12
PERAN PKSM DALAM MENINGKATKAN FUNGSI KELOMPOK TANI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DI KABUPATEN BIMA, NTB ( ) Role of PKSM to Increase functions of Farmers group and Community participation in District of Bima, NTB Sri Ramadoan , Pudji Muljono & Ismail Pulungan Pusat Perencanaan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kementerian Kehutanan Telp. 021- 5720-224, e-mail: Mayor Penyuluhan Pembangunan, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, Telp/Fax 0251- 8629227 iterima 21 Februari 2013, direvisi 23 April 2013, disetujui 31 Mei 2013 Hutan sebagai modal dasar pembangunan perlu dipertahankan keberadaannya dan dimanfaatkan untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat, namun kenyataannya hutan semakin lama semakin rusak. Kondisi masyarakat di sekitar hutan yang masih berada dalam kemiskinan, keterbatasan akses, pengetahuan, dan keterampilan tentang hutan dan kehutanan merupakan kendala yang menghambat keikutsertaan masyarakat untuk menjaga dan melestarikan keberadaan hutan. Karena itu perlu diberikan bimbingan dan peningkatan pengetahuan tentang manfaat, fungsi keberadaan dan kelestarian hutan melalui pemberian penyuluhan secara intensif dan terus menerus. Penelitian ini menggunakan metode survei, dilakukan di 5 (lima) kecamatan (Ambalawi, Belo, Wawo, Wera, Woha) di Kabupaten Bima, NTB, sampel diambil secara acak dan proporsional. Teknik pengumpulan data menggunakan gabungan antara wawancara, observasi langsung di lapangan, dan kuesioner. Analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif dan inferensial. Distribusi frekuensi digunakan untuk mengetahui karakteristik individu petani, peran pendampingan PKSM, peran dan fungsi kelompok serta tingkat partisipasi masyarakat. Hubungan antar variabel dianalisis menggunakan analisis korelasi Rank Spearman dengan software SPSS 20.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PKSM mempunyai peran penting dan strategis dalam mendukung keberhasilan pembangunan kehutanan, merupakan mitra kerja penyuluh PNS di lapangan, serta berperan sebagai analisator, stimulator, fasilitator dan pendorong bagi masyarakat dalam melaksanakan berbagai kegiatan di bidang kehutanan. Pendekatan PKSM dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan adalah melalui pendekatan dan pembinaan terhadap anggota kelompok tani dan ini merupakan salah satu pendekatan yang dianggap paling efektif untuk mempercepat penyampaian informasi kepada masyarakat yang berkaitan dengan kegiatan bidang kehutanan. Karakteristik individu tidak berhubungan nyata dengan fungsi dan peran kelompok tani, peran PKSM memiliki hubungan yang signifikan dengan peningkatan 1 2 3 1 2, 3 [email protected] D ABSTRACT Forests as capital development needs to be protected and utilized as much as possible for the benefit and welfare of the community. In fact more and more damaged forests, forest communities conditions are still in poverty. Limited access, knowledge, and skills about forestry is a barrier that inhibits people to care for and preserve the forests, because it needs to be given guidance and increased knowledge on the benefits and functions of the existence and sustainability through the provision of intensive counseling and continuously. The research used survey method, conducted in 5 sub districts (Ambalawi, Belo, Wawo, Wera, Woha) in Bima district, West Nusa Tenggara, and samples were taken based on proportional random sampling. The analysis used was descriptive and inferential statistics. Frequency distribution was used to determine the characteristics of individual farmers, PKSM mentoring role, the role and functions of the group and the level of community participation. Relationships between variables were analyzed using Rank Spearman correlation analysis with software of SPSS 20.0. Forestry extension activities carried out by the extension of Civil Servants (PNS), private conselors and Extension Forestry (PKSM). PKSM have an important and strategic role in supporting the successful development of forestry and is a partner in the field as well as the extension of civil servants has served as analyzers, stimulator, facilitator and encoureger for people to carry out various activities in the field of forestry. The approach taken by PKSM in conducting counseling and coaching approach is to group member farmers. The approach through this group is one that is considered the most effective approach to accelerate the delivery of information related to the activities of the forestry sector to the public. The results of this study indicate that the role of PKSM have a significant relationship with the improvement of individual quality of community and functions of farmer groups. Keywords: Extension, farmer groups, PKSM, role of extension worker ABSTRAK 199 Peran PKSM Dalam Meningkatkan Fungsi Kelompok Tani dan Partisipasi Masyarakat Sri Ramadoan, Pudji Muljono & Ismail Pulungan ..... ( )

PERAN PKSM DALAM MENINGKATKAN FUNGSI …puspijak.org/uploads/sosek_2013/Jurnal_Sosek_vol_10_no_3_2013-5... · tentang hutan dan kehutanan merupakan kendala yang menghambat keikutsertaan

  • Upload
    vuhanh

  • View
    221

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERAN PKSM DALAM MENINGKATKAN FUNGSI …puspijak.org/uploads/sosek_2013/Jurnal_Sosek_vol_10_no_3_2013-5... · tentang hutan dan kehutanan merupakan kendala yang menghambat keikutsertaan

PERAN PKSM DALAM MENINGKATKAN FUNGSI KELOMPOK TANIDAN PARTISIPASI MASYARAKAT DI KABUPATEN BIMA, NTB

()

Role of PKSM to Increase functions of Farmers group andCommunity participation in District of Bima, NTB

Sri Ramadoan , Pudji Muljono & Ismail PulunganPusat Perencanaan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia,

Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kementerian KehutananTelp. 021- 5720-224, e-mail:

Mayor Penyuluhan Pembangunan, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor,Telp/Fax 0251- 8629227

iterima 21 Februari 2013, direvisi 23 April 2013, disetujui 31 Mei 2013

Hutan sebagai modal dasar pembangunan perlu dipertahankan keberadaannya dan dimanfaatkan untukkepentingan dan kesejahteraan masyarakat, namun kenyataannya hutan semakin lama semakin rusak. Kondisimasyarakat di sekitar hutan yang masih berada dalam kemiskinan, keterbatasan akses, pengetahuan, dan keterampilantentang hutan dan kehutanan merupakan kendala yang menghambat keikutsertaan masyarakat untuk menjaga danmelestarikan keberadaan hutan. Karena itu perlu diberikan bimbingan dan peningkatan pengetahuan tentangmanfaat, fungsi keberadaan dan kelestarian hutan melalui pemberian penyuluhan secara intensif dan terus menerus.Penelitian ini menggunakan metode survei, dilakukan di 5 (lima) kecamatan (Ambalawi, Belo, Wawo, Wera, Woha) diKabupaten Bima, NTB, sampel diambil secara acak dan proporsional. Teknik pengumpulan data menggunakangabungan antara wawancara, observasi langsung di lapangan, dan kuesioner. Analisis yang digunakan adalah statistikdeskriptif dan inferensial. Distribusi frekuensi digunakan untuk mengetahui karakteristik individu petani, peranpendampingan PKSM, peran dan fungsi kelompok serta tingkat partisipasi masyarakat. Hubungan antar variabeldianalisis menggunakan analisis korelasi Rank Spearman dengan software SPSS 20.0. Hasil penelitian menunjukkanbahwa PKSM mempunyai peran penting dan strategis dalam mendukung keberhasilan pembangunan kehutanan,merupakan mitra kerja penyuluh PNS di lapangan, serta berperan sebagai analisator, stimulator, fasilitator danpendorong bagi masyarakat dalam melaksanakan berbagai kegiatan di bidang kehutanan. Pendekatan PKSM dalammelaksanakan kegiatan penyuluhan adalah melalui pendekatan dan pembinaan terhadap anggota kelompok tani danini merupakan salah satu pendekatan yang dianggap paling efektif untuk mempercepat penyampaian informasikepada masyarakat yang berkaitan dengan kegiatan bidang kehutanan. Karakteristik individu tidak berhubungannyata dengan fungsi dan peran kelompok tani, peran PKSM memiliki hubungan yang signifikan dengan peningkatan

