Upload
trio-saputra
View
158
Download
1
Tags:
Embed Size (px)
Citation preview
PUBLIC EXPENDITUREPUBLIC EXPENDITUREPUBLIC EXPENDITUREPUBLIC EXPENDITURE
Jenis Barang dan Jasa Jenis Barang dan Jasa
Prinsip-Prinsip Pengeluaran Prinsip-Prinsip Pengeluaran
PemerintahPemerintah
Pola Pengeluaran PemerintahPola Pengeluaran Pemerintah
Trend Pengeluaran Pemerintah Trend Pengeluaran Pemerintah
(Public expenditure Growth)(Public expenditure Growth)
Public Expenditure in IndonesiaPublic Expenditure in Indonesia
The Rationale The Rationale for Public Interventionfor Public Intervention
The Rationale The Rationale for Public Interventionfor Public Intervention
Market FailureMarket Failure Redistribution of IncomesRedistribution of Incomes Poverty AlleviationPoverty Alleviation Increase equity amongst Increase equity amongst
groups within societygroups within society Other public objectiveOther public objective
Jenis Barang dan JasaJenis Barang dan JasaJenis Barang dan JasaJenis Barang dan Jasa
Barang Publik (Public Goods) non-Barang Publik (Public Goods) non-
excludable, non-rivalry, joint consumption, excludable, non-rivalry, joint consumption,
mc=0; externalities tinggimc=0; externalities tinggi
Barang Private (Private Goods) excludable, Barang Private (Private Goods) excludable,
rivalry, individual consumption, indivisible, rivalry, individual consumption, indivisible,
externalities rendah/tdk adaexternalities rendah/tdk ada
Barang Campuran (Mixed Goods) Barang Campuran (Mixed Goods)
merupakan private goods dengan merupakan private goods dengan
externalitiesexternalities
Pengertian Pengeluaran Pengertian Pengeluaran PemerintahPemerintah
Pengeluaran publik adalah dana Pengeluaran publik adalah dana yang dikeluarkan oleh yang dikeluarkan oleh negara/pemerintah untuk negara/pemerintah untuk menjalankan aktivitasnya, atau menjalankan aktivitasnya, atau tujuan lain yang menjadi tujuan lain yang menjadi kewenangan atau kepentingan kewenangan atau kepentingan pemerintah dan atau pemerintah dan atau masyarakatmasyarakat
Alokasi Belanja pro rakyat Alokasi Belanja pro rakyat (belanja aparatur vs belanja (belanja aparatur vs belanja publik)publik)
Belanja publik yang meningkatkan Belanja publik yang meningkatkan kesejahteraan masyarakatkesejahteraan masyarakat
Pengembangan ‘profit-center’ Pengembangan ‘profit-center’ daripada ‘cost-center’daripada ‘cost-center’
Mobilisasi danaMobilisasi dana DesentralisasiDesentralisasi Good governanceGood governance
Instrumen IntervensiInstrumen IntervensiInstrumen IntervensiInstrumen Intervensi
Direct ExpendituresDirect Expenditures Targeted SubsidiesTargeted Subsidies Creation of Public InstitutionCreation of Public Institution Law, Policy, and RegulationLaw, Policy, and Regulation Pricing policyPricing policy
Pola Pengeluaran Pola Pengeluaran PemerintahPemerintah
Pola Pengeluaran Pola Pengeluaran PemerintahPemerintah
Di Negara MajuDi Negara Maju Pengeluaran Pemerintah Pengeluaran Pemerintah
semakin besar terhadap semakin besar terhadap GDP/GNP GDP/GNP
Pengeluaran Pemerintah Pengeluaran Pemerintah membesar untuk membesar untuk membiayai pelayanan membiayai pelayanan sosial dan income sosial dan income transfer/social transfertransfer/social transfer
Pengeluaran BUMN tidak Pengeluaran BUMN tidak menonjolmenonjol
Pengeluaran Pemerintah Pengeluaran Pemerintah Daerah jumlahnya cukup Daerah jumlahnya cukup significant dibandingkan significant dibandingkan dengan Pemerintah Pusatdengan Pemerintah Pusat
Di Negara Berkembang Di Negara Berkembang Pengeluaran Pemerintah semakin Pengeluaran Pemerintah semakin
besar terhadap GDP, tetapi besar terhadap GDP, tetapi belum sebesar di negara majubelum sebesar di negara maju
Pengeluaran Pemerintah pada Pengeluaran Pemerintah pada tahap awal pembangunan tahap awal pembangunan diarahkan pada pembangunan diarahkan pada pembangunan infrastrukturinfrastruktur
Pengeluaran BUMN sangat Pengeluaran BUMN sangat menonjolmenonjol
Pengeluaran Pemerintah Daerah Pengeluaran Pemerintah Daerah tidak significant dibandingkan tidak significant dibandingkan dengan Pemerintah Pusatdengan Pemerintah Pusat
