11
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI PENYELIDIKAN TERPADU DAERAH PANAS BUMI SONGA-WAYAUA, KABUPATEN HALMAHERA SELATAN, MALUKU UTARA Bakrun, Timor Situmorang, Bangbang S, Heri Sundhoro, Alanda Idral, Liliek H Kelompok Program Penelitian Panas Bumi ABSTRACT Thermal features of the Songa-Wayaua geothermal area is characterized by hot springs, fumarole, hot grounds, hot mud swamp, and altered rocks, which are located at Pelepele, Padopado, Babalelansa and Wayaua respectively. The thermal features are located in volcanic rocks complexes. The hot waters are of chloride type with temperatures range from 45º to 98º C and neutral pH from 6.80 to 8.20. Morphology of the area contains of mountaineous terrain ranges from steepy to moderate, flat terrain and volcanic cones, with the elevations range from 0 to 1000 meter above sea level. Geology of the area consists of Tertiary metamorphic rocks and Quarternary volcanic rocks of Mt. Lansa, Bibinoi, and Songa. Geothermal system in this area is supposed to be associated to volcanic activities of Mt. Lansa. The subsurface (reservoir) temperature in the Songa area is estimated about 160ºC to 260ºC, and grouped into moderate to high entalphy, while in the Wayaua area is estimated about 112º C to 175ºC, or grouped into low to moderate entalphy. Based on geology, geochemistry, geophysics data, and surface geothermal manifestations, a geothermal reservoir is to be exist beneath the survei area. The results of geoelectrical surveys reveal a low resistivity anomaly (< 15 Ohm-m) in the eastern part of the survey area, which is interpreted to indicate an accumulation of geothermal fluid (reservoir) at depth deeper than 400 meter. This is supported by low gravity anomaly and moderate geomagnet anomaly occur in the same area, and also by high Hg and CO 2 anomalies occur around geothermal manifestations area. Base on a compilation result using integrated survey results and the existence of argilic alteration zone, therefore the prospect area of the Songa-Wayaua geothermal area is estimated about 15 km², or equivalence to geothermal energy potential of about 140 MWe. ABSTRAK Indikasi keberadaan panas bumi di daerah Songa-Wayaua dicirikan oleh adanya pemunculan mata air panas, fumarola, tanah panas, kolam lumpur dan batuan ubahan seperti terdapat di Pelepele, Padopado, Babalelansa dan Wayaua dengan temperatur antara 45 o C – 98°C dan pH netral (6.80 – 8.20). Morfologi daerah panas bumi Songa-Wayaua secara umum termasuk jenis morfologi perbukitan bergelombang tajam, sedang hingga lemah serta pedataran dan Kerucut Gunungapi dengan ketinggian antara 0 – 1000 meter dpl. Geologi daerah penyelidikan terdiri dari satuan batuan berumur Tersier yaitu batuan metamorf, kemudian diikuti oleh produk gunung api Quarter dari G. Lansa, G. Bibinoi, G. Songa. Aktifitas G. Lansa diduga berperan di dalam pembentukan sistem panas bumi di daerah ini. Pemunculan manifestasi berada di lingkungan vulkanik dengan tipe air panas khlorida seperti pada mata air panas Pelepele Besar, Pelepele Pesisir, Babalelansa, Padopado dan Wayaua. Perkiraan temperatur bawah permukaan daerah Songa berkisar antara 160-260°C, termasuk ke dalam entalpi sedang sampai tinggi, sedangkan daerah Wayaua 112°C-175°C termasuk ke dalam entalpi rendah sampai sedang. Berdasarkan data geologi, geokimia dan geofisika serta manifestasi panas bumi dipermukaan diperkirakan adanya daerah akumulasi panas yang membentuk sistem panas bumi dibawah permukaan. Hasil penyelidikan geolistrik terdeteksi adanya anomali rendah < 15 Ohm-m di bagian timur daerah penyelidikan, kemungkinan ada daerah akumulasi panas (reservoar) pada kedalaman >400 meter. Hal ini

PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DAERAH PANAS BUMI …psdg.bgl.esdm.go.id/kolokium 2006/panas bumi/Penyelidikan terpadu... · tanpa mengalami pengenceran oleh air ... batas “Background value“

