Qurrata Tsania

Embed Size (px)

Citation preview

HUBUNGAN ANTARA PRIMIGRAVIDA MUDA DENGAN KEJADIAN PREEKLAMSIA DI RSUD Dr. ADJIDARMO KABUPATEN LEBAK TAHUN 2010

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

Oleh :

Qurrata Tsania

NIM : 108103000061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1432 H/2011 M

i

HUBUNGAN ANTARA PRIMIGRAVIDA MUDA DENGAN KEJADIAN PREEKLAMSIA DI RSUD DR. ADJIDARMO KABUPATEN LEBAK TAHUN 2010

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

Oleh :

Qurrata Tsania

NIM : 108103000061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1432 H/2011 M

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

HUBUNGAN ANTARA PRIMIGRAVIDA MUDA DENGAN KEJADIAN

PREEKLAMSIA DI RSUD Dr. ADJIDARMO KABUPATEN LEBAK

TAHUN 2010

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)

Oleh :

Qurrata Tsania

NIM: 108103000061

Pembimbing I

Pembimbing II

Prof. DR. dr. Sardjana Sp.OG (K) SH

drg. Laifa A. Hendarmin P.hD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/ 2011 M

iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

LaporanPenelitian berjudul HUBUNGAN ANTARA PRIMIGRAVIDA

MUDADENGAN KEJADIAN PREEKLAMSIA DI RSUD Dr.

ADJIDARMO KABUPATEN LEBAK TAHUN 2010 yang diajukan oleh Qurrata Tsania (NIM: 108103000061), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 22 Juli 2011. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Ciputat, 22 Juli 2011

DEWAN PENGUJI

Penguji I

Prof. DR. dr. Sardjana, SpOG(K), SH

Penguji IIPenguji III

dr. H. Taufik Zain SpOG(K)Onk

DR. dr. Syarif Hasan Lutfie, Sp.KFR

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FKIK UIN

Kaprodi PSPD FKIK UIN

Prof. DR. (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd DR. dr. Syarif Hasan Lutfie, Sp.KFR

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat taufik dan hidayah-Nya penelitian ini dapat terselesaikan dengan judul

Hubungan Primigravida Muda Dengan Kejadian Preeklamsia Di RSUD Dr. Adjidarmo Lebak Tahun 2010.

Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada:

Prof. Dr (hc). dr. M. K. Tadjudin, Sp.And, dan Drs. H. Achmad Gholib, MA dan Ibu Farida selaku Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

DR. Dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.RM selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter.

Prof. DR. dr. Sardjana, Sp.OG(K), SH selaku Dosen Pembimbing I dan Drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan saya dalam penyusunan penelitian ini.

dr. Taufik Zain Sp.OG(K)Onk selaku penguji sidang laporan riset ini yang telah banyak memberikan saran demi perbaikan penyusunan riset ini.

Ibu Silvia Fitrina Nasution, M.Biomed sebagai dosen penanggung jawab riset PSPD 2008 yang telah membimbing dan memberikan motivasi kepada kami untuk segera menyelesaikan riset.

RSUD Dr. Adjidarmo Lebak dan seluruh staf, khususnya Direktur RSUD Dr. Adjidarmo Lebak, Kepala bagian Pendidikan dan Pelatihan beserta staf, Kepala bagian Rekam Medis beserta staf, dan Kepala bagian Ruangan Tindakan VK beserta staf yang telah memberikan izin kepada saya dan kelompok riset saya untuk mengadakan penelitian serta mempersilakan untuk mengambil data di bagian rekam medis.

Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, khususnya Bapak H. Pahri Azhari selaku bupati Musi Banyuasin yang telah memberikan beasiswa sehingga

vi

saya diberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi di FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Segenap Tim Pengelola program Santri Jadi Dokter yang telah mengawasi, membimbing serta memotivasi saya dalam menjalankan studi ini.

Buya H. Masrur Musir S.Pd.I dan Ummi Hj. Zam Zami serta keluarga besar Assalam yang telah memberikan kasih sayang, doa dan dorongan baik moril maupun materiil.

Seluruh teman dan sahabat, khususnya Program Studi Pendidikan Dokter angkatan 2008 serta semua pihak yang telah memberikan bantuannya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

Ciputat, 22 Juli 2011

Qurrata Tsania

vii

ABSTRAK

Qurrata Tsania. Program Studi Pendidikan Dokter. Hubungan Primigravida Muda Dengan Kejadian Preeklamsia di RSUD Dr. Adjidarmo Lebak Tahun 2010.

