12
t2 Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutritiolr, Midwifery, Environment, Dentist E,Sf*$*fY &UA KA!-i $f3ilHLi! {rrftl{}l}E lA\L:.Ant &,,}U iE"it-*} >4 J-

Selamat Riadi.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Selamat Riadi.pdf

t2Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutritiolr, Midwifery, Environment, Dentist

E,Sf*$*fY &UA KA!-i $f3ilHLi! {rrftl{}l}E lA\L:.Ant &,,}U iE"it-*}

>4J-

Page 2: Selamat Riadi.pdf

ffif;q,

ffifi,"

.lUHNnkffivllRHISSN 1907-3046

PRNNMED[Pharmacist, flnalgst, Nurse, Nutrition, Midruiferg, Enuironment, Dentist)

vol,.4, NO. 1, JULI2009TERBM DUA KALI SETAHTJN (PERIODE JANUARI DAN JI]LD

Penanggung Jawab:k. Ztraidah Nasution. M.Kes.

Pemimpin Redaksi:Oslida Martony, S.K.M., M.Kes.

Redaktur Pelaksana:Dna Indarsita, S.S.T., S.Pd., M.Kes.

Fenyunting Editor:Dr& Safrida M.S.

Spp, S*K-lil-- MJtus.IL-I*iNasrinDAN

Dra- R- krrnA Sirru+ 6p1- Y36Ihg- Attiffi Eerrrsr', M-Kes

Desain Garfis dan Fotografer:Mardan Ginting, S.K.M., S.Si., M.Kes.

Hamdan Alamsyah, S.Kom.Jarot Suharto, S.Sos.

Siska Buana

Sekretariat:Salbiah, S.Pd.

Hendrikus LaseDra. Fatmasari, Apt.

Dra. Ernawati Nasution, Apt.Mariaty Silalahi, SKM., M.Si.

Alamat Redaksi:I. Let. Jend. Jamin Gnting KM 13.5

Kelurahan Laucih Kec. Medan TuntunganTelp.: 061-8368633Fax:061-8368644

DAFTAR ISIEditorial

Pengaruh Faktor Organisasi Puskesmas terhadap KinerjaBidan Desa di Desa di Wilayah Kerja Puskesmas PintuPadang Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2009 olehHoldani Siregar .........................1-7

Analisa Dermatitis Kontak pada Pekerja Pencuci Botol di PT XMedan Tahun 2008 oleh Suryani M. Florence Situmeang ........8-13

Pengaruh Pemberian Vitamin C terhadap Aktivitas EnzimDelta Aminolevulinic Acid Dehydratase (6-Alad), KadarIfumoglobin dan Basophilic Stippling pada Mencit yangDipryarPlumbnm oleh Nelma .....................14-20

hgplfu Ud& Cair Tryioka dengan Sistem KombinasiRftfilrerAm#Aemb {-@w ohh Riyanto Suprawihadi.. .21-32

Manajemen Sumber Daya Manusia di Politeknik KesehatanMedan oleh Masnila .................33-37

Hubungan Pola Konsumsi, Ketersediaan Pangan, PengetahuanGizi dan Status Kesehatan dengan Kejadian KEK pada IbuHamil di Kabupaten Simalungun 2008 oleh Hendri ParluhutanLumbantobing, Evawany Aritonang, dan MariceSimarmata.... .......38+5

Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan AntenatalK4 di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008 olehTumiar Simanjuntak.............. ........46-56

Faktor-Faktor Kejadian Penyakit Malaria MelaluiPendekatan Epidemologi di Kabupaten Batu Bara SumateraUtara 2008 oleh Th. Teddy Bambang S.........................5744

Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Desa Pulau Tagorterhadap Pemanfaatan Puskesmas di Kecamatan SerbaJadi, Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 olehMardan Ginting dan Adil Makmur Tarigan .................. 65-70

Gambaran Tingkat Kecemasan terhadap PelaksanaanPreoperatif Pasien Hernia di RSU Dr. Pirngadi Medan 2008oleh Megawati ............... ........71-:14

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Suami tentang Indikator Kadarzidengan Tindakan Kelumga Mandiri Sadm Gizi (Kadarui) diKabupatren Serdang Bedagai oleh Urbanus Sihotang, Efendi S.

Nainggolaq dan Berlin Sitanggang.... ..............75-80

Page 3: Selamat Riadi.pdf

llntrngaf- tsru-a Fe dengan Kadar Haemoglobin danHFfld BEiF'Sftnr-tinaja Putri di Tiga SMA LubukPeh Xr@aren Deli Serdang oleh Zuraidah Nasution,

tr3mqFyati, danMahdiah .8l-87

-]! : n qrnf$ryl*xJfiJ ,ilnslrr*i!

|Iffifirftas Malation, Lamdasihalotrin, Sipermetrin, dan7'ta Siperrctrin terhadap Kematian Aedes aegypti (Diptera:&hgee) sebagai vektor DBD oleh Nelson Tanjung, TerangUIi J. Sembiring, dan Selamar Riadi ............gg-96

Ifuhrngan antara Kernampuan Dosen dan Kegiatan pembelajaran

dengan Prcstasi Belajr lMatrasiswa hrnrsm Kebidanan politeknikKesehatan Mdan oleh Djumiati ....................97-105

Pengaruh Pola Pemberian ASI dan PASI terhadapTimbulnya Karies Botol pada Anak Batita di Kelurahan SeiPutih Timur II Medan Tahun 20(}9 oleh Asnita BungariaSimaremare, Rawati Siregar, dan Sondang Siregar ..106-110

Page 4: Selamat Riadi.pdf

DAYA EFEKTIVITAS MALATION, LAMDASIHALOTRIN, SIPERMETRIN,DAN ZETA SIPLRMETRIN TERHADAP KEMATIANAedes aegypti (Diptera:

Culitidae) SEBAGAMKTOR DBD

' Nelson Tanjung Terang Uli J. Sembiring, Selamat RiadiJurusan Kesling Poltekkes Medan, Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Medan

Abstrak

Salah satu upaya memrunkan angka kesakitan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalahmernberantas vektor nyamuk Aedes aegtpli menggmakan insektisida Malathion, Lamdasihalofiin,Sipermetrin dan Zeta sipermetrin yang digunakan untuk memberantas nyamrk. Ae. qegpti detganfogging.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas insektisida Malathion, Lamdasihalotrin,Sipemretrin dan Zeta sipermetrin terhadap kematian nyamuk vektor Demam Berdarah Dengue Ae. aegtpti diKotaMedan.Metode penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (Completely Randomize Design) dan uji Anova(Analysis Of l/ariance), bila berbeda nyata dilanjutkan uji BNT @eda Nyata Terkecil) pada taraf nyata 5%o.

Sampel penelitian Ae. aeg,pti hasil rearing dilaboratorium Insektarium Poltekkes Medan sebanyak 1000ekor, 500 ekor kelompok uji dan 500 ekor kelompok kontrol berasal dari populasi yang sama.

Hasil penelitian menuqjukkan inseklisida Malathion memberikan efek kematian nyamuk Ae. aegtpti sebesar

100% pada satu jam pasca perlakuan sedang Lamdasihalotrin, Sipermetrin, d:ur Zeta sipermetrin efekkematian nyamuk Ae. aegtpti sebesar 100% pada tiga jam pasca perlakuan.

Kata kunci: Efektivitas Insektisid4 Foggng,Ae. aeglpti

PENDAHULUAN

Latar BelakangDemam berdarah ditemukan pertama di dunia pada

tahun 1780 yang terjadi serentak di Afrika, Amerika Utaradan Asia. Di Asia Tenggara wabah pertama terjadi pada

tahtm 1950 di Filipin4 darl Di Indonesia pertama

ditemukan di Surabaya dan Jakarta pada tahun 1968.

