Proposol TA Based on Proposal PKM-KC

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Proposol TA Based on Proposal PKM-KC

Citation preview

  • ARON (ARM POWER AND STRENGTH

    ENHANCER EXOSKELETON) RANGKA

    PENINGKAT TENAGA KEKUATAN LENGAN

    MANUSIA TERPADU

    Proposal Tugas Akhir

    Diploma III Program Studi Teknik Mesin

    Di Jurusan Teknik Mesin

    Oleh :

    Hotma Bayu Adwika NIM. 1212010064

    Ikhsan Arif Gumelar NIM. 1212010067

    Salma Fauzia NIM. 1212010086

    Fahmi Maulana NIM. 1212010055

    POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

    2014

  • ii

    ARON (ARM POWER AND STRENGTH

    ENHANCER EXOSKELETON) RANGKA

    PENINGKAT TENAGA KEKUATAN LENGAN

    MANUSIA TERPADU

    Diajukan oleh

    Hotma Bayu Adwika NIM. 1212010064

    Ikhsan Arif Gumelar NIM. 1212010067

    Salma Fauzia NIM. 1212010086

    Fahmi Maulana NIM. 1212010055

    Disetujui oleh

    Team Tugas Akhir Program Studi Teknik Mesin

    POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

    2014

  • iii

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... ii

    DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

    BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

    1.2 Perumusan Masalah .............................................................................. 3

    1.3 Tujuan ................................................................................................... 3

    1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................ 3

    1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................... 3

    1.4 Pembatasan Masalah ............................................................................. 3

    1.5 Manfaat ................................................................................................. 3

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 5

    2.1 Studi Pustaka......................................................................................... 5

    2.2 Landasan Teori ..................................................................................... 9

    2.2.1 Sambungan .................................................................................... 9

    2.2.2 Angka Keamanan .......................................................................... 9

    2.2.3 Bantalan ....................................................................................... 10

    2.2.4 Sistem Pneumatik ........................................................................ 11

    BAB 3 METODE PELAKSANAAN ................................................................... 14

    BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ................................................... 16

    4.1 Anggaran Biaya .................................................................................. 16

    4.2 Jadwal Kegiatan .................................................................................. 17

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18

    LAMPIRAN 1. BIODATA MAHASISWA ......................................................... 20

    LAMPIRAN 2. GAMBAR TEKNOLOGI YANG AKAN DIKEMBANGKAN 21

  • BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Tak dapat dimungkiri jika perkembangan teknologi masa kini berkembang

    sangat pesat. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya inovasi-inovasi yang telah

    dibuat di dunia ini oleh para ilmuwan dan insinyur (Risal, 2013). Salah satu jenis

    teknologi yang mengalami pertumbuhan yang pesat adalah teknologi di bidang

    mekatronika, khususnya teknologi exoskeleton. Ide penggunaan exoskeleton

    sebagai alat bantu manusia dimulai pada tahun 1890 ketika sebuah perlengkapan

    exoskeleton digunakan untuk memfasilitasi orang untuk bekerja, berlari dan

    meloncat. Sejauh ini, bermacam-macam jenis exoskeleton telah dikembangkan

    untuk berbagai tujuan contohnya adalah untuk menopang dan melindungi kerangka

    manusia, untuk membawa barang-barang berat dan untuk membantu manusia

    dalam kehidupan sehari-hari (Pan Min, 2011). Exoskeleton dirancang untuk dipakai

    pada tubuh manusia dan dapat mengikuti gerakan manusia, serta memberikan

    tenaga atau torsi tambahan pada pemakainya. Secara non-teknis, exoskeleton

    berguna untuk membantu orang-orang yang secara fisiknya lemah atau sudah

    menua, membantu penyembuhan pada orang yang memiliki penyakit pelemahan

    lengan akut, dapat merehabilitasi orang-orang yang cedera karena kecelakaan

    ataupun perang (Papadopoulos, 2007).

    Salah satu pemanfaatan teknologi exoskeleton yang tepat guna adalah untuk

    meningkatkan kemampuan manusia dalam bekerja dengan beban-beban berat.

    Exoskeleton dapat digunakan untuk para pekerja bangunan, konstruksi,

    pertambangan, maupun pekerjaan berat lainnya untuk mengurangi angka

    kecelekaan kerja nasional yang masih tinggi jika dibandingkan dengan negara-

    negara lainnya. Berdasarkan keterangan Direktur Pelayanan dan Pengaduan BPJS

    Ketenagakerjaan, Achmad Riadi, menyatakan bahwa jumlah peserta Jamsostek

    yang mengalami kecelakaan kerja sebanyak 146.219 orang berjenis kelamin laki-

    laki dan 46.692 berjenis kelamin perempuan. Achmad juga menjelaskan bahwa dari

    jumlah kecelakaan tersebut sebagian besar atau sekitar 69,59% terjadi di dalam

    perusahaan ketika mereka bekerja, sedangkan yang di luar perusahaan sebanyak

    10,26% dan sisanya atau sekitar 20,15% merupakan kecelakaan lalu lintas yang

  • 2

    dialami para pekerja. Sementara akibat kecelakaan tersebut, jumlah peserta

    Jamsostek yang meninggal sebanyak 3.093 pekerja, yang mengalami sakit 15.106

    orang, luka-luka 174.266 orang dan meninggal mendadak sebanyak 446 orang.

