126
PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS) (Studi Kasus: Perusahaan Gizi Food Batu) SKRIPSI Oleh : FANI BEKTI PRATIWI NIM 105100301111032 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

(Studi Kasus: Perusahaan Gizi Food Batu)

SKRIPSI

Oleh : FANI BEKTI PRATIWI NIM 105100301111032

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

2

PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

(Studi Kasus: Perusahaan Gizi Food Batu)

Oleh : FANI BEKTI PRATIWI NIM 105100301111032

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Teknologi Pertanian

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 3: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

3

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul TA : Pengukuran Kinerja dengan Metode Integrated Performance Measurement System (IPMS) (Studi Kasus : Perusahaan Gizi Food Batu)

Nama Mahasiswa : Fani Bekti Pratiwi NIM : 105100301111032 Jurusan : Teknologi Industri Pertanian Fakultas : Teknologi Pertanian

Disetujui Oleh :

Pembimbing Pertama, Pembimbing Kedua,

Dr. Retno Astuti, STP, MT Mas’ud Effendi, STP. MPNIP. 19700521 200212 2 001 NIP. 1980 0823 200501 1003

Tanggal Persetujuan: Tanggal Persetujuan:

……………………………....

……………………………....

Page 4: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

4

Page 5: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

5

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Gresik pada 04 Juni

1992. Penulis merupakan putri pertama dari

dua bersaudara yang dilahirkan dari seorang

ayah yang bernama Subaktidan Ibu

Kholifah.Penulis menyelesaikan pendidikan

Sekolah Dasar di SD Semen Gresik pada

tahun 2004, kemudian melanjutkan di SMP

Muhammadiyah 12 Sendang Agung, dan

menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di SMAMuhammadiyah 1

Gresik pada tahun 2010.

Pada tahun 2017 penulis telah berhasil menyelesaikan

pendidikannya di Universitas Brawijaya di jurusan Teknologi Industri

Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian. Pada masa pendidikannya

penulis aktif sebagai asisten Manajemen Pemasaran dan asisten

Kewirausahaan Agroindustri. Penulis pernah aktif mengikuti

Himatitan (Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian), ESP

(English Spesific Purposes). Unit Aktivitas Paduan Suara Mahasiswa

Universitas Brawijaya, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah UB, Seni

Fakultas Teknologi Pertanian, IAAS (International Association

Students in Agricultural and Related Science) LC UB, dan SOBAT

BUMI INDONESIA Pertamina Foundation. Penulis pernah

mendapatkan pendanaan dalam Program Kreativitas Mahasiswa

bidang penelitian pada tahun 2011, pemenang penyusunan rencana

usaha oleh Kementrian Koperasi dan UMKM pada tahun 2013,

juara 3 PKM-GT Agrifest. Selain itu penulis pernah mendapat

beasiswa SOBAT BUMI Pertamina Foundation.

Page 6: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

6

Alhamdulillah, Terima Kasih Ya Allah

Karya Kecil Ini Aku Persembahkan Kepada Kedua

Orang Tuaku,Adikku, Keluargaku,Teman – Temanku

tercinta, Dan Orang – Orang yang Senantiasa Mendoakanku

Page 7: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

7

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Mahasiswa : Fani Bekti Pratiwi NIM : 105100301111032 Jurusan : Teknologi Industri Pertanian Fakultas : Teknologi Pertanian Judul TA : Pengukuran Kinerja dengan Metode

Integrated Performance Measurement System (IPMS) (Studi Kasus : Perusahaan Gizi Food Batu)

Menyatakan bahwa,

TA (Tugas Akhir) dengan judul di atas merupakan karya asli penulis. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar saya bersedia dituntut sesuai hukum yang berlaku.

Malang, 07 Agustus 2017 Pembuat Pernyataan, Fani Bekti Pratiwi NIM. 105100301111032

Page 8: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

8

Fani Bekti Pratiwi. 105100301111032. PENGUKURAN

KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED

PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS) (Studi

Kasus : Perusahaan Gizi Food Batu). Tugas Akhir.

Pembimbing Dr.Retno Astuti,STP.MTdan Mas’ud Effendi,

STP. MP.

RINGKASAN

Perusahaan Gizi Food adalah salah satu perusahaan

keripik kentang siap saji yang cukup terkenal di Kota Batu.

Perusahaan Gizi Food Batu mengutamakan proses produksi

untuk menunjang keberhasilan perusahaan dalam melayani

kebutuhan konsumen. Pengukuran kinerja yang pernah

dilakukan oleh Perusahaan Gizi Food Batu adalah penilaian

prestasi kerja karyawan dan pemberian insentif berdasarkan

kompetensi karyawan. Perusahaan belum pernah melakukan

pengukuran kinerja secara menyeluruh sebelumnya yang

melibatkan stakeholder, dimana stakeholder merupakan aset

paling penting pada perusahaan. Oleh karena itu, perlu

dilakukan pengukuran kinerja yang memperhatikan kebutuhan

– kebutuhan dari setiap stakeholder. Tujuan penelitian ini

adalah memberikan gambaran dan informasi kepada

perusahaan tentang tingkat pencapaian kinerja yang dapat

digunakan dalam melakukan perbaikan kinerja perusahaan

dan menghasilkan rekomendasi perbaikan yang dapat

diterapkan pada perusahaan Gizi Food Batu.

Metode pengukuran kinerja yang dilakukan adalah

menggunakanIntegrated Performance Measurement Systems

(IPMS). IPMS merupakan salah satu metode pengukuran

kinerja perusahaan yang memperhatikan kebutuhan –

kebutuhan dari setiap stakeholder (stakeholder requirement).

Penggunaan metode Integrated Performance Measurement

Page 9: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

9

Systems ini dikombinasikan dengan metode Analitical Hirarcy

Process, metode Objective matrix (OMAX) dan metode Traffic

Light System. Analisis terhadap kebutuhan para stakeholder

perusahaan kemudian dilakukan penyusunan objectives,

identifikasi KPI, penyusunan dan pengisian kuesioner oleh

responden, dan melakukan pembobotan KPI agar dapat

diketahui key performance indicators yang menjadi prioritas

untuk ditingkatkan oleh pihak perusahaan. Responden adalah

manajer perusahaan. Responden memberikan verifikasi pada

kuesioner stakeholder requirement, kuesioner stakeholder

objective, dan kuesioner KPI serta memberikan penilaian

untuk kuesioner pembobotan.

Hasil pengukuran kinerjadengan menggunakan metode

Integrated Performance Measurement System (IPMS)

diperoleh sebanyak 33 KPI yang terdiri dari 7 KPI investor, 9

KPI customer, 9 KPI employee, 4 KPI masyarakat, dan 4 KPI

supplier. Dengan menggunakan metode Objective Matrix

(OMAX) dan Traffic Light System dihasilkan 23 KPI

merupakan kategori hijau, 5 KPI tergolong kategori kuning dan

5 KPI merupakan kategori merah. Key Performance Indicator

(KPI) yang masuk dalam kategori kuning adalahTotal asset

turn over (I1b), Debt to equity (I1c), rentabilitas ekonomi (I2b),

frekuensi promosi barang (C2c), dan Peningkatan inovasi

produk (C3c).Key Performance Indicator (KPI) yang masuk

dalam kategori merah adalahfrekuensi penerbitan dan

evaluasi LPJ keuangan (I1a),Current ratio (I3a), persentase

karyawan yang mendapat dana jaminan sosial tenaga kerja

(E1e), frekuensi evaluasi dan review pekerjaan (E2a), dan

persentase kegiatan pelatihan dan pengembangan karyawan

yang telah dilakukan.

Page 10: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

10

Kata Kunci : Pengukuran Kinerja, Integrated Performance

Measurement System (IPMS), Key

Performance Indicator (KPI)

FANI BEKTI PRATIWI. 105100301111032. PERFORMANCE

MEASUREMENTUSINGINTEGRATED PERFORMANCE

MEASUREMENT SYSTEM (IPMS) (Case Study : Gizi Food

Batu).TA. Supervisor : Dr. Retno Astuti, STP, MT. Co-

Supervisor:Mas’ud Effendi, STP. MP.

SUMMARY

Gizi Food Batu Company is one of the famous potato

chip producer in Batu. The company prioritizes the production

process to support the company’s success in serving the

needs of consumers. The performance measurement which

has ever done by Gizi Food Batu Company are an

assessment of the achievements of the labor intensive and the

granting of employee based on employee competency. The

company has never done the previous overall performance

measurement involving stakeholder, where stakeholder are

the most important asset of the company. Therefore, the

company needs to measure consideringstakeholder

requirements. This study aimed to provide an overview and

information to the company about the level of achievement of

the performance that can be used in doing performance

improvement company and produce recommendations for

improvements that can be applied to Gizi Food Batu

Company.

The performance measurement method was Integrated

Performance Measurement System (IPMS). IPMS is one of

the performance measurement method that pays attention to

the stakeholder requirements. The use of IPMS method was

combined with Analitical Hirarcy Process (AHP), Objective

Page 11: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

11

Matrix (OMAX) method and Traffic Light System method.

Analysis was carries out on the stakeholder requirements

,then arrange the objectives, identify KPI,the priority of KPI to

be improved, then was determined by weighting the KPI

arrange and fill the questionnaire by respondent.The

respondent was the manager of the company. Respondent

give the verification to stakeholder requirement questionnaire,

stakeholder objective questionnaire and KPI questionnaire.

The result of performance measurement with Integrated

Performance Measurement System (IPMS) was 33 KPI that

consist of 7 investor’s KPI, 9 customer’s KPI, 9 employee’s

KPI, 4 community’s KPI, and 4 supplier’s KPI. By using

Objective Matrix (OMAX) and Traffic Light System method, 23

KPI were in green category, 5 KPI were classified as yellow

category and 5 KPI were in red category. Key Performance

Indicators (KPI) included in the yellow category were Total

asset turnover (I1b),Debt to equity (I1c), economic profitability

(I2b),frequency of goods promotion (C2c), and Improvement of

product innovation C3c). Key Performance Indicators (KPIs)

included in the red category were frequency of issuance and

evaluation of financial report (I1a), Current ratio

(I3a),percentage of employees who receive social security

guarantee fund (E1e), KPI frequency evaluation and job

review (E2a), and percentage of training and employee

development activities.

Keyword : Performance Measurement, Integrated

Performance Measurement System (IPMS), Key Performance

Indicator (KPI)

Page 12: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

12

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT

karena atas limpahan rahmatNya penulis dapat

menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul “ Pengukuran

Kinerj dengan Metode Integrated Performance Measurement

System (IPMS) (Studi Kasus : Perusahaan Gizi Food Batu).

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terima

kasih yang sebesar – besarnya kepada orang – orang dan

lembaga yang secara langsung maupun tidak langsung telah

memberikan bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan

proposal ini, yatu :

1. Dr. Retno Astuti, STP, MT dan Mas’ud Effendi,

STP, MP selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan

dan pengarahan kepada penulis.

2. Dr. Siti Asmaul Mustaniroh, STP, MP selaku dosen

penguji yang telah memberikan saran dan

masukan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

3. Dr. Sucipto, STP, MP selaku ketua jurusan

Teknologi Industri Pertanian.

4. Manajer dan segenap karyawan Perusahaan Gizi

Food Batu yang telah memberikan bantuan dan

arahan dalam skripsi.

5. Kedua orang tua tercinta yang telah sangat banyak

memberikan doa dan dukungannya kepada penulis

baik secara moril maupun materil.

6. Adik Defa Bekti tercinta serta keluarga dan kerabat

yang senantiasa memberikan doa serta dukungan

semangat.

Page 13: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

13

7. Sahabat serta rekan – rekan seperjuangan yang

tak henti memberikan dukungan dan motivasi

kepada penulis.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam

penyusunan proposal skripsi ini. Oleh karena itu kritik dan

saran diharapkan untuk penulisan laporan skripsi selanjutnya.

Malang, 07 Agustus 2017

Penulis

DAFTAR ISI

Page 14: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

14

HALAMAN JUDUL .................................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ....................................................... iii RIWAYAT HIDUP .................................................................... iv HALAMAN PERUNTUKAN ...................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ........................... vi RINGKASAN .......................................................................... vii SUMMARY ............................................................................. ix KATA PENGANTAR ............................................................... xi DAFTAR ISI ........................................................................... xiii DAFTAR TABEL .................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ............................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................... xvii BAB I. PENDAHULUAN ........................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ....................................................... 3 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................ 4 1.4 Manfaat Penelitian .......................................................... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................. 5 2.1 Keripik Kentang .............................................................. 5 2.2 Pengukuran Kinerja ........................................................ 5 2.3 Integrated Performance Measurement System (IPMS) ... 8

2.3.1 Tahapan IPMS .......................................................... 9 2.3.2 Komponen Utama IPMS ......................................... 11 2.3.3 Karakteristik IPMS .................................................. 15

2.4 Key Performance Indicator (KPI) .................................. 18 2.5 Analytical Hirrcy Process (AHP) ................................... 20

2.5.1 Formulasi Matematis ............................................... 22 2.5.2 Langkah Perhitungan AHP ...................................... 23

2.6 Objective Matrix (OMAX) .............................................. 25 2.7 Traffic Light System ...................................................... 28 2.8 Penelitian Terdahulu ..................................................... 28

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................. 32 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................... 32 3.2 Batasan Masalah .......................................................... 32

Page 15: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

15

3.3Tahapan Penelitian ........................................................ 33 3.4 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data ............. 35

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................... 44

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ..................................... 44 4.2 Pembobotan KPI .......................................................... 46

4.2.1 Pembobotan Stakeholder........................................ 47 4.2.2 Pembobotan antar Objective ................................... 49 4.2.3 Pembobotan antar KPI pada Setiap Objective ........ 54 4.2.4 Pembobotan antar KPI pada Setiap Stakeholder .... 59

4.3Target dan Pencapaian Perusahaan ............................. 63 4.4Scoring System dengan OMAX dan Traffic Light ........... 68 4.5 Analisa Hasil Pengkategorian KPI ................................ 71 4.6 Analisa Hasil Pengukuran Kinerja Perusahaan ............. 74 4.7 Implikasi Manajerial ...................................................... 82

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................... 93

5.1 Kesimpulan................................................................... 93 5.2 Saran............................................................................ 94

DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 95 LAMPIRAN ........................................................................... 108

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1Karaketeristik dari Model IPMS ................................ 17 Tabel 2.2Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan .......... 22 Tabel 2.3Nilai IndeksRandom (IR) .......................................... 25

Page 16: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

16

Tabel 3.2Skala Penilaian Bobot .............................................. 41 Tabel 4.1Pembobotan antar Stakeholder ............................... 47 Tabel 4.2 Hasil dan Target Pencapaian Perusahaan .............. 64 Tabel 4.3Daftar Hasil Pengkategorin KPI ............................... 71

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1Skema Penilaian berdasarkan OMAX .................. 27 Gambar 3.2 Tahapan Penelitian ............................................. 34

Page 17: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

17

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1Kuesioner Stakeholder ....................................... 108 Lampiran 2Kuesioner Objective ........................................... 114

Page 18: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

18

Lampiran 3Kuesioner KPI .................................................... 120 Lampiran 4Kuesioner Pembobotan ...................................... 126 Lampiran 5Proses Produksi ................................................. 144 Lampiran 6Pembobotan dengan Expert Choice ................... 145 Lampiran 7Struktur AHP ...................................................... 159 Lampiran 8Pembobotan antar Objective .............................. 162 Lampiran 9Pembobotan KPI ................................................ 163 Lampiran 10Pembobotan KPI antar Stakeholder ................. 165 Lampiran 11 Nilai Bobot Seluruh KPI ................................... 167 Lampiran 12 Rumus Total Asset Turnover, current ratio, debt

to equity, profit margin, gross profit margin on sales, rentabilitas ekonomi .............................. 169

Lampiran 13 Skema Penilaian Perusahaan Gizi Food Batu . 171

Page 19: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap perusahaan harus melakukan pengukuran kinerja

untuk mengetahui tingkat performansi kerja yang baik.

Pengukuran kinerja dilakukan karena semua perusahaan perlu

melakukan evaluasi terhadap performansi kerja. Peningkatan

kinerja dapat diketahui dengan tercapainya tujuan akhir

perusahaan yaitu menghasilkan laba yang berkesinambungan

untuk mencapai kesejahteraan bersama. Maksimalisasi

motivasi personel dalam mencapai sasaran strategik

perusahaan inilah yang menjadi tujuan utama pengukuran

kinerja (Mulyadi, 2007).

Perusahaan Gizi Food adalah salah satu perusahaan

keripik kentang siap saji yang cukup terkenal di Kota Batu.

Kapasitas produksi perusahaan Gizi Food ini pada musim

hujan 100 – 200 kg per hari atau 3-6 ton per bulan. Pada

musim kemarau kapasitas produksi 400 – 500 kg per hari atau

12-15 ton per bulan. Perbedaan kapasitas ini disebabkan oleh

cuaca yang mempengaruhi proses pengeringan kentang.

