Upload
others
View
35
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Original Article
Journal of Science and Applicative Technology vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx | 1
FIRST AUTHOR LAST NAME et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx
e-ISSN: 2581-0545 - https://journal.itera.ac.id/index.php/jsat/
Copyright © 2021 Journal of Science and Applicative Technology. Content from this work may be used under the terms of the Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International Licence. Any further distribution of this work must maintain attribution to the author(s) and the title of the work, journal citation and DOI. Published under licence by Journal of Science and Aplicative Technology (JSAT).
Received 00th January 20xx Accepted 00th Febuary 20xx Published 00th March 20xx
DOI: 10.35472/x0xx0000
Rancang Bangun Sistem Seismik Borehole Menggunakan
Sensor Akselerometer MEMS dan Arduino Mega
Wisnu Prayudhaa*, Dr. rer nat Rachmat Suleb, Risky Antosia Martina
a Teknik Geofisika, Institut Teknologi Sumatera
b Teknik Geofisika, Institut Teknologi Bandung
* Corresponding E-mail: [email protected]
Abstract: The development of science and technology has contributed to various technologies that can be used by humans.
Advances in technology that can be utilized according to this research are by utilizing MEMS accelerometer sensor to make borehole seismic system. The borehole seismic system to be designed consist of 3 part, that is sensor module as input, recorder module as processing, and GUI (Graphical User Interface) as output. The display of GUI designed on PC is based on Visual Studio Application. The testing method is carried out by partially testing, namely testing the MEMS accelerometer sensor along with signal amplification, testing the 24-bit ADC on the recorder module, testing the GUI display and testing the overall system by comparing the signal response on the MEMS accelerometer sensor with the the signal response on the geophone of the SUMMIT X One seismic tool. The result of the test are that the system can work well in displaying the waveform of P and the waveform of S, system can amplify a signal by 56 times, the system can sampling the signals as much as 515 data per second, the system has Nyquits frekuensi of 257 Hz, this system has the same response as the geophone and has the advantage of being able to detect signals on the x and y axes.
Keywords: Borehole seismic, GUI (Graphical User Interface), MEMS accelerometer sensor, 24-bit ADC, Nyquist frekuency
Abstrak: Perkembang IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi) turut memunculkan berbagai macam teknologi yang dapat
digunakan oleh manusia. Kemajuan teknologi yang dapat dimanfaatkan sesuai dalam penelitian ini adalah dengan memanfaatkan sensor akselerometer MEMS untuk membuat sistem seismik borehole. Sistem seismik borehole yang dirancang terdiri dari 3 bagian, yaitu modul sensor sebagai input, modul recorder sebagai processing dan GUI (Graphical User Interface) sebagai output. Tampilan GUI yang dirancang berada pada PC berupa aplikasi berbasis Visual Studio. Metode pengujian dilakukan dengan menguji per bagian yaitu menguji sensor akselerometer MEMS berserta penguatan sinyal, menguji ADC 24-bit pada modul recorder, menguji tampilan GUI dan menguji sistem secara keseluruhan dengan membandingkan respon sinyal pada sensor akslerometer MEMS dengan geophone alat seismik SUMMIT X One. Hasil dari pengujian, sistem dapat bekerja dengan baik dalam menampilkan bentuk gelombang P dan S, sistem dapat menguatkan sinyal sebesar 56 kali, sistem dapat mencuplik data sebanyak 515 data per detik, sistem memiliki frekuensi Nyquist sebesar 257 Hz, sistem memiliki respon yang sama dengan geophone dan memiliki kelebihan dapat mendeteksi sinyal dalam sumbu x dan y.
Kata Kunci : seismik borehole, GUI (Graphical User Interface), sensor akselerometer MEMS, ADC 24-bit, frekuensi Nyquist.
Pendahuluan
Pada zaman modern seperti sekarang ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangatlah pesat. Salah satu buktinya adalah muncul berbagai teknologi, seperti adanya teknologi mikrokontroler serta sensor yang beraneka ragam jenisnya yang bisa dimanfaatkan oleh manusia guna membantu aktivitas manusia dalam berbagai
bidang kehidupan. Salah satu contohnya adalah pemanfaatan sensor akselerometer pada smartphone sebagai sistem real time tracking indoor position [1], sebagai sistem sensor pendeteksi gerakan jatuh pada benda [2,3] dan sebagai pencatat getaran gempabumi secara online [4].
