Click here to load reader
Upload
phamhuong
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
RANCANGBANGUN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PIUTANG DAGANG PADA PT.
WORLD ENGINEERING
Dion Praisa Setiawan 1)
1) Jurusan Sistem Informsai, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer Surabaya,
Email: [email protected]
Abstract: PT. World Engineering is a company engaged in the field of manufacturing iron building with the level of complexity of the customer and the amount of the transaction. constraints on PT. World Engineering is not yet there is a system that is able to regulate the granting of accounts receivable to the customer, so that many customers can continue to make purchases on credit even though the customer has had its accounts receivable with large numbers. Of the problems above, needed an information system that can manage the customer data that make purchases, store data on purchases of customers, to manage the granting of the accounts receivable to the customer. Of the solutions above, accounts receivable management system were underway. The system is capable of managing sales data until it becomes receivable effort, keep customer data, administers the credit limit to the customer, and provide reports required by the manager in controlling accounts receivable companies thereby reducing the occurrence of nonperforming receivables.
Keyword: PT.World Engineering, Credit Sales, Accounts Receivable Customers
Setiap perusahaan memiliki kebijakan
penjualan tunai maupun kredit yang berbeda-
beda, sebagian besar perusahaan yang bergerak
di bidang industri manufaktur penjualannya
dilakukan secara kredit kepada konsumen
dalam rangka meningkatkan volume penjualan.
Perusahaan berharap dengan pemberian kredit
dapat meningkatkan jumlah pelanggan, yang
secara tidak langsung berpengaruh terhadap
peningkatan perolehan laba. Dalam persaingan
dunia bisnis yang semakin ketat, pemberian
piutang tetap diperlukan dan tidak mungkin
untuk dihapuskan keberadaannya.
PT. World Engineering merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang industri
manufaktur besi bangunan dengan tingkat
kompleksitas pelanggan dan jumlah transaksi
yang tinggi. Seperti perusahaan manufaktur
lainnya, PT. World engineering mendapatkan
pemasukan melalui penjualan. Oleh karena itu
perusahaan ini mempunyai banyak pelanggan
sehingga tentu saja terjadi banyak transaksi
penjualan baik secara tunai maupun secara
kredit. Proses penjualan kredit yang terdapat
di dalam perusahaan adalah Pelanggan
melakukan pembelian dan membayar uang
muka, kemudian sisa dari pembayaran itu
1
akan di bayarkan secara berkala selama
jangka waktu yang di tentukan, pelanggan
juga memilih dalam metode pembayaran bisa
melalui uang tunai, transfer bank, atau melalui
giro. Pada saat tanggal akan jatuh tempo
perusahaan menerbitkan surat tagihan untuk
di kirimkan kepada perusahaan yang
mempunyai hutang.
Dari proses di atas dapat dilihat bahwa
kendala yang terdapat pada PT. World
Engineering ini adalah belum terdapat sebuah
sistem yang mampu mengatur pemberian
piutang kepada pelanggan, sehingga banyak
pelanggan yang dapat terus melakukan
pembelian secara kredit meskipun pelanggan
tersebut telah mempunyai piutang dengan
jumlah yang besar. Dari data yang didapat,
pada Tahun 2009 - 2010 tecatat piutang yang
masuk dalam kategori piutang macet adalah
sebesar Rp 340.000.000 atau sekitar 15% dari
jumlah piutang keseluruhan yaitu Rp
1.930.000.000. Akan tetapi pelanggan-
pelanggan yang memiliki piutang tersebut
tetap dapat melakukan pembelian secara
kredit yang tentu saja akan menambah jumlah
piutang yang dimilikinya.
