35
PROPOSAL LOMBA MODEL BREAKWATER TENGGELAM HMS FT-UH 2013 BREAKWATER TENGGELAM SUSUNAN PIPA Yekez_011 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

Proposal dedikasi breakwater unhas 1

  • Upload
    accis

  • View
    374

  • Download
    28

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Proposal lomba dedikasi 2013 breakwater tenggelam

Citation preview

PROPOSAL LOMBAMODEL BREAKWATER TENGGELAMHMS FT-UH2013

BREAKWATER TENGGELAM SUSUNAN PIPAYekez_011

JURUSAN SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2013BIODATA

Nama Tim : Judul Proposal : Perguruan Tinggi : Alamat Perguruan Tinggi : Telepon : Faksimile : E-mail :

Dosen Pembimbing Nama Lengkap : Dr.Eng. M. Arsyad Thaha, S.T., M.T.N I P : Alamat Kantor : Gedung Rektorat lantai 6Alamat Rumah : Perumahan DosenTelepon/ Faksimile/ HP : E-mail :

Mahasiswa 1 Nama Lengkap : Muhammad Yusran SaharmiN I M : D11111289Jurusan/ Semester : Teknik Sipil/VAlamat Rumah : Perintis Kemerdekaan 7Telepon/ Faksimile/ HP :

Mahasiswa 2 Nama Lengkap : Andi Agung Fadhilah PutraN I M : D11111295Jurusan/ Semester : Teknik Sipil/VAlamat Rumah : BTN AntaraTelepon/ Faksimile/ HP :

Mahasiswa 3 Nama Lengkap : Mirza FadlullahN I M : D11111259Jurusan/ Semester : Teknik Sipil/VAlamat Rumah : BTP blok ABTelepon/ Faksimile/ HP : ABSTRAKSebagai negara kepulauan yang terdiri atas puluhan ribu pulau besar dan pulau kecil, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki garis pantai terpanjang didunia. Akan tetapi dengan garis pantai tersebut, sering memunculkan berbagai permasalahan pada daerah pesisir pantai salah satunya yaitu Abrasi. Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gelombang air laut yang bersifat merusak.Kerusakan yang terjadi dapat membahayakan daerah pesisir pantai. Sedangkan daerah pesisir pantai merupakan daerah yang dominan digunakan sebagai daerah pemukiman, perikanan, pelabuhan, industri, hingga daerah pariwisata dan menyebabkan daerah pesisir pantai menjadi salah satu objek vital dari sebuah Negara kepulauan. Oleh karena itu, penggunaan peredam gelombang yang dibuat tenggelam akan dapat memperindah pemandangan di pantai karena tidak muncul dipermukaan air. Kebutuhan akan perbaikan/ perlindungan pantai sekarang akan mengarah pada perlindungan alami pantai (soft shore protection) seperti karang buatan (artificial reefs) yang mampu memperkecil gelombang yang tiba di pantai dan sekaligus dapat berfungsi sebagai tempat berkumpulnya ikan untuk berkembang biak dekat dengan pantai atau mangrove. Selain itu dapat menjadikan keindahan pantai tidak terusik akan adanya konstruksi yang kelihatan muncul dari permukaan laut.

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pantai adalah daerah pertemuan antara daratan dan lautan yang tersusun dari bermacam material yang antara lain pasir-kerikil, lempung-lanau, bahkan batuan serta material-material lainnya. Perubahan garis pantai umumnya disebabkan tidak saja oleh faktor alam tetapi juga akibat kegiatan manusia. Faktor alam diantaranya adalah gelombang, arus, aksi angin, sedimentasi, sungai, kondisi tumbuhan pantai serta aktifitas tektonik dan vulkanik. Sedangkan perubahan karena faktor manusia antara lain adalah kegiatan pembangunan pelabuhan, pertambangan, pengerukan, perusakan vegetasi pantai, pertambakan, perlindungan pantai, reklamasi pantai, dan kegiatan wisata pantai.Sebagai negara kepulauan yang terdiri lebih dari 17.000 pulau besar dan pulau kecil, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki garis pantai terpanjang didunia. Akan tetapi dengan garis pantai tersebut, seringnya muncul permasalahan pada daerah pesisir yang terjadi secara alamiah maupun terjadi akibat campur tangan manusia yakni berkurangnya vegetasi tanaman mangrove akibat pembagunan yang terus menerus, gelombang pasang surut air laut hingga gelombang tsunami yang mengakibatkan abrasi/erosi di sekitar pesisir pantai.