Preeklamsia merupakan salah satu dari penyebab utama kematian ibu di Indonesia. Preeklamsia adalah kelainan pada kehamilan yang dikarakteristik oleh hipertensi dan proteinuria yang muncul pada usia gestasi lebih dari 20 minggu. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui dan menganalisa adanya hubugan antara primigravida muda dengan angka kejadian preeklamsia di RSUD Dr. Adjidarmo Lebak periode 2010. Jumlah sampel 123 ibu hamil yag diperoleh dari rekam medis dan diuji dengan uji statistik chi square. Dari analisa statistik diperoleh nilai probabilitas (p) = 0,000 dan odd ratio (OR) = 1,500. Artinya primigravida muda memiliki peluang sebesar 1,5 kali lebih besar terkena preeklamsia dibandingkan dengan multigravida.

Kata kunci : primigravida muda, preeklamsia.

Abstract

Preeclampsia is one of three major causes of mothers mortality in pregnancy in Indonesia. Preeclampsia is a disease in pregnancy characterized by hypertension and proteinuria which occur after 20 weeks gestation. This research is analytical study with cross sectional design to know and analyzes the correlation between young primigravida and incidence of preeclampsia at General Hospital Dr. Adjidarmo Lebak during 2010. The samples are taken from Medical Records consisted 123 pregnant woman which analyzed by Chi square to know the correlation between variables. From the chi square statistic analyze, we got that the probability value (p) = 0,000 and odd ratio (OR) = 1,500. It was mean woman with young primigravida had more chance 1,5 times greater than woman with multigravida to get preeclampsia

Keyword : young primigravida, preeclampsia.

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................

i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................

ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................

iii

KATA PENGANTAR .........................................................................................

iv

ABSTRAK ...........................................................................................................

vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................

vii

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ....................................................................

x

DEFINISI

.............................................................................................................

xi

BAB I

PENDAHULUAN ...............................................................................

1

1.1

Latar Belakang ................................................................................

1

1.2

Rumusan Masalah ...........................................................................

3

1.3

Hipotesis ..........................................................................................

3

1.4

Tujuan Penelitian ............................................................................

3

1.5

Manfaat Penelitian ..........................................................................

3

BAB II

LANDASAN TEORI ..........................................................................

5

2.1

Tinjauan Pustaka ............................................................................

5

2.1.1 Preeklamsia ............................................................................

5

2.1.1.1 Definisi ....................................................................

5

2.1.1.2 Etiologi ....................................................................

6

2.1.1.3 Faktor Risiko ...........................................................

9

2.1.4.4 Patofisiologi ............................................................

9

2.1.4.5 Manifestasi Klinis .................................................

10

2.1.4.6 Klasifikasi .............................................................

11

2.1.4.7 Komplikasi ............................................................

12

2.1.4.8 Tatalaksana ............................................................

14

2.1.2 Primigravida .........................................................................

15

2.1.3 Hubungan Antara Primigravida dan Preeklamsia ................

16

2.2

Kerangka Teori .............................................................................

18

ix

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN ......................................................

19

3.1

Desain Penelitian ...........................................................................

19

3.2

Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................

19

3.3

Populasi Penelitian ........................................................................

19

3.4

Sampel dan Teknik Sampling .......................................................

19

3.5

Definisi Operasional......................................................................

20

3.6

Kerangka Konsep ..........................................................................

21

3.7

Alur Penelitian ..............................................................................

22

3.8

Cara Kerja .....................................................................................

22

3.9

Analisa Data ..................................................................................

22

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................

24

4.1

Hasil Penelitian .............................................................................

24

4.2

Pembahasan ...................................................................................

26

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN ...............................................................

29

5.1

Simpulan .......................................................................................

29

5.2

Saran ..............................................................................................

29

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................

30

LAMPIRAN .........................................................................................................

32

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...........................................................................

37

x

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Gambar 1.1 Pencapaian dan Proyeksi AKI Tahun 1994-20151

Tabel 4.1Distribusi Frekuensi Status Gravida Pasien di RSUD

Dr. Adjidarmo Lebak Tahun 201024

Tabel 4.2Distribusi Frekuensi Usia Pasien Gravida di RSUD

Dr. Adjidarmo Lebak Tahun 201024

Tabel 4.3Distribusi Frekuensi Pasien Primigravida Muda di RSUD

Dr. Adjidarmo Lebak Tahun 201025

Tabel 4.4Distribusi Pasien Primigravida Muda yang Mengalami

Preeklamsia di RSUD Dr. Adjidarmo Lebak Tahun 201025

xi

DEFINISI

Preeklamsiaadalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan

proteinuria yang timbul karena kehamilan.

Primigravida muda adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kali

dengan usia ibu dibawah 20 tahun.

xii

BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Menurut data WHO (World Health Organization), setiap tahun di seluruh dunia 358.000 ibu meninggal saat hamil atau bersalin di mana 355.000 ibu (99%) berasal dari negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan grade tertinggi dengan 290 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di negara maju, yaitu 14 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup.

Masih menurut WHO, dari 37 juta kelahiran di kawasan Asia Tenggara setiap tahun, total kematian ibu dan bayi baru lahir di kawasan ini diperkirakan berturut-turut 170 ribu dan 1,3 juta per tahun.34

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5: meningkatkan kesehatan ibu. Dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai risiko jumlah kematian ibu. Dari hasil survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus.