Dari permasalahan di atas, maka dibutuhkan suatu
sistem informasi yang dapat mengelola piutang
pelanggan dan mengatur pemberian piutang kepada
pelanggan, sistem informasi yang mampu
menangani data pelanggan dan memberikan limit
kredit pelanggan, sistem informasi yang dapat
menerima pesanan pelanggan dan menentukan
pelanggan mana yang di setujui berdasarkan jumlah
limit kredit dan sejarah piutang pelanggan, sistem
informasi yang nantinya dapat memproses
penjualan dan mencatat piutang pelanggan, dan
sistem yang dapat memberikan laporan tentang
piutang yang belum jatuh tempo, piutang yang
sudah atau yang belum terbayar, laporan umur
piutang, dan laporan pelanggan mana saja yang
masuk dalam kategori piutang macet.
LANDASAN TEORI
Piutang
Piutang adalah aktiva atau kekayaan yang
timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya
penjualan kredit (Farah margaretha, 2011). Tujuan
perusahaan melakukan penjualan secara kredit
ialah untuk meningkatkan penjualan, meningkatkan
laba, dan menghadapi pesaing.
2.5 Pengelolaan Piutang
(Kuswadi,2004), menyatakan bahwa piutang
adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang
timbul sebagai akibat dilaksanakannya kebijakan
pejualan kredit. Hampir setiap jenis barang saat ini
dapat di beli secara kredit. Rumah, mobil, alat-alat
elektronik, bahkan biaya kuliah pun dapat
diperoleh secara kredit. Dengan menjual secara
kredit, perusahaan akan memiliki piutang. Alasan
perusahaan menjual barang hasil produksi atau
2
barang dagangan secara kredit karena penjulan
secara kredit tersebut merupakan suatu upaya untuk
meningkatkan (atau untuk mencegah penurunan)
penjualan. Dengan penjualan yang semakin
meningkat, diharapkan laba juga akan meningkat.
Semakin besar proporsi dan jumlah penjualan
kredit, semakin besar pula piutang yang dimiliki
perusahaan, apalagi hal-hal lain tetap.
Dimaksudkan dengan hal-hal lain adalah apabila
para langganan tidak merubah kebiasaan mereka
dalam melunasi hutang mereka.
Piutang juga menimbulkan berbagai biaya
bagi perusahaan, untuk itu perusahaan perlu
melakukan analisis ekonomi tentang piutang yaitu
analisis yang bertujuan untuk menilai apakah
manfaat memiliki piutang lebih besar ataukah lebih
kecil dari biaya, apabila diperkirakan bahwa
manfaatnya lebih besar, maka secara ekonomi
pemilikan piutang (atau penjualan kredit) tersebut
dibenarkan. Menurut (Husnan Suad., Pudjiastuti
Enny, 1994) analisis terhadap piutang menyangkut
perbandingan antara manfaat dan pengorbanan.
Sejauh manfaat diharapkan lebih besar dari
pengorbanan, suatu keputusan dibenarkan secara
ekonomi.
Besar kecilnya piutang yang dimiliki oleh
perusahaan di samping dipengaruhi oleh kondisi
perekonomian pada umumnya, juga dipengaruhi
oleh kebijaksanaan perkreditan yang ditentukan
oleh perusahaan.
(Husnan Suad, 1991), menyatakan faktor-
faktor yang harus dipertimbangkan dalam
kebijaksanaan perkreditan tersebut adalah:
1. Standar kredit atau kualitas langganan yang
akan diperkenankan memperoleh kredit
2. Jangka waktu kredit, yaitu berapa lama
seorang langganan yang membeli secara
kredit harus sudah membayar hutangnya.
Cara lain pada prinsipnya ditempuh dengan
memperpanjang waktu kredit dengan harapan
agar penjualan bisa meningkat. Karena yang
ditingkatkan hanyalah jangka waktu kredit,
maka umumnya resiko tidak terbayarnya
piutang tidak banyak berubah.
3. Potongan (“Discount”) yang diberikan kepada
para langganan
Piutang adalah klaim terhadap pelanggan
dan yang lain atas uang, barang atau jasa (Kieso
& Weygandt, 1995). Untuk tujuan laporan
keuangan, piutang diklasifikasikan baik sebagai
lancar (jangka-pendek) atau tidak lancar (jangka
panjang).
