Click here to load reader
Upload
dangkhanh
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Prodi PGMI, Eksperimental, Vol. 5, Nomor 1, Juni 2017 100
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISIMELALUI TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS IV MIN 9 PIDIE
TAHUN PELAJARAN 2017-2018
Nanda SaputraSTIT PGMI Al-Hilal Sigli
Email: [email protected]
ABSTRACTThis study aims: 1) to determine the role of audio visual media usage on the ability to
write news text by using audio visual media grade IV students MIN 9 Sigli Lesson Year2017/2018. 2) to know the student's response to the use of audio-visual media in classroomlearning. The method used in this research is classroom action research method (PTK). Thisresearch is conducted two cycles, one cycle consist of four stages, namely: planning(planning), execution (acting), observation (observing), and reflection (reflecting). Techniqueof collecting data in this research is in the form of test (first and second description test) andnontes (observation, observation sheet, and questionnaire). The results showed that there is anincrease in the ability to write news text by using audio visual media. At the time of pre-action the average value obtained is 59.76. After the action takes place through two cycles theaverage value obtained is 87.14. Thus it can be seen a change in the value obtained bystudents to be better when using audio visual media, this proves that the use of audio visualmedia to the ability to write news text on the students have a positive impact and provide inlearning to write news text.
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan: 1) untuk mengetahui peranan penggunaan media audio visual
terhadap kemampuan menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual siswakelas IV MIN 9 Sigli Tahun Pelajaran 2017/2018. 2) untuk mengetahui respons siswaterhadap penggunaan media audio visual dalam pembelajaran di kelas. Metode yangdigunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian inidilaksanakan dua siklus, satu siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan (planning),pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Teknik pengumpulandata dalam penelitian ini adalah berupa tes (tes uraian pertama dan kedua) dan nontes(observasi, lembar observasi, dan kuesioner). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapatpeningkatan kemampuan menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual. Padasaat pratindakan nilai rata-rata yang diperoleh adalah 59,76. Setelah diadakan tindakanmelalui dua siklus nilai rata-rata yang diperoleh adalah 87,14. Dengan demikian dapat dilihatadanya perubahan nilai yang diperoleh siswa menjadi lebih baik saat menggunakan mediaaudio visual, ini membuktikan bahwa penggunaan media audio visual terhadap kemampuanmenulis teks berita pada siswa berdampak positif dan memberikan dalam pembelajaranmenulis teks berita.
Kata Kunci: Kemampuan Menulis Teks Berita, Media Audio Visual
101 Nada Saputra: Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi melalui Teknik…
I. PENDAHULUAN
A. Latar BelakangPuisi merupakan salah satu genre karya sastra atau kesusastraan paling tua. Sebab puisi
di kenal sejak zaman Romawi dan Yunani kuno hingga sekarang. Puisi sebagai karya sastradapat dikaji dari bermacammacam aspek. Puisi dapat dikaji dari struktur dan unsur-unsurnya,dapat pula puisi dikaji dari jenis ragamnya. Serta dapat dikaji dari sudut kesejarahannya.1
Sepanjang zaman puisi selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Hal inimengingat hakikatnya sebagai “karya seni dan karya sastra yang selalu terjadi keteganganantara konvensi dan pembaharuan inovasi”.2
Dalam hal ini, karya sastra dicipta berdasarkan konvensi sastra yang da sebagai sifathakiki sastra yaitu sifat kreatif sastra yang timbul kemudian menyimpangi ciri dan konsepestetika yang ada. Karya sastra mempunyai hubungan sejarah antara karya sastra sezaman,yang mendahului atau yang kemudian. Sejarah sastra tidak lepas dari pembabakan waktuuntuk menunjukkan perkembangan sastra dari periode ke periode atau waktu yang dikuasinorma-norma sastra dan konvensi-konvensi sastra yang munculnya dapat dirunut.
Puisi selalu berubah-ubah sesuai dengan evolusi selera dan perubahan konsepestetiknya. Orang tidak akan dapat memahami puisi secara sepenuhnya tanpa mengetahui danmenyadari bahwa puisi itu karya estetik yang bermakna, mempunyai arti, bukan hanyasesuatu yang kosong tanpa makna. Oleh karena itu, puisi dikaji sebagai struktur yangbermakna dan bernilai estetis.
