30
Laporan Praktikum Hari/Tgl : Rabu, 28 April 2010 Peralatan Industri Pukul : 15.00 -18.00 WIB Dosen : Ir. Ade Iskandar Asisten :1.Hamka Surya N. (F34062370) 2.LelyRachmaS. (F34060799) DRYING EQUIPMENT TRAY DRYER, SPRAY DRYER, DAN DRUM DRYER Oleh : Eka Melia Sari (F34070050) Wardah Nazripah (F34070087) 2010

pralin pengering

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pralin pengering

Laporan Praktikum Hari/Tgl : Rabu, 28 April 2010

Peralatan Industri Pukul : 15.00 -18.00 WIB

Dosen : Ir. Ade Iskandar

Asisten :1.Hamka Surya N. (F34062370)

2.LelyRachmaS. (F34060799)

DRYING EQUIPMENT

TRAY DRYER, SPRAY DRYER, DAN DRUM DRYER

Oleh :

Eka Melia Sari (F34070050)

Wardah Nazripah (F34070087)

2010

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

Page 2: pralin pengering

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Teknologi pemrosesan bahan pangan terus berkembang dari waktu ke waktu.

Perkembangan teknologi ini didorong oleh kebutuhan pangan manusia yang terus

meningkat yang diakibatkan oleh semakin meningkatnya jumlah penduduk dunia. Pada

saat yang sama, luas lahan penghasil bahan pangan makin menyempit. Hal tersebut

menyebabkan dibutuhkannya teknologi-teknologi pemrosesan pangan yang mampu

meningkatkan kualitas dan kuantitas produk makanan, salah satunya adalah teknologi

pengeringan bahan makanan.

Pengeringan dalam agroindustri merupkan operasi yang penting, baik terhadap bahan

padat maupun bahan cair. Pengeringan merupakan proses penurunan kandungan air suatu

bahan hingga mencapai kadar air kesetimbangan dengan lingkungan. Proses pengeringan

ini terjadi melalui mekanisme pindah panas dan pindah massa secara simultan. Mesin

pengering banyak berkembang sejalan dengan pengetahuan manusia sehingga mampu

mengurangi ketergantungan terhadap sinar matahari pada proses pengeringan secara

alami yang berdampak terhadap peningkatan produktivitas. Selain itu, pengeringan

mekanis memiliki keunggulan dibanding pengeringan dengan cara tradisional, antara lain

dalam hal volume bahan yang dikeringkan, keseragaman hasil, mutu, bak ditinjau dari

segi kebersihan (higienis) maupun kemurnian dari benda asing.

Alat pengering dikelompokkan menjadi 2 macam berdasarkan bahan yang

dikeringkan, yaitu pengering bahan padat dan pasta, seperti tray dryer, pengering

konveyor, rotary dryer, flash dryer, pengering beku, dan pengering fluidized bed.

Sedangkan untuk pengering bahan cair contohnya adalah drum dryer dan spray dryer.

Pada praktikum kali ini mempelajari jenis mesin pengering seperti tray dryer (pengering

rak), spray dryer, dan drum dryer.

Page 3: pralin pengering

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui fitur, fungsi, prinsip kerja,

desain alat, dari tray dryer, drum dryer, dan spray dryer.

II. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan pada praktikum pengeringan ini, antara lain

Tray Drayer, Spray Drayer, Drum Dryer, dan oven. Bahan – bahan yang

digunakan adalah singkong dan maltodekstrin.

B. Metode

Pada praktikum penggunaan Tray Dryer hal yang dilakukan pertama –

tama, adalah menyiapkan 2 kilogram singkong lalu di slicer dengan ketebalan 0,2

cm dan 0,5 cm. Kemudian sampel diambil untuk perhitungan kadar air awal, lalu

singkong pada Tray Dryer dibagi pada rak atas, tengah, serta bawah, dan

dikeringkan selama 1 jam. Terakhir, sampel diambil pada masing – masing

ketebalan dan posisi rak untuk dilakukan uji kadar air.

Untuk penggunaan Spray Dryer, larutan maltodeksrin dibuat dengan dua

kosentrasi berbeda, kedua larutan tersebut dikeringkan dengan menggunakan

Spray Dryer. Kemudian larutan yang telah kering ditimbang berat serbuk halus

dan kasar dari masing – masing larutan.