Public Expenditure GrowthPublic Expenditure GrowthPublic Expenditure GrowthPublic Expenditure Growth
Paling tidak ada 4 teori yang dapat Paling tidak ada 4 teori yang dapat
menjelaskan mengapa pengeluaran menjelaskan mengapa pengeluaran
pemerintah cendrung meningkat:pemerintah cendrung meningkat:
1. Development Hypothesys View1. Development Hypothesys View2. Peacock & Wiseman Model2. Peacock & Wiseman Model3. Wagner’s Law3. Wagner’s Law4. Public Choice Theory4. Public Choice Theory
Development Hypothesys Development Hypothesys ViewView
Development Hypothesys Development Hypothesys ViewView
Pada awal pembangunan pemerintah Pada awal pembangunan pemerintah mencurahkan dananya untuk pembangunan mencurahkan dananya untuk pembangunan infrastruktur agar terbangun dasar yang kuat infrastruktur agar terbangun dasar yang kuat untuk lepas landasuntuk lepas landas
Pada tahap berikutnya pemerintah Pada tahap berikutnya pemerintah memfokuskan pengeluarannya untuk memfokuskan pengeluarannya untuk membangun layanan sosial seperti layanan membangun layanan sosial seperti layanan kesehatan, layanan pendidikan dan perumahankesehatan, layanan pendidikan dan perumahan
Pada tahap selanjutnya pemerintah memperluas Pada tahap selanjutnya pemerintah memperluas dan memperkuat bidang layanan sosialnyadan memperkuat bidang layanan sosialnya
Pada tahap akhir pemerintah banyak melakukan Pada tahap akhir pemerintah banyak melakukan income transfer dan social benefitincome transfer dan social benefit
Peacock & Wiseman ModelPeacock & Wiseman ModelPeacock & Wiseman ModelPeacock & Wiseman Model
Pada awalnya peningkatan Pada awalnya peningkatan pengeluaran pemerintah muncul pengeluaran pemerintah muncul akibat adanya biaya perangakibat adanya biaya perang
Setelah perang usai pengeluaran Setelah perang usai pengeluaran pemerintah tetap tinggi untuk pemerintah tetap tinggi untuk rehabilitasi ekonomi dan rehabilitasi ekonomi dan infrastruktur akibat peranginfrastruktur akibat perang
selanjutnya pengeluaran tetap selanjutnya pengeluaran tetap tinggi untuk pengembangantinggi untuk pengembangan layanan layanan sosialnyasosialnya
Wagner’s LawWagner’s LawWagner’s LawWagner’s Law Pengeluaran Pemerintah akan meningkat Pengeluaran Pemerintah akan meningkat
terus sejalan dengan peningkatan income terus sejalan dengan peningkatan income per capita masyarakatper capita masyarakat
Peningkatan income per capita diikuti oleh Peningkatan income per capita diikuti oleh semakin kompleksnya tatanan ekonomi, semakin kompleksnya tatanan ekonomi, sosial dan politik yang ada, yang sosial dan politik yang ada, yang menimbulkan konflik antar individu dan menimbulkan konflik antar individu dan institusi. Untuk itu keterlibatan institusi. Untuk itu keterlibatan pemerintah dalamberbagai aspek pemerintah dalamberbagai aspek masyarakatnyapun semakin tinggimasyarakatnyapun semakin tinggi
Karena itu pengeluaran pemerintahpun Karena itu pengeluaran pemerintahpun semakin lama semakin besarsemakin lama semakin besar
Public Choice TheoryPublic Choice TheoryPublic Choice TheoryPublic Choice Theory
S IG
G PBudget Maximizer Vote Maximizer
Profit MaximizerUtility Maximizer
PUBLIC PUBLIC EXPENDITURE EXPENDITURE MANAGEMENTMANAGEMENT
PUBLIC PUBLIC EXPENDITURE EXPENDITURE MANAGEMENTMANAGEMENT
RVSRVS
Kebijakan Ekonomi Kebijakan Ekonomi MakroMakro
Kebijakan Ekonomi Kebijakan Ekonomi MakroMakro
Pertumbuhan (Growth)Pertumbuhan (Growth)
Keadilan (Equity)Keadilan (Equity)
Stabilitas (StabilityStabilitas (Stability))
Pengertian Public Pengertian Public Expenditure Expenditure ManagementManagement
Pengertian Public Pengertian Public Expenditure Expenditure ManagementManagement
Public Expenditure Management Public Expenditure Management (PEM) adalah:(PEM) adalah:
Suatu pendekatan baru dalam Suatu pendekatan baru dalam alokasi sumber daya publik alokasi sumber daya publik secara responsif, ekonomis, secara responsif, ekonomis, efisien dan efektif.efisien dan efektif.
