45
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Partus kasep ialah suatu persalinan yang mengalami kemacetan dan  berlangsung lama sehingga timbul komplikasi pada anak, pada ibu, atau keduanya. Terdapat faktor-faktor yang berperan dalam proses persalinan yaitu kekuatan mendorong janin keluar (  power ), yang meliputi his (kekuatan uterus), kontraksi otot dinding perut, dan kontraksi diafragma. Faktor lain adalah faktor  janin (  passanger ), faktor jalan lahir (  passage) dan faktor penolong serta faktor  psikis. (Mochtar, Rustam, 1998)  Apabila semua faktor ini dalam keadaan baik, sehat dan seimbang, maka  proses p ersalinan akan berlangsung dengan baik. Namun apabila salah satu dari faktor tersebut mengalami kelainan, misalnya keadaan yang menyebabkan his tidak adekuat, kelainan pada bayi, kelainan jalan lahir, kelainan penolong ataupun gangguan psikis maka persalinan tidak dapat berjalan secara baik. Persalinan yang mengalami kesulitan untuk berjalan spontan normal juga dipengaruhi berbagai faktor yang kompleks, misalnya ketidaktahuan akan  bahaya persalinan, keterampilan yang kurang, sarana yang tidak memadai, masih tebalnya kepercayaan pada dukun serta rendahnya pendidikan dan rendahnya keadaan sosial ekonomi rakyat. Partus lama masih merupakan suatu masalah di Indonesia. Berdasar hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 2007 dilaporkan  bahwa partus lama / macet merupakan penyebab kematian ibu.

referat partus kasep.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 1/45

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Partus kasep ialah suatu persalinan yang mengalami kemacetan dan

 berlangsung lama sehingga timbul komplikasi pada anak, pada ibu, atau

keduanya. Terdapat faktor-faktor yang berperan dalam proses persalinan yaitu

kekuatan mendorong janin keluar ( power ), yang meliputi his (kekuatan uterus),

kontraksi otot dinding perut, dan kontraksi diafragma. Faktor lain adalah faktor

 janin ( passanger ), faktor jalan lahir ( passage) dan faktor penolong serta faktor

 psikis. (Mochtar, Rustam, 1998) 

Apabila semua faktor ini dalam keadaan baik, sehat dan seimbang, maka

 proses persalinan akan berlangsung dengan baik. Namun apabila salah satu dari

faktor tersebut mengalami kelainan, misalnya keadaan yang menyebabkan his

tidak adekuat, kelainan pada bayi, kelainan jalan lahir, kelainan penolong

ataupun gangguan psikis maka persalinan tidak dapat berjalan secara baik.

Persalinan yang mengalami kesulitan untuk berjalan spontan normal juga

dipengaruhi berbagai faktor yang kompleks, misalnya ketidaktahuan akan

 bahaya persalinan, keterampilan yang kurang, sarana yang tidak memadai, masih

tebalnya kepercayaan pada dukun serta rendahnya pendidikan dan rendahnya

keadaan sosial ekonomi rakyat.

Partus lama masih merupakan suatu masalah di Indonesia. Berdasar hasil

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 2007 dilaporkan

 bahwa partus lama / macet merupakan penyebab kematian ibu.

Page 2: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 2/45

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Partus kasep merupakan satu fase akhir dari suatu persalinan yang telah

 berlangsung lama dan tidak mengalami kemajuan sehingga timbul komplikasi pada

ibu, janin atau keduanya (Protap Obgyn UNSRI). Partus lama diartikan sebagai

 persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primipara, dan lebih dari 18 jam

 pada multipara (Mochtar, Rustam, 1998).

Penyebab kemacetan dapat disebabkan karena beberapa faktor, yaitu kelainan

 power, passage, passanger dan faktor penolong  :

a)  Kelainan Power

 Power adalah kekuatan ibu mendorong janin, yaitu kekuatan his dan

kekuatan ibu dalam mengejan. His normal yaitu his yang timbul dominan

 pada fundus uteri, simetris, kekuatannya semakin lama semakin kuat dan

sering serta mengalami fase relaksasi yang baik. Kelainan his ini dapat

 berupa inersia uteri hipertonik atau inersia uteri hipotonik. Kontraksi uterus

atau his secara normal terjadi pada awal persalinan yakni pada kala 1, pada

awal kala 1 his yang timbul masih jarang yaitu 1 kali dalam 15 menit dengan

kekuatan 20 detik, his ini semakin lama akan timbul semakin cepat dan

sering yakni interval 2 sampai 3 kali dalam 10 menit dengan kekuatan 50

sampai 100 detik. Apabila kontraksi tidak adekuat, maka serviks tidak akan

mengalami pembukaan, sehingga pada kondisi tersebut dilakukan induksi

 persalinan, dan apabila tidak ada kemajuan persalinan maka dilakukan

seksio sesaria, namun pada persalinan kala II apabila ibu mengalami

kelelahan maka persalinan dilakukan dengan menggunakan vacum ekstraksi

(Cuningham et al , 2010).

Persalinan kala III yaitu melahirkan plasenta, apabila placenta belum

lahir dalam waktu 30 menit maka hal ini terjadi karena tidak ada kontraksi

uterus atau karena adanya perlengketan sehingga merangsang uterus maka di

Page 3: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 3/45

3

 berikan pemberian induksin dan melakukan massage uterus (Cuningham et

al , 2010).

 b) Kelainan Passage 

Kelainan Passage yaitu karena adanya kelainan pada jalan lahir, jalan

lahir sendiri terbagi atas jalan lahir lunak dan jalan lahir keras. Jalan lahir

keras atau tulang panggul dapat berupa kelainan bentuk panggul, dan

kelainan ukuran panggul. Sedangkan jalan lahir lunak yang sering dijumpai

karena adanya tumor ovarium yang menghalangi jalan lahir dan adanya

edema pada jalan lahir yang dipaksakan (Winkjosastro et al , 2006).

Jenis kelainan pada jalan lahir keras berupa kelainan bentuk yaitu

 bentuk panggul yang tidak normal, diantaranya gynecoid, antropoid,

android, dan platipeloid. Terutama pada panggul android distosia sulit

diatasi, selain itu terdapat kelainan panggul yang disertai dengan perubahan

 bentuk karena pertumbuhan intrauterine yaitu panggul Naegele, robert, split

 pelvis dan panggul asimilasi. Perubahan bentuk panggul juga dapat terjadi

karena adanya penyakit seperti rakhitis, osteomalasia, neoplasma, fraktur,

atrifi, karies, nekrosis maupun penyakit pada sendi sakroiliaka dan sendi

sakrokoksigea. Penyakit tulang belakang seperti kifosis, skoliosis dan

spondilolistesis serta penyakit pada kaki seperti koksiis, luksasio koksa dan

atrofi atau kelumpuhan satu kaki merupakan termasuk penyulit dalam proses

 persalinan pervaginam (Winkjosastro et al , 2006).

c) Kelainan Passanger

Kelainan  passanger merupakan kelainan pada letak, ukuran ataupun

 bentuk janin, kelainan letak ini termasuk dalam kelainan presentasi dan

kelainan posisi, pada kondisi normal, kepala memasuki pintu atas panggul

dengan sutura sagitalis dalam keadaan melintang atau oblik sehingga ubun-

ubun kecil berada dikanan atau dikiri lintang atau dikanan atau kiri belakang,

setelah kepala memasuki bidang tengah panggul (Hodge III), kepala akan

memutar ke depan akibat terbentur spina ischiadika sehingga ubun-ubun

Page 4: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 4/45

4

kecil berada didepan (putaran paksi dalam), namun terkadang tidak terjadi

 putaran sehingga ubun-ubun kecil tetap berada dibelakang atau melintang,

keadaaan ini disebut dengan deep transvere arrest, oksipitalis posterior

 persisten atau oksipitalis transversus persisten, keadaan ini akan mempersulit

 persalinan (Winkjosastro et al , 2006).

Presentasi muka merupakan salah satu kelainan janin, diagnosis

 presentasi muka berdasarkan pemeriksaan luar yakni dada akan teraba

seperti punggung, bagian belakang kepala berlawanan dengan bagian dada,

dan daerah dada ada bagian kecil denyut jantung janin terdengan jelas, dan

 berdasarkan pemeriksaan dalam umumnya teraba mata, hidung, mulut dan

dagu atau tepi orbita. Pada presentasi dahi pada umumnya merupakan

kedudukan sementara sehingga biasanya dapat menjadi presentasi belakang

kepala dan presentasi muka (Cuningham et al , 2010).

