1
Mendobrak Keluar dari Zona Nyaman CONG AD POLRI 184 X 130 / FC POSISI PERMINTAAN STOPER 42 X 48 / FC LELANG PLN 137 X 130 / BW CEO Talks | 19 SENIN, 15 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA JIMMY M RIFAI GANI Lahir: Jakarta, 15 September 1972 Pendidikan: Februari 1996-Desember 1996: Master of business administration in accounting, San Francisco State University, California, AS Januari 1996: Bachelor of arts in economics, San Francisco State University, California, AS Agustus 1991-Juni 1994: Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran, Bandung Karier: Mei 2009-sekarang: Direktur Utama PT Sarinah (persero) Januari 2003-sekarang: Founder, owner, President & CEO of PT Proven Force Indonesia Group Juli 2003-2005: Part-time lecturer, President University Maret 1999-2002: Vice President and Chief Analyst for the Asia Pasific Region, IMPAC Maret 1997-Februari 1999: Chief Financial Officer of PT IFM Graha Sarana (Movewell) Februari 1998-1999: Part-time lecturer, Business Administration & Executive Bachelor’s Degree Program, Indonusa Esa Unggul University 1996: Assistant financial controller, MG West, San Francisco, AS N AMA ‘Sarinah’ barangkali adalah salah satu hal yang paling melekat da- lam ingatan Presiden Amerika Serikat Barack Obama tentang masa kecilnya Indonesia. Da- lam kunjungan singkatnya ke Tanah Air pekan lalu, ia bahkan menyebut nama department store itu dalam dua pidatonya. Gedung itu memang feno- menal. Ia dibangun sebagai simbol kebangkitan perdagang- an Indonesia. Sang pencetus, Bung Karno, mengagas Sarinah sebagai pusat perbelanjaan modern pertama di Indonesia yang bisa memenuhi keingin- an rakyat dalam mendapatkan barang murah dan bermutu tinggi. Dalam bahasa presiden pertama Indonesia itu, Sarinah harus dibangun sebagai tempat penyaluran barang-barang keperluan hidup rakyat jelata. Visi itu juga yang ditangkap Direktur Utama PT Sarinah Jimmy M Rifai Gani ketika di- minta memimpin perusahaan pelat merah itu, dua tahun lalu. Baginya, membangkitkan kem- bali kejayaan Sarinah bukan persoalan meningkatkan un- tung dan pendapatan semata, melainkan juga mengembali- kannya kepada trah dasarnya, yaitu sebagai tempat rakyat. “Saya ingin kembali ke founding father Sarinah, yaitu Bung Karno. Beliau terins- pirasi pengasuh masa kecilnya yang mengajarkan dia un- tuk menghargai rakyat jelata. Saya mendasarkan visi dengan menggunakan landasan tadi,” ujarnya ketika ditemui di kan- tornya, pekan lalu. Melalui visi itu, Jimmy seka- ligus juga ingin mereposisi Sarinah sebagai department store pertama Tanah Air di tengah gempuran berbagai macam jenis pusat perbelanjaan di Ibu Kota dalam 10 tahun terakhir. “Sebagai department store pertama sebenarnya Sarinah punya kesempatan untuk men- jadi yang terbesar, tapi kenya- taannya Sarinah tenggelam di antara yang lain,” imbuhnya. Dari sekitar Rp100 triliun omzet ritel Indonesia selama 2009, Sarinah hanya berkontri- busi sekitar 0,5%. “Untuk bisa bersaing, Sarinah tidak bisa menjadi ritel umum, tapi ritel khusus yang menjual produk dan budaya Indonesia. Menja- di showcase of Indonesia,” tegas Jimmy. Sarinah juga akan fokus mengembangkan trading house. Mimpi Jimmy, Sarinah akan menjadi trading house yang kuat bagi produk Indonesia dengan mengandalkan retail store yang nantinya akan dikembangkan di berbagai wilayah Indonesia. “Kami akan buka toko kecil perwakilan di tiap