Open Access
Original Article Journal of Science and Applicative Technology
2 | Journal of Science and Applicative Technology, vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx e-ISSN: 2581-0545 Rancang Bangun Sistem Seismik Borehole Menggunakan Sensor Akselerometer MEMS dan Arduino Mega
FIRST AUTHOR LAST NAME et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x
Seiring dengan berjalannya waktu, banyak para peneliti yang memanfaatkan sensor akselerometer untuk membuat instrumen pengukuran dibidang geofisika. Beberapa contohnya adalah pemanfaatan sensor akselerometer MEMS sebagai sistem pengukuran kerentanan gempa [5], sebagai sistem akuisisi data seismik [6] dan sebagai instrumen pendeteksi mikrotremor [7]. Adapun hal yang melatarbelakangi para peneliti mengembangkan instrumen di bidang geofisika dikarenakan terbatasnya instrumen akuisisi geofisika produksi dalam negeri membuat ketergantungan akan instrumen produksi sangat tinggi. Umumnya instrumen pabrikan luar negeri memiliki biaya yang sangat besar sehingga jumlah instrumen yang dimiliki untuk proses perkuliahan juga terbatas. Hal ini jugalah yang menghambat proses pembelajaran dalam kuliah akibat keterbatasan instrumen.
Salah satu solusi dari permasalahan diatas dapat diselesaikan jika instrumentasi dapat dikerjakan sendiri oleh kalangan akademisi internal bahkan oleh mahasiswa itu sendiri. Oleh karena itu, pada penelitian ini penulis ingin merancang dan membangun sistem seismik borehole menggunakan sensor akselerometer MEMS dan Arduino Mega. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pilot project dalam membangun alat-alat geofisika yang lain, sehingga kemandirian dalam instrumentasi geofisika dapat terbangun.
Metode
Penelitian yang dilakukan dibagi menjadi 2 tahap yaitu
tahap perancangan sistem dan tahap implementasi
sistem.
Perancangan Sistem
Sistem yang dirancang terdiri dari 3 bagian, yaitu modul sensor sebagai input, modul recorder sebagai processing dan GUI (Graphical User Interface) sebagai output. Rancangan sistem yang akan didesain dapat dilihat pada blok diagram sistem berikut (Gambar 1).
Gambar 1. Blok Diagram Sistem.
Modul Sensor
Modul sensor berfungsi menangkap repon sinyal yang diberikan oleh sumber. Sistem sensor terdiri dari tiga buah sensor akselerometer MEMS yang dipasang secara tegak lurus satu dengan lainnya dan DC – DC Converter (Gambar 2). Tipe sensor akselerometer MEMS yang digunakan pada modul sensor adalah Colibrys SF1500SN.A. Spesifikasi sensor dapat dilihat pada tabel 1 dan bentuk fisik sensor dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 2. Bentuk fisik sensor akseleromter MEMS [8].
Tabel 1. Spesifikasi sensor akselerometer MEMS Colibrys SF1500SN.A [9].
Journal of Science and Applicative Technology Original Article
Copyright © 2019 Journal of Science and Applicative Technology J. Sci. Appl. Tech. vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx | 3 Published by: Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Indonesia
FIRST AUTHOR LAST NAME et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x
Parameter Unit
Source Voltage ±6 - ±15 V
Linear Ouput Range ±3 g
Sensitivity 2,4 ± 0,24 V/g
Noise < 0,5 μgrms/√Hz
Frequency response DC – 1.500 Hz
Linearity Error < 1 % (± 1 g)
Penggunaan DC – DC Converter pada modul sensor dikarenakan ketiga sensor akselerometer MEMS tersebut memiliki tengangan input sebesar ±6 V sampai ±15 V. Sehingga ketiga sensor akselerometer tersebut harus dihubungkan dengan konverter tegangan (DC-DC Converter) yang mengubah tegangan baterai 12 V menjadi ±12 V agar dapat berfungsi sesuai dengan yang diinginkan.
Gambar 3. Sistem Sensor dengan Triaxial Accelerometer.
Modul Recorder
Modul recorder berfungsi untuk menguatkan sinyal/data analog yang diberikan oleh sensor dan mengubahnya kedalam bentuk sinyal/data digital. Modul recorder terdiri dari penguat sinyal, ADC 24-bit dan Arduino Mega. Penguatan sinyal/data analog dari sensor menggunakan penguat instrumentasi. Tipe penguatan instrumentasi yang digunakan pada penelitian ini adalah AD620 (Gambar 3). AD620 merupakan penguat instrumentasi dengan biaya rendah dan akurasi tinggi yang hanya membutuhkan satu resistor eksternal (Rg) sebesar 49,4 Ω untuk penguatan sebesar 10,000 kali [10].
