Referat Anestesi nadia intratechal new.doc

Embed Size (px)

Citation preview

SEGI PRAKTIS TERAPI CAIRAN DAN ELEKTROLITNadia Olivia*, Purwito Nugroho**ABSTRACT:Fluid and electrolytes balance in the body is one part of the fluid and electrolyte physiology homeostasis. Fluids and electrolytes into the body through food, drink, and intravenous fluids (IV ) and the distribution to all parts of the body. Fluids and electrolytes imbalance that can bring the patient in the emergency, which if not managed quickly and properly can cause death. The recovery of the volume and composition of body fluids and electrolytes. In the human body, the electrolytes have a function, among others, in maintaining the osmotic pressure of the body, regulate the distribution of fluid into the compartment water body (bodys fluid compartment), maintaining the pH of the body and also be involved in each oxidation and reduction reactions and participate in every process metabolism.Keyword: loss of fluid, fluid therapy, fluid and electrolyte function, the amount of fluid.ABSTRAK:SimakBaca secara fonetikKeseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan di distribusi ke seluruh bagian tubuh. Gangguan cairan dan elektrolit dapat membawa penderita dalam kegawatan, yang kalau tidak dikelola dengan cepat dan tepat dapat menimbulkan kematian. Usaha pemulihan kembali volume serta komposisi cairan dan elektrolit tubuh dalam kondisi yang normal disebut resusitasi cairan dan elektrolit. Pada tubuh manusia, elektrolit-elektrolit memiliki fungsi antara lain dalam menjaga tekanan osmotik tubuh, mengatur pendistribusian cairan ke dalam kompartemen badan air , menjaga pH tubuh dan juga akan terlibat dalam setiap reaksi oksidasi dan reduksi serta ikut dalam setiap proses metabolismeKata kunci: kehilangan cairan, terapi cairan, fungsi cairan dan elektrolit, jumlah cairan.

*Co assistant Universitas Tarumanagara periode 28 April 2014 19 Mei 2014**Dokter Spesialis Anestesiologi BLU RSUD Kota Semarang

PENDAHULUAN

Unit fungsional biologis adalah sel, dimana dengan komposisi tertentu dapat berfungsi normal. Untuk menunjang kehidupannya dia harus mendapat makan untuk berkembang dan juga untuk membuang sisa produk yang tidak berguna. Untuk itu disekitar sel tersebut diperlukan suatu lingkungan yang stabil dengan konsentrasi zat-zat yang konstan.1,2Tubuh manusia ketika lahir kira-kira 75% dari berat badan terdiri dari air, setelah satu bulan menurun menjadi 65%, dan pada dewasa menjadi 50%-60%. Pada bebeapa keadaan kegemukan dan usia lanjut kandungan air semakin menurun.1-3Pada dewasa normal setiap hari memerlukan pemasukan air sekitar 2500 ml, 300 ml dihasilkan dari proses metabolisme energi,1,2 1200 ml dari air yang diminum, 100 ml dari air yang terkandung dalam makanan padat. Setiap hari kehilangan air sekitar 2500 ml, 1500 ml melalui urin, 400 ml melalui penguapan lewat kulit, 400 melewati paru-paru, 100 ml melalui keringat dan 100 melewati saluran cerna. Kehilangan air lewat penguapan sangat penting untuk pengaturan tubuh, sebab 20-25% pembuangan panas tubuh lewat pengupan ini.1,2,4Agar fungsi sel dapat berlangsung normal, komposisi cairan ini harus relatif konstan. Keseimbangan yang dinamis atau homeostasis dari air, elektrolit dan asam basa dalam tubuh dipelihara melalui mekanisme faal yang kompleks dan melibatkan banyak sistem tubuh yang lain.2 Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi normal dari tubuh total dan elektrolit dalam seluruh bagian tubuh.2,3Gangguan cairan, elektrolit dan asam basa sering merupakan dasar penyebab suatu penyakit yang akhirnya menyebabkan gangguan sistemik.2Pengetahuan yang memadai, pendekatan yang baik, teknis pengobatan, dosis dan jenis cairan serta keterampilan dalam terapi cairan ini memerlukan kunci keberhasilan suatu unit gawat darurat pada suatu rumah sakit.4,5

