Studio tersebut

berada pada kotak kuadran V (lima) yang digambarkan sebagai daerah stabil dan

tumbuh, maka rumusan alternatif strateginya adalah melakukan penetrasi pasar,

pengembangan produk dan pengembangan pasar.

Page 6: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa semua pernyataan dan data dalam laporan akhir saya yang berjudul : ” Strategi Pemasaran Usaha Tekstil dan Produk Tekstil (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat)” merupakan gagasan atau hasil penelitian laporan akhir saya sendiri, dengan pembimbingan Komisi Pembimbing, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya. Laporan akhir ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di perguruan tinggi lain. Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya. Bogor, April 2007 Sang Saniaka Tajulfitri F052044025

Page 7: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN

PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat)

SANG SANIAKA TAJULFITRI

Laporan Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi Industri Kecil Menengah

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Page 8: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

Judul Laporan Akhir : Strategi Pemasaran Usaha Tekstil dan Produk Tekstil (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat)

Nama Mahasiswa : Sang Saniaka Tajulftri

Nomor Pokok : F052044025

Program Studi : Industri Kecil Menengah

Menyetujui, April 2007

Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA Dr. Ir. H. Ma’mun Sarma, MS, MEc

Ketua Anggota

Mengetahui,

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana

Industri Kecil Menengah Wakil Dekan

Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA Prof.Dr.Ir. H. Khairil A. Notodiputro, MS

Tanggal Ujian : 28 Maret 2007 Tanggal Lulus :

Page 9: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

Penguji Luar Komisi pada Ujian Laporan Akhir : Dr.Ir. Nora H. Pandjaitan, DEA

Page 10: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 5 Maret 1963, sebagai anak

kedua dari dua bersaudara dari Almarhum Bapak H. Muhammad Abdul Gani, MA

dan Almarhumah Dra. Tj Rahma MA. Pendidikan sarjana ditempuh di Jurusan

Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, dan lulus pada tahun

1992. Pada tahun 2004 penulis diterima di Program Studi Industri Kecil

Menengah Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Penulis bekerja pertama kali pada Departemen Perdagangan dari tahun

1994-1996 dengan penempatan pertama di Bagian Perencanaan Pengembangan

Ekspor, Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Departemen Perdagangan. Pada

tahun 1997-2002 penulis ditempatkan pada Sub Direktorat Australia dan Pasifik

pada Direktorat Kerjasama Industri dan Perdagangan Internasional Departemen

Perindustrian dan Perdagangan. Pada tahun 2002 – bulan Juli 2006, penulis

diperbantukan pada Ke Deputian Bidang Perikanan dan Kelautan di Kementerian

Koordinator Bidang Perekonomian dan mulai bulan Agustus 2006 sampai dengan

sekarang sepenuhnya bekerja pada Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian.

Penulis menikah pada tahun 1995 dengan Dina Yuliana dan saat ini

dikaruniai seorang putra dan putri bernama Muhammad Nur Sandy (11 tahun) dan

Rahma Andisa Qurrota’ain (6 tahun).

Page 11: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat

dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir ini.

Laporan Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar

Magister Profesional pada Program Studi Industri Kecil Menengah, Sekolah

Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari bahwa Laporan Akhir ini tidak akan tersusun tanpa

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan

terima kasih yang tulus kepada :

1. Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS Dipl.Ing, DEA, sebagai Ketua Komisi

Pembimbing atas bimbingan, arahan, dorongan dalam penulisan dan

penyelesaian Laporan Akhir.

2. Dr.Ir.H.Ma’mun Sarma, MS, MEc, sebagai Anggota Komisi Pembimbing atas

bimbingan, arahan dalam penulisan dan penyelesaian Laporan Akhir.

3. Dr.Ir. Nora H Panjaitan, selaku Penguji Luar Komisi dalam pengujian tesis

Laporan Akhir.

4. Seluruh staf pengajar dan staf pada Program Studi Industri Kecil Menengah,

Sekolah Pascasarjana Intitut Pertanian Bogor, selama kuliah berlangsung.

5. Ibu Ir.Yasra Hayati pemilik usaha pakaian jadi yang telah membantu dalam

memberikan data-data yang diperlukan dalam penulisan dan penyelesaian

Laporan Akhir ini.

6. Kedua orang tua penulis (Almarhum dan almarhumah) yang secara tidak

langsung juga memberikan motivasi dan semangat kepada penulis untuk terus

menyelesaikan penulisan laporan akhir ini.

7. Istri penulis Dina Yuliana dan putra putri tercinta Muhammad Nur Sandy dan

Rahma Andisa Qurrota’ain dengan segala dukungan, cinta kasih dan doa,

sehingga penulisan Laporan Akhir ini terselesaikan dengan baik.

Page 12: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

8. Teman-teman Angkatan V dan VI Program Studi Industri Kecil Menengah,

Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor dan kepada semua pihak yang

telah membantu terselesaikannya Laporan Akhir ini.

Akhirnya penulis berharap agar Laporan Akhir ini dapat berguna dan

memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, khususnya untuk

kemajuan dunia pendidikan dan penelitian.

Bogor, Maret 2007

Penulis

Page 13: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xiii

I. PENDAHULUAN............................................................................. 1 A. Latar Belakang............................................................................. 1 1. Sejarah Perusahaan............................................................... 4 2. Produk Perusahaan................................................................ 5 B. Perumusan Masalah..................................................................... 6

II. ANALISIS MASALAH.................................................................... 7 A. Prinsip-prinsip Analisis............................................................... 7 1. Tujuan................................................................................... 16 2. Implementasi di Lapangan..................................................... 16 B. Metode Analisis........................................................................... 16 1. Metode................................................................................... 16 2. Kelebihan dan Kekurangan Metode...................................... 28

III. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 30 A. Kondisi usaha produk pakaian jadi.............................................. 30 B. Uji Khi Kuadrat............................................................................ 31 1. Karakteristik produk pakaian jadi........................................... 31 2. Karakteristik kepuasan konsumen.......................................... 32 3. Karakteristik iklan rubrik majalah Perkawinan...................... 34 C. Analisis Faktor Internal................................................................ 35 D. Analisis Faktor Eksternal............................................................. 37 E. Analisis Strategi Pemasaran......................................................... 38 1. Strategi S-O................................................................................... 41 2. Strategi W-O................................................................................. 42 3. Strategi S-T................................................................................... 43 4. Strategi W-T................................................................................. 44

KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 48 Kesimpulan....................................................................................... 48 Saran.................................................................................................. 49

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 50

LAMPIRAN............................................................................................... 51

Page 14: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Perkembangan perusahaan dan pekerja industri TPT Nasional pada tahun 2001-2004..............................................................

2

2. Perkembangan jumlah perusahaan dan tenaga kerja industri pakaian jadi di Propinsi DKI Jakarta tahun 2001-2004...........

3

3. Perkembangan konsumsi komoditi TPT pada tahun 2001-2004..........................................................................................

3

4. Kontingensi..............................................................................

18

5. Matriks EFE............................................................................

19

6. Matriks IFE..............................................................................

20

7. Penilaian bobot faktor strategis internal perusahaan dengan metode matriks banding berpasangan………………………..

21

8. Penilaian bobot faktor strategis eksternal perusahaan dengan metode matriks banding berpasangan………………………

22

9. Matriks SWOT………………………………………………

27

10. Nama perusahaan produk pakaian jadi...................................

30

11. Kontingensi produk pakaian jadi…………………………..

31

12. Perhitungan Khi Kuadrat untuk jenis produk pakaian jadi.....

32

13. Kontingensi kepuasan konsumen…………………………..

33

14. Perhitungan Khi Kuadrat untuk kepuasan konsumen...........

33

15. Kontingensi iklan rubrik majalah Perkawinan.....................

34

16. Perhitungan Khi Kuadrat untuk iklan rubrik di majalah Perkawinan............................................................................

34

17. Hasil IFE……………………………………………………

36

18. Hasil EFE………………………………………………….

37

19. Perumusan strategi usaha Yasra Studio dengan matriks SWOT 40

Page 15: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Struktur organisasi Yasra Studio……………………….. 5

2. Beberapa pendekatan analisis dalam perumusan strategi

Pemasaran……………………………………………….

8

3. Sistem pemasaran total……………………………….... 9

4. Rantai kelahiran teknologi……………………………. 10

5. Hubungan antara perilaku konsumen dengan strategi pemasaran………………………………………………

12

6. Pengambilan keputusan konsumen……………………. 13

7. Bauran Pemasaran……………………………………… 15

8. Matriks IE……………………………………………… 24

9. Hasil matriks IE……………………………………… 39

Page 16: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Bagian pengisian matriks berpasangan............................ 52

2. Bagian pengisian rating................................................... 58

3. Daftar pertanyaan konsumen.......................................... 63

4. Gambar pohon industri tekstil......................................... 65

5. Gambar pre sales design room proces............................ 66

6. Gambar nama perusahaan dan proses produk pakaian jadi 67

7. Surat izin usaha perdagangan kecil Yasra Studio............. 71

8. Surat keterangan penelitian pada perusahaan Yasra Studio 72

Page 17: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era globalisasi yang terjadi saat ini telah memaksa produk industri

kecil menengah secara langsung bersaing dengan produk perusahaan

multinasional. Banyaknya tuntutan konsumen terhadap mutu produk yang

makin tinggi dengan berpatokan pada produk-produk luar negeri, semakin

tersingkirkannya pengusaha kecil akibat munculnya pedagang eceran skala

besar nasional dan internasional di sekitar pasar tradisional. Dampak yang

paling dirasakan adalah semakin ketatnya persaingan di sektor industri. Untuk

membangun sektor industri agar mampu berkembang dalam arena persaingan

pada saat ini dan sekaligus menjadikannya motor penggerak perekonomian di

masa depan, maka sektor industri perlu memiliki potensi dan daya saing yang

tinggi, yaitu tingginya peningkatan nilai tambah dan produktivitas di

sepanjang rantai nilai produksi dan dukungan dari seluruh sumber daya

produktif yang dimiliki oleh bangsa Indonesia (Media Industri dan

Perdagangan, 2005).

Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(Perpres No 7 tahun 2005) dan fokus pembangunan industri pada jangka

menengah (2004-2009) adalah dengan penguatan dan penumbuhan klaster-

klaster industri inti, yaitu industri tekstil dan produk tekstil (Media Industri,

2005). Nitimihardja (2005) mengatakan pengembangan klaster industri inti

tersebut, dilakukan secara komprehensif dan integratif, serta ditunjang industri

terkait (related industries) dan industri pendukung (supporting industries).

Nitimiharja (2005) dalam Kebijakan Industri Nasional, menyatakan

bahwa industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) merupakan salah satu dari 10

industri andalan yang saat ini didorong pengembangannya, mengingat industri

tersebut merupakan industri yang padat modal dan padat tenaga kerja.

Terpuruknya daya saing industri TPT disebabkan oleh beberapa hal, yaitu

kondisi mesin yang sudah tua/teknologi yang sudah tertinggal, banyaknya

produk impor TPT illegal, terutama dari China yang masuk, masih terbatasnya

Page 18: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

2

mutu dan kuantitas sumber daya manusia (SDM), terutama di bidang desain

dan terbatasnya pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) tekstil,

terutama dalam penanganan desain produk (nasional), akses pasar dan

manajemen mutu.

Saat ini, perkembangan jumlah usaha kecil menengah (UKM) pada

industri TPT Nasional pada tahun 2004 adalah 5.569 unit usaha, di mana

jumlah ini lebih besar dibandingkan dengan tahun 2003 yang hanya berjumlah

4.873 unit usaha. Sedangkan jumlah tenaga kerja pada usaha kecil dan

menengah dalam industri TPT ini pada tahun 2004 menunjukkan 668.372

orang atau lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya yang berjumlah

584.786 orang atau secara umum mengalami kenaikan 14 % (Tabel 1)1 .

Tabel 1. Perkembangan perusahaan dan pekerja industri TPT Nasional pada tahun 2001-2004

Kelompok 2001 2002 2003 2004Perubahan(%) Perubahan(%) Perubahan(%)

2002-2001 2003-2002 2004-2003Perusahaan Menengah-Kecil 6.009 5.293 4.873 5.569 -11,915 -7,935 14,28 Tenaga Kerja Menengah-Kecil 721.193 635.201 584.786 668.372 -11,923 -7,936 14,29 Sumber : BPS, 2005.

Sementara itu, perkembangan jumlah perusahaan industri pakaian jadi

pada tahun 2004 di propinsi DKI Jakarta, adalah sebesar 410 unit usaha, di

mana jumlah ini lebih kecil dibandingkan dengan tahun 2003 yang hanya

berjumlah 452 unit usaha atau mengalami penurunan sebesar 9,29%.

Sedangkan, jumlah tenaga kerja tahun 2004, adalah sebesar 105.728 orang, di

mana jumlah ini lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya

mencapai sebesar 100.962 orang atau mengalami kenaikan 4,72% (Tabel 2).

Dengan semakin berkembangnya kondisi perekonomian dunia yang

terus bergerak ke arah globalisasi ekonomi, maka dunia usaha di dalam negeri

dituntut untuk meningkatkan potensi dan mempunyai daya saing yang tangguh

dalam menghadapi persaingan global.

1 Kompas, 28 Februari 2006, China Serobot Jaringan Tekstil

Page 19: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

3

Tabel 2. Perkembangan jumlah perusahaan dan tenaga kerja industri pakaian jadi di

Propinsi DKI Jakarta tahun 2001-2004

Uraian 2001 2002 2003 2004

Perubahan Perubahan Perubahan 2002-2001 2003-2002 2004-2003

(%) (%) (%) Perusahaan 571 493 452 410 -13,66 -8,32 -9,29 Tenaga Kerja

100.831 108.737 100.962 105.728 7,84 -7,15 4,72

Sumber : BPS DKI, 2005.

Perkembangan konsumsi rataan nasional produk TPT tahun 2001-2004

adalah 4 kg/kapita atau mengalami kenaikan/perubahan 7,18 % dan konsumsi

rata-rata dunia 8 kg/kapita (Media Industri dan Perdagangan, 2004). Hal ini

menunjukkan, masih ada harapan bagi industri TPT di Indonesia, karena

masih ada potensi pasar. Sedangkan tingkat pertumbuhan TPT Dunia

menunjukkan perkembangan yang positif 0,13 % dibandingkan dengan tingkat

pertumbuhan nasional yang mengalami penurunan sebesar 0,40 % (Tabel 3).

