Upload
ari-prayogo
View
246
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
1/127
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
2/127
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
3/127
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Anatom !"olog K#lt
1ulit merupakan sistem organ tubuh yang paling luas. 1ulit membangun sebuah barrier
yang memisahkan organ7organ internal dengan lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam
banyak fungsi tubuh yang !ital. 1ulit bersambung dengan membran mukosa pada ostium
eksterna sistem digesti!us, respiratorius dan urogenital. 1ulit berfungsi untuk menjaga jaringan
internal dari trauma, bahaya radiasi sinar ultra!iolet, temperatur yang ekstrim, toksin dan bakteri.
e"ara mikroskopis, kulit terdiri dari 3 lapisan yaitu epidermis, dermis dan lemak
subkutan.
&. 8pidermis
Merupakan bagian terluar kulit, terbagi menjadi 2 lapisan utama yaitu lapisan sel7sel
tidak berinti yang bertanduk (stratum korneum atau lapisan tanduk) dan lapisan dalam yaitu
stratum malphigi. tratum malphigi ini merupakan asal sel7sel permukaan bertanduk setelah
mengalami proses diferensiasi. tratum malphigi dibagi menjadi lapisan sel basal (stratum
germinati!um), stratum spinosum dan stratum granulosum. e"ara berurutan $ lapisan epidermis
mulai dari bawah sampai keatas yaitu stratum basale (germinati!um), stratum spinosum, stratum
granulosum, stratum lu"idum dan stratum "orneum. 1etebalan lapisan epidermis ber!ariasi
tergantung tipe kulit. 1eratinisasi, maturasi dan migrasi pada sel kulit, dimulai pada lapisan kulit
yang paling dalam yaitu stratum basale. el ini dikatakan sebagai keratino"it (sel kulit yang
immatur), berperan dalam merubah bentuk lapisan sel pada lapisan granular ke dalam lapisan sel
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
4/127
yang sudah mati. tratum basale merupakan asal mula untuk diperlukan sebagai regenerasi pada
epidermis.
4alam proses keratino"yt ini diproduksi sejumlah filaments (tonofilament) atau
tonofibril yang dibuat dari suatu protein yang disebut keratin dan keratohyalin granule.
1eratino"yt ditandai dengan akumulasi pada keratin yany disebut dengan keratinisasi. Pada
epidermis terdapat melano"ytes yang membuat melanin dan memberikan warna pada kulit.
6ungsi lapisan epidermis adalah melindungi dari masuknya bakteri, toksin, untuk keseimbangan
"airan se"ara berlebihan.
2.
4ermis
Matriks kulit mengandung pembuluh7pembuluh darah dan saraf yang menyokong dan
memberi nutrisi pada epidermis yang sedang tumbuh (Pri"e dan 9ilson, &''$). :apisan dermis
terdiri dari 2 lapisan yaitu papillaris dan retikularis. :apisan papillaris dermis berada langsung di
bawah epidermis, tersusun terutama dari sel7sel fibroblast yang dapat menghasilkan salah satu
bentuk kolagen, yaitu suatu komponen dari jaringan ikat. :apisan retikularis terletak di bawah
lapisan papillaris dan juga memproduksi kolagen serta berkas7berkas serabut elastik. 4ermis juga
tersusun dari pembuluh darah serta limfe, serabut saraf, kelenjar keringat serta sebasea dan akar
rambut. 4ermis sering disebut sebagai ;kulit sejati; . :apisan dermis lebih tebal daripada
lapisan epidermis. 6ungsi dermis se"ara keseluruhan adalah untuk keseimbangan "airan melalui
pengaturan aliran darah kulit, termoregulasi melalui pengontrolan aliran darah kulit dan juga
sebagai faktor pertumbuhan dan perbaikan dermal.
3. :apisan ubkutaneus
/aringan subkutan adalah merupakan lapisan lemak dan jaringan ikat yang banyak
terdapat pembuluh darah dan saraf. Pada lapisan ini penting untuk pengaturan tempertur pada
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
5/127
kulit. :apisan ini dibuat dari kelompok jaringan adiposa (sel lemak) yang dipisahkan ole sel
fibrous septa. ebagai bantalan jaringan yang lebih dalam dan pada lapisan ini berfungsi sebagai
pelindung tubuh terhadap dingin serta tempat penyimpanan bahan bakar. Makan yang berlebih
akan meningkatkan penimbunan lemak di bawah kulit. /aringan subkutan dan jumlah lemak
yang tertimbun merupakan faktor penting dalam pengaturan suhu tubuh.
2.2. !"olog Pen$em%#&an L#ka
Proses dasar biokimia dan selular yang sama terjadi dalam penyembuhan semua "edera
jaringan lunak, baik luka ulseratif kronik, seperti dekubitus dan ulkus tungkai< luka traumatis,
misalnya laserasi, abrasi, dan luka bakar< atau luka akibat tindakan bedah.
Proses fisiologis penyembuhan luka dapat dibagi ke dalam - fase utama = >espons inflamasi akut terhadap "edera= men"akup hemostasis, pelepasan histamin dan
mediator lain dari sel7sel. yang rusak, dan migrasi sel darah putih (leukosit
polimorfonuklear dan makrofag) ke tempat yang rusak tersebut.
6ase destruktif., Pembersihan jaringan yang mati dan yang mengalami de!italisasi oleh
leukosit polimorfonuklear dan makrofag.
6ase proliferatif= 5aitu pada saat pembuluh darah baru, yang diperkuat oleh jaringan ikat,
menginfiltrasi luka.
% 6ase maturasi= Men"akup re7epitelisasi, konstraksi luka dan reorganisasi jaringan ikat.
Peristiwa seluler dan biokimia utama di dalam setiap fase dijelaskan se"ara lebih terin"i
pada, yang memperjelas implikasi praktis untuk penatalaksanaan luka pada setiap tingkat.
4alam kenyataannya, fase7fase penyembuhan tersebut saling tumpang7tindih dan durasi
dari setiap fase serta waktu untuk penyembuhan yang sempuma bergantung pada beberapa
faktor, termasuk ukuran dan tempat luka, kondisi fisiologis umum pasien, dan adanya bantuan
ataupun inter!ensi dari luar yang ditujukan dalam rangka mendukung penyembuhan.
Ta%le 2.1 !"olog 'en$em%#&an l#ka (an m'lka"n$a 'enatalak"anaan l#ka
6ase dan ringkasan proses fisiologis 4urasi fase mplikasi utuk penatalaksanaan luka
. >8P?@ @6:*M* *1A 073 hari 6ase ini merupakan bagian yang
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
6/127
A8>*4*P 848>*
emostasis !asokonstriksi
sementara dari pembuluh darah
yang rusak terjadi pada saat
sumbatan trombosit dibentuk dan
diperkuat juga oleh serabut fibrin
untuk membentuk sebuah bekuan.
>espons jaringan yang rusak =
jaringan yang rusak dan sel mast
melepaskan histamin dan mediator
lain, sehingga menyebabkan
!asodilatasi dari pembuluh darah
sekeliling yang masih utuh serta
meningkatnya penyediaan darah ke
daerah tersebut, sehingga menjadi
merah dan hangat. Permeabilitas
kapiler7kapiler darah meningkat dan
"airan yang kaya akan protein
mengalir ke dalam spasiuminterstisial, menyebabkan edema
lokal dan mungkin hilangnya fungsi
di atas sendi tersebut. :eukosit
polimorfonuklear (polimorf) dan
makrofag mengadakan migrasi ke
luar dari kapiler dan masuk ke
dalam daerah yang rusak sebagai
reaksi terhadap agens kemotaktik
yang dipa"u oleh adanya "edera.
esensial dari proses penyembuhan
dan tidak ada upaya yang dapat
menghentikan proses ini, ke"uali
jika proses ini terjadi pada
kompartemen tertutup di mana
struktur7struktur penting mungkin
tertekan (mis, luka bakar pada
leher). Meski demikian, jika hal
tersebut diperpanjang oleh adanya
jaringan yang mengalami
de!italisasi se"ara terus menerus,
adanya benda asing, pengelupasan
jaringan yang luas, trauma
kambuhan, atau oleh penggunaan
yang tidak bijaksana preparat topikal
untuk luka, seperti antiseptik,
antibiotik, atau krim asam, sehingga
penyembuhan diperlambat dan
kekuatan regangan luka menjaditetap rendah. ejumlah besar sel
tertarik ke tempat tersebut untuk
bersaing mendapatkan giBi yang
tersedia. nflamasi yang terlalu
banyak dapat menyebabkan
granulasi yang berlebihan pada 6ase
dan dapat menyebabkan jaringan
parut hipertrofik. 1etidaknyamanan
karena edema dan denyutan pada
tempat luka juga menjadi
berkepanjangan.
. 6*8 48A>1A6 Polimorf dan makrofag mudah
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
7/127
Pembersihan terhadap jaringan mati
yang mengalami de!italisasi dan
bakteri oleh polimorf dan makrofag.
Polimorf menelan dan
menghan"urkan bakteri. Aingkat
akti!itas polimorf yang tinggi
hidupnya singkat saja dan
penyembuhan dapat berjalan terus
tanpa keberadaan sel tersebut.
Meski demikian, penyembuhan
berhenti bila makrofag mengalami
deakti!asi. el7sel tersebut tidak
hanya mampu menghan"urkan
bakteri dan mengeluarkan jaringan
yang mengalami di!italisasi serta
fibrin yang berlebihan, tetapi juga
mampu merangsang pembentukkan
fibroblas, yang melakukan sintesa
struktur protein kolagen danmenghasilkan sebuah faktor yang
dapat merangsang angiogenesis
(6ase ).
dipengaruhi oleh turunnya suhu pada
tempat luka, sebagaimana yang
dapat terjadi bilamana sebuah luka
yang basah dibiarkan tetap terbuka,
pada daat akti!itas mereka dapat
turun sampai nol. *kti!itas mereka
dapat juga dihambat oleh agens
kimia, hipoksia, dan juga perluasan
limbah metabolik yang disebabkan
karena buruknya perfusi jaringan.
. 6*8 P>?:68>*A6
6ibroblas meletakkan substansi
dasar dan serabut7serabut kolagen
serta pembuluh darah baru mulai
menginfiltrasi luka. egitu kolagen
diletakkan, maka terjadi
peningkatan yang "epat pada
kekuatan regangan luka. 1apiler7
kapiler dibentuk oleh endotelial,
372- hari elung kapiler baru jumlahnya
sangat banyak dan rapuh serta
mudah sekali rusak karena
penanganan yang kasar, mis,
menarik balutan yang melekat.
%itamin penting untuk sintesis
kolagen. Aanpa !itamin , sintesis
kolagen berhenti, kapiler darah baru
rusak dan mengalami perdarahan,
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
8/127
suatu proses yang disebut
angiogenesis. ekuan fibrin yang
dihasilkan pada 6ase dikeluarkan
begitu kapiler baru menyediakan
enBim yang diperlukan. Aand7tanda
inflamasi mulai berkurang. /aringan
yang dibentuk dari gelung kapiler
baru, yang menopang kolagen dan
sunbstansi dasar, disbeut jaringan
granulasi karena penampakannya
yang granuler. 9arnanya merah
terang.
serta penyambuhan luka terhenti.
6aktor sistemik lain yang dapat
memperlambat penyembuhan pada
stadium ini termasuk defisiensi besi,
hipoproteinemia, serta hipoksia.
6ase proliferatif terus berlangsung
se"ara lebih lambat seiring dengan
bertambahnya usia.