Penyebaran Cairan TubuhJumlah cairan tubuh seseorang sebanding dengan umur dan kegemukannya. Pada bayi (0-6 bln) jumlahnya = 75,7 % x berat badan. Pada dewasa / tua = 51,5% x BB, jadi rata-rata = 60% BB4-6. Skema penyebaran cairan tubuh dengan BB=50 kg sbb:

Cairan intraselluer 55%=16,5LCairan extraseluler 45%=13,5L

Dalam cellDalam celldarah merahFunctional extra cardiovasculerTulang /rawan

50% (15 L)5% (1,5L)Plasma darahCairan intertitial18% (5,4 L)

7% (2,1L)20%(6 L)

Tabel 1. Penyebaran cairan tubuh7

Elektrolit dalam cairanUnsurDalam cairan intra selDalam cairan extra sel

Na10 meq/L135-145 meq/L

K1603,5-5

Mg2,51,5-2,5

Ca-4,5-5,5

Cl1095-106

HCO31022-28

HPO4100-

SO42-

Tabel 2. Elektrolit dalam cairan7Osmolalitas = 285-295 mosm/LTekanan osmotik adalah tekanan yang dibutuhkan untuk mencegah perembesan (difusi) cairan melalui membran semipermeabel ke dalam cairan lain yang konsentrasinya lebih tinggi. Membran semipermeabel adalah membran yang dapat dilalui air (pelarut), namun tidak dapat dilalui zat terlarut misalnya protein.Tekanan osmotik plasma adalah 285 5 mOsm/L. Larutan yang mempunyai tekanan osmotik sama disebut larutan isotonik (misalnya NaCl 0,96%, dekstran 5%, Ringer-Laktat), larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih rendah disebut larutan hipotonik (misalnya akuades) dan larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih tinggi disebut larutan hipertonik.Kebutuhan Air dan ElekrolitKebutuhan cairan basal (rutin, rumatan) adalah 30-40 ml/kgBB/hari pada orang dewasa. Untuk menentukan kebutuhan cairan pada anak-anak dapat digunakan pedoman sbb: 4 ml/kgBB/jam untuk berat badan 10 kg pertama 2 ml/kgBB/jam tambahkan untuk berat badan 10 kg kedua 1 ml/kgBB/jam tambahkan untuk sisa berat badan selanjutnya 3,4Contoh:Pasien dengan berat badan 23 kg, maka kebutuhan cairan basalnya adalah: (4 x 10) + (2 x 10) + (1 x 3) = 63 ml/jam.Penyebab gangguan cairan pada pasien yang datang di UGD a. Kehilangan cairan mendadak 4 Muntah, mencret (diare) Luka bakar Peritonitis Kehilangan cairan perlahan-lahan Penguapan lewat kulit pada suhu tinggi Cairan / sekret yang keluar dari tubuh Internal sequester dan translokasi

b.Pemasukan cairan (intake) yang kurang karena sakit / tak sadar yang lama puasa yang lama sumbatan saluran pencernaan ileus obstruktif / paralitik hernia incarserata volvulus invaginasi

c.Perdarahan Kecelakaan lalu lintas, dsb Kasus kebidanan Kehamilan ektopik terganggu Abortus / retensio plasenta Haemoragik ante/postpartum Aneurisma yang pecah

Gejala dan Klasifikasi DehidrasiSemua gangguan terhadap cairan akan merusak keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa serta menimbulkan gejala yang sesuai dengan derajat dehidrasi, dari yang ringan s/d berat dan syok4Gejala dehidrasiRingan (5-8%)Sedang (8-10%)Berat (10-15%)

CNS-mengantukreflex turun

-apatisanestesia acral

-respon lambatstupor/coma

-anorexia

CVTachicarditakikardisianosis

hipotensi ortostatikacral dingin

nadi lemahnadi teraba

vena kolapbunyi jantung jauh

Jaringanmukosa lidah mengeringlidah kecilatonia

lunak / kriputmata cekung

turgor/Nturgorturgor

UrinePekatpekat,turunoliguri

Tabel 3. Gejala dehidrasi7

Dehidrasi terlalu berat (50%-60%) atau perdarahan terlalu banyak (lebih dari 30%) akan terjadi syok hipovolemik.

