Upload
riza-zahara
View
235
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/29/2019 Referat Rehabmed Riza Zahara
1/30
REFERAT
REHABILITASI MEDIK
Oleh
Riza Zahara
0818011093
Preceptor:
dr. Sanjoto S., Sp. KFR
KEPANITERAAN KLINIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNILA
INSTALASI REHABILITASI MEDIK
RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK LAMPUNG
AGUSTUS 2013
7/29/2019 Referat Rehabmed Riza Zahara
2/30
2 | P a g e
REHABILITASI MEDIK
A. DefinisiRehabilitasi berasal dari dua kata, yaitu re yang berarti kembali dan habilitasi
yang berarti kemampuan. Menurut arti katanya, rehabilitasi berarti
mengembalikan kemampuan. Rehabilitasi adalah proses perbaikan yang
ditujukan pada penderita cacat agar mereka cakap berbuat untuk memiliki
seoptimal mungkin kegunaan jasmani, rohani, sosial, pekerjaan dan ekonomi.
Rehabilitasi didefinisikan sebagai satu program holistik dan terpadu atas
intervensi-intervensi medis, fisik, psikososial, dan vokasional yang
memberdayakan seorang (individu penyandang cacat) untuk meraih pencapaian
pribadi, kebermaknaan sosial, dan interaksi efektif yang fungsional dengan
dunia
Menurut WHO (1969), rehabilitasi medik adalah serangkaian upaya yang bersifat
medik, sosial, edukasional dan vokasional yang terkoordinasi untuk melatih
kembali penyandang cacat untuk mencapai kemampuan semaksimal mungkin.
Pada tahun 1981, WHO merubah definisi rehabilitasi medik menjadi semua
upaya yang bertujuan untuk mengurangi dampak dari semua keadaan yang
menimbulkan disabilitas dan handicap yang memungkinkan penyandang cacat
untuk berpartisipasi secara aktif dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.
Adapun menurut Depkes, rehabilitasi adalah proses pemulihan untuk
memperoleh fungsi penyesuaian diri secara maksimal atau usaha mempersiapkan
penderita cacat secara fisik, mental, sosial dan kekaryaan untuk suatu kehidupan
yang penuh sesuai dengan kemampuan yang ada padanya (Depkes RI, 1983).
7/29/2019 Referat Rehabmed Riza Zahara
3/30
3 | P a g e
Gambar 1. Rehabilitasi medik
Menurut kamus kedokteran Dorland, definisi rehabilitasi adalah pemulihan ke
bentuk atau fungsi yang normal setelah terjadi luka atau sakit, atau pemulihan
pasien yang sakit atau cedera pada tingkat fungsional optimal di rumah dan
masyarakat, dalam hubungan dengan aktivitas fisik, psikososial, kejuruan dan
rekreasi. Jika seseorang mengalami luka, sakit, atau cedera maka tahap yang
harus dilewati adalah penyembuhan terlebih dulu. Setelah penyembuhan atau
pengobatan dijalani maka masuk ke tahap pemulihan. Tahap pemulihan inilah
yang disebut dengan rehabilitasi. Jadi, rehabilitasi medis adalah cabang ilmu
kedokteran yang menekankan pada pemulihan fungsional pasien agar aktivitas
fisik, psikososial, kejuruan, dan rekreasinya bisa kembali normal.
Ilmu Rehabilitasi Medik (disebut juga sebagai ilmu kedokteran fisik dan
rehabilitasi) adalah ilmu yang mengkhususkan diri dalam pelayanan masyarakatsejak bayi, anak, remaja, dewasa sampai usia tua, yang memerlukan asuhan
rehabilitasi medis. Dimana pelayanan yang diberikan adalah untuk mencegah
terjadinya kecacatan yang mungkin terjadi akibat penyakit yang diderita serta
7/29/2019 Referat Rehabmed Riza Zahara
4/30
4 | P a g e
mengembalikan kemampuan penderita seoptimal mungkin sesuai kemampuan
yang ada pada penderita.
Sifat kegiatan yang dilakukan oleh petugas rehabilitasi adalah berupa bantuan,
dengan pengertian setiap usaha rehabilitasi harus selalu berorientasi kepada
pemberian kesempatan kepada peserta didik yang dibantu untuk mencoba
melakukan dan memecahkan sendiri masalah- masalah yang disandangnya (clien
centered). Jadi bukan berorientasi pada kemampuan pelaksana/tim rehabilitasi
(provider centered).
Sehingga pelayanan rehabilitasi medik merupakan pelayanan kesehatan terhadap
gangguan fisik dan fungsi yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi sakit, penyakit
atau cedera melalui paduan intervensi medik, keterapian fisik dan atau
rehabilitatif untuk mencapai kemampuan fungsi yang optimal (Menkes RI,
2008).
Arah kegiatan rehabilitasi adalah refungsionalisasi dan pengembangan.
Refungsionalisasi dimaksudkan bahwa rehabilitasi lebih diarahkan pada
pengembalian fungsi dari kemampuan peserta didik, sedangkan pengembangan
diarahkan untuk menggali/menemukan dan memanfaatkan kemampuan siswa
yang masih ada serta potensi yang dimiliki untuk memenuhi fungsi diri dan
fungsi sosial dimana ia hidup dan berada.
7/29/2019 Referat Rehabmed Riza Zahara
5/30
5 | P a g e
Gambar 2. Jenis-jenis rehabilitasi
B. SejarahPada tahun 1916 terdapat wabah polio yang menyerang New York. Wabah
tersebut dapat mengakibatkan kecacatan sementara bahkan seumur hidup jika
tidak cepat ditangani, maka dibentuklah Georgia Warm Springs Young
Foundation pada 1924 sebagai tanggapan terhadap wabah polio ini untuk
menanggulangi akibat buruk yang ditimbulkan. Dengan demikian, pemulihan
fungsi alat gerak (rehabilitasi) yang dijalani pasien polio itulah titik awal yang
mendorong berdirinya rehabilitasi medik. Frank H. Krusen, MD adalah seorang
dokter yang telah berusaha keras memperoleh pengakuan agar rehabilitasi medik
dimasukkan dalam suatu bidang spesialis kedokteran pada tahun 1938.