Letak sungsang merupakan keadaan dimana letak janin memanjang

dengan kepala dibagian fundus uteri dan bokong dibagian bawah cavum

uteri hal ini pula merupakan penyulit dalam persalinan. Selain letak

sungsang, letak lintang pula cukup sering terjadi, presentasi ini merupakan

 presentasi yang tidak baik sama sekali dan tidak mungkin dilahirkan

 pervaginam kecuali pada keadaan janin yang sangat kecil atau telah mati

dalam waktu yang cukup lama (Cuningham et al , 2010).

Beberapa kelainan dalam bentuk janin yaitu karena adanya

 pertumbuhan janin yang berlebihan, berat neonatus pada umunya adalah

4000 gram, makrosomia atau bayi besar apabila lebih dari 4000 gram,

umumnya hal ini karena adanya faktor genetik, kehamilan dengan diabetes

mellitus, kehamilan post matur atau pada grande multipara. Hidrocephalus

 pula merupakan kelainan bentuk janin, hal ini merupakan keadaan dimana

cairan serebrospinal dalam ventrikel janin berlebih sehingga kepala janin

menjadi besar dan keadaan ini dapat menyebabkan cephalo pelvic

disproportion (Winkjosastro et al , 2006)

Page 5: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 5/45

5

Komplikasi yang terjadi akibat persalinan lama pada partus kasep dapat

 berupa komplikasi pada anak, komplikasi pada ibu, atau didapatkan adanya

infeksi intrauterin. Komplikasi pada anak dapat berupa kaput suksedaneum yang

 besar, gawat janin yang ditandai adanya air ketuban bercampur mekoneum,

denyut jantung janin bradikardia, takikardia, atau irregular, dan gerak anak yang

 berkurang. IUFD (intra uterine fetal death) juga merupakan komplikasi partus

lama pada anak. Komplikasi pada ibu dapat berupa edema pada portio, vagina,

ataupun vulva, ruptura uteri, febris, dan dehidrasi. Sedangkan tanda-tanda infeksi

intrauterin dapat dinilai berdasar kriteria Gibbs yang meliputi temperatur rektal

lebih dari 38 oC disertai dengan 2 atau lebih tanda-tanda berikut yaitu: takikardi

maternal (denyut jantung >100x/mnt), takikardi fetal (denyut jantung

>160x/mnt), uterine tenderness, cairan ketuban keruh dan berbau, atau

leukositosis maternal yang ditandai dengan leukosit >15.000 /mm3 (Manuamba,

2007).

2.2 Epidemiologi

Partus lama masih merupakan suatu masalah di Indonesia. Berdasar hasil

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 2007 dilaporkan bahwa

 partus lama / macet merupakan penyebab kematian ibu.

Page 6: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 6/45

6

Sumber: SDKI 2007

2.3 Etiologi

Penyebab partus kasep multikompleks, yang berhubungan dengan

 pengawasan pada waktu hamil dan penatalaksanaan pertolongan persalinan.

Penyebab kemacetan dapat terjadi karena:

2.3.1 Faktor Kekuatan Ibu

1. Kelainan His

His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan hambatan

 pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, jika tidak dapat

diatasi dapat megakibatkan kemacetan persalinan. His yang normal dimulai dari

salah satu sudut di fundus uteri yang kemudian menjalar merata simetris ke

Page 7: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 7/45

7

seluruh korpus uteri dengan adanya dominasi kekutan pada fundus uteri,

kemudian mengadakan relaksasi secara merata dan menyeluruh. Baik atau

tidaknya his dinilai dengan kemajuan persalinan, sifat dari his itu sendiri

(frekuensinya, lamanya, kuatnya dan relaksasinya) serta besarnya caput

succedaneum. (Manuamba 2007)

Berikut adalah ringkasan his normal

1.  Tonus otor Uterus diluar his tidak seberapa tinggi. Lalu meningkat pada

waktu his. Pada kala pembukaan serviks ada 2 fase; fase laten dan fase

aktif.

2. 

Kontraksi Uterus dimulai pada salah satu tanduk uterus, sebelah kanan

atau sebelah kiri, lalu menjalar ke seluruh otot Uterus.

3.  Fundus uteri berkontraksi lebih dulu (fundal dominan) lebih lama

dibandingkan bagian-bagian lain. Bagian tengah berkontraksi agak

lambat, lebih singkat dan tidak seadekuat kontraksi fundus uteri. Bagian

 bawah (segmen bawah Uterus) teteap pasif dan berkontraksi sangat

lemah.

4.  Sifat-sifat his: lamanya, kuatnya, teraturnya, seringnya dan relaksasinya.

(Mucthar. Rustam 1998)

Page 8: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 8/45

Page 9: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 9/45

Page 10: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 10/45

10

 berhubungan dengan solutio plasenta, penggunaan oksitosin yang

 berlebihan, disproporsi sefalopelvik dan malpresentasi janin (DeCherney,

2007). 

b.  I ncoordinate uteri ne action

Tonus uterus otot meningkat, juga di luar his, dan kontraksinya tidak

 berlangsung seperti biasa karena tidak ada sinkronisasi antara kontraksi

 bagian-bagiannya. Tidak adanya koordinasi antara kontraksi bagian atas,

tengah dan bawah menyebabkan his tidak efisien dalam mengadakan

 pembukaan. Di samping itu tonus otot uterus yang meningkat menyebabkan

rasa nyeri yang lebih keras dan lama bagi ibu dan menyebabkan hipoksia

dalam janin. His jenis ini juga disebut sebagai uncoordinated hypertonic

uterine contraction. Kadang-kadang dalam persalinan lama dengan ketuban

yang sudah lama pecah, kelainan his ini menyebabkan spamus sirkuler

setempat, sehingga terjadi penyempitan kavum uteri pada tempat itu. Ini

dinamakan lingkaran kontraksi atau lingkaran konstriksi (Winkjosastro et al ,

2006).

Secara teoritis lingkaran ini dapat terjadi dimana-mana, akan tetapi

 biasanya ditemukan pada batas antara bagian atas dan bagian segmen uterus.

Lingkaran konstriksi tidak dapat diketahui dengan pemeriksaan dalam,

kecuali pembukaan sudah lengkap, sehingga tangan dapat dimasukkan ke

dalam kavum uteri. Oleh sebab itu jika pembukaan belum lengkap, biasanya

tidak mungkin mengenal kelainan ini dengan pasti. Adakalanya persalinan

tidak maju karena kelainan pada serviks yang dinamakan distosia servikalis.

Kelainan ini bisa primer atau sekunder. Distosia servikalis dinamakan primer

kalau serviks tidak membuka karena tidak mengadakan relaksasi

 berhubungan dengan incoordinate uterin action. Penderita biasanya seorang

 primigravida. Kala I menjadi lama, dan dapat diraba jalan serviks yang kaku.

Kalau keadaan ini dibiarkan, maka tekanan kepala uterus terus menerus akan

menyebabkan nekrosis jaringan serviks dan dapat mengakibatkan lepasnya

Page 11: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 11/45

11

 bagian tengah serviks secara sirkuler. Distosia servikalis sekunder

disebabkan oleh kelainan organik pada serviks, misalnya karena jaringan

 parut atau karena karsinoma. Dengan his kuat serviks bisa robek, dan

robekan ini dapat menjalar kebagian bawah uterus. Oleh karena itu setiap

wanita yang pernah mengalami operasi pada serviks, selalu diawasi

 persalinannya di rumah sakit (Winkjosastro et al , 2006).