Gambar 1.1 Pencapaian dan Proyeksi Angka Kematian IBU (AKI) Tahun 1994-2015

(Dalam 100.000 Kelahiran Hidup)

xiii

Data di atas menunjukkan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia secara Nasional dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2007, dimana terjadi penurunan yang signifikan dari tahun ke tahun. Berdasarkan SDKI survei terakhir tahun 2007 AKI Indonesia sebesar 228 per 100.000 Kelahiran

Hidup, meskipun demikian angka tersebut masih tertinggi di Asia.

Sedangkan target yang harus dicapai pada tahun 2015 adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR), bukan saja merupakan indikator kesehatan wanita, tetapi juga menggambarkan tingkat akses, integritas dan efektivitas sektor kesehatan. Oleh karena itu, MMR juga sering digunakan sebagai indikator tingkat kesejahteraan dari suatu negara. Penanganan masalah ini tidaklah mudah, karena faktor yang melatar belakangi kematian ibu dan bayi baru

lahir sangatlah kompleks.

MenurutBidang Koordinasi Kependudukan, Kesehatan dan

lingkungan hidup 2008, tiga faktor utama penyebab kematian ibu

melahirkan yaitu , pendarahan 28%, hipertensi saat hamil atau preeklamsia 24% dan infeksi 11%.

Tekanan darah tinggi pada ibu hamil (atau biasa disebut dengan preeklamsia) menimbulkan dampak bervariasi. Mulai dari yang ringan hingga berat. Misalnya mengganggu organ ginjal ibu hamil, menyebabkan rendahnya berat badan bayi ketika lahir, dan melahirkan sebelum waktunya. Kehamilan dengan preeklamsia lebih umum terjadi pada primigravida atau ibu yag pertama kali hamil, sedangkan pada multigravida berhubungan dengan penyakit hipertensi konis, diabetes melitus dan penyakit ginjal.1

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati Artikasari

(2008) di RSUD DR. Moewardi Surakarta, didapatkaninsidensi

preeklamsia pada primigravida sebanyak 29,2%. Dan ibu hamil primigravida memiliki faktor risiko 1,458 kali lebih besar untuk terkena preeklamsia/eklamsia dibanding ibu hamil multigravida.

xiv

Berdasarkan data diatas, penulis menganggap perlu dilakukan

penilitian lanjutan terkait hubungan antara primigravida muda dengan

angka kejadian preeklamsia.

RUMUSAN MASALAH

Apakah ada hubungan Primigravida muda dengan kejadian preeklamsia?

HIPOTESIS

Ada hubungan antara primigravida muda dengan angka kejadian preeklamsia.

TUJUAN PENELITIAN

Mengetahui apakah terdapat hubungan antara status primigravida muda terhadap angka kejadian preeklamsia.

MANFAAT PENELITIAN

1.5.1. Bagi Peneliti

Mengetahui distribusi kasus preeklamsia pada status gravida pasien serta melihat adakah hubungan antara primigravida muda dengan kejadian preeklamsia.

1.5.2. Bagi Pendidikan

Sebagai referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian lebih lanjut bagi yang membutuhkannya.

Bagi Pelayanan Kesehatan

Meningkatkan mutu pelayanan sesuai standar pemerintah agar angka morbiditas dan mortalitas ibu dapat menurun dan dapat meningkatkan program kesehatan ibu hamil di wilayah Lebak.

1.5.4. Bagi Masyarakat

xv

Memberikan pengetahuan pada masyarakat mengenai salah satu faktor risiko terjadinya preeklamsia agar nantinya lebih waspada dalam melaksanakan pelayanan antenatal selama masa kehamilan.

xvi

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Preeklamsia

2.1.1.1. Definisi Preeklamsia

Preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang ditandai dengan gejala hipertensi, edema dan/atau proteinuria.15 Definisi preeklamsia menurut Cunningham, F.Gary (1995) adalah keadaan dimana hipertensi disertai dengan proteinuria, edema atau keduanya, yang terjadi akibat kehamilan setelah minggu ke-20 atau kadang-kadang timbul lebih awal bila terdapat perubahan hidatidiformis yang luas pada vili khorialis. Preeklamsia merupakan suatu sindrom spesifik kehamilan dengan terjadinya penurunan perfusi oksigen pada organ-organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel yang mana keadaan ini sangat membahayakan janin dalam kandungan.3

Sedangkan menurut Hacker, Moore (2001) preeklamsia dapat disebut sebagai hipertensi yang diinduksi-kehamilan atau penyakit hipertensi akut pada kehamilan. Preeklamsia tidak semata-mata terjadi pada wanita muda pada kehamilan pertamanya. Preeklamsia paling sering terjadi selama trimester terakhir kehamilan.6