  • Upload
    vanminh

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

PENYELIDIKAN TERPADU DAERAH PANAS BUMI SONGA-WAYAUA, KABUPATEN HALMAHERA SELATAN, MALUKU UTARA

Bakrun, Timor Situmorang, Bangbang S, Heri Sundhoro, Alanda Idral, Liliek H

Kelompok Program Penelitian Panas Bumi

ABSTRACT

Thermal features of the Songa-Wayaua geothermal area is characterized by hot springs, fumarole, hot grounds, hot mud swamp, and altered rocks, which are located at Pelepele, Padopado, Babalelansa and Wayaua respectively. The thermal features are located in volcanic rocks complexes. The hot waters are of chloride type with temperatures range from 45º to 98º C and neutral pH from 6.80 to 8.20. Morphology of the area contains of mountaineous terrain ranges from steepy to moderate, flat terrain and volcanic cones, with the elevations range from 0 to 1000 meter above sea level. Geology of the area consists of Tertiary metamorphic rocks and Quarternary volcanic rocks of Mt. Lansa, Bibinoi, and Songa. Geothermal system in this area is supposed to be associated to volcanic activities of Mt. Lansa. The subsurface (reservoir) temperature in the Songa area is estimated about 160ºC to 260ºC, and grouped into moderate to high entalphy, while in the Wayaua area is estimated about 112º C to 175ºC, or grouped into low to moderate entalphy. Based on geology, geochemistry, geophysics data, and surface geothermal manifestations, a geothermal reservoir is to be exist beneath the survei area. The results of geoelectrical surveys reveal a low resistivity anomaly (< 15 Ohm-m) in the eastern part of the survey area, which is interpreted to indicate an accumulation of geothermal fluid (reservoir) at depth deeper than 400 meter. This is supported by low gravity anomaly and moderate geomagnet anomaly occur in the same area, and also by high Hg and CO2 anomalies occur around geothermal manifestations area. Base on a compilation result using integrated survey results and the existence of argilic alteration zone, therefore the prospect area of the Songa-Wayaua geothermal area is estimated about 15 km², or equivalence to geothermal energy potential of about 140 MWe.

ABSTRAK

Indikasi keberadaan panas bumi di daerah Songa-Wayaua dicirikan oleh adanya pemunculan mata air panas, fumarola, tanah panas, kolam lumpur dan batuan ubahan seperti terdapat di Pelepele, Padopado, Babalelansa dan Wayaua dengan temperatur antara 45 oC – 98°C dan pH netral (6.80 – 8.20). Morfologi daerah panas bumi Songa-Wayaua secara umum termasuk jenis morfologi perbukitan bergelombang tajam, sedang hingga lemah serta pedataran dan Kerucut Gunungapi dengan ketinggian antara 0 – 1000 meter dpl. Geologi daerah penyelidikan terdiri dari satuan batuan berumur Tersier yaitu batuan metamorf, kemudian diikuti oleh produk gunung api Quarter dari G. Lansa, G. Bibinoi, G. Songa. Aktifitas G. Lansa diduga berperan di dalam pembentukan sistem panas bumi di daerah ini. Pemunculan manifestasi berada di lingkungan vulkanik dengan tipe air panas khlorida seperti pada mata air panas Pelepele Besar, Pelepele Pesisir, Babalelansa, Padopado dan Wayaua. Perkiraan temperatur bawah permukaan daerah Songa berkisar antara 160-260°C, termasuk ke dalam entalpi sedang sampai tinggi, sedangkan daerah Wayaua 112°C-175°C termasuk ke dalam entalpi rendah sampai sedang. Berdasarkan data geologi, geokimia dan geofisika serta manifestasi panas bumi dipermukaan diperkirakan adanya daerah akumulasi panas yang membentuk sistem panas bumi dibawah permukaan. Hasil penyelidikan geolistrik terdeteksi adanya anomali rendah < 15 Ohm-m di bagian timur daerah penyelidikan, kemungkinan ada daerah akumulasi panas (reservoar) pada kedalaman >400 meter. Hal ini

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

ditunjang oleh adanya anomali rendah dari hasil penyelidikan gayaberat dan anomali sedang dari hasil pengukuran geomagnet, serta adanya konsetrasi Hg dan CO2 yang cukup tinggi di sekitar manifestasi. Luas daerah prospek diperkirakan dari hasil kompilasi dan zona alterasi lempung dengan luas 15 Km2, dengan perkiraan potensi panas bumi terduga sekitar 140 Mwe. 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Energi Pembangkit Listrik yang umum digunakan di Provinsi Maluku Utara adalah PLTD Ketidak cukupan pasokan energi merupakan salah satu kendala dalam pengembangan ekonomi di beberapa kabupaten, salah satu kabupaten baru yang sedang berkembang adalah Kabupaten Halmahera Selatan, yang sangat memerlukan pengembangan sumber daya energi altenatif. Pusat Sumber Daya Geologi, pada tahun anggaran 2006 melakukan penyelidikan terpadu (geologi, geokimia dan geofisika) di daerah panas bumi Songa-Wayaua, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara. Penyelidikan ini didasarkan pada pertimbangan ilmu kebumian yang menunjukkan adanya indikasi aktivitas panas bumi di daerah Songa-Wayaua. Dengan survei panas bumi terpadu (metode geologi, geokimia dan geofisika) diharapkan dapat mengetahui besarnya potensi panas bumi di daerah Songa-Wayaua yang mungkin bisa dikembangkan untuk pemanfaatan energi listrik yang ramah lingkungan, dapat diperbaharui dan relatif murah. 1.2. Maksud dan Tujuannya

Maksud penyelidikan terpadu di daerah panas bumi Songa-Wayaua adalah untuk mengumpulkan data yang lengkap dan terpadu berdasarkan karasteristik geologi, geokimia serta geofisika yang berkaitan dengan pemunculan manifestasi panas bumi di permukaan. Tujuan penyelidikan yaitu untuk mengetahui suhu fluida bawah permukaan, luas daerah prospek, model panas bumi, potensi cadangan terduga, serta kemungkinan pemanfaatannya berdasarkan kompilasi dari seluruh data (geologi, geokimia dan geofisika). Hasil akhir yang diperoleh kemudian digunakan sebagai acuan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut di masa datang. 1.3 Lokasi Daerah Penyelidikan