2.3.2 Faktor Janin

1.  Posisi Oksipitalis Posterior Persisten (POPP)

a) 

Definisi

Secara normal pada presentasi belakang kepala, kepala yang pertama

sampai kedasar panggul adalah bagian oksiput, sehingga oksiput berputar

kedepan karena panggul luas didepan, pada POPP, oksiput ini tidak berputar

kedepan sehingga tetap dibelakang (Cuningham et al , 2010). 

b) Etiologi

POPP ini dapat disebabkan karena beberapa hal, diantaranya bentuk

 panggul antropoid, panggul android karena memiliki segmen depan yang

sempit, otot panggul yang sudah lembek biasanya hal ini terjadi pada

multipara, dan karena kepala janin yang kecil dan bulat (Crowin, 2009). 

c) Penatalaksanaan

Proses persalinan pada kasus POPP ini apabila dengan presentasi

kepala dan panggung longgar, maka dapat dilahirkan dengan spontan namun

dengan proses yang lama sehingga perlu adanya pengawasan ketat dengan

harapan janin dapat dilahirkan spontan pervaginam. Tindakan baru

dilakukan apabila kala II terlalu lama atau adanya tanda-tanda kegawatan

 pada janin. Pada persalinan dapat terjadi robekan perineum yang teratur atau

ekstensi dari episiotomi karena mekanisme persalinan pervaginam pada

POPP yaitu ketika kepala sudah sampai pada dasar panggul, ubun-ubun

 besar dibawah symphisis sebagai hipomoklion oksiput lahir melewati

Page 12: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 12/45

12

 perineum, jalan lahir dengan Sirkum Farensia Frontooksipitalis lebih besar

dari Sirkum Suboksipito Bregmatika sehingga kerusakan perineum atau

vagina lebih luas. Sebelumnya periksa ketuban pasien, apabila masih intake

maka pecahkan terlebih dahulu ketubannya, apabila penurunan kepala sudah

lebih dari 3/5 diatas PAP atau diatas 2 maka sebagiknya dilakukan seksio

sesaria, apabila pembukaan serviks belum lengkap dan tidak ada tanda

obstruksi maka diberikan oksitosin drip, bila pembukaan lengkap dan tidak

ada kemajuan pada fase pengeluaran, dipastikan kembali tidak adanya

obstruksi kemudian apabila tidak ada tanda obstruksi diberikan oksitosin

drip, namun bila pembukaan lengkap dan kepala masuk tidak kurang dari 1/5

PAP atau pada kala II bila kepala turun sampai dengan Hodge III dan atau

UUK lintang sudah dipimpin namun tak ada kemajuan sehingga

menyebabkan deep transvered arrest maka dilakukan vacum ekstraksi atau

forceps, namun apabila ada tanda obstruksi serta gawat janin maka akhiri

kehamilan dengan seksio sesaria (Cuningham et al , 2005).

Prognosis persalinan dengan POPP ini persalinan menjadi lebih lama

dan kerusakan jalan lahir lebih besar, selain itu kematian perinatal lebih

 besar pada POPP dari pada presentasi kepala dengan UUK di bagian depan

(Cuningham et al , 2005). 

2.  Presentasi Puncak Kepala

a) Definisi

Presentasi puncak kepala adalah keadaan dimana puncak kepala janin

merupakan bagian terendah, hal ini terjadi apabila derajat defleksinya ringan

atau kepala dengan defleksi/ekstensi minimal dengan sinsiput merupakan

 bagian terendah. Presentasi puncak kepala adalah bagian terbawah janin

yaitu puncak kepala, pada pemeriksaan dalam teraba UUB yang paling

rendah, dan UUB sudah berputar ke depan (Muchtar, 2002).

Pada umumnya presentasi puncak kepala merupakan kedudukan

sementara yang kemudian berubah menjadi presentasi belakang kepala.

Page 13: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 13/45

Page 14: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 14/45

14

d) Penatalaksaan

Mekanisme persalinan pada presentasi puncak kepala, putaran paksi

dalam ubun-ubun besar (UUB) berputar ke simfisis, UUB lahir kemudian

dengan glabella sebagai hipomoglion, kepala fleksi sehingga lahirlah oksiput

melalui peineum. Lingkaran kepala yang melewati panggul adalah circum

fronto-occiput sebesar kurang lebih 34cm, oleh karena itu partus akan

 berlangsung lebih lama dibandingkan dengan persalinan normal dimana

diameter yang melewati panggul adalah cirkum suboksipitobregmatikus

(32cm). Kepala masuk panggul paling sering pada diameter transversa PAP.

Kepala turun perlahan-lahan, dengan ubun-ubun kecil dan dahi sama

tingginya (tidak ada fleksi maupun ekstensi) dan dengan sutura sagitalis

 pada diameter transversa panggul, sampai puncak kepala mencapai dasar

 panggul. Sampai di sini ada beberapa kemungkinan penyelesaiannya, sering

kali kepala mengadakan fleksi, ubun-ubun kecil (UUK) berputar ke depan

dan kelahiran terjadi dengan kedudukan occipitoanterior, atau kepala

mungkin tertahan pada diameter transverse panggul, diperlukan pertolongan

operatif untuk deep transverse arrest, atau pada keadaan kepala mungkin

 berputar ke belakang dengan atau tanpa fleksi, UUK menuju ke lengkung

sacrum dan dahi ke pubis, mekanisme pada kondisi ini adalah kedudukan

UUK belakang menetap dan kelahiran dapat spontan atau dengan seksio

sesaria (Cuningham et al , 2005).

Presentasi puncak kepala dapat ditunggu hingga memungkinkan

kelahiran spontan, namun bila 1 jam dipimpin mengejan bayi tidak lahir dan

kepala bayi sudah didasar panggul maka dilakukan ekstraksi forceps,

umunya persalinan pada presentasi puncak kepala dilakukan episiotomi

(Winkjosastro et al , 2006).

Prognosis pada persalinan ini cukup baik baik bagi ibu maupun bagi

 janin meskipun sedikit lebih lama dan lebih sukar daripada persalinan

Page 15: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 15/45

15

normal. Umumnya terjadi fleksi dan melanjut ke persalinan normal

(Winkjosastro et al , 2006).

3.  Presentasi Muka

a) Definisi

Pada presentasi muka, kedudukan kepala mengalami defleksi

maksimal, sehingga oksiput tertekan pada punggung dan muka merupakan

 bagian terendah menghadap ke bawah. Presentasi muka dikatakan primer

apabila sudah terjadi sejak masa kehamilan sedangkan presentasi muka

sekunder apabila terjadi saat persalinan (Cuningham et al , 2005).

Pada presentasi muka, kepala berada dalam posisi hiperekstensi

sehingga oksiput menempel pada punggung bayi dan dagu (mentum)

menjadi bagian terbawah janin. Muka janin dapat tampil sebagai dahu

anterior atau posterior, relatif terhadap simfisis pubis. Pada janin aterm,

kemajuan persalinan biasanya terhalang oleh presentasi muka mentum

 posterior atau dagu belakang karena dahi janin akan tertekan untuk

membuka jalan lahir. Posisi ini menghambat fleksi kepala janin yang

diperlukan untuk membuka jalan lahir. Namun berlawanan dengan hal ini,

fleksi kepala dan partus pervaginam sering dijumpai pada presentasi dagu

depan, banyak presentasi dagu posterior yang berubah spontan menjadi

 presentasi dagu depan bahkan pada akhir persalinan (Cuningham et al ,

2005).

b) Etiologi

Presentasi muka umumnya terjadi karena keadaan-keadaan yang

memaksa terjadinya defleksi kepala atau karena keadaan yang menghalangi

terjadinya fleksi kepala. Oleh karena itu presentasi muka dapat ditemukan

 pada kondisi panggul sempit atau janin besar. Pada multiparitas dan perut

gantung juga merupakan faktor yang memudahkan terjadinya presentasi

muka. Selain itu juga kondisi kelainan janin seperti anencephalus dan pada

tumor leher dapat mengakibatkan presentasi muka (Crowin, 2009).

Page 16: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 16/45

16

c) Diagnosis

Diagnosis presentasi muka tubuh janin berada dalam keadaan ekstensi

sehingga pada periksa luar didapatkan dada teraba seperti punggung, bagian

 belakang kepala berlawanan dengan dada, bagian dada ada bagian kecil dan

DJJ terdengan lebih jelas. Sedangkan pada periksa dalam, teraba dagu,

mulut, hidung, tepi orbita, bila ada caput maka sulit dibedakan dengan

 bokong, apabila ragu, maka sebaiknya dilakukan pemeriksaan radiologis ,

rontgen atau MRI (Cuningham et al , 2005).

d) Penatalaksaan

Proses persalinan presentasi muka kepala turun dengan sirkumfarensia

trakelo parietalis dengan dagu lintang atau miring, setelah muka sampai

dasar panggul terjadi putaran paksi dalam, dagu ke depan di bawah arkus

 pubis, kemudian dengan submentum menjadi hipomoklion kepala lahir

dengan fleksi sampai dahi, UUB, belakang kepala lewati perineum,

kemudian putaran paksi luar dan badan lahir. Terkadang dagu tidak dapat

diputar ke depan, posisi ini merupakan mentoposterior persistens maka pada

situasi ini dilakukan seksio sesaria (Winkjosastro et al , 2006).