%. 6*8 M*A>*
8pitelialisasi, kontraksi dan
reorganisasi jaringan ikat = 4alam
setiap "edera yang mengakibatkan
hilangnya kulit, sel epitel pada
pinggir luka dan dari sisa7sisa
folikel rambut, serta glandula
sebasea dan glandula sudorifera,
membelah dan mulai bermigrasi di
atas jaringan granula baru. 1arena
jaringan tersebut hanya dapat
bergerak di atas jaringan yang
hidup, maka mereka lewat di bawah
eskar atau dermis yang mengering.
*pabila jaringan tersebut bertemu
dengan sel7sel epitel lain yang juga
mengalami migrasi, maka mitosis
berhenti, akibat inhibibisi kontak.
1ontraksi luka disebabkan karena
2-73#$ hari :uka masih sangat rentan terhadap
trauma mekanis (hanya $0C
kekuatan regangan normal dari kulit
diperoleh kembali dalam tiga bulan
pertama). 8pitelialisasi terjadi
sampai tiga kali lebih "epat di
lingkungan yang lembab (di bawah
balutan oklusif atau balutan
semipermeabel) daripada di
lingkungan yang kering. 1ontraksi
luka biasanya membantu, yakni
menurunkan daerah permukaan luka
dan meninggalkan jaringan parut
yang relatif ke"il, tetapi kontraksi
berlanjut dengan buruk pada daerah
tertentu, seperti di atas tibia, dan
dapat menyebabkan distorsi
penampilan pada "edera wajah.
1adang, jaringan fibrosa pada
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
9/127
miofibroblas kontraktil yang
membantu menyatukan tepi7tepi
luka. Aerdapat suatu penurunan
progresif dalam !askularitas
jaringan parut, yang berubah dalam
penampilannya dari merah
kehitaman menjadi putih. erabut7
serabut kolagen mengadakan
reorganisasi dan kekuatan regangan
luka meningkat.
dermis menjadi sangat hipertrofi,
kemerahan, dan menonjol, yang
pada kasus ekstrim menyebabkan
jaringan parut keloid tidak sedap
dipandang.
ambar &.& 6aktor7faktor yang dapat menyebabkan terlambatnya penyembuhan luka.
2.).Hemo"tat"
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
10/127
ejumlah mekanisme terlibat di dalam menghentikan perdarahan se"a
1erusakan terhadap begitu banyak pembuluh darah seringkali menyebabkan perdarahan
yang fatal, ke"uali kalau perdarahan dihentikan se"ara artifisial dengan tekanan langsung,
tumiket, atau ligasi. @amun, trauma lokal pada arteriol dan pada arteri yang lebih ke"il yang
terputus se"ara trans!ersal dapat mengakibatkan konstriksi sementara dari ujung7ujung
pembuluh darah yang terpotong tersebut. Arombosit berakumulasi pada tempat kerusakan dan
melekat satu sama lain, sehingga membentuk sumbatan trombosit. Pembuluhpembuluh darah
dilapisi dengan sel7sel endotelial. @amun, kerusakan terhadap pembuluh darah mengakibatkan
pemajanan serabut7serabut kolagen yang ada dibawahnya. 1ontak antara trombosit dengan
jaringan kolagen yang terpajan memku pelepasan sejumlah faktor trombosit, termasuk *4P,
serotorun, dan faktor koagulasi 3, yang menstimulasi =
•€€€€€ *gregasi trombosit lebih lanjut.
•€€€€€ %asokonstriksi lokal yang kontinu, tetapi temporer pada pembuluh darah yang rusak.
•€€€€€ *danya "urahan reaksi enBimatik, yang mengakibatkan sumbatan trombosit diperkuat
dengan serabut7serabut fibrin .
4alam kenyataannya, "urahan koagulasi terjadi dalam dua "ara= jalur intrinsik yang baru
saja diterangkan, yang dipku oleh abnormalitas pada lapisan pembuluh darah, dan jalur ekstrinsik
yang dipku oleh kerusakan jaringan. 1edua jalur tersebut bertemu untuk mengakti!asi faktor D
dan jalur akhir yang mengakibatkan kon!ersi dari enBim protrombin yang tidak aktif trombin
enBim aktif. Arombin inilah yang mengakibatkan polimerisasi dari protein plasma fibrinogen
yang dapat larut menjadi serabut fibrin panjang yang tidak dapat larut, yang dapat memperkuat
sumbatan trombosit.
Pembentukan fibrin memerlukan ion7ion kalsium dan faktor komplemen koagulasi yang
lengkap sehingga menyebabkan akti!asi trombin (ambar &.2). %itamin 1 dibutuhkan untuk
sintesa beberapa faktor berikut (, %, D, dan D) di dalam hepar. 4efisiensi !itamin 1 dapat
menyebabkan hemostatis yang buruk. tulah mengapa suplemen !itamin 1 mungkin saja
diberikan kepada pasien yang diduga mengalami defisiensi !itamin, sebelum menjalani operasi
besar. ebaliknya, analog dari !itamin 1, yang se"ara. kompetitif menghambat sintesa
faktor7faktor koagulasi di dalam hepar, dapat digunakan sebagai obat antitrombotik. *gens yang
lebih "epat, bekerja "epat, yang digunakan dalam pen"egahan dan pengobatan trombus yang
tidak diinginkan, khususnya pada !ena7!ena profunda tungkai, adalah heparin. 8feknya adalah
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
11/127
untuk menghalangi aliran koagulasi dalam berbagai "ara. 1arena efek tersebut tidak dapat
bertahan lama, heparin harus diberikan dengan injeksi reguler (intra!ena atau subkutan) atau
dengan infus kontinu.
6aktor koagulasi mungkin tidak ter"ukupi akibat salah satu dari sejumlah defek genetik
yang diturunkan, sehingga mengakibatkan gangguan defek pembekuan yang dikenal sebagai
hemofilia. entuk hemofilia yang paling umum adalah hemofilia akibat defisiensi faktor %
atau D. en yang terlibat di dalamnya adalah gen resesif terkait seks pada kromosom ED,;
itulah sebabnya mengapa hampir semua penderita hemofilia adalah laki7laki. 4ampak dari
mekanisme koagulasi yang kurang sempuma men"akup risiko hemoragi mayor yang bahkan
terjadi akibat trauma ke"il, termasuk dari dokter gigi, dan adanya ke"enderungan untuk terjadi
perdarahan intemal akibat "edera ringan, khususnya pada persendian di mana pembuluh darah
se"ara terus7menerus mengalami penyimpangan.
etelah terjadi hemostatis normal, penting artinya untuk tidak mengganggu bekuan darah yang
sudah terbentuk. Aerdapat suatu peribahasa= E4iperlukan dua bekuan untuk menimbulkan
perdarahan, bekuan dalam pembuluh darah dan bekuan yang membentur bekuan pertama; 4i
dalam kasus yang ekstrem, pelepasan bekuan darah se"ara prematur sebelum fibroblas bergerak
ke dalam area bekuan dan membentuk lapisan jaringan ikat permanen dapat berakibat fatal,
seperti yang digambarkan dalam "ontoh berikut. :uka tusuk traumatik mayor pada toraks dapat
distabilkan dengan menyeimbangkan tekanan dalam pembuluh darah yang rusak sebagai akibat
akumulasi darah dalam rongga jaringan sekitamya dan turunnya tekanan arteri sistemik. 4engan
memulihkan !olume darah dan menaikkan tekanan darah, transfusi darah dini dapat
menyebabkan terlepasnya sumbatan hemostatik yang terbentuk se"ara alamiah di dalam
pembuluh darah, mengatasi konstriksi lokal pembuluh darah, dan menyebabkan perdarahan yang
fatal. Menarik pisau atau benda lain yang menusuk tubuh pasien dengan luka traumatik sebelum
pasien berada di kamar bedah dapat menyebabkan akibat yang sama fatalnya. Penatalaksanaan
aktif perdarahan pada luka traumatik besar dan ke"il.
elama operasi biasanya melakukan penatalaksanaan hemoragi se"ara buatan. anyak
metode digunakan, bergantung pada ukuran pembuluh darah yang terpisah dan !askularitas
organ yang terlibat. Metode tersebut termasuk mengklem dan meligasi pembuluh darah,
elektrokoagulasi, dan kadang pengolesan agens hemoragi topikal pada tempat yang dimaksud.
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
12/127
ambar &.2. rutan koagulasi= faktor7faktor koagulasi dituliskan dalam angka romawi
(superskrip a menunjukkan faktor yang telah dirubah menjadi bentuk aktif). erabut7serabut
fibrin stabil yang tak dapat larut memperkuat sumbatan trombosit di tempat terjadinya "edera
pembuluh darah.
Pembentukan bekuan darah, diperkuat oleh serabut fibrin, adalah komponen hemostatis
alamiah yang esensial, tetapi fibrin yang dibentuk di dalam pembuluh darah dengan "epat
dihan"urkan oleh proses yang disebut fibrinolisis. 6ibrinolisis sangat penting untuk pemeliharaan
aliran darah yang lan"ar ke seluruh tubuh. uatu enBim proteolitik yang disebut plasmin dapat
mempermudah kon!ersi serabut7serabut fibrin yang tidak larut sehingga kembali menjadi
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
13/127
fibrinogen yang dapat larut. eluruh rentang faktor7faktor berikut dapat bekerja sebagai akti!ator
plasminogen =
*kti!ator
Plasminogen
Plasminogen (8nBim tidak aktif) Plasmin (enBim yang aktif)
6ibrin 6ibrinogen
(tidak larut) (larut)
e"ara terapeutik, enBim streptokinase dapat diberikan se"ara intra!ena kepada pasien dengan
trombosis yang tidak dikehendaki, untuk mempermudah peleburan bekuan tersebut se"ara "epat.
Pen$em%#&an l#ka "e*ara nten" 'rmer
4i mana terdapat sedikit jaringan yang hilang, seperti pada luka bersih yang dibuat akibat
tindakan bedah, atau pada laserasi yang tepinya dirapatkan oleh plester kulit, maka penyembuhan
terjadi se"ara intensi primer, yaitu dengan menyatukan kedua tepi luka berdekatan dan saling
berhadapan (ambar &.3). /aringan granulasi yang dihasilkan, sangat sedikit. 4alam waktu
&07&- hari, reepitelialisasi se"ara normal sudah sempuma, dan biasanya hanya menyisakan
jaringan parut tipis, yang dengan "epat dapat memudar dari wama merah muda menjadi putih.
Meskipun demikian, diperlukan waktu beberapa bulan bagi jaringan untuk memperoleh kembali
segala sesuatunya, seperti kekuatan regangan mereka sebelumnya.
Pen$em%#&an l#ka "e*ara nten" "ek#n(er
Pada luka7luka terbuka, di mana terdapat kehilangan jaringan yang signifikan, dikatakan
bahwa penyembuhan terjadi se"ara intensi sekunder. :uka terbuka yang kronis, seperti dekubitus
dan ulkus tungkai, termasuk dalam kategori ini, demikian pula halnya dengan beberapa luka
akibat operasi yang dengan sengaja dibiarkan terbuka, seperti misalnya abses yang baru saja
dilakukan drain atau sinus pilonidal yang dibiarkan terbuka.