Penyelidikan terpadu di daerah panas bumi

Songa-Wayaua dikonsentrasikan di sekitar manifestasi panas bumi Songa, yang secara administratif berada di wilayah Kecamatan Bacan Timur, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Luas daerah penyelidikan ± 12,5 x 14,5 km2, dengan koordinat geografis antara 127o

35’ 05” BT –127o 44’ 30” BT dan 0o 37’ 10” LS – 0o 46’ 48” LS (Gambar 1). 2. HASIL PENYELIDIKAN

2.1 Geologi

Manifestasi panas bumi yang terdapat di daerah Songa - Wayaua, Kecamatan Bacan Timur, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, berupa sumber mata air panas, fumarol dengan hembusan asap, kolam-kolam lumpur (“mud pool”), tanah panas dan alterasi yang muncul di beberapa lokasi manifestasi yang tersebar di sepanjang dataran pantai dari daerah Songa sampai Tawa sekitar lereng Bukit Lansa. Manifestasi panas bumi berupa bekas-bekas kawah terdapat di sekitar kaki kerucut muda G.Lansa sebelah utara dan barat yang ditandai oleh adanya telaga dan sumber mata air panas, fumarol dengan hembusan asap, kolam-kolam lumpur (mud pool), tanah panas dan batuan ubahan, sedangkan sebelah selatan dijumpai adanya mata air panas di pantai Wayaua. Morfologi daerah penyelidikan terdiri dari satuan Perbukitan Terjal (ST), satuan Kerucut Gunungapi (SG), satuan Perbukitan Bergelombang Lemah - Sedang (SD) dan satuan Pedataran (SP). Stratigrafi daerah Songa - Wayaua terdiri dari 15 satuan batuan dengan urutan satuan batuan sebagai berikut: Batuan Malihan /Metamorfik (Km), vulkanik tua (Tovt), Granit Tawa (Tmgt), Aliran Piroklastik Pele (Tap), Gamping moluska dan foraminifera (Qpg), Jatuhan Piroklastik G. Pele (Qjp), lava G. Lansa (Qll), lava G. Pele (Qlp), Jatuhan Piroklastik G. Bibinoi (Qjb), Aliran Piroklastik G. Songa (Qas), lava G. Songa (Qls), lava G. Bibinoi (Qlb), Gamping Terumbu (Qgt), Kolovium (Qk) dan Aluvium (Qa) (gambar 2).

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Struktur /sesar yang mengontrol sistem panas bumi di daerah Songa-Wayaua; antara lain sesar normal berarah utara baratlaut - selatan tenggara, terletak di baratdaya daerah penyelidikan, menyebabkan munculnya mata air panas di pesisir dan lembah Bkt. Airpanas yang bersuhu antara 45 - 50 ºC, serta sesar normal arah utara timurlaut - selatan baratdaya (N 25 - N 45º E), yang terletak di bagian tengah daerah penyelidikan, menunjukkan blok utara yang naik dan blok selatan yang turun. Bidang sesar merupakan batas batuan metamorfik dengan kolovium (Km dan Qk). Sesar tersebut menyebabkan adanya mata air panas Pele-pele bersuhu 87 - 96 ºC, tanah panas bersuhu > 95 ºC dan lumpur panas, fumarola bersuhu > 97 hingga 102 ºC, serta adanya batuan ubahan di teluk Pele-pele dan lembah Bkt.Airpanas. 2.2 Geokimia

Tipe air panas di daerah panas bumi Songa-Wayaua seluruhnya bertipe air klorida, tercermin dalam diagram segitiga Cl-SO4--HCO3 (Giggenbach,1988). Sebagian air panas berada di zona immature water seperti pada air panas Babale-Lansa dan air panas Wayaua yang mengindikasikan kemungkinan adanya pengaruh air meteorik atau air permukaan yang terpanaskan . Mata air panas lainnya, seperti Pele-pele Besar, Pele-pele Pesisir dan Pado-pado berada di zona partial equilibrium yang mengindikasikan bahwa pengaruh air meteorik atau air permukaan relatif kecil dan diperkirakan air panas ini langsung berasal dari fluida panas yang berasal dari kantong magma. Hal ini ditunjang oleh data hasil analisis isotop yang ditampilkan dalam bentuk diagram hubungan isotop Oksigen-18 dengan Deuterium. Diagram ini menunjukkan bahwa mata air panas Pele-pele dan Pado-pado berada menjauhi garis meteorik (meteoric line). Hal ini merupakan indikasi bahwa, pengaruh air meteorik terhadap air panas yang muncul di Pele-pele dan Pado-pado relatif sangat kecil, akibat terjadinya pengkayaan Oksigen–18 sebagai hasil interaksi antara fluida panas dengan batuan di kedalaman. Air panas tersebut langsung naik ke permukaan tanpa mengalami pengenceran oleh air permukaan. Dari kedua peta kontur sebaran Hg dan C02 terlihat adanya kelompok lokasi yang menunjukkan kandungan Hg diatas harga ambang batas “Background value“ atau nilai ambang batas