SyokBila gangguan cairan / kehilangan cairan lebih dari 50%, maka jantung tidak mampu memompa cairan untuk mempertahankan tekanan perfusi jaringan yang normal, sehingga timbul shock dengan gejala sebagai berikut7 Penurunan kesadaran Gelisah / meronta Bunyi jantung jauh /redup Keringat dingin /pucat Tensi turun / nadi halus Ancaman gagal nafasKeadaan perfusi yang kurang ke alat vital (otak, ginjal ) melebihi waktu 3 s/d 8 menit, terjadi kerusakan menetap. Oleh karena itu terapi cairan harus secepatnya diberikan, disamping itu tindakan khusus dengan cara menaikkan kaki atau diganjal dengan bantal 30 derajat, agar terjadi aliran darah dari kaki kejantung sehingga isi sekuncup jantung bertambah.Harus diingat bahwa posisi tersebut bukan posisi terndelenburg karena posisi itu (kepala dibawah) akan memperberat edem otak dan paru serta nafas akan betambah sesak. Disamping itu pemberian oksigen tinggi untuk mencegah hipoksi yang akan merusak keseimbangan asam basa dan elektrolit.Pemberian cairan akan cepat bila kita pakai jarum/vena cateter dengan ukuran dua kali lebih besar, kita bisa memberikan cairan enam belas kali lebih cepat. Tanda syok teratasi: Kesadaran membaik Nadi membesar dan irama berkurang Tensi naik dan produksi urin bertambah Akral merah dan hangat

TERAPI CAIRANPengertian : Tindakan yang dilakukan dengan pemberian cairan untuk mengatasi syok dan menggantikan volume cairan yang hilang akibat perdarahan atau dehidrasi.8Tujuan : Untuk menggantikan volume cairan tubuh yang hilang sebelumnya, menggantikan cairan hilang yang sedang berlangsung dan mencukupi kebutuhan cairan sehari. Penilaian klinis kebutuhan cairan : Nadi ada dan penuh berarti volume sirkulasi adekuat Ekstremitas (telapak tangan/kaki) kemerahan/pink dan Capillary Refill Time kembali cepat < 2 detik berati sirkulasi adekuat Edema perifer dan ronki paru mungkin terjadi hipervolumia Takikardi saat istirahat, tekanan darah menurun bisa jadi sirkulasi abnormal Turgor kulit menurun, mukosa mulut kering dan kulit tampak keriput : defisit cairan berat Produksi urin yang rendah bisa jadi karena hipovolemia.9 Jalur masuk Cairan : Enteral : oral atau lewat pipa nasogastrik Parenteral : lewat jalur pembuluh darah vena Intraoseous : pada pasien balita

TERAPI CAIRAN

RUMATANRESUSITASI

KEBUTUHAN NORMAL HARIAN KRISTALOIDKOLOIDPENGGANTIAN DEFISIT KRISTALOID

MENGGANTI KEHILANGAN AKUT( SYOK , DEHIDRASI, HIPOVOLEMIK)