Puisi Indonesia semakin diminati oleh semua lapisan masyarakat Indonesia, tidakterbatas oleh anak-anak, pelajar, dan mahasiswa saja. Hal ini merupakan bukti bahwa puisidapat memberikan kenikmatan seni, selain itu memperkaya kehidupan batin masyarakat yangindividualis dan industrialis.
Salah satu permasalahan mendasar dalam proses pembelajaran sastra atau puisi adalahbanyaknya teori-teori yang di kemukakan oleh para tokoh. Namun dalam kenyataannya,ketika teori-teori tersebut diajarkan di dalam kelas, siswa tidak bergairah dan tidak adamotivasi untuk mempelajarinya. Selama ini guru hanya menggunakan metode ceramah ketikamengajarkan teori-teori sastra atau puisi. Siswapun juga merasa malu ketika membacakanpuisi di depan kelas.
Kadang kala suara siswa tidak terdengar. Ekspresi dan Intonasi dalam membacakanpuisi juga tidak nampak. Berdasarkan latar belakang di atas secara umum dapat di identifikasibahwa motivasi belajar siswa kelas IV MIN 9 Pidie khususnya pada pembelajaran membacapuisi, masih rendah. Dan rendahnya motivasi belajar siswa tentu saja berdampak pada hasilbelajar mereka. Oleh karena itu pada penelitan ini penulis mengambil tindakan atau solusidengan memberikan judul ‘’Peningkatan kemampuan membaca puisi melalui teknikpemodelan pada siswa kelas IV MIN 9 Pidie Tahun pelajaran 2017-2018’’.
1 Pradopo, Rachmat Djoko, Pengkajian Puisi, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012), hal. 1.2 Ibid,…hal. 9
Jurnal Prodi PGMI, Eksperimental, Vol. 5, Nomor 1, Juni 2017 102
II. LANDASAN TEORETISA. Kemampuan Membaca Puisi
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untukmemperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata ataubahasa tulis.
Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akanterlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akandapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirattidak akan ditangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.3
Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaansandi (a recording and dekoding process), berlainan dengan berbicara dan menulis yangjustru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalahmenghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral langguagemeaning) yang mencakup pengubahan tulisan/ cetakan menjadi bunyi yang bermakna. 4
Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalamyang tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Secarasingkat dapat dikatakan bahwa “reading” adalah memetik serta memahami arti atau maknayang terkandung didalam bahan tertulis.5
Demikianlah jelas bagi kita bahwa membaca adalah suatu proses yang bersangkut pautdengan bahasa. Oleh karena itu maka para siswa haruslah dibantu untuk menanggapi ataumemberi responsi terhadap lambang-lambang visual yang mengambarkan tanda-tanda oditoriyang sama yang telah mereka tanggapi sebelum itu. Menyimak dan berbicara haruslah selalumendahului kegiatan mem baca. Ketika membaca kita membuat bunyi dalam kerongkongankita.
Kita membaca lebih cepat kalau kita tahu bagaimana cara mengatakan sertamengelompokkan bunyi-bunyi tersebut dan kalau kita tidak tertegun-tegun melakukannya.Oleh karena itu maka sangat penting sekali diingat agar setiap kesulitan yang berkenaandengan bunyi, urutan bunyi, intonasi, atau jeda haruslah dijelaskan sebelum para siswadisuruh membaca dalam hati ataupun membaca lisan. Kesimpulan yang dapat ditarik dalampembicaraan di atas adalah bahwa “membaca ialah memahami pola-pola bahasa darigambaran tertulisnya.”6
B. PuisiPuisi adalah jenis sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan cermat sehingga
mampu meningkatkan kesadaran orang akan suatu pengalaman dan membangkitkantanggapan khusus lewat bunyi, irama, dan makna khusus. Adapula yang mengatakan puisiadalah karangan bahasa yang khas yang memuat pengalaman yang disusun secara khaspula.Pengalaman batin yang terkandung dalam puisi disusun dari peristiwa yang telah diberimakna yang ditafsirkan secara estetik. Puisi juga dapat disebut karya seni yang puitis karenapuisi dapat membangkitkan perasaan, menarik perhatian, menimbulkan tanggapan yang jelas,atau dapat pulamenimbulkan keharuan.