7/29/2019 Referat Rehabmed Riza Zahara
6/30
6 | P a g e
Pelayanan Kedokteran Rehabilitasi di Indonesia dikenal sejak tahun 1947, saat
Prof. Dr. R. Soeharso mendirikan Pusat Rehabilitasi untuk penderita disabilitas,
yaitu penderita buta, tuli dan cacat mental di Surakarta. Karena tuntutan
kebutuhan yang meningkat, maka pada tahun 1973, Menteri Kesehatan
mendirikan Pelayanan Rehabilitasi di RS. Dr. Kariadi Semarang, yang
merupakan suatu pilot project yang disebut Preventive Rehabilitation Unit
(PRU). Keberadaan PRU menunjukkan keberhasilan dalam peningkatan
pelayanan kesehatan, mempersingkat masa perawatan di RS, dan mengurangi
beban kerja Pusat Rehabilitasi di Surakarta.
Melalui SK Menteri Kesehatan No.134/Yan.Kes/SK/IV/1978 pada masa
PELITA II, diputuskan untuk mendirikan PRU di seluruh RS pemerintah baik
tipe A, B dan C. Istilah PRU kemudian berubah menjadi Unit Rehabilitasi Medik
(URM). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pemerintah Menteri Kesehatan
menaruh perhatian untuk memajukan Pelayanan Kedokteran Rehabilitasi.
Dalam rangka meningkatkan Pelayanan Kedokteran Rehabilitasi, Menteri
Kesehatan mulai mengirim Dokter umum dari Indonesia untuk mengikuti
pendidikan menjadi Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi di Department
Physical Medicine and Rehabilitation, Universitas Santo Tomas di Manila,
Filipina. Ada 12 Dokter Indonesia yang berhasil menjadi spesialis KF & R dari
Universitas tersebut. Beberapa lulusan tersebut mulai mendirikan Organisasi
Spesialis Rehabilitasi Medik Indonesia yang diberi nama IDARI (Ikatan Dokter
Rehabilitasi Medik Indonesia) pada bulan Februari 1982, pada saat seminar
untuk mengembangkan sumber daya manusia di bidang Rehabilitasi Medik di
Jakarta. Ketua IDARI pertama adalah Dr. A.R. Nasution yang dilantik oleh Dr.
I.G. Brataranuh, Dirjen Pelayanan Kesehatan Departemen Kesehatan. Setelah itu
mulailah dibicarakan mengenai pelaksanaan penerimaan peserta Program
Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi.
7/29/2019 Referat Rehabmed Riza Zahara
7/30
7 | P a g e
Pelayanan rehabilitasi medic ini sifatnya komprehensif mulai dari promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative. Paradigma pelayanan rehabilitasi medic yang
dianut saat ini dititik beratkan pada strategi rehabilitasi pencegahan (prevention
rehabilitation strategy), artinya pencegahan ketidakmampuan (disabilitas) harus
dilakukan sejak dini. Apabila tidak dapat dicegah, tetap diupayakan mencapai
tingkat seoptimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Untuk memberikan pelayanan rehabilitasi medic ini DEPKES pada tahun 1997
telah menyusun Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit kelas A,
B, dan C, tetapi dengan adanya kemajuan IPTEK di bidang kesehatan, kebijakan
desentralisasi, perubahan kebutuhan pelayanan dan sebagainya, maka pedoman
ini pun masih terus disempurnakan sehingga dapat menjadi acuan dalam
melaksanakan pelayanan rehabilitasi medic yang bermutu dan yang berorientasi
padapatient safety.
C. Tujuan RehabilitasiDalam Undang-undang Nomor 4 tahun 1997 dijelaskan bahwa Rehabilitasi
diarahkan untuk memfungsikan kembali dan mengembangkan kemampuan fisik,
mental dan sosial penyandang cacat agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya
secara wajar sesuai dengan bakat, kemampuan, pendidikan dan pengalaman.
Tujuan utama rehabilitasi adalah membantu penca mencapai kemandirian
optimal secara fisik, mental, sosial, vokasional, dan ekonomi sesuai dengan
kemampuannya. Ini berarti membantu individu tersebut mencapai kapasitas
maksimalnya untuk memperoleh kepuasan hidup dengan tetap mengakui adanya
kendala-kendala teknis yang terkait dengan keterbatasan teknologi dan sumber-
sumber keuangan serta sumber-sumber lainnya.
7/29/2019 Referat Rehabmed Riza Zahara
8/30
8 | P a g e
1. Mengatasi keadaan/kondisi sakit melalui paduan intervensi medik,keterapian fisik, keteknisian medik dan tenaga lain yang terkait.
2. Mencegah komplikasi akibat tirah baring dan atau dampak penyakitnya yangmungkin membawa kecacatan.
3. Memaksimalkan kemampuan fungsi, meningkatkan aktifitas dan partisipasipada difabel (sebutan bagi seseorang yang mempunyai keterbatasan
fungsional).
4. Mempertahankan kualitas hidup dan mengupayakan kehidupan yangberkualitas.
Menurut Ahmad Tohamuslim (1985), rehabilitasi medis mempunyai dua tujuan:
Pertama, tujuan jangka pendek agar pasen segera keluar dari tempat tidur dapat
berjalan tanpa atau dengan alat paling tidak mampu memelihara diri sendiri.
Kedua, tujuan jangka panjang agar pasen dapat hidup kembali ditengah
masyarakat, paling tidak mampu memelihara diri sendiri, idealnya dapat kembali
kepada kegiatan kehidupan semula paling tidak mendekatinya.
Rehabilitasi medik memiliki fungsi mencegah timbulnya cacat permanent,
mengembalikan fungsi-fungsi anggota tubuh/bagian tubuh yang cacat, dan
memberikan alat-alat pertolongan dan latihan-latihan kepada penderita sehingga
mereka dapat mengatasi dan dapat mulai kembali ke kehidupannya.
