30
Plagiarism Checker X Originality Report Similarity Found: 7% Date: Tuesday, March 05, 2019 Statistics: 574 words Plagiarized / 8797 Total words Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement. ------------------------------------------------------------------------------------------- Nelmawarni dkk, Shamsiah Fakeh : Perempuan Minang Rantau Pejuang Tanah Melayu 191 © 21 bKa?ah l rht rved his rilice nsed under (CC-BY-SA) Shamsiah Fakeh: Perempuan Minang Rantau Pejuang Tanah Melayu Nelmawarni UIN Imam Bonjol Padang Email: [email protected] Martin Kustati UIN Imam Bonjol Padang Email: [email protected] Warnis UIN Imam Bonjol Padang Email: [email protected] Abstract Shamsiah Fakeh is a Minangkabau woman who became one of Malaysian defenders. She was a real nationalist who also became anti-British until her death and the earliest women who dared to speak openly to stimulate the spirit of Malay nationalism. She was directly involved in struggling Malay Peninsula from the invaders. She is also the earliest figure to make Malay women to be progressive and dare to challenge a conservative culture. She also opens opportunities and attracts other women to become more courageous and high-minded women. This study uses a historical approach. This study found that Shamsiah Fakeh's struggle in achieving Malaya's independence cannot be denied. The character of Shamsiah Fakeh as a Malay-nationalist politician was forthright in struggling the independence of the Malay Land. She becomes a political figure of woman who is positive and progressive minded, especially in defending women' political rights. Her courage, abundance and honesty in fighting for women's political rights are difficult to match in contemporary contexts. Shamsiah's involvement in the political field and the struggle for independence were solely based on the sincerity of the nation liberation from the grip of British colonialism.

Plagiarism Checker X Originality Report - Shamsiah Fakeh.pdfNegeri Sembilan tahun 1727 (KA 1966, fol.10; OB 1728, fol 20-1; KA 1993; OB 1929; CO Siri 717/47), sembilan daripada duabelas

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Plagiarism Checker X Originality Report - Shamsiah Fakeh.pdfNegeri Sembilan tahun 1727 (KA 1966, fol.10; OB 1728, fol 20-1; KA 1993; OB 1929; CO Siri 717/47), sembilan daripada duabelas

Plagiarism Checker X Originality Report

Similarity Found: 7%

Date: Tuesday, March 05, 2019

Statistics: 574 words Plagiarized / 8797 Total words

Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement.

-------------------------------------------------------------------------------------------

Nelmawarni dkk, Shamsiah Fakeh : Perempuan Minang Rantau Pejuang Tanah Melayu

191 © 21 bKa?ah l rht rved his rilice nsed under (CC-BY-SA) Shamsiah Fakeh:

Perempuan Minang Rantau Pejuang Tanah Melayu Nelmawarni UIN Imam Bonjol

Padang Email: [email protected] Martin Kustati UIN Imam Bonjol Padang Email:

[email protected] Warnis UIN Imam Bonjol Padang Email:

[email protected] Abstract Shamsiah Fakeh is a Minangkabau woman who

became one of Malaysian defenders.

She was a real nationalist who also became anti-British until her death and the earliest

women who dared to speak openly to stimulate the spirit of Malay nationalism. She was

directly involved in struggling Malay Peninsula from the invaders. She is also the earliest

figure to make Malay women to be progressive and dare to challenge a conservative

culture.

She also opens opportunities and attracts other women to become more courageous

and high-minded women. This study uses a historical approach. This study found that

Shamsiah Fakeh's struggle in achieving Malaya's independence cannot be denied. The

character of Shamsiah Fakeh as a Malay-nationalist politician was forthright in

struggling the independence of the Malay Land.

She becomes a political figure of woman who is positive and progressive minded,

especially in defending women' political rights. Her courage, abundance and honesty in

fighting for women's political rights are difficult to match in contemporary contexts.

Shamsiah's involvement in the political field and the struggle for independence were

solely based on the sincerity of the nation liberation from the grip of British colonialism.

Page 2: Plagiarism Checker X Originality Report - Shamsiah Fakeh.pdfNegeri Sembilan tahun 1727 (KA 1966, fol.10; OB 1728, fol 20-1; KA 1993; OB 1929; CO Siri 717/47), sembilan daripada duabelas

Although she was a member of the leftist party and was not accepted by the kingdom

which made her name less shining in Malay history but she was a sincere warrior to

defend the homeland rather than the invaders. Keywords: Shamsiah Pakeh, Depender,

Malay Land Abstrak Shamsiah Fakeh adalah seorang perempuan keturuan Minangkabau

yang menjadi pejuang Negara Malaysia.

Beliau seorang nasionalis sejati, anti-British yang tegar sampai akhir hayatnya, dan

perempuan pertama yang berani berpidato secara terbuka dan terang-terangan untuk

meransang semangat nasionalisme Melayu. Beliau juga membuka peluang dan menarik

minat perempuan lain untuk ikut menjadi perempuan yang lebih berani dan

berkeyakinan tinggi.

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui kiprah Shamsiah Fakeh dan menghuraikan

bentuk perjuangannya dalam sejarah kemerdekaan Malaya. Kajian ini menggunakan

pendekatan sejarah. Hasil penelitian menunjukan bahwa perjuangan Shamsiah Fakeh

dalam mencapai kemerdekaan Malaya tidak dapat dinafikan. Beliau merupakan tokoh

politik perempuan yang berfikiran positif dan berjiwa progresif, terutama dalam

membela hak-hak politik perempuan.

Keberanian, kelantangan dan kejujurannya memperjuangkan hak-hak politik perempuan

sukar ditandingi dalam konteks sezamannya. Penglibatan Shamsiah dalam kancah

politik dan perjuangan kemerdekaan adalah semata-mata berlandaskan keikhlasan

membebaskan bangsa dari cengkraman KAFAAH JOURNAL, 7 (2), 2017, (191-208) (Print

ISSN 2356-0894 Online ISSN 2356-0630) Available online at:

http://kafaah.org/index.php/kafaah/index 192 Nelmawarni dkk, Shamsiah Fakeh :

Perempuan Minang Rantau Pejuang Tanah Melayu © 21 bKa?ah l rht rved his rilice e r

(CC-BY-SA) penjajahan British.

Walaupun beliau pernah menjadi anggota partai yang berhaluan kiri dan tidak diterima

oleh kerajaan yang membuat namanya tidak begitu bersinar dalam pensejarahan

Melayu tetapi beliau adalah seorang pejuang yang ikhlas untuk mempertahankan tanah

air dari penjajah. Kata Kunci: Shamsiah Pakeh, Pejuang, Tanah Melayu PENDAHULUAN

Orang Minangkabau merupakan salah satu dari etnik Melayu Indonesia yang

mempunyai intensitas yang kuat terhadap merantau. Oleh karena itu orang

Minangkabau telah berdiaspora hampir di seluruh belahan dunia.

Diaspora orang Minangkabau di Semenajung Tanah Melayu telah terbukti dalam

Volkstelling 1930, banci Malaya 1921 dan 1931, berdirinya kerajaan Minangkabau di

Negeri Sembilan tahun 1727 (KA 1966, fol.10; OB 1728, fol 20-1; KA 1993; OB 1929; CO

Siri 717/47), sembilan daripada duabelas suku di Negeri Sembilan berasal dari nama

Page 3: Plagiarism Checker X Originality Report - Shamsiah Fakeh.pdfNegeri Sembilan tahun 1727 (KA 1966, fol.10; OB 1728, fol 20-1; KA 1993; OB 1929; CO Siri 717/47), sembilan daripada duabelas

daerah di Minangkabau. (Nelmawarni, 2011).

Orang Minangkabau tidak hanya salah satu dari kelompok perantau dan peneroka

Melayu Sumatera yang berhasil dalam membuka dan membina deretan

kampung-kampung baru di sekitar kawasan Barat Semenanjung Tanah Melayu, tetapi

orang Minangkabau juga tercatat sebagai pedagang besar yang berjaya dan setara

dengan pedagang-pedagang lainnya, seperti Haji Mohd.

Taib bin Abdul Samad yang terkenal sebagai seorang yang terkaya di

Selangor(Baharuddin & Sukimi, 2007; Bungo & Hussin, 2017; Gullick, 2000; Secretariat

4304, 1896; Sharif, 2016). Khatib Koyan bin Abdullah, penghulu Setapak, (NATIVE

2311/89, 1989) Haji JAmin , termasuk pedagang Minangkabau yang terkaya di Kuala

Lumpur (Firdaus Abdullah, 2008).

Syeikh Mohammad Taib terkenal sebagai ulama perang dan pedagang (Penang

Gazzette, 25 Okt. 1862). Pak Yatim juga terkenal sebagai pedagang sukses. Haji Abbas

bin Abdul Samad, (DO Ulu Selangor 11 April 1911) Bagindo Sama, terkenal sebagai

pengusaha lombong. Haji Zainuddin, Salim Kajai, yang terkenal sebagai pemilik Syarikat

Syeikh Haji (Nelmawarni, 2011).

Dalam bidang agama Orang Minangkabau juga sangat terkenal di Semenanjung Tanah

Melayu seperti: Syeikh Mohd.Tahir Jalaluddin, ahli falak, seorang ulama pembaharu

pemikiran Islam pada permulaan abad ke-20 di seluruh kepulauan Melayu (Mustajab,

1977). Haji Abbas b.Mohd.Taha, Syekh Yusuf bin Haji Abdullah Ar-Rawi atau lebih

dikenal dengan Yusuf Rawa, ulama yang aktif dalam bidang penerbitan. Syeikh

Mohd.Taib Minangkabau, Abdul Samad atau Panglima Garang, anak Pakeh Garang

Minangkabau sebagai pejuang kemerdekaan Semenanjung Tanah Melayu (Hashim &

Yaacob, 2011; Mohamed & Mohd, 2000). Othman Abdullah, cucu Haji Mohd. Taib bin

Abdul Samad, seorang nasionalis Melayu (Roff, 1966)).

Tan Sri Aishah Ghani, Khatijah Sidek, dan Shamsiah Fakeh, politikus dan nasionalis

Melayu sebelum kemerdekaan Malaysia (Nelmawarni, 2011). Tiga tokoh terakhir ini

dikenal juga sebagai Sri Kandi Malaya. Ketiga tokoh perempuan tersebut adalah

permpuan-perempuan Minangrantau yang sangat terkenal di Tanah Melayu.

Mereka adalah politikus dan pejuang-pejuang yang sangat gigih dan tangguh. Namun

dalam kajian ini hanya difokuskan tentang Shamsiah Fakeh, karena perjuangan

Shamsiah Fakeh banyak mendapat penilaian yang pro kontra di kalangan masyarakat

Tanah Melayu, sehingga perjuangannya juga dipertanyakan.

Page 4: Plagiarism Checker X Originality Report - Shamsiah Fakeh.pdfNegeri Sembilan tahun 1727 (KA 1966, fol.10; OB 1728, fol 20-1; KA 1993; OB 1929; CO Siri 717/47), sembilan daripada duabelas

Shamsiah Fakeh merupakan seorang perempuan Minang-rantau yang gigih dalam

memperjuangkan emansipasi perempuan sekaligus kemerdekaan Tanah Melayu dari

penjajah British. Shamsiah Fekeh telah membuka minda perempuan Melayu dari

belenggu tradisi dan budaya konservatif. Pada awal abad ke-20 atau sebelum tahun

1920-an pandangan masyarakat Melayu tentang perempuan Nelmawarni dkk, Shamsiah

Fakeh : Perempuan Minang Rantau Pejuang Tanah Melayu ¦ 193 © 21 bKa?ah l rht rved

his rilice er( -BY-SA) masih terkungkung oleh norma-norma masyarakat.

Sehingga mereka memandang rendah terhadap golongan perempuan dan

beranggapan bahawa tugas perempuan hanya sekitar fungsi biologis dan sosial saja

(Abdullah, 2007; Midawati & Buang, 2017). Oleh karena itu hanya anak laki-laki saja

yang banyak bersekolah, sedangkan anak perempuan hanya diajar di rumah dengan

adat dan kepercayaan tradisional oleh ibu mereka yang juga buta huruf (Boserup, 2007).