C. Teknik PemodelanTeknik Pemodelan merupakan teknik mengajar yang menyajikan bahan pelajaran
dengan mempertunjukkan secara langsung objeknya atau caranya melakukan sesuatu untuk
3 Hodgson, dalam Tarigan, Ibid., 7.4 Anderson, dalam Tarigan, Ibid., 7.5 Finochiaro and Bonomo, dalam Tarigan, Ibid., 9.6 Lado dalam Tarigan, ibid.
103 Nada Saputra: Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi melalui Teknik…
mempertunjukkan proses tertentu. Teknik pemodelan dapat digunakan pada semua matapelajaran. Dalam melaksanakan pemodelan, guru harus sudah yakin bahwa seluruh siswadapat memperhatikan dan mengamati terhadap objek yang akan dimodelkan. Sebelum prosespemodelan, guru harusmempersiapkan alat-alat yang digunakan dalam pemodelan tersebut.
Guru di tuntut menguasai bahan pelajaran serta mengorganisasi kelas, jangan sampaiguru terlena dengan pemodelannya tanpa memperhatikan siswa secara menyeluruh.
1. Karakteristik pemodelan dan pengalaman belajarAda beberapa karakteristik teknik pemodelan dan hubungannya dengan pengalaman
belajar siswa.Karasteristik Pemodelan Pengalaman Belajar1. Mempertunjukkan obyek yang yang
sebenarnya2. Ada proses peniruan3. Alat -- alat bantu yang digunakan4. Dapat guru atau siswa yang
melakukannya
1. Mengamati sesuatu pada obyekyang sebenarnya
2. Berpikir sistematis3. Pemahaman terhadap proses sesuatu4. Menganalisa kegiatan secara proses
2.Kelebihan dan kelemahan teknik pemodelanKelebihan Kelemahan1. Dapat mengembangkan rasa ingin
tahu siswa2. Siswa dibiasakan bekerja secara
sistematis3. Siswa dapat membandingkan pada
beberapa obyek
1. Bila jumlah siswa banyakefektivitas pemodelan sulit dicapai
2. Bergantung pada alat bantu
3. Banyak siswa yang kurang berani
3. Pembelajaran puisi dengan teknik pemodelanDalam pembelajaran, adakalanya siswa sulit menangkap hal-hal yang bersifat abstrak
untuk itu perlu diberi peragaan supaya pembelajaran itu bersifat konkrit. Untuk menghindarisemua itu dalam pengajaran bahasa indonesia diperlukan alat peraga seperti yang disarankanpada rambu-rambu pembelajaran bahasa, perlu memperhatikan prinsip pengajaran, antaralain; dari yang mudah ke yang sukar, dari hal yang dekat ke yang jauh, dari yang sederhanake yang rumit, dari yang diketahui ke yang belum diketahui, dari yang konkrit ke yangabstrak.
Berkaitan dengan pembelajaran puisi, penggunaan pendekatan teknik pemodelanmerupakan pilihan yang tepat dan efektif dalam membaca puisi. Dan diharapkan akan banyakmenguntungkan siswa untuk meningkatkan apresiasinya.
4. Materi membaca puisi di MI kelas IVMateri puisi di kelas IV sebenarnya masih sangat sederhana dan mendasar yaitu dari
melengkapi puisi berdasarkan gambar, menulis puisi sederhana, menuliskan kembali puisidengan bahasa yang baik, dan membaca puisi dengan lafal, artikulasi dan intonasi yangbenar. Secara umum materi puisi dan Bahasa Indonesia pada umumnya disajikan secaratematik sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Jurnal Prodi PGMI, Eksperimental, Vol. 5, Nomor 1, Juni 2017 104
III. METODE PENELITIANA. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan DataDalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan teknik observasi, dan tes
tertulis yang digunakan pada akhir siklus I dan siklus II, terdiri atas materi “membaca puisi”.2. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data meliputi: Tes lisan, interview, field notes, skala penilaian danintsrumen lain berupa perangkat elektronika. Instrumen-instrumen tersebut dimaksudkan agardidapatkan triangulasi data.