Untuk praktikum penggunaan Drum Dryer, larutan maltodekstrin dibuat

dengan dua konsentrasi berbeda, lalu dikeringkan dengan Drum Dryer. Kemudian

larutan ditimbang berat akhir dan dihitung rendemennya.

Page 4: pralin pengering

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tray Drayer

Blanko KetebalanBobot (gram) Kadar Air

(%)Awal Akhir

Atas0,2 cm 3,1395 2,742 12,66

0,5 cm 8,426 7,2914 13,70

Tengah0,2 cm 1,9799 1,962 0,89

0,5 cm 8,463 7,484 11,57

Bawah0,2 cm 2,724 2,316 14,94

0,5 cm 10,136 8,77 13,47

Spray Dryer

KonsentrasiMaltodekstrin dalam

larutan (gram)Bobot akhir

(gram)Rendemen

(%)

30 g/100 ml 30 15 50

20 g/100 ml 20 8 40

Drum Dryer

KonsentrasiMaltodekstrin dalam

larutan (gram)Bobot akhir

(gram)Rendemen

(%)

70 g/1 L 70 20 28.57

30 g/1 L 30 8 26.67

Page 5: pralin pengering

B. Pembahasan

Pengeringan adalah metoda atau proses pemindahan, memisahkan atau

mengurangi kandungan cairan dalam jumlah yang kecil dari zat padat dari permukaan

bahan sampai batas tertentu sehingga perkembangan mikroorganisme maupun kegiatan

enzim yang merugikan terhambat atau terhenti,dengan bantuan media pengering yang

berupa uap panas yang dialirkan melewati suatu bahan yang akan dikeringkan. Media

pengering biasanya udara, karena jumlahnya banyak, mudah digunakan, dan dapat

dikendalikan. (Anonim,2010)

Keuntungan pengeringan adalah mengurangi kadar air bahan sampai batas

dimana terjadinya perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat

menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti sehingga bahan yang dikeringkan

dapat mempunyai waktu simpan yang lebih lama (lebih awet). Selain itu pengeringan

juga memiliki keuntungan lain diantaranya: mempermudah dan menghemat ruang

penyimpanan saat pengepakan hal ini dikarenakan volume bahan mengecil; lebih ringan

karena volume air dalam bahan makin sedikit, sehingga memudahkan pengangkutan; dan

biaya produksi menjadi lebih murah.

Kerugian pengeringan antara lain terjadi perubahan pada struktur, tekstur dan

tampilan bahan pada bahan; terjadi perubahan pada sifat fisik: rasa, aroma, warna atau

memnyebabkan reaksi browning; terjadi perubahan kimia yaitu komposisi kimia dan

nilai-nilai gizinya; terjadi case hardening; terjadi penurunan mutu; dan memerlukan

perlakuan tambahan sebelum digunakan.

Tujuan mempelajari pengeringan ini adalah untuk mengetahui mekanisme

pengeringan, pengaruh kondisi-kondisi operasi terhadap bentuk dan kualitas bahan,

mencari data untuk perencanaan alat pengering, memilih peralatan pengering yang bagus

dan sesuai dengan bahan yang ingin di keringkan, serta mencari efisiensi dan kapasitas

peralatan pengering.

Klasifikasi proses pengeringan dibagi menjadi dua, yaitu pengering alamiah (sun

drying) dan pengering buatan (artificial drying). Pengeringan secara alamiah digunakan

karena energi panas murah dan berlimpah, tetapi energi panas tidak stabil atau tidak bisa

ditetapkan, waktu pengeringan sulit untuk diperkirakan dan tidak terjaminnya mutu

bahan. Pada pengeringan buatan atau artificial drying, konsumsi energi dapat diatur,

Page 6: pralin pengering

waktu pengeringan dapat ditentukan, mutu dan kebersihan bahan yang dikeringkan dapat

dijaga, serta memerlukan biaya operasional yang lebih mahal dari pada sun drying.

