If you can't read please download the document
Upload
trankhanh
View
229
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
27/11/2013
1
Cloud Computing for Precision Cloud Computing for Precision
Agriculture Agriculture
((Komputasi Awan untuk Komputasi Awan untuk
Pertanian PresisiPertanian Presisi))
Kudang B. Seminar
e-mail: [email protected]
Head of Informatics Engineering Lab. FATETA IPB
Honorary Member of AFITA
Honorary Member HIPI
Member of PERTETA
2
Pertanian Presisi Sistem industri pertanian yang
memberikan perlakuan presisi pada
semua mata rantai agribisnis dari hulu
(onfarm) ke hilir (off farm).
Rantai
agribisnis
Ladang
(hulu)
Meja Makan
(hilir)
Rantai Agribisnis Dari Hulu ke HilirRantai Agribisnis Dari Hulu ke HilirSumber: http://batikyogya.wordpress.com/2008/08/19/sistem-rantai-pasok-produk-
hortikultura/
www.themegallery.com Company Name
11/27/2013
Dari Hulu: Memilih Lahan, Mengolah Lahan, Menanaman, Merawat, Panen
Pemanenan tomatPemanenan tomat: :
manual, mekanikal, robotikalmanual, mekanikal, robotikal
http://www.farmdoc.illinois.edu
http://www.antaranews.com
http://media.viva.co.id/
manual
mekanikal
robotikal
Pencucian & Pemutuan TomatPencucian & Pemutuan Tomat
http://sdhuayu.en.alibaba.com
27/11/2013
2
Berbagai Variasi Kemasan TomatBerbagai Variasi Kemasan Tomat Pemilihan Teknologi KemasanPemilihan Teknologi Kemasan
11
22
33
44
5566
Analisa Kesesuaian Lahan Untuk Jagung & PadiAnalisa Kesesuaian Lahan Untuk Jagung & Padi
Spatial Database of Spatial Database of
Land SuitabilityLand Suitability
FOOD PRODUCTION FOOD PRODUCTION
ESTIMATIONESTIMATION
Scenario of Scenario of
harvest timeharvest timeCrop Crop
ProductivityProductivity
Crop ProductionCrop Production
DatabaseDatabase
FOOD AVAILABILITY FOOD AVAILABILITY
ESTIMATIONESTIMATION
POPULATIONPOPULATION
FOOD AVAILABILITY FOOD AVAILABILITY
FOR CONSUMPTIONFOR CONSUMPTION
Sistem Estimasi Produksi &
Ketersediaan Pangan1. Satellite Images (downloaded
freely): Landsat 7 ETM & Digital Elevation Model
2. Digital Maps: RBI Map (from Bakosurtanal),Soil Map (from Puslitbangtanak), Forest Map
SOIL SOIL
ATTRIBUTEATTRIBUTE
SLOPESLOPE
ATTRIBUTEATTRIBUTE
]}/){(1[
1)(
2dbxxMF
i
i
CROP REQ.CROP REQ.
MF SOIL MF SLOPE
JMF SOILJMF SOIL JMF SLOPEJMF SLOPE
n
i
iiS MFJMF1
)(
LANDUSEFORESTSLOPESOIL JMFJMFJMFJMFLSI
BOOLEAN METHODBOOLEAN METHOD
LANDUSE LANDUSE
ATTRIBUTEATTRIBUTE
MF LANDUSE
JMF LANDUSE
FOREST FOREST
ATTRIBUTEATTRIBUTE
MF FOREST
JMF FOREST
FORMULASI KALKULASI KESEUAIAN LAHANFORMULASI KALKULASI KESEUAIAN LAHAN
11
SOIL SOIL
ATTRIBUTEATTRIBUTE
SLOPESLOPE
ATTRIBUTEATTRIBUTE
]}/){(1[
1)(
2dbxxMF
i
i
CROP REQ.CROP REQ.