/aringan granulasi, yang terdiri atas kapiler7kapiler darah baru yang disokong oleh
jaringan ikat, terbentuk di dasar luka (ambar &.-) dan sel7sel epitel melakukan migrasi ke pusat
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
14/127
permukaan luka, dan dari pulau7pulau jaringan epitel yang berhubungan dengan folikel rambut,
kelenjar sebasea, dan kelenjar sudorifera. 4aerah permukaan luka menjadi lebih ke"il akibat
suatu proses yang dikenal sebagai kontraksi dan jaringan ikat disusun kembali sehingga
membentuk jaringan yang bertambah kuat sejalan dengan bertambahnya waktu.
Pada mulanya, jaringan parut berwama merah dan menonjol. Pada saatnya, tonjolan dan wama
kemerahan itu akan berkurang dan akhimya menghilang sehingga meninggalkan jaringan parut
yang lunak dan lebih pu"at dibanding kulit sekitamya. Meskipun demikian, rangkaian kejadian
tersebut bukannya tanpa !ariasi. /aringan fibrosa pada lapisan dermis dapat menjadi hipertrofi
yang nyata sekali, berwama merah, dan menonjol.
>eaksi yang lebih kemerahan adalah pembentukan jaringan parut keloid. Pada parut
keloid jaringan tampak nyata menonjol, "enderung untuk menyebar, mengikut7sertakan kulit
normal di sekitamya, dan dapat terasa panas, nyeri tekan, dan gatal. Parut keloid lebih banyak
terjadi pada pasien7pasien yang berkulit hitam daripada pasien berkulit putih. 4aerah7daerah
tertentu temyata mempunyai risiko yang lebih tinggi dalam menghasilkan parut keloid dibanding
daerah lainnya, terutama pada daerah prestemal dan daerah deltoid, serta jaringan parut !ertikal
pada leher.
Gra+t k#lt (an +la'"
raft kulit lengkap mengandung epidermis dan seluruh ketebalan dermis, sedangkan
split7skin graft mengandung epidermis dan berbagai ma"am kuantitas dermis. 1ejernihan dari
graft merupakan indikator utama dari segi ketebalannya, graft yang sangat tipis akan tampak
jernih dan tidak berbeda dengan kertas tisu. raft yang lebih tebal akan semakin kelihatan
1usam. 1etebalan graft mempunyai implikasi praktik tertentu terhadap penyembuhan, baik bagi
donor maupun resipien. Proses penyembuhan yang sebenarnya memiliki beberapa titik
perbedaan dari mekanisme yang telah dijelaskan panjang lebar pada proses penyembuhan se"ara
intensi primer dan sekunder.
Pada mulanya, graft mendapatkan kebutuhan nutrisinya dengan difusi dari plasma yang
menetes dari resipien. Mekanisme re!askularisasi yang tepat belum diketahui, tetapi diperkirakan
bahwa tunas7tunas kapiler dari resipien menyatu se"ara "epat dengan kapiler7kapiler yang
terpotong pada permukaan dalam dari graft. 6ibroblas menginfiltrasi daerah tersebut dan
menghasilkan jaringan fibrosa, yang memperkuat pengikatan pada permukaan yang belum
matang. Pada graft yang sehat, hubungan kapiler dapat berjalan dengan baik pada hari ketiga dan
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
15/127
dalam - hari graft tersebut biasanya sudah "ukup baik untuk diresapi oleh jaringan fibrosa agar
dapat ditangani se"ara. aman. EPengambilan; yang berhasil tergantung pada "epatnya
perkembangan suplai darah yang baru. raft dapat gagal akibat =
•€€€€€€€€€€ uplai darah yang tidak adekuat pada daerah resipien.
•€€€€€€€€€€ematoma, yang men"egah hubungan !askular dan meningkatkan risiko infeksi.
•€€€€€€€€€€ 1ekuatan tarikan, yang menyebabkan graft bergeser sehingga memutus hubungan
pembuluh7pembuluh darah yang baru saja terbentuk.
•€€€€€€€€€€ nfeksi, khususnya oleh Streptococcus piogenes (treptokokus beta hemolitikus) dan
Pseudomonas aeruginosa.
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
16/127
ambar &.3. Penyembuhan luka se"ara intensi primer, seperti misalnya luka yang ditutup dengan
"ara operasi arau laserasi minor yang ditutup dengan plester kulit, (a) segera, (b) 273 hari
kemudian, (") &07&- hari kemudian, (d) & tahun kemudian.
ambar &.-. Penyembuhan luka se"ara intensi sekunder, (a) 073 hari, (b) & minggu kemudian, (")
# bulan kemudian.
6laps berbeda dengan graft meskipun di dalam keduanya, kulit dan jaringan subkutan
(dengan berbagai tingkatan suplai darah) sama7sama dipindahkan dari satu tempat ke tempat
lainnya, biasanya tanpa dilepaskan seluruhnya dari tempat donor.
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
17/127
6laps diberi nama menurut jaringan yang dipindahkan, sehingga sebuah flaps kulit terdiri
dari kulit dan fasia superfisialis, sedangkan flaps miokutaneus terdiri dari otot dan kulit yang
melapisinya. Meskipun kebanyakan flaps mempertahankan pengaitan pembuluh darah pada
tubuh, namun flaps yang Ebebas; terkadang digunakan jika jaringan donor mendapat
!askularisasi yang sangat baik serta pembuluh7pembuluh darah dapat dianastomosiskan dengan
pernbuluh darah yang "o"ok di tempat resipien.
Aerdapat suatu ulasan tentang ma"am7ma"aln flap, yang digunakan dalam rekonstruksi
berbagai ma"am defek primer, telah ditulis oleh M"regor (&'''). 4efek sekunder yang
diakibatkan oleh "ara pemindahan, biasanya ditutup dengan jahitan langsung atau ditutup dengan
graft kulit bebas.
1egunaan flaps dalam perbaikan dekubitus yang tereksisi, akan dijelaskan dalam.
1eberhasilan EPengambilan; suatu flaps tergantung dari pen"egahan insufisiensi !askular, yang
dapat menyebabkan nekrosis, dan tergantung pula pada pen"egahan hematoma, yang dapat
men"egah hubungan !askular di antara flaps dan lapisan resipien, serta meningkatkan risiko
infeksi.
2.,. !aktor-+aktor $ang (a'at mem'erlam%at 'en$em%#&an
anyak faktor yang dapat memperlambat penyembuhan luka. 6aktor faktor tersebut dapat
dibagi ke dalam faktor yang ada hubungannya dengan pasien (intrinsik), seperti kondisi7kondisi
yang kurang menguntungkan pada tempat luka, dan sejumlah kondisi medis yang dapat
menyebabkan lingkungan sekitar yang buruk bagi penyembuhan luka, serta faktor7faktor dari
luar (ekstrinsik), seperti pengelolaan luka yang kurang tepat dan efek7efek terapi lainnya yang
tidak menguntungkan.
Mengatasi pengaruh7pengaruh yang merugikan dari semua faktor tersebut, sangat
diperlukan untuk penyembuhan yang optimum. Pokok7pokok pikiran inilah yang akan banyak
diulang, pada keadaan yang berbeda, di seluruh buku ini.
!aktor-+aktor lokal $ang mer#gkan 'a(a tem'at l#ka
6aktor7faktor lokal merugikan di tempat luka yang dapat memperlambat penyembuhan
meliputi hipoksia, dehidrasi, eksudat yang berlebihan, turunnya temperatur, jaringan nekrotik,
krusta yang berlebihan, adanya benda asing, dan trauma yang berulang.
K#rangn$a "#'la (ara& (an 'engar#& &'ok"a. :uka dengan suplai darah yang
buruk sembuh dengan lambat. /ika faktor7faktor yang esensial untuk penyembuhan, seperti
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
18/127
oksigen, asam amino, !itamin dan mineral, sangat lambat men"apai luka karena lemahnya
!askularisasi maka penyembuhan luka tersebut akan terhambat, meskipun pada pasien7pasien
yang nutrisinya baik.
eberapa area tubuh, seperti wajah, mempunyai suplai darah yang baik, yang sangat sulit
untuk terganggu, sementara daerah7daerah yang lain, seperti kulit di atas tibia, merupakan daerah
yang buruk suplai darahnya, sehingga trauma yang minimal sekalipun, dapat menyebabkan ulkus
tungkai yang sulit ditangani pada beberapa pasien.
Aepian luka yang sedang tumbuh merupakan suatu daerah yang akti!itas metaboliknya
sangat tinggi (@iinikoski, &'+0). 4alam hal ini, hipoksia menghalangi mitosis dalam sel7sel
epitel dan fibroblas yang bermigrasi, sintesa kolagen, dan kemampuan makrofag untuk
menghan"urkan bakteri yang ter"erna (il!er, &'+0). Meskipun demikian, bilamana tekanan
parsial oksigen pada tempat luka rendah, maka makrofag memproduksi suatu faktor yang dapat
merangsang angiogenesis. 4engan merangsang pertumbuhan kapiler7kapiler darah yang baru,
maka masalah lokal hipoksia dapat diatasi (herry dan >yan, &'+$). 1epentingan yang teramat
besar terhadap pemantapan kembali suplai darah yang adekuat dengan "epat untuk
Epengangkatan; grafts kulit dan untuk keberhasilan flaps jaringan.
De&(ra". jika luka terbuka dibiarkan terkena udara, maka lapisan permukaannya akan
mengering. el7sel epitel pada tepi luka. bergerak ke bawah, di bawah lapisan tersebut sampai
sel7sel tersebut men"apai kondisi lembab yang memungkinkan mitosis dan migrasi sel7sel untuk
menembus permukaan yang rusak (il!er, &'+0) 9aktu yang panjang akibat membiarkan luka
itu mengering mengakibatkan lebih banyak jaringan yang hilang dan menimbulkan jaringan
parut, yang akhimya dapat menghambat penyembuhan (Aurner, &'+$). /ika sebuah luka diper7
tahankan tetap lembab di bawah pembalut. serrupermeabel atau pembalut oklusif, maka
penyembuhan dapat terjadi jauh lebih "epat (9inter, &'+). Aetapi pada beberapa kasus,
pemajanan lika pada udara menjadi satusatunya "ara penyembuhan luka bakar fasialis.
Ek"#(at %erle%&an. Aerdapat suatu keseimbangan yang sangat halus antara kebutuhan
akan lingkungan luka yang lembab, dan kebutuhan untuk mengeluarkan eksudat berlebihan yang
dapat mengakibatkan terlepasnya jaringan. 8ksotoksin dan set7sel debris 5ang berada di dalam
eksudat dapat memperlambat penyembuhan dengan "ara mengabadikan respons inflamasi.
T#r#nn$a tem'erat#r. *kti!itas fagositik dan akti!itas mitosis se"ara khusus mudah
terpengaruh terhadap penurunan temperatur pada tempat luka. 1ira7kira di bawah 2+o, akti!itas
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
19/127
leukosit dapat turun sampai nol (Myers, l'+2). *pabila luka basah dibiarkan terbuka lama pada
saat mengganti balutan, atau saat menunggu pemeriksaan dokter, maka temperatur permukaan
dapat menurun sampai paling rendah &2o. Pemulihan jaringan ke suhu tubuh dan akti!itas
mitosis sempurna, dapat memakan waktu sampai 3 jam (Aurner, &'+2).
Jarngan nekrotk kr#"ta $ang %erle%&an (an %en(a a"ng. *danya jaringan
nekrotik dan krusta yang berlebihan di tempat luka dapat memperlambat penyembuhan dan
meningkatkan risiko terjadinya infeksi klinis. 4emikian juga, adanya segala bentuk benda asing
(urke, &'+0), termasuk bahan7bahan jahitan dan drain luka. ?leh karena itulah maka sangat
penting untuk mengeluarkan kontaminan organik maupun anorganik se"epat mungkin tetapi
dengan trauma yang minimum terhadap jaringan yang utuh.