daerah,” jelas ayah tiga anak ini. Keberadaan toko perwakilan tidak hanya bertujuan menjual produk. Menurutnya, sebagai trading house, Sarinah mesti mengetahui kemampuan UKM di dalam negeri sekaligus ke- butuhan pasar luar negeri. De ngan begitu, perusahaan mampu mengarahkan UKM untuk membuat produk se- suai dengan kebutuhan pasar ekspor. Selama 48 tahun berdiri, menurutnya, Sarinah banyak bekerja sama dengan berbagai UKM dari seluruh Indonesia. Rekam jejak itu mendorongnya untuk membuat perusahaan ritel BUMN itu sebagai penga- yom UKM. Salah satu misinya mengembangkan bisnis UKM lokal melalui Sarinah. Ubah paradigma Meskipun sudah nyaris se- tengah abad berdiri, Jimmy mengakui pertumbuhan Sari- nah terbilang lambat. Selain menggarap bisnis ritel dan trading, Sarinah juga memiliki lisensi sebagai importir mi- numan beralkohol di Indonesia sekaligus mengelola gedung perkantoran dan Hotel Sari Pan Pasic, Jakarta. Saat ini, Sarinah memiliki omzet sebesar Rp200 miliar per tahun dari penjualan ritel, trading, impor minuman ber- alkohol, serta sektor properti. Jimmy menyatakan tahun ini perusahaan menargetkan pen- dapatan sebesar Rp400 miliar dari empat sektor tersebut. Tapi bagi Jimmy, perusahaan itu sudah terlalu lama berada di zona nyaman dengan segala kekuatannya. Akibatnya, orga- nisasi merasa perusahaan tidak perlu melakukan perubahan. “Harus ada gebrakan untuk keluar dari comfort zone itu. Saya buat struktur baru, de- ngan menambah divisi market- ing communication dan research and continuity. Pokoknya ba- gaimana meraih pangsa pasar lebih besar dan mengoptimal- kan yang ada,” paparnya. Sarinah, yang sebelumnya kerap bersikap pasif, di tangan Jimmy mulai melakukan stra- tegi jemput bola. Selama ini, menurutnya, department store itu terlalu bergantung pada ge- rai utama di Thamrin sehingga tingkat penjualan dari ritel dan trading cenderung stagnan. “Sekarang kita ubah paradig- manya, harus outward looking. Ikut pameran, ada kesempat- an apa saja untuk tunjukkan produk kita ikuti, harus aktif. Sejauh ini, strategi itu terbukti efektif karena ekspor kita naik terus,” imbuhnya. Jimmy mengaku kini Sari- nah pun mulai melirik sistem pembiayaan di luar perusa- haan dan pemerintah untuk meningkatkan kecepatan per- tumbuhan perusahaan. Hal itu merupakan sesuatu yang tidak pernah dilakukan perusahaan sebelumnya. “Selama 48 tahun ini Sarinah tidak pernah utang. Perkem- bangannya alami sehingga susah untuk meningkatkan kecepatan. Sekarang kami sudah dapat pinjaman dari Mandiri dan LPEI (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indone- sia),” jelas dia. Terobosan lain yang dilaku- kan CEO BUMN termuda ini adalah penyederhanaan jalur birokrasi di Sarinah. Birokrasi yang berbelit-belitnya dini- lainya mengakibatkan perkem- bangan yang sudah ditetapkan tidak berjalan sesuai rencana. Sarinah kini juga tengah ber- benah untuk menyambut usia separuh abad pada 17 Agustus 2012. Salah satunya dengan mengubah citra Sarinah yang terkesan tua dan kuno. “Kami ingin mengubah citra tua dan outdate Sarinah men- jadi berpengalaman. Jadinya seperti wanita berpengalaman, bukan wanita tua. Caranya dengan mengangkat dulu cita rasanya. Berubah menjadi Sari- nah baru,” paparnya. (E-3) Membangkitkan Sarinah bukan persoalan meningkatkan pendapatan semata, melainkan juga mengembalikan kepada fitrahnya sebagai tempat rakyat. Christina Sihite MI/PANCA SYURKANI