1. Piutang Lancar diperkirakan dapat ditagih
dalam waktu satu tahun atau dalam satu
siklus operasi, mana yang lebih panjang.
2. Piutang tak lancar merupakan piutang yang
selain piutang lancar diatas
Piutang selanjutnya diklasifikasikan di neraca baik
sebagai piutang dagang atau bukan dagang.
3
Piutang usaha adalah jumlah yang
terhutang oleh pelanggan untuk barang dan jasa
yang diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis
yang normal. Piutang usaha, biasanya yang paling
besar yang dimiliki perusahaan dapat
disubkualifikasikan menjadi piutang dagang dan
wesel tagih.
1. Piutang dagang adalah janji lisan dari
pembeli untuk membayar barang dan jasa yang
dijual, biasanya dapat ditagih di dalam waktu
30 sampai 60 haridan merupakan “Piutang
terbuka” yang berasal dari perluasan kredit
jangka pendek
2. Wesel Tagih adalah janji tertulis dari
pembuatnya untuk membayar jumlah uang
tertentu pada tanggal tertentu di masa depan dan
dapat timbul dari penjualan, pendanaan, atau
transaksi lain. Wesel bisa jangka pendek atau
jangka panjang.
Kebijaksanaan kredit
Menurut J.Fred Weston,dkk (1986:203)
jumlah piutang ditentukan oleh volume penjualan
kredit dan rata-rata waktu antara penjualan dan
penagihan atau rata-rata jangka waktu penagihan
rata-rata jangka waktu penagihan sebagian
tergantung pada kondisi perekonomian dan
sebagian lagi pada faktor-faktor yang bisa
dikendalikan yaitu variable kebijaksanaan kredit.
Variable utama kebijaksanaan itu mencakup
standart kredit, persyaratan kredit, dan
kebijaksanaan penagihan.
Standart kredit
Merupakan standart yang menetapkan
kemampuan keuangan minimum dari calon
pelanggan agar dapat memperoleh pembelian
secara kredit. Penetapan standart kredit
memerlukan pengukuran atas kualitas kredit
(Credit Quality), yaitu probabilita terjadinya
penunggakan oleh pelanggan.
Menurut Farah Margaretha (2011:53) Metode yang
digunakan perusahaan untuk mengukur kualitas
kredit
a. Five Cs of Credit
- Karakter (Character), merupakan penelitian
atas kepribadian pelanggan yang
menunjukkan kemungkinan bahwa pelanggan
secara jujur dan sadar mau memenuhi
kewajibannya.
- Kemampuan (Capacity), merupakan
penelitian subjektif atas pelanggan untuk
membayar kredit beserta bunganya tepat pada
waktu yang telah disepakati. Alat ukurnya
adalah catatan prestasi bisnis yang telah
dilengkapi dengan pengamatan langsung di
pabrik/kantor pelanggan.
- Modal (Capital), merupakan penilaian
kekuatan finansial yang dilengakapi oleh
pelanggan. Alat ukurnya adalah laporan
keuangan.
4
- Jaminan (Collateral), merupakan bentuk
aktiva yang diberikan oleh pelanggan sebagai
jaminan keamanan atas kredit yang diberikan.
- Kondisi (Conditions), merupakan
gambaran/dampak perubahan kondisi
perekonomian secara umum maupun industri
terhadap kemampuan pelanggan untuk
memenuhi kewajibannya.
Umur piutang (Aging Schedule)
Menurut Farah Margaretha (2011:55) Aging
Schedule adalah laporan yang menunjukkan umur
piutang dengan memberikan persentase pada
kelompok piutang yang belum jatuh tempo dan
kelompok piutang yang jatuh tempo melewati
periode tertentu. Sedangkan menurut J. Fred
Weston (1985:216) Skedul (daftar) umur piutang
(aging schedule) menunjukkan presentase piutang
akhir triwulan menurut kelompok umur piutang.