1 2 3

1

2, 3

[email protected]

D

ABSTRACT

Forests as capital development needs to be protected and utilized as much as possible for the benefit and welfare of the community.In fact more and more damaged forests, forest communities conditions are still in poverty. Limited access, knowledge, and skills aboutforestry is a barrier that inhibits people to care for and preserve the forests, because it needs to be given guidance and increased knowledge onthe benefits and functions of the existence and sustainability through the provision of intensive counseling and continuously. The researchused survey method, conducted in 5 sub districts (Ambalawi, Belo, Wawo, Wera, Woha) in Bima district, West Nusa Tenggara, andsamples were taken based on proportional random sampling. The analysis used was descriptive and inferential statistics. Frequencydistribution was used to determine the characteristics of individual farmers, PKSM mentoring role, the role and functions of the group andthe level of community participation. Relationships between variables were analyzed using Rank Spearman correlation analysis withsoftware of SPSS 20.0. Forestry extension activities carried out by the extension of Civil Servants (PNS), private conselors andExtension Forestry (PKSM). PKSM have an important and strategic role in supporting the successful development of forestry and is apartner in the field as well as the extension of civil servants has served as analyzers, stimulator, facilitator and encoureger for people to carryout various activities in the field of forestry. The approach taken by PKSM in conducting counseling and coaching approach is to groupmember farmers. The approach through this group is one that is considered the most effective approach to accelerate the delivery ofinformation related to the activities of the forestry sector to the public. The results of this study indicate that the role of PKSM have asignificant relationship with the improvement of individual quality of community and functions of farmer groups.

Keywords: Extension, farmer groups, PKSM, role of extension worker

ABSTRAK

199Peran PKSM Dalam Meningkatkan Fungsi Kelompok Tani dan Partisipasi Masyarakat Sri Ramadoan, Pudji Muljono & Ismail Pulungan..... ( )

Page 2: PERAN PKSM DALAM MENINGKATKAN FUNGSI …puspijak.org/uploads/sosek_2013/Jurnal_Sosek_vol_10_no_3_2013-5... · tentang hutan dan kehutanan merupakan kendala yang menghambat keikutsertaan

fungsi kelompok tani dan kelompok tani berhubungan nyata dengan tingkat partisipasi masyarakat dalammelaksanakan kegiatan konservasi lahan di Kabupaten Bima. Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat perluadanya peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan dengan tujuan untuk meningkatkanpengetahuan, keterampilan dan merubah sikap masyarakat. Kepada PKSM perlu diberikan peningkatan kapasitasSDM sehingga PKSM tetap eksis melakukan pendampingan kepada masyarakat dan mampu menguatkankelembagaan kelompok tani.

Kata kunci: Kelompok tani, penyuluhan, peran penyuluh, PKSM

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hutan sebagai modal dasar pembangunan perludipertahankan keberadaannya dan dimanfaatkanuntuk sebesar-besar kepentingan dan kesejahteraanmasyarakat. Kenyataannya hutan yang seharusnyadijaga dan dilestarikan tersebut semakin lamasemakin rusak.

Kerusakan hutan terjadi karena ada kegiatan-kegiatan illegal dan eksploitasi sumberdaya alam didalam kawasan maupun di luar kawasan hutanuntuk memenuhi kebutuhan hidup. Akibat darideforestasi hutan yang semakin meningkat daritahun ke tahun ini menyebabkan terjadinyapenurunan fungsi dan potensi lahan (degradasilahan), sehingga lahan kritis semakin meningkat.

Kabupaten Bima memiliki potensi lahan kritisseluas 2.708,12 ha dan kegiatan konservasi lahan diluar kawasan hutan oleh masyarakat secara swadayadilakukan di lahan milik masyarakat sendiri dengankegiatan Hutan Rakyat (HR) dan agroforestri.

Untuk mengatasi kerusakan hutan dan degradasilahan diperlukan upaya konservasi hutan melaluiberbagai program konservasi dari pemerintah mau-pun melibatkan masyarakat di sekitar hutan. Pem-berdayaan masyarakat di sekitar hutan dianggappenting karena masyarakat ini merupakan sumber-daya pembangunan yang berperan sebagai pelakuutama dalam melestarikan keberadaan hutan.

Memberdayakan masyarakat untuk ber-partisipasi pada kegiatan konservasi lahan tidaklahmudah dan minat masyarakat untuk berpartisipasipada kegiatan konservasi lahan sangatlah kurangkhususnya untuk masyarakat yang tinggal di sekitarhutan. Masyarakat di sekitar hutan masih beradadalam kondisi miskin, keterbatasan akses,pengetahuan, dan keterampilan tentang konservasisehingga merupakan sebuah kendala yangmenghambat masyarakat untuk berpartisipasidalam kegiatan konservasi lahan.

Oleh karena itu masyarakat ini perlu diberikanbimbingan dan peningkatan pengetahuan melaluipenyuluhan yang intensif dan masyarakat di-libatkan secara aktif mulai dari proses perencana-an, pelaksanaan, pemeliharaan sampai denganevaluasi kegiatan. Dengan kata lain mengajakmasyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatankonservasi lahan memerlukan pendorong dari luar(faktor eksternal) dan dari dalam diri masyarakat itusendiri (karakteristik individu).

Menurut Suyadi (2009), rendahnya tingkatkesadaran dan kepeduliaan masyarakat dapatdipengaruhi oleh faktor internal (seperti kurangnyapengetahuan, pendidikan dan kemampuan), sertafaktor eksternal (seperti kurangnya penyuluhan,pelatihan, sarana prasarana, media massa sebagaisumber informasi), dan faktor pembelajaran yangbelum memadai.

Penyelenggaraan penyuluhan kehutanan yangintensif dan terus menerus selain dapat diberikanoleh Penyuluh Kehutanan PNS (Pegawai NegeriSipil), juga oleh penyuluh swadaya yang sudah adadalam lingkungan masyarakat itu sendiri atau dariluar yang sudah terbukti berhasil melaksanakankegiatan konservasi lahan. Hal ini sejalan denganUU Nomor 16 Tahun 2006, yang menyatakanbahwa kegiatan penyuluhan kehutanan dilakukanoleh penyuluh PNS, penyuluh swasta dan/ataupenyuluh swadaya. Penyuluh swadaya bidangkehutanan lebih dikenal dengan sebutan PenyuluhKehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM).

Penyuluh PNS yang ada di Kabupaten Bimasebanyak 20 orang, membina 18 Kecamatan dan 80desa serta PKSM sebanyak 60 orang berasal daritokoh masyarakat, ketua/pengurus kelompok tani,tokoh adat dan sebagainya.