Tabel 3. Perkembangan konsumsi komoditi TPT pada tahun 2001-2004 (Kg/Kapita)

Sumber : API, 2005.

Berkaitan dengan itu, dalam rangka meningkatkan potensi industri

TPT (pakaian jadi), maka perlu dilakukan suatu kajian untuk dapat

meningkatkan posisi industri TPT (pakaian jadi) di dalam persaingan pasar

dalam dan luar negeri. Menurut Kotler dan Amstrong (2001), dalam mencapai

tujuan, perusahaan dapat menggunakan konsep pemasaran untuk memenuhi

keinginan dan kebutuhan konsumen sehingga memberikan kepuasan

pelanggan secara lebih efektif dan efisien.

Konsumsi 2001 2002 2003 2004

Rata-rata 2001-2004

Pertumbuhan Perubahan

2002-2001 (%)

Perubahan 2003-

2002 (%)

Perubahan 2004-

2003 (%)

2001-2004

(%) Nasional 4,20 4,00 3,90 4,18 4,10 -0,40 -4,76 -2,50 7,18

Internasional 7,96 7,97 7,98 7,99 8,00 0,13 0,1256 0,1255 0,1253

Page 20: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

4

1. Sejarah Perusahaan

Awalnya usaha Yasra Studio berdiri pada tahun 1995 dan

merupakan salah satu usaha rumah tangga yang bergerak dalam

pembuatan dan pemasaran produk pakaian jadi. Lokasi pertama kali usaha

Yasra Studio ini, berada pada Jalan Mesjid II No 26 Pejompongan dan

akhirnya menempati lokasi di Jalan Danau Matana Blok D II No 7

Pejompongan, Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang, di

Jakarta Pusat. Pada saat ini rumah tersebut telah dijadikan sebagai tempat

usaha dan juga sebagai tempat tinggal pemilik usaha tersebut.

Usaha ini, sudah berjalan selama lebih kurang 11 tahun dan

menunjukkan perkembangan semakin baik. Modal awal dari usaha ini

adalah sebesar Rp. 15.000.000,-, yang berasal dari modal sendiri yang

dimiliki oleh pemilik usaha Yasra Studio. Modal awal usaha digunakan

oleh pemilik usaha tersebut untuk menyewa rumah, membeli beberapa

mesin jahit dan mesin obras, serta menggaji ± 3 karyawan. Dengan

semakin berkembangnya usaha yang dijalankan saat ini, maka pemilik

usaha Yasra Studio tersebut, menambah ruangan untuk memperlancar

produksi usaha yang dijalankannya

Usaha Yasra Studio telah terdaftar pada tanggal 12 April tahun

2006 pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Jakarta Pusat dan telah

mendapatkan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Kecil dengan Nomor :

0545/1.824.51. Sedangkan struktur organisasi usaha produk pakaian jadi

Yasra Studio, dapat dilihat pada Gambar 1 :

Page 21: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

5

.

Gambar 1. Struktur organisasi perusahaan Yasra Studio

Perkembangan usaha ini semakin maju, terutama tingginya

permintaan pembuatan produk pakaian jadi yang dipesan pada saat hari

besar nasional, acara perkawinan, dan acara penting lainnya. Jumlah

produk rataan per bulan usaha Yasra Studio, adalah sebesar 54 potong

untuk pakaian pesta, 3 potong pakaian pengantin dan pakaian panitia

wanita pengantin sebanyak 36 potong.

Perusahaan Yasra Studio merupakan salah satu dari 4 usaha rumah

tangga dalam pembuatan produk pakaian jadi, yang ada di daerah

Pejompongan Kecamatan Tanah Abang, Kelurahan Bendungan Hilir,

Jakarta Pusat, dimana tingkat persaingan usaha antara keempat perusahaan

tersebut sangat tinggi dan ini merupakan salah satu ancaman (keadaan

eksternal organisasi) yang berpotensi menimbulkan kesulitan bagi usaha

Yasra Studio.

2. Produk Perusahaan

Produk yang dihasilkan dari usaha Yasra Studio ini adalah produk

pakaian jadi seperti pakaian muslim wanita, kebaya, pesta, dan lain-lain.

Proses produksi dari pembuatan produk pakaian jadi ini tidak rumit,

karena proses tesebut dilakukan dengan menggunakan teknologi mesin

(jahit, obras dan bordir) dan pembuatan tangan (hand made) seperti

membuat manik-manik pada produk pakaian jadi tersebut. Proses

pembuatan produk pakaian jadi ini dimulai dari pengukuran, pembuatan

pola, pemotongan bahan, pembordiran (jika dibordir), dan penjahitan

Pemilik Perusahaan

Manajer Pemasaran

Pekerja

Page 22: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

6

(penambahan payet dan lain-lain). Produk pakaian jadi yang dihasilkan

sangatlah banyak dan bervariasi sesuai dengan keinginan konsumen.

Dalam menetapkan harga jual produk pakaian jadi tersebut,

pemilik usaha telah mempertimbangkan harga bahan baku, biaya produksi

dan biaya pemasaran. Produsen ini menetapkan harga jual produk pakaian

jadi kepada para pelanggan atau konsumen berdasarkan per produk jadi

tergantung jenis pakaian yang dihasilkan, misalkan produk pakaian pesta

dengan harga Rp. 1.000.000 - Rp. 1.500.000, produk pakaian pengantin

dengan harga Rp. 2.500.000 - Rp. 5.000.000 dan pakaian panitia wanita

pengantin berkisar Rp.1.000.000,- sampai dengan Rp.1.500.000,-.. Hal ini

tentunya didasarkan atas pesanan model permintaan dari konsumen itu

sendiri.

Pemilik usaha Yasra Studio ini, selalu menjaga dan meningkatkan

mutu produk yang dihasilkan dengan menggunakan bahan - bahan baku

yang mutu dan melalui tahapan proses produksi yang baik dan bermutu

(desain tertentu sesuai dengan permintaan konsumen). Bahkan produk

pakaian jadi ini, telah diiklankan pada salah satu majalah terkenal bulanan

calon pengantin “PERKAWINAN” edisi bulan April sampai dengan

bulan Oktober 10/VII/ 2006 dan juga pada tahun yang sama, pemilik usaha

Yasra Studio dan pengusaha produk sejenis lainnya melakukan kerjasama

mengikuti kegiatan fashion show di salah satu hotel berbintang 5 di kota

Jakarta.

B. Perumusan Masalah

1. Faktor-faktor internal dan eksternal apakah yang mempengaruhi

pemasaran produk pakaian jadi Yusra Studio di Jakarta Pusat ?

2. Strategi pemasaran produk pakaian jadi bagaimanakah yang dijadikan

pilihan oleh perusahaan skala kecil di wilayah Jakarta Pusat, khususnya

Usaha produk pakaian jadi Yasra Studio ?

Page 23: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

II. ANALISA MASALAH

A. Prinsip-prinsip Analisis

Produk pakaian jadi seperti kebaya, pakaian muslim (jilbab), baju

pesta, baju pengantin dan produk pakaian jadi lainnya, merupakan produk

yang sering kita jumpai dikehidupan sehari-hari baik dalam event perayaan

hari besar nasional, hari raya agama Islam / non Islam, pesta perkawinan serta

event lainnya. Pemasaran produk pakaian jadi usaha ini, dipasarkan melalui

pembelian langsung di lokasi produksi, majalah, fashion show, word of mouth

(komunikasi dari mulut ke mulut) dari para pelanggan yang sudah menjadi

pelanggan tetap dari produk pakaian jadi tersebut .

Chandler dalam Rangkuti (2003) menyatakan bahwa Strategi adalah

tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi

semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut. Konsep-

konsep strategi tersebut antara lain : Distinctive Competence dan Competitif

Advantage. Menurut Day and Wensley dalam Rangkuti (2003) identifikasi

Distinctive Competence dalam suatu organisasi adalah :

a. Keahlian tenaga kerja, dengan menghasilkan produk yang mutunyanya

lebih baik dibandingkan dengan produk pesaing, dengan cara memahami

secara detail keinginan konsumen dan membuat program pemasaran yang

lebih baik daripada program pesaing.

b. Kemampuan sumber daya seperti penggunaan sumber bahan baku yang

tinggi kualitasnya, proses produksi yang canggih dan lain-lain.

Rangkuti (2003) menyebutkan bahwa analisis SWOT adalah

identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi

perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan

kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan

kelemahan dan ancaman. Proses pengambilan keputusan strategis selalu

berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan

perusahaan.

Pemasaran menurut Bennet dalam Tjiptono (2002), merupakan fungsi

yang memiliki kontak paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal

Page 24: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

8

perusahaan hanya memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan

eksternal. Strategi pemasaran merupakan pernyataan mengenai bagaimana

suatu merek atau lini produk mencapai tujuannya. Sementara itu, Kahle dalam

Tjiptono (2002) mendefinisikan strategi pemasaran sebagai alat fundamental

yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan

mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar

yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar

sasaran tersebut.

Menurut Corey dalam Tjiptono (2002), strategi pemasaran terdiri atas

lima elemen yang saling berkait (Gambar 2). Kelima elemen tersebut adalah

pemilihan pasar, perencanaan produk (misal desain), penetapan harga, sistem

distribusi dan komunikasi pemasaran (promosi).

Gambar 2. Beberapa pendekatan analisis dalam perumusan strategi pemasaran

(Corey dalam Tjiptono, 2002)

Selain itu, Koeswara (1995), membagi sistem pemasaran menjadi 3

(tiga) peubah, yaitu :

1. Peubah internal, yang dapat dikendalikan

Kekuatan dan kelemahan Perusahaan

* Teknologi

* Pelanggan

Sasaran dan Tujuan

* Pangsa Pasar

* Laba

Formulasi Strategi

* Pemilihan Pasar

* Produk

* Harga

* Periklanan

* Promosi

Analisis Ekonomi

* Kemungkinan

kehilangan pelanggan

* Peluang pasar baru

Analisis Pasar

* Perilaku Pembelian

(tempat pembelian)

* Posisi Pasar pesaing

Page 25: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

9

2. Peubah eksternal yang tidak dapat dikendalikan

3. Peubah internal/eksternal yang dapat dikendalikan sebagian.

Ketiga peubah tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.

LITBANG PRODUKSI FINANSIAL

KEBIJAKSANAAN

&

TUJUAN

PERUSAHAAN

PEUBAH PERENCANAAN YANG DAPAT

DIKENDALIKAN PASAR

MARKETING MIX

PRODUK/JASA HARGA DISTRIBUSI PROMOSI

PEUBAH INTERNAL/

SALURAN EKSTERNAL YANG

DISTRIBUSI DAPAT DIKENDALIKAN

PASAR

PEMBELI

INDUSTRI

PEUBAH EKSTERNAL/

LINGKUNGAN YANG TIDAK DAPAT

EKSTERNAL DIKENDALIKAN

EKONOMI POLITIK BUDAYA PERSAINGAN TEKNOLOGI SOSIAL

Gambar 3. Sistem pemasaran total (Koeswara, 1995)

Page 26: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

10

Hubeis (2005) menyatakan bahwa dalam pengembangan produk,

pemahaman rantai kelahiran teknologi merupakan sesuatu yang tidak dapat

ditawar-tawar lagi untuk pembinaan dan pengembangan perusahaan/industri

melalui dukungan kelembagaan seperti kawasan bisnis dan lain-lainnya dalam

menghasilkan kegiatan ekonomi yang berdaya dan berhasil guna bagi semua

pihak. Adapun rantai kelahiran teknologi tersebut dapat dilihat pada (Gambar

4 ).

Gambar 4. Rantai kelahiran teknologi (Hubeis, 2005)

Keterangan :

(1) Gagasan/produk/jasa

(2) Pengembangan prototipe produk (teknis dan ekonomis) melalui formulasi,

pemasaran dan pengembangan

(3) Spesifikasi produk, harga dan potensi pasar

(4) Integrasi tahap 1-3 (realisasi pabrikasi awal) melalui tahap pengendalian

internal dan eksternal

(5) Pabrikasi penuh dan strategi pemasaran (produk, harga, promosi, merek

dan distribusi)

(6) Komersialisasi produk/jasa secara total, baik yang sudah ada atau belum

ada di pasar kepada konsumen

Selain itu, Hubeis (2005) juga menyatakan bahwa pengembangan

produk itu penting baik dalam pengembangan produk seperti old product

development (OPD) maupun new product development (NPD), dimana kedua

jenis pengembangan tersebut merupakan kunci perusahaan untuk bertahan

dan bersaing di pasar, baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang

berupa keunggulan komparatif (mutu, harga dan teknologi), keunggulan

kompetitif (SDM), organisasi dan pelayanan) dan kemampuan menarik

konsumen untuk membeli atau mengkonsumsi produk lokal ataupun global.

OPD mencakup hal modifikasi, peningkatan dan perluasan merk yang ada

Ide (1)

Evaluasi (2)

Layak (3)

Pengem-bangan (4)

Uji (5)

Pemasaran (6)

Page 27: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

11

oleh perusahaan, sedangkan NPD merupakan pengembangan produk yang

benar-benar dilakukan oleh perusahaan. Adapun tantangan pada

pengembangan produk ditentukan oleh 2 (dua) faktor berikut :

1. Eksternal meliputi inflasi, pasar segmentasi, teknologi baru yang

berdampak negatif terhadap produk-produk yang sudah di pasar,

perubahan demografi dan bertambah banyaknya produk-produk luar negeri

yang ada di pasar.

2. Internal meliputi ide-ide yang tercipta, seleksi ide dari bagian yang ada di

organisasi, evaluasi awal (untung/rugi, nilai tambah, pemenuhan

permintaan pasar, dan lain-lain), pengembangan jangka pendek dan

panjang dari formulasi dan uji coba produk hingga ke pasar dan tahap

komersialisasi yang dimulai dari penetpaan jumlah dan mutu hingga cara

memasarkan.

