Upload
muhammad-ali-riswandi
View
976
Download
81
Tags:
Embed Size (px)
DESCRIPTION
stomatitis alergika
Citation preview
STOMATITIS ALERGIKA
Tutor : drg. I Wayan AryaProgram Studi Kedokteran Gigi
Universitas Lambung Mangkurat2012
Kelompok 5 Noryunita Rahmah Annisa Maya Nugraha Renita Rahmad Saldy Rizky Saputra Cindy Dwintanandi Talitha Maghfira R. Dessy Sharfina Dita Permatasari M. Reza Setiawan Yazid Eriansyah Pradanta Gihona Bestinabela
PROBLEM TREE
STOMATITIS ALERGIKA
ETIOLOGI
PATOGENESISPENATALAKSANAAN
MANIFESTASI KLINIS
DEFINISI
DIAGNOSA BANDING
PEMERIKSAAN PENUNJANG
SKENARIOPasien laki-laki usia 50 tahun datag ke poli gigi RSU dengan keluhan rasa sakit dan tidak nyaman dibawah gigi tiruannya pada palatum rahang atas yang baru dipakai 3 hari. Hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gigi tiruan terletak dengan baik dan tidak ada pencetus trauma, tampak lesi eritema dengan batas jelas persis dibawah gigi tiruan lepasannya. Dokter gigi meminta pasien untuk tidak memakai gigi tiruannya selama 3 hari, kemudian pasien diminta kontrol. Pasien mendapat obat kumur dan obat untuk diminum. Hasil anamnesis pada saat pasien kontrol menunjukkan pasien sudah sembuh dan tidak ada keluhan. Hasil pemeriksaan klinis menunjukkan pada palatum tidak lagi tampak eritema.
Daftar Istilah
• Lesi eritema = kemerahan
Daftar Masalah
1. Apa penyebab lesi eritema ?2. Diagnosis pada skenario ?3. Apakah ada terapi lain selain di skenario ?4. Apa nama obat kumur dan nama obat yang
diminum ?5. Patogenesis penyakit ?6. Tahapan selanjutnya setelah lesi sembuh ?7. Mengapa setelahdokter menyuruh melepas gigi
tiruan selama 3 hari, lesi hilang ?
Daftar Masalah
7. Manifestasi klinis selain eritema ?8. Faktor penyebab lain selain gigi tiruan ?9. Pemeriksaan penunjang ?10. Diagnosis banding ?11. Adakah gejala yang muncul sebelum muncul
lesi eritema ?
SASARAN BELAJAR
1. Menjelaskan definisi stomatitis alergika.2. Menjelaskan etiologi dari stomatitis alergika.3. Menjelaskan manifestasi klinis stomatitis alergika.4. Menjelaskan patogenesis stomatitis alergika.5. Menjelaskan penatalaksanaan dan tahap selanjutnya
setelah lesi sembuh.6. Menjelaskan diagnosa banding dari stomatitis
alergika.7. Menjelaskan pemeriksaan penunjang dari stomatitis
alergika.
PENJELASAN SASARAN BELAJAR
DEFINISI STOMATITIS ALERGIKA
• Suatu reaksi hipersensitivitas yang timbul pada rongga mulut yang disebabkan oleh obat-obatan atau makanan yang digunakan secara sistemik atau topical (Langlais,2000)
Tipe I Ig-E Mediated (anafilaksis)
Tipe IVCell-mediated/
Delayed hipersensitive
Sifat Cepat Lambat
Sel yang berperan IgE yang terikat pada Mast sel
Limfosit-T
Durasi 30-40 menit sesudah terpapar
Beberapa jam bahkan hari setelah terpapar
(Grenberg et al, 2008)
ETIOLOGI
• Tipe IObat-obatan contohnya penisilinLatexMakanan contohnya kacang, cokelat, tomat(Grenberg et al, 2008)
Tipe IV :Obat kumur (Tremblay et al, 2008)Gigi tiruan dari akrilik, gigi tiruan dari bahan
krom-kobalt, restorasi mahkota emas, bahan soft lining gigi tiruan, tumpatan amalgam, jembatan cekat sementara, pasta gigi, elastik ortodonsi (Lynch, 2004).
MANIFESTASI KLINISTIPE I• Lokal : urtikaria pada bibir dan mukosa oral, wheals
dengan edema lokal pd dasar eritema pada kulit, angiodema pada bibir, sekitar mata dan lidah
• Sistemik : gejala awal mirip dengan lokal anafilaksis, gangguan traktus GI (sakit perut dan mual), pernafasan (disapnea, wheezing, asma), nadi cepat,lemah, pingsan.