B. Validasi DataValidasi data meliputi validasi hasil belajar dan validasi proses pembelajaran.
1. Validasi hasil belajarValidasi hasil belajar dikenakan pada instrumen penelitian yang berupa tes. Validasi
ini meliputi validasi teoretis dan validasi empiris. Validasi teoretis artinya mengadakananalisis instrumen yang terdiri atas face validity (tampilan tes), content validity (validitas isi)dan construct validity (validitas kostruksi).
Validitas empiris artinya analisis terhadap butir-butir tes, yang dimulai dari pembuatan,penulisan butir-butir soal, kunci jawaban, kriteria pemberian skor dan analisis hasil tes.
2. Validasi proses pembelajaranValidasi proses pembelajaran dilakukan dengan teknik triangulasi yang meliputi
triangulasi metoda dan kolaborasi dengan guru bidang studi bahasa Indonesia.
C. Analisis DataAnalisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis dekskriptif,
yaitu analisis deskriptif komparatif hasil belajar dengan cara membandingkan hasil belajarpada siklus I dengan siklus II dan membandingkan hasil belajar dengan indikator pada siklusI dan siklus II.
D. Prosedur PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang
ditandai dengan adanya siklus, adapun dalam penelitian ini terdiri atas 2 siklus. Setiap siklusterdiri atas perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan refleksi.
1. Siklus Ia. Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan:
1) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP);2) menyusun lembar observasi, membuat soal tes dan kunci tes dan merancang
pembentukan kelompok.b. Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan:
1) pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal.2) secara klasikal guru menjelaskan strategi dalam pembelajaran bahasa Indonesia
menggunakan teknik pemodelan dilengkapi lembar kerja siswa.3) memodelkan strategi dan langkah-langkah pembelajaran bahasa Indonesia
menggunakan teknik pemodelan.4) mengadakan tes lisan.5) penilaian hasil tes lisan.
105 Nada Saputra: Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi melalui Teknik…
c. Pengamatan (observing), yaitu mengamati proses pembelajaran dan menilai hasil tessehingga diketahui hasilnya untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penggunaanteknik pemodelan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Atas dasar hasil tersebutdigunakan untuk merencanakan tindak lanjut pada siklus berikutnya.
d. Refleksi (reflecting), yaitu menyimpulkan pelaksanaan hasil tindakan pada siklus I.
2. Siklus IIa. Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan:
1) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP);2) menyusun lembar observasi, membuat soal tes dan kunci tes dan merancang
pembentukan kelompok.b. Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan;
1) pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal.2) secara klasikal guru menjelaskan strategi dalam pembelajaran bahasa Indonesia
menggunakan teknik pemodelan dilengkapi lembar kerja siswa.3) mengadakan tes lisan4) penilaian hasil tes lisan.
c. Pengamatan (observing), yaitu mengamati proses pembelajaran dan menilai hasil tessehingga diketahui hasilnya.
d. Refleksi (reflecting), yaitu menyimpulkan pelaksanaan hasil tindakan pada siklus II.
IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian1. Siklus I
Penerapan teknik pemodelan untuk meningkatkan hasil belajara. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPPdan instrumen penilaian. Pada tahap perencanaan awal yang dilakukan peneliti adalahmembuat RPP, sedangkan pada tahap perencanaan akhir, peneliti membuat pedomanobservasi pelaksanaan pembelajaran untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa.
b. PelaksanaanPenelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV MIN 9 Pidie yang terdiri dari 15
orang siswa , pada hari Senin 08 April 2017 jam pelajaran pertama dan kedua dengan alokasiwaktu 2 jam pelajaran (2X35 menit).
c. Tes hasil belajarSetelah guru melaksanakan langkag-langkah pembelajaran diatas guru memberikan
evaluasi berupa pemodelan siswa didepan kelas dari masing-masing kelompok tentang caramembaca puisi yang baik dan benar.