D. FilosofiPelayanan Rehabilitasi Medik dilakukan dengan menjunjung filosofi-filosofi
berikut:
1. Rehabilitasi merupakan jembatan yang menjangkau perbedaan antarakondisi tidak berguna-berguna, kehilangan harapan-berpengharapan
(Rehabilitation is a bridge spanning the gap between uselessness-usefulness,
hopelessnesshopefulness).
7/29/2019 Referat Rehabmed Riza Zahara
9/30
9 | P a g e
2. Rehabilitasi tidak hanya memperpanjang usia tetapi juga menambahmakna/kualitas dalam hidup (rehabilitation is not only to add years to life but
also add life to years).
E. Gangguan FungsiMenurut WHO tingkatan gangguan fungsi dapat dikategorikan sebagai berikut:
1.Impairment, yaitu keadaan kehilangan atau ketidaknormalan dari kondisipsikologis, fisiologis, atau struktur anatomi atau fungsi (tingkat organ).
2.Disability, yaitu segala restriksi atau kekurangan kemampuan untukmelakukan aktivitas dalam lingkup wajar bagi manusia yang diakibatkan
impairment(tingkat aktifitas kehidupan sehari-hari).
3.Handicap, yaitu hambatan dalam individu yang diakibatkan oleh impairmentdan disability yang membatasi pemenuhan peran wajar seseorang sesuai
dengan faktor umur, seks, sosial, dan budaya (tingkat pekerjaan).
Bertitik tolak dari kerangka pemikiran upaya rehabilitasi fisik tersebut maka
penanganan bersifat komprehensif, sehingga layanan rehabilitasi dapat diartikan
sebagai upaya terkoordinasi yang bersifat medik, sosial, edukasi dan kekaryaan
untuk melatih sesseorang ke arah tercapainya kemampuan fungsional
semaksimal mungkin, dan menjadikan individu sebagai anggota masyarakat yang
berswasembada dan berguna. Upaya rehabilitasi fisik merupakan upaya medik
untuk mencegah terjadinya impairment, disability, dan handicap dengan
memanfaatkan kemampuan yang ada.
Adapun yang dimaksud dengan kecacatan adalah ketidakmampuan sebagian atau
keseluruhan seseorang untuk melakuakn peran/kewajiabn yang diharapkan di
dalam lingkungan masyarakat dari suatu kelainan ataupun penyakit.
Dikategorikan sebagai berikut:
7/29/2019 Referat Rehabmed Riza Zahara
10/30
10 | P a g e
1. Cacat primerCacat yang disebabkan langsung oleh proses patologis atau penyakit.
Contohnya hemiplegi pada stroke dan paraplegi pada cedera medulla spinalis.
2. Cacat sekunderCacat yang disebabkan karena imobilisasi atau pembatasan dari pengobatan
penderita.
F. Pelayanan dalam Rehabilitasi Medik1. Pelayanan Fisioterapi
Adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau
kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan
fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan
secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis, dan
mekanis), pelatihan fungsi dan komunikasi. Fisioterapi merupakan bagian dari
ilmu kedokteran yang berupa intervensi fisik non-farmakologis dengan tujuan
utama kuratif dan rehabilitatif gangguan kesehatan.
a. HydrotherapyHydrotherapy adalah perawatan menggunakan air untuk tujuan kesehatan,
misalnya menghilangkan nyeri atau untuk menyembuhkan luka. Kolam
renang, whirlpools dan hubbard tank (tangki yang memungkinkan
penderita untuk merendam seluruh tubuhnya di dalam air) adalah contoh
beberapa alat yang dapat dipergunakan untuk melakukan hydrotherapy.
7/29/2019 Referat Rehabmed Riza Zahara
11/30
11 | P a g e
Gambar 3. Indikasi Hydrotherapy
Hydrotherapy mengacu pada semua perawatan yang menggunakan air.
Beberapa jenis hydrotherapy digunakan untuk menanggulangi nyeri.
Hydrotherapy yang dilakukan di dalam kolam atau tangki membolehkan
penderita melakukan olahraga tanpa membebani sendi. Pada situasi
lainnya, air hangat dapat meredakan nyeri, mengendorkan otot yang kerasdan memperlancar sirkulasi darah. Hal ini dapat meredakan sakit seperti
nyeri punggung, nyeri sendi, arthritis, fibromyalgia atau kekakuan yang
mengikuti cedera sumsum tulang belakang. Hydrotherapy juga dapat
digunakan untuk merawat luka. Hydrotherapy dapat dilakukan di dalam
kolam renang, tangki whirlpools, shower, sauna, dan teknik lainnya.
Sering juga menggunakan panas (thermotherapy), dingin (cryotherapy)
atau keduanya. Meskipun hydrotherapy sangat bermanfaat untuk
mengobati beberapa kelainan, terdapat kondisi yang tidak memungkinkan
penggunaan teknik ini. Penderita harus selalu konsultasi dengan dokter
sebelum memulai perawatan hydrotherapy.
7/29/2019 Referat Rehabmed Riza Zahara
12/30
12 | P a g e
b. Cold TherapyAplikasi dingin pada area radang dapat mengurangi kepekaan syaraf yang
pada gilirannya akan mengurangi rasa nyeri. Metode ini paling sering
dipergunakan pada keadaan akut sebagai bagian dari sistem RICE (Rest-
Ice-Compression-Elevation). Metode ini dapat dilakukan dengan
mempergunakan es atau sprai vapocoolant.
Tabel 1. Respon Kulit terhadap Terapi dingin
Secara fisiologis, pada 15 menit pertama setelah pemberian aplikasi dingin
(suhu 10 C) terjadi vasokontriksi arteriola dan venula secara lokal.
