Upload
hoangque
View
218
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
POLIISOPREN
Oleh :
Dr.Ir. Susinggih Wijana, MS.
Jurusan Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
BRAWIJAYA UNIVERSITY
10/1
7/2
013
Poliiso
pre
n/S
UG
/2012
1
SEJARAH PRODUK ELASTOMER
The chemistry of vulcanization is a combination of organic (rubber) and inorganic (crosslinking).
We will not well on this other than to note it was "simultaneously" discovered by Charles Goodyear (1839) in America and Thomas Hancock (1852) In England.
The chemistry of the rubbery polymer, on the other hand, is relatively straightforward and a brief review of the alkane, alkene and diene hydrocarbon structures is informative.
10/1
7/2
013
2
Poliiso
pre
n/S
UG
/2012
LATEX
10/1
7/2
013
Poliiso
pre
n/S
UG
/2012
4
Cairan hasil penyadapan kulit pohon karet;
Sistem emulsi isopren dalam air dengan stabilisator protein dan asam lemak;
Kadar isopren mencapai 25-40%;
Sistem emulsi tidak stabil mudah rusak oleh keseimbangan asam dan basa pada protein, debu dan getaran (sama halnya dengan air susu)
Globular isopren pada
latex (getah karet)
JENIS TANAMAN KARET BUDIDAYA 10/1
7/2
013
Poliiso
pre
n/S
UG
/2012
7
Karet klon GT 1
Karet klon PB 260
Karet klon RRIC
100
LIMA KRITERIA YANG HARUS DIMILIKI
OLEH KLON UNGGUL
10/1
7/2
013
Poliiso
pre
n/S
UG
/2012
8
Mempunyai pertumbuhan awal yang cepat sehingga mampu berkompetisi dengan gulma dan tanaman lain;
Mampu beradaptasi dengan keadaan lahan terutama padang alang–alang dan lahan gundul;
Mempunyai pertumbuhan batang besar, lurus dan mutu kayu baik;
Mampu memproduksi lateks yang tinggi, dan
Tidak sensitive terhadap penyadapan dan perubahan lingkungan fisik atau biologis.
JENIS – JENIS KLON YANG MEMENUHI DALAM
KRITERIA UNGGUL
10/1
7/2
013
Poliiso
pre
n/S
UG
/2012
9
Avros 2037
BPM 1
BPM 107
RRIM 712
RRIC 100
RRIC 102
RRIC 110
RRIC 120
IAN 873 dan
TM 8.
Karet Klon BPM1
KLON LAIN YANG ADA DI INDONESIA
10/1
7/2
013
Poliiso
pre
n/S
UG
/2012
11
AVROS = Algemene Verenig- ing Rubber Planters Oostkust Sumatra BPM = Balai Penelitian Medan PB = Prang Besar GT = Gondang Tapen PR = Proefstation voor Rubber IRR = Indonesian Rubber Research RRIC = Rubber Research Institute of Ceylon
RRIT = Rubber Research Intititute of Thailand RRIM = Rubber Research Institute of Malaysia RRII = Rubber Research Institute of India Tjir = Tjirandji WR = Wangon Redjo
PENYADAPAN LATEX
10/1
7/2
013
Poliiso
pre
n/S
UG
/2012
12
Dilakukan pada malam hari, semakin tidak ada cahaya matahari semakin deras aliran latek.
Kemiringan bidang sadapan 45o.
Pengambilan latek dilakukan jam 08.00-10.00, untuk diolah jadi smoked rubber sheet.
CONTOH PRODUK ELASTIS 10/1
7/2
013
Poliiso
pre
n/S
UG
/2012
15
Elastisitas Tinggi Elastisitas Rendah
A. PRODUK OLAHAN KEBUN
10/1
7/2
013
Poliiso
pre
n/S
UG
/2012
16
Gumpalan latek pada mangkok penyadap.
Sengaja digumpalkan dengan penambahan asam formiat, cuka.