(Kartasapoetra, 1994)

Prinsip dasar proses pengeringan adalah penguapan air dari bahan ke udara sekeliling

karena adanya perbedaan kandungan air antara bahan dan udara. Selama pengeringan

terjadi dua proses yang berjalan simultan yakni perpindahan panas dari udara ke dalam

bahan, serta perpindahan massa uap air dari permukaan bahan ke udara pengering

sekelilingnya. Perpindahan panas dari udara ke dalam bahan pada proses pengeringan

menyebabkan air yang ada pada bahan mengalami perubahan menjadi fase uap. Proses

perpindahan panas ini terjadi karena adanya driving force berupa perbedaan temperatur

(suhu).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan ada dua, yaitu: faktor yang

berhubungan dengan udara pengering yaitu suhu, kecepatan volumetrik aliran udara

pengering, dan kelembaban udara, serta faktor yang berhubungan dengan sifat bahan

yaitu ukuran bahan, kadar air awal, dan tekanan parsial dalam bahan. Adanya perbedaan

temperatur antara sampel dan udara panas yang mengalir disekitarnya menyebabkan

terjadnya perpindahan panas dari udara ke sampel sampai keadaan kesetimbangan yang

menyebabkan kenaikan temperatur sampel. Bertambahnya temperatur pada sampel ini

mengakibatkan tekanan uap air di dalam sampel lebih tinggi daripada tekanan uap air

udara, sehingga terjadi perpindahan massa air dari sampel ke udara sampai mencapai

harga kesetimbangan (Incropera, 1981).

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju pengeringan bahan antara lain: sifat fisika dan

kimia bahan (bentuk, ukuran, komposisi dan kadar air), pengaturan geometris bahan pada

permukaan alat atau media perantara perpindahan panas (seperti tray pada pengering),

sifat fisik lingkungan pengering (temperatur udara, kelembaban, kecepatan udara), dan

karakteristik alat pengering efisiensi perpindahan panas. (Anonim,2009)

Gejala perubahan suhu didalam suatu pengeringan bergantung pada sifat bahan

umpan dan kandungan zat cairnya, suhu, medium pemanas, waktu pengeringan, serta

suhu akhir yang diperbolehkan dalam pengeringan zat padat itu.

Zat padat yang akan dikeringkan biasanya terdapat dalam berbagai bentuk serpih

(flake), bijian (granula), kristal (crystal), serbuk (powder), lempeng (slab), dan lembaran

Page 7: pralin pengering

senambung (continuous sheet). Pada praktuikum zat padat yang digunakan berupa

singkong yang diiris dalam bentuk lempeng atau slab.

Zat cair yang diuapkan mungkin terdapat pada permukaan, maupun di dalam zat

padat. Misalnya, pemisahan zat pelarut dari lembaran polimer, atau sebagian di luar,

sebagian di dalam. Umpan terhadap beberapa pengering mungkin berupa zat cair dimana

zat padat itu melayang sebagai partikel, atau mungkin pula berbentuk larutan. Hasil

pengeringan ada yang tahan terhadap penanganan kasar dan lingkungan yang sangat

panas, tetapi ada pula yang memerlukan penanganan hati-hati pada suhu rendah atau

sedang (Batty, 1983).

Pengeringan pangan berarti pemindahan dengan sengaja dari bahan pangan. Pada

umumnya, pengeringan berlangsung dengan penguapan air yang terdapat di dalam bahan

pangan dan untuk ini panas laten penguapan harus diberikan. Dua faktor proses

pengawasan yang penting dimasukkan ke dalam satuan operasi pengeringan, yaitu:

pemindahan panas untuk melengkapi panas laten penguapan yang dibutuhkan, serta

pergerakan air atau uap air melalui bahan pangan dan kemudian keluar bahan untuk

mempengaruhi pemisahan dari bahan pangan (Suharto, 1991).

Pada praktikum jenis-jenis alat pengering (Drayer) yang digunakan adalah pengering

talam (Tray Dryer), pengering semprot (Spray Dryer), dan pengering drum berputar

(Rotary Drum Dryer).

Pengering Talam (Tray Dryer)

Pengering talam digunakan untuk mengeringkan bahan-bahan yang tidak boleh

diaduk dengan cara termal, sehingga didapatkan hasil berupa zat padat yang kering.

Pengering talam sering digunakan untuk laju produksi kecil.

Prinsip Kerja

Pengering ini dapat beroperasi dalam vakum dan dengan pemanasan tak

langsung. Uap dari zat padat dikeluarkan dengan ejector atau pompa vakum.