Irawan (2002) mengatakan ada 10 Prinsip Kepuasaan Pelanggan, yaitu

:

1. Mulailah dengan Percaya akan Pentingnya Kepuasaan Pelanggan

2. Pilihlah Pelanggan dengan Benar untuk Membangun Kepuasan Pelanggan

3. Memahami Harapan Pelanggan adalah Kunci

4. Carilah Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan Anda

5. Faktor Emosional adalah Faktor Penting yang Mempengaruhi Kepuasan

Pelanggan

6. Pelanggan yang Komplain adalah Pelanggan Anda yang Loyal

7. Garansi adalah Lompatan yang Besar dalam Kepuasan Pelanggan

8. Dengarkanlah Suara Pelanggan Anda

9. Peran Karyawan Sangat Penting dalam Memuaskan Pelanggan

10. Kepemimpinan adalah Teladan dalam Kepuasan Pelanggan

Hal yang dikemukakan Irawan (2002) selaras dengan pendapat Peter

dan Olson dalam Prasetijo dan Ihalaw (2004), strategi pemasaran dirancang

untuk meningkatkan peluang dimana konsumen akan memiliki anggapan dan

perasaan positif terhadap produk, jasa dan merek tertentu, akan mencoba

produk, jasa atau merek tersebut lalu membelinya berulang-ulang. Untuk

Page 28: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

12

mengembangkan strategi pemasaran yang kompetitif, maka pemasar perlu

mengetahui konsumen yang cenderung membeli produknya, faktor-faktor apa

yang kira-kira dapat menyebabkannya menyukai produk tersebut, kriteria apa

yang dipakai dalam memutuskan membeli produk, bagaimana memperoleh

informasi tentang produk dan lain sebagainya.

Prasetijo dan Ihalaw (2004), menjelaskan bahwa perilaku konsumen

berfungsi sebagai dasar pembentukan komponen-komponen strategi

pemasaran yang terdiri dari segmenting, targeting dan positioning (STP)

seperti yang dimuat dalam Gambar 5.

Gambar 5. Hubungan antara perilaku konsumen dengan strategi pemasaran (Prasetijo dan Ihalaw, 2004)

Selain itu, Schiffman dan Kanuk dalam Prasetijo dan Ihalaw (2004)

menjelaskan bahwa, beberapa faktor yang mempengauhi dalam pengambilan

keputusan konsumen antara lain faktor eskternal seperti pemasaran (4P) dan

lingkungan sosial budaya sebagai input; faktor internal, misalnya motivasi,

persepsi, kepribadian, sikap dan pengalaman dan komponen output yang

menunjuk kepada dua macam kegiatan pasca keputusan yang saling

berhubungan erat, yaitu perilaku pembeli dan evaluasi pasca beli. Adapun

pengambilan keputusan konsumen tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.

Perilaku Konsumen

Strategi Pemasaran

Segmenting Targeting Positioning

Keunggulan Kompetitif

Page 29: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

13

Pengaruh eksternal

Input

Pengambilan keputusan konsumen

Proses

Perilaku pasca keputusan

Output

Gambar 6. Pengambilan keputusan konsumen (Prasetijo dan Ihalaw, 2004)

Hurriyati (2005), menyatakan bahwa promosi adalah salah satu faktor

penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun mutu suatu

Usaha-usaha Pemasaran perusahaan

4P product, price, place

dan promotion

Lingkungan sosial budaya

Sadar akan kebutuhan

Mencari sebelum

membeli

Mengevaluasi alternatif

Area psikologis 1. Motivasi 2. Persepsi 3. Pembelajaran 4. Kepribadian 5. Sikap

Pengalaman

Pembelian 1. Percobaan

2. Pembelian ulang

Evaluasi pasca beli

Page 30: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

14

produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa

produk tersebut akan berguna baginya, maka tidak akan pernah membelinya.

Pada hakekatnya, promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Secara

rinci, tujuan promosi dapat dijabarkan sebagai berikut : menginformasikan

(informing); membujuk pelanggan sasaran (persuading) dan mengingatkan

(reminding).

Kotler dalam Hurriyati (2005) mengemukakan definisi bauran

pemasaran adalah sekumpulan alat pemasaran (marketing mix) yang dapat

digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalm pasar

sasaran. Berdasarkan definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

marketing mix merupakan unsur–unsur pemasaran yang salig terkait ,

dibaurkan, diorganisir dan digunakan dengan tepat sehingga perusahaan dapat

mencapai tujuan pemasaran dengan efektif, seklaigus memutuskan kebutuhan

dan keinginan konsumen.

Zeithaml dan Bitner dalam Hurriyati (2005), menjelaskan bahwa untuk

pemasaran jasa perlu bauran pemasaran yang lebih luas (expanded marketing

mix for services) dengan penambahan unsur non tradisional marketing mix,

yaitu people (orang), physical evidence (fasilitas fisik) dan process (proses),

sehingga menjadi tujuh unsur (7P), dimana masing-masing dari tujuh unsur

bauran pemasaran tersebut saling berhubungan dan tergantung satu sama

lainnya dan mempunyai suatu bauran yang optimal sesuai dengan karakteristik

segmennya. Unsur-unsur bauran pemasaran jasa (7P) ini dapat dilihat pada

Gambar 7.

Page 31: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

15

Gambar 7. Bauran pemasaran jasa (Hurriyati, 2005)

Pakar pemasaran Kotler (2005), menyatakan bahwa ada 3 (tiga)

kategori khusus untuk siklus hidup produk yang berhubungan dengan gaya

(styles), fashions dan mode (fads). Mode melalui 4 tahap, yaitu Tahap

kekhasan (distinctiveness stage), Tahap peniruan (emulation stage), Tahap

mode masal (mass-fashion stage) dan Tahap penurunan (decline stage).

Hartanto dan Watanabe (1993), pembuatan pakaian meliputi tiga

proses, yaitu memotong, menjahit dan penyempurnaan kain yang telah dibuat

melalui proses pemintalan perajutan atau pertenunan pencelupan dan

sebagainya untuk produksi pakaian sebagai produk akhir. Hal ini memegang

peranan penting karena nilai pakaian tergantung dari teknik pembuatan

pakaian yang diterapkan pada kain bermutu tinggi.

Roesco dalam Sugiyono (2004) memberikan saran-saran tentang

ukuran contoh sebagai berikut :

1. Ukuran contoh yang layak digunakan dalam penelitian adalah antara 30

sampai dengan 500.

2. Untuk penelitan eksperimen yang sederhana yang menggunakan kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol maka jumlah anggota sampel masing-

masing 10 sampai dengan 20.

1. Product * Quality level, * Accesssories, * Packaging, * Warranties, * Product Line, * Branding

3. Promotion * Promotion blend * Media types * Publicity

2. Place * Channel type * Exposure * Intermediaries * Outlet location * Transportation * Storage

4. Price * Flexibility * Price level * Discounts

7. Process * Flow of activities * Customer involment

6. Physical Evidence

* Fasilitas design * Equipment * Business cards

5. People * Employees * Training * Motivation * Rewards

Page 32: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

16

Statistik nonparametrik menurut Sugiyono (2006), terutama digunakan

untuk menganalisis data nominal dan ordinal dari populasi yang bebas

distribusi (tidak harus normal). Data nominal biasanya diperoleh dari

penelitian yang bersifat eksploratif atau survei dan menyatakan uji Khi

kuadrat digunakan untuk menguji hipotesis komparatif bila datanya berbentuk

nominal dan contohnya besar dengan menggunakan Tabel Kontingensi.

1. Tujuan

Tujuan dari kajian ini secara umum untuk mengidentifikasi dan

menganalisis strategi pemasaran, khususnya dalam strategi pemasaran

produk pakaian jadi. Sedangkan tujuan kajian secara khusus adalah untuk :

a. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi

pemasaran produk pakaian jadi pada perusahaan tersebut.

b. Merumuskan alternatif strategi pemasaran produk pakaian jadi pada

perusahaan tersebut.

2. Implementasi di Lapangan

Produsen pakaian jadi, melihat ada peluang emas dalam membuat

produk pakaian jadi, karena permintaan akan produk pakaian jadi semakin

lama semakin meningkat, baik dalam permintaan sehari-hari maupun pada

waktu acara khusus lainnya.

Pemilihan lokasi pemasaran didasarkan atas pertimbangan bahwa

konsumen yang dituju mempunyai daya beli tinggi, sementara promosi

yang dilakukan melalui pemasaran langsung melalui majalah, pembuatan

brosur dan lain-lain.

B. Metode Analisis

1. Metode

Kajian dalam penelitian ini dilakukan terhadap usaha rumah tangga

pembuatan dan pemasaran produk pakaian jadi seperti kebaya, baju

pengantin dan lain-lain. Penentuan lokasi dilakukan secara purposif di

daerah Pejompongan Kecamatan Tanah Abang, Kelurahan Bendungan

Hilir, Jakarta Pusat, yaitu kasus 1 usaha produk pakaian jadi dari beberapa

pesaing produk usaha yang sejenis lainnya. Aspek kajian yang dianalisis

Page 33: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

17

adalah mencakup kondisi internal dan eskternal yang dihadapi oleh

perusahaan tersebut.

a. Pengumpulan Data

Data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder,

baik yang bersifat kualitatif dan kuantitatif Data primer diperoleh

dari pengamatan langsung di lapangan, hasil pengisian kuesioner

(Lampiran 1) dan wawancara langsung dengan responden penelitian

(pengusaha, manajer pemasaran, pegawai instansi Departemen

Perindustrian dan konsumen).

Wawancara dan kuesioner dilakukan untuk mengidentifikasi

faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap kinerja

perusahaan, serta penentuan bobot dan peringkat untuk masing-masing

faktor tersebut. Untuk data sekunder dikumpulkan melalui studi

pustaka dan data statistika yang relevan dengan kajian penelitian.

Data sekunder digunakan sebagai data tambahan dalam

menunjang analisis kajian ini. Data sekunder diperoleh dari majalah,

surat kabar, literatur yang berkaitan dengan pakaian jadi dan ulasan-

ulasan para pakar pakaian jadi yang dipublikasikan dalam buletin,

jurnal ilmiah melalui sarana internet.

b. Pengolahan dan Analisa Data

Jumlah responden yang dijadikan contoh dalam penelitian ini

adalah 92 orang, sebagaimana data di lapangan menunjukkan bahwa

jumlah populasi adalah sebesar 124, maka sesuai dengan penjelasan

pada Tabel Krecjie dalam Sugiyono (2006) dimana jumlah populasi

adalah 120 dan 130 dengan sampel yang diambil adalah 92 dan 97.

Metode pengambilan contoh dilakukan adalah dengan cara penarikan

contoh purposif yaitu pengusaha Yasra Studio yang melakukan

produksi pakaian jadi dan pelanggan yang melakukan pemesanan

pakaian jadi (pesta, pengantin dan lainnya) pada perusahaan tersebut.

Pengolahan dan analisa data menggunakan uji khi kuadrat dan

matriks faktor strategik. Rinciannya sebagai berikut :

Page 34: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

18

1) Khi-kuadrat (χ²)

Uji Khi-kuadrat digunakan untuk menganalisis frekuensi dua

peubah dengan kategori berganda untuk menentukan apakah kedua

perubah independen. Rinciannya sebagai berikut :

χ ² = ∑ (fo-fe)²/fe , dimana :

χ ² = Khi-kuadrat

fe = frekuensi yang diharapkan

fo = frekuensi yang diamati

Uji Independensi digunakan untuk mengetahui apakah ada

hubungan antar dua peubah. Uji independensi merupakan uji dua

arah antara dua peubah, yaitu peubah kesatu dalam kolom dan

peubah kedua dalam baris atau yang biasa dikenal dengan Tabel

Kontingensi (Tabel 4). Tabel Kontingensi adalah tabel berisi data

dengan ukuran baris r dan kolom c yang berisi data yang diperoleh

dari contoh. Tabel kontingensi menghubungkan dua peubah yaitu

jenis produk pakaian jadi pada kolom dan usia pembeli

(konsumen) pada baris. Uji Independensi dimaksudkan untuk

melihat apakah ada hubungan antar dua peubah, yaitu jenis produk

pakaian jadi dan usia pembeli (konsumen). Pada kolom A, A2 dan

A3 dimana terdapat 3 kategori (c = 3). Pada baris adalah kelompok

umur pembeli (konsumen) terdapat 3 kategori (r = 3) yaitu

kelompok umur A, B dan C tahun. Nilai-nilai yang terdapat pada

perpotongan kolom dan baris, adalah isi tabel kontingensi dan

merupakan frekuensi yang teramati.

Tabel 4. Kontingensi

Kelompok A B C (dan lain-lain) Total D E F

Jumlah

Page 35: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

19

Langkah-langkah yang diperlukan adalah :

1. Menyusun hipotesa. Hipotesa Ho menyatakan tidak ada

hubungan antara dua peubah, sedangkan H1 menyatakan ada

hubungan antar dua peubah.

2. Mengetahui nilai χ² tabel dengan taraf nyata α dan derajat

bebas db = (r-1) x (c -1), dimana r adalah baris dan c adalah

kolom.

3. Menentukan frekuensi harapan (fe) dimana fe untuk setiap sel

dirumus-kan :

Fe = Jumlah menurut baris x Jumlah menurut kolom/ Jumlah

total.

4. Mencari nilai χ² dengan rumus : (χ²) = ∑ (fo-fe)²/fe

5. Menentukan apakah menerima Ho dan menolak Ho.

2) Matrik EFE (External Factor Evaluation) dan IFE (Internal

Factor Evaluation)

Matrik EFE (Tabel 5) digunakan untuk menganalisa faktor-faktor

eksternal, mengklasifikasikannya menjadi peluang dan ancaman

bagi perusahaan, kemudian dilakukan pembobotan.

Tabel 5 . Matriks EFE

Faktor Strategis

Eksternal

Bobot Rating Skor

Peluang :

1. .........................

10. ........................

Ancaman :

1. .........................

10. ........................

Page 36: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

20

Matriks IFE (Tabel 6) digunakan untuk menganalisa faktor-faktor

internal, mengklasifikasikannya menjadi kekuatan dan kelemahan

bagi perusahaan dan selanjutnya dilakukan pembobotan.

Tabel 6. Matriks IFE

Faktor Strategis

Internal

Bobot Rating Skor

Kekuatan :

1. .........................

10. ........................

Kelemahan :

1. .........................

10. ........................