Pada kondisi dagu belakang prognosis persalinan kurang baik dan

tidak dapat pervaginam, kematian perinatal pada presentasi muka pencapai

2,5 hingga 5%. Apabila pada kondisi presentasi muka tidak disertai CPD dan

 posisi dagu depan maka dilahirkan secara spontan. Dagu belakang memiliki

kesempatan berputar menjadi dagu depan bila kala II posisi mentoposterior

 persistens, dagu diputar kedepan, bila berhasil maka lahirkan secara spontan

dan apabila gagal maka dilakukan seksio sesaria (Winkjosastro et al , 2006).

Presentasi muka dapat dicoba diubah menjadi prsentasi belakang

kepala dengan cara tangan dimasukkan ke vagina, tekan bagian muka dan

dagu keatas, apabila tidak berhasil lakukan dengan perasat THORN, bagian

 belakang kepala dipegang dengan tangan yang masuk vagina kemudian tarik

kebawah tangan yang lain tekan dada dari luar. Hal ini dilakukan dengan

Page 17: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 17/45

17

syarat dagu belakang dan kepala belum turun. Indikasi persalinan dengan

seksio sesaria pada presentasi muka yaitu posisi mentoposterior persistence

dan panggul sempit (Muchtar, 2002).

4.  Presentasi Dahi

a) Definisi

Presentasi dahi pada umumnya merupakan kedudukan sementara,

 posisi ini dapat berubah menjadi presentasi belakang kepala atau presentasi

muka, kejaidan presentasi dahi ini 1:400 (Winkjosastro et al , 2006).

b) Etiologi

Etiologi atau penyebab terjadinya presentasi dahi adalah presentasi

muka (Winkjosastro et al , 2006). 

c) Diagnosis

Diagnosis presentasi dahi berdasarkan pemeriksaan luar seperti pada

 presentasi muka namun bagian belakang kepala tidak begitu menonjol, DJJ

akan jelas terdengar pada bagian dada. Pemeriksaan dalam akan teraba

sutura frontalis, ujung yang satu akan teraba UUB dan ujung yang lainnya

akan teraba pangkal hidung dan tepi orbita (Winkjosastro et al , 2006).

d) Penatalaksaan

Persalinan pada presentasi dahi, apabila terjadi defleksi lagi dan

 berubah menjadi presentasi muka maka persalinan menjadi lama dan hanya

15% lewat persalinan spontan. Kematian perinatal pada presentasi muka

sebesar 20% (Cuningham et al , 2005).

Prognosis persalinan dengan presentasi dahi ditentukan oleh janinnya,

 jika janin kecil maka persalinan mungkin terjadi spontan karena bisa jadi

 janin berubah menjadi presentasi belakang kepala atau presentasi muka,

namun jika janin berat atau besarnya normal maka persalinan tidak dapat

 pervaginam sehingga dilakukan seksio sesaria oleh karena sirkumfarensia

maksilo parietalis lebih besar dari lingkaran pintu atas panggul. Pada kala I

Page 18: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 18/45

18

 persalinan dilakukan prasat THORN, apabila gagal maka janin tetap

dilahirkan perabdominam yaitu seksio sesaria (Cuningham et al , 2005). 

5.  Letak Sungsang

a) Definisi

Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang

dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum

uteri. Tipe letak sungsang yaitu: Frank breech (50-70%) yaitu kedua tungkai

fleksi ; Complete breech (5-10%) yaitu tungkai atas lurus keatas, tungkai

 bawah ekstensi ;  Footling (10-30%) yaitu satu atau kedua tungkai atas

ekstensi, presentasi kaki (Cunningham, 2005). 

b) Etiologi

Faktor predisposisi dari letak sungsang adalah prematuritas,

abnormalitas uterus (malformasi, fibroid), abnormalitas janin (malformasi

CNS, massa pada leher, aneploid), overdistensi uterus (kehamilan ganda,

 polihidramnion), multipara dengan berkurangnya kekuatan otot uterus, dan

obstruksi pelvis (plasenta previa, myoma, tumor pelvis lain). Dengan

 pemeriksaan USG, prevalensi letak sungsang tinggi pada implantasi plasenta

 pada cornu-fundal . Lebih dari 50 % kasus tidak ditemukan faktor yang

menyebabkan terjadinya letak sungsang (Schiara et al , 1997). 

c) Diagnosis

Diagnosis letak bokong dapat ditentukan dengan persepsi gerakan

 janin oleh ibu, pemeriksaan Leopold, auskultasi denyut jantung janin di atas

umbilikus, pemeriksaan dalam, USG dan Foto sinar-X (Schiara et al , 1997). 

d) Penatalaksanaan

Untuk memilih jenis persalinan pada letak sungsang Zatuchni dan

Andros telah membuat suatu indeks prognosis untuk menilai apakah

 persalinan dapat dilahirkan pervaginam atau perabdominan. Jika nilai kurang

atau sama dengan 3 dilakukan persalinan perabdominan, jika nilai 4

dilakukan evaluasi kembali secara cermat, khususnya berat badan janin; bila

Page 19: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 19/45

19

nilai tetap dapat dilahirkan pervaginam, jika nilai lebih dari 5 dilahirkan

 pervaginam (Setjalilakusuma, 2000). ALARM memberikan kriteria seleksi

untuk partus pervaginam yaitu jenis letak sungsang adalah frank atau bokong

komplit, kepala fetus tidak hiperekstensi dan taksiran berat janin 2500-3600

gram serta tindakan augmentasi dan induksi persalinan diperbolehkan pada

 janin letak sungsang (Wiknjosastro, 2005).

Zatuchni dan Andros telah membuat suatu indeks prognosis untuk

menilai lebih tepat apakah persalinan dapat dilahirkan pervaginam atau

 perabdominan, sebagai berikut (Cunningham, 2005).

0 1 2

Paritas Primigravida Multigravida

Umur

Kehamilan

>39 minggu 38 minggu < 37 minggu

Taksiran

 berat janin

>3630 gr 3629 gr -3176 gr < 3176 gr

Pernah

letaksungsang

Tidak 1x >2x

Pembukaanserviks <2 cm 3 cm >4cm

Station <3 <2 1 atau lebihrendah

Arti nilai :

< 3 : persalinan perabdomen

4 : evaluasi kembali secara cermat, khususnya berat badan janin bila

nilainya tetap maka dapat dilahirkan pervaginam

> 5 : dilahirkan pervaginam

Prosedur persalinan sungsang secara spontan :

a. Tahap lambat : mulai lahirnya bokong sampai pusar merupakan fase yang

tidak berbahaya.

Page 20: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 20/45

20

 b. Tahap cepat : dari lahirnya pusar sampai mulut, pada fase ini kepala janin

masuk PAP, sehingga kemungkinan tali pusat terjepit.

c. Tahap lama : lahirnya mulut sampai seluruh bagian kepala, kepala keluar

dari ruangan yang bertekanan tinggi (uterus) ke dunia luar yang tekanannya

lebih rendah sehingga kepala harus dilahirkan perlahan-lahan untuk

menghindari pendarahan intrakranial (adanya tentorium cerebellum).

Teknik persalinan

a.  Persiapan ibu, janin, penolong dan alat yaitu cunam piper.

 b.  Ibu tidur dalam posisi litotomi, penolong berdiri di depan vulva saat

 bokong mulai membuka vulva, disuntikkan 2-5 unit oksitosin

intramuskulus. Dilakukan episiotomi.

c.  Segera setelah bokong lahir, bokong dicengkram dengan cara Bracht, yaitu

kedua ibu jari penolong sejajar sumbu panjang paha, sedangkan jari-jari

lain memegang panggul. Saat tali pusat lahir dan tampak teregang, tali

 pusat dikendorkan terlebih dahulu.

d.  Penolong melakukan hiperlordosis badan janin untuk menutupi gerakan

rotasi anterior, yaitu punggung janin didekatkan ke perut ibu, gerakan ini

disesuaikan dengan gaya berat badan janin. Bersamaan dengan

hiperlordosis, seorang asisten melakukan ekspresi kristeller . Maksudnya

agar tenaga mengejan lebih kuat sehingga fase cepat dapat diselesaikan.

Menjaga kepala janin tetap dalam posisi fleksi, dan menghindari ruang

kosong antara fundus uterus dan kepala janin, sehingga tidak teradi lengan

menjungkit.

e.  Dengan gerakan hiperlordosis, berturut-turut lahir pusar, perut, bahu,

lengan, dagu, mulut dan akhirnya seluruh kepala.

f.  Janin yang baru lahir diletakkan diperut ibu.