Elemen Utama Dalam Elemen Utama Dalam PEMPEM
Elemen Utama Dalam Elemen Utama Dalam PEMPEM
1. Aggregate Fiscal Discipline 1. Aggregate Fiscal Discipline (disiplin fiskal secara (disiplin fiskal secara
menyeluruh)menyeluruh) 2. Allocative Efficiency2. Allocative Efficiency (Efisiensi Alokasi)(Efisiensi Alokasi) 3. Operational Efficiency3. Operational Efficiency (Efisiensi operasional)(Efisiensi operasional)
Aggregate Fiscal Aggregate Fiscal DisciplineDiscipline
Aggregate Fiscal Aggregate Fiscal DisciplineDiscipline
Total anggaran harus hasil dari Total anggaran harus hasil dari keputusan yang eksplisit dan harus keputusan yang eksplisit dan harus dilaksanakan, bukan sekedar daftar dilaksanakan, bukan sekedar daftar keinginan/belanja.keinginan/belanja.
Jumlah keseluruhan ditetapkan Jumlah keseluruhan ditetapkan terlebih dahulu sebelum penetapan terlebih dahulu sebelum penetapan rinciannya.rinciannya.
Anggaran harus berkesinambungan Anggaran harus berkesinambungan pada jangka menengah.pada jangka menengah.
Allocative EfficiencyAllocative EfficiencyAllocative EfficiencyAllocative Efficiency
Pengeluaran harus didasarkan pada Pengeluaran harus didasarkan pada prioritas dan keberhasilan program.prioritas dan keberhasilan program.
Sistem penganggaran harus Sistem penganggaran harus mendorong realokasi dana dari mendorong realokasi dana dari program yang kurang mendapat program yang kurang mendapat prioritas pada program yang prioritas pada program yang berprioritas tinggi, dan dari program berprioritas tinggi, dan dari program yang kurang berhasil pada program yang kurang berhasil pada program yang lebih berhasilyang lebih berhasil
Evaluation &Reporting
Leadership & Change Management
ResultsCommitments
Resource Planning
Human, Capital, IT
PerformanceManagement
Budgeting &PEM
Program &ServiceDelivery
Policy-ProgramReview
Vision
Strateg
ic Man
agem
ent
Mission Goals Objectives
EnvironmentScanning
Strategy FormulationEvaluation &
Control
EXTERNAL
SocialEnvironment
Task
Environment
Sector
Analysis
INTERNAL
Structure
Culture
Learning
Resources
Knowledge
Corebusiness
Whatresultsto attain
by whenPlan toachievethemissionand goals
Broadguidesfordecis ionmaking
Activitiesneeded toaccomplishplan
Cost ofprograms
Actual results
Strategy Implementation
Mission
Goals
Strategies
Policies
Programs
Resources
Rules
Performance
BASIC STRATEGIC PLANNING FRAMEWORK
Feedback Learning
Operational EfficiencyOperational EfficiencyOperational EfficiencyOperational Efficiency
Unit organisasi haruslah Unit organisasi haruslah memproduksi barang dan jasa memproduksi barang dan jasa pada tingkat biaya (cost) yang pada tingkat biaya (cost) yang mendorong tercapainya mendorong tercapainya efisiensi dan pada tingkat biaya efisiensi dan pada tingkat biaya yang kompetitif dengan pasar.yang kompetitif dengan pasar.
