15
Good Manufacturing Practice (GMP) Good Manufacturing Practice (GMP)  atau dalam bahasa Indonesia Cara Produksi yang Baik (CPB) pada dasarnya adalah peraturan tentang cara untuk mencapai kualitas yang konsisten dalam produk yang dibuat. Ada banyak definisi dari kualitas yang merupakan istilah yang agak subjektif tapi secara umum memenuhi harapan konsumen. Ini berarti bahwa  produk yang dibeli pada kenyataanya s ama dengan yang diklai m pada label tepat digun akan dan ti dak ter kontami nasi denga n apa pun yang mungkin ber bahaya.  Food and Drug  Administration (!"A) mendefinisikan kualitas suplemen bahwa produk tersebut memenuhi spesifikasi yang ditetapkan untuk identitas kemurnian kekuatan dan komposisi serta telah diproduksi diberi label dan diselenggarakan di bawah kondisi untuk mencegah pemalsuan. Penerapan Goo d Man ufa cturing Pra ctic e (GMP)  pada sebuah pabrik memiliki banyak keuntungan diantaranya# $. %eningkatkan kepercayaan pelanggan &. %eningkatkan image dan kompetensi perusahaan'organisasi . %eni ngka tkan kese mpa tan peru saha an' organisasi untuk memasuki pas ar glob al melalui produk'kemasan yang bebas bahan beracun (kimia fisika dan biologi) . %eningkatkan wawasan dan pengetahuan terhadap produk *. Berpartisipasi dalam program keamanan pangan +. %enjadi pendukung dari penerapan sistem manajemen mutu Implementasi GMP ,%P dit era pka n ol eh ind ust ri yang pro duknya di kon sumsi dan atau di gunakan ole h konsume n dengan tingkat resik o yang seda ng hingga tinggi yang meli puti produk obat- obatan makanan kosmetik perlengkapan rumah tangga dan semua industri yang terkait dengan produksi produk tersebut. Pada dasarnya tidak ada referensi aturan ,%P yang bersifat gl oba l seper ti halny a I /. ehin gga masi ng- masing negara bia sanya memi liki ,%P tersendiri seperti Amerika 0anada China dan India. 1egulasi ,%P di Indonesia sendiri

SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx

7/21/2019 SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/sim-good-manufacturing-practice-stukas-kopidocx 1/15

Good Manufacturing Practice (GMP)

Good Manufacturing Practice (GMP) atau dalam bahasa Indonesia Cara Produksi yang

Baik (CPB) pada dasarnya adalah peraturan tentang cara untuk mencapai kualitas yang

konsisten dalam produk yang dibuat. Ada banyak definisi dari kualitas yang merupakan

istilah yang agak subjektif tapi secara umum memenuhi harapan konsumen. Ini berarti bahwa

 produk yang dibeli pada kenyataanya sama dengan yang diklaim pada label tepat digunakan

dan tidak terkontaminasi dengan apa pun yang mungkin berbahaya. Food and Drug 

 Administration (!"A) mendefinisikan kualitas suplemen bahwa produk tersebut memenuhi

spesifikasi yang ditetapkan untuk identitas kemurnian kekuatan dan komposisi serta telah

diproduksi diberi label dan diselenggarakan di bawah kondisi untuk mencegah pemalsuan.

Penerapan Good Manufacturing Practice (GMP) pada sebuah pabrik memiliki banyak 

keuntungan diantaranya#

$. %eningkatkan kepercayaan pelanggan

&. %eningkatkan image dan kompetensi perusahaan'organisasi

. %eningkatkan kesempatan perusahaan'organisasi untuk memasuki pasar global

melalui produk'kemasan yang bebas bahan beracun (kimia fisika dan biologi)

. %eningkatkan wawasan dan pengetahuan terhadap produk 

*. Berpartisipasi dalam program keamanan pangan

+. %enjadi pendukung dari penerapan sistem manajemen mutu

Implementasi GMP

,%P diterapkan oleh industri yang produknya di konsumsi dan atau digunakan oleh

konsumen dengan tingkat resiko yang sedang hingga tinggi yang meliputi produk obat-

obatan makanan kosmetik perlengkapan rumah tangga dan semua industri yang terkait

dengan produksi produk tersebut. Pada dasarnya tidak ada referensi aturan ,%P yang bersifat

global seperti halnya I/. ehingga masing-masing negara biasanya memiliki ,%P

tersendiri seperti Amerika 0anada China dan India. 1egulasi ,%P di Indonesia sendiri