Prosedur manual aid ( partial breech extraction) :

Indikasi : jika persalinan secara bracht mengalami kegagalan misalnya terjadi

kemacetan saat melahirkan bahu atau kepala.

Page 21: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 21/45

21

Tahapan :

a.  Lahirnya bokong sampai pusar yang dilahirkan dengan tenaga ibu sendiri.

 b.  Lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong dengan cara

klasik ( Deventer ) , Mueller, Louvset, Bickenbach.

c.  Lahirnya kepala dengan cara  Mauriceau (Veit Smellie) , Wajouk, Wid and

 Martin Winctel, Prague Terbalik, Cunan Piper . 

Cara klasik :

a.  Prinsip-prinsip melahirkan lengan belakang lebih dahulu karena lengan

 belakang berada di ruangan yang lebih besar (sacrum), baru kemudian

melahirkan lengan depan di bawah simpisis tetapi jika lengan depan sulit

dilahirkan maka lengan depan diputar menjadi lengan belakang, yaitu

dengan memutar gelang bahu ke arah belakang dan kemudian lengan

 belakang dilahirkan.

 b.  Kedua kaki janin dilahirkan dan tangan kanan menolong pada pergelangan

kakinya dan dielevasi ke atau sejauh mungkin sehingga perut janin

mendekati perut ibu.

c.  Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong dimasukkan ke dalam jalan

lahir dan dengan jari tengah dan telunjuk menelusuri bahu janin sampai

 fossa cubiti kemudian lengan bawah dilahirkan dengan gerakan seolah-olah

lengan bawah mengusap muka janin.

d.  Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki janin

diganti dengan tangan kanan penolong dan ditarik curam ke bawah

sehingga punggung janin mendekati punggung ibu.

e. 

Dengan cara yang sama lengan depan dilahirkan.

f.  Jika lengan depan sukar dilahirkan, maka harus diputar menjadi lengan

 belakang. Gelang bahu dan lengan yang sudah lahir dicengkram dengan

kedua tangan penolong sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari tangan

 penolong terletak di punggung dan sejajar dengan sumbu badan janin

Page 22: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 22/45

22

sedang jari-jari lain mencengkram dada. Putaran diarahkan ke perut dan

dada janin sehingga lengan depan terletak di belakang kemudian lengan

dilahirkan dengan cara yang sama.

Cara Mueller

a.  Prinsipnya : melahirkan bahu dan lengan depan lebih dahulu dengan

ekstraksi, baru kemudian melahirkan bahu dan lengan belakang.

 b.  Bokong janin dipegang secara femuro-pelviks, yaitu kedua ibu jari

 penolong diletakkan sejajar  spina sacralis media dan jari telunjuk pada

crista illiaca dan jari-jari lain mencengkram paha bagian depan. Badan

 janin ditarik curam ke bawah sejauh mungkin sampai bahu depan tampak

dibawah simpisis, dan lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan di

 bawahnya.

c.  Setelah bahu depan dan lengan depan lahir, maka badan janin yang masih

dipegang secara femuro-pelviks ditarik ke atas sampai bahu ke belakang

lahir. Bila bahu belakang tak lahir dengan sendirinya, maka lengan

 belakang dilahirkan dengan mengait lengan bawah dengan kedua jari

 penolong.

Cara louvset :

a.  Prinsipnya : memutar badan janin dalam setengah lingkaran bolak-balik

sambil dilakukan traksi awam ke bawah sehingga bahu yang sebelumnya

 berada dibelakang akhirnya lahir dibawah simpisis.

 b.  Badan janin dipegang secara femuro-pelviks dan sambil dilakukan traksi

curam ke bawah, badan janin diputar setengah lingkaran, sehingga bahu

 belakang menjadi bahu depan. Kemudian sambil dilakukan traksi, badan

 janin diputar lagi ke arah yang berlawanan setengah lingkaran. Demikian

seterusnya bolak-balik sehingga bahu belakang tampak di bawah simpisis

dan lengan dapat dilahirkan.

Cara Mauriceau (Veit-Smellie) :

Page 23: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 23/45

23

a.  Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin dimasukkan ke dalam

 jalan lahir. Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk dan

 jari ke 4 mencengkram  fossa kanina, sedangkan jari lain mencengkeram

leher. Badan anak diletakkan di atas lengan bawah penolong, seolah-olah

 janin menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari ke 3 penolong yang lain

mencengkeram leher janin dari arah punggung.

 b.  Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke bawah sambil

seorang asisten melakukan ekspresi kristeller . Tenaga tarikan terutama

dilakukan oleh tangan penolong yang mencengkeram leher janin dari arah

 punggung. Jika suboksiput tampak di bawah simpisis, kepala janin

diekspasi ke atas dengan suboksiput sebagai hipomoklion sehingga

 berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung, mata, dahi, ubun-ubun besar dan

akhirnya lahir seluruh kepala janin.

Cara cunam piper :

Pemasangan cunam pada after coming head tekniknya sama dengan

 pemasangan lengan pada letak belakang kepala. Hanya pada kasus ini, cunam

dimasukkan pada arah bawah, yaitu sejajar pelipatan paha belakang. Hanya

 pada kasus ini cunam dimasukkan dari arah bawah, yaitu sejajar pelipatan

 paha belakang. Setelah suboksiput tampak dibawah simpisis, maka cunam

dielevasi ke atas dan dengan suboksiput sebagai hipomoklion berturut-turut

lahir dagu, mulut, muka, dahi dan akhirnya seluruh kepala lahir.

6.  Letak Lintang

a) Definisi

Letak lintang adalah bila dalam kehamilan atau dalam persalinan

sumbu panjang janin melintang terhadap sumbu panjang ibu (termasuk di

dalamnya bila janin dalam posisi oblique). Letak lintang kasep adalah letak

lintang kepala janin tidak dapat didorong ke atas tanpa merobekkan uterus

(Winkjosastro et al , 2006). Letak lintang dapat dibagi menjadi 2 macam,

yang dibagi berdasarkan:

Page 24: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 24/45

Page 25: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 25/45

25

4) Pemeriksaan dalam (vaginal toucher )

Teraba tulang iga, skapula, dan kalau tangan menumbung teraba tangan.

Untuk menentukan tangan kanan atau kiri lakukan dengan cara

 bersalaman.

Teraba bahu dan ketiak yang bisa menutup ke kanan atau ke kiri. Bila

kepala terletak di kiri, ketiak menutup ke kiri.

Letak punggung ditentukan dengan adanya skapula, letak dada dengan

klavikula.

Pemeriksaan dalam agak sukar dilakukan bila pembukaan kecil dan

ketuban intak, namun pada letak lintang biasanya ketuban cepat pecah.

d) Penatalaksanaan

Pada permulaan persalinan dalam letak lintang, pintu atas panggung

tidak tertutup oleh bagian bawah anak seperti pada letak memanjang. Oleh

karena itu seringkali ketuban sudah lebih dulu pecah sebelum pembukaan

lengkap atau hampir lengkap. Setelah ketuban pecah, maka tidak ada lagi

tekanan pada bagian bawah, sehingga persalinan berlangsung lebih lama. His

 berperan dalam meluaskan pembukaan, selain itu dengan kontraksi yang

semakin kuat, maka anak makin terdorong ke bawah. Akibatnya tubuh anak

menjadi membengkok sedikit, terutama pada bagian yang mudah

membengkok, yaitu di daerah tulang leher. Ini pun disebabkan karena

 biasnaya ketuban sudah lekas pecah dan karena tak ada lagi air ketuban,

maka dinding uterus lebih menekan anak di dalam uterus. Dengan demikian

 bagian anak yang lebih rendah akan masuk lebih dulu ke dalam pintu atas

 panggul, yaitu bahu anak. Karena pada letak lintang pintu atas panggul tidak

 begitu tertutup, maka tali pusat seringkali menumbung, dan ini akan

memperburuk keadaan janin.

Bila pembukaan telah lengkap, ini pada awalnya tidak begitu jelas

tampaknya. Karena tidak ada tekanan dari atas oleh bagian anak pada

lingkaran pembukaan, makan lingkaran ini tidak dapat lenyap sama sekali,

Page 26: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 26/45

26

senantiasa masih berasa pinggirnya seperti suatu corong yang lembut.