Vasokontriksi ini disebabkan oleh aksi reflek dari otot polos yang timbul
akibat stimulasi sistem saraf otonom dan pelepasan epinehrin dan
norepinephrin. Walaupun demikian apabila dingin tersebut terus diberikan
selama 15 sampai dengan 30 menit akan timbul fase vasodilatasi yang
terjadi intermiten selama 4 sampai 6 menit. Periode ini dikenal sebagai
respon hunting. Respon hunting terjadi untuk mencegah terjadinya
kerusakan jaringan akibat dari jaringan mengalami anoxia jaringan.
7/29/2019 Referat Rehabmed Riza Zahara
13/30
13 | P a g e
Tabel 2. Efek Fisiologis Tubuh terhadap Terapi Dingin
Cold therapy adalah penggunaan dingin untuk menanggulangi nyeri atau
kondisi lainnya. Pada cedera olahraga, jenis terapi ini dialkukan pada fase
cedera akut. Terapi dingin dapat dipergunakan menggunakan beberapa
metode, termasuk es dan semprot dingin. Hal ini dapat diberikan 10 atau
20 menit sampai dua hari setelah terjadinya cedera. Beberapa keuntungan
penggunaan cold therapy adalah cepat, mudah digunakan dan sangat
hemat. Cold therapy sebaiknya tidak digunakan untuk mengatasi beberapa
hal misal buruknya sirkulasi darah, Raynaud syndrome (kondisi dimana
arteri yang paling kecil yang membawa darah ke jari tangan dan kaki
terhalang karena adanya dingin atau karena masalah emosi) dan radang
pembuluh darah (vasculitis).
c. ThermotherapyThermotherapy merupakan terapi dengan menggunakan suhu panas
biasanya dipergunakan dengan kombinasi dengan modalitas fisioterapi
7/29/2019 Referat Rehabmed Riza Zahara
14/30
14 | P a g e
yang lain seperti exercise dan manual therapy. Udara lembab yang hangat
dapat dipergunakan untuk mengurangi kekakuan dan nyeri otot. Heat
therapy dapat dilakukan dengan mempergunakan berbagai cara, antara
lain dengan menggunakan kantung panas (hot packs), handuk hangat,
botol air panas, alat ultrasound, alat infra-reddan bak parafin cair. Terapi
ini juga dapat dikombinasikan dengan hydrotherapy karena air yang
hangat dapat mengendurkan otot, sendi serta meningkatkan jangkauan
sendi.
Tabel 3. Efek Fisiologis Tubuh terhadap Terapi Panas
Termotherapy banyak digunakan untuk mengatasi arthritis, bursitis,
tendinitis, nyeri punggung dan nyeri bahu. Thermotherapy memperlebar
pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah pada kulit . Terapi panas
dapat merileksasikan otot dan mengurangi kekakuan sendi. Penelitian juga
menunjukkan bahwa panas dapat memblok reseptor nyeri. Secara umum
terapi panas dapat dilakukan sendiri di rumah, akan tetapi beberapa jenisterapi panas memerlukan pengawasan dan harus dilakukan di dalam klinik
atau rumah sakit. Terapi dengan panas yang lembab tampaknya lebih
efektif untuk mengatasi nyeri dibandingkan dengan terapi dengan panas
yang kering karena kelembaban dapat menghantarkan panas menuju ke
7/29/2019 Referat Rehabmed Riza Zahara
15/30
15 | P a g e
dalam jaringan yang lebih dalam. Thermotherapy biasanya
dikombinasikan hydrotherapy (terapi air). Dalam banyak kasus
cryotherapy (coldtherapy) digunakan untuk mengurangi peradangan
sebelum dapat dilakukan thermotherapy.
d. Ultrasound TherapyTerapi ultrasound merupakan jenis thermotherapy (terapi panas) yang
dapat mengurangi nyeri akut maupun kronis. Terapi ini menggunakan arus
listrik yang dialirkan lewat transducer yang mengandung kristal kuarsa
yang dapat mengembang dan kontraksi serta memproduksi gelombang
suara yang dapat ditransmisikan pada kulit serta ke dalam tubuh.
Gambar 4. Alat Ultrasound
e.
ElectrotherapyElectrotherapy merupakan terapi dengan mempergunakan impuls listrik
untuk menstimulasi saraf motorik ataupun untuk memblok saraf sensorik.
Salah satu jenis electrotherapy yang sering dipergunakan untuk
pengobatan adalah transcutaneous electro nerve stimulation (TENS).
7/29/2019 Referat Rehabmed Riza Zahara
16/30
16 | P a g e
TENS mempergunakan listrik bertegangan rendah yang disuplai dari suatu
alat portable bersumber daya baterai. Dua elektroda pada alat ini
dihubungkan pada bagian yang nyeri sehingga bagian tersebut teraliri
impuls listrik yang akan menjalar pada serabut saraf untuk mengurangi
kepekaan terhadap rangsang nyeri. Alat ini sering dipergunakan untuk
mengatasi nyeri pada tendonitis dan bursitis. Selain TENS, shortwave
diathermy sering juga dipergunakan dalam praktek fisioterapi. Alat ini
mempergunakan arus listrik frekuensi tinggi untuk meningkatkan suhu
pada kulit. Bagian-bagian tubuh yang besar seperti punggung dan
pinggang dapat diterapi dengan shortwave diathermy karena penetrasi
suhu dapat lebih dalam daripada mempergunakan metode terapi panas
non-electri.
f. Manual TherapyBerbagai teknik terapi manipulasi dapat dilakukan untuk menghasilkan
gerakan pasif. Teknik ini meliputi terapi gerak dan massage (pijat).