Namun, konfirmasi virologis baru didapatkan pada tahun197 2, (Harttnah,2006).

Sejak pertama kali DBD ditemukan di lrdonesiapada tahun 1968, hingga saat ini kasus masihmenunjukkan kecenderungan meningkat baik dalamjumlah maupun luas wilayah yang terjangkit dan secara

sporadis selalu terjadi kejadian luar biasa (KLB) setiap

tahun. Peningkatan kasus DBD, dan semakin luasnya

wilayah penyebarannya disebabkan; a) samna

transportasi pen&rduk, b) pembukaan daerah pemukiman

barq c) perilaku masyarakat terhadap pembersihan sarang

nyamuk tidak tepaq $ adanya empat sel tipe virus yangbersikulasi sepa4jmg tahun dan e) terdapatnya vektorsebagai penular penyakit Ae. aeg'pti (Kistina 200a).

Nyamuk Ae. aegpti di Asia Tenggara, merupakan

vektor demam berdarah, sedangkan spesies lain sepertile.albopictus diduga berperan juga sebagai vektor DBD didaerah pedesaan (WHO, 2003).

KLB DBD terbesar terjadi pada tahun 1998, dengan

Incidence Rate (IR) sebesar 35,19 per 100.000 pendudukdan nilai Case Fatality Rate (CFR) sebesar 2o/o.Padatahxr

1999 IR menurun tajam sebesar 10,1 7. Status IR dan CFRsemakin menurun pada tahun-tahun berikuhya. Namun,pada tahur 2003 kembali terjadi lonjakan (Adimidjaja200s).

Sumatera Utara daerah endemis DBD ada l0Kab/KotA daerah sporadis 9 Kabupaten dan daerahbeba.Vpotensial ada 4 Kabupaten. Kasus DBD tahun 2005sebesar 3657 daryan angka kematian 66 (CFR l,80o@,tahun 2006 jumlah kasus 213 I kematian 34 (CFR 1,59oA.dan tahun 2007 -iumlah kasus 4195 kematian 36 (CFR0,85o/A (DinKes Provsq 2007).

Kota Medan adalah salah satu daerah endemis DBDdan merupakan kasus DBD tertinggi di Sumatera Utara,dimana pada tahtm 2005 terdapat kasus DBD sebanyak1960 dengan kemiatrwr24 (CFRI,ZT%), tahun 2006 kasussebanyak 1378 kematian 21 (CFR l,52yo) dan pada tahun2007 sebanyak 1677 dengan kematian 16 (CFR 0,95W(DinKes Medan,2007).

Departernen kesehatan telah morgupayakan berbagisfategi untuk mengatasi masalah DBD. Pada awalnyastrategi yang digunakan yaitu memberantas nyamukdewasa melalui pengasapan/fogging. Namun, stategi inikemudian diperluas dengan menggtmakan larvasidaseperti abate yang ditaburkan ke tempat penampungan airyang sutt dibersihkar; baik metode foSCtnS maup.mmetode larvasida, belum memperlihatkan hasil yarymemuaskan (Kristina 2004).

Sampai saat ini obat untuk pengobatan DBD maupmvaksin urtuk rrencegahnya belum ditemukan da

pengerx

memrfiDBD Isebehmselektifmelibd2005).

HflDBD y:penulazmekanismemasutempd Iinsektisi

Madieunaksekarmgwakhr Imenimhistimewaterjadi(Kimowr

Dqinsektisilamdasr}unhrk fDBD. IE100 Egpernah doleh Dinasipermetu

dalarn pe

Medaru2Insd

dffi zetainsektisidnyamuk,,4

PerumusTing

Medaru s2131 ormtahun 20(dengan kjumlahkal7 orang. J

endernis I

jurnlahktrdengue.

Penadengan trmenggmddibutuhkmtersebut.

Berdapemmsalah

lamdasihatmengendali

Page 5: Selamat Riadi.pdf

llmiah PANNMEDVol.4 No. I Juli2009

pengendalian vektor merupakan satu-sahrrya cara untuk Tujuan PenelitianAdapun tujuan penelitian ini adatah untuk

mengetahui efektivitas insekisida malathiorllamdasihalotrin, sipermekin dan zeta sipermekin terhadapmortalitas nyamuk Ae. aeg,pti.

Manfaat PenelitianMerngetahui tentang efektivitas beberapa jenis

insektisida terhadap Ae. Aegpti agar dapatmenjadi bahaninformasi pengaplikasian selanjutnya, dfan sebagai bahanmasukan bagi para pengambil kebljakan di DinasKesehatan Kota Medan dalam program pemberantasanDBD.

TINJAUAN PUSTAKA

Demam Berdarah Dengue (DBD)Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit

yang ditandai dengan a) demam tinggi mendadak,tanpa sebab yang jelas, yang berlangsung terus menerus

lelamq 2-:7 hai, b) manifestasi perdarahan termasuk ujiToumiquet (Rumple Leede) positifi c) trombositopeni(umlah trombosit < 100.000/ml, d) hemokonsenfasi(peningkatan hemafokit > 20Yo, dan e) diserta dengan atautanpa pembesaran hati (WHO, 2003).

Mekanisme Penularan DBDPenderita DBD bila digigit nyuu* Ae.aeg,,pti,maka

virus yang ada di dalam darahnya akan ikut terisap masukkedalarn lambung nyamuk, kemudian vins akanmemperbanyak diri dan tersebar di berbagai jaringantubuh nyamuk termasuk pada kelenjar liumya. Kira-kirasatu minggu setelah mengisap darah penderit4 nyamuk

lersebut siap unhrk menularkan penyakit kepada oranglain. Virus dengue tetap berada pada tubuh nyamuk danyerupakan penular (infeki| sepanjang hidupnya.

lenularan ini terjadi karena setiap kali nyamuk menggigitdan belum mengisap darah nyamuk mengeluaikankelenjar liur melalui probosis, agar darah yang diisap tidakmembeku. Kemudian bersama air liur ini virus denguedipindahkan dmi nyamuk keorang lain.

Daur Hidup Nyamuk.4e aegrytiAe. (tegpti mengalami metamorfosa sempuma.

Stadium telur, larv4 dan pupa hidup aquatik sedangdewasa hidup secara teresterial. Umumnya telur menetasmenjadi larva dalam waktu kira-kira 2 hari setelah telurterendam air. Nyamuk betina meletakkan telur di dindingwadah di atas permukaan air dalam keadaan *en"-pJpada dinding perindukannya. Nyamuk betina setiap kalibertelur sebanyak 100 butir. Fase aquatik berlangsungselama 8-12 hari yaitu stadium larva berlangsung 6*3 hari,dan stadium kepompong (pupa) berlangsung 2*4 hari.Perhrmbuhan mulai dari telur sampai meqjadi nyamukdewasa berlangsung selama 10-14 hari. Umur nyamukbetina dapatmencapai 2-3 bulan.