KEBUTUHAN NORMAL HARIAN KRISTALOID

Bagan 1 : Terapi Cairan Resusitasi dan Rumatan 8Pemilihan Cairan:1. Resusitasi ( kristaloid dan koloid) : menggantikan kehilangan akut cairan tubuh.2. Rumatan ( elektrolit dan nutrisi ): memelihara keseimbangan cairan tubuh dan nutrisi4,53. Cairan khusus: cairan hipertonik , NaCl 3%, manitol 20%, bikarbonat9Dalam memilih cairan harus sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi, misalnya : Dehidrasi karena muntah, yang hilang adalah air, Na, Cl, maka yang dipilih larutan NaCl 0,9% Dehidrasi karena diare / enteritis akut, yang hilang air, Na, K, Bicnat maka yang dipilih adalah ringer laktat Pada luka bakar yang hilang adalah plasma, dipilih larutan plasmaYang perlu diperhatikan dalam memilih cairan 10,111. Untuk mengganti kekurangan cairan intravaskuler dipilid koloid (molekul besar), bertahan selama 8 jam2. Mengoreksi cairan itertitial, terpilih kristaloid, karena molekulnya dapat melewati dinding kapiler dan terus masuk jaringan interstitial, terpilih kritaloid karena molekulnya dapat melewati dinding kapiler dan terus masuk jaringan intertitial, bertahan 2 jam dalam pembuluh darah.3. Adapun dextrose 5% penggunaannya terbatas buat pengganti cairan yang hilang selama puasa. Jangan dipakai buat pengganti kekurangan cairan intravaskuler setelah dextrose terhidrolisa maka airnya akan merembes keseluruh tubuh dan memperberat edem otak dan paru.Cairan parenteralKristaloid : Kelompok cairan non ionik yang kebanyakan bersifat iso-osmolar Tidak mengandung partikel onkotik sehingga tidak menetap di intravaskular Cairan ini baik untuk tujuan mengganti kehilangan volume terutama kehilangan cairan interstisial. Harganya murah, tidak menyebabkan reaksi anafilaksis. Pemberian berlebih akan menyebabkan edema paru dan edema perifer. Untuk resusitasi digunakan Ringer Laktat (RL), Ringer Asetat (RA) dan NaCl 0,9%Contoh-contoh cairan kristaloid:1. Normal Saline 2. Komposisi(mmol/l): Na= 154, Cl=1544,11 Kemasan: 100,250,500,1000ml Indikasi: ResusitasiPada kondisi kritis, sel-sel endotelium pembuluh darah bocor, diikuti oleh keluarnya molekul protein besar ke kompartemen interstitial, diikuti air dan elektrolit yang bergerak ke insterstitial karena gradien osmosis. Plasma ekspander berguna untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang pada intravaskuler DiareKondisi diare menyebabkan kehilangan cairan dalam jumlah banyak, cairan NaCl digunakan untuk mengganti cairan yang hilang tersebut Luka BakarManifestasi luka bakar adalah syok hipovolemik, dimana terjadi kehilangan protein plasma atau cairan ekstraseluler dalam jumlah besar dari permukaan tubuh yang terbakar. Untuk mempertahankan cairan dan elektrolit dapat digunakan NaCl, Ringer Laktat, atau Dekstrosa Gagal Ginjal AkutPenurunan fungsi ginjal akut mengakibatkan kegagalan ginjal menjaga homeostatis tubuh. Keadaan ini juga meningkatkan metabolit nitrogen yaitu ureum dan kreatinin serta gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Pemberian normal saline dan glukosa menjaga cairan ekstraseluler dan elektrolit Kontra IndikasiHipertonik uterus, hiponatremia, retensi cairan. Digunakan dengan pengawasan ketat pada CHF, insufisiensi renal, hipertensi, edema perifer, dan edem paru Reaksi silangEdema jaringan pada penggunaan volume besar ( biasanya paru-paru), penggunaan dalam jumlah besar menyebabkan akumulasi natrium3. Ringer Laktat (RL) Komposisi (mmol/100ml): Na=130-140, K=4-5, Ca=2-3, Cl=109-110, Basa=28-30mEq/l4,10,11 Kemasan: 500,1000 ml Cara Kerja ObatKeunggulan terrpenting RL adalah komposisi elktrolit dan konsentrasinya yang sangat serupa dengan yang dikandung cairan ekstraseluler. Natrium merupakan kation utama dari plasma darah dan menentukan tekanan osmotik. Klorida merupakan anion utama di plasma darah. Kalium adalah kation terpenting di intraseluler dan berfungsi untuk konduksi saraf dan otot. Elektrolit-elektrolit ini dibutuhkan untuk mengantikan kehilangan cairan pada dehidrasi dan syok hipovolemik termasuk pendarahan. IndikasiMengembalikan keseimbangan elektrolit pada keadaan dehidrasi dan syok hipovolemik. Ringer laktat menjadi kurang disukai karena menyebabkan hiperkloremia dan asidosis metabolik, karena akan menyebabkan penumpukan asam laktat yang tinggi akibat metabolisme anaerob. KontraindikasiHipernatremia, kelainan ginjal, kerusakan sel hati, asidosis laktat Reaksi silangEdema jaringan pada penggunaan volume besar, biasanya paru-paru4. Dekstrosa Komposisi : glukosa=50gr (5%), 100gr/l(10%), 200gr/l(20%) Kemasan: 100,250,500ml Indikasi6Sebagai cairan resusitasi pada terapi intravena serta untuk keperluan hidrasi selama dan sesudah operasi. Diberikan pada keaddan oliguria ringan sampai sedang ( kadar kreatinin kurang dari 25mg/100ml) Kontraindikasi : hiperglikemia Reaksi silang : injeksi glukosa hipertonik dengan pH rendah dapat menyebabkan iritasi oada pembuluh darah dan tromboflebitis5. Ringer Asetat (RA) Larutan ini salah satu cairan kristaloid yang banyak diteliti. Larutan RA berberda dari larutan RL, dimana laktat terutama dimetabolisme di hati, semetara asetat dimetabolisme di otot. Sebagai cairan kristaloid isotonik yang memiliki komposisi elektrolit mirip plasma, RA dan RL efektif sebagai terapi resusitasi pasien dengan dehidrasi berat dan syok, terlebih pada kondisi yang disertai asidosis. Metabolisme asetat juga didapatkan lebih cepat 3-4 kali dibanding laktat. Dengan profil seperti ini, RA memiliki manfaat tambahan pada dehidrasi dengan kehilangan bikarbonat masif yang terjadi pada diare. 4,6,11 IndikasiPada pasien gangguan fungsi hati berat seperti sirosis hati dan asidosis laktat. Hal ini diakarenakan adanya laktat dalam larutan RL dapat membahayakan pasien sakit berat karena dikonversi dalam hati menjadi bikarbonat. Cairan ini diindikasikan terutama sebagai pengganti cairan akut ( resusitasi), misalnya pada diare, DBD, luka bakar/syok hemoragik, pengganti cairan selama operasi.Koloid : Cairan yang mengandung partikel onkotik yang dapat menyebabkan tekanan onkotik Sebagian besar menetap di intravaskuler Koloid yang bersifat plasma ekspander akan menarik cairan ekstravaskuler ke intravaskuler Dapat menyebabkan reaksi anafilaksis Harganya mahal Pemberian berlebih dapat menyebabkan edema paru tetapi tidak akan menyebabkan edema perifer. Untuk resusitasi digunakan Dekstran, HES, gelatin,voluven,albumin,hemasel. 11Cairan koloid dibagi menjadi 2 golongan:1. Koloid alami: plasma protein, albumin, darah, erythr concentrates.2. Koloid sintesis; Dextra, dosis lebih dari 10-15 ml/kg BB menyebabkan gangguan proses pembekuan yang dasar. Dextran 70, dextran 40, maksimal 2 botol. Gellatin jumlah pemberian tak terhingga, kurang efisien karena hanya mengisi sekitar 70% sama dengan hemacel, gelofudin Hydroxylethyl Starch ( HES ) =2botol Polyvinyl pyrolidone ( PVC ) : subtosan, periston.