Perusahaan Gizi Food mengutamakan proses produksi untuk

menunjang keberhasilan perusahaan dalam melayani

kebutuhan konsumen. Selama ini, pengukuran kinerja yang

pernah dilakukan oleh perusahaan Gizi Food adalah penilaian

prestasi kerja karyawan dan pemberian insentif berdasarkan

Page 20: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

2

kompetensi. Perusahaan Gizi Food belum pernah melakukan

pengukuran kinerja secara menyeluruh sebelumnya yang

melibatkan stakeholder perusahaan yaitu investor, pelanggan,

supplier, karyawan dan masyarakat. Stakeholder merupakan

aset paling penting pada sebuah perusahaan.Oleh karena itu,

perlu dilakukan pengukuran kinerja yang memperhatikan

kebutuhan – kebutuhan dari setiap stakeholder.

Dewasa ini terdapat beberapa pendekatan yang dapat

dipakai untuk mengukur kinerja perusahaan, misalnya BSC

dan IPMS. Balanced Score Card (BSC)adalah metode yang

melihat bisnis dalam empat perspektif yaitu customer

perspectives, internal perspectives, innovation dan learning

perspectives, dan financial perspectives (Ciptani, 2000).

Integrated Performance Measurement System (IPMS)

merupakan metode pengukuran kinerja yang bertujuan untuk

menggambarkan sistem pengukuran kinerja dalam arti yang

tepat, dalam bentuk integrasi, seefektif dan seefisien mungkin

(Maulidia, 2014). Metode IPMS adalah metode yang melihat

bisnis lebih lengkap karena menggunakan seluruh stakeholder

perspectivedibandingkan metode BSC.

Pada penelitian ini pengukuran kinerja dilakukan dengan

menggunakan pendekatan Integrated Performance

Measurement Systems (IPMS). IPMS merupakan salah satu

metode pengukuran kinerja perusahaan yang memperhatikan

kebutuhan – kebutuhan dari setiap stakeholder (stakeholder

Page 21: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

3

requirement), dan tetap memonitor posisi perusahaan

terhadap pesaingnya (external monitor). Penggunaan metode

Integrated Performance Measurement Systems ini

dikombinasikan dengan metode Analitical Hirarcy Process,

metode Objective matrix (OMAX) dan metode Traffic Light

System. Setelah integrasi antara metode IPMS, AHP, OMAX

dan Traffic Light System, dilakukan analisis terhadap

kebutuhan para stakeholder perusahaan agar dapat diketahui

key performance indicators yang menjadi prioritas untuk

ditingkatkan oleh pihak perusahaan (Alda, 2013). Pengukuran

kinerja dan implementasinya ini diharapkan dapat memberikan

perubahan positif bagii perusahaan Gizi Food, meningkatkan

kinerja perusahaan dan menjadikan perusahaan Gizi Food

sebagai salah satu perusahaan keripik kentang siap saji yang

unggul serta memberikan kepuasan tertinggi bagi konsumen

pada khususnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat

dirumuskan permasalahan-permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengukuran kinerja pada Perusahaan Gizi

Food Batu dengan menggunakan metode Integrated

Performance Measurement System (IPMS) ?

Page 22: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

4

2. Bagaimana rekomendasi perbaikan yang dapat diterapkan

pada Perusahaan Gizi Food Batu berdasarkan metode

Integrated Performance Measurement System (IPMS) ?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah:

1. Melakukan pengukuran kinerja Perusahaan Gizi Food Batu

dengan menggunakan metode Integrated Performance

Measurement System (IPMS).

2. Menghasilkan rekomendasi perbaikan yang dapat

diterapkan pada Perusahaan Gizi Food Batu berdasarkan

metode Integrated Performance Measurement System

(IPMS).

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan gambaran dan informasi kepada perusahaan

tentang tingkat pencapaian kinerja perusahaan, sehingga

dapat digunakan sebagai bahan evaluasi, pertimbangan,

dan pengendalian untuk perencanaan peningkatan dan

perbaikan kualitas manajemene perusahaan.

2. Memberikan masukan kepada perusahaan mengenai

pengukuran kinerja yang dapat digunakan untuk lebih

meningkatkan kualitas manajemen perusahaan.

Page 23: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

1

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keripik Kentang

Kentang (Solanu tuberosum L) merupakan salah satu

jenis sayuran subtropics yang terkenal di Indonesia. Daya tarik

sayuran ini terletak pada umbi kentang yang kayak karbohidrat

dan bernilai gizi tinggi. Di Indonesia kentang sudah dijadikan

bahan pangan alternative atau bahan karbohidrat subtitusi,

terutama dalam pemenuhan kebutuhan gizi dan pangan

masyarakat Indonesia di samping beras (Gunarto,2003).

Menurut Astawan (2004), keripik kentang adalah suatu

makanan ringan yang sangat favorit karena rasanya yang

gurih serta teksturnya yang renyah. Yang dimaksud dengan

keripik kentng adalah irisan tipis – tipis kentang yang digoreng

secara deep fried di dalam media minyak. Di Amerika Utara

keripik kentang dikenal dengan nama potato chrips,

sedangkan di Negara – Negara selain Eropa, makanan ringan

ini lebih dikenal dengan potato chip daripada crips.

2.2.Pengukuran Kinerja

Menurut Wibowo (2008), kinerja berasal dari pengertian

performance. Adapun pengertian performance sebagai hasil

kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja

mempunyai makna luas, tidak hanya hasil kerja, tetapi

bagaimana proses pekerjaan berlangsung. Kinerja merupakan

hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan dengan tujuan

Page 24: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

2

strategis organisasi, kepuasaan konsumen, dan memberikan

kontribusi pada ekonomi.

Simanjuntak (2005) menyatakan bahwa kinerja adalah

tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu.

Sedangkan kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian

hasil dalam rangka mewujudkan perusahaan. Kinerja

perusahaan dapat juga diartikan sebagai agregasi atau

akumulasi kinerja semua unit – unit organisasi, yang sama

dengan penjumlahan kinerja semua orang atau induvidu yang

bekerja di perusahaan tersebut. Sehingga kinerja perusahaan

dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu dukungan organisasi,

kemampuan manajemen dan kinerja setiap orang yang

bekerja di perusahaan tersebut.

Ukuran kinerja bisasebagai sesuatu yang penting yang

dapat mendeskripsikan tentang produk dan jasa kita serta

tentang proses bagaimana memproduksi produk dan jasa

tersebut. Ukuran kinerja adalah sebuah alat yang menolong

kita untuk mengerti, mengatur, dan mengembangkan apa

yang perusahaan kita sedang lakukan. Ukuran kinerja yang

efektif dapat memberitahu kita hal – hal sebagai berikut:

1. Seberapa baik yang sedang kita lakukan

2. Apakah kita sudah mencapai tujuan kita atau belum

3. Apakah pelanggan kita merasa puas atau

dipuaskan

Page 25: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

3

4. Apakah proses kerja kita ada dalam control

hitungan yang tepat

5. Apakah ada perkembangan – perkembangan

terbaru yang perlu dilakukan

Hal – hal di atas yang dapat membantu manajemen

dalam mengambil keputusan yang tepat. Pengukuran kinerja

dikelompokkan menjadi enam kategori. Keenam kategori

tersebut adalah sebagai berikut (Artley, 2001):

1. Efektifitas

Karakteristik proses yang menujukkan tingkat

ketepatan proses output terhadap kebutuhan yang

akan dipenuhi.

2. Efisiensi

Karakteristik proses yang menunjukkan tingkat proses

produksi dalam menghasilkan output dengan biaya

yang minimum.

3. Kualitas

Tingkatan yang berhubungan dengan produk atau jasa

yang dapat memenuhi permintaan dan harapan dari

pelanggan.

4. Timeline

Mengukur apakah suatu pekerjaan dikerjaan dengan

benar dan tepat waktu. Perlu diciptakan suatu kriteria

untuk mendefinisikan waktu untuk satu unit kerja.

Page 26: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

4

Kriteria ini biasanya berdasarkan permintaan dari

pelanggan.

5. Produktivitas

Nilai output dari proses dibagi dengan nilai – nilai input

yang digunakan.

6. Keamanan

Mengukur keseluruhan kesehatan dan lingkungan

kerja perusahaan.

2.3.Integrated Performance Measurement System (IPMS)

Metode IPMS dikembangkan oleh Centre of Strategis

Manufacturing University of Strachlyde, Glasgow (Suwignjo

dalam Suartika,2007) sebagai salah satu metode yang

digunakan dalam pengukuran kinerja. IPMS memiliki ciri – ciri

sebagai berikut :

1. Menyusun tugas dan aktivitas perusahaan sesuai

dengan tujuan kritis level atas.

2. Memberikan kendali bisnis pada semua bagian dalam

perusahaan, searah dengan strategi bisnis yang

dimiliki.

3. Melakukan program perbaikan yang searah dengan

strategi bisnis perusahaan.

Key Performance Indicator pada keempat level organisasi

diidentifikasi berdasarkan stakeholderrequirements, external

monitor, dan objectives. Proses perancangan sistem

Page 27: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

5

pengukuran kinerja berdasarkan IPMS berlangsung top-

down,dari level bisnis ke aktivitas.Model IPMS harus mengikuti

tahapan – tahapan sebagai berikut: identifikasi stakeholder

dan requirement, melakukan External monitor (Bencmarking),

menetapkan objectives bisnis, mendefinisikan measures/KPI,

melakukan validasi KPI, dan menspesifikasikan KPI.

2.3.1 Tahapan Integrated Performance Measurement

System (IPMS)

Model IPMS membagi level bisnis suatu organisasi

menjadi 4 level dengan tahapan sebagai berikut

(Suartika,2007) :

1. Identifikasi Stakeholder Requirement

Pada tiap – tiap level bisnis (organisasi) harus

diketahui siapa saja stakeholdernya atau pihak – pihak

yang berkepentingan pada bisnis tersebut. Stakeholder

tersebut antara lain, pemegang saham, pemilik bisnis,

pegawai atau karyawan, konsumen atau pemasok, dan

masyarakat. Dalam IPMS dilakukan identifikasi

stakeholder kemudian diidentifikasi pula apa yang

menjadi keinginan dari tiap – tiap stakeholder terhadap

bisnis perusahaan.

2. Melakukan External Monitor

Page 28: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

6

Perusahaan harus mengetahui posisinya terhadap

pesaingnya untuk mengetahui perkembangan

kebutuhan dari bisnis. Posisi persaingan dapat

ditunjukkan dengan kejelasan stakeholder requirement.

3. Menetapkan Objektif Bisnis

Penyusunan tujuan (objektif bisnis) harus didasarkan

pada keterlibatan dan prioritas perkembangan

kebutuhan bersamaan dengan target dan skala waktu

yang tepat. Tujuan seharusnya juga didasarkan pada

pemikiran sejumlah masukan, yaitu: permintaan

stakeholder, praktek dan performansi dimana

organisasi mampu mencapainya dengan berbagai

batasan yang ada disebut target realistis, tingkat

performansi dimana organisasi memiliki kemampuan

untuk mencapainya dengan menghilangkan berbagai

batasan yang ada dikatakan sebagai target potensial.

4. Performance Measurement

Suatu bisnis (organisasi) seharusnya memiliki

pengukuran performansi yang benar - benar

menunjukkan tingkat performansi yang dicapai, serta

mampu menunjukkan seberapa hasil pencapaian

tujuan pada tiap level.

Pengukuran kinerja dari suatu perusahaan

adalah suatu hal penting yang perlu dilakukan,

sehingga perusahaan dapat mengetahui sejauh mana

Page 29: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

7

pencapaian tujuannya. Pengukuran performansi untuk

setiap bisnis memiliki perbedaan, oleh sebab itu

diperlukan kejelian dan pemahaman yang baik agar

diperoleh pengukuran performansi yang benar. Untuk

memperoleh ukuran performansi atau KPI yang benar

perlu dilakukan validasi terhadap KPI yang dibuat.

Kemudian apabila KPI tersebut sudah valid, maka KPI

dispesifikasikan untuk memudahkan dalam proses

pengukurannya.

2.3.2 Komponen Utama IPMS

IPMS merupakan suatu sistem pengukuran kinerja yang

dibuat berdasarkan analisis yang mengintegrasikan komponen

– komponen berikut (Saaty,2008):

1. Key Business Process

Rahasia untuk melakukan kinerja yang sukses adalah

dengan melakukan identifikasi sejelas – jelasnya

bagian – bagian dari perusahaan yang mempunyai

pengaruh paling besar pada kesuksesan untuk

mencapai sasaran.

2. Stakeholder Needs

Stakeholder menunjuk pada orang – orang yang

mempunyai peranan pada kesuksesan sebuah

perusahaan atau unit perusahaan di masa mendatang.

Sangat penting sekali untuk mempunyai sebuah ide

Page 30: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

8

yang jelas mengenai siapa orang – orang tersebut dan

apa yang menjadi harapan dan kebutuhan mereka.

Sudut pandang dan semua harapan – harapan mereka

seharusnya dipertimbangkan dalam mengembangkan

sasaran – sasaran dan tujuan – tujuan strategis. Jika

mereka mempunyai peranan pada output dari sebuah

proses maka mereka juga mempunyai peranan pada

input sebuah proses. Para stakeholder adalah sebagai

berikut :

a. Para pelanggan

b. Para pemilik perusahaan atau pemilik modal

c. Para karyawan

d. Para suppliers

e. Masyarakat atau komunitas yang lebih luas

3. Senior Manager Involvement

Di sebuah perusahaan, inisiatif ukuran kinerja

diperkenalkan secara alami dan diperjuangkan serta

dipromosikan secara terus – menerus oleh para top

eksekutif. Komitmen kepemimpinan pada

pengembangan dan penggunaan ukuran kinerja

merupakan suatu unsur kritis dalam sebuah

keberhasilan suatu sistem ukuran kinerja.

Tanggung jawab para manajemen senior adalah

untuk mengimplementasikan rencana strategis yang

mereka punya untuk dikembangkan. Jadi mereka

Page 31: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

9

harus dilibatkan secara aktif dan berhak secara

langsung pada permulaan pengembangan proses

ukuran kinerja dengan memformulasikan dan

mengkomunikasikan strategi dengan melengkapi input

pada berbagai ukuran kritis.

4. Employee involvement

Menurut (Artley, 2001) Ketika mengembangkan

suatu sistem pengukuran kinerja, jangan lupa untuk

melibatkan para karyawan dalam proses. Karena

mereka adalah orang – orang yang memberikan

sumbangan secara langsung pada input, output,

outcome, kinerja, proses dan setiap aspek lainnya

pada operasional perusahaan. Keterlibatan karyawan

adalah salah satu langkah terbaik untuk menciptakan

budaya positif yang menghidupkan pengukuran kinerja

tersebut. Ketika para karyawan memberi input kedalam

sebuah tahap mengenai penciptaan sebuah sistem

ukuran kinerja, investasi ke depan sudah ada dan

menjadi bagian dari proses. Tahapan dan pemberian

waktu mengenai keterlibatan karyawan seharusnya

dikaitkan khusus berdasarkan ukuran dan struktur

perusahaan.

5. Accountability for measure

Ketika merancang suatu sistem pengukuran kinerja,

ada beberapa hal yang perlu untuk diingat:

Page 32: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

10

a. Setiap pengukuran kinerja perlu mempunyai

seseorang yang bertanggung jawab pada

pengukuran tersebut.

b. Para karyawan perlu untuk mengetahui

bagaimana pengukuran yang dapat

dipertanggung jawabkan berhubungan dengan

kesuksesan dan kegagalan sebuah

perusahaan.

c. Para karyawan harus diberi sumber daya yang

memadai untuk melakukan pekerjaan yang

bertanggung jawab.

d. Kinerja yang bagus perlu dihargai dan

sebaliknya kinerja yang buruk perlu diberi

penalty.

6. A Conceptual framework

Sebuah kerangka kinerja yang terencana membantu

dalam memutuskan apa yang telah diukur.

7. Communication

Komunikasi merupakan hal penting untuk merancang

dan mempertahankan sebuah sistem pengukuran

kinerja. Beberapa media komunikasi yang bisa

dimanfaatkan dalam perusahaan antara lain :

a. Interaktif, beberapa kelompok orientasi

(pertemuan – pertemuan satu kota, pertemuan

bisnis yang berkembang dan kelompok fokus).

Page 33: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

11

b. Beberapa bentuk variasi dari media cetak (surat

kabar, laporan – laporan dan publikasi).

c. Teknologi komputer terkini (email, video

konferensi, dan sistem intranet dan internet

yang on-line).

d. Alat –alat lainnya yang dapat dilihat, seperti

tabel – tabel perkembangan yang sesuai

dengan area kerja.

8. A sense of Urgency

Komitmen dari pihak top manajemen hingga ke level

teknik operasional sangat dibutuhkan untuk

keberhasilan IPMS ini.

2.3.3 Karakteristik Integrated Performance Measurement

System (IPMS)

Dalam membedakan suatu sistem pengukuran kerja baru,

dapat digunakan 13 karakteristik (Suwignjo,2000) sebagai

berikut:

1. Framework, langkah – langkah yang dipergunakan untuk

mengidentifikasikan indikator kinerja

2. Starting Point, level tertinggi yang digunakan untuk

menentukan indikator – indikator yang diperlukan.

3. Control/Improvement, ukuran yang dipergunakansebagai

indikator pengendalian, indikator perbaikan atau keduanya.

Page 34: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

12

4. Prioritisation,proses untuk menentukan bobot tiap indikator

kinerja.

