53
This XML file does not appear to have any style information associated with it. The document tree is shown below. <Search> <Pages Count="94"> <Page Number="1"/> <Page Number="2"/> <Page Number="3"/> <Page Number="4"/> <Page Number="5"> statistik daerah provinsi papua barat 2013 issn : 2089-1938 no. publikasi : 91300.13.11 katalog bps : 1101002.91 ukuran buku : 17.6 cm x 25 cm jumlah halaman : vi 76 naskah : bidang neraca wilayah dan analisis statistik badan pusat statistik provinsi papua barat gambar kulit : bidang integrasi pengolahan dan diseminasi statistik badan pusat statistik provinsi papua barat diterbitkan oleh : badan pusat statistik provinsi papua barat boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya </Page> <Page Number="6"/> <Page Number="7"> ii statistik daerah provinsi papua barat 2013 publikasi statistik daerah provinsi papua barat 2013 diterbitkan oleh badan pusat statistik provinsi papua barat berisi berbagai data dan informasi terpilih seputar provinsi papua barat yang dianalisis secara sederhana untuk membantu pengguna data memahami perkembangan pembangunan serta potensi yang ada di provinsi papua barat. publikasi yang diharapkan menjadi ikon baru badan pusat statistik ini mengemas isu-isu terkini perkembangan pembangunan yang ditampilkan dalam bentuk lebih informatif. publikasi statistik daerah provinsi papua barat 2013 diterbitkan untuk melengkapi publikasi -publikasi statistik yang sudah terbit secara rutin setiap tahun. berbeda dengan publikasi-publikasi yang sudah ada publikasi ini lebih menekankan pada analisis. materi yang disajikan dalam statistik daerah provinsi papua barat 2013 memuat berbagai informasi/indikator terpilih yang terkait dengan pembangunan di berbagai sektor di provinsi papua barat dan diharapkan dapat menjadi bahan rujukan/kajian dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan. kritik dan saran konstruktif berbagai pihak kami harapkan untuk penyempurnaan penerbitan mendatang. semoga publikasi ini mampu memenuhi tuntutan kebutuhan data statistik, baik oleh instansi/dinas pemerintah, swasta, kalangan akademisi maupun masyarakat luas. manokwari, oktober 2013 kepala badan pusat statistik provinsi papua barat, drs. simon sapary, m.sc. kata pengantar </Page> <Page Number="8"/> <Page Number="9"> iii statistik daerah provinsi papua barat 2013 catatan: 1. berdasarkan proyeksi dau 2. kondisi bulan agustus (sakernas) 3. angka inflasi papua barat dihitung mulai 2008 4. termasuk ekspor dan impor antar provinsi statistik kunci no. uraian satuan 2010 2011 2012 1 jumlah penduduk orang 760 422 842 227 816 280 2 jumlah penduduk 15 thn keatas yang bekerja orang 316 547 336 588 341 741 3 jumlah penganggur orang 26 341 33 031 19 856 4 jumlah angkatan kerja orang 342 888 369 619 361 957 5 tpak persen 69.29 70.78 67.12 6 tpt persen 7.68 8.94 5.49 7 persentase pekerja di sektor formal persen 32.61 38.21 43.24 8 laju inflasi persen 6.25 2.36 4.99 9 ekspor (juta) rupiah 12 243 061 18 647 399 20 297 279 10

Profil Papua

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sorong

Citation preview

This XML file does not appear to have any style information associated with it. The document tree is shown below.

statistik daerah provinsi papua barat 2013 issn : 2089-1938 no. publikasi : 91300.13.11 katalog bps : 1101002.91 ukuran buku : 17.6 cm x 25 cm jumlah halaman : vi 76 naskah : bidang neraca wilayah dan analisis statistik badan pusat statistik provinsi papua barat gambar kulit : bidang integrasi pengolahan dan diseminasi statistik badan pusat statistik provinsi papua barat diterbitkan oleh : badan pusat statistik provinsi papua barat boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya

ii statistik daerah provinsi papua barat 2013 publikasi statistik daerah provinsi papua barat 2013 diterbitkan oleh badan pusat statistik provinsi papua barat berisi berbagai data dan informasi terpilih seputar provinsi papua barat yang dianalisis secara sederhana untuk membantu pengguna data memahami perkembangan pembangunan serta potensi yang ada di provinsi papua barat. publikasi yang diharapkan menjadi ikon baru badan pusat statistik ini mengemas isu-isu terkini perkembangan pembangunan yang ditampilkan dalam bentuk lebih informatif. publikasi statistik daerah provinsi papua barat 2013 diterbitkan untuk melengkapi publikasi -publikasi statistik yang sudah terbit secara rutin setiap tahun. berbeda dengan publikasi-publikasi yang sudah ada publikasi ini lebih menekankan pada analisis. materi yang disajikan dalam statistik daerah provinsi papua barat 2013 memuat berbagai informasi/indikator terpilih yang terkait dengan pembangunan di berbagai sektor di provinsi papua barat dan diharapkan dapat menjadi bahan rujukan/kajian dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan. kritik dan saran konstruktif berbagai pihak kami harapkan untuk penyempurnaan penerbitan mendatang. semoga publikasi ini mampu memenuhi tuntutan kebutuhan data statistik, baik oleh instansi/dinas pemerintah, swasta, kalangan akademisi maupun masyarakat luas. manokwari, oktober 2013 kepala badan pusat statistik provinsi papua barat, drs. simon sapary, m.sc. kata pengantar

iii statistik daerah provinsi papua barat 2013 catatan: 1. berdasarkan proyeksi dau 2. kondisi bulan agustus (sakernas) 3. angka inflasi papua barat dihitung mulai 2008 4. termasuk ekspor dan impor antar provinsi statistik kunci no. uraian satuan 2010 2011 2012 1 jumlah penduduk orang 760 422 842 227 816 280 2 jumlah penduduk 15 thn keatas yang bekerja orang 316 547 336 588 341 741 3 jumlah penganggur orang 26 341 33 031 19 856 4 jumlah angkatan kerja orang 342 888 369 619 361 957 5 tpak persen 69.29 70.78 67.12 6 tpt persen 7.68 8.94 5.49 7 persentase pekerja di sektor formal persen 32.61 38.21 43.24 8 laju inflasi persen 6.25 2.36 4.99 9 ekspor (juta) rupiah 12 243 061 18 647 399 20 297 279 10 impor (juta) rupiah 9 421 285 10 954 443 14 259 909 11 pertumbuhan ekonomi persen 28.47 27.08 15.84 12 pdrb adhb (juta) rupiah 26 873 087 36 178 780 42 759 938 13 pdrb adhk (juta) rupiah 9 361 360 11 896 227 13 781 157 14 pdrb per kapita (juta) rupiah 30 46 52 15 nilai tukar petani (ntp) persen 103.05 103.31 100.79 16 jumlah penduduk miskin (ribu) orang 256.25 249.84 223.20 17 persentase penduduk miskin persen 34.88 31.92 27.04 18 angka partisipasi sekolah 7-12 tahun persen 94 94 96 19 angka partisipasi sekolah 13-15 tahun persen 90 89 92 20 angka partisipasi sekolah 16-18 tahun persen 59 65 67 21 angka harapan hidup tahun 69 69 69 22 rata-rata lama sekolah tahun 8 8 8 23 angka melek huruf persen 93 93 94 24 paritas daya beli (ppp) (ribu) rupiah 596 599 602 25 ipm persen 69 70 70 26 rata-rata pengeluaran per kapita rupiah 498 845 593 164 816 137

iv statistik daerah provinsi papua barat 2013 angka kematian bayi adalah probabilita bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun, dinyatakan dalam per seribu kelahiran. angka kematian balita adalah probabilita bayi meninggal sebelum mencapai usia lima tahun, dinyatakan dalam per seribu kelahiran. angka harapan hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. angka reproduksi neto adalah rasio bayi wanita yang hidup sampai usia ibunya dikalikan dengan angka reproduksi bruto. angka kelahiran total adalah setiap wanita di indonesia secara hipotesis akan melahirkan anak hingga masa berakhir reproduksinya (15 49) tahun. angka melek huruf dewasa adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis, dengan jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas. angka partisipasi sekolah (aps) adalah perbandingan antara jumlah penduduk kelompok usia sekolah (7-12 th; 13-15 th; 16-18 th) yang bersekolah terhadap seluruh penduduk kelompok usia sekolah (7-12 th; 13-15 th; 16-18 th). bersekolah adalah mereka yang perlu mengikuti pendidikan di jalur formal (sd/mi, smp/mts, sma/ smk/ma atau pt) maupun non formal (paket a, paket b atau paket c). penjelasan teknis daerah administrasi adalah wilayah administrasi yang sudah memiliki dasar hukum yang sah menurut departemen dalam negeri. desa pesisir/tepi laut adalah desa/kelurahan termasuk nagari atau lainnya yang memiliki wilayah yang berbatasan langsung dengan garis pantai/laut (atau merupakan desa pulau). desa bukan pesisir adalah desa/kelurahan termasuk nagari atau lainnya yang tidak berbatasan langsung dengan laut atau tidak mempunyai pesisir. kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk di suatu daerah dibagi dengan luas daratan daerah tersebut, biasanya dinyatakan sebagai penduduk per km 2 . laju pertumbuhan penduduk adalah rata-rata tahunan laju perubahan jumlah penduduk di suatu daerah selama periode waktu tertentu. angkatan kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja atau sementara tidak bekerja, dan yang sedang mencari pekerjaan. tingkat partisipasi angkatan kerja adalah perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja. tingkat pengangguran terbuka adalah perbandingan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja.

v statistik daerah provinsi papua barat 2013 tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin. indeks harga konsumen adalah angka/indeks yang menunjukkan perbandingan relatif antara tingkat harga (konsumen/eceran) pada saat bulan survei dan harga tersebut pada bulan sebelumnya. inflasi adalah indikator yang dapat memberikan informasi tentang dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. nilai tukar petani (ntp) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase. produk domestik regional bruto (pdrb) adalah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu. produk domestik regional bruto per kapita adalah produk domestik regional bruto dibagi dengan penduduk pertengahan tahun. pdrb harga berlaku adalah nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun. pdrb harga konstan adalah nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. ipm adalah indeks komposit dari gabungan 4 (empat) indikator yaitu angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran per kapita. industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih kepada pemakai akhir. angka koefisien gini adalah ukuran kemerataan pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas pendapatan. angka koefisien gini terletak antara 0 (nol) dan 1 (satu). nol mencerminkan kemerataan sempurna dan satu menggambarkan ketidakmerataan sempurna. garis kemiskinan adalah besarnya nilai rupiah pengeluaran per kapita setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan dasar minimum makanan dan nonmakanan yang dibutuhkan oleh seorang individu untuk tetap berada pada kehidupan yang layak. indeks kedalaman kemiskinan (p1) merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. indeks keparahan kemiskinan (p2) memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. semakin tinggi nilai indeks, semakin

vi statistik daerah provinsi papua barat 2013 daftar isi identitas buku i kata pengantar ii statistik kunci iii penjelasan teknis v daftar isi vi 1 geografi dan iklim 1 11 industri pengolahan 42 2 pemerintahan 4 12 konstruksi 44 3 penduduk 7 13 hotel dan pariwisata 45 4 ketenagakerjaan 11 14 transportasi dan komunikasi 49 5 pendidikan 19 15 perbankan dan investasi 52 6 kesehatan 23 16 harga-harga 53 7 perumahan dan lingkungan 27 17 pengeluaran penduduk 59 8 pembangunan manusia 30 18 perdagangan 62 9 pertanian 36 19 pendapatan regional 63 10 pertambangan dan energi 39 20 perbandingan regional 67 lampiran tabel 70

1 statistik daerah provinsi papua barat 2013 papua barat adalah provinsi termuda ketiga di indonesia. provinsi papua barat dimekarkan dari provinsi papua berdasarkan uu no. 45 tahun 1999. dan berdasarkan inpres no. 1 tahun 2003 provinsi ini bernama irian jaya barat. kemudian sejak 6 februari 2007 resmi bernama provinsi papua barat. secara geografis letak provinsi papua barat yang termasuk dalam wilayah indonesia timur ini berada di daerah sekitar ekuator, yaitu tepatnya pada koordinat 0 ,0 hingga 4,0 lintang selatan dan 124,00 hingga 1320 bujur timur. batas-batas wilayah provinsi papua barat adalah: utara: samudera pasifik selatan: laut banda dan provinsi maluku barat: laut seram dan provinsi maluku timur: provinsi papua pada awal pemekarannya, provinsi papua barat hanya terdiri dari kabupaten fakfak, sorong, manokwari, dan kota sorong. wilayah tersebut sekarang terbagi kedalam wilayah administrasi yang terdiri dari 10 (sepuluh) kabupaten dan 1 (satu) kota, atau terjadi penambahan tujuh kabupaten sejak pemekaran wilayah. sebelas kabupaten/kota tersebut yaitu kabupaten fakfak, kaimana, teluk wondama, teluk bintuni, manokwari, sorong selatan, sorong, raja ampat, tambrauw, maybrat, dan kota sorong. berdasarkan peraturan menteri dalam negeri nomor 6 tahun 2008 luas wilayah provinsi papua barat adalah 97.024,37 km 2 . wilayah terluas adalah kabupaten teluk bintuni (21,48%) dan wilayah terkecil adalah kota sorong (0,68 %). teluk bintuni wilayah terluas di papua barat berdasarkan permendagri nomor 6 tahun 2008, diantara 11 kabupaten/kota di papua barat, kabupaten teluk bintuni memiliki luas wilayah terluas yaitu 21,48 persen. geografi dan iklim sumber: permendagri no. 6 tahun 2008 1.1 gambar peta wilayah provinsi papua barat 1.2 gambar persentase luas wilayah provinsi papua barat menurut kabupaten/kota 2012 1 fakfak 11.37 kaimana 16.74 teluk wondama 4.08 teluk bintuni 21.48 manokwari 14.69 sorong selatan 4.07 sorong 7.64 raja ampat 8.28 tambrauw 5.34 maybrat 5.63 kota sorong 0.68 tahukah anda ? jumlah pulau di papua barat adalah yang terbanyak kedua di indonesia (1945 pulau), dimana hampir sepertiganya (610 pulau) berada di kabupaten raja ampat.