Sehubungan dengan itu, menjelang tahun 1920 hanya ada dua orang anak perempuan

Melayu yang masuk sekolah beraliran Inggeris, yaitu Sofiah binti Abdullah di Sekolah

Convent Bukit Nanas, Kuala Lumpur pada tahun 1907 dan Zainun binti Munshi Sulaiman

di Sekolah Perempuan Rebecca, Melaka pada tahun 1920 (Foo & Richards, 2004; Samah,

1960). Setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua, pandangan masyarakat telah mulai

berubah.

Mereka sudah mulai terbuka mata dan berfikir bahwa pendidikan tidak hanya perlu bagi

anak laki-laki. Begitu jga dengan perjuangan kemerdekaan bukan saja tanggung jawab

laki-laki, tetapi juga semua warga negara. Oleh karena itu mereka sudah sama-sama

memperlihatkan semangat yang tinggi terhadap pendidikan dan perjuangan

kemerdekaan.

Perubahan sikap dan pandangan masyarakat terhadap peran perempuan menjadi faktor

pendorong bagi perempuan untuk tampil bersama dengan laki-laki. Sehingga mereka

tidak merasa janggal lagi jika berjuang bersama laki-laki. Justeru itu, ada diantara para

perempuan yang sanggup berjuang mengangkat senjata demi memperjuangkan

kemerdekaan negara.

Bahkan juga ada sebagian dari mereka yang sanggup menyumbangkan perhiasan

emasnya untuk membantu para pejuang demi mencapai kemerdekaan (Ab Rahim,

2012). Perubahan sikap dan pandangan masyarakat ini juga merupakan andil besar dari

usaha yang dilakukan oleh Shamsiah Fakeh. Beliau telah berani menantang budaya

konservatif yang menganggap peranan perempuan tidak penting, melalui

pidato-pidatonya.

Page 5: Plagiarism Checker X Originality Report - Shamsiah Fakeh.pdfNegeri Sembilan tahun 1727 (KA 1966, fol.10; OB 1728, fol 20-1; KA 1993; OB 1929; CO Siri 717/47), sembilan daripada duabelas

Shamsiah Fekeh seorang perempuan yang hebat berpidato, yang diakui oleh orang

ramai. Beliau berani berpidato secara terbuka dalam berbagai hal, terutaman mengenai

semangat nasionalisme. Kehebatan dan keberanian beliau telah menarik minat

perempuan lain untuk mencontohnya.

Apalagi isi pidato Shamsiah banyak merangsang semangat dan menyadarkan para

perempuan- perempuan kampung tentang pentingnya membangun diri dan

memerdekakan negara dari cengkraman penjajahan (Ab Rahim, 2012). Shamsiah Fakeh

tidak hanya seorang motivator, pejuang emansipasi perempuan dan pejuang bangsa,

tetapi juga seorang nasionalis sejati dan anti-British yang tegar.

Beliau seorang pejuang yang berani mengangkat senjata dan sanggup masuk hutan

untuk ikut serta dalam perjuangan bersenjata melawan penjajah British demi

memperjuangkan kemerdekaan Malaya. Sejak berumur 24 tahun beliau telah

meninggalkan orang tua, keluarga dan kampung halamannya demi perjuangan

kemerdekaan tanah air. Walaupun demikian, nama Shamsiah Fakeh tidak begitu

bersinar dalam pensejarahan Tanah Melayu.

Perjuangan Shamsiah Fekeh dalam mencapai kemerdekaan Malaya seakan tidak

mendapat penghargaan yang sepatutnya, bahkan sebaliknya. Perjuangannya banyak

mendapat pandangan yang negatif. Oleh karena itu, kajian tentang Shamsiah Fakeh ini

dipandang perlu dilakukan untuk menjelaskan siapa sesungguhnya Shamsiah Fakeh,

bagaimana bentuk perjuangannya dan kenapa namanya tidak begitu bersinar dalam

pensejarahan Tanah Melayu, khususnya dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Malaya.

METODE PENELITIAN Kajian ini menggunakan metode sejarah (historical method).

Metode sejarah merupakan seperangkat perinsip dan aturan 194 Nelmawarni dkk,

Shamsiah Fakeh : Perempuan Minang Rantau Pejuang Tanah Melayu © 21 bKa?ah l rht

rved his rilice e r (CC-BY-SA) yang sistematis yang dibentuk untuk mengumpulkan

sumber-sumber sejarah secara efektif, menilainya secara kritis dan menyajikan hasil

yang dicapai dalam bentuk tertulis (Garraghan, 1946; Gilbert, 1953; Shafer & Bennett,

1974).

Kebenaran sejarah sangat bergantung kepada kebenaran sumber, terutama sumber

primer, dan juga sumber sekunder (Gottschalk, 1986). Sumber primer berasal dari arsip-

arsip PKM, UMNO, surat persendirian, dan surat khabar sezaman. Sedangkan sumber

sekunder diperoleh dari buku, jurnal, makalah-makalah seminar, ensiklopedia, kajian

ilmiah dan berbagai tulisan yang berkaitan dengannya.

Sumber-sumber tersebut diperoleh dari Arkib Negara Malaysia, Perpustakaan Nasional

Page 6: Plagiarism Checker X Originality Report - Shamsiah Fakeh.pdfNegeri Sembilan tahun 1727 (KA 1966, fol.10; OB 1728, fol 20-1; KA 1993; OB 1929; CO Siri 717/47), sembilan daripada duabelas

Malaysia, Perpustakaan Utama Universiti Malaya, PPgatanZa?bUniversiti Malaya,

Perpustakaan Pengajian Islam Universiti Malaya, Perpustakaan Negara Malaysia,

Perpustakaan Tun Seri Lanang Universiti Kebangsaan Malaysia dan Perpustakaan Alam

Tamadun Melayu Universiti Kebangsaan Malaysia. TEMUAN PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN 1.

Latar BeMlakang Shamsiah Fakeh Shamsiah Fakeh adalah anak dari seorang perantau

Minangkabau yang bernama Fakeh Sutan Sulaiman yang lebih dikenal dengan

panggilan Fakeh Godang, kerana sosok tubuhnya yang besar. Ibu beliau bernama

Saamah Nonggok. Shamsiah Fakeh merupakan anak kedua dari delapan kakak beradik,

lahir di Kampung Gemuruh, Kuala Pilah, Negeri Sembilan pada tahun 1924 (Ab Rahim,

2012).

Shamsiah Fakeh lahir dalam keluarga miskin yang sederhana dalam masyarakat yang

memegang kuat Adat Perpatih. Beliau dididik dengan cara budaya Melayu dan Adat

Perpatih. Bapak beliau seorang penjaja kecil yaitu meraih atau berjaja sayur-sayuran,

ikan serta menjual ubat-ubatan buatan sendiri. Bapa beliau terpaksa bekerja keras untuk

menyara keluarganya yang besar itu. Namun, bapa beliau tidak pernah menyesali

takdirnya.

Beliau gigih berusaha untuk membesarkan anak-anaknya. Bapanya sering dikejar oleh

polisi kerana berjaja di kaki lima kedai tanpa lesen berniaga. Bapanya juga pernah

ditahan di balai polisi selama beberapa hari. Setiap hari, bapanya terpaksa mengayuh

sepeda sejauh belasan batu untuk mendapatkan barang-barang yang hendak dijualnya.

Jika jualannya laris, maka kehidupan Shamsiah sekeluarga senanglah sedikit. Tetapi adat

orang berniaga, jualan bapanya tidak selalu habis yang menyebabkan beliau terpaksa

pulang dengan tangan kosong (Ab Rahim, 2012). Bagi meringankan beban bapanya, ibu

Shamsiah terpaksa pergi berjaja kain yang diambilnya dari kedai besar.

Pagi-pagi ibu beliau sudah keluar pergi berjaja dan pulang pada waktu senja. Ibu beliau

juga menemui kesulitan dan kesukaran dalam pekerjaannya. Kadang-kadang jualan

ibunya hanya dapat dijual sedikit saja dan kadang-kadang juga ibunya pulang dengan

tangan kosong kerana orang kampung juga miskin. Maka ada pula yang terpaksa

berhutang dan tidak mudah pula untuk membayarnya.

Hal ini menyebabkan ibu beliau terpaksa pergi berkali-kali untuk menagih hutang

(Fakeh, 2004; Ismail, 2009; Musa, 2013). Penididikan formal Shamsiah Fakeh diawali di

Sekolah Melayu Kampung Parit, Kuala Pilah, Negeri Sembilan pada tahun 1931.

Kemudian beliau pindah ke Sekolah Melayu Bandar di Kuala Pilah dan belajar di sana

Page 7: Plagiarism Checker X Originality Report - Shamsiah Fakeh.pdfNegeri Sembilan tahun 1727 (KA 1966, fol.10; OB 1728, fol 20-1; KA 1993; OB 1929; CO Siri 717/47), sembilan daripada duabelas

sampai kelas lima.

Pada tahun 1938, beliau belajar ke sekolah agama Rahmah al- Yunusiah di Padang

Panjang ranah Minangkabau Sumatera Barat yang dikenal dengan Diniyah Putri (Ab

Rahim, 2012; Fatini Yaacob, 1991). Shamsiah Fakeh pergi bersama adiknya Ramli yang

juga bersekolah di sekolah Putra. Shamsiah Fakeh tinggal di asrama Diniyah Putri,

Nelmawarni dkk, Shamsiah Fakeh : Perempuan Minang Rantau Pejuang Tanah Melayu ¦

195 © 21 bKa?ah l rht rved his rilice er( -BY-SA) sedangkan Ramli tinggal di rumah

Rahimin, adik kandung bapaknya.

Diniyah Putri Rahmah al-Yunusiah Padang Panjang adalah sekolah kaum muda yang

terkenal di Ranah Minang Sumatera Barat pada masa itu. Selain mengajar soal agama

Islam, sekolah itu juga mendidik dan menanamkan semangat nasionalisme di kalangan

generasi muda yang belajar di sana (Daya & Islam, 1990; Nelmawarni, 2013; Noer, 1996).

Di sinilah bibit nasionalisme anti penjajah mulai tersemai di hati Shamsiah fakeh.

Sekolah ini mempunyai mata pelajaran khusus untuk membangkitkan semangat

nasionalisme, cinta tanah air dan menentang penjajah. Para siswa selalu diingatkan

tentang perjuangan dan tanggungjawab untuk memerdekakan bangsa. Setiap pagi

mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan penuh semangat. Kemudian mereka

menggenggam tangan sambil mengucapkan kata Merdeka berkali-kali dengan lantang

dan penuh semangat.

Di samping itu mereka juga disiapkan untuk menjadi pemimpin yang berkaliber, cakap,

pandai berhujah dan dapat mencetuskan idea-idea yang bernas, melalui program

latihan bahasa dan pidato (Ab Rahim, 2012). Melalui program tersebut Shamsiah Fakeh

telah mulai mengasah minatnya berpidato sekaligus mulai menajamkan bakat

kepimpinannya. Shamsiah Fakeh hanya dapat belajar selama dua tahun saja di sekolah

tersebut, karena pada tahun 1940 beliau terpaksa dibawa pulang ke Tanah Melayu oleh

bapak beliau disebabkan dunia semakin bergolak menjelang meletusnya Perang Dunia

Kedua.

Orang tua beliau merasa tidak tentaram jika tidak membawa Shamsiah Fakeh dan

adiknya kembali pulang ke Tanah Melayu dalam kondisi seperti itu (Fakeh, 2004; Ismail,

2009; Musa, 2013). Kemudian Shamsiah melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah

Islamiah atau Islamic High School, di Pelangai, Kuala Pilah (Ab Rahim, 2012; Fatini

Yaacob, 1991).

Sekolah yang didirikan oleh Tuan Guru Mohammad Maadah Layang ini

memperkenalkan cara baru dalam pengajarannya. Mata pelajaran utama di sekolah ini

Page 8: Plagiarism Checker X Originality Report - Shamsiah Fakeh.pdfNegeri Sembilan tahun 1727 (KA 1966, fol.10; OB 1728, fol 20-1; KA 1993; OB 1929; CO Siri 717/47), sembilan daripada duabelas

adalah al-Quran dan Hadis. Mereka diajarkan menterjemakan al-Quran secara harfiah,

kata demi kata. Oleh karena itu dalam masa waktu dua tahun, para siswa sudah bisa

menterjemah 30 juz al- Quran.