Hematoma. 4i mana sebuah luka telah ditutup se"ara bedah, baik dengan jahitan primer,
graft kulit, ataupun dengan pemindahan flap jaringan, maka penyebab penting dari terlambatnya
penyembuhan adalah terjadinya hematoma. ematoma dapat menyebabkan komplikasi melalui
beberapa "ara =
•€€€€€€€€€€ ematoma menyediakan media pembiakan yang sangat baik bagi mikroorganisme,
yang mungkin dalam keadaan lain hanyalah organisme komensal, sehingga dapat
meningkatkan risiko infeksi klinis dan kerusakan luka.
•€€€€€€€€€€ ematoma meningkatkan regangan pada luka.
•€€€€€€€€€€ ematoma bertindak seperti sebuah benda asing, yang dapat menyebabkan fibrosis
jaringan parut yang berlebihan.
•€€€€€€€€€€ Pen"egahan hubungan !askular yang "epat di antara permukaan yang masih mentah,
dapat menyebabkan gagalnya graft kulit dan flap.
Tra#ma (a'at %er#lang. Pada sebuah luka terbuka, trauma mekanis dengan mudah
merusak jaringan granulasi yang penuh dengan pembuluh darah dan mudah pe"ah, epitelium
yang baru saja terbentuk dan dapat menyebabkan luka sehingga kembali ke keadaan fase
penyembuhan tertentu yaitu fase respons inflamasi akut.Arauma berulang dapat disebabkan oleh berbagai hal. /ika seorang pasien penderita
dekubitus ditempatkan dengan bagian yang sakit di atas tempat tidur atau di sebuah kursi, maka
kemudian tenaga tekanan yang terjadi, robekan, dan gesekan, dapat menyebabkan kerusakan
lapisan kulit di atasnya, yang tak dapat dihindarkan sehingga dapat merusak penyembuhan
jaringan yang masih sangat lunak, sehingga luka justru akan bertambah besar. Arauma juga dapat
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
20/127
disebabkan oleh pelepasan balutan yang kurang hati7hati. ahkan pada saat dilakukan p"rawatan
yang baik sekalipun, beberapa trauma terhadap luka masih sangat mungkin terjadi jika
digunakan kasa yang ditempelkan langsung pada permukaan luka, sehingga lengkung kapiler
darah tumbuh melalui rajutan serat kapas yang ada pada kapas dan dapat terobek pada saat
balutan itu dilepaskan. anyak balutan yang seharusnya hanya memiliki daya rendah, dapat
merekat erat pada luka jika dibiarkan terpasang terlalu lama, terutama jika terjadi pengeluaran
eksudat dan luka itu mengering. Perdarahan luka saat pelepasan balutan adalah tanda trauma
yang jelas.
1./.1 !aktor-+aktor 'ato+"olog #m#m
ejumlah kondisi medis berhubungan dengan buruknya penyembuhan luka. Mekanisme
pengaruh kondisi7kondisi tersebut terhadap penyembuhan luka, seringkali kompleks, tetapi
beberapa kelambatan penyembuhan luka terjadi akibat kurang tersedianya substansi7substansi
yang diperlukan untuk proses penyembuhan luka, seperti oksigen, asam amino, !itamin, dan
mineral.
Pen#r#nan "#'la ok"gen. Pengaruh lokal yang merugikan akibat buruknya suplai
darah dan hipoksia di tempat luka. ?ksigen memainkan peranan penting di dalam pembentukan
kolagen, kapiler7kapiler baru, dan perbaikan epitel, serta pengendalian infeksi. /umlah oksigen
yang dikirimkan untuk sebuah luka tergantung pada tekanan parsial oksigen di dalam darah,
tingkat perfusi jaringan, dan !olume darah total
Ta%el 2.2. Be%era'a kon(" me(" $ang (%#ngkan (engan %#r#kn$a 'en$em%#&an
l#ka
Status nutrisi yang buruk
1eganasan
Penyakit inflamasi usus
agal hepar
4efisiensi !itamin (khususnya !itamin
* dan )
4efisiensi mineral (khususnya besi
dan seng)
Gangguan kardivaskular
*rteriosklerosis
4iabetes
Penyakit !askuler perifer
agal jantung kongesif
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
21/127
Anemia
*nemia defisiensi besi
*nemia pemisiosa
*nemia aplastik
*nemia hemolitik
*nemia hemoragik
Turunnya daya tahan terhadap infeksi
angguan imun
4iabetes
nfeksi kronik
Gangguan pernapasan
Lain-lain
Penyakit ushing
Penyakit *ddison
*rtritis rheumatoid
remia.
1ebutuhan oksigen di tempat luka memang "ukup tinggi. Penurunan pasokan oksigen
terhadap luka dapat disebabkan oleh =
•€€€€€€€€€€ angguan respirasi= penurunan efisiensi pertukaran gas dalam paru7paru, karena
penyebab apapun, dapat menyebabkan penurunan tekanan parsial oksigen (p?2) di dalam
darah dan akhirnya terjadi penurunan ketersediaan oksigen untuk jaringan.
•€€€€€€€€€€ angguan kardio!askuler= hal ini dapat mengurangi tingkat perfusi jaringan. al
tersebut se"ara khusus bermakna pada saat sirkulasi perifer terganggu, seperti pada diabetes
melitus di mana terdapat mikroangiopati serta pada artritis reumatoid di mana terdapat
arteritis, atau di mana terdapat kerusakan katup pada !ena7!ena profunda dan !ena yang
mengalami perforasi sehingga menyebabkan hipertensi !ena kronik serta edema lokal.
•€€€€€€€€€€ *nemia= *papun penyebabnya, di dalam anemia terdapat penurunan kapasitas darah
yang mengangkut oksigen. e"ara khusus, hal tersebut sangat penting apabila dihubungkan
dengan hipo!olemia akibat perdarahan.
•€€€€€€€€€€ emoragi= ntuk mempertahankan tekanan darah dan suplai darah yang adekuat
kejantung, otak, dan organ7organ !ital lainnya, maka !asokonstriksi perifer dapat mengiringi
perdarahan besar. Aingkat penutupan perifer akan bergantung pada beratnya kehilangan
darah. Aurunnya suplai darah perifer dapat menyebabkan terlambatnya penyembuhan sampai
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
22/127
!olume darah dipulihkan kembali. e"ara nomial, hal tersebut merupakan suatu fenomena
sesaat saja, tetapi nekrosis jaringan sudah dapat terjadi selama waktu itu.
0aln#tr". aik luka tersebut merupakan luka traumatis, luka akibat tindakan bedah,
ataupun luka terbuka yang kronik, seperti dekubitus, maka salah satu dari penyebab terbanyak
terlambatnya penyembuhan adalah malnutrisi.
eberapa studi mengenai insidens malnutrisi pada pasien7pasien lansia yang dirawat di
rumah sakit, orang7orang dengan ke"a"atan mental, dan mereka dengan penyakit mental
menunjukkan bahwa defisiensi !itamin dan mineral bukanlah hal yang tidak mungkin pada
kelompok yang rentan ini, tetapi masalah status nutrisi yang buruk tidak saja terjadi pada
pasien7pasien dengan perawatan di rumah sakit yang lama. mendapati bahwa sekitar 30C pasien
bedah mengalami malnutrisi. Penyebab keparahan malnutrisi pada pasien yang dirawat diulas
oleh 4i"kerson (&''0).
1ebutuhan protein dan kalori pasien hampir pasti menjadi lebih tinggi daripada orang
normal ketika terdapat luka yang besar (1inney, &'+0 a,b). *sam amino diperlukan untuk
sintesis protein struktural seperti kolagen dan untuk melakukan sintesa protein yang berperan di
dalam respons immun. Pada stadium awal setelah luka yang besar, berbagai sistem endokrin dan
sistem saraf mengadakan reaksi terhadap "edera yang kemudian memi"u proses7proses katabolik
yang merusak jaringan tubuhnya sendiri untuk menyediakan bahan7bahan yang diperlukan bagi
proses perbaikan yang sifatnya segera (6le"k, &'++). Pasien7pasien dengan luka bakar atau
trauma yang berat, dapat menderita pelisutan otot yang dramatis dan kehilangan berat badan
yang "epat, hanya dalam beberapa hari saja. Penggantian protein, kalori, elektrolit, dan "airan,
merupakan komponen pengobatan awal yang sangat !ital. ahkan pada luka terbuka yang
kronis, seperti dekubitus, protein dalam jumlah yang signifikan dapat juga hilang dalam, eksudat
(obel, &'+). Mengkaji status nutrisi pasien merupakan suatu bagian penting dari pengkajian
pasien se"ara menyeluruh.
4efisiensi protein tidak hanya memperlambat penyembuhan, tetapi juga mengakibatkan
luka tersebut sembuh dengan kekuatan regangan yang menyusut. al ini dapat menyebabkan
terjadinya dehis"en"e pada pasien gemuk dengan luka laparatomi atau menyebabkan "epat
han"urnya dekubitus yang baru saja sembuh hanya akibat trauma ke"il saja.
Masukan dan absorpsi yang "ukup !itamin dan mineral tertentu yang "ukup juga
diperlukan untuk penyembuhan yang optimal. %itamin diperlukan untuk sintesa kolagen.
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
23/127
"ur!y dianggap sebagai suatu fenomena yang tidak biasa saat ini, tetapi kebanyakan lansia
memperlihatkan tanda7tanda dini defisiensi !itamin , baik karena kemiskinan, kesulitan untuk
pergi berbelanja atau kesulitan di dalam makan buah7buahan dan sayuran segar karena
pemasangan gigi palsu yang tidak pas.
Pen#r#nan (a$a ta&an ter&a(a' n+ek". Penurunan daya tahan terhadap infeksi,
seperti pada pasien7pasien dengan gangguan imun, diabetes, atau infeksi kronis, akan
memperlambat penyembuhan karena berkurangnya efisiensi sistem immun. nfeksi kronis juga
mengakibatkan katalabolisme dan habisnya timbunan protein, yang merupakan sumber7sumber
endogen infeksi luka yang pernah ada.
Pengar#& +"olog" (ar 'ro"e" 'en#aan normal
Aerdapat perbedaan yang signifikan di dalam struktur dan karakteristik kulit sepanjang
rentang kehidupan yang, disertai dengan perubahan fisiologis normal berkaitan dengan usia yang
terjadi pada sistem tubuh lainnya, yang dapat mempengaruhi predisposisi terhadap "edera dan
efisiensi mekanisme penyembuhan luka. eberapa dari perbedaan ini dan dampak klinisnya
dibahas se"ara kronologis, dimulai dengan bayi praterm.
Masalah7masalah akibat dari barier kulit yang lemah pada neonatus matur agak jarang
terjadi, tetapi bayi7bayi preterm memiliki sistem barier kulit yang jauh kurang efektif dan
kulitnya sangat mudah terkena trauma, akibat stratum komeum yang tipis dan buruk
perkembangannya, dan karena instabilitas epidermal7dermal. al tersebut mempunyai implikasi
penting terhadap berbagai aspek asuhan keperawatan bagi bayi7bayi praterm, yakni meliputi =
•€€€€€€€€€€ Pemilihan dan penggunaan sabun, serta frekuensi mandi.