Jurnal Prodi PGMI, Eksperimental, Vol. 5, Nomor 1, Juni 2017 106
TabelTes hasil belajar siswa pada siklus I
No Nama Siswa Skor unsur ke– SkorTotal1 2 3 4
1 Abu Naim 7 7 7 7 282 Alvina Damayanti 7 7 7 7 283 Alvin Yoga Saputra 7 8 7 6 284 Caesar Izaz Septiarsyah 8 7 6 7 285 Erick Budi Prayoga 6 7 7 7 276 Imam Syafi’i 7 7 7 7 287 Muhammad Imam Utomo 7 8 6 7 288 Muhammad Fatahillah 7 7 7 7 289 Panca Hari Prastyo 8 7 7 5 2810 Ragil Roro Ambarwati 8 7 7 6 2811 Rizki 7 7 7 8 2912 Rita Utinia 7 7 7 7 2813 Slamet Umbaran 7 8 6 7 2814 Wildanul Faidzin 8 7 7 7 2915 Yuliana Siswati 8 8 7 6 29
Jumlah Nilai 419
KKM = 75Nilai siswa = Skor Perolehan x 100
Skor Maksimal= 419
15= 28,1 : 4 = 7,03
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan teknik pemodelan padapembelajaran Bahasa Indonesia materi membaca puisi, siswa memperoleh nilai rata-rata 28,1% dan prestasi 7,03. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai yang dicapai siswa belumtuntas karena masih dibawah KKM yang ditentukan yaitu 75.
d. ObservasiPelaksanakan observasi pengamatan bersamaan dengan proses belajar mengajar,
dimulai dengan guru mengamati pemahaman siswa pada saat memperhatikan pemodelan dariguru tentang cara membaca puisi kemudian mengamati keaktifan dan kekompakan siswadalam kelompok nya sampai pada pemodelan oleh teman sejawatnya.
Berikut adalah hasil observasi yang dilakukan pada siklus I :1) Aktifitas Guru
Tahap pengamatan ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran padasiswa kelas IV MIN 9 Pidie oleh Kepala Madrasah sebagai observer yang mengamatiaktivitas peneliti sebagai guru selama pembelajaran bahasa indonesia berlangsung denganmengisi lembar penilaian yang telah disediakan.
107 Nada Saputra: Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi melalui Teknik…
Hasil observasi kemampuan guru dikelas dalam mengelola pembelajaran pada siklus Idiperoleh hasil nilai 59 dan termasuk kategori baik. Adapun siswa pada siklus I didapatkandata rata-rata 70,2 %, dan termasuk aktivitas baik juga.
2) Aktivitas SiswaPada tahap ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kegiatan awal, inti, dan akhir. Pada
tahap awal guru memberikan salam, memberi apresiasi untuk menata kesiapan siswa. Setelahitu guru menyampaikan tujuan pembelajaran sekaligus memberi motivasi belajar siswa.
Hasil observasi siswa dalam mengikuti pelajaran pada siklus I diperoleh skor 43 atau71,7 % sedangkan skor idealnya adalah 75. dengan melihat prosentase di atas makapembelajaran belum sesuai dengan harapan karena indikator pencapaian keberhasilan siswadalam mengikuti pembelajaran harus mencapai 75.
e. Hasil WawancaraWawancara dilakukan setelah pelaksanaan pembelajaran siklus satu. Dari hasil
wawancara diperoleh informasi bahwa pembelajaran pada siklus I sudah baik namun masihperlu penyempurnaan karena siswa kurang bisa kondusif dikelas. Namun strategipembelajaran ini sangat baik diterapkan dikelas IV karena bisa menumbuhkan keberaniansiswa sehingga hal ini bisa meningkatkan hasil belajarnya meskipun tidak semua siswa dapatmencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 75.
f. refleksi siklus IPada tahap ini akan dikaji apa yang telah dilaksanakan dengan baik maupun yang
kurang maksimal dalam proses belajar mengajar dengan penerapan teknik pemodelan. Daridata yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa:
1) Berdasarkan hasil observasi siklus I terhadap kemampuan guru dalam mengelolateknik pemodelan sudah cukup baik namun masih perlu perbaikan karena adabeberapa indikator yang masih rendah, seperti kesesuaian strategi dengan karaktersiswa, kurangnya antusias guru untuk memulai pelajaran, hal ini dapat ditunjukkandari hasil observasi guru sebesar 71,7 %.
