88
PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI RESIDEN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS TERAPI DAN REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL AYUNINGTYAS NUR HUSNA PUTRI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

  • Upload
    lamliem

  • View
    234

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI RESIDEN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS TERAPI

DAN REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL

AYUNINGTYAS NUR HUSNA PUTRI

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Page 2: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

ii

ABSTRACT

AYUNINGTYAS NUR HUSNA PUTRI. Food Management, Food Consumption

and Nutritional Status of Residents in Unit Pelaksana Teknis Terapi dan

Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (UPT T&R BNN). Under the guidance of

Yayuk Farida Baliwati.

The general objective of this study was to assess food management, food

consumption, and nutritional status of residents in UPT T&R BNN. This study

used crosssectional design with methods of observation and interview using the

questionaire at UPT T&R BNN from July until September 2011. Samples was

purposively chosen with the total of 55 male respondents who were in the primary

phase in UPT T&R BNN.

Food management started from menu planning to food distribution to

consumers. Everyday the kitchen food organizers provide food for ± 400 people.

Those of which included employees and residents of the detoxification stage,

entry unit, primary unit, re-entry, and discharge program. The menu cycle used

was a 10 day cycle plus a special menu for the 31st day. The most required food

was rice as many as 12.85 tonnes of rice for three months. The level of energy

consumption was 56.4 percent which were categorized in the normal level.

Protein consumption of 54.5 percent were categorized in the normal levels as

well. Statistical paired sample test showed that the average nutritional status at

the beginning of entry rehabilitation (21.8 ±3.4) was significantly different from the

average nutritional status at the time of the study (23.4 ±3.2) at p<0.01. The

energy and protein consumption level was significantly negatively associated with

the nutritional status (r = -0.560, p < 0.01), (r = -0.623, p < 0.01).

Keywords : food management, energy and protein consumption level, nutritional status

Page 3: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

iii

RINGKASAN

AYUNINGTYAS NUR HUSNA PUTRI. Penyelenggaraan Makanan, Konsumsi

Pangan, dan Status Gizi Residen di Unit Pelaksana Teknis Terapi dan Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (UPT T&R BNN). Dibawah bimbingan Yayuk Farida Baliwati.

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui penyelenggaraan

makanan, konsumsi pangan, dan status gizi residen di UPT T&R BNN. Tujuan khusus penelitian ini adalah 1) mengetahui karakteristik residen (umur, pendidikan, jenis narkoba yang pernah digunakan, alasan penggunaan narkoba, riwayat penyakit, dan pengetahuan gizi); 2) mengetahui proses sistem penyelenggaraan makanan untuk para residen; 3) mengetahui konsumsi pangan residen; 4) mengetahui status gizi residen; 5) menganalisis hubungan konsumsi pangan dengan status gizi residen.

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dengan metode survey observational. Tempat penelitian yaitu di UPT T&R BNN, Lido, Sukabumi,

Jawa Barat pada bulan Juli hingga September 2011. Contoh adalah pecandu yang sedang mengalami rehabilitasi pada tahap primary unit di UPT T&R BNN

yang disebut dengan residen. Jumlah populasi pada penelitian yaitu sebanyak 120 orang. Kriteria contoh adalah tidak cacat mental dan fisik, telah menjalani rehabilitasi pada tahap detoksifikasi dan entry unit, dalam keadaan sehat, dan

bersedia dijadikan contoh penelitian. Jumlah contoh dalam penelitian adalah sebesar 55 orang. Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data primer meliputi karakteristik contoh, antropometri (tinggi badan dan berat badan), konsumsi pangan, dan sistem penyelenggaraan makanan. Data sekunder meliputi data gambaran umum UPT T&R BNN, dan status gizi residen pada awal masuk rehabilitasi. Data dianalisis secara deskriptif dan statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program Microsoft Excel dan Statistical Program for Sosial Science (SPSS) versi 16 for Windows.

Residen berusia 20-40 tahun (dewasa muda) sebanyak 63.6 persen, usia 41-60 tahun (dewasa madya) sebanyak 27.3 persen, dan usia <20 tahun (remaja) sebanyak 9.1 persen. Tingkat pendidikan residen sebagian besar tamat SMA (81.8%). Jenis narkoba yang pernah digunakan residen yaitu narkotika (18.18%), psikotropika (50.91%), dan keduanya (narkotika dan psikotropika) sebanyak 30.91 persen. Residen yang memiliki riwayat penyakit yaitu sebanyak 43.64 persen sedangkan residen yang tidak memiliki riwayat penyakit sebanyak 56.36 persen. Penyakit yang sedang dan pernah dialami residen yaitu HIV, hepatitis C, tifoid, asma, pnemonia, diabetes, hipertensi, asam urat, alergi, TBC, hernia, dan terdapat juga yang memiliki komplikasi. Alasan penggunaan narkoba yang diungkapkan residen sebagian besar pada awalnya coba-coba (43.64%), stres dan ada masalah (20%), pengaruh teman (14.5%), rasa nikmat dan kebutuhan (12.73%), serta sebagai penyemangat kerja (9.09%). Residen yang memiliki tingkat pengetahuan gizi kurang sebesar 29.1 persen, pengetahuan gizi sedang sebesar 45.5 persen, dan 25.5 persen memiliki tingkat pengetahuan gizi baik. Pengetahuan gizi residen sebagian besar berada pada kategori sedang (45.5%).

Penyelenggaraan makanan di UPT T&R BNN adalah kegiatan mulai dari perencanaan menu hingga pendistribusian makanan kepada residen. Setiap hari dapur menyediakan makanan untuk ± 400 orang yang ditujukan untuk pegawai dan residen tahap detoksifikasi, entry unit, primary unit, re-entry, dan discharge

Page 4: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

iv

program. Penyelenggaraan makanan di UPT T&R BNN diawasi oleh koordinator dapur yang bertanggung jawab terhadap kelancaran dan kesiapan sarana dan prasarana produksi yang dibantu oleh seorang master koki. Jumlah tenaga kerja di dapur UPT T&R BNN sebanyak 21 orang yang terdiri dari 1 orang koordinator, 1 orang master koki, 6 orang juru masak, 10 orang bagian pemotongan, 2 orang petugas kebersihan, dan 1 orang bagian penyimpanan.

Perencanaan menu dapur UPT T&R BNN disusun oleh koordinator dapur, master koki, dan ahli gizi, yang kemudian disetujui oleh Kepala UPT. Siklus menu di UPT T & R BNN menggunakan siklus 10 hari ditambah hari ke 31 memakai menu khusus. Pemesanan bahan makanan disesuaikan dengan menu harian yang telah tersusun. Koordinator dapur mencatat bahan makanan yang akan dipesan. Pemesanan makanan hanya dilakukan melalui telepon oleh koordinator dapur kepada supplier. Pemasakan untuk makan pagi, siang, dan malam

dilakukan oleh 8 orang, yang masing-masing dilakukan pada pukul 03.00-06.00, 08.00-11.00, dan 14.00-17.00 WIB. Makanan didistribusikan ke pantry tiap unit. Penyajian makanan untuk residen yang berada di unit detoksifikasi dan entry unit dsajikan oleh petugas dapur sedangkan untuk unit primary, re-entry, dan discharge disajikan oleh residen bagian pantry. Proses pengawasan terhadap

seluruh tahapan produksi makanan di UPT T&R BNN dilakukan oleh koordinator dapur. Kegiatan pengawasan yang dilakukan berupa kesesuaian menu, resep, dan rasa. Rata-rata ketersediaan energi sebesar 2914 kkal dan protein sebesar 88.36 g. Rata-rata ketersediaan terhadap kebutuhan residen untuk energi sebesar 107.13 persen, sedangkan rata-rata ketersediaan terhadap kebutuhan residen untuk protein sebesar 133.89 persen.

Rata-rata konsumsi energi residen sebesar 2531 kkal sedangkan rata-rata konsumsi protein residen sebesar 79.19 g. Sumbangan energi terbesar berasal dari beras yaitu rata-rata 1224 kkal (45%). Tingkat konsumsi energi terhadap kebutuhan residen mencapai 93.05 persen sedangkan tingkat konsumsi protein terhadap kebutuhan residen dalam sehari telah melebihi kebutuhan yaitu 119 persen. Tingkat konsumsi energi residen terhadap ketersediaan sebesar 86.85 persen, sedangkan tingkat konsumsi protein residen terhadap ketersediaan sebesar 89.61 persen. Tingkat konsumsi energi residen sebanyak 56.4 persen termasuk dalam tingkatan normal, 7.3 persen termasuk defisit tingkat berat, 10.9 persen defisit tingkat sedang, 18.2 persen defisit tingkat ringan, dan 7.3 persen kelebihan. Sebanyak 54.5 persen tingkat konsumsi protein residen dalam tingkatan normal, 27.3 persen termasuk dalam tingkatan kelebihan, 10.9 persen defisit tingkat ringan, 5.5 persen defisit tingkat berat.

Status gizi residen pada awal masuk 16.4 persen dalam kategori gizi kurang, 65.5 persen gizi baik, 18.2 persen gizi lebih. Status gizi residen pada saat penelitian sebagian besar termasuk dalam kategori gizi baik (63.6%), gizi lebih (32.7%), dan gizi kurang (3.6%).

Hasil uji statistik paired sample t test menunjukkan bahwa rata-rata nilai

IMT pada awal masuk (21.8 ± 3.4) berbeda nyata dengan IMT pada saat penelitian (23.4 ± 3.2) pada p<0.01. Terdapat hubungan negatif yang nyata antara tingkat konsumsi energi dengan status gizi (r = -0.623, p < 0.01). Artinya semakin tinggi konsumsi energi maka status gizi semakin meningkat (obesitas), sebaliknya semakin rendah konsumsi energi maka semakin menurun (gizi kurang). Tingkat konsumsi protein dan status gizi memiliki hubungan negatif yang nyata (r = -0.560, p < 0.01). ). Artinya semakin tinggi konsumsi protein maka status gizi semakin meningkat (obesitas), sebaliknya semakin rendah konsumsi protein maka semakin menrun (gizi kurang).

Page 5: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

v

PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI RESIDEN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS TERAPI

DAN REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL

AYUNINGTYAS NUR HUSNA PUTRI

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Page 6: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

vi

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Penyelenggaraan Makanan, Konsumsi Pangan, dan Status Gizi Residen di Unit Pelaksana Teknis Terapi dan Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional

Nama : Ayuningtyas Nur Husna Putri

NIM : I14070091

Menyetujui,

Pembimbing

Dr. Ir. Yayuk Farida Baliwati, MS

NIP: 19630312 198703 2 001

Mengetahui

Ketua Departemen

Dr. Ir. Budi Setiawan, MS

NIP. 19621218 198703 1 001

Tanggal disetujui :

Page 7: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

vii

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas anugerah dan ridhaNya sehingga

penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Penyusunan tugas

akhir penulis yang berjudul “Penyelenggaraan Makanan, Konsumsi Pangan, dan

Status Gizi Residen di UPT T&R BNN” dilakukan sebagai salah satu syarat

untuk mendapatkan gelar Sarjana Gizi pada Mayor Ilmu Gizi, Departemen Gizi

Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Penulis pada

kesempatan ini ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Ir. Yayuk Farida Baliwati, MS selaku dosen pembimbing skripsi dan dosen

pembimbing akademik yang dengan penuh kesabaran telah meluangkan

waktu dan pikirannya, memberikan arahan, masukan, kritikan dan semangat

kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir.

2. dr. Yekti Hartati Effendi, S.ked selaku dosen pemandu seminar dan dosen

penguji skripsi serta atas saran dan masukan yang diberikan.

3. Kepala UPT T&R BNN, Bapak Bambang, mbak Titi, ibu Wagini, mbak Izzah,

para major green house di primary unit yang telah membantu penulis dalam

proses pengambilan data di UPT T&R BNN.

4. Rekan-rekan pembahas seminar (Annisa Rizky, Reny Fetimah, Deviani Prima,

Kartika) atas saran dan masukan untuk penyempurnaan skripsi ini

5. Papa dan Bunda, adik-adikku tercinta (Giri, Puput, Jasmine), Yuwi dan Dodhi

atas doa serta dukungannya selama ini yang memotivasi dan menguatkan

penulis melalui proses ini.

6. Teman-teman seperjuangan di Departemen Gizi Masyarakat Khusnul, Debby,

Rizki, Becky, Stefany atas bantuan dan dukungannya selama ini serta teman-

teman Luminaire yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu kelancaran penyelesaian tugas ahkir ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat dan informasi bagi semuanya.

Bogor, Januari 2012

Ayuningtyas Nur Husna Putri

Page 8: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 31 Oktober 1989. Penulis

merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari Bapak M. Ikhwanul Husna

dan Ibu Qodariyah Husna. Tahun 2001 penulis menyelesaikan pendidikan dasar

di SD Negeri Ujung Menteng 02 pagi Jakarta Timur. Penulis melanjutkan

studinya di SMP Negeri 193 Jakarta pada tahun 2004. Selanjutnya penulis

melanjutkan di SMA Negeri 21 Jakarta dan lulus pada tahun 2007. Tahun yang

sama, penulis melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi di Institut Pertanian Bogor

(IPB) melalui Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) di Departemen Gizi Masyarakat,

Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Page 9: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

ix

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii

PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

Latar Belakang .............................................................................................. 1

Tujuan........................................................................................................... 2

Hipotesis ....................................................................................................... 3

Kegunaan ..................................................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 4

Narkoba ........................................................................................................ 4

Penyelenggaraan Makanan .......................................................................... 7

Kebutuhan Gizi ........................................................................................... 12

Konsumsi Pangan ....................................................................................... 13

Status Gizi .................................................................................................. 16

KERANGKA PEMIKIRAN ................................................................................. 18

METODE PENELITIAN ..................................................................................... 20

Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ....................................................... 20

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh ........................................................... 20

Jenis dan Cara Pengumpulan Data ............................................................ 21

Pengolahan dan Analisis Data .................................................................... 23

Definisi Operasional .................................................................................... 27

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 29

Gambaran Umum UPT T&R BNN .............................................................. 29

Karakteristik Individu ................................................................................... 30

Penyelenggaraan Makanan ........................................................................ 33

Konsumsi Pangan ....................................................................................... 43

Status Gizi .................................................................................................. 49

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 53

Kesimpulan ................................................................................................. 53

Saran .......................................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 55

LAMPIRAN ........................................................................................................ 58

Page 10: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

x

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Klasifikasi status gizi berdasarkan IMT. ....................................................... 17

2. Variabel, jenis, dan cara pengumpulan data. ............................................... 21

3. Klasifikasi status gizi berdasarkan IMT. ....................................................... 26

4. Jenis dan kategori variabel. ......................................................................... 26

5. Sebaran usia residen. .................................................................................. 30

6. Pendidikan residen. ..................................................................................... 31

7. Jenis narkoba yang pernah digunakan......................................................... 31

8. Alasan penggunaan narkoba. ...................................................................... 32

9. Riwayat penyakit residen. ............................................................................ 32

10. Tingkat pengetahuan gizi residen. ............................................................. 33

11. Rata-rata kebutuhan gizi residen. .............................................................. 36

12. Kerangka menu penyelenggaraan makanan di UPT T & R BNN. ............... 36

13. Standar porsi makanan. ............................................................................. 37

14. Taksiran kebutuhan makanan penyelenggaraan makanan UPT T&R BNN

selama 3 bulan (Juli-September). ............................................................. 38

15. Ketersediaan makanan yang disediakan .................................................... 42

16. Tingkat ketersediaan terhadap kebutuhan residen. .................................... 43

17. Sebaran kebiasaan sarapan residen. ......................................................... 44

18. Sebaran pemilihan menu residen. .............................................................. 44

19. Sebaran kebiasaan konsumsi air putih dan suplemen. .............................. 45

20. Rata-rata konsumsi residen. ...................................................................... 45

21. Tingkat konsumsi terhadap kebutuhan. ...................................................... 46

22. Tingkat konsumsi terhadap ketersediaan dapur UPT T&R BNN. ............... 47

23. Sebaran tingkat kecukupan energi residen. ............................................... 47

24. Tingkat konsumsi energi dengan riwayat penyakit residen. ........................ 48

25. Sebaran tingkat konsumsi protein residen.................................................. 49

26. Tingkat konsumsi protein dengan riwayat penyakit residen. ....................... 49

27. Status gizi residen...................................................................................... 51

Page 11: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Kerangka pemikirian . .................................................................................. 19

2. Penarikan contoh penelitian. ........................................................................ 21

3. Alur penyelenggaraan makanan UPT T&R BNN. ......................................... 34

4. Grafik perubahan berat badan residen. ........................................................ 51

Page 12: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Kuesioner Penelitian .................................................................................... 59

2. Hasil uji statistik paired samples test status gizi residen............................... 70

3. Hasil uji korelasi Pearson TKE dengan status gizi........................................ 70

4. Hasil uji korelasi Pearson TKP dengan status gizi........................................ 70

5. Dokumentasi ................................................................................................ 71

6. Contoh Siklus Menu ..................................................................................... 74

Page 13: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Faktor penentu kualitas sumber daya manusia (SDM) adalah status gizi.

Rendahnya status gizi masyarakat mengakibatkan rendahnya kemampuan untuk

menguasai ilmu dan pengetahuan (Iptek). Hal tersebut berdampak pada

rendahnya daya saing bangsa (Syarief 1997).

Salah satu penyebab rendahnya daya saing bangsa adalah

penyalahgunaan narkoba. Peredaran dan penyalahgunaan narkotika serta

psikotropika (selanjutnya disebut narkoba) di Indonesia sudah pada taraf yang

mengkhawatirkan. Jumlah pecandu narkoba di Indonesia berdasarkan survey

Badan Narkotika Nasional (BNN) pada tahun 2008 adalah sebanyak 1.99 persen

dari jumlah penduduk atau sekitar 3.3 juta orang. Pecandu terdiri dari dua

golongan, 1.3 juta orang atau 39.4 persen pelajar atau mahasiswa. Sisanya, dua

juta orang atau 60.6 persen bukan pelajar dan mahasiswa. Hal ini

mengindikasikan begitu mudah seseorang mendapatkan narkoba, secara legal

maupuan ilegal, yang pada akhirnya akan mengancam dan merusak generasi

muda sebagai generasi penerus bangsa. Maraknya penyalahgunaan narkoba

jelas berakibat buruk terhadap kualitas sumber daya manusia Indonesia yang

menjadi salah satu modal pembangunan nasional (Kristanti & Ahniar 2010).

Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dengan dibantu

oleh masyarakat untuk mengatasi masalah ini adalah pengobatan dan

rehabilitasi penyalahguna narkoba. Dalam Undang-Undang No.35 Tahun 2009

tentang narkotika dan psikotropika, rehabilitasi terhadap penyalahguna narkoba

dibagi menjadi dua jenis yaitu rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.

Rehabilitasi medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu

untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan narkotika. Rehabilitasi sosial

adalah suatu proses kegiatan pemulihan yang dilakukan secara terpadu baik

fisik, mental maupun sosial agar mantan penyalahguna narkoba dapat kembali

melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat (Badan Narkotika

Nasional 2010). Program rehabilitasi sosial salah satunya bertujuan memberikan

bekal terhadap kesehatan melalui pola makan teratur yang disediakan

penyelenggara makanan .

Menurut Davis S (2005) dalam Ryan KM (2006), dibutuhkan pendidikan

dan informasi tentang pola makan yang tepat dan dapat meningkatkan

Page 14: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

2

pemulihan mereka. Bagian penting dari mengobati kecanduan adalah untuk

melengkapi gizi yang hilang melalui makanan dan suplemen (Gant 2010 dalam

Miller 2010). Pengaturan diet dalam perawatan pecandu narkoba adalah suatu

keharusan. Selain kerusakan oleh obat secara langsung pada tubuh, pecandu

cenderung memiliki kebiasaan makan yang buruk, sehingga gizi yang baik

sangat penting bagi kesehatan.