1. Albumin KomposisiAlbumin yang tersedia untuk keperluan klinis adalah protein 69-kDa yang dimurnikan dari plasma manusia ( albumin 5%)Albumin merupakan kolid alami dan lebih menguntungkan, karena: volume yang dibutuhkan lebih kecil, efek koagulopati lebih rendah, resiko akumulasi di dalam jaringan pada penggunaan jangka lama yang lebih kecil dibandingkan HES dan resiko terjadinya anafilaksis lebih kecil. 4,6 Indikasi Pengganti volume plasma/ proteinpada syok hipovolemia, hipoalbuminemua, atau hipoproteinemia, operasi, trauma, hiperbilirubinemia, gagal ginjal akut, pankreatitis, selulitis luas dan luka bakar. Pengganti volume plasma pada Sindrom Gawat Pernafasan. Pada pasien yang hipoproteinemia dan Sindrom Gawat Pernafasan diterapi dengan albumin dan furosemid yang dapat memberikan efek diuresis yang signifikan serta penurunan berat badan secara bersamaan. Hipoalbuminemia yang merupakan manifestasi dari keadaan malnutrisi, kebakaran, operasi besar, infeksi( sepsis syok), berbagai macam kondisi inflamasi, dan ekskresi renal berlebih Kontraindikasi: gagal jantung, anemia berat Produk : Plasbumin 20, Plasbumin 25