Gambar 3. Skema sederhana AD620 [10].
Untuk tipe ADC 24-bit yang digunakan pada modul ini adalah ADS1256 yang berasal dari Texas Instrumen. Adapun spesifikasi dari ADS1256 dapt dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Spesifikasi ADS1256 [11].
Parameter Unit
Supply Voltage 5 V
Reference Voltage 2,5 V
Resolusion 24-bit
Sampling Rate 10 –14.400 SPS
Communication SPI
SCLK (serial clock) 4 MHz
ADC 24-bit dan Arduino Mega saling terintegrasi dalam satu sistem komunikasi serial yaitu komunikasi SPI (Serial
Original Article Journal of Science and Applicative Technology
4 | Journal of Science and Applicative Technology, vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx e-ISSN: 2581-0545 Rancang Bangun Sistem Seismik Borehole Menggunakan Sensor Akselerometer MEMS dan Arduino Mega
FIRST AUTHOR LAST NAME et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x
Peripheral Interface). Komunikasi SPI merupakan protokol komunikasi secara synchronous antara dua perangkat (master dan slave), yang memisahkan antara jalur data dan jalur detak (Gambar 4) [12].
Gambar 4. Diagram Komunikasi SPI [12].
Dalam komunikasi SPI, Arduino Mega bertindak sebagai master dan ADC betindak sebagai slave. Sehingga fungsi ADC dalam mengkonversi data analog menjadi digital tergantung perintah dari Arduino Mega. Namun, perlu diingat bahwa komunikasi SPI yang terjadi antara Arduino Mega dan ADC dapat terjadi ketika jalur SS dalam keadaan low.
GUI (Graphical User Interface)
GUI adalah suatu sistem yang membuat para pengguna atau user memapu berinteraksi dengan suatu perangkat komputer yang digunakan oleh si user tersebut. Pada penelitian ini, GUI berfungsi untuk monitoring dan menampilkan data hasil rekaman dalam bentuk grafik sekaligus menyimpan data dalam format .txt. GUI digunakan pada penelitian ini dirancang menggunakan aplikasi Microsoft Visual Studo dengan bahasa pemrograman Visual Basic .NET (vb.NET).
Dalam pengalikasiannya, GUI saling terintegrasi dengan Arduio Mega dalam satu sistem komunikasi serial yaitu komunikasi UART. Komunikasi serial UART merupakan komunikasi yang terjadi antara transmitter (TX) dengan receiver (RX). Dalam komunikasi UART, GUI dan Arduino Mega dapat bertindak sebagai transmitter dan receiver. Sehingga, agar dua alat dapat berkomunikasi, masing-masing alat harus mengatur kecepatan transfer datanya (baudrate), jumlah bit data, parity bit, dan stop bit. Data yang dikirim/diterima adalah 8-bit. Setiap data selalu didampingi 1-bit sebagai start bit dan setidaknya
1-bit untuk stop bit, jadi jumlah bit setiap kali mengirim/menerima sebanyak 10-bit, dimulai dari start bit, data, kemudian diakhiri oleh stop bit (Gambar 5) [13].
Gambar 5. Transfer Data Serial UART [13].
Implementasi Sistem
Hasil dari perancangan sistem adalah Hasil dari perancangan
sistem adalah diimplementasikan dalam bentuk perangkat
keras dan perangkat lunak pada sistem seismik borehole.
Implementasi Perangkat Keras
Implementasi perangkat keras dari modul recorder
merupakan hasil dari perancangan perangkat keras yaitu
Arduino mega 2560, penguatan sinyal AD620, ADC 24-bit dan
sensor akselerometer Colibrys SF1500SN.A. Komponen-
komponen ini diletakkan pada casing agar terhindar dari air,
debu dan kotoran secara langsung. Gambar 6
memperlihatkan bentuk modul recorder dan Gambar 7
memperlihatkan bentuk modul sensor.