Gizi yang baik dapat terpenuhi melalui pangan. Pangan merupakan

kebutuhan dasar yang sangat esensial dalam kehidupan manusia. Pemenuhan

pangan sesuai dengan kuantitas maupun kualitasnya dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan gizi seseorang dan akan berdampak pada

perkembangan baik fisik maupun psikis. Semakin beragam bahan pangan yang

dikonsumsi maka akan semakin beragam pula zat gizi yang diperoleh sehingga

dapat meningkatkan mutu gizi. Konsumsi pangan merupakan faktor utama dalam

memenuhi kebutuhan zat gizi, sehingga zat gizi tersebut dapat menyediakan

tenaga bagi tubuh, mengatur proses metabolisme dalam tubuh, memperbaiki

jaringan tubuh serta pertumbuhan (Harper et al.1986).

Konsumsi zat gizi menentukan status gizi seseorang. Sebagaimana

dinyatakan oleh Hardinsyah dan Martianto (1992) serta Almatsier (2004) bahwa

status gizi yang optimal akan dapat tercapai jika tubuh mendapatkan zat gizi

yang cukup. Defisiensi zat gizi tertentu juga dapat menurunkan kemampuan

bekerja (Widayani 2004).

Menurut Islam NSK et al. (2002), pada penelitian di Dhaka menunjukkan

bahwa narkoba berpengaruh nyata menurunkan indeks massa tubuh (IMT),

hemoglobin, protein total serum, dan tingkat albumin. Selain itu, sekitar 74

persen pecandu narkoba mengalami defisiensi gizi, sehingga sangat diperlukan

peran gizi dalam proses pemulihan narkoba. Oleh karena itu, penulis tertarik

untuk megkaji penyelenggaraan makanan, konsumsi pangan, dan status gizi

residen UPT T&R BNN.

Tujuan

Tujuan Umum

Penelitian ini secara umum bertujuan mengetahui penyelenggaraan

makanan, konsumsi pangan,dan status gizi residen di UPT T&R BNN.

Page 15: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

3

Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakteristik residen (umur, pendidikan, jenis narkoba yang

pernah digunakan, alasan penggunaan narkoba, riwayat penyakit,dan

pengetahuan gizi).

2. Mengetahui sistem penyelenggaraan makan untuk para residen.

3. Mengetahui konsumsi pangan residen.

4. Mengetahui status gizi residen.

5. Menganalisis hubungan konsumsi pangan dengan status gizi residen.

Hipotesis

Ada hubungan antara konsumsi pangan dengan status gizi residen.

Kegunaan

Penelitian ini diharapkan akan memberikan gambaran konsumsi pangan

dan status gizi residen. Selain itu, penelitian ini juga dapat memberikan manfaat

terhadap UPT T&R BNN agar dapat meningkatkan perbaikan kesehatan residen.

Page 16: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

4

TINJAUAN PUSTAKA

Narkoba

Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi

seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh

manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain

sebagainya (Kurniawan 2008). Narkoba dibagi dalam 3 jenis :

1. Narkotika

2. Psikotropika

3. Zat adiktif lainnya

Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan

atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan

rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, atau ketagihan yang sangat

berat (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009).

Jenis narkotika di bagi atas 3 golongan :

a. Narkotika golongan I : adalah narkotika yang paling berbahaya, daya

adiktif sangat tinggi menyebabkan ketergantungan. Tidak dapat

digunakan untuk kepentingan apapun, kecuali untuk penelitian atau ilmu

pengetahuan. Contoh : ganja, morphine, putauw adalah heroin tidak

murni berupa bubuk.

b. Narkotika golongan II : adalah narkotika yang memilki daya adiktif kuat,

tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: petidin dan

turunannya, benzetidin, betametadol.

c. Narkotika golongan III : adalah narkotika yang memiliki daya adiktif

ringan, tetapi dapat bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh:

codein dan turunannya (Martono 2006).

Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis, bukan

narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan

syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan

prilaku, digunakan untuk mengobati gangguan jiwa (Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 5 tahun 1997).

Page 17: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

5

Jenis psikotropika dibagi atas 4 golongan :

a. Golongan I : adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat

untuk menyebabkan ketergantungan, belum diketahui manfaatnya untuk

pengobatan, dan sedang diteliti khasiatnya seperti esktasi

(menthylendioxy menthaphetamine dalam bentuk tablet atau kapsul),

sabu-sabu (berbentuk kristal berisi zat menthaphetamin).

b. Golongan II : adalah psikotropika dengan daya aktif yang kuat untuk

menyebabkan sindroma ketergantungan serta berguna untuk pengobatan

dan penelitian. Contoh : ampetamin dan metapetamin.

c. Golongan III : adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sedang

berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: lumubal,

fleenitrazepam.

d. Golongan IV : adalah psikotropika dengan daya adiktif ringan berguna

untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: nitra zepam, diazepam

(Martono 2006).

Rehabilitasi

Berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI No. 996 tahun 2002, rehabilitasi

adalah upaya kesehatan yang dilakukan secara utuh dan terpadu melalui

pendekatan medis, psikologis, sosial, dan religi agar pengguna narkoba yang

menderita sindroma ketergantungan dapat mencapai kemampuan fungsional

seoptimal mungkin. Sarana pelayanan rehabilitasi merupakan tempat yang

digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan rehabilitasi penyalahgunaan dan

ketergantungan narkoba berupa kegiatan pemulihan dan pengembangan secara

terpadu baik fisik, mental, sosial, dan agama. Program rehabilitasi yang

digunakan yaitu therapeutic community.

Therapeutic community (TC) merupakan lingkunga yang bebas dari obat-

obatan, dimana individu dengan masalah ketergantungan hidup bersama dengan

satu cara yang terstruktur dan terorgaanisasi dalam rangka membuat perubahan

dan memungkinkan kehidupan yang terbebas dari obat-obatan di masyarakat

luar nantinya. TC merupakan program rumahan yang memiliki perencanaan

tinggal selama 15 sampai 24 bulan (Holbrook et al. 2002). TC memfokuskan

pada resosialisasi dari individu dan penggunaan seluruh komunitas dari program

residen. TC merupakan treatment yang terstruktur dan menjadi konfrontasional

Page 18: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

6

dengan aktivitas yang dirancang untuk membantu residen menguji kepercayaan

diri, konsep diri serta, pola perilaku yang salah.

Tahapan dalam Program TC

a. Primary

Dalam pusat treatment diajukan sebagai metoe de Leon dalam Armna

(2008). Selama periode kurang lebih 6-12 bulan residen akan tinggal

bersama dengan teman sebayanya. Di dalam lingkungan yang memiliki

struktur hirarkis dan dalam suasana penerimaan dan kenyamanan,

mereka akan belajar untuk mengekspresikan diri dan merubah perilaku

mereka dengan bantuan encounter groups dan metode therapeutic.

Melalui metode ini dipercayai residen akan mencapai tahapan baru dalam

identitas diri dan mendapatkan self insight yang lebih baik.

b. Re-entry

Setengah tahun berikutnya, residen akan berpindah secara bertahap dari

pusat treatment dan kembali ke rumahnya masing-masing. Pendekatan

pada tahap ini lebih kepada perseorangan dan residen secara perlahan

namun pasti melanjutkan kembali hubungan dengan dunia luar. Setelah

lulus dari program residen akan mencapai tahapan baru dalam identitias

sosial, bersamaan dengan insight yang lebih baik dalam tempatnya di

lingkungan.

Kecanduan obat dan alkohol adalah penyakit kompleks. Menurut National

National Institute on Drug Abuse (NIDA), kecanduan narkoba adalah penyakit

otak kronis. Hal ini dianggap penyakit otak karena penelitian telah menunjukkan

bahwa obat dan alkohol secara fisik mengubah struktur otak dan kerja otak.

Secara khusus, obat-obatan dan alkohol mengubah bidang otak yang dapat

mengakibatkan gangguan penilaian, kurangnya kontrol diri, ketidakmampuan

untuk mengatur emosi, dan kurangnya motivasi, memori atau fungsi belajar.

Kecanduan menyebabkan perubahan fisik maupun yang psikologis. Perubahan

fisik sering dapat menyebabkan ketidakseimbangan biokimia berat (atau

memperburuk kerentanan yang sudah ada), kekurangan gizi, dan masalah

pencernaan. Obat-obatan dan alkohol hanya sementara mengubah mood

seseorang atau keadaan emosional. Setelah efek hilang, pengguna sering

mencari lagi dosis jangka pendek (Miller 2010).

Selain itu, ketidakseimbangan biokimia, kecenderungan genetik (yaitu,

kebutuhan gizi, metabolisme), alergi makanan, pilihan diet yang buruk, tekanan

Page 19: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

7

psikologis atau mental, terkena racun dan tekanan sosial dapat membuat

seseorang lebih rentan terhadap kecanduan atau membuat lebih sulit bagi

seseorang untuk tetap bersih dan sadar. Akibat dari obat-obatan antara lain

(Miller 2010):

1. Bahan kimia otak yang disebut neurotransmitter rusak.

2. Hipoglikemia atau gula darah rendah, yang menyebabkan berbagai gejala

seperti kecemasan, kelelahan, depresi dan serangan panik, serta fungsi

adrenal menurun.

3. Masalah pencernaan seperti pertumbuhan jamur berlebih, Leaky Gut

Syndrome, dan malabsorpsi zat gizi.

4. Alergi makanan atau sensitif terhadap makanan seperti jagung, gandum,

gula, dan produk susu.

5. Kekurangan zat gizi, asam amino, vitamin, dan mineral.

Program pemulihan yang dilakukan secara tradisional membantu banyak

orang di seluruh dunia. Program holistik yang berakar pada gizi dilaporkan

sukses besar. Kathleen Des Maisons, Ph.D. dan presiden Pemulihan Radiant di

Burlingame, California, melaporkan tingkat keberhasilan 92 persen pecandu

alkohol dengan program gizi. Joan Mathews Larson, direktur pusat pemulihan

kesehatan, melaporkan tingkat pemulihan 70 persen seseorang ketergantungan

obat dengan malnutrisi. Selain aspek-aspek psikologis dari kecanduan, program

gizi fokus pada aspek fisik dari kecanduan. Mereka bekerja untuk memperbaiki

ketidakseimbangan biokimia, memperbaiki kekurangan gizi, dan mengelola

masalah pencernaan, memperbaiki dan menstabilkan tingkat energi, suasana

hati, dan kejernihan mental, yang menyebabkan keberhasilan pemulihan

(Atkinson 2009 dalam Miller 2010).

Makanan yang tepat dan gizi yang penting dalam program pemulihan

ketergantungan untuk menjaga tubuh dan otak kuat dan berfungsi dengan baik.

Masalah biokimia dan kesehatan dapat dikurangi dengan mengubah kebiasaan

makan dan pilihan makanan (Miller 2010).

Penyelenggaraan Makanan

Penyelenggaraan makanan adalah rangkaian kegiatan mulai dari

perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen

dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian

makanan yang tepat dan termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi

(Depkes 2003).

Page 20: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

8

Penyelenggaraan makanan institusi merupakan suatu proses

menyelenggarakan makanan bagi kelompok individu yang biasanya

diselenggarakan di perusahaan dan industri, sekolah, universitas, asrama, rumah

sakit, panti jompo, institusi khusus (lembaga permasyarakatan, asrama atlet, dan

asrama haji), child care centre, dan akademi militer. Penyelenggaraan makanan

institusi dilaksanakan dalam jumlah besar dengan jumlah 50 porsi atau lebih.

Pendapat lain menyatakan bahwa penyelenggaraan makanan institusi atau

massal minimal 1000 porsi sekali penyelenggaraan (Mukrie et al. 1990).

Pelaksanaan penyelenggaraan makanan meliputi perencanaan anggaran

belanja makanan, perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan,

penyediaan, penerimaan, penyimpanan, dan penyaluran bahan makanan,

persiapan, pengolahan, penyaluran makanan hingga pencatatan, dan pelaporan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Manajemen penyelenggaraan makanan

sendiri sebenarnya berfungsi sebagai sistem dengan tujuan untuk menghasilkan

makanan yang berkualitas baik (Mukrie et al. 1990).

Fungsi-fungsi manajemen dalam gizi institusi mencakup perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Fungsi perencanaan meliputi

perencanaan ruangan, perencanaan peralatan, perencanaan menu, dan

perencanaan anggaran. Fungsi pengorganisasian meliputi struktur organisasi,

kepegawaian, serta pengarahan dan koordinasi. Fungsi pelaksanaan meliputi

pembelanjaan, penerimaan, penyimpanan, pengolahan, penyajian/

pendistribusian serta higiene dan sanitasi pangan. Fungsi pengawasan meliputi

pengawasan makanan, pegawai, dan biaya. Apabila manajemen pengelolaan

gizi institusi baik maka pangan yang tersedia bagi seseorang atau sekelompok

orang dapat tercukupi (Uripi 2003).

Menu berasal dari bahasa Perancis yang artinya detail atau rincian

hidangan untuk setiap waktu makan. Perencanaan menu adalah serangkaian

kegiatan menyusun berbagai hidangan dengan variasi dan komposisi yang

serasi dan seimbang (DBGM 1991).

Menurut Mukrie et al. (1990), perencanaan menu adalah serangakaian

kegiatan menyusun berbagai hidangan dalam variasi yang serasi untuk

manajemen penyelenggaraan makanan di institusi. Perencanaan menu yang

baik mempunyai beberapa fungsi, yaitu:

a. Memudahkan pelaksanaan dalam menjalankan tugasnya sehari-hari.

Page 21: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

9

b. Dapat disusun hidangan yang mengandung zat-zat gizi esensial yang

dibutuhkan tubuh.

c. Variasi dan kombinasi hidangan dapat diatur.

d. Menu dapat disusun dengan biaya yang tersedia.

e. Waktu dan tenaga yang tersedia dapat digunakan sehemat mungkin.

Langkah-langkah dalam perencanaan menu yang harus diperhatikan

adalah menentukan menu standar atau menu pilihan; menetapkan siklus menu

yang akan direncanakan, siklus 5 hari, 7 hari, 10 hari atau lebih; menentukan

waktu siklus yang digunakan; menetapkan jenis bahan makanan yang akan

digunakan dalam satu siklus menu dan menentukan frekuensi pemakaian tiap

jenis bahan makanan; menyusun menu dan memeriksa kembali menu yang telah

disusun.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan menu diantaranya yaitu

kecukupan gizi, macam, dan peraturan institusi, kebiasaan makan, jenis dan

jumlah orang yang dilayani, peralatan dan perlengkapan yang tersedia, jenis dan

jumlah pegawai, jenis pelayanan yang diberikan, musim/iklim dan keadaan

pasar, sertra dana yang tersedia. Menu yang direncanakan harus sesuai dengan

kebiasaan individu dan golongan. Kebiasaan makan seseorang ditentukan oleh

faktor kejiwaan, faktor sosial budaya, agama dan kepuasan, latar belakang

pendidikan, dan pengalaman, lingkungan hidup sehari-hari, serta tempat asal

dan demografinya.

Setelah perencanaan kebutuhan bahan makanan telah dilaksanakan

maka akan dilakukan pembelian bahan tersebut. Pembelian bahan makanan

adalah rangkaian kegiatan dalam penyediaan macam dan jumlah serta

spesifikasi bahan makanan tertentu dalam kurun waktu tertentu, sesuai dengan

ketentuan yang berlaku di institusi. Proses ini dapat dilakukan dengan beberapa

prosedur yaitu pembelian langsung ke pasar, pelelangan, pembelian

musyawarah, pembelian yang akan datang, serta pembelian tanpa tanda tangan.

Semua pesanan, penerimaan, dan pengeluaran uang dari bahan makanan harus

dicatat dengan cermat dan kontinyu (Mukrie et al 1990).

Perencanaan kebutuhan makanan adalah kegiatan untuk menetapkan

jumlah, macam/jenis dan kualitas bahan makanan yang dibutuhkan untuk kurun

waktu yang panjang atau kurun wuktu pendek. Kebutuhan bahan makanan

direncanakan setelah menu dibuat. Taksiran kebutuhan bahan makanan dihitung

berdasarkan menu, standar porsi, jumlah konsumen, jumlah hari serta

Page 22: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

10

pemakaian bahan makanan per hari atau per putaran menu. Taksiran kebutuhan

bahan makanan diusahakan sedekat mungkin dengan kebutuhan nyata, tidak

berlebih atau kurang (DBGM 1990).

Pembelian bahan makanan yang efisien membutuhkan prosedur

penerimaan bahan makanan yang baik sebagai pelengkap keseluruhan sistem

agar dapat berjalan dengan lancar. Penerimaan bahan makanan didasarkan atas

order/pesanan bahan makanan yang menyediakan macam, jumlah dan kualitas

bahan makanan (DBGM 1990)

Menurut Fadyati (1988), petugas yang bertanggung jawab di bagian

pembelian harus mempertimbangkan beberapa hal. Antara lain. Jumlah bahan

makanan yang diperlukan untuk tiap porsi, cara-cara yang digunakan dalam

membeli bahan makanan, daya tahan bahan makanan, bahan makanan

substitusi jika tidak terdapat di pasaran, fasilitas ruang penyimpanan, harga yang

tidak tetap dan bervariasi, seta baik dan aman dikonsumsi. Petugas bagian

pembelian juga harus mengetahui kualitas bahan makanan yang dibeli yaitu

meliputi warna, ukuran, bentuk, tingkat keempukan, rasa, tekstur, dan tingkat

kematangannya sehingga dengan memperoleh bahan makanan yang berkualitas

baik maka akan diperoleh hasil yang prima pula.

Penerimaan bahan makanan merupakan suatu kegiatan meliputi

pemeriksaan, meneliti, mencatat, dan melaporkan macam, kualitas, dan

kuantitas bahan makanan yang diterima sesuai dengan pesanan serta spesifikasi

yang telah ditetapkan (Depkes RI 2003).Terdapat tiga prinsip utama dalam

penerimaan bahan makanan yaitu jumlah bahan yang diterima harus sesuai

dengan yang tercantum pada faktur pembelian, mutu bahan makanan yang

diterima sesuai dengan spesifikasi bahan makanan yang diminta, dan harga

bahan makanan harus sesuai dengan kesepakatan awal (Yulianto & Santoso

1995).

Penyimpanan bahan makanan adalah proses kegiatan yang menyangkut

pemasukan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, serta penyaluran

bahan makanan sesuai dengan peralatan untuk persiapan pemasakan bahan

makanan. Bagi institusi besar, penyimpanan dapat bertindak sebagai stok bahan

makanan atau persediaan bahan makanan dan sistem penyimpanannya

dipusatkan. Metode penyimpanan bahan makanan yang baik harus

memperhatikan prinsip First in First Out (FIFO) yang artinya bahan makanan

terdahulu diletakkan terdepan atau teratas. Setiap bahan makanan yang diterima

Page 23: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

11

diberi tanggal penerimaan untuk mempermudah penerapan FIFO (Yulianto &

Santoso 1995).

Tujuan penyimpanan bahan makanan diantaranya yaitu:

1. Memelihara dan mempertahankan kondisi dan mutu bahan makanan

yang disimpan.

2. Melindungi bahan makanan yang disimpan dari kerusakan, kebusukan,

dan gangguan lingkungan lainnya.

3. Melayani kebutuhan jenis dan jumlah bahan makanan dengan mutu dan

waktu yang tepat.

4. Menyediakan persediaan bahan makanan dalam jenis, jumlah, dan mutu

yang memadai (Depkes RI 1993).

Pengolahan bahan makanan memiliki dua tahapan pengerjaan yaitu

persiapan dan pemasakan. Persiapan meliputi pengerjaan bahan makanan sejak

diterima sampai siap untuk dimasak (menyiangi, membersihkan, mencuci,

memotong, merendam, mengiris, menggiling, menumbuk, merajang, mengaduk,

mengayak, membentuk, dst). Tujuan dari persiapan adalah menyiapkan bahan

makanan serta bumbu-bumbu untuk mempermudah proses pengolahan (Mukrie

et al 1990).

Pemasakan bahan makanan merupakan salah satu kegiatan untuk

mengubah (memasak) bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap

dimakan, berkualitas, dan aman untuk dikonsumsi. Tujuan dari proses

pemasakan adalah meningkatkan daya cerna makanan, mempertahankan

kandungan gizi, mempertahankan bahkan menambah rasa dan membuat

makanan tersebut aman untuk dimakan (Mukrie et al 1990).