statistik daerah provinsi papua barat 2013 2 bentang alam papua barat memiliki morfologi terjal di bagian utara di kepala burung dan di selatan pada bagian leher burung, dengan daerah paling tinggi memiliki elevasi 3731 mdpl. daerah terjal mengikuti garis pantai di bagian utara, sedangkan daerah landai berada di bagian selatannya. pulau-pulau di papua barat umumnya merupakan pulau yang terjal dengan variasi ketinggian sekitar 0-750 mdpl. kemiringan lereng papua barat bervariasi antara 0- 35, namun umumnya berada pada kemiringan 0-11. material penyusun tanah papua barat bervariasi dari batuan berumur paleozoikum hingga endapan sungai kuarter. sementara itu pada daerah lepas pantai terdapat beragam batuan yang merupakan kesatuan cekungan bintuni dan cekungan salawati dengan prospek kandungan minyak dan gas. secara geologi wilayah papua barat memiliki struktur yang cukup kompleks dengan kelurusan umum berarah barat-timur (rapatnya jarak antar struktur geologi pada daerah ini secara umum menyebabkan kegempaan yang intensif). namun pada sisi lain keadaan ini menjadi perangkap bagi potensi minyak bumi dan gas. hidrogeologi, kondisi air bawah permukaan di wilayah papua barat pada umumnya wilayah pegunungan merupakan daerah air tanah langka. sementara daerah dataran terdiri dari daerah dengan produktivitas akifer kecil dan setempat akifer produktif. dengan demikian potensi air bawah tanah papua barat terkonsentrasi di dataran tengah, yang juga merupakan daerah aliran sungai utama. geografi dan iklim morfologi bentang alam papua barat terjal dan landai bentang alam papua barat memiliki morfologi terjal di bagian utara di kepala burung dan di selatan bagian leher burung, sedaangkan pada bagian pantai selatan relatif landai. 1 tahukah anda ? pada tahun 2010 lalu di kabupaten tambrauw telah ditemukan suku pedalaman terasing yang masih nomaden, bernama suku karon. tipologi geografis papua barat sumber: google image

3 statistik daerah provinsi papua barat 2013 topografi wilayah desa/kelurahan di papua barat terdiri dari 7,85 persen puncak; 18,76 persen berada di lereng bukit maupun gunung; dan 16,12 persen berada di lembah. wilayah lain lebih dari setengahnya berada di daerah hamparan. seluruh wilayah kabupaten/kota di papua barat berbatasan dengan laut, namun hanya 37,04 persen desa/kelurahan yang berada di daerah pesisir. wilayah desa lainnya tidak berbatasan dengan laut (bukan pesisir), yaitu sebesar 62,96 persen. suhu udara rata-rata di provinsi papua barat berada pada kisaran 22,6233,20 celcius dengan suhu udara minimum dan maksimum berada di kabupaten manokwari. perbedaan suhu ekstrim tersebut karena sebagian wilayah kabupaten manokwari berada di daerah pesisir dan pegunungan. sementara kelembaban udara bervariasi antara 83,00-85,60 persen. curah dan hari hujan di papua barat bervariasi nilainya. curah hujan dan hari hujan terendah tercatat 2.441,00 mm/tahun dan 236 hari berada di kabupaten kaimana, sedangkan curah hujan tertinggi berada di kabupaten fakfak yaitu 3.881,00 mm/tahun, dan hari hujan tertinggi berada di kabupaten sorong, sorong selatan, dan kota sorong yaitu 258 hari. secara umum wilayah papua barat memiliki curah hujan dan hari hujan yang tinggi. di wilayah dengan hari hujan terendah dalam satu tahun rata-rata diguyur hujan selama hampir delapan bulan, dan untuk wilayah dengan hari hujan tertinggi dalam satu tahun dapat terjadi hujan rata-rata selama hampir sepanjang sembilan bulan. geografi dan iklim hampir sembilan bulan diguyur hujan di beberapa daerah di papua barat selama hampir sembilan bulan diguyur hujan dalam satu tahun, sementara itu di beberapa wilayah dengan hari hujan terendah pun selama satu tahun diguyur hujan hampir selapanjang delapan bulan. 1 uraian minimum maksimum suhu udara rata-rata 22,62 33,20 rata-rata kelembaban udara 83,00 85,60 rata-rata tekanan udara 993,03 1 008,50 curah hujan 2 441,00 3 881,30 hari hujan 236 258 rata-rata penyinaran matahari 27,98 139,31 sumber: sensus potensi desa (podes), 2011 sumber: badan metereologi klimatologi dan geofisika (bmkg) kab/kota, 2011 1.1 tabel keadaan iklim menurut kabupaten/kota di provinsi papua barat 2011 1.3 gambar persentase desa/kelurahan berdasarkan topografi wilayah 2012 hamparan (57,26%) lembah (16,12%) lereng (18,76%) puncak (7,85%) 37.25 62.75 bukan pesisir pesisir tahukah anda ? desa warmu di distrik aifat timur selatan adalah satu-satunya desa di kabupaten maybrat yang berbatasan dengan laut (daerah pesisir).

statistik daerah provinsi papua barat 2013 4 provinsi papua barat selama tahun 2006-2011 dipimpin oleh pasangan brigjen marinir purn. abraham o. atururi dan drs. rahimin katjong, m.ed sebagai gubernur dan wakil gubernur (wagub). ditahun 2011 provinsi papua barat telah melaksanakan pemilukada gubernur dan wagub yakni pada tanggal 9 november 2011. meskipun pada tanggal 20 juli 2011 lalu telah dilaksanakan pemilukada, namun karena terjadi permasalahan maka hasilnya dibatalkan oleh mahkamah konstitusi (mk). dalam pemilukada tersebut diikuti oleh empat pasangan calon gubernur dan wagub. keempat pasangan calon tersebut adalah abraham o. atururi dan rahimin katjong, george celcius auparay dan hasan ombaier, wahidin puarada dan herman orisoe, serta dominggus mandacan dan origenes nauw. setelah melalui proses demokrasi yang panjang, akhirnya pasangan abraham o. atururi dan rahimin katjong keluar sebagai pemenang pemilukada dan terpilih kembali untuk kedua kalinya menjadi gubernur dan wakil gubernur papua barat untuk masa bhakti 2012-2016. setelah di tahun 2010 diwarnai dengan pemilukada pada tujuh kabupaten/kota di papua barat, tahun 2011 di gelar dua pemilukada, yaitu di kabupaten maybrat dan kabupaten tambrauw. pada pemilukada di kabupaten maybrat ditetapkan bahwa pemenang pemilukada adalah pasangan drs. bernard segrim, mm. dan karel murafer, sh. sedangkan pemilukada kabupaten tambrauw dimenangi pasangan gabriel asem dan johanis yembra. pemerintahan pasangan abraham o. atururi - rahimin katjong terpilih kembali setelah melalui proses demokrasi yang panjang, akhirnya pasangan brigjen marinir purn. abraham o. atururi dan drs. rahimin katjong, m.ed terpilih kembali menjadi gubernur dan wakil gubernur provinsi papua barat untuk masa bhakti 2012-2016. 2.1 gambar gubernur dan wakil gubernur papua barat masa bhakti 2012-2016 no. perbandingan otonomi khusus papua otonomi daerah biasa 1 pemerintahan (eksekutif) sama sama 2 badan legislatif tk provinsi terdiri dari dprp dan majelis rakyat papua (mrp) hanya dprd tk. provinsi dan tidak ada mrp 3 badan legislatif tk kabupaten sama sama 4 badan yudikatif terdiri dari lembaga adat dan lembaga peradilan biasa hanya terdapat lem-baga peradilan biasa 2.1 tabel perbandingan otonomi khusus papua dengan otonomi daerah di indonesia 2 tahukah anda ? pasangan abraham o. atururi dan rahimin katjong terpilih kembali menjadi gubernur dan wakil gubernur provinsi papua barat untuk masa bakti 2012-2016. gubernur : brigjen marinir purn. abraham o. atururi (kiri) wakil gubernur : drs. rahimin katjong, m.ed (kanan) sumber: google image

5 statistik daerah provinsi papua barat 2013 dari sisi pemerintahan, provinsi papua barat bersama dengan provinsi papua dan provinsi nad pengaturan daerahnya dengan uu otonomi khusus (otsus). secara khusus pemerintahan di tanah papua (papua dan papua barat) diatur dalam uu nomor 21 tahun 2001 tentang otonomi khusus. hal ini berbeda dengan provinsi lainnya di indonesia yang pengaturan wilayahnya berdasarkan uu otonomi daerah. di tahun 2012 jumlah wilayah administrasi provinsi papua barat meliputi 10 kabupaten dan 1 kota, 162 kecamatan, 1.321 desa, serta 74 kelurahan. di tahun 2009-2010, perkembangan wilayah administrasi ditandai dengan pemekaran wilayah kecamatan (distrik), kelurahan, dan desa (kampung) yang relatif cepat. semula di tahun 2009 jumlah kecamatan adalah 154 kecamatan, kemudian terjadi pemekaran wilayah hingga menjadi 162 kecamatan di tahun 2011. pemekaran wilayah yang cukup pesat juga terjadi pada jumlah desa. selama tahun 2009-2010 jumlahnya meningkat sebanyak 30 desa. sedangkan jumlah kecamatan hanya bertambah empat unit. namun di tahun 2010-2012 pemekaran wilayah tersebut sudah tidak lagi terjadi. hal ini disebabkan oleh adanya moratorium tentang pemekaran wilayah administrasi. selama 2010-2012 jumlah kecamatan masih tetap sama, tetapi hanya terjadi perubahan dua unit jumlah desa dan kelurahan. pengurangan jumlah desa karena peningkatan status menjadi kelurahan. jumlah seluruh pegawai negeri sipil (pns) di provinsi papua barat berjumlah 32.618 orang dengan sumber: badan kepegawaian nasional, jayapura (papua), 2011 kabupaten/kota ibukota kecamatan desa kelurahan fakfak fakfak 9 118 5 kaimana kaimana 7 82 4 teluk wondama rasiey 13 75 1 teluk bintuni bintuni 24 115 2 manokwari manokwari 29 412 9 sorong selatan teminabuan 13 117 2 sorong aimas 19 124 15 raja ampat waisai 24 117 4 tambrauw fef 7 53 - maybrat kumurkek 11 108 1 kota sorong sorong 6 - 31 papua barat 2011 manokwari 162 1 321 74 pb 2010 r 162 1 323 72 pb 2009 154 1 293 68 sumber: pemda kabupaten/kota se-provinsi papua barat, 2011 catatan: r angka revisi pemerintahan tidak terjadi pemekaran wilayah sepanjang tahun 2012 setelah dua tahun sebelumnya pemekaran wilayah terjadi cukup pesat, namun sejak diterbitkannya moratorium pemekaran wilayah, pada tahun 2012 di papua barat tidak terjadi penambahan jumlah kecamatan, desa, dan kelurahan, tetapi hanya perubahan status desa menjadi kelurahan. 2.2 gambar persentase pns kabupaten/kota/provinsi dan persentase pns menurut jenis kelamin 2011 2.2 tabel pembagian daerah administrasi menurut kabupaten/kota 2011 2 tahukah anda ? besarnya dana otonomi khusus (otsus) tahun 2012 yang dikucurkan di provinsi papua barat mencapai sebesar 1,64 trilyun rupiah. nilai ini meningkat dibandingkan tahun 2011, sebesar 1,33 trilyun rupiah. tambrauw maybrat prov pb kaimana t bintuni t wondama raja ampat sorong sltn kota sorong fakfak sorong manokwari 1.68 1.97 5.29 5.50 6.36 6.87 7.31 7.61 12.07 12.66 15.11 17.57 57.43 42.57 laki-laki perempuan