    Lebih lanjut dia mengungkapkan, sebesar 51,3% penyebab kecelakaan kerja

    dikarenakan adanya benturan, sedangkan bagian tubuh yang paling banyak terkena

    cedera adalah jari tangan, serta yang kedua adalah bagian kaki. Lalu sumber

    penyebab cedera terbanyak sebesar 32,25% adalah mesin, dan sebanyak 34,43%

    penyebab kecelakaan kerja dikarenakan posisi tidak aman atau ergonomis dan

    sebanyak 32,12% pekerja tidak memakai peralatan yang safety (Baihaqi, 2014).

    Laporan lainnya dari Direktur Keuangan Badan Penyelenggara Jaminan

    Sosial Ketenagakerjaan, Herdy Trisanto mengatakan bahwa angka kecelakaan kerja

    di Indonesia mencapai 8.900 kasus dari Januari sampai April 2014 (Mohari, 2014).

    Sedangkan berdasarkan laporan dari ILO menyatakan bahwa setiap hari terjadi

    kecelakaan kerja yang mengakibatkan korban fatal kurang lebih 6.000 kasus,

    sementara di Indonesia dari setiap 100.000 tenaga kerja terdapat 20 orang menderita

    kecelakaan kerja fatal. Kalkulasi ILO tentang kerugian akibat kecelakaan kerja di

    negara-negara berkembang mancapai 4% dari nilai GNP (Gross National Product),

    dan ini adalah angka yang cukup besar yang memerlukan perhatian serius oleh

    pihak-pihak yang terkait (Fahmi, 2013). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik

    (BPS) Indonesia menyatakan bahwa angka Produk Domestik Bruto (PDB)

    Indonesia pada tahun 2014 sampai kuartal III adalah IDR 7.508 triliun, sehingga

    jika diestimasikan kerugian akibat kecelakaan kerja di Indonesia adalah: 4%

    7.508 = IDR 300 triliun (BPS Indonesia, 2014). Hal ini menunjukkan tingginya

    jumlah kerugian yang ditanggung oleh negara. Maka untuk mengurangi kerugian

    negara, pemerintah telah melakukan banyak program dan penyuluhan kepada para

    tenaga kerja tentang pentingnya budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

    Salah satu solusi yang paling tepat adalah dengan memanfaatkan teknologi

    exoskeleton untuk kegiatan industri. Dengan adanya pemakaian teknologi

    exoskeleton untuk para tenaga kerja, angka kecelakaan kerja bisa turun secara

    signifikan. Maka dari itu, tim kami tertarik untuk mengembangkan teknologi

    exoskeleton yang diaplikasikan untuk para tenaga kerja, karena lebih tepat guna dan

    lebih efisien untuk menekan angka kecelakaan kerja.

  • 3

    1.2 Perumusan Masalah

    Bagaimana bentuk rancangan exoskeleton yang memudahkan

    pengguna untuk memakainya, nyaman (ergonomis) dan aman

    ketika dipakai?

    Bagaimana desain manufaktur exoskeleton sehingga biaya

    produksi yang dibutuhkan relatif lebih murah dibandingkan dengan

    produk exoskeleton lainnya?

    Bagaimana bentuk rancangan exoskeleton yang dapat

    meningkatkan kemampuan, tenaga dan daya tahan manusia yang

    memakainya ketika membawa beban-beban berat?

    1.3 Tujuan

    1.3.1 Tujuan Umum

    Membuat rancang bangun purwarupa exoskeleton yang

    menggunakan aktuator pneumatik sebagai alat peningkat

    kemampuan manusia.

    1.3.2 Tujuan Khusus

    Mengetahui proses merancang dan proses manufaktur purwarupa

    exoskeleton yang efisien dan efektif.

    1.4 Pembatasan Masalah

    Sistem mekanis pada rancang bangun exoskeleton ini ditenagai

    oleh aktuator pneumatik.

    Material utama untuk struktur rangka exoskeleton ini adalah

    Aluminum Alloy.

    Beban maksimum yang dapat dibebankan pada exoskeleton ini

    ketika pemakaian adalah 80 [kg]

    1.5 Manfaat

    Bagi perancang berguna untuk mengetahui rancangan exoskeleton

    yang paling efektif dan efisien, sehingga menjadi suatu produk

    yang unggul dan dapat digunakan oleh masyarakat luas.