Hipertensi yang dimaksudkan ialah keadaan dimana tekanan darah sistolik dan diastolik 140/90 mmHg. Pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam. Kenaikan tekanan darah sistolik 30 mmHg dan kenaikan tekanan darah diastolik 15 mmHg sebagai parameter hipertensi sudah tidak dipakai lagi.11

Adapun proteinuria ialah adanya 300 mg protein dalam urin selama

24 jam atau sama dengan 1+ dipstick.11

Edema, dahulu edema tungkai, dipakai sebagai tanda-tanda preeklamsia, tetapi sekarang edema tungkai tidak dipakai lagi, kecuali edema generalisata (anasarka). Perlu dipertimbangkan faktor risiko

xvii

timbulnya hipertensi dalam kehamilan, bila didapatkan edem generalisata, atau kenaikan berat badan > 0,57 kg/minggu.

Primigravida yang mempunyai kenaikan berat badan rendah, yaitu < 0,34 kg/minggu, menurunkan risiko hipertensi, tetapi menaikkan risiko berat badan bayi rendah.11

2.1.1.2. Etiologi Preeklamsia

Menurut Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak teori-teori dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya, oleh karena itu disebut penyakit teori, namun belum ada yang memberikan jawaban yang memuaskan. Teori yang sekarang dipakai sebagai penyebab preeklamsia adalah teori iskemia plasenta. Namun teori ini belum dapat menerangkan semua hal yang berkaitan dengan penyakit ini.9

Banyak teori telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan, tetapi tidak ada satu pun teori tersebut yang dianggap mutlak benar. Teori-teori yang sekarang banyak dianut adalah;11

2.1.1.2.1. Teori Kelainan Vaskularisasi Plasenta

Pada kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat vaskularisasi dari cabang-cabang arteri uterina dan arteri ovarika yaitu arteri arkuata yang memperdarahi miometrium kemudian bercabang menjadi arteria radialis yang menembus endometrium, dimana arteria radialis nantinya akan memberi cabang arteria spiralis.

Invasi trofoblas ke dalam lapisan otot arteria spiralis pada masa kehamilan menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut hingga terjadi dilatasi arteri spiralis. Distensi dan vasodilatasi lumen arteri spiralis ini memberi dampak penurunan tekanan darah, penurunan resistensi vaskular, dan peningkatan aliran darah pada daerah utero plasenta. Akibatnya, aliran darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga meningkat, sehingga dapat menjamin pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini dinamakan remodeling arteri spiralis.

xviii

Pada keadaan hipertensi dalam kehamilan, proses di atas tidak terjadi. Akibatnya, arteri spiralis relatif mengalami vasokonstriksi, dan terjadi kegagalan remodeling arteri spiralis yang menyebabkan hipoksia dan iskemi plasenta.

2.1.1.2.2. Teori Iskemia Plasenta, Radikal Bebas dan Disfungsi Endotel

Plasenta yang mengalami iskemia dan hiposia akibat kegagalan

remodeling arteri spiralis akan menghasilkan oksidan (radikal bebas). Oksidan adalah senyawa penerima elektron atau atom/molekul

yang mempunyai elektron yang tidak berpasangan.

Salah satu oksidan yang dihasilkan adalah radikal hidroksil yang sangat toksis, khususnya terhadap membran sel endotel pembuluh darah. Radikal hidroksil akan merusak membran sel, yang mengandung banyak asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak selain akan merusak membran sel, juga akan merusak nukleus, dan protein sel endotel. Disfungsi sel endotel akan memicu berbagai reaksi tubuh seperti gangguan metabolisme prostaglandin, peningktan permeabilitas kapiler, perubahan khas pada sel endotel kapiler glomerulus, serta terjadinya agregasi sel-sel trombosit, dimana agregasi trombosit memproduksi tromboksan (TXA2) suatu vasokonstriktor kuat.

2.1.1.2.3. Teori Intoleransi Imunologik antara ibu dan janin Preeklamsia/eklamsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan

tidak timbul lagi pada kehamilan berikutnya. Hal ini dapat diterangkan bahwa pada kehamilan pertama pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna, yang semakin sempurna pada kehamilan berikutnya.

Fierlie F.M. (1992) mendapatkan beberapa data yang mendukung adanya sistem imun pada penderita preeklamsia/eklamsia:

Beberapa wanita dengan preeklamsia/eklamsia mempunyai kompleks imun dalam serum.

xix

Beberapa studi juga mendapatkan adanya aktivasi sistem komplemen pada preeklamsia/eklamsia diikuti dengan proteinuria.

2.1.1.2.4. Teori Adaptasi Kardiovaskular

Pada kehamilan normal, adanya sintesis prostaglandin dapat melindungi sel endotel pembuluh darah terhadap bahan-bahan vasopresor. Sehingga dibutuhkan kadar vasopresor yang lebih tinggi untuk menimbulkan respon vasokonstriksi.