5. Relate to Strategy/Objective, apakah mode secara

langsung menunjukkan hubungan indikator kinerja dengan

strategi/tujuan.

6. Deployment ,proses menerjemahkan indikator level yang

lebih tinggi ke indikator level di bawahnya.

7. Levels of Organization, model mengidentifikasikan

perbedaan level bisnis induk, unit bisnis, proses bisnis dan

aktivitas.

8. Stated Specific Objective, terdapat tujuan spesifik dari

model.

9. Review, model memberikan aturan bahwa indikator harus

di-review secara periodik..

10. External Monitor, model dibuat untuk melakukan external

monitor.

11. Timely Feedback, model memberikan timely feedback.

12. Integration, model menghasilkan indikator yang terintegrasi

dan koheren.

13. Interaction, dalam model terdapat interaksi antara faktor –

faktor yang mempengaruhi kinerja

Page 35: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

13

Karakteristik dari Model Integrated Performance

Measurement System dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Model: Integrated Performance Measurement System

Framework Ya

Starting point Stakeholder requirements dan

external monitor

Control/improvement Keduanya

Prioritisation Ya

Relate to

strategy/objectives

Berhubungan dengan

objectives

Deployment

procedures

Ya

Levels of organization Ya

Stated specific

objectives

Mengarahkan tugas –

tugas dan aktivitas

penting dengan tujuan

level atas

Memberikan fasilitas

kontrol

Memberikan perbaikan

Memaksimalkan

perbaikan

Review Ya

External monitor Ya

Timely feedback Not explicity stated

Integration Ya

Interaction Ya

Tabel 2.1 Karakteristik dari Model IPMS

Sumber : Suwignjo (2000)

Page 36: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

14

2.4. Key Performance Indicator (KPI)

Key Performance Indicator (KPI) menyajikan serangkaian

ukuran yang berfokus pada aspek – aspek kinerja organisasi

yang paling penting untuk keberhasilan organisasi saat ini dan

waktu yang akan datang (Parmenter,2010).

Menurut Asropi (2007) KPI pada dasarnya adalah bagian

dari Performance Indicators atau indikator kerja organisasi.

Keunggulan KPI dibandingkan dengan indikator – indikator

kinerja lainnya adalah bahwa KPI merupakan indikator kunci

yang yang benar – benar mampu mempresentasikan kinerja

organisasi secara keseluruhan. Jumlah indikator kinerja yang

dipilih sebagai KPI ini biasanya tidak banyak, namun demikian

hasil pengukuran melalui indikator tersebut dapat digunakan

untuk menilai tingkat keberhasilan organisasi dalam mencapai

tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

KPI dapat berbentuk ukuran kuantitatif maupun kualitatif.

Namun demikian, dalam praktek penyusunan KPI oleh

berbagai organisasi public dan private, sebagian besar KPI

berupa ukuran kuantitatif. Hal ini dikarenakan ukuran

kuantitatif relatif lebih mudah digunakan dalam proses

penggalian data maupun pada saat pengukuran dan evaluasi.

Sedangkan untuk ukuran kualitatif, biasanya memerlukan

Page 37: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

15

survey atau kegiatan penelitian sebagai upaya untuk

memperoleh data kinerja yang diperlukan. Proses penggalian

data untuk ukuran kualitatif ini seringkali memerlukan waktu

dan biaya yang tidak sedikit.

Pemilihan terhadap bentuk KPI, apakah kuantitatif atau

kualitatif, tergantung pada kebutuhan dan karakter organisasi.

Tidak dapat dipaksakan bahwa semua KPI harus kualitatif

atau harus kuantitatif. Adapun pertimbangan utama yang

harus menjadi dasar dalam pemilihan KPI adalah bahwa

indikator tersebut dapat diukur (measurable). Hal ini berarti

bahwa untuk setiap KPI baik ukuran kualitatif maupun

kuantitatif sudah tersedia informasi tentang jenis data – data

yang akan digali, sumber data, dan cara mendapatkan data

tersebut.

Selain kriteria “measurable” tersebut, menurut (Suartika,

2007) KPI juga harus memiliki sejumlah criteria lain. Kriteria

tersebut meliputi:

1. Clear: KPI terdefinisikan secara jelas dan tidak

memiliki makna ganda.

2. Relevant: mencukupi untuk pencapaian tujuan, atau

menangani aspek – aspek objektiv yang relevan.

3. Economic: data/informasi yang diperlukan akan dapat

dikumpulkan, diolah, dan dianalisis dengan biaya yang

tersedia.

Page 38: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

16

4. Adequate: oleh dirinya sendiri atau melalui kombinasi

dengan yang lain, pengukuran harus menyediakan

dasar yang mencukupi untuk menaksir kinerja.

5. Monitorable : dalam rangka kejelasan dan

ketersediaan informasi, indikator harus dapat diterima

bagi penilai atau evaluator kinerja yang independent.

Kriteria – kriteria tersebut di atas adalah alat bantu yang

efektif untuk memilih KPI. Indikator kinerja yang memenuhi

kriteria tersebut, sudah barang tentu akan menjadi alat ukur

yang memadai untuk mengukur perkembangan pencapaian

tujuan organisasi. Adapun indikator kinerja yang tidak

memenuhi keseluruhan kriteria yang tidak memenuhi

keseluruhan kriteria tersebut, lebih baik tidak dijadikan KPI

bahkan tidak perlu digunakan sebagai indikator kinerja.

2.5. Analytical Hirarcy Process (AHP)

Analytical Hirarcy Process merupakan salah satu metode

yang digunakan dalam pembobotan KPI. AHP adalah salah

satu bentuk model pengambilan keputusan dengan multiple

criteria. Salah satu kehandalan AHP adalah dapat melakukan

analisis secara simultan dan terintegrasi antara parameter –

parameter yang kualitatif bahkan yang kuantitatif. Konsep

metode AHP adalah merubah nilai – nilai kualitatif menjadi

nilai kuantitatif, sehingga keputusan – keputusan yang diambil

bisa lebih objektif.

Page 39: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

17

AHP dikembangkan Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton

School of Business pada tahun 1970-an untuk

mengorganisasikan informasi dan judgement dalam memiliki

alternatif yang paling disukai. Pada dasarnya AHP adalah

metode untuk memecahkan suatu masalah yang komplek dan

tidak terstruktur kedalam kelompoknya, mengatur kelompok-

kelompok tersebut kedalam suatu susunan hierarki,

memasukkan nilai numerik sebagai pengganti persepsi

manusia dalam melakukan perbandingan relatif dan akhirnya

dengan suatu sintesis ditentukan elemen yang mempunyai

prioritas tertinggi (Tominanto, 2012).

AHP adalah sebuah metode memecah permasalahan

yang komplek atau rumit dalam situasi yang tidak terstruktur

menjadi bagian-bagian komponen. Mengatur bagian atau

variabel ini menjadi suatu bentuk susunan hirarki, kemudian

memberikan nilai numerik untuk penilaian subjektif terhadap

kepentingan relatif dari setiap variabel dan mensintesis

penilaian untuk variabel mana yang memiliki prioritas tertinggi

yang akan mempengaruhi penyelesaian dari situasi tersebut.

AHP menggabungkan pertimbangan dan penilaian pribadi

dengan cara yang logis dan dipengaruhi imajinasi,

pengalaman, dan pengetahuan untuk menyusun hierarki dari

suatu masalah yang berdasarkan logika, intuisi dan juga

pengalaman untuk memberikan pertimbangan. AHP

merupakan suatu proses mengidentifikasi, dan memberikan

Page 40: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

18

perkiraan interaksi sistem secara keseluruhan (Widyantoro,

2012).

2.5.1 Formulasi Matematis AHP

Formulasimatematis AHP dilakukan dengan

menggunakan suatu matrik. Misalkan dalam suatu sub sistem

operasi terdapat n elemen operasi, yaitu elemen- elemen A1,

A2,A3………….An, maka hasil perbandingan secara

berpasangan elemen – elemen operasi akan membentuk

matrik perbandingan. Skala nilai perbandingan berpasangan

menurut Saaty dapat dilihat pada Tabel 2.2 (Saaty, 2008).

Page 41: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

19

Tabel 2.2 Skala Nilai Perbandingan Berpasangan

Sumber: Saaty (2008)

2.5.2 Langkah Perhitungan AHP

Secara umum, langkah-langkah dasar dari AHP dapat

diringkas dalam penjelasan berikut ini (Saaty,2008):

1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang

diinginkan.

2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan

umum, dilanjutkan dengan subtujuan-subtujuan, kriteria

Intensitas

Kepentingan

Keterangan Penjelasan

1 Kedua elemen sama

pentingnya

Dua elemen memiliki pengaruh yang

sama besar terhadap tujuan

3 Elemen yang satu

sedikit lebih penting

daripada elemen

yang lainnya

Pengalaman dan penilaian sedikit

menyokong satu elemen dibanding

elemen lainnya

5 Elemen yang satu

lebih penting

daripada elemen

yang lainnya

Pengalaman dan penilaian sangat kuat

menyokong satu elemen dibanding

elemen yang satunya

7 Satu elemen jelas

lebih mutlak penting

daripada elemen

lainnya

Bukti yang mendukung elemen yang satu

terhadap elemen lain memiliki tingkat

penegasan tertinggi yang mungkin

menguatkan

9 Satu elemen mutlak

penting daripada

elemen lainnya

Bukti yang mendukung elemen yang satu

terhadap elemen yang lan memiliki tingkat

penegasan tertinggi nyang mungkin

menguatkan

2, 4, 6, 8 Nilai-nilai antara dua

pertimbangan nilai

yang berdekatan

Nilai ini diberikan jika ada kompromi

antara dua pilihan

Kebalikan

(1/3, 1/5, ….)

Jika untuk aktivasi i mendapatkan satu angka dibanding dengan

aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding

dengan i

Page 42: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

20

dan kemungkinan alternatif-alternatif pada tingkat kriteria

yang paling bawah.

3. Membuat matrik berpasangan yang menggambarkan

kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap

masing-masing tujuan atau kriteria yang setigkat di

atasnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan

“judgement” dari pengambilan keputusan dengan menilai

tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen

lainnya.

4. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga

diperoleh judgement seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2]

buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang

dibandingkan.

5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya, jika

tidak konsisten maka pengambilan data dikurangi.

6. Mengulangi langkah 3, 4, 5 untuk seluruh nilai hirarki.

7. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan

berpasangan. Nilai vektor eigen merupakan bobot setiap

elemen. Langkah ini untuk mensintesa penilaian dalam

penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki

terendah sampai mencapai tujuan.

8. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilai Consistency

Index (CI) lebih dari 10% , maka penilaian data judgment

harus diperbaiki. Jika Rasio Konsistensi (CR) kurang atau

sama dengan 0.1, maka hasil perhitungan bisa dinyatakan

Page 43: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

21

benar. Consistency Index (CI) dihitung dengan rumus

sebagai berikut (Saaty, 2008):

CI =

(2-1)

Keterangan:

: Nilai maksimum dari nilai eigen matrik yang

bersangkutan

n : Jumlah elemen yang dibandingkan

Nilai CI tidak akan berarti jika tidak terdapat patokan

untuk menyatakan apakah CI menunjukkan suatu matrik yang

konsisten. Suatu matrik yang dihasilkan dari

perbandinganyang dilakukan secara acak merupakan suatu

matrik yang mutlak tidak konsistem yang disebut Random

Index (RI).

Dengan membandingkan CI dan RI maka diperoleh

patokan untuk menentukan tingkat konsistensi suatu matrik

yang disebut Consistency Ratio (CR), yang dinyatakan dalam

rumus sebagai berikut (Saaty, 2008):

CR =

(2-2)

Keterangan:

RI : Random Index

Page 44: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

22

Untuk model AHP, matriks perbandingan dapat

diterima jika nilai rasio inkonsistensi (CR) ≤ 0,1. Jika nilai

Consistency Index (CI) > 0,1 , berarti penilaian mungkin

dilakukan secara random dan perlu direvisi (Saaty, 2008). Nilai

indeks random (RI) dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Ukuran

matriks

1,2 3 4 5 6 7 8 9 10

RI 0,0 0,58 0,9 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49

Sumber : Saaty (2008)

2.6 Objectives Matrix (OMAX)

OMAX menggabungkan kriteria-kriteria produktivitas ke

dalam suatu bentuk yang terpadu dan berhubungan satu

sama lain. Model ini melibatkan seluruh jajaran di perusahaan,

mulai dari bawahan sampai atasan. Kebaikan model OMAX

dalam pengukuran produktivitas perusahaan antara lain

(Thahjo, 2008) :

1. Relatif sederhana dan mudah dipahami

2. Mudah dilaksanakan dan tak memerlukan keahlian

khusus

3. Datanya mudah diperoleh

4. Lebih fleksibel, tergantung pada masalah yang dihadapi

Skema OMAX dapat dibagi ke dalam tiga bagian yaitu:

1. Pendefinisian (Defining)

Pada tahap pendefinisian ini ditentukan faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja perusahaan.Performance

Page 45: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

23

merupakan hasil pencapaian dari kinerja perusahaan dari

tiap KPI.

2. Pengukuran (Quantifying)

Pada tahap pengukuran ini ditentukan pembagian level

dari pencapaian kinerja, level ini terdiri dari 10 level

dengan level 10 sebagai level tertinggi hingga level

terendah (0). Level 10 menunjukkan level pencapaian

tertinggi atas target yang ditetapkan perusahaan. Level 3

menunjukkan tingkat pencapaian awal atau pencapaian

kinerja perusahaan sebelumnya.Sedangkan di bawah

level 3 adalah pencapaian perusahaan yang lebih buruk

selama perusahaan beroperasi.

3. Pencatatan (Monitoring)

Pada tahap ini dilakukan pengisian pada level, weight dan

value.Level diisi sesuai posisi level pencapaian KPI yang

sudah ditentukan pada tahap pengukuran. Weight diisi

sesuai bobot dari masing-masing KPI. Sedangkan Value

diisi berdasarkan hasil pengalian antara basis level

dengan bobot masing-masing KPI. Skema penilaian

berdasarkan OMAX dapat dilihat pada Gambar 2.1.

KPI no.

Performance

Level 10

Page 46: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

24

9

8

7

6

5

4

3

2

1

Level

Weight

Value

Index

Gambar 2.1 Skema penilaian berdasarkan metode OMAX

Sumber : Thahjo (2008)

2.7 Traffic Light System

Traffic Light System berhubungan erat dengan scoring

system.Traffic Light System berfungsi sebagai tanda apakah

score KPI memerlukan suatu perbaikan atau tidak. Indikator

dari Traffic Light System ini direpresentasikan dengan

beberapa warna berikut (Kariyono dalam Mukhtarom, 2010):

1. Warna hijau, achievement dari suatu indikator kinerja

sudah tercapai.

Page 47: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

25

2. Warna kuning, achievement dari suatu indikator kinerja

belum tercapai meskipun nilai sudah mendekati target.

Jadi pihak manajemen harus berhati-hati dengan adanya

berbagai macam kemungkinan.

3. Warna merah, achievement dari suatu indikator kinerja

benar-benar di bawah target yang telah ditetapkan dan

memerlukan perbaikan dengan segera.

2.8 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang telah diteliti oleh Laitinen (2002) berjudul

A dynamic Performance Measurement System: Evidence from

Small Finnish Technology Companies. Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk menyajikan dinamika baru dari metode IPMS

(Integrated Performance Measurement System) berdasarkan

pandangan manajerial untuk mengetahui bukti empiris awal

tentang pentingnya pengukuran kinerja di perusahaan

teknologi kecil di Finlandia yang menggunakan metode IPMS .

Sistem IPMS mencakup seperangkat faktor yang relevan yang

dapat membentuk integrasi sistem manajerial pengukuran

kinerja. IPMS terdiri dari faktor – faktor yang diklasifikasikan

menjadi dua faktor yaitu faktor eksternal (kinerja, keuangan

dan stakeholder) dan faktor internal (biaya, produksi, kegiatan,

produk dan pendapatan). IPMS juga digunakan sebagai

kerangka kerja pada 93 perusahaan teknologi kecil di

Finlandia. Perusahaan – perusahaan ini menekankan pada

Page 48: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

26

pentingnya motivasi karyawan (faktor produksi dimensi),

kepuasan pelanggan (produk), keuntungan (pendapatan),

struktur profitabilitas, likuiditas dan modal (keuangan) dalam

pengukuran kinerja. Analisis faktor digunakan untuk

mengklasifikasikan perusahaan menjadi tiga kelompok

berdasarkan pengukuran kinerja.

Penelitian telah dilakukan dalam pengukuran kinerja oleh

Ayu (2010) berjudul “Penerapan Balanced Scorecard untuk

Mengukur Kinerja Rumah Sakit” dengan studi kasus di RSUD

Dr. Saiful Anwar Malang. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui kinerja RSUD Dr. Saiful Anwar Malang secara

komprehensif, penelitian dilakukan dengan menggunakan

perhitungan OMAX dan Traffic Light System, hasil penelitian

tersebut menunjukkan bahwa belum semua perspektif

customer, perspektif proses bisnis internal dan perspektif

pertumbuhan dan pembelajaran memenuhi target yang

diharapkan sehingga masih ada beberapa aspek yang harus

diperbaiki. Dari 53 KPI yang ada, KPI yang masuk kategori

hijau sebanyak 34 KPI, 17 KPI masuk kategori kuning dan 2

KPI masuk dalam kategori merah.