  • 4

    Bagi masyarakat, khususnya para tenaga kerja, memiliki manfaat

    untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keamanan dan

    keselamatan kerja, serta untuk mengurangi resiko terjadinya

    cedera/kecelakaan ketika sedang bekerja di industri.

    Bagi industri bermanfaat untuk mengurangi dan menekan angka

    kecelakaan kerja yang terjadi selama kegiatan industri berlangsung,

    sedangkan dalam segi ekonomi dapat mengurangi biaya kerugian

    yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja.

    Bagi institusi pendidikan, berguna sebagai alat pembelajaran dan

    model riset bagi siswa/mahasiswa untuk pengembangan produk

    exoskeleton, sehingga kedepannya dapat diciptakan produk

    exoskeleton yang lebih handal, canggih, aman, ergonomis, murah

    dan memiliki daya tahan produk yang lama.

    Bagi pemerintah Republik Indonesia, bermanfaat untuk

    mengurangi kerugian negara yang disebabkan oleh tingginya angka

    kecelakaan kerja nasional, sehingga biaya yang dikeluarkan karena

    kerugian negara akibat kecelakaan kerja dapat diinvestasikan untuk

    kegiatan-kegiatan positif yang akan menjadikan bangsa dan negara

    Indonesia semakin maju.

  • 5

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Studi Pustaka

    Exoskeleton telah mengalami ekspansi yang besar dalam berbagai sektor

    kehidupan manusia dalam dekade terakhir ini, meskipun penelitian di bidang sudah

    dimulai sejak tahun enam puluhan. Exoskeleton sekarang dapat diterapkan untuk

    beberapa bidang, misalnya sebagai peningkat kemampuan manusia untuk

    kebutuhan militer, sebagai alat bantu medis, sebagai alat bantu rehabilitasi, dan alat

    haptic interface (De Rossi, 2010)

    Bahkan untuk pengembangan teknologi exoskeleton ini, institusi negara

    Amerika Serikat yang berhubungan dengan penelitian teknologi kemiliteran,

    DARPA (Defense Advanced Research Projects Agency) telah menginvestasikan

    USD 50 juta untuk mengembangkan proyek exoskeleton yang mereka sebut sebagai

    Exoskeletons for Human Performance Augmentation. Jumlah biaya tersebut

    menunjukkan tingginya tingkat kesadaran dan kebutuhan pemerintahan Amerika

    Serikat terhadap teknologi exoskeleton ini. Dengan jumlah biaya investasi ini,

    mereka mengatakan bahwa mereka percaya exoskeleton memiliki aplikasi yang

    nyata dan akan menjadi bagian penting dalam bidang militer maupun sektor sosial.

    (Hanlon, 2011)

    Masalah produk exoskeleton sama seperti masalah produk teknologi-

    teknologi lainnya, yakni biaya produksi yang mahal. Jika para insinyur dan

    ilmuwan dapat merancang produk exoskeleton seefisien mungkin, sehingga biaya

    produksinya menjadi relatif lebih murah, maka produk exoskeleton dapat

    disebarluaskan. Contohnya adalah produk exoskeleton HAL (Hybird Assistive

    Limb) yang berasal dari Jepang, adalah salah satu produk exoskeleton yang sedang

    dipersiapkan untuk dipasarkan secara global. Cyberdyne, Inc (perusahaan pembuat

    produk HAL) menyatakan bahwa akan menentukan harga sewa produknya

    tersebut yakni sebesar USD 1.300/bulan. Sedangkan biaya alat rehabilitasi

    kesehatan lainnya yang memiliki fungsi sama seperti exoskeleton HAL dapat

    mecapai tiga kali lipat lebih mahal daripada biaya yang dipatok oleh Cyberdyne,

    Inc. Perusahaan Cyberdyne, Inc tidak menjelaskan alasan tentang perbedaan harga

    yang signifikan tersebut, tetapi dapat disimpulkan bahwa harga yang murah tersebut

    hanyalah strategi pemasaran mereka, karena mereka tahu bahwa bisnis exoskeleton

  • 6

    di bidang kesehatan dan asuransi ini sangat menguntungkan dan menjanjikan untuk

    masa depan (Greenemeier, 2008).

    Sedangkan perusahaan pembuat produk exoskeleton HULC (Human

    Universal Load Carrier), yakni Lockheed Martin, telah mengumumkan bahwa

    mereka telah menerima kontrak sebesar USD 1,1 juta dari Angkatan Darat USA

    untuk uji coba dan pengembangan produk exoskeleton mereka yang dirancang

    untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan tentara, serta mengurangi

    kemungkinan cedera ketika membawa beban berat. ABI Research, sebuah

    perusahaan yang bergerak di bidang riset pemasaran dan bisnis inteligensi, telah

    memprediksi perkembangan bisnis exoskeleton dalam studi pasarnya yang berjudul

    Exoskeletons, Powered Prostheses and Optical Sensory Devices: The Global

    Market for Human Enhancement. Studi ABI Research meneliti perkembangan

    exoskeleton sebagai salah satu segi dari bidang Sistem Augmentasi Manusia yang

    menambah kekuatan dan daya tahan manusia, atau yang dapat memungkinkan

    orang-orang yang lumpuh karena sakit/cedera bisa menggerakkan bagian tubuhnya

    kembali. Selain exoskeleton, studi ini juga meneliti tentang prospek produk lengan

    prostesis yang dapat menggantikan lengan yang putus/diamputasi, dan perangkat

    substitusi sensorik okular yang dapat mengembalikan penglihatan pada pasien

    penderita kebutaan.

