Upload
arumi-hamasaki
View
215
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
lll
Citation preview
Dr. dr. Carla Raymondalexas Marchira, Sp.KJ(K)
Early Detection and Management in Aggression and Attempt to Suicide
Psychiatry Dept Faculty of Medicine | Universitas Gadjah Mada
Simposium 9
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
Kegawatdaruratan Psikiatri
• Kegawatdaruratan psikiatri didefinisikan
sebagai masalah kejiwaan atau
psikososial yang memerlukan perhatian
segera (Sudarsanan dkk, 2004).
• Min. dibutuhkan dokter yang telah
memiliki pengetahuan tentang diagnosis
psikiatri dan psikofarmakoterapi
2
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
Epidemiologi
• Prevalensi kasus kegawatdaruratan
psikiatri di Rumah Sakit Umum atau
praktek dokter umum berkisar 10%-60%
(Mavrogiorgou dkk, 2011).
• Ruang gawat darurat psikiatri digunakan
dalam jumlah yang sama oleh pria dan
wanita.
3
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
Epidemiologi
• 20 % dari pasien kegawatdaruratan
psikiatri datang dengan percobaan bunuh
diri, sekitar 10 % adalah kasus tindak
agresi/kekerasan
• Diagnosis paling umum
kegawatdaruratan psikiatri adalah
gangguan mood, skizofrenia dan
ketergantungan alkohol.
4
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
Sejarah Pasien
• Keluhan utama sebaiknya dinyatakan
atau didapatkan dari pasien sendiri
• Penilaian status fisik dan mental penting
didapatkan, tes laboratorium dilakukan
selama dibutuhkan.
5
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
Keamanan dan keselamatan
pasien
• Keamanan dan keselamatan pasien baik
fisik maupun emosional harus menjadi
prioritas
• Jika intervensi verbal gagal atau tidak
bisa dilakukan, penggunaan obat atau
alat untuk mengekang pasien harus
dipertimbangkan (Mohr dkk, 2003).
6
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
Etika dalam menangani pasien dan
berhubungan dengan keluarga
• Memberikan label "sakit mental" pada pasien sebaiknya tidak dilakukan.
• Dokter harus mempresentasikan hasil evaluasi dan rekomendasi manajemen yang akan dilakukan sejelas mungkin pada keluarga.
7
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
Psikofarmakoterapi pada
kegawatdaruratan Psikiatri
• Obat-obatan psikiatrik rutin harus
tersedia: antipsikotik, benzodiazepine/
antianxietas, lithium carbonate,
antidepresan dan antiparkinsonism
• Pasien dilihat: respon, efek samping,
pertimbangan harga
8
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009Hal-hal yang harus dilakukan pada pasien dengan
kasus kegawatdaruratan psikiatri adalah
(Thienhaus dan Piasecki, 1998):
• 1 .Merespon segera kebutuhan pasien
• 2. Empati
• 3 . Melakukan identifikasi faktor pencetus
• 4. Mencari riwayat pribadi pasien, keluarga
dan riwayat sakit terdahulu
• 5 . Mencari riwayat medis
• 6 . Pemeriksaan status mental
• 7 . Pemeriksaan tanda-tanda vital
9
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
• 8 . Pemeriksaan medis dan pemeriksaan saraf
• 9 . Pemeriksaan laboratorium
• 10 . Kontak dengan terapis atau psikiater (jika memungkinkan)
• 11 .Penggunaan alat pengekang jika ada indikasi dan melakukan dokumentasi yang menyebutkan alasan digunakan alat pengekang tersebut.
• 12 . Mencari riwayat alergi
• 13 . Melakukan pengobatan yang tepat untuk gangguan yang dialami
10
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
Hal penting lainnya merumuskan suatu
diagnosis tentatif atau diagnosis kerja
dan differential diagnosis untuk memulai
pengobatan.