Pendistribusian makanan merupakan serangkaian kegiatan untuk

menyalurkan makanan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis makanan

konsumen yang dilayani baik makanan biasa maupun makanan khusus (Depkes

2003). Cara pendistribusian dibagi menjadi dua yaitu, sentralisasi dan

desentralisasi. Pada sistem sentralisasi makanan langsung dibagikan

menggunakan tempat (plato) dan membutuhkan kesiapan peralatan, tenaga, dan

tempat yang baik. Cara yang kedua adalah desentralisasi yaitu membagi

makanan dalam jumlah besar kemudian dikirim ke unit-unit, setelah sampai di

unit-unit, makanan dibagikan menjadi porsi-porsi kecil (Mukrie et al. 1990).

Page 24: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

12

Kebutuhan Gizi

Tubuh manusia terdiri dari berbagai sel dan jaringan hidup yang

memerlukan sejumlah zat gizi untuk dapat menjalankan fungsinya secara

optimal. Zat gizi adalah komponen kimia (unsur dan senyawa) yang terkandung

dalam makanan yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Secara sederhana gizi

diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan makanan dan kesehatan

tubuh.

Kebutuhan zat gizi adalah sejumlah zat gizi minimal yang harus dipenuhi

dari konsumsi makanan. Kekurangan/kelebihan konsumsi zat gizi dari

kebutuhan, terutama bila berlangsung lama dalam jangka waktu yang

berkesinambungan dapat membahayakan kesehatan, bahkan pada tahap

selanjutnya dapat menimbulkan kematian (Hardinsyah & Martianto 1992).

Kebutuhan gizi antar individu bervariasi, ditentukan atau dipengaruhi oleh

jenis kelamin, umur, ukuran tubuh (berat badan dan tinggi badan), keadaan

fisiologis (hamil atau menyusui), aktivitas fisik, serta metabolisme tubuh. Secara

sederhana, penentuan kebutuhan gizi perorangan dapat dilakukan dengan

menggunakan tabel Angka Kebutuhan dan Kecukupan Gizi (AKG) perorangan

yang dianjurkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) (Hardinsyah et

al. 2002).

Kebutuhan zat gizi perorangan yang dianjurkan selalu didasarkan pada

standar berat badan untuk masing-masing kelompok umur, jenis kelamin, dan

tambahan untuk ibu hamil dan menyusui. Standar berat badan ini didasarkan

pada berat badan yang mewakili sebagian besar penduduk yang sehat pada

kelompok usia tersebut. Penggunaan AKG terutama dalam hal energi dan

protein yang sensitif dengan penambahan berat badan, untuk perencanaan

konsumsi pangan berbeda dengan penilaian konsumsi pangan. Untuk

perencanaan konsumsi pangan, AKG yang tercantum dalam tabel digunakan

apa adanya, karena tujuan perencanaan konsumsi pangan adalah untuk

mencapai berat badan ideal. Namun, untuk penilaian konsumsi pangan

digunakan berat badan aktual. Penyesuaian kebutuhan energi dan protein yang

tercantum dalam AKG karena adanya perbedaan berat badan aktual dengan

berat ideal yang tercantum tabel digunakan rumus (Hardinsyah et al. 2002) :

Kebutuhan i i berat badan aktual sehat kg

berat badan dalam daftar K K

Menurut Almatsier (2008) penilaian angka kebutuhan gizi dilakukan

berdasarkan umur, jenis kelamin, dan aktivitas fisik. Komponen utama yang

Page 25: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

13

menentukan kebutuhan energi adalah Angka Metabolisme Basal (AMB).

AMBdipengaruhi oleh umur, gender, berat badan, dan tinggi badan. Penentuan

AMB dan kebutuhan energi masing-masing dilakukan dengan rumus sebagai

berikut:

1. M , erat badan Tinggi badan - , Umur

2. Kebutuhan Energi = AMB x faktor aktivitas

Konsumsi Pangan

Konsumsi pangan adalah informasi mengenai jumlah dan jenis pangan

yang dikonsumsi seseorang atau sekelompok orang pada suatu waktu tertentu

(Hardinsyah &Martianto 1992). Suhardjo (1989) menyatakan bahwa kualitas gizi

seseorang akan lebih baik jika mengkonsumsi pangan yang beragam. Namun,

hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti keadaan ekonomi, sosial dan

budaya, kesehatan serta perilaku dalam menyusun menu sehari-hari.

Konsumsi pangan seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan mengenai

gizi dan makanan yang dimilikinya. Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki

atau diketahui oleh sesorang yang didapatkan dari pengamatan indrawi.

Pengetahuan gizi akan mampu mengatasi keterbatasan konsumsi makanan

yang diakibatkan oleh kemiskinan atau keterbatasan akses keluarga terhadap

pangan. Dengan pengetahuan gizi yang baik, pengolahan dan pemanfaatan

pangan yang tersedia dapat lebih optimal untuk memenuhi kebutuhan gizi

(Harper et al. 1986).

Pendapatan seseorang tidak mutlak mempengaruhi konsumsi pangan

karena pendapatan akan ditransformasikan menjadi pengeluaran yang terdiri dari

pengeluaran pangan dan non pangan. Pada konsep tradisional, konsumsi

pangan akan semakin baik dengan meningkatnya pendapatan. Hal ini tidak

terjadi jika pengeluaran non pangan seperti pendidikan dan pembelian barang-

barang lebih besar daripada pengeluaran pangan. Pengeluaran pangan yang

meningkat belum tentu meningkatkan pembelian makanan dengan gizi yang

lebih bermutu (Berg 1986).

Pemilihan orang dewasa muda terhadap makanan pada umumnya tidak

memperhatikan faktor kesehatan. Orang dewasa muda lebih memilih makanan

yang rasanya sesuai dengan selera dan harganya sesuai dengan daya beli.

Namun, tidak demikian halnya dengan usia dewasa madya akhir dan lanjut usia

awal yang lebih memperhatikan faktor kesehatan dan memilih makanan yang

sehat bagi dirinya (Santrock 2002).

Page 26: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

14

Survey konsumsi pangan dimaksudkan untuk mengetahui dan menelusuri

konsumsi pangan baik dilihat dari jenis-jenis pangan, sumber-sumbernya

maupun jumlah yang dikonsumsinya, termasuk bagaimana kebiasaan

makanannya serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi pangan

tersebut. Data survey pangan dapat menunjukkan cukup tidaknya konsumsi

individu, keluarga, dan kelompok tertentu suatu masyarakat atau penduduk bila

dibandingkan dengan apa yang seharusnya dibutuhkan (Suhardjo et al. 1988).

Penilaian konsumsi pangan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

secara kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif, dihitung jumlah pangan yang

dikonsumsi, sedangkan secara kualitatif, penilaian melihat frekuensi makan,

frekuensi konsumsi pangan menurut jenis pangan, dan kebiasaan makan (food

habit). Pada cara kuantitaif, terdapat lima metode yang sering digunakan untuk

pengukuran konsumsi makanan individu yaitu metode recall 24 jam, metode

estimated food records, metode penimbangan makanan, metode dietary history,

dan metode frekuensi makanan (Supariasa et al. 2001).

Weighing method

Prinsip metode ini adalah mengukur secara langsung berat setiap jenis

pangan yang dikonsumsi (Suhardjo 1989). Metode penimbangan langsung ini

dilakukan dengan pengamatan, penimbangan dilakukan sendiri oleh tenaga

pengambil data. Metode ini merupakan metode yang paling akurat, karena

dilakukan penimbangan secara cermat dan tepat terhadap makanan yang

dikonsumsi. Disamping kelebihan tersebut ada beberapa kekurangannya, yaitu

mahal, memakan banyak waktu, kadang-kadang responden segan atau malu

atau tidak memperkenankan bila makanannya harus dipindah-pindahkan dari

tempatnya untuk ditimbang, serta mungkin responden mengubah-ubah pola

konsumsi pangan dari kebiasaannya sehari-hari dengan kehadiran peneliti

Kusharto & Sa‟diyyah 200 .

Kelebihan metode penimbangan adalah data lebih teliti karena benar-

benar merupakan penimbangan langsung. Kekurangannya adalah waktu dan

biaya cuku mahal, responden dapat mengubah kebiasaan mereka apabila

dilakukan dalam waktu yang cukup lama, tenaga penimbang harus terampil dan

harus ada kerjasama yang baik antara responden dan peneliti (Supariasa et al.

2001).

Page 27: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

15

Recall Method

Metode mengingat-ingat (recall method) merupakan salah satu metode

penilaian konsumsi pangan pada tingkat individu. Metode ini dapat menaksir

asupan gizi individu (Gibson 2005). Pada metode ini dicatat mengenai jumlah

dan jenis pangan yang dikonsumsi pada waktu yang lalu (biasanya recall 24

jam). Pengukuran konsumsi pangan diawali dengan menanyakan jumlah pangan

dalam URT (Ukuran Rumah Tangga), setelah itu baru dikonversikan dalam

satuan berat Kusharto & Sa‟diyyah 200 .

Kelebihan metode recall ini antara lain mudah, cepat, murah dan dapat

digunakan untuk menanyakan responden yang buta huruf. Kelemahannya yaitu

mengandalkan daya ingat dari responden dan recall 1 x 24 jam belum dapat

menggambarkan rata-rata konsumsi siswa dalam 1 hari (Supariasa et al. 2001).

Menurut Owen et al. (1993), metode recall ini membutuhkan enumerator yang

terlatih dalam mengumpulkan informasi konsumsi makanan dalam satu hari.

Food Record (Catatan Pangan)

Food record sering juga disebut dengan food diary atau buku harian

pangan. Cara ini menuntut motivasi dan pengertian kedua belah pihak, di

samping itu juga membutuhkan waktu yang lebih lama. Responden diminta

mencatat semua makanan dan minuman yang dikonsumsi selama paling sedikit

3 hari dalam seminggu, 2 hari biasa dan 1 hari libur. Catatan harus rinci,

termasuk cara makanan dipersiapkan dan dimasak, jika terdiri dari berbagai

bahan pangan, misalkan untuk gado-gado atau capcai, jenis dan jumlah bahan

mentahnya perlu ditulis disamping resep pembuatannya dan jumlah orang yang

menyantap masakan tersebut. Ukuran porsi makanan sebaiknya dicatat dengan

mengacu pada ukuran rumah tangga (URT). Makanan yang telah terukur ini

kemudian disalin dalam „gram‟. Zat gi i yang terkandung dicari pada DK M dan

jika merupakan makanan kemasan, kandungan gizi dilihat pada label. Kesalahan

yang banyak terjadi yaitu responden tidak mampu mengkuantifikasi dengan

tepat. Kekeliruan ini dapat diatasi dengan cara meminta responden untuk

menimbang sendiri makanan dan minuman yang telah dikonsumsi pada waktu

tertentu (Arisman 2010).

Kelebihan metode food record adalah murah, cepat dan dapat

menjangkau sampel dalam jumlah besar, dapat mengetahui sampel dalam

jumlah besar, hasil cukup akurat. Kelemahannya yaitu membebani responden,

tidak cocok untuk responden yang buta huruf, memerlukan kejujuran dan

Page 28: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

16

kemampuan responden dalam mengkuantifikasi jumlah konsumsi (Supariasa et

al.). Selain itu, menurut Owen et al. (1993), kualitas pengumpulan data

menggunakan food record dapat ditingkatkan dengan melakukan review secara

individu tentang record yang telah dilakukan. Review juga harus dilakukan oleh

enumerator yang terlatih untuk mengklarifikasi data-data yang telah ditulis

responden dan untuk mengetahui data-data yang lupa ditulis oleh responden.

Status Gizi

Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi,

penyerapan, dan penggunaan pangan di dalam tubuh (Riyadi 2006). Status gizi

optimal dapat tercapai jika tubuh memperoleh cukup zat-zat yang digunakan

secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak,

kemampuan kerja, dan kesehatan umum secara maksimal. Baik gizi kurang

maupun gizi lebih dapat menghambat optimalisasi pencapaian hal tersebut

(Almatsier 2004).

Masalah kekurangan dan kelebihan gizi merupakan masalah yang

penting untuk diperhatikan. Malnutrisi tidak hanya meningkatkan resiko terkena

penyakit namun juga mempengaruhi produktivitas kerja (Supariasa et al. 2001).

Riyadi (2006) juga menyatakan bahwa kekurangan gizi dapat berakibat

menurunnya ketahanan fisik dan akhirnya menurunkan produktivitas kerja.

Soekirman (2000) menyatakan bahwa status gizi dapat ditentukan

dengan beberapa ukuran-ukuran gizi tertentu atau kombinasinya. Beberapa cara

pengukuran status gizi antara lain yaitu pengukuran antropometri, klinik, dan

laboratorik. Pengukuran yang paling sering dilakukan adalah pengukuran

antropometrik karena metodenya relatif paling sederhana dibanding pengukuran

klinik dan laboratorik.

Metode antropometri menggunakan pengukuran terhadap dua dimensi

yaitu dimensi pertumbuhan dan komposisi tubuh. Pengukuran tersebut bervariasi

menurut umur dan derajat gizi, sehingga bermanfaat terutama pada keadaan

terjadinya ketidakseimbangan energi dan protein secara kronis. Antropometri

juga dapat digunakan untuk mendeteksi malnutrisi derajat sedang dan berat.

Keuntungan lain dari pengukuran antropometri adalah memberikan informasi

tentang riwayat gizi masa lampau, hal ini tidak diperoleh (dengan tingkat

kepercayaan yang sama) dengan menggunakan teknik penilaian lainnya (Riyadi

2003). Pengukuran dengan metode ini dapat dilakukan dengan relatif cepat,

Page 29: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

17

mudah, dan menggunakan alat pengukur yang reliabel, sehingga teknik dan

peralatannya dapat dikalibrasi dan distandarisasi (Gibson 2005).

Metode antropometri terdiri dari berbagai indeks yang dapat digunakan

untuk menilai status gizi yaitu berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan

menurut umur (TB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), lingkar lengan

atas menurut umur, dan resiko lingkar pinggang dengan pinggul. Diantara

keempat indeks tersebut, indeks massa tubuh (IMT) adalah indeks yang paling

mudah diukur dan diinterpretasikan (Supariasa et al. 2001).

Indeks massa tubuh (IMT) merupakan sebuah instrumen sederhana yang

dapat digunakan untuk menilai status gizi. Pemakaian IMT khususnya untuk

melihat kekurangan dan kelebihan berat badan. Namun, IMT tidak dapat

diterapkan pada keadaan khusus (Supariasa et al. 2001). Perhitungan IMT

adalah sebagai berikut:

MT berat badan kg

(tinggi badan (m))2

Nilai IMT yang didapatkan dari perhitungan kemudian disesuaikan dengan

klasifikasi yang ada seperti di bawah ini (Supariasa et al. 2001).

Tabel 1 Klasifikasi status gizi berdasarkan IMT.

Klasifikasi Status Gizi IMT

Kurus <18.50

Kurus tingkat berat <16.00 Kurus tingkat sedang 16.00-16.99 Kurus tingkat ringan 17.00-18.49

Normal 18.50-22.99

Lebih 23.00-30.00 Overweight ≥ 2 .00 At Risk 23.00-27.50 Obese ≥ 2 .60 Obese kelas I 27.60-30.99 Obese kelas II ≥40.00

Sumber: WHO (2005)

Page 30: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

18

KERANGKA PEMIKIRAN

Residen adalah individu yang sedang menjalani proses rehabilitasi akibat

penyalahgunaan narkoba dan kemudian menjadi ketergantungan terhadap

narkoba. Pusat rehabilitasi merupakan tempat para pecandu agar dapat hilang

dari pengaruh narkoba. Residen membutuhkan pola konsumsi yang baik untuk

memperbaiki kesehatan dan status gizi.

Konsumsi pangan residen di pusat rehabilitasi juga dipengaruhi oleh

makanan yang disediakan oleh penyelenggara makanan. Penyelenggara

makanan tidak hanya menyediakan makanan tetapi juga harus dapat memenuhi

kebutuhan residen.Rangkaian penyelenggaraan makanan akan menghasilkan

makanan yang tersedia untuk dikonsumsi. Hal ini akan memberikan gambaran

terhadap ketersediaan zat gizi di dapur penyelenggaraan makanan.

Ketersediaan pangan tersebut merupakan pra syarat untuk memenuhi konsumsi

pangan dan status gizi residen.

Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi,

penyerapan, dan penggunaan pangan di dalam tubuh (Riyadi 2006). Konsumsi

pangan dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Konsumsi zat gizi yang

cukup sesuai dengan angka kecukupan gizi yang dianjurkan akan

mengakibatkan status gizi yang baik pada seseorang.

Page 31: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

19

KERANGKA PEMIKIRAN

Keterangan:

Variabel yang diteliti

Variabel yang tidak diteliti

Hubungan yang diteliti

Hubungan yang tidak diteliti

Gambar 1 Kerangka pemikirianpenyelenggaraan makanan, konsumsi pangan, aktivitas fisik, dan status gizi residen di UPT T&R .

Karakteristik residen: - Usia - Pendidikan - Jenis narkoba yang

pernah digunakan - Alasan penggunaan - Riwayat Penyakit

- Pengetahuan gizi

Konsumsi Pangan

Aktivitas Fisik

Status Gizi

Penyelenggaraan Makanan UPT T&R BNN:

- Input (ketenagaan, sarana dan prasarana)

- Proses (perencanaan menu, kebutuhan pangan).

- Output (ketersediaan pangan)

Page 32: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

20

METODE PENELITIAN

Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

Desain penelitian adalah cross sectional study dengan metode survey

observational. Tempat penelitian dipilih dengan metode purposive yaitu di UPT

T&R , Lido, Sukabumi, Jawa Barat. Pemilihan lokasi berdasarkan banyaknya

jumlah residen narkoba yang menjalani rehabilitasi di tempat tersebut yaitu

sebesar 320 orang yang terdapat pada empat tahap detoksifikasi, entry, primary,

re-entry. Fasilitas yang disediakan juga memadai seperti kamar tempat tinggal,

tempat ibadah, sarana olahraga, tempat pelatihan, dan dapur penyelenggaraan

makanan. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juli hingga September 2011.

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

Contoh adalah pecandu yang sedang mengalami rehabilitasi (yang

disebut dengan residen) pada tahap primary di UPT T&R , Lido, Sukabumi, Jawa

Barat yang selanjutnya disebut residen. Populasi residen pada penelitian

terdapat pada tahap primary yaitu sebanyak 120 orang. Pengambilan contoh

dipilih secara purposive. Kriteria contoh adalah laki-laki, tidak cacat mental dan

fisik, telah menjalani rehabilitasi pada tahap detoksifiksi dan entry unit, dalam

keadaan sehat, dan bersedia dijadikan contoh penelitian. Penentuan contoh

menggunakan rumus Solvin untuk menentukan contoh minimum. Berikut ini

merupakan rumus perhitungan contoh minimum.

Keterangan:

n : jumlah contoh minimum

N : jumlah populasi

d : nilai presisi (10 persen)

Berdasarkan rumus Solvin maka jumlah contoh yang dipilih sebanyak 55 residen.

Penjelasan lanjut mengenai cara pemilihan subyek dapat dilihat pada Gambar 2.

n = n/n(d)2 + 1

Page 33: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

21

Gambar 2 Penarikan contoh penelitian.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data

primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara menggunakan

alat bantu kuesioner. Data primer meliputi karakteristik contoh, anthropometri

(tinggi badan dan berat badan), konsumsi pangan, dan sistem penyelenggaraan

makanan. Data sekunder meliputi data gambaran umum UPT T&R (UPT T&R

BNN), Lido, Sukabumi, Jawa Barat, status gizi residen pada awal masuk

rehabilitasi. Berikut ini disajikan tabel 4 variabel, jenis, dan cara pengumpulan

data.

Tabel 2 Variabel, jenis, dan cara pengumpulan data.

No Variabel Data yang Dikumpulkan Jenis

Variabel Cara Pengumpulan

Data

1 Karakteristik

contoh

1. Usia

2. Pendidikan

3. Jenis narkoba yang

pernah digunakan

4. Alasan penggunaan

5. Riwayat penyakit

6. Pengetahuan gizi

Primer Kuesioner dan

wawancara

2 Penyelengga-

raan makanan

1. Ketenagaan, sarana

fisik dan peralatan.