2.HES ( Hydroxyetyl Starch) Komposisi: Starch tersusun atas 2 tipe polimer glukosa, yaitu amilosa dan amilopektin IndikasiPenggunaan HES pada resusitasi post trauma dapat menurunkan permeabilitas pembuluh darah, sehingga dapat menurunkan resiko kebocoran kapiler6 KontraindikasiCardiopulmonary bypass, daapt meningkatkan resiko pendarahan setelah operasi, karena HES berefek antikoagulan pada dosis moderat (>20ml/kg). Sepsis, karean dapat meningkatkan resiko gagal ginjal akut. Penggunaan HES pada sepsis masih diperdebatkan. Reaksi silang HES dapat terakumulasi pada jaringan retikulo endotelial jika digunakan dalam jangka waktu lama, sehingga dapat menimbulkan pruritus Produk: HAES steril, Expafusin, VoluvenVoluven Indikasi:1. Terapi dan pencegahan pada shock hypovolemia.sehubungan dengan: 4,10 Pembedahan Dengue shock syndrome/DSS Luka bakar Preloading circulation Sepsis TraumaKeutamaan voluven: Satu- satunya koloid buatan yang diberikan ijin untuk penggunaan pada neonatus dan anak. Dosis yang dapata diberikan jauh lebih banyak (50ml/kg/hr) 6 botol Tidak diakumulasikan diplasma, tidak mengganggu ginjal Tidak mengganggu koagulasi darah Tidak disimpan dalam jaringan Mempunyai back up penelitian yang lengkap Memiliki volume efek yang baik( 100% ) Reaksi anfikasi/anafilaktoid yang paling kecil,oedem minimal. Kebocoran kapiler lebih kecil, durasi lama (4-6 jam) Bahan baku jagung sangat aman (gelatine terbuat dari tulang sapi) Stabilitas suhu baik( pada suhu rendah gelatine dapat membeku) Mengurangi waktu resusitasi Memperbaiki aliran di mikrosirkulasi.

3. Dextran KomposisiTersusun dari polimer glukosa hasil sintesis bakteri Leuconostoc mesenteroides, yang ditumbuhkan pada media sukrosa Indikasi Penambah volume plasma pada kondisi trauma, syok sepsis, iskemia miokard, ikemia serebral, dan penyakit vaskuler perifer Mempunyai efek anti trombus, mekanismenya adalah dengan menurunkan viskositas darah, dan menghambat agrerasi platelet. Pada suatu penelitian dikemukakan bahwa dextran 40 mempunyai efek anti trombus paling poten jika dibandingkan dengan gelatin dan HES KontraindikasiPasien dengan tanda kerusakan hemostatik (trombositopenia, hipofibrinogenemia), tanda-tanda gagal jantung, gangguan ginjal dengan oliguria atau anuria yang parah. Reaksi SilangDetran dapat menyebabkan syok anafilaksis, dadal ginjal akibat akumulasi molekul-molekul dextran pada tubulus renal. Pada dosis tinggi , menimbulkan efek pendarahan Produk: hibiron, isotic tearin,plasmafusin 114. Gelatin Komposisi: Gelatin diambil dari hidrolisis kolagen bovine. 4,6 Indikasi: penambah volume plasma dan mempunyai efek antikoagulan. Pada sebuah penelitian in vitro tromboelastropgraphy diketahui bahwa gelatin memiliki efek antikoagulan, namun lebih kecil dibandingkan HES. Kontraindikasi: Pemakaiannya dihindari pada hiperkalsemia karena haemacel tersususn dari sejumlah besar kalsium. Reaksi silang: Gelatin dapat menyebebkan reaksi anafilaksis. Contoh : Haemacell, gelofusineCairan KhususManitolManitol diindikasikan untuk menurunkan tekanan intrakranial yang tinggi karena edema serebral, meningkatkan diuresis pada pencegahan dan atau pengobatan oliguria yang disebabkan gagal ginjal, menurunkan tekanan intraokular, meningkatkan eksresi uriner senyawa toksik, sebagai larutan irigasi genitouriner pada operasi prostat atau operasi transuretral.Transfusi darah Dipertimbangkan pemberiannya bila hemodinamika tidak stabil meskipun cairan sudah cukup banyak dan hemoglobin < 7 g/dl serta pasien masih berdarah kecuali pada penderita jantung, hemoglobin < 10 g/dl harus ditranfusi Penyediaannya membutuhkan golongan darah donor dan resipien serta cross check darah Agar aman diperlukan pemeriksaan darah yang lengkap seperti malaria, hepatitis, HIV dan lain-lain Dapat menyebabkan reaksi tranfusi Untuk resusitasi biasanya dalam bentuk Whole Blood Concentrate (WBC). Merupakan pilihan terakhir oleh karena bersifat RED ( Rare Expensive Dangers). Rare = penyediaannya terbatas, Expensive = harganya mahal, Dangers = berbahaya karena bisa menyebabkan reaksi transfusi dan penyebaran penyakit. 11Jumlah cairanPengganti cairan yang hilang melihat pada derajat dehidrasi. Jika derajat dehidrasi sedang jumlahnya 8-10% x BB, derajat dehidrasi berat jumlahnya 10-15% x BB. Disamping itu defisit cairan dapat ditaksir dengan cara4 :a) TiltTest. Penderita ditensi dalam posisi terlentang, kemudian dibuat posisi Tlenderenburg setelah 10 menit diukur lagi sistolik, bila turun 10mmHg, defisit sekitar 1 liter.b) Bila timbangan penderita kurang 1kg dari normal (semula) ditaksir defisitnya sekitar 1 liter