Dewasa ini teknikmassage yang paling sering dipergunakan adalah teknik
Sweden, walaupun demikian, berbagai jenis lain juga mulai sering
dipergunakan meliputi neuro-developmental treatment untuk mengatasi
gangguan neuromuskular serta akupressure. Manipulation therapy
terutama ditujukan untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan fleksibilitas
sendi.
g. Exercise TherapyTeknik fisioterapi ini merupakan teknik fisioterapi yang paling sering
dipergunakan terutama pada keadaan kronis. Pada penggunaannya, jenis,
frekuensi, intensitas dan durasi latihan ditentukan berdasarkan
pemeriksaan fisik. Jenis latihan yang dapat dilakukan berupa latihan
isometric, isotonic, aerobik maupun latihan akuatik. Jenisjenis latihan ini
biasanya bertujuan untuk memperbaiki jangkauan gerak, meningkatkan
7/29/2019 Referat Rehabmed Riza Zahara
17/30
17 | P a g e
kekuatan, koordinasi, ketahanan, keseimbangan dan postur. Latihan dapat
dilakukan secara aktif dimana penderita mengontrol sendiri gerakannya
tanpa bantuan orang lain ataupun pasif dimana gerakan dilakuka
berdasarkan bantuan dari ahli fisioterapi. Terapi latihan dapat dilakukan
pada fase rehabilitasi berbagai jenis kelainan seperti stroke, penggantian
sendi maupun penuaan.
Gambar 5. Alur Terapi Exercise
h. TraksiTraksi merupakan prosedur koreksi neuro-muskulo-skeletal seperti patah
tulang, dislokasi dan kekakuan otot dengan mempergunakan alat yang
berfngsi sebagai penarik. Terapi ini juga sering mempergunakan beban.
Gambar 6. Traksi
7/29/2019 Referat Rehabmed Riza Zahara
18/30
18 | P a g e
i. Dry Needling therapyDry Needling therapy (DNT) adalah sebuah pendekatan terapi canggih
dan khusus manual untuk pengobatan nyeri myofascial dan disfungsi. Ini
adalah aplikasi dan penusukan jarum halus, mirip dengan yang digunakan
dalam akupunktur, ke dalam sistem muskuloskeletal untuk menonaktifkan
titik pemicu (simpul dalam otot yang menyebabkan nyeri luas,
kelemahan, dan kehilangan fungsi) dan untuk mengubah neurologis
disfungsional (saraf) dan rasa sakit melaporkan mekanisme.
Gambar 7. Dry Needling therapy
DNT adalah modalitas utama myotherapy klinis, cabang kedokteran
manual yang berfokus pada perawatan dan pengelolaan nyeri
muskuloskeletal, nyeri timbul dari otot, sendi, dan jaringan ikat yang
terkait, namun DNT juga dipraktekkan oleh medis bervariasi banyak dan
kesehatan sekutu profesional termasuk osteopati, kiropraktor, ahli
fisioterapi, podiatrists dan Dokter.
Secara historis, kering-tusuk jarum terapi telah ada selama bertahun-tahun.
Tusuk jarum kering yang mendalam untuk mengobati titik pemicu
pertama kali diperkenalkan oleh dokter Ceko Karel Lewit pada tahun 1979
dan ahli terapi selanjutnya seperti Chan Gunn (intramuskular kering-tusuk
jarum terapi), dan Peter Baldry (dangkal kering-tusuk jarum terapi)
7/29/2019 Referat Rehabmed Riza Zahara
19/30
19 | P a g e
memiliki keduanya diterbitkan bekerja pada aplikasi yang berbeda karena .
Semua teknik ini didasarkan atas karya seumur hidup dari Dr Janet Travell
dan Dr David Simons, yang menerbitkan temuan luas mereka di Sakit
Myofascial dan Disfungsi buku 1983, sebuah karya perintis dalam
penilaian dan pengobatan akut dan kronis rasa sakit.
DNT digunakan dalam pengobatan berbagai kondisi muskuloskeletal
termasuk nyeri akut dan kronis, disfungsi biomekanis dan masalah
postural. Telah terbukti melalui riset menjadi salah satu cara paling aman
dan paling sangat efektif dalam pengobatan nyeri terutama yang berkaitan
dengan punggung, bahu, leher dan nyeri anggota badan, dan dapat
membantu dalam banyak penyebab sakit kepala dan masalah siatik.
Meskipun DNT dan akupunktur menggunakan alat yang sama di jarum
sekali pakai, mereka berbeda dalam filsafat. Akupunktur adalah suatu
sistem yang dikembangkan ribuan tahun lalu yang bekerja secara khusus
dengan pergerakan chi melalui meridian, energi bawaan tubuh yang
beredar segala sesuatu dalam tubuh. DNT berbeda karena berfokus pada
penyebab biomedis nyeri muskuloskeletal dalam tubuh, merangsang
mekanisme pelaporan nyeri tubuh sendiri dalam sistem saraf dan
membantu untuk menolaknya. DNT melakukan hal ini dengan
meningkatkan aliran darah, memberi makan oksigen dan nutrisi ke
jaringan, mengeluarkan racun dan kotoran yang menyebabkan iritasi, dan
merangsang tubuh melepaskan hormon ampuh perusahaan nyeri-
membunuh seperti endorphin dan dopamin. Tidak seperti obat-obatan
seperti ibuprofen, parasetamol, aspirin dan bahwa rasa sakit masker, DNT
membantu untuk mengobati rasa sakit dan disfungsi pada penyebab
sehingga menghapus alasan untuk itu ada.
7/29/2019 Referat Rehabmed Riza Zahara
20/30
20 | P a g e
2. Pelayanan Terapi WicaraAdalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau
kelompok untuk memulihkan dan mengupayakan kompensasi/adaptasi fungsi
komunikasi, bicara dan menelan dengan melalui pelatihan remediasi, stimulasi
dan fasilitasi (fisik, elektroterapeutis, dan mekanis).
3. Pelayanan Terapi OkupasiAdalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau
kelompok untuk mengembangkan, memelihara, memulihkan fungsi dan atau
mengupayakan kompensasi/adaptasi untuk aktifitas seharti-hari (Activity Day
Life), produktifitas dan waktu luang melalui pelatihan remediasi, stimulasi dan
fasilitasi.
Program ini memfokuskan pada latihan aktivitas kehidupan sehari-hari (ADL)
seperti makan, mandi, berpakaian, berdandan yang dilakukan sendiri.