Primer Wawancara dan

pengamatan langsung

Residen UPT T&R BNN

Detoksifikasi Entry unit Primary unit Re- entry Discharge program

Residen di Green house (120 residen)

Contoh = 55 residen

Page 34: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

22

Tabel 2 (lanjutan) Variabel, jenis, dan cara pengumpulan data.

No Variabel Data yang Dikumpulkan Jenis

Variabel Cara Pengumpulan

Data

2 Penyelengga-

raan makanan

2. Perencanaan menu

dan kebutuhan

makanan.

3. Ketersediaan pangan

Makanan ditimbang

dengan timbangan

digital

3 Konsumsi

pangan

Jenis dan jumlah bahan

makanan yang

dikonsumsi selama 2

hari

Primer Kuesioner dan

Wawancara (food

Recall 2x 24 jam

5 Status gizi 1. Berat badan (kg)

2. Tinggi badan (m)

Primer 1. Berat badan diukur

menggunakan

timbangan injak

dengan ketelitian 1

kg.

2. Tinggi badan diukur

menggunakan

microtoise

3. IMT dihitung dengan

rumus

BB/(TB dalam m)2

Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan

wawancara. Pengetahuan gizi contoh diukur dengan memberikan 20 buah

pertanyaan pilihan berganda yang memiliki satu jawaban yang paling benar

(correct-answer multiple choice). Pertanyaan yang diajukan berkaitan zat gizi dan

fungsinya.

Sistem penyelenggaraan makanan sekolah diketahui dengan

menggunakan wawancara dan observasi langsung. Data menu makanan yang

disediakan dilihat berdasarkan daftar standar menu. Ketersediaan makanan yang

disediakan oleh UPT T&R BNN dilihat melalui penimbangan satu porsi makanan

yang akan disajikan (sebelum dikonsumsi) dengan timbangan digital dan juga

melalui wawancara dengan tenaga pengolah makanan, sehingga didapat standar

porsi yang digunakan untuk menghitung kebutuhan makanan.

Penilaian konsumsi pangan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

dengan cara kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif, metode yang digunakan

yaitu recall 2 x 24 jam, sedangkan secara kualitatif, penilaian melihat kebiasaan

Page 35: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

23

makan residen. Alasan penilaian konsumsi pangan dengan metode recall

dikarenakan keterbatasan tenaga enumerator saat penelitian sehingga penulis

tidak dapat melakukan metode food weighing dan keterbatasan waktu residen

yang disebabkan padatnya jadwal kegiatan. Selain itu metode recall lebih murah

dan tidak memakan waktu yang banyak (Kusharto & Sadiyyah 2008).

Data konsumsi pangan yang diperoleh dengan cara food recall 2 x 24

jamyaitu dengan meminta residen untuk menyebutkan jumlah makanan yang

dimakan selama 2 hari dengan ukuran rumah tangga. Makanan yang dimakan

termasuk makanan utama, makanan selingan, jenis pangan dan jumlah yang

dikonsumsi dalam bentuk matang, kemudian dikonversikan kedalam bentuk

bahan pangan mentah dan dihitung kandungan zat gizi energi, protein, lemak,

dan karbohidrat dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan

(DKBM). Selanjutnya data konsumsi pangan dievaluasi menjadi angka

kecukupan menggunakan data tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2004.

Pengukuran antopometri dilakukan untuk mengetahui status gizi dengan

menentukan IMT (Indeks Massa Tubuh) yang kemudian dibandingkan dengan

standar dari WHO 2005. Untuk menentukan nilai IMT diperlukan data berat dan

tinggi badan residen. Pengukuran berat badan orang dewasa dilakukan dengan

cara residen berdiri di atas timbangan (bathroom scale) dengan ketelitian 1 kg

dengan cara melepaskan sepatu dan barang-barang yang ada di dalam saku

dengan tetap menggunakan pakaian. Pengukuran tinggi badan dilakukan dengan

menggunakan alat pengukur tinggi badan microtoise dengan ketelitian 0.1 cm.

Pengolahan dan Analisis Data

Proses pengolahan data meliputi editing, coding, entry, dan analisis data.

Data yang telah dikumpulkan disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara

deskriptif dan statistika menggunakan program Microsoft Excel dan Statistical

Program for Sosial Science (SPSS) versi 16 for Windows.

Data karakteristik contoh yang meliputi usia, pendidikan, jenis narkoba

yang pernah digunakan, alasan penggunaan narkoba, riwayat penyakit, dan

pengetahuan gizi diolah secara deskriptif. Penilaian pengetahuan gizi dengan

cara memberikan skor terhadap setiap jawaban. Data pengetahuan gizi contoh

diberi skor 1 jika jawaban terhadap benar dan 0 jika salah, sehingga total skor

jika semua jawaban benar adalah 20. Pengetahuan gizi dinilai dengan

menjumlahkan skor yang diperoleh kemudian dikategorikan baik, sedang, dan

kurang. Pengetahuan gizi dikategorikan baik apabila skor yang diperoleh lebih

Page 36: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

24

dari 80 persen dari total skor, kategori sedang apabila skor yang diperoleh

kurang dari 60 persen dari total skor (Khomsan 2000).

Proses penyelenggaraan makanan diolah secara deskriptif. Perencanaan

kebutuhan bahan makanan dihitung dengan melihat jumlah, macam/jenis

makanan, siklus menu, dan standar porsi. Standar porsi didapat dari hasil

penimbangan ketersediaan makanan. Untuk mendapatkan berat mentah

dilakukan pengkonversian makanan matang menggunakan daftar konversi

mentah masak (DMM) (Hardinsyah & Briawan 1994). Berat mentah dari bahan

makanan olahan (masak) dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Fj = (BMj)/(BOj)

BMj = Fj x Boj

Keterangan :

Fj = Faktor konversi mentah masak makanan j

BMj = Berat bahan makanan j dalam bentuk mentah

Boj = Berat bahan makanan j dalam bentuk masak (olahan)

Kemudian kebutuhan pangan dapat ditentukan dengan rumus:

( )

Ketersediaan pangan didapat dengan menimbang bahan pangan satu

porsi makan selama 2 hari dengan timbangan digital. Kemudian dikonversi

kedalam bentuk energi dan zat gizi dengan Daftar Komposisi Bahan Makanan

(DKBM 2004).

Perhitungan angka kebutuhan gizi dilakukan berdasarkan umur, jenis

kelamin, dan aktivitas fisik. Komponen utama yang menentukan kebutuhan

energi adalah Angka Metabolisme Basal (AMB). AMB dipengaruhi oleh umur,

gender, berat badan, dan tinggi badan (Almatsier 2008). Penentuan AMB

dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

( ) ( ) ( )

Kebutuhan energi untuk AMB diperhitungkan menurut berat badan normal atau

ideal (Almatsier 2008). Berat badan normal digunakan untuk residen dengan

status gizi baik, sedangkan berat badan ideal digunakan untuk residen dengan

status gizi kurang dan lebih. Berikut ini rumus Brocca untuk menentukan berat

badan ideal.

Berat Badan Ideal (kg) = (TB (cm) – 100) – 10%

Page 37: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

25

Penentuan kebutuhan energi berdasarkan aktivitas fisik. Faktor aktivitas fisik

yang digunakan yaitu 1.3 (tidak terikat di tempat tidur) (Almatsier 2008). Rumus

yang digunakan adalah:

Kebutuhan Energi = AMB x faktor aktivitas

Data konsumsi yang telah didapatkan berupa jenis dan jumlah makanan

dikonversikan ke dalam satuan energi (kkal) dan protein (g) menggunakan Daftar

Komposisi Bahan Makanan (DKBM) 2004. Konversi dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Kgij = (Bj/100) x Gij x (BDD/100)

Keterangan:

Kgij : Kandungan zat gizi i dalam bahan makanan j

Bj : Berat makanan j yang dikonsumsi

Gij : Kandungan zat gizi dalam 100 gram BDD bahan makanan

BDDj : Bagian bahan makanan j yang dapat dimakan

Menurut Hardinsyah & Briawan (1994) penilaian untuk mengetahui tingkat

konsumsi zat gizi dilakukan dengan membandingkan antara konsumsi zat gizi

aktual (nyata) dengan kecukupan gizi yang dianjurkan. Hasil perhitungan

kemudian dinyatakan dalam persen. Secara umum, tingkat kecukupan

dirumuskan sebagai berikut:

Tingkat konsumsi at gi i konsumsi at gi i aktual

angka kebutuhan gi i 00

Tingkat konsumsi merupakan persentase intake contoh. Menurut

Departemen Kesehatan (1996), tingkat konsumsi energi dan protein

diklasifikasikan menjadi lima tingkatan, (1) defisit tingkat berat (<70% AKG); (2)

defisit tingkat sedang (70-79% AKG); (3) defisit tingkat ringan (80-89% AKG); (4)

normal (90- 9% K ; dan kelebihan ≥ 20% K .

Penilaian status gizi residen menggunakan metode antropometri dengan

mengukur berat badan dan tinggi badan yang berdasarkan Indeks Massa Tubuh

(IMT). Secara sederhana IMT dihitung dengan menggunakan rumus:

MT berat badan kg

(tinggi badan (m))2

Page 38: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

26

Tabel 3 Klasifikasi status gizi berdasarkan IMT.

Klasifikasi Status Gizi IMT

Kurus <18.50 Kurus tingkat berat <16.00 Kurus tingkat sedang 16.00-16.99 Kurus tingkat ringan 17.00-18.49

Normal 18.50-22.99

Lebih 23.00-30.00 Overweight ≥ 2 .00 At Risk 23.00-27.50 Obese ≥ 2 .60 Obese kelas I 27.60-30.99 Obese kelas II ≥40.00

Sumber: WHO (2005)

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah uji paired simple

test dan ujikorelasi Pearson. Uji paired simple test digunakan untuk mengetahui

adanya perbedaan status gizi residen pada awal rehabilitasi dan saat dilakukan

penelitian. Uji korelasi Pearson digunakan untuk menghubungkan konsumsi

pangan dengan status gizi.

Tabel 4 Jenis dan kategori variabel.

No Variabel Kategori Sumber/

Keterangan

1 Usia - Remaja (<20 tahun) Harlock (2001) - Dewasa muda (20-40 tahun) - Dewasa madya (41-60

tahun)

2 Pendidikan - SD/Sederajat - SMP/Sederajat - SMA/Sederajat - Perguruan Tinggi/Sederajat

Sebaran contoh

3 Jenis narkoba yang digunakan

- Narkotika - Psikotropika

Martono (2006)

4 Alasan penggunaan narkoba

- Coba-coba - Pengaruh teman - Penyemangat kerja - Stres dan ada masalah - Nikmat, kebutuhan

Buntje dalam Yurliani (2007)

5 Riwayat penyakit - HIV/AIDS - Hepatitis C - Asma - Pnemonia - Diabetes - Hipertensi - Asam urat - Alergi - Malaria - Hernia

Sebaran contoh

6 Pengetahuan gizi - aik ≥ 0% - Sedang (60-80%) - Kurang (<60%)

Khomsan (2000)

Page 39: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

27

Tabel 4 (lanjutan) Jenis dan kategori variabel.

No Variabel Kategori Sumber/

Keterangan

7 Kebutuhan pangan dan gizi

- Bahan makanan - Frekuensi pemberian - Jumlah porsi - Berat badan dan tinggi

badan

Wawancara

8 Ketersediaan pangan - Jumlah yang dimakan Penimbangan

9 Frekuensi makan sehari

- 1-2 kali - 3-4 kali - > 4 kali

Sebaran contoh

10 Kebiasaan sarapan - Selalu - Kadang-kadang - Tidak pernah

Sebaran contoh

11 Pemilihan menu residen

- Nasi dan lauk pauk - Nasi, lauk pauk, sayur - Nasi, lauk pauk, sayur, buah

Sebaran contoh

12 Konsumsi air - < 5 gelas - 5 - 8 gelas - > 8 gelas

Sebaran contoh

13 Konsumsi suplemen - Ya - Tidak

Sebaran contoh

14 Jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi

- Defisit tingkat ringan - Defisit tingkat berat - Defisit tingkat sedang - Normal - Kelebihan

80-89% AKG <70% AKG 70-79% AKG 90-119% AKG ≥ 20% K

Definisi Operasional

1. Residen adalah pecandu narkoba yang sedang menjalani terapi dan

rehabilitasi di UPT T&RBNN pada tahap primary.

2. Riwayat Penyakit adalah penyakit yang sedang dan pernah diderita oleh

residen.

3. Penyelenggaraan makanan adalah serangkaian kegiatan yang saling

berkaitan dalam penyediaan makanan bagi residen dan pegawai UPT

T&R BNN terdiri dari ketenagaan, sarana fisik dan peralatan,

perencanaan menu dan ketersediaan pangan.

4. Kebutuhan pangan adalahjumlah bahan pangan yang dibutuhkan untuk

memenuhi konsumsi residen berdasarkan silkus menu (10 hari + 1) dan

standar porsi dalam jangka waktu 3 bulan.

5. Ketersediaan pangan adalah jumlah makanan yang disediakan oleh

dapur UPT T&R BNN per porsi makanan yang ditimbang dengan

timbangan digital kemudian dikonversikan ke dalam energi dan protein

dengan DKBM 2004.

Page 40: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

28

6. Konsumsi pangan adalah jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi

residen UPT T&R BNN pada suatu waktu tertentu dan dinyatakan

sebagai tingkat konsumsi. Tingkat konsumsi adalah persentase energi

dan zat gizi dalam menu makanan yang diperoleh oleh residen

berdasarkan total konsumsi residen terhadap kebutuhan zat gizi dari

makanan UPT T&R BNN.

7. Status Gizi adalah keadaan fisik residen yang diakibatkan oleh

konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat gizi oleh tubuh dengan

pengukuran antropometri dan ditentukan dengan indeks massa tubuh

berdasarkan klasifikasi WHO 2005. Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah

rasio berat badan (kg) dengan kuadrat tinggi badan (m) residen.

Page 41: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

29

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum UPT T&R BNN

UPT T&R BNN diresmikan pada tahun 1974 oleh Almh. Ibu Tien

Soeharto dengan nama Wisma Pamardi Siwi sesuai dengan Bakolak Inpres No.6

tahun 1971 sebagai pilot project DKI Jakarta. Wisma Pamardi Siwi didirikan

sebagai tempat tahanan wanita dan anak-anak nakal sebelum perkaranya

diajukan ke pengadilan. Wisma Pamardi Siwi terletak di Jl. MT. Haryono no. 11,

Cawang, Jakarta Timur yang kini menjadi kantor Badan Narkotika Nasional.

Tahun 1985 menurut surat keputusan Kapolri No.Pol Skep/ 08/VII/1985

tentang perubahan organisasi Polri, Dinas Pamardi Siwi maka wisma Pamardi

Siwi berubah menjadi Rumwattik Pamardi Siwi. Rumwattik Pamardi Siwi ini

berfungsi sebagai tempat rehabilitasi sosial bagi anak nakal dan korban narkoba.

Pada tahun 1997 dikembangkan Klinik Nazatra Dis Dokkes PMJ sebagai

pendukung pelayanan dalam bidang rehabilitasi medik dalam rangka pelayanan

terpadu (medik dan sosial) bagi korban narkoba dan trauma.

Menurut keputusan Presiden RI No. 17 tahun 2002 tentang BNN dan

sesuai Keputusan Ketua BNN No: Kep 02/IV/2002 tanggal 25 Januari serta

disempurnakan dengan Kep No. 20/ XII/2004/BNN maka Rumwattik Pamardi

Siwi berubah menjadi Unit T&R Balai Kasih Sayang Pamardi Siwi. Kini menjadi

UPT T&R Badan Narkotika Nasional (UPT T & R BNN). Bentuk penanganannya

adalah membantu para korban narkoba dan HIV/AIDS. UPT T & R BNN ini

terletak di Jl. HR Mayjen Edi Sukma, desa Wates Jaya Kecamatan Cigombong,

Bogor.

Visi institusi ini adalah menjadi pusat pelayanan dan rujukan nasional

dalam bidang terapi dan rehabilitasi penyalahgunaan narkoba. Selain itu misi dari

institusi adalah memberikan pelayanan terapi dan rehabilitasi secaraterpadu dan

profesional, mendidik dan mengembangkan sumberdaya manusia dalam bidang

pelayanan terapi dan rehabilitasi, melakukan operational research dalam

rangka meningkatkan kualitas pelayanan terapi dan rehabilitasi.

Alur pelayanan UPT T&R BNN terdiri dari initial intake, detoksifikasi,

entry unit, primary unit, re-entry, dan discharge program. Initial intake merupakan

tahap seseorang yang akan menjalani terapi dan rehabilitasi. Tahap ini berupa

wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, body spotcheck,

penandatanganan inform concent. Tahap kedua detoksifikasi selama 2 minggu.

Page 42: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

30

Penanganan gejala putus zat (withdrawal syndrome) berupa perbaikan fisik dan

mengatasi komplikasi, pemeriksaan medis, terapi simptomatik, dan terapi

aktivitas kelompok.

Tahap ketiga entry unit selama 2 minggu. Fase stabilisasi pasca putus zat

berupa assesment, menstabilkan mental dan emosional, pengenalan program

rehabilitasi, psikoterapi dan hipnoterapi, dan kesepakatan pelayanan rehab.

Tahap keempat bergabung ke program primary unit selama 6 bulan. Rehabilitasi

sosial dengan metode therapeutic community (TC) dengan penggalian bakat,

minat, dan potensi. Fase program TC terdiri dari fase younger member, middle

member, dan older member. Tahap selanjutnya adalah re-entry program selama

5 bulan. Re-entry program merupakan program lanjutan TC berupa terapi

vocational (keterampilan) dan resosialisasi dengan melibatkan residen pada

kegiatan di luar lembaga serta program pencegahan kekambuhan. Discharge

program merupakan tahap akhir setelah menyelesaikan program primary dan re-

entry, residen dinyatakan selesai program, dan selama 3 bulan akan

mendapatkan bimbingan lanjutan.

Karakteristik Individu

Contoh dalam penelitian ini adalah laki-laki yang sedang menjalani

rehabilitasi pada tahap primaryyang disebut dengan residen.Karakteristik individu

yang diamati dalam penelitian ini adalah usia, pendidikan, jenis narkoba yang

pernah digunakan, alasan penggunaan narkoba, dan pengetahuan gizi residen.

Usia

Usia residen yang menjalani rehabilitasi di UPT T&R BNN terdiri dari

remaja, dewasa muda, dan dewasa madya. Menurut Hurlock (2001), dewasa

muda dimulai pada usia 20-40 tahun, dewasa madya dimulai pada usia 41-60

tahun, dan dewasa lanjut dimulai pada usia 61 tahun hingga kematian. Sebagian

besar residen berusia 20-40 tahun (63.6%) yang tergolong sebagai dewasa

muda, 27.3 persen tergolong dewasa madya, dan 9.1 persen tergolong remaja

(Tabel 5).

Tabel 5 Sebaran usia residen.

Sebaran Usia Contoh

n %

Remaja (<20 tahun) 5 9.1 Dewasa muda (20-40 tahun) 35 63.6 Dewasa madya (41-60 tahun) 15 27.3

Total 55 100

Page 43: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

31

Pendidikan

Tingkat pendidikan residen sebagian besar telah tamat SMA (81.8%).

Residen dengan gelar strata satu sebanyak 4 orang (7.3%) sebanding dengan

residen yang hanya lulusan SMP dan sisanya adalah lulusan diploma sebesar

3.6 persen (Tabel 6).

Tabel 6 Pendidikan residen.

Pendidikan Contoh

n %

Tamat SMP/ sederajat 4 7.3

Tamat SMA/sederajat 45 81.8

Akademi/diploma 2 3.6

Universitas/sarjana 4 7.3

Total 55 100.0

Jenis Narkoba yang Digunakan

Jenis narkoba yang pernah digunakan residen yaitu narkotika (18.18%),

psikotropika (50.91%), dan keduanya (narkotika dan psikotropika) sebanyak

30.91 persen (Tabel 7). Narkotika yang pernah digunakan residen antara lain

putaw/heroin dan methadone, sedangkan psikotropika yang pernah digunakan

residen yaitu shabu, ganja, dan extacy.

Tabel 7 Jenis narkoba yang pernah digunakan.