Perilaku Nyamuk,4a aegpliDarah dibutuhkan nyamuk Ae. aegypti betina untuk

keperluan hidupnyq sedang yang jantan mengisap cairan

us rantai penularannya. Upaya penanggulangantelah dilalnrkan dengan foSStnC focus, fogling

serta pemberantasan sarang nyamuk (pSlI) dengan<an seh.ruh potensi masymakat (HasanuddirL

aea sipermetrin perlu diteliti agar diketahui jenistbida yang paling efektif dalam pengendalian

Hadi (2004) menyatakan bahwa pengendalian vektoryag efisien dan efektif adalah memutuskan rantai

dengan membunuh vektomya, baik secaramaupun secara biologis, misalnya dengan:an ikan pemakan larva nyamuk ke dalam

perindukanny4 dapat juga dengan menggunakan

Malathion merupakan salah satu insektisida yangrakan untuk memberantas vektor DBD rumpai

Namun, penggmaan satu jenis insektisida dalamlama atau dipakai secara terus menerus dapat,ulkan kekebalan nyamuk sasaftrr. Oi daeiah

Jogyakarta dan Jawa Tengah dilaportan telahkekebalan nyamuk terhadap insektisida

le95).Departemen Kesehatan telah menggunakantisida malathion sejak tahun 1972 dan

(Icon 25 EC) digunakan sejak tahun l99lprogram pemberantasan nyamuk vektor penyakitInsektisida dangan bahan aktif sipermefin (Senrni

EC) dan zeta sipermetrin (Mustang 25 EC) belumdigunakan dalam program pemberantasan DBD

Dinas Kesehatan Kota Medan, namun insektisida zetain telah digunakan oleh perusahaan pest contool

pernberantasan lala! kecoa dan nyamuk (DinKes2007).

hektisida malathioq lamdasihalotrin, sipermetriq

musim penularan, abatisasi massal dan abatisasi

Ae ae gpti (Al*'tid, 2005).

MasalahTngginya kasus DBD setiap tahunnya di Kota

seperti pada tahun 2006 kasus DBD sebanyaklag dengan kematian sebanyak'34 orang dan pada1007 jumlah kasus DBD sebanyak 4195 orang

kematian sebanyak 36 orang dan tahun 2008kasus DBD sebanyak 1703 orang dengan kematian

Dapat dikatakan Kota Medan merupakan daerahts DBD, sebagai pusat kegiatan masyarakat yang

adanya kecenderungan peningkatandaniumlah kernatian akibat demam berdarah

DBD dilakukan sampai saat inimemberantas nyamuk Ae. qeg/pti dengan

beberapa jenis insektisida sangatdalam rangka membatasi penyebaran penyakit

uraian di atas, yang menjadibagaimana efektivitas insektisida malathion,

sipermetrin, dan zeta sipermetrin dalamnyamttkAe. aegtpti.

Page 6: Selamat Riadi.pdf

Nelson Tanjung, dkk Daya Efektivitas Mahtin-- Jumal lkr&

turnbuhan atau sari bunga. Nyamuk betina lebih menyukai

darah manusia dari pada darah binatang (bersifat

anfopofilik). Darah dibutuhkan kmena di dalam darah ada

protein yang diperlukan trntuk mematangkan telur yang

dibuahi oleh sperma jantan dan selama hidupnya nyamuk

hanya kawin sekali. Nyamuk Ae. aegtptibiasanya mencari

mangsa pada siang hari, dengan aktivitas menggigit mulaipagi hingga petang dengan 2 puncak aktivitas yaitu antara

pukul 8.00 * 10.00 pagi dan 16.00 - 18.00 sore. Nyamukini mempunyai kebiasaan menghisap darah berulang kali(multiple bites) dalam satu siklus gonotropik untukmemenuhi lambungrrya dengan darah. Nyamuk yang telah

mengisap darah beristirahat di dalam atau di luar rumahyang agak gelap dan lembab yang berdekatan dengan

tempat perkembang biakannya @epKes, 2005).

Pengendalian VeldorPengendalian vektor adalah upaya menurunkan

faktor resiko penularan oleh vektor dengan meminimalkan

habitat potensial perkembangbiakan vektor, menurunkan

kepadatan dan umur vektor serta mengurangi kontak

vektor dengan manusia. Ada beberapa cara pengendalian

vektorDBDyaitu:

Secara KimiawiPengendalian vektor cara kimiawi dengan

menggunakan inseltisida. Sasaran insektisida berupa

stadium dewasa maupun stadium pradewasa.

Insektisida merupakan racun bersifat toksik, maka

penggunaannya harus mempertimbangkan dampak

lingkungan dan organisme yang bukan sasaran.

Didalam pelaksanaannya penentuan jenis insektisida,dosis dan metode aplikasi merupakan syarat yangpenting untuk dipahami dalam kebijakan pengendalian

vektor.Aplikasi insektisida yang berulang di satuan

ekosistim menimbulkan terjadinya resistensi serangga

sasaran. Pemakaian beberapa variabel mempengaruhi

tingkat resistensi nyamuk terhadap suatu pestisida,

variabel tersebut antara lain konsentrasi pestisida,

frekuensi penyemprotan, dan luas penyemprotan.

Ketika suatu lokasi dilakukan penyemprotan pestisida,

nyamuk yang peka mati, sebaliknya yang tidak peka

tetap melangsungkan hidupnya. Paparan pestisida yang

terus menerus menyebabkan nyamuk beradaptasi

sehingga jumlah nyamuk yang kebal bertambah

banyak. Apalagi, nyamuk yang kebal tersebut dapat

membawa sifat resistensinya keturunannya. Takberhenti sampai disitu, nyamuk yang sudah kebalterhadap satu jenis pestisida tertentu akan terus

mengembangkan diri agar bisa kebal terhadap jenispestisida yang lain (Kasumbogo, 2005).

Secara BiologiPengendalian vektor secara biologi dilakukan

dengan menggunakan agent biologi seperti predator/pemangsa, parasit dan bakteri. Jenis predator yangdigunakan yaitu ikan pemakan larva seperti ikanguppy, cupang, tampalo, dan ikan gabus.

Agen biologi lain seperti Bacillus tlnringid(BTI) Cngrlakan sebagai pembunuh larva nyrrn* Ltidak mengganggu lingkungan. BTI mempufrkeunggulan yaitu dapat menghancurkanlaava qrdtanpa menyerang predator. Juga formula Gilcenderung secara cepat mengendap di dasar urad{maka dianjurkan pemakaiannya berulang kali.

Secara Manajemen LingkunganManajemen lingkungan adalah upaya pengeloh

lingkungan, sehingga tidak kondusif sebagai ffiperkernbangbiakan nyamuk seperti 3M plus F-menguras, menutup dan mengubur serta diikuti @-memelihara ikan predator dan menabur tmra*hdisamping melakukan penghambatan dalam perhmhilvektor seperti menjaga kebersihan lingkungan rumah sllmengurangi tempat yang gelap dan lembab di lingkmg!tempattinggal.

Lingkungan fisik seperti tipe pemukimarL sarmprasarana penyediaan air, vegetasi dan musim qdberpengaruh pada tersedianya habitat pertembangbifudan pertumbuhan vektor DBD. Ae.aegtptibersifat s*aginyamuk pemukiman yang mempunyai habitat utama fikontainer buatan di daerah lingkungan pemukiman.

hsektisidaInsektisida berasal dari kata insect yang burf

semngga sedangkan cide berarti membunuh. Dengan kalain pengertian insektisida secara luas adalah sermsenyawa kimia digunakan unhlk, membun{mengendalikaq mencegah, menolak atau mengrilGiserangga (S ig it" 200 6).

Insektisida terdiri dari bermacam golongan, r*yang berasal dari bahan alami maupun yang berasal ddbahan sintetik. Golongan insektisida tersebut adallOrganofosfat yang mengandtmg fosfat dalam susrnkimianya (Magallon4 I 980).

Malathion termasuk golongan organofosfat y4banyak digrmakan dalam progrcm pembermasserangga. Ciri k{ras malathion mempunyai kemarnprmelumpuhkan semngga dengan cepat, toksisihsnpterhadap mamalia relatif rendah, dan terhadap vertebn!kurang stabil, korosif berbau, dan memiliki rantai katcyang pendek. Malathion membunuh serangga secakontak (contact poison) atau secara inhaler (v+ctdisamping itu dapat juga secara kontak perut (storrdpoison) (Matsumura, 1976).