Selain itu, sekolah ini menggunakan kitab-kitab asli berbahasa Arab karangan ulama

terkenal luar negeri. Berbeda dengan sekolah pondok lainnya yang menggunakan kitab

terjemahan atau kitab Melayu karya ulama-ulama setempat (Fakeh, 2004; Ismail, 2009;

Musa, 2013). Sistem pengajaran yang unik tersebut telah menjadikan mereka yang

tamatan sekolah ini mahir menterjemahkan al-Quran dan Hadis.

Siswa-siwa sekolah ini juga mempunyai semangat yang tinggi untuk memperjuangkan

bangsa, sehingga banyak lulusan sekolah ini yang menceburkan diri dalam politik dan

perjuangan kemerdekaan (Ab Rahim, 2012; Fatini Yaacob, 1991). Walaubagaimanapun

Shamsiah Fakeh hanya dapat belajar selama setahun lebih saja di sekolah tersebut

kerana terpaksa menikah.

Shamsiah Fakeh menikah pada 17 Agustus 1941 dengan Yasin Kina, teman sekolah

beliau pada usia 17 tahun atas dorongan dan pengaturan dari guru beliau, Lebai

Maadah. Pernikahan tersebut tidak bertahan lama, dan pada bulan Juni 1944 Shamsiah

Fakeh telah diceraikan oleh suami beliau ketika sedang hamil delapan bulan anak kedua

beliau.

Setelah berumur delapan bulan anak kedua beliau tersebut meninggal dunia, sedangkan

anak pertama beliau pun telah meninggal ketika berumur satu setengah tahun.

Kemudian Shamsiah Fakeh menikah lagi dengan J.M. Rusdi yang telah berjanji

menyekolahkannya kembali. Walaupun perjanjian itu ditepati, tetapi hanya lebih kurang

empat bulan saja Shamsiah Fakeh sempat belajar di sekolah agama di Masjid Tinggi,

Bagan Serai, setelah pernikahan itu. Kemudian terpaksa berhenti, karena suaminya telah

memulangkannya kembali ke orang tua dan menceraikannya.

Shamsiah Fakeh baru mengetahui perangai suaminya setelah menikah, sehingga 196

Nelmawarni dkk, Shamsiah Fakeh : Perempuan Minang Rantau Pejuang Tanah Melayu ©

21 bKa?ah l rht rved his rilice e r (CC-BY-SA) perkahwinan kedua ini hanya bertahan

selama lima bulan saja. Kemudian setelah kekalahan, tentara Jepang dan tentara British

kembali ke Malaya, barulah Shamsiah mengetahui yang sebenarnya bahwa Rusdi adalah

mata-mata tentara Jepang (Adam, 1994). Pada bulan Desember 1946, Shamsiah Fakeh

menikah dengan Ahmad Boestaman.

Pernikahan ini bermula dari kedekatan Shamsiah Fakeh sebagai ketua AWAS dengan

Ahmad Boestaman sebagai ketua API dalam usaha untuk mengembangkan partai,

Page 9: Plagiarism Checker X Originality Report - Shamsiah Fakeh.pdfNegeri Sembilan tahun 1727 (KA 1966, fol.10; OB 1728, fol 20-1; KA 1993; OB 1929; CO Siri 717/47), sembilan daripada duabelas

sehingga membawa kepada pernikahan (Adam, 1994). Pernikahan ini telah menjadi

simbolik penyatuan cita-cita politik dalam memperjuangkan kemerdekaan tanah air.

Shamsiah Fakeh sendiri juga menjadikan perkahwinan tersebut sebagai platform untuk

meningkatkan kemajuan dirinya dalam politik dan ideologi perjuangan, karena bagi

Shamsiah Fakeh yang masih baru dalam politik, mendampingi seorang politikus yang

berpengalaman tentu saja akan dapat membantu beliau.

Namun pernikahan ini hanya bertahan selama tiga bulan saja. Penceraian dilakukan

secara baik-baik, agar hubungan mereka tetap baik demi perjuangan kemerdekaan .

Pernikahan Shamsiah Fakeh dengan Wahi Anuwar, komander Rejimen Ke-10 dari

Tentara Pembebasan Nasional Malaya pada bulan Agustus 1948 berjalan dalam suasana

yang sangat sulit (Fakeh, 2004; Ismail, 2009; Musa, 2013). Mereka terpaksa hidup susah

di dalam hutan dan penuh resiko.

Pada akhir tahun 1949, telah terjadi suatu tragedi yang memisahkan mereka. Ketika itu

Shamsiah sedang sarat mengandung yang hampir melahirkan dalam perjalanan ke utara

dari Temerloh bersama-sama pasukan induk Rejimen Ke- 10 untuk membuka daerah

bebas, mereka telah mendapat serangan hebat dari tentara British di Mentakab,

sehingga pasukan Rejimen ke-10 tersebut terpecah belah.

Shamsiah Fakeh sendiri terpisah dari suaminya dan sebahagian anggota ada yang telah

menyerah kepada musuh. Ketika inilah Shamsiah melahirkan anaknya. Kemudia setelah

anaknya lahir Shmsiah Fakeh mendapat khabar bahwa suaminya pun telah menyerahkan

diri ke pihak musuh (Fakeh, 2004; Ismail, 2009; Musa, 2013). Pada akhir tahun 1953,

pasukan induk Rejimen Ke-10 telah sampai di kawasan perbatasan Malaysia-Thailand.

Mereka berhasil melatih basis yang tangguh di kawasan itu dan mendapat dukungan

kuat dari rakyat serta bantuan makanan yang terjamin. Di situ Shamsiah ditugaskan di

jabatan propaganda dan percetakan Rejimen Ke-10. Ketika itulah Shamsiah dan Ibrahim

Mohamad mulai menjalin hubungan dan kemudian menikah pada 1 Jun 1956.

Ini merupakan pernikahan Shamsiah Fakeh yang kelima dan terakhir, yang kemudian

mereka dikurniakan tiga orang anak lelaki yaitu Jamaluddin, Kamaruddin dan

Shamsuddin (Ab Rahim, 2012). 2. Sejarah Perjuangan Shamsiah Fakeh Pada dasarnya

semangat Nasionalisme Shamsiah Fakeh sudah dimulai sejak beliau kembali ke tanah air

dari belajar di Sumatera Barat.

Karena semasa belajar di Ranah Minang Sumatera Barat tersebut beliau sudah

mengenal semangat nasionalisme yang diajarkan di sekolah Diniyah Putri Padang

Panajang tersebut. Semangat itu makin bertambah kuat ketika beliau belajar ilmu

Page 10: Plagiarism Checker X Originality Report - Shamsiah Fakeh.pdfNegeri Sembilan tahun 1727 (KA 1966, fol.10; OB 1728, fol 20-1; KA 1993; OB 1929; CO Siri 717/47), sembilan daripada duabelas

agama di Bagan Serai Perak. Oleh karena itu ketika mendengar ceramah dan

penerangan tentang perjuangan menuntut kemerdekaan negara daripada penjajah

British oleh anggota pimpinan PKMM minat Shamsiah menjadi semakin kuat.

Perjuangan Shamsiah Fakeh di sini dapat dibedakan atas dua macam, sebagai berikut:

2.1.

Pejuang Emansipasi Perempuan Ketika Shamsiah Fakeh kembali ke tanah air dari belajar

di ranah Minang Sumatera Barat pada tahun 1940, Tanah Melayu masih dihimpit oleh

kesengsaraan Nelmawarni dkk, Shamsiah Fakeh : Perempuan Minang Rantau Pejuang

Tanah Melayu ¦ 197 © 21 bKa?ah l rht rved his rilice er( -BY-SA) politik akibat penjajahan

British.

Selang beberapa waktu kemudian, Shamsiah Fakeh terbelenggu dengan perkawinan

yang tidak membawa kebahagiaan kerana suaminya tidak mengerti hakikat hidup

berkeluarga menurut agama dan adat Melayu. Dua kali pernikahan pertamanya

mengalami kegagalan. Kondisi-kondisi tersebut telah membakar semangat juang

Shamsiah Fakeh untuk hidup lebih berguna untuk bangsa dan negara, sehingga

semangat perjuangan kemerdekaan negara mengalir di setiap aliran darahnya (Ab

Rahim, 2012), sekaligus juga memacu semangat beliau untuk memperjuangkan nasib

perempuan.

Tidak dapat disangkal bahwa kesadaran Nasionalisme Shamsiah Fakeh demi

memperjuangkan kemerdekaan tanah air adalah motivasi perjuangannya. Akan tetapi

penindasan terhadap kaum perempuan juga merupakan salah satu pendorong yang

kuat bagi Shamsiah Fakeh untuk berjuang demi membebaskan kaum perempuan dari

penindasan tersebut.

Shamsiah Fakeh telah melihat dan merasakan berbagai bentuk penindasan yang dialami

kaum perempuan, tidak saja penindasan dari sistem feudalisme, kapitalisme dan

imperialisme, tetapi juga menderita akibat penindasan para laki-laki, adat istiadat yang

kuno, peraturan agama yang disalah artikan dan sebagainya. Shamsiah Fakeh sendiri

pernah menderita dan menjadi mangsa kekuasaan laki-laki.

Suami pertama beliau telah menceraikan beliau ketika sedang sarat mengandung lapan

bulan (Fakeh, 2004; Ismail, 2009; Musa, 2013). Beliau tertipu oleh suami keduanya yang

ternyata seorang mata-mata Jepang. Di samping itu, beliau juga melihat banyak

kejadian para perempuan diceraikan setelah beranak banyak.

Akibatnya banyak kaum perempuan yang terpaksa menderita untuk membesarkan

anak-anak. Begitu juga dengan hal poligami yang tidak disukai oleh kaum perempuan.

Page 11: Plagiarism Checker X Originality Report - Shamsiah Fakeh.pdfNegeri Sembilan tahun 1727 (KA 1966, fol.10; OB 1728, fol 20-1; KA 1993; OB 1929; CO Siri 717/47), sembilan daripada duabelas

Walaupun dibenarkan oleh Islam, tetapi hanya sebagian kecil saja dari mereka yang

berpoligami benar-benar memenuhi syarat seperti yang ditetapkan Islam. Banyak yang

tidak memenuhi syarat, dan telah menyimpang, sehingga meninggalkan tanggungjawab

kepada kaum perempuan dan membuat kaum perempuan menderita.

Dilatarbelakangi penindasan dan penderitaan inilah semangat Shamsiah Fakeh

berkobar-kobar untuk berjuang demi kemerdekaan tanah air. Dengan merdekanya

Tanah Melayu dari bangsa penjajah, taraf hidup kaum perempuan dapat ditingkatkan.

Justeru itu, beliau melibatkan diri dalam perjuangan kemerdekaan tanah air dan gigih

memperjuangkan nasib kaum perempuan dan emansipasi sejati kaum perempuan

(Fakeh, 2004; Ismail, 2009; Musa, 2013).

Berdasarkan pengalaman hidup beliau tersebut Shamsiah Fakeh membuktikan kepada

perempuan, bahwa setiap perempuan harus mampu mengubah nasib sendiri. Oleh

karena itu setiap perempuan harus bisa tegar dan tidak berputus asa atas segala cobaan

dan tantangan kehidupan seberat apa pun. Sebagai sorang motivator, dalam pidatonya

Shamsiah Fakeh sering menggunakan ayat- ayat al-Quran dan hadis untuk

membangkitkan semangat perempuan dan masyarakat secara umum agar bangun

berjuang menentang penjajah.

Shamsiah sering membacakan surat Ar- R?ad, yat 11, untuk mengingatkan masyarakat

bahwa “Allah dak mubah suatu kaum, jika tidak mereka sendiri yang berusaha mereka s

Di samping itu, Shamsiah juga sering mengambil contoh dari isteri-isteri Nabi di luar

rumah dan menuntut ilmu, seperti Siti Aishah, yang mempunyai ilmu dan pengetahuan

yang luas, terutama tentang hadis.

Oleh karena itu, Siti Aishah menjadi pakar rujuk hadis yang terkenal setelah Nabi

meninggal, dan Imam-imam besar Islam juga merujuk kepada beliau. Kenyataan ini

menunjukkan bahwa perempuan juga harus berpengetahuan tinggi, karena kedudukan

dan peranan perempuan jauh lebih besar dan bukan hanya di rumah tangga saja.