Pengeringan dengan sirkulasi udara menyilang lapisan zat padat memerlukan

waktu sangat lama dan siklus pengeringan panjang yaitu 4-8 jam per tumpak.

Selain itu dapat juga digunakan sirkulasi tembus, tetapi tidak ekonomis

Page 8: pralin pengering

karena pemendekan siklus pengeringan tidak akan mengurangi biaya tenaga

kerja yang diperlukan untuk setiap tumpak.

Spesifikasi Alat

Tray Dryer terdiri dari sebuah ruang dari logam lembaran yang berisi

dua buah truk yang mengandung rak-rak (H), setiap rak memiliki sebuah

talam dangkal, sekitar 30 in persegi dan tebal 2-6 in, yang penuh dengan

bahan yang akan dikeringkan. Udara panas disirkulasikan pada kecepatan 7-

15 ft/det diantara talam dengan bantuan kipas (C) dan motor (D), mengalir

melalui pemanas (E). Sekat-sekat (G) membagikan udara itu secara seragam

diatas susunan talam. Sebagian udara basah diventilasikan keluar melalui

talam pembuang (B), sedangkan udara segar masuk melalui pemasuk (A).

Rak-rak itu disusun diatas roda truk (I) sehingga pada akhir siklus

pengeringan truk didapat ditarik keluar dari kamar dan dibawa ke stasiun

penumpahan talam.

Pengering talam (Tray Dryer) terdiri dari dua jenis yaitu

1. Parallel Flow Tray

Parallel flow tray atau disebut compartment dryer adalah terdiri

dari satu ruang atau cabinet yang didalamnya tersusun atas rak-rak yang

digunakan untuk tempat meletakkan bahan yang akan dikeringkan.

Parallel flow tray ini dilengkapi dengan fan atau pemanas uap (steam

heater). Bahan yang dikeringkan berbentuk sheet (lembaran) atau cake

hasil filtrasi yang diletakkakn diatas rak-rak yang dapat diambil dan

dipasang kembali. Udara pengering disirkulasikan dan mengalir parallel

atau sejajar dengan permukaan rak.

Tebal pengisian bahan, tray spacing dan kecepatan media

pengering harus dibuat seragam pada tiap tray. Tebal pengisian bahan

pada tiap tray antara 2-10 cm dengan kecepatan gas 1-10 m/det. Makin

tebal pengisian bahan pada tray akan menguarangi ongkos tenaga kerja

tetapi kapasitas pengeringan secara keseluruhan akan turun karena

dengan bertambahnya tebal akan menyebabkan critical moisture content

naik sehingga waktu pengeringan akan bertambah. Bahan rak terbuat dari

Page 9: pralin pengering

logam akan membantu perpindahan panas melalui bagian bawah rak.

Laju pengeringan total sekitar 0,2-2 kg air yang diuapkan tiap jam tiap

m2 permukaan bahan. Effisiensi thermal dari pengering ini adalah 20-50

2. Through Circulation Tray.

Pada through circulation tray hamper mirip dengan parallel flow

tray tetapi pada through circulation tray arah aliran nedia pengering tegak

lurus terhadap permukaan tray. Pada tray ini bentuknya berlubang atau

merupakan saringan yang dilengkapi dengan sekat (baffle) sehingga gas

dapat menembus bahan.

Pengering ini dapat digunakan untuk mengeringkan bahan

makanan filtercake. Laju pengeringan total dalah 1-10 kg air yang

diuapkan tiap jam tiap m2 luas permukaan tray. Effisiensi thermal =50

Spesifikasi Bahan

Tray Dyer dapat digunakan untuk mengeringkan segala macam bahan,

Pengering talam ini digunakan untuk pengeringan bahan bernilai tinggi

seperti zat-zat warna dan bahan farmasi.