11
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
• Selain penanganan pada pasien,
dipertimbangkan juga reaksi emosi dari
perawat maupun dokter terhadap pasien
(Rossberg dan Friis, 2003)
12
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
• Kasus yang banyak masuk ke ruang
gawat darurat psikiatri adalah kasus
dengan tindak agresi/kekerasan dan
percobaan bunuh diri.
13
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
Perilaku Agresi/Kekerasan
• meningkatnya perilaku (secara mental
dan motorik) yang dapat menyebabkan
kerusakan pada diri sendiri atau orang
lain.
14
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
Perilaku Agresi/Kekerasan
• Faktor risiko perilaku kekerasan antara lain adalah :
• laki-laki
• usia 15-24
• faktor sosial ekonomi yang rendah
• rendahnya dukungan sosial
• adanya sejarah tindak kekerasan
• riwayat mencederai diri
• psikosis
• penyalahgunaan zat (Raja dan Azzoni, 2005).
15
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
Perilaku Agresi/Kekerasan
• Manajemen:
• pemberian Diazepam, 5-10 mg, atau lorazepam 2-4 mg, diberikan perlahan-lahan i.v
• Pasien yang membutuhkan pemberian i.m. dapat diberikan haloperidol , 5-10 mg i.m (Alexander dkk, 2004).
16
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
Perilaku Agresi/Kekerasan
• Tekanan darah pasien dan tanda-tanda
vital lainnya harus selalu dipantau
• Pengekangan digunakan ketika pasien
sangat membahayakan diri sendiri atau
orang lain dan menimbulkan ancaman
parah yang tidak dapat dikendalikan
dengan cara lain.
17
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
Kondisi medis dan psikologis yang
dapat menimbulkan perilaku
kekerasan antara lain:
• 1 . Intoksikasi alkohol akut
• 2 . Neoplasma sistem saraf pusat
• 3 . Delirium
• 4 . Delirium Tremens
• 5 . Efek samping dari obat
18
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
• 6 . Epilepsi lobus temporal
• 7 . Episode skizofrenia akut
• 8 . Kepribadian antisosial
• 9 . Kepribadian borderline
• 10. Gangguan Disosiatif
19
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
Perilaku Agresi/Kekerasan
• Perilaku agresi/kekerasan dapat berupa
agresi verbal (80%) sampai agresi fisik
yang mengancam (50%)
• Penanganan pada pasien memang
diutamakan, namun keselamatan dokter
dan tenaga kesehatan lain lebih penting
(Thienhaus dan Piasecki, 1998)
20
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
Ancaman Verbal
Jawaban halus, lembut, jujur
Empati
Jaga jarak 1 kepalan tangan/lengan
Berdirilah di samping pasien
Jaga pintu tetap terbuka
Pakailah bahasa yang tidak mengancam
pasien
(Sudarsanan dkk, 2004).
21
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
22
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
Ancaman Fisik
Meminta bantuan
Membelokkan tendangan dengan kaki
Menangkis pukulan dengan tangan Anda
Melarikan diri
Jika digigit, jangan menarik diri pada
bagian yang digigit
Jika dijambak, gunakan tangan anda untuk
mengontrol tangan pasien
(Sudarsanan dkk, 2004).
23
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
Percobaan Bunuh Diri
• Bunuh diri berasal dari kata Latin
Suicidium untuk "pembunuhan diri"
(Sui=diri, Cidium=bunuh).
• Bunuh diri didefinisikan sebagai tindakan
fatal yang mewakili keinginan seseorang
untuk mati.