Perbedaan PEM dan Sistem Perbedaan PEM dan Sistem TradisionalTradisional
PEMPEM Tidak hanya menekankan Tidak hanya menekankan
prosedur yang baik tetapi prosedur yang baik tetapi juga menekankan juga menekankan efisiensi untuk mencapai efisiensi untuk mencapai outcomeoutcome
Sangat berkaitan dengan Sangat berkaitan dengan reformasi dan reformasi dan pengembangan pengembangan manajemen dan institusi manajemen dan institusi sektor publik.sektor publik.
TradisionalTradisional Sangat menekankan pada Sangat menekankan pada
norma dan prosedur norma dan prosedur (lebih berorientasi pada (lebih berorientasi pada peraturan)peraturan)
Berkaitan hanya pada Berkaitan hanya pada manajemen /administrasi manajemen /administrasi yang berkaitan dengan yang berkaitan dengan penganggaranpenganggaran
PengaturanPengaturan Kelembagaan bagi Kelembagaan bagi AFDAFD
1. 1. Rules (Aturan Main):Rules (Aturan Main): a. Penetapan (pembatasan) pengeluaran a. Penetapan (pembatasan) pengeluaran total dan sektoral ditetapkan sebelumtotal dan sektoral ditetapkan sebelum rinciannya rinciannya b. Pengeluaran Total harus konsisten denganb. Pengeluaran Total harus konsisten dengan limit yang telah ditentukan. limit yang telah ditentukan. c. Penetapan dibuat untuk jangka menengah c. Penetapan dibuat untuk jangka menengah (3 tahun dan keputusan-keputusan rencana(3 tahun dan keputusan-keputusan rencana anggaran dibuat dalam kerangka jangkaanggaran dibuat dalam kerangka jangka menengah)menengah) (Medium Term Framework/MTF) (Medium Term Framework/MTF)
Pengaturan Kelembagaan Bagi Pengaturan Kelembagaan Bagi AFDAFD
2. 2. Roles (Peran)Roles (Peran) a. Peran Departemen Keuangan Harusa. Peran Departemen Keuangan Harus dominan dalam penetapan totaldominan dalam penetapan total anggaran dan dalam negosiasi dengananggaran dan dalam negosiasi dengan departemen teknis dan dalam rapatdepartemen teknis dan dalam rapat kabinet.kabinet. b. Dalam implementasi anggaran,b. Dalam implementasi anggaran, Dep. Keuangan dapat melakukan Dep. Keuangan dapat melakukan
suatusuatu tindakan tegas jika ternyata terjadi tindakan tegas jika ternyata terjadi pelanggaran batas total.pelanggaran batas total.
Pengaturan Kelembagaan Bagi Pengaturan Kelembagaan Bagi AFDAFD
3. 3. Information (Informasi)Information (Informasi) a. a. Medium Term Expenditure FrameworkMedium Term Expenditure Framework (MTF) memberikan suatu ‘baseline’(MTF) memberikan suatu ‘baseline’ untuk mengukur dampak anggaran untuk mengukur dampak anggaran
daridari adanya perubahan kebijakan.adanya perubahan kebijakan. b. Pada tahap pelaksanaan anggaran,b. Pada tahap pelaksanaan anggaran, pengeluaran dimonitor untukpengeluaran dimonitor untuk memastikan bahwa memastikan bahwa AFDAFD dipenuhi. dipenuhi.
Pengaturan kelembagaan Bagi Pengaturan kelembagaan Bagi Allocative EfficiencyAllocative Efficiency
Pengaturan kelembagaan Bagi Pengaturan kelembagaan Bagi Allocative EfficiencyAllocative Efficiency
1. 1. Rules (Aturan Main)Rules (Aturan Main) a. Penetapan batas pengeluaran bagia. Penetapan batas pengeluaran bagi sektor/dinas dan kepala dinassektor/dinas dan kepala dinas didorong untuk merealokasi dananyadidorong untuk merealokasi dananya pada batas yang telah ditetapkan.pada batas yang telah ditetapkan. b. Proses Realokasi harus didasarkan b. Proses Realokasi harus didasarkan
padapada temuan yang telah dievaluasi terhadaptemuan yang telah dievaluasi terhadap keberhasilan program. keberhasilan program.