(ppb) berdasarkan pengolahan data populasi dari titik sampling lintasan A sampai G dan titik-titik random diperoleh nilai adalah 188 ppb untuk kandungan Hg dalam tanah. Beberapa anomali dijumpai di titik amat A-3000, A-3500 dan A-4000 yang mencapai 465 – 634 ppb, sedangkan pada lokasi titik amat A-3700 menunjukkan nilai kandungan Hg yang sangat tinggi hingga 14295 ppb. Titik-titik amat tersebut berada di sekitar lokasi manifestasi Pele-pele yang menyebar ke arah hampir Utara-Selatan atau hampir tegak lurus arah bukit Pele-pele (gambar 3). 2.3 Geofisika

2.3.1 Gayaberat

Anomali sisa merupakan anomali yang mereflesikan struktur geologi lokal yang relatif dangkal, Pada daerah panas bumi Songa-wayaua, anomali sisa rendah tersebar di barat dan berlanjut ke selatan memotong ujung lintasan bagian barat, anomali rendah ini merefleksikan batuan dibawah permukaan disusun oleh batuan vulkanik terubahkan, sedimen vulkanik dan sedimen. Anomali sisa sedang yang tersebar di barat dan tengah timur daerah penyelidikan, mengapit daerah anomali rendah dibagian barat menggambarkan batuan bawah permukaan terdiri dari batuan vulkanik, sedimen dan metamorfik (sekis di selatan barat). Anomali sisa tinggi berupa pengkutuban (positif) di barat bukit Lansa di sekitar titik amat E1000 sampai dengan E2000 mengindikasikan ada suatu tubuh/masa batuan yang berupa intrusi, dibawah permukaan dengan densiti batuan relatif lebih besar dari batuan sekitarnya. Keberadaan batuan intrusi tsb juga didukung dengan kenampakan dilapangan yang berupa batuan andesit disekitar titik amat tsb diatas (gambar 4). 2.3.2 Geomagnet

Hasil pengukuran magnet didapatkan harga anomali magnet daerah penyelidikan berkisar antara -1000 nT s.d 2000 nT, yang mana dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu: a. Anomali magnet rendah (-1000 s.d 100 nT), ditafsirkan sebagai daerah yang didominasi oleh batuan sedimen/aluvial, dan/atau batuan metamorf?. b. Anomali magnet sedang (100 s.d 1000 nT), ditafsirkan sebagai daerah yang didominasi oleh batuan beku (andesit?) yang telah mengalami

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

pelapukan atau alterasi tingkat sedang sampai tinggi. c. Anomali magnet tinggi (1000 s.d 2000 nT), ditafsirkan sebagai daerah yang didominasi oleh batuan beku (andesit?) yang telah mengalami pelapukan tingkat rendah atau masih segar (gambar 5). 2.3.3 Geolistrik dan Head-On

Hasil pemetaan tahanan jenis (mapping) pada bentangan AB/2=250 memperlihatkan anomali rendah <15 Ohm-m berada disekitar airpanas Pele-pele, pado-pado, begitu juga pada bentangan-bentangan yang lebih besar (AB/2=500, AB/2=800 dan AB/2=1000 m (gambar 6)), tahanan jenis rendah masih mendominasi hasil pengukuran tahanan jenis di daerah ini. Hasil pendugaan tahanan jenis memperlihatkan pada lapisan pertama yaitu lapisan penutup mempunyai tahanan jenis semu 65 – 600 Ohm-m, kemudian diikuti oleh lapisan ke dua dan ke empat dengan tahanan jenis 2 – 6 Ohm-m adalah merupakan zona kaya mineral lempung, disisipi oleh tahanan jenis 20 – 65 Ohm-m, dengan lapisan tidak begitu tebal dan lapisan yang paling bawah dengan tahanan jenis 20 – 75 Ohm-m dengan top reservoir berada pada kedalaman 400 m (gambar 7). Hasil pengukuran head-on didapatkan beberapa zona struktur di dekat permukaan (bentangan AB/2=200) dan menerus di kedalaman pada bentangan AB/2=400, AB/2=500 sampai AB/2=800 m, membentuk struktur besar yang berarah hampir utara-selatan dengan kemiringan ke arah utara. 3. PEMBAHASAN

Hidrologi daerah penyelidikan berupa daerah resapan air (recharge area) mencakup ± 70 % dari luas daerah penyelidikan, pada elevasi antara > 50 - 1400 m dpl. Berada pada satuan morfologi Perbukitan bergelombng Terjal (ST), Perbukitan bergelombang lemah - sedang (SB), Kerucut Gunungapi G. Bibinoi dan G. Lansa/ Pele (SG). Daerah munculan air tanah (discharge) berada di elevasi antara 0 - 50 m dpl. Daerah tersebut berada pada satuan morfologi pedataran (SP), mencakup ± 20 % luas daerah penyelidikan.Daerah aliran air permukaan (run - off water area) mencakup ± 10 % dari luas daerah penyelidikan. Berada pada satuan morfologi Pedataran (SP).