Selain perhitungan disamping defisit perlu ditambahkan sbb :1. Jumlah cairan yang hilang lewat penguapan kulit, jumlahnya 24jam sekitar 500cc2. Jumlah cairan maintenance (pemeliharaan) sebesar 2ml/kg berat badan dan ini naik 12% setiap suhu meningkat 1 derajat celcius3. Jumlah cairan yang keluar lewat sekrit tubuh, feces, liur (concomiten loss), besarnya 0,5 ml/kgBB/jamSecara matematik, bila berat badan 50 kg dengan dehidrasi berat (15%) maka defisitnya sebesar 15%x50kg=7500cc, kemudian ditambahkan harga-harga tadi. Setelah itu baru tahu keadaan keseimbangan cairan penderita tersebut.

Cara Pemberian Cairan Bila terjadi shok hipovolemik karena dehidrasi berat, diberikan cairan NaCl 0,9% atau Ringer Laktat; 20cc/kgBB dan diberikan dalam 15 menit (guyur). Setelah shock teratasi maka defisit dilanjutkan pemberiannya yaitu 30% pada 8 jam pertama, sisanya pada 16 jam berikutnya. 4,7 Disamping defisit ditambahkan pula cairan maintenance dan koreksi suhu (12% x kebutuhan setiap suhu naik 1C)

Kecepatan InfusUntuk infus biasa 1cc = 20 tetes (drop factor = 3) dan mikrodrip 1cc = 60 tetes (drop factor = 1) maka berlaku rumus sebagai berikut4Misalnya bila dalam 24 jam kita masukkan ciaran X cc, maka tetesan = X/(3x24) untuk tetes biasa atau X/24 (tetes mikro). Bila ingin menghabiskan dalam Y jam maka tetesnya X/(3xY) tts/menit atau dengan mikro X/Y tts/menitContoh: Jumlah cairan 4000 cc dihabiskan dalam 24 jam, maka tetesannya= 4000/(3x24) = 56 tts/menitELEKTROLIT Gangguan elektrolit yang sering mengancam kehidupan pasien dalam keadaan kritis adalah natrium, kaliun, magnesium, fosfat.81. Natrium Natrium penting dalam menentukan osmolaritas darah, berperan ada regulasi volume ekstraselular. Gangguan natrium mempengaruhi neuronal dan neuromuscular junction.Kadar normal: 135-145 mEq/L