Sehubungan dengan itu Shamsiah Fakeh sering 198 Nelmawarni dkk, Shamsiah Fakeh :

Perempuan Minang Rantau Pejuang Tanah Melayu © 21 bKa?ah l rht rved his rilice e r

(CC-BY-SA) mene“marilkitbersama -sama menuntut ilmu kerana ilmu itu tidak hanya

untuk lelaki tetapi juga diwajibkan untuk perempuan. Isteri Rasulullah di atas patut

dijadikan teladan kepada setiap perempuan di seluruh dunia.

Jenis kelamin tidak bisa dijadikan sebagai penghalang untuk maju dan menuntut ilmu.

Perempuan yang berilmu juga akan mempunyai darjat yang tinggi dan dihormati oleh

masyarakat. Justeru itu, kaum perempuan haruslah menuntut ilmu agar bisa

Page 12: Plagiarism Checker X Originality Report - Shamsiah Fakeh.pdfNegeri Sembilan tahun 1727 (KA 1966, fol.10; OB 1728, fol 20-1; KA 1993; OB 1929; CO Siri 717/47), sembilan daripada duabelas

bergandengan bahu bersama-sama laki-laki untuk membangun negara.

Ketika Shamsiah Fakeh berpidato untuk memotivasi perempuan beliau sering

mengatakan bahwa perempuan tidak boleh berpisah dengan laki-laki karena

perempuan diibaratkan sebagai sayap kiri dan laki-laki ibarat sayap kanan. Bagaikan

seekor burung, yang seandainya sayap kiri tidak bergerak, tentu saja sayap kanan tidak

bisa terbang. Ketika berpidato terhadap kaum lelaki, Shamsiah banyak menekankan

mengenai soal kesadaran membebaskan tanah air dari penjajah, dan memberi

contoh-contoh perjuangan dengan nagara lain, seperti perjuangan berdarah Indonesia

mencapai kemerdekaan, agar rakyat tidak gentar dan takut untuk berjuang (Fatini

Yaacob, 1991).

Ketika Shamsiah Fakeh menjadi ketua perempuan PKMM (AWAS), beliau banyak

memberi sumbangan kepada masyarakat terutama kepada kaum perempuan. Beliau

telah mengatur program kesadaran untuk perempuan-perempuan kampung agar maju

dari segi pemikiran dan ilmu pengetahuan. Beliau punya perinsip bahwa

perempuan-perempuan kampung mesti dididik supaya mengenal dunia luar, bukan

sekadar di sekitar dapur saja.

Beliau telah mengatur kelas-kelas belajar membaca dan menulis untuk perempuan buta

huruf, kelas memasak, kelas menjahit, kraf tangan dan kelas berhias diri agar

perempuan- perempuan bisa tampil baik dalam setiap majlis (Fatini Yaacob, 1991).

Untuk menunjukkan kreativitas perempuan yang sudah dilatih tersebut, Shamsiah Fakeh

menyelipkan pameran kraf tangan kaum perempuan pada acara perayaan yang

diadakan PKMM, seperti yang diadakan di Jendram, Selangor.

Shamsiah Fakeh juga menyuruh para perempuan membeli dan membaca surat khabar,

agar mereka bisa mengetahui dan peka dengan perkembangan informasi dan persoalan

dunia, sekaligus juga sebagai satu usaha untuk mendekatkan para perempuan dengan

ilmu pengetahuan dan informasi (Fatini Yaacob, 1991). Sebagai seorang yang terpelajar,

Shamsiah juga menginginkan para perempuan sezaman dengannya menjadi insan yang

berilmu dan peka dengan isu-isu yang muncul.

Dala usaha perjuangan menentang penjajah, Shamsiah Fakeh juga berperan besar

dalam membantu mendapatkan dana perjuangan. Shamsiah Fakeh bersama pengurus

Pusat AWAS menghimbau kepada setiap perempuan yang bekerja di sawah dan

menoreh getah agar menyisihkan sebagian kecil hasil kerjanya setiap hari dalam satu

tabung kecil.

Bagi ibu rumah tangga yang tidak bekerja, diminta mengasingkan segenggam beras

Page 13: Plagiarism Checker X Originality Report - Shamsiah Fakeh.pdfNegeri Sembilan tahun 1727 (KA 1966, fol.10; OB 1728, fol 20-1; KA 1993; OB 1929; CO Siri 717/47), sembilan daripada duabelas

setiap kali memasak ke dalam satu tempat agar dapat diserahkan pada akhir bulan

untuk dijual demi mendapatkan uang untuk perjuangan partai. Bahkan Shamsiah Fakeh

juga meminta agar setiap perempuan ikut menderma sesuai kemampuan baik uang

atau barang setiap kali rapat.

Sehingga banyak diantara mereka yang sanggup menyumbangkan perhiasan emasnya

untuk biaya perjuangan. Para perempuan tersebut ikhlas dan berbangga diri kerana

dapat berbakti kepada perjuangan partai. Melalui cara ini, AWAS telah mendatangkan

hasil yang besar terhadap PKMM dan masyarakat.

Selain kesadaran atas perjuangan kemerdekaan, mereka menyadari bahwa pengorbanan

harta dan tenaga demi mencapai cita-cita kemerdekaan adalah tanggung jawab semua

rakyat tidak saja laki-laki tetapi juga perempuan (Fatini Yaacob, 1991). Nelmawarni dkk,

Shamsiah Fakeh : Perempuan Minang Rantau Pejuang Tanah Melayu ¦ 199 © 21 bKa?ah

l rht rved his rilice er( -BY-SA) 2.2.

Pejuang Kemerdekaan Bangsa Perjuangan Shamsiah Fakeh bermula sejak tahun 1945

ketika beliau sering menghadiri kegiatan dan pertemuan yang diadakan PKMM. Sejak

itu, Shamsiah telah memperlihatkan minatnya yang besar terhadap gerakan nasionalis.

Sebelum menyertai PKMM, Shamsiah sering menjadi penceramah undangan di

beberapa tempat.

Khabar tentang kehebatan Shamsiah berpidato dengan semangat nasionalisme yang

membara mendapat perhatian dari beberapa orang bekas anggota Kesatuan Melayu

Muda (KMM). Dalam satu pertemuan yang diadakan oleh PKMM di Seremban, Shamsiah

telah memberikan sebuah sambutan, dan mendapat tepuk tangan dari para hadirin.

Sambutan Shamsiah Fakeh ini disiarkan di dalam surat khabar Utusan Melayu besok

harinya.

Sehingga kemudian Shamsiah Fakeh didatangi oleh Musa Ahmad dari PKMM untuk

meminta beliau ikut dalam pimpinan perempuan PKMM yang telah dikosongkan oleh

Aishah Ghani. Shamsiah Fakeh menyambut baik tawaran tersebut dan mendapat restu

dari orang tua beliau yang telah ditemui oleh Dr. Burhanuddin Al-Helmy, Musa Ahmad

dan Abdullah C.D (Ab Rahim, 2012).

Shamsiah Fakeh dan keluarga beliau memang mempunyai semangat anti-penjajah yang

amat kuat sehingga menyambut baik undangan tersebut. Dari situlah mulainya

penglibatan Shamsiah dalam gerakan nasionalis bersama PKMM. Pada masa awal

penglibatan Shamsiah Fakeh dalam PKMM, beliau selalu sederhana dan mengibaratkan

dirinya seba“buk Beli bukanlah pemimpin besar yang membesarkan PKMM.

Page 14: Plagiarism Checker X Originality Report - Shamsiah Fakeh.pdfNegeri Sembilan tahun 1727 (KA 1966, fol.10; OB 1728, fol 20-1; KA 1993; OB 1929; CO Siri 717/47), sembilan daripada duabelas

Beliau hanya seorang pemimpin yang dipimpin, tetapi beliau seorang yang tekun dan

gigih untuk belajar. Oleh kerana kegigihan dan semangat beliau yang tinggi itu, beliau

kemudian terlibat dalam memperjuangkan negara dari penjajah (Ab Rahim, 2012).

Sebagai seorang yang baru bertugas mengetuai bagian perempuan PKMM, Shamsiah

Fakeh banyak belajar dari pemimpin PKMM di setiap tingkat.

Shamsiah Fakeh belajar cara-cara bekerja dan menimba pengalaman dari mereka

dengan cara ikut dengan pemimpin yang pergi ke daerah-daerah untuk memberi

penerangan tentang perjuangan mencapai kemerdekaan dan tentang perlunya bersatu

padu antara laki-laki dan perempuan serta seluruh lapisan masyarakat Melayu dalam

sebuah organisasi atau partai politik untuk berjuang menentang penjajah British demi

mencapai kemerdekaan Tanah Melayu (Fatini Yaacob, 1991).

Pendirian bahagian perempuan PKMM ini kemudian lebih dikenal dengan nama

Angkatan Perempuan Sedar (AWAS). Gerakan kaum perempuan Malaya di bawah

pimpinan AWAS berpandukan perjuangan menuntut hak-hak yang adil bagi kaum

perempuan melalui perjuangan kemerdekaan tanah air. AWAS berpegang pada pepatah

“yang buaian itu boleh menggongcangkan . Kaum laki-laki juga ikut mendukung

gerakan kaum perempuan (Fatini Yaacob, 1991).

Justeru itu, AWAS berkembang pesat di berbagai tempat di seluruh tanah air. Di bawah

pemerintahan Shamsiah Fakeh, susunan perempuan PKMM dalam AWAS menjadi lebih

teratur dan maju. Bukan saja di negeri-negeri, tetapi juga terdapat di

kampung-kampung. Sebagai ketua AWAS, Shamsiah sering bergerak bersama API ke

semua negeri sehingga di setiap negeri yang mempunyai cabang API juga kemudian

mempunyai cabang AWAS.

Kemudian pada tahun 1948 Shamsiah Fakeh telah disahkan menjadi anggota PKM.

Ketika itu tidak ada momok tentang komunis dan PKM diharamkan dan kantor

Perwakilan PKM juga ada di Kuala Lumpur (Fakeh, 2004; Ismail, 2009; Musa, 2013). Oleh

karena itu banyak orang Melayu masuk PKM untuk berjuang menentang pihak penjajah,

termasuk Shamsiah Fakeh.

Namun pada bulan April 1948, keadaan mulai tegang dan perjuangan 200 Nelmawarni

dkk, Shamsiah Fakeh : Perempuan Minang Rantau Pejuang Tanah Melayu © 21 bKa?ah l

rht rved his rilice e r (CC-BY-SA) kaum buruh ditindas hebat. Shamsiah mencoba mencari

pemimpin tertinggi PKMM seperti Dr. Burhanuddin Al-Helmy dan Ishak Haji Muhammad

untuk meminta pendapat mereka mengenai perjuangan, tetapi Shamsiah tidak dapat

menemui seorang pun pemimpin PKMM tersebut.

Page 15: Plagiarism Checker X Originality Report - Shamsiah Fakeh.pdfNegeri Sembilan tahun 1727 (KA 1966, fol.10; OB 1728, fol 20-1; KA 1993; OB 1929; CO Siri 717/47), sembilan daripada duabelas

Sementara itu Wahi Anwar dan Musa Ahmad memberitahu Shamsiah bahwa mereka

semua terpaksa meninggalkan Kuala Lumpur untuk menyembunyikan diri ke kampung

karena dikhawatirkan akan ditangkap oleh penjajah British. Kemudian Shamsiah juga

terpaksa berundur bersama mereka ke kampung Lubuk Kawah di Termerloh, Pahang.

Mereka hidup bergerila di Kampung Kawah itu selama sebulan dan jika tentara penjajah

datang mereka akan mundur ke pinggir hutan yang berdekatan sampai penjajah itu

pergi (Fakeh, 2004; Ismail, 2009; Musa, 2013).

Pada akhir Mei sampai Juni 1948 telah diadakan latihan militer, kursus politik dan

ideologi di hutan Lubuk Kawah,Temerloh, Pahang. Latihan ini banyak dihadiri oleh kader

Melayu PKM dari seluruh Malaya. Shamsiah Fakeh juga ikut dalam latihan tersebut.

Lebih kurang 30 orang ikut dalam kem ini dan perempuan hanya dua orang saja, yaitu

Shamsiah Fakeh dan Zainab Mahmud (Ab Rahim, 2012).