Penting untuk diketahui, bahwa tidak ada pembukaan yang benar-benar

lengkap pada letak lintang seperti halnya pembukaan lengkap pada letak

memanjang.

Tandanya pembukaan itu sudah lengkap adalah lingkaran pembukaan

itu mudah dilalui oleh kepalan tangan pemeriksa, sedangkan pada

 pembukaan yang belum lengkap, kepalan tangan pemeriksa sukar untuk

memasuki lingkaran tersebut. Lain halnya dengan letak memanjang, pada

letak lintang setelah pembukaan lengkap, karena his dan tenaga mengejan,

 badan anak tidak dapat dikeluarkan dari rongga uterus, akan tetapi sebagian

 besar masih di dalam uterus, meskipun tubuh anak menjadi semakin

membengkok.. Jika ini terjadi terus menerus, maka akan terjadi suatu letak

lintang kasep, dimana tubuh anak tidak dapat lagi didorong ke atas. Letak

lintang kasep terjadi bukanlah karena lamanya persalinan, namun faktor

yang penting ialah karena faktor kuatnya his. Pada letak lintang kasep,

 biasanya anak telah mati, yang disebabkan karena kompresi pada tali pusat,

 perdarahan pada plasenta, ataupun cedera organ dalam karena tubuh anak

terkompresi dan membengkok.

7.  Kehamilan Multipel

a) Definisi

Kehamilan kembar atau kehamilan multipel ialah suatu kehamilan

dengan dua janin atau lebih. Kehamilan multipel dapat berupa kehamilan

ganda atau gemelli (2 janin), triplet ( 3 janin ), kuadruplet ( 4 janin ),

Quintiplet ( 5 janin ) dan seterusnya (Cunningham, 2005).

b) Etiologi

Terjadinya kehamilan kembar atau multipel umumnya disebabkan oleh

adanya pembuahan satu atau lebih ovum yang berbeda. Pada kehamilan

ganda sepertiganya berasal dari satu ovum yang mengalami pembuahan

Page 27: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 27/45

27

kemudian membelah menjadi dua struktur yang serupa. Faktor-faktor lain

yang mempengaruhi terjadinya kehamilan multipel antara lain (Cunningham,

2005) : 

1) Ras

Kehamilan multipel terjadi pada 1 dari 100 kehamilan pada orang kulit

 putih dan 1 dari 80 kehamilan pada orang kulit hitam.

2) Hereditas

Memiliki riwayat keturunan dari ibu lebih banyak mempengaruhi

dibanding riwayat keturunan dari ayah.

3) 

Usia ibu dan paritas

Kehamilan multijanin umunya terjadi pada ibu dengan usia mulai dari

 pubertas hingga usia 37 tahun karena adanya aktivitas ovulasi ganda yang

cukup tinggi pada usia reproduksi aktif yang dipengaruhi oleh

 peningkatan kadar hormon FSH. Kehamilan multipel lebih sering terjadi

 pada ibu nullipara dibandingkan dengan ibu yang sudah pernah

melahirkan sebelumnya.

4) Faktor Gizi

Kehamilan kembar 20 sampai 30 persen lebih sering terjadi pada ibu yang

memiliki ukuran lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan dengan ibu

yang memiliki ukuran tubuh yang lebih pendek dan kecil. Selain itu

tingginya asupan gizi sebelum kehamilan dan suplementasi asam folat

 perikonsepsi dapat meningkatkan terjadinya kehamilan kembar.

5) Terapi Kesuburan

Induksi ovulasi dengan menggunakan obat-obatan hormonal

gonadotropin dapat meningkatkan terjadinya kehamilan multipel karena

adanya peningkatan secara mendadak hormon gonadotropin dapat

memicu adanya ovulasi ganda.

Page 28: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 28/45

28

c) Diagnosis

Penegakan diagnosa pada kehamilan kembar dapat ditegakkan melalui

anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang (Cunningham,

2005).

1) Anamnesis

Anamnesis yang dibutuhkan dalam menegakkan diagnosis kehamilan

kembar adalah riwayat adanya kehamilan kembar sebelumnya atau

keturunan kembar dalam keluarga, telah mendapat pengobatan infertilitas,

adanya uterus yang cepat membesar dari amenorea, gerakan janin yang

terlalu sering dan adanya penambahan berat badan ibu menyolok yang

tidak disebabkan obesitas atau edema (Cunningham, 2005).

2) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan palpasi abdomen didapatkan adanya dua kepala janin yang

 berada di kuadram uterus yang berbeda, banyak didapatkan bagian bagian

kecil janin, teraba dua atau lebih bagian besar, dan teraba dua ballotemen.

Tinggi fundus uteri lebih besar dari kehamilan pada umumnya. Denyut

 jantung janin yang terdengar lebih dari satu di tempat yang berbeda

dengan perbedaan 10 atau lebih (Cunningham, 2005).

3) Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan USG dapat menunjukkan adanya 2 bayangan janin atau

lebih dengan 1 atau lebih kantong amnion. Diagnosis menggunakan USG

yang dilakukan pada trimester pertama masih sulit untuk mendiagnosis

 jumlah janin pada uterus, jumlah kantong gestasional yang terlihat, dan

 posisi dari janin di dalam uterus (Cunningham, 2005).

d) 

Penatalaksanaan

Penyulit dalam persalinan pada kehamilan kembar diantaranya

 persalinan preterm, disfungsi uterus, kelainan presentasi, prolaps tali pusat,

dan perdarahan post partum. Sepanjang persalinan pasien harus sudah

diberikan infus dengan cairan RL, penyediaan transfusi darah, ampisilin 2

Page 29: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 29/45

29

gram untuk pencegahan infeksi, dan disiapkannya alat USG untuk

mengevaluasi setelah janin pertama lahir. Sebagian besar janin kembar

dalam presentasi kepala-kepala, kepala-bokong, bokong-bokong, kepala-

melintang, dan lain-lain. Presentasi kepala-kepala merupakan presentasi

 paling stabil selama persalinan dan memungkinkan untuk terjadinya

 persalinan pervaginam. Apabila presentasi janin pertama bokong , dapat

menyebabkan terjadinya penyulit dalam persalinan apabila janin terlalu

 besar, janin terlalu kecil, adanya prolapsus tali pusat. Apabila ditemui

keadaan seperti ini sebaiknya dilakukan persalinan per abdominam

(Cunningham, 2005).

8.  Makrosomia (Distosia Bahu)

a) Definisi

Makrosomia dimana janin diperkirakan memiliki berat > 4000 gram.

Faktor resiko terjadinya makrosomia yaitu riwayat melahirkan bayi besar

sebelumnya, obesitas pada ibu, multiparitas, kehamilan postterm, dan ibu

dengan diabetes mellitus. Makrosomia dapat menyebabkan terjadinya

 penyulit pada persalinan diantaranya distosia bahu dan chepalo pelvic

disproportion (CPD) (Cunningham, 2005).

Distosia bahu adalah suatu keadaan dimana diperlukannya tambahan

manuver obstetrik oleh karena terjadi impaksi bahu depan diatas simphisis

sehingga dengan tarikan ke arah belakang pada kepala bayi tidak bisa untuk

melahirkan bayi (Prawirohardjo, 2009).

b) Etiologi

Penyebab terjadinya distosia bahu antara lain :

1) 

Makrosomia ( bayi yang dikandung oleh seorang ibu dengan diabetes

mellitus, obesitas, dan kehamilan postterm).

2) Kelainan bentuk panggul.

3) Kegagalan bahu untuk melipat kedalam panggul.

c) Diagnosis

Page 30: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 30/45

30

Penegakan diagnosis pada kondisi terjadinya persalinan dengan

distosia bahu antara lain (Prawirohardjo, 2009) : 

1) Kepala janin telah lahir namun masih menekan vulva dengan kencang.

2) Dagu tertarik dan menekan perineum.

3) Turtle sign : suatu keadaan dimana kepala sudah dilahirkan gagal

melakukan putaran paksi luar dan tertahan akibat adanya tarikan yang

terjadi antara bahu posterior dengan kepala.

4) Traksi pada kepala tidak berhasil melahirkan bahu.

d) Penatalaksanaan

Penanganan persalinan dengan distosia bahu dikenal dengan

“ALARM“ (Ask for help, Lift the legs and buttocks, Anterior shoulder

disimpaction, Rotation of posterior shoulder, Manual remover posterior

arm). 