  • 7

    Larry Fisher, Direktur Penelitian dan Riset NextGen ABI Research

    mengatakan bahwa mereka telah memprediksi, jika uji coba produk exoskeleton

    pada medan perang pada tahun 2014-2015 selesai, maka akan dilakukan

    peluncuran produk dan produksi komersial exoskeleton HULC secara luas.

    Distribusi pemasaran produk exoskeleton ini diprediksi akan terbatas selama satu

    dekade awal atau lebih, karena biaya produksi yang sangat tinggi (yakni lebih dari

    USD 25.000 per unit).

    Selanjutnya, Larry menjelaskan bahwa prediksi total pendapatan dari

    penjualan produk exoskeleton, prostesis lengan, dan perangkat sensorik optik akan

    melebihi USD 877.000.000 di tahun 2020. Hasil riset juga memprediksi bahwa

    pendapatan dari penjualan exoskeleton pada tahun 2020 akan mencapai USD

    292.000.000 dan jumlah total unit yang terjual adalah lebih dari 11.000 unit

    terhitung dari tahun 2014 sampai 2020. Hal ini mengindikasikan bahwa prospek

    dari bisnis teknologi ini sangatlah menjanjikan (Gallen, 2010).

    Beberapa desain exoskeleton sedang dikembangkan bahkan mulai

    diluncurkan ke pasar, seperti Cyberdyne HAL (Gambar 2.2) dan Berkeley

    BLEEX Exoskeleton (Gambar 2.3). Desain lainnya masih dalam tahap

    pengembangan, penelitian dan pengujian, seperti Spring Walker (Gambar 2.4),

    Lockheed Martin HULC Exoskeleton (Gambar 2.5) dan lain-lain. Dikarenakan

    Gambar 2.1. Grafik Prediksi Pendapatan Bisnis Sistem Augmentasi Manusia

  • 8

    semakin meningkatnya permintaan, exoskeleton akan memiliki peran yang lebih

    penting pada masa yang akan datang

    Cyberdyne HAL adalah robot cyborg yang dirancang untuk

    mengembangkan dan meningkatkan kemampuan fisik seseorang yang

    memakainya. Cyberdyne HAL dapat melakukan aktifitas-aktifitas sehari-hari,

    seperti berjalan, menaiki dan menuruni tangga, berdiri, memegang dan mengangkat

    benda, sehingga exoskeleton ini dapat diaplikasikan untuk berbagai sektor

    kehidupan manusia. Sampai saat ini, Cyberdyne HAL merupakan produk

    exoskeleton yang paling sukses dan canggih yang dibuat dengan tujuan untuk

    membantu tugas-tugas keseharian manusia.

    Berkeley lower extremity exoskeleton (BLEEX) merupakan exoskeleton

    yang dirancang untuk orang-orang yang membawa benda-benda berat pada

    punggungnya dengan tenaga sekecil mungkin untuk segala medan perjalanan.

    BLEEX memiliki tujuh derajat kebebasan (degree of freedom) dan empat

    Gambar 2.2. Cyberdyne HAL Gambar 2.3. Berkeley BLEEX

    Gambar 2.4. Spring Walker Gambar 2.4. Lockheed Martin HULC

  • 9

    diantaranya ditenagai oleh aktuator hidraulik linear yang dapat memberikan tenaga

    tambahan yang besar. Prinsip bekerjanya exoskeleton ini adalah aktuator hidraulik

    akan memberikan tenaga tambahan ke pinggang, lutut dan pergelangan kaki.

    Sebagai hasilnya, pengguna BLEEX dapat membawa beban-beban yang berat

    dengan mudah (Pan Min, 2011).

    2.2 Landasan Teori

    2.2.1 Sambungan

    Sambungan mekanikal adalah bagian dari elemen mesin yang

    digunakan untuk menyambung beberapa bagian mekanikal atau

    mekanisme lainnya. Sambungan mekanikan dapat bersifat sementara

    maupun permanen. Sebagian besar dari sambungan mekanikal dirancang

    untuk dapat dibongkar ketika dibutuhkan. Sambungan mekanikal memiliki

    kelebihan yakni biayanya yang sangat murah dan dapat dibeli/ditemukan

    dimana-mana.