Page 2: SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx

7/21/2019 SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/sim-good-manufacturing-practice-stukas-kopidocx 2/15

dilakukan oleh BP/%. edangkan untuk sertifikasi bisa melalui BP/% atau lemabaga

sertifikasi ,%P yang legal. tandar ,%P oleh BP/% sendiri dibagi-bagi per industri yang

dibagi menjadi industri sebagai berikut#

$. tandar ,%P untuk industri obat-obatan di sebut dengan CP/B (Cara Pembuatan

/bat yang Baik)

&. tandar ,%P untuk industri makanan di sebut dengan CP%B (Cara Pembuatan

%akanan yang Baik)

. tandar ,%P untuk industri kosmetik di sebut dengan CP0B (Cara Pembuatan

0osmetik yang Baik)

. tandar ,%P untuk industri obat tradisional di sebut dengan CP/2B (Cara

Pembuatan /bat 2radisional yang Baik)

ebenarnya industri dapat menentukan darimana refrensi ,%P yang diterapkan. 0arena pada

dasarnya tujuan semua ,%P yang ada adalah untuk membentuk produk yang berkualitas.

3adi industri dapat mengambil referensi ,%P dari luar negeri tapi selama tidak menyalahi

aturan dari BP/% sendiri. Pemilihan referensi biasanya mempertimbangkan beberapa hal

sebagai berikut#

$. ertifikasi ,%P di Indonesia dapat dilakukan oleh BP/% atau lembaga sertifikasi

independen lainnya.

&. 0emana produk yang dihasilkan akan di jual (lokal atau ekspor) maka standar ,%P

yang digunakan sebagai referensi mempertimbangkan standar ,%P di negara dimana

 produk tersebut di jual.

. Penerapan ,%P sebagai standar tunggal atau merupakan bagian dari penerapan

standar yang lain dan sertifikasi yang dilakukan merupakan sertifikasi dari standar 

yang lainya tersebut seperti# I/ &&4445&44* 6ACCP B1C 7! I! dan lain-lain.

Standarisasi GMP

Page 3: SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx

7/21/2019 SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/sim-good-manufacturing-practice-stukas-kopidocx 3/15

Prinsip dasar ,%P lebih menekankan pada proses produksi yang benar bukan hanya sekedar 

 proses pemeriksaan atau inspeksi'testing. /leh karena itu ,ood %anufacturing Practice

(,%P)harus diterapkan kepada semua aspek-aspek yang berhubungan dengan produksi.

Cakupan secara umum dari penerapan standar ,%P adalah#

$. "isain dan fasilitas

&. Produksi (Pengendalian /perasional)

. 3aminan mutu

. Penyimpanan

*. Pengendalian hama

+. 6ygiene personil

8. Pemeliharan Pembersihan dan perawatan

9. Pengaturan Penanganan limbah

:. Pelatihan

$4. Consumer Information (edukasi konsumen)

http#''kb.$&sehat.com'lain'good-manufacturing-practice-gmp'

EVALUASI TINGKAT PENANGANAN PASCA PANEN KOPI O!USTA SESUAI

GMP (Good Manufacturer Practices) (Studi Kasus "i "esa #ono$erso% Pringsurat%

Ka&u'aten Teanggung)

* PEN"A+ULUAN

0opi merupakan salah satu produk unggulan dalam subsektor perkebunan di

Indonesia. ampai dengan saat ini Indonesia menempati urutan ke empat sebagai negara

 produsen kopi terbesar didunia. elama + tahun terakhir (&44+- &4$$) rata-rata jumlah kopi

yang diekspor $&.+8 ribu ton dengan total nilai 94&.*9 juta ; < (BP &4$$) dengan total

Page 4: SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx

7/21/2019 SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/sim-good-manufacturing-practice-stukas-kopidocx 4/15

tenaga kerja yang terlibat mencapai & juta orang (Anonim &4$&). %enurut International

Coffee /rgani=ation (IC/) konsumsi kopi meningkat dari tahun ke tahun sehingga

 peningkatan produksi kopi di Indonesia memiliki peluang untuk mengekspor kopi ke negara-

negara pengkonsumsi kopi utama di dunia seperti ;ni >ropa Amerika erikat dan 3epang.