MF SOIL MF SLOPE
JMF SOILJMF SOIL JMF SLOPEJMF SLOPE
n
i
iiS MFJMF1
)(
LANDUSEFORESTSLOPESOIL JMFJMFJMFJMFLSI
BOOLEAN METHODBOOLEAN METHOD
LANDUSE LANDUSE
ATTRIBUTEATTRIBUTE
MF LANDUSE
JMF LANDUSE
FOREST FOREST
ATTRIBUTEATTRIBUTE
MF FOREST
JMF FOREST
FORMULASI KALKULASI KESEUAIAN LAHANFORMULASI KALKULASI KESEUAIAN LAHAN
11
27/11/2013
3
LAHAN POTENSIAL UNTUK PADILAHAN POTENSIAL UNTUK PADI Lahan Potensial Untuk JagungLahan Potensial Untuk Jagung
S1 (ha)S1 (ha) S2 (ha)S2 (ha) S3 (ha)S3 (ha) N1 (ha)N1 (ha) N2 (ha)N2 (ha) TOTALTOTAL
9.355,50 9.396,00 5.438,34 25.355,43 34.301,07 83.846,34
HASIL KALKULASI LUASAN LAHAN POTENSIALHASIL KALKULASI LUASAN LAHAN POTENSIAL
S1 (ha)S1 (ha) S2 (ha)S2 (ha) S3 (ha)S3 (ha) N1 (ha)N1 (ha) N2 (ha)N2 (ha) TOTALTOTAL
19.307,01 16.093,08 6.707,61 7.436,61 34.301,07 83.846,34
Luasan Lahan PadiLuasan Lahan Padi::
Luasan Lahan JagungLuasan Lahan Jagung::
HASIL KALKULASI ESTIMASI PRODUKSIHASIL KALKULASI ESTIMASI PRODUKSI
154,42
308,83
188,07 188,07
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
300,00
350,00
Scenario1 Scenario2
x 1
000 (
to
n/y
ears
)
PaddyMaize
Skenario 1: Padi dan jagung dipanen 1x
dalam setahun.
Skenario 2: Padi panen 2x dan jagung 1x
dalam setahun
HASIL KALKULASI KETERSEDIAAN PANGANHASIL KALKULASI KETERSEDIAAN PANGAN
2200 kcal/day2200 kcal/day
Kecukupan Energi
Widya Karya Pangan
& Gizi VIII 2004
HASIL KALKULASI KETERSEDIAAN PANGANHASIL KALKULASI KETERSEDIAAN PANGAN
2200 kcal/day2200 kcal/dayKecukupan Energi
Widya Karya Pangan
& Gizi VIII 2004
Sub districtPopulation
in 2007
Scenario 1 Scenario 2
Rice Maize Rice Maize
(kcal/day) (kcal/day) kcal/day) kcal/day)
BatudaaBatudaa 27.97827.978 5.688,64 5.688,64 8.663,84 8.663,84 11.445,59 11.445,59 8.663,84 8.663,84
BongomemeBongomeme 34.43834.438 3.810,31 3.810,31 6.859,60 6.859,60 7.674,31 7.674,31 6.859,60 6.859,60
TibawaTibawa 35.91635.916 7.351,50 7.351,50 12.316,22 12.316,22 14.794,24 14.794,24 12.316,22 12.316,22
PulubalaPulubala 23.60523.605 6.960,81 6.960,81 13.437,36 13.437,36 14.014,88 14.014,88 13.437,36 13.437,36
LimbotoLimboto 39.26139.261 881,85 881,85 1.315,85 1.315,85 1.772,11 1.772,11 1.315,85 1.315,85
Limboto BaratLimboto Barat 22.12222.122 5.076,17 5.076,17 7.406,25 7.406,25 10.200,18 10.200,18 7.406,25 7.406,25
27/11/2013
4
PENJADWALAN PENYEMPROTAN GULMA SECARA REAL-TIME
Rizky Mulya Sampurno, Kudang Boro Seminar, Yuli Suharnoto, MohamadSolahudin, Tofael Ahamed, Ryozo Noguchi
Collaborative ResearchBogor Agric. Univ (IPB) & Tsukuba University
2013
Indeks Vegetasi Tanaman Padi Menunjukkan Fase Tumbuh
1. Indeks vegetasi digunakan untuk mengidentifikasi waktu tanam padi. Hal ini
menjadi acuan untuk penyemprotan. gulma
2. Pengendalian gulma dilakukan dua kali, yaitu pra-tanam dan pasca-
munculnya, maka waktu penyemprotan adalah sekitar Desember-Februari dan
Mei-Juli.
Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan Jadwal Penyemprotan Gulma
Percikan Semprot & Pola Cuaca
1. Karakteristik cuaca yang diperoleh dari analisis pola temporal jangka
panjang faktor cuaca (angin, suhu, kelembaban dan curah hujan).