Keberadaan PKSM dapat membantu mengatasikekurangan tenaga penyuluh PNS, dapatbekerjasama serta menjadi mitra kerja penyuluhPNS. Menurut Dephut (2009), PKSM mempunyaiperan penting dan strategis dalam mendukungkeberhasilan pembangunan kehutanan, dan juga

200JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 10 No. 3 September 2013, Hal. 199 - 210

Page 3: PERAN PKSM DALAM MENINGKATKAN FUNGSI …puspijak.org/uploads/sosek_2013/Jurnal_Sosek_vol_10_no_3_2013-5... · tentang hutan dan kehutanan merupakan kendala yang menghambat keikutsertaan

merupakan investasi penting untuk membantumengamankan, melestarikan sumberdaya hutansebagai aset negara sekaligus sebagai upayameningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pendekatan penyuluhan yang dilakukan olehPKSM kepada masyarakat adalah pendekatanmelalui kelompok tani. Pendekatan melaluikelompok ini dianggap efektif dan relatif lebihmudah. Utama S. . (2010) yang menyampaikanbahwa salah satu pendekatan pemberdayaanterhadap masyarakat sekitar hutan yang efektifadalah melalui pemberdayaan kelompok. Kelebihanpendekatan kelompok adalah karena prosespenyadaran terhadap masyarakat menjadi lebihcepat, daya jangkau informasi terhadap masyarakatmenjadi lebih luas, dan lebih sesuai dengan budayamasyarakat pedesaan.

Pemberdayaan masyarakat melalui kelompoktani pun cenderung tidak mudah, karena tidaksemua masyarakat mau masuk menjadi anggotakelompok tani, apalagi jika masyarakat belummerasakan manfaat dari keberadaan kelompok tanitersebut. Oleh karena itu diperlukan upaya-upayaberbagai pihak untuk meningkatkan potensikelompok tani yang ada baik oleh pemerintahdengan cara memfasilitasi dan memberdayakankelompok tani dengan berbagai program kegiatanmaupun oleh PKSM dan pengurus kelompokdengan memanfaatkan potensi yang dimilikikelompok tani sehingga kelompok tersebut bisatumbuh dan berkembang serta bisa dirasakanmanfaatnya secara langsung oleh masyarakat.

PKSM yang ada di Kabupaten Bima membinapaling sedikit 1 (satu) Kelompok Tani (KT) dalam1 desa dengan jumlah anggota kelompok antara40-150 orang/KT. Jumlah kelompok tani yangdianggap masih aktif sebanyak 90 KT dengan totaljumlah anggota sebanyak 5.508 orang.

Keberadaan dan peran PKSM khususnya diKabupaten Bima menarik untuk diketahui. Peranapa saja yang dilakukan oleh PKSM sehinggamampu meningkatkan fungsi kelompok tani yangdibinanya dan menjadikan kelompok tani tersebutsebagai tempat untuk meningkatkan pengetahuan,keterampilan dan sikap masyarakat sehingga mauberpartisipasi dalam melaksanakan kegiatankonservasi lahan.

Perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai

et al

B. Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian

berikut:1. Faktor karakteristik individu anggota kelompok

apa saja yang mampu meningkatkan fungsikelompok tani.

2. Bagaimanakah peran PKSM yang mampumeningkatkan fungsi kelompok tani.

3. Fungsi kelompok apa saja yang mampumeningkatkan partisipasi masyarakat.

Tujuan penelitian ini adalah:1. Menganalisis hubungan antara karakteristik

individu dengan fungsi kelompok tani.2. Menganalisis hubungan peran PKSM dengan

fungsi kelompok tani.3. Menganalisis hubungan peran kelompok

dengan tingkat partisipasi masyarakat

Menumbuhkan keinginan dan keterlibatanmasyarakat dalam melestarikan hutan dankonservasi lahan tidak mudah. Partisipasimasyarakat dalam kegiatan konservasi lahanbukanlah sesuatu yang terjadi secara alami akantetapi merupakan satu proses pembelajaran yangdisosialisasikan baik melalui pendekatan sertapendampingan yang secara terus menerus yangberasal dari penyuluh, baik oleh penyuluhkehutanan PNS maupun oleh PKSM yang beradadi wilayah masyarakat tersebut dan pemberdayaanmelalui kelompok tani.

Faktor pendorong yang dianggap mampumeningkatkan partisipasi masyarakat pada kegiatankonservasi lahan adalah dorongan dari dalam dirimasyarakat dan keikutsertaan masyarakat sebagaianggota kelompok tani serta pembinaan danpendekatan yang dilakukan oleh PKSM melaluikelompok tani.

Alur pikir peran PKSM dalam meningkatkanfungsi kelompok dan partisipasi masyarakat padakegiatan konservasi lahan secara skematis sepertipada Gambar 1.

Hipotesis penelitian ini adalah :1. Faktor karakteristik individu berhubungan

nyata dengan fungsi kelompok tani2. Faktor peran PKSM berhubungan nyata dengan

fungsi kelompok tani3. Faktor fungsi kelompok tani binaan PKSM

berhubungan nyata dengan tingkat partisipasi.

.

II. METODE PENELITIAN

A. Alur pikir

201Peran PKSM Dalam Meningkatkan Fungsi Kelompok Tani dan Partisipasi Masyarakat Sri Ramadoan, Pudji Muljono & Ismail Pulungan..... ( )

Page 4: PERAN PKSM DALAM MENINGKATKAN FUNGSI …puspijak.org/uploads/sosek_2013/Jurnal_Sosek_vol_10_no_3_2013-5... · tentang hutan dan kehutanan merupakan kendala yang menghambat keikutsertaan

N

.

Jumlah sampel diperoleh sebanyak 100responden ditentukan dengan rumus TaroYamane, sebagai informan tambahan adalah 17PKSM yang langsung membina kelompok tanitersebut.

Teknik pengumpulan data adalah gabunganantara wawancara, observasi langsung di lapangan,dan kuesioner. Wawancara dilakukan pada sampel,instansi dan pihak-pihak terkait untuk men-dapatkan data sekunder. Observasi lapangandilakukan untuk membandingkan hasil wawancaradengan kondisi kenyataan di lapangan. Kuesionerdiberikan kepada petani untuk memperoleh danmenjaring informasi terkait dengan tingkatpartisipasi pada kegiatan konservasi yangdilaksanakan.

n =N.d + 1

2

Keterangan:n = Jumlah sampelN = Jumlah populasiD = Tingkat presisi (batas ketelitian/nilai kritis) yang

diinginkan pengambilan populasi sampel. Nilai

kritis ditetapkan 10 %

2

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

C. Pengumpulan Data

Lokasi penelitian ditentukan berdasarkan lokasikeberadaan PKSM dan anggota kelompok taniyang sudah berpartisipasi pada kegiatan konservasilahan yang sudah berhasil di 5 (lima) Kecamatan(Ambalawi, Belo, Wawo, Wera, Woha), KabupatenBima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Waktu penelitian dilaksanakan selama 8(delapan) bulan dari bulan Maret sampai denganbulan Oktober 2012, meliputi observasi awal,penyusunan kerangka sampling, uji coba kuesioner,pengambilan data primer dan sekunder, pe-ngolahan dan analisis data, pembahasan, sertapenulisan.