2) Berdasarkan hasil observasi aktifitas siswa pada siklus I, siswa sudah cukup baikdalam mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunakan teknik pemodelan,namun siswa kurang berani mengekspresikan kemampuannya membaca puisididepan kelas.
Dari refleksi diatas maka peneliti perlu mengadakan perbaikan pada siklus II denganperumusan perbaikan selanjutnya.
2. Siklus IIa. tahap perencanaan
Pelaksanaan siklus II pada tanggal 13 Mei 2017. Pada tahap awal penelitimempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP dan instrumen penilaian, untuktahap akhir membuat pedoman observasi pelaksanaan pembelajaran untuk mengetahuitingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran bahasa indonesia.
b. tahap pelaksanaanSiklus II ini dilaksanakan dikelas IV MIN 9 Pidie yang terdiri dari 15 siswa pada hari
Senin, 13 Mei 2017 jam pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2 jam pelajaranatau (2 X 35 menit).
Proses pelaksanaan tindakan siklus II, peneliti lebih menekankan pemahaman siswadalam materi membaca puisi, guru lebih memperhatikan aktifitas siswa dalam kelompoknya.
Jurnal Prodi PGMI, Eksperimental, Vol. 5, Nomor 1, Juni 2017 108
c. tes hasil belajar
TabelTes Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
No Nama Siswa Skor unsur ke– SkorTotal1 2 3 4
1 Abu Naim 8 8 8 8 322 Alvina Damayanti 8 8 8 8 323 Alvin Yoga Saputra 8 8 8 8 324 Caesar Izaz Septiarsyah 8 8 8 8 325 Erick Budi Prayoga 8 8 8 8 326 Imam Syafi’i 8 8 8 9 337 Muhammad Imam Utomo 9 8 8 8 338 Muhammad Fatahillah 8 8 9 8 339 Panca Hari Prastyo 8 8 8 8 3210 Ragil Roro Ambarwati 8 8 8 8 3211 Rizki 8 8 8 8 3212 Rita Utinia 8 8 8 9 3313 Slamet Umbaran 9 8 8 8 3314 Wildanul Faidzin 8 8 8 9 3315 Yuliana Siswati 8 8 8 8 32
Jumlah Nilai 486
KKM = 75Nilai siswa = Skor Perolehan x 100
Skor Maksimal= 486
15= 32,4 : 4 = 8,1
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat keberhasilan siswa padasiklus II ini mengalami peningkatan dan telah mencapai 8,1%. Hal ini telah sesuai denganharapan bahwa ketuntasan belajar sudah melebihi KKM yang ditentukan yaitu 80%.
d. ObservasiPengamatan dilaksanakan bersamaa dengan pelaksanaan belajar mengajar, berikut
adalah data hasil pengamatan aktivitas guru oleh observer.e. Hasil wawancara
Berdasarkan hasil wawancara setelah dilakukan siklus II dengan Bapak Drs. Rusydi,M.Pd selaku kepala madrasah, diperoleh informasi bahwa pembelajaran pada siklus II iniberjalan dengan baik, siswa sudah dapat dikondisikan dengan baik sehingga proses belajarmengajar berjalan dengan lancar.
109 Nada Saputra: Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi melalui Teknik…
f. tahap refleksiPada tahap ini akan dikaji apa yang telah dilaksanakan dalam siklus II. Dari data yang
diperoleh dapat disimpulkan bahwa:1) Guru sudah mampu menyesuaikan strategi dengan karakteristik siswa, bisa
mengkondisikan kelas, dan tepat waktu dalam memulai pelajaran, hal ini bisa dilihatdari prosentase yang di dapat yaitu 89,1 %.