2. Lintasan terjadi ketika kecepatan tinggi angin, suhu tinggi (> 25
C), dan kelembaban rendah.
Spray drift (a); Environment pollution by unsuitable weather (b); Spray application using boom sprayer (c); Boom sprayer configuration (d)
Pattern of temperature and humidity during last 10 years
Aplikasi untuk Meminimalkan Penyimpangan Semprot
1. Aplikasi ini dibangun untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi dan keamanan bagi herbisida semprot yang meminimalkan percikan (penyimpangan).
2. Aturan dasar untuk menentukan ukuran tetesan diperoleh dari penelitian sebelumnya yang ditafsirkan pertama ke pohon keputusan.
27/11/2013
5
Pengembangan dan Implementasi
Sistem Cerdas untuk Nutrient
Manager pada Tanaman Padi Sawah
berbasis Precision Farming
Zulkifli Zaini
IRRI Representative for Indonesia
PHSL memungkinkan petani memupuk tanaman padi sesuai
kebutuhan tanaman dan kondisi setempat untuk
meningkatkan hasil gabah dan pendapatan petani
Apa yang dimaksud dengan PHSL?
+NPK +PK +NK +NP
PupukLengkap
-N -P -K
Teknik Petak Omisi
untuk menduga
kebutuhan tanaman
akan pupuk P atau
K
Mengapa PHSL diperlukan?
Petani kita
seringkali
memberikan pupuk:
Salah waktu
Salah dosis
Salah jenis
Bagaimana PHSL bisa memberikan
keuntungan bagi petani padi?
1. Mengatur waktu pemberian
pupuk sesuai dengan stadia
pertumbuhan kritis dari
suatu varietas padi
Panen
Pertum-
buhan Awal Berbu-nga
Anakan
Aktif
Inisiasi
Malai
-20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 HST
-20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 HST
Varietas umur
sedang
Varietas umur
genjah
Bagaimana PHSL bisa memberikan
keuntungan bagi petani padi? 2. Mengatur takaran pemberian pupuk sesuai
dengan target hasil terbaik yang pernah dicapai di
lokasi tersebut.
Pupuk Pupuk
= =
Pupuk
GabahGabah Gabah=
3. Mengatur takaran pupuk P dan K berdasarkan informasi sisa tanaman
dan pupuk organik yang diberikan
27/11/2013
6
Pertanyaan dan Penjelasan PHSL aplikasi Pertanyaan dan Penjelasan PHSL aplikasi
HAPEHAPE, Web, Smartphone, Web, SmartphonePilihan Bahasa Tersedia dalam 5 (lima) pilihan Bahasa : Indonesia,
Jawa, Sunda, Bugis, dan Bali
1. Tunjukkan
ukuran/luas lahan
sawah anda
Jumlah pupuk yang diperlukan didasarkan atas luas
sawah yang ditunjukkan oleh pengguna/petani.
Petani diberi pilihan untuk menyatakan luas
sawahnya dalam bata, tumbak, ru, are, hektar, rante,
atau bahu.
2. Pilih musim tanam
yang akan
memerlukan
rekomendasi
pupuk
Rekomendasi pupuk akan disesuaikan dengan
musim yang dipilih oleh petani. Hasil padi yang
dapat dicapai didasarkan atas musim tanam, umur
varietas padi, dan ketersediaan air.
3. Apa cara tanam
yang digunakan?
Petani diminta menyebutkan cara tanam,
apakah tanam pindah atau sebar langsung
(tabela).
Umur tanaman (dari benih-ke-benih) dengan
cara tabela sekitar 10 hari lebih pendek
daripada cara tanam pindah.
Umur tanaman dengan cara tanam pindah
dipengaruhi oleh umur bibit yang ditanam.
4. Jika cara tanam
pindah, berapa
umur bibit yang
ditanam?
Petani diminta menyebutkan umur bibit,
apakah kurang dari 21 hari atau lebih dari 22
hari.
Jika umur bibit tua (lebih dari 22 hari), waktu
anakan aktif dan primordia disesuaikan,
berturut-turut diperkirakan 5 dan 10 hari lebih
awal setelah tanam pindah.
5. Pilih umur padi
varietas yang
akan anda
tanam.
Informasi ini memungkinkan PHSL mengakses
database umur tanaman (benih-ke-benih)
untuk varietas yang dipilih.
Informasi ini disertai oleh cara tanam dan
umur bibit, digunakan untuk menghitung umur
tanaman saat anakan aktif dan primordia, yaitu
fase pertumbuhan kritis untuk pemberian
pupuk N.