•€€€€€€€€€€ Penggunaan obat7obat topikal, seperti antiseptik, krim steroid, dan krim pelembut,
yang mungkin saja diserap se"ara berlebihan melalui perkutaneus.
•€€€€€€€€€€ Pen"egahan nekrosis akibat tekanan, khususnya pada oksiput.
•€€€€€€€€€€ Pemilihan metode untuk mengamankan peralatan dan perkakas lain. al tersebut
se"ara khusus penting supaya tidak memasang peralatan pada bayi praterm dengan plester yang mengandung Bat adesif kuat, karena kerusakan epidermal yang besar dapat terjadi saat
plester dilepaskan.
1arena inkompetensi relatif dari sistem imun mereka, maka bayi7bayi praterm rentan
terhadap infeksi, termasuk infeksi puntung umbilikus oleh organisme gram negatif dan infeksi
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
24/127
taph, aureus, andida, dan infeksi yang melibatkan stafilokokus koagulase negatif, yang
normalnya hanya merupakan koloni pada kulit.
1ulit pada neonatus aterm jauh lebih sehat dan tidak mudah terkena infeksi, karena
stratum komeum dan dermisnya jauh lebih tebal dibandingkan pada bayi praterm, selain itu
sistem imunnya juga jauh lebih berkembang. Meskipun kulit pada hakekatnya adalah steril
sewaktu lahir, tetapi kolonisasi terjadi se"ara "epat dan dalam waktu # minggu kulit bayi telah
mempunyai flora mikrobial yang dapat disejajarkan dengan kulit orang dewasa. :apisan dermis
bertambah tebal selama &73 tahun dan menjadi dua. kali lebih tebal selama tahun ke -7.
1ulit utuh pada orang dewasa muda yang sehat merupakan suatu barier yang baik
terhadap trauma mekanis dan juga infeksi, begitu juga dengan efisiensi sistem, imun, sistem
kardio!askular, dan sistem respirasi, yang memungkinkan penyembuhan luka terjadi lebih "epat.
istem tubuh yang berbeda Etumbuh; dengan ke"epatan yang berbeda pula, tetapi lebih dari usia
30 tahun mulai terjadi penurunan yang signifikan dalam beberapa fungsinya, seperti penurunan
efisiensi jantung, kapasitas !ital, dan juga penurunan efisiensi sistem imun, yang masing7masing
masalah tersebut ikut mendukung terjadinya kelambatan penyembuhan seiring dengan
bertambahnya usia. Aerdapat juga perubahan7perubahan signifikan dan normal, yang
berhubungan dengan usia, terjadi pada kulit dan "enderung menyebabkan "edera seperti
misalnya dekubitus dan buruknya penyembuhan luka. Perubahan7perubahan yang memburuk
sejalan dengan bertambahnya usia meliputi penurunan dalam frekuensi penggantian sel
epidermis, respons inflamasi terhadap "edera, persepsi sensoris, proteksi mekanis, dan fungsi
barier kulit. 5ang berhubungan dengan hal tersebut. adalah naiknya frekuensi gangguan patologis
yang berhubungan dengan usia, yang dapat memperlambat penyembuhan luka melalui berbagai
mekanisme . Penyakit arteri dan terjadinya hipertensi !ena kronis pada anggota badan bawah
"enderung menyebabkan ulserasi tungkai. 1erusakan kronis akibat sinar matahari dapat
meningkatkan risiko kanker kulit, dan defisiensi nutrisi, yang umum terjadi pada lansia, juga
dapat memperlambat penyembuhan. Pengenalan tentang meningkatnya kerentanan lansia
terhadap kerusakan jaringan ditunjukkan dalam berbagai sistem skoring pengkajian risiko
terhadap dekubitus, tetapi apakah pengenalan yang "ukup terhadap fenomena yang berhubungan
dengan usia seperti yang telah dijelaskan di atas, telah ter"ermin dalam peren"anaan dan
implementasi asuhan keperawatan pada umumnya, merupakan suatu pertanyaan yang sulit untuk
dijawab.
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
25/127
!aktor-+aktor '"ko"o"al
eberapa faktor psikososial. yang mempengaruhi penyembuhan, diperlihatkan dalam
ambar &.$. 1edekatan hubungan antara pikiran dan tubuh semakin dikenal. ebagai "ontoh, hal
tersebut telah ditunjukkan yaitu pada saat pasien dalam keadaan "emas maka efisiensi sistem
imun pasien tersebut jauh menurun dan mereka itu se"ara fisiologis kurang mampu menghadapi
setiap gangguan patologis.
ebaliknya, dalam sebuah penelitian plasebo terhadap pengobatan menunjukkan bahwa
perilaku positif dari para pegawai terhadap pengobatan, ternyata berperan penting dalam proses
penyembuhan.
2.). Kla"+ka" L#ka
DESKRIPSI PENEBAB I0PLIKASI
PENE0BUHANStat#" Integrta" K#lt
L#ka ter%#ka
:uka melihat robekan pada
kulit atau membrane mukosa
Arauma oleh benda tajam
atau tumpul (insisi bedah,
pungsi !ena, luka tembak)
>obekan kulit
memudahkan masuknya
mikroorganisme. terjadi
kehilangan darah dan
"airan tubuh melalui luka.
6ungsi bagian tubuh
menurun.
L#ka tert#t#'
:uka tanpa robekan pada kulit
L#ka tert#t#'
:uka tanpa robekan pada kulit.
Arauma oleh benda tajam
atau tumpul (insisi bedah,
pungsi !ena, luka tembak).
agian tubuh yang
terpukul oleh benda
tumpu< terpelin"ir, kaseleo,
>obekan kulit
memudahkan masuknya
mikroorganisme.
terjadinya kehilangan
darah dan "airan tubuh
melalui luka. 6ungsi bagian tubuh menurun.
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
26/127
daya deselerasi kea rah
tubuh (fraktur tulang,
robekan, pada organ
dalam).
:uka dapat menjadi
predisposisi seseorang
untuk mengalami
perdarahan intemal. 6ungsi
tubuh yang terkena akan
mengalami penurunan.
L#ka ak#t
:uka yang mengalami proses
penyembuhan, yang terjadi
akibat proses perbaikan
integritas fungsi dan anatomi
se"ara terus menerus, sesuaidengan tahap dan waktu yang
normal.
L#ka kronk
:uka yang gagal melewati
proses perbaikan untuk
mengembalikan integritas
fungsi dan anatomi sesuai
dengan tahap dan waktu yang
normal.
Arauma akibat benda
tajam.
lkus, luka akibat
gesekan, sekresi, tekanan.
:uka biasanya mudah
dibersihkan dan diperbaiki.
tetapi luka bersih dan utuh.
Aerpapamya tubuh
terhadap tekanan, gesekan,
dan sekresi yang terus7
menerus akan menggangu
penyembuhan luka. Aepi
luka dapat mengalami
nekrotik dan
mengeluarkan drainase.
PE0NEBAB4isengaja
:uka akibat terapi
nsisi bedah, tusukan
jarum bagian tubuh.
nsisi biasanya di lakukan
dengan tehnik aseptik
untuk meminimalkan
peluang terjadinya infeksi.
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
27/127
tepi luka biasanya li"in
dan bersih.
Ke*elakann t(ak ( "engaa
:uka yang terjadi tanpa
diharapkan
edera traumati" (luka
akibat pisau, luka baker)
:uka terjadi pada kondisi
yang tidak steril. Aepi luka
seringkali tidak beraturan.
TINGKAT KEPARAHAN
Perm#kann
:uka hanya mengenal lapisan
epidermik
*kibat gesekan pada
permukann kulit (abrasi,
luka baker tingkat , luka
"ukur).
>obekan menimbulkan
risiko infeksi. :uka tidak
mengenai jaringan dan
organ dibawahnya. uplai
darah lan"er.
Penetra"
:uka yang menyebabkan
rusaknya lapisan epidermis,
dermis dan jaringan atau organ
yang lebih dalam.
enda asing atau alat yang
masuk ke dalam jaringan
tubuh< biasanya tidak
disengaja (luka tembak,
luka tusuk).
erisiko tinggi mengalami
infeksi karena benda asing
terkontaminasi. :uka dapat
menyebabkan perdarahan
dalam dan luar< kerusakanorgan menyebabkan
hilangnya fungsi se"ara
sementara atau permanent.
TINGKAT KEPARAHAN
Per+ora"
:uka penetrasi akibat adanya
benda asing yang masuk
kedalam dan keluar dari organ
dalam
(:ihat "ara masuk di hlm.
&+$$)
>isiko tinggi. ifat "edera
bergabung pada organ
yang perforasi (paru,
gangguan oksigenasi,
pembuluh darah besar,
perdarahan< kontaminasi
usus, rongga abelomen
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
28/127
oleh fese).
KEBERSIHAN
L#ka %er"&
:uka tidak mengandung
organisme pathogen.
:uka bedah tertutup yang
tidak mengenai saluran ,
pemapasan, genital,
saluran kemih yang tidak
terinfeksi atau rongga
orofaring.
>isiko terkena infeksi
rendah.
Terkontamna"-%er"&
:uka dalam kondisi aseptik
tetapi melibatkan rongga tubuh
yang se"ara normal
mengandung mikroorganisme.
:uka bedah pada saluran
gastro7intestinal,
pemapasan, genital,
saluran kemih atau rongga
orofaring pada kondisi
yang terkontrol.
:ebih berisiko mengalami
infeksi disbanding luka
bersih.
Terkontamna"
:uka berada pada kondisi
yang mungkin mengandung
mikroorganisme.
:uka terbuka, traumati",
ke"elakann< luka bedah
tanpa teknik asepti" yang baik.
/aringan sering tidak sehat
dan menunjukkan tanda7
tanda inflamasi. erisikotinggi mengalami infeksi.
Tern+ek"
Aerdapat bakteri pada luka,
biasanya berjumlah lebih dari
&0s organismeFgram jaringan.
etiap luka yang tidak
sembuh dan didalamnya
terdapat pertumbuhan
organisme, luka traumatik
yang lama, dan insisi
bedah ke area yang
terinfeksi ("ontoh rupture
usus).
:uka tampak tanda infeksi
(inflamasi. drainase
purulen, kulit lepas).
Terkolon"a"
:uka mengandung
:uka kronik (ulkus statis
Penyembuhan luka lambat,
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
29/127
mikroorganisme (biasanya
multiple).
!aseular, ulkusFluka tekan) dan berisiko tinggi
mengalami infeksi.
KUALITAS DESKRIPTI!
La"era"
/aringan tubuh robek dengan
sisi yang tidak beraturan.
edera traumati" yang
berat (luka akibat pisau,
ke"elakann kerja akibat
mesin, jaringan tubuh yang
terpotong oleh pe"ahan
gelas.
:uka biasanya akibat
benda yang
terkontaminasi. kedalaman
luka menentukan
komplikasi lain.
A%ra"
:uka permukann meliputi luka
potong atau le"et.
:uka akibat jatuh (pada
lutut atau siku)< luka juga
terjadi akibat prosedur
tindakan dermatologi
untuk membuang jaringan
parut.
:uka terasa nyeri karena
mengenal saraf di
permukann< tidak
mengenal jaringan yang
lebih dalam. >isiko infeksi
timbul akibat terpeper
dengan permukann yang
terkontaminasi.
Kont#"o
:uka tertutup karena pukulan
benda tumpul< kontusio atau
memar yang ditandai dengan
pembekakan, perubahan wama
kulit, dan nyeri
Perdarahan jaringan di
bawahnya akibat pukulan
benda tumpul tubuh.