statistik daerah provinsi papua barat 2013 6 rincian 18.732 orang (57,43%) berjenis kelamin laki-laki dan 13.886 orang (42,57%) berjenis kelamin perempuan. dilihat dari komposisinya terlihat bahwa jumlah pns laki-laki jauh lebih banyak dibandingkan dengan pns perempuan. hal ini memberikan informasi bahwa kesetaraan gender dalam pemerintahan di papua barat belum menunjukkan kemerataan. distribusi persentase pns menurut kabupaten/ kota/provinsi tercatat kabupaten manokwari memiliki pns yang terbanyak yaitu sebesar 17,57 persen. kabupaten manokwari sebagai ibukota provinsi dan pusat pemerintahan membutuhkan sdm yang lebih banyak dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya. sedangkan kabupaten tambrauw memiliki distribusi terkecil dalam ketersediaan pns yaitu 1,68 persen. dari sisi pendidikan pns, sebagian besar pns berpendidikan slta (39,55%), sedangkan pns dengan pendidikan diatas slta masing-masing sebesar 24,06 persen berpendidikan diploma dan 30,62 persen berpendidikan sarjana. peta perpolitikan di provinsi papua barat menunjukkan tidak ada dominasi partai tertentu yang duduk dalam kursi anggota dpr. tiga fraksi terbesar yang menduduki kursi dprp yaitu fraksi kedaulatan rakyat dan fraksi golkar masing-masing mendapatkan jatah 9 kursi, sedangkan fraksi pdip menduduki 8 kursi. bila dilihat dari sisi gender, jumlah perempuan yang duduk di kursi dprd relatif rendah, yaitu 9,82 persen dari total kursi di dprd kabupaten/ kota/provinsi. hal ini mengandung arti ketimpangan gender masih dominan dalam bidang politik. sumber: sekretariat dewan perwakilan rakyat daerah provinsi papua barat, 2011 pemerintahan kesenjangan gender di dunia politik masih tajam persentase perempuan di dunia politik yang direpresentasikan dengan persentase perempuan yang duduk menjadi anggota dprd hanya sebesar 9,82 persen. hal ini memperlihatkan bahwa kesejangan gender di dunia politik masih sangat nyata. 2.3 gambar persentase pns pemda menurut tingkat pendidikan 2011 2.4 gambar jumlah anggota dprd kabupaten/kota/provinsi menurut jenis kelamin 2011 sumber: badan kepegawaian nasional regional ix jayapura, 2011 2 tahukah anda ? persentase pns di papua barat tahun 2011 mencapai 4,13 persen terhadap total penduduknya. angka ini lebih besar dari persentase nasional yang hanya mencapai 1,98 persen. 2.23 3.54 39.55 24.06 30.62 sd sltp slta diploma sarjana

7 statistik daerah provinsi papua barat 2013 dinamika penduduk memiliki karakteristik yang berbeda pada setiap daerah. dimana dinamika tersebut merupakan akibat dari perubahan pola fertilitas, mortalitas, dan migrasi penduduk. demikian pula dengan dinamika penduduk di papua barat. sejak pertama kali dilaksanakan sensus penduduk tahun 1971, pola perkembangan penduduk papua barat mengikuti pola sebaran khas, yaitu distribusi logistik. dalam sejarahnya, pada tahun 1971 papua barat masih tergabung dalam provinsi papua dan hanya terdiri dari tiga kabupaten, yaitu kabupaten fakfak, kabupaten manokwari dan kabupaten sorong dengan total jumlah penduduk hanya mencapai 221.457 jiwa. di tahun 1980 penduduk papua barat meningkat menjadi 283.493 jiwa dengan rata-rata pertumbuhan penduduk per tahun mencapai 2,78 persen. kemudian di sensus penduduk tahun 1990, yang masih terdiri dari kabupaten fakfak, manokwari dan sorong memiliki total penduduk 385.509 jiwa dengan rata-rata pertumbuhan penduduk tahunan sebesar 2,38 persen. di tahun 2000, jumlah penduduk papua barat meningkat tajam. dengan rata-rata pertumbuhan penduduk per tahun mencapai 3,98 persen, penduduk papua barat meningkat menjadi 529.689 jiwa. data penduduk papua barat berdasarkan hasil dari proyeksi penduduk 2011 adalah 789.013 jiwa, dengan rata-rata pertumbuhan penduduk per tahun 3,76 persen terhadap jumlah penduduk papua barat tahun 2010. sementara itu, berdasarkan hasil proyeksi, jumlah penduduk papua barat tahun 2012 adalah sebesar 816.280 jiwa, yang terdiri dari 431.957 uraian 2011 2012 jumlah penduduk (jiwa) 789 013 816 280 pertumbuhan penduduk (%) 3,76 3,61 sex ratio (%) 112,32 112,39 jumlah rumah tangga (ruta) 185 156 189 649 rata-rata art (jiwa/ruta) 4,26 4,30 penduduk menurut kelompok umur (%) 0-14 33,58 34,16 15-64 64,58 64,19 65 1,84 1,65 jumlah penduduk papua barat terkecil di indonesia berdasarkan hasil proyeksi penduduk 2011 jumlah penduduk papua barat adalah sebesar 789.013 jiwa yang terdiri dari 417.403 penduduk laki-laki dan 371.610 penduduk perempuan.jumlah ini merupakan jumlah penduduk provinsi terkecil di indonesia p e n d u d u k 3.1 tabel indikator kependudukan provinsi papua barat tahun 2011-2012 3.1 gambar jumlah penduduk papua barat 1971-2012 sumber: sp 2010 dan proyeksi penduduk 2012, bps 3 sumber: sp1971, 1980, 1990, 2000, supas 2005, dan sp 2010, proyeksi penduduk 2011-2012 bps tahukah anda ? luas daratan papua barat adalah 5,08 persen dari total luas daratan indonesia. sedangkan luas wilayah maluku dan papua adalah seperempat dari total daratan indonesia. 1971 1980 1990 2000 2005 2010 2011 2012 jiwa (ri bu) 221.46 283.49 358.51 529.69 688.2 760.42 789.01 816.28 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 penduduk

statistik daerah provinsi papua barat 2013 8 jiwa penduduk laki-laki (52,92 persen) dan 384.323 jiwa penduduk perempuan (47,08 persen). struktur penduduk papua barat dilihat dari piramida penduduk tergolong dalam struktur penduduk muda. struktur penduduk ini masih sangat dipengaruhi oleh tingginya fertilitas. hal ini terlihat pada alas piramida penduduk yang paling lebar di kelompok umur 0-4 tahun. pertumbuhan penduduk tahun 2012 yang mencapai 3,61 persen, atau lebih rendah dibandingkan tahun 2011 yaitu sebesar 3,76 persen. dilihat dari median umur pun semakin menguatkan bahwa komposisi penduduk muda begitu dominan. median umur penduduk papua barat adalah sebesar 18,59 tahun, sejalan kondisi struktur penduduk muda dimana kriteria kelompok usia muda adalah bila median umur di suatu daerah 20 tahun. pertumbuhan penduduk yang tinggi di papua barat juga dipengaruhi oleh migrasi risen yang tinggi di provinsi ini. migrasi risen papua barat berdasarkan sensus penduduk 2010 adalah sebesar 5,6 persen dan tercatat sebagai migrasi risen tertinggi kedua di indonesia. laju pertumbuhan penduduk tertinggi di papua barat berada di sorong selatan, yaitu mencapai 4,38 persen. sedangkan laju pertumbuhan terendah berada di kabupaten tambrauw yaitu 2,02 persen. kabupaten manokwari yang merupakan ibu kota provinsi memiliki laju pertumbuhan penduduk tertinggi kelima, yaitu 3,72 persen, lebih tinggi dari laju pertumbuhan papua barat. sebaran penduduk provinsi papua barat menurut kabupaten/kota masih dominan di dua daerah yaitu sumber: sensus penduduk 2010 dan proyeksi penduduk 2012 sumber: hasil proyeksi penduduk 2012 p e n d u d u k laju pertumbuhan penduduk meningkat jumlah penduduk papua barat tahun 2012 sebesar 816.280 jiwa, meningkat dibandingkan tahun 2011 yang berjumlah 789.013 jiwa. jadi laju pertumbuhan penduduk papua barat 2011-2012 adalah sebesar 3,61 persen, atau menurun dibandingkan rata-rata laju pertumbuhan penduduk 2010-2011 sebesar 3,76 persen. 3.3 gambar laju pertumbuhan penduduk menurut kabupaten/kota tahun 2010-2012 3.2 gambar piramida penduduk provinsi papua barat 2012 3 tahukah anda ? berdasarkan hasil sensus penduduk 2010, angka migrasi risen papua barat adalah yang tertinggi kedua (5,6) di indonesia setelah provinsi kepulauan riau (10,2). 60000 40000 20000 0 20000 40000 60000 0-4 10-14 20-24 30-34 40-44 50-54 60-64 70-74 perempuan laki-laki

9 statistik daerah provinsi papua barat 2013 kota sorong (25,31%) dan kabupaten manokwari (24,74%). hampir setengah dari total penduduk papua barat tinggal di kedua daerah tersebut. kota sorong menjadi pintu gerbangnya papua barat dari dunia luar karena terdapat bandar udara dan pelabuhan kapal besar sebagai pintu masuk penumpang dan barang dari dan ke papua barat maupun kabupaten lainnya di papua barat. di lain sisi, kabupaten manokwari semakin padat ketika papua barat dimekarkan dari provinsi papua dan kabupaten manokwari ditetapkan sebagai ibukota dan pusat pemerintahan provinsi papua barat. sebagai pusat pemerintahan, kabupaten manokwari aktif membangun, mulai dari fasilitas pemerintahan, akses transportasi, pendidikan, kesehatan dan infrastruktur lainnya. jika dilihat dari kepadatan penduduknya, papua barat adalah provinsi dengan kepadatan terendah di indonesia. dengan luas 97.024 km 2 dan jumlah penduduk 816.280 jiwa, kepadatan penduduknya hanya mencapai delapan jiwa per kilometer persegi. kepadatan penduduk tertinggi di papua barat berada di kota sorong, yaitu sebesar 334 jiwa per km 2 dimana kota sorong memiliki luas wilayah terkecil namun jumlah penduduk terbesar di papua barat. sementara kepadatan penduduk terendah berada di kabupaten tambrauw yaitu satu jiwa per km 2 . berdasarkan rasio jenis kelamin (sex ratio), jumlah penduduk laki-laki di papua barat lebih banyak dari pada penduduk perempuan. sex ratio papua barat adalah sebesar 112,39 persen, artinya diantara 100 orang penduduk perempuan terdapat sekitar 112 sumber: hasil proyeksi penduduk bps 2012 sumber: luas: permendagri no 6 thn 2008 penduduk: proyeksi penduduk bps 2012 penduduk terbanyak papua barat di kota sorong berdasarkan hasil proyeksi penduduk 2012 kota sorong menjadi wilayah terpadat di papua barat dengan distribusi sebesar 25,31 persen atau sekitar seperempat total penduduk papua barat. p e n d u d u k 3.4 gam-persentase distribusi sebaran penduduk 2012 3.5 gambar kepadatan penduduk provinsi papua barat 2012 3 tahukah anda ? luas provinsi papua barat 1 (97,02 ribu km 2 ) hampir 140 kali lipat dari luas negara singapura (697 km 2. ). 1) berdasarkan permendagri no. 6/th 2008 8.71 6.12 3.46 6.88 24.74 5.06 9.02 5.52 0.78 4.40 25.31 01. fakfak 02. kaimana 03. t wondama 04. tel uk bintun i 05. manokwari 06. sorong selatan 07. sorong 08. raja ampat 09. tambrauw 10. maybrat 71. sorong

statistik daerah provinsi papua barat 2013 10 sumber: proyeksi penduduk 2012 orang penduduk laki-laki. sex ratio tertinggi berada di kabupaten teluk wondama (124,58%) dan terendah di kabupaten maybrat (104,26%). rasio ketergantungan (dependency ratio) digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat mengindikasikan keadaan ekonomi suatu daerah tergolong sebagai daerah maju atau daerah sedang berkembang. semakin tinggi persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk menanggung hidup penduduk yang belum produktif dan tidak lagi produktif dan sebaliknya. dependency ratio papua barat sebesar 55,77 persen, artinya dari 100 rang yang masih produktif (15-64 tahun) harus menanggung beban hidup sekitar 55-56 orang yang belum produktif (0-14 tahun) dan tidak produktif (lebih dari 65 tahun). beban tanggungan perempuan lebih tinggi dari laki-laki terlihat dari rasionya yaitu 54,24 persen untuk laki-laki dan 57,53 persen untuk perempuan. bonus demografi diperkiraan akan terjadi sekitar tahun 2020-2030. bila itu terjadi, dan melihat kondisi sumber daya manusia yang ada di papua barat, maka hal yang perlu mendapatkan perhatian serius adalah masalah ketenagakerjaan. dengan potensi penduduk usia muda maka penduduk yang masuk usia kerja akan tinggi, dengan demikian bila lapangan pekerjaan yang dibutuhkan penduduk usia kerja tidak tersedia maka jumlah pengangguran akan meningkat tajam. p e n d u d u k waspadai bonus demografi di papua barat diperkirakan di tahun 2020-2030 akan terjadi bonus demografi. dengan struktur penduduk muda maka peluang untuk meningkatnya angkatan kerja secara tajam sangat besar. hal ini lah yang perlu diwaspadai, yaitu tersedianya lapangan pekerjaan agar pengangguran tidak melonjak tajam. 3.7 gambar rasio ketergantungan menurut jenis kelamin provinsi papua barat 2012 (%) 3.6 gambar rasio jenis kelamin menurut kabupaten/kota provinsi papua barat 2012 3 tahukah anda ? bonus demografi adalah sebuah kondisi dimana rasio ketergantungan mencapai nilai terendahnya atau penduduk usia produktif (15-64 tahun) berada pada jumlah maksimum. l p lp 54.24 57.53 55.77

