48
MANAGEMEN KONTRUKSI (Aspek Hukum & Adm Proyek) Terdapatbeberapa standarsyarat-syaratkontrak bertarafInternasional,a.l : 1. FID IC (InternationalFederation ofConsulting Engineering,Paris).1983. 2. A SCE (A m erican Sociaty ofC ivil Engineering,U SA ).1976. 3. A CE (A ssociation ofConsulting Engineers,Inggris).1983. Sam paisaatini,FID IC m erupakan standarsyarat-syaratkontrak yang paling banyak dipakaisecara internasional. The Conditions of Contract ( Contract Berdasarkan FID IC ) m enurut undang-undang disiapkan m enggunakan bahasa inggris agar jelas dan tegas. Sebagai konsekw ensi, sering kali kalim at m enjadipanjang,dan secara sepintas,artinya m enjadi susah dim engerti,bila dibaca secara sepintas. Seringkali, pasal-pasal harus dibaca lebih dari dua kali, untuk mengerti artinya. Perm asalahan tersebutm enjadikan sulit,bagi pem baca yang bukan Inggris sebagai bahasa ibu. Didalam perkem bangannya, persaingan didunia kontrak bertaraf internasional, penaw aran harga tender m enjadirendah,sehingga beresiko m erugibagikontraktor.Sebagaiakibatnya,K ontraktor bertarafinternasionalm enaruh perhatian pada ”C LA IM ” untuk m enam bah pem asukan uang,agar usahanya tidak m erugi.Iniberarti, Pemilik/Owner dan Pengawas/Consultan harus bekerja extra, untuk mengurusi claim yang diajukan kontraktor, agar nilai kontrak tidak m em bengkak/dalam batas-batasanggaran yang telah dialokasikan.

Presentation Lam3&4

Embed Size (px)

Citation preview

MANAGEMEN KONTRUKSI(Aspek Hukum & Adm Proyek)

Terdapat beberapa standar syarat-syarat kontrak bertaraf Internasional, a.l :

1. FIDIC ( International Federation of Consulting Engineering, Paris ). 1983.

2. ASCE ( American Sociaty of Civil Engineering, USA ). 1976.

3. ACE ( Association of Consulting Engineers, Inggris ). 1983.

Sampai saat ini, FIDIC merupakan standar syarat-syarat kontrak yang paling banyak dipakai secara

internasional.

The Conditions of Contract ( Contract Berdasarkan FIDIC ) menurut undang-undang disiapkan

menggunakan bahasa inggris agar jelas dan tegas. Sebagai konsekwensi, sering kali kalimat

menjadi panjang, dan secara sepintas, artinya menjadi susah dimengerti, bila dibaca secara sepintas.

Seringkali, pasal-pasal harus dibaca lebih dari dua kali, untuk mengerti artinya. Permasalahan

tersebut menjadikan sulit, bagi pembaca yang bukan Inggris sebagai bahasa ibu.

Didalam perkembangannya, persaingan didunia kontrak bertaraf internasional, penawaran harga

tender menjadi rendah, sehingga beresiko merugi bagi kontraktor. Sebagai akibatnya, Kontraktor

bertaraf internasional menaruh perhatian pada ”CLAIM” untuk menambah pemasukan uang, agar

usahanya tidak merugi. Ini berarti, Pemilik/Owner dan Pengawas/Consultan harus bekerja extra,

untuk mengurusi claim yang diajukan kontraktor, agar nilai kontrak tidak membengkak/dalam

batas-batas anggaran yang telah dialokasikan.

Pemilik (Owner/Employer) dan Pengawas (Consultan/Engineer) harus memiliki pegangan yang

jelas akan “CLAIM”, sehingga pelaksana pekerjaan (Contraktor) dapat dibayarkan sebagaimana

haknya.

Semua pelaksanaan proyek konstruksi, mengalami berbagai macam resiko, baik secara fisik

maupun finansial/keuangan. Kontrak berdasarkan FIDIC mengelompokan bermacam resiko.

Prosedur claim diatur didalam fidic, dimana kontraktor mendapatkan kompensasi atas resiko yang

dialaminya, dan dibayar oleh Pemilik (Owner/Employer).

Usulan Claim dari Kontraktor, seringkali terasa luar biasa, yang menimbulkan rasa cemas dari

pihak pemilik/pengawas. Kecemasan dapat dihindari, bila pemilik & pengawas menggunakan

dasar-dasar FIDIC, sehingga kontraktor akan mendapatkan atas haknya berdasarkan kewajaran.

URAIAN SINGKAT PROYEK PLTA TANGGARI II

I. LOKASI

PLTA Tanggari II terletak kira-kira 35 km disebelah tenggara kota Manado, disungai

Tondano, Kecamatan Airmadidi, Kabupaten Minahasa, Propinsi Sulawesi Utara yang pada

daerah hulunya telah beroperasi PLTA Tonsea lama dan Tanggari I.

II. TUJUAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN

Proyek PLTA Tanggari II dibangun untuk meningkatkan penyediaan produksi tenaga listrik

non BBM, yang akan disalurkan secara interkoneksi dengan jaringan 70 KV ke Gardu Induk

Sawangan dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik derah

Minahasa dan kota Manado.

