PPT SCL 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kedokgi

Citation preview

PowerPoint Presentation

SCL IProstodonsia III Fara Maulida I.Agustina Restu N.Dania AngganaWilly WijayaAnnete Juwita Y.Ledy Ana Z.Firsta Maulidya Y.Nisrina Hasna N.Amelia Kristanti R.Dita Rana W.Wilda SafiraMasha AndinaAghnia Alma L.Isna Nur IRNabiela RahardiaFirly RakhmawatiNike Kurniawati021211131037021211131038021211131039021211131040021211131041021211131042021211131043021211131044021211131045021211131046021211131047021211131048021211131049021211131050021211131052021211131053021211131054LATAR BELAKANG MASALAHKehilangan gigi merupakan penyebab terbanyak menurunnya fungsi pengunyahan, menyebabkan migrasi dan rotasi dari gigi tetangga, penurunan efisiensi pengunyahan, mengganggu fungsi Temporomandibular Joint (TMJ), mengganggu fungsi bicara dan akan mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan.Kehilangan gigi dapat diatasi dengan menggunakan perawatan prostodontik yang tepat.RUMUSAN MASALAHBagaimana rencana perawatan pendahuluan, perawatan utama, dan perawatan alternatif bagi pasien?Bagaimana desain GTSL yang tepat pada kasus tersebut?TUJUANUntuk meningkatkan pemahaman mengenai indikasi, diagnosa, beserta desain dari GTSL.Mengetahui rencana perawatan pendahuluan, perawatan utama, dan perawatan alternatif bagi pasien.Penderita wanita usia 56 tahun, datang ke klinik RSGM FKG Unair minta dibuatkan gigi palsu untuk menggantikan gigi-giginya yang rusak karena lubang dan keropos, penderita bekerja sebagai karyawan BUMN. Penderita mau sisa giginya yang ada tinggal sedikit dan keropos untuk dicabut. Belum pernah memakai gigi tiruan. Pencabutan terakhir disebelah kiri bawah dua bulan yang lalu. Penderita ingin dibuatkan gigi tiruan yang nyaman dipakai.DATA KASUSANAMNESISKeluhan / keinginan : gigi rusak karena lubang dan keropos / pencabutan sisa gigi dan pembuatan gigi palsu.Riwayat gigi geligi : pencabutan gigi sebelah kiri bawah dua bulan yang lalu.Pengalaman dengan gigi tiruan : belum pernah memakai gigi tiruan.Pembiayaan : ditanggung penderita.

Gambar Model Anatomis

RA tampak oklusal RB tampak oklusal

Model studi tampak labial/bukalPEMERIKSAAN KLINIS (INTRAORAL)Status umum: gigi hilang, sisa akar gigi, dan kariesJaringan lunak

Oklusia) Oklusi statisHubungan gigi posterior (cusp to marginal ridge)Sisi kiri: 24 dengan 34 dan 35Sisi kanan: 44 dengan 44 dan 45Hubungan gigi posterior (cusp to fossa)Sisi kiri: -Sisi kanan: 18 dengan 48Hubungan gigi anterior (dalam mm)Overjet: 3 mmOverbite: 2 mmb) Oklusi dinamis: tidak bisa ditentukan

Diastema: tidak adaGangguan oklusi: -Vestibulum: -Bentuk insisif pertama atas : squareFrenulum: -Bentuk ridge: -Relasi ridge: -Bentuk dalam palatum: ovoidTorus palatines: kecilTorus mandibularis: kecilExostosis: tidak adaPada kasus ini pada rahang atas pasien terdapat kehilangan gigi 17, dan pada rahang bawah kehilangan gigi 36, dan 45. Terdapat sisa akar gigi 15, 16, 25, dan 37. Selain itu, didapatkan juga karies klas II pada gigi 46.DIAGNOSISRENCANA PERAWATANRencana Perawatan PendahuluanPenetapan gigit pendahuluan: Tidak adaBidang konservasi: Tidak adaBidang periodontologi: Pembersihan kalkulus dengan melakukan scallingBidang Bedah Mulut: Pencabutan gigi 46 dan pencabutan sisa akar gigi 15, 16, 25, dan 37Bidang Ortodonsia: Tidak adaPenyesuaian Oklusi I II : Tidak adaPerawatan lain: -

MACAM GIGI TIRUANGigi Tiruan Sebagian Lepasan dan Gigi Tiruan Tetap.