SENIN, 15 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Mendobrak … fileJimmy M Rifai Gani ketika di-minta memimpin perusahaan pelat merah itu, dua tahun lalu. Baginya, membangkitkan kem-

  • Upload
    dinhbao

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Mendobrak Keluar dari Zona Nyaman

CONG AD POLRI

184 X 130 / FC

POSISI PERMINTAAN

STOPER

42 X 48 / FC

LELANG PLN

137 X 130 / BW

CEO Talks | 19SENIN, 15 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA

JIMMY M RIFAI GANI

Lahir: Jakarta, 15 September 1972

Pendidikan:

Februari 1996-Desember 1996: Master of business administration in accounting, San Francisco State University, California, AS

Januari 1996: Bachelor of arts in economics, San Francisco State University, California, AS

Agustus 1991-Juni 1994: Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran, Bandung

Karier:Mei 2009-sekarang: Direktur Utama PT Sarinah (persero)

Januari 2003-sekarang: Founder, owner, President & CEO of PT Proven Force Indonesia Group

Juli 2003-2005: Part-time lecturer, President University

Maret 1999-2002: Vice President and Chief Analyst for the Asia Pasific Region, IMPAC

Maret 1997-Februari 1999: Chief Financial Officer of PT IFM Graha Sarana (Movewell)

Februari 1998-1999: Part-time lecturer, Business Administration & Executive Bachelor’s Degree Program, Indonusa Esa Unggul University

1996: Assistant financial controller, MG West, San Francisco, AS

NAMA ‘Sarinah’ barangkali adalah salah satu hal yang paling melekat da-

lam ingatan Presiden Amerika Serikat Barack Obama tentang masa kecilnya Indonesia. Da-lam kunjungan singkatnya ke Tanah Air pekan lalu, ia bahkan menyebut nama department store itu dalam dua pidatonya.

Gedung itu memang feno-menal. Ia dibangun sebagai simbol kebangkitan perdagang-an Indonesia. Sang pencetus, Bung Karno, mengagas Sarinah sebagai pusat perbelanjaan modern pertama di Indonesia yang bisa memenuhi keingin-an rakyat dalam mendapatkan barang murah dan bermutu tinggi. Dalam bahasa presiden pertama Indonesia itu, Sarinah harus dibangun sebagai tempat penyaluran barang-barang keperluan hidup rakyat jelata.

Visi itu juga yang ditangkap Direktur Utama PT Sarinah Jimmy M Rifai Gani ketika di-minta memimpin perusahaan pelat merah itu, dua tahun lalu. Baginya, membangkitkan kem-bali kejayaan Sarinah bukan persoalan meningkatkan un-tung dan pendapatan semata, melainkan juga mengembali-kannya kepada fi trah dasarnya, yaitu sebagai tempat rakyat.

“Saya ingin kembali ke founding father Sarinah, yaitu Bung Karno. Beliau terins-pirasi pe ng asuh masa kecilnya yang mengajarkan dia un-tuk menghargai rakyat jelata. Saya mendasarkan visi dengan menggunakan landasan tadi,” ujarnya ketika ditemui di kan-tornya, pekan lalu.

Melalui visi itu, Jimmy seka-ligus juga ingin mereposisi Sarinah sebagai department store pertama Tanah Air di tengah gempuran berbagai macam jenis pusat perbelanjaan di Ibu Kota dalam 10 tahun terakhir.

“Sebagai department store pertama sebenarnya Sarinah punya kesempatan untuk men-jadi yang terbesar, tapi kenya-taannya Sarinah tenggelam di antara yang lain,” imbuhnya.

Dari sekitar Rp100 triliun omzet ritel Indonesia selama 2009, Sarinah hanya berkontri-busi sekitar 0,5%. “Untuk bisa bersaing, Sarinah tidak bisa menjadi ritel umum, tapi ritel khusus yang menjual produk dan budaya Indonesia. Menja-di showcase of Indonesia,” tegas Jimmy.

Sarinah juga akan fokus mengembangkan trading house. Mimpi Jimmy, Sarinah akan menjadi trading house yang kuat bagi produk Indonesia dengan mengandalkan retail store yang nantinya akan dikembangkan di berbagai wilayah Indonesia. “Kami akan buka toko kecil per wakilan di tiap daerah,” jelas ayah tiga anak ini.