Yang dimaksud kelompok umur adalah jangka
waktu lamanya piutang terbuka sejak penjualan.
Contoh Tabel umur piutang (Dalam Ribuan
Rupiah)
No.
Nama Debitur Umur Piutang (Hari)
Total
1-30
31-60
61-90
91-120
121-180
181-365
>365
1 PT. Agung
50
25
25
1.0
Sejati 0 0 0 00
2 PT. Abadi
500
600
250
150
1.500
3 Toko Bagus
250
100
200
100
650
4CV. Bayangkara
1.000
1.000
5
Firma Bambang & Co
750
750
6PT. Dosni Roha
100
100
200
7PT. Merdeka
3.280
3.280
8 PT. Maju
500
500
9 PT. Citra
0
10
PT. Margorejo
200
200
11
PT. Simpati
350
350
12
PT. Garuda
5050
13
PT. Merpati
1515
14
PT. Angkasa
50
50
5
15
PT. Lubuk
675
325
135
100
1.235
16
PT. Pelita
340
340
17
Firma Nani Heru
515
515
18
PT. Obor
375
375
19
PT. Sukma
240
240
Total
7.800
2.300
800
550
400
250
150
12.250
Persentase
1%
3%
5%
10%
15%
20%
50%
Sumber: Soemarso S.R. (2004: 341)
Desain pengembangan
Dari analisa permasalahan di atas dapat di
simpulkan bahwa masalah yang di hadapi oleh PT.
World Engineering adalah belum adanya sebuah
sistem yang dapat mengelola dan mengatur
pemberian piutang kredit kepada pelanggan, untuk
mengatasi masalah tersebut maka di dibuat lah
sebuah sistem yang mampu mengelola piutang
pada PT. World Engineering, adapun logika dari
sistem tersebut dapat dilihat dari blok diagram
berikut ini.
Gambar 3.2 block diagram penjualan kredit dan
pemberian piutang
Seperti yang dapat dilihat pada gambar 3.2 di
atas, sistem yang akan dibuat dibagi menjadi 3
bagian yaitu input yang berisi data pelanggan dan
transaksi penjualan, proses yang berisi pencatatan
data penjualan dan piutang usaha, dan output yang
berisi laporan pelanggan yang piutangnya macet,
laporan umur piutang, laporan limit kredit
pelanggan, laporan piutang yang belum terbayar,
laporan piutang yang sudah terbayar, dan laporan
kas masuk.
- Blok Input
Pada blok input ini, setiap transaksi penjualan
data yang pertama kali di masukkan kedalam
sistem adalah data pelanggan yang berisi nama
pelanggan, alamat pelanggan, no telp, saldo
rekening koran. Sistem kemudian menghitung limit
kredit Dari data saldo koran pelanggan dan
menyimpannya dalam sistem. setelah data
pelanggan dan limit kredit pelanggan telah tercatat
6
di dalam sistem, sistem kemudian mendapat
inputan berupa pesanan pelanggan yang kemudian
sistem akan cek ketersediaan nya, apabila barang
tersedia data pesanan kemudian di simpan dalam
database menghasilkan output data pesanan
pelanggan. data pesanan tersebut kemudian di
gunakan sebagai input untuk ACC manager.
- Blok Proses
Pada blok input ini, setiap transaksi penjualan
data yang pertama kali di masukkan kedalam
sistem adalah data pelanggan yang berisi nama
pelanggan, alamat pelanggan, no telp, saldo
rekening koran. Sistem kemudian menghitung limit
kredit Dari data saldo koran pelanggan dan
menyimpannya dalam sistem. setelah data
pelanggan dan limit kredit pelanggan telah tercatat
di dalam sistem, sistem kemudian mendapat
inputan berupa pesanan pelanggan yang kemudian
sistem akanmemeriksa ketersediaan nya, apabila
barang tersedia,system
kemudianakanmemeriksajumlah limit
kreditpelanggandan history piutangpelanggan,
apabilajumlahpesananpelanggantersebutmelebihiju
mlah limit kredit yang dimilikinya,
makapesananpelanggantersebutakan di tolakoleh
system.