11 statistik daerah provinsi papua barat 2013 situasi ketenagakerjaan provinsi papua barat 2012 ditandai dengan peningkatan penduduk usia kerja. sesuai dengan struktur penduduk provinsi papua barat yang tergolong dalam struktur penduduk usia muda, maka perkembangan penduduk usia kerja (15 tahun keatas) akan tumbuh relatif cepat. penduduk usia kerja meningkat dari 522.211 orang di tahun 2011 menjadi 538.709 orang di tahun 2012. angkatan kerja tahun 2012 menurun menjadi 361.597 orang dari 369.619 orang di tahun 2011. pada periode 2011-2012, penurunan angkatan kerja tidak diikuti oleh penurunan penduduk yang bekerja. jumlah penduduk bekerja meningkat dari 336.588 orang di tahun 2011 menjadi 341.741 orang di tahun 2012. sementara jumlah pengangguran terbuka menurun tajam dari 33.031 orang di tahun 2011 menjadi 19.856 di tahun 2012. konsep bekerja masih menggunakan ketentuan the one hour criterion dari international labour organization (ilo), dimana konsep ini digunakan secara internasional supaya dapat diperbandingkan antar wilayah dan antar waktu. berdasarkan kelompok umur, penduduk yang bekerja pada usia muda 15-29 tahun sebesar 26,39 persen. sedangkan menurut jam kerja, sebanyak 62,08 persen memiliki jam kerja normal (35 jam keatas dalam seminggu). pengangguran terselubung atau setengah pengangguran adalah penduduk yang bekerja dengan jam kerja dibawah 35 jam seminggu (tidak termasuk sementara tidak bekerja). di papua barat sebanyak gambar 4.1 skema ketenagakerjaan usia kerja (15 tahun) penduduk bukan usia kerja angkatan kerja pengangguran bukan angkatan kerja sekolah mengurus rumah tangga lainnya bekerja sedang bekerja mencari pekerjaan mempersiapkan usaha putus asa: merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja sementara tidak bekerja pengangguran kritis ( 15 jam) setengah pengangguran ( 15 jam) jam kerja normal ( 35 jam) setengah pengangguran (15-34 jam) ketenagakerjaan peningkatan angkatan kerja perlu dipersiapkan peningkatan angkatan kerja seiring dengan pertumbuhan penduduk terutama usia muda perlu dipersiapkan karena lapangan kerja yang tercipta harus seimbang dengan kecepatan pertumbuhan angkatan kerja supaya angka pengangguran dapat ditekan. batas usia kerja di beberapa negara: batas bawah usia kerja: mesir 6 tahun brazil 10 tahun venezuela 10 dan 15 tahun canada dan indonesia 15 tahun swedia dan usa 16 tahun batas atas usia kerja: mesir, malaysia dan mexico 65 tahun denmark, swedia, norwegia, dan finlandia 74 tahun tanpa batas atas beberapa negara termasuk indonesia 4 catatan:

statistik daerah provinsi papua barat 2013 12 37,91 persen penduduk yang bekerja termasuk kedalam setengah pengangguran. tingkat setengah pengangguran (tsp) papua barat adalah 32,70. artinya dalam setiap 100 orang penduduk angkatan kerja terdapat sekitar 32-33 orang yang berstatus setengah pengangguran. umumnya setengah pengangguran mempunyai produktivitas yang rendah, oleh karena itu perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi jumlah penduduk bekerja, sebab dimungkinkan di dalam jumlah penduduk bekerja yang tinggi ternyata terdapat penduduk dengan status setengah pengangguran yang tinggi pula. berdasarkan latar belakang pendidikan terakhir, ternyata persentase penduduk yang bekerja sebagian besar berpendidikan rendah. sebesar 43,53 persen penduduk yang bekerja berlatar belakang pendidikan rendah (22,48 persen belum bersekolah/tidak tamat sd dan 21,05 persen tamat sd). diantara penduduk yang bekerja tersebut hanya 11,21 persen yang berijazah diploma dan sarjana. tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak) menggambarkan persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang termasuk dalam angkatan kerja. tpak papua barat mengalami penurunan dari tahun 2011. tpak tahun 2012 sebesar 67,12 persen menurun dibandingkan tahun 2011 (70,78 persen) . tpak tertinggi 2012 dicapai oleh kabupaten tambrauw yaitu sebesar 82,93 persen. artinya adalah dari 100 orang penduduk usia kerja sekitar 82-83 orang diantaranya tergolong sebagai angkatan kerja. sementara tpak terendah berada di kota sorong sumber: sakernas agustus, 2010-2012 uraian satuan 2010 2011 2012 bekerja orang 316 547 336 588 341 741 pengangguran orang 26 341 33 031 19 856 angkatan kerja orang 342 888 369 619 361 957 penduduk usia kerja orang 494 862 522 211 538 709 tingkat pengangguran terbuka (tpt) persen 7,68 8,94 5,49 tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak) persen 69,29 70,78 67,12 setengah pengangguran orang 104 150 109 971 118 373 tingkat setengah pengangguran (tsp) persen 30,37 29,75 32,70 persentase pekerja informal persen 67,39 61,79 56,76 ketenagakerjaan hampir setengah pekerja berpendidikan rendah persentase penduduk yang bekerja dengan latar belakang pendidikan rendah (belum pernah sekolah/tidak tamat sd dan tamat sd) hampir mencapai setengah dari total pekerja (43,53 persen). sedangkan pekerja yang berijazah diploma/sarjana hanya 11,21 persen. 4.1 tabel indikator ketenagakerjaan provinsi papua barat 2010-2012 4.1 gambar persentase penduduk yang bekerja menurut pendidikan provinsi papua barat 2012 4 sumber: sakernas agustus, 2012 tahukah anda ? persentase belanja pegawai di papua barat hanya sebesar 9 persen. persentase ini adalah yang terkecil dalam apbd dibandingkan dengan kabupaten/kota dan provinsi lainnya di indonesia.

13 statistik daerah provinsi papua barat 2013 yaitu hanya mencapai 59,00 persen. isu ketenagakerjaan yang paling mendapatkan perhatian adalah masalah pengangguran. pengangguran secara ekonomi adalah produk dari ketidakmampuan pasar kerja dalam menyerap angkatan kerja yang tersedia. ketersediaan lapangan kerja yang relatif terbatas tidak sanggup menyerap para pencari kerja yang senantiasa bertambah setiap tahun seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. indikator ini adalah ukuran pasar tenaga kerja yang paling banyak digunakan di seluruh dunia dalam mengukur keberhasilan ketenagakerjaan. sesuai dengan kesepakatan internasional, pengangguran didefinisikan sebagai semua penduduk usia kerja yang pada suatu referensi waktu tidak punya pekerjaan (without work), sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja (currently available for work), dan sedang mencari pekerjaan (seeking for work). tingkat pengangguran terbuka (tpt) papua barat meningkat dari 2010 ke tahun 2011. tpt meningkat dari 7,68 persen di tahun 2010 menjadi 8,94 persen di tahun 2011, kemudian di tahun 2012 mengalami penurunan yang cukup tinggi menjadi 5,49 persen. pengangguran 5,49 persen berarti dalam setiap 100 orang angkatan kerja terdapat 5 orang berstatus sebagai pengangguran. tpt menurut gender di tahun 2012 tercatat tpt laki-laki lebih baik dari pada tpt perempuan. tpt laki-laki sebesar 4,75 persen, sedangkan tpt perempuan jauh lebih tinggi mencapai 6,76 persen. lebih rendahnya tpt laki-laki salah satunya diduga karena penduduk laki-laki, terutama tambrauw, 82.93 kaimana, 76.04 manokwari, 74.02 sorong selatan, 72.74 teluk wondama, 70.08 teluk bintuni, 69.96 papua barat, 67.12 fakfak, 65.33 raja ampat, 64.60 maybrat, 63.48 sorong, 62.57 kota sorong, 59.00 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81 85 sumber: sakernas agustus, 2012 ketenagakerjaan tpt menurun tajam setelah mengalami peningkatan di tahun 2011 menjadi 8,94 persen, tpt papua barat menurun tajam pada kondisi agustus 2012 menjadi 5,49 persen. the key indicators of the labour market (kilm) kilm 1 : labour force participation rate kilm 2 : employment-to-population ratio kilm 3 : status in employment kilm 4 : employment by sector kilm 5 : part-time employment kilm 6 : hours of work kilm 7 : employment in the informal economy kilm 8 : unemployment kilm 9 : youth unemployment kilm 10 : long-term unemployment kilm 11 : unemployment by educational attainment kilm 12 : time-related underemployment kilm 13 : inactivity rate kilm 14 : education attainment and literacy kilm 15 : manufacturing wage indices kilm 16 : occupational wage and earning indices kilm 17 : hourly compensation cost kilm 18 : labour productivity and unit labour cost kilm 19 : employment elasticities kilm 20 : poverty, working poverty, and income distribution 4.2 gambar tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak) menurut kabupaten/kota di provinsi papua barat 2012 (%) catatan: 4

statistik daerah provinsi papua barat 2013 14 berstatus sebagai kepala rumah tangga, memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan anggota rumah tangganya. selain itu, lebih banyak lapangan pekerjaan yang lebih sesuai diisi oleh pekerja laki-laki dan lebih fleksibel dengan masalah jam kerja. perkembangan angka tpt menunjukkan perkembangan kinerja di bidang ketenagakerjaan. semakin rendah angka tpt berarti daya serap lapangan pekerjaan terhadap pencari kerja semakin baik. angka tpt kabupaten tambrauw adalah yang terendah di papua barat, yaitu hanya 1,10 persen. sedangkan tpt yang masih berada diatas 10 persen atau tpt tertinggi berada di kota sorong (11,39 persen). dengan demikian maka tingkat kesempatan kerja (tkk) di kabupaten tambrauw adalah yang tertinggi di papua barat, yaitu mencapai 98,90 persen. artinya dari setiap 100 orang angkatan kerja maka terdapat sekitar 98-99 penduduk yang bekerja. sementara tkk kota sorong memiliki capaian terendah di papua barat, yaitu hanya sebesar 88,61 persen. saat ini, isu yang sedang populer terkait dengan pengangguran adalah tentang pengangguran terdidik dan pengangguran usia muda. hal ini tidak saja terjadi di tingkat nasional, namun juga terjadi di beberapa provinsi di indonesia termasuk papua barat. latar belakang tingkat pengangguran tertinggi di papua barat ternyata berasal dari penduduk yang terdidik. persentase terbesar pengangguran justru pada pendidikan slta keatas (slta dan sarjana). sebesar 68,39 persen pengangguran berasal dari latar sumber: sakernas agustus, 2012 sumber: sakernas agustus, 2012 ketenagakerjaan tpt kabupaten sorong terendah tpt kabupaten tambrauw sebesar 1,10 persen adalah yang terendah di papua barat. sedangkan tpt tertinggi di kota sorong sebesar 11,39 persen. 4.3 gambar tingkat pengangguran terbuka (tpt) menurut kabupaten/kota di provinsi papua barat 2012 (%) 4.4 gambar tingkat kesempatan kerja (tkk) menurut kabupaten/kota di provinsi papua barat 2012 (%) 4 tahukah anda ? nilai tpt papua barat agustus 2011 adalah yang tertinggi ke-5 di indonesia. sedangkan pada agustus 2012, tpt papua barat turun menjadi peringkat yang tertinggi ke-13. 82 84 86 88 90 92 94 96 98 100 kota sorong fakfak teluk bintuni raja ampat papua barat maybrat sorong selatan teluk wondama kaimana manokwari sorong tambrauw 88.61 91.07 93.90 94.49 94.51 95.67 96.14 96.21 96.95 97.76 98.73 98.90 0.00 3.00 6.00 9.00 12.00 15.00 kota sorong fakfak teluk bintuni raja ampat papua barat maybrat sorong selatan teluk wondama kaimana manokwari sorong tambrauw 11.39 8.93 6.10 5.51 5.49 4.33 3.86 3.79 3.05 2.24 1.27 1.10