Gambar 1.1 Fisiografi Negara indonesiaDengan permasalahan yang begitu kompleks, dibutuhkan sebuah kerjasama setiap pihak yang bersangkutan yakni negara dan warga masyarakatnya. Oleh karena itu, pentingnya pengembangan sebuah konsep pengelolaan daerah pesisir pantai yang melibatkan masyarakat pesisir yang didasari atas penyuluhan-penyuluhan yang merata agar pola pikir mereka lebih kreatif dan inovatif. Selain itu pentingnya memperhatikan aspek estetika atau keindahan. Berdasarkan permasalahan diatas, maka tim kami membuat suatu gagasan untuk membuat sebuah teknologi breakwater tenggelam yang perlu dikembangkan untuk melindungi daerah pantai dari abrasi/erosi maupun limpasan gelombang badai. Dengan mempertimbangkan bahan mudah didapat, dan lebih tahan lama/awet sebab terbuat dari bahan komposit. Untuk itu tim kami mengajukan proposal BREAKWATER TENGGELAM SUSUNAN PIPA.

1.2 RUMUSAN MASALAH Bagaimana membuat sebuah inovasi breakwater tenggelam yang efektif, efisien, tahan lama, ekonomis dan ramah lingkungan? Bagaimana rencana pengoperasian dan pemeliharaan pemecah gelombang tenggelam ini? Bagaimana analisis dampak selama pembangunan infrastruktur pemecah gelombang tenggelam ini?

1.3 TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan di atas, maka dibuat tujuan penulisan sebagai berikut: Munculnya inovasi breakwater tenggelam yang efektif, efisien, tahan lama, ekonomis dan ramah lingkungan Model pemecah gelombang yang diusulkan memperhatilan aspek-aspek pengoperasian dan pemeliharaan pemecah gelombang tenggelam ini. Analisis dampak selama pembangunan infrastruktur pemecah gelombang tenggelam.

1.4 BATASAN MASALAH

1. Tidak mengkaji kekuatan struktur maupun pondasi bangunan2. Kajian terbatas pada kemampuan struktur meredam gelombang3. Pembuatan Model uji Breakwater Tenggelam yang digunakan berbeda dengan bahan yang digunakan pada breakwater tenggelam sesungguhnya untik memudahkan.

BAB IIANALISIS MASALAH

II. 1 Pengertian GelombangGelombang merupakan pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus permukaan air laut yang membentuk kurva/ grafik sinusoidal. Gelombang merupakan faktor utama di dalam penentuan tata letak (layout) pelabuhan, alur pelayaran, perencanaan bangunan pantai dan sebagainya. Oleh karena itu kita harus memahami dengan baik karakteristik dan perilaku gelombang baik di laut, selama perjalanannya menuju pantai maupun daerah pantai, dan pengaruhnya terhadap daerah pantai.