Di Kem ini diadakan bermacam kursus tentang soal menyusun massa, pembekalan

bahan makanan, membentuk tentara, latihan dasar militer dan lain-lain. Setelah tamat

latihan, kader-kader disuruh kembali ke negeri masing-masing untuk menjalankan

tugas-tugas yang telah ditetapkan. Ketika Undang-undang Darurat diumumkan di

seluruh Malaya pada tanggal 20 Juni 1948, banyak kader-kader dan anggota partai dari

organisasi patriotik dan demokratik berhaluan kiri ditangkap oleh penjajah British.

Undang-undang tersebut telah mengharamkan partai-partai yang berhaluan kiri seperti

PKM, PKMM, AWAS, PETA, Barisan Tani Malaya, Hisbul Muslimin, Liga Pemuda

Demokrasi, Kesatuan Buruh dan lain-lain. Banyak pejuang kemerdekaan baik laki-laki

maupun perempuan ditangkap, ditahan, disiksa, dihukum gantung dan dibuang ke luar

negeri (Fakeh, 2004; Ismail, 2009; Musa, 2013). Penindasan penjajah British tidak

mematahkan semangat perjuangan menuntut kemerdekaan Tanah Melayu.

Walaupun AWAS telah diharamkan, tidak berati perjuangan kaum perempuan telah

tamat. Semangat mereka semakin berkobar- kobar untuk menentang penjajah British.

Oleh karena itu mereka menyertai pasukan gerila untuk membantu kaum laki-laki dalam

memperjuangkan kemerdekaan Tanah Melayu. Undang-undang Darurat penjajah tidak

dapat menundukkan tekad juang kaum perempuan.

Ketika perjuangan secara damai yang terlembaga diharamkan, banyak anggota AWAS

dan pendukung PKMM memasuki perjuangan bersenjata bersama-sama Rejimen Ke-10,

termasuk Shamsiah Fakeh (Ketua AWAS), Zainab Mahmud (Sekretaris AWAS), Siti

Norkiah (Ketua AWAS Pahang), Saliha Mat Rani, Peah (Habsah), Juliah, dan lain-lain

(Fakeh, 2004; Ismail, 2009; Musa, 2013). Sejak Rejimen Ke-10 didirikan, Shamsiah terus

Page 16: Plagiarism Checker X Originality Report - Shamsiah Fakeh.pdfNegeri Sembilan tahun 1727 (KA 1966, fol.10; OB 1728, fol 20-1; KA 1993; OB 1929; CO Siri 717/47), sembilan daripada duabelas

aktif bersama pasukan yang dipimpin oleh Wahi Anuwar.

Kerja utama beliau adalah penyusun massa. Beliau pergi ke kampung- kampung untuk

menemui rakyat dan memberi penerangan tentang perjuangan bersenjata melawan

penjajah British demi mencapai kemerdekaan. Beliau juga menekankan kepada

masyarakat agar bersatu memberi dukungan terhadap perjuangan (Ab Rahim, 2012).

Pada akhir tahun 1949, pasukan induk Rejimen Ke-10 yang terdiri dari lebih 300 orang

Melayu mengadakan perjalanan ke utara dari Temerloh untuk membuka daerah bebas.

Pemimpin-pemimpin Rejimen ke-10, diantaranya Abdullah C.D., Musa Ahmad, Wahi

Anuwar suami Shamsiah Fakeh juga ikut dalam pasukan tersebut. Shamsiah Fakeh ketika

itu sedang sarat mengandung dan hampir melahirkan.

Ketika mereka sampai di Padang Piol, pasukan Rejimen ke-10 ini telah diserang

Nelmawarni dkk, Shamsiah Fakeh : Perempuan Minang Rantau Pejuang Tanah Melayu ¦

201 © 21 bKa?ah l rht rved his rilice er( -BY-SA) oleh pihak musuh. Pasukan jadi kocar-

kacir, sebagian ada yang melarikan diri dan sebagian menyerahkan diri kepada tentara

Inggeris (Ab Rahim, 2012).

Shamsiah dan suaminya melarikan diri secara terpisah, tapi dapat bertemu kembali,

namun hubungan mereka dengan pasukan Rejimen ke-10 yang lain terputus, sehingga

rencana mereka untuk ke utara gagal. Oleh karena Shamsiah Fakeh akan melahirkan

segera, maka mereka mendirikan tenda di suatu tempat, sehingga Shamsiah selamat

melahirkan anak lelakinya di tenda tersebut, dengan bidan suaminya sendiri (Fakeh,

2004; Ismail, 2009; Musa, 2013).

Sebulan setelah melahirkan tenda mereka diserang oleh pihak musuh, mereka berdua

melarikan diri sehingga terpisah, Wahi Anuwar lari ke atas bukit, sedangkan Shamsiah

Fakeh dengan bayinya lari ke lereng bukit. Mereka terpaksa lari ke arah yang berbeda

agar selamat dari musuh. Shamsiah dengan bayinya tersesat selama 4 hari 4 malam

dalam hutan tanpa makanan dan pakaian.

Beliau menghadapi berbagai peristiwa pahit, kesusahan, dan kelaparan bersama anak

yang baru berumur satu bulan. Namun dengan semangat dan kegigihan tanpa berputus

asa, akhirnya beliau dapat bertemu kembali dengan pasukan PKM dan di bawa ke

tempat persembunyian mereka. Ketika itu Shamsiah Fakeh diberitahu oleh anggota PKM

bahwa suami beliau Wahi Anuwar telah menyerahkan diri.

Selanjutnya kawan- kawan dari PKM juga mengusulkan kepada Shamsiah agar

menghantar anaknya yang baru lahir itu untuk dipelihara oleh seorang cina yang akan

Page 17: Plagiarism Checker X Originality Report - Shamsiah Fakeh.pdfNegeri Sembilan tahun 1727 (KA 1966, fol.10; OB 1728, fol 20-1; KA 1993; OB 1929; CO Siri 717/47), sembilan daripada duabelas

kembali ke Cina, mengingat situasi yang sangat sulit dalam perjuangan revolusi itu dan

sangat beresiko bagi bayinya. Demi keselamatan anaknya, dengan berat hati, Shamsiah

Fakeh menyetujui usulan tersebut (Fakeh, 2004; Ismail, 2009; Musa, 2013).

Namun pada tahun 1952, Musa Ahmad salah seorang anggota Markas Rejimen Ke-10

atas nama pimpinan PKM memberitahukan kepada Shamsiah Fakeh bahwa anaknya

yang dititipkan untuk dipelihara oleh orang itu, sebenarnya telah dibunuh oleh

pengurus PKM cabang setempat. Betapa pilunya perasaan Shamsiah Fakeh menerima

berita tersebut, namun demi tidak berkuranganya jumlah anggota dan tenaga

perjuangan revolusi, tiga orang pembunuh anak Shamsiah Fakeh yang seharusnya

dihukum mati menurut aturan partai, diberi keringan untuk menebus kesalahan mereka

dengan melakukan kerja-kerja revolusi.

Karena kesetiaannya terhadap partai dan revolusi, Shamsiah Fakeh menerima keputusan

itu dengan tenang (Fakeh, 2004; Ismail, 2009; Musa, 2013). Kemudian PKM menugaskan

Shamsiah Fakeh pergi ke Perak untuk menerbitkan sebuah surat khabar Pencinta Tanah

Air. Surat khabar ini diterbitkan sekali sebulan untuk melaporkan berita serangan dan

pertempuran Pembebasan Nasional Malaya (TPNM) di setiap tempat.

Shamiah pergi ke Perak bersama tujuh orang yang lainnya. Lebih kurang setahun

Shamsiah Fakeh berada di Perak sebelum beliau mengikuti misi perjalanan jauh Pasukan

Rejimen Ke-10 (Fakeh, 2004; Ismail, 2009; Musa, 2013). Pada tahun 1953 Markas Agung

TPNM dan pengurus Pusat PKM memutuskan untuk memindahkan Rejimen ke-10 ke

bagian Utara, kawasan perbatasan Malaysia-Thailand sebagai strategi untuk membentuk

pangkalan perang yang baru. Pada bulan Maret 1953 pasukan Rejimen ke-10 berkumpul

di Kerdau, untuk di bagi menjadi dua bagian.

Bagian pertama di bawah pimpinan Dewan Sentral Komiti Selatan Malaya atau Biro

Selatan. Bagian kedua di bawah pimpinan Dewan Sentral Komiti Utara Malaya atau Biro

Utara. Bagian kedua ini pasukan akan melaksanakan perjalanan jauh, dan diberi nama

Pasukan Hang Jebat. Shamsiah Fakeh termasuk ke dalam pasukan Hang Jebat tersebut.

Beliau bergabung dengan Pasukan Hang Jebat bersama Rashid Maidin ketika pasukan

itu tiba di Perak (Fakeh, 2004; Ismail, 2009; Musa, 2013). 202 Nelmawarni dkk, Shamsiah

Fakeh : Perempuan Minang Rantau Pejuang Tanah Melayu © 21 bKa?ah l rht rved his

rilice e r (CC-BY-SA) Kegiatan penerbitan terus berjalan sampai pihak British

melancarkan serangan udara secara besar-besaran di Ulu Kinta pada 8 Juli 1954.

Serangan udara ini merupakan serangan udara terbesar sepanjang sejarah Perang

Pembebasan Nasional Anti-British Pasukan Komunis Malaya, yang diarahkan secara

Page 18: Plagiarism Checker X Originality Report - Shamsiah Fakeh.pdfNegeri Sembilan tahun 1727 (KA 1966, fol.10; OB 1728, fol 20-1; KA 1993; OB 1929; CO Siri 717/47), sembilan daripada duabelas

langsung oleh Jenderal Bonn, Panglima Gerakan British di Malaya. Berita tentang

serangan ini disiarkan oleh Media massa British secara lengkap. Media masa British

tersebut melaporkan: sebanyak 55 buah kapal terbang pengebom terlibat dalam

serangan itu, setiap kapal terbang tersebut berulang alik mengangkut bom dan peluru

kira-kira 22 kali sehari. Setelah pengeboman, tentara-tentara payung terjun diturunkan

untuk melakukan serangan.

Pasukan Hang Jebat Rejimen ke-10 di bawah komando Abdullah C.D selamat keluar dari

kawasan serangan tersebut (Ab Rahim, 2012), dan mereka berpindah ke Ulu Kelantan

dan meneruskan sempadan melalui Kampung Belum dan sampai ke Kampung Hala

yang terletak berhampiran kawasan perbatasan di sebelah Negara Thailand pada 7

Oktober 1954.

Akhirnya pasukan Hang Jebat berhasil menyelesaikan misi perjalanan mereka. Di

kawasan perbatasan Malaysia-Thailand ini, Shamsiah Fakeh ditugaskan bekerja dalam

masyarakat untuk menata kampung. Beliau ditempatkan di bagian propaganda dan

percetakan Rejimen ke-10, sehingga kemudian pada 1 Juni 1956 Shamsiah Fakeh dan

Ibrahim Mohamad menikah (Fakeh, 2004; Ismail, 2009; Musa, 2013).

Tahun 1955 ketika diadakan satu persidangan di Soviet Union, seorang wakil persatuan

perempuan Malaya telah mencalonkan nama Shamsiah sebagai pengurus Gabungan

Persatuan Perempuan Demokratik Sedunia yang berpusat di Paris. Pencalonan itu

diterima oleh Shamsiah Fakeh dengan senang hati dan tangan tebuka (Fakeh, 2004;

Ismail, 2009; Musa, 2013).

Kemudian pada pertengahan tahun 1956, tiga orang anggota Rejimen ke-10, yaitu

Shamsiah Fakeh, suaminya Ibrahim Mohamad dan Mat Amin serta dua orang pasangan

suami isteri kader PKM berbangsa Cina dari Rejimen Ke-8 dikirim untuk belajar ke China

oleh PKM, dengan tujuan agar usaha untuk merekrut orang Melayu berjalan lebih

lancar. PKM memerlukan kader-kader Melayu untuk mengangkat taraf ideologinya demi

kepentingan jangka panjang.

Namun rencana itu terpaksa ditangguhkan kerana Thailand dalam keadaan darurat.

Setelah keadaan di Thailand membaik, mereka mengatur kembali perjalanan yang

tertunda tersebut. Demi pertimbangan keselamatan, mereka di bagi atas dua kelompok.

Kelompok pertama terdiri adalah Shamsiah Fakeh, Siew Mei dan isteri Chen Tan.

Sedangkan kelompok kedua adalah Ibrahim Mohamad Mat Amin dan Chen Tan.