1) Ask for help

Meminta bantuan asisten untuk melakukan pertolongan persalinan.

2) Lift the legs and buttocks

Melakukan manuver McRoberts yang dimulai dengan memposisikan ibu

dalam posisi McRoberts yaitu ibu terlentang, memfleksikan kedua paha

sehingga posisi lutut menjadi sedekat mungkin dengan dada, dan

merotasikan kedua kaki ke arah luar. Manuver ini dapat menyebabkan

terjadinya pelurusan relatif dari sakrum terhadap vertebra lumbal disertai

dengan rotasi simphisis phubis ke arah kepala ibu serta pengurangan

sudut kemiringan panggul. Mintalah asisten untuk melakukan penekanan

suprasimphisis ke arah posterior menggunakan pangkal tangan (Manuver

Massanti). Penekanan ini bertujuan untuk menekan bahu anterior agar

mau masuk ke simphisis. Sementara itu lakukanlah tarikan pada kepala

 janin ke arah posterokaudal (Cunningham, 2005).

Page 31: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 31/45

31

3) Anterior shoulder disimpaction

Melakukan disimpaksi bahu depan dengan menggunakan dua cara yaitu

eksternal dan internal. Disimpaksi bahu depan secara eksternal dapat

dilakukan dengan menggunakan manuver massanti, sedangkan

disimpaksi bahu depan secara internal dapat dilakukan dengan

menggunakan manuver rubin. Manuver Rubin dilakukan dengan cara

(masih dalam manuver McRoberts) masukkan tangan pada bagian

 posterior vagina, tekanlah daerah ketiak bayi sehingga bahu berputar

menjadi posisi obliq atau transversa dan dengan bantuan penekanan

simphisis maka akan membuat bahu bayi semakin abduksi sehingga

diameternya mengecil (Prawirohardjo, 2009).

4) R otation of posterior shoulder

Melakukan rotasi bahu belakang dengan manuver Woods. Manuver ini

dilakukan dengan cara memasukkan tangan penolong sesuai dengan

 punggung bayi (jika punggung kanan gunakan tangan kanan, dan

sebaliknya) ke vagina dan diletakkan di belakang bahu janin. Bahu

kemudian diputar 180 derajat ke anterior dengan gerakan seperti

membuka tutup botol (Cunningham, 2005).

Page 32: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 32/45

32

5) Manual remover posterior arm

Pelahiran bahu belakang secara manual dapat dilakukan dengan

menggunakan manuver Shwartz. Manuver ini dilakukan dengan cara

memasukkan tangan ke vagina sepanjang humerus posterior janin yang

dipisahkan ketika lengan disapukan ke arah dada, namun tetap terfleksi

 pada siku. Tangan janin digenggam dan ditarik sepanjang sisi wajah dan

kemudian lengan belakang dilahirkan dari vagina (Cunningham, 2005).

Page 33: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 33/45

Page 34: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 34/45

34

1) Pada letak kepala dapat ditemukan kepala lebih besar dari biasanya

sehingga menonjol diatas simphisis.

2) Djj terletak lebih tinggi dari biasanya.

3) Pada pemeriksaan VT dapat diraba adanya sutura dan ubun-ubun yang

melebar tegang dan tulang kepala tipis.

4) Pada pemeriksaan USG didapatkan adanya BPD lebih besar dari usia

kehamilannya.

d) Penatalaksanaan

Persalinan pada janin dengan hidrosefalus upaya yang pertama kali

dilakukan adalah pengecilan ukuran kepala bayi dengan menggunakan

sefalosintesis sehingga bayi dapat dilahirkan pervaginam atau

 perabdominam. Namun, sefalosintesis dapat mengakibatkan terjadinya

 perdarahan intrakranial pada janin sehingga sebaiknya teknik ini digunakan

 pada janin dengan kelainan yang sudah cukup parah. Pada kehamilan dengan

 janin hidrosefalus sebaiknya dilakukan pelahiran secara perabdominam

(Cunningham, 2005). 

2.3.3 Faktor Jalan Lahir

Distosia karena kelainan panggul adalah persalinan yang sulit yang

disebabkan oleh adanya kelainan dari bentuk panggul atau ukuran panggul.

Menurut Caldwell dan Moloy bentuk panggul di bagi dalam empat jenis, yaitu

(Cunningham, 2005):

a) Panggul Ginekoid

Pintu panggul yang bundar dengan diameter transversa yang sedikit lebih

 panjang daripada diameter anteroposterior dan panggul tengah serta pintu

 bawah panggul yang cukup luas. Dinding samping panggul lurus, spina tidak

menonjol, dan diameter transversa spina ischiadika 10 cm atau lebih.

 b) Panggul Antropoid

Page 35: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 35/45

35

Panggul jenis ini memiliki diameter anteroposterior yang lebih panjang

daripada diameter transversa dan dengan arkus pubis menyempit. Spina

ischiadika pada panggul jenis ini cenderung menonjol dan dinding samping

 panggul cenderung berbentuk konvergen.

c) Panggul Android

Panggul android memiliki ciri pintu atas panggul berbentuk segitiga dengan

spina ischiadika menonjol kedalam dan arkus pubis menyempit. Dinding

samping biasanya konvergen, spina ischiadika menonjol, dan os sakrum

tidak melengkung tetapi lurus dan maju ke depan.

d) 

Panggul Platipelloid

Panggul dengan diameter anteroposterior yang lebih pendek daripada

diameter transversa pada pintu atas panggul dan dengan arkus pubis yang

luas. Sudut panggul anterior sangat lebar dan kelengkungan os sakrum

 biasanya cukup.

Dari keempat jenis panggul diatas panggul ginekoid merupakan jenis panggul

dengan prognosa persalinan paling baik, sedangkan ketiga jenis panggul

lainnya dapat menyebabkan terjadinya distosia persalinan.

Page 36: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 36/45

36

Distosia karena kelainan ukuran panggul (disproporsi fetopelvik) dapat

disebabkan karena berkurangnya ukuran panggul, ukuran janin yang terlalu

 besar, atau kombinasi diantara keduanya. Setiap penyempitan pada diameter

 panggul baik pintu atas panggul, pintu tengah panggul, maupun pintu bawah

 panggul dapat menyebabkan terjadinya distosia pada persalinan.

a) Penyempitan pintu atas panggul

Pintu masuk panggul dianggap menyempit apabila diameter anteroposterior

terpendeknya kurang dari 10 cm atau diameter transversa terbesarnya kurang

dari 12 cm.

 b) 

Penyempitan pintu tengah panggul

Pintu tengah panggul dikatakan menyempit apabila jumlah diameter

intraspinarum ditambah diameter sagitalis posterior panggul tengah kurang

dari atau sama dengan 13,5 cm.

c) Penyempitan pintu bawah panggul

Pintu bawah panggul menyempit didefinisikan sebagai pemendekan diamter

intertuberosum hingga 8 cm atau kurang (Cunningham, 2005).

1. 

DiagnosisPenegakan diagnosis pada distosia akibat adanya kelainan ukuran panggul

dapat ditegakkan dengan melakukan pengukuran pengukuran kapasitas panggul

(Cunningham, 2005). 

a) Pintu atas panggul

Dilakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan konjugata diagonalis yang

diukur dari tepi bawah simphisis phubis hingga ke promomtorium os

sacrum. Pintu atas panggul berukuran cukup apabila promontorium tidak

menonjol dan ukuran konjugata diagonalis lebih besar dari 11,5 cm.

 b) Pintu tengah panggul

Dilakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui kapasitas pintu tengah

 panggul, pintu tengah dikatakan tidak menyempit apabila spina ischiadika

Page 37: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 37/45

37

tidak menonjol, dinding samping tidak teraba melengkung, dan kecekungan

os sacrum tidak dangkal.

c) Pintu bawah panggul

Dilakukan pengukuran diameter intertuberosum dengan meletakkan tangan

terkepal pada perineum diantara kedua tuberositas ischii. Ukuran normal

apabila lebih dari 8 cm.

2.  Penatalaksanaan

Persalinan dengan distosia akibat adanya kelainan ukuran panggul atau

kelainan bentuk panggul sebaiknya dilakukan melalui perabdominam.

Persalinan pervaginam dapat dilakukan tetapi memiliki resiko kegagalan yang

cukup besar dan dapat menimbulkan terjadinya cedera pada kepala janin

(Cunningham, 2005).