Pada hipertensi dalam kehamilan terjadi peningkatan kepekaan terhadap bahan-bahan vasopresor. Peningkatan kepekaan pada kehamilan yang akan menjadi hipertensi dalam kehamilan, sudah dapat ditemukan pada kehamilan dua puluh minggu.

2.1.1.2.5. Teori Genetik

Genotype ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan secara familial jika dibandingkan genotype janin. Telah terbukti pada ibu yang mengalami preeklamsia, 26% anak perempuannya akan mengalami preeklamsia pula, sedangkan hanya 8% anak menantu mengalami preeklamsia.

2.1.1.2.6. Teori Defisiensi Gizi (diet)

Penelitian terakhir membuktikan bahwa konsumsi minyak ikan, termasuk minyak hati halibut, dapat mengurangi risiko preeklamsia.

Minyak ikan mengandung banyak asam lemak tidak jenuh yang dapat menghambat produksi tromboksan, menghambat aktivasi trombosit, dan mencegah vasokonstriksi pembuluh darah.

Selain itu defisiensi kalsium pada diet perempuan hamil mengakibatkan risiko terjadinya preeklamsia/eklamsia.

Teori Stimulus Infeksi

Pada hipertensi terjadi peningkatan oksidatif, sehingga debris trofoblast dan nekrotik trofoblas juga meningkat, hal ini menyebabkan

xx

terjadi reaksi inflamasi yang berlebihan yang menimbulkan gejala

preeklamsia pada ibu.

2.1.1.3. Faktor Risiko Preeklamsia

Terdapat banyak faktor risiko untuk terjadinya hipertensi dalam

kehamilan, yang dapat dikelompokkan dalam faktor risiko sebagai berikut;

Primigravida

primipaternitas

Hiperplasentosis, misalnya; molahidatidosa, kehamilan multiple, diabetes mellitus, hidrops fetalis, bayi besar

Umur yang ekstrim, usia < 20 tahun

Umur yang ekstrim, usia > 35 tahun

Riwayat keluarga pernah preeklamsia/eklamsia

Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil

Obesitas

Patofisiologi Preeklamsia

Menurut Castro, C.L (2004) kelainan patofisiologi yang mendasari preklamsia/eklamsia pada umumnya karena vasospasme. Peningkatan tekanan darah dapat ditimbulkan oleh peningkatan cardiac output dan resistensi sistem pembuluh darah. Cardiac output pada pasien dengan preeklamsia/eklamsia tidak terlalu berbeda pada kehamilan normal di trimester terakhir kehamilan yang disesuaikan dari usia kehamilan. Aliran darah renal dan angka filtrasi glomerulus (GFR) pada pasien preeklamsia/eklamsia lebih rendah dibandingkan pada pasien dengan kehamilan normal dengan usia kehamilan yang sama. Penurunan aliran darah renal diakibatkan oleh konstriksi di pembuluh darah afferen yang dapat mengakibatkan kerusakkan membran glomerulus dan kemudian meningkatkan permeabilitas terhadap protein yang berakibat proteinuria. Oliguria yang diakibatkan karena vasokontriksi renal dan penurunan GFR. Resistensi vaskular cerebral selalu tinggi pada pasien preeklamsia/ eklamsia.2

xxi

Pada pasien hipertensi tanpa kejang, aliran darah cerebral mungkin bertahan sampai batas normal sebagai hasil fenomena autoregulasi. Pada pasien dengan kejang, aliran darah cerebral dan konsumsi oksigen lebih sedikit dibandingkan dengan wanita hamil biasa dan terdapat penurunan aliran darah dan peningkatan tahanan vaskuler pada sirkulasi uteroplasental pada pasien preeklamsia/eklamsia.

Manifestasi Klinis Preeklamsia

Volume plasma

Pada kehamilan normal akan terjadi peningkatan volume plasma guna untuk memenuhi kebutuhan janin. Tetapi pada preeklamsia terjadi penurunan volume plasma antara 30%-40%.

2. Elektrolit

Pada PEB akan terjadi gangguan keseimbangan asam basa. Pada saat kejang kadar bikarbonat menurun akibat asidosis laktat dan akibat kompensasi karbondioksida.

Fungsi ginjal

Akibat hipovolemia maka perfusi ke ginjal berkurang sehingga terjadinya oliguria atau bahkan sampai anuri.

Karena terjadi peningkatan premeabilitas membrane maka terjadi kebocoran plasma sehingga mengakibatkan proteinuria. Proteinuria yang timbul sebelum kehamilan , maka kemungkinan adalah penyakit ginjal.

Akan terjadi peningkatan kreatinin plasma, asam urat akibat menurunnya filtrasi glomerulus.