Sistem panas bumi dapat digambarkan sebagai berikut : Heat-source (sumber panas) berasal dari poket magma dibawah intrusi/ dike G. Lansa dan G. Pele (Bukit 659). Zone reservoar terletak di zona permeabilitas batuan (batuan metamorf/ Km, satuan vulkanik tua (Tovt) dan breksi tuf/ aliran piroklastik Pele (Qap) yang telah terkena patahan. Daerah akumulasi airtanah bersistem air panas dan uap panas tersebut terperangkap di kedalaman > 400 m hingga 800 m di bawah manifestasi Pele-pele. Fluida panas di kedalaman manifestasi Pele-pele secara konveksi teralirkan naik kepermukaan melalui permeabilitas batuan/ fraktur batuan dan zona patahan muncul sebagai mata airpanas dengan pH relatif normal. Batuan konduktif adalah batuan dasar (basement) berupa batuan malihan/ metamorfik berumur Kapur dan vulkanik Tersier yang terkristalinkan dan telah tersilisifikasi. Rambatan panas secara konduksi tersalurkan naik melalui batuan tersebut, dan mengakumulasi menimbulkan fluida bersifat asam yang merubah batuan host - rocks menjadi alterasi/ lempung ubahan (gambar 9). Fluida panas di kedalaman manifestasi Pele-pele, secara konveksi teralirkan naik kepermukaan melalui permeabilitas batuan/ fraktur batuan dan zona patahan muncul sebagai mata airpanas dengan pH relatif normal. Batuan konduktif adalah batuan dasar (basement) berupa batuan malihan/ metamorfik berumur Kapur dan vulkanik Tersier yang terkristalinkan dan telah tersilisifikasi. Rambatan panas secara konduksi tersalurkan naik melalui batuan tersebut, dan mengakumulasi menimbulkan fluida bersifat asam yang merubah batuan host rocks menjadi alterasi/ lempung ubahan. Batuan penudung berupa clay cap pada kontak sentuh antara batuan host rocks dengan fluida panas (airpanas dan uap panas) di kedalaman manifestasi Pele-pele. Ketebalan lempung penutup tersebut di daerah manifestasi Pele-pele lebih tebal apabila dibandingkan dengan ketebalan lempung penutup di daerah yang jauh dari manifestasi Anomali tahanan jenis rendah (<15 Ohm-m) secara konsisten berada pada bentangan AB/2=250 m, AB/2=500 m, AB/2=800 m dan pada bentangan AB/2=1000 m yaitu di sekitar

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Pele-Pele, Pado-pado dan Babale Lansa, hal ini menunjukkan bahwa daerah timur pantai Tawa merupakan daerah (zona) mineralisasi lempung. Hal ini ditunjang oleh anomali rendah dari hasil gayaberat dan anomali sedang dari hasil geomagnet serta struktur-struktur yang mengontrol pemunculan airpanas di daerah ini. Daerah prospek kemungkinan ada dua lokasi yaitu Songa dan Wayaua. Daerah prospek Songa terdapat disekitar airpanas Pele-Pele, Pado-pado dengan tahanan jenis <15 Ohm-m dengan luas daerah prospek hasil kompilasi sekitar 15 Km2(gambar 8). Untuk daerah prospek Wayaua perlu kajian lebih lanjut. Potensi panas bumi di daerah ini dihitung dari nilai suhu bawah permukaan dan luas daerah hasil kompilasi dari beberapa metode, sehingga diperoleh perkiraan potensi terduga minimum sebesar 140 Mwe. 4. SIMPULAN DAN SARAN

1) Sistim panas bumi di daerah Songa Wayaua berada pada lingkungan vulkanik kwarter.

2) Perkiraan temperatur bawah permukaan daerah Songa adalah 160-260°C termasuk ke dalam entalpi sedang sampai tinggi, sedangkan daerah Wayaua adalah 112°C (SiO2) dan 175°C (Na/K), termasuk dalam kategori entalpi rendah sampai sedang.

3) Anomali rendah < 15 Ohm-m penyebarannya cukup luas, terutama disepanjang pantai antara Tawa dan Songa.

4) Zona reservoar berada pada kedalaman > 400 meter

5) Luas daerah prospek 15 km² dengan potensi terduga sebesar 140 Mwe.

DAFTAR PUSTAKA 1) Apandi.T, dkk., 1980. Peta Geologi Lembar

Ternate, Maluku Utara, Skala 1: 250.000. Pusat Penyelidikan Dan Pengembangan Geologi. Bandung.

2) Badan Meteorologi Dan Geofisika (BMG, 2004); Data curah hujan Indonesia tahun 2004.

3) Bemmelen, van R.W., 1949. The Geology of Indonesia. Vol. I A. General Geology Of Indonesia And Adjacent Archipelagoes. Government Printing Office. The Hague. Netherlands.

4) BPS (Badan Pusat Statistik Kabupaten Halmahera Tengah, 2004); Kota Tidore Kepulauan dalam Angka 2004. Kerjasama BPS Kabupaten Halmahera Tengah dan Bappeda Kabupaten Kota Tidore Kepulauan.

5) Departem Kehutanan, 1992; Wilayah Tata Guna Hutan Kesepakatan.

6) Dobrin, M.B; 1976: Introduction to Geophysical Prospecting. Mc. Grow Hill, p.357-475.

7) Hochstein, MP;1982: Introduction to Geothermal Prospecting, Geothermal Institute, University of Auckland, New Zealand.

8) Lawless, J., 1995. Guidebook: An Introduction to Geothermal System. Short course. Unocal Ltd. Jakarta.

9) Parasnis, D.S., 1979: Principles of Applied Geophysics, Chapman and Hall,p. 59-96.