Tahap-tahap untuk mengidentifikasikan faktor-faktor eksternal dan

internal dalam matriks EFE dan IFE sebagai berikut :

a) Susunlah dalam kolom 1, tentukan faktor-faktor strategis

eksternal yang menjadi peluang dan ancaman serta faktor-

faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan.

b) Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0

(sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-

faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak

terhadap faktor strategis.

c) Penentuan bobot setiap peubah dilakukan dengan cara

mengajukan identifikasi faktor strategis internal dan eksternal

kepada pihak manajemen perusahaan. Penilaian dilakukan

dengan memberikan bobot numerik dan membandingkan antara

satu elemen dengan elemen lainnya. Metode tersebut

digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap

faktor penentu internal dan eksternal. Untuk menentukan bobot

setiap peubah digunakan skala 1, 2 dan 3. Skala yang

digunakan untuk pengisian kolom adalah :

Page 37: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

21

1 = jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator

vertikal.

2 = jika indikator horizontal sama penting daripada indikator

vertikal

3 = jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator

vertikal

Indikator horisontal dan indikator vertikal adalah variabel-variabel

kekuatan dan kelemahan pada faktor strategis internal serta

variabel peluang dan ancaman pada faktor eksternal. Metode ini

membandingkan secara berpasangan antara dua faktor secara relatif

berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap usaha

pemasaran produk pakaian jadi.

Tahap selanjutnya adalah melakukan sintesa terhadap hasil

penilaian tadi untuk menentukan elemen mana yang memiliki

prioritas tertinggi dan terendah. Perbandingan berpasangan

merupakan kuantifikasi hal-hal yang bersifat kualitatif sehingga

tidak semata-mata dengan pemberian bobot terhadap semua

parameter secara simultan, tetapi dengan persepsi pembadingan

atau perbandingan yang diskalakan secara berpasangan. Bentuk

penilaian bobot dapat dilihat pada Tabel 7 dan 8.

Tabel 7. Penilaian bobot faktor strategis internal perusahaan dengan metode matriks banding berpasangan

Faktor Strategik

Internal

F1 F2 F3 ........... Bobot

F1

F2

F3

...........................

Total

Page 38: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

22

Tabel 8. Penilaian bobot faktor strategis eksternal perusahaan dengan metode matriks banding berpasangan

Faktor Strategik

Eksternal

F1 F2 F3 ........... Bobot

F1

F2

F3

...........................

Total

Bobot setiap peubah diperoleh dengan menentukan nilai setiap

peubah terhadap jumlah nilai keseluruhan peubah dengan

menggunakan rumus (Kinnear and Taylor, 1991) berikut :

Xi

ai =

n ∑ i i = 1

ai = bobot peubah ke –i Xi = nilai peubah ke –i

i = 1,2,3, ..............n

n = jumlah peubah

Pada kolom tiga matrik EFE dan IFE diberikan rating. Penentuan

peringkat (rating) oleh manajemen atau pakar dari perusahaan

dilakukan terhadap peubah-peubah dari hasil analisis situasi

perusahaan. Pada EFE untuk menunjukkan seberapa efektif

strategis perusahaan ini menjawab masing-masing peubah tersebut

Page 39: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

23

digunakan sesuai peringkat dengan menggunakan skala 1, 2, 3 dan

4.

Pemberian nilai rating pada matrik EFE untuk faktor peluang dan

ancaman, yaitu :

1 = jawaban buruk 3 = jawaban di atas rataan

2 = jawaban rataan 4 = jawaban terbaik (superior)

Penentuan rating pada matriks IFE untuk faktor kelemahan dan

kekuatan, yaitu :

1 = kelemahan utama 3 = kekuatan kecil

2 = kelemahan kecil 4 = kekuatan utama

Selanjutnya nilai dari pembobotan dikalikan dengan peringkat pada

tiap faktor sehingga menghasilkan skor. Total skor pembobotan

diperoleh dari semua hasil kali tersebut dan dijumlahkan secara

vertikal. Hasil pembobotan dn peringkat (rating) berdasarkan

analisa situasi perusahaan dalam matriks.

5. Pada kolom 4, kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada

kolom 3, untuk memperoleh nilai bobot skor masing-masing

variabel. Selanjutnya total skor pembobotan diperoleh dari semua

hasil kali tersebut dan dijumlahkan secara vertikal.

6. Jumlahkan nilai yang dibobot, untuk setiap peubah untuk

menetukan total nilai yang dibobot untuk perusahaan.

3) Matriks Internal Eksternal

Setelah matrik IFE dan EFE dibuat, langkah selanjutnya

adalah menyusun Matriks Internal Eksternal (IE) yang merupakan

pemetaan dari skor total matriks IFE dan EFE yang dihasilkan dari

audit eksternal dan internal perusahaan.

Nilai total IFE ditunjukkan pada sumbu horizontal dari

matriks IE, sedangkan sumbu vertikal menunjukkan skor total

EFE. Nilai pada sumbu horizontal berkisar 1,00 - 1,99

menunjukkan posisi internal perusahaan yang lemah, skor 2,00 -

Page 40: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

24

2,99 menunjukkan kondisi rataan perusahaan sedangkan nilai 3,00

- 4,00 menunjukkan posisi internal perusahaan yang kuat.

Nilai pada sumbu vertikal berkisar 1,00 - 1,99 menunjukkan

posisi eksternal perusahaan yang rendah, nilai 2,00 - 2,99

menunjukkan pengaruh eksternal yang sedang sedangkan nilai

3,00 - 4,00 menunjukkan pengaruh eksternal yang tinggi. Contoh

mengenai Matriks IE disajikan pada Gambar 8.

Nilai Tertimbang Faktor Internal

Nila

i Ter

timba

ng F

akto

r E

kste

rnal

Kuat Rataan Lemah

I II III

Tinggi

Pertumbuhan Pertumbuhan Penurunan

(merubah

haluan)

Sedang

IV

Stabilitas

V

Pertumbuhan

dan Stabilitas

VI

Divestasi

VII VIII IX

Rendah Pertumbuhan Diversifikasi Likuidasi

Gambar 8. Matriks IE (Rangkuti, 2003)

Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan

internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan

penggunaan matriks IE adalah untuk memperoleh strategi bisnis

ditingkat korporat yang lebih rinci. Diagram tersebut dapat

mengidentifikasikan sembilan sel strategi perusahaan, tetapi pada

prinsipnya ke sembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga

strategi utama, yaitu :

a. Strategi Growth yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu

sendiri (sel 1, 2 dan 5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan 8).

Page 41: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

25

Hal ini disain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam

penjualan, aset, laba atau kombinasi dari ketiganya. Hal ini

dapat dicapai dengan cara menurunkan harga, mengembangkan

produk baru, menambah mutu produk atau meningkatkan akses

ke pasar yang lebih luas. Usaha yang dapat dilakukan adalah

dengan cara meminimalkan biaya untuk meningkatkan laba.

Growth strategy dilakukan dengan intergrasi vertikal (hulu dan

hilir); intergrasi horisontal; diversifikasi (concentric dan

conglomerate diversification); merger dan joint venture.

b. Strategi Stability adalah strategi yang diterapkan tanpa

mengubah arah strategi yang telah ditetapkan. Menurut Crown

yang dikutip oleh Dirgantoro (2004) menyebutkan bahwa

strategi ini biasanya diterapkan oleh perusahaan yang berada

pada industri dengan tingkat pertumbuhan yang rendah/ sudah

tidak tumbuh (jenuh).

c. Retrechment Strategi (sel 3, 6 dan 9) adalah usaha memperkecil

atau mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan. Menurut

Crown yang dikutip oleh Dirgantoro (2004) membagi strategi

ini menjadi : (1) turnaround strategy (menghilangkan terhadap

produk yang tidak menguntungkan, mengurangi jumlah tenaga

kerja, dan lain-lain); (2) divestment strategy (pemisahan bagian

perusahaan); (3) liquidation strategy (aset yang dijual).

4) Metode SWOT

SWOT adalah singkatan kekuatan (strength) dan peluang

(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan

kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) di dalam suatu

lingkungan yang dihadapi oleh suatu organisasi atau perusahaan.

Analisis SWOT merupakan cara sistematis untuk mengidentifikasi

faktor-faktor tersebut dan strategi yang menggambarkan kecocokan

paling baik diantaranya.

Page 42: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

26

Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi

yang efektif akan memaksimalkan kekuatan dan peluang dan

meminimalkan kelemahan dan ancaman. Jika diterapkan secara

akurat, asumsi sederhana ini mempunyai kekuatan yang sangat

besar atas rancangan suatu strategi yang berhasil. Penjabaran dari

komponen analisis SWOT sebagai berikut :

a. Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam

lingkungan organisasi suatu perusahaan. Kecenderungan-

kecenderungan penting merupakan salah satu sumber peluang.

Identifikasi sumber terbaik, perubahan pada situasi regulasi,

perubahan teknologi dapat memberikan peluang bagi

organisasi. Ancaman adalah situasi penting yang tidak

menguntungkan dalam lingkungan organisasi atau perusahaan.

Ancaman merupakan pengganggu utama bagi keadaan

sekarang dan keadaan yang diinginkan di masa mendatang.

b. Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan atau keunggulan-

keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar

yang dilayani atau ingin dilayani oleh organisasi perusahaan.

Kekuatan adalah kompetensi khusus (distinctive competence)

yang memberikan keunggulan komparatif (comparative

advantage) bagi suatu organisasi. Kekuatan dapat terkandung

pada sumber daya keuangan, citra dan faktor-faktor lainnya.

Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber

daya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius

menghambat kinerja efektif suatu organisasi. Fasilitas sumber

daya keuangan dan kapabilitas manajemen semuanya dapat

menjadi sumber kelemahan.

Analisis SWOT dapat digunakan dengan berbagai cara untuk

membantu analisis strategis. Cara yang paling baik adalah

memanfaatkannya sebagai kerangka acuan logis yang menjadi

pedoman perubahan sistematik tentang situasi organisasi dan

alternatif-alternatif pokok yang mungkin dipertimbangkan. Sebagai

Page 43: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

27

hasilnya, analisis ini memberikan kerangka yang dinamik dan ber-

manfaat untuk analisis strategik. Secara keseluruhan analisis

SWOT menunjukkan peran penting dari identifikasi kekuatan dan

kelemahan internal dalam pencarian strategi efektif oleh para

manajer (pemegang keputusan). Pencocokan yang akurat dan

cermat antar kekuatan dan kelemahan merupakan inti dari

formulasi strategik yang tepat. Secara sederhana diagram analisis

SWOT disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Matriks SWOT

INTERNAL

EKSTERNAL

Strengths (S)

Tentukan beberapa faktor

kekuatan internal

Weakness (W)

Tentukan beberapa faktor

kelemahan internal

Opportunities (O)

Tentukan beberapa faktor

peluang eksternal.

Strategi S-O

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan

peluang.

Strategi W-O

Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemah-

an untuk memanfaatkan

peluang.

Threats (T)

Tentukan ancaman eksternal

Strategi S-T

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk mengatasi ancaman

Strategi W-T

Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemah-

an dan menghindari

ancaman

Sumber : Rangkuti, 2003.

Sel 1 (strategi pertumbuhan) menunjukkan situasi yang paling

disukai suatu organisasi. Organisasi menghadapi beberapa peluang

lingkungan dan banyak kekuatan yang mendorong dimanfaatkannya

peluang tersebut. Situasi ini menyarankan strategi yang berorientasi pada

pertumbuhan (growth oriented strategy) untuk memanfaatkan situasi yang

menguntungkan ini.

Sel 2 (strategi diversifikasi) adalah kondisi organisasi dengan

kekuatan–kekuatan tertentu menghadapi lingkungan yang tidak

Page 44: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

28

menguntungkan. Dalam situasi ini strateginya adalah akan memanfaatkan

kekuatan untuk memaksimalkan peluang-peluang.

Sel 3 (berbenah diri) adalah kondisi dimana organisasi menghadapi

peluang yang impresif tetapi dikendala oleh kelemahan-kelemahan

internal, sehingga fokus strateginya adalah meniadakan atau memperbaiki

kendala internal untuk mengefektifkan peluang yang ada.

Sel 4 (strategi defensif) adalah kondisi yang paling tidak disukai oleh

suatu organisasi. Organisasi menghadapi ancaman lingkungan yang besar

dan kelemahan internal yang kritis sehingga fokus strateginya adalah

dengan memperbaiki kelemahan analisis SWOT untuk menghadapi

ancaman lingkungan. Analisis SWOT menghasilkan 4 jenis alternatif

strategi, yaitu S-O, W-O, S-T dan W-T. Untuk mementukan prioritas

alternatif strategi yang dipilih oleh perusahaan disesuaikan dengan posisi

perusahaan berdasarkan Matriks IE.

Pengolahan dan analisa data tersebut, dilakukan melalui tahapan

berikut :

a. Tahap pengumpulan berkas data dari responden

b. Tahap pengecekan dari hasil pengamatan, yaitu meneliti kelengkapan

dalam pengisian data dan mengevaluasi kesesuaian pengisian data

dibandingkan dengan hasil pengamatan yang dilakukan.

c. Membuat format tabel untuk pengolahan data selanjutnya.

d. Melakukan pengelompokkan data.

e. Melakukan perhitungan besaran setiap pengubah, lalu dituangkan ke

dalam tabel yang telah disediakan.

2. Kelebihan dan Kekurangan Metode

1. Kelebihan dan kekurangan metode Khi-kuadrat (Suharyadi dan Purwanto,

2004) yang digunakan dalam kajian ini adalah :

a. Tidak memerlukan pembuatan asumsi tentang bentuk distribusi atau

bebas distribusi dan tidak memerlukan asumsi terhadap populasi yang

akan diuji.

Page 45: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

29

b. Dapat menggunakan ukuran contoh yang sangat kecil sehingga

distribusi contohl atau populasi tidak mendekati normal

c. Dapat digunakan pada hasil pengukuran menggunakan data ordinal,

berperingkat atau nominal

2. Kelebihan dan kekurangan dari uji χ2 dan metode SWOT yang digunakan

dalam kajian ini adalah :

a. Metode yang digunakan adalah sederhana, mudah dilakukan dan cepat

dalam pelaksanaannya.

b. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode kualitatif,

karena keakuratan dan keabsahan data yang dapat dikuantifikasi diolah

dari hasil kuesioner dan wawancara dapat diyakini kebenarannya,

dengan asumsi bahwa kuesioner disebarkan dan wawancara dilakukan

langsung terhadap pengusaha produk pakaian jadi ini.

c. Pengamatan langsung di lapangan dengan pengisian kuesioner dan

wawancara dapat dibuktikan kebenarannya.

d. Kekurangan dari metode analisis yang digunakan adalah tidak dapat

digeneralisasikan sebagai strategi pemasaran yang digunakan oleh

suatu produk pakaian jadi, karena merupakan studi kasus, tetapi

setidaknya dapat menjadi referensi.