Keberadaan toko perwakilan tidak hanya bertujuan menjual

produk. Menurutnya, sebagai trading house, Sarinah mesti mengetahui kemampuan UKM di dalam negeri sekaligus ke-butuhan pasar luar negeri. De ngan begitu, perusahaan mampu mengarahkan UKM untuk membuat produk se-suai dengan kebutuhan pasar ekspor.

Selama 48 tahun berdiri, menurutnya, Sarinah banyak bekerja sama dengan berbagai UKM dari seluruh Indonesia. Rekam jejak itu mendorongnya untuk membuat perusahaan ritel BUMN itu sebagai penga-yom UKM. Salah satu misinya mengembangkan bisnis UKM lokal melalui Sarinah.

Ubah paradigmaMeskipun sudah nyaris se-

tengah abad berdiri, Jimmy mengakui pertumbuhan Sari-nah terbilang lambat. Selain menggarap bisnis ritel dan trading, Sarinah juga memiliki lisensi sebagai importir mi-numan beralkohol di Indonesia sekaligus mengelola gedung perkantoran dan Hotel Sari Pan Pasifi c, Jakarta.

Saat ini, Sarinah memiliki omzet sebesar Rp200 miliar per tahun dari penjualan ritel, trading, impor minuman ber-alkohol, serta sektor properti. Jimmy menyatakan tahun ini perusahaan menargetkan pen-dapatan sebesar Rp400 miliar dari empat sektor tersebut.

Tapi bagi Jimmy, perusahaan itu sudah terlalu lama berada di zona nyaman dengan segala kekuatannya. Akibatnya, orga-nisasi merasa perusahaan tidak perlu melakukan perubahan.

“Harus ada gebrakan untuk keluar dari comfort zone itu. Saya buat struktur baru, de-ngan menambah divisi market-ing communication dan research and continuity. Pokoknya ba-gaimana meraih pangsa pasar lebih besar dan mengoptimal-kan yang ada,” paparnya.

Sarinah, yang sebelumnya kerap bersikap pasif, di tangan Jimmy mulai melakukan stra-tegi jemput bola. Selama ini, menurutnya, department store itu terlalu bergantung pada ge-rai utama di Thamrin sehingga tingkat penjualan dari ritel dan trading cenderung stagnan.

“Sekarang kita ubah paradig-manya, harus outward looking. Ikut pameran, ada kesempat-

an apa saja untuk tunjukkan produk kita ikuti, harus aktif. Sejauh ini, strategi itu terbukti efektif karena ekspor kita naik terus,” imbuhnya.

Jimmy mengaku kini Sari-nah pun mulai melirik sistem pembiayaan di luar perusa-haan dan pemerintah untuk meningkatkan kecepatan per-tumbuhan perusahaan. Hal itu merupakan sesuatu yang tidak pernah dilakukan perusahaan sebelumnya.

“Selama 48 tahun ini Sarinah

tidak pernah utang. Perkem-bangannya alami sehingga susah untuk meningkatkan kecepatan. Sekarang kami sudah dapat pinjaman dari Mandiri dan LPEI (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indone-sia),” jelas dia.

Terobosan lain yang dilaku-kan CEO BUMN termuda ini adalah penyederhanaan jalur birokrasi di Sarinah. Birokrasi yang berbelit-belitnya dini-lainya mengakibatkan perkem-bangan yang sudah ditetapkan

tidak berjalan sesuai rencana.Sarinah kini juga tengah ber-

benah untuk menyambut usia separuh abad pada 17 Agustus 2012. Salah satunya dengan mengubah citra Sarinah yang terkesan tua dan kuno.

“Kami ingin mengubah citra tua dan outdate Sarinah men-jadi berpengalaman. Jadinya seperti wanita berpengalaman, bukan wanita tua. Caranya dengan mengangkat dulu cita ra sanya. Berubah menjadi Sari-nah baru,” paparnya. (E-3)

Membangkitkan Sarinah bukan persoalan meningkatkan pendapatan semata, melainkan juga mengembalikan kepada fitrahnya sebagai tempat rakyat.

Christina Sihite

MI/PANCA SYURKANI