10) Telford, W.M. et al, 1982. Applied Geophysics. Cambridge University Press. Cambridge.

11) Yasin, A., 1980. Peta Geologi Lembar Bacan, Maluku Utara. Lembar 2515-2615, 1:250,000. Pusat Penyelidikan dan Pengembangan Geologi, Bandung, Indonesia.

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

126° BT 128° BT

2° LS

Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Penyelidikan Lokasi penyelidikan

PATAHAN P

ELE

PATAHAN BABANG

PATAHAN TAWA

PATAHAN WAYAUA

PATAHAN LAPAN

PATAHAN BABANG

PATAHAN TAWA

PATAHAN P

ELE

D0

650

?KmC

Danau kawah SongaQlb

Al Tovt

Tovt

?QjbQas Qls

Qjb

B

QapQjp

Tovt

KmTovt

Qlp

Qll

KmTmgtAl

0

Meter650

A

Meter

A. Bi bio ni

PETA GEOLOGIDAERAH TONGA-WAYAUA, BACAN TIMURKAB.HALSEL, PROVINSI MALUKU UTARA

Kep. Widik

Matutung

Gane Luar

Gane Dalam

Bisui

Wosi

934 P. Dadawe

P. Moeilijik

P. Halmahera

Cango

TutupaT. Lapan Lemo - lemo

DolikS. Pa tint i

Satuan Kolovium

Sungai

Pemukiman

Penampang

Batuan altrasi

Sesar terpendam

PETA INDEKS

Satuan Aluvium

Kontur ketinggian selang 50 meter

Oha

P. Obit

Amasingkota Papaceda

2111

S. Bacan

1030

Goro - goro

Nondang

T. Wayauya

Labuha

P. Gilalalang

Kusubibi

Satuan gamping terumbu

P. Tawali Kecil

0º40'

A

B

Jalan desa / jalan setapak

Jalan raya

Mata air panas

0º20'