Janin

o Intra Uterine Growth Restriction ( IUGR ) dan oligohidroamnion o Kenaikan morbiditas dan mortalitas janin

Biasanya tanda-tanda preeklamsia timbul dalam urutan: pertambahan berat badan yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria. Pada preeklamsia ringan tidak ditemukan

xxii

gejala-gejala subyektif. Pada preeklamsia berat gejala-gejalanya adalah:14

Tekanan darah sistolik 160 mmHg

Tekanan darah diastolik 110 mmHg

Peningkatan kadar enzim hati/ ikterus

Trombosit < 100.000/mm

Oligouria < 400 ml/24 jam

Proteinuria > 3 g/liter

Nyeri epigastrium

Skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri frontal yang berat

Perdarahan retina

Edema pulmonum

Koma

2.1.1.6. Klasifikasi Preeklamsia

Preeklamsi dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu:11

Preeklamsia ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut :

Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring terlentang; atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih; atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih.

Proteinuria kuantitatif 0,3 gr atau lebih per liter; kualitatif 1+ atau 2+ pada urin kateter atau midstream.

Edem: edema lokal tidak dimasukkan dalam kriteria preeklamsia, kecuali edema pada lengan, muka dan perut, edema genaralisata.

Preeklamsi berat, bila disertai keadaan sebagai berikut :

Tekanan darah 160/110 mmHg

Proteinuria 5 g/24 jam atau 4+ dalam pemeriksaan kualitatif

Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc/24 jam.

xxiii

Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastrium.

Terdapat edema paru dan sianosis.

Sindrom HELLP

Komplikasi Preeklamsia

Tekanan darah dapat meningkat sehingga menimbulkan kegagalan dari kemampuan sistem otonom aliran darah sistem saraf pusat (ke otak) dan menimbulkan berbagai bentuk kelainan patologis sebagai berikut:8

Edema otak karena permeabilitas kapiler bertambah

Iskemia yang menimbulkan infark serebal

Edema dan perdarahan menimbulkan nekrosis

Edema dan perdarahan pada batang otak dan retina

Dapat terjadi herniasi batang otak yang menekan pusat vital medula

oblongata.

Komplikasi terberat adalah kematian ibu dan janin. Usaha utama ialah melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita preeklamsia dan eklamsia. Komplikasi dibawah ini yang biasa terjadi pada preeklamsia berat dan eklamsia:14

Solusio plasenta. Komplikasi ini terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih sering terjadi pada preeklamsia.

Hipofibrinogenemia. Biasanya terjadi pada preeklamsia berat. Oleh karena itu dianjurkan untuk pemeriksaan kadar fibrinogen secara berkala.

Hemolisis. Penderita dengan preeklamsia berat kadang-kadang menunjukkan gejala klinik hemolisis yang dikenal dengan ikterus. Belum diketahui dengan pasti apakah ini merupakan kerusakkan sel hati atau destruksi sel darah merah. Nekrosis periportal hati yang sering ditemukan pada autopsi penderita eklamsia dapat menerangkan ikterus tersebut.

xxiv

Perdarahan otak. Komplikasi ini merupakan penyebab utama kematian maternal penderita eklamsia.

Kelainan mata. Kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlangsung sampai seminggu, dapat terjadi. Perdarahan kadang-kadang terjadi pada retina. Hal ini merupakan tanda gawat akan terjadi apopleksia serebri.

Edema paru-paru. Paru-paru menunjukkan berbagai tingkat edema dan perubahan karena bronkopneumonia sebagai akibat aspirasi. Kadang-kadang ditemukan abses paru-paru.

Nekrosis hati. Nekrosis periportal hati pada preeklamsia/eklamsia merupakan akibat vasospasme arteriole umum. Kelainan ini diduga khas untuk eklamsia, tetapi ternyata juga dapat ditemukan pada penyakit lain. Kerusakan sel-sel hati dapat diketahui dengan pemeriksaan faal hati, terutama penentuan enzim-enzimnya.

Sindroma HELLP yaitu haemolysis, elevated liver enzymes dan low platelet. Merupakan sindrom kumpulan gejala klinis berupa gangguan fungsi hati, hepatoseluler (peningkatan enzim hati [SGPT,SGOT], gejala subjektif [cepat lelah, mual, muntah, nyeri epigastrium]), hemolisis akibat kerusakan membran eritrosit oleh radikal bebas asam lemak jenuh dan tak jenuh. Trombositopenia ( 35 tahun). Sudinaya (2003) melakukan penelitian dan menunjukkan bahwa kasus preeklamsia/eklamsia terbanyak pada usia 20-24 tahun yang terjadi pada kehamilan pertama. Preeklamsia/eklamsia lebih sering terjadi pada usia muda dan nulipara diduga karena adanya suatu mekanisme imunologi disamping endokrin dan genetik dan pada kehamilan pertama pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta belum sempurna, yang makin sempurna pada kehamilan berikutnya. Preeklamsia juga terjadi pada usia 35 tahun, diduga akibat hipertensi yang diperberat oleh kehamilan. Oleh karena itu insiden hipertensi meningkat di atas usia

tahun.