Metode penelitian menggunakan metodesurvei terhadap populasi masyarakat pelaksanakegiatan konservasi lahan yang tergabung dalamkelompok tani binaan PKSM di 5 (lima) kecamatandan 16 (enam belas) desa. Pengambilan sampeldilakukan dengan menggunakan teknik

, yaitu sampel dihitung berdasarkanrumus Taro Yamane (Rakhmad 1998 yang diacudalam Riduwan 2010):

PropotionalRandom Sampling

A. Hipotesis

Fungsi kelompoktani (Y1):Y.1.1. Kelas belajarY.1.2 Wahana

kerjasamaY.1.3. Unit produksi

Karakteristik individu masyarakat(X1):X.1.1. UmurX.1.2. Pendidikan formalX.1.3. Pendidikan nonformalX.1.4. Pendap atanX.1.5. Jumlah tanggungan

keluargaX.1.6. Luas lahan garapanX.1.7. Status lahan garapanX.1.8. MotivasiX.1.9. Kekosmopolitan

Peran pendampingan PKSM (X 2)sebagai:X.2.1. AnalisatorX.2.2. StimulatorX.2.3. Fasi litatorX.2.4. Pendorong

Tingkat partisipasimasyarakat (Y2):Y.2.1. PerencanaanY.2.2. PelaksanaanY.2.3. PemanfaatanY.2.4. Evaluasi

Gambar 1. Alur pikir penelitianFigure 1. Analitical framework

202JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 10 No. 3 September 2013, Hal. 199 - 210

Page 5: PERAN PKSM DALAM MENINGKATKAN FUNGSI …puspijak.org/uploads/sosek_2013/Jurnal_Sosek_vol_10_no_3_2013-5... · tentang hutan dan kehutanan merupakan kendala yang menghambat keikutsertaan

D. Analisis Data

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik PKSM di Kabupaten Bima

Analisis data dilakukan secara kuantitatif.Proses analisis data adalah, (1) memberikan skorpada setiap data menggunakan skala Likert yangterdiri dari 3 (tiga) tingkat/gradasi yaitu rendah,sedang, tinggi, (2) tabulasi data menggunakandistribusi frekuensi, (3) analisis data dengan caramenggolongkan, menghitung jawaban, danmemprosentasekan berdasarkan kategori jawaban.

Selanjutnya hubungan antar variabel diketahuidengan menggunakan uji korelasi rank Spearmandengan rumus:

N

I =1r = 1.------------------

n (n 1)

Analisis kuantitatif ini menggunakan perangkatstatistik (SPSS).Koefisien korelasi merupakan pengukuran statistikkovarian atau asosiasi antara dua variabel. Besarnyakoefisien korelasi berkisar antara +1 sampai dengan-1, yang berarti koefisien korelasi dapat bernilaipositif dan dapat pula negatif. Koefisien korelasimenunjukkan kekuatan hubungan linear dan arahhubungan dua variabel. Jika koefisien korelasipositif, maka kedua variabel mempunyai hubungansearah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilaivariabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jikakoefisien korelasi negatif, maka kedua variabelmempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilaivariabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadirendah (dan sebaliknya).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa usiaPKSM yang ada di Kabupaten Bima antara 40 - 64tahun dan termasuk dalam kategori usia produktif.Menurut Soerjani (1987), Widyastuti (2001) dalamDrakel (2008) bahwa komposisi umur dapatdigolongkan menjadi lima tahunan, sepuluh tahun

2

2

6 Σ d i

s

Keterangan:r = Koefisien korelasi Spearmand = Selisih antar jenjangn = Banyaknya subyek

s

i

Statistical Product and Service Solutions

atau golongan umur tertentu misalnya usia muda(0-14 tahun), usia produktif (15-64 tahun) dan usiatua (65 tahun ke atas).

Pendidikan formal yang ditempuh PKSM rata-rata tamat sekolah menengah (SMP dan SMA).Sedangkan pendidikan non formal berupapelatihan, masih jarang diikutkan belum pernahdilibatkan dalam kegiatan kunjungan lapangan kedaerah-daerah lain, belum dilibatkan sebagainarasumber pada kegiatan penyuluhan di luartempat tinggal PKSM, kegiatan pameran danlomba-lomba di bidang kehutanan. Pemberianpenghargaan dan pengakuan secara resmi olehpemerintah daerah belum ada, sejauh ini hanyapengakuan dari Dinas Kehutanan terhadapkeberadaan PKSM ini.

Pendapatan PKSM pada umumnya termasukpada kategori tinggi yaitu di atas Rp. 1.000.000,-.per bulan. Jumlah tanggungan keluarga rata-ratasedikit yaitu kurang dari 4 (empat) orang/KK, lahanyang digarap cukup luas yaitu lebih dari 1 (satu) hadan hampir semuanya milik sendiri. PKSM sudahberperan sebagai analisator, stimulator, fasilitatordan pendorong bagi masyarakat. Sebagai sumberinformasi dan pengetahuan, PKSM belajar darimedia cetak (buku, koran, majalah) dan televisi atauradio. Penggunaan internet belum bisa karenaketerbatasan pengetahuan dan ketiadaancomputer. Untuk mempercepat pemberianinformasi dan berkomunikasi dengan orang lain,sudah menggunakan .

PKSM masih kekurangan sarana prasaranauntuk melaksanakan kegiatan penyuluhan kepadamasyarakat, seperti tidak menggunakan laptop,infokus atau OHP tetapi menggunakan alat peragadan demo plot (demplot). Alat transportasi yangmenunjang mobilitas adalah kendaraan roda duamilik pribadi dan sekretariat sebagai tempatberkumpul anggota kelompok menggunakanrumah atau saung di lapangan milik salah satupengurus atau anggota kelompok.

Kondisi PKSM tersebut sesuai denganpernyataan yang disampaikan oleh Agbogidi (2009)bahwa salah satu tantangan utama tenaga penyuluhkehutanan adalah adanya manajemen yang burukpada pengelolaan sumber daya hutan, kurangnyatenaga profesional, kapasitas manajerial yangterbatas, jumlah penyuluh kehutanan tidakmemadai dibandingkan dengan jumlah kebutuhanpendampingan untuk masyarakat dan wilayahkerja yang luas. Selain itu penyuluh kehutanan juga

handphone

203Peran PKSM Dalam Meningkatkan Fungsi Kelompok Tani dan Partisipasi Masyarakat Sri Ramadoan, Pudji Muljono & Ismail Pulungan..... ( )

Page 6: PERAN PKSM DALAM MENINGKATKAN FUNGSI …puspijak.org/uploads/sosek_2013/Jurnal_Sosek_vol_10_no_3_2013-5... · tentang hutan dan kehutanan merupakan kendala yang menghambat keikutsertaan

masyarakat untuk terlibat langsung menentukankebutuhan kegiatan konservasi lahan yang sesuaidengan lahan garapan miliknya.

Hubeis (1992), menekankan bahwa pe-nyuluhan pembangunan yang ditujukan lewatmedia komunikasi kelompok akan dapatmempercepat proses penyadaran masyarakattentang beragam proses pembangunan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompoktani di Kabupaten Bima rata-rata terbentuk secaraswadaya murni berdasarkan keinginan masyarakatdan analisis kebutuhan dari PKSM. Sebagian besarpetani menjadikan kelompok sebagai tempatbelajar, berdiskusi, bertemu, mencari informasidan berbagi pengalaman antar anggota kelompok,dan para anggota telah bekerjasama dengan baikdalam berbagai hal dalam kelompok. Anggotakelompok saling mengenal, saling membantu danbergotong royong dalam kehidupan sehari-hari.Secara tidak langsung kelompok telah membantuanggota dalam meningkatkan pendapatan, karenakebanyakan kelompok memiliki usaha produktifdan telah berperan sebagai unit produksi.

Karakteristik individu adalah sifat-sifat yang di-tampilkan seseorang yang berhubungan dengansemua aspek kehidupannya di dunia atau lingkung-an sendiri (Reksowardoyo, 1983 dalam Yani DE,2010). Karakteristik individu adalah faktor yang ter-dapat pada diri individu responden berupa; pen-didikan non formal, pendapatan, luas lahan yang di-garap, status lahan, motivasi, dan kekosmopolitan.