Jenis narkoba n %

Narkotika 10 18,18

Psikotropika 28 50,91

Keduanya 17 30,91

Total 55 100

Narkoba yang pernah digunakan residen sebagian besar tergolong

narkotika golongan I dan psikotropika golongan I. Narkotika dan psikotropika

golongan Iadalah narkoba yang paling berbahaya, daya adiktif sangat tinggi yang

menyebabkan ketergantungan (Martono 2006).

Alasan Konsumsi Narkoba

Alasan penggunaan narkoba yang diungkapkan residen sebagian besar

pada awalnya coba-coba (43.64%), stres dan ada masalah (20%), pengaruh

teman (14.5%), rasa nikmat dan kebutuhan (12.73%), serta sebagai

penyemangat kerja (9.09%) (Tabel 8). Hal ini sesuai dengan Buntje dalam

Yurliani (2007) yang menyebutkan adanya faktor individu (kepribadian, rasa ingin

tahu, usia, dorongan kenikmatan) dan faktor lingkungan (ketidakharmonisan

Page 44: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

32

keluarga, pekerjaan, sosial ekonomi, dan pengaruh teman) yang menyebabkan

seseorang mengkonsumsi narkoba.

Tabel 8 Alasan penggunaan narkoba.

Alasan Penggunaan Narkoba Contoh

n %

Coba-coba (rasa ingin tahu) 24 43.64 Pengaruh teman 8 14.55 Penyemangat kerja 5 9.09 Stres, ada masalah 11 20.00

Nikmat, kebutuhan 7 12.73

Total 55 100

Riwayat Penyakit

Residen yang memiliki riwayat penyakit yaitu sebanyak 43.64%

sedangkan residen yang tidak memiliki riwayat penyakit sebanyak 56.36 persen.

Tabel 9 menjelaskan penyakit yang sedang dan pernah dialami residen yaitu

HIV, hepatitis C, tifoid, asma, pnemonia, diabetes, hipertensi, asam urat, alergi,

TBC, hernia, dan terdapat juga yang memiliki komplikasi. Sebanyak 7.3 persen

residen mengidap hepatitis C, 5.5 persen residen mengidap HIV, 5.5 persen

mengidap HIV disertai TBC, dan 5.5 persen mengidap HIV disertai hepatitis C.

Beberapa penyakit yang dialami residen merupakan akibat dari penggunaan

narkoba. Menurut Clara et al. (2001), akibat jangka panjang dari penggunaan

narkoba antara lain terjadi gangguan pada hati dan ginjal, tubberculosis

paru(TBC paru), HIV, anemia, dan malaria.

Tabel 9 Riwayat penyakit residen.

Riwayat Penyakit Contoh

n %

HIV 3 18.3 Hepatitis C 4 7.3 Tifoid 2 3.6 Asma 1 1.8 Pnemonia 1 1.8 Diabetes 1 1.8 Hipertensi 1 1.8 Asam urat 1 1.8 Alergi 1 1.8 Malaria 1 1.8 Hernia 1 1.8 Tidak ada 31 56.4

Total 55 100

Pengetahuan Gizi

Menurut Enger et al. (1994) mendefinisikan pengetahuan sebagai

informasi yang disimpan di dalam ingatan yang menjadi penentu utama perilaku

seseorang. Selain pendapatan, peningkatan pendidikan serta pengetahuan

Page 45: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

33

tentang pangan dan gizi diperlukan agar masyarakat dapat memperbaiki

konsumsi pangan dan gizi sekaligus kesehatan mereka. Riyadi (1996)

menyatakan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan jumlah dan

jenis makanan yang dikonsumsi adalah banyaknya informasi yang dimiliki

seseorang mengenai kebutuhan tubuh akan zat gizi, kemampuan seseorang

untuk menerapkan pengetahuan ke dalam pemilihan pangan dan cara

pemanfaatan pangan yang sesuai dan keadaan kesehatan seseorang.Berikut ini

disajikan tabel tingkat pengetahuan gizi residen.

Tabel 10 Tingkat pengetahuan gizi residen.

Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan residen yang memiliki tingkat

pengetahuan gizi kurang sebesar 29.1 persen. Sebanyak 45.5 persen memiliki

tingkat pengetahuan gizi sedang dengan rata-rata skor 71.4 dan 25.5 persen

memiliki tingkat pengetahuan gizi baik. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya

konsentrasi dan terganggunya daya pikir residen akibat penggunaan narkoba.

Menurut Miller (2010), narkoba dapat mengubah struktur otak dan mengganggu

fungsi otak. Obat-obatan terlarang itu mengakibatkan gangguan penilaian,

kurangnya kontrol diri, ketidakmampuan untuk mengatur emosi, dan kurangnya

motivasi, memori atau fungsi belajar.

Penyelenggaraan Makanan

Penyelenggaraan makanan di UPT T&R BNN adalah kegiatan mulai dari

perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen.

Alur kerja penyelenggaraan makanan di UPT T&R BNN dapat dilihat pada

Gambar 3. Kegiatan penyelenggaraan makanan merupakan bagian dari kegiatan

UPT T&R BNN dalam menyediakan makanan sebagai proses untuk memenuhi

kebutuhan residen dan memperbaiki status gizi. Setiap hari dapur penyelenggara

makanan menyediakan makanan untuk ± 400 orang yang ditujukan untuk staff

pegawai dan residen tahap detoksifikasi, entry unit, primary unit, re-entry, dan

discharge program. Bentuk penyelenggaraan makanan yang dilakukan UPT T&R

BNN untuk menyelenggarakan makanan residen dan staf pekerja adalah dengan

Pengetahuan Gizi Contoh

N %

Kurang 16 29.1 Sedang 25 45.5 Baik 14 25.5

Total 55 100

Rata-rata ± SD 71.4 ± 14.9

Page 46: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

34

sistem swakelola, dimana UPT T&R BNN bertanggung jawab untuk

melaksanakan semua kegiatan penyelenggaran makanan. Sistem

pendistribusian penyajian penyelenggaraan makanan di UPT T&R BNN berupa

desentralisasi. Menurut Depkes (1991), menyatakan bahwa distribusi

desentralisasi yaitu penanganan makanan dua kali. Pertama dibagikan dalam

jumlah besar pada alat-alat yang khusus, kemudian dikirim ke ruang makan yang

ada. Kedua, di ruang makan makanan disajikan dalam bentuk porsi.

Gambar 3 Alur penyelenggaraan makanan UPT T&R BNN.

Input Penyelenggaraan Makanan

Penyelenggaraan makanan di UPT T&R BNN merupakan salah satu

bentuk penyelenggaraan makanan institusional dikarenakan tidak bertujuan

untuk mencari keuntungan. Bentuk penyelenggaran ini umumnya berada di

dalam suatu tempat yaitu asrama, panti asuhan, rumah sakit, perusahaan,

lembaga kemasyarakatan, sekolah, lembaga rehabilitasi, dan lain-lain (Moehyi

1992). Anggaran dana untuk penyelenggaraan tersebut berasal dari negara yang

diberikan kepada Kepala UPT T&R BNN. Biaya makan untuk residen dan staff

pekerja tidak dapat dijelaskan oleh koordinator dapur, karena dapur tidak

Perencanaan menu dan kebutuhan

Pemesanan dan pembelian

Penerimaan

Penyimpanan

Pengolahan/pemasakan

Persiapan

Pendistribusian

Penyajian

Page 47: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

35

diberikan anggaran untuk belanja dan semua pembiayaan dilakukan oleh

pegawai Kepala UPT T&R BNN.

Penyelenggaraan makanan di UPT T&R BNN diawasi oleh koordinator

dapur yang bertanggung jawab terhadap kelancaran dan kesiapan sarana dan

prasarana produksi yang dibantu oleh seorang master koki. Jumlah tenaga kerja

di dapur UPT T&R BNN sebanyak 21 orang yang terdiri dari 1 orang koordinator,

1 orang master koki, 6 orang juru masak, 10 orang bagian pemotongan, 2 orang

petugas kebersihan, dan 1 orang bagian penyimpanan. Pendidikan terakhir

pegawai dapur seluruhnya adalah sekolah menengah atas (SMA). Tidak ada

persyaratan khusus untuk menjadi pegawai di dapur UPT T&R BNN, yang

terpenting adanya niat kerja, semangat, dan ulet bekerja. Jam kerja pegawai

yaitu tiga hari bekerja dan tiga hari libur. Pegawai yang bekerja di dapur tidak

memiliki baju kerja khusus. Pegawai dibebaskan untuk memakai baju apa saja,

yang terpenting baju itu rapi dan sopan. Beberapa tata tertib yang juga harus

dipatuhi pegawai yaitu meminta izin jika tidak bekerja, mencuci tangan sebelum

bekerja, dan tidak merokok.

Luas bangunan dapur penyelenggaraan makanan sebesar ± 200 m2.

Ruangan dapur penyelenggaraan makanan terdiri dari ruang pengolahan

makanan, penyimpanan bahan makanan kering, ruang penerimaan bahan

makanan, ruang koordinator dapur, serta kamar tidur pegawai dan toilet di

bagian atas. UPT T&R BNN menyediakan kamar tidur yang digunakan pegawai

untuk beristirahat dan tidur.Selain itu juga ruang dapur terletak bersebelahan

dengan ruang laundry.

Tempat sampah yang disediakan dapur penyelenggaraan makanan

sebanyak 2 buah. Tempat sampah ini berbentuk silinder yang berukuran kecil.

Sisa-sisa kulit dan potongan sayuran serta bahan mentah lainnya biasanya

dikumpulkan menggunakan plastik besar kemudian diletakkan di samping dapur

yang selanjutnya akan diangkut oleh mobil sampah setiap pagi dan sore. Sarana

pencucian peralatan masak terletak di dapur. Peralatan yang telah dicuci

diletakkan pada rak yang berada di samping tempat pencucian. Terdapat juga

kotak obat-obatan P3K di ruang penerimaan. Alat-alat masak yang digunakan

yaitu: kompor, rice cooker, wajan, panci, pisau, talenan, ulekan, blender, mixer,

oven, alat pemanggang, dan lain-lain.

Page 48: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

36

Proses Penyelenggaraan Makanan

Perencanaan menu. Sebelum merencanakan menu diperlukan

perencanaan kebutuhan gizi. Perencanaan kebutuhan gizi bertujuan mengetahui

jumlah zat gizi yang dibutuhkan dan harus terpenuhi oleh setiap residen. Berikut

ini rata-rata kebutuhan gizi yang dibutuhkan residen dalam satu hari.

Tabel 11 Rata-rata kebutuhan gizi residen.

Zat gizi Energi (kkal) Protein (g)

Kebutuhan 2720 66

Menu disusun oleh koordinator dapur, master koki, dan ahli gizi, yang

kemudian disetujui oleh Kepala UPT. Penyusunan menu yang akan diolah

disesuaikan dengan selera residen/pegawai dan kebutuhan zat gizi yang

memenuhi prinsip gizi seimbang. Pada perencanaan menu penting pula untuk

menentukan siklus menu. Penetapan siklus menu ini dilakukan untuk mencegah

kebosananan. Siklus menu umumnya direncanakan pada waktu tertentu,

biasanya 10-15 hari (Yuliati & Santoso 1995). Susunan menu sehari pada

umumnya di dapur UPT T & R BNN dapat dilihat pada Tabel 12 berikut.

Tabel 12 Kerangka menu penyelenggaraan makanan di UPT T & R BNN.

Waktu Makan Kelompok Bahan

Makanan Bahan Makanan

Pagi Makanan pokok I Beras

Makanan pokok II Mie kering, soun, bihun

Lauk hewani/ nabati Telur, daging ayam, nugget, tempe, tahu

Sayur Sayuran

Minuman Teh manis

Selingan pagi Snack Roti, donat, kue bolu, pisang goreng atau dadar unti

Siang Makanan pokok Beras

Lauk hewani

daging ayam, daging sapi, telur, ikan dan hasil olahan

Lauk nabati tempe, tahu

Sayur Sayuran

Buah pisang, semangka, jeruk

Selingan sore Snack Roti, donat, kue bolu, pisang goreng atau dadar unti

Malam Makanan pokok Beras

Lauk hewani daging ayam, daging sapi, telur, ikan dan hasil olahan

Lauk nabati tempe, tahu

Sayur Sayuran

Minuman Teh manis

Page 49: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

37

Siklus menu di UPT T & R BNN yaitu menggunakan siklus 10 hari

ditambah hari ke 31 memakai menu khusus. Menu yang telah disusun terkadang

mengalami perubahan sedikit disesuaikan dengan ketersediaan bahan makanan

yang ada di dapur. Apabila bahan makanan yang dibutuhkan telah tersedia di

dapur atau bahan makanan tersebut terdapat dalam kondisi yang baik, maka

menu akan dibuat sesuai dengan yang telah direncanakan. Namun, jika tidak

maka juru masak akan mengganti beberapa menu dengan menu yang lain

dengan memperhatikan selera residen untuk mencegah kebosanan.

Menu yang disediakan penyelenggara makanan untuk residen adalah

sama, kecuali residen yang sedang sakit. Makanan untuk residen yang sakit

akan diganti sesuai rekomendasi ahli gizi. Umumnya jenis makanan yang diganti

adalah makanan pokok yaitu dari nasi menjadi bubur. Namun, lauk pauk dan

sayur juga dapat diganti apabila reisden mengalami alergi terhadap makanan

tertentu. Lauk pauk yang umumnya diganti misalnya ikan teri yang diganti

dengan telur.

Selain siklus menu, standar porsi makanan yang diberikan kepada

residen sebaiknya juga diperhatikan. Hal ini dapat memberikan kemudahan

dalam menghitung kebutuhan pangan. Berikut ini standar porsi yang dapat

menjadi acuan dalam menyajikan makanan.

Tabel 13 Standar porsi makanan.

Kelompok Bahan pangan Bahan Makanan

Standar Porsi (g)

Makanan pokok Nasi 300

Bubur 400

Mie 50

Lauk Hewani Ayam 50

Telur 50

Daging 50

Ikan 50

Lauk Nabati Tahu 100

Tempe 50

Sayur 100

Buah Sesuai satuan

penukar

Kebutuhan makanan terbanyak terdapat pada kebutuhan beras yaitu

sebesar 12.85 ton. Berikut ini adalah tabel taksiran kebutuhan selama tiga bulan

yang dibuat oleh penulis agar dapat membantu penyelenggara makanan dalam

merencanakan kebutuhan dan merencanakan anggaran dana yang dilakukan

Page 50: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

38

Kepala UPT T&R BNN (Tabel 14). Taksiran kebutuhan ini dihitung berdasarkan

standar porsi dan siklus menu selama 10 hari pada bulan Juli hingga September

2011. Standar porsi yang digunakan berasal dari penimbangan ketersediaan. Hal

ini dikarenakan standar porsi dapur menggunakan takaran rumah tangga seperti

centong nasi dan centong sayur. Kebutuhan makanan dihitung sesuai dengan

jumlah residen dan staff yang menjadi konsumen penyelengara makanan yaitu

sebanyak 400 orang.

Tabel 14 Taksiran kebutuhan makanan penyelenggaraan makanan UPT T&R BNN selama 3 bulan (Juli-September).

Kelompok Bahan Makanan

Bahan makanan

Ukuran porsi (g)

Frekuensi pemberian

Kebutuhan (ton)

Makanan pokok Beras 300 30 12.85 Mie kering 50 3 0.16 Tepung terigu

0,11

Lauk hewani Ayam 70 8 2.95

Daging sapi 40 5 1.22

Lauk hewani Telur 60 8 1.73

Ikan mujair 50 1 0.27

Ikan nila 50 1 0.27

Ikan teri 50 1 0.19

Ikan bawal 50 1 0.27

Ikan lele 50 1 0.43

Ati ampela 50 1 0.32

Lauk nabati Tahu 100 7 2.27

Tempe 50 12 2.16

Sayur

Bayam 50 2 0.39 Jagung 50 4 0.72 Nangka 100 2 0,72 Terong 100 1 0,36 Daun singkong 100 1 0,54

Wortel 50 5 0,9 Kacang panjang

50 2 0,36

Toge 50 3 0,54 Sawi 50 5 0,9 Buncis 50 3 0,54

Buah

Pisang 70 6 1,51 Semangka 100 2 0,72 Jeruk 100 1 0.36 Pepaya 100 1 0.36

Susu

200 1 0.72

Gula Gula 26 20 1.08

Minyak Minyak 1.09

Pemesanan dan pembelian bahan makanan. Pemesanan bahan

makanan disesuaikan dengan menu harian yang telah tersusun. Koordinator

dapur mencatat bahan makanan yang akan dipesan. Pemesanan makanan

hanya dilakukan melalui telepon oleh koordinator dapur kepada supplier. Hal ini

Page 51: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

39

dilakukan berdasarkan rasa kepercayaan antara koordinator dapur dengan

supplier.

Pemesanan bahan makanan basah dilakukan seminggu sekali

sedangkan bahan kering dilakukan sebulan sekali. Hal ini disebabkan bahan

makanan basah lebih cepat rusak sedangkan bahan makanan kering dapat

bertahan cukup lama. Bahan makanan berupa sayuran dan buah-buahan akan

datang setiap hari dan bahan-bahan kering akan datang setiap seminggu sekali.

Penerimaan bahan makanan. Penerimaan dilakukan oleh koordinator

dapur dan didampingi oleh master koki. Koordinator dapur dan master koki

memeriksa bahan makanan yang datang untuk disesuaikan dengan pemesanan

dan spesifikasi. Jika terjadi kerusakan atau tidak sesuai dengan spesifikasi maka

barang akan dikembalikan dan diganti dengan yang lebih baik pada hari yang

sama.

Terdapat tiga prinsip utama dalam penerimaan bahan makanan yaitu

jumlah bahan yang diterima harus sesuai dengan yang tercantum pada faktur

pembelian, mutu bahan makanan yang diterima sesuai dengan spesifikasi bahan

makanan yang diminta, dan harga bahan makanan harus sesuai dengan

kesepakatan awal (Yulianto & Santoso 1995).

Menurut Depkes RI (1993), seleksi bahan makanan yang masih segar

dan yang sudah busuk atau tidak sesuai dengan spesifikasi pada saat memesan

harus sudah dilakukan pada saat pembelian atau penerimaan bahan makanan.

Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan yang dapat

terjadi, seperti 1) makanan yang tidak dapat dimakan karena sudah kadaluarsa;

2) jika harus mengganti makanan, maka sering terjadi zat gizi dari bahan

makanan pengganti tidak sesuai dengan bahan makanan yang diterima; 3) dapat

menimbulkan gangguan kesehatan, seperti diare, muntah-muntah, sakit kepala,

dll.

Penyimpanan. Bahan makanan yang telah diperiksa kemudian disimpan

ke dalam gudang penyimpanan. Penyimpanan bahan makanan yang ada di

dapur UPT T & R BNN terbagi menjadi dua yaitu penyimpanan bahan makanan

basah dan penyimpanan bahan makanan kering. Penyimpanan bahan makanan

basah disimpan di dalam chiller dan freezer. Bahan makanan yang biasanya

disimpan di chiller adalah sayuran, tahu, tempe, bakso, dan lain-lain. Freezer

digunakan untuk menyimpan daging-dagingan, ikan, nugget, dan lain-lain.

Namun, sebelum disimpan bahan makanan seperti, sayur-sayuran yang

Page 52: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

40

disimpan di dalam chiller tidak dilakukan proses pembersihan dahulu, sedangkan

daging-dagingan dan ikan dilakukan proses pembersihan. Hal ini menurut

koordinator dapur disebabkan sayur-sayuran yang dibeli sudah terlihat bersih

sehingga tidak perlu dicuci dahulu.

Penyimpanan bahan makanan kering disimpan di dalam gudang kering.

Gudang kering berisi beras, gula pasir, telur, kecap, susu, minyak, dan lain-lain.

Gudang kering belum memenuhi standar yang menyebutkan apabila bahan

makanan disimpan di gudang, cara penyimpanannya tidak menempel pada

lantai, dinding atau langit-langit dengan ketentuan ( jarak makanan dengan lantai

15 cm, jarak makanan dengan dinding 5 cm, jarak makanan dengan langit-langit

60 cm, bahan makanan disimpan dalam aturan sejenis, disusun dalam rak-rak

sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan rusaknya bahan makanan. Hal

ini karena bahan makanan kering ada yang diletakkan dilantai dan tidak tersusun

dengan rapi.