Cara Kerja

Udara panas disirkulasikan pada kecepatan 7-15 ft/det diantara talam dengan

bantuan kipas dan motor, mengalir melalui pemanas .Sekat-sekat

membagikan udara itu secara seragam diatas susunan talam. Sebagian udara

basah diventilasikan keluar melalui talam pembuang , sedangkan udara segar

masuk melalui pemasuk.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengeringan bahan

(kadar air akhir), yaitu:

1. struktur bahan beserta parameter pengeringan

2. dimensi bahan yang akan dikeringkan

3. suhu medium pemanas

Page 10: pralin pengering

4. berbagai laju perpindahan pada permukaan

5. kesetimbangan kadar air

(Hudaya, 2000)

Gambar. Tray Dryer

Pada saat praktikum digunakan bahan berupa singkong yang diberi 2 macam

perlakuan, yaitu singkong dengan potongan tipis dan singkong dengan potongan

tebal. Lalu masing-masing singkong dengan ketebalan yang berbeda tersebut

diletakkan dalam tray atau rak dengan posisi yang berbeda, yaitu rak atas, rak tengah,

dan rak bawah. Berdasarkan data yang diperoleh untuk singkong tipis yang terletak di

tray atas, tengah, dan bawah memiliki kadar air akhir berturut-turut sebesar 12,66%,

0.89%, dan 14.94%. sedangkan untuk singkong tebal yang terletak pada tray atas,

tengah, dan bawah memiliki kadar air akhir berturut-turut sebesar 13.70%, 11.57%,

dan 13.47%.

Page 11: pralin pengering

Pengering Semprot (Spray Dryer)

Pengering semprot digunakan untuk menguapkan dan mengeringkan

larutan dan bubur (slurry) sampai kering dengan cara termal, Sehingga

didapatkan hasil berupa zat padat yang kering.

Prinsip Kerja

Pengering semprot dapat menggabungkan fungsi evaporasi,

kristalisator, pengering, unit penghalus dan unit klasifikasi. Penguapan

dari permukaan tetesan menyebabkan terjadinya pengendapan zat

terlarut pada permukaan. Dalam pengering semprot, bubur atau larutan

didispersikan ke dalam arus gas panas dalam bentuk kabut atau tetesan

halus. Kandungan air akan menguap dengan cepat dari tetesan itu, dan

meninggalkan partikel zat padat kering, yang kemudian dipisahkan

dari arus gas. Aliran zat cair dan gas itu dapat searah, lawan arah,

maupun gabungan dari keduanya dalam satu unit.

Spesifikasi Alat

Kamar pengering, berbentuk silinder dengan dasar kerucut pendek, dan

piring semprot kecepatan tinggi, nozzle tekanan atau nozzle dua fluida.

Diameter kamar biasanya dibuat besar, agar partikel basah tidak

menumbuk permukaan padat, yaitu sebesar 8 sampai 30 ft (2,5 sampai

9 m). Piring semprot (spray disk atomizer), dipasang di atap kamar

pengering. Dalam pengering ini, piring semprot berdiameter 12 in (300

mm) dan berputar pada kecepatan 5000 sampai 10000 rpm.

Kipas pembuangan gas, terhubung dengan saluran pembuang

horisontal yang dipasang pada sisi kamar, di bagian bawah yang

berbentuk silinder. Kipas pembuangan ini berfungsi untuk menyedot

gas yang telah mendingin setelah digunakan selama pengeringan.

Pemisah siklon, berfungsi untuk memisahkan partikel zat padat dan

gas. Katup putar dan konveyor sekrup, terletak di dasar kamar

pengering yang berfungsi untuk mengeluarkan zat padat kering yang

Page 12: pralin pengering

mengendap di dasar kamar pengering dan digabungkan dengan zat

padat yang dikumpulkan dalam siklon.

Spesifikasi Bahan

Waktu pengeringan dalam pengering semprot sangat singkat, sehingga

memungkinkan pengeringan bahan-bahan yang peka panas dan

menghasilkan partikel-partikel berbentuk bola pejal maupun bolong.

Pengering semprot dapat digunakan untuk menguapkan dan

mengeringkan larutan dan bubur (slurry), bahan makanan dan deterjen

sintetik, yang memiliki konsistensi, densitas lindak, dan penampilan

yang dikehendaki dan mungkin sulit atau tidak dapat dicapai dengan

pengering jenis lain. Zat padat kering yang didapatkan sebagai hasil

akhir pengering semprot (spray dryer) biasanya sangat berpori.