Kegiatannya: aktivitas-aktivitas ini membutuhkan latihan keluwesan dan
menggunakan alat-alat bantu. Tujuannya untuk mengembangkan kemandirian
dalam kehidupan sehari-hari semaksimal mungkin.
Gambar 8. Terapi Okupasi
7/29/2019 Referat Rehabmed Riza Zahara
21/30
21 | P a g e
4. Pelayanan Ortotis-ProstetisMeruapakan tempat pelayanan terhadap penderita yang berkaitan dengan
bidang teknik pembuatan dan pemakaian alat bantu dan alat ganti.
Tujuan dari pelayanan ini antara lain:
a. Mencegah kecacatan : brace, splintb. Mengkoreksi kecacatan : brace, koreksi sepatu, splintc. Memperbaiki/mengembalikan fungsi : protese
Gambar 9. Ortotis-Prostetis
G. Prinsip Rehabilitasi
Menurut Harsono (1996), ada beberapa prinsip rehabilitasi, yaitu:1. Rehabilitasi dimulai sedini mungkin, bahkan segera sejak dokter melihat
penderita untuk pertama kalinya.
2. Tidak ada seorang pun yang boleh berbaring lebih lama dari yang diperlukan,karena dapat mengakibatkan komplikasi.
3. Rehabilitasi merupakan terapi multidisipliner terhadap seorang penderita.4. Faktor yang terpenting adalah kontinuitas perawatan.5. Perhatian untuk rehabilitasi diutamakan kepada sisa kemampuan yang masih
dapat diperbaiki dengan latihan.
6. Fungsi lain rehabilitasi adalah pencegahan serangan berulang.7. Penderita merupakan subjek rehabilitasi, bukan sekedar objek.
7/29/2019 Referat Rehabmed Riza Zahara
22/30
22 | P a g e
Prinsip - prinsip dasar kegiatan rehabilitasi anak
Ada beberapa prinsip dasar kegiatan rehabilitasi anak berkebutuhan khusus,
diantaranya:
1. Ditinjau dari tujuan rehabilitasiTujuan rehabilitasi bagi anak berkebutuhan khusus adalah agar mereka
mampu mengikuti pendidikan dengan baik, atau agar mereka mampu
melaksanakan fungsi sosial secara wajar dalam kehidupan masyarakat. Untuk
mewujudkan tujuan rehabilitasi tersebut, prinsip dasar kegiatan rehabilitasi
adalah:
a. Prinsip menyeluruhKegiatan rehabilitasi dilakukan secara menyeluruh atau lengkap, baik
pada aspek fisik, psikis, sosial maupun keterampilan (Total Care Concept
Rehabilitation). Seorang anak yang mengalami amputasi, sedini mungkin
ditangani bidang rehabilitasi medik, tidak terbatasi kepada mempercepat
penyembuhan luka, penguatan otot, tetapi juga pembuatan kaki palsu,
mempersiapkan mental agar yang bersangkutan menerima alat tersebut,
melatih keterampilan sesuai dengan kemampuan yang ada, dan lain
sebagainya.
b. Prinsip pelayanan segera atau pelayanan diniPelayanan rehabilitasi dilakukan mulai sejak usia dini atau segera setelah
diketahui kebutuhan rehabilitasi yang diperlukan masing-masing anak.
c. Prinsip prioritasKondisi kesehatan atau kecacatan yang menimbulkan rasa sakit dapat
mengganggu setiap aktivitas anak, maka kegiatan rehabilitasi medik bagi
anak yang memerlukan, perlu didahulukan atau mendahului kegiatan
rehabilitasi yang lain. pada kasus-kasus tertentu yang memerlukan
pelayanan segera, perlu memperoleh prioritas dalam rehabilitasi.
d. Kegiatan berpusat pada anakKegiatan rehabilitasi yang dilakukan lebih banyak memberikan
kesempatan kepada anak/peserta didik untuk mencoba sendiri,
7/29/2019 Referat Rehabmed Riza Zahara
23/30
23 | P a g e
memecahkan masalahnya sendiri serta melakukan latihan sendiri, sudah
tentu setelah mereka memperoleh penjelasan secukupnya dari provider.
e. Prinsip konsistenSetiap kegiatan rehabilitasi didasarkan pada program yang telah disiapkan
sebelumnya, dan dievaluasi setiap kemajuan yang dicapai anak/peserta
didik secara konsisten.
f. Prinsip efektivitas dan penghargaanMemberikan pujian dan penghargaan atas keberhasilan dan kemajuan
kemampuan anak/peserta didik.
g. Prinsip pentahapanArtinya bahwa kegiatan rehabilitasi dimulai dari kegiatan yang minimal
(kecil, sederhana, mudah) sampai pada yang maksimal (luas, besar,
sukar), baik yang berhubungan dengan bentuk, sifat maupun hasil yang
diharapkan.
h. Prinsip kesinambungan, berulang dan terus-menerusArtinya kegiatan terapi agar mencapai hasil maksimal perlu dilakukan
berkesinambungan, berulang-ulang, terus-menerus. Jadi, tidak berhenti
sebelum terlihat hasilnya yang lebih baik, menjadi bertambah meningkat
kemampuannya, menjadi berkurang kesulitan dan hambatannya, dan
sebagainya.
i. Prinsip terintegrasiPelaksanaan kegiatan rehabilitasi tidak selalu terpisah dengan kegiatan
proses belajar mengajar dalam suatu bidang studi tertentu, misalnya
keterampilan, olahraga, PMP, agama, kesenian, dan sebagainya.