Biji kopi di Indonesia juga di pasok ke gerai-gerai penjual kopi (coffee shop) seperti tarbuck 

dan 7uick Chek yang berlokasi di Indonesia maupun di luar negeri (ihombing &4$$). ;ntuk 

dapat bersaing dengan negara-negara produsen kopi lainnya maka mutu kopi Indonesia harus

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dunia karena hampir 84? kopi Indonesia

diekspor ke luar negeri.

0abupaten 2emanggung merupakan daerah penghasil kopi terbesar di Propinsi 3awa

2engah. Pada tahun &448 eksport kopi dari 2emanggung mencapai +* 2on'%inggu dengan

total nilai transaksi sebesar 1p. $.+8&.*$.844 dengan jumlah tonase sebanyak $4&.*:&* ton.

3enis kopi yang paling banyak ditanam adalah kopi robusta dengan total produksi mencapai

&* ton. ("inas Pertanian Perkebunan dan 0ehutanan 2emanggung &4$$). "esa

@onokerso merupakan salah satu desa penghasil kopi di 0ecamatan Pringsurat 0abupaten

2emanggung. 1ata-rata petaninya sudah melakukan pengolahan biji kopi menjadi kopi beras

namun biji kopi yang dihasilkan masih rendah standar mutunya.

Akhir-akhir ini muncul permasalahan karena lebih dari +*? ekspor kopi Indonesia

adalah ,rade I ke atas dan tergolong kopi mutu rendah yang terkena larangan ekspor.

1endahnya mutu produksi kopi robusta terutama disebabkan oleh pengelolaan kebun panen

dan penanganan pasca panen yang kurang memadai karena hampir seluruhnya kopi robusta

diproduksi oleh perkebunan rakyat. "isamping itu pasar kopi masih menyerap seluruh

 produk kopi dan belum memberikan insentif harga yang memadai untuk kopi bermutu baik 

("itjenbun &4$&).

Peningkatan produktiitas kopi khususnya di "esa @onokerso perlu diikuti oleh

 peningkatan kualitas atau mutu kopi. 6al ini bertujuan agar produk kopi di "esa @onokerso

mampu bersaing dengan produk kopi dari daerah lain sehingga petani memperoleh insentif 

harga yang menarik. ;ntuk memporeh mutu kopi yang tinggi maka perlu penanganan panen

dan pasca panen yang tepat berdasarkan ,AP dan ,%P. Penerapan ,%P (Good Manufacture

 Practices) menjadi jaminan bagi konsumen bahwa produk yang dipasarkan diperoleh dari

hasil serangkaian proses yang efisien produktif dan ramah lingkungan. "engan demikian

 petani akan mendapatkan nilai tambah berupa insentif peningkatan harga dan jaminan pasar 

Page 5: SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx

7/21/2019 SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/sim-good-manufacturing-practice-stukas-kopidocx 5/15

yang memadai. %enurut emerle (&4$4) D2he Euality of smallholder is affected by the poor 

understanding of the relationship of the post harest techniEues used and the Euality. %ost of 

the farmers show their concern with Euality and price howeer there is lack of concern with

 post harest techniEues used and price of Euality.F

;ntuk itu perlu diketahui sejauhmana penanganan panen dan pascapanen yang telah

dilakukan petani agar dapat dilakukan langkah perbaikan yang tepat. /leh karena itu

 penelitian ini bertujuan untuk mengealuasi penanganan pasca panen kopi oleh petani di

"esa @onokerso.

,* METO"E PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di "esa @onokerso 0ecamatan Pringsurat 0abupaten

2emanggung. Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan pertimbangan bahwa "esa ini

merupakan salah satu daerah sentra kopi di 3awa 2engah di desa tersebut juga terdapat

klaster kopi. Petani kopi di "esa @onokerso umumnya melakukan pengolahan kopi sendiri

sampai menjadi kopi beras. "esa @onokerso juga menjadi lokasi pengembangan sejumlah

klon unggulan baru sejak tahun &44 dan kopi organik dari 0ementan.