Kelompok pertama berangkat lebih dahulu dari kelompok kedua. Mereka berangkat dari

Betong, Selatan Thailand. Kemudian sesuai dengan perjanjian kelompok Shamsiah

Page 19: Plagiarism Checker X Originality Report - Shamsiah Fakeh.pdfNegeri Sembilan tahun 1727 (KA 1966, fol.10; OB 1728, fol 20-1; KA 1993; OB 1929; CO Siri 717/47), sembilan daripada duabelas

melanjutkan perjalanan ke Haadyai menaiki teksi dan terus ke Bangkok menaiki kereta

api ekspress. Setelah sampai di Bangkok, kelompok Shamsiah menginap di hotel yang

telah direncanakan.

Setelah hampir sebulan menginap di Bangkok, Kelompok Shamsiah berangkat menaiki

kapal Denmark ke China. Ketika itu Shamsiah sedang mengandung anak pertamanya

dari hasil perkahwinan dengan Ibrahim Mohamad (Fakeh, 2004; Ismail, 2009; Musa,

2013). Setelah seminggu belayar, akhirnya kelompok Shamsiah Fakeh selamat sampai di

San To.

Mereka telah dinanti oleh dua orang kader petugas Partai Komunis dan pemerintah

China untuk dibawa ke Beijing. Sesampainya di Beijing pada akhir April 1957, Shamsiah

disambut oleh wakil Pengurus Pusat di Beijing dan ditempatkan di asrama nomor lima

di Rumah Penginapan Tamu di bawah jagaan Dewan Negara, Kantor Perdana Menteri

China.

Kemudian pada tanggal 19 Juli 1957, Shamsiah melahirkan anak sulungnya di Rumah

Sakit Tentara Pembebasan Rakyat Nelmawarni dkk, Shamsiah Fakeh : Perempuan

Minang Rantau Pejuang Tanah Melayu ¦ 203 © 21 bKa?ah l rht rved his rilice er( -BY-SA)

China, Beijing (Fakeh, 2004; Ismail, 2009; Musa, 2013). Sejak 1 Maret 1959, Shamsiah

Fakeh dan Ibrahim Mohamad diminta untuk bekerja sebagai penyiar di Radio Beijing

dalam siaran bahasa Melayu.

Mereka suami isteri bertugas sebagai pembantu pakar dalam siaran Internasional

tersebut. Menurut Shamsiah Fakeh hal itu merupakan usaha dalam menjalin hubungan

baik antara rakyat Malaysia dengan China (Ab Rahim, 2012). Namun pada bulan Maret

1963, organisasi PKM di Beijing menyuruh menghentikan kegiatan tersebut setelah tiga

tahun bekerja di sana.

Sebagai penghargaan atas jasa mereka, Ibrahim Mohamad dianugerahkan Bintang

Persahabatan dari pihak pemerintahan China. Anugerah tersebut kemudian diserahkan

oleh Ibrahim Mohamad untuk disimpan oleh organisasi PKM Beijing (Fakeh, 2004; Ismail,

2009; Musa, 2013). Kemudian PKM menunjuk Ibrahim Mohamad menjadi wakil Malaya

ke Konferensi Internasional Menyokong Rakyat Vietnam Melawan Agresi Amerika

Syarikat di Hanoi, Vietnam pada 25-28 November 1964. Konferensi tersebut dihadiri

oleh perwakilan lebih dari 50 buah negara.

Ibrahim Mohamad juga ikut menyampaikan sambutan dalam persidangan tersebut

sebagai wakil Malaya. Setelah konferensi selesai Shamsiah Fakeh diantar ke Vietnam

untuk menemui suaminya, dan kemudian bersama-sama pergi ke Indonesia (Fakeh,

Page 20: Plagiarism Checker X Originality Report - Shamsiah Fakeh.pdfNegeri Sembilan tahun 1727 (KA 1966, fol.10; OB 1728, fol 20-1; KA 1993; OB 1929; CO Siri 717/47), sembilan daripada duabelas

2004; Ismail, 2009; Musa, 2013). Maka pada awal Februari 1965, Shamsiah Fakeh dan

suaminya tiba di Jakarta dengan passport diplomatik.

Sebagai wakil Liga Pembebasan Nasional Malaya kedatangan mereka diliput oleh surat

kabar Jakarta dan Malaysia. Kedatangan mereka disambut hangat oleh wakil-wakil

organisasi massa revolusioner di Indonesia, dan para wartawan. Kemudian Shamsiah

Fakeh dan suaminya telah diatur agar menginap di Wisma Warta sebagai tamu

Persatuan Wartawan Asia-Afrika yang berpusat di Jakarta.

Ketika situasi politik menggalakkan Partai Komunis untuk mendirikan Perwakilan Liga

Pembebasan Nasional Malaya (LPNM) di Indonesia. Maka pada tanggal 2 Juni 1965,

Ibrahim Mohamad sebagai Ketua Perwakilan Liga telah mengumumkan berdirinya Liga

Pembebasan Nasional Malaya (LPNM). Program utama Liga tersebut adalah untuk

mencapai kemerdekaan nasional Malaya sepenuhnya.

LPNM sebenarnya adalah lanjutan dari Melayu Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA) dan All

Malayan Action Council for Joint Action (AMCJA). Liga ini menggunakan bendera merah

putih dengan bintang kuning di tengah sebagai lambangnya. Kantor LPNM ini terletak

di Jalan Pasebon no.77, Jakarta (Fakeh, 2004; Ismail, 2009; Musa, 2013).

Ketika kejatuhan PKI di Indonesia, Shamsiah Fakeh, Ibrahim Mohammad, Abdullah Sudin

dan Eu Chooi Yip ditangkap oleh pihak tentara dan dibawa ke Markas Dinas Inteligen

Angkatan Bersenjata Indonesia (DINSAB). Pada tengah malam 17 November 1965,

Keempat-empat anggota Perwakilan Liga tersebut ditempatkan di sebuah penjara yang

merupakan bilik stor berpintu besi.

Markas tersebut dijaga oleh anggota Komando Tentara Laut Indonesia yang diketuai

oleh Brigadier Sugomo. Mereka hanya diberikan sebungkus nasi lemak sebagai makan

siang dan sore. Jip Perwakilan Liga mereka juga ikut dirampas. Ketika diintrogasi,

mereka telah menjelaskan bahwa kehadiran mereka di Indonesia hanyalah sebagai

perwakilan yang diakui oleh pemerintah dan tidak ada hubungan Gerakan 30

September (Fakeh, 2004; Ismail, 2009; Musa, 2013).

Setelah dua tahun ditahan, pada Desember 1967, Shamsiah bersama tiga yang lainnya

dibebaskan dengan syarat tidak dibenarkan lagi tinggal di Indonesia, tetapi diizinkan

untuk sementara berlindung di Kedutaan Vietnam di Indonesia, sambil menunggu pihak

Kedutaan Vietnam dan Kedutaan Republik Rakyat China membantu menguruskan

perjalanan mereka 204 Nelmawarni dkk, Shamsiah Fakeh : Perempuan Minang Rantau

Pejuang Tanah Melayu © 21 bKa?ah l rht rved his rilice e r (CC-BY-SA) ke Beijing.

Page 21: Plagiarism Checker X Originality Report - Shamsiah Fakeh.pdfNegeri Sembilan tahun 1727 (KA 1966, fol.10; OB 1728, fol 20-1; KA 1993; OB 1929; CO Siri 717/47), sembilan daripada duabelas

Dari Jakarta mereka menaiki pesawat Chechoslovakia ke Phnom Penh dan kemudian

menaiki pesawat Kemboja menuju ke Guangzhou. Selama seminggu menunggu di

Guangzhou, lalu mereka berangkat ke Beijing dan tiba pada akhir Disember 1967

(Fakeh, 2004; Ismail, 2009; Musa, 2013). Ketika Gerakan Komunis di dunia mengalami

perpecahan, PKM juga terpecah atas tiga kelompok, yaitu Partai Komunis Malaya

Marxis-Leninis, PKM Revolusioner dan PKM asli yang bersifat ortodoks. Ketiga kelompok

ini saling tidak akur.

Kemudia pada akhir tahun 1960-an, Shamsiah Fakeh, Ibrahim Mohammad dan tiga

orang anggota PKM membuat suatu kelompok untuk mempelajari pemikiran Mao Tze

Tung dan mengkritik PKM telah melakukan kesalahan besar. Akibat dari tindakan

mereka itu, mereka ditindas hebat melalui cara Revolusi Besar Kebudayaan China.

Shamsiah Fakeh dan Ibrahim Mohamamad ditangkap oleh organisasi PKM di Beijing.

Mereka dituduh melakukan gerakan anti partai dan dihadapkan di depan anggota PKM

di Dewan Makhamah PKM. Tangan mereka diikat, ditempeleng, dipaksa membongkok

dan mengaku salah. Tukang pukul yang menghukum mereka terdiri dari anak-anak

anggota PKM di China yang disusun menjadi Barisan Pemuda PKM (Fakeh, 2004; Ismail,

2009; Musa, 2013).

Pada tahun 1968, akibat konflik intern PKM, Shamsiah dan suaminya, Ibrahim Mohamad

dipecat dari keanggotaan PKM dan dikenakan tahanan rumah selama dua tahun.

Pemerintahan China membenarkan Shamsiah harus menetap di China sebagai bekas

pejuang anti imperialis atau kader veteran (lao kan). Namun rumah kediaman mereka

dikawal oleh barisan PKM, dan mereka tidak dibenarkan pergi ke tempat tinggal

orang-orang Parti Komunis Malaya, dan tempat-tempat tertentu lainnya. Pada tahun

1972, Shamsiah Fakeh juga dipindahkan bersama anggota-anggota PKM lainya ke

Hunan (Fakeh, 2004; Ismail, 2009; Musa, 2013).

Shamsiah sekeluarga dibawa ke Xiang Tan, sebuah kota kecil yang terletak lebih kurang

150 kilometer dari Changsa, ibu kota provinsi Hunan. Shamsiah dan suaminya

dipekerjakan sebagai buruh kader di sebuah pabrik ball-bearing. Shamsiah sebagai

kader tingkat 21 dan Ibrahim Mohamad sebagai kader tingkat 19. Mereka bekerja

memasang ball-bearing selama lapan jam sehari.

Shamsiah dibayar gaji sebanyak 59 Yuan sedangkan Ibrahim mendapat 72 Yuan sebulan.

Sebagai tambahan, pabrik memberi bantuan elaun untuk tiga orang anaknya sebanyak

30 Yuan setiap orang. Sehingga mereka mendapat 221 Yuan (Ab Rahim, 2012). Setelah

hampir lebih 30 tahun, rasa ingin kembali ke tanah air sudah tidak terbendung, Dalam

usia yang semakin meningkat, Shamsiah Fakeh berharap bisa berkumpul dengan

Page 22: Plagiarism Checker X Originality Report - Shamsiah Fakeh.pdfNegeri Sembilan tahun 1727 (KA 1966, fol.10; OB 1728, fol 20-1; KA 1993; OB 1929; CO Siri 717/47), sembilan daripada duabelas

keluarga dan saudara- saudaranya dan juga ingin meninggal di tanah air sendiri.

Apalagi sejak dipecat pada tahun 1968, mereka juga sudah tidak anggota Partai

Komunis lagi. Sedangkan Negara China juga sejak awal telah mengatakan tidak

menghalangi seandainya Shamsiah Fakeh dan keluarga ingin pulang ke Malaysia. Oleh

karena itu sejak tahun 1985, Shamsiah dan suaminya telah membuat permohonan

kepada kerajaan Malaysia agar dibenarkan pulang ke tanah air.

Berbagai cara telah dilakukan oleh Shamsiah Fakeh dan suami serta anaknya, bahkan

juga saudaranya di Malaysia dalam usaha bisa kembali ke tanah air. Usaha tersebut baru

mendapat angin segar ketika terjadi Perjanjian Damai antara Kerajaan Malaysia dengan

PKM dan Kerajaan Thailand yang ditanda tangani di Hotel Lee Gardens, Hadyai, Selatan

Thailand pada 2 Disember 1989.