2. Ditinjau dari jenis dan macam kelainana. Orientasi pada pengembalian fungsi
Kegiatan rehabilitasi dilakukan dengan berorientasi pada pengembalian
fungsi. Setiap anak berkelainan memiliki dampak primer tertentu sesuai
dengan jenis kecacatannya. Dampak primer tersebut sedapat mungkin
7/29/2019 Referat Rehabmed Riza Zahara
24/30
24 | P a g e
dikembalikan fungsinya, dan jika tidak mungkin dialihkan pada fungsi
organ tubuh yang lain/keterampilan tertentu yang dapat menggantikan
fungsi organ yang berkelainan.
b. Pinsip individualisasiKegiatan rehabilitasi berorientasi pada ketidakmampuan dan kemampuan
setiap anak/peserta didik. Pelaksanaan kegiatan rehabilitasi diperlukan
pendekatan individual.
c. Orientasi pada jenis kecacatan dan kasusAda kegiatan rehabilitasi yang dapat dilakukan secara kelompok
berdasarkan atas jenis kecacatan, macam kasus, tingkat kelas, kelompok
usia, dan sebagainya. MisaInya: semua anak tunanetra memerlukan
latihan orientasi dan mobilitas, semua anak tunarungu memerlukan
latihan komunikasi, semua anak tuna grahita dan tunadaksa memerlukan
latihan ADL, dan sebagainya.
3. Ditinjau dari kemampuan pelaksana (provider)a. Prinsip kerja tim
Pekerjaan rehabilitasi dilakukan oleh suatu tim yang masing-masing
bekerja sesuai dengan profesi dan kemampuannya. Kerjasama yang baik
antar anggota tim rehabilitasi akan sangat menentukan keberhasilan
program rehabilitasi.
b. Prinsip kerja atas dasar profesiTidak semua anggota tim rehabilitasi memiliki profesi yang sama, itulah
sebabnya bekerja atas dasar profesi akan lebih mampu mengurangi resiko
kesalahan, di samping itu juga akan memperbesar efektivitas kerja.
Sebelum kegiatan rehabilitasi dimulai, terlebih dahulu dipahami batas-
batas kewenangan masing-masing dan disusun pembagian tugas secara
tertulis atas dasar kesepakatan pihak-pihak yang tergabung dalam tim
rehabilitasi yang ada di sekolah masing-masing.
7/29/2019 Referat Rehabmed Riza Zahara
25/30
25 | P a g e
Tindakan konsultatif dan penyelenggaraan pertemuan tim rehabilitasi
secara periodik perlu ditempuh di setiap sekolah, demi kelancaran
kegiatan rehabilitasi dan menghindari kesalahan dalam memberikan
pelayanan rehabilitasi yang dapat menimbulkan parahnya permasalahan
atau kecacatan yang disandang oleh anak/peserta didik yang memperoleh
pelayanan.
Seluruh program rehabilitasi berada di bawah tanggung jawab ketua tim
yang dibantu oleh tiga ahli di bidang medik, sosial psikologis dan
keterampilan. Dalam pelaksanaannya dapat dilakukan oleh beberapa
pelaksana rehabilitasi sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya.
Tindakan rujukan ke ahlinya perlu dilakukan oleh para guru dan petugas
rehabilitasi lainnya, agar anak segera terpecahkan permasalahannya.
Dalam hal ini perlu disertai administrasi seperlunya (buku rujukan).
4. Ditinjau dari tempat, waktu dan sarana rehabilitasia. Prinsip integritas
Kegiatan rehabilitasi pada dasarnya dapat dilakukan secara bersama-
sama, kecuali rehabilitasi keterampilan sebaiknya dilakukan setelah
anak/peserta didik selesai mengikuti rehabilitasi medik dan sosial.
Misalnya anak tunanetra untuk mengikuti latihan keterampilan massage,
sebaiknya setelah menguasai orientasi mobilitas, tidak sakit, dan setelah
memiliki motivasi untuk bekerja bidang keahlian massage. Pinsip ini juga
menggariskan bahwa pelaksanaan rehabilitasi juga dapat dilakukan
bersama-sama saat penyampaian materi bidang studi tertentu di sekolah.
b. Prinsip keluwesan tempat dan waktuTempat pelaksanaan rehabilitasi dapat dilakukan dimana saja dan kapan
saja, terkecuali pada kasus-kasus tertentu. Misalnya operasi ortopedi
harus dilakukan di rumah sakit.
7/29/2019 Referat Rehabmed Riza Zahara
26/30
26 | P a g e
c. Prinsip kesederhanaanSarana rehabilitasi diutamakan yang sederhana, mudah didapat, murah
harganya dan disesuaikan dengan kemampuan lembaga/sekolah, kecuali
pada kasus-kasus tertentu, seperti alat bantu untuk mendengar, alat bantu
untuk melihat, prothese, dan sebagainya.
d. Prinsip keterlibatan orangtua dan masyarakatArtinya kegiatan rehabilitasi perlu menyertakan orangtua atau pembina
asrama atau masyarakat, baik dalam melakukan pelatihan, pengawasan
dan pembinaan anak, mengingat jumlah waktu anak kesehariannya lebih
banyak di rumah atau di asrama.
H. Ruang Lingkup Pelayanan Rehabilitasi Medik di Rumah SakitBagian ini akan menjelaskan tentang ruang lingkup rehabilitasi medik. Rephauge
(dalam sidiarto 1980) pada seminar internasional I rehabilitasi medik
mengatakan bahwa rehabilitasi medik merupakan dasar dan penunjang bentuk
rehabilitasi lainnya, seperti rehabilitasi sosial, karya, dan pendidikan. Jika ruang
lingkup rehabilitasi medik dipandang sebagai suatu ilmu, maka banyak yang
perlu dipelajari dan berhubungan langsung dengan rehabilitasi medik.
Beradasarkan pengertian rehabilitasi yang menekankan kepada fungsional, maka
rehabilitasi medik tidak bisa terlepas dari cabang ilmu lain seperti:
Neuromuskular, Muskuloskeletal, Psikologi, Anatomi, Fisiologi, Etika Profesi,
dan lain-lain.