Page 46: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi usaha produk pakaian jadi

Perkembangan usaha rumah tangga sejenis dalam pembuatan

produk pakaian jadi, di di daerah Pejompongan Kecamatan Tanah Abang,

Kelurahan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, saat ini berjumlah ± 4 (empat)

perusahaan di daerah Pejompongan Kecamatan Tanah Abang, Kelurahan

Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, yaitu (1) Rini Suwardy, (2) Hj. Said, (3)

Mumtaaz dan (4) Yasra Studio (Tabel 10).

Tabel 10. Nama perusahaan produk pakaian jadi di Pejompongan

No Nama Perusahaan

Alamat Jenis Produk

1 Rini Suwardy Jl. Bendungan Hilir V No 14, Jakarta Pusat

Pakaian jadi

2 Hj. Said Komplek LAN, Pejompongan, Jakarta Pusat

Pakaian jadi

3 Mumtaaz Jl. Penjernihan I No 29, Pejompongan, Jakarta Pusat

Pakaian jadi

4 Yasra Studio Jl. Danau Matana Blok D II No 7, Jakarta Pusat

Pakaian jadi

Hasil pengamatan dilapangan, menunjukkan bahwa usaha Yasra

Studio, saat ini telah mengembangkan konsep bauran pemasaran tradisional

terdiri dari 4P menjadi tujuh 7P, dengan melakukan beberapa tahapan-

tahapan seperti : (1). tahapan people, yaitu prilaku orang-orang yang terlibat

langsung dalam mempengaruhi produk yang ditawarkan kepada para

pelanggannya, seperti sikap dan tindakan karyawan dalam membina

hubungan baik dengan para pelanggannya, (2). tahapan sarana fisik

(physical evidence), yaitu tahapan yang turut mempengaruhi keputusan

konsumen untuk membeli dan menggunakan produk yang ditawarkan

melalui diferensiasi dengan pesaing dan membuat sarana fisik semenarik

mungkin untuk menarik pelanggan, (3) tahapan proses pelaksanaan aktifitas

untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, pentahapan promosi

(personal selling (tatap muka), mass selling (iklan dan publisitas), word of

mouth), adalah dengan menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk

Page 47: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

31

pelanggan melalui cara mengingatkan pembeli bahwa produk yang

bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat.

B. Uji Khi-Kuadrat

Dalam kajian ini digunakan uji khi kuadrat dengan derajat bebas (db) =

(r-1) x (c-1). Frekuensi yang diharapkan (fe) untuk masing-masing kelompok

berbeda adalah didasarkan kategori banyak yang diharapkan. Hipotesa yang

digunakan adalah : Ho biasanya menyatakan tidak ada hubungan antara dua

peubah dan H1 menyatakan ada hubungan antar dua peubah.

1. Karakteristik Produk Pakaian Jadi

Berdasarkan data di lapangan, maka diperoleh tabel kontingensi dan

selanjutnya dihitung berdasarkan rumus khi kuadrat dengan nilai fe

seperti yang dimuat pada Tabel 11 dan 12.

Tabel 11. Kontingensi produk pakaian jadi

Kelompok Umur

(Tahun)

Pakaian Pesta

Pakaian Pengantin

Pakaian Panitia Wanita

Pengantin

Total (Frekuensi)

21-35 29 8 10 47 36-50 23 2 20 45

Jumlah 52 10 30 92

Pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa, total frekuensi tertinggi adalah

kelompok 21-35 tahun sedangkan total frekuensi terendah adalah

kelompok umur 36-50 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok

umur 21-35 tahun merupakan target pasar yang potensial sehingga

memerlukan perhatian yang lebih dibandingkan kelompok umur lainnya.

Kelompok umur 21-35 tahun lebih banyak memilih pakaian pesta

dibandingkan jenis pakaian lainnya, sehingga perusahaan dapat

memprioritaskan pengembangan pakaian pesta yang diminati kelompok

umur 21-35 tahun.

Page 48: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

32

Tabel 12. Perhitungan khi-kuadrat untuk jenis produk pakaian jadi Kelompok

Produk Pakaian

Jadi

Frekuensi Total Frekuensi fe fo (fo-fe) (fo-fe)² (fo-fe)²/fe

52 47 92 26,57 29 2,43 5,93 0,223 10 47 92 5,11 8 2,89 8,36 1,636 30 47 92 15,33 10 -5,33 28,37 1,851 52 45 92 25,43 23 -2,43 5,93 0,233 10 45 92 4,89 2 -2,89 8,36 1,709 30 45 92 14,67 20 5,33 28,37 1,933

(χ2) = 7,59

Dari data pada Tabel 12 dilakukan perhitungan untuk mendapatkan

khi-kuadrat hitung 7,59 dengan derajat bebas (db) pada 2. Sedangkan

khi-kuadrat berdasarkan tabel perhitungan adalah 4,605 dan 5,991 pada α

0,10% dan 0,05%, khi-kuadrat hitung lebih besar dibandingkan dengan

khi-kuadrat tabel, yaitu 7,59 > 4,605 dan 5,991 pada α 10% dan 5%.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa jenis produk pakaian jadi yang

dipesan oleh konsumen pada Yasra Studio, bergantung pada kelompok

usia yang memesannya (menolak Ho dan menerima H1). Hal ini dapat

diartikan bahwa, jenis pakaian jadi yang diproduksi oleh Yasra Studio

disesuaikan dengan keinginan pemesannya dan setiap kelompok usia

pemesan mempunyai kecenderungan yang berbeda terhadap jenis

pakaian.

2. Karakteristik Kepuasan Konsumen

Data tentang karakteristik kepuasan konsumen dimuat pada Tabel

13 dan 14.

Produk Pakaian Jadi Sangat Puas

Puas Kurang Puas

Total (Frekuensi)

Page 49: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

33

T

a

b

el 13. Kontingensi kepuasan konsumen

Pada Tabel 13 dapat dilihat bahwa 88,46% responden menyatakan

puas terhadap pakaian pesta, 60% responden menyatakan puas terhadap

pakaian pengantin, dan 76,67% puas terhadap pakaian panitia wanita

pengantin. Hal ini menunjukkan bahwa, perusahaan harus mempertahankan

mutu produk pakaian jadi yang dihasilkan (pakaian pesta, pengantin dan

pakaian panitia wanita pengantin), sehingga kepuasan konsumen dapat

terus ditingkatkan secara keseluruhan.

Tabel 14. Perhitungan khi-kuadrat untuk kepuasan konsumen

Jumlah Tingkat

Kepuasan Frekuensi Total

Frekuensi fe fo (fo-fe) (fo-fe)² (fo-fe)²/fe

10 52 92 5,65 5 -0,65 0,43 0,075251 75 52 92 42,39 46 3,61 13,02 0,307202 7 52 92 3,96 1 -2,96 8,74 2,209269 10 10 92 1,09 3 1,91 3,66 3,366957 75 10 92 8,15 6 -2,15 4,63 0,568174 7 10 92 0.76 1 0,24 0,06 0,075155 10 30 92 3,26 2 -1,26 1,59 0,487536 75 30 92 24,46 23 -1,46 2,12 0,086744 7 30 92 2,28 5 2,72 7,38 3,234990

(χ2) = 10,41

Dari data pada Tabel 14 dilakukan perhitungan untuk mendapatkan

khi-kuadrat hitung 10,41 dengan db 4. Khi-kuadrat berdasarkan tabel

Pakaian Pesta 5 46 1 52 Pakaian Pengantin 3 6 1 10 Pakaian Panitia Wanita Pengantin 2 23 5 30

Jumlah 10 75 7 92

Page 50: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

34

perhitungan adalah 7,779 dan 9,488 pada α 0,10% an 0,05% (khi-kuadrat

hitung lebih besar dibandingkan dengan khi- kuadrat tabel, yaitu 10,41 >

7,779 dan 9,488 pada α 10% dan 5%. Dengan demikian dapat dinyatakan

bahwa tingkat kepuasan konsumen terhadap produk pakaian jadi

bergantung pada jenis produk pakaian jadi seperti pakaian pesta, pakaian

pengantin dan pakaian wanita panitia pengantin (menolak Ho dan

menerima H1). Kepuasan konsumen terhadap pakaian jadi seperti pakaian

pesta, pakaian pengantin dan pakaian wanita panitia pengantin umumnya

tergantung dari kenyamanan pakaian tersebut, mode yang up to date, warna

dan motif yang menarik serta harga yang sesuai kemampuan masing-

masing konsumen.

3. Karakteristik Iklan Rubrik Majalah Perkawinan

Data tentang kontingensi iklan rubrik majalah perkawinan dimuat

pada Tabel 15 dan 16

Tabel 15. Kontingensi iklan rubrik majalah PERKAWINAN

Kelompok Umur (tahun)

Fashion Kecantikan Total (orang)

21-35 31 16 47 36-50 20 25 45

Jumlah 51 41 92

Tabel 16. Perhitungan khi kuadrat untuk iklan rubrik Majalah PERKAWINAN

Iklan

Rubrik Frekuensi Total Frekuensi fe fo (fo-fe) (fo-fe)² (fo-fe)²/

fe 51 47 92 26,05 31 4,95 24,46 0,93878741 47 92 20,95 16 -4,95 24,46 1,16775951 45 92 24,95 20 -4,95 24,46 0,98051141 45 92 20,05 25 4,95 24,46 1,219659

(χ2) = 4,31

Pada Tabel 15 dapat dilihat bahwa kelompok umur 36-50 tahun

lebih memilih iklan kecantikan (55,55%), sedangkan kelompok umur 21-

35 tahun lebih memilih iklan fashion (65,96%) di rubrik majalah

Page 51: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

35

PERKAWINAN. Hal ini dapat menjadi masukan bagi perusahaan

bagaimana membuat iklan fashion di rubrik majalah PERKAWINAN yang

bisa menarik konsumen dari kelompok umur 21-35 tahun.

Dari data pada Tabel 16 dilakukan perhitungan untuk mendapatkan

khi kuadrat hitung 4,31 dengan db 1. Khi-kuadrat berdasarkan tabel

perhitungan adalah 2,706 dan 3,841 pada α 0,10% dan 0,05% (khi kuadrat

hitung lebih besar dibandingkan dengan khi kuadrat tabel, yaitu 4,31 >

2,706 dan 3,841 pada α 10% dan 5%. Dengan demikian dapat dinyatakan

bahwa iklan rubrik majalah PERKAWINAN bergantung pada kelompok

umur 21-35 tahun dan 36-50 tahun (menolak Ho dan menerima H1). Hal ini

disebabkan karena kelompok wanita umur 21-50 tahun lebih perhatian

dalam mempersiapkan keperluan perkawinan dibandingkan kaum pria.

Selain itu, sebagian besar kaum pria lebih mempercayakan persiapan acara

perkawinan pada kaum wanita.

B. Analisis Faktor Internal

Faktor internal dikelompokkan menjadi faktor yang memberikan

kekuatan (strengths) dan faktor yang memberikan faktor kelemahan

(weaknesses). Tripomo (2005) menyebutkan kekuatan sebagai situasi

internal organisasi berupa sumber daya yang dimiliki organisasi yang dapat

digunakan sebagai alternatif untuk menangani peluang dan ancaman.

Sedangkan kelemahan adalah situasi internal organisasi, dimana sumber

daya organisasi sulit digunakan untuk menangani kesempatan dan

ancaman. Pada Tabel 17 disajikan berupa hasil analisis Faktor Internal

dengan menggunakan metode IFE pada usaha Yasra Studio.

Hasil analisis faktor internal (kekuatan) yang disajikan pada Tabel

17, terdapat 7 (tujuh) kekuatan dengan nilai diatas 10% yang dimiliki

Yasra Studio, yaitu :

1. Mutu karyawan dalam menyelesaikan produk (0,331)

2. Desain produk yang baik (0,299)

3. Promosi yang baik (0,288)

4. Letak perusahaan strategic (0,282)

Page 52: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

36

5. Fasilitas ruangan yang dimiliki cukup baik (0,275)

6. Jumlah tenaga kerja yang banyak (0,245)

7. Produk cukup dikenal dan disukai oleh konsumen (0,208)

8. Produk bermutu (0,160)

9. Adanya komunikasi 2 arah antara pemilik perusahaan dengan

karyawan (0,129)

10. Lingkungan kerja kekeluargaan (0,123)

Tabel 17. Hasil IFE

Faktor Strategik Internal Bobot (a)

Rating (b)

Nilai (a x b)

Kekuatan Letak perusahaan strategik 0,094 3,000 0,282 Lingkungan kerja kekeluargaan 0,041 3,333 0,123 Produk bermutu 0,044 3,667 0,160 Adanya komunikasi dua arah antara pemilik perusahaan dengan karyawan

0,043 3,000 0,129

Kegigihan dan keuletan dari pemilik perusahaan dalam mengelola usahanya

0,085 3,000 0,254

Promosi yang baik 0,079 3,000 0,288 Jumlah tenaga kerja yang banyak 0,082 3,000 0,245 Produk cukup dikenal dan disukai oleh konsumen

0,069 3,000 0,208

Fasilitas ruangan yang dimiliki cukup baik 0,083 3,333 0,275 Mutu karyawan dalam menyelesaikan produk 0,083 4,000 0,331 Desain produk yang baik 0,090 3,333 0,299 Kelemahan Mesin sudah tua 0,097 1,000 0,097 Biaya promosi tinggi 0,102 1,000 0,102 Harga produk pakaian mahal 0,104 1,000 0,104

Total 1,00 2,896

Hasil analisis faktor internal (kelemahan) yang disajikan pada Tabel 17,

terdapat 3 (tiga) kelemahan dengan nilai dibawah 10%, yaitu :

1. Mesin sudah tua (0,104)

Page 53: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

37

2. Biaya promosi tinggi (0,102)

3. Harga produk pakaian mahal (0,097)

C. Analisis Faktor Eksternal

Faktor strategik eksternal yang dimiliki oleh perusahaan meliputi

peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Tripomo (2005)

menegaskan bahwa peluang adalah situasi eksternal organisasi yang

berpotensi menguntungkan. Sedangkan ancaman adalah suatu keadaan

eksternal yang berpotensi menimbulkan kesulitan. Hasil jawaban (respon)

perusahaan terhadap identifikasi faktor eksternal peluang disajikan pada

Tabel 18.