Pesananpelangganjugaakanditolakapabilapelanggan
tersebutmemilikipiutang yang
belumterbayarlebihdari 90 hari (piutangmacet)
meskipun limit
kreditpelanggantersebutmasihmencukupiuntukmela
kukanpemesanan.Apabilapesananpelanggantersebu
ttidak di tolakmakapesanan di simpan dalam
database.
- Blok Output
Output yang dihasilkan oleh sistem ini
adalah seperti:
- Faktur penjualan, untuk diberikan kepada
pelanggan sebagai tanda bukti penjualan.
- Surat perjanjian jual-beli, adalah surat perjanjian
tentang pembayaran piutang antara pelanggan dan
perusahaan.
- Surat jalan untuk digunakan sebagai tanda bukti
pengiriman barang kepada pelanggan.
- Laporan piutang yang telah terbayar, adalah
laporan yang berisi piutang mana saja yang sudah
di bayar oleh pelanggan dalam periode tertentu.
- Data Piutang yang akan jatuh tempo, laporan ini
digunakan oleh bagian penagihan untuk
mengirimkan tagihan kepada pelanggan yang akan
jatuh tempo 1 minggu kemudian.
- Laporan piutang pelanggan yang macet,
digunakan untuk melaporkan kepada manager
piutang pelanggan mana saja yang belum terbayar
lebih dari 90 hari dari tanggal jatuh tempo.
7
- Kartu piutang, digunakan untuk memberikan
informasi kepada pelanggan tentang piutang yang
dimiliki.
- Laporan umur piutang adalah laporan yang
digunakan untuk mengelompokkan piutang
berdasarkan jangka waktu sejak dicatatnya
transaksi penjualan sampai dengan tanggal jatuh
temponya supaya perusahaan dapat mengetahui
jumlah uang yang akan di dapat pada bulan-bulan
berikutnya.
- Laporan limit kredit pelanggan untuk melihat
daftar limit kredit pelanggan.
- Laporan kas masuk untuk melihat jumlah
pemasukan dari piutang dan penjualan tunai.
Data flow diagram
Data Flow Diagram (DFD)
menggambarkan aliran data yang terjadi di dalam
sistem, sehingga dengan dibuatnya DFD ini akan
terlihat arus data yang mengalir dalam
rancangbangunsistempengelolaan piutang ini.
Context Diagram
Pada context diagram ini terdapat 3 (tiga)
exsternal entity yaitu pelanggan, manager, dan
bagian penagihan. Tanda panah menuju ke sistem
menunjukan aliran data yang diberikan oleh
external entity kepada sistem, sedangkan tanda
panah dari sistem menuju external entity
menunjukan aliran data yang diberikan oleh sistem
kepada external entity.
Gambar 3.4 Context diagram sistem
informasi pengelolaan piutang pada
PT.World Engineering
HASIL DAN PEMBAHASAN
Menu Utama
Pada form utama terdapat beberapa menu
yaitu menu login, master, transaksi, ACC Pesanan,
dan laporan. Form utama rancang bangun sistem
informasi pengelolaan piutang dapat dilihat pada
gambar 4.1.
Gambar 4.1 Form Menu Utama
Pada bagian sebelah atas pada form ini
terdapat menu yang merupakan navigasi utama
pada aplikasi. Didalam menu terdapat beberapa
8
sub menu yang berfungsi untuk menampilkan
proses-proses yang akan dilakukan.
Form Master Pelanggan
Form master pelanggan digunakan untuk
melakukan maintenance data Pelanggan seperti
menyimpan data Pelanggan atau mengubah data
pelanggan. Pada form master pelanggan ini
memberikan informasi data-data pelanggan.