Pengaturan Kelembagaan Pengaturan Kelembagaan Bagi Allocative EfficiencyBagi Allocative EfficiencyPengaturan Kelembagaan Pengaturan Kelembagaan Bagi Allocative EfficiencyBagi Allocative Efficiency
2. 2. Roles (Peran)Roles (Peran) a. Pemerintah (Daerah) harus a. Pemerintah (Daerah) harus mempunyai kapasitas untuk mempunyai kapasitas untuk mendefinisikan tujuan dan prioritasnya mendefinisikan tujuan dan prioritasnya (daerah) , dan melakukan alokasi antar (daerah) , dan melakukan alokasi antar sektor (bidang) konsisten dengan sektor (bidang) konsisten dengan
‘medium- ‘medium- term expenditure framework’.term expenditure framework’.
Roles (Peran)Roles (Peran)Roles (Peran)Roles (Peran)
b. Menteri (Kepala Dinas) dengan b. Menteri (Kepala Dinas) dengan otoritas yang memadai untuk otoritas yang memadai untuk merealokasi dana pada ‘area of merealokasi dana pada ‘area of responsibility’-nya melalui review responsibility’-nya melalui review dalam rapat anggaran dan/atau dalam rapat anggaran dan/atau dalam rapat dengan DPR/D dalam rapat dengan DPR/D
MenteriMenteriMenteriMenteri
3. 3. Informasi Informasi a. Menteri dan manajer menyiapkana. Menteri dan manajer menyiapkan informasi atau menerima informasiinformasi atau menerima informasi mengenai keberhasilan program yangmengenai keberhasilan program yang direncanakan dan yang sesungguhnyadirencanakan dan yang sesungguhnya dicapai.dicapai. b. Menerima informasi tentang dampakb. Menerima informasi tentang dampak dari pembiayaan yang dilakukan dalamdari pembiayaan yang dilakukan dalam perspektif jangka menengah.perspektif jangka menengah.
Pengaturan Kelembagaan Pengaturan Kelembagaan Bagi Operational EfficiencyBagi Operational EfficiencyPengaturan Kelembagaan Pengaturan Kelembagaan Bagi Operational EfficiencyBagi Operational Efficiency
1. 1. Rules (Aturan Main)Rules (Aturan Main) a. Biaya operasional sangat terbatas,a. Biaya operasional sangat terbatas, karena itu para manajer diberi karena itu para manajer diberi diskresi untuk menggunakannya.diskresi untuk menggunakannya. b. Biaya operasional secara progresifb. Biaya operasional secara progresif harus dikurangi untuk meningkat-harus dikurangi untuk meningkat- kan efisiensi.kan efisiensi.
Pengaturan Kelembagaan Pengaturan Kelembagaan
Bagi Operational EfficiencyBagi Operational Efficiency Pengaturan Kelembagaan Pengaturan Kelembagaan
Bagi Operational EfficiencyBagi Operational Efficiency
2. 2. Roles (Peran)Roles (Peran) Manajer tingkat menengah berperanManajer tingkat menengah berperan menetapkan bagaimana berbagaimenetapkan bagaimana berbagai sumberdaya yang terbatas diguna-sumberdaya yang terbatas diguna- kan. Untuk itu kepada mereka haruskan. Untuk itu kepada mereka harus diberikan diskresi untuk hal di atas. diberikan diskresi untuk hal di atas.
Pengaturan Kelembagaan Pengaturan Kelembagaan Bagi Operational EfficiencyBagi Operational EfficiencyPengaturan Kelembagaan Pengaturan Kelembagaan Bagi Operational EfficiencyBagi Operational Efficiency
3. 3. InformasiInformasi a. Output yang dianggarkan harusa. Output yang dianggarkan harus dirinci dari awal, dan output dirinci dari awal, dan output
yangyang dicapai harus dibandingkandicapai harus dibandingkan dengan yang ditargetkan.dengan yang ditargetkan. b. Informasi tentang kinerjab. Informasi tentang kinerja keuangan dan organisasikeuangan dan organisasi dipublikasikan pada berbagaidipublikasikan pada berbagai dokumen yang relevan.dokumen yang relevan.