Pusat Listrik Tenaga Air ini direncanakan berkapasitas 2 x 9,5 MW, dengan produksi tenaga

listrik setiap tahun sebesar 9,2 GWh.

III. DESKRIPSI PROYEK

Proyek PLTA Tanggari II adalah merupakan proyek ketiga dibangun pada daerah aliran

sungai Tondano, dengan memanfaatkan hydraulic head yang berhulu pada danau Tondano.

Dengan terealisasinya proyek ini diharapkan permintaan akan kebutuhan listrik di Kabupaten

Minahasa dapat dipenuhi.

4

5

Danau Tondano terletak kira-kira 50 km sebelah selatan kota Manado yang merupakan

ibukota propinsi Sulawesi Utara. Sungai Tondano mengalir dari sebelah utara danau

Tondano menyusuri dataran rendah kota Tondano yang jaraknya sekitar 4 km dari danau

Tondano. Aliran sungai Tondano mulai terjal, tepatnya didesa Tonsealama yang tingginya

sekitar 340 m pada jarak 8 km. Pada sungai Tondano bagian upstream Tanggari II, telah

dibangun dua buah PLTA yaitu PLTA Tonsaelama dengan 3 unit pembangkit masing-

masing berkapasitas 4,44 MW, 4,5 MW, 5,44 Mw dan PLTA Tanggari I dengan kapasitas

pembangkit 2 x 9 MW.

PLTA Tanggari II akan memanfaatkan elevasi aliran air sungai Tondano sampai dengan

perbedaan ketinggian 131 m terhadap upstream (PLTA Tanggari I).

THE MAIN FEATURES OF TANGGARI II HEPP

A. Discharge and head

Maximum Discharge : 18.50 cumecs

Max. Gross head : 131 m

Rated Head : 123 m

B. Maximum Output and Annual Energy Production

Maximum Output : 19 MW (2 unit x 9,5 MW)

Annual production : 9.20 GWh

A. Dam

1. Main Dam

Type : Concrete Gravity Dam

Height : 25.00 m

Crest Length : 20.00 m

Design Flood : 18.50 cumecs

2. Spillway

Type : Radial gates plus a free overflow crest either side of

the gates

Dimension : 2 x 4.4 m x 3.8 m

Design Flood : 215 cumecs at FWL of 461.0 m

3. Diversion Coduit

Type : Concrete-Lined pressure Conduit

Section : 4.0 m x 4.0 Rectangular Section

Length : 90.00 m

Design Discharge : 125 cumecs at WL 457 m

Diversion Gate : One 4.0 m Wide and 4.3 m High

6

D Waterways

1. Intake

Type : Vertical type concrete structure with gate hoist

deck 7.0 wide x 19.5 m high x 17.7 m long

Gate : One roller gate, 2.7 m wide x 2.7 m high

Trashrack : Two fixed trashrack 3.0 m wide x 12.5 m high each

with raking equipment

2. Headrace Tunnel

Type : Concrete Lined pressure Tunnel

Section : 2.7 m diameter Circular Section

Length : 1825 m

3. Surge Tank

Type : Orifice Surge Tank

Dimension : 9.0 m inside x 30.6 m deep

4. Penstock

Type : Embedded Steel Penstock

Nos : One line for Main Portion and two lines for down

stream brach portion

Diameter : 2.7 m; 2.4 m; 1.6 m and 1.2 m

Length : 562.62 m 7

8

E. Power Station

1. Power House

Type : On ground type reinforced Concrete Building

Width : 17.5 m in width x 32.5 m in length

Height : 26.0

2. Tailrace

Type : Open Channel Type

Dimension : 12.0 m in width x 11.5 m length

Draft tube gate : One 3.0 m wide and 1.25 m high

3. Switchyard

Type : Outdoor

F. Generating Equipment

1. Turbine

Type : Vertical Shaft Francis

Capacity : 9.5MW

Revolution : 750 RPM

Number : 2

9

2. Generator

Type : Three Phase AC Synchonous

Capacity : 11.80 MVA

Frequency : 50 Hz

Number : 2

Rated Voltage : 6.60 KV

3. Main Transformer

Type : Outdoor Three Phase, Oil limmersed

Capacity : 11.80 MVA (ONAN)

Voltage : 6.60 / 66 KV

Number : 2

Frequency : 50 Hz

Vector Symbol : YNd 5

G. Transmission Line

1. Transmission Line

Type : Double Circuit

Length : 3,80 KM (Tanggari II – Sawangan)

Construction : A C S R

Size Conductor : 95 mm² / 55

2. Substation

Sawangan : Extension of 70 KV Switchgear Equipment for

Connection Tanggari II. Power Station to the

Minahasa System and Control Equipment

10

11

12

13

14

15

DAM STRUCTURE

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

POWER HOUSE, GENERAL LAYOUT

Contractor Calculation of Claim No.1

Hal 20

47

Contractor Calculation of Claim No.1

Hal 21

Hal 22