Metode penyimpanan makanan yang digunakan dapur UPT T & R BNN

yaitu first in first out (FIFO) yang artinya bahan makanan yang masuknya lebih

dahulu di keluarkan terlebih dahulu sedangkan bahan makanan yang masuk

belakangan di keluarkan belakangan (Yuliati & Santoso 1995).

Pengolahan. Pengolahan bahan makanan memiliki dua tahapan

pengerjaan yaitu persiapan dan pemasakan. Tujuan dari persiapan adalah

menyiapkan bahan makanan serta bumbu-bumbu untuk mempermudah proses

pengolahan (Mukrie et al 1990). Persiapan bahan makanan yang dilakukan di

dapur UPT T & R BNN sebelum mengolah bahan makanan antara lain

mengupas, memotong, dan mencuci. Hal ini belum sesuai dengan pernyataan

Mukrie et al 1990, yang menyebutkan persiapan meliputi pengerjaan bahan

makanan sejak diterima sampai siap untuk dimasak yaitu membersihkan,

mencuci, mengupas, memotong, merendam, mengiris, dan lain-lain.

Proses persiapan dilakukan beberapa jam sebelum pengolahan. Seluruh

tenaga kerja turut melakukan proses persiapan. Tarwotjo (1998) menyebutkan

bahwa waktu yang digunakan untuk menyelesaikan tugas mengolah makanan

tergantung dari keadaan tempat, alat, tenaga, ketersediaan bahan yang akan

diolah, serta cara kerja dan keterampilan pegawai.

Proses pemasakan bahan makanan dilakukan terbagi menjadi tiga tahap,

yaitu pemasakan untuk makan pagi, siang, dan malam. Pemasakan untuk makan

pagi, siang, dan malam dilakukan oleh 8 orang, yang masing-masing dilakukan

Page 53: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

41

pada pukul 03.00-06.00, 08.00-11.00, dan 14.00-17.00 WIB. Jumlah porsi yang

harus disediakan setiap hari oleh dapur yaitu 400 porsi. Menurut Mukrie et al

1990, tujuan dari proses pemasakan adalah meningkatkan daya cerna makanan,

mempertahankan kandungan gizi, mempertahankan bahkan menambah rasa

dan membuat makanan tersebut aman untuk dimakan.

Proses Distribusi. Setelah proses pemasakan selesai, selanjutnya

adalah pendistribusian makanan kepada seluruh residen dan staf.Makanan

ditempatkan pada wadah seperti termos nasi dan wadah plastik besar,

sedangkan makanan untuk staff diletakkan di stereo foam. Makanan

didistribusikan ke pantry tiap unit. Waktu pendistribusian makanan di dapur UPT

T & R BNN dibagi menjadi 4 waktu, yaitu makan pagi, selingan pagi, makan

siang dan selingan sore, serta makan malam. Pendistribusian makan dimulai

pada pukul 06.00, selingan pagi pada pukul 08.30, makan siang bersamaan

dengan selingan sore diberikan pada pukul 11.30, dan makan malam diberikan

pada pukul 17.30.

Penyajian makanan. Makanan untuk residen yang berada di unit

detoksifikasi dan entry unit dsajikan oleh petugas dapur sedangkan untuk unit

primary, re-entry, dan discharge disajikan oleh residen bagian pantry. Makanan

dibagikan dalam jumlah yang sama dan residen diharuskan untuk menghabiskan

semua makanan yang tersedia. Alat makan untuk residen berupa plato, sendok,

garpu, dan gelas. Setelah makan setiap residen diwajibkan untuk mencuci alat

makan mereka sendiri dan bagian pantry membersihkan wadah makanan

kemudian mengembalikannya ke dapur.

Proses pengawasan. Proses pengawasan terhadap seluruh tahapan

produksi makanan di UPT T&R BNN dilakukan oleh koordinator dapur. Kegiatan

pengawasan yang dilakukan berupa kesesuaian menu, resep, dan rasa.

Pengendalian terhadap hama juga dilakukan oleh UPT T&R BNN yaitu

pembasmian lalat dengan semprot nyamuk. Meskipun telah dibasmi pada

kenyataannya masih banyak lalat yang hinggap saat proses pemasakan. Hal ini

juga dikhawatirkan akan mengkontaminasi makanan dengan adanya lalat dan

pembasmian dengan semprot nyamuk. Menurut (POM 2011), racun serangga

mempunyai toksisitas akut yang rendah pada manusia, hal ini disebabkan

kecepatan metabolisme tubuh membuat senyawa ini tidak aktif, tetapi bila

tertelan dalam dosis tinggi dapat menyebabkan keracunan dan kematian. Tanda-

tanda keracunan yang terjadi bila terkena kulit adalah iritasi lokal dan kulit

Page 54: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

42

menjadi kering, bila terhirup oleh hidung menyebabkan iritasi saluran nafas atas

seperti rhinitis dan radang kerongkongan. Racun ini juga bisa menjadi agen

pencetus alergi pada pasien yang sensitif bila menghirup racun ini secara

berulang, oleh karena itu dapat menyebabkan bersin, batuk, nafas pendek dan

sakit di bagian dada pada anak-anak yang mengidap asma dan alergi,

sedangkan bila tertelan dapat menimbulkan mual, muntah dan diare, tertelan

racun ini dalam dosis yang tinggi (200 – 500 ml) menyebabkan kerusakan sistem

saraf pusat dan dapat mengakibatkan sesak nafas serta koma.

Pencatatan. Pencatatan yang dilakukan ialah laporan absen harian

pegawai serta inventaris peralatan. Absen pegawai dicatat setiap hari dan

direkapitulasi sebulan sekali sedangkan inventaris peralatan dicatat setiap ada

alat-alat yang rusak dan jika kekurangan alat maka koordinator akan

menggantinya. Laporan absen pegawai dan penggantian alat selanjutnya

diserahkan kepada Kepala UPT T&R BNN. Namun demikian, belum ada

pengawasan yang dilakukan pihak luar UPT T&R BNN mengenai

penyelenggarakan makanan.

Output Penyelenggaraan Makanan

Ketersediaan makanan adalah output dari penyelenggaraan makanan.

Ketersediaan makanan diamati berdasarkan banyaknya jumlah makanan yang

disediakan oleh pihak dapur UPT T&R BNN untuk memenuhi kebutuhan zat gizi

residen. Ketersediaan energi dan protein residen dihitung dengan menimbang

bahan makanan sebelum dikonsumsi. Berdasarkan hasil penelitian terhadap

makanan yang disediakan oleh penyelenggara makanan selama dua hari, berikut

disajikan rata-rata ketersediaan makanan untuk tiap residen yang tidak sakit.

Tabel 15 Ketersediaan makanan yang disediakan oleh dapur UPT T&R BNN.

Menu Energi (kkal) Protein (g)

Hari 1 3033 99,7 Hari 2 2795 76,9

Total 2914 88,4

Berdasarkan Tabel di atas, terlihat bahwa ketersediaan energi dan protein

yang disajikan pada hari yang berbeda dan dengan menu yang berbeda belum

memiliki kandungan gizi yan seragam. Rata-rata ketersediaan energi dan protein

paling tinggi berasal dari hari pertama. Hal ini dikarenakan lauk nabati dan

hewani pada hari pertama menyumbangkan energi dan protein yang lebih tinggi

daripada di hari kedua. Hidanganyang disajikan pada hari pertama berupa nasi,

oreg tempe, telur dadar, abon sapi, teh manis, ikan teri, sayur daun singkong,

Page 55: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

43

bakwan, pisang, ayam goreng, tempe goreng, tumis labu+daun melinjo, roti dan

puding. Sedangkan hidangan di hari kedua berupa nasi, telur semur, tumis

sawi+tahu+wortel, tempe goreng, teh manis, roti, gudeg, opor ayam, kerupuk,

sambal, semangka, bolu, daging rolade, cap cai, dan tahu goreng.

Ketersediaan dilakukan untuk melihat jumlah energi dan protein dari

ketersediaan telah melebihi kebutuhan atau belum, sehingga jika ketersediaan

telah mencukupi maka kebutuhan residen akan terpenuhi. Berikut ini tabel

kebutuhan, ketersediaan, dan tingkat ketersediaan terhadap kebutuhan residen.

Tabel 16 Tingkat ketersediaan terhadap kebutuhan residen.

Kandungan Gizi

Ketersediaan Kebutuhan Tingkat ketersediaan terhadap

kebutuhan (%)

Energi (kkal) 2914 2720 107,13 Protein (g) 88,37 66 133,89

Tingkat ketersediaan terhadap kebutuhan residen untuk energi sebesar

107.13 persen, sedangkan tingkat ketersediaan terhadap kebutuhan residen

untuk protein sebesar 133.89 persen. Tingkat ketersediaan protein agak sangat

berlebih sehingga dapat menyebabkan tingkat konsumsi protein residen pun

kelebihan, sehingga sebaiknya ketersediaan protein tidak melebihi 120 persen.

Menurut Depkes (1996) tingkat konsumsi protein ≥ 20 persen AKG termasuk ke

dalam kategori kelebihan. Hal ini menunjukkan ketersediaan makanan dari

dapur telah melebihi kebutuhan residen. Kelebihan ketersediaan bermanfaat

untuk mengurangi resiko residen kekurangan zat gizi.

Konsumsi Pangan

Frekuensi Makan. Frekuensi makan semua residen dalam sehari adalah

3 kali sehari makan utama dan 2 kali makan selingan. Menurut Khomsan (2003)

bahwa frekuensi makan yang baik adalah 3 kali dalam sehari untuk

menghindarkan kekosongan lambung. Waktu makan residen telah ditetapkan

secara teratur yaitu makan pagi pukul 07.00, selingan pagi (snack time) pukul

09.15, makan siang pukul 12.30, selingan sore (snack time) diberikan

bersamaan dengan makan siang, dan makan malam pada pukul 19.30.

Kebiasaan Sarapan. Kebiasaan sarapan residen selama di rehabilitasi

76.36 persen mengatakan selalu sarapan setiap hari, 21.82 persen mengatakan

kadang-kadang, dan 1.82 persen mengatakan tidak pernah sarapan (Tabel 16).

Salah-satu kebiasaan makan yang sehat adalah membiasakan diri untuk

sarapan pagi dan mengonsumsi makanan sehat. Menurut Radita (2007),

seseorang yang tidak sarapan akan merasa lebih lapar pada siang dan malam

Page 56: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

44

hari daripada mereka yang sarapan, sehingga memacu mereka untuk

mengonsumsi lebih banyak makanan pada siang hari dan malam hari.

Tabel 17 Sebaran kebiasaan sarapan residen.

Kebiasaan sarapan n %

Selalu 42 76.6 Kadang-kadang 12 21.2 Tidak pernah 1 1.82 Total 55 100

Pemilihan Menu. Susunan menu sarapan residen 98.18 persen yaitu

nasi dan lauk pauk sedangkan 1.82 persen residen tidak sarapan. Teh manis

merupakan minuman yang diminum 67.27 persen residen saat sarapan dan

32.73 persen meminum air putih saat sarapan. Susunan menu makan siang

residen 80 persen terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur, dan buah; sebanyak 16.36

persen terdiri dari nasi, lauk pauk, dan sayur; dan 3.64 persen hanya

mengkonsumsi nasi dan lauk pauk. Susunan menu makan malam residen adalah

nasi, lauk pauk, dan sayur (76.36%), dan sebanyak 23.64 persen terdiri dari nasi,

lauk pauk, sayur, dan buah (Tabel 18).

Tabel 18 Sebaran pemilihan menu residen.

Pemilihan Menu n %

Menu Sarapan Nasi dan lauk pauk 54 98.18 Tidak ada 1 1.82

Total 55 100 Minuman saat sarapan

Teh manis 18 32.73

air putih 37 67.27 Total 55 100 Menu makan siang

Nasi dan lauk pauk 2 3.64 Nasi, lauk pauk, sayur 9 16.36 Nasi, lauk pauk, sayur, buah 44 80.00

Total 55 100 Menu makan malam

Nasi, lauk pauk, sayur 42 76.36 Nasi, lauk pauk, sayur, buah 13 23.64

Total 55 100

Kebiasaan Konsumsi Air Putih dan Suplemen.Sebanyak 56.36 persen

residen memiliki kebiasaan mengonsumsi air putih sebanyak 5-8 gelas sehari,

29.09 persen lebih dari 8 gelas sehari, dan 14.55 persen kurang dari 5 gelas

sehari. Konsumsi suplemen untuk menambah daya tahan tubuh juga digunakan

oleh 23.64 persen residen sedangkan sisanya 76.36 persen tidak mengkonsumsi

suplemen (Tabel 19).

Page 57: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

45

Tabel 19 Sebaran kebiasaan konsumsi air putih dan suplemen.

Konsumsi n %

Air Putih < 5 gelas 8 14.55 5 - 8 gelas 31 56.36 > 8 gelas 16 29.09

Total 55 100

Suplemen Ya 13 23.64

Tidak 42 76.36 Total 55 100

Jenis dan Jumlah Konsumsi Residen. Secara umum, menu makan

lengkap seluruh residen sama yaitu nasi, lauk pauk, dan sayur, baik untuk makan

pagi, siang, maupun malam. Bahan pangan sumber energi bagi seluruh residen

terutama adalah beras. Pangan sumber protein hewani yang sering dikonsumsi

residen yaitu ayam, telur, ikan basah, dan ikan teri sedangkan untuk sumber

protein nabati berasal dari tempe dan tahu. Sayur yang sering dikonsumsi

residen berasal dari sayuran golongan B yaitu bayam, jagung, nangka, terong,

daun singkong, wortel, kacang panjang, toge, sawi, dan buncis. Selain itu buah-

buahan yang sering dikonsumsi residen yaitu pisang, semangka, jeruk, dan

pepaya. Rata-rata konsumsi energi residen sebesar 2531 kkal sedangkan rata-

rata konsumsi protein residen sebesar 79.19 g. Sumbangan energi terbesar

berasal dari beras yaitu rata-rata 1224 kkal. Hal ini dikarenakan porsi nasi yang

diberikan untuk satu kali makan sebanyak 300 gram. Berikut ini tabel rata-rata

jumlah konsumsi residen.

Tabel 20 Rata-rata konsumsi residen.

Kelompok Bahan Makanan

Bahan Makanan

Rata-Rata Konsumsi (g/kap/hr)

Energi Protein

(kkal) (g)

Makanan pokok Beras 771.56 1373 16.20

Mie kering 45 151.65 3.56

Protein hewani Ayam 61.32 185.18 11.16

Telur 41.5 67.23 5.31

Ikan 40.73 35.03 6.52

Teri 24 18.48 3.84

Protein nabati Tempe 45.92 68.42 8.40

Tahu 76.51 52.03 5.97

Sayur Bayam 31.5 11.34 1.10

Jagung 20.17 61.92 1.59

Nangka 42.82 21.84 0.86

Terong 43.63 10.47 0.48

Daun singkong 38.45 28.07 2.61

Wortel 19.13 8.03 0.23

Kacang panjang 15.17 6.67 0.41

Page 58: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

46

Tabel 20 (lanjutan) Rata-rata konsumsi residen.

Kelompok Bahan Makanan

Bahan Makanan

Rata-Rata Konsumsi (g/kap/hr)

Energi Protein

(kkal) (g)

Toge 15 3.45 0.44

Sayur Sawi 16,42 3.61 0.38

Buncis 18,75 6.56 0.45

Buah Pisang 57,64 57.06 0.69

Semangka 85,98 24.07 0.43

Jeruk 90 40.50 0.81

Pepaya 74,35 34.20 0.37

Susu Susu 30 152.70 7.38

Gula Gula 30 109.20 0.00

Total 2531 79.19

Tingkat konsumsi energi terhadap kebutuhan residen mencapai 93.27

persen sedangkan tingkat konsumsi protein terhadap kebutuhan residen dalam

sehari telah melebihi kebutuhan yaitu 119 persen (Tabel 20). Tingkat konsumsi

protein masih dalam kategori normal (90-119% AKG) (Depkes 1996). Tingkat

konsumsi protein yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata konsumsi energi.

Tingginya konsumsi protein residen tidak ada artinya jika konsumsi energi masih

kurang, karena protein makanan akan diubah menjadi energi untuk memenuhi

kekurangan energi tubuh (Hardinsyah & Martianto 1992). Namun, jika konsumsi

protein terus meningkat dan melebihi batas maka dapat berpengaruh tidak baik.

Kelebihan protein dalam makanan yang dikonsumsi dirusak dan sebagian besar

nitrogennya dikeluarkan dalam bentuk urea. Beban yang harus dikerjakan dalam

menyaring dan membuang hasil metabolisme oleh ginjal, meningkat bila

konsumsi protein meningkat (Winarno 1993).

Tabel 21 Tingkat konsumsi terhadap kebutuhan.

Kandungan Gizi Konsumsi Kebutuhan Tingkat konsumsi terhadap

kebutuhan (%)

Energi (kkal) 2531 2720 93.05

Protein (g) 79.19 66 119

Selain itu, tidak semua residen mengkonsumsi makanan yang disediakan

dapur penyelenggaraan makanan. Terdapat beberapa contoh yang

mengkonsumsi kurang atau bahkan lebih dari yang disediakan. Hal ini

disebabkan setiap residen memiliki selera dan kesukaan yang berbeda-beda.

Berikut ini tabel konsumsi, ketersediaan, dan rata-rata konsumsi terhadap

ketersediaan dapur UPT T&R BNN.

Page 59: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

47

Tabel 22 Tingkat konsumsi terhadap ketersediaan dapur UPT T&R BNN.

Kandungan Gizi

Konsumsi Ketersediaan Tingkat konsumsi terhadap

ketersediaan (%)

Energi (kkal) 2531 2914 86.85

Protein (g) 79.19 88,37 89.61

Berdasarkan Tabel di atas tingkat konsumsi energi residen terhadap

ketersediaan sebesar 86.85 persen, sedangkan tingkat konsumsi protein residen

terhadap ketersediaan sebesar 89.61 persen. Hal ini menunjukkan sebagian

besar ketersediaan makanan telah melebihi konsumsi danmakanan yang telah

disediakan dikonsumsi oleh residen. Diduga ini juga disebabkan oleh tidak

diizinkannya residen untuk membeli makanan di luar dapur dan jarangnya

residen mendapatkan makanan dari keluarga.

Tingkat konsumsi energi diperoleh dari jumlah konsumsi energi sehari

dibagi dengan kebutuhan energi dikalikan 100 persen, berdasarkan perhitungan

menggunakan rumus Harris Benedict (Almatsier 2008). Kebutuhan energi

dihitung menggunakan faktor koreksi umur, berat badan dan tinggi badan aktual

(untuk status gizi normal), serta menggunakan umur, tinggi dan berat badan ideal

menurut umur (untuk status gizi kurang/lebih dari normal). Tingkat konsumsi

energi dan protein menurut Depkes (1996) terdiri dari defisit tingkat berat (<70%

AKG), defisit tingkat sedang (70-79% AKG), defisit tingkat ringan (80-89% AKG),

normal (90-119% AKG), dan kelebihan ≥ 20% K . Berikut ini Tabel 23

menjelaskan tingkat konsumsi energi.

Tabel 23 Sebaran tingkat kecukupan energi residen.

Tingkat konsumsi energi residen sebanyak 56.4 persen termasuk dalam

tingkatan normal, 7.3 persen termasuk defisit tingkat berat, 10.9 persen defisit

tingkat sedang, 18.2 persen defisit tingkat ringan, dan 7.3 persen termasuk

kelebihan. Konsumsi energi yang masih kurang diduga karena selera residen

yang merasa bosan dengan menu makanan dapur penyelenggara. Hal ini diduga

juga disebabkan oleh beberapa kesalahan yang terjadi dalam pengukuran

Tingkat konsumsi energi N %

Defisit tingkat berat 4 7.3

Defisit tingkat sedang 6 10.9

Defisit tingkat ringan 10 18.2

Normal 31 56.4

Kelebihan 4 7.3

Total 55 100

Page 60: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

48

konsumsi pangan. Kesalahan-kesalahan tersebut antara lain bisa disebabkan

oleh responden dan enumerator, lupa, kesalahan dalam menduga ukuran porsi

dan The Flat Slope Syndrome. The Flat Slope Syndrome adalah suatu

kecenderungan dimana responden akan melaporkan lebih pada konsumsi yang

sedikit (overestimate low intakes) atau melaporkan sedikit pada konsumsi yang

berlebihan (underestimate highintakes) (Gibson 2005).