Adapun penelitian lain yang sebelumnya telah dilakukan

oleh Winarni (2012) mengenai perancangan sistem

pengukuran kinerja perusahaan dengan metode performance

prismdengan studi kasus di PT Mondrian. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui pengukuran kinerja PT Mondrian,

Page 49: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

27

penelitian dilakukan dengan menggunakan metode

performance prism. Dalam penelitian ini, diperoleh 39 KPI

yang meliputi 6 KPI investor, 6 KPI untuk pelanggan, 7 KPI

karyawan, 8 KPI pemasok, 6 KPI pemerintah dan 6 KPI untuk

masyarakat. Dari hasil implementasi sistem pengukuran

kinerja dengan proses scoring system menggunakan metode

OMAX menunjukkan nilai current performance indicator yang

telah dicapai oleh perusahaan sebesar 7,528. Dalam

penelitian ini digunakan metode Integrated Performance

Measurement System. Perbedaan antara metode ini dengan

metode Balanced Scorecard terletak pada perspektif yang

digunakan. Metode Balanced Scorecard menggunakan empat

perspektif dengan titik awal strategi sebagai dasar

perancangannya, sedangkan metode IPMS menjadikan

keinginan stakeholder menjadi titik awal dalam melakukan

perancangan sistem pengukuran kinerjanya. Stakeholder tidak

berarti hanya pemegang saham (shareholder), tetapi

stakeholder juga berarti beberapa pihak yang memiliki

kepentingan atau dipentingkan oleh organisasi seperti

konsumen, karyawan, dan lain – lain. Perbedaan antara

metode IPMS dan metode Performance Prism adalah pada

metode IPMS dilakukan pemonitoran posisi perusahaan

dengan pesaingnya.

Page 50: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

1

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di perusahaan Gizi Food di Kota

Batu pada bulan September 2016 hingga selesai, sedangkan

pengolahan data dilakukan di Laboratorium Komputasi dan

Analisis Sistem, Jurusan Teknologi Industri Pertanian,

Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang.

3.2 Batasan Masalah dan Asumsi

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Pengukuran kinerja dilakukan pada periode kerja tahun

2015-2016, dan Januari 2015 sebagai periode dasar.

2. Key Performance Indicators yang memerlukan perbaikan

dibatasi hanya pada Key performance indicators yang

berada pada level yang jelek.

3. Tahapan External Monitor tidak dilakukan pada

Perusahaan Gizi Food Batu.

Asumsi dalam penelitian ini adalah aktivitas bisnis

perusahaan Gizi Food Batu normal dan tidak ada hal – hal

mengganggu aktivitas manajemen serta operasional

perusahaan.

Page 51: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

2

3.3 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian merupakan suatu proses yang terdiri

dari tahap-tahap yang saling terkait satu sama lainnya,

sehingga penelitian dapat terarah dan mempermudah dalam

melakukan pemecahan masalah. Tahapan penelitian

dilakukan berdasarkan diagram rencana penelitian seperti

pada Gambar 3.1 . Secara lebih terperinci tahapan penelitian

adalah sebagai berikut studi lapangan, studi literature,

identifikasi masalah, perumusan masalah, penetapan tujuan

penelitian,identifikasi stakeholder, identifikasi stakeholder

requirement,penyusunan objectives, identifikasi KPI,

penyusunan kuesioner, pengisian kuesioner, pembobotan KPI

dengan AHP, scoring system dengan OMAX dan traffic Light

system, analisis dan pembahasan, rekomendasi perbaikan,

kesimpulan dan saran.

Page 52: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

3

Gambar3.1. Tahapan Penelitian

Identifikasi Stakeholder Requirement: 1.Investor 2.Customer 3.Employee 4.Masyarakat 5. Supplier

Penyusunan Objectives

Identifikasi KPI

Pembobotan KPI dengan AHP

Scoring system dengan OMAX dan Traffic

Light System

Analisis dan pembahasan

Rekomendasi Perbaikan

Kesimpulan dan saran

Selesai

Mulai

Studi lapangan Studi lliteratur

Identifikasi Masalah

Perumusan Masalah

Penetapan tujuan penelitian

Identifikasi Stakeholder

Penyusunan Kuesioner

Pengisian Kuesioner

Page 53: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

4

3.4 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

Sumber Data dalam penelitian ini adalah

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber

pihak pertama atau yang terlibat langsung dengan

permasalahan yang akan dibahas. Data yang digunakan

adalah data yang diperoleh dari responden yang mengisi

kuesioner dan data dari hasil wawancara.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dalam

bentuk yang telah jadi, telah dikumpulkan, dan diolah oleh

pihak lain yang tidak terlibat langsung dengan permasalahan

yang akan dibahas. Data sekunder dalam penelitian ini

didapatkan dari buku-buku, jurnal, artikel, internet, dan skripsi-

skripsi terdahulu.

Metode Pengumpulan Data yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah

1. Wawancara

Wawancara merupakan suatu cara dalam mengumpulkan

informasi dengan bertanya langsung kepada pihak-pihak

terkait yang berhubungan pada obyek yang akan diteliti di

perusahaan Gizi Food Batu.

2. Dokumentasi

Page 54: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

5

Dokumentasi perusahaan merupakan metode

pengumpulan data yang berasal dari arsip, dokumen atau

catatan yang dimiliki oleh perusahaan. Dokumen ini digunakan

untuk mengetahui tinjauan umum perusahaan.

3. Kuesioner

Data dikumpulkan dengan cara menyebar angket yang

berisi daftar pertanyaan untuk mendukung data lainnya.

Kuisioner yang disebar tentang metode Integrated

Performance Measurement System yang kemudian diberikan

pada pihak yang benar-benar mengerti seluk-beluk

perusahaan Gizi Food Batu.

1.Studi Lapangan

Langkah awal yang perlu dilakukan adalah melakukan

observasi langsung di perusahaan Gizi Food Batu untuk

mendapatkan gambaran dari kondisi sebenarnya obyek yang

akan diteliti. Hal ini akan bermanfaat bagi peneliti karena

dapat memberikan gambaran yang jelas tentang obyek

penelitiannya.

2.Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan informasi dan

teori-teori penunjang yang berkenaan denagn penelitian ini

seperti teori mengenai Integrated Performance Measurement

System, AHP, dan lainnya. Hal ini dapat dilakukan dengan

mengumpulkan informasi dari berbagai sumber pustaka, baik

Page 55: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

6

berupa referensi buku, literatur maupun jurnal yang berkaitan

dengan penelitian ini.

3. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dilakukan untuk mengidentifikasi

permasalahan yang terjadi, yaitu bagaimana pengukuran

kinerja pada Perusahaan Gizi Food Batu dan bagaimana

rekomendasi perbaikan yang dapat diterapkan pada

perusahaan.

4. Perumusan Masalah dan Penentuan Tujuan Penelitian

Setelah mengidentifikasi masalah, tahap selanjutnya

adalah merumuskan masalah. Rumusan masalah merupakan

rincian dari permasalahan yang dikaji serta menunjukkan

tujuan dari persoalan yang dikemukakan. Berdasarkan

perumusan masalah tersebut, maka dapat ditentukan tujuan

penelitian ini adalah melakukan pengukuran kinerja

Perusahaan Gizi Food, menghasilkan rekomendasi perbaikan

yang dapat diterapkan pada Perusahaan Gizi Food Batu, dan

menentukan tingkat pencapaian kinerja pada Perusahaan Gizi

Food .

5. Identifikasi Stakeholder

Definisi stakeholder adalah pihak – pihak yang

berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung

dengan perusahaan dan menjadi penggerak serta menjamin

keberadaan suatu perusahaan. Stakeholder perusahaan ini

Page 56: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

7

meliputi investor, customer, employee, supplier dan

masyarakat.

6. Identifikasi stakeholder requirement

Pengidentifikasian ini dilakukan melalui diskusi dengan

pihak manajemen dari perusahaan, untuk mengetahui data

tentang kebutuhan dan keinginan dari masing – masing

stakeholder seperti investor, customer, employee, supplier

dan masyarakat.

7. Penyusunan Objectives

Objectives yang mewakili masing – masing

stakeholderrequirement disusun setelah dilakukan identifikasi

stakeholder requirement. Penetapan Objective ditentukan

berdasarkanpenggolongan stakeholderrequirement yang

memiliki kemiripan serta melakukan diskusi dengan pihak

perusahaan dan beberapa aspek yang penting ang sesuai

dengan visi dan misi perusahaan.

8. Identifikasi KPI (Key Performance Indicator)

KPI tiap-tiap stakeholder requirement merepresentasikan

indikator kinerja keberhasilan sistem perusahaan. KPI menjadi

tolak ukur pencapaian terhadap strategic objectives yang telah

dirumuskan. Penentuan KPI ini dilakukan melalui diskusi

dengan pihak yang berkompeten yang benar-benar

memahami objectives dari perusahaan Gizi Food Batu.

Page 57: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

8

9. Penyusunan Kuesioner

Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tentang

pengukuran kinerja pada perusahaan Gizi Food Batu.

Kuesioner ini disusun berdasarkan metode Integrated

Performance Measurement System (IPMS). Responden yang

diberi kuesioner ini adalah responden pakar yaitu manajer

perusahaan. Kuesioner yang akan dianalisa terdiri dari

beberapa pertanyaan yang dibagi dalam beberapa bagian,

yaitu :

a. Kuesioner Stakeholder requirement yang digunakan

untuk mengumpulkan data tentang kebutuhan dan

keinginan dari masing – masing stakeholder seperti

investor, customer, employee, supplier dan

masyarakat. Penilaian dilakukan oleh responden

dengan memverifikasi persetujuan pada setiap

requirement yang sudah dapat mewakili stakeholder.

Kuesioner ini ditunjukkan pada Lampiran 1.

b. Kuesioner Objective, digunakan untuk mengidentifikasi

apakah masing – masing rancangan objective yang

mewakili masing – masing stakeholder requirement ini

sudah sesuai dan tepat untuk dijadikan objective

requirement dari stakeholder. Penilaian dilakukan oleh

responden dengan memverifikasi persetujuan pada

setiap objectives dari stakeholder. Kuesioner objective

Page 58: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

9

akan diisi oleh pihak manajer perusahaan Gizi Food

Batu.

c. Kuesioner Key Performance Indicator (KPI), digunakan

untuk mengidentifikasi apakah masing – masing KPI

sudah cukup efektif dan tepat untuk dijadikan indikator

kerja dalam pengukuran kinerja perusahaan Gizi Food

Batu. Penilaian dilakukan oleh responden dengan

memverifikasi persetujuan pada KPI.

d. Kuesioner pembobotan, digunakan untuk mengetahui

bobot kepentingan masing – masing

stakeholder ,objectives dan bobot kepentingan masing

– masing Key Performance Indicator (KPI) dari

pengukuran kinerja yang dilakukan pada perusahaan

Gizi Food Batu. Kuesioner akan diisi oleh manajer dari

perusahaan Gizi Food Batu. Skala nilai yang

digunakan untuk penilaian bobot kepentingan ini

ditunjukkan pada Tabel 3.2.

Page 59: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

10

Tabel 3.2Skala Penilaian Bobot

Tingkat

Kepentingan

Definisi

1 (sama) Kedua elemen sama penting

3 (lemah) Satu elemen sedikit lebih penting

daripada elemen yang lain

5 (kuat) Satu elemen sesungguhnya lebih

penting dari elemen yang lain

7 (sangat kuat) Satu elemen jauh lebih penting dari

elemen yang lain

9 (mutlak kuat) Satu elemen mutlak lebih penting

daripada elemen yang lain

2,4,6,8 Nilai tengah diantara dua penilaian

yang berdampingan

10. Pengisian kuesioner

Kuesioner diisi oleh pihak dari perusahaan yang

mengetahui seluk beluk perusahaan, sehingga didapatkan

hasil yang valid sesuai dengan kenyataan yang terjadi di

lapangan.

11. Pembobotan KPI dengan AHP

Pembobotan ini dilakukan berdasarkan pendekatan

Analitical Hierarcy Process (AHP) untuk masing-masing KPI

yang telah didapatkan.Pembobotan tidak hanya dilakukan

antar KPI, namun dilakukan pula untuk stakeholder dan

objectives. Pembobotan diolah menggunakan software Expert

Page 60: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

11

Choice. Bobot yang didapatkan haruslah konsisten, dengan

syarat inconsistency ratio harus kurang dari atau sama

dengan 0,1.

12. Scoring system dengan OMAX dan Traffic Light

System

Pada tahap ini, scoring system dilakukan dengan

menggunakan metode OMAX yang dibuat bersama-sama

dengan Traffic Light System. Traffic Light System berguna

untuk memberikan rambu-rambu atau tanda, nilai score KPI

tersebut perlu perbaikan (improvement) atau tidak. Adapun

Traffic Light System dibuat menggunakan tiga warna yaitu:

a. Warna merah : score tidak mencapai target atau di

bawah target

b. Warna kuning : score yang dicapai perlu ditingkatkan

c. Warna hijau : score yang didapat telah sesuai target

Setelah Traffic Light System ditentukan, kemudian dilakukan

pengukuran untuk menghitung score masing-masing KPI

berdasarkan target dan pencapaiannya.

13.Analisis dan Pembahasan

Pada tahap ini akan dianalisis dan dibahas hasil

pengolahan data hingga tahap rekomendasi perbaikan yang

telah diberikan di perusahaan Gizi Food Batu. Pada tahap

pembahasan ini menjelaskan rencana jangka pendek yang

bisa dilakukan oleh perusahaan untuk prioritas rekomendasi

Page 61: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

12

yang bisa diterapkan nantinya. Tahap ini meliputi analisa dari

perancangan dan hasil pengukran kinerja sistem dengan

menggunakan IPMS, serta diberikan penjelasan mengenai

hasil dari pencapaian perusahaan Gizi Food Batu berdasarkan

klasifikasi Traffic Light System.

1. Rekomendasi perbaikan

Rekomendasi perbaikan dilakukan terhadap indikator

yang masih memerlukan perbaikan. Rekomendasi ini

dilakukan berdasarkan analisis dari hasil KPI berupa tindakan

perbaikan yang dapat diimplementasikan pada perusahaan

2. Kesimpulan dan saran

Tahap ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh

dari hasil pengumpulan, pengolahan, dan analisa data yang

menjawab tujuan penelitian yang ditetapkan.Saran diberikan

sebagai sarana perbaikan kinerja dari perusahaan Gizi Food

Batu dan penelitian selanjutnya.

Page 62: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

1

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Perusahaan Gizi Food Batu adalah salah satu UKM yang

memproduksi keripik kentang di kota Batu tepatnya di Jalan

Raya Bukit Berbunga No. 55 Desa Sidomulyo Kecamatan

Bumiaji Kabupaten Batu. Pemilik sekaligus pendiri perusahaan

adalah Ibu Hj. Kasiyati Khotob. Perusahaan ini pada awalnya

hanya memasok kentang mentah ke perusahaan keripik

kentang dan pasar tradisional di beberapa daerah seperti

Jawa, Kalimantan, dan Sumbawa. Perusahaan Gizi Food Batu

pada tahun 2001 memproduksi keripik kentang sendiri dan

tidak lagi menjadi pemasok kentang mentah. Kemudian telah

memperoleh ijin usaha dengan No Dep Kes RI P-IRT No

21535790 4008 pada tahun 2002. Perusahaan Gizi Food Batu

pada tahun 2002 membuka outlet sendiri untuk menjual

produk keripik kentangnya dan hingga saat ini outlet tersebut

tidak hanya menjual produk Perusahaan Gizi Food Batu

namun juga produk – produk dari perusahaan lain. Selain

menjual produk keripik kentang di outlet sendiri, Perusahaan

Gizi Food Batu juga telah memasarkan produknya ke

beberapa daerah lain seperti malang, Bandung dan Jakarta.

Perusahaan memproduksi keripik kentang dengan 5 jenis

ukuran yaitu 40 g, 65 g, 115 g, 250 g, dan 350 g. Perusahaan

Gizi Food Batu memiliki kapasitas produksi sebesar 300 – 400

Page 63: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

2

kg kentang mentah per hari. Proses produksi yang dilakukan

masih sangat sederhana dan tidak ada mesin khusus yang

digunakan dalam proses pengolahan keripik kentang. Hampir

semua proses dilakukan dengan tenaga manusia dan bantuan

beberapa peralatan yang masih sederhana, seperti proses

penggorengan hanya digoreng di atas wajan pada kompor,

proses pengeringan hanya menggunakan sinar matahari

sehingga bergantung pada cuaca yang berlangsung dan

pengemasan juga masih menggunakan mesin semi otomatis

yaitu heandsealer. Proses produksi keripik kentang dapat

dilihat selengkapnya pada Lampiran 5.