    Jenis-jenis sambungan mekanikal adalah:

    Sambungan engsel

    Turnbuckle

    Sambungan pin

    Sambungan pasak

    Sambungan baut

    Sambungan sekrup

    Sambungan las

    2.2.2 Angka Keamanan

    Faktor Keamanan secara umum adalah perbandingan dari tegangan

    maksimum dengan tegangan yang bekerja. Jika tegangan pada sebuah

    komponen di suatu titik kritis (tegangan yang bekerja) diketahui secara

    tepat, dan jika kekuatan material (tegangan yang diijinkan) dapat diketahui

    dengan tepat/presisi, serta jika tegangan yang diijinkan lebih besar daripada

    tegangan yang bekerja, maka komponen tersebut tidak akan rusak.

    Bagaimanapun, pada kenyataannya, seluruh aspek dari perancangan

  • 10

    komponen pasti memiliki tingkat ketidakpastian, maka dari itu faktor

    keamanan diperhitungkan juga.

    Pada penggunaannya, faktor keamanan digunakan dengan tiga cara,

    yakni:

    Dapat digunakan untuk mengurangi nilai tegangan yang diijinkan,

    seperti kekuatan luluh atau tegangan maksimum dari suatu material,

    sehingga nilainya menjadi lebih rendah untuk perbandingan dengan

    tegangan yang bekerja.

    Dapat digunakan untuk menambahkan nilai tegangan yang bekerja

    untuk perbandingan dengan tegangan yang diijinkan.

    Dapat digunakan sebagai pembanding untuk rasio dari tegangan

    yang diijinkan dan tegangan yang bekerja.

    2.2.3 Bantalan

    Bantalan adalah sebuah elemen mesin yang menghambat gerak

    nisbi/relatif. dan mengurangi gesekan antara bagian-bagian yang bergerak

    menjadi hanya gerakan yang diinginkan. Perancangan bantalan, sebagai

    contoh, dapat menyediakan gerakan linear yang bebas dari bagian yang

    bergerak atau menyediakan putaran bebas disekitar sumbu yang ditetapkan;

    atau, dapat mencegah serta memfasilitasi gerakan yang diingikan sebanyak

    mungkin, seperti dengan meminimumkan gesekan/friksi. Bantalan dapat

    diklasifikasikan secara umum berdasarkan pada tipe pengoperasiannya,

    gerakan yang diijinkan, atau arah gaya (beban) yang diberikan pada

    bagian/elemen tersebut.

    Selama ini, jenis bantalan yang paling banyak digunakan adalah

    bantalan datar, adalah sebuah bantalan yang menggunakan permukaannya

    sebagai daerah kontak dan bergesekan, banyak yang menggunakan pelumas

    seperti oli atau grafit. Bantalan datar tidak bisa atau bisa menjadi alat yang

    terpisah. Bantalan ini tak lain hanyalah sebuah bantalan permukaan yang

    memiliki lubang untuk dipasang pada poros atau yang memiliki permukaan

    yang menunjang poros; otau dapat berupa lapisar dari logam bantalan yang

    dipadukan dengan suatu substrate atau membentuk sleeve yang dapat

  • 11

    dipisahkan. Dengan pelumasan yang baik, bantalan datar dapat memberikan

    tingkan keakurasian tinggi, daya tahan yang baik dan menimalkan gesekan

    dengan biaya yang murah. Oleh karena itu, bantalan datar banyak digunakan

    di berbagai bidang.

    Bagaimanapun, banyak kegunaan bantalan yang lains seperti dapat

    meningkatkan efisiensi, tingkat akurasi, tingkat kehandalan, kecepatan

    pengoperasian, ukuran, berat, dan mengurangi biaya penoperasian dan

    perawatan. Sehingga terdapat banyak jenis bantalan, yang bervariasi

    bentuknya, materialnya, cara pelumasannya, prinsip kerjanya dan lain-lain.

    2.2.4 Sistem Pneumatik

    Sistem pneumatik adalah sebah sistem yang menggunakan udara

    untuk membawa dan mengatur energi. Sistem pneumatik digunakan pada

    pintu kereta api, mekanikal clamp, dll. Sistem kontrol pneumatic banyak

    digunakan pada berbagai aspek kegiatan manusia, khususnya pada bidang

    industri untuk menjalankan mesin-mesin yang digerakkan secara otomatis.

    Sistem pneumatic memiliki banyak keuntungan, yakni

    Efektifitas yang tinggi

    Banyak pabrik yang melengkapi lini produksiya dengan

    perlengkapan udara terkompresi dan kompresor yang dapat dipindahkan.

    Pada atmosfer bumi ini telah tersedia udara dengan jumlah yang tak terbatas

    untuk menghasilkan udara terkompresi. Selain itu, udara terkompresi

    tidaklah dibatasi oleh jarak, karena udara dapat dengan mudah dialirkan

    melalui pipa. Setelah digunakan, udara terkompresi dapat dikeluarkan

    langsun ke atmofir tanpa membutuhkan proses rumit lainnya.