Gambar 2.1 Sketsa gelombangGelombang, yang datang ke pantai, dapat menyebabkan terjadinya arus yang bergerak dalam arah tegak lurus garis pantai, maupun yang bergerak dalam arah sejajar dengan garis pantai. Adapun jenis jenis gelombang antaralain gelombang pasang surut hingga gelombang tsunami. Gelombang pasang surut merupakan gelombang yang juga sangat penting untuk perencanaan karena dalam perencanaan, elevasi gelombang saat pasang paling tinggi menentukan elevasi bangunan pantai agar tidak terlimpasi, dan elevasi gelombang saat surut diperlukan untuk menentukan kedalaman perairan dalam perencanaan pelabuhan dan lain sebagainya. Gelombang tsunami adalah gelombang yang sangat besar yang biasanya terjadi karena adanya patahan lempeng dilautan.Persamaan :C = tanh . . . (1)L = tanh . . . (2) Klasifikasi Gelombang Menurut Kedalaman RelatifBesarnya kedalaman relatif, yaitu perbandingan antara kedalaman air d dan panjang gelombang L, (d/L), gelombang dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu:1. Gelombang di laut dangkal jika d/L 1/202. Gelombang di laut transisi jika d/L < 1/20< 1/23. Gelombang di laut dalam jika d/L 1/2Klasifikasi ini dilakukan untuk menyederhanakan rumus-rumus gelombang. Apabila kedalaman relatif d/L adalah lebih besar dari 0,5; nilai tan h (2d/L) = 1,0 sehingga persamaan (1) dan (2) menjadi:. . . (3)Dan . . . (4)Apabila percepatan gravitasi adalah 9,81 m/d2 maka persamaan (4) menjadi:Lo = 1,57 T2Apabila kedalaman relatif adalah kurang dari 1/20, nilai tan h (2d/L) = 2d/L sehingga persamaan (1) dan (2) menjadi:. . . (5)L = T = C T. . . (6)

Dimana :C= kecepatan rambat gelombang =L/T G= percepatan gravitasiT= Periode Gelombang, yaitu interval waktu yang diperlukan oleh partikel air untuk kembali pada kedudukan yang sama dengan kedudukan sebelumnyad= Kedalaman LautL= Panjang gelombang, yaitu jarak antara 2 puncak gelombang yang berurutan

Transmisi GelombangTransmisi gelombang adalah penerusan gelombang melalui suatu bangunan. Parameternya dinyatakan sebagai perbandingan antara tinggi gelombang datang (Hi) atau akar dari energi gelombang transmisi (Et) dengan energi gelombang datang (Ei). Adapun persamaan untuk mencari koefisien transmisi adalah sebagai berikut :

Dengan :Kt = koefisien transmisiHi = tinggi gelombang datangHt = tingi gelombang transmisiEi = energi gelombang datangEt = energi gelombang transmisi

Adapun untuk menghasilkan Ht (tinggi gelombang transmisi) dapat diperoleh dengan persamaan :

Dengan :Htmax = Tinggi gelombang transmisi maximumHtmin = Tinggi gelombang transmisi minimum

Refleksi GelombangRefleksi gelombang terjadi ketika gelombang datang mengenai atau membentur suatu rintangan sehingga kemudian dipantulkan sebagian atau seluruhnya. Besar kemampuan suatu bangunan pemecah gelombang untuk memantulkan gelombang dapat diketahui melalui koefisien refleksi. Parameternya dinyatakan sebagai perbandingan antara tinggi gelombang yang direfleksikan (Hr) dengan tinggi gelmbang datang (Hi) atau akar dari energi gelombang refleksi (Er) dengan energi gelombang datang (Ei).

Dengan :Kr = koefisien refleksiHi = tinggi gelombang datangHr = tingi gelombang refleksiEi = energi gelombang datangEt = energi gelombang transmisi

Adapun untuk menghasilkan Hr (tinggi gelombang refleksi) dapat diperoleh dengan persamaan :

Dengan :Hrmax = Tinggi gelombang refleksi maximumHrmin = Tinggi gelombang refleksi minimum

Tinjauan refleksi gelombang sangat penting untuk diketahui dalam perencanaan bangunan pantai, sehingga akan didapatkan keadaan perairan yang relatif tenang pada pelabuhan pantai. Koefisien refleksi adalah perbandingan antara tinggi gelombang refleksi (Hr) dan tinggi gelombang datang (Hi).

Untuk tinggi gelombang datang (Hi), dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan :

Dengan :Hi = tinggi gelombang datangHmax = tinggi gelombang datang maximumHmin = Tinggi gelombang datan minimumPerancangan pemecah gelombang tenggelam berarti menentukan tinggi gelombang transmisi dan refleksi yang diharapkan masih melewati puncak pemecah gelombang (lihat gambar 2.2). Gelombang transmisi dapat disebabkan oleh gelombang overtopping dan run-up yang melewati struktur. Keadaan ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain lebar puncak struktur, kedalaman air di kaki struktur, kemiringan sisi bangunan, porositas dan diameter nominal dari unit lapis lindung. Apabila struktur pemecah gelombang permeabel, transmisi gelombang juga disebabkan oleh penetrasi gelombang melalui pori-pori struktur. Selain itu, untuk menentukan gelombang disipasi (dihancurkan) dapat ditentukan dengan persamaan :Hd = Hi (Ht + Hr)