Kerangka Teori

Primigravida

primipaternitas

Hiperplasentosis, misalnya; molahidatidosa, kehamilan multiple, diabetes mellitus, hidrops fetalis, bayi besar

4.

Usia < 20 tahun

Preeklamsia

5.

Usia > 35 tahun

6.

Riwayat

keluarga

pernah

preeklamsia/eklamsia

7.

Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi

yang sudah ada sebelum hamil

Sumber: Prawirohardjo, Sarwono (2009).

Catatan: nomor yang ditebalkan merupakan variabel yang digunakan dalam kerangka penelitian.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan studi cross sectional. Dalam hal ini penelitian analitik adalah untuk melihat adanya hubungan sebab akibat. Dengan studi cross sectional tujuan analitis akan lebih cepat, praktis, dan efisien serta data yang telah ada dapat dimanfaatkan.

Dalam penelitian ini akan dilihat apakah terdapat hubungan antara primigravida muda dengan kejadian preeklamsia.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sub Bagian Rekam medis Rumah Sakit Umum Kabupaten Lebak bulan Januari 2010 sampai Desember 2010.

xxx

Populasi penelitian

Ibu yang melahirkan di RSUD dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak dimulai dari tanggal 1 Januari-31 Desember 2010.

Sampel dan Teknik Sampling

Sampel pada penelitian ini adalah secara non random dengan menggunakan purposive sampel yaitu suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti berdasarkan :

Ibu hamil dengan status primigravida muda

Ibu hamil dengan preeklamsia

Rumus:16

Keterangan:

n= besar sample

Z1-/2= statistic Z (misalnya Z= 1,96 untuk = 0,05)

P1= proporsi preeklamsia pada primigravida (0,5)

P2= proporsi preeklamsia pada bukan primigravida (0,4)

Berdasarkan hasil perhitungan dari rumus di atas, didapatkan jumlah sample adalah 113. Untuk menghindari sampel yang hilang atau bermasalah, sampel ditambah 10% dari keseluruhan jumlah sampel. Maka total sampel yang dibutuhkan adalah 123 sampel.

Definisi Operasional

3.5.1. Variabel Dependen: preeklamsia

xxxi

Preeklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema

dan proteinuria yang timbul karena kehamilan.

Variabel

Definisi

Cara Ukur

Alat

Hasil Ukur

Skala

Operasional

Ukur

Ukur

Preeklamsia

penyakit dengan

Data sekunder

Rekam

1= preeklam-

kategorik

tanda-tanda

diambil

dari

medis

sia

hipertensi,

rekam

medis

2= selain pre-

edema

dan

pasien

eklamsia

proteinuria yang

timbul

karena

kehamilan.

3.5.2. Variabel Independen: primigravida muda

Primigravida muda adalah seorang wanita yang hamil untuk

pertama kali dengan usia ibu dibawah 20 tahun.

Variabel

Definisi

Cara Ukur

Alat

Hasil Ukur

Skala

Operasional

Ukur

Ukur

Primigravida

seorang wanita

Data sekunder

Rekam

1=20 tahun

kategorik

muda

yang

hamil

diambil

dari

medis

2=>20 tahun

untuk

pertama

rekam

medis

kali

dengan

pasien

usia

ibu di-

bawah

20

tahun.

3.6. Kerangka Konsep

Primigravida

Preeklamsia

muda

xxxii

Alur Penelitian

Cara Kerja

3.8.1. Pengumpulan Data

Data dicari dengan melihat rekam medis penderita preeklamsia dan ibu hamil dengan status primigravida.

3.8.2. Pengolahan Data

Data dimasukkan ke dalam komputer melalui data entry pada program SPSS 13 yang kemudian diverifikasi.

Analisa Data

Merupakan proses pengolahan data dan menyusun hasil yang akan dilaporkan. Data yang sudah diolah, kemudian analisa univariat dan bivariat seperti berikut ini:

xxxiii

1. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi pada variabel independen dan variabel dependen yang diteliti. Variabel independen terdiri dari usia dan riwayat kehamilan (primigravida muda), sedangakan variabel dependen yaitu riwayat preeklamsia pada kehamilan.

2. Analisa bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara variabel bebas (independen) dengan variabel terikat (dependen) dan untuk melihat kemaknaan antara variabel. Uji statistik yang digunakan adalah

Chi-Square dengan menggunakan derajat kemaknaan = 0.05 (derajat kepercayaan 95%). Bila ada P value 0.05 maka hasil uji statistik bermakna atau adanya hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Bila P value < 0.05 maka hasil uji statistik tidak bermakna atau tidak adanya hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.