2.3.4 Faktor penolong

Dalam proses persalinan, selain faktor ibu dan janin, penolong persalinan juga

mempunyai peran yang sangat penting. Penolong persalinan bertindak dalam

memimpin proses terjadinya kontraksi uterus dan mengejan hingga bayi

dilahirkan. Seorang penolong persalinan harus dapat memberikan dorongan pada

ibu yang sedang dalam masa persalinan dan mengetahui kapan haruis memulai

 persalinan. Selanjutnya melakukan perawatan terhadap ibu dan bayi. Oleh karena

itu, penolong persalinan seharusnya seorang tenaga kesehatan yang terlatih dan

terampil serta mengetahui dengan pasti tanda-tanda bahaya pada ibu yang

melahirkan, sehingga bila ada komplikasi selama persalinan, penolong segera

dapat melakukan rujukan. Pimpinan yang salah dapat menyebabkan persalinan

tidak berjalan dengan lancar, berlangsung lama, dan muncul berbagai macam

komplikasi. 

Di Indonesia, persalinan masih banyak ditolong oleh dukun. Dan baru sedikit

sekali dari dukun beranak ini yang telah ditatar sekedar mendapat kursus dukun.

Karenanya kasus-kasus partus kasep masih banyak dijumpai, dan keadaan ini

Page 38: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 38/45

38

memaksa kita untuk berusaha menurunkan angka kematian ibu maupun anak.

Yang sangat ideal tentunya bagaimana mencegah terjadinya partus kasep. Bila

 persalinan berlangsung lama, dapat menimbulkan komplikasi-komplikasi baik

terhadap ibu maupun terhadap anak, dan dapat meningkatkan angka kematian ibu

dan anak. (Manuaba, I.B. 2007)

Faktor Penolong yang mempengharui persalinan yaitu: Salah Pimpin,

Manipulasi Kristeller dan Pemberian Uterotonika yang kurang pada tempatnya.

2.3.5. Faktor psikologis

Suatu proses persalinan merupakan pengalaman fisik sekaligus emosional

yang luar biasa bagi seorang wanita. Aspek psikologis tidak dapat dipisahkan

dari aspek fisik satu sama lain. Bagi wanita kebanyakan proses persalinan

membuat mereka takut dan cemas. Ketakutan dan kecemasan inilah yang dapat

menghambat suatu proses persalinan. Dengan persiapan antenatal yang baik,

diharapkan wanita dapat melahirkan dengan mudah, tanpa rasa nyeri dan dapat

menikmati proses kelahiran bayinya. (Manuaba, I.B. 2007) 

2.4 Diagnosis

Diagnosis partus kasep ditegakkan berdasarkan adanya partus lama yang

disertai tanda dan gejala klinis akibat partus lama. Gejala tersebut dapat berasal

dari ibu ataupun dari janin.

Gejala klinis yang tampak pada ibu meliputi:

  Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat dan lemah,

 pernapasan cepat dan meteorismus

 

cincin retraksi patologis, edema vulva, edema serviks, his hilang atau lemah.

  Cincin retraksi patologis Bandl sering timbul akibat persalinan yang terhambat

disertai peregangan dan penipisan berlebihan segmen bawah uterus, dan

menandakan ancaman akan rupturnya segmen bawah uterus.

Page 39: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 39/45

39

  Pada partus kasep dapat juga muncul tanda-tanda ruptur uteri yang berupa

 perdarahan dari OUE, his menghilang, bagian janin mudah teraba dari luar,

 pada pemeriksaan dalam didapatkan bagian terendah janin mudah didorong ke

atas, robekan dapat meluas sampai serviks dan vagina

Sementara gejala klinis yang nampak pada bayi meliputi:

  Denyut jantung janin cepat, hebat, tidak teratur, bahkan negatif

  air ketuban terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan, berbau.

  Kaput suksedaneum yang besar. Kaput ini dapat berukuran cukup besar dan

menyebabkan kesalahan diagnostik yang serius. Biasanya kaput suksedaneum,

 bahkan yang besar sekalipun, akan menghilang dalam beberapa hari.

  Moulase kepala yang hebat akibat tekanan his yang kuat, tulang tengkorak

saling bertumpang tindih satu sama lain.

  Kematian janin dalam kandungan atau intra uterine fetal death (IUFD) (Pernoll,

2001)

2.5 Patofisiologi

Persalinan normal rata-rata berlangsung tidak lebih dari 24 jam dihitung awal

 pembukaan sampai lahirnya anak. Apabila terjadi perpanjangan dari fase laten

(primi 20 jam, multi 14jam) dan fase aktif (primi 1,2 cm per jam, multi 1,5 cm per

 jam) atau kala pengeluaran (primi 2 jam dan multi 1 jam), maka kemungkinan akan

timbul partus kasep. 

Partus yang lama, apabila tidak segera diakhiri, akan berlanjut pada partus kasep

dengan tanda-tanda sebagai berikut :

a. Kelelahan ibu

Karena mengejan terus, sedangkan asupan kalori biasanya kurang.

 b. Dehidrasi dan gangguan keseimbangan asam basa/elektrolit karena intake

cairan kurang.

Page 40: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 40/45

Page 41: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 41/45

41

2.6 Penatalaksanaan 

a. Memperbaiki keadaan umum ibu

-  Puasa karena mungkin akan dilakukan tindakan dalam narkose

-  Pasang kateter menetap

-  Berikan oksigen

1.  Pemberian cairan, kalori dan elektrolit.

Pasang tranfusi set dengan cairan NS 500 ml dan Dextrose 5% / 10%

dalam 1-2 jam pertama. Selanjutnya tergantung produksi urin.

2.  Koreksi asam basa dengan pengukuran CO2 darah dan PH (bila perlu)

3. 

. Pemberian antibiotic

a.  PP 3x 2,4 juta iu IM

 b.  Ampisilin 3 x1 gram iv

c.  Metronidazole supp 2 x I

d.  ATS 1500 iu

e.  Kortikosteroid 1-3 mg/kgBB untuk syok septik dan anti stress

4.  Penurun panas: kompres basah/ alcohol

5.  Koreksi kelainan psikis

Sedative : petidin 50 mg iv

Mengurangi rasa nyeri

Memberikan istirahat

Menenangkan

Kortikosteriod untuk mengurangi kelelahan psikis/ stres

Dexamethasone 4 mg. 1 x saja

Kortikosteroid 1 –  3 mg/ kg BB

6. 

Pengakhiran persalinan

cara pengakhiran persalinan tergantung dari sebab kemacetan dan apakah

 janin mati/hidup.

Sedapat mungkin pervaginam, karena perabdominan meluas

Jika perabdominan SS ekstraperitoneal / SS histrektomi

Page 42: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 42/45

Page 43: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 43/45

43

dari partus kasep. Selain itu dapat terjadi patah tulang dada, lengan, kaki, kepala

karena pertolongan persalinan dengan tindakan.

2.8 Prognosis

Prognosis pada partus kasep baik bila gejala terjadinya partus kasep diketahui

dengan cepat dan juga ditangani dengan cepat sesuai dengan indikasi dan prosedur.

Page 44: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 44/45

Page 45: referat partus kasep.docx

8/10/2019 referat partus kasep.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-partus-kasepdocx 45/45

DAFTAR PUSTAKA

Asga, Jasran. Quick Obgyn. Depatemen Obstetri dan Ginekologi RS. Dr. Muhammad

Husein Palembang. FK UNSRI.

Cuningham F G, Norman F, Kenneth J, Larry C, John C, Katharine D, et al.

Abnormal Labor. In. Williams Obstetrics 23rd Edition. Thw Mc Graw-Hill

Companies, New York. 2010

Cuningham F G, Norman F, Kenneth J, Larry C, John C, Katharine D, et al..

Williams Obstetrics 22nd Edition. Thw Mc Graw-Hill Companies, New York.

2005

Manuamba I B G. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Penerbit Buku Kedokteran ECG.

Jakarta.

Muchtar R. 2002. Sinopsis obstetric, Obstetri Operatif Obstetri Sosial. Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta

Pernoll, M. L. 2001.  Benson & Penroll’s handbook of obstetrics and gynecol ogy.

Tenth editon. New York.

Protap Obgyn Universitas Sriwijaya

Setjalilakusuma L. 2000. Ilmu Bedah Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawiroharjo, Jakarta.

Winkjosastro, Hanifa, 2006. “ Ilmu kebidanan”  Yayasan Bina Pustaka Sarwono 

Prawirohardjo: Jakarta

S i D fi K h t I d i (SDKI) 2007