15 statistik daerah provinsi papua barat 2013 belakang pendidikan tersebut, yaitu 55,07 persen berpendidikan slta dan 13,32 persen berpendidikan diploma/sarjana. bila ditinjau dari tpt menurut pendidikan, tpt terdidik (slta dan sarjana) mencapai 9,07 persen atau bila dipisahkan maka tpt pendidikan slta mencapai 10,06 persen dan tpt untuk sarjana mencapai 6,46 persen. ironisnya semakin rendah level pendidikan angka tpt-nya relatif semakin rendah. rendahnya tpt pada level pendidikan rendah, diduga karena penduduk yang berpendidikan ini terserap pada lapangan pekerjaan di sektor pertanian di perdesaan atau di sektor informal. pada penduduk terdidik, diduga masih merasa bahwa ekspektasi dengan pendidikan tingginya untuk lebih memilih-milih pekerjaan (preferensi pekerjaan) sesuai dengan bidang yang dipelajari. tingginya angka pengangguran terdidik dapat juga disebabkan oleh kurang berkualitasnya lulusan yang dihasilkan dari lembaga pendidikan yang ada. sehingga pasar kerja tidak dapat menyerap para pencari kerja karena tidak memenuhi kualifikasi standar yang ditetapkan oleh perusahaan atau pasar kerja. kemungkinan lain adalah lulusan yang dihasilkan sudah jenuh atau melimpah pada jurusan pendidikan tertentu. hal lainnya adalah kurang sinerginya kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan, terutama upaya penurunan jumlah pengangguran sesuai dengan target perencanaan pembagunan daerah. pengangguran usia muda menjadi fenomena lain yang harus dipecahkan oleh pemerintah daerah. sumber: olahan sakernas agustus, 2012 tpt slta 10,06 persen artinya adalah dari setiap 100 orang angkatan kerja yang berlatar belakang pendidikan slta sebanyak 10 orang diantaranya adalah pengangguran, atau sepersepuluh dari angkatan kerja pada jenjang pendidikan tersebut adalah pengangguran. ketenagakerjaan fenomena pengangguran terdidik terjadi di papua barat persentase pengangguran terdidik mencapai 68,39 persen (55,07 persen slta dan 13,32 persen diploma/sarjana) dengan tpt terdidik sebesar 9,07 persen (10,06 persen slta dan 6,46 diploma/sarjana) sd sd sltp slta slta 2.59 2.33 4.24 10.06 6.46 sumber: olahan sakernas agustus, 2012 4.5 gambar persentase pengangguran menurut pendidikan provinsi papua barat 2012 (%) 4.6 gambar tpt menurut tingkat pendidikan provinsi papua barat 2012 (%) 4

statistik daerah provinsi papua barat 2013 16 persentase pengangguran berdasarkan kelompok umur tercatat dari 14.075 pengangguran atau hampir tiga per empatnya (70,86%) berada pada usia muda 15-29 tahun (batas usia kerja di indonesia 15 tahun keatas) dan hampir sepertiga (24,82%) diantaranya berada pada kelompok umur 25-29 tahun. tpt usia muda yang tinggi ditunjukkan oleh tpt kelompok umur 15-29 tahun yang mencapai 11,88 persen, dengan rincian: tpt umur 15-19 tahun sebesar 19,08 persen; tpt umur 20-24 tahun sebesar 11,98 persen; dan tpt umur 25-29 tahun sebesar 8,79 persen. pada kelompok usia tersebut memang terdapat kemungkinan sedang menjalani masa tunggu (job search period) sembari mencari pekerjaan setelah lulus dari pendidikan. jadi lulusan baru (fresh graduate) tersebut sedang mulai mencari pekerjaan bukan karena tidak ada lapangan pekerjaan. namun dapat pula terjadi karena lapangan kerja yang memang terbatas. dalam hal ini yang perlu diwaspadai adalah semakin bertambahnya jumlah pengangguran karena semakin bertambahnya penduduk yang memasuki usia kerja dan akan menjadi angkatan kerja baru seiring dengan pertumbuhan penduduk, mengingat struktur penduduk muda di papua barat. jumlah penduduk bekerja berdasarkan lapangan pekerjaan utama tahun 2010-2012 didominasi oleh sektor pertanian. sekitar setengah dari penduduk bekerja berasal dari sektor pertanian. namun demikian, persentase pekerja di sektor ini terus mengalami penurunan di tahun 2010-2012 . di tahun sumber: olahan sakernas agustus, 2012 sumber: olahan sakernas agustus, 2011 ketenagakerjaan tiga per empat penganggur berusia muda pengangguran usia muda menjadi permasalahan yang harus diwaspadai mengingat peningkatan angkatan kerja semakin cepat seiring dengan pertumbuhan penduduk usia muda. pengangguran usia 15-29 tahun sebesar 70,86 persen (hampir tiga per empat), dengan tpt usia 15-29 tahun sebesar 11,88 persen. 4.7 gambar pengangguran dan angkatan kerja menurut kelompok umur provinsi papua barat 2012 (orang) 19.08 11.98 8.79 4.56 3.22 1.49 1.13 0.21 0.00 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55 4.8 gambar tpt menurut kelompok umur provinsi papua barat 2012 (%) 4 tahukah anda ? upah minimum provinsi (ump) papua barat (rp. 1.450.000,-) adalah yang tertinggi ketiga di indonesia. ump rata-rata di indonesia adalah rp. 1.121.460,- (kemnakertrans ri, 2012). 0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65 penganggur angkat anker ja

17 statistik daerah provinsi papua barat 2013 2010 persentasenya mencapai 54,04 persen. namun di tahun 2011 pekerja di sektor ini menurun menjadi 48,48 persen, dan di tahun 2012 persentasenya kembali mengalami penurunan menjadi 46,59 persen. tingginya kontribusi tenaga kerja di sektor pertanian ternyata tidak memberikan share yang tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi papua barat. dengan kontribusi 46,59 persen dari total tenaga kerja ternyata sektor pertanian hanya mampu berkontribusi sebesar 12,16 persen terhadap kue ekonomi (nilai pdrb adhb) papua barat . bila dibandingkan dengan sektor industri pengolahan, sektor ini mampu memberikan kontribusi 53,99 persen meskipun share tenaga kerja sektor ini hanya 5,11 persen terhadap total penduduk bekerja. hal ini membuktikan bahwa sektor pertanian produktivitasnya sangat rendah dalam perekonomian papua barat. penduduk bekerja berdasarkan status pekerjaan utama menunjukkan bahwa status sebagai buruh/karyawan/pegawai adalah status pekerjaan yang paling dominan di tahun 2010-2012. di tahun 2010-2012, status pekerjaan sebagai buruh/karyawan/ pegawai adalah yang paling dominan, bahkan di tahun 2012 lebih dari sepertiga penduduk bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai (36,49 persen). sementara pekerja bebas di sektor pertanian memiliki persentase terendah yaitu 0,22%; 0,47%.; dan 0,55%. ilustrasi tentang tidak optimalnya kinerja sektor pertanian tampak pada pengukuran elastistas kesempatan kerja (ekk) di tahun 2007-2012. pada sektor pertanian (agriculture) justru mencatat nilai lapangan pekerjaan utama 2010 2011 2012 pertanian 54,04 48,48 46,59 pertambangan dan penggalian 2,13 2,65 3,00 industri pengolahan 3,89 3,44 5,11 listrik, gas & air bersih 0,19 0,07 0,25 bangunan 5,06 4,82 4,67 perdagangan, hotel dan restoran 11,96 16,73 15,56 pengangkutan dan komunikasi 4,75 5,05 5,67 keuangan, persewaan & jasa perusahaan 0,90 1,30 1,62 jasa-jasa 17,08 17,45 17,52 papua barat 100,00 100,00 100,00 status pekerjaan utama 2010 2011 2012 berusaha sendiri 15,45 19,56 19,82 berusaha dibantu buruh tetap/ dibayar 25,90 18,18 18,70 berusaha dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar 1,63 1,96 2,28 buruh/karyawan/pegawai 30,98 36,25 36,49 pekerja bebas di pertanian 0,22 0,47 0,55 pekerja bebas di nonpertanian 0,99 1,66 1,13 pekerja tidak dibayar/keluarga 24,83 21,92 21,03 papua barat 100,00 100,00 100,00 sumber: sakernas agustus, 2010-2012 sumber: sakernas agustus, 2010-2012 ketenagakerjaan hampir setengah pekerja bekerja di sektor pertanian persentase penduduk yang bekerja di sektor pertanian meskipun terus mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir namun selalu menjadi yang terbesar di papua barat. persentasenya di tahun 2011 sebesar 48,48 persen. 4.2 tabel persentase penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan utama 2010-2012 (%) 4.3 tabel persentase penduduk bekerja menurut status pekerjaan utama 2010-2012 (%) 4

statistik daerah provinsi papua barat 2013 18 elastisitas yang negatif, yaitu sebesar 0,71 persen. hal tersebut menunjukkan bahwa sektor pertanian bersifat inelastis, karena setiap satu persen pertumbuhan ekonomi disektor pertanian justru akan mengurangi tingkat kesempatan kerja sebesar 0,71 persen. hal tersebut juga dapat diartikan bahwa sektor pertanian mulai kurang diminati. dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 2007-2012 mencapai 23,45 persen dan laju pertumbuhan kesempatan kerja sebesar 0,86 persen, elastisitas kesempatan kerja papua barat hanya mencapai 0,04 persen. artinya bahwa setiap kenaikan pertumbuhan ekonomi satu persen hanya akan menciptakan kesempatan kerja sebesar 0,04 persen. persentase pekerja informal di papua barat tahun 2010-2012 rata-rata sekitar dua kali lipat pekerja formal. namun demikian tren presentase pekerja informal terus mengalami penurunan. pada tahun 2010 pekerja informal sebesar 67,39 persen. di tahun 2011 pekerja informal berkurang menjadi 61,79 persen, selanjutnya di tahun 2012 kembali mengalami penurunan menjadi 56,76 persen. tren penurunan ini akibat dari meningkatnya pekerja di sektor formal baik itu peningkatan jumlah pns maupun peningkatan jumlah buruh dan karyawan swata. lapangan pekerjaan utama pertumbuhan ekonomi (%) pertumbuhan kesempatan kerja (%) elastisitas kesempatan kerja (%) pertanian 4,98 -3,53 -0,71 industri 36,82 46,37 1,26 jasa-jasa 15,53 36,76 2,37 papua barat 23,45 0,86 0,04 sumber: sakernas agustus, 2010-2012 sumber: olahan sakernas agustus dan pdrb papua barat, 2007-2012 ketenagakerjaan pekerja informal dua kali lipat pekerja formal meskipun mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, persentasenya masih sangat tinggi. di tahun 2012 persentasenya mencapai 56,76 atau hampir dua kali lipat dibandingkan dengan pekerja di sektor formal. 4.4 tabel elastisitas kesempatan kerja menurut lapangan pekerjaan utama 2007-2012 (%) 4.9 gambar persentase pekerja formal dan pekerja informal provinsi papua barat 2010-2012 (%) 4 tahukah anda ? pada tahun 2011 (agustus), provinsi papua barat memiliki tpt lebih tinggi dari tpt nasional. kondisi ini berbeda ketika pada tahun 2012 (agustus), tpt papua barat lebih rendah dari tpt nasional (6,14%). 2010 2011 2012 28.38 28.38 32.61 67.39 61.79 56.76 formal informal

19 statistik daerah provinsi papua barat 2013 amanat konstitusi amandemen uud 1945 dan ditegaskan dalam uu no. 20 tahun 2003 pasal 49 ayat (1) menyebutkan bahwa dana pendidikan dialokasikan minimal 20 persen dari apbn pada sektor pendidikan dan minimal 20 persen dari apbd. besarnya perhatian pemerintah dan tingginya harapan rakyat agar bangsa indonesia menjadi bangsa yang cerdas dan berpendidikan terlihat dari dasar hukum tersebut diatas. oleh karena itu perkembangan capaian pendidikan harus terus dikawal berbagai pihak untuk mewujudkan tujuan mulia tersebut. perkembangan capaian pendidikan di papua barat dapat diketahui dari ketersediaan fasilitas pendidikan dan segala pendukungnya. jumlah sekolah sd/mi/sederajat di papua barat sebanyak 969 unit, dengan jumlah murid sebanyak 137.322 siswa dan 6.501 guru. jumlah bangunan gedung sekolah sd yang hanya berjumlah 969 unit mengindikasikan bahwa belum semua desa/kelurahan di papua barat memiliki gedung sekolah sd karena jumlah desa/ kelurahan seluruhnya mencapai 1.395 desa/kelurahan. pada level pendidikan sltp terdapat 254 sekolah, 3.028 guru, dan 42.068 murid. secara rata-rata tiap kecamatan di papua barat sudah terbangun sekolah sebab jumlah kecamatan di papua barat sebanyak 162 kecamatan. namun kenyataannya tidak semua kecamatan tersebut telah berdiri gedung sekolah sltp seperti contohnya di kabupaten teluk wondama yang tercatat memiliki 13 kecamatan tetapi hanya memiliki 7 unit sltp. sementara itu, pada jenjang pendidikan slta/sederajat, jumlah sekolah yang telah berdiri uraian sd/mi sltp/mts smu/ma/smk jumlah sekolah 969 254 143 jumlah guru 6 501 3 028 2 598 jumlah murid 137 322 42 068 30 625 rasio murid sekolah 141,72 165,62 214,16 rasio murid guru 21,12 13,89 11,79 sumber: dinas pendidikan kab/kota provinsi papua barat, 2011 pendidikan belum seluruh desa/kelurahan memiliki fasilitas sekolah dasar dari sekitar 1.395 desa/kelurahan di papua barat, jumlah sekolah sd yang telah berdiri hanya sebanyak 969 unit sekolah. artinya belum seluruh desa/kelurahan memiliki sekolah dasar. gambar: sebuah perjuangan untuk tetap sekolah di tanah papua (image google) 5.1 tabel indikator pendidikan sd/mi, sltp/mts, dan slta/ma/smk provinsi papua barat 2011 5 tahukah anda ? total alokasi dana bos papua barat tahun 2011 adalah sebesar 76,02 miliar rupiah, terdiri dari 54,22 miliar rupiah untuk sd dan sebesar 21,80 miliar rupiah untuk sltp (kemendiknas, 2011).