Penelitian dilaksanakan pada bulan 3uli sampai dengan eptember &4$&. Penelitian ini

merupakan penelitian deskriptif eksploratif. Penelitian deskriptif bermaksud membuat

 pemerian (penyandraan) secara sistematis factual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-

sifat populasi tertentu (;sman dan Akbar &449). ;ntuk mendukung deskripsi data dilakukan

 pengujian mutu kopi.

ampel diambil menggunakan teknik purposie sampling yakni skema pencuplikan

yang bertujuan untuk mendapatkan subjek yang memiliki ciri tertentu sehingga dapat

dianalisis dengan sahih (%urti &44+). ampel yang diambil berjumlah &4 orang petani

dengan kriteria# 0epala keluarga (Bapak'Ibu) 2inggal di "esa @onokerso Petani yang

membudidayakan kopi robusta dan melakukan kegiatan pasca panen kopi robusta

%empunyai lahan perkebunan kopi %emahami tentang usahatani kopi dan memiliki sampel

kopi. 2eknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik 

obserasi indepth interiew (wawancara mendalam) dan dokumentasi. elanjutnya analisa

data dilakukan secara deskriptif. Pemeriksaan 0esesuaian Penanganan Pasca panen kopi yang

 baik menggunakan checklist. Penilaian tingkat kesesuaian (?) setiap responden pada

 penanganan kopi dihitung dengan menggunakan rumus sbb#

Page 6: SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx

7/21/2019 SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/sim-good-manufacturing-practice-stukas-kopidocx 6/15

-* +ASIL "AN PEM!A+ASAN

-** Kara$teristi$ Petani

Pada 2abel $. berikut ini ditampilkan karakteristik petani kopi yang dinilai kesesuaian

 praktek penanganan panen dan pasca panennya.

2abel $. "eskripsi sampel penelitian

Berdasarkan 2abel di atas diketahui bahwa rata-rata responden berumur * tahun

dengan pengalaman usahatani -*4 tahun dan pendidikan rata-rata adalah ". Budidaya kopi

sudah melekat secara kultural apabila dilihat dari pengalaman usahataninya. Petani umumnya

mulai mengelola kebun kopi dimulai sekitar umur &* tahun yang rata-rata adalah warisan dari

orang tua.

-*,* Penanganan Pasca Panen Ko'i

2ahapan pasca panen kopi yang dilakukan meliputi pemanenan pengeringan

 pengupasan dan sortasi penyimpanan dapat dilihat pada ,ambar $ berikut#

Page 7: SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx

7/21/2019 SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/sim-good-manufacturing-practice-stukas-kopidocx 7/15

,ambar $.2ahapan penanganan kopi Berikut ini diuraikan masing-masing tingkat

kesesuaian penanganan panen dan pasca panen pada tiap tahapan pananganan berdasarkan

,%P (Good Manufacturer Practices)#

.&.$. 2ingkat Pemanenan

2abel &. 2ingkat 0esesuaian Praktek Pemanenan 0opi pada Petani dengan ,%Ps

Pemanenan buah kopi dilakukan secara manual dengan cara memetik buah yang telah

masak kemudian memasukkannya ke Penyimpanan Panen Pengupasan G sortasi pengeringan

dalam karung plastik. Berdasarkan tingkat kesesuaian praktek pemanenan kopi diketahui

 bahwa hanya $* ? petani yang memperhatikan kebersihan peralatan yang digunakan selama

 pemanenan. ;mumnya petani sudah memperhatikan cara pemetikan yang tepat agar tidak 

terjadi kerusakan buah secara fisik. ementara untuk tingkat pemanenan yang lain masih

 perlu dilakukan perbaikan seperti umumnya petani belum melakukan pemisahan secara baik 

antara buah cacat' benda asing tanah dan bahan kotor lainnya.