Dosis yang dipakai adalah5% yaitu campuran mmalathion dan solar sebesar l: 19 dan malathion terrna*golonga organofosfat parasimpatomimetik, yang bcrdberikatan irreversibel dengan enzim kolinesterase ilsistem saraf seranrya. Akibaarya, otot tubuh seril36!mengalami kejang, kemudian l*pun, Lpenggunaannya secara pengasapan (@ail(Kasumbogo,2004).

LamdasihalotrinLamdasihalotrin, merupakan racun kontak dan lu

perut yang banyak dipergunakan untuk pembermserangga. Insektisida golongan ini seperti icon 25 EClq

mengm&ltergolurgmelalui I(Rozenn&

Adrydosis rucpenggmgpengendalipengendaliberbagai nmeninggafimudah mmengatasi

1d* di lr+pemilikn-rn

SipermeftiZ.ut a

merupakmpenggunamuntuk lehanpopuler kanIndonesia s

serangga dnyamuh lala

Strukhr(racun peurlbmga krisabiologi dmSiperrnetin

.

berinsektisi&terdaftar de425 ULVmal

Senmi rberbentuk pmengendalikaruangan Senpiretroid yasipermetrin. Aefektifmengeaplikasi yangrberbahaya kqterhadap mmfogging/pengk

@amar,200O

Cara MasuklInselaisid

dengan c:rakehiduparuryadengan cara Ipemafasar. Insatau racun painsektisidaked

Sebagai raIangsung meatakhea ataukdkomponen lainlemak atar Imengakibaftmserangga. Baha

-9G

Page 7: Selamat Riadi.pdf

PANNMED

bahan aktif 25 CA lamdasihalotrin dan lemak kutikula dan masuk kedalam tubuh seranggameskipun nsektisida tidak diaplikasikan langsung sepertipada formulasi serbuk (dust), Wp (wettable powder)'danSC (suspention concentrate).

Sebagai racun perut, insektisida masuk kedalamtubuh serangga melalui sistem pencemaan, sehingga bahanaktif insektisida iL-ut termakan oleh serangga tersebu!seperti umpan beracun untuk semut, lipas dan rayap.

Sebagai racun pemafasan, insektisida masuk k"dalu-tubuh serangga melalui sistem pemafasan (spiracle).Insektisida aktifkarena keberadaannya dalam benCIk gas

$ "da1u yang tertutup pada saat diaplikasikan dengan

thermal fogging atauUlfa Low Volume(JLV).

Cara Kerja Insektisida dalam Tubuh SeranggaCara kerja dan pengaruh insektisida datam tubuh

serangga dibagi dalam 5 (ima) kelompok, yaihr: l)mempengaruhi sistem saraf 2) menghambat produksienqgi, 3) mempengaruhi sistem endokrin, 4) menghambatproduksi kutikula, dan 5) menghambat keseimbangan air(Tarumingken g,1992).

Penyemprotan InsektisidaPenyemprotan metoda aplikasi insektisida dengan

cara memecah insektisida cair menjadi droplet yang kecil(10 - 50 mikron) disemprotkan ke udara dan diharapkandroplet berada di udara dalam waktu yang cukup lama,sehingga kontak antara insektisida dengan seranggameqiadi maksimal. Droplet kecil tersebut dihasilkandengan melibatkan energi antara lain energi panas(thermal), seperti pada thermal fogge., energi mekanikseperti pada cold fogger atau Ulua Low Volume danenergi gas seperti pada aerosol dalam tabung (Sigit, 2006).

Ada beberapa hal perlu dipertimbangkan dalammelal<ukan penyemprotan insektisida misalnya ulamndroplet. Penyemprotan ruilngan hanya efektif pada saatdroplet berada di udara, sebab droplet akan jatuh kepermukaan karena daya tarik bumi, bahkan dapat hilang keahnosfer pada aplikasi di luar ruangan. Ukuran yangcukup baik unhrk besaran droplet aplikasi < 100milimikon, sebab droplet akan mudah melayang saatpenguapan @ent, 2000).

FlowRateFlow rate adalah volume larutan yang dikeluarkan

persatuan waktq misalnya mVdetik. Semakin besar flowrate semakin besar pula diameter droplet dihasilkan, makadilakukan penyetelan flow rate sebelum penyemprotan.

Konsentrasi InsektisidaKonsentrasi insektisida yang harus

mengacu pada label, karena bila dosis yang digrnakantidak tepat akan menmbulkan kerugian, tidak hanya darisegi biaya dan efikasi pengendalian tetapi jugaberpenganrh terhadap keamanan manusia tu sendiri sertalingkrmgan (Magallona, I 980).

Arah dan Kecepatan AnginDalam aplikasi arah angin harus diperhatikan karena

kecepatan angin berpengaruh terhadap aplikasi di luar

Vol.4 No. 1 Juli 2009

racun dengan toksisitas rendah bila terpaparkulit, tetapi sangat beracun bila terhirup

pengganggu kesehatan masyarakat, b) memiliki dayape,ngendalian .yang lama, c) menghemat biayapengendalia4 d) mempunyai persistensi yang bagus padaberbagai macam permukaan, e) tidak berbaq

-0 tidak

meninggalkan bekas pada permukaan yang disempro! g)mudah menggunakannya, h) sangat cocok untuk

Adapun kelebihan insektisida Icon adalah a) padarendah dapat mematikan berbagai serimgga

Fnggunaannya selain untuk pemberantasan serangga jugaurtuk lahan pertanian. Penggunaan sipermetrin sangat

ler kmena efektivitasnya dan murah harganya. Diresia sipermefiin digunakan unhrk pengendalian

teeT).

atau hama pemukiman seperti pengendalianlalat dan kecoa (N4agallona, I 980).

Stnrktur kimia sipermetrin menyerupai pyrethrum

cara mengganggu proses penting dalamSerangga dapat terpajan oleh insektisida

cara kontak langsung, termakan atau melalui. Insektisida sebagai racun kontak, racun perut

racun pemafasan tergantung pada cara masuknyaisida ke dalam tubuh seftmgga.Sebagai racun kontak, insektisida yang diaplikasikan

menembus integumen serrmgga (kutikula),atau kelenjm sensorik dan organ lain. Minyak atau

lain dalam formulasi insektisida membasahi

{^ lapisan lilin pada kutikula sehinggabahan aktif mampu menembus tubuh

pembasmi seftmgga alami yang terdapat padakrisan), dengan daya racun yang tinggi seiara

i dan lebih stabil dibanding racun alami lainnla.retrin juga digunakan pada pencelupan kelambu

ryktisida untuk mencegah malaria. Insektisida yangftar dengan bahan aklif sipermetrin antara lain Cynoff

LMasuk Insektisida ke dalam Tubuh SeranggaInsektisida digrrnakan rurtuk mengerdalikan seftmgga

IILV maupun Seruni 100 EC (Flasdjimi,2OO5).Seruni adalah insektisida racun kontak dan residual

pekatan yang dapat diemulsikan, untukndalikan nyamuk Ae.aegrpti di dalam dan di luarrn. Seruni merupakan Insektisida golongan sintetik

yang mengandung bahan aklif 100 grt. Adapun kelebihan insektisida seruni adalah a)

if mengendalikan nyarrnt:Jr. Ae.aeg,pr, b) hemat, dosisi yang rendah, c) beraroma lembut dan relatif tidak

kepada operator, d) memilki toksisitas rendahmamali4 e) murah diaplikasikan dengan cold

dan thermal fogging/pengasapan

,2005).

nengatasi gangguan keco4 nyamuk dan lalat di rumahdan di lingkungan tempat tinggal dan i) diterima olehpemilik rumah (Syngenta 2003).