2) Dari hasil observasi ini siswa sudah mampu untuk memahami teknik yang diajarkanserta mampu memahami materi membaca puisi dengan benar, ini dapat di buktikandengan hasil observasi yang diperoleh pada siklus II 8,1 % dan sudah dikata berhasilkarena sudah mencapai KKM dengan prosentase 80%.
B. Pembahasan1. Siklus I
Hasil analisa data pada siklus I diperoleh nilai rata-rata kemampuan membaca puisimasih rendah dibawah KKM yaitu 7,03. Hal ini menunjuk kan bahwa siswa masih kesulitanmemahami teknik pemodelan yang diajarkan oleh guru, siswa kurang antusias dalammengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat dari hasil observasi pada siklus I skor masih rendah,dengan demikian maka kegiatan belajar mengajar harus diperbaiki pada siklus II.2. Siklus II
Pada siklus II diperoleh tes hasil belajar dengan nilai rata-rata 8,1 atau 14 siswa yamgtuntas dan satu yang belum tuntas. Evaluasi sudah sesuai harapan yaitu nilai rata-rata siswaMIN 9 Pidie sudah mencapai 80 % sehingga penelitian ini sudah tuntas pada siklus ke II,guru sudah dapat menyiapkan siswa dengan mengingatkan kembali materi yang sudahdiajarkan dengan baik. Suasana pembelajaran sudah efektif dan menyenangkan . Siswa lebihantusias dalam memodelkan pembacaan puisi di depan kelas.
V. PENUTUPA. Simpulan
Dengan adanya penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru sebagai peneliti,dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:1. Penerapan teknik pemodelan dalam pembelajaran puisi pada siswa kelas IV MIN 9 Pidie
tahun pelajaran 2017 – 2018, pada tahap ini guru memperagakan cara memodelkanpembacaan puisi didepan kelas dan siswa menirukan secara bersama-sama. Setelah ituguru membentuk kelompok menjadi tiga dan menyuruh perwakilan dari kelompok yangdianggap mumpuni untuk memodelkan pembacaan puisi didepan kelas setelah itu barusiswa disuruh maju satu persatu untuk memperagakan pembacaan puisi secara bergantian.
2. Peningkatan kemampuan membaca puisi siswa kelas IV MIN 9 Pidie tahun pelajaran2017-2018 melalui teknik pemodelan, pada siklus I kemampuan membaca puisi siswamasih rendah yaitu masih 7,03 sedangkan KKM nya harus mencapai 75, penampilansiswa masih belum maksimal, masih banyak yang malu dan suara juga belum lantang,mereka belum antusias untuk itu perlu penyempurnaan lagi pada siklus II. Pada siklus IIkemampuan membaca puisi siswa sudah melebihi KKM yang telah ditentukan yaitu 75,sedangkan nilai rata-rata siswa mencapai 81 sehingga penelitian ini dianggap sudahberhasil dan tuntas, siswa lebih antusias dalam memodelkan pembacaan puisi didepankelas.
Jurnal Prodi PGMI, Eksperimental, Vol. 5, Nomor 1, Juni 2017 110
B. SaranBerikut adalah saran dari peneliti, guna semakin meningkatkan kualitas pendidikan di
MIN 9 Pidie yaitu :1. Berkaitan dengan penerapan teknik pemodelan dalam pembelajaran membaca puisi, saran
peneliti adalah guru harus lebih memahami karakter masing-masing siswa yang sangatunik dan beragam itu sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajarandikelas.
2. Berkaitan dengan peningkatan kemampuan membaca puisi siswa, hendaknya madrasahmemfasilitasi siswa dalam berbagai ajang perlombaan membaca puisi baik ditingkatmadrasah, kecamatan maupun kejenjang yang lebih tinggi.
111 Nada Saputra: Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi melalui Teknik…
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2011.
Mulyati, Yeti. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Di Kelas Tinggi. Jakarta: UniversitasTerbuka. 2007.
Tarigan, Djago. Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. 2005.
Tarigan, Henry Guntur. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa. 2008.
Uno, Hamzah B. Teknologi Komunikasi & Informasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.2010.