Page 8: SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx

7/21/2019 SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/sim-good-manufacturing-practice-stukas-kopidocx 8/15

Pemisahan atau sortasi untuk buah matang muda dan kering' jatuh di tanah rata-rata

 belum dilakukan dengan baik. Buah yang kering dan jatuh di tanah juga belum dipisah dan

masih dicampur dengan buah yang sehat. Beberapa petani sebenarnya ada yang sudah

melakukan pemisahan buah yang jatuh dan memisahkannya atau mereka menyebut Biji kopi

yang jatuh di tanah umumnya berwarna coklat kusam dan hitam. Belum adanya kegiatan

sortasi biji yang jatuh tersebut dapat dilihat dari prosentase biji hitam yang hampr ditemukan

 pada semua sampel kopi yang diuji mutu cacatnya.

ortasi biji untuk memisahkan buah matang dan muda rata-rata belum dilakukan

namun demikian petani saat ini sudah banyak yang memanenan buah yang sudah matang atau

 petik merah. etelah selesai dipetik kopi tidak langsung dijemur sehingga penimbunan buah

rata-rata masih dilakukan oleh petani hal ini terutama disebabkan karena keterbatasan lantai

 jemur yang dimiliki. Penimbunan umumnya dilakukan selama &- hari. %enurut 1ahmanda

(&4$&) hal yang harus dihindari adalah menyimpan buah kopi di dalam karung plastik atau

sak selama lebih dari $& jam karena akan menyebabkan prafermentasi sehingga aroma dan

citarasa biji kopi menjadi kurang baik dan berbau busuk ( fermented ).

.&.&. 2ingkat Pengeringan pada pengolahan kopi cara kering

%etoda pengolahan cara kering banyak dilakukan mengingat kapasitas olah kecilmudah dilakukan peralatan sederhana dan dapat dilakukan di rumah petani. Proses

 pengolahan kopi robusta yang umum dilakukan petani pada lokasi penelitian ada dua yaitu

secara golondong dan pecah kulit ada pula yang melakukan kedua proses pengolahan

tersebut. Hamun sebagian besar petani mengolah secara pecah kulit. Pada kopi gelondong

 buah kopi hasil panenan langsung dilakukan penjemuran sementara untuk kopi pecah kulit

sebelum dilakukan penjemuran buah kopi digiling menggunakan mesin pemecah buah kopi

kemudian dijemur. Berdasarkan pengalaman beberapa petani kopi gelondong menghasilkan

rendemen lebih tinggi dibanding kopi pecah kulit.

2ingkat penanganan pengeringan pada kopi gelondong hampir sama dengan pecah

kulit perbedaan utamanya hanya pada penggunaan alat pemecah kulit buah. Baik pada

 pengeringan kopi gelondong maupun kopi pecah kulit semua petani sudah menggunakan

lantai jemur semen atau menggunakan terpal sebagai alas sehingga buah kopi tidak langsung

 bersentuhan dengan tanah. 0eterbatasan lahan penjemuran di atasi dengan menjemur kopi

memanfaatkan fasilitas umum seperti jalan beraspal. Proses penjemuran sudah rata-rata sudahdilakukan sesuai standar yaitu tinggi tumpukan kopi cm sehingga panas matahari dapat

Page 9: SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx

7/21/2019 SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/sim-good-manufacturing-practice-stukas-kopidocx 9/15

diterima secara merata pada semua bagian kopi. Pembalikan secara teratur dilakukan dalam

satu hari kurang lebih &- kali pembalikan sehingga panas yang diterima lebih merata.

2abel . 2ingkat 0esesuaian Praktek Pengeringan kopi oleh Petani dengan ,%Ps

Baik pada pengolahan kopi gelondong maupun pecah kulit semua petani sudah

melakukan pemisahan berdasarkan tingkat kekeringan. ;mumnya kopi gelondong

memerlukan waktu pengeringan lebih lama jika dibandingkan kopi pecah kulit untuk kopi

Page 10: SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx

7/21/2019 SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/sim-good-manufacturing-practice-stukas-kopidocx 10/15

gelondong sekitar $4-$& hari sementara kopi pecah kulit *-8 hari. 0opi yang sudah dijemur 

terlebih dahulu dilakukan pemisahan sehingga tidak tercampur dengan kopi yang masih

 basah atau yang baru dijemur. ementara itu buah kopi yang belum kering juga tidak 

ditimbun tapi dibiarkan benar-benar kering.