Tenaga kerja yang dimiliki oleh Perusahaan Gizi Food

Batu saat ini adalah 15 orang, yang terdiri dari 2 laki – laki dan

13 perempuan. Tenaga kerja tersebut adalah lulusan SD,

SMP, dan SMA. Karyawan di Perusahaan Gizi Food tidak

harus memiliki keahlian untuk membuat keripik kentang

sehingga pihak UKM selalu memberikan pengarahan dan

pelatihan kerja kepada karyawan baru mengenai cara

membuat keripik kentang yang tepat. Jam kerja dimulai pukul

05.30 WIB hingga 15.30 WIB dan istirahat selama 1 jam pada

jam 11.00 WIB hingga 12.00 WIB . Karyawan bekerja setiap

hari tanpa libur. Dalam sebulan, kurang lebih terdapat 20 hari

lembur yang dilakukan selama 2 jam yaitu pukul 15. 30 WIB –

17.30 WIB

Page 64: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

3

4.2 Pembobotan Key Performance Indicator

Pembobotan KPI (Key Performance Indicator) perlu

dilakukan agar fungsi – fungsi proses bisnis yang diukur

menggunakan KPI bisa berjalan dengan baik. Nilai bobot ini

nantinya akan digunakan untuk menghitung pencapaian

kinerja setiap KPI berdasarkan nilai skor actual yang

diperoleh.Pembobotan dilakukan berdasarkan hirarki kinerja

dengan menggunakan pendekatan Analyticl Hierrchy Process

(AHP) untuk masing – masing stakeholder, objectives dan

KPI. Pembobotan dengan metode AHP diawali dengan

penyusunan struktur hirarki. Struktur hirarki KPI (Key

Performance Indicator) pada penelitian ini ditunjukkan pada

Lampiran 7. Kuesioner yang bersifat tertutup diisi oleh salah

satu pihak manajemen yaitu manajer, kemudian pengolahan

data dilakukan dengan menggunakan software Expert

Choice.

Bobot yang didapatkan harus konsisten dengan syarat

inconsistency ratio harus kurang dari atau sama dengan 0,1.

Apabila bobot tersebut tidak konsisten, maka dilakukan

konfirmasi terhadap pihak manajemen. Inkonsistensi tersebut

dapat terjadi karena kesalahan dalam pengisian kuesioner,

yaitu preferensi pengisi dalam perbandingan antar atribut

kurang tepat. Nilai pembobotan yang telah dihasilkan akan

digunakan dalam perhitungan scoring system.

Page 65: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

4

Output hasil perhitungan pembobotan pada Perusahaan

Gizi Food Batu dengan menggunakan AHP yang dibantu

software Expert Choice dapat dilihat selengkapnya pada

Lampiran 6. Hasil analisis pembobotan tersebut adalah

sebagai berikut :

1.2.1 Pembobotan Stakeholder

Setiap stakeholder tentunya mempunyai tingkat

kepentingan yang berbeda. Oleh karena itu diperlukan suatu

pembobotan. Hasil dari pembobotan stakeholder ditunjukkan

pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Pembobotan antar Stakeholder

Stakeholder Bobot Inconsistency Ratio

Investor 0.400 0.08 (Konsisten) Customer 0.339

Employee 0.041 Masyarakat 0.093 Supplier 0.127

Dari Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa stakeholder

investor memiliki tingkat kepentingan paling tinggi dengan

bobot sebesar 0,400. Hal ini berarti Perusahaan Gizi Food

Batu menganggap investor memiliki tingkat kepentingan

tertinggi dan harus lebih diprioritaskan. Tingkat kepentingan

stakeholder selanjutnya berturut turut adalah customer,

Page 66: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

5

supplier, masyarakat dan employee. Hasil pembobotan antar

stakeholder ini memiliki inconsistency ratio sebesar 0,08

sehingga dapat diartikan bahwa pembobotan tersebut dapat

diterima atau konsisten karena masih di bawah 0,1.

Investor mempunyai tingkat kepentingan paling tinggi di

Perusahaan Gizi Food Batu karena dengan adanya dana dari

investor dapat digunakan untuk usaha pengembangan

perusahaan dan mendukung kegiatan operasional

perusahaan. Menurut Tandelilin (2001), investor berperan

sebagai pemodal yang akan membeli atau menanamkan

modalnya di perusahaan yang melakukan emisi. Dalam fungsi

ekonomi, investor menyediakan fasilitas dana untuk

pengembangan usaha tanpa menunggu dana dari hasil

operasi perusahaan borrower.

Employee mempunyai tingkat kepentingan paling rendah

di perusahaan Agronas Gizi Food Batu karena dibandingkan

keempat stakeholder yang lain perusahaan sering kali

mengeluarkan biaya – biaya yang tidak perlu akibat rendahnya

produktifitas atau kurang efektif dan efisiensi kerja karyawan.

Seringkali biaya yang tidak perlu ini besarnya melebihi biaya

tetap. Menurut Yuzar (2005), karyawan yang memiliki

komitmen organisasi yang tinggi adalah karyawan yang lebih

stabil dan lebih produktif sehingga pada akhirnya juga lebih

menguntungkan bagi organisasi. Bagi induvidu dengan

komitmen organisasi tinggi, pencapaian tujuan organisasi

Page 67: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

6

merupakan hal penting. Sebaliknya, bagi individu atau

karyawan dengan komitmen organisasi rendah akan

mempunyai perhatian yang rendah pada pencapaian tujuan

organisasi dan condong berusaha memenuhi kepentingan

pribadi.

1.2.2 Pembobotan antar Objectives

Pembobotan juga dilakukan antar objectives karena

setiap objectives memiliki tingkat kepentingan yang berbeda

pula. Hasil dari pembobotan objectives masing – masing

stakeholder ditunjukkan pada Lampiran 8.

Pembobotan objectives stakeholder Investor, terdapat

dua objectives yang memiliki tingkat kepentingan paling tinggi

dengan bobot sebesar 0.429 yaitu objective meningkatkan

kepuasan dan kepercayaan investor, serta objective menjaga

kredibilitas dan nama baik perusahaan. Hal ini berarti

Perusahaan Gizi Food Batu menganggap peningkatan

kepuasan dan kepercayaan investor, dan penjagaan

kredibilitas dan nama baik perusahaan memiliki tingkat

kepentingan tertinggi dan harus lebih diprioritaskan karena

kedua objectives tersebut akan memberikan dampak yang

baik untuk perkembangan perusahaan. Menurut McKinsey

dan Company (2002), nilai perusahaan di mata investor akan

meningkat sebagai akibat dari meningkatnya kepercayaan

mereka kepada pengelolaan perusahaan tempat mereka

Page 68: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

7

berinvestasi. Peningkatan kepercayaan investor kepada

perusahaan akan dapat memudahkan perusahaan mengakses

tambahan dana yang diperlukan untuk berbagai keperluan

perusahaan, terutama tujuan ekspansi. Menurut Handoko

(2012), reputasi dan kredibilitas perusahaan akan sangat

berguna bagi investor untuk informasi dalam menentukan

investasinya. Perusahaan yang bereputasi tinggi mempunyai

komitmen yang lebih besar dalam mempertahankan kualitas

hubungan antara perusahaan dengan investor. Bobot

selanjutnya diikuti oleh objective meningkatkan profit

perusahaan. Hasil pembobotan antar objectives ini memiliki

inconsistency ratio sebesar 0,0 sehingga dapat diartikan

bahwa pembobotan tersebut dapat diterima atau konsisten

karena masih di bawah 0,1.

Pembobotan objectives stakeholder customer, terdapat

terdapat dua Objectives yang memiliki tingkat kepentingan

paling tinggi dengan bobot sebesar 0.429 yaitu objective

mengutamakan kepuasan pelanggan serta objective

mempertahankan dan meningkatkan loyalitas perusahaan. Hal

ini berarti Perusahaan Gizi Food Batu menganggap kedua

objectives tersebut memiliki tingkat kepentingan tertinggi dan

harus lebih diprioritaskan karena kedua objectives tersebut

akan terjalin hubungan yang baik antara perusahaan dengan

customer, jika costumermerasa puas mereka akan membeli

ulang serta memberikan rekomendasi kepada orang lain untuk

Page 69: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

8

membeli produk dari Perusahaan Gizi Food Batu. Menurut

Jasfar (2009), dengan adanya kualitas pelayanan yang baik di

dalam suatu perusahaan, akan menciptakan kepuasan bagi

para konsumennya. Setelah konsumen merasa puas dengan

produk atau jasa yang diterimanya, konsumen akan

membandingkan pelayanan yang diberikan. Kualitas layanan

dapat berpengaruh kepada kepuasan konsumen dan

kemudian berdampak terhadap kepercayaan, dan juga

kepuasan konsumen dapat menimbulkan loyalitas konsumen.

Menurut Fahmi (2013), jika perusahaan dapt menciptakan

kepuasan yang tinggi pada pelanggan mereka dan akan

menjamin loyalitas pelanggan untuk jangka waktu yang

panjang. Loyalitas sebagai kemajuan pelanggan untuk terus

mendukung sebuah perusahaan, dengan tingginya kepuasan

dan loyalitas yang dimiliki pelanggan terhadap suatu produk

sebuah perusahaan akan dapat menciptakan citra yang baik

bagi perusahaan dan dapat meningkatkan loyalitas

perusahaan. Bobot selanjutnya diikuti oleh objective menjaga

kredibilitas dan nama baik perusahan Gizi Food Batu. Hasil

pembobotan antar objectives ini memiliki inconsistency ratio

sebesar 0,0 sehingga dapat diartikan bahwa pembobotan

tersebut dapat diterima atau konsisten karena masih di bawah

0,1.

Pembobotan objectives stakeholder employee, objectives

meningkatkan produktivitas karyawanmemiliki tingkat

Page 70: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

9

kepentingan paling tinggi dengan bobot sebesar 0.508. Hal ini

berarti Perusahaan Gizi Food Batu menganggap

meningkatkan produktivitas karyawan memiliki tingkat

kepentingan tertinggi dan harus lebih diprioritaskan karena

meningkatkan produktivitas karyawan dapat meningkatkan

kinerja perusahaan dan pertumbuhan pendapatan

perusahaan. Menurut Muljani (2002), tingkat produktivitas

karyawan akan muncul dengan sendirinya apabila keinginan –

kenginan dalam hati mereka dapat terpenuhi. Peningkatan

produktivitas akan menghasilkan produk dengan harga yang

kompetitif, sehingga perusahaan lebih dimungkinkan untuk

dapat mencapai sasaran strategisnya yaitu mempertahankan

kelangsungan hidup dan mengembangkan usaha. Bobot

selanjutnya diikuti oleh objective meningkatkan kepuasan

karyawan, mewujudkan kenyamanan dan kerja sama

karyawan, dan objective meningkatkan motivasi

pengembangan diri karyawan. Hasil pembobotan antar

objectives ini memiliki inconsistency ratio sebesar 0,06

sehingga dapat diartikan bahwa pembobotan tersebut dapat

diterima atau konsisten karena masih di bawah 0,1.

Pembobotan objectives stakeholder masyarakat,

objectives memberikan nilai tambah pada peningkatan

kesejahteraan masyarakatmemiliki tingkat kepentingan paling

tinggi dengan bobot sebesar 0.875. Hal ini berarti Perusahaan

Gizi Food Batu menganggap memberikan nilai tambah pada

Page 71: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

10

peningkatan kesejahteraan masyarakatmemiliki tingkat

kepentingan tertinggi dan harus lebih diprioritaskan karena

dengan memberikan nilai tambah pada peningkatan

kesejahteraan masyarakat dapat terjalin hubungan yang baik

antara perusahaan dan masyarakat, hal ini juga dilakukan

sebagai upaya mereduksi permasalahan – permasalahan

sosial yang terjadi di masyarakat. Menurut Fatmawatie (2015),

tanggung jawab perusahaan pada masyarakat penting sekali

dilakukan. Pelaksanaan tanggung jawab terhadap masyarakat

merupakan salah satu upaya mengurangi permasalahan

sosial yang terjadi di masyarakat dengan mendorong

produktivitas masyarakat dan menjaga keseimbangan

distribusi kekayaan di masyarakat. Bobot selanjutnya diikuti

oleh objective menciptakan kepedulian dan perhatian di

bidang pendidikan. Hasil pembobotan antar objectives ini

memiliki inconsistency ratio sebesar 0,0 sehingga dapat

diartikan bahwa pembobotan tersebut dapat diterima atau

konsisten karena masih di bawah 0,1.

Pembobotan objectives stakeholder supplier, objectives

meningkatkan kepuasan dan kepercayaan supplier memiliki

tingkat kepentingan paling tinggi dengan bobot sebesar 0.833.

Hal ini berarti Perusahaan Gizi Food Batu meningkatkan

kepuasan dan kepercayaan supplier memiliki tingkat

kepentingan tertinggi dan harus lebih diprioritaskan karena

objective tersebutdapat terjalin hubungan yang baik antara

Page 72: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

11

perusahaan dan supplier, serta dapat meningkatkan

produktivitas perusahaan dan perusahaan terkesan

mengayomi dan memenuhi faktor utama loyalitas supplier.

Menurut Wong (2002), jika perusahaan mampu membuat

supplier merasa puas terhadap hubungan yang dijalinnya

melalui pendekatan relational, maka para supplier tersebut

akan lebih kooperatif dan bersedia membantu perusahaan

dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Hal ini menunjukkan

bahwa kepuasaan supplier dapat menjadi faktor pendukung

kelancaran kualitas produksi. Bobot selanjutnya diikuti oleh

objective menciptakan kepedulian dan perhatian di bidang

pendidikan. Hasil pembobotan antar objectives ini memiliki

inconsistency ratio sebesar 0,0 sehingga dapat diartikan

bahwa pembobotan tersebut dapat diterima atau konsisten

karena masih di bawah 0,1.

1.2.3 Pembobotan antar KPI (Key Performance Indicator)

pada Setiap Objectives

Hasil dari pembobotan KPI (Key Performance Indicator)

pada setiap objectives ditunjukkan pada Lampiran 9. Hasil

pembobotan didapat dari perhitungan dengan expert choice.

Berdasar pembobotan antar KPI seluruh objectives pada

investor, bobot KPI dari Perusahaan Gizi Food Batu yang

ditunjukkan pada Lampiran 9, KPI Current ratio (I3a) memiliki

tingkat kepentingan paling tinggi dengan bobot sebesar 1

Page 73: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

12

karena Current ratio dapat memberikan informasi

pertumbuhan dan perkembangan perusahaan. Menurut

Martono (2011), untuk memperoleh gambaran hasil atau

perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan, maka

perlu dilakukan analisis atas laporan keuangan. Analisis

laporan keuangan perusahaan pada dasarnya meliputi rasio –

rasio. Diantaranya adalah rasio likuiditas yang digunakan

adalah Current ratio. Analisis rasio dari suatu perusahaan, bila

disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran

keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah

dicapai oleh suatu perusahaan.

Dari seluruh pembobotan antar KPI seluruh objectives

pada customer, bobot tertinggi KPI dari Perusahaan Gizi Food

Batu adalah KPI persentase barang yang dikembalikan

konsumen (C3a) yang memiliki bobot sebesar 0.659 karena

persentase barang yang dikembalikan konsumen merupakan

tolak ukur kredibilitas Perusahaan Gizi Food Batu

,menentukan kualitas produk dan menentukan kepuasan

pelanggan. Menurut Samryn (2012), di dalam proses produksi

harus mempunyai Quality Control yang sangat ketat, mulai

dari pesanan didapat, lalu pada saat merencanakan produksi,

proses produksi, dan sampai dengan produk tersebut

didistrubusikan ke pelanggan. Apabila banyaknya

pengembalian barang (retur) menyebabkan ketidakpuasan

Page 74: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

13

pelanggan serta secara langsung akan berdampak kepada

penerimaan penjualan perusahaan.

Berdasarkan pembobotan antar KPI seluruh objectives

pada employee, bobot KPI dari Perusahaan Gizi Food Batu

yang memiliki tingkat kepentingan paling tinggi adalah KPI

frekuensi evaluasi dan review pekerjaan (E2a), frekuensi

adanya konflik atau keluhan karyawan dan persentase

kegiatan pelatihan dan pengembangan karyawan yang telah

dilakukan dengan bobot yang sama yaitu sebesar 1 karena

ketiga objectives tersebut dapat mempengaruhi mewujudkan

kenyamanan, kerja sama karyawan dan meningkatkan

motivasi pengembangan diri karyawan dimana hal – hal

tersebut mampu meningkatkan produkivitas karyawan.

Menurut Nurbiyati (2015), masalah evaluasi pengembangan

SDM menunjukkan bahwa perusahaan – perusahaan yang

melakukan program pengembangan SDM membukukan laba

yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak

melakukannya. Evaluasi dapat melayani beberapa tujuan

dalam organisasi.