statistik daerah provinsi papua barat 2013 20 sebanyak 143 unit dengan jumlah guru sebanyak 2.598 orang dan jumlah murid sebanyak 30.625 siswa. ras io jumlah mur id terhadap guru menggambarkan beban guru dalam mengajar sejumlah murid. rasio murid-guru sd sebesar 21,12 mengandung arti bahwa satu orang guru rata-rata mengajar 21-22 murid. sedangkan rasio murid-guru pada jenjang pendidikan sltp dan slta bernilai lebih kecil, yaitu sebesar 13,89 dan 11,79. rasio murid terhadap sekolah memiliki pola semakin tinggi jenjang pendidikan maka semakin banyak murid yang harus ditampung per rata-rata sekolah. pada jenjang pendidikan sd rasio jumlah murid terhadap jumlah sekolah mencapai 141,72, artinya rata-rata setiap sekolah sd di papua barat memiliki jumlah murid sebanyak 141-142 siswa atau bila setiap sekolah memiliki 6 kelas maka setiap kelas rata-rata menampung sebanyak 23-24 siswa. pada jenjang pendidikan sltp/sederajat, setiap sekolah memiliki rata-rata sebanyak 165-166 siswa. pada jenjang pendidikan slta/sederajat rata-rata setiap sekolah slta/sederajat menampung sekitar 214-215 siswa. angka melek huruf (amh) di papua barat meningkat dari 93,19 persen (2010) menjadi 93,39 persen di tahun 2011. peningkatan kembali terjadi di tahun 2012 menjadi 93,74 persen. bila dibandingkan secara gender, dari tahun 2010-2012 amh laki-laki selalu lebih tinggi dari pada perempuan. meskipun keduanya cenderung men ingka t , namun perbedaannya cukup signifikan. sebagai contoh amh sumber: olahan susenas, 2007-2012 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 2010 2011 2012 95.33 95.82 96.97 90.83 90.84 93.03 93.19 93.39 93.74 laki-laki perempuan lp sumber: olahan susenas, 2010-2012 pendidikan rata-rata murid putus sekolah di kelas 3 sltp rata-rata lama sekolah di papua barat tahun 2012 adalah 8,45 tahun, artinya rata-rata penduduk yang bersekolah hanya mampu menyelesaikan sekolah sampai dengan kelas 2 sltp atau putus sekolah ketika sampai di kelas 3 sltp. 5.1 gambar angka melek huruf usia 15 tahun keatas provinsi papua barat 2010-2012 (%) 5.2 gambar rata-rata lama sekolah provinsi papua barat 2007-2012 (tahun) 5 7.65 7.67 8.01 8.21 8.26 8.45 2007 2008 2009 2010 2011 2012

21 statistik daerah provinsi papua barat 2013 laki-laki tahun 2012 telah mencapai 96,97 persen, sedangkan amh perempuan hanya 93,03 persen. rata-rata lama sekolah (rls) di papua barat tahun 2012 hanya mencapai 8,45 tahun, meningkat dari kondisi tahun sebelumnya yaitu 7,67 tahun (2008); dan 8,01 tahun (2009); 8,21 tahun (2010); dan 8,26 tahun (2011). rls 8,45 tahun artinya rata-rata penduduk papua barat hanya bersekolah sampai dengan kelas dua sltp atau putus sekolah setelah di kelas tiga sltp. berdasarkan sistem pendidikan nasional ditetapkan pendidikan dasar adalah 9 tahun. jadi diperlukan kebijakan pemerintah untuk mendorong siswa agar partisipasi sekolah meningkat dan menekan angka putus sekolah. angka partisipasi sekolah (aps) digunakan untuk mengetahui seberapa besar penduduk pada usia tertentu telah berpartisipasi untuk menempuh pendidikan melalui sekolah-sekolah yang telah disediakan oleh pemerintah maupun swasta. aps usia 7-12 tahun 2012 hanya mencapai 95,56 persen, artinya hanya sebesar 95,56 persen penduduk berusia 7-12 yang bersekolah. maknanya masih terdapat sebesar 4,44 persen penduduk pada usia tersebut yang tidak bersekolah. aps usia 13-15 tahun menurun menjadi 91,65 persen. pada kelompok usia sekolah 16-18 tahun aps-nya juga menurun menjadi 67,18 persen. hal yang sama juga terjadi di kelompok usia sekolah 19-24 tahun angka partisipasinya menurun, yaitu mencapai 19,90 persen. semakin rendahnya aps tersebut memberikan informasi bahwa semakin tinggi kelompok usia sekolah maka semakin sumber: susenas, 2010-2012 sumber: olahan susenas, 2012 semakin tinggi kelompok usia sekolah aps semakin menurun angka partisipasi sekolah (aps) berangsur menurun searah dengan semakin tinggi kelompok umur sekolah. di tahun 2012, aps 7-12 tahun (95,56 %). aps 13-15 tahun (91,65 %), aps 16-18 tahun (67,18 %) dan aps 19-24 tahun (19,90 %). 5.3 gambar angka partisipasi sekolah (aps) menurut kelompok umur provinsi papua barat 2010-2012 5.4 gambar apk dan apm menurut tingkat pendidikan provinsi papua barat 2012 (%) pendidikan 5

statistik daerah provinsi papua barat 2013 22 peraturan presiden (perpres) republik indonesia nomor 65 tahun 2011 tentang percepatan pembangunan provinsi papua barat program strategis dalam rencana aksi percepatan pembangunan papua barat : program peningkatan pelayanan pendidikan. 1. pendidikan dasar dan menengah gratis. 2. peningkatan pendidikan dasar dan menengah berpola asrama. 3. pendirian sekolah menengah kejuruan 4. pengadaan tenaga guru kontrak 5. peningkatan kualitas kepala sekolah melalui diklat, studi lanjut ke dalam dan luar negeri serta pemagangan diluar provinsi papua barat. 6. pendirian sekolah pendidikan keguruan 7. peningkatan kualitas ptn di provinsi papua barat melalui kerja sama dengan ptn unggulan di luar papua barat. 8. peningkatan kualitas perguruan tinggi swasta di seluruh wilayah provinsi papua barat. tinggi angka putus sekolahnya. apk sd tahun 2012 mencapai 105,21 persen, berarti masih ada murid sd yang bersekolah berada diluar batas kelompok umur 7-12 tahun, baik itu kurang dari 7 tahun atau diatas 12 tahun. diduga untuk kasus di tanah papua lebih banyak penduduk yang berada diatas batas kelompok umur ini bersekolah pada kelompok umur yang lebih rendah. angka partisipasi murni (apm) adalah indikator yang menunjukkan persentase penduduk secara tepat bersekolah pada kelompok umur yang sesuai. diketahui bahwa pada tingkat pendidikan sd, persentase penduduk yang bersekolah sd tepat pada usia sekolah 7-12 sebesar 88,97 persen. artinya masih ada 11,03 persen penduduk yang tepat berusia sekolah sd 7-12 tahun sedang tidak bersekolah. pada apm dan apk terlihat bahwa pada jenjang pendidikan sd memiliki persentase yang tinggi, namun begitu memasuki jenjang pendidikan sltp nilai tersebut menurun sangat tajam. hal ini sejalan dengan rata-rata lama sekolah yang hanya berada pada nilai 8,45 tahun atau rata-rata penduduk putus sekolah pada jenjang pendidikan sltp kelas 3. nilai apm dan apk yang menurun sangat tajam juga terjadi pada jenjang pendidikan perguruan tinggi. apk dan apm perguruan tinggi hanya sebesar 25,99 persen dan 15,75 persen. bandingkan dengan angka apk dan apm slta sebesar 70,48 persen dan 46,46 persen. hal ini menunjukkan partisipasi sekolah untuk perguruan tinggi masih sangat rendah. pendidikan apk sekolah dasar lebih dari 100 persen. apk sd papua barat taun 2012 mencapai 105,21 persen, artinya masih ada penduduk berusia diluar 7-12 tahun bersekolah sd. apm dan apk tingkat perguruan tinggi jauh lebih rendah dibandingkan apm dan apk slta. hal ini menunjukkan partisipasi sekolah untuk perguruan tinggi masih sangat rendah. catatan: siswa sd di tarak, kabupaten fakfak sedang melaksanakan upacara bendera sumber: image google 5

23 statistik daerah provinsi papua barat 2013 salah satu perhatian khusus pemerintah daerah papua barat selain bidang pendidikan adalah peningkatan derajat kesehatan masyarakat. berbagai program pemerintah dicanangkan untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat. mulai dari pembangunan fasilitas kesehatan, penambahan dan perbaikan kualitas tenaga kesehatan, sampai pemberian pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat terutama untuk rakyat miskin. derajat kesehatan masyarakat secara kasar dapat dilihat dari angka harapan hidup (ahh). ahh dihitung berdasarkan harapan hidup waktu lahir. ahh papua barat terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. ahh papua barat tahun 2010 sebesar 68,51 tahun meningkat 0,31 tahun dari kondisi tahun sebelumnya sebesar 68,20 tahun. di tahun 2011, ahh papua barat kembali meningkat 0,30 tahun menjadi 68,81 tahun. dengan peningkatan ahh kurang dari satu per tahun berarti penurunan angka kematian bayi yang tajam sulit terjadi (hardrock). jumlah rumah sakit di papua barat sampai dengan 2011 hanya sebanyak 17 unit, atau terjadi penambahan 7 rumah sakit sejak 2007. berdasarkan kepemilikannya, 9 unit adalah milik pemerintah, 4 unit milik swasta, dan 4 unit milik tni. belum seluruh kabupaten di papua barat memiliki rumah sakit sendiri. dari 17 rumah sakit tersebut, 8 unit diantaranya berada di kota sorong dan 3 unit berada di kabupaten manokwari. kabupaten teluk wondama, kabupaten maybrat, dan kabupaten tambrauw justru belum memiliki rumah sakit sendiri. sumber: dinas kesehatan provinsi papua barat dan susenas, 2009-2011 uraian 2009 2010 2011 angka harapan hidup 68,20 68,51 68,81 jumlah rumah sakit 13 14 17 jumlah puskesmas 105 110 126 jumlah pustu 339 367 339 jumlah polindes 218 297 297 jumlah puskesmas keliling 141 145 145 persentase penolong kelahiran dengan medis (%) 60,43 68,54 67,21 sumber: dinas kesehatan provinsi papua barat, 2007-2011 kesehatan belum seluruh kabupaten di papua barat memiliki rumah sakit dari 11 kabupaten/kota di papua barat telah berdiri 17 unit rumah sakit dimana 11 unit diantaranya hanya berada di kabupaten manokwari dan kota sorong. beberapa kabupaten bahkan belum memiliki fasilitas rumah sakit. 6.1 tabel indikator kesehatan provinsi papua barat 2009-2011 2007 2008 2009 2010 2011 4 4 6 7 9 4 4 4 4 4 2 2 3 3 4 pemerintah swasta tni 6.1 gambar jumlah rumah sakit di provinsi papua barat 2007-2011 (unit) 6 tahukah anda ? walaupun pasangan suami istri keduanya terjangkit hiv/aids tetap dianjurkan untuk menggunakan kondom ketika melakukan hubungan seksual untuk menghindari terinfeksi dengan hiv tipe yang lain dan infeksi menular seksual lainnya.

