23
CLINICAL SCIENCE SESSION ATRESIA ANI Oleh : Desy Natalia Pembimbing : dr. Willy Hardi Marpaung, Sp.BA

Ppt Atresia Ani

  • Upload
    desy

  • View
    960

  • Download
    202

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jhakjjdhwkjhdeoiqwljkldal

Citation preview

CLINICAL SCIENCE SESSION ATRESIA ANI 

 

Oleh : Desy NataliaPembimbing : dr. Willy Hardi Marpaung, Sp.BA

PENDAHULUAN

Atresia ani atau anus imperforata disebut

sebagai malformasi anorektal, adalah suatu

kelainan kongenital tanpa anus atau dengan

anus tidak sempurna

Frekuensi seluruh kelainan kongenital

anorektal didapatkan 1 dari tiap 5000-10000

kelahiran,

sedangkan atresia ani didapatkan 1 % dari

seluruh kelainan kongenital pada neonatus.

DEFINISI

Atresia ani adalah suatu kelainan kongenital

tanpa anus atau anus tidak sempurna,

termasuk di dalamnya agenesis ani, agenesis

rektum dan atresia rektum

EMBRIOLOGI

Usus terbentuk pada minggu ke-4 fase

embrio hingga bulan ke-6 fase fetus

primitive gut, yang terdiri atas 3 bagian yaitu

Forgut, Midgut, dan Hindgut

Perkembangan anus dimulai dari pembentukan

tuberkel ani kanan dan kiri. Tuberkel tumbuh

kearah ventral dan mengelilingi bagian akhir 

hindgut.

Kemudian bagian atas kanalis ani dibentuk oleh

bagian akhir hindgut dan bagian bawahnya

dari proctoderm.

Otot sfingter ani eksternus dibentuk dari mesoderm

yang berkembang sendiri dan berada di perineum.

ANATOMI

EPIDEMIOLOGI

Atresia ani lebih banyak ditemukan pada laki-

laki daripada perempuan.

Laki-laki : atresia ani fistula rektouretra

diikuti oleh fistula perineal.

Perempuan: atresia ani diikuti fistula

rektovestibular dan fistula perineal.

ETIOLOGI

Belum diketahui pasti, diduga :

genetik

Karena kegagalan pembentukan septum

urorektal secara komplit

Putus saluran pencernaan dari atas dengan

dubur, bayi lahir tanpa lubang anus

Gangguan organogenesis dalam kandungan

Kelainan bawaan

Berhubungan dengan sindrom down

KLASIFIKASI

Menurut klasifikasi Wingspread (1984) :

1. Laki-laki

Kelompok I

Kelainan : fistel urin, atresia rektum, perineum datar,

fistel tidak ada, invertogram (udara > 1cm dari kulit)

Kelompok II

Kelainan : fistel perineum, membrana anal, stenosis

anus, fistel tidak ada, invertogram (udara < 1 cm

dari kulit)

2. Perempuan

Kelompok I

Kelainan : kloaka, vistel vagina, fistel

anovestibuler atau retrovestibuler, atresia

rektum, fistel tidak ada, invertogram (uadar > 1

cm dari kulit)

Kelompok II

Kelainan : fistel perineum, stenosis anus, fistel

tidak ada, invertogram (udara < 1 cm dari kulit)

Klasifikasi menurut Ladd dan Gross pada tahun

1934 mengajukan klasifikasi terdiri atas 4 tipe,

yaitu :

Tipe I : Saluran anus atau rektum bagian

bawah mengalami stenosis dalam berbagai

derajat.

Tipe II : Terdapat suatu membran tipis yang

menutupi anus karena menetapnya membran

anus.

Tipe III : Anus tidak terbentuk dan rektum

berakhir sebagai suatu kantung yang buntu

terletak pada jarak tertentu dari kulit di

daerah anus seharusnya terbentuk (lekukan

anus).

Tipe IV : Saluran anus dan rektum bagian

bawah membentuk suatu kantung buntu

yang terpisah, pada jarak tertentu dari ujung

rektum yang berakhir sebagai suatu kantung

buntu.

Kelainan bentuk anorektum dikelompokkan menjadi :

1. Kelainan letak rendah (infralevator)2. Kelainan letak tinggi (supralevator)

DIAGNOSIS

o Anamnesis

• Bayi kembung : 4-8 jam setelah lahir

• bayi tidak dapat BAB

• bayi muntah-muntah

o Pemeriksaan fisik

• pemasukan thermometer : bayi baru lahir

• palpasi dengan jari kelingking : kontraksi sfingter ani

• Tidak ditemukan anus, mekonium tidak keluar

• pembesaran abdomen, PD kulit abdomen menonjol

o Pemeriksaan penunjang

RADIOLOGI

DIAGNOSIS BANDING

Hirschsprung’s disease

Meconium plug syndrom

PENATALAKSANAAN

Hentikan masukan makanan

Pemasangan NGT

Antibiotik

Operatif

TEKNIK OPERASI PSARP

KOMPLIKASI

Konstipasi

Kematian

Ileus obstruksi

Infeksi traktus urinarius yang rekuren

PROGNOSIS

Prognosis tergantung pada fungsi klinis.

Pada atresia letak tinggimasalah

mengontrol fungsi saluran cerna /

pengendalian defekasi.

Pada atresia letak rendah mempunyai

kontrol baik.

DAFTAR PUSTAKA Sadler TW. Langman’s Medical Embryology. 11th ed. Lippincott Williams and Wilkins Inc. 2011.

p.302-16

Masrochah, S. Invertogram Atresia Ani. Jakarta. 2011

The Digestive System. In: Moore KL, Persaud TVN. The Developing Human. 9th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier. 2013.

Snell RS. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2006.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak, Buku Kuliah Kesehatan Anak I, FK-UI, Jakarta, 1985, Hal : 204-5

FK USU. Atresia Ani. Fakultas Kedokteran Universitas Utara. 2006

Staf Pengajar Ilmu Bedah FK UI. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 137.

Jong, Wime De, Sjamsuhidayat, R, Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi Revisi, EGC, Jakarta, 1998, Hal : 664-670

FK UII. Atresia Ani. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia 2006.

Bedah UGM. Atresia Ani. http://www.bedahugm.net

Sabiston D.C, Fr, Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta, 1992, Hal : 262

TERIMA KASIH