    Tahan lama dan handal

    Komponen-komponen pneumatik memilki daya tahan yang tinggi

    dan bersifat tidak mudah rusak. Jika dibandingkan dengan komponen-

    komponen elektromotif, komponen pneumatik lebih tahan lama dan handal.

    Desain yang sederhana

    Perancangan dari komponen pneumatik relatif lebih sederhana.

    Maka dari itu, pneumatik sangat cocok untuk digunakan pada sistem kontrol

    otomatis yang sederhana.

  • 12

    Kemampuan beradaptasi yang baik pada lingkungan yang jelek

    Jika dibandingkan dengan elemen-elemen dari sistem lainnya, udara

    termampatkan lebih tahan terhadap temperature yang tinggi, korosi, debu,

    dll.

    Keamanan

    Sistem pneumati lebih aman daripada sistem elektromotif karena

    sistem pneuatik dapat digunakan pada lingkungan yang mudah terbakar

    tanpa menyebabkan kebakaran ataupun ledakan.

    Pemilihan kecepatan dan tekanan yang mudah

    Kecepatan dari gerakan osilasi (bolak-balik) dan gerakan lurus dari

    sistem pneumatic sangatlah mudah untuk diatur dan bergantung pada sedikit

    keterbatasan. Tekanan dan volume udara dapat dengan mudah diatur dengan

    menggunakan regulator tekanan.

    Ramah terhadap lingkungan sekitar

    Pengoperasian dari sistem pneumatik tidak akan menghasilkan

    polutan. Udara yang dilepaskan juga telah mengalami proses khusus. Oleh

    karena itu, sistem pneumatik dapat bekerja di lingkungan yang memerlukan

    tingkat kebersihan yang tinggi, contohnya adalah lingkungan proses

    produksi dari IC (integrated circuit).

    Ekonomis

    Karena komponen-komponen pneumatik tidaklah mahal, maka

    biaya sistem pneumatik cukup murah. Lebih lagi, karena sistem pneumatik

    bersifat tahan lama, maka biaya perawatannya jauh lebih sedikit daripada

    perawatan dari sistem-sistem lainnya.

    Meskipun sistem pneumatik memiliki banyak kelebihan, tetapi

    mereka bergantung pada banyak kekurangan, yakni:

    Memiliki akurasi yang rendah secara relatif

    Karena sistem pneumatik digerakkan oleh gaya yang

    dihasilkan oleh udara terkompresi, maka pengoperasiannya

    bergantung pada jumlah volume dari udara terkompresi tersebut.

    Dan karena volume udara dapat berubah-ubah ketika udara

    dimampatkan atau dipanaskan, maka udara yang masuk pada sistem

  • 13

    tidaklah akurat, sehingga menyebabkan penurunan tingkat akurasi

    dari seluruh sistem tersebut.

    Kapasitas muatan bebannya yang kecil

    Karena komponen silinder pneumatik yang tidak berukuran

    terlalu besar, maka sistem pneumatik tidak dapat menggerakkan

    beban yang sangat besar.

    Dibutuhkan pemrosesan awal sebelum digunakan

    Udara termampatkan harus dilakukan pemrosesan awal

    sebelum digunakan untuk memastikan tidak adanya kandungan uap

    air atau debu pada udara tersebut. Jika tidak, komponen-komponen

    pneumatik yang berger akan cepat mengalami keausan karena

    adanya gesekan yang berlebih.

    Kecepatan gerakan yang tidak sama rata

    Karena udara dapat dengan mudah dikompresi, maka

    kecepatan gerakan dari setiap piston tidak akan sama rata secara

    relatif.

    Kebisingan

    Suara bising akan dihasilkan ketika udara terkompresi

    dilepaskan ke atmosfir dari komponen pneumatik.

    Komponen-komponen pneumatik dapat dibagi menjadi dua kategor:

    1. Komponen yang menghasilkan dan mengalirkan udara yang

    termampatkan.

    2. Komponen yang menggunakan udara terkompresi.

    Semua komponen-komponen pneumatik utama dapat

    dilambangkan dengan simbol-simbol yang sederhana. Setiap simbol hanya

    memperlihatkan fungsi dari suatu komponen yang dilambangkan, tidak

    memperlihatkan strukturnya. Simbol pneumatik dapat dikombinasi

    sehingga membentuk diagram penumatik. Sebuah diagram pneumatik

    dapat menjelaskan hubungan antara setiap komponen pneumatik, yang

    mana, desain dari sistem pneumatik tersebut.

  • 14

    BAB 3

    METODE PELAKSANAAN

    Proses rancang bangun proyek exoskeleton ini memiliki beberapa tahapan

    yang dapat dilihat pada flow chart berikut ini:

    1. Identifikasi Masalah

    Pada tahap pertama, kami akan mengidentifikasi permasalahan yang terjadi

    di lapangan untuk menyesuaikan dengan perancangan alat yang akan dibuat.