Bisa juga terjadi tak sengaja akibat kontaminasi dengan kotoran atau guncangan.
1. Lump mangkok
2. SLEB TIPIS DAN SLEB GILING
10/1
7/2
013
Poliiso
pre
n/S
UG
/2012
17
Dalam bentuk sleb tipis dan giling cara pembuatan yang umum dilakukan adalah dengan mencampurkan lateks dengan lump mangkok kemudian dibekukan.
Pembekuan dilakukan dengan asam formiat/semut didalam bak pembeku yang berukuran 60cm x 40 cm x 6 cm tanpa perlakuan penggilingan,
Bahan olahan ini lebih disukai karena mutu yang dihasilkan seragam dengan Kadar Karet Kering (KKK) sekitar 50%, tidak ada resiko penurunan mutu serta mudah didalam pengangkutan.
3. BLANKET
Sleb tipis dapat diolah menjadi blanket melalui penggiling- an dengan mesin mini Creper.
Proses penggilingan dilakukan sebanyak 4 – 6 kali sambil disemprot air untuk menghilangkan kotoran yang terdapat didalam sleb.
Blanket mempunyai ketebalan sekitar 0,6 cm – 1 cm, dengan KKK sekitar 65% - 75%.
10/1
7/2
013
18
Poliiso
pre
n/S
UG
/2012
4. SIT ANGIN (UNSMOKED
SHEET/USS)
Sit angin adalah lembaran karet hasil bekuan lateks yang digiling dan dikering anginkan sehingga memiliki KKK 90 – 95 %.
Proses pembuatn sit angin terdiri dari penerimaan dan penyaringan lateks, pengenceran, pembekuan, pemeraman, penggilingan, pencucian, penirisan, dan pengeringan.
Karena tidak ada proses pengasapan, kemungkinan ditumbuhi jamur lebih tinggi dibandingkan smoked rubber sheet.
10/1
7/2
013
19
Poliiso
pre
n/S
UG
/2012
5. SIT ASAP (RIBBED SMOKED SHEET/RSS ) 10/1
7/2
013
Poliiso
pre
n/S
UG
/2012
20
Proses pengolahan Sit Asap dengan pembeku asam formiat/semut hampir sama dengansit angin, bedanya terletak pada proses pengeringan, yaitu pada sit asap dilakukan pengasapan pada suhu yang bertahap antara 40 o – 60 o C selama 4 hari.
Klasifikasi Sit Asap menjadi RSS 1, RSS 2, RSS 3, dan cutting dilakukan setelah proses pengeringan.
Keuntungan yang diperoleh RSS dapat langsung diekspor atau sebagai bahan baku industri barang jadi karet,
Mutu produk seragam dan konsisten, harga paling tinggi dibandingkan jenis bokar yang lain.
Tidak mudah ditumbuhi jamur, karena adanya senyawa fenol asap yang melindungi RSS pak.
10/1
7/2
013
Poliiso
pre
n/S
UG
/2012
21
Lembaran RSS yang sedang
diasapi selama 4 hari
Karet RSS yang telah dicetak
(dibal) siap diekspor
B. PRODUK OLAHAN PABRIK 10/1
7/2
013
Poliiso
pre
n/S
UG
/2012
22
Crumb rubber merupakan karet alam yang dibuat khusus sehingga terjamin mutu teknisnya.
Dilakukan penghancuran lump dengan mesin penghancur (shrader).
Crumb Rubber dipak dalam bongkah-bongkah kecil , berat dan ukuran seragam, ada sertifikat uji laboratorium, dan ditutup dengan lembaran plastik polythene.
Produk disebut Standard Indonesian Rubber (SIR 20)
1. Karet Remah (crumb)
10/1
7/2
013
Poliiso
pre
n/S
UG
/2012
23
SIR adalah Karet bongkah (Karet Remah) yang telah dikeringkan dan dikilang menjadi bandela-bandela dengan ukuran yang telah ditentukan.