SipennetrinZat alnrf yang mempunyai sprektrum luas dan

merupakan racun kontak dan racun perut yang

,/

Bahan aktif insektisida dapat larut pada lapisan

Page 8: Selamat Riadi.pdf

NelsonTaniung,dkk

ruangan. Aplikasi diluar ruangan insektisida space spray

berkisat 1-4 m/detik atau sekitat 3,6-15 Kmtjam. Angindiperlukan untuk membawa &oplet ketempat/celah

bangunarq jika angin terlalu kencang maka droplet akan

cepattttlang terbawa angin. Penyemprotan harus berjalanmundur melawan arah angirq sehingga droplet tidakmengenai penyemprot/operator.

Suhu atau TemperaturSuhu udara yang akan mempengaruhi penyemprotan,

dan penyemprotan di luar ruangan pada waktu tengah hariatau pada saat suhr.r/temperatur tinggi akan sia-sia karena

droplet akan menyebar keatas, bukan kesarnping sehingga

penyemprotan tidak maksimal. Oleh sebab itupenyemprotan sebaiknya dilalukan pada pagi hari atau

sore hari.

Waktu AplikasiWaktu aplikasi harus disesuaikan dengan puncak

aktivitas serangg4 seperti nyamuk Ae. aegpti aktrfmencari mangsa pada pagi hari sekitar pukul 8 - 10, dan

sore hari sekitar pukul 16.00 18.00. MenurutDepartemen Kesehatan RI (1981) bahwa luaran (out put)insektisida (lit"r/jam) dengan aplikasi thermal foggingditentukan oleh diameter nozzle seperti pada Tabel 1 dibawahini:

Tabel L Ukuran diameter nozzle dan outputinsektisida

UkuranDiameterNozzle

Output

0.8mm 10 ltr/iam0,9mm 14lfi/iarn1.0 mm 17 laliaffrl,l mm 20lilliwnl,2mm 24ltrliarnl,4mm 30 ltrdam

Penyemprotan dapat dibagi menjadi 2 (dua) yziitu;

Therrnal fog (pengasapan) dan cold fog (pengkabutan).

ThermalFogInsektisida yang digunakan pada therrnal foggtng

berbentuk cair dengan patut solar atau minyak tanah.

Formulasi larutan aplikasi insektisida disesuaikan dengan

ketentuan yang telah ditetapkan oleh produk penghasil

insektisida tersebut misalnya insektisida malathion 500

ml dengan 9,5 liter solar, icon 80 ml dengan l0 liter solar

dan insektisida seruni 100 ml durgan l0 liter solm.

Kelebihan aplikasi thermal fog antara lain a) dampak

psikologi orang melihat sesuatu telah dilakukan, b) mudah

melihat asap yang dihasilkarl sehingga jangkauan

penyebarannya dapat diamati, dan c) konsentrasi larutanrendalr, sehingga relatif lebih aman dalam penanganan.

Sedangkan kekurangan aplikasi menggunakan

thermal fog adalah a) berbau dan bercak minyak/licin, b)harganya mahal, c) dapat menimbulkan bahaya kebakaraqdan d) berbahayabagi pengguna jalanraya.

Cold fog (tJltra Low Volume = ULV)Penggunaan cold fog mnrp dengan ihtrd

pelarut yang digunakan air tidak menghasilkmbanyali seperti thermal fogging. Dropletaplikasi ini tidak melibatkan panas, namlmenergi mekanik. Berbagaijenis aplikasi tersediadmauprxl rumah tangga, baik yang sangat besr

kenderaan mallpunportable/dijinjing.

Kelebihan cold fog adalah a) pengffidiperlukan rendah, b) bisa menggunakan airpengencer, c) efisien, karena volume yangrendah, d) droplet yang dihasilkan hampir taksehingga tidak membahayakan arus lalu lintas, drbahaya kebakaran kecil.

Kekurangan cold fog adalah a) penyebarm rtidak terlihat, b) konsantrasi larutan semprotryra.

tinggi, sehingga perlu penanganan yang lebih hati-h*Lhc) diperlukan pengetahuanlkecakapan operator (Yr*r2007).

Kerangka KonsepAdapun alur kerangka konsep pemikiran

ini adalah sebagai berikut:

Variabel Bebas Variabel Terikal

HipotesisHipotesis dalam penelitian ini adalah ada peftedr

efektivitas insektisida malathion, lamdasihalotrin (Io{,sipermetrin (Seruni) terhadap kematian nyamuk v&DBD Ae. aeglpti.

MBTODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode ekspin'dengan r:mcangan acak lengkap (Completely RaditDesigrr) guna mengetahui efektivitas insdci*malathion, lamdasihalotrin (icon), dan sipermetrin (s€dterhadap kematian nyalrtl;Jr* Ae. aegpti.dilalrukan di laboratorium Politeknik Kesehatan I,Ifidengan 5 (ima) kali ulangan setiap jenis insdcint(Abnadr2002).

Subyek penelitian semua kelompoknyamuk ,4e. aerypti yiltg di kolonisasinyamuk Ae.aegtpti yang dijadikan sebagai

berumur 4-5hau.1.

Penelitian ini dilalorkan di Laboratorium

Politeknik Kesehatan jurusan Analis Kesehatm d jWilliam lskandar Medan pada bulan Maret [email protected] pengambilan lokasi penelitian ini kffimtersebut dapat digunakan sebagai

mengembmsebagai pedigunakano

Populakelompok prearing di laMedan.

AnalisisDdData ye

secara stati$irancalgan a5%. SelanjrrTerkecil) tazbeda nyata (R

KemudiRancanganA

Tabel 2. Rax

Perlakuan

rontroiGot-

MalathlonlA-l)

Lamdasihalotrin(42)Sipermetrin (A3l

Keterangan:

Xrj = Flasilpemhpadau

p = Rer&Pi = PengaErj = Pengm

yangdi

Variabel rlan DAdanya v:

junriah nyamutvmiabel bfumalathion, lanrdpada nyamuk dekontrol yaitukel

Cara KerjaPersiapan alatda1. Malathion 5

liter.Icon s$mySeruni sehliter.Nyamukle.r

2.

4.

KelembabanSuhu

Kematian nyamuk kontrol

Page 9: Selamat Riadi.pdf

lrndlHtprureVol.4 No. 1 Juli2@9

mengenrbangbiakkan nyamuk Ae. aegrpti yang dijadikansebagai perlakuan dan lokasi t*r"il i-rrgu Uiurudigunakan oleh para peneliti sebagai tempat p**titi*.

Populasi dalam penelitian ini adalah semuakelompok perlakuan yaitu nyamuk Ae. aegtpti yang direming di laboratorium insektarium politeknil KesehatanMedan

Analisis D:ata

Data yang diperoleh dari hasil penelitian, dianalisissecara statistik dengan Analisis Of Varian (Anova) dalam

ryl*g* acak lengkap (RAL) dengan taraf signifikan57o. Sela4iutnya dilaqiutkan dengan uji BNT lBaL NyataTerkecil) taraf 5%o, apabila pada uji Anova menunjukkanbeda nyata (Robe( 1 995).

Kemudian dihitung berdasarkan rumus model additifRancangan Acak Lengkap yaitu:

Pelaksanaal penelitiant. Nyarnt*. Ae.

-aeg,pfi berumur 4 _ 5 hari sebanyak 25ekor dimasukkan ke ytiap kurungan nyu.rk y*gberbentuk selinder dengan diarn-eter iO "- O*panjang 30 cm.

2. Kurungan nyamuk digantung di lokasi peneltian padaketinggian 150 cm aari tuntai.3. Dilakukan fogging dengan insektisida malathionsebanyak 5 kali ulangan.

4. f*irgCo kernudian dilakukan fogging denganinsektisida icon sebanyak 5 kali ulangai.- "5. leminggu kemudian dilakukan "fogg*S

denganinsektisida seruni sebanyak 5 kali "hg;.