    Wawancara dan angket/survei merupakan cara-cara untuk mengetahui

    permasalahan tentang sedikitnya kesadaran para tenaga kerja akan keselamatan dan

    kesehatan kerja dan masih banyaknya angka kecelakaan kerja yang terjadi di

    lapangan. Hasil proses identifikasi masalah akan menjadi data acuan untuk

    perancangan dan pembuatan alat yang sesuai dengan kebutuhan.

    2. Studi Literatur

    Pada tahap kedua, studi literatur dilakukan untuk memperkuat dasar ide dan

    pemahaman merancang komponen-komponen alat. Hasil dari studi literatur adalah

    Mulai

    Studi Literatur

    Identifikasi Masalah

    Perancangan dan Pembuatan Alat

    Pembuatan Laporan

    Selesai

    Sumber

    Referensi

    Gambar 3.1. Flow Chart Proses Rancang Bangun

    Pengujian dan Perbaikan Alat

  • 15

    berupa teori perancangan, perancangan tiap-tiap komponen, mekanisme alat, dan

    data material yang akan digunakan untuk komponen-komponen alat.

    Berikut sumber-sumber yang menjadi bahan studi literatur kami:

    a. Jurnal ilmiah online dan karya tulis ilmiah

    b. Majalah-majalah yang berkaitan dengan bahasan yang diambil

    c. Buku-buku perkuliahan/bahan ajar yang sesuai dengan bahasan yang

    terkait

    d. Artikel ilmiah dan berita ilmiah mengenai pembahasan yang terkait di

    internet

    e. Hasil diskusi dengan para ahli dan dosen terkait

    f. Survei kebutuhan masyarakat yang membutuhkan penerapan alat ini

    3. Perancangan dan Pembuatan Alat

    Pada tahap ketiga ini, kami merancang alat dengan membagi alat

    exoskeleton ini menjadi tiga bagian, yakni bagian upper body (badan bagian atas),

    mid body (badan bagian tengah) dan lower body (badan bagian bawah).

    Perancangan mesin dilandasi dengan data hasil identifikasi masalah, hasil studi

    literatur, pembuatan desain ergonomis dan efisien, pemilihan material yang tepat,

    serta sesuai dengan daya beli masyarakat.

    Proses pemesinan dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat dan

    fasilitas yang tersedia di Bengkel Mesin Politeknik Negeri Jakarta. Fasilitas yang

    ada di Bengkel Mesin Politeknik Negeri Jakarta adalah mesin bubut, mesin frais,

    mesin sekrap, mesin gerinda, mesin CNC TU-2A dan mesin CNC TU-3A.

  • 16

    BAB 4.

    BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

    4.1 Anggaran Biaya

    No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

    1 Peralatan Penunjang

    0.00

    2 Bahan Habis Pakai

    Rectangular Beam 40 x 60 (1060 Alloy) 4 buah 2,000,000.00

    Speed Bearing M10 10 buah 200,000.00

    Pneumatic Actuator 25 [mm] l160 [mm] 2 buah 1,900,000.00

    Air Compressor + Power Pack 100 [psi] 1,800,000.00

    Ball Joint and Link 2 buah 200,000.00

    H&L Selang Angin 5 [m] 10 buah 300,000.00

    Flow Control Valve 10 [mm] 2 buah 250,000.00

    Nuts and Bolts Assortment 100,000.00

    In-Air Regulator 2 buah 350,000.00

    Circular Profile 10 [mm] 2 buah 200,000.00

    3 Perjalanan

    Ongkos perjalanan ke Glodok, Jakarta, untuk membeli

    bahan dan alat yang dibutuhkan. 100,000.00

    4 Lain-lain

    Jasa Pembuatan Cushion 100,000.00

    Jumlah 7,500,000.00

  • 17

    4.2 Jadwal Kegiatan

    No. KEGIATAN

    BULAN

    JAN FEB MAR APR MEI JUN

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1 Pembuatan proposal TA

    2 Pengajuan proposal TA

    3 Studi Literatur

    4 Perancangan dan

    Pembuatan Alat

    5 Pengujian dan

    Perbaikan Alat

    6 Pembuatan Laporan TA

    7 Persiapan Sidang I

  • 18

    DAFTAR PUSTAKA

    Badan Pusat Statistik Indonesia. 2014. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga

    Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014. http://www.bps.go.id/pdb.php.

    23 September 2014 (23:02).

    Baihaqi, R. 2014. 192.911 Peserta Jamsostek Alami Kecelakaan Kerja.

    http://ekbis.sindonews.com/read/836859/34/192-911-peserta-jamsostek-

    alami-kecelakaan-kerja. 23 September 2014(20:13).

    Cornell Aeronautical Laboratory, Inc. 1962. Preliminary Design of a Full-scale,

    Wearable, Exoskeletal Structure. Cornell University. New York.

    De Rossi, S. M., N. Vitiello, T. Lenzi, A. Persichetti, F. Vecchi, dan M. C.