Pembobotan antar KPI keempat objectives pada

masyarakat, bobot KPI dari Perusahaan Gizi Food Batu

memiliki bobot yang sama besar yaitu KPI jumlah karyawan

yang bekerja (M1a), jumlah kegiatan sosial yang diadakan

(M1b), jumlah mahasiswa yang melakukan penelitian (M2a)

dan jumlah pelajar / mahasiswa yang melakukan kerja praktek

Page 75: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

14

atau magang (M2b) yang memiliki bobot yang sama yaitu

sebesar 0.500 karena keempat objectives tersebut dapat

memberikan nilai tambah pada peningkatan kesejahteraan

masyarakat dan menciptakan kepedulian dan perhatian di

bidang pendidikan. Menurut Anggraeni (2016),Jumlah

masyarakat yang dijadikan karyawan, adalah salah satu upaya

mengatur hubungan antara peranan sumber daya (tenaga

kerja) yang dimiliki oleh induvidu secara efisien dan efektif

serta menggunakannya secara maksimal sehingga tercapai

tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat secara

maksimal. Nasdian (2006) memaparkan, bahwa mengelola

hubungan dengan pemangku kepentingan adalah hal

mendasar bagi kebanyakan perusahaan. Partisipasi

masyarakat dalam pengembangan komunitas harus

menciptakan peranserta yang maksimal dengan tujuan agar

semua orang dalam masyarakat tersebut dapat dilibatkan

secara aktif pada proses dan kegiatan perusahaan. Menurut

Darhim (2016), mahasiswa dituntut harus mampu melakukan

penelitian dan menghasilkan karya tulis ilmiah, dimana

keterampilan meneliti mampu menjembatani mahasiswa

dalam melaksanakan suatu kegiatan penelitian yang dapat

mengimplementasikan desain pembelajaran pada perusahaan

tempat dilakukannya penelitian. Perusahaan akan mendapat

masukan secara ilmiah untuk pengembangan dan kemajuan

perusahaan. Semakin besar peluang mahasiswa melakukan

Page 76: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

15

penelitian pada perusahaan, semakin besar manfaat yang

diberikan perusahaan untuk mahasiswa begitupun sebaliknya.

Menurut Murjito (2010), manfaat dilakukan magang oleh

mahasiswa untuk perusahaan adalah untuk membantu

menyelesaikan pekerjaan sehari – hari di perusahaan, sebagai

bentuk kerja sama antara perusahaan dengan universitas asal

mahasiswa , dan mendapat masukan tentang kekurangan dan

kelemahan perusahaan.

Bobot KPI dari Perusahaan Gizi Food Batu berdasarkan

seluruh objectives pada supplier, yang memiliki tingkat

kepentingan paling tinggi adalah KPI persentase perjanjian

yang dilanggar (S2a) dengan bobot sebesar 1 karena

hubungan antara supplier dan Perusahaan Gizi Food Batu

menjunjung tinggi kepercayaan untuk meningkatkan kerja

kedua belah pihak. Menurut Chopra (2010), perusahaan yang

berhasil adalah perusahaan yang mampu menghubungkan

lingkup internal dan eksternalnya dalam satu rantai.

Kepercayaan dan komitmen memegang peranan penting

dalam suatu hubungan bisnis. Karakteristik kepercayaan

tingkat tinggi dari hubungan pertukaran memungkinkan pelaku

untuk fokus pada keuntungan – keuntungan jangka panjang

hubungan.

Page 77: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

16

1.2.4 Pembobotan antar KPI (Key Performance

Indicator)pada setiap Stakeholder

Hasil dari pembobotan KPI (Key Performance Indicator)

pada masing – masing stakeholder ditunjukkan pada Lampiran

10. Untuk mendapatkan bobot antar KPI pada setiap

objectives dari Perusahaan Gizi Food Batu dapat dilakukan

dengan cara : Bobot = Nilai Bobot Objectives x Nilai Bobot

KPI pada Setiap Objectives.

Pembobotan antar KPI pada investor, bobot KPI dari

Perusahaan Gizi Food Batu yang ditunjukkan pada Lampiran

10, KPI Current ratio (I3a) memiliki tingkat kepentingan paling

tinggi dengan bobot sebesar 0.429 karena Current ratio dapat

memberikan informasi pertumbuhan dan perkembangan

perusahaan. Menurut Sartono (2010), variable current ratio

tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen payout ratio.

Current ratio hanya merupakan kebiasaan dan akan

digunakan sebagai titik tolak ukur likuidasi suatu perusahaan.

Pembobotan antar KPI pada customer, bobot tertinggi

KPI dari Perusahaan Gizi Food Batu adalah KPI Nilai

kemudahan berbelanja (C2a) yang memiliki bobot sebesar

0.206349 karena dengan KPI tersebut mampu

mempertahankan dan meningkatkan loyalitas perusahaan

serta dapat meningkatkan loyalitas konsumen. Menurut

Mowen (2002) kemudahan berbelanja secara keseluruhan

Page 78: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

17

berpengaruh signifikan dan positif terhadap minat beli

konsumen.

Pembobotan antar KPI pada employee, bobot KPI dari

Perusahaan Gizi Food Batu yang memiliki tingkat kepentingan

paling tinggi adalah KPI frekuensi evaluasi dan review

pekerjaan (E2a) dengan bobot sebesar 0.508 karena

KPItersebut dapat meningkatkan produktivitas karyawan.

Menurut Sunyoto (2010), tujuan evaluasi kinerja dapat

mempererat hubungan antara pegawai sehingga pada suatu

saat karyawan saling menilai kinerja satu sama lain sehingga

dapat mengurangi konflik dan dapat meningkatkan

produktivitas kinerja karyawan.

Pembobotan antar KPI pada masyarakat, bobot tertinggi

KPI dari Perusahaan Gizi Food Batu adalah KPI jumlah

karyawan yang bekerja (M1a) dan jumlah kegiatan sosial yang

diadakan (M1b) yang memiliki bobot yang sama yaitu sebesar

0.4375 karena KPItersebut memberikan nilai tambah pada

peningkatan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan

citra perusahaan. Menurut Rudito (2007), komitmen

perusahaan untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi

berkelanjutan, memberikan manfaat nyata untuk masyarakat.

komitmen usaha didefinisikan untuk bertindak secara etis,

beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk meningkatkan

kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan

komunitas luas.

Page 79: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

18

Bobot KPI dari Perusahaan Gizi Food Batu pada supplier,

KPI yang memiliki tingkat kepentingan paling tinggi adalah KPI

persentase jumlah order yang teratur (S1a), persentase

pembayaran yang teratur (S1b), dan peningkatan jumlah

pemesanan (S1c) dengan bobot yang sama sebesar 0.277389

karena ketiga objectives tersebut berperan besar untuk

meningkatkan kepuasan dan kepercayaan supplier. Menurut

Wisher (2003), sebagian besar perusahaan berupaya

meningkatkan efisiensi dan efektifikas kerjasama dengan

supplier. Peningkatan kinerja bisnis perusahaan dapat

dilakukan dengan kerjasama supplier dengan order yang

teratur, pembayaran yang teratur dan peningkatan jumlah

pemesanan merupakan sebuah komitmen kerjasama dengan

supplier. Komitmen memegang faktor kunci dalam kerjasama

bisnis.

Dari pembobotan KPI,dapat diketahui bahwa terdapat 37

KPI Key Performance Indicator) pada pengukuran kinerja

Perusahaan Gizi Food Batu. Untuk mendapatkan nilai bobot

seluruh KPI dari Perusahaan Gizi Food Batu dapat dilakukan

dengan cara KPI = Nilai bobot stakeholder x nilai bobot

Objectives x nilai bobot KPI pada Setiap Obectives

Langkah ini dilakukan pada setiap KPI berdasarkan tabel

pembobotan. Nilai bobot seluruh KPI dapat dilihat pada

Lampiran 11. Berdasar nilai bobot seluruh KPI, dengn

mempertimbangkan objectives dan stakeholder, KPI dengan

Page 80: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

19

bobot tertinggi terdapat pada KPI Current ration (I3) dengan

bobot sebesar 0.1716 karena dari seluruh KPI. KPI current

ratio (I3) merupakan KPI dari stakeholder investor. Current

ratio merupakan indikator pertumbuhan dan perkembangan

perusahaan. Menurut Hantono (2015) Current ratio (ratio

lancar) adalah ukuran yang umum digunakan atas solvensi

jangka pendek, kemampuan suatu perusahaan memenuhi

kebutuhan uang ketika jatuh tempo. Current ratio

menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban –

kewajiban lancar. Current ratio yang rendah biasanya

dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi,

sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus,

karena menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada

akhirnya dapat mengurangi labaan perusahaan.Current ratio

penting untuk investor karena current ratio dapat memberikan

informasi pertumbuhn dan perkembangan perusahaan,

dimana dengan current ratio digunakan sebagai titik tolak ukur

perkembangan suatu perusahaan serta memberikan

gambaran secara kurat tentang keadaan nyata mengenai hasil

atau prestasi yang telah dicapai perusahaan. Jika

perkembangan perusahaan baik, maka kepercayaan investor

akan semakin meningkat. Peningkatan kepercayaan investor

kepada perusahaan akan dapat memudahkan perusahaan

mengakses tambahan dana yang diperlukan untuk berbagai

keperluan perusahaan, terutama tujuan ekspansi.

Page 81: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

20

KPI dengan bobot terendah terdapat pada KPI

persentase karyawan yang mendapat tunjangan (E1c) dengan

bobot sebesar 0.00132963 karena pemberian tunjangan oleh

Perusahaan Gizi Food Batu dirasa kurang signifikan oleh

karyawan karena tunjangan diberikan pada saat – saat

tertentu. Menurut Indriyani (2014), apabila tunjangan

dinaikkan, tidak berpengaruh terhadap meningkatnya kinerja

karyawan. Hal ini disebabkan karyawan tidak menerima

tunjangan secara berkala, tunjangan hanya diberikan pada

saat – saat tertentu. Manfaat dari tunjangan tidak terlalu

dirasakan oleh karyawan, berbeda dengan gaji yang

manfaatnya dapat dirasakan setiap bulan oleh karyawan

karena karyawan mendapat gaji setiap bulan.

4.3 Target dan Pencapaian Perusahaan Gizi Food Batu

Setelah diketahui nilai bobot seluruh KPI, langkah

selanjutnya adalah menyusun tabel target dan pencapaian

perusahaan untuk masing – masing KPI yang telah ditentukan

sebelumya. Tabel target dan pecapaian perusahaan Gizi Food

Batu disusun dari hasil wawancara yang dilakukan dengan

pihak perusahaan Gizi Food Batu. Wawancara tersebut

membahas mengenai target serta pencapaiannya untuk

masing – masing KPI. Realisasi tahun 2016 diperoleh dari

hasil wawancara, sedangkan realisasi tahun 2016 untuk Total

asset turn over, debt to equity, profit margin, rentabilitas

Page 82: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

21

ekonomi, gross profit margin on sales, dan current

ratiodiperoleh dari rumus, dimana rumus tersebut ditunjukkan

pada Lampiran 12. Hasil target dan pencapaian Perusahaan

Gizi Food Batu ditunjukkan pada Tabel 4. 2.

Tabel 4.2 Hasil target dan pencapaian Perusahaan Gizi

Food Batu

No KPI Target (Level 10)

Nilai Batas KPI dikatakan aman (Level 8)

Nilai batas minimum KPI harus diperbaiki (Level 3)

Nilai terendah yang mungkin dicapai perusahaan (Level 0)

Realisasi tahun 2016

Ketera-ngan

1

Frekuensi penerbitan

dan evaluasi

LPJ keuangan

2

1,7

1

0

1

Tidak Tercapai

2

Total asset turn

over

2,5

2,35

2

1

Tercapai

3 Debt to equity

0.005 0,147 1 4,2

Tercapai

Page 83: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

22

No KPI Target (Level 10)

Nilai Batas KPI dikatakan aman (Level 8)

Nilai batas minimum KPI harus diperbaiki (Level 3)

Nilai terendah yang mungkin dicapai perusahaan (Level 0)

Realisasi tahun 2016

Ketera-ngan

4

Profit margin

0,0139

0,01255

0.009

0

Tercapai

5

Rentabilitas ekonomi

3.5

3,21

2.5

0

(2.35 x 0.013) x 100% = 3.055

Tidak Tercapai

6

Gross profit

margin on sales

95%

89%

75%

50%

(673.321.950 : 743.291.850 ) x 100% = 90.58%

Tercapai

7

Current ratio

150%

128%

75%

50%

(1.053.810.402.636 : 12.658.734 ) x 100% = 83,247 %

Tidak Tercapai

Tabel 4.2 Hasil target dan pencapaian Perusahaan Gizi Food Batu (Lanjut)

Page 84: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

23

No KPI Target (Level 10)

Nilai Batas KPI dikatakan aman (Level 8)

Nilai batas minimum KPI harus diperbaiki (Level 3)

Nilai terendah yang mungkin dicapai oleh perusahaan (Level 0)

Realisasi tahun 2016

Ketera-ngan

Tabel 4.2 Hasil target dan pencapaian Perusahaan Gizi Food Batu (Lanjut)

Page 85: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

24

8

Nilai keramahan pelayanan

100

91,425

70

0

100

Tercapai

9

Nilai kenyamanan

toko

100

91,425

70

0

100

Tercapai

10

Persentase pendapat dan

saran yang telah

direalisasikan

100%

85%

50%

0

100%

Tercapai

11 Nilai kemudahan berbelanja

100 91 70 0

100%

Tercapai 12 Frekuensi

keluhan pelanggan atas harga

yang terlampau

tinggi

0

2

10

10

0

Tercapai

13 Frekuensi promo barang

3

2

1

0

2

Tercapai

14 Persentase barang yang dikembalikan

konsumen

0

2

10

15

0

Tercapai 15 Nilai jam

beroperasi toko

13

12

11

10

12.5

Tercapai

16 Peningkatan inovasi produk

50%

44%

30%

20%

0%

Tidak

tercapai 17 Produktivitas

karyawan 50% 44% 30% 20% 45% Tercapai

18 Tingkat ketepatan

waktu pembayaran

gaji

100%

85%

50%

0%

100%

Tercapai

19 Persentase karyawan

yang mendapat tunjangan

100%

85%

50%

0%

100%

Tercapai

20 Persentase karyawan

yang mendapat

uang makan

100%

85%

50%

0%

100%

Tercapai

21 Persentase karyawan mendapat

jaminan sosial tenaga kerja

100% 85% 50% 0% 50% Tidak tercapai

22 Persentase karyawandap

at dana pensiun

100%

85%

50%

0%

100%

Tercapai

23 Frekuensi evaluasi dan

review pekerjaan

10

7

5

0

3

Tidak

tercapai 24 Frekuensi

adanya konflik 0

2

10

20

0

Tercapai

Page 86: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

25

4.4 Scoring System dengan OMAX dan Traffic Light

Scoring system dilakukan setelah diketahui target dan

pencapaian kinerja dari perusahaan Gizi Food Batu. Scoring

system menggunakan OMAX yang berfungsi untuk

atau keluhan karyawan

25 Persentase kegiatan

pelatihan dan pengembanga

n karyawan yang telah dilakukan

5

4

2

0

1

Tidak

tercapai

26 Jumlah karyawan

yang bekerja

9

7

3

0

6

Tidak

Tercapai

27 Jumlah kegiatan

sosial yang diadakan

50

41

20

0

50

Tercapai

28 Jumlah mahasiswa

yang melakukan penelitian

50

38

6

0

55

Tercapai

29 Jumlah pelajar atau mahasiswa

yang melakukan

praktek magang

50

38

6

0

55

Tercapai

30 Persentase jumlah order yang teratur

100%

80%

50%

25%

100%

Tercapai

31 Persentase pembayaran yang teratur

100% 80% 50% 25% 100% Tercapai

32 Peningkatan jumlah

pemesanan

50% 40% 30% 20% 45% Tercapai

33 Persentase perjanjian

yang dilanggar

0% 21% 75% 100% 0% Tercapai

Tabel 4.2 Hasil target dan pencapaian Perusahaan Gizi Food Batu (Lanjut)

Page 87: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

26

menyamakan skala nilai untuk masing – masing indikator

sehingga dapat diketahui pencapaian dari tiap parameter yang

ada dan dapat diketahui kinerja Perusahaan Gizi Food Batu

secara keseluruhan. Langkah penentuan scoring system

adalah sebagai berikut :

1. Nilai yang akan diletakkan pada level 10, 3, 0 dan 8 dihitung

berdasarkan data target dan pencapaian. Level 10 berisikan

target Perusahaan Gizi Food Batu pada tahun 2017. Level 3

diisi dengan nilai batas minimum KPI yang harus diperbaiki.

Level 0 diisi nilai terendah yang mungkin dicapai oleh

perusahaan. Nilai pada level 8 kemudian dihitung dengan

menggunakan interpolasi.

2. Nilai – nilai pada level 10, 3, 8, dan 0 telah ditentukan, nilai

pada level 1, 2, 4, sampai 9 dihitung dengan interpolasi

menggunakan nilai pada level 0, 3, 8, dan 10. Butir – butir nilai

pada level 1, 2, 4, sampai 9 merupakan tingkat pencapaian

(intermediate) sehingga tingkat pencapaian akhir atau level 10

dapat dicapai.

a. Kenaikan nilai pada level 1 dan 2 adalah :

Level 3 – Level 0

3 – 0

Contoh perhitungan kenaikan level 1 dan 2 untuk KPI

jumlah mahasiswa yang melakukan penelitian (M2a) :

Page 88: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

27

Level 0 = 0

Level 1 = 0 + 2 = 2

Level 3 = 2 + 2 = 4

Level 3 = 4 + 2 = 6

b. Kenaikan pada skor 4 sampai dengan 9 adalah :

Level 10 – Level 3

10 – 3

Contoh perhitungan kenaikan level 4 - 9 untuk KPI jumlah

mahasiswa yang melakukan penelitian (M2a) :

Level 4 = Level 3 + 2 = 6 + 2 = 8

Level 5 = 8 + 2 = 10

Level 6 = 10 + 2 = 12

Level 7 = 12 + 2 = 14

Level 8 = 14 + 2 = 16

Level 9 = 16 + 2 = 18

Level 10 = 18 + 2 = 20

3. Mengisi tabel performance yang merupakan kinerja yang

telah diukur untuk tahun 2017. Level pada bagian monitoring

dapat diisi berdasarkan posisi level pada angka performance.