statistik daerah provinsi papua barat 2013 24 dilihat dari rasio penduduk terhadap rumah sakit tercatat kabupaten sorong memiliki rasio yang paling besar, yaitu 1 : 70,6 ribu, artinya satu rumah sakit di kabupaten sorong harus melayani sebanyak 70,6 ribu penduduk. atau dengan kata lain karena jumlah rumah sakit di kabupaten tersebut hanya satu, maka satu unit rumah sakit tersebut harus melayani semua penduduk yang berada di kabupaten sorong. fasilitas kesehatan lain seperti puskesmas, puskesmas pembantu dan polindes sangat diperlukan untuk menunjang kualitas kesehatan masyarakat sampai pada level wilayah administrasi desa/ kelurahan. dari total 162 kecamatan di papua barat ternyata jumlah puskesmas hanya mencapai 126 unit. idealnya jumlah puskesmas dalam satu kecamatan minimal harus ada satu unit puskesmas, namun kondisi ini belum terpenuhi sehingga belum semua kecamatan di papua barat memiliki fasilitas kesehatan ini. begitupun dengan fasilitas puskesmas pembantu dan polindes, jumlahnya belum setara dengan jumlah kelurahan/desa di papua barat yang mencapai 1.395 desa/kelurahan (1.321 desa dan 74 kelurahan), padahal jumlah puskesmas pembantu hanya 339 unit dan polindes 297 unit. ketersediaan tenaga kesehatan juga merupakan kebutuhan yang bersifat urgen selain fasilitas sarana kesehatan. jumlah tenaga kesehatan, khususnya tenaga dokter sangat minim jumlahnya. untuk melayani seluruh penduduk papua barat, jumlah dokter yang tersedia hanya 236 orang, yang terdiri dari 29 dokter ahli atau spesialis, 172 dokter umum, dan 35 kabupaten/kota dokter jumlah rasio penduduk per dokter spesialis umum gigi fakfak 3 32 7 42 1 631 kaimana 2 4 5 11 4 386 teluk wondama - 23 4 27 1 009 teluk bintuni - 25 5 30 1 806 manokwari 7 24 3 34 5 734 sorong selatan - 3 1 4 9 824 sorong - 16 3 19 3 847 raja ampat - 2 - 2 21 718 tambrauw * - 8 - 8 768 maybrat * ... ... ... ... ... kota sorong 17 35 7 59 3 384 papua barat 29 172 35 236 3 343 sumber: dinas kesehatan provinsi papua barat, 2011 *) data masih tergabung dengan kabupaten induk kesehatan rata-rata seorang dokter melayani tiga ribu orang. seorang dokter di papua barat rata-rata harus melayani sekitar 3.343 orang karena jumlah penduduk mencapai 789.013 orang sedangkan jumlah dokter hanya 236 orang. sumber: dinas kesehatan provinsi papua barat (jumlah rumah sakit), 2011 6.2 gambar jumlah rumah sakit dan rasio penduduk terhadap rumah sakit per 10.000 penduduk tahun 2011 6.2 tabel jumlah dokter menurut jenisnya dan rasio penduduk terhadap dokter 2011 (orang) 6 tahukah anda ? kontribusi penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja hanya sebesar 0,31 persen terhadap total penduduk yang bekerja di indonesia. 1 1 3 1 1 8 6.68 4.62 5.24 6.26 3.79 7.06 4.25 0.00 0.00 2.38 0 2 4 6 8 fakfak kaimana teluk wondama teluk bintuni manokwari sorong selatan sorong raja ampat tambrauw maybrat kota sorong pddk/rs (1:10 ribu) rs

25 statistik daerah provinsi papua barat 2013 dokter gigi. artinya, rasio beban kerja seorang dokter di papua barat harus melayani rata-rata 3.343 orang. rasio penduduk terhadap dokter yang paling kritis terjadi di kabupaten raja ampat. di daerah ini satu orang dokter harus melayani sampai 21.718 orang. disamping wilayah geografisnya yang berbentuk kepulauan, sarana dan prasarana kesehatannya pun masih relatif kurang. sementara itu kabupaten tambrauw memiliki rasio penduduk terhadap dokter terkecil dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya, yaitu seorang dokter melayani sekitar 768 orang, sama halnya dengan kabupaten raja ampat, kondisi geografis di daerah ini termasuk sulit, ditambah dengan akses transportasi yang belum tersedia sampai ke desa-desa terpencilnya. persentase penolong kelahiran akhir balita di papua barat yang ditolong oleh bukan tenaga medis (dukun, family, dan lainnya) di tahun 2012 mencapai 29,71 persen. kondisi ini menurun dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai 32,60 persen. relatif tingginya persentase penolong kelahiran selain tenaga medis (dokter, bidan, dan tenaga medis lainnya) diduga menjadi salah satu penyebab tingginya imr di papua barat. status gizi buruk pada balita di papua barat tahun 2010 tercatat mencapai 9,1 persen, sedangkan gizi kurang mencapai 17,4 persen. angka ini masih diatas angka nasional yang hanya mencapai 4,9 persen dan 13,1 persen. sementara status gizi normal dan lebih sebesar 67,3 persen atau masih berada dibawah angka nasional yang mencapai 76,2 persen. sumber: riset kesehatan dasar 2010, departemen kesehatan ri, 2010 0 20 40 60 dokter bidan tng medi s lain dukun famili lai nnya 14.97 51.44 3.87 13.46 15.49 0.76 14.95 48.15 4.21 22.76 9.13 0.71 2011 2012 sumber: susenas, 2011-2012 kesehatan hampir sepertiga penolong kelahiran bukan oleh tenaga medis persentase penolong kelahiran terakhir dibantu selain tenaga medis (dokter, bidan, dan tenaga medis lainnya) mencapai 29,71 persen atau hampir sepertiga dari proses kelahiran. diantara penolong kelahiran tersebut peran famili mencapai 15,49 persen. 6.4 gambar persentase status gizi balita provinsi papua barat dan nasional 2010 (%) buruk kurang baik lebih 9.1 17.4 67.3 6.2 4.9 13.1 76.2 5.8 papua barat nasional 6 tahukah anda ? target eliminasi malaria di papua barat, papua, maluku, maluku utara, dan ntt adalah tahun 2030 (sk menkes ri no. 293/ menkes/sk/iv/2009 tanggal 28 april 2009). 6.3 gambar persentase penolong kelahiran balita provinsi papua barat 2011-2012 (%)

statistik daerah provinsi papua barat 2013 26 sumber: kementerian kesehatan ri, 2010 tujuan pembangunan milenium (millenium development goals/mdgs) dalam tujuan nomor enam disebutkan memerangi hiv/aids, malaria dan penyakit menular lainnya sampai dengan target yang ditetapkan pada tahun 2015. hiv/aids dan malaria merupakan ancaman serius di tanah papua. provinsi papua memiliki angka prevalensi hiv/aids tertinggi di indonesia, sedangkan prevalensi malaria (api) tertinggi adalah di provinsi papua dan papua barat. jumlah kumulatif penderita hiv/aids di papua barat tidak sebanyak di papua, jumlahnya pada kondisi desember 2011 tercatat hanya 156 orang (hiv) dan 152 orang (aids) serta angka prevalensi 20,51 orang per 100.000 penduduk. prevalensi tersebut masih jauh berada di bawah provinsi papua (157,02 per 100.000) yang merupakan daerah dengan prevalensi hiv/aids tertinggi di indonesia dan angka nasional 12,45 per 100.000 (kemenkes, 2011). bila dilihat dari sisi annual parasite incident (api), papua barat menempati peringkat kedua di indonesia. api di papua barat tahun 2010 adalah sebesar 17,86 orang per 1.000 penduduk. pada tahun 2010, ada enam provinsi yang termasuk daerah endemis tinggi malaria, yaitu papua, papua barat, ntt, maluku utara, maluku, dan bangka belitung. bahkan tiga provinsi diantaranya termasuk daerah endemsi tinggi ii (nilai api 10-50 per 1000 penduduk), yaitu papua (18,03 permil penduduk); papua barat (17,86 permil penduduk) dan nusa tenggara timur (12,14 permil penduduk). hiv/aids dan malaria kesehatan papua barat masih daerah endemik malaria provinsi papua barat masih menjadi salah satu daerah endemik malaria. api (annual parasite incidence) papua barat adalah yang tertinggi kedua di indonesia dimana mencapai 17,86 per 1000 orang. diperkirakan papua barat akan bebas malaria pada tahun 2030 nanti. 6.6 gambar peringkat enam besar api tertinggi di indonesia tahun 2010 6 6.5 gambar prevalensi hiv/aids menurut provinsi di indonesia tahun 2011 (per 100.000 penduduk) 12.45 12.72 12.73 15.50 15.90 20.51 24.06 28.87 50.14 62.40 157.02 indonesia maluku riau di yogya sulut papua barat kepri kalbar dki jakarta bali papua sumber: kementerian kesehatan ri, 2011 tahukah anda ? tuberkulosis (tb) merupakan salah satu komplikasi pada kasus hiv/aids yang menyebabkan penyebab kematian yang tinggi. papua papua barat ntt malut maluku babel 18.03 17.86 12.14 6.45 5.43 5.06

27 statistik daerah provinsi papua barat 2013 berdasarkan hasil riskesdas 2010, persentase rumah sehat papua barat hanya mencapai 33,8 persen, menempati peringkat ke-7 secara nasional. angka ini masih jauh lebih baik dari persentase nasional yang hanya mencapai 24,9 persen. peringkat terbaik rumah sehat adalah provinsi kalimantan timur (43,6%) dan terendah adalah provinsi ntt (7,5%). kriteria rumah sehat berdasarkan kementerian kesehatan ri adalah apabila memiliki tujuh kriteria, yaitu atap berplafon, dinding permanen, jenis lantai bukan tanah, tersedia jendela, ventilasi cukup, pencahayaan alami cukup, dan tidak padat huni (minimal 8 m 2 per orang). kondisi perumahan tahun 2012 di papua barat secara umum mengalami sedikit perbaikan kualitas dibandingkan tahun 2011. pada tahun 2012, lebih dari dua per tiga rumah tangga telah memiliki rumah dengan status milik sendiri yaitu sebesar 66,79 persen. sedangkan untuk status sewa 11,65 persen, kontrak 2,65 persen, dan lainnya (dinas, bebas sewa, milik family, lainnya) sebesar 18,92 persen. dari sisi luas lantai diperoleh informasi bahwa di tahun 2012 persentase rumah tangga dengan luas lantai per kapita kurang dari 8 m 2 sebesar 28,38 persen, sementara rumah tangga dengan luas lantai per kapita 8 m 2 keatas mencapai 71,62 persen. penggunaan atap seng paling banyak digunakan di papua barat, yaitu mencapai 91,62 persen di tahun 2011 dan 91,98 persen di tahun 2012. penggunaan bahan genteng, kayu sirap, dan lainnya mengalami penurunan terhadap tahun sebelumnya kecuali beton. sumber: susenas, 2011-2012 uraian 2011 2012 kepemilikan rumah (%) milik sendiri 67,23 66,79 kontrak 2,57 2,65 sewa 10,63 11,65 lainnya 19,57 18,92 luas lantai per kapita (%) 8 29,71 28,38 8 70,29 71,62 jenis lantai terluas (%) bukan tanah 96,02 94,34 tanah dan lainnya 3,98 5,67 jenis dinding terluas (%) tembok 54,12 56,00 kayu 41,25 39,89 bambu 0,58 0,43 lainnya 4,04 3,68 jenis atap terluas (%) beton 1,41 1,93 genteng 1,20 0,97 kayu sirap 0,59 0,31 seng 91,62 91,98 ijuk/rumbia 3,42 3,25 lainnya 1,77 1,56 perumahan dan lingkungan hanya sepertiga rumah di papua barat termasuk rumah sehat berdasarkan hasil riskesdas kemenkes 2010, persentase rumah sehat di papua barat hanya sekitar 33,8 persen, atau sekitar sepertiga dari seluruh rumah yang ada di papua barat. rumah warga di desa senopi, distrik senopi salah satu desa terpencil di kabupaten manokwari 7.1 tabel indikator perumahan provinsi papua barat 2011-2012 7

statistik daerah provinsi papua barat 2013 28 kabupaten/kota akses air minum layak akses sanitasi layak sufficient living area (7,2 m 2 / org) durability of housing fakfak 73,23 33,71 83,72 100,00 kaimana 46,81 43,80 79,87 100,00 teluk wondama 11,39 74,15 64,01 95,69 teluk bintuni 51,97 56,14 87,7 99,66 manokwari 29,24 61,97 78,28 96,33 sorong selatan 37,96 26,25 63,83 79,25 sorong 54,64 46,69 81,5 99,30 raja ampat 39,87 42,98 68,19 99,51 tambrauw 20,22 21,87 71,02 90,82 maybrat 42,58 29,58 84,79 100,00 kota sorong 17,57 71,48 72,36 99,94 papua barat 36,53 54,51 77,06 97,80 sumber: olahan susenas, 2012 11.50 12.25 16.07 17.99 19.35 19.80 21.88 24.71 26.77 29.16 32.26 41.62 0 10 20 30 40 50 60 maybrat teluk bintuni fakfak sorong kaimana manokwari papua barat tambrauw kota sorong raja ampat teluk wondama sorong selat an sumber: olahan susenas, 2012 perumahan dan lingkungan kondisi rumah di papua barat cukup memprihatinkan bila dilihat dari komponen penyusun kategori rumah kumuh. rumah kumuh diidentifikasi dari empat kategori, yaitu (1) akses air minum tidak layak, adalah rumah tangga yang sumber air minumnya bukan berasal dari leding, air hujan, pompa/ sumur bor, sumur terlindung, mata air terlindung dengan jarak 10 m dari penampungan kotoran. (2) akses sanitasi tidak layak, adalah rumah tangga yang mempunyai fasilitas buang air besar sendiri dan bersama, kloset leher angsa, dan tangki septik pembuangan akhir kotoran, (3) kecukupan luas lantai perkapita (sufficient living area) adalah luas lantai hunian per kapita 7,2 m 2 , (4) daya tahan rumah (durability of housing), mempunyai kriteria: (i) jenis atap terluas ijuk/rumbia dan lainnya, (ii) jenis dinding terluas bambu dan lainnya, (iii) jenis lantai terluas tanah. kriteria ini dikatakan tidak durable apabila minimal dua kriteria terpenuhi. rumah tangga di papua barat yang memiliki akses terhadap air minum layak hanya sebesar 36,53 persen. dimana, kabupaten fakfak memiliki akses paling tinggi, yaitu 73,23 persen. sedangkan kabupaten teluk wondama memiliki akses yang paling buruk, yaitu hanya 11,39 persen. akses sanitasi layak secara umum di papua barat hanya dapat dicapai oleh lebih dari setengah terhadap total rumah tangga (54,51 persen), sedangkan kecukupan luas lantai diatas 7,2 m 2 /kapita hanya sekitar tiga per empat dari total rumah tangga (77,06%). dari sisi daya tahan rumah hampir seluruh seperempat rumah di papua barat kumuh sekitar 21,88 persen rumah di papua barat termasuk dalam kategori kumuh. indikator yang digunakan untuk menentukan rumah kumuh adalah akses air minum tidak layak, akses sanitasi layak, kecukupan luas lantai (sufficient of living area), dan ketahanan rumah (durability of housing). 7.1 tabel persentase rumah tangga menurut pengkategorian rumah kumuh menurut kabupaten/kota 2012(%) 7.1 gambar persentase rumah kumuh menurut kabupaten/kota di papua barat 2012 (%) 7 rumah tangga kumuh adalah jika rumah tangga memiliki nilai kategori 35% dari gabungan akses air minum tidak layak, akses sanitasi tidak layak, sufficient living area 7,2 m 2 /kapita, dan durability of housing. definsi