    Carozza. 2010. Sensing Pressure Distribution on a Lower-Limb

    Exoskeleton Physical Human-Machine Interface. Sensors Journal 11(1):

    207-227.

    Fahmi, Ismail. 2013. KECELAKAAN KERJA: ILO Laporkan Kasus Di RI

    Terbilang Tinggi. http://industri.bisnis.com/read/20130115/12/131146/

    kecelakaan-kerja-ilo-laporkan-kasus-di-ri-terbilang-tinggi. 23 September

    2014 (22:19)

    Freese, Ernest Irving. 2014. Dimensions of the Human Figure.

    http://www.jneuhaus.com/human.html. 25 September 2014 (17:33).

    Gallen, C. 2010. HULC Military Exoskeleton Ready for Human Trials; ABI

    Research Forecats More than 11,000 will Ship by 2020.

    http://www.businesswire.com/news/home/20100729006156/en/HULC-

    Military-Exoskeleton-Ready-Human-Trials-ABI#.VCWAePmSySq.

    18 September 2014 (16:03).

    Greenemeier, L. 2008. Real-Life Iron Man: A Robotic Suit that Magnifies Human

    Strength. http://www.scientificamerican.com/article/real-life-iron-man-

    exoskeleton/. 20 September 2014 (15:25).

    Kazerooni, H. 2005. Exoskeletons for Human Power Augmentation. IEEE/RSJ

    International Conference on Intelligent Robots and Systems. University of

    California, Berkeley: 3120-3125.

    Kemnakertrans. Slogan Saya Pilih Selamat Untuk Tekan Angka Kecelakaan

    Kerja. http://disnakertransduk.jatimprov.go.id/ketenagakerjaan/798-slogan-

    saya-pilih-selamat-untuk-tekan-angka-kecelakaan-kerja. 23 September 2014

    (20:18).

    Khurmi, G. 2005. A Textbook Of Machine Design. 14th ed. Eurasia Publishing

    House (Pvt.) Ltd. New Delhi

  • 19

    Mohari, H. 2014. BPJS: Terjadi 8.900 Kecelakaan Kerja Selama 2014.

    http://www.antaranews.com/berita/432945/bpjs-terjadi-8900-kecelakaan-

    kerja-selama-2014. 23 September 2014 (22:48).

    Pan, Min. 2011. Improved Design of a Three-degree of Freedom Hip Exoskeleton

    Based on Biomimetic Parallel Structure. Thesis. Degree of Master of Applied

    Science in Mechanical Engineering Program. University of Ontario

    Institute of Technology. Ontario.

    Papadopoulos, E. dan G. Patsianis. 2007. Design of an Exoskeleton Mechanism

    for the Shoulder Joint. 12th IFToMM World Congress. 18-21 Juni: 1-6.

    Rosidi, Iman. 2012. Kerugian Kecelakaan Kerja Capai Rp. 280 Trilliun/Tahun.

    http://ekbis.sindonews.com/read/680309/34/kerugian-kecelakaan-kerja-

    capai-rp280-t-tahun. 24 September 2014 (01:56).

  • 20

    LAMPIRAN 1. BIODATA MAHASISWA

    Ketua Kelompok:

    Anggota Kelompok:

    1 Nama Lengkap Hotma Bayu Adwika

    2 Jenis Kelamin Laki-laki

    3 Program Studi Teknik Mesin

    4 NIM 1212010064

    5 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 20 Juli 1994

    6 E-mail [email protected]

    7 Nomor Telepon/HP 081282847495

    1 Nama Lengkap Fahmi Maulana

    2 Jenis Kelamin Laki-laki

    3 Program Studi Teknik Mesin

    4 NIM 1212010055

    5 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 19 Oktober 1994

    6 E-mail [email protected]

    7 Nomor Telepon/HP 085710717110

    1 Nama Lengkap Ikhsan Arif Gumelar

    2 Jenis Kelamin Laki-laki

    3 Program Studi Teknik Mesin

    4 NIM 1212010067

    5 Tempat dan Tanggal Lahir Bogor, 14 Desember1994

    6 E-mail [email protected]

    7 Nomor Telepon/HP 08819942433

    1 Nama Lengkap Salma Fauzia

    2 Jenis Kelamin Perempuan

    3 Program Studi Teknik Mesin

    4 NIM 1212010086

    5 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 19 November 1994

    6 E-mail [email protected]

    7 Nomor Telepon/HP 081287984293

  • 21

    LAMPIRAN 2. GAMBAR TEKNOLOGI YANG AKAN DIKEMBANGKAN

    Gambar 5.1. Rancangan Purwarupa Tampak Depan

    Gambar 5.2. Rancangan Purwarupa Tampak Samping

  • 22

    Gambar 5.3. Rancangan Purwarupa Tampak Atas

    Gambar 5.4. Rancangan Purwarupa Tampak Isometrik