Dengan :Hd= Gelombang yang teredamHi= Tinggi gelombang datangHt= Tinggi gelombang transmisiHr= Tinggi gelombang refleksi

Gambar 2.2 Pengaruh gelombang terhadap submerged breakwater

II. 2 Pengaruh terhadap PantaiPantai selalu menyesuaikan bentuk profilnya sedemikian sehingga mampu menghancurkan energi gelombang yang datang. Penyesuaian bentuk tersebut merupakan tanggapan dinamis alami pantai terhadap laut. Ada dua tipe tanggapan pantai dinamis terhadap gerak gelombang, yaitu tanggapan terhadap kondisi gelombang normal dan tanggapan terhadap kondisi gelombang Bandai. Kondisi gelombang normal terjadi dalam waktu yang lebih lama, dan energy gelombang dengan mudah dapat dihancurkan oleh mekanisme pertahanan alami pantai. Pada saat badai terjadi gelombang yang mempunyai energi besar. Sering pertahanan alami pantai tidak mampu menahan serangan gelombang, sehingga pantai dapat terabrasi. Setelah gelombang besar redah, pantai akan kembali ke bentuk semula oleh pengaruh gelombang normal. Tetapi ada kalanya pantai yang terabrasi tersebut tidak kembali kebentuk semula karena material pentuk pantai terbawa arus ke tempatlain dan tidak kembali ke tempat semula. Dengan demikian pantai tersebut diatas akan mengendap di daerah yang lebih tenang, seperti muara sungai, teluk, pelabuhan, dan sebagainya, sehingga mengakibatkan sedimentasi di daerah tersebut.