PERSIAPAN GIGIMembersihkan karang gigi yang ada.Desain Alternatif Pertama

Desain Alternatif Kedua

Desain Alternatif Ketiga

PEMBAHASANPada kasus ini, pasien adalah seorang wanita berusia 56 tahun dan bekerja sebagai pegawai BUMN. Pasien tersebut ingin dibuatkan gigi tiruan untuk mengganti gigi-giginya yang rusak karena lubang dan keropos. Pasien ini belum pernah menggunakan gigi tiruan dan ingin giginya yang tinggal sedikit dan keropos untuk dicabut. Keadaan intra oral gigi 17, 36, 45 hilang dan terdapat sisa akar gigi 15, 16, 25, 37. Selain itu gigi 46 mengalami karies kelas II.Perawatan pendahuluan yang dilakukan adalah pemberian edukasi mengenai kesehatan gigi (dental health education) untuk mencegah kerusakan gigi lainnya dan menyiapkan penderita sebagai host yang baik bagi gigi tiruan. pencabutan sisa akar gigi 15, 16, 25, dan 37, karena sisa akar yang dibiarkan tanpa perawatan dapat berlanjut menjadi abses serta sisa akar yang dibiarkan akan mengurangi retensi gigi tiruan. Gigi 46 yang mengalami karies juga dicabut.Terapi pada bidang periodonsia yaitu scaling

perawatan utama di bidang prostodonsia dapat diawali dengan dilakukannya surveying dan block out untuk menentukan arah pasang dari gigi tiruan yang akan dibuat.Perawatan utama pada pada kasus ini dapat diatasi dengan menggunakan desain gigi tiruan tetap (GTT). DESAIN UTAMAregio 1 dipasang implan 16 yang merupakan pier abutment dari GTT lima unit yakni gigi 14, 15, 16, 17, dan 18. GTT ini menggunakan konektor setengah tegar di antara gigi 14 dan 15. Pada regio 2 juga dipasang GTT dengan mahkota berupa porcelain fused to metal pada gigi 25 dengan gigi 24 dan 26 sebagai penyangga. RB : menggunakan GTT yaitu bridge pada gigi 35, 36, 37, 38. Mahkota yang dipilih adalah porcelain fused to metal, sedangkan gigi 35 dan 36 sebagai gigi penyangga. Pada 4 sebanyak 5 unit pada GTT gigi 44, 45, 46, 47, dan 48. Gigi 44 45 dan 48 berperan sebagai gigi penyangga.

Rencana Perawatan Alternatif Pertama Rahang Atas

Anasir gigi akrilik 15, 16, dan 27. Basis yang digunakan adalah basis akrilik dengan kerangka logam (metal frame). Konektor yang digunakan adalah konektor mayor palatal bar. Cengkeram acker ditempatkan pada gigi 18, 14 dan 26, 24 sebagai direct retainer. Rencana Perawatan Alternatif Kedua Rahang Bawah

perawatan gigi tiruan tetap dengan mahkota berupa porcelain fused to metal. Pada regio 3 (rahang bawah kiri) digunakan gigi tiruan tetap 5 unit, dengan gigi penyangga (abutment) pada gigi 34, 35 dan 38. Macam pontik yang dipilih adalah pontik sanitari. Konektor setengah tegar digunakan pada gigi 34 karena gigi tiruan yang digunakan terlalu panjang, sehingga memungkinkan gerakan antara pemaut dan pontik. Sedangkan pada regio 4 (rahang bawah kanan) dibuat gigi tiruan tetap 4 unit, dengan gigi penyangga (abutment) pada gigi 44, 47. Pontik yang dipilih tipe sanitari, menggunakan konektor tegar.desain GTSL dengan basis plat akrilik yang diletakkan pada bagian bukal gigi 15, 16, dan 17. Basis yang berbahan plat akrilik digunakan pada kasus ini yaitu kehilangan gigi molar dan premolar pada regio 1 dan regio 2.

Pada rahang atas, perawatan utama pada kasus ini meliputi penggunaan klamer 3 jari pada gigi 18 dan 26. Klamer 2 jari diletakkan pada gigi 14 dan 24 disertai dengan indirect retainer berupa res mesial pada gigi yang sama.

Sedangkan untuk rahang bawah, plat akrilik diletakkan pada bagian bukal gigi 45 dan 46. Klamer 3 jari diletakkan pada gigi 47 dan 38. Klamer 2 jari berfungsi sebagai direct retainer diletakkan pada gigi 44 dan 35 sebagai direct retainer disertai dengan res mesial pada gigi yang sama sebagai indirect retainer. Anasir gigi yang dipilih untuk alternatif perawatan ini terbuat dari akrilik.ALTERNATIF KEDUAKESIMPULANKehilangan gigi dapat mengganggu fungsi stomatognati, kenyamanan, dan estetik penderita. Perawatan pada edentulous ridge dalam ilmu prostodonsia antara lain berupa pemasangan gigi tiruan lepasan, gigi tiruan tetap, dan implan. Pemilihan rencana perawatan dan desain gigi tiruan didasarkan pada beberapa alasan, antara lain pertimbangan pasien dan kehilangan gigi. Pada kasus ini, pilihan utama rencana perawatan adalah GTT baik pada rahang atas maupun rahang bawah. Perawatan alternatif pertama untuk rahang atas berupa GTSL basis akrilik dengan kerangka logam dan GTT pada rahang bawah. Sedangkan perawatan alternatif kedua pada rahang atas ialah GTSL basis akrilik pada rahang atas maupun rahang bawah.

Pilihan utama rencana perawatan gigi tiruan tetap dengan perawatan implan tersebut dipilih dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan kenyamanan pasien. Diketahui pasien memiliki tingkat ekonomi yang cukup tinggi sehingga diberikan perawatan yang paling nyaman dengan biaya yang mampu dipenuhi oleh pasien.