Cara Kerja

Umpan cair dipompakan melalui pengabut piring semprot (spray disk

atomizer) yang dipasang di atap kamar. Zat cair itu dikabutkan

menjadi butir-butir halus, yang kemudian dilemparkan secara radial ke

dalam arus gas panas yang masuk didekat puncak kamar. Gas yang

telah mendingin disedot dengan kipas pembuang melalui saluran

pembuang horisontal. Gas tersebut dilewatkan melalui pemisah siklon

dimana partikel-partikel yang terbawa ikut lalu dipisahkan. Sebagian

besar zat padat kering mengendap keluar dari gas ke dasar kamar

pengering, dan dikeluarkan dari situ dengan bantuan katup putar dan

konveyor sekrup, dan digabungkan dengan zat padat yang

dikumpulkan dalam siklon. Dalam mengeringkan larutan dengan

pengering semprot, penguapan dari permukaan tetesan menyebabkan

terjadinya pengendapan zat terlarut pada permukaan sebelum bagian

interior tetesan itu mencapai kejenuhan. Laju difusi zat terlarut

kembali ke dalam tetesan itu lebih lambat dari pengaliran air dari

interior ke permukaan, dan keseluruhan kandungan zat padat akan

mengumpul pada permukaan.

Page 13: pralin pengering

Pada hasil praktikum diketahui bahwa, rendemen hasil pengamatan berbanding lurus

dengan besarnya konsentrasi larutan yang dimasukkan ke spray dryer. Praktikum ini

menggunakan larutan maltodekstrin dengan konsentrasi 30g/100ml dan 20g/100ml.

Dari konsentrasi 30g/100ml butiran-butiran yang dihasilkan sebanyak 15 gram,

sedangkan dari konsentrasi 20g/100ml dihasilkan butiran-butiran sebanyak 8 gram

dengan rendemen masing-masing konsentrasi adalah 50 % dan 40 %.

Drum Dryer

Terdiri dari gulungan logam panas yang berputar. Pada bagian luar terjadi

penguapan lapisan tipis zat cair atau lumpur untuk dikeringkan. Padatan kering

dikeluarkan dari gulungan yang putarannya lebih diperlambat. Drum dryer sangat

cocok untuk penanganan lumpur atau padatan yang berbentuk pasta atau suspensi

serta untuk bermacam-macam larutan. Bagian drum berfungsi sebagai suatu

evaporator. Beberapa variasi dari jenis drum tunggal adalah dua drum yang berputar

dengan umpan masuk dari atas atau bagian bawah kedua drum tersebut.

Page 14: pralin pengering

Spesifikasi drum dryer

Proses Produksi Drum Dryer Mesin Pengering Type Screw Putar yang berbentuk

silinder, mesin ini berkapasitas 50 Kg/jam, dengan panjang; 1500 mm, Diameter

Drum luar (D3); 700 mm, Diameter Drum Dalam (D1); 360 mm, dan dilengkapi

dinding Isolasi dengan Diameter (D2); 600 mm. Selain itu, alat ini dilengkapi

dengan 2 lubang untuk in/out bahan. 2 lubang untuk in/out gas/udara panas.

Tebal pelat 3 mm untuk (D1),(D3) dan tutup drum. Tebal plat Untuk dinding

Isolasi; 1 mm. (Susanto, 2002)

Prinsip kerja drum dryer

Terdiri dari gulungan logam panas yang berputar. Pada bagian luar

terjadi penguapan lapisan tipis zat cair atau lumpur untuk dikeringkan. Padatan

kering dikeluarkan dari gulungan yang putarannya lebih diperlambat.

Cara kerja drum dryer

Alat jenis ini ada yang menggunakan satu buah silinder dan ada pula

yang menggunakan dua buah silinder sebelah atas. Bahan basah diisikan dengan

cara menyemprotkannya secara kontinyu ke permukaan luar silinder sebelah atas.

Disamping itu ada juga yang berjalan mengalirkan bahan basah ke bagian bawah

silinder, kemudian waktu silinder berputar, bahan basah tersebut akan ikut

terbawa pada permukaan luar silinder yang bersuhu tinggi sehingga bahan

mengering.

Bahan basah yang akan dikeringkan di masukkan ke dalam alat melalui

pipa dan dialirkan pada drum yang berputar. Dinding drum yang panas akan

menguapkan air bahan sehingga bahan menjadi kering menurut yang

dikehendaki. Uap panas keluar dari alat melalui saluran sebelah atas. Sedangkan

Page 15: pralin pengering

bahan yang telah kering dilepaskan dari drum dengan menggunakan pisau kikis

yang diatur jaraknya terhadap drum. Kemudian bahan kering ini akan mengalir

ke bawah dan ditampung dengan menggunakan wadah yang telah diselesaikan.