Pada saat gelombang pecah sedimen di dasar pantai terangkat (terabrasi) yang selanjutnya terangkut oleh dua macam gaya penggerak, yaitu komponen energy gelombang dalam arah sepanjang pantai dan arus sepanjang pantai yang dibangkitkan oleh gelombang pecah. Arah transport sepanjang pantai sesuai dengan arah gelombang datang dan sudut antara puncak gelombang selalu berubah maka arah transpor juga berubah dari musim ke musim, hari ke hari, dan dari jam ke jam.Laju transport sepanjang pantai tergantung pada sudut datang gelombang, durasi dan energi gelombang. Dengan demikian gelombang besarakan mengangkut material lebih banyak tiap satu satuan waktu daripada yang digerakan oleh gelombang kecil tersebut dapat mengangkut pasir lebih banyak dari pada gelombang besar.Suatu pantai mengalami abrasi, akresi (sedimentasi) atau tetap stabil tergantung pada sedimen yang masuk (suplai)dan yang meninggalkan pantai tersebut. Sebagian besar permasalahan pantai adalah abrasi yang berlebihan. Abrasi pantai terjadi apabila di suatu pantai yang ditinjau mengalami kehilangan/pengurangan sedimen; artinya sedimen yang terangkut labih besar daripada yang di endapkan. Akresi atau sedimentasi juga dapat mengurangi fungsi pantai atau bangunan-bangunan pantai, seperti pengendapan di muara yang dapat mengganggu aliran sungai dan lalu lintas pelayaran, serta pengendapan di pelabuhan atau alur pelayaran.II.3 Bangunan pantaiUntuk menanggulangi erosi pantai, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencari penyebab terjadinya erosi. Dengan mengetahui penyebabnya, selanjutnya dapat ditentukan cara penanggulangannya, yang biasanya adalah membuat bangunan pelindung pantai atau menambah suplai sedimen.Bangunan pantai digunakan untuk melindungi pantai terhadap kerusakan karena serangan gelombang dan arus. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melindungi pantai, yaitu :1. Memperkuat/melindungi pantai agar mampu menahan serangan gelombang,2. Mengubah laju transport sedimen sepanjang pantai,3. Mengurangi energy gelombang yang sampai kepantai,4. Reklamasi dengan menambah suplai sedimen ke pantai atau dengan cara lain.Salah satu bangunan pantai yang dibuat untuk melindungi pantai adalah pemecah gelombang (breakwater). Macam-macam bangunan pemecah gelombang adalah sebagai berikut : Submarged breakwater, adalah tipe pemecah gelombang yang mengizinkan gelombang yang telah diredam untuk melintas di atas konstruksi. Non Submarged breakwater, adalah tipe pemecah gelombang yang langsung ditabrak oleh gelombang yang datang secara frontal sehingga gelombang langsung terpecah. Floating breakwater, adalah tipe pemecah gelombang yang di desain terapung di atas permukaan air, sehingga energi knetik dan dinamik diredam secara bersamaan oleh konstruksi. Submerged horizontal plate adalah pemecah gelombang yang dibangun melayang di dalam air berupa konstruksi berbentuk plat. Pemecah Gelombang Tenggelam (Submerged Breakwater)Submerged breakwater adalah bangunan pelindung pantai dimana seluruh strukturnya tercelup air atau berada di bawah permukaan air. Selain menghindarkan pantai dari erosi akibat hempasan gelombang laut, penggunaan submerge breakwater tidak menghalangi pemandangan sehingga tidak mengurangi keindahan laut sehingga tetap bisa menjaga aspek-aspek keindahan pantai. Pengurangan energi gelombang yang mengenai pantai dapat dilakukan dengan pembuatan bangunan pemecah gelombang sejajar pantai (offshore breakwaters). Pemecah gelombang ini menirukan prinsip perlindungan alami oleh terumbu karang. Gelombang besar yang menghempas pantai ditahan dan dihancurkan sebelum garis pantai, sehingga ketika mencapai garis pantai energi gelombang berkurang. Dengan berkurangnya energi gelombang di daerah bayangan pemecah gelombang, maka transportasi sedimen di daerah tersebut akan berkurang dan akan terjadi pengendapan.Pemecah gelombang tenggelam dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) kategori yaitu : dynamically stable reef breakwater, statically stable low-crested breakwater dan statically stable submerged breakwater (van der Meer,1991). Pemakaian pemecah gelombang, termasuk submerged breakwater belakangan ini sudah banyak dipakai (Pina, 1990). Submerged breakwater adalah pemecah gelombang tenggelam dengan elevasi awal ambang terletak di bawah elevasi muka air diam (SWL). Pemecah gelombang ini mungkin tidak efektif pada saat pasang. Untuk mendapatkan hasil yang efektif, pemecah gelombang ini sebaiknya dipasang pada lokasi dengan pasang surut rendah. Fungsi utama dari pemecah gelombang tenggelam adalah meredam energi gelombang yang datang ke pantai melalui mekanisme gelombang pecah, disipasi, gesekan, dan refleksi gelombang. Breakwater Tenggelam Susunan PipaSebuah peredam gelombang yang efektif adalah peredam yang mampu meloloskan dan memantulkan gelombang sekecil-kecilnya dan meredam gelombang sebesar-besarnya. Artinya kehilangan energi gelombang yang besar terjadi dalam system konstruksi breakwater tenggelam susunan pipa yang di desain.

Breakwater tenggelam susunan pipa merupakan bangunan pemecah gelombang untuk mencegah terjadinya abrasi pantai, prinsip kerja pemecah gelombang ini adalah dengan memanfaatkan sifat-sifat gelombang berupa refleksi, transmisi, dan disipasi.

Refleksi gelombang dimana gelombang yang datang akan menghantam permukaan layar sehingga akan terjadi pemantulan gelombang, gelombang yang terpantul itu kemudian akan berinterferensi sehingga saling melemahkan pada akhirnya gelombang dapat direduksi, selain itu juga terdapat celah-celah sempit pada layer yang akan mengakibatkan difraksi gelombang yang semkain ke ujung akan semakin rapat, dengan maksud untuk memperkecil amplitudo gelombang.

Konsep tekanan juga sangat penting pada bangunan pemecah ombak, dimana gelombang akan memberikan gaya yang tegak lurus ke seluruh permukaan kontak pada peredam gelombang.