500

Satuan granit Tawa

Satuan aliran piroklastik G. Pele

Satuan gamping Moluska dan Foram kecil

Satuan jatuhan piroklastik G. Songa

Satuan aliran piroklastik Songa

Satuan lava Lansa

Satuan jatuhan piroklastik G. Lansa

Satuan lava G. Bibinoi

Satuan lava G. Songa

Satuan lava G. Jere

Satuan malihan / metamorfik

URUTAN STARTIGRAFI GEOLOGI

Mata air dingin

ANKETERANG

2,500

Qas

Qjs

1,250

meters

U

0

Al

Km

Tolj

Qkw

Qls

Qjl

Qll

Qlb

Qpg

Tap

Tmgt

Qgt

358000 mE 360000 mE352000 mE 354000 mE 356000 mE348000 mE 350000 mE

9930000 mN

9924000 mN

9926000 mN

9928000 mN

342000 mE 344000 mE 346000 mE

9914000 mN

9922000 mN

9920000 mN

9916000 mN

9918000 mN

1250

500

500

250

250

750

1000

500

500

500

250

250

250

500

250

750

500

250

250

250

AlEA

650G Lansa

Qjp650

Al

Tovt

D

Qlb

Qlb

C

Qlb

Qjb

Qjb

Qls

G

Qjb

Tov t

Qjb

Qpg

Qgt

Al

Qas

Qjb

Al

Al

Al

Qgt

Tovt

Tap

Qjp

B

Qll

Qll

Qpg

F

Al

Qgt

Qgt

Tmgt

Qlp

Al

Al

Qk

Qk

Km

Km

Tov t

BK.BIBINOI

Tg.GotutoBibinoi

Tg.Bibinoi

A.Ga

tuto

BK.AIRPANAS

Songa

Talaga Songa

BK. JERE

A. Lema

A. Songa

Teluk Lapan

P. Gamjaha

A.Wayaua

Wayaua

Teluk Wayaua

BK. LANSA

A.Salowoko

Tg.Tawa

BK. GENEM

Bobong

A.Tawale

A. Tawa

2,5000

U

meters

1,250

Gambar 2. Peta Geologi Daerah Penyelidikan

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

346000 348000 350000 352000 354000 3560009914000

9916000

9918000

9920000

9922000

9924000

9926000

9928000682

659

282

P. Gamjaha

A 2000

A 2500

A 3000

A 3500A 3700

A 4000

A 4500

A 5000

A 5500

A 6000

A 6500

A 7000

A 7500

A 8000

B 1000B 1500

B 2000B 2500

B 3000B 3500

B 4000B 4500

B 5000B 5500

B 6 00 0B 6500

B 7000

C 1000C 1500

C 2000C 2500

C 3000C 3500

C 4000C 4500

C 5000C 5500

C 6000C 6500

C 7000C 7500

D 2000D 2500

D 3000D 3400D 3950

D 4500D 5000

D 5500D 6000

D 6500D 7000

D 7500D 8000

D 8500

E 1500E 2100

E 2500E 3000

E 3400E 4000

E 4500E 5000

E 5500E 6000

E 6500E 7000

E 7500

F 1000F 1500

F 2000F 2500

F 3000F 3500

F 4000F 4500

F 5000F 5500

F 6000F 6400

F 7000F 7500

G 3000G 3500

G 4000G 4500

G 5000

G 5500

Y 2Y 4

Y 6

Y 10

Y 12

Y 15

Y 18Y 21 Y 24Y 26

Y 28

RC 2RC 4

RC 6

R12

R13

R14R15

RK 1

RK 2RK 3RK 4RK 5

RK 6RK 7RK 8

RK 9

RK 10

RK 11

RK 12

RK 13

RK 14

RK 15

RK 16

RK 17 RK 18

0

25

50

75

100

200

300

400

500

1000

5000

10000

PETA DISTRIBUSI HgDAERAH PANAS BUMI SONGA - WAYAUA

KECAMATAN BACAN TIMUR, KABUPATEN HALSELPROVINSI MALUKU UTARA

0 m 1000 m 2000 m 3000 m 4000 m

Mata air panas

Titik pengukuran geokimia

Kontur ketinggian interval 50 meter

Jalan desa

Sungai

Conto air dingin

Kontur distribusi Hg

KETERANGAN

U

Gambar 3. Peta Distribusi Hg, Daerah Panas Bumi Songa-Wayaua

Gambar 4. Peta Gayaberat Anomali Sisa Orde-2 Densitas 2.6 gr/cm3 daerah panas bumi Songa-Wayaua, Kec. Bacan Timur, Maluku Utara