(Bahri, 2005)

Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa, rendemen hasil

pengamatan berbanding lurus dengan besarnya konsentrasi larutan yang dimasukkan

ke drum dryer. Praktikum ini menggunakan larutan maltodekstrin dengan konsentrasi

70g/1000ml dan 30g/1000ml. Dari konsentrasi 70g/1000ml butiran-butiran yang

dihasilkan sebanyak 20 gram, sedangkan dari konsentrasi 30g/1000ml dihasilkan

butiran-butiran sebanyak 8 gram dengan rendemen masing-masing konsentrasi adalah

28,57 % dan 26,67 %.

Rotary Drum Dryer skala industri

Kapasitas 1000kg/jam

Dimensi (cm) 300 x 1000 x 250

Ruang pengering

~Volume 4 m3

~Sistem Pengering Kontinyu

~Bahan Baja galvanis (tebal +- 7mm)

~Sistem Pemanasan Burner minyak tanah/ LPG

~Sirip pengaduk Plat ss 3 mm

~Pengadukan bahan Otomatis

~Sensor suhu Termokopel

Sistem Penggerak

~Motor diesel/ listrik 10 HP

~Jumlah 1 buah

~Sistem Penggerak Radial

~Jumlah tumpuan 4

Sistem aliran bahan

~Bahan masuk Sistem curah

~Di dalam pipa Tergantung kemiringan drum

~Bahan keluar Sistem curah

Page 16: pralin pengering

Alat pengering lainnya antara lain:

Vacum – shelf indirect drayers

Vacum – shelf indirect drayers adalah pengering batch pemanas yang tidak

langsung serupa dengan tray dryer seperti pengering berisi sebuah ruang yang terbuat dari

besi tua atau plat baja dipaskan dengan pintu-pintu yang kuat sehingga bisa dioperasikan

di bawah vakum. Rak-rak berlubang yang terbuat dari baja dikencangkan secara

permanen di dalam ruang dan dihubungkan sejajar dengan kepala uap masuk dan uap

keluar. Tray-tray yang mengandung padatan yang akan dikeringkan sisanya di atas rak-

rak berlubang. Panas dikondensasikan melewati dinding logam dan ditambahkan oleh

radiasi dan rak atas. Untuk operasi pada temepratur rendah, sirkulasi air hangat digunakan

untuk menguapkan kelembaban. Uap biasanya melewati kondenser. Pengering-pengering

ini digunakan untuk mengeringkan bahan-bahan mahal atau material sensitive yaitu

material yang mudah teroksiaasi, maka mereka berguna untuk menangani bahan-bahan

beracun atau pelarut berharga.

Continous Dryer

Continous dryer disebut juga truck tumpah atau komparedment tray dioperasikan

secara seri. Bahan padat ditempatkan di atas tray atau truck yang bergerak searah

continue melewati suatu terowongan dengan gas panas mengalir di atas permukaan

masing-masing tray. Udara panas dapat mengalir secara berlawanan (counter current),

searah atau kombinasi keduanya. Biji-bijian basah dibawa dalam bentuk lapisan setebal

25-150 mm di atas saringan atau diatas lubang-lubang sementara udara panas

dihembuskan dari atas atau dari bawah. pengering ini terdiri dari beberapa bagian yang

disarikan. Masing-masing bagian dilengkapi dengan fan dan coil pemanas, udara yang

dikeluarkan ke atmosfir oleh fan.

Rotary Dryer

Rotary dryer terdiri dari sebuah silinder berlubang yang berputar. Padatan yang

basah diumpankan ke bagian atas, umpan bergerak melalui shell. Pemanasan dilakukan

dengan kontak secara langsung, dalam bentuk yang lain panas dikontakkan secara tidak

langsung melalui dinding silinder yang telah dipanaskan.

Page 17: pralin pengering

IV.PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengeringan adalah metoda atau proses pemindahan, memisahkan atau

mengurangi kandungan cairan dalam jumlah yang kecil dari zat padat dari permukaan

bahan sampai batas tertentu sehingga perkembangan mikroorganisme maupun

kegiatan enzim yang merugikan terhambat atau terhenti,dengan bantuan media

pengering yang berupa uap panas yang dialirkan melewati suatu bahan yang akan

dikeringkan.