Cara pengukuran kadar air kopi saat ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat

 pengukur kadar air namun kelompok tani belum memiliki sehingga masih secara manual

 berdasarkan kebiasan petani. Cara pengukuran kekeringan dilakukan berdasarkan kebiasaan

 petani terdapat tiga cara yang biasa digunakan yaitu pertama dengan mengocok kopi

gelondong jika ada bunyi nyaring dari dalam buah maka kopi dikatakan sudah kering. 0edua

dengan menggigit kulit kopi apabila kopi sudah keras berarti sudah kering dan yang terakhir 

dengan menginjak biji kopi. %eskipun masih mengandalkan perkiraan cara yang digunakan

 petani ternyata cukup efektif karena berdasarkan hasil uji laboratorium rata-rata sampel kopi

memiliki kadar air di bawah $&.* ? artinya sudah memenuhi syarat mutu umum sesuai HI.

Pada proses pengolahan kopi kering pecah kulit membutuhkan alat pemecah buah kopi

umumnya masih secara manual. 0ondisi mesin pemecah rata-rata belum dilakukan

 pembersihan secara rutin. 6asil penggilingan selanjutnya ditampung dengan menggunakan

wadah atau alas tempat kopi atau tidak langsung di atas tanah.

.&.. Pengupasan dan ortasi

2abel . 2ingkat 0esesuaian Praktek Pengupasan dan ortasi 0opi pada Petani dengan ,%Ps

Page 11: SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx

7/21/2019 SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/sim-good-manufacturing-practice-stukas-kopidocx 11/15

ecara umum petani belum memperhatikan tingkat kebersihan alat pengupas kopi

yang digunakan atau pembersihan belum dilakukan secara periodik. Pembersihan dilakukan

apabila kinerja alat sudah terganggu. Pemisahan biji dengan benda-benda selain biji kopi

seperti kulit kopi batu daun dsb umumnya sudah dilakukan petani dengan baik artinya

kegiatan ini sudah cukup rutin dilaksanakan meskipun terkadang masih ditemukan kulit kopi

yang tercampur namun prosentasenya masih rendah.

emua petani umumnya belum membuat keseragaman ukuran biji dengan cara

menganyak sesuai ukuran yang berlaku. Berdasarkan ukurannya kopi robusta pengolahan

kering dibagi menjadi dua yaitu besar dan kecil. ;kuran besar dengan kriteria tidak lolos

ayakan berdiameter +* mm (siee no $+ sementara ukuran kecil adalah biji kopi yang lolos

ayakan diameter +* mm tapi tidak lolos ayakan berdiameter * mm ( sie Ho :).

Pemisahan biji-biji cacat berat biji hitam biji muda gelondong dll secara umum

 belum dilakukan oleh petani. elain praktek produksi yang baik aspek pengendalian terhadap

adanya penyimpangan pada setiap tahap produksi perlu dilakukan. Adanya produk yang

menyimpang dari ketentuan standar tidak dapat dicampur dengan produk yang baik karena

akan mencemari produk secara keseluruhan. Pemisahan biji cacat secara fisik dapat

mengurangi kontaminasi okratoksin. "engan demikian disarankan untuk memisahkan biji

Page 12: SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx

7/21/2019 SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/sim-good-manufacturing-practice-stukas-kopidocx 12/15

cacat terutama biji hitam bercendawan atau biji cacat lainnya (Bucheli et al.$::9 5 Ismayadi

dan Jaenudin &44& ).

0ebersihan alat penggilingan belum diperhatikan dengan baik dan tidak secara rutin

dilakukan. Pembersihan dilakukan seringkali jika kotoran mengganggu proses penggilingan.

ementara untuk wadah 'karung yang digunakan untuk pengemasan kopi beras umumnya

sudah diperhatikan dengan baik. Pembersihan dilakukan dengan mencuci wadah'karung

terlebih dahulu dengan sabun dan mengeringkannya dengan baik baru digunakan untuk 

 pengemasan.