Database dan PHSL perlu diupdate secara
reguler bila ada varietas baru yang dilepas.
Panen Pertum-
buhan Awal Berbu-ngaAnakan
Aktif
Inisiasi
Malai
-20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 HST
-20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 HST
Varietas umur
sedang
Varietas umur
genjah
6. Untuk MH (atau
MK), ketik
berapa kg
biasanya hasil
GKP, sebelum
dipotong
bawon,
kemudian
tekan tanda #
Jawaban dari pertanyaan ini digunakan untuk
memperkirakan target hasil yang dapat dicapai,
yang dipakai sebagai dasar penyusunan
pedoman pemupukan.
PHSL memperkirakan target hasil yang dapat
dicapai lebih tinggi daripada angka hasil yang
diberikan oleh petani dengan mempertimbangkan
musim, varietas, dan ketersediaan air.
Hasil yang diminta adalah dalam GKP (gabah
kering panen), tapi semua perhitungan dosis
pupuk dalam PHSL didasarkan atas dasar hasil
GKG (gabah kering giling) setelah kadar air
dikonversi menjadi 14%.
PHSL memperhitungkan rekomendasi pupuk
berdasarkan angka hasil panen yang diberikan
petani. Kalau petani mengatakan hasil 5 t/ha,
PHSL memperhitungkan rekomendasi pupuk
yang kira-kira memberi hasil 5,5-6,0 t/ha
7. Pada musim
sebelumnya,
ketik berapa kg
biasanya hasil
GKP, sebelum
dipotong
bawon,
kemudian tekan
tanda #
Informasi hasil gabah sebelumnya dan
informasi cara perontokan (diperoleh dari
jawaban pertanyaan berikutnya) digunakan
untuk memperkirakan jumlah biomas
tanaman padi yang dikembalikan dari
tanaman padi sebelumnya ke pertanaman
padi berikutnya yang akan ditentukan
kebutuhan pupuknya.
8. Bagaimana
gambaran
ketersediaan air
pada musim
yang dipilih
(MH/MK) di
tahun-tahun
sebelumnya?
Informasi ini dipakai untuk memperkirakan
hasil yang dapat dicapai pada musim yang
dipilih.
27/11/2013
7
10. Pada musim
yang dipilih,
apakah anda
akan
memberikan
pupuk kandang
atau pupuk
organik buatan
sendiri ke
sawah anda?
Jika petani akan memberikan pupuk kandang
atau pupuk organik buatan sendiri pada
musim yang dipilih, dia diminta untuk
menyebutkan jumlahnya.
PHSL akan mengurangi dosis pupuk NPK atas
dasar jumah NPK yang terkandung dalam
pupuk organik yang ditambahkan.
Rekomendasi
pemupukan padi
akan segera anda
terima dalam
bentuk SMS
SMS tersebut menunjukkan jumlah dan waktu
pemberian pupuk yang diperlukan untuk
musim tanam yang akan datang.
Isi SMS:
Untuk mendapatkan 3700-3900 kg GKP pada luas
lahan 350 bata di musim kemarau, berikan 1
karung phonska pada umur 0-14 hari setelah
tanam (HST), 1 karung urea pada umur 24-28
HST, dan 1 karung urea pada umur 35-39 HST.
Diseminasi PHSL dilakukan melalui :
1. Aplikasi Web (Petani mendatangi penyuluh yang memiliki akses internet atau PPL mendatangi petani menggunakan kuesioner)
Anjuran pemupukan dapat segera diterima dalam bentuk tercetak
http://webapps.irri.org/nm/id
Cara ini cocok untuk penyuluh
yang mewawancarai petani
padi tanpa akses ke internet.
Setelah wawancara, informasi
dari petani tersimpan dalam
Smartphone.
2. Aplikasi Android (melalui Smartphone)
Setelah ada akses ke
internet, anjuran pemupukan
dapat langsung dikirim melalui
SMS ke HP petani.
Isi SMS:
Untuk mendapatkan 3700-3900 kg
GKP pada luas lahan 350 bata di
musim kemarau, berikan 1 karung
phonska pada umur 0-14 hari setelah
tanam (HST), 1 karung
urea pada umur 24-28 HST, dan
1 karung urea pada umur 35-39 HST.