Klasifikasi proses pengeringan dibagi menjadi dua, yaitu pengering alamiah (sun

drying) dan pengering buatan (artificial drying). Sedangkan prinsip dasar proses

pengeringan adalah penguapan air dari bahan ke udara sekeliling karena adanya

perbedaan kandungan air antara bahan dan udara. Pada pengeringan alami dilakukan

dengan tray dryer, spray sryer, dan drum dryer.

Tray dryer merupakan alat pengering yang berbentuk seperti rak-rak di dalam

mesinnya, lamanya pengeringan dapat ditentukan dengan posisi letak bahan itu

dikeringkan, yaitu rak atas, tengah dan bawah. Dari hasil praktikum dengan

menggunakan bahan singkong yang di potong dengan ketebalan berbeda, yaitu tebal

dan tipis dapat disimpulkan bahwa ukuran ketebalan bahan yang dikeringkan akan

berepengaruh terhadap hasil akhir atau kadar airnya.

Spray Dryer merupakan pengering yang digunakan untuk menguapkan dan

mengeringkan larutan dan bubur (slurry) sampai kering dengan cara termal, Sehingga

didapatkan hasil berupa zat padat yang kering. alat ini akan menghasilkan bubuk

yang berbanding lurus dengan konsentrasi larutan maltodekstrin yang di masukkan.

Begitu juga dengan drum dryer, alat ini merupakan alat yang digunakan untuk

mengeringkan bahan yang berbentuk larutan, bubur maupun pasta dengan

menggunakan silinder berbahan logam yang berputar sebagai media pemanas dengan

sumber panas yang berasal dari uap air dan pemanas berlangsung secara konduksi.

Banyaknya bubuk yang dihasilkan juga berbanding lurus dengan larutan

maltodekstrin yang di masukkan ke drum dryer.

Kerugian pengeringan antara lain terjadi perubahan pada struktur, tekstur dan

tampilan bahan pada bahan; terjadi perubahan pada sifat fisik: rasa, aroma, warna atau

memnyebabkan reaksi browning; terjadi perubahan kimia yaitu komposisi kimia dan

nilai-nilai gizinya; terjadi case hardening; terjadi penurunan mutu; dan memerlukan

Page 18: pralin pengering

perlakuan tambahan sebelum digunakan. Selain itu pengeringan juga memiliki

keuntungan diantaranya: mempermudah dan menghemat ruang penyimpanan saat

pengepakan hal ini dikarenakan volume bahan mengecil; lebih ringan karena volume air

dalam bahan makin sedikit, sehingga memudahkan pengangkutan; biaya produksi

menjadi lebih murah; bahan yang dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan yang

lebih lama (lebih awet).

Page 19: pralin pengering

DAFTAR PUSTAKA

[Anonim].2010.Pengeringan.http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jiptumm-gdl-s1-2002-edy-8863-mesin [1April 2010].

_______.2009. Pengeringan Dryer. http://www.ekodokcell.co.cc/2009/06/pengering-driyer.htmlv. [1 April 2010].

Bahri, Saipul. 2005. Pengeringan Padi. Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Batty, j. Chair. 1983. Food Engineering Fundamentals. New York: John Wiley and

Sons.

Hudaya, Saripah Ir.,MS. 2000. Pelatihan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian

Pengolahan dan Pengawetan Pangan. Sumber on line.

Incropera, Frank P. 1981. Fundamentals of Heat and Mass Transfer. Singapore: John

Wiley and Sons.

Karatasapoetra, A.G., 1994. Teknologi Penanganan Pasca Panen. Jakarta : Penerbit

Rineka Cipta.

Suharto, Ir. 1991. Teknologi Pengawetan Pangan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Susanto, Edy. 2002. Perancangan Proses Produksi Drum Dryer. Sumber on line : ITB

Central library. [2 April 2010].

Page 20: pralin pengering

LAMPIRAN

Gambar peralatan yang digunakan saat praktikum

Gambar1. Drum dryer

Gambar2. Spray dryer

Page 21: pralin pengering

Gambar3. Try dryer

Gambar4. Drum dryer

Page 22: pralin pengering