Perjanjian tersebut mengakhiri peperangan yang berterusan selama hampir 41 tahun

dan membenarkan semua bekas anggota dan tentara PKM untuk pulang ke tanah air

berdasarkan undang-undang Malaysia (Ab Rahim, 2012). Nelmawarni dkk, Shamsiah

Fakeh : Perempuan Minang Rantau Pejuang Tanah Melayu ¦ 205 © 21 bKa?ah l rht rved

his rilice er( -BY-SA) Setelah hampir sepuluh tahun menunggu, maka pada tanggal 5

Maret 1994, melalui Encik Kamaruddin selaku Kuasa Usaha Kedutaan Malaysia di China,

Shamsiah Fakeh mendapat berita persetujuan Kerajaan Malaysia membenarkan beliau

dan keluarga kembali ke Malaysia.

Sehubungan dengan itu pada 12 Juli 1994, Shamsiah Fakeh sekeluarga selamat tiba di

Lapangan Terbang Subang Kuala Lumpur. Mereka disambut oleh pegawai dan anggota

Polisi Cawangan Khas dan dibawa ke suatu tempat peranginan yang dirahsiakan. Atas

kebijakan pemimpin Negara Tun Dr. Mahathir, Shamsiah Fakeh dan Ibrahim Mohamad

tidak ditahan, tetapi hanya ditempatkan di tempat peranginan pegawai kerajaan selama

sepuluh hari untuk membiasakan diri dengan iklim di Malaysia.

Pada 22 Juli 1994, Shamsiah dan keluarganya dijemput oleh adik beliau, Haji Ramli dan

di bawa ke Gombak untuk bersatu dengan sanak saudara setelah terpisah selama 46

tahun. Berita kepulangan Shamsiah Fakeh ke Malaysia juga disiarkan dalam Utusan

Malaysia dan Berita Harian pada 23 Juli 1994. Beberapa hari setelah itu, Persatuan Bekas

Polisi dan Persatuan Bekas Tentara telah membuat kenyataan akhbar meminta agar

anggota keluarga dan masyarakat tidak memusuhi Shamsiah Fakeh (Fakeh, 2004; Ismail,

2009; Musa, 2013). Sejak kembalinya Shamsiah dan suaminya, mereka banyak

menghabiskan waktu bersama sanak saudara mereka.

Suaminya Ibrahim Mohamad telah kembali ke rahmatullah pada tahun 2006 akibat uzur.

Page 23: Plagiarism Checker X Originality Report - Shamsiah Fakeh.pdfNegeri Sembilan tahun 1727 (KA 1966, fol.10; OB 1728, fol 20-1; KA 1993; OB 1929; CO Siri 717/47), sembilan daripada duabelas

Sedangkan Shamsiah Fakeh menghembuskan nafas terakhir pada jam 9 pagi pada 20

Oktober 2008 di kediaman anak lelakinya, Jamaluddin Ibrahim di Kondominium de

Tropicana, Jalan Kuchai Lama, Kuala Lumpur akibat sakit tua. Jenazah beliau telah

selamat dikebumikan di Tanah Perkuburan Islam Sungai Besi Kuala Lumpur (Ab Rahim,

2012).

KESIMPULAN Perjuangan kemerdekaan melawan penjajah bukanlah satu hal yang

mudah, apa lagi bagi seorang perempuan. Shamsiah Fakeh adalah seorang pejuang

kemerdekaan tanah air yang gagah berani dan contoh seorang perempuan yang layak

disebut sebagai Serikandi Melayu. Pencapaian Shamsiah di bidang politik pantas

menjadi kebanggaan bangsa, negara dan terutama kaum perempuan.

Sumbangan Shamsiah Fakeh yang paling besar dan sangat berharga kepada negara dan

bangsa Melayu adalah pengorbanan beliau menentang penjajah British di Tanah

Melayu. Beliau sanggup menggadai masa mudanya untuk berjuang demi kemerdekaan

negara. Beliau sanggup dan rela bersusah payah hidup dalam hutan dari pada menyerah

kepada pihak penjajah. Beliau sanggup dan berani memanggul senjata demi cinta tanah

air.

Berdasarkan latar belakang keluarga dan lingkungan serta pendidikan formal Shamsiah

Fakeh, tidak ada celah untuk mengatakan beliau sebagai seorang komunis. Dengan

segala didikan agama yang diterima Shamsiah Fakeh dari lingkungan keluarga hingga

ke sokolah- sekolah agama baik di Malaya maupun di ranah Minang Sumatera Barat,

tidak mungkin begitu mudah Shamsiah Fakeh tersesat akidah.

Beliau seorang perempuan Melayu yang sederhana, kuat adat dan agama yang

bercita-cita tinggi dan mulia, berusaha keras memotivasi dan memajukan perempuan

Melayu agar keluar dari budaya konservetif dan menjadi perempuan yang berpendidkan

dan maju, serta senantiasa menekankan kepada masyarakat untuk membebaskan tanah

air dari penjajah.

Sebagai perempuan Melayu pertama yang berani mengangkat senjata menentang

penjajah untuk mendapatkan kemerdekaan dan sebagai seorang pejuang kebangsaan

sejati, yang sanggup masuk hutan untuk berjuangan dengan penuh kesulitan dan segala

penderitaan Shamsiah Fakeh tidak mungkin berniat memperjuangkan ideologi komunis,

tetapi dorongan kondisi yang memaksa Shamsiah terus tinggal dalam 206 Nelmawarni

dkk, Shamsiah Fakeh : Perempuan Minang Rantau Pejuang Tanah Melayu © 21 bKa?ah l

rht rved his rilice e r (CC-BY-SA) hutan dan terpaksa bekerja sama dengan komunis

kerana kecintaan terhadap tanah air dan bangsa.

Page 24: Plagiarism Checker X Originality Report - Shamsiah Fakeh.pdfNegeri Sembilan tahun 1727 (KA 1966, fol.10; OB 1728, fol 20-1; KA 1993; OB 1929; CO Siri 717/47), sembilan daripada duabelas

Shamsiah Fakeh mempunyai pegangan agama yang kuat dan tidak mungkin menganut

fahaman komunis. Beliau menyertai komunis hanya untuk berjuang menentang penjajah

British semata-mata. Karena pada waktu itu beliau tidak ada pilihan melainkan

bersama-sama PKM berjuang menentang penjajah, jika tidak beliau terpaksa menyerah

diri kepada British untuk ditangkap dan dijatuhi hukuman kerana menyertai parti

berhaluan kiri untuk menentang British. Oleh karena itu Shamsiah Fakeh terpaksa

menyertai komunis.

Penyertaan Shamsiah dalam komunis hanyalah karena didorong oleh semangat

menentang penjajah British, bukannya kerana ideologi atau kekuatan yang dimiliki oleh

komunis dan beliau hanya ingin berjuang dan mengusir penjajah. Jika dipahami

benar-benar betapa besarnya pengorbanan Shamsiah untuk negara dan bagaimana

keperibadian beliau dari awal mula berjuang yang benar-benar didasari atas dasar

kepedulian terhadap bangsa dan negara, maka dapat dikatakan bahwa Shamsiah Fakeh

bukan komunis tetapi hanya bergabung dengan PKM untuk mencapai cita-cita

kemerdekaan, seperti sekarang UMNO bergabung dengan MCA dan MIC untuk

mencapai kesejahteraan rakyat Malaysia.

Oleh karena itu sidiran sebagai komunis terhadap Shamsiah Fakeh yang membuat

namanya tidak begitu bersinar dalam sejarah Melayu sebagai seorang pejuang bangsa

dan negara perlu dipahami dari berbagai perspektif. Referensi Ab Rahim, A. (2012).

Shamsiah Fakeh (1924-2008): Kajian terhadap perjuangan wanita Islam di Tanah

Melayu/Aisyah binti Ab Rahim (PhD Thesis). University of Malaya. Abdullah, R. (2007).

A study of Islamic family law in Malaysia: A select bibliography. Int’l Lal , 35, 514. Adam,

R. (1994). Ahmad Boestamam, satu biografi politik. Dewan Bahasa dan Pustaka,

Kementerian Pendidikan, Malaysia. Baharuddin, S. A., & Sukimi, M. F. (2007). Bandar

sebagai Cermin Identiti Bangsa: Perbandingan Awal antara Jakarta dan Kuala Lumpur

(City as a Reflection of National Identities: Early Comparison between Jakarta and Kuala

Lumpur). Akademika, 70(1). Boserup, E. (2007). Woman ’s in economic development.

Earthscan. Bungo, N., & Hussin, N. (2017).

Merantau ke Kuala Lumpur: Tradisi merantau dan berdagang masyarakat Minang

(Migration to Kuala Lumpur: The Minangkabau cultural tradition of out-migrating and

trading). Geografia-Malaysian Journal of Society and Space, 7(5). Colonial Office Siri

717/47, Frank Swettenham kpd.C.O., 18 Septemberr 1925, lampiran: Ruler of N.S.

kpd.L.S.Amery, 3 August 1925. Daya, B., & Islam, G. P. P. (1990). Kasus Sumatera

Thawalib. Yogyakarta: Tiara Wacana.

District Office Ulu Selangor 11 April 1911, Application by Haji Abbas bin Haji Abdul

Page 25: Plagiarism Checker X Originality Report - Shamsiah Fakeh.pdfNegeri Sembilan tahun 1727 (KA 1966, fol.10; OB 1728, fol 20-1; KA 1993; OB 1929; CO Siri 717/47), sembilan daripada duabelas

Samad for Mining Rights Over 7 Acres of Land in Pertak. Fakeh, S. (2004). Memoir

Shamsiah Fakeh: dari AWAS ke rejimen ke-10. Penerbit Universiti Kebangsaan Malaysia.

Fatini Yaacob. (1991). Dewan Masyarakat, Mac 1991. Nelmawarni dkk, Shamsiah Fakeh :

Perempuan Minang Rantau Pejuang Tanah Melayu ¦ 207 © 21 bKa?ah l rht rved his rilice

er( -BY-SA) Firdaus Abdullah. (2008).

Artikel Dewan Bahasa dan Pustaka. Malaysia. Foo, B., & Richards, C. (2004). English in

Malaysia. RELC Journal, 35(2), 229 – 240. Garraghan, G. J. (1946). A Guide to Historical

Method: Garraghan. Fordham University Press. Gilbert, J. (1953). A Guide to Historical

Method. Nursing Research, 2(1), 44. Gottschalk, L. (1986). Mengerti Sejarah. terjemahan

Nugroho Notosusanto. UI-Press, Jakarta. Gullick, J. M. (2000). A History of Kuala Lumpur,

1857-1939.

Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society. Gullick, J.M. (1998). Kuala Lumpur, 1880-

1895. Kuala Lumpur, Pelanduk Publications (M) Sdn.Bhd. Hashim, N. R., & Yaacob, N. M.

(2011). Urban landscape changes in kampung baru, Kuala Lumpur, from 1969 to 2004 as

observed on maps. Journal of Design and Built Environment, 9(1). Ismail, A. R. H. (2009).

1948 and the cold war in malaya: samplings of malay reactions. Kajian Malaysia: Journal

of Malaysian Studies, 27. Kassim, Azizah.

(1985), Perempuan dan Masyarakat, Kuala Lumpur : Utusan Publications & Distributions

Sdn. Bhd. KA 1993, OB 1929, surat daripada Gab.Pro Tempore du Quesne ke Betawi, 29

Mac 1728. fol.5. Koloniaal Archief 1966. fol.10, Overgekoman Brieven 1728, Daftar

Melaka Ketiga, Ketetapan Majlis Melaka, 9 Jan.1728, fol.20-1; Mohd. Sarim b.Haji

Mustajab. (1977) “SMuhammaTahir Jalaluddin al-Falaki, Pelopor Gerakan Islamiyyah di

Tanah Mela” Malaysia In History. Vol.XX. No.2. Desember.

Midawati, M., & Buang, A. (2017). Wanita Perpatih dan keusahawanan di Negeri

Sembilan: Suatu tinjauan geografi sejarah (Perpatih women and entrepreneurship in

Negeri Sembilan: A historical geography overview). Geografia-Malaysian Journal of

Society and Space, 11(2). Mohamed, S., & Mohd, L. H. (2000). Sejarah Kampung Bahru: di

sini awal segalanya bermula.

Institut Alam dan Tamadun Melayu (Atma), Universiti Kebangsaan Malaysia. Musa, M.

(2013). Women in the Malayan Communist Party, 1942 – 89. Journal of Southeast Asian

Studies, 44(2), 226 – 249. Mustajab, M. S. H. (1977). Syeikh Muhammad Tahir Jalaluddin

al- Falaki: Pelopor Gerakan Islah Islamiyyah di Tanah Melayu. Malaysia In History, 20 (2),

December 1977, p. 1-11. NATIVE 2311/89.