Tidak perlu internet !! Kontak
nomor bebas pulsa (perlu segera
tersedia) dan ikuti petunjuk yang
terdengar di HAPE.
3. Aplikasi HAPE (melalui SMS)
Anjuran pemupukan dapat segera diterima dalam bentuk
SMSSepenuhnya otomatis: tidak memerlukan operator telpon
Tersedia dalam 5 (lima) pilihan Bahasa :
Indonesia, Jawa, Sunda, Bugis, dan Bali
Target hasil dengan
menggunakan PHSL
Tingkat hasil
petani saat ini
Hasil yang dapat dicapai
dengan pemupukan
optimal dan teknik
budidaya yang baik
Senjang
hasil
Target hasil
dengan PHSL
PHSL bertujuan untuk meningkatkan
keuntungan petani padi sekitar USD 100 per
hektar per MT
Kudang B. Seminar Herry Suhardiyanto
UIJI Seminar, 23-25 July 2011, Ehime University
Dept. of Mechanical & Biosystem Eng.Bogor Agricultural University
The Supervised Multi-Agent Systems for Greenhouse-Based Crop
Industry
http://webapps.irri.org/nm/idhttp://webapps.irri.org/nm/id
27/11/2013
8
11/27/2013Kudang B. Seminar & Herry Suhardiyanto
43
Problems with Greenhouse Control
Kompleksitas industri tanaman berbasis green-house: skala besar: tersebar di >1 lokasi, jumlah greenhouse, jenis tanaman, faktor lingkungan, kontrol
Industri Tanaman Skala Menengah ke Atas
Arsitektur Sistem Multi-Agen Industri Tanaman Berbasis Greenhouse
USER
U S E R I N T E R F A C E
USERS PREFERENCE SELECTION MODULE
Modes of
control
Parameters of control
Optimality Criteria
Control Knowledg
e
Supervisory Control Engine
Crop Knowledg
e
Climatic Knowledge
I/O Knowledg
e
Greenhouse Controllers
Greenhouses
Greenhouse Controllers
Greenhouse Controllers
Array of Controller
s
SUPERVISORY SUPERVISORY AGENTAGENT
Supervised Agents
11/27/2013
Kudang B. Seminar [email protected] 46
Tanaman Mentimun Mini di Greenhouse
11/27/2013
Kudang B. Seminar [email protected] 47
Identification of Crop Canopy Area
11/27/2013
Kudang B. Seminar [email protected] 48
Identification of relation between environmental factors and crops growth
27/11/2013
9
11/27/2013
Kudang B. Seminar [email protected] 49
EI = 95%
APD = 1.3%
0
200
400
600
800
0 200 400 600 800Actual diameter-canopy ratio (cm
2/cm)
Pre
dic
ted
dia
met
er-
can
op
y r
atio
(cm
2/c
m)
Comparative graph between predicted and actual canopy-diameter ratio
11/27/2013
Kudang B. Seminar [email protected] 50
Selection control mode before
optimal reference setting
11/27/2013
Kudang B. Seminar [email protected] 51
Optimization of controlled variables
11/27/2013
Kudang B. Seminar [email protected] 52
Added nutrient volumes with 9 treatments during 15 days
0
200
400
600
800
1000
1200
0 5 10 15
Days
Added n
utr
ient
volu
me (
ml)
Treatment 1
Treatment 2
Treatment 3
Treatment 4
Treatment 5
Treatment 6
Treatment 7
Treatment 8
Treatment 9
11/27/2013
Kudang B. Seminar [email protected] 53
Temperature, humidity and irradiation observation within greenhouse for 15 days
20
40
60
80
100
0 5 10 15Days
Tem
p (
oC
), H
um
idit
y (
%)
0
100
200
300
400
500
600
700
Irra
dia
tio
n (
w/m
2)
TemperatureHumidityIrradiation
11/27/2013
Kudang B. Seminar [email protected] 54
0
200
400
600
800
0 5 10 15Days
Rati
o c
an
op
y-s
tem
dia
mete
r(cm
2/c
m)
Treat 1
Treat 2
Treat 3
Treat 4
Treat 5
Treat 6
Treat 7
Treat 8
Treat 9
The observed values of ration canopy-stem diameter with 9 treatments for 15 days.