24
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
Faktor risiko untuk bunuh diri
antara lain adalah:
• Depresi
• Gangguan jiwa berat (skizofrenia)
• Gangguan kepribadian, terutama borderline
• Putus asa
• Status sosial ekonomi (rendah dan tinggi
• Usia (remaja atau lebih dari 65 tahun)
• Jenis kelamin (wanita mencoba bunuh diri lebih banyak dari laki-laki, tapi laki-laki lebih berhasil dalam melakukan bunuh diri),
25
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
Faktor risiko untuk bunuh diri
antara lain adalah:
• Menganggur
• Bercerai atau janda
• Banyak konflik
• Insight buruk
• Terisolasi secara sosial, dan keluarga yang tidak responsif (Borowski dkk, 2010; Doihara dkk, 2008; Soloff dkk, 2000; Van Orden dkk, 2010)
• Riwayat orang tua depresi, pernah melakukan bunuh diri atau adanya pelecehan sexual (Melhem dkk, 2007).
• Riwayat mutilasi diri (Stanley dkk, 2001)
26
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
Percobaan Bunuh Diri
• 50%-80% pasien yang mencoba bunuh diri
telah memberitahukan maksudnya pada
keluarga atau psikiater yang merawat
(Sudarsanan dkk, 2004).
• Tanyakan adanya ide bunuh diri pada pasien
dengan keluhan kejiwaan, sebagai bagian
asesmen yang rutin (Nakagawa dkk, 2009;
Sudarsanan dkk, 2004).
27
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
Sebaiknya ditanyakan
• "Apakah Anda berpikir untuk bunuh
diri ?“
• "Bagaimana, kapan
dan di mana?"
(Bridge dkk, 2006).
28
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
Percobaan Bunuh Diri
• Adanya komunikasi yang baik antara
dokter dan pasien, intervensi psikologis
yang adekuat, edukasi pencegahan
bunuh diri, dan kerjasama tim antar
dokter dan tenaga kesehatan lain, akan
mengurangi angka bunuh diri (Filiberti
dan Ripamonti, 2002)
29
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
Percobaan Bunuh Diri
• Manajemen:
• pemberian obat antidepresan atau
antipsikotik, bergantung pada gangguan
yang mendasari
• Selain pengobatan sebaiknya dilakukan
psikoterapi ataupun konseling.
30
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
Konseling-Don’ts
• Jangan memberikan kuliah, menyalahkan atau
berkhotbah pada pasien
• Jangan mengkritik pasien
• Jangan memperdebatkan pro dan kontra dari bunuh
diri
• Jangan disesatkan oleh pasien yang mengatakan
krisis telah berlalu
• Jangan menyangkal ide-ide bunuh diri pasien
• Jangan mencoba untuk menantang pasien
• Jangan biarkan pasien terisolasi, tidak teramati atau
terputus dari pengawasan
31
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
• Jangan melakukan interpretasi dan menganalisis perilaku pasien selama fase akut
• Jangan bersikap pasif
• Jangan bereaksi berlebihan
• Jangan mengagungkan atau menentang perilaku bunuh diri pada pasien
• Jangan menyimpan rahasia perilaku bunuh diri pasien dari keluarga
• Jangan lupa untuk menindaklanjuti atau follow up
32
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
Percobaan Bunuh Diri
• Pada kasus-kasus bunuh diri, dalam
waktu 24-48 jam sebelum pasien pulang
dari Rumah Sakit, dilakukan asesmen
mendalam dan akurat pada pasien, yang
menyatakan jika risiko akut bunuh diri
telah dihilangkan atau berkurang (Links
dan Hoffman, 2005).
33
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
Percobaan Bunuh Diri
• Pasien di-follow-up minimal 1 minggu
setelah pulang dari Rumah Sakit.
• Penanganan yang akurat pada krisis
bunuh diri penting untuk pencegahan
terjadinya kembali percobaan bunuh diri
(Hepp dkk, 2004).
34
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
Kesimpulan
• Kasus kegawatdaruratan psikiatri yang banyak
terjadi adalah kasus dengan tindak
agresi/kekerasan dan percobaan bunuh diri.
• Diperlukan deteksi dini dan penanganan tepat
kasus tindak agresi/kekerasan dan percobaan
bunuh diri.
35
Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009
36