Uji kemaknaan statistik tentang hubungan antara primigavida dengan preeklamsia adalah:

P 0,05 adalah bermakna

P > 0,05 adalah tidak bermakna

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

xxxiv

Data penelitian diambil dari Sub Bagian Rekam Medik RSUD Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak pada pasien yang tercatat sejak bulan Januari 2010 sampai dengan bulan Desember 2010 yang memenuhi kriteria penelitian. Penelitian ini dilakukan secara non random dengan menggunakan purposive sample pada 123 sampel. Hasil penelitian secara terperinci sebagai berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Status Gravida Pasien

Status Gravida

Jumlah

Persentase (%)

Primigravida

87

70,7

Multigravida

36

29,3

Total

123

100,0

Sumber: Data Sekunder Tahun 2010

Dari tabel 4.1 di atas, menunjukkan bahwa dari total 123 orang pasien, jumlah pasien dengan status primigravida adalah sebanyak 87 pasien (70,7%) dan jumlah pasien dengan status bukan primigravida adalah sebanyak 36 pasien (29,3%).

Table 4.2 Distribusi Frekuensi Usia Pasien Gravida

Usia

Jumlah

Persentase (%)

Usia 20 tahun

64

52,0

Usia > 20 tahun

59

48,0

Total

123

100,0

Sumber: Data Sekunder Tahun 2010

Dari tabel 4.2 di atas, menunjukkan bahwa dari total 123 orang pasien, jumlah pasien gravida yang datang dengan usia kurang atau sama dengan 20 tahun adalah sebanyak 64 pasien (52%), dan jumlah pasien gravida yang datang dengan usia lebih dari 20 tahun adalah sebanyak 59 pasien (48%).

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pasien Primigravida Muda

xxxv

Jumlah

Persentase (%)

Risiko tinggi

64

52,0

Berisiko

59

48,0

Total

123

100,0

Sumber: Data Sekunder Tahun 2010

Dalam penelitian ini pasien dengan status primigravida muda dikategorikan sebagai pasien dengan risiko tinggi preeklamsia. Sedangkan pasien dengan status selain primigravida muda dikategorikan sebagai pasien berisiko terhadap preeklamsia.

Dari tabel 4.3 di atas, menunjukkan bahwa dari total 123 orang pasien, jumlah pasien primigravida muda adalah sebanyak 64 pasien (52%), dan jumlah pasien bukan primigavida muda adalah sebanyak 59 pasien (48%).

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pasien Primigravida Muda yang Mengalami Preeklamsia

Diagnosis

Total

Preeklamsia (+)

Preeklamsia (-)

N

%

N

%

N

%

Risiko

19

25,0

45

95,7

64

52,0

Tinggi

57

75,0

2

4,3

59

48,0

Berisiko

Total

76

100

47

100

123

100

Sumber: Data Sekunder Tahun 2010

Dari tabel 4.4 dapat dijelaskan hubungan antara primigravida muda dengan angka kejadian preeklamsia. Dari tabel di atas diketahui bahwa dari pasien primigravida muda terdapat 19 (25,0%) kasus preeklamsia dan untuk pasien yang tidak primigravida muda didapatkan 57 (75,0%) kasus preeklamsia. Sedangkan pasien primigravida muda tetapi tidak preeklamsia didapatkan 45 (95,7%) kasus dan pada pasien tidak primigravida muda yang tidak terkena preeklamsia sebanyak 2 (4,3%) kasus.

Hasil uji statistik dengan Chi-Square diperoleh nilai X2 = 55,433 dan nilai P = 0,000 maka secara statistik dapat disimpulkan terdapat

xxxvi

hubungan antara primigravida muda dengan angka kejadian preeklamsia/eklamsia (ada hubungan yang signifikan antara primigravida muda dengan preeklamsia/eklamsia).

Dari hasil analisa tersebut diperoleh nilai Rasio Prevalensi (RP) = 1,500. Hal ini menggambarkan bahwa ibu hamil primigravida muda memiliki faktor risiko 1,500 kali lebih besar untuk mengalami preeklamsia/eklamsia dibandingkan dengan ibu hamil bukan primigravida muda.

4.2Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian data yang diperoleh dari Sub Bagian Rekam Medik RS Kabupaten Lebak pada bulan Januari 2010 sampai dengan Desember 2010 pada 123 pasien primigravida muda dan tidak primigravida muda yang menderita preeklamsia/eklamsia maupun yang tidak menderita preeklamsia/eklamsia, didapatkan 19 pasien primigravida muda yang menderita preeklamsia, 45 pasien primigravida muda yang tidak menderita preeklamsia, 57 pasien tidak primigravida muda yang menderita preeklamsia dan 2 pasien tidak primigravida muda yang tidak menderita preeklamsia/eklamsia.

Hasil analisis hubungan antara primigravida muda dengan angka kejadian preeklamsia pada tabel 4.4 memperlihatkan bahwa sebanyak 2 dari 47 (4,3%) ibu yang berstatus bukan primigravida muda tidak terkena preeklamsia. Sedangkan dari 64 ibu primigravida muda, terdapat 45 primigravida muda tidak terkena preeklamsia dan 19 primigravida muda terkena preeklamsia. Hasil uji analisis Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa ada hubungan yag signifikan (p