3
SOP HIV dan AIDS 1. Definisi AIDS atau Sindrom Kehilangan Kekebalan Tubuh adalah sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusiasesudah sistem kekebalan dirusak oleh virus HIV. Akibat kehilangan kekebalan tubuh, penderita AIDS mudah terkena berbagai jenis infeksi  bakteri, jamur, parasit, dan virus tertentu yang bersifat o portunistik. S elain itu penderita AIDS sering sekali menderita keganasan khsusnya Sarkoma Kaposi dan Limfoma yang hanya menyerang otak. 2. Gejala Klinis Gejala penderita AIDS dapat ringan sampai berat. Pembagian tingkat klinis HIV dibagi sebagai berikut : a. Tingkat klinis 1 (asimtomatik atau Limfadenopati Generalisat a Persisten) gej alanya adalah Tanpa Gejala dan LGP. Pada ting kat ini penderita belum mengalami kelainan dan dapat melakukan aktivitas normal.  b. Tingkat klinis 2 (Dini) berupa penurunan berat badan kurang dari 10%, kelainan mulut dan kulit yang ringan misalnya dermatitis seboroik, prurigo, ulkus pada mulut yang berulang dan kelitis angularis, Herpes Zoster yang timbul pada 5 tahun terakhir dan infeksi saluran napas bagian atas berulang misalnya Sinusitis. Pada tingkat ini,  penderita sudah menunjukkan gejala, tetapi aktivitas tetap normal. c. Tingkat klinis 3 ( Menengah) berupa penurunan berat badan lebih dari 10%, diare kronik lebih dari 1 bulan tanpa diketahui sebabnya, demam yang tidak diketahui sebabnya selama lebih dari 1 bulan hilang timbul maupun terus-menerus, kandidosis mulut, bercak putih berambut (Hairy Leukoplakia) di mulut, Tuberkulosis paru setahun terakhir dan Infeksi Bakterial berat missal pneumonia.

Sop Hiv Dan Aids

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sop Hiv Dan Aids

 

SOP HIV dan AIDS

1.  Definisi

AIDS atau Sindrom Kehilangan Kekebalan Tubuh adalah sekumpulan gejala penyakit

yang menyerang tubuh manusiasesudah sistem kekebalan dirusak oleh virus HIV. Akibat

kehilangan kekebalan tubuh, penderita AIDS mudah terkena berbagai jenis infeksi

 bakteri, jamur, parasit, dan virus tertentu yang bersifat oportunistik. Selain itu penderita

AIDS sering sekali menderita keganasan khsusnya Sarkoma Kaposi dan Limfoma yang

hanya menyerang otak.

2.  Gejala Klinis

Gejala penderita AIDS dapat ringan sampai berat. Pembagian tingkat klinis HIV dibagi

sebagai berikut :

a.  Tingkat klinis 1 (asimtomatik atau Limfadenopati Generalisata Persisten) gejalanya

adalah Tanpa Gejala dan LGP. Pada tingkat ini penderita belum mengalami kelainan

dan dapat melakukan aktivitas normal.

 b.  Tingkat klinis 2 (Dini) berupa penurunan berat badan kurang dari 10%, kelainan

mulut dan kulit yang ringan misalnya dermatitis seboroik, prurigo, ulkus pada mulut

yang berulang dan kelitis angularis, Herpes Zoster yang timbul pada 5 tahun terakhir

dan infeksi saluran napas bagian atas berulang misalnya Sinusitis. Pada tingkat ini,

 penderita sudah menunjukkan gejala, tetapi aktivitas tetap normal.

c.  Tingkat klinis 3 ( Menengah) berupa penurunan berat badan lebih dari 10%, diare

kronik lebih dari 1 bulan tanpa diketahui sebabnya, demam yang tidak diketahui

sebabnya selama lebih dari 1 bulan hilang timbul maupun terus-menerus, kandidosis

mulut, bercak putih berambut (Hairy Leukoplakia) di mulut, Tuberkulosis paru

setahun terakhir dan Infeksi Bakterial berat missal pneumonia.

Page 2: Sop Hiv Dan Aids

 

 

3.  Pemeriksaan

Pemeriksaan Anti-HIV yaitu pemeriksaan dengan 3 jenis ELISA yang berbeda. Jika non-

reaktif, konfirmasi dengan metode Western Blot.

Page 3: Sop Hiv Dan Aids

 

 

4.  Penatalaksanaan

a.   Non-medika mentosa :

1.  Hindari kontak seksual dengan orang yang diketahui menderita

AIDS dan orang yang sering menggunakan obat bius secara

intravena.

2.  Hindari berganti pasangan seksual.

3.  Hindari hubungan seksual yang dapat merusak selaput lendir rectal.

Anjuran sampai saat ini gunakan kondom saat berhubungan seksual

4.  Hindari menerima donor darah yang tidak jelas, untuk orang dengan

resiko tinggi AIDS, tidak dianjurkan untuk mendonorkan darahnya.

 b.  Medika mentosa

1.  Kombinasi 3 obat anti Retroviral yaitu :

-  Zidovudin (AZT) 500-600 mg per hari

-  Lamivudin (3TC) 150 mg sehari

-   Nevirapin 200 mg sehari selama 14 hari kemudian 2 x 200 mg

sehari.