Tabel 18. Hasil EFE

Faktor Strategik Eksternal Bobot (a)

Rating (b)

Skor (a x b)

Peluang Jumlah penduduk Indonesia semakin banyak

0,140 2,000 0,281

Adanya dukungan pemerintah yang tinggi dalam pengembangan industri TPT

0,098 2,667 0,267

Ketersedian bahan baku cukup 0,092 3,000 0,275 Meningkatnya permintaan pasar 0,079 3,000 0,236 Pasar dalam negeri yang besar 0,079 2,667 0,209 Ancaman Impor (ilegal) produk dari luar (Cina) 0,095 1,667 0,157 Kenaikan biaya produksi akibat naiknya tarif BBM, pajak dan listrik

0,105 1,000 0,105

Kondisi ekonomi, hukum, sosial dan politik belum stabil

0,126 1,000 0,126

Pesaing aktif dalam melakukan inovatif dan pemasaran produk

0,081 3,000 0,243

Industri pendukung yang belum berkembang

0,104 2,667 0,279

Total 1,00 2,178

Page 54: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

38

Hasil respon kuesioner usaha tersebut terhadap identifikasi faktor

eksternal (peluang) disajikan pada Tabel 18 berikut :

1. Jumlah penduduk Indonesia semakin banyak (0,281)

2. Ketersedian bahan baku cukup (0,275)

3. Adanya dukungan pemerintah yang tinggi dalam pengembangan

industri TPT (0,267)

4. Meningkatnya permintaan pasar (0,236)

5. Pasar dalam negeri yang besar (0,209)

Hasil respon kuesioner usaha tersebut terhadap identifikasi faktor

eksternal (ancaman) disajikan pada Tabel 18 yaitu :

1. Industri pendukung yang belum berkembang (0,279)

2. Pesaing aktif dalam melakukan inovatif dan pemasaran produk (0,243)

3. Impor (illegal) produk dari luar (Cina dan Vietnam) (0,157)

4. Kondisi ekonomi hukum, sosial dan politik belum stabil (0,126)

5. Kenaikan biaya produksi akibat naiknya tarif BBM, pajak dan listrik

(0,105)

D. Analisis Strategi Pemasaran

Matriks IE disusun untuk mengetahui strategi apa yang sebaiknya

digunakan. Untuk menentukan strategi tersebut, didapatkan matrik EFE dan

IFE, dengan nilai rataan EFE 2,178. Hasil tersebut menunjukan pengaruh

eksternal bagi Yasra Studio. Dalam hal ini, Yasra Studio dinilai sedang dan

matriks IFE 2,896 (Gambar 9) menunjukkan posisi internal Yasra Studio

berada dalam nilai sedang.

Dari hasil matrik IE tersebut, terlihat perusahaan berada pada kotak

kuadran V (lima) yaitu tumbuh dan stabil. Strategi yang disarankan pada

kondisi tersebut adalah strategi penetrasi pasar, pengembangan produk dan

pengembangan pasar, artinya perusahaan Yasra Studio tetap terus melakukan

strategi pemasaran yang telah dilakukan dan tetap menjaga mutu produk yang

dihasilkan.

Page 55: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

39

Berdasarkan analisis matriks IFE dan EFE sebelumnya, maka dapat

disusun analisis SWOT untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara

sistematis dalam merumuskan strategis perusahaan. Perumusan strategi

perusahaan Yasra Studio dengan matriks SWOT disusun pada Tabel 19.

SKOR Tertimbang Faktor Internal Kuat Rataan Lemah

(3.00-4.00)

(2.00-2.99) (1.00-1.99)

SKO

R T

ertim

bang

Fak

tor E

kste

rnal

4.0 I II III

Tinggi

Growth Growth Retrenchment Turnaround

(berbenah diri) dgn reduksi

biaya/reduksi aset

3.0

IV V Growth dan

VI Retrenchment

Atau

Sedang

Stability

Stability

Divestasi (menjual suatu unit utk mendapatkan

tambahan sumberdaya

2.0

VII VIII IX

Rendah

Growth Diversifikasi Konsentrik

(kesamaan pasar, produk, teknologi)

Growth Diversifikasi

Konglomerat (risiko finansial)

Likuidasi (menutup suatu usaha)

Gambar 9. Hasil Matriks IE

Page 56: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

40

Tabel 19. Perumusan strategi usaha Yasra Studio dengan Matriks SWOT

Faktor Internal Faktor Eksternal

Strengths/Kekuatan (S) 1. Letak perusahaan strategik 2. Lingkungan kerja kekeluargaan 3. Produk cukup bermutu 4. Adanya komunikasi dua arah

antara pemilik dengan karyawan5. Kegigihan dan keuletan dari

pemilik/manajer perusahaan dalam mengelola usahanya

6. Promosi yang baik 7. Produk cukup dikenal dan

disukai oleh konsumen 8. Fasilitas ruangan yang dimiliki

cukup baik 9. Mutu karyawan dalam

menyelesaikan produk cukup baik

10. Desain produk yang baik 11. Jumlah Tenaga kerja banyak

Weaknesses/Kelemahan (W) 1. Harga produk mahal 2. Biaya promosi tinggi. 3. Mesin sudah tua

Opportunities/Peluang (O) 1. Jumlah penduduk Indonesia

semakin banyak 2. Adanya dukungan pemerintah

yang tinggi dalam industri TPT

3. Ketersedian bahan baku cukup 4. Meningkatnya permintaan

pasar 5. Pasar dalam negeri yang besar

Strategi SO a. Mempertahankan mutu produk

(S:3,7,9,10,11; O:2,3,4,5) b. Meningkatkan mutu tenaga

kerja (S:2,4,5,8,9,10; O:1,2) c. Melakukan penetrasi dan

pengembangan pasar (S:1,2,3,6,7,9,10; O:1,2,3,4,5)

d. Mempertahankan pembeli potensial (S:1,3,6,7,8,10; O:1,2,4,5)

Strategi WO a. Mengembangkan atribut

produk baru/modifikasi rupa dan bentuk produk (W:3; O:1,3,4,5)

b. Membeli mesin baru (W: 2; O:1,2,4,5)

c. Menyesuaikan harga jual sesuai segmen konsumen (W: 1; O: 1,4)

Threats /Ancaman (T) 1. Impor (ilegal) produk TPT dari

luar (Cina, Vietnam) 2. Kenaikan biaya produksi

akibat naiknya tarif BBM, pajak dan listrik

3. Kondisi ekonomi (makro dan mikro), hukum, sosial dan politik Indonesia belum stabil

4. Pesaing yang aktif dalam melakukan inovasi dan pemasaran produk

Strategi ST a. Meningkatkan program

pemasaran produk (S:1,6,7,9,10; T:1,2,4)

b. Melakukan kerjasama dengan pengusaha produk sejenis lainnya (S:1,3,5,7,9,10; T:1,2,3,4)

Strategi WT a. Mengoptimalkan

pengembangan di bidang pertekstilan dan pakaian (W: 1,3; T:1,2,3,4)

b. Fokus pada produk dengan segmen yang terbesar (W:1,2; T: 2,4)

Page 57: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

41

5. Industri pendukung yang belum berkembang

Keterangan : - (Si;Oi) atau (Si;Ti) atau (Wi;Oi) atau (Wi;Ti) menunjukkan kombinasi lingkungan eksternal dengan internal dalam menghasilkan pilihan strategi.

- i = 1, 2, ................. n

Berdasarkan Tabel 19, terdapat 4 (empat) jenis alternatif strategi yang dapat

dilakukan, yaitu :

1. Strategi S - O (Strengths – Opportunities)

Alternatif strategi yang dihasilkan dari upaya menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan peluang adalah :

a. Mempertahankan mutu produk (didasarkan pada faktor kekuatan internal : 3, 7, 9,10,11 dan faktor peluang eksternal : 2, 3,4,5)

Mutu produk sangat menentukan perjalanan perusahaan, terutama

perusahaan yang memproduksi produk jadi. Walaupun produk sudah

dinilai bermutu dan cukup dikenal, serta disukai konsumen, namun

diperlukan kemampuan manajerial untuk mengelola dan

mempertahankan mutu produk yang telah dihasilkan, karena mutu

dapat mempengaruhi konsumen dalam memilih produk yang

diinginkan.

b. Meningkatkan mutu tenaga kerja (didasarkan pada faktor

kekuatan internal : 2, 4, 5, 8, 9,10 dan faktor peluang eksternal : 1, 2).

Tenaga kerja sebagai sumber daya yang digunakan dalam proses

produksi merupakan aset yang harus dijaga dan mendapat perhatian

serius, karena berhubungan dengan kemampuan teknis, diantaranya

pengalaman dan kecakapan yang dimiliki sangat mempengaruhi tenaga

kerja dalam menghasilkan produk akhir bermutu.

Peningkatan mutu tenaga kerja sebagai aset vital akan sangat

berpengaruh terhadap kinerja dan mutu kerja, serta hasil yang akan

dicapai, disamping loyalitas dalam bekerja akan meningkat dengan

sendirinya. Kegiatan pelatihan merupakan salah satu cara yang dapat

Page 58: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

42

dilakukan untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja, diantaranya

dilakukan secara berkala.

c. Melakukan penetrasi dan pengembangan pasar (didasarkan pada faktor kekuatan internal : 1, 2, 3, 6, 7, 9, 10 dan faktor peluang eksternal : 1, 2, 3, 4, 5)

Dalam upaya memanfaatkan potensi pasar yang masih besar dan

akan terus berkembang, maka kegiatan promosi yang baik dan letak

perusahaan yang strategis sangat memungkinkan untuk melakukan

pengembangan pangsa pasar yang telah ada. Selain itu, penetrasi pasar

dapat dilakukan melalui optimasi jumlah produk yang dijual ke target

pasar sasaran yang telah ada, sehingga memungkinkan terpenuhinya

permintaan pasar.

d. Mempertahankan pembeli potensial (didasarkan pada faktor

kekuatan internal : 1, 3, 6, 7, 8, 10 dan faktor peluang eksternal : 1, 2, 4, 5)

Konsumen merupakan segalanya bagi produsen, maka untuk

menjaga agar konsumen loyal terhadap produk yang dihasilkan, selain

mutu dan desain produk yang baik dan tetap dipertahankan, juga

pelayanan yang diberikan akan membuat konsumen merasa puas

dengan produk yang dibelinya. Customer Relationship Management

sangat diperlukan untuk menjaga agar konsumen “tidak lari” dan

terpuaskan dengan apa yang telah diterima.

2. Strategi W - O (Weaknesess – Opportunities)

Alternatif strategi yang dihasilkan dari upaya menggunakan kelemahan

untuk memanfaatkan peluang adalah :

a. Mengembangkan atribut produk baru/modifikasi rupa dan bentuk (didasarkan pada faktor kelemahan internal : 3 dan faktor peluang eksternal : 1, 3, 4, 5)

Seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk,

terutama dalam usia dewasa, gaya dan pola hidup masyarakat setiap

saat selalu berubah. Dalam berpakaian, terutama mode merupakan

Page 59: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

43

suatu peluang besar bagi industri fashion yang sarat dengan perubahan

gaya. Walaupun produk yang dihasikan saat ini sudah cukup dikenal

dan disukai konsumen, penyesuaian model yang sesuai dengan trend

dan tingkat preferensi konsumen harus mendapat perhatian khusus,

untuk mengantisipasi berkurangnya pangsa pasar, dan brand image

akan produk lokal yang dihasilkan harus terus ditanamkan di benak

konsumen dengan memperbaharui model sesuai dengan tuntutan mode.

Kecenderungan memproduksi lebih dari satu jenis model

merupakan salah satu alternatif strategi guna memenuhi kebutuhan

pasar, dengan komposisi dari setiap jenis dan model yang harus

disesuaikan dengan perhitungan menurut biaya yang dikeluarkan dan

tingkat permintaan berdasarkan pengamatan pasar.

b. Membeli mesin baru (didasarkan pada faktor kelemahan internal :

2 dan faktor peluang eksternal : 1, 2, 4, 5)

Untuk lebih meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam

penyelesaian produk, pihak IK perlu dipikirkan untuk investasi

peralatan/ mesin baru yang dapat membantu peralatan yang sudah ada

dan tua. Penambahan mesin baru diperkirakan dapat menambah volume

produksi dan membantu pengembangan atribut produk baru.

c. Mengembangkan harga jual sesuai segmen konsumen (W: 1; O: 1, 4)

Jumlah penduduk Indonesia yang semakin banyak seiring dengan

semakin beragamnya daya beli masyarakat. Harga produk yang mahal

menyebabkan kemampuan membeli konsumen rendah sehingga

diperlukan segmentasi dalam pemasaran produk, sehingga konsumen

terpuaskan dengan mutu produk yang sudah dikenal.

3. Strategi S-T (Strengths – Threats)

Alternatif strategi yang dihasilkan dari upaya menggunakan kekuatan

untuk mengatasi ancaman adalah :

a. Meningkatkan program pemasaran produk (didasarkan pada faktor kekuatan internal : 1, 6, 7, 9, 10 dan faktor ancaman eksternal : 1, 2, 4)

Page 60: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

44

Dengan semakin banyaknya produk impor yang masuk serta

banyaknya pesaing aktif dalam melakukan inovasi dan pemasaran

produknya, perlu dilakukan suatu strategi dengan meningkatkan

program pemasaran produk kepada konsumen. Dengan letak

perusahaan yang cukup strategis, maka dimungkinkan untuk

melakukan kegiatan pemasaran secara maksimal, diantaranya melalui

pemasangan spanduk, poster dan juga pemasangan iklan di media cetak

dan elektronik. Selain itu, dengan adanya dukungan dari pemerintah,

kegiatan seperti pameran dapat dilakukan, agar produk dapat lebih

dikenal masyarakat luas, baik daerah itu sendiri maupun ke luar daerah.

b. Melakukan kerjasama dengan pengusaha produk sejenis lainnya

(didasarkan pada faktor kekuatan internal : 1, 3, 5, 7, 9, 10 dan faktor ancaman eksternal : 1, 2, 3, 4)

Untuk mengimbangi membanjirnya produk-produk impor (ilegal),

terutama dari Cina dan Vietnam dan banyaknya pesaing yang dapat

membahayakan pangsa pasar, dibutuhkan adanya suatu kerjasama,

terutama dengan pengusaha sejenis. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi

perebutan pasar antar produsen yang menghasilkan produk sama,

terutama pasar dalam negeri, sehingga segmen pasar yang dituju dapat

lebih terfokus. Terlebih kondisi perekonomian, hukum, sosial dan

politik Indonesia yang belum stabil, maka adanya kemitraan dengan

pengusaha produk sejenis dapat menambah pengalaman dan

memperluas jaringan.