:uka menjadi lebih parah
jika organ dalam
mengalami kontusio. :uka
dapat menyebabkan
hilangnya fungsi bagian
tubuh se"ara temporer.
Perdarahan lokal dalam
jaringan dapat
menimbulkan hematoma
(pengumpulan darah.
2.).1. L#ka Be(a& Ter%#ka
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
30/127
ila jaringan yang hilang hanya sedikit, seperti pada luka yang ditutup dengan bedah
atau pada laserasi ke"il di mana tepi7tepi &ukanya bisa dirapatkan dengan teristrips maka
penyembuhan terjadi dengan intensi primer< yaitu melalui penggabungan dua tepi luka yang
saling berhadapan dengan jarak berdekatan. /aringan granulasi yang dihasilkan sangat sedikit
dan dalam waktu &07&- hari reepitelialisasi biasanya menjadi sempurna.
Pada luka terbuka di mana terdapat kehilangan jaringan yang signifikan dan luka tersebut
tidak ditutup se"ara bedah, maka penyembuhan dikatakan terjadi dengan intensi sekunder.
/aringan granulasi berkembang di dasar luka (ambar &.-) dan sel epitel bermigrasi dari tepi
luka menuju ke pusat luka. /ika luka tersebut letaknya di permukaan kulit (superfisial) dan
dermis tidak hilang seluruhnya, maka sel epitel juga dapat bermigrasi dari kelompok jaringan
epitel yang berhubungan dengan folikel rambut, glandula sebasea, serta glandula sudorifera.
Aepi7tepi luka dirapatkan oleh kontraksi luka melalui kerja fibroblas yang khusus.
*pabila terdapat kehilangan jaringan, maka pengisian kembali kerusakan tersebut dengan
jaringan yang baru akan memerlukan waktu yang lebih lama daripada bila luka tersebut
disembuhkan dengan intensi primer, dan pada umumnya hasil penyembuhan sangat tidak
memuaskan se"ara kosmetik dan juga dari segi fungsi. *lasan itulah yang mendasari mengapa
kerusakan kulit yang besar seringkali diperbaiki se"ara operatif dengan menggunakan graft kulit
atau kulit7flap. Meskipun demikian, ada beberapa luka bedah yang dengan sengaja tetap
dibiarkan terbuka, karena berbagai ma"am alasan.
eberapa luka bedah terbuka pada mulanya adalah bersih. ebagai "ontoh, pada saat
dilakukan split7skin graft untuk menutupi kerusakan yang disebabkan oleh luka bakar, maka luka
superfisial yang bersih di"iptakan pada tempat donor< yang harus dapat sembuh dengan "ukup
memuaskan dalam waktu &07&- hari apabila dikelola se"ara tepat. inus pilonidal yang dieksisi
se"ara radikal akan menimbulkan suatu luka yang dalam dan bersih.
:uka terbuka lainnya yang dibuat se"ara bedah, dibiarkan untuk sembuh dengan intensi
sekunder karena jika luka. tersebut ditutup se"ara bedah, maka risiko kerusakan luka tersebut
akibat infeksi akan sangat tinggi. eberapa "ontoh termasuk diantaranya adalah abses yang baru
saja dikeringkan dan luka yang dibuat se"ara bedah di mana tingkat kontaminasi yang sangat
tinggi dapat dijumpai di kamar operasi.
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
31/127
Aitik berat dalam mengelola semua luka terbuka tersebut adalah untuk men"iptakan
lingkungan lokal yang optimal bagi penyembuhan, serta untuk memastikan drainase yang baik
pada luka yang lebih dalam.
L#ka %e(a& $ang (a'at (%arkan #nt#k "em%#& (engan nten" "ek#n(er
*. :uka superfisial yang bersih
Aempat donor split7skin graft
. :uka dalam dan bersih
/aringan yang terkena inflamasi kronis, dieksisi untuk meninggalkan dasar
luka yang dalam dan bersih, "ontohnya sinus pilonidal yang dieksisi,
hidradenitis aksilaris supurati!a
. :uka terkontaminasi
*bses yang dialirkan, di mana masih terdapat risiko tinggi terhadap infeksi,
"ontohnya abses perianal, karbunkel, furunkel, abses osteomielitis, infeksi
spasium pulpa distal pada jari.:uka bedah di mana tingkat kontaminasi yang sangat tinggi ditemukan di
kamar operasi, "ontohnya kontaminasi fekal yang tinggi.
:uka akibat perang yang terkontaminasi sangat berat, di mana terdapat
keterlambatan dalam pengobatan.
L#ka "#'er+"al $ang %er"&
Aindakan graft kulit menyeluruh (whole skin graft) ataupun split7skin graft untuk
memperbaiki kerusakan primer pada tubuh, akan men"iptakan sebuah luka superfisial yang
bersih pada tempat donor. 1ebanyakan tempat donor untuk graft kulit menyeluruh bisa dijahit
se"ara langsung maupun ditutup dengan split7skin graft. 4aerah donor split7skin graft biasanya
dibiarkan untuk sembuh dengan intensi sekunder. Perbandingan antara whole skin graft dengan
split7skin graft serta perbaikan tempat donor.
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
32/127
Penatalaksanaan daerah donor pada split7skin graft, yang dibiarkan untuk sembuh dengan
intensi sekunder, biasanya ditetapkan oleh ahli bedah yang membuat luka tersebut. Masalah
praktis utama yang berhubungan, dengan balutan daerah donor adalah regimen yang lebih
tradisional, termasuk kasa danFatau balutan7balutan sederhana yang kurang melekat, mempunyai
suatu ke"enderungan untuk mengering, mengeras, dan melekat ke dasar luka. Pelepasan balutan
tersebut seringkali menyebabkan trauma dan perdarahan, sehingga beberapa dari epitel yang
mengalami regenerasi terkoyak oleh balutan tadi, dan penggantian balutan yang pertama kalinya
dapat dirasakan sangat sakit. ejumlah balutan yang lebih modern pernah dilaporkan dapat
mengurangi nyeri saat penggantian balutan dan juga dapat memperpendek waktu penyembuhan,
dengan hasil kosmetik yang baik.
Prioritas pertama dalam penatalaksanaan daerah donor adalah hemostasis, tetapi se"ara
umum hal tersebut tidak menjadi masalah. ?bat hemostatik, seperti 1altostat, telah diketahui
dapat memper"epat terjadinya penyembuhan daerah donor bila dibandingkan dengan balutan
parafin tulle yang lebih tradisional, dan juga dapat memberikan penyembuhan luka dengan hasil
kosmetik yang lebih baik. ebagai pilihan lain dapat juga digunakan balutan tipis (film), seperti
?psite atau Aegaderm. alutan film memberikan sejumlah keuntungan yang lebih banyak
dibanding balutan tradisional= yaitu balutan tersebut sangat sesuai dan tidak terlalu besar serta
tidak memerlukan balutan sekunder. Meskipun demikian, balutan tersebut tidak "o"ok bila
jumlah eksudat luka sangat banyak.
2.,. Per%an(ngan 3&ole-"kn gra+t (an "'lt-"kn gra+t "erta 'er%akan (aera& (onor
whole7skin graft split7skin graft
4aerah donor
1ulit yang terletak di
belakang aurikula telinga,
kelopak mata bagian atas,
kulit suprakla!ikuler,
paha dan abdomen.
adan, paha dan lengan atas, aspek
fleksor lengan bawah.
anyak faktor yang mempengaruhi pemilihan daerah donor,
termasuk sifat daerah resipien, jumlah jaringan yang diperlukan,
apakah diperlukan ke"o"okan warna dan tekstur yang baik,
kebutuhan untuk kulit yang tidak berambut dan sebagainya,
kemudian untuk perbaikanFmenyembuhkan daerah donor, serta
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
33/127
!askularisasi jaringan.
Metode untuk
memanen jaringan
4raft dipotong dengan
skalpel.
raft dipotong dengan ketebalan yang
sudah ditentukan sebelumnya dengan
pisau umby, atau elektrik atau drum
dermatome.
kuran daerah
resipien
Aerbatas pada kerusakan
ke"il.
Pada kerusakan yang luas juga dapat
dilakukan graft kulit.
Probabilitas graft
yang dilakukan
1e"uali untuk graft pada kepala dan leher, dimana suplai darah
tempat resipien sangat baik, maka whole graft sedikit kurang
mudah daripada split7skin graft karena jumlah ujung kapiler yang
terpotong lebih ke"il pada graft yang lebih tebal danre!askularisasinya lebih lambat.
Perbaikan daerah
donor
Aidak ada struktur
epidermal yang tersisa,
area donor yang ke"il
se"ara langsung dapat
dijahit, sementara area
yang lebih luas ditutup
dengan split7skin graft.
1elompok jaringan epitel dengan
folikel polisebasea dan kelenjar
keringat berperan sebagai fokus untuk
reepitelialisasi, penyembuhan dengan
intensi sekunder, split7skin graft yang
paling tipis, dengan banyak kelompok
epitelial, sembuh dalam hari, split7
skin graft yang lebih tebal, dimana
hanya kelompok epitel yang
berhubungan dengan kelenjar keringat
saja yang tetap dapat mengalami re7
epitelialisasi dalam &07&- hari.
Pembalutan daerah donor dengan wafer hidrokoloid, seperti ranufleG, pernah
dilaporkan menurunkan waktu penyembuhan se"ara signifikan dibandingkan dengan kasa atau
balutan parafin tulle (iltB et al , &'+$< Madden et al , &'+$< dan 4oherty et al , &'+#). elain
mengurangi rasa sakit pada daerah luka dengan "ara mempertahankan lingkungan yang lembab,
ranufleG juga memperlihatkan hasil kosmetik jangka panjang yang lebih baik. 1ulit daerah
donor yang telah sembuh biasanya lunak dan lentur serta pernah dipertimbangkan untuk menjadi
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
34/127
siap diangkat ulang jauh lebih "epat daripada kulit yang disembuhkan dengan balutan parafin
tulle. al ini se"ara khusus penting pada seorang pasien dengan daerah permukaan luka bakar
yang luas, di mana area kulit daerah donor yang potensial relatif terbatas.
L#ka (alam $ang %er"&
Penatalaksanaan sinus kronis, termasuk sinus pilonidal, telah dijelaskan dalam. alah satu
pilihan pengobatan adalah eksisi radikal terhadap jaringan sinus, sehingga dapat men"iptakan
dasar luka yang dalam dan bersih, yang dapat ditutup se"ara bedah ataupun dapat dibiarkan
sembuh dengan intensi sekunder.
1ondisi lain yang melibatkan inflamasi kronis yang dapat memerlukan eksisi radikal dari
jaringan yang terkena adalah hidradenitis supuratif. idradenitis, adalah suatu infeksi bakterial
pada kelenjar keringat apolain di aksila dan regio anogenital, yang lebih sering terjadi pada
wanita daripada pria. *bses multipel memiliki rabas pekat, purulen dan dapat ber"ampur darah.