Menurut Kusharto dan Sa’diyyah 200 ), metode recall konsumsi yang

digunakan dalam penelitian memiliki kekurangan yaitu data yang dihasilkan

kurang akurat karena mengandalkan keterbatasan daya ingat seseorang dan

tergantung dari keahlian tenaga pencatat dalam mengkonversi ukuran rumah

tangga (urt) kedalam satuan berat, serta adanya variasi intepretasi besarnya

ukuran antar responden.

Selain itu, tingkat konsumsi energi residen dapat dibedakan berdasarkan

riwayat penyakit yang dialami residen. Tabel 23 menjelaskan bahwa residen

yang memiliki riwayat penyakit, tingkat konsumsi energinya berada dalam

tingkatan normal (50%), defisit tingkat berat 12.5 persen, defisit tingkat ringan

(20.83%), defisit tingkat berat (12.5%),dan defisit tingkat sedang (4.17%). Tingkat

konsumsi energi residen yang tidak memiliki riwayat penyakit dalam tingkatan

normal (64.52%), defisit tingkat sedang (16.13%), defisit tingkat ringan (16.13%),

dan kelebihan (3.23%).

Tabel 24 Tingkat konsumsi energi dengan riwayat penyakit residen.

Tingkat Kecukupan Energi

Riwayat Penyakit

Ada Tidak ada

n % N %

Defisit tingkat berat 3 12.5 0 0

Defisit tingkat sedang 1 4.17 5 16.13

Defisit tingkat ringan 5 20.83 5 16.13 Normal 12 50 20 64.52

Kelebihan 3 12.5 1 3.23

Total 24 100 31 100

Tingkat konsumsi protein merupakan Jumlah konsumsi protein aktual

dibagi dengan jumlah kecukupan yang dianjurkan dikalikan dengan 100 persen.

Menurut WNPG (2004), angka kecukupan protein yang dianjurkan pada pria

umur 19-64 tahun adalah 60 g. Berikut ini tabel sebaran tingkat konsumsiprotein

residen

Page 61: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

49

Tabel 25 Sebaran tingkat konsumsi protein residen.

Berdasarkan Tabel 25 diketahui bahwa sebanyak 54.5 persen tingkat

konsumsi protein residen dalam kategori normal. Residen yang tingkat konsumsi

proteinnya tergolong berlebih terdapat 27.3 persen. Hal ini diduga residen tidak

melakukan pembatasan pangan sumber protein baik nabati maupun hewani.

Residen cenderung menambah jumlah lauk pauk yang masih tersisa. Tingkat

konsumsi protein residen yang kelebihan juga diduga disebabkan oleh jumlah

ketersediaan protein yang terlalu tinggi sehingga jika residen mengkonsumsi

semua sumber protein maka konsumsi proteinnya akan lebih besar dari

kebutuhan.

Tingkat konsumsi protein berdasarkan riwayat penyakit residen dijelaskan

pada Tabel 26. Residen dengan riwayat penyakit memiliki konsumsi protein pada

tingkatan normal sebanyak 50 persen, kelebihan 33.33 persen, defisit tingkat

ringan 8.33 persen, defisit tingkat berat dan sedang masing-masing 4.17 persen.

Residen yang tidak ada riwayat penyakit memiliki konsumsi protein pada

tingkatan normal sebanyak 58.06 persen, kelebihan 22.58 persen, defisit tingkat

ringan 12.90 persen, dan defisit tingkat sedang 6.45 persen.

Tabel 26 Tingkat konsumsi protein dengan riwayat penyakit residen.

Tingkat Konsumsi Protein

Riwayat Penyakit

Ada Tidak ada

n % n %

Defisit tingkat berat 1 4.17 0 0 Defisit tingkat sedang 1 4.17 2 6.45 Defisit tingkat ringan 2 8.33 4 12.90 Normal 12 50 18 58.06 Kelebihan 8 33.3 7 22.58 Total 24 100 31 100

Status Gizi

Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi,

penyerapan, dan penggunaan pangan di dalam tubuh (Riyadi 2006). Soekirman

(2000) menyatakan bahwa status gizi dapat ditentukan dengan beberapa ukuran-

ukuran gizi tertentu atau kombinasinya. Menurut Supariasa (2001) Beberapa

Tingkat kecukupan protein n %

Defisit tingkat berat 1 1.8

Defisit tingkat sedang 3 5.5

Defisit tingkat ringan 6 10.9

Normal 30 54.5

Kelebihan 15 27.3

Total 55 100

Page 62: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

50

cara pengukuran status gizi yaitu pengukuran antropometri, klinik, dan biokimia

dan biofisik.Pengukuran klinik dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit,

mata, rambut dan mukosa oral.Penilaian status gizi secara biokimia adalah

pemeriksaan specimen yang diuji secara laboratorik yang dilakukan pada

berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain :

darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.

Pemeriksaan biofisik dilakukan dengan memperhatikan rambut, mata, lidah,

tegangan otot dan bagian tubuh lainnya. Pada penelitian ini pengukuran status

gizi menggunakan cara pengukuran antropometri dengan mengukurberat badan

dan tinggi badan, yang selanjutnya status gizi dinilai berdasarkan indeks massa

tubuh. Indeks massa tubuh (IMT) merupakan sebuah instrumen sederhana yang

dapat digunakan untuk menilai status gizi.

Pemakaian IMT khususnya untuk melihat kekurangan dan kelebihan

berat badan. Data yang dikumpulkan adalah berat badan pada awal rehabilitasi

dan pada saat penelitian serta tinggi badan residen. Data berat badan residen

pada awal rehabilitasi diperoleh dari unit gizi dan pada saat penelitian

menggunakan pengukuran antropometri berat badan dan tinggi untuk

menentukan indeks massa tubuh (IMT). Hal ini dilakukan untuk mengetahui

perbedaan status gizi residen pada awal rehabilitasi dan setelah menjalani

rehabilitasi. Gambar 3 dijelaskan grafik perubahan berat badan residen pada

awal rehabilitasi dan setelah menjalani rehabilitasi. Terjadi peningkatan berat

badan pada awal masuk (BB1) dan saat penelitian (BB2). Berat badan residen

pada awal masuk berkisar antara 45 kg hingga 88 kg dengan rata-rata 62.4 ±

10.7 sedangkan pada saat penelitian berkisar antara 50 kg hingga 94 kg dengan

rata-rata 67.1 ± 10.4. Tinggi badan residen berkisar antara 150 cm hingga 188

cm dengan rata-rata 169.2 ± 7.2.IMT residen pada awal masuk berkisar antara

16.27 hingga 28.09 sedangkan pada saat penelitian berkisar antara 17.6 hingga

29.4 cm.

Page 63: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

51

Gambar 4 Grafik perubahan berat badan residen.

Berdasarkan pengkategorian IMT, status gizi residen pada awal masuk

16.4 persen dalam kategori gizi kurang, 50.9 persen gizi baik, 32.7 persen gizi

lebih. Status gizi residen pada saat penelitian sebagian besar termasuk dalam

kategori gizi baik (56.4%), gizi lebih (40.00%),dan gizi kurang (3.6%) (Tabel 27).

Hal ini menunjukkan terdapat perubahan status gizi residen pada awal masuk

dengan pada saat penelitian. Hasil uji statistik paired sample test menunjukkan

bahwa rata-rata nilai status gizi pada awal masuk (21.8 ± 3.4) berbeda nyata

dengan rata-rata status gizi pada saat penelitian (23.4 ± 3.2) pada p<0.01.

Tabel 27 Status gizi residen.

Kategori Status Gizi Awal Masuk Penelitian

N % n %

Gizi Kurang 9 16.4 2 3.6

Gizi Baik 28 50.9 31 56.4

Gizi Lebih 18 32.7 22 40.0

Total 55 100.0 55 100.0

Peningkatan status gizi residen diduga karena tidak adanya

penatalaksanaan diet khusus kepada residen yang menghitung kebutuhan

sesuai dengan kondisi residen. Upaya yang dapat dilakukan agar status gizi

residen menjadi baik dan tidak terjadi peningkatan terus menerus yaitu dengan

lebih memperhatikan kesehatan residen, tingkat ketersediaan makanan,

kebutuhan gizi residen, dan peningkatan aktivitas fisik (olahraga) untuk residen

yang mengalami kelebihan status gizi. Menurut Weiss et.al (2007) dalam

penelitiannya, dikatakan bahwa kurang aktivitas fisik dapat meningkatkan IMT,

yang dimana peningkatan IMT tersebut dapat menurunkan tingkat aktivitas fisik.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52 55

Berat (kg)

Responden

Perubahan Berat Badan

BB1

BB2

Page 64: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

52

Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dan Protein dengan Status Gizi

Hubungan tingkat konsumsi energi dengan status gizi dilakukan dengan

uji statistik Pearson. Hasil uji menunjukkan terdapat hubungan negatif yang nyata

antara tingkat konsumsi energi dengan status gizi (r = -0.623, p < 0.01). Artinya

semakin tinggi konsumsi energi maka status gizi semakin meningkat (obesitas),

sebaliknya semakin rendah konsumsi energi maka semakin menurun (gizi

kurang). Tingkat konsumsi protein dan status gizi memiliki hubungan negatif yang

nyata (r = -0.560, p < 0.01). Artinya semakin tinggi konsumsi protein maka status

gizi semakin meningkat (obesitas), sebaliknya semakin rendah konsumsi protein

maka semakin menrun (gizi kurang).

Hal ini terlihat dari residen yang mengurangi konsumsi makan

dikarenakan mengalami kegemukan. Selain itu residen yang memiliki status gizi

kurang (kurus) akan meningkatkan konsumsi makannya. Hal ini dilakukan untuk

memperoleh status gizi yang baik. Faktor kesehatan juga mempengaruhi status

gizi residen. Menurut Khomsan (2004), status gizi seseorang dapat dipengaruhi

oleh faktor makanan dan kesehatan. Masalah gizi tidak hanya dipengaruhi oleh

ketidakseimbangan asupan makanan, tetapi juga oleh penyakit menular,

misalnya campak, malaria, diare, infeksi pernafasan, dan penyakit keras.Pada

penelitian ini diketahui bahwa sebanyak 43.6 persen residen mempunyai

penyakit penyerta antara lain HIV, hepatitis C, TBC, dan diabetes.

Page 65: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

53

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Contoh dalam penelitian ini adalah laki-laki yang sedang menjalani

rehabilitasi pada tahap primary. Sebagian besar residen berusia 20-40 tahun

(63.6%) yang tergolong sebagai dewasa muda. Tingkat pendidikan residen

sebagian besar telah tamat SMA (81.8%). Narkoba yang pernah digunakan

residen yaitu putaw, ganja, shabu, extacy, dan heroin. Alasan penggunaan

narkoba yang diungkapkan residen sebagian besar pada awalnya coba-coba

(43.64%). Residen yang memiliki riwayat penyakit sebanyak 43.64 persen. Jenis

penyakit yang diderita yaitu HIV/AIDS, hepatitis C, pnemonia, diabetes,

hipertensi, asam urat, alergi, malaria, dan hernia. Pengetahuan gizi residen

sebagian besar berada pada kategori sedang (45.5%) dengan rata-rata skor 71.4

Sistem penyelenggaraan makanan yang dilakukan di UPT T&R BNN

adalah swakelola, dimana UPT T&R BNN bertanggung jawab untuk

melaksanakan semua kegiatan penyelenggaran makanan. Penyelenggaraan

makanan UPT T&R BNN menyajikan makanan untuk sarapan, selingan pagi,

makan siang, selingan sore, dan makan malam. Proses perencanaan menu

dilakukan oleh koordinator dapur, master koki, dan ahli gizi, yang kemudian

disetujui oleh Kepala UPT. Pembagian kerja pegawai dapur terdiri dari juru

masak, bagian pemotongan, bagian kebersihan, dan penyimpanan. Pelaksanaan

penyelenggaraan makanan mencakup kegiatan perencanaan, pemesanan dan

pembelian, penerimaan, penyimpanan bahan makanan, persiapan,

pengolahan/pemasakan, pendistribusian, serta penyajian makanan. Pengawasan

penyelenggaraan makanan dilakukan secara internal oleh koordinator dapur,

namun belum ada pengawasan secara eksternal. Rata-rata ketersediaan

terhadap kebutuhan residen dari dapur telah melebihi kebutuhan residenuntuk

energi sebesar 107.73 persen dan untuk protein sebesar 133.89 persen.

Rata-rata konsumsi residen sebesar 2531 kkal untuk energi dan 79.19 g

untuk protein. Jumlah rata-rata konsumsi terutama adalah beras yaitu 771.56 g

atau 1373 kkal. Tingkat konsumsi energi terhadap kebutuhan residen mencapai

93.27 persen sedangkan rtingkat konsumsi protein terhadap kebutuhan residen

dalam sehari telah melebihi kebutuhan yaitu 119 persen. Tingkat konsumsi

energi residen terhadap ketersediaan sebesar 86.85 persen, sedangkan tingkat

konsumsi protein residen terhadap ketersediaan sebesar 89.61 persen.

Page 66: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

54

Sebagian besar residen memiliki tingkat konsumsi energi normal (56.4%).

Sebanyak 54.5 persen tingkat konsumsi protein residen dalam tingkatan normal.

Terjadi peningkatan berat badan pada awal masuk dan saat penelitian.

Status gizi residen pada saat penelitian sebagian besar termasuk dalam kategori

gizi baik (63.6%), gizi lebih (32.7%), dan gizi kurang (3.6%). Hasil uji statistik

paired sample t test menunjukkan bahwa rata-rata status gizi pada awal masuk

(21.8 ± 3.4) berbeda nyata dengan rata-rata status gizi pada saat penelitian (23.4

± 3.2) pada p<0.01.Hasil uji statistik Pearson menunjukkan terdapat hubungan

negatif yang nyata antara tingkat konsumsi energi dengan status gizi (r = -0.623,

p < 0.01) dan tingkat konsumsi protein dengan status gizi (r = -0.560, p < 0.01).

Saran

Sebaiknya diberikan pendidikan gizi yang lebih intensif agar pengetahuan

gizi residen meningkat sehingga residen dapat menerapkannya setelah keluar

dari UPT T&R BNN dan diharapkan tidak terjerumus kembali pada narkoba.

Penatalaksanaan diet untuk residen dibutuhkan untuk menghitung kebutuhan.

Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kelebihan status gizi setelah residen

melakukan rehabilitasi.

Perencanaan menu untuk lauk hewani dan snack/ selingan sebaiknya

lebih beragam agar residen tidak mengalami kebosanan karena dalam satu

bulan frekuensi pemberian dapat mencapai lebih dari 10 kali (Lampiran 6) . Untuk

meningkatkan penerimaan makanan sebaiknya juga dilakukan standarisasi resep

agar rasa makanan tidak berubah-ubah. Penting juga diberikan pakaian kerja

dan pelatihan berkaitan dengan penyelenggaraan makanan dan higienitas serta

sanitasi untuk pegawai agar penyelenggaraan makanan menjadi lebih baik.

Sehingga jika pengelolaan penyelenggaraan makanan baik maka kualitas

makanan akan semakin baik, pemenuhan kebutuhan residen semakin baik, dan

akan menjadi bekal atau contoh pada saat residen kembali kepada keluarga.

Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu dilakukan penelitian lanjutan

mengenai higienitas dan sanitasi penyelenggaraan makanan, daya terima

residen, serta pengaruh non diet terhadap status gizi.

Page 67: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

55

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S.2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Berg A. 1986. Peranan Gizi dalam Pembangunan. Jakarta: CV Rajawali. Anonim. 2010. Rehabilitasi. http://bnn.go.id [28 Maret2011]. Armina BF. 2008. Gambaran Optimisme Pecandu Narkoba [Skripsi]. Jakarta:

Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia. Aziza F. 2008. Analisis aktivitas fisik, konsumsi pangan, dan status gizi dengan

produktivitas kerja pekerja wanita di industri konveksi [Skripsi]. Bogor: Program Studi Gizi Masayarakat Dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Clara et.al. 2001. Narkoba: Petunjuk Praktis Bagi Keluarga Untuk Mencegah

Penyalahgunaan Narkoba. Yogyakarta: Media Pressindo.

DBGM (Direktorat Bina Gizi Masyarakat). 1990. Pedoman Pengelolaan Makanan

Bagi Pekerja. Jakarta : Depkes RI.

[Depkes] Departemen Kesehatan. 1990. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 416/Menkes/Per/IX/1990. Jakarta.

_______. 1991. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta: Ditjen

Pelayanan Medik. _______. 1996. Buku Pedoman Petugas Gizi dan Puskesmas. Jakarta: Depkes.

_______. 2003. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI.

_______. 2008. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Jakarta: Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Fadyati AWS. 1988. Pengelolaan Usaha Boga (Catering Management). Jakarta:

Depdikbud, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

FAO/WHO/UNU. 2001. Human Energy Requirements. Roma: FAO.

Gibson RS. 2005. Principle of Nutritional Asessment. Second Edition. New York:

Oxford University Press. Hardinsyah, Martianto D. 1992. Gizi Terapan. Bogor: Kerjasama Depdikbud-

Dirjen Dikti dengan PAU Pangan dan Gizi IPB. Harper LJ, Deaton B.J, Driskel J. A.1986. Pangan, Gizi dan Pertanian. Suhardjo,

penerjemah. Jakarta: UI Press. Terjemahan dari: Food, Nutrition, and Agriculture.

Page 68: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

56

Hurlock EB. 2001. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Islam NSK, Hossain KJ, Ahmed A, Ahsan M. 2002. Nutritional status of drug

addicts undergoing detoxification:prevalence of malnutrition and influence of illicit drugs and lifestyle. http://journals.cambridge.org [06 April 2011].

Khomsan A. 2000. Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Bogor: Institut

Pertanian Bogor. _________, Anwar F, Riyadi H, Sukandar D, Mudjajanto S. 2004. Nutrition

Education. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Kusharto CM, Saadiyah NY. 2008. Diktat Penilaian Konsumsi Pangan. Bogor:

Institut Pertanian Bogor. Kristanti EY, Ahniar NF. 2010. Bnn: 3,3 juta penduduk RI pecandu narkoba.

http://www.vivanews.com [29 Maret 2011]. Martono LH. 2006. Membantu Pemulihan Pecandu Narkoba danKeluarganya.

Jakarta: Balai Pustaka. Mike. 2011. Recovery from drug addiction.

http://www.askmikethecounselor2.com /recovery-from-drug-addiction.html[28 Maret 2011].

Miller R. 2010. Nutrition in addiction recovery. http://www.mhof.net [28 Maret

2011]. Mukrie et.al. 1990. Manajemen Pelayanan Gizi Institusi Dasar. Jakarta: Akademi

Gizi, Depkes RI. Riyadi H. 2003. Diktat Penilaian Gizi secara Antropometri. Bogor: Institut

Pertanian Bogor. ______. 2006. Materi Pokok Gizi dan Kesehatan Keluarga. Jakarta: Universitas

Terbuka. Ryan KM. 2006. Nutrition and exercise in a recovery milieu. Journal of addictive

disorders . http://breining.edu [28 Maret 2011].

Santrock JW. 2002. Live Span Development. USA: Mc Graw Hill. Soehardjo. 1989. Sosio Budaya Gizi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Dirjen Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, IPB, Bogor.

Supariasa, Bakri, Fajar. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC. Syarief. 1997. Membangun Sumberdaya Manusia Berkualitas: Orasi IlmiahGuru

Besar Ilmu Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Bogor: Institut

Pertanian Bogor.

Page 69: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

57

Tarwotjo CS. 1998. Dasar-dasar Gizi Kuliner. Jakarta: PT. Gramedia

Widiasarana Indonesia. Uripi V, Yuliati LN, Roedjito D. 1993. Diktat Manajemen Gizi Institusi II. Bogor:

Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Weiss D, O’louglin J, Platt R, Paradis . 200 . Five-year predictors of physical

activity decline among adults in low-income communities: a prospective study. http://www.ijbnpa.org/content/4/1/2 [2011].