4. Strategi W- T (Weaknesses – Threats)

Alternatif strategi yang dihasilkan dari upaya meminimalkan kelemahan

dan menghindari ancaman adalah :

a. Mengoptimalkan pengembangan di bidang pertekstilan dan pakaian (didasarkan pada faktor kelemahan internal : 1, 3 dan faktor ancaman eksternal : 1, 2, 3, 4)

Saat ini, harga produk yang dihasilkan usaha Yasra Studio

tergolong cukup mahal. Hal itu disebabkan biaya promosi yang tinggi

yang berakibat melemahnya citra merek produk. Untuk itu, diperlukan

Page 61: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

45

penanganan dan pengembangan terpadu yang dapat menyiasati kondisi

itu. Dengan mengoptimalkan kinerja bagian desain dan pemasaran,

diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang ada, agar konsistensi

dan kinerja perusahaan terus berjalan.

b. Fokus pada produk dengan segmen yang terbesar (didasarkan pada faktor kelemahan internal W:1,2; dan faktor ancaman eksternal T: 2,4)

Untuk itu, pihak pengusaha dan manajer pemasaran Yasra Studio,

mengurangi potensi biaya produksi tinggi dan meningkatkan daya

saingnya melalui kualitas desain yang lebih baik ( tren mode) yang ada

pada produk pakaian jadi.

Berdasarkan matriks IE, dapat dikatakan bahwa usaha Yusra Studio

tersebut berada pada kotak kuadran V yang digambarkan sebagai daerah stabil

dan tumbuh, maka rumusan alternatif strateginya adalah melakukan penetrasi

pasar, pengembangan produk dan pengembangan pasar.

1. Strategi Penetrasi Pasar (Meningkatkan penggunaan produk lama di

pasar lama)

Strategi ini mengarahkan sumber daya untuk mencapai pertumbuhan

hanya pada satu produk, di satu pasar dan dengan satu teknologi dominan.

Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan, antara lain :

a. Memberi insentif harga untuk penggunaan yang lebih banyak.

b. Memikat pelanggan dari pesaing, dengan cara menurunkan harga dan

meningkatkan usaha promosi.

2. Pengembangan produk (Mengembangkan produk baru untuk pasar

lama)

Dalam hal ini perlu dilakukan modifikasi cukup besar atas produk

lama atau penciptaan produk baru yang masih berkaitan yang dapat

dipasarkan kepada pelanggan lama melalui saluran yang sudah ada.

Page 62: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

46

Strategi ini sering digunakan untuk memperpanjang daur hidup produk

yang sudah ada ataupun untuk memanfaatkan reputasi atau merek favorit.

Strategi pengembangan produk didasarkan pada penetrasi pasar

lama dengan melakukan modifikasi produk atau mengembangkan produk

baru yang kaitannya jelas dengan lini produk yang sudah ada. Dalam hal

ini, mutu produk pakaian jadi secara bertahap dapat ditingkatkan melalui

proses penggunaan bahan baku (benang, kain, mote dan lain lain), proses

produksi pakaian jadi (pemotongan, penjahitan, pembutan lubang kancing,

penyetrikaan dan pengepakan), penggunaan mesin yang bermutu tinggi dan

pemakaian mutu tenaga kerja (SDM) yang lebih baik.

3. Pengembangan pasar (Menjual produk lama di pasar baru)

Pengembangan pasar yang dimaksud adalah dengan penguasaaan

pasar dalam negeri dan meningkatkan informasi pasar. Selain itu dapat

dilakukan dengan memodifikasi produk kepada pelanggan di wilayah-

wilayah pasar yang terkait dengan menambah saluran distribusi atau

dengan mengubah isi iklan/promosi. Beberapa tindakan yang dapat

dilakukan, antara lain :

a. Membuka pasar pada daerah geografis baru

b. Memikat segmen pasar lain dengan mengembangkan versi produk

untuk memikat segmen lain, dengan cara menggunakan saluran

distribusi lain.

Dari hasil analisis terpadu dengan uji (χ2) dan analisis SWOT maka di

dapatkan rekapitulasi hasil sebagai berikut :

1. Pada hasil khi-kuadrat diketahui bahwa produk pakaian jadi, terutama

pakaian pesta banyak dikonsumsi kelompok umur 21-35 tahun,

sehingga diharapkan dapat memprioritaskan pengembangan pakaian

pesta yang diminati kelompok umur tersebut. Sebanyak 88,46%

responden menyatakan puas terhadap pakaian pesta, 60% responden

menyatakan puas terhadap pakaian pengantin dan 76,67% puas

terhadap pakaian wanita panitia pengantin dan untuk itu mutunya perlu

dipertahankan.

Page 63: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

47

2. Dari hasil analisis SWOT didapatkan 3 alternatif strategi utama yang

dapat dipilih, yaitu strategi penetrasi pasar (meningkatkan penggunaan

produk lama di pasar lama), pengembangan produk (mengembangkan

produk baru untuk pasar lama) dan pengembangan pasar (menjual

produk lama di pasar baru).

Dari kedua butir hasil analisis terpadu, Yasra Studio harus menentukan

arah/kebijakan dalam pengembangan perusahaan, yaitu dalam jangka pendek

menerapkan strategi penetrasi pasar, dengan cara meningkatkan pemasaran

pakaian pesta untuk wanita kelompok umur 21-35 tahun; jangka panjang, dengan

melakukan pengembangan produk baru untuk target pasar lama, yang didukung

oleh SDM handal, agar konsumen tertarik dengan produk selain pakaian pesta.

Strategi terakhir adalah mencari pangsa pasar baru yang terkait erat dengan

pembuatan iklan yang menarik, sehingga tidak hanya kelompok umur 21-35 tahun

saja yang tertarik dengan iklan fashion di majalah PERKAWINAN (2005).

Page 64: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

48

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

a. Identifikasi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal

(peluang dan ancaman) pada Yasra Studio terdiri atas :

1) Faktor kekuatan yang dimiliki adalah letak perusahaan yang strategik,

lingkungan kerja yang kekeluargaan, produk cukup bermutu, adanya

komunikasi dua arah antara pemilik dengan karyawan, kegigihan dan

keuletan dari pemilik perusahaan dalam mengelola usahanya, promosi

yang baik, produk cukup dikenal dan disukai oleh konsumen, fasilitas

ruangan yang dimiliki cukup baik, mutu karyawan dalam

menyelesaikan produk cukup baik, jumlah tenaga kerja banyak.

2) Faktor kelemahan adalah harga produk mahal, biaya promosi tinggi dan

mesin sudah tua.

3) Faktor peluang adalah jumlah penduduk Indonesia semakin banyak,

adanya dukungan pemerintah yang tinggi dalam industri TPT,

ketersedian bahan baku yang cukup, meningkatnya permintaan pasar

dan pasar dalam negeri yang besar.

4) Faktor ancaman adalah impor (ilegal) produk luar (Cina dan Vitenam);

kenaikan biaya produksi akibat naiknya tarif BBM, pajak dan listrik;

kondisi ekonomi (makro dan mikro), hukum, sosial dan politik

Indonesia belum stabil; pesaing aktif dalam melakukan inovatif dan

pemasaran produk; industri pendukung yang belum berkembang

b. Analisa SWOT menghasilkan 4 (empat) jenis alternatif strategi S-O, W-O,

S-T, dan W-T yang dapat dilaksanakan oleh pengusaha tersebut. Dalam hal

ini kuadran V (lima) dari matriks IE menunjukkan daerah stabil dan

tumbuh, maka rumusan alternatif strateginya adalah melakukan penetrasi

pasar, pengembangan produk dan pengembangan pasar.

c. Perusahaan Yasra Studio dapat menyusun dan menggunakan controllable

marketing variables dalam mengantisipasi perubahan dari uncontrolltable

marketing variables, dengan cara mengkombinasikan unsur-unsur (4P =

Page 65: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

49

product, place, promotion, price) menjadi (7P = 4P + people, physical

evidence, process) dalam proporsi yang tepat, sehingga bauran

pemasarannya sesuai dengan lingkungan strategi internal perusahaaan

Yasra Studio.

2. Saran

a. Meningkatkan mutu SDM atau karyawan di perusahaanya melalui

pendidikan dan pelatihan dalam bidang desain, pembuatan pola, dan

fashion sehingga produk pakaian jadi Yasra Studio mampu mengikuti

selera pasar dan lebih dikenal oleh calon konsumen. Hal terakhir dapat

dilakukan melalui majalah khusus yang berisikan informasi tentang produk

pakaian jadi dan desain yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.

b. Menyarankan Pemerintah agar mendorong bank-bank lokal agar dapat

diberikan kemudahan peminjaman kredit kepada (seluruh) perusahaan

tekstil (pakaian jadi) Yasra Studio untuk keperluan/modal usaha dan

memberikan dukungannya kepada para pengusaha pakaian jadi melalui

bantuan (subsidi bunga) peremajaan permesinan TPT untuk meningkatkan

daya saingnya melalui penggantian mesin yang sudah tua untuk lebih

meningkatkan mutu desain dan produk.

Page 66: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

DAFTAR PUSTAKA

API. 2005. Apakah Industri TPT Indonesia Memasuki Sunset Industry ? Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Jakarta.

BPS. 2005. Perkembangan Perusahaan dan Pekerja Industri TPT, Jakarta.

BPS DKI 2005. Perkembangan Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri Pakaian Jadi di Propinsi DKI, Jakarta.

Cooklyn, G. 2004. Garment Technology for Fashion Designer. Backwell Publishing, USA.

Dirgantoro. C. 2004. Manajemen Stratejik. PT.Grasindo. Jakarta.

Hartanto, NS dan Watanabe S. 1993. Teknologi Tekstil. PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

Hubeis, M. 2005. Manajemen Kreatifitas dan Inovasi Dalam Bisnis. PT. Hecca Mitra Utama, Jakarta.

Hurriyati, R. 2005. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Alfabeta, Jakarta.

Irawan, H. 2002. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. PT. Gramedia, Jakarta.

Kinnear and Taylor, 1991. Marketing Research and Applied Approach, Mc Graw Hill, New York.

Koeswara, S. 1995. Pemasaran Industri (Industrial Marketing), Djambatan, Jakarta.

Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran. PT.Indeks (Kelompok Gramedia), Jakarta.

Media Industri dan Perdagangan. 2005. Perkembangan Klaster Industri TPT. N0. 19 (XI). Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Jakarta

Nitimihardja, A. 2005. Kebijakan Industri Nasional, Departemen Perindustrian, Jakarta.

Perkawinan. 2005. Romantic Rhapsody. Edisi 10/VII/Oktober 2006. Jakarta.

Prasetijo, R. dan J. Ihalaw. 2004. Perilaku Konsumen. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Rangkuti, F. 2003. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sugiyono. 2004. Statistika Non Parametris Untuk Penelitian. Penerbit CV Alfabeta, Bandung.

. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Penerbit CV Alfabeta, Bandung.

Suharyadi dan Purwanto S.K. 2004. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Salemba Empat, Jakarta.

Tjiptono, F. 2002. Strategi Pemasaran. Edisi Kedua. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Tripomo, T. 2005. Manajemen Strategi. Penerbit Rekayasa Sains, Jakarta.

Page 67: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

LAMPIRAN

Page 68: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

53

Lampiran 1. Bagian Pengisian Matriks Berpasangan Petunjuk pengisian

a. Pertanyaan yang diajukan akan berbentuk perbandingan antara suatu elemen yang

ada di kolom sebelah kiri dengan elemen yang ada disebelah atas

b. Jawaban dari pertanyaa tersebut diberi nilai oleh responden berdasarkan tingkat

keentingan dari elemen-elemen yang dibandingkan.

c. Skala penilaian perbandingan berpasangan yang diberika mempunyai nilai antara

1 sampai dengan 3 atau kebalikannya

Identitas kepentingan Definisi Nilai

1 Jika indikator horisontal kurang penting variabel indikator

vertikal

2 Jika indikator horisontal sama penting variabel indikator

vertikal

3 Jika indikator horisontal lebih penting variabel indikator

vertikal

Page 69: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

54

Lanjutan lampiran 1

1) Dalam Penentuan Prioritas Faktor Eksternal Ada Atribut Yang Harus

Diperbandingkan

Responden : Ir . Yasra

FAKTOR A B C D E F G H I J TOTAL BOBOTA - 3 3 2 2 3 3 2 3 2 23 0.12994 B 1 - 3 2 3 3 2 1 1 3 19 0.10734 C 1 1 - 1 2 1 1 1 2 1 11 0.06215 D 2 2 3 - 3 2 2 2 3 1 20 0.11299 E 2 1 2 1 - 1 1 1 2 1 12 0.06780 F 1 1 3 2 3 - 1 1 2 2 16 0.09040 G 1 2 3 2 3 2 - 2 3 3 19 0.10734 H 2 3 3 2 3 3 2 - 3 2 23 0.12994 I 1 3 2 1 2 2 1 1 - 3 16 0.09040 J 2 1 3 3 3 2 1 2 1 - 18 0.10169 TOTAL 177 1.000

Responden : Manajer Pemasaran

FAKTOR A B C D E F G H I J TOTAL BOBOTA - 3 3 3 3 3 3 2 3 2 25 0.13966 B 1 - 2 1 2 1 1 1 2 1 12 0.06704 C 1 2 - 1 2 1 1 1 2 2 13 0.07263 D 1 3 3 - 3 1 1 1 3 2 18 0.10056 E 1 2 2 1 - 1 1 1 3 3 15 0.08380 F 1 2 2 3 3 - 1 1 2 2 17 0.09497 G 1 3 3 3 3 3 - 1 3 2 22 0.12291 H 2 3 3 3 3 3 2 - 3 3 25 0.13966 I 1 2 2 1 1 2 1 1 - 1 12 0.06704 J 2 3 2 2 3 2 2 1 3 - 20 0.11173 TOTAL 179 1.000