(1989). Re Reading of his g - Undg.P Setiausaha Kerajaan Negeri Selangor. Nelmawarni.

Page 26: Plagiarism Checker X Originality Report - Shamsiah Fakeh.pdfNegeri Sembilan tahun 1727 (KA 1966, fol.10; OB 1728, fol 20-1; KA 1993; OB 1929; CO Siri 717/47), sembilan daripada duabelas

(2011). Perantau Minangkabaudi Semananjung Tanah Melayu, Sejarah Pedagang dan

Peneroka 1824-1957. Nelmawarni. (2013). Persatuan Tarbiyah Islamiyah dari organisasai

sosial keagamaan ke partai politik. Imam Bonjol Press.

208 Nelmawarni dkk, Shamsiah Fakeh : Perempuan Minang Rantau Pejuang Tanah

Melayu © 21 bKa?ah l rht rved his rilice e r (CC-BY-SA) Noer, D. (1996). The Modernist

muslim movement in Indonesia 1900- 1942”, terj. Gerakan modern Islam di Indonesia

1900-1942. Penang Gazzette, 25 Okt. 1862. Pertubuhan Tindakan Perempuan Islam,

(2004). Biografi tokoh perempuan Malaysia. Petaling Jaya Selangor. Roff, W. R. (1966).

The life and times of Haji Othman Abdullah.

Roff, William, R. (1967). The Origins of Malay Nationalism, Singapore, University of

Malaya Press. Samah, A. A. (1960). Emancipation of Malay women (1945-1957) (PhD

Thesis). University of Malaya, Singapore. Secretariat 4304. (1896). Certificate or pass to

enable Haji Muhamed Taib bin Abdul Samad to visit Sumatera. Pejabat SetiaUsaha

Kerajaan Negeri Selangor. Shafer, R. J., & Bennett, D. H. (1974).

A guide to historical method. Dorsey Press. Sharif, H. M. (2016). Contesting perception:

The genesis of Islamic architecture idioms in the Sultanates Mosques of British Malaya

1874- 1957. SSuleiman Mohammed, Lokman Haji Mohd. Zen. (1999). Sejarah Kampung

Baru, Di Sini Awal Segalanya Bermula, Intitut Alam dan Tamadun Melayu (ATMA)

Universiti Kebangsaan Malaysia.

Shamsiah Fakeh (2007), Memoir Shamsiah Fakeh : Dari AWAS ke Rejimen Ke- 10,

Selangor : Strategic Information and Research Development Centre.

INTERNET SOURCES:

-------------------------------------------------------------------------------------------

<1% - http://andrewtheprophet.com/

<1% -

https://warfarehistorynetwork.com/daily/wwii/the-costly-kyushu-invasion-of-operation-

olympic/

<1% - https://id.scribd.com/doc/47656856/Renungan-seorang-ibu

<1% -

https://www.researchgate.net/publication/319397760_Pemetaan_Pusat_Pelayanan_Terpa

du_Pemberdayaan_Perempuan_dan_Anak_P2TP2A_Provinsi_Sumatera_Bar

<1% - https://tajaulama.blogspot.com/

<1% -

https://tambodunia.blogspot.com/2011/05/alam-dan-manusia-minangkabau.html

<1% -

Page 27: Plagiarism Checker X Originality Report - Shamsiah Fakeh.pdfNegeri Sembilan tahun 1727 (KA 1966, fol.10; OB 1728, fol 20-1; KA 1993; OB 1929; CO Siri 717/47), sembilan daripada duabelas

https://i-purnama.blogspot.com/2016/06/makalah-pengaruh-media-cetak-majalah.html

<1% -

http://muflihiesp.blogspot.com/2014/12/pancasila-dalam-kajian-sejarah-bangsa.html

<1% - https://iwanbustomi.blogspot.com/feeds/posts/default

<1% - http://perjuangankitablogspotcom.blogspot.com/2012/09/

<1% - http://faizalsidik.blogspot.com/2011/12/seni-lukis-di-dunia-ketiga.html

<1% - https://anzdoc.com/perkembangan-industri-rokok-kretek-kudus-.html

<1% - http://studentsrepo.um.edu.my/5342/1/MANUSKRIP_UNDANG.pdf

<1% - http://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Formil/article/download/754/687

<1% - https://akukaudansesuatu.blogspot.com/2017/11/

<1% - http://sriraya.blogspot.com/2012/06/artikel-dan-pendapat.html

<1% - https://resepikejayaanbersamahpa.blogspot.com/2016/

<1% - http://hendra-tk-bp.blogspot.com/2012/

<1% -

http://mudahbelajaripssmp.blogspot.com/2014/06/pergerakan-nasional-indonesia.html

<1% -

http://weaponstechnology.blogspot.com/2014/03/magelang-di-masa-pendudukan-jepa

ng-1942.html

<1% -

http://azlishukri.blogspot.com/2008/11/november-to-remember-oleh-muhammad-azli.

html

<1% - http://rasyidatulnajwa070495.blogspot.com/2013/11/perang-dunia-kedua.html

<1% - https://bkkimmonline.blogspot.com/2009/03/

<1% -

http://hasanuddinhusen.blogspot.com/2015/01/manajemen-pembelajaran-alquran.html

<1% - http://aiesayutimida.blogspot.com/2009/

<1% -

https://belajarterjemahalquran.blogspot.com/feeds/posts/default?orderby=updated

<1% -

https://tausyiah275.wordpress.com/2013/04/24/penjelasan-mengenai-talak-1-2-dan-3/

<1% -

https://salwintt.wordpress.com/my-school/opini/kiriman-tt/perceraian-halal-tapi-sangan

-dibenci-allah/

<1% -

https://babab.net/artikel/dunia-perjuangan-dan-gapaian-cita-cita-politik-9208.html

<1% - https://matamin02.blogspot.com/2011/10/

<1% - https://issuu.com/pituluikminang/docs/natsir_-_politik_santun_di_antara_d

<1% - https://matamin02.blogspot.com/2011_09_01_archive.html

<1% -

https://www.freemalaysiatoday.com/category/opinion/2018/04/26/ustazah-feminis-peju

Page 28: Plagiarism Checker X Originality Report - Shamsiah Fakeh.pdfNegeri Sembilan tahun 1727 (KA 1966, fol.10; OB 1728, fol 20-1; KA 1993; OB 1929; CO Siri 717/47), sembilan daripada duabelas

ang-kemerdekaan-nenek-calon-dap/

<1% - http://liputansejarahindonesia.blogspot.com/2010/

<1% -

https://bakalmumtazah.blogspot.com/2015/11/budaya-material-dan-budaya-bukan.htm

l

<1% -

https://mafiadoc.com/buku-sejarah-sastra-genderpdf-staff-uny-universitas-negeri-_59cc

6b781723ddac3bb47df8.html

<1% -

https://entertainment.kompas.com/read/2018/09/21/164712210/denada-akan-menjual-

rumah-ivan-gunawan-menilai-itu-sebagai-perjuangan

<1% - http://kangcid.blogspot.com/2008/

<1% - http://sriraya.blogspot.com/2011/06/timbalan-presiden-hj-mohamad-sabu.html

<1% -

http://anisatulkhoiraprilia.blogspot.com/2014/12/sejarah-intelektual-tentang-feodalisme

.html

<1% - https://mindaahad.wordpress.com/category/sejarah/page/5/

<1% -

http://ekonomiakuntansiid.blogspot.com/2016/09/globalisasi-dalam-kehidupan-berban

gsa.html

<1% -

http://www.berdikarionline.com/shamsiah-fakeh-perempuan-revolusioner-pembebasan

-malaysia/

<1% - http://haninasution.blogspot.com/2011_09_04_archive.html

<1% -

https://soscili.my/aku-tak-menyesal-lawan-british-tak-menyesal-masuk-hutan-dan-mas

uk-komunis-shamsiah-fakeh/

<1% - https://cgnarzuki.com/motivasi-kerjaya/kerjaya/

<1% - https://gezmaria.blogspot.com/

<1% - https://id.scribd.com/doc/136687219/All-About-Kelompok-Harakah-Dalam-Islam

<1% - https://perakmerdeka.blogspot.com/

<1% -

http://magiccommm.blogspot.com/2009/09/ajian-penunduk-pejabat-bila-anda.html

<1% -

https://matamin02.blogspot.com/2010/03/pasukan-hang-jebat-rejimen-ke-10.html

<1% -

https://matamin02.blogspot.com/2010/03/longmach-rejimen-ke-10-serangan-udara.ht

ml

<1% - https://matamin02.blogspot.com/2013_03_01_archive.html

<1% - http://behrangmari.blogspot.com/2011/

Page 29: Plagiarism Checker X Originality Report - Shamsiah Fakeh.pdfNegeri Sembilan tahun 1727 (KA 1966, fol.10; OB 1728, fol 20-1; KA 1993; OB 1929; CO Siri 717/47), sembilan daripada duabelas

<1% -

https://www.franchise-waralaba.com/rudy-hadisurawno-salon-kecantikan-dan-perawata

n-rambut/

<1% - http://jalan2.com/forum/topic/5106-jalan-jalan-eropa-2012/

<1% - http://selokartojaya.blogspot.com/2010_08_29_archive.html

<1% -

http://sahabatrakyatmy.blogspot.com/2015/03/pergerakan-hindraf-merupakan-hasil.ht

ml

<1% -

http://arifanwarlokmanohakim.blogspot.com/2009/12/pkm-masih-terus-berjuang.html

<1% - http://edisi-politik.blogspot.com/2011/09/barisan-nasional_13.html

<1% - https://klikteropong.blogspot.com/2008_10_01_archive.html

<1% - http://rivanliazis.blogspot.com/

<1% - https://www.facebook.com/chowyuhui2/videos/10151881224773872/

<1% - https://mbakrimanaf.blogspot.com/

<1% - http://metromalaya.blogspot.com/2013/02/

<1% -

https://riezkyarfandi.blogspot.com/2016/10/analisa-akar-permasalahan-terjadinya.html

<1% - http://greensocialis.blogspot.com/2009/08/

<1% -

http://manjongmari.blogspot.com/2012/08/merdeka-siapa-penipu-dan-siapa-yang.html

<1% -

https://umbhululangat.blogspot.com/2011/08/jika-diikut-bodoh-mat-sabu-maka.html

<1% - http://klikinter.blogspot.com/2008/03/

<1% - http://studentsrepo.um.edu.my/view/subjects/BP.html

<1% - https://binaanbangunan.wordpress.com/2012/12/25/627/

<1% - http://ejournal.ukm.my/akademika/issue/view/185

<1% - http://ejournal.ukm.my/gmjss/article/view/19951

<1% -

https://pemudaumnojasin.blogspot.com/2010/08/edisi-al-iqra-buku-untuk-dibaca.html

<1% - http://laman.dbp.gov.my/dokumen/prpm2015panduan.pdf

<1% - https://id.scribd.com/doc/49439169/Kurikulum-JSej-S1-Pendidikan-Sejarah-2

<1% - https://pp-sk.blogspot.com/?m=1

<1% - http://web.usm.my/km/32(1)2014/KM_32_1_1.epub

<1% -

http://kallamku.blogspot.com/2013/06/peranan-wanita-dalam-aspek-sosial-di.html

<1% -

http://www.ukm.my/geografia/images/upload/12x.geografia-feb15-mida-edam.pdf

<1% - https://scholar.google.com/citations?user=1fAGKxkAAAAJ&hl=en

<1% - http://ijaps.usm.my/wp-content/uploads/2018/07/IJAPS_14_2.epub

Page 30: Plagiarism Checker X Originality Report - Shamsiah Fakeh.pdfNegeri Sembilan tahun 1727 (KA 1966, fol.10; OB 1728, fol 20-1; KA 1993; OB 1929; CO Siri 717/47), sembilan daripada duabelas

<1% - http://www.hawaii.edu/asiaref/seasia/sub_islam.htm

<1% -

http://sustainablelivinginstitute.blogspot.com/2015/05/dimensions-of-malay-politics-an

d.html

<1% - https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/8716

<1% - http://orangrawa.blogspot.com/2011/

<1% - http://dictionnaire.sensagent.leparisien.fr/shamsiah+fakeh/en-en/