Sedangkan, jika ditinjau dari sudut pandang keprofesian, rehabilitasi medik
memiliki komponen yang terdiri dari berbagai macam profesi. Dokter spesialis
rehabilitasi medik adalah orang yang pada umumnya pertama dikunjungi oleh
pasien. Biasanya, dokter akan mengirim pasien ke fisioterapis atau okupasi
terapis untuk tindakan pemulihan lebih lanjut. Tugas fisioterapis disini adalah
mengukur pergerakan sendi, kekuatan otot, fungsi paru dan jantung, dan
mengukur sejauh mana pasien bisa melakukan aktivitas serta pekerjaannya
7/29/2019 Referat Rehabmed Riza Zahara
27/30
27 | P a g e
sehari-hari (fremgen dan frucht 2002). Kesemuanya itu dilatih dan dibantu
pemulihannya oleh fisioterapis. Sedangkan okupasi terapis bertugas untuk
mendampingi pasien untuk mengembangkan, meningkatkan, dan memulihkan
kemampuan yang sangat penting untuk menunjang hidupnya. Namun, okupasi
terapis lebih menekankan kepada pelatihan pasien untuk hidup mandiri dan
produktif dengan tujuan mencapai hidup yang sejahtera.
Berbeda dengan fisioterapis dan okupasi terapis, ortosis dan prostesis membantu
pasien dengan menyediakan alat-alat penunjang pasien untuk hidup mandiri dan
produktif. Ortosis adalah orang yang membuat alat bantu untuk beraktivitas,
sedangkan prostesis menyediakan alat yang merupakan suatu pengganti organ,
misalnya kaki palsu.
Pada kenyataannya, banyak sekali perangkat rehabilitasi medik yang ikut
berperan dalam rehabilitasi pasien, misalnya psikolog untuk memotivasi dan
melatih pasien retardasi mental, perawat, dan paramedis lainnya. Itu semua
tergantung kebutuhan pada masing-masing pasien.
Pelayanan Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit meliputi seluruh upaya kesehatan
pada umumnya, yaitu upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
1. Upaya PromotifPenyuluhan, informasi dan edukasi tentang hidup sehat dan aktivitas yang
tepat untuk mencegah kondisi sakit.
2. Upaya preventifEdukasi dan penanganan yang tepat pada kondisi sakit/penyakit untuk
mencegah dan atau meminimalkan gangguan fungsi atau risiko kecacatan.
3. Upaya kuratifPenanganan melalui paduan intervensi medik, keterapian fisik, dan upaya
rehabilitatif untuk mengatasi penyakit/kondisi sakit untuk mengembalikan dan
mempertahankan kemampuan fungsi.
4. Upaya rehabilitatif
7/29/2019 Referat Rehabmed Riza Zahara
28/30
28 | P a g e
Penanganan melalui paduan intervensi medik, keterapian fisik, keteknisan
medik dan upaya rehabilitatif lainnya melalui pendekatan psiko-sosio-
edukasi-okupasi-vokasional untuk mengatasi penyakit/kondisi sakit yang
bertujuan mengembalikan dan mempertahankan kemampuan fungsi,
meningkatkan aktivitas dan peran serta/partisipasi di masyarakat.
I. Bentuk PelayananBeberapa bentuk Pelayanan Rehabilitasi Medik, antara lain:
1. Mengembalikan fungsi pasien pasca stroke2. Mencegah kontraktur dan mengembalikan fungsi pasien pasca operasi dan
patah tulang
3. Senam nafas sehat, senam hamil4. Memberikan alat bantu jalan, ortesa, protesa, splint, korset, dan lain-lain5. Melatih bicara dan gerak motorik anak dengan CP, autism, keterlambatan
perkembangan
6. Mengurangi nyeri, kaku di berbagai bagian tubuhJ. Tim Rehabilitasi Medik
Tim rehabilitasi medik dilakukan oleh tim yang terdiri dari berbagai disiplin
ilmu, diantaranya:
1. Dokter rehabilitasi medik sebagai ketua tim yang menyusun programrehabilitasi.
2. Perawat rehabilitasi, melakukan positioning yang benar, untuk mencegahkomplikasi serta memperpendek masa pemulihan. Latihan buang air
besar/kecil, aktivitas sehari-hari, transfer, mobilisasi bersama fisioterapis dan
terapi okupasi dilakukan di bangsal.
3. Fisioterapist, memeriksa dan mengevaluasi gangguan motorik dan sensorikyang mempengaruhi fungsi dan menyesuaikan program fisioterapi secara
individu sesuai keadaan pasien.
7/29/2019 Referat Rehabmed Riza Zahara
29/30
29 | P a g e
4. Okupational Terapist, memeriksa, mengevaluasi dan menyusun program yangberhubungan dengan Aktivitas Kehidupan Sehari-hari (AKS) misalnya cara
makan, menulis, berpakaian, membersihkan diri sendiri, dan lain-lain.
5. Pekerja sosial medik, mengadakan penilaian terhadap kebutuhan penderitadan keluarganya selama dirawat, di rumah dan di masyarakat serta sumber
daya yang dipunyainya.
6. Speech therapist (terapi wicara) yaitu mengevaluasi masalah-masalahkomunikasi.
7. Psikologi, mengevaluasi keadaan psikologi penderita secara tuntas, termasukkeluarganya.
8. Ortotik-prostetik, mengevaluasi dan mengadakan alat-alat bantu yang telahdisesuaikan guna memperbaiki aktivitas.
9. Penderita dan keluarga, melengkapi tim rehabilitasi. Diskusi yang memadaimengenai penyakit dan defisit neurologis adalah penting untuk mengetahui
gangguan fungsional yang sebenarnya.
10.Rohaniawan.
7/29/2019 Referat Rehabmed Riza Zahara
30/30
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Toha Muslim. 1996. Peranan Rehabilitasi Medis dalam Pelayanan Kesehatan.
Bandung: FK UNPAD.
Arovah, Novita Intan. 2010.Dasar-dasar Fisioterapi pada Cedera Olahraga
Husnul, M.. 2008.Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik.
Handayani, E. (2007). Kendala Penerapan Terapi Wicara Terhadap Kemampuan
Bahasa Dan Bicara Pada Anak Retardasi Mental Di Pusat Terapi Terpadi A
Plus Malang. Skripsi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang.
Menkes RI. 2008.Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit.
Ridwan, dr.. 2011.Rehabilitasi Medis.