Dengan bahan Pipa (komposit) dengan pori (lubang) dan ijuk sebagai serat sehingga tetap dapat meloloskan air diharapkan dapat menghasilkan model breakwater yang efisien, tahan lama, dan efektif meredam gelombang, dimana gelombang refleksi dan gelombang transmisi yang dihasilkan dapat sekecil mungkin.

BAB IIIDESAIN INFRASTRUKTURIII.1 Konsep DesainKonsep desain yang kami buat merupakan konsep breakwater tengelam yang diharapkan dapat meredam kekuatan gelombang sebanyak mungkin dan menghasilkan gelombang transmisi dan refleksi yang kecil. Model breakwater tenggelam yang kami buat yakni Breakwater tenggelam susunan pipa yang terdiri dari 2 bagian inti yaitu:1. Bagian bawah, dengan penampang berbentuk persegi/persegi panjang dengan pipa yang disusun 6 baris. Pipa disusun dengan lubang pipa searah aliran gelombang / aliran saluran terbuka. Susunan ini dimaksudkan untuk mengurangi gelombang refleksi yang mengenai badan pemecah gelombang pertama kali. Selain itu dibagian dalam pipa dimasukkan ijuk dan serat buatan dengan memperkirakan kerapatannya agar air tetap dapat mengalir dalam pipa. Hal ini dimaksudkan untuk meredam gelombang yang masuk ke dalam lubang pipa melalui serat.2. Bagian atas pemecah gelombang yang dibuat sekasar mungkin dengan menggunakan batu pecah (kerikil) yang berukuran 2-3 cm (sesuai panduan lomba). Dengan mengaplikasikan teori bahwa semakin kasar permukaan pemecah gelombang semakin bagus dalam meredam gelombang. Bagian ini dimaksudkan untuk mengurangi gelombang transmisi yang melewati bagian atas dari bangunan pemecah gelombang tenggelam (submerged breakwater).

Adapun skala model uji yang digunakan yakni 1 : 20

III.1.2 Foto Model Uji

Untuk memudahkan pengaplikasian bentuk dari model breakwater tenggelam kami pada pengujian model uji. Maka pada uji laboratorium, kami menggunakan pipa yang disusun yang direkat dengan lem khusus, Ijuk yang digunakan dikombinasikan dengan serat sintetis buatan yang direkatkan pada bagian output air pada pipa, dan kekasaran yang terdiri dari batuan-batuan dengan berbagai gradasi kasar, serta segala bentuk ketentuan-ketentuan perelombaan yang telah ditetapkan oleh panitia.

III.1.2 Analisis Desain Model Lebar model = 28 cm Lebar mercu model = 40 cm Tinggi model = 20 cm Kedalaman air = 30 cm Tinggi kekasaran model = 2-3 cm Asumsi data:Tinggi gelombang (H) = 5-7 cm

BAB IVRENCANA PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN

Pembuatan dan pemasangan

Penyusun utama pada struktur alat brekwater tenggelam ini adalah silinder-silinder beton yang disusun dan ditumpuk secara teratur (sesuai dengan model) yang direkatkan dengan bahan-bahan pengikat struktur (semen). Silinder-silinder beton yang digunakan pada lapisan dasar dan lapisan-lapisan selanjutnya memiliki ukuran panjang yang berbeda (diameter sama). Dimana semakin ke bawah, silinder beton yang digunakan semakin panjang. Hal tersebut dimaksudkan agar alat membentuk sebuah bentuk trapesium yang menjadikan alat tersebut memiliki kedudukan yang stabil (tidak mudah terguling) dan mengurangi refleksi gelombang yang terjadi pada saat gelombang mengenai permukaan bagian depan alat breakwater (yang miring). Selanjutnya silinder-silinder beton tersebut diisi dengan serat ijuk atau bahkan dengan serat sintetis pada rongganya. Dan pada bagian atas (mercunya) dipasang kekasaran yang terbuat dari batu pecah dengan gradasi yang berbeda.