"6. Setiap perlakuan dengan insektisida i-ralathion, icon

dan seruni diamati terhadap kematian nyarrutk Ae.qegpti.P'ngaTpanfogging dilakukan dengan peralatan

lyhg fog SN 50, oleh tenaga fogeing iang terlatih.Nyamuk yang berada padakurungaiiaii'v*rs mutimaupun yang hidup diambil dan dipindahkan kepaper cup, kemudian diamati di laboratorium.Sebelurn dilakr:kan setiap perlakuan, suhu diukurdengan thernometer dan kelimbaban diukur denganpsycometer.

7.

8.

9.

Xij =p+Pi+Eij

Tabel 2. Rancangan acak lengkap

Perlakuan ULANGAN

IxKontrol (A0) A01 A02 a63 a6a-ls5 A0-mMalathion(Al) allffiLamdasihalotrin A2(Ac)

Keterangan:

Xrj = Hasil pengamatan akibat adanya penganrhpemberian perlakuan yang ke .i, yang diletakkanpada ulanganke J,.

lL = Rerata populasi (nilainya fiks)Pi = Pengaruhperlakuanke.i,Eij = Pengaruh sisa akibat pemberian perlakuan ke .i,

yang diletakkan pada ulangan ke J,.

Variabel dan Defenisi OperasionalAdanya variabel terikat (dependent variable) yaitu

jumlah nyamuk nyamuk Ae. aegtpti yang mati, danvariabel bebas (independent variable) .lenis inset<tisiaamalathion, lamdasihalotrin, sipermetrin yang dipajankanpada nyamuk derrga, alat rylikasi swing fog s-erta variabelkontrol yaitu kelembaban dan suhu.

Cara KerjaPersiapan alat dan bahanpenelitian antara lain;l. Malathion 50 ml diencerkan dengan solar menjadi I

liter.2. Icon sebanyak 8 ml diencerkan dengan solar I liter.3. Seruni sebalryak 10 ml diencerkan dengan solar I

liter.4. Nyarnttk Ae.aegptibetina berumur afiara 4 _ 5 hatt.

10. Kriteria efektivitas insektisida malathiorl icoq dansenrri ditentukan berdasartan persentase kematiany*Trk Ae. aegtpti setelah 24 jwn pelaksanaanfogging.

Apabila kematian nyamuk kontrol 5 _ 20yo, makadilakukankoreksi persentase dengan menggunakanrumusAbbot.

Rumus:Ar= A=B xfi*yo100_B

Keterangan;A1 : PersenkernatiansetelahkoreksiA : Persen kematian nyamuk ujiB : Persenkematiannyamuk kontrol

11. Jika persen kematian nyamuk kontrol > 20o/o, m*,a. ^ pSgujian dianggap gagal dan harus diulang kembali.12. Nyamuk kontrol dalam kurungan sebany;k 25 ekor

ditempatkan jauh dari lokasi yang tidak mrmgkinterpapar insektisida.

HASILPENELITIAN

Lokasi PenelitianKota Medan sebagai ibukota provinsi Sumatera

yt3*. merupakan pusat pemerintaharl pendidika&kebudayaan dan perdagangan. Terletak ai pantai fimurl*-1lto, dengan batas-batas wilayah sebagai berkut,Sebelah Utara berbatasan dengan- Selat trialak4 dan

99!elah Selatan, Barat dan Timur berbatasan denganKabupaten Deli Serdang.

- Luas wilayah kota Medan adzlah265,1g Km2 terdiridarl 2l kecamatan dan l5l kelurahan. Jumlah pandudukkota Medan tahrm 2006 berdasarkan dad Kantor StatistikKota Medan adalah 2.067288 jiwadenganjumlah KepalaKeluarga 40.218 KK dan kepadatan- penduduk 7.79g

-93-

Page 10: Selamat Riadi.pdf

Nelson Tanjung, dkk

Km'. Penelitian dilakukan pada Politelmik Kesehatan

Medan jurusan Analis Kesehatan merupakan yang berada

di In. Pancing Medan lstate

Medan.

Pengaruh Insektisida terhadap NyamukAedes aegtptiHasil purelitian yang telah dilalekan padatluqgalT

s.d. 9 Maret 2009 tentang efektivitas insektisidaMalathior! Lamdasihalotrin, Sipermefin dan ZdaSipermetrinterhadap nyamuk Ae. aeg'pti dengan 5 (lima)kali ulangan dan menggunakan 25 ekor nyamuk pada

setiap perlakuan.

HasilPengamatan Waktu I Jam

Tabel3. Jumlah Nyamuk Ae. aegtpti yang mati pada

empat perlakuan dengan lima kali ulangan pada

waktu I jam (60 menit)

DayaEftktivielrB, Jurnal llmi*rI

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahuipolakuan Konfiol (0) total angka kem*im stq*,(0,87o) pada ulangan ke tiga, dengan rera kahNpekor nyamulg pada perlakuan Siperrnehin (A) tmlefikematian sebanyak ll2 (89,604 dengm rerata k*22,4 ekor nyamuk, pada perlakuan Lamdasihhnr fitotal angka kematian sebanyak 123 (98,4yo) dengmrr!kematian 24,6 ekor nyarrrul! pada perlakua ffiSipermetrin (C) total angka kematian sebm5r* ltrl(98,4%) dmgan rerata kematian 24,6 ekor qdhsedangkan pada perlakuan Malathion (D) total ildhkematian sebanyak 125 (l00%o) dengan rerata kemaitfiekornyamuk.

Berdasarkan uji statistik Anova temyata F hihlB>dari F tabel 50 Ql9,5l > 2,87),berarti terdapat perberhyang bermaln4 dalam hal kematian nyamuk ,l*aeg,pti pasca perlakuan waktu 2 jam yang berilli L.diterima darl Ho ditolak. Berdasmkan KoeffuKeseragaman maka di dapat 8,21o/o. Unhrk meryperbedaan diantara perlakuan yang diuji perlu diuji Halaqjut dengan uji BNT @eda Nyata Terkecil). AdlFhasil uji BNT pengmuh perlakuan insektisida tstrh'kematiar nyamuk Ae. aegtpti yang memiliki beda reEfyang berbeda pada masing-masing perlakuan.

Hasit Uji Coba Waktu 3 JamBerdasarkan hasil penelitian selama wakfir 3 lrr

pengamatan terhadap kernatian nyamuk Ae. aegpti dqil.dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel5. Jumlah Nyamuk Ae. aegpti yang mati dempat perlakuan dengan lima kali ulangan ptrwaktu 3 jam (180 meniQ

PerlakuanInsektisida

Jumlah Nyamuk Ae. aegptivangmati

Jumlah Nyamuk Ae. aegpti yangnaiUlangan Total R€rt

KelembabrPada sa

ruangar di*hasil pengukr

PEMBAIIT

Pengaruh hKeberh

pembsraEasapada insdaisilamdasihalmidigunakrr rnSangatlah pelpelaksanamnyamuk ddpadalwnanyadigunakm- S{

diperhafikm,sSartono, t

fumigan khusseperti kongeperubahan dqdapat juga msaluran perndbenda-benda '

fi.rmigan yangSelain itu keldpada sistim pebersifat komuh

Selain kemanusia, kelebipada lindsnkomulatif lsbihmemptrnyai peamenguap. Bilaozon (O3) sehin4

ozorl kmena I4di bumi dari rddi

Berdasa*adan 2 kali rdpengulangan yamanual dmsi*iCH3Br @ dGdilalskan 3 hditenhrkan dengadosis yangtepdt

Hasil pendCt{:Br pada dcimanual, rerata badad jumlah rimenggunakm sisefektivitas CH3Bhasilnya dengm spernberantasmtI