Page 70: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

55

Lanjutan lampiran 1

Responden : Kantor Dinas Depperindag

FAKTOR A B C D E F G H I J TOTAL BOBOTA - 3 3 3 3 1 1 2 3 2 21 0.15108 B 1 - 3 1 3 1 2 1 1 1 14 0.10072 C 2 1 - 3 3 1 1 1 1 1 14 0.10072 D 1 2 1 - 2 1 1 1 1 1 11 0.07914 E 1 2 2 2 - 1 1 1 1 1 12 0.08633 F 2 2 2 2 2 - 1 1 1 1 14 0.10072 G 1 1 2 2 1 2 - 1 1 1 12 0.08633 H 2 2 2 2 2 1 2 - 1 1 15 0.10791 I 2 2 1 2 1 2 1 1 - 12 0.08633 J 1 2 1 2 2 2 2 1 1 - 14 0.10072 TOTAL 139 1.000

Page 71: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

56

Lanjutan lampiran 1

Keterangan :

Peluang

A Jumlah penduduk Indonesia semakin banyak B Adanya dukungan pemerintah yang tinggi dalam pengembangan industri TPT C Ketersedian bahan baku cukup D Meningkatnya permintaan pasar E Pasar dalam negeri yang besar

Ancaman

F Impor (ilegal) produk dari luar (Cina) G Kenaikan biaya produksi akibat naiknya tarif BBM, pajak dan listrik H Kondisi ekonomi (makro dan mikro), hukum, sosial dan politik belum stabil I J

Pesaing aktif dalam melakukan inovasi dan pemasaran produk Industri pendukung yang belum berkembang

Kekuatan

A Letak perusahaan strategik B Lingkungan kerja kekeluargaan C Produk bermutu D Adanya komunikasi dua arah antara pemilik dengan karyawan E Kegigihan dan keuletan dari pemilik perusahaan dalam mengelola usahanya F Promosi yang baik G H I J

Produk cukup dikenal dan disukai oleh konsumen Fasilitas ruangan yang dimiliki cukup baik Mutu karyawan dalam menyelesaikan produk cukup baik Desain produk baik

K Jumlah tenaga kerja yang banyak

Kelemahan

L M

Harga produk pakaian yang mahal Biaya promosi tinggi

N Mesin sudah tua

Page 72: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

57

Lanjutan lampiran 1

2) Dalam Penentuan Prioritas Faktor Internal Ada Atribut Yang Harus Diperbandingkan Responden : Pengusaha

FAKTOR A B C D E F G H I J K L M N TOTAL BOBOTA - 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 1 1 1 28 0.0906 B 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 0.0421 C 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 0.0421 D 1 2 3 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 13 0.0421 E 3 2 3 3 - 3 3 3 3 3 1 1 1 1 27 0.0874 F 3 2 3 2 3 - 3 3 2 2 2 1 1 1 25 0.0809 G 3 2 3 3 3 3 - 3 2 2 2 1 1 1 26 0.0841 H 3 2 2 3 3 1 3 - 2 2 3 1 1 1 21 0.0680 I 3 2 2 3 3 3 3 3 - 2 2 1 1 1 26 0.0841 J 3 2 3 3 3 3 2 3 3 - 1 1 1 25 0.0809 K 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 - 1 1 1 26 0.0841 L 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 - 1 1 30 0.0971 M 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 1 - 1 31 0.1003 N 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 - 33 0.1068 TOTAL 309 0.8738

Responden : Manajer Pemasaran

FAKTOR A B C D E F G H I J K L M N TOTAL BOBOT A - 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 1 1 30 0.0926 B 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 0.0401 C 1 1 - 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 14 0.0432 D 1 1 3 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 12 0.0370 E 3 3 3 3 - 3 3 3 3 3 3 2 1 1 30 0.0926 F 3 2 3 1 3 - 3 3 3 1 3 1 1 1 25 0.0772 G 2 3 3 3 3 3 - 3 3 2 3 1 1 1 28 0.0864 H 3 2 2 2 3 1 3 - 3 2 3 1 2 1 21 0.0648 I 3 3 2 2 3 3 3 3 - 2 3 1 1 1 27 0.0833 J 3 3 2 1 3 3 3 3 3 - 3 1 1 1 27 0.0833 K 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 - 1 1 1 30 0.0926 L 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 - 1 1 31 0.0957 M 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 - 1 33 0.1019 N 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 - 33 0.1019 TOTAL 324 0.8796

Page 73: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

58

Lanjutan lampiran 1

Responden : Kantor Dinas Depperindag

FAKTOR A B C D E F G H I J K L M N TOTAL BOBOTA - 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 1 1 32 0.0997 B 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 0.0405 C 1 3 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 0.0467 D 1 3 3 - 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 16 0.0498 E 3 3 3 3 - 3 2 2 3 1 1 1 1 1 24 0.0748 F 3 2 3 2 3 - 3 3 2 2 2 1 1 1 25 0.0779 G 3 3 3 3 3 3 - 2 2 1 1 1 1 1 24 0.0748 H 3 3 2 3 3 3 3 - 2 2 2 1 2 1 24 0.0748 I 3 3 2 2 3 3 3 3 - 2 2 1 1 1 26 0.0810 J 3 3 3 3 3 3 3 3 3 - 1 1 1 27 0.0841 K 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 - 1 1 1 30 0.0935 L 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 - 1 1 31 0.0966 M 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 - 1 33 0.1028 N 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 - 33 0.1028 TOTAL 321 0.8629

Page 74: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

59

Lampiran 2 . Bagian pengisian rating

A. Berikan rating pada kolom ranting dengan skala 1- 4 sebagai jawab (respon)

perusahaan pada masing-masing faktor eksternal yang disebutkan di bawah ini Untuk

faktor peluang dan ancaman yaitu : (1) jawaban jelek; (2) jawaban rata-rata; (3) jawan

di atas rata-rata dan (4) jawaban superior.

Responden : Ir . Yasra

Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor Peluang A Jumlah penduduk Indonesia semakin banyak 2 B Adanya dukungan pemerintah tinggi dalam industri TPT 3 C Ketersediaan bahan baku cukup 3 D Meningkatnya permintaan pasar 3 E Pasar dalam negeri yang besar 3 Ancaman F Impor (ilegal) produk TPT dari luar (Cina) 2

G Kenaikan biaya produksi akibat naiknya tarif BBM, pajak dan listrik 1

H Kondisi ekonomi, hukum, sosial dan politik Indonesia belum stabil 1

I Pesaing aktif dalam melakukan inovasi dan pemasaran produk 3 J Industri pendukung yang belum berkembang 3

Page 75: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

60

Lanjutan lampiran 2

Responden : Manajer Pemasaran

Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor Peluang A Jumlah penduduk Indonesia semakin banyak 2 B Adanya dukungan pemerintah tinggi dalam industri TPT 3 C Ketersediaan bahan baku cukup 3 D Meningkatnya permintaan pasar 3 E Pasar dalam negeri yang besar 3 Ancaman F Impor (ilegal) produk TPT dari luar (Cina) 2

G Kenaikan biaya produksi akibat naiknya tarif BBM, pajak dan listrik 1

H Kondisi ekonomi, hukum, sosial dan politik Indonesia belum stabil 1

I Pesaing aktif dalam melakukan inovasi dan pemasaran produk 3 J Industri pendukung yang belum berkembang 3

Responden : Kantor Dinas Depperindag

Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor Peluang A Jumlah penduduk Indonesia semakin banyak 2 B Adanya dukungan pemerintah tinggi dalam industri TPT 2 C Ketersediaan bahan baku cukup 3 D Meningkatnya permintaan pasar 3 E Pasar dalam negeri yang besar 2 Ancaman F Impor (ilegal) produk TPT dari luar (Cina) 1

G Kenaikan biaya produksi akibat naiknya tarif BBM, pajak dan listrik 1

H Kondisi ekonomi, hukum, sosial dan politik Indonesia belum stabil 1

I Pesaing aktif dalam melakukan inovasi dan pemasaran produk 3 J Industri pendukung yang belum berkembang 3

Page 76: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

61

B. Berikan rating pada kolom ranting dengan skala 1-4 , pada masing-masing faktor

internal yag ada dalam perusahaan dengan keadaan saat ini . Untuk faktor kekuatan

dan kelemahan yaitu (1) kelemahan utama ; (2) kelemahan kecil; (3) kekuatan kecil

dan (4) kekuatan utama.

Responden : Ir . Yasra (Pengusaha)

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor Kekuatan A Letak perusahaan strategik 3 B Lingkungan kerja kekeluargaan 3 C Produk bermutu 4 D Adanya komunikasi dua arah antara pemilik

dengan karyawan 3 E Kegigihan dan keuletan dari pemilik perusahaan

dalam mengelola usahanya 3 F Promosi yang baik 3 G Produk cukup dikenal dan disukai oleh konsumen

3 H Fasilitas ruangan yang dimiliki cukup baik 3 I Mutu karyawan dalam menyelesaikan produk

cukup baik 4 J Desain produk baik 4 K Jumlah tenaga kerja banyak 3 Kelemahan J Harga produk pakaian yang mahal 1 K Biaya promosi tinggi 1 L Mesin sudah tua 1

Page 77: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

62

Lanjutan lampiran 2. Responden : Manajer Pemasaran Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor Kekuatan A Letak perusahaan strategik 3 B Lingkungan kerja kekeluargaan 3 C Produk bermutu 4 D Adanya komunikasi dua arah antara pemilik

dengan karyawan 3 E Kegigihan dan keuletan dari pemilik perusahaan

dalam mengelola usahanya 3 F Promosi yang baik 4 G Produk cukup dikenal dan disukai oleh konsumen

3 H Fasilitas ruangan yang dimiliki cukup baik 3 I Mutu karyawan dalam menyelesaikan produk

cukup baik 4 J Desain produk baik 3 K Jumlah tenaga kerja banyak 3 Kelemahan J Harga produk pakaian yang mahal 1 K Biaya promosi tinggi 1 L Mesin sudah tua 1

Page 78: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

63

Lanjutan lampiran 2. Responden : Kantor Dinas Depperindag Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor Kekuatan A Letak perusahaan strategik 3 B Lingkungan kerja kekeluargaan 3 C Produk bermutu 3 D Adanya komunikasi dua arah antara pemilik

dengan karyawan 3 E Kegigihan dan keuletan dari pemilik perusahaan

dalam mengelola usahanya 3 F Promosi yang baik 4 G Produk cukup dikenal dan disukai oleh konsumen

3 H Fasilitas ruangan yang dimiliki cukup baik 4 I Mutu karyawan dalam menyelesaikan produk

cukup baik 4 J Desain produk baik 3 K Jumlah tenaga kerja banyak 3 Kelemahan J Harga produk pakaian yang mahal 1 K Biaya promosi tinggi 1 L Mesin sudah tua 1

Page 79: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

Lampiran 3. Daftar pertanyaan Petunjuk pengisian. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang tersedia yang sesuai dengan kondisi saudara Data konsumen 1. Nama

2. Alamat

3. Apakah anda suka /sering menggunakan jasa jahitan pada Yasra Studio ini ?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

4. Sudah berapa lama anda menggunakan jasa jahitan pada Yasra Studio ini ?

a. < 1 tahun b. 1-2 tahun c. 2 tahun

5. Bagaimana menurut anda, apakah harga jasa jahitan pada Yasra Studio ini ?

a. Mahal b. Tidak mahal c. Alasan lainnya ....................................................................................

6. Menurut anda, desain apa yang paling anda sukai ?

a. Pakaian pesta b. Pakaian perkawinan c. Dll (pakaian kerja)

7. Mana yang paling penting bagi anda :

a. Menarik b. Cantik c. Sehat bugar

8. Perlukah Yasra Studio lebih meningkatkan usaha promosinya ?

a. Sangat perlu b. Perlu c. Tidak perlu

9. Menurut anda, perlukah harga produk pakaian pada Yasra Studio di

kurangi ? a. Perlu b. Tidak perlu

Page 80: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

65

Lanjutan lampiran 3

10. Apakah anda sering membaca iklan majalah perkawinan ?

a. Sering b. Tidak terlalu sering

11. Bagian rubrik, manakah yang anda baca dari majalah perkawinan ?

a. Kecantikan b. Fashion

12. Pernahkah anda merasakan tidak puas atas mutu produk yang dihasilkan Yasra

Studio ? a. Tidak pernah b. Pernah

13. Menurut anda, puaskah terhadap hasil produk pakaian jadi pada Yasra Studio ?

a. Sangat Puas b. Puas c. Kurang Puas

14. Menurut anda, apakah Yasra Studio perlu membuat majalah yang khusus

memamerkan hasil produknya ? a. Sangat perlu b. Perlu c. Tidak perlu

15. Apa yang membuat anda tertarik membeli dan membaca Perkawinan ?

a. Warna covernya b. Penampilan modelnya c. Judul-judul artikel yang ditampilkan di cover

16. Apa yang ada harapkan muncul lebih banyak, lebih sedikit, atau tetap dari

Perkawinan ? a. Fashion (modis) b. Beauty (kecantikan) c. Dan lain-lain

TERIMA KASIH

Page 81: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

Lampiran 6. Nama perusahaan dan proses produksi pakaian jadi

(1) Nama Perusahaan : Yasra Studio

(2) Penulis bersama dengan pemilik perusahaan (Ir.Yasra Hayati)

Page 82: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

69

Lanjutan Lampiran 6.

Pembuatan pola dan Pemotongan : (3), (4) (5)

Pembuatan bordir, penjahitan , pelubangan kancing (6) (7) (8)

Page 83: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

70

Lanjutan Lampiran 6

Penempelan manik (payet), pengepasan pakaian pada patung, mesin press dan mesin bordir

(9) (10) (11) (12)

Alat penguapan, bahan baku (manik, payet, benang) dan bahan kain (13) (14) (15) (16)

Page 84: STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN … PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

71

Lanjutan Lampiran 6.

Produk pakaian jadi : (17)

Perusahaan produk pakaian jadi di daerah Pejompongan, Jakarta Pusat

(18) (19) (20) (21) Yasra Studio Hj Said Mumtaaz Rini S