Gambar 4.2 Form Master Pelanggan
Form Penentuan Debitur
Form penentuan debitur digunakan untuk
menentukan pelanggan tersebut layak menjadi
debitur atau tidak dan menghitung limit kredit yang
akan diberikan.
Gambar 4.3 Form Penentuan Debitur
Form Transaksi Pemesanan
Form Transaksi Pemesanan digunakan
untuk menyimpan data pesanan pelanggan. Pada
form pemesanan ini memberikan informasi data-
data pesanan pelanggan.
Gambar 4.4 Form Pemesanan
Form Penjualan
Form penjualan digunakan untuk
menyimpan data transaksi penjualan. Pada form
penjualan ini memberikan informasi data-data
penjualan tunai dan penjualan kredit.
9
Gambar 4.10 Form penjualan Kredit
Form Cetak Laporan Umur Piutang
Form cetak laporan umur piutang
digunakan untuk mencetak data omor piutang. Pada
form laporan pembelian ini memberikan informasi
data-data umur piutang dari piutang yang dimiliki
perusahaan.
Gambar 4.15 Form Cetak Laporan Umur
Piutang
Kesimpulan
Setelah dilakukan analisis, perancangan
sistem dan pembuatan aplikasi Rancang Bangun
Sistem Informasi Pengelolaan Piutang pada PT.
World Engineering ini serta dilakukan evaluasi
hasil penelitiannya, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Sistem Informasi Pengelolaan Piutang ini
telah dapat menghasilkan laporan-laporan
yang dibutuhkan oleh management
2. Sistem Informasi Pengelolaan Piutang ini
mampu menyimpan Data Pelanggan dan
menentukan Limit Kredit Pelanggan
berdasarkan riwayat piutang pelanggan.
3. Sistem Informasi Pengelolaan Piutang ini
telah mampu membantu mengurangi resiko
terjadinya piutang macet.
Saran
Adapun beberapa saran yang dapat disampaikan untuk mengembangkan aplikasi yang telah dibuat antara lain:
1. Aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Piutang
ini dapat dikembangkan sehingga dapat
menangani tidak hanya piutang tapi juga hutang
perusahaan.
2. Aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Piutang
ini juga dapat lebih dikembangkan lagi
sehingga dapat menghasilkan laporan neraca,
jurnal dan buku besar, dan laporan keuangan
yang lebih lengkap. Sehingga memudahkan
bagian pembukuan.
\
10
DAFTAR PUSTAKA
Farah Margaretha, 2011, Manajemen Keuangan untuk Manajer Nonkeuangan, Penerbit Airlangga, Jakarta.
H.M, Jogiyanto,2001, Analisis Dan Disain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori Dan Praktek Aplikasi Bisnis.ANDI,Yogyakarta.
H.M, Jogiyanto,1988, Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer, BPFE,Yogyakarta.
J. Fred Weston, Eugene F. Brigham, 1986, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Jilid 1 ,Penerbit Airlangga,Jakarta.
Kadir, Abdul, 2003, Pengenalan Sistem Informasi, Andi Offset, Yogyakarta.
Kieso, Donald, E., and Weygandt, Jerry, J., 1995, Akuntansi Intermediate,edisi ketujuh, Binarupa Aksara, Jakarta.
Kuswadi, 2004, Cara Mudah Memahami Angka-Angka dan Manajemen Keuangan bagi Orang Awam, PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.
Kendall, dan Kendall, 2003, Analisis dan Perancangan Sistem Jilid 1, Prenhallindo, Jakarta.
Smith,Jr , Jay M , And K. Fred Skousen, 1989, Akuntansi Intermediate Volume komprehensif, Edisi kedelapan, Penerbit Airlanggan, Jakarta.
Soemarso S.R,2009, Akuntansi Suatu Pengantar ,Salemba Empat, Jakarta.
11