Karet alam SIR-20 berasal dari koagulum (lateks yang sudah digumpalkan) atau hasil olahan seperti lum, sit angin, getah keeping sisa, yang diperoleh dari perkebunan rakyat dengan asal bahan baku yang sama dengan koagulum.
Sortasi bahan baku
Pembersihan dan pencampuran makro
Peremahan
Pengeringan
Pengempaan bandela
Pengemasan
Tahapan Pembuatan
SIR 20 :
PERBEDAAN SIR 5, SIR 10 DAN SIR 20 10/1
7/2
013
Poliiso
pre
n/S
UG
/2012
24
Pada standar spesifikasi mutu kadar kotoran, kadar abu dan kadar zat menguap.
Langkah proses pengolahan karet alam SIR 20 bahan baku koagulum (lum mangkok, sleb, sit angin, getah sisa).
Disortasi dan dilakukan pembersihan dan pencampuran mikro, pengeringan gantung selama 10 hari sampai 20 hari, peremahan, pengeringan, pengempaan bandela.
Kadar kotoran maks 0,2 %
Kadar abu maks. 1,0 %
Kadar zat atsiri maks 1,0 %
PRI minimum 40 %
Plastisitas-Po minim 30
Kode warna merah
Standar Kualitas SIR 20 :
2. CREPE RUBBER 10/1
7/2
013
Poliiso
pre
n/S
UG
/2012
25
Merupakan hasil olahan lumb mangkok produksi petani yang digiling menggunakan roll creper, sehingga menjadi lembaran karet.
Dapat juga dibuat dari latek secara langsung sehingga dihasilkan kualitas yang baik.
Urutan proses pengolahan : penyaringan, pencampuran dan pengenceran lateks, pembekuan, penggilingan, pengeringan, sortasi, serta pembungkusan.
3. KARET VULKANISASI 10/1
7/2
013
Poliiso
pre
n/S
UG
/2012
26
Dilakukan proses penguatan dengan penambahan sulfur sebagai penguat.
Penambahan bahan antioksida untuk memperawet daya pakai
10/1
7/2
013
Poliiso
pre
n/S
UG
/2012
27
o Disebut juga ebonit
o Karet keras yang dibuat dengan penambahan senyawa belerang,
o Digunakan untuk roll mesin tik dll.
4. Hard Rubber
10/1
7/2
013
Poliiso
pre
n/S
UG
/2012
28
Penambahkan clorin hingga mencapai 65 %.
Produk sangat resisten terhadap bahan kimia untuk wadah bahan kimia dll.
Banyak digunakan untuk cat tahan asam, pernish dan lacquer kaleng.
5. Chlorinated Rubber
10/1
7/2
013
Poliiso
pre
n/S
UG
/2012
29
Kadar oksigen mencapai 0,25-1 atom oksigen/ molekul isoprene.
Sifat isolator baik banyak digunakan pembungkus kabel
6. Karet Oksidasi
10/1
7/2
013
Poliiso
pre
n/S
UG
/2012
30
Treatmen dengan asam sulfat, asam sulfonat, asam klorostanat.
Karet tidak elastis banyak digunakan untuk sol sepatu, karet bantalan logam dll.
7. Cyclized Rubber
8. KARET REKLIM (RECLIMED RUBBER)
Karet reklim merupakan karet yang diolah kembali dari barang-barang karet bekas, terutama ban-ban mobil bekas.
Karet reklim biasanya digunakan sebagai bahan campuran, karena mudah mengambil bentuk dalam acuan serta daya lekat yang dimilikinya juga baik.
Pemakaian karet reklim memungkinkan pengunyahan (mastication) dan pencampuran yang lebih cepat.
Produk yang dihasilkan juga lebih kukuh dan lebih tahan lama dipakai.
Kelemahan dari karet reklim adalah kurang kenyal dan kurang tahan gesekan sesuai dengan sifatnya sebagai karet daur ulang, oki kerat reklim kurang baik digunakan untuk membuat ban.
10/1
7/2
013
31
Poliiso
pre
n/S
UG
/2012