Pemeliharaan

Pada tahap pemeliharaan alat dapat dilakukan upaya pemantauan secara berkala pada permukaan alat dari keausan dan kemungkinan terjadinya sedimentasi (pasir, lumpur, dan sampah atau material-material lain yang terbawa oleh gelombang) yang dapat mempengaruhi stabilitas fungsi serat yang digunakan dalam rongga silinder beton pada breakwater tenggelam yang dibuat.

BAB VANALISIS DAMPAK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

Dalam setiap program konstruksi tentu akan memberikan dampak-dampak potensial bagi lingkungan sekitarnya, baik itu berupa dampak negative maupun yang bersifat positif. Sama halnya dengan konstruksi breakwater tenggelam susunan pipa ini tidak luput dari dampak-dampak yang dimaksudkan.

Adapun dampak-dampak dari pembangunan infrastruktur bangunan peredam gelombang breakwater tenggelam susunan pipa antara lain;

1. Dampak Positif

Melindungi Garis Pantai dari abrasi yang dapat menyebabkan mundurnya garis pantai Memberikan peluang usaha bagi masyarakat setempat Konstruksinya yang tenggelam tidak akan mengganggu keindahan alami pantai Menjaga kelestarian ekosistem pantai Umur Pakai yang relative panjang sebab terbuat dari bahan komposit

2. Dampak Negatif

Dalam skala besar, bangunan peredam gelombang membutuhkan wilayah yang besar di sekitar pantai sehingga dapat mengurangi ruang gerak di sekitar pesisir pantai Sampah-sampah yang tersangkut pada lubang pipa secara berlebihan akan menghambat bahkan menahan laju aliran di dalamnya sehingga akan mengganggu baik ditinjau dari segi estetika maupun dari segi fungsional.

Usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak negative yang ada adalah;

Sampah-sampah yang tertahan pada peredam gelombang sesegera mungkin dibersihkan dengan melibatkan pihak-pihak yang terkait agar penggunaan serat (ijuk) dapat bermanfaat sebagai mana mestinya.

BAB IVPENUTUP

Eksplorasi lahan yang dilakukan manusia secara berlebihan, telah menimbulkan masalah-masalah krusial, yang menyangkut hajat hidup orang banyak, terkhusus untuk eksplorasi yang dilakukan di daerah pesisir pantai seperti pengrusakan hutan bakau, penambangan pasir, pengrusakan terumbu karang dan lain sebagainya merupakan faktor pemicu terjadinya abrasi, selain faktor pemicu yang bersumber dari alam seperti angin dan gelombang.Ketika abrasi yang terjadi semakin dekstruktif, dan langkah pencegahan seperti penghijauan daerah sekitar pantai dan relokasi terumbu karang tidak begitu memberikan hasil yang menjanjikan, maka perlu dilakukan sebuah rekayasa permodelan struktur pemecah gelombang yang sederhana dan berdaya guna tinggi. Maka dirancanglah sebuah inovasi permodelan breakwater tenggelam susunan pipa.Breakwater tenggelam susunan pipa merupakan bangunan peredam/pemecah gelombang yang fungsi utamanya mengurangi tingkat abrasi di pinggir pantai. Selain untuk meredam gelombang yang menuju pesisir pantai, breakwater tenggelam susunan pipa juga mudah dibuat dengan menyusun pipa dengan teratur. Ditambah lagi desain yang cukup sederhana dengan material yang sudah sangat tidak asing lagi dikalangan masyarakat Indonesia, tentunya menjadikan pemeliharaanya relative lebih mudah di bandingkan dengan system pemecah gelombang konvensional.Selanjutnya rancangan model peredam gelombang breakwater tenggelam susunan pipa membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan hasil yang optimal sehingga layak untuk dipergunakan dalam skala nasional untuk perlindungan pantai dari abrasi.

DAFTAR PUSTAKA

Sea Defence Consultant, 2009, Manual Desain Bangunan Pengaman Pantai. Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi Aceh-Nias

Triatmojo, Bambang., 1996, Hidraulika, Beta Offset, Yogyakarta.

Triatmojo, Bambang . 1999. Teknik Pantai. Yogyakarta: Beta Offset.

Kramadibrata, Soedjono, 1989, Perencanaan Pelabuhan, Ganeca Exact, Bandung.