4 Pilar Good Governance 4 Pilar Good Governance Bagi Keberhasilan PEMBagi Keberhasilan PEM
4 Pilar Good Governance 4 Pilar Good Governance Bagi Keberhasilan PEMBagi Keberhasilan PEM
AccountabilityAccountability Suatu mekanisme untuk Suatu mekanisme untuk
mendorong pemerintah/pegawai mendorong pemerintah/pegawai pemerintah bertanggungjawab pemerintah bertanggungjawab terhadap kegiatan yang terhadap kegiatan yang dilakukannya.dilakukannya.
TransparencyTransparency Free atau low cost access kepada Free atau low cost access kepada
informasi yang dibutuhkaninformasi yang dibutuhkan
4 Pilar Good Governance 4 Pilar Good Governance
Bagi Keberhasilan PEMBagi Keberhasilan PEM 4 Pilar Good Governance 4 Pilar Good Governance
Bagi Keberhasilan PEMBagi Keberhasilan PEM
PredictabilityPredictability Peraturan perundangan yang jelas Peraturan perundangan yang jelas
dan diterapkan sama untuk semua dan diterapkan sama untuk semua pihak.pihak.
ParticipationParticipation Menyediakan informasi yang Menyediakan informasi yang
diperlukan untuk ikut mencek diperlukan untuk ikut mencek kegiatan-kegiatan pemerintah.kegiatan-kegiatan pemerintah.
DISTRIBUSI ANGGARAN DITJEN DISTRIBUSI ANGGARAN DITJEN MANDIKNASMEN MANDIKNASMEN
DISTRIBUSI ANGGARAN DITJEN DISTRIBUSI ANGGARAN DITJEN MANDIKNASMEN MANDIKNASMEN
KENAIKAN ANGGARAN PENDIDIKAN (20%) Tahun 2009
APBN(1.122,1909 T)
Kenaikan Anggaran Pendidikan 20 % Total APBN (224,4019 T)
TERSEBAR DI 15 KEMENTERIAN DAN
LEMBAGA(134,8409 T)
DEPDIKNAS (73,457 T)
DITJEN MANDIKDASMEN
(26,965 T)
62.098.268.498.000PAGU Definitif24.762.552.148.000
ANGGARAN KE DAERAH MELALUI DAU TERMASUK
GAJI PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
(89,5609 T)
K/L LAIN61,3831 T
40
(dalam milyar rupiah)
PERSANDINGAN PAGU ANGGARANPERSANDINGAN PAGU ANGGARANDITJEN MANDIKDASMENDITJEN MANDIKDASMEN
TAHUN 2005, 2006, 2007, 2008 DAN PAGU DEFINITIF 2009TAHUN 2005, 2006, 2007, 2008 DAN PAGU DEFINITIF 2009
No. PROGRAM APBN &
APBN-P 2005 APBN &
APBN-P 2006 APBN &
APBN-P 2007 APBN &
APBN-P 2008
Pagu Definitif
2009
%
1 2 3 4 5 6 7 8
1. PAUD 155,0 147,8 253,1 182,3 109,5 0,44%
2. WAJAR DIKDAS 9 TAHUN 10.816,8 18.000,7 16.379,6 17.512,2 20.521,1 82,87%
3. PENDIDIKAN MENENGAH 2.285,1 3.533,4 2.789,9 3.082,8 3.964,4 16,01%
4. MANAJEMEN 140,0 117,0 334,2 186,1 167,5 0,68%
5.PENY. PIMP. KENEG. & KEPEM.