27/11/2013
10
55
Strategi Kebijakan Terkait
Pengembangan Informatika
Pertanian di Indonesia: e-Petani
dan Cyber
Extension, Mendekatkan
Teknologi dan Informasi
Pertanian Kepada Petani
Ir. M. Tassim Billah, M.Sc./Ir. Bayu Mulyana, MM.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Kementerian PertanianDisampaikan pada Seminar Nasional Informatika Pertanian
Bandung, 20-21 Oktober 201156Dari Seminar APO, Yogyakarta, 2003
Time
Ga
p
The Digital Divide
Ironinya: kemajuan teknologi yg digunakan untuk memfasilitasi pembangunan justru semakin memperlebar gap
Menjadi ancaman terhadap daya saing nasional
Gap yg paling besar justru ada pada sektor pertanian
Kesenjangan Digital (The Digital Divide)
57Sumber: Indikator TIK edisi 2010, Pusat TIK, BBPT
TIK Meter
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
2007 2008 2009
8,6913,36 14,77
41,57
61,8369,25
50,26
75,1984,02
TELEDENSITAS DI INDONESIA (2009)(per 100 penduduk)
Telepon Tetap
Selular
Total Telepon
0,06 0,19 0,25 0,480,93
2,02 2,14 2,392,6
3,614,76
5,76
10,94
12,9714,09
244%
31%
92%
92%
118%
6% 12% 9%
39% 32%21%
90%
19%
0%
50%
100%
150%
200%
250%
300%
0
2
4
6
8
10
12
14
16
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
[% Pertumbuhan][per 100 penduduk]
DENSITAS PENGGUNA INTERNET INDONESIA
58Sumber: Indikator TIK edisi 2010, Pusat TIK, BBPT
TIK Meter
32,76% 31,18%
87,14%
5,70%
61,31%
93,62%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Ada Telepon Kabel
Ada Telepon Umum
Ada Sinyal Selular
Ada Warnet
Ada Sinyal TV
Ada Listrik
PRESENTASE DESA DENGAN FASILITAS TIK DI INDONESIA
(2008)
Keberadaan Warnet di Desa/Kelurahan (2008)
1.00%MALUKU PAPUA
4.00%
BALI NUSRA
11.00%JAWA
4.00%
SUMATERA
Dengan Warnet Tanpa Warnet
3.00%KALIMANTAN
3.00%SULAWESI
6.00%
Indonesia
59Sumber: Indikator TIK edisi 2010, Pusat TIK, BBPT
TIK Meter
10,36%
61,84%
8,40%11,59%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
Ada telepon Kabel
Ada Telepon Selular
Ada Komputer
Ada Akses Internet
PRESENTASE RUMAH TANGGA DENGAN FASILITAS TIK DI INDONESIA (2009)
0% 2% 4% 6% 8%
MALUKU PAPUA
BALI NUSRA
SULAWESI
SUMATERA
KALIMANTAN
JAWA
1,35%
1,82%
2,06%
1,87%
2,97%
3,22%
3,02%
4,18%
5,30%
5,35%
5,56%
7,75%
0,91%
1,55%
1,61%
2,06%
1,72%
3,56%
1,58%
0,33%
0,61%
0,39%
0,57%
1,23%
INTERNET DALAM RUMAH TANGGA DI INDONESIA (2009)
Lainnya
Sekolah
Kantor
Warnet
Rumah
0% 5% 10%
2,74%6,69%
3,41%2,30%
0,94%
INDONESIA
60
JARINGAN PELAYANAN INFORMASI DAN PENGETAHUAN KEMENTERIAN PERTANIAN
Intranet/
Internet
Basisdata
Pertanian
(sharable)
Kantor Menteri: Akses Data/Informasi
Kabupaten:-Estimasi-Rekapitulasi-Tabulasi-Entri data-Akses Info
Kecamatan (Balai):-Pengisian formulir-Akses Info
Manajemen Data/Informasi
Manajemen Pengetahuan
Manajemen Jaringan
Manajemen Sistem Informasi
Pusat:- Akses Data/Info
- Update data/info
Propinsi: Entri Data
Akses Data/Informasi
Update data/info
- INFORMASI &
- PENGETAHUAN
Petani/Masyarakat- akses info
- komplain
- kirim data
SMS Gateway
PETANI/MASYARAKAT/LSM
akses info
komplain
Forum
Sharing
Desa (Pos Penyuluhan):-Pengisian formulir-Akses Info
27/11/2013
11
61
Pengembangan Sistem Informasi
Pemanfaatan Internet dan Website Kementerian
Pertanian:
Agribisnis, Ketahanan
Pangan, Statistik, Peraturan, Forum Diskusi, Formulir
Elektronik, Teknologi Pertanian, Webmail, SMS
CENTER, Download Software, Berita, Portal
Multimedia, dsb.