Hasil penelit ian menunjukkan bahwamasyarakat (petani) sebagai responden rata-ratabelum pernah dan jarang diikutkan dalam pelatihanbidang kehutanan yang terkait dengan kegiatankonservasi lahan, pendapatan sebagian besar lebihdari Rp.1.000.000,- per bulan, jumlah tanggungankeluarga rata-rata 4-6 orang/KK. Pemilikan lahansebagian besar lebih dari 1 ha/kepala keluargadengan status milik sendiri atau milik keluarga.Sebagian besar petani mempunyai kesadaranbahwa apabila hutan lestari dan lahan pertaniansubur maka akan memberikan keuntungan secaraekonomi dan ekologis. Informasi yang terkaitdengan kegiatan kehutanan khususnya kegiatankonservasi lahan dan kegiatan kehutanan lainnya,sebagian besar petani mendapatkannya daripenyuluh PNS dan PKSM.

C. Fungsi Kelompok Tani

et al.

tidak mendapatkan insentif yang cukup, kurangmendapatkan pelatihan yang memadai untukpeningkatan kapasitas dan minim sarana parasaranapenyuluhan.

Purwatiningsih (2004), menyatakan bahwadalam pembangunan masyarakat pedesaan, peranpendampingan menjadi faktor penentu karenamasyarakat memerlukan dorongan psikologisdalam kegiatan mereka. Oleh karena itu pemerintahharus konsisten menyediakan tenaga fasilitatorpada masing-masing wilayah. Masyarakat sebagaipelaku utama dalam kegiatan, dituntut mempunyaiperanan penting dalam pelaksanaan dankeberlanjutan dari kegiatan tersebut. Apabilamasyarakat berpartisipasi aktif, maka diharapkanpada kegiatan selanjutnya dapat berkembang ataskemauan dan kemampuan mereka sendiri.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa PKSMtelah berperan aktif sebagai analisator yaitumenganalisis kebutuhan dan permasalahan yangterjadi pada kegiatan konservasi lahan mulai dariperencanaan sampai evaluasi kegiatan. Peransebagai stimulator yaitu menggerakkan petaniuntuk melaksanakan penanaman di lapangan tanpamembedakan status kepemilikan lahan yangdimiliki oleh petani. Apabila ada permasalahan,kesulitan dan informasi yang terkait dengankegiatan yang tidak bisa diselesaikan bersamapetani, maka PKSM menjadi fasilitator yang akanmenghubungi instansi atau petugas terkait, dantetap menjadi pendorong bagi masyarakat untuktidak putus asa dalam menghadapi kendala dankesulitan di lapangan.

Kondisi ini mengindikasikan bahwa PKSMmemiliki kemampuan dalam mempengaruhi danmelakukan pendekatan pada semua aspek kegiatankonservasi lahan. Pendekatan yang dilakukan olehPKSM adalah pendekatan melalui kelompok,karena kegiatan konservasi lahan tidak akan bisadilaksanakan oleh satu atau dua orang sajamelainkan harus ada kerjasama dan dukunganberbagai pihak agar kegiatan tersebut berhasil.Pendekatan kelompok ini dianggap sangat efektif.Selain itu, PKSM tidak hanya memberikan janji danmengajak saja, akan tetapi terlebih dahulumemberikan contoh demplot pada lahan miliknyamaupun lahan orang lain yang sudah berhasil.PKSM juga memberikan kesempatan kepada

B. Peran Pendampingan PKSM

et al.

204JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 10 No. 3 September 2013, Hal. 199 - 210

Page 7: PERAN PKSM DALAM MENINGKATKAN FUNGSI …puspijak.org/uploads/sosek_2013/Jurnal_Sosek_vol_10_no_3_2013-5... · tentang hutan dan kehutanan merupakan kendala yang menghambat keikutsertaan

istik individu petani dengan tingkat partisipasitersaji pada Tabel 1.

Hasil korelasi Rank Spearman pada Tabel 1menampilkan bahwa faktor karakteristik individuyang berhubungan nyata negatif dengan kelompoktani adalah faktor umur, status lahan dan motivasi.

Secara umum bahwa karakteristik individu tidakberhubungan nyata dengan kelompok tani artinyafungsi kelompok tani yang ada dalam lingkunganmasyarakat tidak dipengaruhi oleh karakteristikindividu.

D. Hubungan/Korelasi Karakteristik IndividuMasyarakat dengan Fungsi Kelompok Tani

Hubungan yang dianalisis adalah hubunganantara karakteristik individu petani berupa umur,pendidikan formal, pendidikan non formal, pen-dapatan, tanggungan, luas lahan, status lahan,motivasi dan kekosmopolitan petani dengan fungsikelompok tani yaitu kelompok sebagai kelas belajar,wahana kerjasama dan unit produksi. Hasil ujikorelasi Rank Spearman hubungan antara karakter-

Tabel 1. Hubungan karakteristik individu petani dengan fungsi kelompok tani di Kabupaten BimaTable 1. Relationship of individual characteristics of farmers with farmer groups function in Bima

Karakteristik individu petani( )Individual characteristic

1. Umur2. Pendidikan formal3. Pendidikan

non formal4. Pendapatan5. Tanggungan6. Luas lahan7. Status lahan8. Motivasi9. Kekosmopolitan

Total

-.087**

.048

-.001-.194.002-.242-.168*

-.119*

.220-.200*

-.148-.022

.040

.013

.252.001*

-.200-.135.211

-.009**

-.224-.018**

-.146.076.252.029.027*

-221**

.172-.017

-.190**

.041

-.067-.036.177-.077-.087*

-.099*

.262-.064*

Fungsi Kelompok Tani ( )Farmer groups function

Unit belajar( )Learning unit

Wahana kerjasama( )Vehicle for cooperation

Unit produksi( )Production unit

Total( )Total

** korelasi signifikan pada level 0.01 ( ) , * korelasi signifikan pada level 0.05 ()

Sumber ( ): diolah dari data primer ( )

significant correlation at 0:01 significant correlation at the levelof 0:05

Source processed from the primary data

1. Umur

2. Pendidikan formal

Faktor umur berhubungan nyata negatif dengankelompok tani sebagai kelas belajar artinya semakintua umur petani, maka semakin berkurangkeikutsertaannya dalam memanfaatkan kelompoktani sebagai kelas belajar. Sedangkan fungsikelompok sebagai wahana kerjasama dan unitproduksi tidak berhubungan nyata.

Anggota kelompok tani yang memanfaatkankelompok tani sebagai kelas belajar, wahanakerjasama dan unit produksi, tidak dibatasi olehumur. Dengan kata lain semua anggota terlibat, dariusia tidak produktif (<15 tahun), produktif (15-64tahun) dan kurang produktif (>64 tahun).

Pendidikan formal petani secara umum tidakberhubungan nyata dengan fungsi kelompok tani

sebagai kelas belajar dan wahana kerjasama, tetapiberhubungan nyata negatif dengan fungsikelompok sebagai unit produksi. Hal inimemperlihatkan bahwa semakin tinggi pendidikanformal petani, maka semakin rendah keikutsertaanpetani dalam memanfaatkan kelompok tanisebagai unit produksi. Kondisi ini disebabkankarena petani sudah memiliki mitra danmelaksanakan usaha produktif sendiri. Selain itupetani yang memiliki pendidikan tinggi rata-ratamemiliki pekerjaan utama sebagai tenaga sukarela,honorer dan PNS di instansi pemerintah.

Pendidikan non formal tidak berhubungannyata dengan kelompok tani, baik sebagai kelasbelajar, wahana kerjasama maupun unit produksi.Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan

3. Pendidikan non formal

205Peran PKSM Dalam Meningkatkan Fungsi Kelompok Tani dan Partisipasi Masyarakat Sri Ramadoan, Pudji Muljono & Ismail Pulungan..... ( )

Page 8: PERAN PKSM DALAM MENINGKATKAN FUNGSI …puspijak.org/uploads/sosek_2013/Jurnal_Sosek_vol_10_no_3_2013-5... · tentang hutan dan kehutanan merupakan kendala yang menghambat keikutsertaan

non formal petani tidak membawa pangaruhterhadap fungsi kelompok tani.