(a)
Journal of Science and Applicative Technology Original Article
Copyright © 2019 Journal of Science and Applicative Technology J. Sci. Appl. Tech. vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx | 5 Published by: Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Indonesia
FIRST AUTHOR LAST NAME et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x
(b)
Gambar 6. (a) Tampilan panel depan modul recorder, (b)
Bentuk fisik modul recorder.
(a)
(b)
Gambar 7. (a) Bentuk fisik modul sensor, dan (b) Casing modul sensor
Implementasi Perangkat Lunak
Implementasi perangkat lunak merupakan hasil dari perancangan perangkat lunak yang ditampilkan pada PC menggunakan software Microsoft Visual Studio 2019. Hasil implementasi perangkat lunak terlihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Tampilan hasil implementasi perangkat lunak.
Desain tampilan program aplikasi di front panel dibaut
menjadi 3 bagian utama, yaitu:
1. Data, berfungsi menampilkan data yang direkam oleh sensor selama pengukuran;
2. Monitoring, digunakan sebagai acuan apakah sensor yang digunakan sudah berfungsi atau belum; dan
3. Graph, digunakan untuk menampilkan data hasil pengukuran dalam bentuk grafik.
Hasil dan Pembahasan
Hasil Pengujian ADC 24-bit
Pengujian ADC perlu dilakukan untuk mengetahui respon frekuensi yang dapat dicuplik oleh ADC sekaligus untuk memperoleh kecepatan pencuplikan (fS) dari ADC. Pengujian ini dilakukan dengan memberikan masukan sinyal sinusoidal dari signal generator pada ADC. Kemudian data dari ADC akan dikirim ke PC/laptop untuk dilakukan perhitungan sampling rate setiap satu kali pengiriman data.
Gambar 9. Respon sinyal sinusoidal 1 Hz pada ADC 24-bit.
Original Article Journal of Science and Applicative Technology
6 | Journal of Science and Applicative Technology, vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx e-ISSN: 2581-0545 Rancang Bangun Sistem Seismik Borehole Menggunakan Sensor Akselerometer MEMS dan Arduino Mega
FIRST AUTHOR LAST NAME et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x
Gambar 9 merupakan hasil plotting data yang dikirimkan oleh ADC ke PC/laptop selama 1 detik. Data yang dikirimkan oleh ADC ke PC/laptop selama 1 detik sehingga membentuk sinyal sinusoidal 1 Hz seperti Gambar 6 adalah sebesar 515 data per detik. Sehingga PC/laptop mengitung besarnya sampling rate pada ADC adalah 515 Hz. Berdasarkan sampling rate tersebut maka frekuensi Nyquist atau frekuensi maksimum yang dapat dicuplik oleh ADC adalah sebesar 257 Hz atau setengah dari besarnya sampling rate [14].
Hasil Pengujian Penguat Sinyal
Pengujian penguat sinyal dilakukan agar mengetahui seberapa besar sinyal yang dapat dikuatkan oleh penguat sinyal. Untuk memperoleh data yang dapat dibandingkan diberikan getaran mekanik aktif sebesar ketukan tangan manusia. Data-data yang terekam diplot dalam domain waktu selama satu detik (Gambar 10 dan Gambar 11).
Gambar 10. Plot data akselerometer tanpa penguatan sinyal selama 1
detik.
Gambar 11. Plot data akselerometer dengan penguatan sinyal selama 1 detik.
Berdasarkan Gambar 7 dan 8, besarnya penguatan sinyal dapat dihitung dengan melihat puncak tertinggi dari kedua gambar tersebut. Pada gambar 7 puncak tertinggi berada pada nilai 0,035 V sedangkan pada Gambar 8 berada pada nilai 1,96 V, sehingga besarnya penguatan sinyal G yang terjadi adalah
𝐺 =𝑉𝑜𝑢𝑡
𝑉𝑖𝑛
𝐺 = 1,96 𝑉
0,035 𝑉
𝐺 = 56 𝑘𝑎𝑙𝑖.
Hasil Pengujian GUI (Graphical User Interface)
Pengujian GUI dilakukan untuk mengetahui hasil dari GUI yang dirancang dapat menampilkan data pengukuran saat pengujian. Metode yang dilakukan pada saat pengujian adalah melakukan simulasi pengukuran. Simulasi pengukuran dilakukan dengan meletakkan sensor dan geophone sebagai trigger, sejajar dengan garis lurus, dengan jarak 1 meter (Gambar 12). Setelah itu, diberikan getaran mekanik aktif berupa hentakan kaki manusia didekat geophone (trigger).