.&.. Penyimpanan

2abel *. 2ingkat 0esesuaian Praktek Penyimpanan 0opi pada Petani dengan ,%Ps

Page 13: SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx

7/21/2019 SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/sim-good-manufacturing-practice-stukas-kopidocx 13/15

ebagian besar petani sudah menyimpan kopi secara terpisah antara kopi gelondong

kopi pecah kulit dan biji kopi. Penyimpanan dalam jangka lama dalam bentuk kopi

gelondong atau biji kopi bercangkang jarang dilakukan petani umumnya penyimpanan

 jangka lama dalam bentuk kopi beras yang sudah benar-benar kering. Periode penyimpanan

tidak terlalu lama karena setelah diolah menjadi kopi beras langsung dijual ke pedagang

 pengepul. Biji kopi yang disimpan rata-rata sudah memenuhi standar kadar air maksimum

yang ditetapkan yaitu $&*? berdasarkan hasil uji kadar air yang dilakukan sudah memenuhi

HI.

Penyimpanan kopi milik petani yang baik adalah dalam bentuk kopi gelondong

 bukan dalam bentuk kopi beras ( green coffe) dengan kadar air berkisar $ $+?. "engan

kadar tersebut kopi gelondong tahan disimpan selama &- tahun. Apabila saat panen harga

kopi rendah petani dapat menyimpannya sampai harga membaik. Penyimpanan sebaiknya

menggunakan karung plastik dan ditumpuk diatas para-para.

ecara umum kondisi tempat penyimpanan belum semuanya memenuhi persyaratan

ideal ruang penyimpanan yang baik. 0ondisi ruangan cenderung lembab belum semua

memiliki entilasi yang memadai dan beberapa masih bercampur dengan bahan-bahan lain

yang dapat mempengaruhi mutu kopi. Beberapa petani sudah mengatur tumpukan karung di

atas landasan tumpukan dari kayu' plastik ( pallet ) namun umumnya tumpukan karung biji

kopi belum diberi jarak terhadap dinding maupun antar tumpukan. jarak ideal tumpukan dari

dinding K $ m.

Pada saat musim penghujan rata-rata petani sudah melakukan proteksi terhadap kopiyang dijemur seperti dengan menutup kopi menggunakan plastik atau terpal tujuannya agar 

Page 14: SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx

7/21/2019 SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/sim-good-manufacturing-practice-stukas-kopidocx 14/15

 biji kopi tidak terkena air hujan langsung atau membawa kopi ke tempat yang terlindungi

agar biji kopi tetap kering. Inspeksi secara rutin diperlukan untuk menjaga kualitas kopi

selama penyimpanan agar kondisi awal yang dapat mengganggu kualitas kopi segera

diketahui dan dilakukan penanganan secepatnya. Inspeksi atau pengecekan terhadap kualitas

kopi sudah dilakukan oleh sebagian petani sementara sebagian yang lain belum melakukan

 pengecekan secara rutin karena petani beranggapan penyimpanan hanya bersifat sementara

atau dalam jangka pendek pada saat harga jual sesuai maka produk akan segera dijual. 1ata-

rata penyimpanan yang dilakukan petani $ tahun atau berkisar antara - bulan.

Page 15: SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx

7/21/2019 SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/sim-good-manufacturing-practice-stukas-kopidocx 15/15

KESIMPULAN "AN EKOMEN"ASI

.$. 0esimpulan

2ingkat kesesuaian tertinggi dari penanganan pasca penen kopi adalah pada kegiatan

 pengeringan (8:.9?) dan terendah pada pemanenan (&+.+8 ?) diikuti kegiatan pengupasan

dan sortasi (.?) sementara untuk tingkat penyimpanan sebesar *9.$?.

.&. 1ekomendasi

2erkait dengan masih rendahnya tingkat penanganan panen dan pasca panen maka "inas

terkait ("inas Perkebunan Proinsi dan 0abupaten 2emanggung) perlu melakukan sosialisasi

kepada petani cara penanganan panen dan pasca panen kopi sesuai dengan ,%P terutama

 pada tingkat pemanenan.

http#''prosiding.upgrismg.ac.id'indeL.php'pangan'pangan'paper'iew!ile'+99'+&