Namun demikian adanya pelatihan yang telahdiikuti oleh petani memberikan tambahan wawasanpengetahuan, rasa percaya diri dan semangat yangtinggi bagi petani untuk tetap bersosialisasi dalamkelompok tani.

Pendapatan petani tidak berhubungan nyatadengan fungsi kelompok tani. Hal ini berarti besarkecilnya jumlah pendapatan tidak mempengaruhipetani untuk beraktivitas dan bersosialisasi dalamkelompok. Anggota kelompok tetap menjadikankelompok sebagai wadah untuk belajar, bekerja-sama dan melakukan aktivitas lain.

Tanggungan petani tidak berhubungan nyatadengan fungsi kelompok tani. Hal ini berarti besarkecilnya jumlah tanggungan keluarga yang dimilikioleh petani tidak mempengaruhi petani dalamberaktivitas dan bersosialisasi dalam kelompok.Anggota kelompok ini tetap menjadikan kelompoksebagai wadah untuk belajar, bekerjasama, danmelakukan aktivitas lain.

Luas lahan berhubungan nyata dengan fungsikelompok sebagai wahana kerjasama. Hal inimenunjukkan bahwa semakin luas lahan yangdimiliki oleh anggota kelompok, maka semakintinggi keikutsertaan petani tersebut dalammemanfaatkan kelompok sebagai wahanakerjasama antar anggota kelompok.

Pemilikan lahan yang luas membuat petani lebihleluasa memanfaatkannya untuk berbagai jenistanaman. Disinilah terlihat kerjasama yang baikantara anggota kelompok dalam membantumemberikan saran, ide maupun membantupenanaman kepada petani pemilik lahan agar lahanyang digarapnya termanfaatkan secara maksimal.Semakin luas lahan yang digarap akan semakinmeningkatkan semangat petani untuk menanamidan memanfaatkan lahan secara leluasa danmaksimal serta pendapatan akan semakinmeningkat.

Status lahan tidak berhubungan nyata denganfungsi kelompok sebagai wahana kerjasama, tetapiberhubungan nyata dengan kelompok tani sebagaiunit produksi. Hal ini berarti semakin jelas status

4. Pendapatan

5. Tanggungan

6. Luas lahan

7. Status lahan

kepemilikan lahan terutama lahan milik sendiri,maka semakin tinggi aktivitas petani dalammemanfaatkan kelompok tani sebagai tempatuntuk menjual hasil produksi pertaniannya.

Sebaliknya fungsi kelompok tani sebagai kelasbelajar berhubungan nyata negatif dengan statuslahan. Hal ini memperlihatkan bahwa petani yangmemiliki lahan sendiri kurang menjadikankelompok sebagai kelas belajar untuk menyerapinformasi yang diperlukan dalam pemanfaatanlahan.

Motivasi petani tidak berhubungan nyatadengan fungsi kelompok sebagai wahanakerjasama, tetapi berhubungan nyata negatifdengan fungsi kelompok sebagai kelas belajar danunit produksi. Hal ini menunjukkan bahwasemakin tinggi motivasi petani untuk menjadianggota kelompok, maju dan berkembang sertamelaksanakan berbagai kegiatan di bidangkehutanan, khususnya dalam konservasi lahan,semakin rendah aktivitas petani tersebut dalammemanfaatkan kelompok sebagai kelas belajar danunit produksi.

Apapun motivasi yang mendorong petani untukmasuk menjadi anggota kelompok, apakah itutermotivasi karena kesadaran sendiri, terpaksa/desakan dari orang lain atau hanya untuk men-dapatkan keuntungan saja, tidak berpengaruhpada fungsi kelompok tani. Pada kenyataannyakelompok tetap ada dan terus berlanjut.

Kekosmopolitan atau keterbukaan terhadapinformasi tidak berhubungan nyata dengan fungsikelompok tani baik sebagai kelas belajar, wahanakerjasama maupun unit produksi. Setelah petanimasuk menjadi anggota kelompok dan mendapatpendampingan dari penyuluh PNS dan PKSM,segala informasi yang berhubungan denganpelaksanaan kegiatan lebih banyak diperoleh darikelompok dan penyuluh daripada mencari sendiri.Apapun informasi yang terkait dengan kegiatankonservasi lahan dari penyuluh akan diterima olehpetani.

Keberadaan PKSM mampu berpengaruhterhadap peningkatan fungsi kelompok tani

8. Motivasi

9. Kekosmopolitan

E. Hubungan/Korelasi Peran PKSM denganFungsi Kelompok Tani

206JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 10 No. 3 September 2013, Hal. 199 - 210

Page 9: PERAN PKSM DALAM MENINGKATKAN FUNGSI …puspijak.org/uploads/sosek_2013/Jurnal_Sosek_vol_10_no_3_2013-5... · tentang hutan dan kehutanan merupakan kendala yang menghambat keikutsertaan

sebagai organisasi dan wadah berkumpulnya petani.Pendampingan dan pembinaan yang dilakukanterus menerus oleh PKSM terhadap kelompokdiharapkan mampu meningkatkan fungsikelompok tani sehingga mampu menarik minatpetani lain untuk masuk menjadi anggota kelompokdan kelompok bisa berkembang lebih maju lagi.

Anggota kelompok yang pada umumnya beradapada kondisi serba terbatas dan tidak berdaya,membutuhkan pihak yang dapat membantumeningkatkan kapasitas diri menuju keberdayaan.Jika setiap anggota kelompok dapat ditingkatkankemampuan, keterampilan dan sikapnya makadiharapkan interaksi dan hubungan antar anggotadalam kelompok dan pihak lain meningkat dan

kegiatan dalam kelompok dapat berjalan sesuaidengan rencana dan tujuan yang ingin dicapai, sertakeberadaan kelompok akan dinamis dan kokoh.Hubungan peran PKSM sebagai analisator,stimulator, fasilitator dan pendorong denganfungsi kelompok tani terdapat pada Tabel 2.

Dari Tabel 2 terlihat bahwa keseluruhanhubungan antara peran PKSM sebagai analisator,stimulator, fasilitator dan pendorong terhadappeningkatan peran dan manfaat kelompok tani,berhubungan sangat nyata untuk faktor kelompoktani sebagai kelas belajar, wahana kerjasama danunit produksi. Hipotesis yang menyatakan bahwafaktor peran PKSM berhubungan nyata denganfungsi kelompok tani binaan PKSM diterima.

Tabel 2. Hubungan peran PKSM dengan fungsi kelompok tani di Kabupaten BimaTable 2. PKSM role relationships with farmer groups function in Bima

Peran PKSM( )Vole of PKSM

1. Analisator

2. Stimulator

3. Fasilitator

4. Pendorong

Total

.669**

.638**

.564**

.590**

.701**

.494**

.465**

.361**

.362**

.468**

.399**

.367**

.261**

..249**

.385**

.540**

.531**

.449**

.460**

.586**

** korelasi signifikan pada level 0.01 ( ), * korelasi signifikan pada level 0.05 ()

Sumber ( ): diolah dari data primer ( )

significant correlation at the level of 0:01 correlation significantat 0.05 level

Source processed from the primary data

1. AnalisatorPeran PKSM sebagai analisator berhubungan

sangat nyata dengan fungsi kelompok sebagai kelasbelajar, wahana kerjasama dan unit produksi.Dalam hal ini PKSM membantu mendata danmenganalisis kebutuhan belajar mengajar yangdiperlukan oleh anggota kelompok, menganalisispermasalahan yang dihadapi oleh anggotakelompok dalam proses pembelajaran yangdilaksanakan dan memberikan contoh nyatapenyelesaian permasalahan tersebut.