Gambar 12. Simulasi Pengukuran untuk Uji GUI.
Hasil pengujian GUI pada Gambar 13, menunjukkan bahwa GUI dapat menampilkan data sumbu x, y, dan z; serta menampilkannya dalam bentuk grafik.
Journal of Science and Applicative Technology Original Article
Copyright © 2019 Journal of Science and Applicative Technology J. Sci. Appl. Tech. vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx | 7 Published by: Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Indonesia
FIRST AUTHOR LAST NAME et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x
Gambar 13 Tampilan GUI pada saat Pengujia
Hasil Pengujian Sistem Secara Keseluruhan
Pengujian sistem dilakukan dengan membandingkan data hasil perekaman pada geophone alat SUMMIT X One dengan sensor akselerometer MEMS (Gambar 14). Data dari sistem sensor akselerometer MEMS memberikan data dalam sumbu x, y, dan z (Gambar 15). Sedangkan data dari geophone hanya memberikan data dalam sumbu z saja (Gambar 16). Data yang dibandingkan hanya membandingkan data pada sumbu z dari masing-masing sensor.
Gambar 14. Pengujian sistem di lapangan dengan alat SUMMIT X On
Original Article Journal of Science and Applicative Technology
8 | Journal of Science and Applicative Technology, vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx e-ISSN: 2581-0545 Rancang Bangun Sistem Seismik Borehole Menggunakan Sensor Akselerometer MEMS dan Arduino Mega
FIRST AUTHOR LAST NAME et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x
Gambar 15. Plot data dari sistem sensor akselerometer selama satu detik.
Gambar 16. Plot data dari geophone selama satu detik.
Journal of Science and Applicative Technology Original Article
Copyright © 2019 Journal of Science and Applicative Technology J. Sci. Appl. Tech. vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx | 9 Published by: Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Indonesia
FIRST AUTHOR LAST NAME et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x
Ketika media tanah bergetar karena adanya sumber yang diberikan, sensor akselerometer MEMS memberikan respon percepatan sedangkan geophone memberikan respon kecepatan.
Gambar 17 Wavelet perpindahan partikel tanah (warna biru), wavelet kecepatan partikel tanah (warna hijau), dan wavelet akselerasi partikel tanah (warna merah) [15].
Pada Gambar 17 dapat dilihat bentuk wavelet
perpindahan (kurva warna biru) dari partikel tanah
ketika bergetar. Wavelet diturunkan (derivative) satu
kali menghasilkan bentuk kecepatan partikel (kurva
warna hijau) dan diturunkan dua kali akan
menghasilkan bentuk percepatan/akselerasi partikel
(kurva warna merah) [15].
Berdasarkan penjelasan tersebut, respon data sumbu
z pada sensor akselerometer MEMS diintegral sekali
untuk mendapatkan respon kecepatan kemudian
bandingkan respon data sumbu z pada geophone
(Gambar 18 dan 19). Selain itu, dapat juga dilakukan
penurunan respon data sumbu z pada geophone
untuk mendapatkan respon percepatan yang
kemudian dibandingkan dengan respon data sumbu
z pada sensor akselerometer MEMS (Gambar 20 dan
21).
Gambar 18. Respon kecepatan dari sensor akseletometer setelah di integralkan.
Original Article Journal of Science and Applicative Technology
10 | Journal of Science and Applicative Technology , vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx e-ISSN: 2581-0545 Rancang Bangun Sistem Seismik Borehole Menggunakan Sensor Akselerometer MEMS dan Arduino Mega
FIRST AUTHOR LAST NAME et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x
Gambar 19. Respon kecepatan dari sensor akselerometer.
Gambar 20. Respon akselerasi dari geophone setelah satu kali penurunan.
Gambar 21. Respon akselerasi dari sensor akselerometer
Journal of Science and Applicative Technology Original Article
Copyright © 2019 Journal of Science and Applicative Technology J. Sci. Appl. Tech. vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx | 11 Published by: Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Indonesia
FIRST AUTHOR LAST NAME et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x
Kesimpulan
Sistem yang dirancang memiliki penguatan sinyal sebesar 56
kali dengan sampling rate sebesar 515 Hz dan frekuensi
Nyquist sebesar 257 Hz. Sistem juga memiliki sensitivitas
yang sama dengan alat seismik yang ada dipasaran. Namun,
sistem memiliki penguatan yang sangat kecil dan sampling
rate yang konstan dibanding dengan alat seismik yang ada
dipasaran. Oleh karena itu, sistem masih dalam tahap
penyelesaian dan pengembangan. Sehingga sistem belum
siap untuk digunakan dilapangan seperti alat seismik pada
umumnya.