[WHO] World Health Organization. 2004. Appropriate body-mass index for Asian

populations and itsimplications for policy and intervention strategies. http://www.who.int/nutrition/publications/bmi_asia_strategies.pdf. [20 Juni 2011].

Winarno, F.G. 1993. Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen. Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama. Widayani S. 2004. Anemia Gizi Besi dan Perbaikan Gizi Besi. Bogor: Institut

Pertanian Bogor. WNPG. 2004. Ketahanan Pangan dan Gizi di Era Otonomi Daerah dan

Globalisasi.Jakarta.LIPI1.

Yuliati LN, Santoso H. 1995. Manajemen Gizi Institusi. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. Yurliani R. 2007. Gambaran social support pecandu narkoba [skripsi]. Medan:

Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.

Page 70: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

58

LAMPIRAN

Page 71: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk
Page 72: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

60

A. KARAKTERISTIK RESPONDEN

1. Nama Lengkap: ......................................................................................... A1

2. Tempat/tanggal lahir : ............................................................................... A2

3. Umur : ....................................................................................................... A3

4. Jenis Kelamin : .......................................................................................... A4

5. Alamat asal : ............................................................................................. A5

6. Pendidikan : .............................................................................................. A6

7. Status : ...................................................................................................... A7

8. Jenis narkoba yang pernah digunakan : .................................................... A8

9. Alasan penggunaan narkoba : ................................................................... A9

10. Penyakit yang sedang/pernah diderita: ..................................................... A10

11. Berat Badan: .............................................................................................. A11

12. Tinggi badan: ............................................................................................. A12

B. KONSUMSI PANGAN Kebiasaan makan

1. Berapa kali anda makan dalam sehari?B1

a. 1 kali sehari b. 2kali sehari c. 3kali sehari d. >3 kali sehari

2. Apakah anda biasa sarapan pagi?B2

a. Selalu c. Jarang b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

3. Biasanya makanan apa yang anda makan saat sarapan?B3

a. Mie c. Nasi+lauk pauk b. Roti d. Lainnya, sebutkan …

4. Biasanya minuman apa yang anda minum saat sarapan?B4

a. Susu c. Teh manis b. Air putih d. Lainnya, sebutkan …

5. Bagaimana susunan menu makan siang yang sering anda makan?B5

a. Nasi, sayur b. Nasi, lauk hewani atau nabati, sayur c. Nasi, lauk hewani atau nabati, sayur, buah d. Lainnya, sebutkan …

6. Bagaimana susunan menu yang biasa dimakan untuk malam hari?B6

a. Nasi, sayur b. Nasi, lauk hewani atau nabati, sayur c. Nasi, lauk hewani atau nabati, sayur, buah d. Lainnya, sebutkan ...

Page 73: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

61

7. Apakah anda menyukai makanan yang disediakan dapur penyelenggaraan makanan? B7

a. Ya b. Tidak

8. Apakah anda mengkonsumsi makanan dari luar dapur penyelenggaraan makanan?B8

a. Ya (jika ya lanjut ke pertanyaan 9) b. Tidak (jika tidak lanjut ke pertanyaan 11)

9. Alasan anda mengkonsumsi makanan diluar dari yang telah disediakan pihak penyelenggaraan makanan? (pilih salah satu)B9

a. Rasa lapar b. Diajak teman b. osan dengan makanan yang disajikan c. Lainnya, sebutkan …

10. Jenis makanan yang biasa dikonsumsi diluar dari yang telah disediakan

pihak penyelenggaraan makanan?B10

a. Mie ayam c. Batagor b. Gorengan d. lainnya, sebutkan …

11. Berapa jumlah air putih yang kamu minum setiap harinya?B11

a. <5 gelas c. 5 gelas b. 8 gelas d. >8 gelas

12. Apakah anda mengkonsumsi suplemen (vitamin)? a. Ya (sebutkan.................... b. Tidak

C. PENGETAHUAN GIZI

C1

Manakah dari zat-zat gizi berikut yang berfungsi untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh?

a. Lemak c. Karbohidrat

b. Protein d. Tidak tahu

C2

Contoh pangan yang banyak mengandung karbohidrat adalah

a.ubi, kentang, daging

b. Nasi, singkong, jagung

c. daging, telur, susu

d. Tidak tahu

C3

Kelompok bahan makanan apakah yang banyak mengandung zat gizi protein nabati?

a.kacang-kacangan

b.daging, ikan, telur

c. bayam, pepaya, telur, susu

d. Tidak tahu

C4

Contoh pangan yang tinggi lemak adalah

a. Susu, ikan, putih telur

b. Mentega, putih telur, ikan

c. susu, mentega, kuning telur

d. Tidak tahu

Page 74: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

62

C5

Zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh terdiri dari:

a. Karbohidrat, lemak,protein, vitamin, dan mineral

b. Karbohidrat dan protein

c. vitamin

d. Tidak tahu

C6

Fungsi utama protein dalam tubuh adalah

a. Sumber energi utama

b. Mengganti jaringan tubuh yang rusak

c. Menjaga kesehatan mata

d. Tidak tahu

C7

Pangan yang tergolong sumber vitamin antara lain

a. Nasi, roti, kentang, ketela pohon

b. Ikan, telur, tempe, tahu

c. sayuran dan buah-buahan

d. Tidak tahu

C8

Makanan yang dikonsumsi harus bergizi dan...

a. Mahal harganya

b. Banyak mengandung lemak

c. beraneka ragam

d. Tidak tahu

C9 Sinar matahari pagi bermanfaat untuk menghasilkan vitamin?

a. A b. B c. D d. Tidak tahu

C10

Fungsi kalsium dan fosfor antara lain

a. Agar tubuh kuat

b. Mencegah anemia

c. Pembentukan tulang dan gigi

d. Tidak tahu

C11

Sumber kalsium dan fosfor adalah

a. Bayam dan kangkung

b. Keju dan susu

c. daging dan ikan

d. Tidak tahu

C12

Anjuran mengkonsumsi garam beryodium mencegah penyakit?

a. Sariawan

b. Gondok

c. Rabun

d. Tidak tahu

C13

Sumber zat besi pada makanan

a. Nasi, singkong

b. Daging, telur

c. buah-buahan

d. Tidak tahu

C14 Buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C adalah

a. Jeruk

Page 75: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

63

b. Alpukat

c. jambu biji

d. Tidak tahu

C15

Kekurangan vitamin C menyebabkan penyakit?

a. rabun

b. Sariawan

c. anemia

d. Tidak tahu

C16

Kekurangan vitamin A menyebabkan penyakit?

a. Sariawan

b. Rabun

c. anemia

d. Tidak tahu

C17

Makanan yang banyak mengandung serat adalah

a. Daging

b. Telur

c. buah dan sayur

d. Tidak tahu

C18

Berapa banyak air sebaiknya diminum dalam sehari?

a. 5 gelas

b. 7 gelas

c. 8 gelas

d. Tidak tahu

C19

Kandungan gizi yang banyak terdapat pada minyak goreng adalah...

a. Karbohidrat

b. Protein

c. lemak

d. Tidak tahu

C20

Konsumsi yang berlebihan akan disimpan dalam bentuk:

a. Tenaga

c. lemak

b. Energi d. Tidak tahu

Page 76: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

64

D. DATA KONSUMSI PANGAN (Recall 2x24 jam)

Petunjuk pengisian

Data konsumsi pangan dalam satu hari ini dilakukan dua kali. Kolom yang

diisi adalah kolom URT (Ukuran Rumah Tangga)pada nama makanan yang

anda makan, dan asal. Kolom gram tidak perlu diisi. Untuk selingan diisi

pada nama makanan yang anda makan (pilih salah satu). Jika anda anda tidak

mengkonsumsi makanan dari kitchen atau dapur penyelenggaraan makanan

atau mengkonsumsi makanan dari luar isi nama makanan dan URT pada

kolom yang kosong.

Contoh Pengisian

Waktu Nama Makanan Jumlah yang dimakan Asal

URT (ukuran) Gram

Pagi Nasi 1 prg Dapur Telur ceplok 1 btr Dapur Teh manis 1 gls Dapur Selingan Donat keju* 1 bh Dapur Roti tiga rasa* Siang Soto ayam 1 mangkok Dapur Selingan Kue bolu* Agar-agar* 1 ptg Dapur Malam Nasi 1 prg Dapur Tumis kangkung 2 sdm Dapur Ikan bawal bakar 1 ekor sedang Dapur

Keterangan: * : pilih makanan yang dimakan

Bh : buah gls : gelas Sdm : sendok makan Bks : bungkus Ptg : potong Sdt : sendok teh Btr : butir Bj : biji Prg : piring

Page 77: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

65

Hari Pertama (.../.../2011)

E1 E2 E4 E5

Waktu Nama makanan Jumlah yang dimakan

Asal URT gram

Pagi

Snack/ selingan

Siang

Snack/ selingan

Malam

Page 78: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

66

Hari Kedua (.../.../2011)

Waktu Nama makanan Jumlah yang dimakan

Asal URT gram

Pagi

Snack/ selingan

Siang

Snack/ selingan

Malam

---Terima kasih atas kerjasama dan partisipasinya---

Page 79: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

67

KUESIONER PENELITIAN

1. Nama pimpinan dapur/ penyelenggara makanan :

2. Pendidikan terakhir pimpinan?

3. Berapa porsi dapur menyediakan makanan setiap hari?

4. Siapa saja yang mendapatkan pelayanan pemberian makanan?

5. Apakah penyelenggaraan makanan Unitra BNN telah memiliki sertifikat?

6. Bagaimana struktur organisasinya?

7. Berapa jumlah karyawan yang bekerja?

a. Chef/koki/tukang masak : ........ orang

b. Bagian pembelian : .......... orang

c. Bagian penyimpanan/gudang : ............ orang

d. Lain-lain : ......... orang

8. Apa pendidikan terakhir karyawan?

9. Apakah ada persyaratan untuk menjadi karyawan yang berhubungan

dengan kebersihan dan kesehatan?

10. Apa tata tertib yang harus dipatuhi oleh karyawan?

11. Apakah karyawan diberikan pengarahan sebelum berkerja mengenai

kebersihan dan kesehatan?

12. Apakah tenaga pengolah makanan dalam keadaan sehat?

13. Apakah tenaga pengolah makanan tidak mengidap penyakit menular?

14. Apakah selama proses pengolahan, pengolah makanan dilarang untuk:

a. Merokok

b. Makan atau mengunyah

c. Memakai perhiasan

d. Menggunakan peralatan dan fasilitas yang bukan untuk

keperluannya

15. Apakah selama proses pengolahan, pengolah makanan selalu:

a. Mencuci tangan sebelum bekerja dan setelah keluar dari kamar

kecil

b. Memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung dengan benar

c. Memakai pakaian kerja yang bersih dan tidak dipakai di luar

tempat jasa boga

16. Bagaimana alur/ proses pengolahan makanan dimulai dari perencanaan

menu hingga penyajian makanan?

17. Kapan pembelian bahan makanan/baku dilakukan?

Page 80: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

68

18. Siapa yang membeli bahan baku?

19. Dimana tempat membeli bahan baku?

20. Apakah dapur memiliki standar untuk bahan baku yang dibeli?

21. Apakah dapur memiliki gudang penyimpanan bahan baku dan apa saja

yang ada di dalamnya?

22. Bagaimana proses penerimaan dan penyimpanan bahan baku?

23. Siapakah yang merencanakan menu?

24. Bagaimana standar porsi yang digunakan?

25. Apakah karyawan memiliki pakaian khusus kerja?

26. Apa saja alat pelindung diri yang digunakan karyawan pada saat bekerja,

terutama saat menjamah makanan?

27. Apakah yang anda gunakan untuk mencuci alat masak dan alat makan?

28. Bagaimana proses pengolahan bahan makanan?

29. Bagaimana proses pendistribusian makanan jadi?

30. Apa jenis alat makan yang digunakan untuk penyajian makanan?

31. Apakah ada pengawasan dan pengendalian kegiatan pelayanan

penyelenggaraan makanan? Berupa apa?

32. Apakah pernah ada pengawasan yang dilakukan oleh dinas kesehatan?

33. Apakah karyawan pernah mengikuti pelatihan tentang sanitasi dan

hygiene?

34. Berapakah jumlah tempat sampah yang tersedia di dapur?

35. Apakah ada pembasmian terhadap serangga, tikus, kecoa, atau binatang

lainnya (pest control)?

36. Apakah ada pengolahan limbah dan bagaimana prosesnya?

37. Apakah kondisi dapur tempat kegiatan pengolahan makanan berlangsung

bersih?

38. Apakah dapur memiliki ventilasi yang cukup?

39. Apakah dapur memiliki luas yang cukup?

40. Apakah terdapat kamar ganti dan kamar mandi untuk karyawan?

41. Apakah peralatan dapur yang digunakan dalam keadaan bersih?

42. Apakah peralatan dapur yang digunakan aman (tidak menimbulkan racun

bila bersentuhan dengan bahan makanan)?

43. Apakah peralatan dapur yang digunakan untuk mengolah bahan pangan

yang mentah dibedakan dengan bahan pangan yang sudah matang?

Page 81: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

69

44. Apakah pada saat pengolahan bahan pangan mentah dipisahkan dengan

bahan pangan yang sudah matang?

45. Apakah terdapat sumber air yang cukup dan bersih untuk proses

pengolahan makanan?

46. Apakah pada saat pengolahan bahan pangan dicuci dengan air bersih

yang mengalir?

47. Apakah bahan pangan diletakkan pada permukaan yang aman dan bersih

(tidak langung kontak dengan tanah/lantai)?

48. Apakah bahan pangan yang digunakan dalam keadaan segar?

Page 82: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

70

Lampiran 2 Hasil uji statistik paired samples test status gizi residen.

Paired Samples Test

Paired Differences

MMean

Std.

Deviation

Std.

Error Mean

95% Confidence Interval of

the Difference

tt

ddf

SSig. (2-tailed)

Lower Upper

PPair

1

IMT1 - IMT2

-1.6027

3E0

1.4877

7

.20061

-2.00493 -1.20053 -

7.98921E0

5.40000

E1

.00000

Lampiran 3 Hasil uji korelasi Pearson TKE dengan status gizi.

Correlations

TKE IMT2

TKE

Pearson Correlation 1 -.641**

Sig. (2-tailed) .000

N 55 55

IMT2

Pearson Correlation -.641** 1

Sig. (2-tailed) .000 N 55 55

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Lampiran 4 Hasil uji korelasi Pearson TKP dengan status gizi.

Correlations

TKP IMT2

TKP

Pearson Correlation 1 -.574**

Sig. (2-tailed) .000

N 55 55

IMT2

Pearson Correlation -.574** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 55 55

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 83: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

71

Lampiran 5 Dokumentasi

Gedung utama UPT T&R BNN Gedung Therapeutic Community (TC)

Proses pengambilan data Proses pengambilan data

Chiller dan Freezer Peralatan masak

Page 84: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

72

Peralatan masak Peralatan masak

Peralatan masak Gudang

Gudang Tempat pencucian

Page 85: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

73

Keadaan dapur Keadaan dapur

Kotak P3K Sumber air

Page 86: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

74

Lampiran 6 Contoh Siklus Menu

Kerangka menu Satuan Penukar

Gram Energi (kkal)

Protein (g)

Makan Pagi

Nasi 1 300 525 12

Telur mata sapi 1 95 10

Tumis wortel buncis jagung

0.5 50 25 1.5

0,25 25 12.5 0.75

0.25 25 12.5 0.75

Tahu goreng 1 100 80 6

Teh manis 200 50 Snack pagi

Puding 1 50 50

Brownies 1 40 175 4

Jeruk 0.5 50 50

Makan siang

Nasi 1 300 525 12

Ayam goreng 1 50 95 10

Tempe goreng 1 50 80 6

Sayur sop 1 100 50 3

Pisang 1 50 50 Snack sore

Bubur kacang hijau 0.5 50 40 3

Roti 1 100 175 4

Melon 1 100 50 Makan malam

Nasi 1 300 525 12

Ikan goreng 1 50 95 10

Keripik tempe 1 50 80 6

Tumis kangkung 1 100 50 3

Total 2857 105

Tang-gal

Makan pagi Snack pagi Makan siang Snack sore Makan malam

1 11 21

Nasi putih Puding Nasi putih Bubur

kacang hijau

Nasi putih

Telur mata sapi brownies ayam goreng Roti Ikan goreng

Tumis wortel+buncis+

jagung tahu isi tempe goreng melon Keripik tempe

Tahu goreng

Sayur sop

Tumis kangkung

Teh manis

Sambal

Teh manis

Buah

2 12 22

Nasi putih Nagasari Nasi putih pisang Nasi putih

Opor ayam Jus Jeruk Pepes tenggiri Lemper Udang tepung

tempe goreng Kacang telor tumis tempe Martabak

Telur Pergedel tahu

Teh manis

Bening bayam

Cah sawi+jagung

Buah

Sambal

Page 87: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

75

Tang-gal

Makan pagi Snack pagi Makan siang Snack sore Makan malam

Teh manis

3 13 23

Nasi goreng Kolak ubi Nasi putih Kue sus Nasi putih

Chicken nugget Semangka Daging rendang tahu isi Telur balado

Kerupuk Bakwan sayur

Lalap daun singkong

Jeruk Tumis kacang panjang+toge

Timun

Tahu tepung

Tempe goreng

Sambal Sambal

Teh manis

Teh manis Buah

4 14 24

Nasi putih Donat Nasi putih Kue

mangkok Nasi putih

Ikan asam manis Es kacang

merah ayam bakar jus jambu Fuyung hai

Tempe goreng melon perkedel kentang Kacang bogor

Tahu tepung

Tumis buncis+wortel

Sayur asem

Capcay

Teh manis

Sambal

Teh manis

Buah

5 15 25

Nasi uduk Roti bakar Nasi putih Kue khamir Nasi putih

Semur Telor Susu Ikan teri bumbu

merah es cincau Rolade daging

Oreg Tempe pisang Gulai daun singkong

tahu isi Oreg Tempe

Teh manis

Buah

Teh manis

6 16 26

Nasi putih lemper Nasi putih Bolu pelangi

Nasi putih

Empal daging Gandasari Soto ayam Puding pepaya

cumi goreng

Tempe goreng semangka tempe sambal ijo kacang Terong balado

Tumis labu+jagung

Buah

Sop kacang merah

Teh manis

Teh manis

7 17 27

Nasi goreng putu ayu Nasi putih Combro Nasi putih

Sosis goreng mentega

susu Semur telur Es cendol Tongseng daging

Lalap ketimun, tomat

Es buah Semur tahu Martabak Telur

rempeyek kacang tanah

Kerupuk

Gudeg nangka

Tumis buncis

Teh manis

Sambal

Teh manis

Buah

8 18 28

Nasi putih Roti Nasi putih Misro Nasi putih

Udang balado Bubur kacang hijau

Ayam rica-rica Tahu isi Ikan lele

Tumis bayam+jagung

Jeruk tahu bacem Apel Tumis jamur

Tempe tepung

cah brokoli+wortel

Tahu goreng

Teh manis

Buah

Sambal

Teh manis

9 19

Ketupat Roti goreng sosis

Nasi putih Kue Talam Nasi putih

Page 88: PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN, DAN … · Food Management, Food Consumption ... statistika (uji korelasi Pearson dan uji paired simple test) menggunakan program ... untuk

76

Tang-gal

Makan pagi Snack pagi Makan siang Snack sore Makan malam

29 Opor telur Es buah

rolade daging asam manis

Agar-agar ayam bumbu bali

Sambal goreng kentang

Kacang goreng

Sup oyong+tahu+soun+baso

Bakwan sayur

Tumis kangkung

Kerupuk

Oreg tempe

Perkedel tahu

Teh manis

Buah

Teh manis

10 20 30

Nasi putih Roti keju Nasi putih Kue Ku Nasi putih

Teri goreng Kolak pisang,

pepes ikan Jus jambu, ati ampela bumbu rujak

Tempe bumbu bali Kacang tahu tepung Tahu isi Pepes tahu

Teh manis

sambal

Teh manis

Buah

31 Nasi putih Risoles Nasi putih Burger Nasi putih

31 Abon Jeruk Semur daging es cincau

Ikan bawal goreng

Perkedel tahu Kacang Tempe goreng Pisang Sayur sop

Teh manis

Buah

Teh manis