PKSM menganalisis kebutuhan anggotakelompok dalam menjalin kerjasama danberinteraksi dengan sesama anggota, maupundengan PKSM dan penyuluh PNS. Selain ituPKSM juga menganalisis permasalahan apa saja

yang timbul dan bisa memecahkan keakrabandalam kelompok.

PKSM juga menganalisis kebutuhan danpermasalahan yang timbul dalam kelompok terkaitdengan pengelolaan unit produksi, membinakelompok untuk meningkatkan produksi danmemiliki usaha-usaha produktif yang bisameningkatkan pendapatan kelompok.

Peran PKSM sebagai stimulator berhubungansangat nyata dengan fungsi kelompok sebagai kelasbelajar, wahana kerjasama dan unit produksi.

PKSM membina kelompok tani agar bisamenjadi kelas belajar bagi anggota dan petani lainsecara umum, sehingga petani bisa merasakan danmelihat manfaat kelompok tani sebagai penyedia

2. Stimulator

207Peran PKSM Dalam Meningkatkan Fungsi Kelompok Tani dan Partisipasi Masyarakat Sri Ramadoan, Pudji Muljono & Ismail Pulungan..... ( )

Fungsi Kelompok Tani ( )Farmer groups function

Unit belajar( )Learning unit

Wahana kerjasama( )Vehicle for cooperation

Unit produksi( )Production unit

Total( )Total

Page 10: PERAN PKSM DALAM MENINGKATKAN FUNGSI …puspijak.org/uploads/sosek_2013/Jurnal_Sosek_vol_10_no_3_2013-5... · tentang hutan dan kehutanan merupakan kendala yang menghambat keikutsertaan

informasi dan tempat untuk menyelesaikan semuapermasalahan melalui pendampingan dari penyuluhPNS.

PKSM berusaha memberikan contoh nyatakeberhasilan dan keterikatan yang kuat antaraanggota pada kelompok-kelompok lain yang telahberhasil sehingga kelompok tani yang dibinanyamenjadi semangat dan terjalin kerjasama yang baikantara anggota kelompok.

PKSM memberikan binaan pada kelompokuntuk meningkatkan produksi dan memiliki usaha-usaha produktif yang bisa meningatkan pendapatankelompok.

Peran PKSM sebagai fasilitator berhubungansangat nyata dengan fungsi kelompok sebagai kelasbelajar, wahana kerjasama dan unit produksi.

PKSM mencarikan informasi dan fasilitator lainyang lebih kompeten dari luar sebagai upaya untukmeningkatkan pengetahuan petani, termasuk didalamnya gencar mencari pelatihan, seminar ataukegiatan lain yang dilaksanakan oleh instansi terkaitatau pihak lain sehingga petani bisa mengikutipelatihan tersebut.

PKSM membantu menjadi fasilitator antarakelompok tani dengan instansi terkait sehinggakelompok tani bisa bekerjasama dengan baikdengan instansi maupun pihak lain yang terkait.

PKSM membantu memfasilitasi/memper-temukan kelompok dengan pihak terkait atau mitrayang bisa membantu memberikan peluang usahadan penanaman modal usaha bagi kelompokwalaupun sampai sekarang belum berhasil. Namundemikian PKSM tetap memberikan dorongan danbinaan kepada kelompok untuk terus majuwalaupun memulai usaha secara swadaya.

3. Fasilitator

4. Pendorong

Hubungan/Korelasi Fungsi KelompokTani dengan Tingkat Partisipasi

Peran PKSM sebagai pendorong ber-hubungan sangat nyata dengan fungsi kelompoksebagai kelas belajar, wahana kerjasama dan unitproduksi.

PKSM mendorong petani untuk terus maju danbelajar dari berbagai media dan informasi danmembuka diri untuk menerima informasi-informasi atau inovasi-inovasi yang lebih muktahirdan menguntungkan, mendorong petani untukterus eksis dan menjadi anggota kelompok tanikarena kelompok memberikan manfaat.

PKSM juga mendorong kelompok untuk selalueksis dan benar-benar menjadi kelompok yangdibutuhkan oleh masyarakat dan keberadaannyadipertahankan oleh anggota kelompok.

PKSM sebagai pendamping berperan untukmenggerakkan, mendorong dan meningkatkansemangat anggota kelompok untuk terlibat aktifterhadap kegiatan konservasi lahan pada lahanmiliknya dan kegiatan-kegiatan kelompok yanglain, sehingga dapat mengantarkan kelompokmenjadi kelompok yang kuat, mandiri dandinamis.

Hubungan fungsi kelompok tani denganpartisipasi yang dianalisis adalah faktor-faktorfungsi kelompok sebagai kelas belajar, wahanakerjasama dan unit produksi yang mampumeningkatkan partisipasi petani pada tahappartisipasi yaitu perencanaan, pelaksanaan,pemanfaatan dan evaluasi kegiatan. Hasil ujikorelasi Rank Spearman hubungan terdapat padaTabel 3.

F.

Tabel 3. Hubungan fungsi kelompok tani dengan tingkat partisipasi petani di Kabupaten BimaTable 3. Relationship functioning farmer groups with the level of participation of farmers in Bima

Peran Kelompok( )Farmer groups function

Tingkat Partisipasi ( )Level of participation

Perencanaan( )Planning

Pelaksanaan( )Actuating

Pemanfaatan( )Utilization

Evaluasi( )Evaluation

Total( )Total

1. Kelas belajar

2. Wahana kerjasama

3. Unit produksi

Total

.532**

.524**

.620**

.591**

.474**

.670**

.738**

.631**

.506**

.580**

.702**

.610**

.462**

.622**

.713**

.612**

.538**

.603**

.706**

.644**

** korelasi signifikan pada level 0.01 ( ), * korelasi signifikan pada level 0.05 ()

Sumber ( ): diolah dari data primer ( )

significant correlation at the level of 0:01 correlationsignificant at 0.05 level

Source processed from the primary data

208JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 10 No. 3 September 2013, Hal. 199 - 210

Page 11: PERAN PKSM DALAM MENINGKATKAN FUNGSI …puspijak.org/uploads/sosek_2013/Jurnal_Sosek_vol_10_no_3_2013-5... · tentang hutan dan kehutanan merupakan kendala yang menghambat keikutsertaan

Keseluruhan hubungan antara fungsi kelompoktani sebagai unit belajar, wahana kerjasama dan unitproduksi terhadap peningkatan partisipasi petaniberhubungan sangat nyata pada semua tahappartisipasi. Kondisi ini menunjukkan bahwa denganadanya kelompok tani dapat memberi manfaat danmenguntungkan bagi masyarakat. Hipotesis yangmenyatakan bahwa faktor fungsi kelompok tanibinaan PKSM berhubungan nyata terhadap tingkatpartisipasi masyarakat diterima.

Fungsi kelompok tani sebagai kelas belajar ber-hubungan sangat nyata pada setiap tahap partisipasipada tahap perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatandan evaluasi. Kondisi ini memberikan gambaranbahwa keberadaan dan masuk menjadi anggotakelompok tani memberikan manfaat bagi anggotakelompok. Melalui kelompok, petani bisa salingbelajar dan bertukar informasi, pengalaman, danberbagai hal yang terkait dengan kegiatankonservasi lahan seperti, cara pemilihan bibit,pengolahan lahan, pola tanam, penanaman,pemeliharaan, budidaya dan berbagai kegiatan yangterkait dengan konservasi lahan.