Contoh pengisian level pada bagian monitoring

menggunakan rumus interpolasi adalah sebagai berikut :

KPI (M2a)

Page 89: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

28

Level 10 = 50

Level 9 =43,710

Maka nilai 55 (pencapaian KPI M2a di tahun 2016) berada

pada level :

Nilai x adalah level yang akan diisi di bagian monitoring.

Untuk weight diisi dengan nilai bobot KPI (M2a) yang ada

pada lampiran 11, yaitu 0.0058125. Value merupakan

perkalian antara level dan weight. Nilai indeks total didapatkan

dari penjumlahan semua value. Dari keseluruhan perhitungan

dengan tahapan – tahapan OMAX, maka diperoleh skema

penilaian untuk Perusahaan Gizi Food Batu pada Lampiran

13.

4.5 Analisa Hasil Pengkategorian KPI Perusahaan Gizi

Food Batu

Page 90: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

29

Dari hasil pengukuran kinerja Perusahaan Gizi Food Batu

menggunakan OMAX dan traffic light system, maka

dikelompokkan KPI berdasarkan indikator warnanya. Daftar

hasil pengkategorian KPI – KPI yang tergolong hijau, kuning,

dan merah dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.3 Daftar Hasil Pengkategorian KPI

Kode KPI KPI (Key Performance Indicator)

I2a Profit margin

I2c Gross profit on sales

C1a Nilai keramahan pelayan

C1b Nilai kenyamanan toko

C1c Persentase pendapat dan saran yang telah direalisasikan

C2a Nilai kemudahan berbelanja

C2b Frekuensi keluhan pelanggan atas harga yang terlampu tinggi

C3a Persentase barang yang dikembalikan konsumen

C3b Nilai jam beroperasi toko

E1a Produktivitas karyawan

E1b Tingkat ketepatan waktu pembayaran gaji

E1c Persentase karyawan yang mendapat tunjangan

E1d Persentase karyawan yang mendapat uang makan

E1f Persentase karyawan yang mendapat dana pensiun

E3a Frekuensi adanya konflik atau keluhan karyawan

M1a Jumlah karyawan yang bekerja

M1b Jumlah kegiatan sosial yang diadakan

M2a Jumlah mahasiswa yang melakukan penelitian

M2b Jumlah pelajar / mahasiswa yang melakukan kerja praktek atau

magang

S1a Persentase jumlah order yang teratur

S1b Persentase pembayaran yang teratur

S1c Peningkatan jumlah pemesanan

S2a Persentase perjanjian yang dilanggar

Page 91: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

30

Kode KPI KPI (Key Performance Indicator)

I1b Total asset turn over

I1c Debt to equity

I2b Rentabilitas ekonomi

C2c Frekuensi promo barang

C3c Peningkatan inovasi produk

I1a Frekuensi penerbitan dan evaluasi LPJ keuangan

I3a Current ratio

E1e Persentase karyawn yang mendapat dana jaminan sosial tenaga kerja

E2a Frekuensi evaluasi dan review pekerjaan

E4a Persentase kegiatan pelatihan dan pengembangan karyawan yang

telah dilakukan

Dari Tabel 4.3 diketahui bahwa KPI yang termasuk dalam

kategori hijau sebanyak 23 KPI, kategori kuning sebanyak 5

KPI dan sisanya 5 KPI tergolong kategori merah.KPI yang

termasuk kategori hijau merupakan hasil level dari OMAX

yang berada pada ambang batas (level 7 sampai dengan

level 10) yang menandakan bahwa indikator kinerja sudah

tercapai. KPI yang tergolong kategori kuning merupakan hasil

level dari OMAX yang berada pada ambang batas (level 4

sampai dengan level 6) yang menandakan bahwa indikator

kinerja belum tercapai sehingga pihak perusahaan perlu

berhati – hati dengan adanya berbagai macam kemungkinan.

KPI yang termasuk kategori merah merupakan hasil level dari

OMAX yang berada pada ambang batas (level 0 sampai

dengan level 3) yang memiliki arti bahwa indikator kinerja

benar – benar di bawah target yang telah ditetapkan dan

memerlukan perbaikan dengan segera.

Page 92: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

31

Menurut Adianto, (2014), untuk dapat mengetahui

pengukuran kinerja secara spesifik dan level kinerja

perusahaan secara tepat, maka perlu dilakukan penempatan

level atau skor setiap KPI dengan menggunakan metode

OMAX dan Traffic Light System. Metode Traffic Light System

menggunakan tiga warna, yaitu :

1. Warna hijau dengan ambang batas 8 hingga 10 yang berarti

kinerja perusahaan telah mencapai performa yang maksimal.

2. Warna kuning dengan ambang batas 4 hingga 7 yang

berarti tergolong pada penilaian performa yang cukup.

3. Warna merah yaitu indikator kinerja berada pada level 0

hingga 3 dan tergolong pada penilaian performa yang kurang

baik atau minimal. Untuk indikator yang berwarna merah ini

perlu diperbaiki dan ditingkatkan lagi dengan melakukan

beberapa usulan perbaikan.

Sebanyak 60% KPI employeedan 60% KPI investorperlu

diperbaiki, sehingga dapat dikatakan bahwa objectives dari

kedua stakeholder tersebut belum tercapai atau requirement

untuk dua stakeholder tersebut juga belum terpenuhi,

sedangkan requirement untuk stakeholder customer,

masyarakat, dan supplier sudah terpenuhi.

KPI yang tergolong hijau sudah tidak memerlukan

perbaikan, tetapi KPI – KPI yang termasuk dalam kategori

kuning dan merah memerlukan perbaikan untuk meningkatkan

kinerjanya agar dapat tergolong menjadi kategoi hijau. KPI

Page 93: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

32

yang tergolong merah perlu mendapatkan prioritas dari pihak

manajemen terlebih dahulu karena performasinya yang benar

-benar jauh dari target. Setelah KPI kategori merah telah

mendapatkan prioritas perbaikan, manajemen baru

memberikan perhatiannya untuk memperbaiki KPI yang

tergolong kuning.

4.6 Analisis Hasil Pengukuran Kinerja Perusahaan Gizi

Food Batu

Analisis ini hanya dilakukan pada KPI yang termasukpada

kategori kuning dan merah pada setiap stakeholder, yaitu :

1. Investor

a. KPI (I1b) totalasset turn overberada pada kategori

kuning, KPI ini digunakan untuk mengukur kemampuan

dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang

berputar pada suatu periode tertentu. Target dari

indikator ini adalah sebesar 2,5 sedangkan realisasi

pada tahun 2016 adalah sebesar 2,35. Apabila dihitung

menggunakan Objective Matrix (OMAX), KPI (I1b)

berada pada level 7. Hal ini dapat diartikan bahwa

Perusahaan Gizi Food Batu hanya mampu

menghasilkan penjualan sebesar 2,35 kali dari total

aktiva yang dimiliki selama setahun dan dapat

diartikan bahwa Perusahaan Gizi Food Batu kurang

dapat mengoptimalkan asetnya. Semakin tinggi nilai

Page 94: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

33

total asset turn overberarti perusahaan semakin baik

mengelola assetnya, yang berarti bahwa aktiva dapat

lebih cepat berputar, laba yang didapat semakin tinggi,

dan menunjukkan efisiensi penggunaan keseluruhan

aktiva dalam menghasilkan penjualan. Perusahaan

Gizi Food Batu belum dapat mencapai target Total

asset turn over karena perusahaan selama ini belum

mampu secara maksimal meningkatkan penjualan,

dimana selama ini kendala yang dimiliki perusahaan

adalah perusahaan terkadang harus menolak pesanan

dikarenakan kurangnya tenaga kerja dan faktor cuaca

yang menyebabkan produksi terkendala.

b. KPI (I1c) Debt to equity berada pada kategori kuning,

KPI debt to equity adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur tingkat penggunaan utang terhadap

shareholder equity yang dimiliki perusahaan. Pemberi

pinjaman umumnya menginginkan rasio yang semakin

rendah. Target dari indikator ini adalah sebesar 0,005 ,

sedangkan realisasi pada tahun 2016 sebesar 0, 7818.

Apabila dihitung menggunakan OMAX, KPI (I1c)

berada pada level 4. Hal ini berarti rasio sebesar

0,7818 menunjukkan bahwa modal sendiri sebesar

78,18% yang dimiliki perusahaan dapat melunasi

hutang perusahaan. Dari perspektif kemampuan

membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah

Page 95: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

34

rasio debt to equity akan semakin baik kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

panjangnya. Debt to equity dengan angka dibawah

1,00, mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki

hutang yang lebih kecil dari modal (ekuitas) yang

dimilikinya. Debt to equity berpengaruh pada dividen

investor. Semakin tinggi tingkat debt to equity, berarti

komposisi hutang juga semakin tinggi. Meski debt to

equity pada Perusahaan Gizi Food Batu pada tahun

2016 belum mencapai target dan harus diperbaiki,

namun debt to equitynya tergolong rendah. Hal ini

menunjukkan komposisi hutang Perusahaan Gizi Food

Batu semakin rendah, sehingga kemampuan

perusahaan untuk membayar dividen kepada investor

semakin tinggi. Debt to equity yang rendah

menandakan bahwa kebutuhan eukitas sebagian besar

perusahaan Gizi Food Batu tidak dipenuhi dari hutang.

Menurut (Harahap,2010), Debt to equity digunakan

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

menutupi sebagian atau seluruh utang – utangnya baik

jangka panjang maupun jangka pendek dengan dana

yang berasal dari total modal dibandingkan dengan

besarnya jumlah utang perusahaan tersebut.

c. KPI (I2b) Rentabilitas ekonomi berada pada kategori

kuning, KPI rentabilitas ekonomi adalah kemampuan

Page 96: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

35

perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode

tertentu. Rentabilitas ekonomi merupakan cara yang

tepat untuk mengetahui tentang efisien tidaknya

perusahaan dalam menggunakan modal yang ada.

Target dari indikator ini adalah 3,5 sedangkan realisasi

pada tahun 2016 sebesar 3,055. Apabila dihitung

menggunakan OMAX, KPI (I2b) berada pada level 7.

Hal ini berarti rasio sebesar 3,055 menunjukkan bahwa

laba usaha yang diperoleh adalah sebesar 3,055 dari

total aktiva. Semakin tinggi rasio yang diperoleh,

semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva di

dalam menghasilkan laba usaha.

d. KPI (I1a) Frekuensi penerbitan dan evaluasi LPJ

keuangan berada pada kategori merah, KPI ini

bertujuan untuk meningkatkan kepuasan dan

kepercayaan investor. Target dari indikator ini adalah

2, sedangkan realisasi pada tahun 2016 sebesar 1.

Hasil perhitungan menggunakan OMAX, KPI (I2b)

berada pada level 3. Perusahaan Gizi Food batu hanya

melakukan satu kali pada akhir tahun 2016, padahal

target perusahaan melakukan penerbitan dan evaluasi

LPJ dilakukan 2 kali yaitu pada pertengahan tahun dan

akhir tahun. Perusahaan belum bisa mencapai target

karena keterbatasan sumber daya manusia untuk

menerbitkan dan melakukan evaluasi LPJ keuangan.

Page 97: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

36

e. KPI (I3a) Current ratio berada pada kategori merah,

KPI ini bertujuan untuk menjaga kredibilitas dan nama

baik perusahaan. Target dari indikator ini adalah 150%,

sedangkan realisasi pada tahun 2016 sebesar

83,247%. Hasil perhitungan menggunakan OMAX, KPI

(I2b) berada pada level 3. Hal ini berarti dari current

ratio pada tahun 2016 yang sebesar 83,247% adalah

setiap Rp. 1,00 hutang lancar dijamin atau ditanggung

oleh Rp. 8,3247 aktiva lancar. Tidak ada standar

khusus berapa besarnya current ratio yang paling baik,

namun untuk prinsip kehati – hatian besarnya current

ratio sekitar 150% dianggap baik. Semakin tinggi rasio

berarti semakin terjamin hutang – hutang perusahaan.

2. Customer

a. KPI (C2c) Frekuensi promo barang berada pada

kategori kuning, mengadakan promosi di perusahaan

merupakan kegiatan yang sangat penting karena

mempengaruhi hasil penjualan produk dan juga

berdampak besar terhadap keberlangsungan aktivitas

suatu perusahaan. Tujuan KPI Frekuensi promo

barang adalah untuk mempertahankan dan

meningkatkan loyalitas pelanggan. Target indikator ini

adalah sebesar 3, sedangkan realisasi pada tahun

2016 adalah sebesar 2. Apabila dihitung menggunakan

OMAX, KPI (C2c) berada pada level 6. Perusahaan

Page 98: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

37

Gizi Food Batu sudah melakukan promosi dua kali

yaitu melalui media elektronik yaitu Facebook dan

Whatsapp. Perusahaan tidak terlalu massif dalam

melakukan promosi dikarenakan perusahaan merasa

belum terlalu memerlukan promosi secara kontinyu,

selain itu terkadang perusahaan kewalahan dengan

pesanan produk yang banyak, bahkan pernah

melakukan penolakan terhadap pesanan atau pesanan

diterima namun harus menunggu menyelesaikan

pesanan sebelumnya. Meskipun perusahaan merasa

belum terlalu memerlukan promosi, namun perusahaan

tetap menargetkan promosi produk untuk

mempertahankan dan meningkatkan loyalitas

pelanggan.

b. KPI (C3c) Peningkatan inovasi produk berada pada

kategori kuning, indikator ini digunakan untuk menjaga

kredibilitas nama baik Perusahaan Gizi Food Batu.

Target KPI peningkatan inovasi produk adalah sebesar

50%, sedangkan realisasi tahun 2016 adalah sebesar

0%. Hasil perhitungan menggunakan OMAX, KPI (C3c)

berada pada level 7.Perusahaan Gizi Food Batu tidak

melakukan inovasi selama tahun 2016 karena

perusahaan merasa belum terlalu perlu melakukan

inovasi, khususnya inovasi pada produk keripik

kentangnya karena ingin mempertahankan ciri khas

Page 99: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

38

produk Gizi Food Batu yang selama ini telah dikenal

oleh masyarakat. Perusahaan tetap menargetkan

adanya peningkatan inovasi produk karena

perusahaan menyadari inovasi perlu dilakukan untuk

menjaga kredibilitas dan nama baik perusahaan,

namun Perusahaan Gizi Food Batu belum terlalu fokus

pada peningkatan inovasi.

3. Employee

a. KPI (E1e) persentase karyawan yang mendapat dana

jaminan sosial tenaga kerja berada pada kategori

merah, KPI ini bertujuan untuk meningkatkan

kepuasan karyawan. Target KPI persentase karyawan

yang mendapat dana jaminan sosial tenaga kerja

adalah sebesar 100%, sedangkan realisasi tahun 2016

adalah sebesar 50%. Hasil perhitungan menggunakan

OMAX, KPI (E1e) berada pada level 3. Berdasarkan

hasil wawancara dengan pihak Perusahaan Gizi Food

Batu, perusahaan sudah memberikan dana jaminan

sosial namun belum mendaftarkan karyawan pada

jaminan sosial tenaga kerja karena birokrasi yang sulit

dan membutuhkan dana yang cukup besar.

Perusahaan hanya memberikan bantuan dana

langsung jika terjadi sesuatu pada karyawan tanpa

mendaftarkan program jaminan sosial tenaga kerja.

Page 100: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

39

Perusahaan tetap bertanggung jawab atas kecelakaan

kerja yang terjadi pada karyawan.

b. KPI (E2a) frekuensi evaluasi dan review pekerjaan

berada pada kategori merah, KPI ini bertujuan untuk

meningkatkan produktivitas karyawan. Target KPI

frekuensi evaluasi dan review karyawan adalah

sebesar 10, sedangkan realisasi tahun 2016 adalah

sebesar 3. Hasil perhitungan menggunakan OMAX,

KPI (E2a) berada pada level 0. Perusahaan Gizi Food

Batu hanya melakukan evaluasi sebanyak 3 kali dalam

setahun, terkadang tanpa melakukan review pekerjaan

secara rutin pada karyawan. Evaluasi hanya dilakukan

jika terjadi kesalahan dalam proses produksi atau

kesalahan yang dilakukan karyawan.

c. KPI (E4a) persentase kegiatan pelatihan dan

pengembangan karyawan yang telah dilakukan berada

pada kategori merah, KPI ini bertujuan untuk

meningkatkan motivasi pengembangan diri karyawan.

Target KPI persentase kegiatan pelatihan dan

pengembangan karyawan adalah sebesar 5,

sedangkan realisasi tahun 2016 adalah sebesar 1.