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

PETA ANOMALI MAGNET TOTALDAERAH PANAS BUMI SONGA - WAYAUA

KEC. BACAN TIMUR, KAB. HALSELPROVINSI MALUKU UTARA

-1000 nT

-800 nT

-600 nT

-400 nT

-200 nT

0 nT

200 nT

400 nT

600 nT

800 nT

1000 nT

1200 nT

1400 nT

1600 nT

1800 nT

2000 nT

344000 346000 348000 350000 352000 354000 356000 358000 3600009914000

9916000

9918000

9920000

9922000

9924000

9926000

9928000

9930000

P. Gamjaha

682

659

282

900

A. Bibioni

A.G

atuto

Tg.Bibinoi

Talaga Songa

A. Lema

Tg.Gotuto

Bibinoi

BK.BIBINOI

BK.AIRPANAS

BK. JERE

BK. LANSA

Songa

A. Songa

A.Wayaua

Teluk Lapan

Wayaua

Teluk Wayaua

BK. GENEM

Bobong Tg.Tawa

A. Tawa

A.Salowoko

500250

250

250

500

750

250

250

250

250

500

250

500500

500

750

1000A 3000

A 4000

A 5000

A 6000

A 7000

A 8000

B 1000

B 2000

B 3000

B 4000

B 5000

B 6000B 7000

C 1000

C 2000

C 3000C 4000

C 5000

C 6000C 7000

D 2000

D 3000D 4000

D 5000D 6000

D 7000

D 8000

E 1000E 2000

E 3000E 4000

E 5000E 6000

E 7000

F 1000

F 2000

F 3000

F 4000

F 5000

F 6000

F 7000

G 3000

G 4000

G 5000

Y 10Y 11

Y 12Y 13Y 14Y 15Y 16Y 17Y 18Y 19Y 20Y 21 Y 22Y 23Y 24Y 25Y 26Y 27Y 28

Y 1Y 2Y 3Y 4

Y 5Y 6Y 7Y 8

RC 1RC 2RC 3RC 4RC 5

RC 6

R1R2

R3 R4R5

R6

R7R8

R9

R10R11

R12

R13

R14R15R16

R17

R18R19R20R21R22

R23

R24

R25R26

R27

R28

R29

R30

R31

R32

R33

R35

R36R37

R38

T1

T2T3T4T5T6

T7

T8

T9

T10

T11

T12T13

T14T15

T16

T17

R39

R40

R41

R42

R43

R44R45

R46R47R48

0 m 1000 m 2000 m 3000 m

U

Mata air panas

Kontur topografi interval 50 m

Jalan desa

Sungai

Kontur anomali magnet

KETERANGAN

Sesar diperkirakan

F1

F2

F3F4

F5

F6

Anomali tiggi

Anomali sedang

Anomali rendah

Gambar 5. Peta Anomali Magnet Total Daerah Songa-Wayaua

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

345000 346000 347000 348000 349000 350000 351000 352000 353000 3540009914000

9915000

9916000

9917000

9918000

9919000

9920000

9921000

9922000

9923000

9924000

9925000

9926000

9927000

9928000

9929000

9930000

250

250

250

250

500

250

500500

500

BK.AIRPANAS

BK. JERE

BK. LANSA

Songa

A. SongaA.W

ayaua

Teluk Lapan

Wayaua

Teluk Wayaua

BK. GENEMA. Tawa

682

659

282

B 1000B 1500

B 2000B 2500

B 3000B 3500

B 4000B 4500

B 5000B 5500

B 6000B 6500

B 7000

C 1000C 1500

C 2000C 2500

C 3000C 3500

C 4000C 4500

C 5000C 5500

C 6000C 6500

C 7000C 7500

D 2000D 2500

D 3000D 3500D 4000

D 4500D 5000

D 5500D 6000

D 6500D 7000

D 7500D 8000

D 8500

E 1000E 1500

E 2000E 2500

E 3000E 3500

E 4000E 4500

E 5000E 5500

E 6000E 6500

E 7000E 7500

F 1000F 1500

F 2000F 2500

F 3000F 3500

F 4000F 4500

F 5000F 5500

F 6000F 6500

F 7000F 7500

A 1000

A 1500

A 2000

A 2500

A 3000

A 3500

A 4000

A 4500

A 5000

A 5500

A 6000

A 6500

A 7000

A 7500

A 8000

G 3000G 3500

G 4000G 4500

G 5000

G 5500

P. Gamjaha

0

5

10

15

25

50

100

500

600

PETA TAHANAN JENIS SEMU AB/2=1000 MDAERAH PANAS BUMI SONGA - WAYAUA

KECAMATAN BACAN TIMUR, KABUPATEN HALSELPROVINSI MALUKU UTARA

0 500 1000 1500 2000

U

Mata air panas

Titik pengukuran geolistrik

Kontur ketinggian interval 50 meter

Jalan desa

Sungai

Kontur tahanan jenis semu

KETERANGAN

Gambar 6. Peta Sebaran Tahanan Jenis Semu AB/2=1000 m, Daerah panas Bumi Songa Wayaua, Kec. Bacan Timur, Kab. Halmahera Selatan, Maluku Utara

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

-1000

-800

-600

-400

-200

0

200

-1000

-800

-600

-400

-200

0

200

A 3000A 3500A 4000A 4500A 5000A 5500A 6000

75

6

110

60

75

2.5

654

55

4

252

55

3

25

23.2

45

2

20

3

20

3.59

20

3

20

PENAMPANG TAHANAN JENIS SEBENARNYA LINTASAN ADAERAH PANAS BUMI SONGA, MALUKU UTARA

0 m 100 m 200 m 300 m 400 mSEKALA TEGAK DAN DATAR

UTARA SELATAN

KETERANGAN

45 - 400 ohm-m tanah penutup

110 ohm-m

2 - 6 ohm-m

20 - 75 ohm-m

Struktur

Gambar 7. Penampang Tahanan Jenis Sebenarnya Lintasan A

344000 346000 348000 350000 352000 354000 356000 358000 3600009914000

9916000

9918000

9920000

9922000

9924000

9926000

9928000

9930000

Tg.Bibinoi

Talaga Songa

Tg.Gotuto

Bibinoi

BK.BIBINOI

BK.AIRPANAS

BK. JERE

BK. LANSA

Songa

Teluk Lapan

Wayaua

Teluk Wayaua

BK. GENEM

Bobong Tg.Tawa

682

659

282

900

A 2000

A 2500

A 3000

A 3500A 3700

A 4000

A 4500

A 5000

A 5500

A 6000

A 6500

A 7000

A 7500

A 8000

B 1000B 1500

B 2000B 2500

B 3000B 3500

B 4000B 4500

B 5000B 5500

B 6000B 6500

B 7000

C 1000C 1500

C 2000C 2500

C 3000C 3500

C 4000C 4500

C 5000C 5500

C 6000C 6500

C 7000C 7500

D 2000D 2500

D 3000D 3400D 3950

D 4500D 5000

D 5500D 6000

D 6500D 7000

D 7500D 8000

D 8500

E 1500E 2100

E 2500E 3000

E 3400E 4000

E 4500E 5000

E 5500E 6000

E 6500E 7000

E 7500

F 1000F 1500

F 2000F 2500

F 3000F 3500

F 4000F 4500

F 5000F 5500

F 6000F 6400

F 7000F 7500

G 3000G 3500

G 4000G 4500

G 5000

G 5500

Y 2Y 4

Y 6

Y 10

Y 12Y 15

Y 18Y 21 Y 24Y 26

Y 28

RC 2RC 4

RC 6

R12

R13

R14R15

RK 1

RK 2RK 3RK 4RK 5

RK 6RK 7RK 8

RK 9

RK 10

RK 11

RK 12

RK 13

RK 14

RK 15

RK 16

RK 17 RK 18

P. Gamjaha

Anomali Hg

Anomali CO2

Anomali geolistrik

0 1000 2000 3000 4000

U

PETA KOMPILASI GEOLOGI, GEOKIMIA DAN GEOFISIKADAERAH PANAS BUMI SONGA - WAYAUA

KECAMATAN BACAN TIMUR, KABUPATEN HALSELPROVINSI MALUKU UTARA

KETERANGAN

Anomali magnet sedang

Sesar diperkirakan (data magnet)

Patahan (data gravity)

Anomali gaya berat sisa

Patahan (data geologi)

Perkiraaan potensi (data kompilasi)

Rencana titik bor

SW-1

SW-2

SW-2

SW-2

Gambar 8. Peta Kompilasi Daerah Panas Bumi Songa Wayaua

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

METAMORPHIC ROCKS

PLUTONIC ROCKSPELE-PELE MT

ARGILIC ALTERATION

SILICIFIED ALTERATION

ADVANCE ARGILIC ?

FRACTURED ROCK

RESERVOIR

HEAT CONDUCTIVE (BASEMENT ?)

RESERVOIR

METAMORPHIC ROCK

VOLCANIC ROCKLITHOCAP

UPFLOWAOTFLOW

LANSA

METEORIC WATERMETEORIC WATER

BIBINOI MTSIBELA MT

Tenggara Barat laut

N

Gambar 9. Model Panas Bumi Tentatif Daerah Panas Bumi Songa-Wayaua