Basisdata Statistik Pertanian.
BDSP, Ekspor-Impor, Indikator Pembangunan
Pertanian, Informasi Eksekutif, dsb.
Sistem Informasi Manajemen:
Simpeg, Simonev, SAK, SABMN, dsb.
Sistem Informasi Pertanian.
e-Form Subsektor, PUAP, SIM OPT, dsb.
62
e-Petani:Mendekatkan Teknologi dan
Informasi PertanianKepada Petani
e-Petani:Mendekatkan Teknologi dan
Informasi PertanianKepada Petani
63 64
e-Petani
SIM
DEP
TAN
E-Pe
tani
Public
Gov
ernm
ent
Bisn
is
Tenaga ahli
Peny
uluh
peta
ni
Program
/Data/ inform
asi/
content yang valid dari deptan.
Fungsi R
egulasi E-P
etani
Program/ Data/ Informasi/
content valid dari pemerint
ah
Pro
gra
m/ D
ata
/ in
form
asi/
conte
nt valid
dari p
em
erinta
h
Conte
nt: M
ate
ri p
enyulu
han
dan h
asil
penelit
ian
Kom
unik
asi O
n-lin
e
Materi P
enyuluhan
SIM
Penyuluh
Info Kebutuhan Petani
Informasi lewat GPRSBelanja on-lineContent lokal
Commindustries
Produsen
Saprodi
Sekola
h
Perta
nia
n
Pro
vide
VOIP
Ikla
n
Bel
anja
-Onl
ine
Apl
ikas
i Bar
u
Trai
ning
, keb
utuh
an S
DM
Gro
up d
iscus
sion
Med
ia O
n lin
e
pasar
IT
industries
NG
O
Mass
Media
Bank
Kementan sebagai regulator
dan operator E-Petani
65
E-Petani sebagai penghubung (Electronic Hub (e-
Hub)) dalam mendistribusikan pendapatan pada
rantai supply pertanian
Produser Pembeli
x x x
E-Petani
xDistributor
Pengecer
66ASEAN eFARMERS 2003
Tembok Rintangan antara Petani dan e-Petani
Petani
Mayoritas petani
kecil
Kurangnya akses ke
Telekomunikasi
Rendahnya tingkat
pendidikan
e-Petani
27/11/2013
12
67ASEAN eFARMERS 2003
Untuk memecahkan tembok penghalang tsb,
perlu inisiatif yg harus dilakukan secara parallel
e-PetaniPetani
Perlu adanya
konsolidasi
komunitas
farming
Pembangunan
infrastruktur
telekomunikasi
bagi rural areas
Membangun
kesadaran
teknologi dan
pendidikan bagi
kelompok besar
komunitas farming 68
Cyber Extension
Bertujuan untuk mendukung efektifitas
penyelenggaraan penyuluhan pertanian
Memfasilitasi penyuluh dengan 1 komputer dan
akses internet
Inisiatif Terkait Lainnyalanjutan
69
Pengembangan Portal-portal lainnya yang terkait Pertanian Portal Berita
Portal Agribisnis
Portal Multimedia
Inisiatif Terkait Lainnyalanjutan
KESIMPULAN (1)KESIMPULAN (1)
Kompleksitas pertanian presisi dalam agribisnis
dari hulu ke hilir mutlak memerlukan inovasi
dan dukungan TIK bahkan dengan Sistem
Komputer Berkinerja Tinggi (High Performance
Computing) dan Sistem cerdas (Intelligent
System)
Data, informasi, Pengetahuan dan Pakar yang
diperlukan untuk untuk mendukung Sisten
Informasi Pertanian Presisi tersebar di berbagai
lokasi geografis sehingga Teknologi Komputasi
Awan mutlak diperlukan
KESIMPULAN KESIMPULAN (2)(2)
Interaksi dan kolaborasi lintas keilmuan dan
kepakaran sangat diperlukan untuk mendukung
aplikasi pertanian presisi berbasis TIK
Kondisi petani yang marjinal dari segi
pendidikan, kesempatan akses
ekonomi, keterisolasian geografis sangat
mengharapkan solusi berbasis TIK meningkatkan
kapasitas mereka dalam bertani yang baik dan
kompetitif.
72