Semakin bodigunakan @a I

kematian trlus rtoksik pada babruangan kapal hal

Ulangan Total Reratakematian12345AnekaYo

Kontrol (0) 01000 I 0.8

Sipermetrin(A) l0 12 19 19 18 78 62,4 15,6

Lamdasihalotrin(B) 18 14 16 19 21 88 '10,4 17,6

Zetasioermetrin(C) 21 20 23 22 20 106 84.8 21.2

Malathion(D) 25 25 25 25 25 t25 100 25

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada

perlakuan Kontol (0) total angka kematian sebanyak I(0,8%r) dengan rerata kematian 0,2 ekor nyamuk, pada

perlakuan uji terhadap Sipermetrin (A) total angka

kematian sebanyak 78 (62,4yo) dengan rerata kernatian

15,6 ekor nyamutr! sedang pada perlakuan

Lamdasihalotin @) total angka kematian sebanyak 88

Q0,4yA dengan rerata kematian 77,6 ekor nyamuk, ujiterhadap perlakuan Zeta Sipermetrin (C) total angka

kematian sebanyak 106 (U,8%) dengan rerata kematian21,2 ekor nyamuk, sedangkan pada perlakuan Malathion(D) total angka kematian sebanyak 125 (l$U/') dengan

rerata kematian 25 ekor nyamuk.

Hasil Pengamatan Waktu 2 JamBerdasarkan hasil penelitian selama waktu 2 jam

pengamatan terhadap kematian nyamuk Ae. aeg,tpti dapatdilihat pada tabel.

Tabel 4. Jumlah Nyamuk Ae. aeg,pti yang mati pada

empat perlakuan dengan lima kali ulangan pada

waktu 2 jam (120 menit)

PerlakuanInsektisida

Jumlah Nyamuk A e. ae gpti y ang mati

langanL Total Rerala

kernatian

l2345Angkao/o

W kemahKonho(0) 0 0 0 00 0

Sipermetrin (A) 25 25 25 25 25 125 100

Lamdasihalokin 25 25 25 25 25 125 100

Zetasipermetrin 25 25 25 25 25 125 100

25 25 25 25 25 125 100

Berdasarkan hasil perlakuan 3 jam dapat dft€tffpada perlakuan Kontrol (0) tidak ada nyamuk mati, u&perlakuan Sipennetrin (A) angka kematian sebanyak IID(100%) dengan rerata kematian 25 ekor nyamulq F-perlakuan Lamdasihalotin @) angka kematian lfi(100%) dengan rerata kematian 25 ekor nyamulq p*perlakuan Zeta Sipermetin (C) angka kematian s$an &'D5 Q\A%) dengan rerata kematian 25 ekor nyamuk, plperlakuan Malathion (D) angka kematian sebanyak III:(10070) dengan rerata kematian 25 ekor nyamuk.

0.2

PerlakuanInsektisida

b

E

B

Konfol(O) 0 0 I 0 0 I 0,8 0,2

Sipermetrin (A) 22 t9 24 23 24 il2 89,6 22,4 Suhu Ruangan Penelitian

Lamdasihal0trin(B) 24 25 24 25 25 123 98,4 24,6 Pada saat penelitian dilakukan temperatu r.daZdasipermettn(C) 24 24 25 25 25 123 98,4 24,6 ruangan diukur dengan menggunakanMalathion(D) 25 25 25 25 25 125 100 25 denganhasilpengukuran33,4oCsampaidengan34,4t

-94-

::

Page 11: Selamat Riadi.pdf

llmiah PANNMED Vol.4 No. 1 Juli 2009

Kelembaban Ruangan PenelitianPada saat penelitian dilakukan kelernbaban udaxa di

mmgan diukur dengan menggrmakan hygrometer denganpengukumn 70,6% sampai dengan 732%.

PEMBAHASAN

Pengaruh Insekisida terhadap Nyamak Aedes aegptiKeberhasilan pelaksanaan fogging untuk

pemberantasan nyamuk Aedes aeg,pti sangat tergantmgpada insektisida yang digunakan. Insektisida malathiorqlamdasihalotri& sipermetrin dan zata sipermetrin telahdigrnrakan nntuk mengendalikan vektor Aedes aeg,pti.Sangatlah penting unhrk tidak mengurangi dosis selamapelaksanaan penyemprotan, juga waktu. Kematiannyamuk akibat pelaksanaan fogging dapat dilihatpadalamanya waktu pemaparan, dan dosis yang

$_gry** Sehingga dalam purelitian tersebut sangatdiperhatikan, salah satunya adalah dosis yang sesuai.

Sartono, (2002) menyatakan bahwa kelebihan dosisfumigan khususnya CI{:Br, akan merusak sel tubuhseperti kongesti hati, ginjal, otak dan paru denganperubahan degena'atif dalam sel. Selain efek tersebutdapat juga mengakibatkan menembus kulit, mata dansaluran pemafasan. Jika kulit bersinggrrngan denganbenda-benda yang terkontaminasi dengan kelebihanfumigan yang ada dapat menyebabkan dermatitis akut.Selain ihr kelebihan dosis fumigan juga dapat berdampakpada sistim peredaran darah dalam tubuh, karena CH3Brbersifat komulatif

Selain kelebihan fumigan efek negatif terhadapmanusi4 kelebihan flrnigan juga dapat membawa dampakpada lingkungan, karena CH3Br adalah gas yangkomulatif lebih berat dari udara dengan titik didih 3,6 oC,

mempunyai penetrasi yang cukup besar dan sangat mudahmenguap. Bila di lepas ke udara akan bereaksi denganozon (O3) sehingga dapat mengakibatkan penipisan lapisan

919n, karena lapisan ozon berfi.rngsi melindungi kehidupandi bumi dari radiasi sinar ultra violet (Soemirat, I 2000).

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwadart 2 kali uji coba, masing-masing dengan 3 kalipengulangan yang dilakukan dengan menggunakan sistimmanual dan sistim pengxlpan, fumigan yang dipakai yaihr,CII:Br pada dosis 2 gram/m3-4 gram/m3, setiap uji cobadilakukan 3 kali pengulangan setiap dosis yang telahditentukan dengan masa waktu 8 jam, sehingga diperolehdosis yang tepat terhadap kernatian tikus di kapal.

Hasil penelitian yang dilalarkan bahwa efektivitasCIdBr pada dosis 2 granthr.f dengan menggunakan sistimmanual, rerata hanya I 0,3 ekor tikus yang mati atau 5 l,Syodari jumlah tikus yang ada. Sedangkan denganmenggnnakan sistim penguapan dapat dilihat juga bahwaefektivitas CI{3Br pada dosis 2 gr;arrr,/n^3 temyata samahasilnya dengan sistim manual yaitu tidak efektif terhadappemberantasan tikus di kapal.

Semakin bertambahnya dosis fumigan CF{3Br yangdigunakan pada sistim manual yaitu 4 gram/m3 tingkatkematian tikus mencapai 100%o, karena kandungan zattoksik pada bahan kimia CFI3BT semakin tinggi didalamruangan kapal, hal ini dapat diketahui dari hasil penelitian.

Pada sistim penguaparL kurang berpengaruh padatambahan dosis fimigan CII3BT yaihr dosis 4 gran\/n,-s,hal ini disebabkan fumigan CI{:Br dari tabung tidaklangsung disemprotkan ke ruangan kapal tetapi dilalarkanpencampual dan proses penguapan terlebih dahuludengan air yang ada pada bo iler evaporation.