(Grenberg et al, 2008)
TIPE IV• Intraoral tampak daerah merah yang kering
dan mengkilat, daerah putih disekitarnya• Pembentukan vesikel multipel yang
mengelupas dan membentuk ulkus yang tertutup fibrin
• Tepi meradang dan eritematosus• Burning sensation
• Respon terbatas pada mukosa pipi, gusi, bibir, atau lidah bisa juga melibatkan seluruh rongga mulut
• Bisa disertai lesi kulit(Langlais, 2000)
PATOGENESISTipe I (Grenberg et al, 2008)
Antigen + IgE yg terikat pd mast
sel
Meningkatkan kalsium
intraseluler
Pelepasan mediator : histamin, protease,
leukotrien, PG, sitokin
Vasodilatasi, ++ permeabelitas
kapiler
Akumulasi cairan dan
leukositoedem
Tipe IV (Tremblay, 2008)• Induksi
Antigen+sistem imun
Kompleks : Fagositosi oleh
makrofagKompleks
dikenali oleh limfosit T-helper
T-sitotoksik
T-memory
• Efektor
T-sitotoksik mengaktifkan sel T-helper
Sel T sitotoksik terikat pada
sel epitel
Kematian sel
Penatalaksanaan
Tipe IV• Antihistamin (FKUI, 2007). Contohnya Setirizin
HCL 10 mg tab (Lokesh et al, 2012).• Mengindari allergen (Lewis,1998)• Kortikosteroid topikal >> Triamcinolone
acetonide 0,1 % in orabase (Barnard, 2002, Lynch, 2004).
Tahapan Selanjutnya Setelah Lesi Sembuh
• Mengganti bahan denture dengan bahan resin nilon, karena keamanan toksologik untuk pasien yang alergi logam dan monomer resin akrilik (Trisna, 2010).
• Periksa protesa yang lama jika pernah menggunakan protesa sebelumnya, jika bahan yang digunakan sama dengan penyebab alergi berarti polimerisasi kurang sempurna (Stoeva, 2010)
• Rebus lebih lama protesa untuk menyempurnakan polimerisasi (Stoeva, 2010).
Tahapan Selanjutnya Setelah Lesi Sembuh
Diagnosa Banding
DIAGNOSA BANDING
Gingivostomatitis Herpetika Primer
Denture Stomatitis Erithema Multiformis
Persamaan dengan stomatitis alergika
•Burning Sensation•Lesi Erithema•Sakit saat makan(Laskaris,2005)
•Lesi erithema•edema(Laskaris,2005)
•Lesi kemerahan
Perbedaan dengan stomatitis alergika
•Disebabkan virus HSV tipe 1 dan 2 (laskaris,2005)
•Disebabkan jamur candida albicans•Oral hygiene buruk•Terdapat lesi putih•Kronis(Laskaris 2005)
•Pada erythema terdapat lesi target(Ghom, 2005)
Pemeriksaan Penunjang
1. Tes serologi• Pemeriksaan kadar IgE dalam darah (Tongerson et al,
2007).2. Patch test (tes tempel)• Alergen yang dicurigai diletakkan pada kulit normal
yang tidak berambut kemudian dibiarkan berkontak selama 48 jam lalu angkat, setelah 2-4 jam kemudian periksa apakah ada kemerahan yang menetap (Ghom, 2005)
3. Prick Test
Patch test (stoeva, 2010)
Stomatitis alergika akibat gigi tiruan
dapat disebabkan oleh :a. Monomer MMA, formaldehidb. Proses curing yang pendek dan polimerisasi
yang tidak sempurnac. Cold cure paling sering
(Stoeva, 2010)
Daftar PustakaBarnard NA dkk. Common Non-systemic Causes of Oral Ulcers. Orofacial Disease-
Update for Dental Clinical Team 2002: 2, 11-21Langlais R.P, MillerC.S.2000. Atlas Berwarna: Kelainan Rongga Mulut yang Lazim.
Hipokrates.Hal.88Laskaris George. 2005. Treatment of Oral Disease:A concise Textbook.
Stuttgart:Thieme. P.84-85Lewis, Michael A. O.1998. Tinjauan klinis penyakit dalam. Jakarta:Widya Medika.Lynch, Malcolm A.,Vernon J. Brightman, Martin S. Greenberg. Alih bahasa:Sianita
Kurniawan. 2004. Burket:Ilmu Penyakit Mulut Diagnosis dan Terapi. Edisi 8 jilid 1. Jakarta:Binarupa Aksara ;212
Tim Farmakologi FK UI. 2007. Farmakologi dan Terapi,edisi 5. Jakarta:Bagian farmakologi fk ui. P.616-7,657
Trisna, 2010. Perbedaan Kekerasan Permukaan Bahan Basis Gigi Tiruan Nilon dengan Resin Akrilik Polimerisasi Panas. Medan:USU. Chapter II;17
Tremblay S, Louise AS. Contact Allergy to Cinnamon : Case Report. JCDA. June 2008. Vol.74. No.5. p. 445-446
Stoeva Ilyana. The Oral Tolerance to Contact Allergens in Prosthodontic Biomaterial. Case Report. Journal of IMAB Annual Proceeding (Scientific Papers) vol. 16, book 4, 2010
Lokesh P, Rooban T, Elizabeth J, Umadevi K, Ranganathan K. Allergic Contact Stomatitis : a Case Report and Review of Literature. Indian Journal of Clinical Practise, 22:9, 2012
Greenberg, Glick, Ship. 2008. Burket’s Oral Medicine 11th ed. India : BC Decker, hal 456.
Ghom AG. 2005. Textbook of Oral Medicine. India, New Delhi : Jaypee Brothers Medical Publisher, hal. 339
TERIMA KASIH