*pabila sudah diobati sejak dini, maka infeksi dapat bereaksi terhadap antibiotik dosis tinggi,
tetapi apabila infeksi tersebut telah ada lebih dari +7&0 minggu, maka antibiotik sistemik
mungkin menjadi jauh kurang efektif karena pada saat itu, jaringan fibrotik telah membuat
dinding bagi organisme, memuat organisme tersebut didalam gulungan kelenjar apokrin yang
terletak sangat dalam. Pada stadium inilah, eksisi radikal pada jaringan yang terkena mungkin
diperlukan. :uasnya area permukaan luka yang dihasilkannya dapat ditutup dengan graft kulit,
tetapi hasil yang baik dapat diperoleh pada regio aksila dengan membiarkan luka untuk sembuh
melalui intensi sekunder asalkan balutan yang digunakan adalah balutan yang tepat.
ilasti" 6oam stent telah ditemukan se"ara khusus sangat sesuai untuk penatalaksanaan
luka yang dalam dan bersih. serta untuk penatalaksanaan fistula ani yang dibiarkan terbuka.
alutan tersebut mengandung dua jenis "airan, yakni busa basa dan katalis, yang di"ampur
dengan perbandingan &00 = # selama &$ detik sebelum dituangkan ke dalam luka. ampuran
tersebut mengembang sehingga menghasilkan busa stent sekitar empat kali !olume awal
"ampuran itu. tent tersebut dapat mengikuti garis behtuk luka dengan rapat. tent memerlukan
desinfeksi dua kali sehari dengan larutan ibitane 0,$C dan seringkali hal tersebut dapat dikelola
di rumah oleh pasien sendiri atau oleh orang yang merawat mereka. tent tersebut dapat
digunakan kembali selama sekitar satu minggu, pada saat mana lukanya dapat dinilai kembali
dan kemudian stent yang baru dapat dibuat. usa dapat mempertahankan suatu lingkungan yang
lembab pada daerah luka, menyerap panas, dan men"egah terlalu "epatnya pembentukan
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
35/127
jembatan di atas luka yang lebih dalam oleh epitel, yang dapat mengganggu drainase luka. :ebih
lanjut lagi, kebanyakan pasien yang lebih muda, yang sebaliknya tampak sangat sehat, mendapati
balutan tersebut memungkinkan mereka dapat segera kembali bekerja serta melanjutkan kembali
akti!itas normalnya, tanpa perlu mengunjungi pusat pelayanan kesehatan untuk mengganti
balutannya setiap hari.
Pendekatan lainnya untuk penatalaksanaan luka yang lebih superfisial, seperti luka akibat
eksisi luas pada hidradenitis supurati!, adalah dengan menggunakan balutan hidrokoloid.
(Mi"hel, &'+$)< balutan tersebut dapat menstimulasi angiogenesis, mengurangi nyeri, dan juga
tahan air, sehingga memungkinkan pasien untuk mandi.
Meskipun biaya satuan untuk balutan yang lebih modern, seperti ilasti" 6oam dan
balutan hidrokoloid, lebih tinggi daripada biaya untuk balutan dengan kasa, tetapi bila
dibandingkan dengan biaya pengobatan se"ara keseluruhan ternyata sangat menguntungkan
karena penyembuhan pada umumnya menjadi lebih "epat se"ara bermakna dan tidak
memerlukan penggantian balutan yang terlalu sering. ilasti" 6oam dan balutan hidrokoloid pada
umumnya lebih dapat diterima se"ara kosmetik bagi pasien daripada balutan tradisional< balutan
tersebut di atas sangat sesuai untuk daerah luka yang sulit dan dirasa lebih mudah serta tidak
rumit untuk penatalaksanaannya.
2.).2. L#ka terkontamna"
Drana"e a%"e"
*bses adalah pengumpulan nanah yang terlokalisir sebagai akibat dari infeksi yang
melibatkan organisme piogenik. @anah merupakan suatu "ampuran dari jaringan nekrotik,
bakteri, dan sel darah putih yang sudah mati, yang di"airkan oleh enBim autolitik. Pada saat
tekanan di dalam rongga meningkat, maka nanah mengambil jalur pada daya tahan terendah dan
dapat keluar melalui kulit atau ke dalam rongga atau !isera tubuh bagian dalam.
*bses dapat dikelompokkan menurut tempatnya jaringan yang terlibat. Penatalaksanaan
abses pada peritoneum, paru, hepar, tulang, rongga mulut, dan otak, berada di luar "akupan buku
ini. Prinsip di balik penatalaksanaan abses kulit dan abses subkutan, dijelaskan saat ini.
6urunkel atau bisul pada umumnya sembuh se"ara spontan begitu nanah telah keluar dan
jaringan nekrotiknya dikeluarkan. *bses yang letaknya lebih dalam, "ontohnya abses perianal
dan abses iskiorektal, seringkali perlu untuk dibuka se"ara bedah dan dialirkan. ila
memungkinkan, abses harus didrainase selama abses tersebut masih terlokalisasi. iasanya abses
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
36/127
terkontaminasi sangat berat oleh mikroorganisme, sehingga harus ditutup se"ara bedah, karena
tingginya risiko infeksi berulang, dan biasanya tetap dibiarkan terbuka, sehingga dapat sembuh
dengan intensi sekunder.
e"ara tradisional, abses yang telah didrainase dibalut dengan kasa berbentuk pita yang
seringkali juga di"elupkan ke dalam larutan antiseptik, seperti 8usol. 1euntungan dan kerugian
dari beberapa larutan antiseptik yang telah banyak digunakan se"ara umum, termasuk larutan
hipoklorit,. *da sejumlah pilihan yang tersedia saat ini. *pabila terdapat risiko tinggi terhadap
infeksi berulang, maka suatu bead dressing seperti misalnya lodosorb yang mengandung
po!iden7iodin, dapat dipertimbangkan untuk penatalaksanaan luka jangka pendek. 6ormulasi
salep se"ara khusus sangat mudah untuk digunakan. etelah 273 hari, saat luka sudah sembuh
dan mulai bergranulasi, maka antiseptik tidak diperlukan lagi. uatu ringkasan tentang pilihan
balutan yang sesuai dengan kebutuhan luka di berbagai stadium penyembuhan.
2.4. Daera& #m#m tera(n$a 'em%ent#kan a%"e" $ang mel%atkan k#lt (an
arngan "#%k#tan
Aipe ifat dan daerah kerusakan jaringan Pilihan pengobatan yang utama
1:A
(MM)
6urunkel (bisul)
*bses yang bermula dari folikel
rambut atau kelenjar sebasea,
biasanya disebabkan karena
taphylo"o""us aureus. erkembang
menjadi suatu pembengkakan
dengan indurasi nyeri. agian
tengahnya dapat menjadi lunak
setelah 273 hari, dengan rabas
berupa nanah yang kental dan mirip
susu, atau bisa juga mereda tanpa
supurasi. iasanya terjadi di
belakang leher dan daerah yang
berambut, seperti bagian belakang
tubuh dan ekstremitas bawah.
6urunkel aksiler terjadi jauh lebih
banyak pada wanita usia
eringkali mengeluarkan nanah
se"ara spontan. 4rainase mungkin
didorong dengan tapal kaolin atau
past magnesium sulfat (tidak untuk
digunakan di dekat mata).
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
37/127
1arbunkel
idradenitis
P8>*@*:
Perianal
pertengahan dan "enderung untuk
kambuh lagi. uatu infeksi pada
follikel bulu mata dapat berkembang
menjadi timbil (hordeolum)
*danya massa seperti sarang lebah
dari abses stafilokokus di jaringan
subkutan. /aringan dapat berubah
menjadi eritematosus, lunakm dan
indurasi. ahan purulen dikeluarkan
menuju ke permukaan kulit melalui
sinus multipel. iasanya terjadi di
tengkuk leher, khususnya pada laki7
laki yang menderita diabetes.
*bses berkembang di dalam kelenjar
apokrin yang terletak sangat dalam
pada aksillla, regio anogenital, dan
di bawah payudara pada wanita,
yang menyebabkan inflamasi kronis
pada jaringan. >abasnya kental dan purulen serta mungkin ber"ampur
darah. 4apat berkurang dalam waktu
singkat, hanya bisa kambuh lagi.
*bses disebabkan oleh infeksi akut
glandula anus, yang terletak di
antara sfinger ani interna dan
eksterna. nfeksi kemudian
menyebar ke arah lateral melalui
singter eksterna masuk ke jaringan
Aerapi antibiotik dini dapat
mengurangi pembentukan nanah,
men"egah nekrosis, dan juga
hilangnya jaringan. egitu nanah
dibentuk, maka diperlukan
pembuangan jaringan nekrotik
serta drainase abses se"ara
menyeluruh.
Pengobatan dini dengan antibiotik
mungkin efektif. ekali infeksi
terbentuk sangat parah, maka
antibiotik jarang efektif karena
jaringan fibrosis telah
membentengi organisme ke dalamgulungan kelenjar aprokin yang
letaknya dalam dan tidak dapat
dimasuki.
1eseluruhan massa jaringan yang
mengalami inflamasi itu kemudian
perlu untuk dieksisi se"ara bedah.
*pabila terdiagnosa sejak dini,
maka terapi antibiotik oral dapat
mengontrol infeksi. *bses yang
telah menetap memerlukan eksisi
dan drainase.
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
38/127
skiorektal
Pilonidal
A*@*@ 4*@
/*>
pasium pulpa
di bawah kulit perianal. Pasien
mengeluh nyeri daerah perianal,
eritema, dan bengkak.
iasanya berkembang di dalam
jaringan lemak fibrosa yang longgar
pada fosa iskiorektal akibat drainase
abses perianal yang terabaikan atau
tidak adekuat. Pasien mengalami
nyeri perianal yang sangat berat dan
menetap serta ada pembengkakan.
ebuah sinus, atau serangkaian sinus
yang ber"abang, berkembang
sebagai akibat dari lambatnya
pembentukan rambut yang berjalan
ke ujung atas dari "elah lahir (natal
"left) di antara bokong. >eaksi
inflamasi kronis yang dihasilkan
dapat mengakibatkan terjadinya
abses bilamana rongganya menjaditerkena infeksi sekunder. 4aerah
yang terkena dapat terasa sangat
nyeri dan bengkak dengan rabas
purulen kronis atau intermiten. Pada
umumnya terjadi pada laki7laki
dengan hirsutisme yang biasa duduk
dalam waktu lama sambil
mengemudi.
iasanya kambuh lagi.
nfeksi biasanya terjadi akibat
"edera tusukan jarum ringan. Pasien
mengeluh nyeri yang berdenyut.
8ksisi bedah serta drainase,
dengan perlindungan antibiotik.
1adangkala terjadi drainase
spontan tetapi jarang sembuh
se"ara sempurna tanpa
pengobatan. Pilihan pengobatan
untuk eksaserbasi akut meliputi
eksisi radikal terhadap jaringan
yang mengalami inflamasi, apabila
kerusakan jaringannya sangat luas,
mengeruk dengan melakukankuretase terhadap jaringan
granulasi atau terhadap jaringan
sinus, dan pengobatan dengan
fenol yang telah di"airkan untuk
mendorong fibrosis.
nsisi bedah di atas regio yang
paling lunak, dapat membiarkan
drainase dari bahan yang
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
39/127
distal
Peronikia
9eb spa"e
1ulit yang berada di atasnya
menjadi eritematosa dan bengkak.
nfeksi lipatan kulit sekeliling
dorsum kuku yang mengakibatkan
terkumpulnya nanah.
nfeksi biasanya terjadi akibat
"edera tusuk dan seringkali
mengakibatkan abses tipe dumbbell
dengan nyeri tekan dan
pembengkakan, yang dapat
mendorong jari tangan yang
berdekatan terpisah.
terinfeksi.
Mengeruk jaringan subkutan yang
melepuh karena nanah dan
eksplorasi terhadap dasar kuku
untuk memastikan bahwa semua
nanah telah dikeluarkan. agian
proksimal dari kuku mungkin
perlu dipotong.
nsisi bedah dan drainase.