a. Hiponatremia Jika kadar natrium 2,4 mEq/L dan tidak ada kelainan EKG, K+ bisa diberikan dengan kecepatan 0 sampai 20 mEq/jam dengan pemberian maksimum 200 mEq per hari. Pada anak 0,5-1 mEq/kgBB/dosis dalam 1 jam. Dosis tidak boleh melebihi dosis maksimum dewasa. 6,7b. HiperkalemiaDefinisi: kadar K+ serum di atas normal (> 5,5 mEq/L)Etiologi Ekskresi renal tidak adekuat; misalnya pada gagal ginjal akut atau kronik, diuretik hemat kalium, penghambat ACE. Beban kalium dari nekrosis sel yang masif yang disebabkan trauma (crush injuries), pembedahan mayor, luka bakar, emboli arteri akut, hemolisis, perdarahan saluran cerna atau rhabdomyolisis. Sumber eksogen meliputi suplementasi kalium dan pengganti garam, transfusi darah dan penisilin dosis tinggi juga harus dipikirkan. Perpindahan dari intra ke ekstraseluler; misalnya pada asidosis, digitalisasi, defisiensi insulin atau peningkatan cepat dari osmolalitas darah. Insufisiensi adrenal Pseudohiperkalemia. Sekunder terhadap hemolisis sampel darah atau pemasangan torniket terlalu lama HipoaldosteronGambaran klinis 5-7Efek terpenting adalah perubahan eksitabilitas jantung. EKG memperlihatkan perubahan-perubahan sekuensial seiring dengan peninggian kalium serum. Pada permulaan, terlihat gelombang T runcing (K+ > 6,5 mEq/L). Ini disusul dengan interval PR memanjang, amplitudo gelombang P mengecil, kompleks QRS melebar (K+ = 7 sampai 8 mEq/L). Akhirnya interval QT memanjang dan menjurus ke pola sine-wave. Fibrilasi ventrikel dan asistole cenderung terjadi pada K+ > 10 mEq/L. Temuan-temuan lain meliputi parestesi, kelemahan, arefleksia dan paralisis ascenden.6Tatalaksana hiperkalemia: 6 Pemantauan EKG kontinyu dianjurkan jika ada kelainan EKG atau jika kalium serum > 7 mEq/L Kalsium glukonat dapat diberikan iv sebagai 10 ml larutan 10% selama 10 menit untuk menstabilkan myocard dan sistem konduksi jantung. Natrium bikarbonat membuat darah menjadi alkali dan menyebabkan kalium berpindah dari ekstra ke intraseluler. Bic nat diberikan sebanyak 40 sampai 150 mEq NaHCO3 iv selama 30 menit atau sebagai bolus iv pada kedaruratan. Insulin menyebabkan perpindahan kalium dari cairan ekstraseluler ke intraseluler. 5 sampai 10 unit regular insulin sebaiknya diberikan dengan 1 ampul glukosa 50% iv selama 5 menit. Dialisis mungkin dibutuhkan pada kasus hiperkalemia berat dan refrakter Pembatasan kalium diindikasikan pada stadium lanjut gagal ginjal (GFR < 15 ml/menit).3. KalsiumKalsium berfungsi untuk kontraksi otot, trasmisi impuls saraf, sekresi hormon, pembekuan darah, pembelahan dan pergerakan sel, penyembuhan luka. Kadar kalsium sebaiknya dinilai dari ionized calcium, kadar normal: 1-1,25 mmol.7a. Hipokalsemia Ca 1,3 m.mol/L, gejala: hipertensi, cardiac, iskemik, arytmia, bradicardia, gangguam konduksi, digitalis toxicity, dehidrasi, lemas, depresi mental, mual, muntah, konstipasi, koma, kejang, pankreatitis, ulcer disease, sudden death. Penyebab: hipertiroidism, keganasan, imobilisasi, kelebihan vit A tau D, thyrotoxicosis. Terapi: NaCl 0,9% dan loop diuretik (furosemid)NaCl: perbaikan volume intravaskuler, perfusi jaringan dan aliran darah ke ginjal adekuat.Diuretika: meningkat ekskresi kalsium.

4. MagnesiumBerfungsi untuk transfer energi dan stabilitas elektrik.Penyebab: 5,8,9 Kehilangan lewat ginjal: diuretik, disfungsi tubuli ginjal dll Kehilangan lewat gastrointestinal; diare, malabsorbsi, nasogastric suction Pulih dari hiponatremia Asupan kurang Malnutrisi, alkholisme, nutrisi parientral Gejala: koma, hiperkalemia, hipokalsemiaTerapi: emergensi(aritmia): Mg SO4 10%, 2ml/kgbb/dose i.v5. FosfatFosfat berperan dalam metabolisme energi sel. Penyebab: asupan kurang malnutrisi.Penyebab: Pergeseran transelullar Kehilangan lewat ginjal: hiperkalemi, steroid, diuretik Kehilangan lewat Gastrointestinal: diare, malabsorbsi Asupan kurang: malnutrsiTerapi: >1 mg/dl: interal