18,4 20,2 97,8 - - 0,00%
6. MUTU PENDIDIK 2.595,4 - - - - 0,00%
T O T A L 16.010,7 21.819,1 19.854,5 20.963,4 24.762,6 100,00%
41
10.816,8
20.521,1
- - - -140,0 117,0 334,2 186,1 167,518,4 20,2 97,8 - -
24.762,5
18.000,7
16.379,6
17.512,2
2.285,1
3.533,42.789,9 3.082,8
3.964,4
2.595,4
16.010,7
21.819,1
19.854,5
20.963,4
155,0 147,8 253,1 182,3 109,5-
5.000,0
10.000,0
15.000,0
20.000,0
25.000,0
APBN & APBN-P 2005 APBN & APBN-P 2006 APBN & APBN-P 2007 APBN & APBN-P 2008 Pagu Definitif 2009
AN
GG
AR
AN
(d
alam
mily
ar r
up
iah
)
Wajar Dikdas 9 Tahun
Total Anggaran Ditjen MPDM
Pendidikan Menengah
PAUD
PERKEMBANGAN PAGU ANGGARANPERKEMBANGAN PAGU ANGGARANDITJEN MANDIKDASMENDITJEN MANDIKDASMEN
TAHUN 2005, 2006, 2007, 2008 DAN PAGU DEFINITIF 2009TAHUN 2005, 2006, 2007, 2008 DAN PAGU DEFINITIF 2009
Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %
1 PAUD 154.965 0 147.839 -5 253.050 71 182.257 -28 109.500 -40
2 WAJAR DIKDAS 9 TAHUN 10.816.825 0 18.000.700 66 16.379.609 -9 17.512.177 7 20.531.739 17
a. Non BOS 4.600.087 0 6.003.152 31 5.757.667 -4 6.917.941 20 4.338.067 -37
b. BOS 6.216.738 0 11.997.548 93 10.621.942 -11 10.594.236 -0,3 16.193.672 53
3 PENDIDIKAN MENENGAH 2.285.129 0 3.533.379 55 2.789.936 -21 3.082.802 10 3.966.012 29
4 MANAJEMEN 140.000 0 117.000 -16 334.157 186 186.148 -44 155.301 -17
5 PENY. PIMP. KENEG. & KEPEMERINTAHAN 18.357 0 20.183 10 97.761 384 - -100 - 0
T O T A L 16.010.690 0 21.819.100 36 19.854.513 -9 20.963.384 6 24.762.552 18
Catatan:% = Perbandingan alokasi anggaran dengan alokasi tahun sebelumnya
No
PAGU DEFINITIF 2009
APBN & APBN-P 2006
APBN & APBN-P 2008
APBN & APBN-P 2007 PROGRAM
APBN & APBN-P 2005
(dalam juta rupiah)
PERSANDINGAN PAGU ANGGARANPERSANDINGAN PAGU ANGGARANBOS dan NON BOS BOS dan NON BOS
APBN & APBN-P 2005, APBN & APBN-P 2006,APBN & APBN-P 2005, APBN & APBN-P 2006,APBN & APBN-P 2007, APBN & APBN-P 2008, APBN & APBN-P 2007, APBN & APBN-P 2008,
DAN PAGU DEFINITIF 2009 DAN PAGU DEFINITIF 2009
PERKEMBANGAN PAGU ANGGARAN BOS dan NON BOS PERKEMBANGAN PAGU ANGGARAN BOS dan NON BOS padapada
APBN & APBN-P 2005, APBN & APBN-P 2006,APBN & APBN-P 2005, APBN & APBN-P 2006,APBN & APBN-P 2007, APBN & APBN-P 2008, APBN & APBN-P 2007, APBN & APBN-P 2008,
DAN PAGU DEFINITIF 2009 DAN PAGU DEFINITIF 2009
-
5
10
15
20
25
30
APBN & APBN-P 2005 APBN & APBN-P 2006 APBN & APBN-P 2007 APBN & APBN-P 2008 PAGU DEFINITIF 2009
An
gg
aran
( D
alam
Tri
liun
)
Total Anggaran MPDM
Program Wajar Dikdas
Program Menengah
BOS
Non BOS
Program Manajemen
44
20.963,4
24.762,6
10.308,8
16.811,8
10.654,6
7.950,8
-
5.000,0
10.000,0
15.000,0
20.000,0
25.000,0
TOTAL BOS & BOMM NON-BOS & BOMM
PERBANDINGAN ALOKASI ANGGARAN TAHUN 2008-2009ANTARA TOTAL ANGGARAN BOS & BOMM DENGAN KEGIATAN LAIN (NON-BOS & BOMM)
2008
2009
(dalam milyar rupiah)
TERIMAKASIHTERIMAKASIHTERIMAKASIHTERIMAKASIH