2.).) L#ka In+ek"
Tan(a (an geala kln" n+ek" l#ka
?rganisme yang se"ara potensial patogen dapat terdapat di dalam luka tanpa
menyebabkan tanda7tanda klinis infeksi. ?leh karena itu, penting artinya untuk membedakan
antara organisme yang berkolonisasi pada luka tetapi tidak menyebabkan kerusakan jaringan dan
organisme yang menyebabkan respons jaringan.
Pada infeksi tahap awal, mungkin tidak tampak tanda7tanda klinis tapi organisme telah
memi"u memori imunologis. 4alam kasus ini, infeksi dikatakan bersifat subklinis.
*pabila tampak tanda dan gejala infeksi, seperti pireksia, nyeri setempat, dan eritema,
edema lokal, eksudat yang berlebihan, pus, dan bau busuk, maka berarti luka terinfeksi se"ara
klinis. 4alam kasus ini, dianjurkan untuk mengambil hapusan luka untuk mengidentifikasi
organisme dan pemeriksaan sensiti!itas antibiotik, khususnya pada pasien lansia, pasien yang
sangat lemah, atau pada setiap pasien yang mengalami gangguan imunologis. ampel harus
diambil sebelurn luka dibersihkan, dengan menghindari kulit dan membran mukosa
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
40/127
sekelilingnya yang mungkin didiami oleh organisme yang berbeda dari organisme di dalam luka
yang menyebabkan infeksi. *hli bakteriologi harus diberikan informasi sebanyak mungkin agar
mereka mampu memberikan layanan yang terbaik. Aempat luka, kemungkinan penyebabnya,
segala antibiotik sistemik yang baru7baru ini digunakan untuk alasan apa saja, dan apakah luka
memburuk dengan "epat atau tidak semuanya harus dinyatakan dalam formulir bakteriologi.
Pada pasien yang sangat muda dan yang sangat tua, tanda7tanda klasik infeksi luka,
seperti yang telah dijelaskan panjang lebar, mungkin tidlak dapat dilihat karena imaturitas atau
kerusakan sistem imun. :etargi olau menolak untuk makan mungkin merupakan satu7satunya
tanda infeksi pas"aoperasi yang mengan"am jiwa seorang bayi. Pada pasien yang sangat tua,
bukti pertama infeksi dapat berupa septikemia umum yang disertai, barang kali, oleh suhu
subnormal.
ara bagaimana infeksi klinis timbul juga tergantung pada sifat7sifat patogen. nfeksi
dapat tetap terlokalisir dan menimbulkan abses diskret atau dapat menyebar melalui sistem
limfatik yang menyebabkan limfangitis dan limfadenitis, dengan kemungkinan terbentuk abses
di tempat yang jauh. ?bser!asi luka dan pengkajian pada pasien terhadap infeksi setelah
pembedahan.
Pen$e%aran n+ek"
S#m%er-"#m%er n+ek"
umber infeksi dapat bersifat endogen, yaitu berasal dari pasien itu sendiri, atau eksogen,
yaitu berasal dari kasus infeksi atau karier.
anyak patogen potensial yang bersifat komensal, hidup di dalam usus atau saluran
pernapasan atas. 6lora usus dengan mudah dapat mengkontaminasi luka didekatnya, seperti
dekubitus daerah sakrum atau ulkus tungkai, khususnya pada pasien konfusi yang menderita
inkontinensia fekal. 1omensal kulit dapat masuk melalui luka pada kulit. 4engan demikian,
pasien dapat menginfeksi diri mereka sendiri.
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
41/127
ambar $.&. ara penyebaran infeksi.
1emungkinan lain, sumber dari suatu infeksi dapat pula berasal dari pasien lain. Pasien
yang telah pulih kembali dari infeksi masih dapat menjadi karier kon!alesen. Meskipun
demikian, karier yang paling berbahaya adalah pasien yang tidak pernah memperlihatkan tanda
dan gejala penyakit dan oleh karenanya mereka tidak pernah teridentifikasi sebagai karier.
Ta%el 2./. 0kroorgan"me $ang 'alng "erng men$e%a%kan n+ek" l#ka
Mikroorganisme umber7sumber potensial Perhatiantaphylo"o""us aureus
treptokokus
hemolitikus7β
(:an"efied group *)
8s"heri"hia "oli
Proteus spp.
1lebsiella spp.
Pseudomonas spp.
lostridium wel"hii
lostridium tetani
erada dalam hidung 207
30C populasi normal
Aerdapat dalam $C
populasi dan di dalam
tenggorok seseorang
yang menderita tonsilitis.
6lora usus normal pada
indi!idu yang sehat
4i dalam usus dan juga
hidup bebas pada
lingkungan yang lembab
4alam usus dan dalam
tanah
Aanah
Penyebab terumum dari infeksi luka
yang didapatkan di rumah sakit
4apat menyebabkan kegagalan graft
kulit dan sepsis puerperal pada unit
kebidanan
4apat menyebabkan infeksi setelah
pengeluaran isi usus pada saat
pembedahan
4apat menyebabkan infeksi pada
traktus genito7urinarius dan
respiratorius
4apat menyebabkan gas gangren
pada luka trauma yang kotor dan
dalam atau dimana terdapat
pemasangan prostesis, khususnya di
tempat di mana pasokan darahnya
buruk
4apat menyebabkan tetanus pada
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
42/127
akteroides spp.
sus
luka traumatik
4apat menyebabkan peritonitis dan
abses
ewan juga dapat menjadi sumber infeksi. ebagai "ontoh, antraks dan bruselosis dapat
menjangkiti manusia dari lemak sapi yang terinfeksi, dan gejala awalnya bergantung pada "ara
bagaimana organisme tersebut masuk ke dalam hospes.
4.1.1 Pen#laran
Media penularan yang paling banyak dari sebuah sumber infeksi ke hospes yang rentan
adalah tangan perawat, diikuti oleh benda mati yang terkontaminasi, misalnya instrumen dan
pakaian. Partikel debu yang mengandung organisme dan kulit yang mengelupas, serta droplet
ekshalasi dari pasien dengan infeksi saluran pernapasan atas, bertebaran di udara dan dapatterhirup oleh pasien lain, atau dapat juga mendarat sampai di permukaan luka yang terbuka.
?rganisme patogen dapat di tularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau melalui air yang
terkontaminasi, atau serangga.
5ara ma"#k ke (alam &o"'e" $ang rentan (an re"'on" m#n
*gar suatu agens infeksius dapat menginfeksi, agens tersebut harus dapat masuk ke
dalam hospes yang rentan, mengin!asi atau menetralkan pertahanan imunologis tubuh, dan
selanjutnya mengadakan multiplikasi.
?rganisme patogen dapat masuk ke tubuh melalui orifisium alamiah, terutama pada saat
menerobos masuk bersama prosedur Eterapeutik,; seperti kateterisasi, atau menembus
mekanisme pertahanan tubuh yang non7spesifik, seperti pada kulit dan membran mukosa yang
utuh.
4alam hal ini, luka bedah merupakan suatu kasus khusus, karena terjadi penembusan
pertahanan tubuh yang disengaja. 6aktor yang mempengaruhi apakah terjadi infeksi klinis atau
tidak dalam luka yang dibuat se"ara pembedahan, diringkas pada ambar '.-. :ebih jauh lagi,
faktor7faktor yang paling penting adalah tingkat kontaminasi luka pada saat dilakukan
pembedahan, serta menggunakan antibiotik profilaksis atau tidak. Pada luka kotor, angka infeksi
mungkin menjadi 2$ kali lebih tinggi daripada luka bersih. eberapa infeksi luka bedah sangat
sulit untuk dihindari, khususnya bila ahli bedahnya se"ara tidak sengaja menemukan pus atau
!isera yang mengalami perforasi. Pembi"araan lebih lanjut mengenai epidemiologi dari infeksi
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
43/127
luka bedah dan juga implikasinya bagi perawatan pasien, baik pra7 maupun pas"aoperasi
disajikan dalam.
/ika organisme patogen berhasil menembus pertahanan primer tubuh dengan "ara apa
saja, maka hal tersebut dapat memi"u respons spesifik dan didapat. 1omponen dari sistem
respons imun pesifik, yaitu limfosit dan A, bekerja sama erat dengan polimorfi dan makrofag
dari sistem imun non7spesifik untuk menetralkan organisme yang menyerangnya serta
mengeliminasi organisme tersebut. >espons imun spesifik berbeda dari imunitas non7spesifik
dalam dua karakteristik yang mendasar yaitu spesifitas dan memori. pesifitas menga"u pada
kenyataan bahwa sistem imun spesifik tersebut hanya efektif melawan patogen atau bahan7bahan
yang pernah dijumpai sebelumnya. ntuk memperkuat respons agar menjadi efektif
membutuhkan waktu beberapa hari dari awal kontaknya dengan patogen tersebut. Memori dari
pertemuan sebelumnya memungkinkan mekanisme pertahanan spesifik untuk bekerja jauh lebih
"epat pada kesempatan kedua dan berikutnya. 8fisiensi sistem ini, dan daya tahan hospes
terhadap infeksi, menurun dengan bertambahnya usia, serta pada orang7orang dengan gangguan
imun atau adanya infeksi kronis, khususnya jika pasien tersebut juga mengalami malnutrisi.
8fek merusak diri mikroorganisme disebabkan oleh destruksi jaringan langsung oleh
organisme tersebut, respons tubuh terhadap organisme, ataupun efek dari toksin yang dilepaskan
oleh mikroorganisme tersebut. 8ksotoksin disekresi oleh organisme ke dalam hospes sehingga
menyebabkan kondisi seperti gas gangren, tetanus, dan botulisme. 8ndotoksin, yang dilepaskan
akibat kematian organisme patogen, dapat mempunyai efek yang sama dramatisnya, dan dalam
kasus ekstrem dapat menyebabkan syok septikernia, yang terbukti fatal jika tidak dikenali dan
diobati se"ara "epat. yok septikemia ditandai dengan !asodilatasi perifer dan penurunan
tekanan darah yang tajam.
4.2 Pen*ega&an n+ek" l#ka
Prinsip7prinsip pen"egahan infeksi luka didasarkan pada pemutusan rantai kejadian yang
menyebabkan organisme berpindah dari sebuah sumber ke dalam hospes yang rentan serta
mengadakan multiplikasi di sana (ambar $.&). >antai tersebut dapat diputuskan di beberapa
tempat, misalnya dengan =
•€€€€€€€€ Mengisolasi sumber infeksi potensial, dengan barier keperawatan
•€€€€€€€€Membersihkan dan melakukan desinfeksi se"ara efektif terhadap lingkungan fisik
•€€€€€€€€ Perawat dan pemberi asuhan lainnya melakukan "u"i tangan yang efektif
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
44/127
8/15/2019 Presentasi kasus(corpus alineum di deltoid.docx
45/127
tubuh alamiah danF
atau eksresi "airan
air mata dan saluran kemih
dengan mengalirnya urine
sistem imun
. 6agositosis Polimorfi dan makrofag,
tertarik ke tempat jaringan
yang rusak, menelan
mikroorganisme dan
menghan"urkannya serta
mengangkat debris lain<
mereka juga memfasilitasi
imunitas spesifik untuk
mekansime pertahanan diri
%ariasi alamiah pada sejumlah
komplemen yang dihasilkan
oleh seseorang
+. 1omplemen erangkaian protein plasma
yang, ketika diakti!asi ole