Berdasarkan hasil ini fungsi kelompok sebagaikelas belajar perlu ditingkatkan dan didukung olehberbagai pihak terutama dukungan kegiatanpelatihan atau informasi dari instansi terkait. Hal iniperlu dilakukan agar fungsi kelompok sebagai kelasbelajar bisa dirasakan oleh anggota kelompok danpetani secara umum sehingga mereka terangsangikut menjadi anggota kelompok.

Fungsi kelompok tani sebagai wahana kerjasamaberhubungan sangat nyata pada tahap perencanaan,pelaksanaan, pemanfaatan dan evaluasi. Petani yangtergabung dalam kelompok memiliki keterikatandan kebersamaan yang tinggi. Antara anggota salingmengenal dan bekerjasama dengan baik sehinggaapabila ada permasalahan dan kendala yangdihadapi bisa diselesaikan secara bersama-sama.Dalam melakukan kegiatan konservasi lahan petanisaling bekerjasama, saling membantu, belajar danmembagi informasi antara anggota kelompok baikpada tahap perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatandan evaluasi kegiatan.

Fungsi kelompok tani sebagai unit produksiberhubungan sangat nyata pada setiap tahap

1. Kelas belajar

2. Wahana kerjasama

3. Unit produksi

partisipasi. Keadaan ini menggambarkankelompok sebagai unit produksi memberikanmanfaat produksi bagi anggota kelompok tanidalam meningkatkan dan memenuhi kebutuhanserta memberikan pengaruh pada peningkatansemangat petani dalam melakukan kegiatankonservasi pada lahan miliknya.

Ketersediaan sarana parasarana, informasi danberbagai kebutuhan terkait dengan kegiatankonservasi lahan yang disediakan dalam kelompokmemberikan dampak pada kualitas dan kuantitasproduksi tanaman yang dihasilkan danmenguntungkaan bagi petani.

1. Keberadaan dan pendampingan oleh PKSMmemberikan manfaat bagi masyarakat dankeberlanjutan kelompok tani di KabupatenBima.

2. Karakteristik individu yang berhubungan nyatanegatif dengan kelompok tani adalah faktorumur, status lahan dan motivasi. Secara umumdapat dikatakan bahwa karakteristik individutidak berhubungan nyata dengan fungsikelompok tani.

3. Peran pendampingan PKSM sebagai analisator,stimulator, fasil itator dan pendorongberhubungan sangat nyata dengan fungsikelompok tani sebagai kelas belajar, wahanakerjasama dan unit produksi.

4. Fungsi kelompok tani sebagai kelas belajar,wahana ker jasama dan unit produksiberhubungan sangat nyata dengan peningkatanpartisipasi petani pada semua tahap partisipasi.

1. Untuk meningkatkan partisipasi masyarakatdalam melestarikan hutan dan konservasi lahanbaik dalam kawasan maupun di luar kawasanperlu adanya peningkatan pemberdayaanmasyarakat melalui penyuluhan dengan tujuanuntuk meningkatkan pengetahuan, keterampil-an masyarakat dan merubah sikap dari yangtidak tahu, mau dan mampu menjadi anggotakelompok tani dan berpartisipasi pada kegiatankonservasi lahan, menjadi tahu, mau, danmampu.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran

209Peran PKSM Dalam Meningkatkan Fungsi Kelompok Tani dan Partisipasi Masyarakat Sri Ramadoan, Pudji Muljono & Ismail Pulungan..... ( )

Page 12: PERAN PKSM DALAM MENINGKATKAN FUNGSI …puspijak.org/uploads/sosek_2013/Jurnal_Sosek_vol_10_no_3_2013-5... · tentang hutan dan kehutanan merupakan kendala yang menghambat keikutsertaan

2. PKSM telah berperan baik sebagai penyuluh dantelah melakukan pembinaan kepada masyarakatmelalui pemberdayaan kelompok tani, sehinggaperlu ada pembinaan lebih lanjut daripemerintah baik pusat, propinsi maupunkabupaten/kota untuk meningkatkan kapasitasPKSM dalam bentuk pelatihan bidangkehutanan dan dinamika kelompok.

3. Diperlukan bantuan sarana prasarana,kesempatan bagi PKSM sebagai fasilitator untukmendukung kelancaran pelaksanaan kegiatanpenyuluhannya, peningkatan kapasitas SDMpetani dalam bentuk pelatihan bidang kehutanandan konservasi lahan, studi banding ke daerah-daerah yang telah berhasil serta penguatankelembagaan kelompok tani.

Agbogidi OM, Ofuoku AU. 2009. Forestryextension: Implications for forest protectionInternational Journal of Biodiversity andConservation 1: 98-104.

Boyle PG. 1981. Planning Better Programs. TheAdult Education Association ProfessionalDevelopment Series. McGraw-Hill BookCompany. USA.

[DEPHUT] Departemen Kehutanan, Pusat BinaPenyuluhan Kehutanan. 2006. Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentangSistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan danKehutanan. Pusat Bina PenyuluhanKehutanan. Jakarta.

[DEPHUT] Departemen Kehutanan, Pusat BinaPenyuluhan Kehutanan. 2009. Pemberdaya-an PKSM (Penyuluh Kehutanan SwadayaMasyarakat). Pusat Bina PenyuluhanKehutanan. Jakarta.

[DEPTAN] Departemen Pertanian. 2007.Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani.Departemen Pertanian. Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA

.

Drakel A. 2008. Analisis Usaha Tani terhadapMasyarakat Kehutanan di Dusun GumiDesa Akelamo Kota Tidore Kepulauan.Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan(Agrikan UMMU-Ternate) 1:24-33.

Elida T. 2008. Tingkat Partisipasi Masyarakatdalam Kegiatan Program PenanggulanganKemiskinan di Perkotaan. Jurnal Psikologi.2:75-83

Hubeis. 1992. Peranan Penyuluhan MenjelangEra Tinggal Landas. Di Dalam: Hubeis .Editor. Penyuluhan PembangunanIndonesia Abad XXI. Pustaka Pem-bangunan Swadaya Nusantara. Jakarta.

[KEMENHUT] Kementerian Kehutanan. 2011.Eksekutif Data Strategis Kehutanan 2011.Kementerian Kehutanan. Jakarta.

[KEMENHUT] Kementerian Kehutanan. 2012.Data Base Penyuluhan Kehutanan.Kementerian Kehutanan. Jakarta.

Purwatiningsih, A., Ismani, Noor, I. 2004 Faktor-faktor yang mempengaruhi PartisipasiMasyarakat dalam Pembangunan Desa.Jurnal Administrasi Publik 2:75-83.

Riduwan. 2010. Metode dan Teknik MenyusunTesis. Alfabeta. Bandung.

Suyadi. 2009. Tropical Deforestation in BukitBarisan Selatan National Park, Sumatera,Indonesia. Bogor Agricultural University.Bogor.

Utama S, Sumardjo, Susanto D, Gani DS. 2010.Dinamika Kelompok Tani Hutan padaPengelolaan Hutan Produksi BersamaMasyarakat di Perum Perhutani Unit IProvinsi Jawa Tengah. Jurnal Penyuluhan6:43-57

Yani DE, Ludifica ES, Noviyanti R. 2010. Me-ningkatkan Kemampuan Penguasaan Tek-nologi Budidaya Belimbing. Jurnal Mate-matika Sains dan Teknologi 11:133-145.

.

et al

.

210JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 10 No. 3 September 2013, Hal. 199 - 210