Ucapan Terima Kasih
Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Bapak Risky
Antosia Martin yang telah bersedia membimbing dan dengan
sabar mengajari penulis menyelesaikan penelitian ini dan
Bapak rachmat sule yang telah meminjamkan sensor
akselerometer MEMS yang digunakan pada penelitian ini.
Daftar Pustaka
[1] D. W. Mahandhira, R. V. Hari Ginardi, and D. A. Navastara, ”Penggunaan Accelerometer dan Magnetometer pada Sistem Real Time Tracking Indoor Position untuk Studi Kasus pada Gedung Teknik Informatika ITS”. Jurnal Teknik ITS, vol. 5, no. 2, hal 524 – 527. 2016.
[2] A. Y. C. Tang, C.-H. Ong, and A. Ahmad, ”Fall Detection Sensor System for the Elderly”. International Journal of Advanced Computer Research. vol.5. hal 176–183. 2015.
[3] R. A. Melita, S. B. Bhaskoro, dan R. Subekti, “Pengendalian Kamera berdasarkan Deteksi Posisi Manusia Bergerak Jatuh berbasis Multi Sensor Accelerometer dan Gyroscope,” vol. 6, no. 2, hal. 259–273, 2018.
[4] R. Riontana, H. Beta, W. Cahya, and Darsono, “Aplikasi Sensor Accelerometer pada Handphone Android sebagai Pencatat Getaran Gempabumi secara Online”. Jurnal Fisika dan Aplikasinya. vol. 11, no. 3, 2015.
[5] I. G. B. Darmawan, R. Mulyasari, A. Amirudin, D. S. Efendi and Suharno, “Uji validasi instrumen akselerometer untuk pengukuran
kerentanan gempa dengan metode HVSR”. Jurnal Teknik Geofisika. 2018.
[6] R. M. Antosia, R. Sule, and T. Setiawan, “Development of Seismic Data Acquisition Systems in Indonesia,” in Proceedings of The 11th SEGJ International, hal. 15–18, November 2013, doi: 10.1190/segj112013-005.
[7] A. Amiruddin, Suharno, and Karyanto, “Desain dan Realisasi Accelerometer berbasis Arduino sebagai pendeteksi microtremor”, Jurnal Geofisika Eksplorasi, vol.5, no.3, hal 3-14, 2019.
[8] M. Hons, R. Stewart,D. Lawton, and M. Bertram, “Ground motion through geophones and MEMS accelerometers: sensor comparison in theory, modeling and field data”, CREWES Project, University of Calgary, 2007.
[9] SF1600S.A – SF1600SN.A Datasheet, ”SF1600S.A – SF1600SN.A/ Single axis best in class seismic accelerometer, Colibrys”, SAFRAN, Paris, Prancis, 2011.
[10] AD620 Datasheet, “AD620 Low Cost, Low Power Instrumentation Amplifier,” [Online]. Available : https://www.alldatasheet.com/view.jsp?Searchword=AD620&sField=4, hal. 1–20, 1999.
[11] ADS1256 Datasheet, “Very Low Noise, 24-bit Analog-to-Digital Converter”, Texas Instruments, Texas, Amerika Serikat, 2013.
[12] I. N. K. Wardana, “Teknik Antarmuka Secara Serial Peripheral Interface (SPI) Menggunakan Platform Arduino Dan Matlab,” Jurnal Matrix, hal. 157–162, 2016.
[13] D. Loomba.(2016 Des.30).Embedded Systems Course- Module7:
SERIAL COMMUNICATION - Part 1(Basics) [online]. Available :
http://www.eeherald.com/section/design-guide/esmod7.html
[14] M. J. Robert, “Signals and Systems, Analysis Using Transform Methods and MATLAB®”, New York : McGraw-Hill Companies, Inc., 2004.
[15] M. Hons, “Seismic sensing: Comparison of geophones and accelerometers using laboratory and field data,” Masters Abstracts International, 2008, [Online]. Terdapat di: http://scholar.google.com/scholar?hl=en&btnG=Search&q=intitle:Seismic+sensing:+Comparison+of+geophones+and+accelerometers+using+laboratory+and+field+data#0.