Tidak efektiftya fumigasi dengan sistim penguapanpada dosis rendah karena toksisitas CII3BT sudahberkurang terhadap daya bunuh tikus akibat dilalnrkanpencirnpuran dan penguapan sebelum dilakukan fumigasisehingga sifat gas CH:Br yang lebih berat dari udara danmempunyai kapasitas penetrasi yang cukup besar ketikapelepasan gas pada saat dilakukan fumigasi kapal tidaktampak dan gas tidak langsung menekan kesasaran@epkes,1990).

Bila dilihat dari penetuasi CF{3Br denganmenggrurakan sistim penguapan, sistim ini sangat cocokdigunakan pada fumigasi lokal yaitu pada geftrng ataupabrik kmena fumigan yang tersebut merupakan senyawacampwan yang menguap secara lambat dan tidak terdiflrsicepat dari ruang yang digas keruang bangunan utama@epkes, 1990).

Dengan menggunakan sistim manual pada dosis 4grunlm3 selama waku 6 jam, rerata tikus yang matiadalah 100Yo dari jumlah tikus yang ada Hal inidisebabkan adarrya penambahan dosis dan waktqsehingga fumigan lebih cepat bereaksi dan mempunyaipenetrasi yang cukup besm unhrk membmuh tikus dengansasaran yang lebih oopal pada kematian tikus kmenalangsmg bereaksi terhadap gangguan paru-parq sistimperedaran darah dan pemapasan pada tikus.

Efektivitas CH3Br dengan menggunakan sistimmanual pada dosis 4 gram/m3 selama waku 6 jam adalahdosis yang sesuai untuk pemberantasan tikus kapal karenadosis yang tepat dapat terhindar dari bahaya keracunanfumigator, kerusakan lingkungan, kerusakanbaranglperalatan di kapal seperti terjadinya korosif padakontainer, nrangan yang terkontaminasi, menimbulkankerusakan pada barang-bmang komoditi.

Untuk lebih aman bagi fi.rmigator dan lingkungan,penelitian ini sampai dengan jam ke 8. hal ini dikarenakanpada jam ke 6 gas CH3Br masih tinggi yaitu 15 ppm, yangmana pada nilai 15 ppm belum aman bagi fumigator danlingkungan. Sehingga penelitian ini ditunggu sampai jamke 8 dengan nilai gas CFI3BT berkisar di bawah l0 ppm,sesuai dengan anjuran Depkes R.I Nomor: 116 tahm 1990untuk titik aman pembebasan gas.

Tinggi rendahnya jumlah gas CFI3BT pada ruangankapal dapat dideteksi menggunakan alat gas dektektor.Bila gas diruangan kapal masih ada danjumlah yangtinggi, dapat dilihat angka pada gas detektor dan alaftersebut mengeluarkan bunyi sinyal sebagai tanda masihadarrya gas di ruangan kapal tersebut. Untuk lebih cepatgas bebas dalam ruangarl diperlukan blower isap daridalam ruangan.

Berdasarkan dari hasil uji statistik analisis sidikragam temyata F hitmg lebih kecil dari F tabel dan dapatdilihatjuga pada kuadrat total dengan nilai 17,51 sehinggatidak perlu dilakukan uji DNMRT (Dwrcan New UulipleRange Test) atau Uji Beda Jarak Nyata Duncan

-95-

Page 12: Selamat Riadi.pdf

Nelson Tanjung, dkk

Suhu dan Kelembaban Ruangan PenelitianPada saat penelitian dilakuka& temperatur udara

didalam ruangan kapal diukur dengan menggunakan alatTlrcrmometer dengan hasil pengukuran berkisar 2fCsampai dengan 30A "C, sedangkan kelembaban udara

didalam ruangan kapal diuk-ur dengan menggunakan alat

Hygrometer dengan hasil penpkuran berkisar 63 %sampai dengan 65%. Suhu udara dan kelembaban tersebut

tidak mempengaruhi dalam penelitian, karena pada suhu

dan kelembaban tersebut adalah yang optimal pada saat

melakukan fumigasi @epkes, 1990).

DAFTAR PUSTAKA

Adimidjaja, TitteK, Sa. Demam Berdarah Dengue.

http://www.google.com. litbang.depkes. maskeV05200/demarnberdarah.htrn.Tanggal akses 14 Lmi2008

Akhid D et al. 2005. Efikasi insektisida aetelic 50 EC

dengan aplikasi thermal fogging terhadap nyamuk

Ae. aegtpti vektor dernam berdarah dengue. JurnalKedoheron Yarsi; 13 Q):288 -292

Damm. 2005. Efikasi Insektisida Seruni 100 EC(Sipermetrin) Terhadap Nyamuk Aedes aegpti dart

Culq quinquefascians Metode Pengasapan

(Thermal Fogging), Badan Litbangkes BalaiPenelitian Veldor dan Reserttoir Peruyakit, Salatiga.

Dent.D. 2000. Insect Pest Management ed - 2, CABI -Wallingtoral - USA

Depkes. 1981. Buku Pehrnjuk Cara Penggunaan dan

Pemeliharaan Mesin Fogging (Swing Fog SN 1l)Jakarta.

DepKes. 2005. Pencegahan dan Pemberantasan Demam

Berdaralr Dengue di tndonesiq Dirjen P2 & PL,

Dep Kes N, Jakarta

Daya Efektivim

Profil Kesehatan Sumatera Utara, Din Kes Prq-Utara,

Dinas Kesehatan Kota Medan. 2007. ProfilKota MedarU DinKes Kota Medan

Matsurnura F. 1976. Toxicology of InsecticidgPress New York and London.

Hasyimi, IvI, 2005. Dampak FoggingMalathion, Fendona, Cynoff dan IcmAngka Larva Nyamuk Ae. aegtpti,Ekologi dan Statw Kesehatan, Dep Kes,

Ikistin4 et al.20M. Demam Berdarah DengE,Penelitian dan PengembanganDep.Kes.RI, Jakarta.

Kimowardoyo.S..et al, 1995, Microplate Assayof Potensial for Organofosfat Insectisidatn Ae. aeg,pti in Yogjakarta . Bl.Ked,: Q7) 7

Magallona ED - 1980. Pesticide ManagementDay Corp.Inc - Philipiness

Robert G, et al, 1995. Prinsip dan ProsedrePT.Gramedia Pustaka Utamq Jakarta

Rozendall A* 1997. Vector Control, Methoda fsIndividuals and Communities,

Sigit SH. & HadiUK. 2006.HamaPemukimanFakultas Kedokteran Hewan, IPB. Bogor.

Spgenta AG. 2003. Icon, PT.Syngenta lndonesia,

Sri Hartinah et al2006. Sejarah Demam Berdarahdi Asia Tenggara. Info Ristek. 4 (l),

Tarumingkeng R. 1992. Insektisida Ulffida, Jakilh.WHO. 2003. Pencegahan dan Penanggulangan

DBD tetjemahan dari WHORegional Publication SEARO No.29 Prevention

of Dengue and Dengue HaemorrhagiclakartADep.Kes.

Yamin,Bun" 2007. Efektivitas InsektisidaCyperrnethrin dan Lambda-CyhalothrinNyamuk Ae. aegtpti dan Cu.

Aplikasi Thermal Fogging, Jogyakarta.

HUPET

J[

Terngadengmlpemb&tobe- hPerelitiadengan

1

metode Ismpai s

mahasisl

kgm tkrgi{xptlasil papre$sitregresi giBerdasdbelajr nsignifikaFlasil peturusa/I(pengemh

Katr h

PEI\DAHT'LU

Pendidikam lutuk mempersimenjalarkan prabidargkehidrrymdiihadapkan pdascara urnum ilefesiensi, danefr&

Mutu pendiddapatdilihattuihstd korumic RATle Jalrryto pahditaspendidikabehs dari dua bG

rEndahnyamuhrpG

Era globalixhnlitas yang m€r1

mawasan ke @krndala, pehurqg c

-96-