29 statistik daerah provinsi papua barat 2013 rumah di papua barat memiliki daya tahan yang baik (97,80%), karena sebagian besar telah menggunakan atap bukan ijuk/rumbia/lainnya (95,19%), jenis dinding bukan dari bambu/lainnya (95,89%), jenis lantai sebagian besar bukan dari tanah/lainnya (94,33%) dengan minimal dua kriteria terpenuhi. berdasarkan kriteria-kriteria diatas diperoleh bahwa persentase rumah kumuh di papua barat mencapai 21,88 persen dengan persentase rumah kumuh terendah di kabupaten maybrat (11,50%) dan tertinggi di sorong selatan (41,62%). penggunaan bahan bakar untuk memasak sebagian besar rumah tangga menggunakan minyak tanah, yaitu sebesar 53,20 persen, terutama dipakai oleh masyarakat di perkotaan. penggunaan kayu bakar adalah terbesar kedua, yaitu 42,22 persen, dipakai terutama pada rumah tangga di pedesaan. sedangkan penggunaan bahan bakar gas masih sangat jarang, hanya berkisar 3,19%, selain harganya mahal, jenis bahan bakar ini tersedia dalam jumlah terbatas dan hanya dijual di kota besar. sumber penerangan rumah tangga di papua barat sebesar 66,98 persen menggunakan listrik pln. belum seluruh desa teraliri listrik dan belum seluruh kabupaten mendapatkan pasokan listrik 24 jam dalam sehari. masyarakat yang tidak teraliri listrik penuh 24 jam biasanya menggunakan listrik non pln (15,01%) seperti genset untuk memenuhi kebutuhan energi listrik. untuk desa-desa yang tidak teraliri listrik, terutama di daerah yang jauh dari ibukota kabupaten menggunakan pelita/sentir/obor/lainnya (14,85%). sumber: susenas, 2012 sumber: susenas, 2012 perumahan dan lingkungan meski kaya lng tetapi gas paling sedikit dipakai bahan bakar utama 53,20 persen rumah tangga menggunakan minyak tanah untuk memasak. sedangkan 42,22 persen rumah tangga menggunakan kayu bakar. penggunaan gas/lpg masih menjadi hal langka di papua barat, pemakainnya hanya 3,19 persen. 7.2 gambar persentase rumah tangga menurut bahan bakar memasak papua barat 2012 (%) 7.3 gambar persentase rumah tangga menurut sumber penerangan papua barat 2012 (%) 7 tahukah anda ? sampai saat ini belum semua kabupaten di provinsi papua barat dialiri listrik pln selama 24 jam sehari.

statistik daerah provinsi papua barat 2013 30 komponen ipm maksimum minimum keterangan (1) (2) (3) (4) angka harapan hidup 85 25 standar undp angka melek huruf 100 0 standar undp rata-rata lama sekolah 15 0 undp menggunakan combined gross enrollment ratio daya beli 732.720 a 300.000 undp menggunakan pdb riil per kapita yang telah disesuaikan 360.000 b a) perkiraan maksimum pada akhir pjp ii tahun 2018 b) penyesuaian garis kemiskinan lama dengan garis kemiskinan yang baru pengukuran kinerja pembangunan seringkali identik dengan nominal pdrb dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. padahal asumsi tersebut tidak selamanya efektif. pertumbuhan ekonomi tinggi namun tidak berkualitas kadang gagal dalam mengentaskan kemiskinan dan menekan angka pengangguran. apalagi tanpa disertai dengan pemerataan distribusi pendapatan masyarakat. diperlukan sebuah parameter lainnya yang bersama-sama dapat digunakan sebagai alat ukur keberhasilan pembangunan. paradigma lain muncul untuk mengukur pembangunan dari sisi manusia atau dikenal dengan indeks pembangunan manusia (ipm). ipm adalah indeks komposit yang terbentuk atas empat komponen indikator, yaitu angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, dan kemampuan daya beli/purchasing power parity (ppp). indikator angka harapan hidup merefleksikan dimensi hidup sehat dan umur panjang. indikator angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah merepresentasikan output dari dimensi pendidikan. indikator kemampuan daya beli untuk menjelaskan dimensi hidup layak. ipm provinsi papua barat selalu meningkat setiap tahun. di tahun 2012 ipm meningkat menjadi 70,22 persen dibandingkan tahun 2010 dan 201 sebesar 69,15 persen dan 69,65 persen. dalam klasifikasi undp capaian ipm papua barat termasuk ke dalam golongan menengah (50,00-79,99 persen). komponen-komponen penyusun ipm juga terus mengalami peningkatan. angka harapan hidup meningkat lambat 0,3 tahun per tahun dari 2009-2011. uraian 2010 2011 2012 ipm 69,15 69,65 70,22 angka harapan hidup (th) 68,51 68,81 69,14 angka melek huruf (%) 93,19 93,39 93,74 rata-rata lama sekolah (th) 8,21 8,26 8,45 pengeluaran per kapita riil disesuaikan (ppp) (ribu rp) 596,08 599,28 601,56 indeks kesehatan (%) 72,51 73,02 73,56 indeks pendidikan (%) 80,38 80,63 81,27 indeks amh (%) 93,19 93,39 93,74 indeks rls (%) 54,74 55,10 56,33 indeks pengeluaran (%) 54,56 55,30 55,82 peringkat ipm 29 29 29 formulasi penghitungan ipm pembangunan manusia sumber: olahan susenas, 2010-2012 ipm papua barat meningkat ipm provinsi papua barat meningkat menjadi 70,22 persen di tahun 2012. sebelumnya di tahun 2011 ipm papua barat sebesar 69,65. 8.1 tabel indikator pembangunan manusia provinsi papua barat 2010-2012 8

31 statistik daerah provinsi papua barat 2013 78.36 72.64 71.22 70.22 69.23 68.07 67.58 67.26 66.83 66.80 65.49 51.18 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 kota sorong fakfak kaimana papua barat sorong manokwari teluk bintuni maybrat sorong selatan teluk wondama raja ampat tambrauw sumber: bps ri, 2012 pada tahun 2012 angka harapan hidup meningkat menjadi 69,14 tahun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 68,81 tahun. indikator pendidikan yang diwakili oleh angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah juga mengalami peningkatan. angka melek huruf di tahun 2011 sebesar 93,39 persen meningkat menjadi 93,74 persen di tahun 2012. sedangkan rata-rata lama sekolah meningkat menjadi 8,45 tahun, dimana sebelumnya hanya sebesar 8,26 tahun. ppp papua barat 2011-2012 hanya mengalami kenaikan 2.280 rupiah menjadi 601,56 ribu rupiah dengan indeks sebesar 55,82 persen. secara nasional peringkat ipm papua barat berada pada ranking 29 dari 33 provinsi. posisi peringkat tersebut masih sama dengan kondisi tahun sebelumnya. peringkat tersebut masih berada di atas provinsi maluku utara (30), ntt (31), ntb (32), dan papua (33). ipm tertinggi di papua barat selama tiga tahun terakhir selalu berada di kota sorong. capaiannya di tahun 2012 sebesar 78,36 persen. sementara ipm terendah berada di kabupaten tambrauw dengan capaian hanya sebesar 51,18 persen. reduksi shortfall menunjukkan kecepatan perkembangan ipm dalam suatu kurun waktu tertentu. reduksi shortfall papua barat tahun 2011-2012 mencapai 1,88 persen. reduksi shortfall papua barat sempat mengalami perlambatan. sebelumnya pada tahun 2009-2010 dan 2010-2011 reduksi shortfall-nya mengalami perlambatan yaitu dari 1,95 persen menjadi 1,62 persen. 2.88 2.45 2.18 1.88 1.85 1.76 1.26 1.26 1.23 0.97 0.74 0.74 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 kota sorong maybrat teluk wondama papua barat fakfak kaimana manokwari teluk bintuni raja ampat sorong tambrauw sorong selatan sumber: bps ri, 2012 pembangunan manusia reduksi shortfall papua barat melambat reduksi shortfall adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur kecepatan perkembangan capaian ipm. di tahun 2012 reduksi shortfall papua barat melambat menjadi 1,88 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai1,62 persen. 8.2 gambar ipm menurut kabupaten/kota dan provinsi papua barat tahun 2012 (%) 8.3 gambar reduksi shortfall ipm menurut kabupaten/kota papua barat tahun 2012 (%) 8 tahukah anda ? dana bantuan langsung masyarakat pnpm mandiri untuk mengatasi kemiskinan terbesar di papua barat dialokasikan untuk kabupaten manokwari, yaitu sebesar 54,55 miliar rupiah.

statistik daerah provinsi papua barat 2013 32 reduksi shortfall tertinggi tahun 2012 dicapai oleh kota sorong dengan capaian 2,88 persen, sementara itu kabupaten tambrauw yang memiliki capaian ipm terendah ternyata juga memiliki reduksi shortfall terendah di papua barat, yaitu 0,74%. metode penghitungan jumlah penduduk miskin dilakukan dengan pendekatan benchmark garis kemiskinan. garis kemiskinan terdiri dari dua komponen, yaitu garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan non makanan. garis kemiskinan adalah nilai rupiah yang harus dikeluarkan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup minimumnya, baik itu kebutuhan dasar makanan maupun non makanan. seseorang dikatakan miskin bila berada dibawah garis kemiskinan. pendekatan garis kemiskinan makananan digunakan standar kebutuhan hidup minimum 2100 kilo kalori per kapita per hari didasarkan pada konsumsi makanan, sedangkan garis kemiskinan non makanan untuk memenuhi kebutuhan dasar bukan makanan seperti perumahan, pendidikan, kesehatan, pakaian, serta aneka barang dan jasa. berdasarkan metode tersebut diperoleh garis kemiskinan provinsi papua barat 2012 sebesar rp 333.485,-. garis kemiskinan tersebut meningkat dari rp 318.796,- pada tahun 2011 atau bertambah rp 14.689,-. garis kemiskinan makanan tercatat rp 266.577,- sedangkan garis kemiskinan nonmakanan sebesar rp 66.908,-. peningkatan garis kemiskinan ini memberikan peluang untuk terjadinya penambahan penduduk miskin jika tidak mampu diimbangi dengan peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat. uraian 2009 2010 2011 2012 garis kemiskinan (gk) gk makanan 223 538 237 147 254 759 266 577 gk non makanan 53 878 57 580 64 036 66 908 gk total 277 416 294 727 318 796 333 485 penduduk miskin jumlah (ribu) 256,84 256,25 249,84 229,99 persentase (%) 35,71 34,88 31,92 28,20 indeks kedalaman kemiskinan (p1) (%) 9,75 10,47 8,78 7,23 indeks keparahan kemiskinan (p2) (%) 3,57 4,30 3,43 2,65 sumber: olahan susenas maret, 2009-2012 pembangunan manusia garis kemiskinan kembali meningkat garis kemiskinan meningkat menjadi rp. 333.485,- di tahun 2012 yang terdiri dari rp. 266.577,- garis kemiskinan makanan dan rp. 66.908,- garis kemiskinan nonmakanan. 8.2 tabel indikator kemiskinan provinsi papua barat 2009-2012 8.4 gambar ilustrasi capaian indeks pembangunan manusia sumber: undp tahukah anda ? total alokasi dana bantuan langsung masyarakat program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri (pnpm mandiri) papua barat tahun 2011 yang digunakan untuk mengentaskan kemiskinan sebesar rp 257,75 miliar. 8

33 statistik daerah provinsi papua barat 2013 jumlah penduduk miskin di papua barat tahun 2012 (maret) mencapai 229,99 ribu jiwa atau mengalami penurunan dibandingkan dengan kondisi tahun 2011 yang mencapai 249,84 ribu jiwa atau