Hasil perhitungan menggunakan OMAX, KPI (E2a)

berada pada level 0. Perusahaan Gizi Food Batu

hanya melakukan pelatihan karyawan saat karyawan

pertama kali kerja, dan pelatihan tersebut tidak

Page 101: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

40

dilakukan secara formal, namun dengan cara

karyawan lama mengajari karyawan baru bagaimana

cara produksi . Perusahaan Gizi Food tidak melakukan

kegiatan pelatihan dan pengembangan karyawan

karena keterbatasan sumber daya manusia. Kegiatan

pelatihan dan pegembangan karyawan dianggap

belum perlu dilakukan untuk meningkatkan motivasi

pengembangan karyawan.

4.7 Implikasi Manajerial

Setelah dilakukan analisis terhadap KPI yang termasuk

pada kategori kuning dan merah pada setiap stakeholder,

maka perbaikan untuk KPI diketahui lebih banyak dilakukan

pada investor. Perbaikan untuk KPIyang berada pada kategori

kuning dan merahadalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan Penjualan

Salah satu cara untuk meningkatkan penjualan adalah

menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan. Biasanya

beberapa perusahaan besar menjadikan hal ini sebagai

prioritas utama, karena menjalin hubungan yang baik dengan

konsumen merupakan kunci terakhir yang harus dipegang

perusahaan untuk mencapai kesuksesan dan meningkatkan

penjualan. Cara menjalin hubungan dengan pelanggan adalah

perusahaan membuat database pelanggan, memasukkan data

– data penting beserta kemajuan yang telah dicapai, dan

Page 102: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

41

menghubungi mereka secara berkala, mendengarkan dan

memperhatikan kebutuhan pelanggan, dan menginformasikan

mengenai promo produk yang sedang berjalan serta

memberikan support terbaik kepada pelanggan. Pelanggan

yang senang dengan pelayanan perusahaan akan menjadi

loyal. Mereka akan membawa pelanggan baru karena tertarik

dengan pengalaman positif dari pelanggan loyal tersebut.

Meningkatkan penjualan adalah perbaikan yang harus

dilakukan untuk tiga KPI, yaitu:

a. KPITotal Asset Turn Over(I1b), dengan meningkatkan

penjualan maka laba yang didapat akan semakin tinggi

sehingga dapat memperkecil jumlah hutang.Perbaikan

ini dapat menjadikan KPI tersebut berada pada ketegori

aman.Menurut Kusmayadi (2008), peningkatan

penjualan dan profitabilitas dapat menjadikan Total

Asset Turn Over efektif. Karena Total Asset Turn

Overyang efektif sangatlah penting bagi perusahaan.

Untuk menaikkan Total Asset Turn Over dapat

dilakukan dengan menaikkan penjualan dan

profitabilitas suatu perusahaan. Semakin efisien

peningkatan penjualan berarti semakin tinggi rasio total

asset turnover.

b. KPI Debt to equity ratio (I1c), dengan meningkatkan

penjualan maka laba yang didapat akan semakin tinggi

sehingga dapat memperkecil jumlah hutang. Perbaikan

Page 103: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

42

ini dapat menjadikan KPI tersebut berada pada ketegori

aman.Menurut Kasmir (2010), struktur modal

merupakan bauran antara hutang dengan modal atau

yang biasa disebut Debt to equity ratio. Penggunaan

hutang dalam suatu perusahaan akan menaikkan nilai

saham dan penjualan karena adanya kenaikan pajak

yang merupakan pos deduksi terhadap biaya hutang.

Semakin tinggi proporsi hutang yang digunakan maka

akan semakin tinggi harga saham dan penjualan.

Kebijakan pendanaan yang tercermin dalam

pencapaian laba yang diperoleh perusahaan sangat

mempengaruhi Debt to equity. Semakin tinggi besarnya

laba dan tingkat penjualan akan mempengaruhi Debt to

equity yang dicapai perusahaan.

c. KPI (I2b) Rentabilitas ekonomi, dengan meningkatkan

penjualan maka laba yang didapat akan semakin tinggi

sehingga dapat memperkecil jumlah hutang. Perbaikan

ini dapat menjadikan KPI tersebut berada pada ketegori

aman.Menurut Suryani (2016), rentabilitas adalah

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu. Efisiensi suatu perusahaan

dapat diketahui dengan menghitung rentabilitasnya

sehingga perusahaan hendaknya mempertinggi

rentabilitas ekonominya. Pencapaian tingkat rentabilitas

Page 104: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

43

yang maksimal dari suatu usaha tidak terlepas dari

pengelolaan modal kerja dan peningkatan penjualan.

2. Menstabilkan Persediaan Produk

Menstabilkan persediaan produk merupakan perbaikan

yang harus dilakukan untuk KPI Total Asset Turn Over(I1b).

Dengan menstabilkan persediaan produk, perusahaan tidak

perlu melakukan penolakan jika terdapat pesanan.

Perusahaan Gizi Food Batu harus membuat manajemen

persediaan bahan baku yang baik agar bisa mengelola

persediaan produk yang dimiliki stabil, misal perusahaan Gizi

Food Batu harus melakukan pemesanan bahan baku rutin

setiap awal bulan untuk mencukupi kebutuhan bahan baku

yang akan diproduksi selama satu bulan, pemesanan yang

dilakukan sebesar 12.000 kg kentang mentah untuk

mencukupi kapasits produksi sebesar 300 - 400 kg kentang

mentah per hari. Dalam hubungannya dengan manajemen

persediaan maka persediaan dapat digolongkan menjadi

bahan baku, bahan setengah jadi yang masih dalam proses

dan juga barang jadi yang digunakan untuk perusahaan.

Menurut Syafitri (2015), perputaran persediaan produk yang

tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki pengendalian

persediaan yang efektif sehingga tidak ada persediaan yang

kurang, menumpuk atau berlebihan. Penggunaan dana yang

tertanam dalam perputaran persediaan produk dalam satu

Page 105: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

44

periode tertentu (inventory turnover) digunakan untuk

mengetahui rasioinventory turnover yang diperoleh

perusahaan. Semakin stabil perputaran persediaan produk

dalam satu periode tertentu maka semakin efisien perusahaan

dalam melaksakanan operasinya dan semakin efisien

penggunaan keseluruhan aktiva di dalam menghasilkan

penjualan yang berarti semakin tinggi total asset turnover.

3. Menambah Sumber Daya Manusia

Menambah sumber daya manusia (SDM) adalah

perbaikan yang harus dilakukan untuk KPI. Cara menambah

sumber daya manusia pada perusahaan Gizi Food Batu

adalah dengan cara merekrut tenaga kerja baru. Menambah

sumber daya manusia (SDM) adalah perbaikan yang harus

dilakukan untuk KPI sebagai berikut :

a. KPI Total Asset Turn Over (I1b), dengan menambah

SDM maka perusahaan dapat meningkatkan produksi

dan KPI Total Asset Turn Over (I1b) dapat diperbaiki.

Menurut Hastiningsih (2015), penambahan sumber

daya manusia (SDM) adalah faktor yang

mempengaruhi peningkatan kinerja dan produksi.

Peningkatan produksi dapat menaikkan Total Asset

Turn Over suatu perusahaan. Penambahan SDM akan

membantu perkembangan perusahaan dan kinerja

semakin efisien.

Page 106: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

45

b. KPI Debt to equity (I1c), dengan menambah SDM maka

manajemen keuangan perusahaan dapat lebih diatur

untuk perbaikan KPI Debt to equity (I1c). Menurut

Zuwina (2013), manajemen keuangan yang baik

mampu menghasilkan dan menyalurkan secara

proposional pendistribusian laba akutansi yang

dihasilkannya dengan menentukan kebijakan

pembagian dividen yang stabil, fleksibel dan konstan.

Perusahaan juga dapat memperhatikan informasi yang

terkandung di dalam laporan keuangan, termasuk juga

informasi yang dapat menunjukkan tingkat debt to

equity perusahaan secara jelas sehingga perusahaan

dapat mengetahui kondisi perusahaan. Hal ini berguna

untuk penentuan keputusan pembagian dividen kas

yang berpengaruh pada debt to equity.

c. KPI Frekuensi penerbitan dan evaluasi LPJ keuangan

(I1a) pada investor. Dengan menambah SDM maka

KPI penerbitan dan evaluasi LPJ keuangan (I1a) dapat

berjalan sesuai target. Menurut Puspitasari (2014),

adanya sumber daya manusia dibutuhkan untuk

pengaturan laporan keuangan dan menyajikan semua

aktivitas keuangan perusahaan kepada pihak – pihak

yang membutuhkan. Laporan keuangan merupakan

suatu bentuk informasi yang disajikan setiap

periodenya, dimana dari laporan keuangan tersebut

Page 107: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

46

nantinya dapat dipakai sebagai dasar atau cuan dalam

pengambilan keputusan, mulai dari investor atau calon

investor sampai dengan manajemen perusahaan itu

sendiri.

4. Melakukan Promosi Produk di Media Lain

KPI Frekuensi Promosi Barang (C2c) harus melakukan

perbaikan berupa promosi produk di media lain guna

memenuhi target dan tujuan yang diinginkan. Perusahaan Gizi

Food Batu dapat menampilkan produk pada website, blog,

facebook, instagram, dan situs lainnya. Dengan memasang

foto – foto produk yang sekirnya dapat menarik konsumen.

Menurut Ariyanti (2014), perusahaan harus fokus pada

kegiatan promosinya di tengah persaingan yang semakin

ketat. Karena promosi merupakan ujung tombak dari kegiatan

pemasaran. Perusahaan harus melakukan promosi dengan

gencar agar dapat bersaing dengan perusahaan lain.

5.. Peningkatan Inovasi dengan cara menambah variasi

ukuran kemasan atau bentuk kemasan.

Perbaikan untuk KPI Peningkatan Inovasi (C3c) adalah

perusahaan harus tetap melakukan peningkatan inovasi agar

indikator yang berada di level 7 dapat masuk dalam kategori

hijau. Inovasi produk dapat dilakukan dengan memberikan

variasi pada bentuk kemasan (misal : kemasan berbentuk

tabung) atau ukuran kemasan (misal : 100 g). Menurut

Sutapa (2014), industri bersaing tidak hanya mengandalkan

Page 108: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

47

harga dan kualitas, tetapi bersaing dengan basis teknologi,

inovasi, kreativitas dan imajinasi. Kemampuan untuk

melakukan inovasi sangat penting agar menciptakan

keunggulan bersaing, keunggulan bersaing menggambarkan

suatu perusahaan dapat bertindak lebih baik dibandingkan

perusahaan lain walaupun mereka bergerak di industri yang

sama.

6.Menambah investor

Menambah investor digunakan untuk menambah modal

yang dapat meningkatkan aktiva lancar. Aktiva lancar adalah

suatu harta yang diharapkan dapat direalisasi menjadi uang

kas dalam waktu tidak lebih dari satu tahun kemudian. Aktiva

lancar (kas, piutang, persediaan) digunakan untuk membayar

kewajiban jangka pendeknya. Menambahinvestoradalah

perbaikan untuk KPI Current Ratio (I3a) pada Investor, dimana

dengan menambah investor maka Perusahaan Gizi Food Batu

dapat meningkatkancurrent ratio. Menurut Warsni (2015),

penambahan modal dari investor akan menyebabkan

perubahan bentuk maupun peningkatan jumlah aktiva lancar

yang dimiliki perusahaan. Penambahan modal kerja

merupakan manajemen modal kerja yang merupakan

manajemen aktiva lancar dan pasiva lancar. Penambahan

modal kerja menunjukkan ukuran besarnya investasi yang

dilakukan perusahaan yang bertujuan untuk mengelola masing

– masing pos aktiva lancar dan hutang lancar sedemikian

Page 109: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

48

rupa, sehingga pemenuhan kewajiban jangka pendek dapat

dilakukan. Terdapat hubungan yang signifikan antara aktiva

lancar dan kewajiban jangka pendek untuk menaikkan current

ratio. Current ratio yang tinggi memberikan indikasi jaminan

yang baik bagi kreditor jangka pendek dalam arti setiap

perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban –

kewajiban financial jangka pendeknya.

1. Mendaftarkan Karyawan untuk Program Jamsostek

KPI Persentase karyawan yang mendapat dana jaminan

sosial tenaga kerja(E1e) harus segera melakukan perbaikan

dengan mendaftarkan karyawan untuk program Jamsostek.

Dengan memperbaiki KPI yang lain maka perusahaan dapat

memperoleh dana tambahan untuk mendaftarkan karyawan

untuk program Jamsostek. Perusahaan Gizi Food harus

melakukan pendaftaran karyawan untuk program Jamsostek

sesuai prosedur yang ada. Perbaikan harus segera dilakukan

karena KPI ini masuk dalam kategori merah. Menurut

Sowolino (2013), perusahaan yang telah berdiri kurang lebih 4

tahun , mempunyai pekerja minimal 10 orang dan membayar

gaji di atas satu juta per bulannya wajib mendaftarkan para

pekerja dalam program Jamsostek.

2. Mengatur Jadwal Evaluasi dan Review Pekerjaan

Karyawan Secara Rutin

KPI Frekuensi evaluasi dan review pekerjaan (E2a) berada

pada kategori merah dan berada pada level 0, maka

Page 110: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

49

Perusahaan Gizi Food harus segera mengatur jadwal evaluasi

dan review pekerjaan karyawan secara rutin untuk

meningkatkan produktivitas karyawan.Evaluasi dan review

pekerjaan pada Perusahaan Gizi Food Batu dapat dilakukan

secara rutin setiap satu bulan sekali yang dipimpin oleh pihak

manajer. Menurut Rahadi (2010), evaluasi kinerja merupakan

bagian dari pelaksaan strategi sumber daya manusia yang

merupakan penjabaran dari strategi level unit bisnis dan

strategi level koorporsi. Evaluasi kinerja adalah standar kinerja

yang harus dijadwalkan untuk memperbaiki kinerja para

pegawai. Hasil evaluasi kinerja menunjukkan keunggulan dan

kelemahan kinerja karyawan.

3. Melakukan atau Menjadwalkan Pelatihan Khusus

Perbaikan untuk KPI (E4a) Persentase kegiatan pelatihan dan

pengembangan karyawan yang telah dilakukan pada

employee adalah melakukan atau mejadwalkan pelatihan

khusus untuk karyawan agar karyawan dapat lebih termotivasi

dan karyawan semakin berkembang. Perbaikan ini harus

segera dilakukan mengingat KPI (E4a) berada pada kategori

merah. Pada Perusahaan Gizi Food Batu, pelatihan khusus

untuk para karyawan dapat dijadwalkan setahun sekali atau

dua kali. Pelatihan pengembangan karyawan dapat dilakukan

di luar kota, atau dengan cara memanggil pemateri untuk

datang langsung ke Perusahaan Gizi Food Batu. Menurut

Nurbiyati (2015), program pelatihan dan pengembangan harus

dijadwalkan oleh perusahaan. Pelatihan dan pengembangan

merupakan program yang harus diikuti oleh pegawai untuk

meningkatkan skill pegawai. Perusahaan yang melakukan

Page 111: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

50

program pengembangan SDM membukukan laba yang lebih

tinggi dibandingkan perusahaan yang tidak melakukanya.

Page 112: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

1

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil pengukuran kinerja yang mengintegrasikan

seluruh stakeholder dengan menggunakan metode

Integrated Performance Measurement System (IPMS)

diperoleh sebanyak 33 KPI yang terdiri dari 7 KPI investor,

9 KPI customer, 9 KPI employee, 4 KPI masyarakat, dan 4

KPI supplier. Dengan menggunakan metode Objective

Matrix (OMAX) dan Traffic Light System dihasilkan 23 KPI

merupakan kategori hijau, 5 KPI tergolong kategori kuning

dan 5 KPI merupakan kategori merah.

2. Key Performance Indicator (KPI) yang masuk dalam

kategori kuning adalah Total asset turn over (I1b), Debt to

equity (I1c),rentabilitas ekonomi (I2b), frekuensi promosi

barang (C2c), danPeningkatan inovasi produk (C3c).

3. Key Performance Indicator (KPI) yang masuk dalam

kategori merah adalah frekuensi penerbitan dan evaluasi

LPJ keuangan (I1a), Current ratio (I3a),persentase

karyawan yang mendapat dana jaminan sosial tenaga

kerja (E1e), frekuensi evaluasi dan review pekerjaan

(E2a),dan persentase kegiatan pelatihan dan

pengembangan karyawan yang telah dilakukan.

Page 113: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

2

5.2 Saran

Rekomendasi perbaikan yang dapat dilakukan untuk

memperbaiki 5 KPI tergolong kuning dan 5 KPI tergolong

merah adalah meningkatkan penjualan dengan cara menjalin

hubungan yang baik dengan pelanggan, menstabilkan

persediaan produk dengan cara manajemen persediaan

bahan baku yang baik , merekrut karyawan baru untuk

menambah sumber daya manusia (SDM), melakukan promosi

produk di media lain (instagram, website dan blog),

menambah Investor, mendaftarkan karyawan untuk program

Jamsostek, mengatur jadwal evaluasi dan review pekerjaan

karyawan secara rutin, dan melakukan atau menjadwalkan

pelatihan khusus.

Page 114: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

1

DAFTAR PUSTAKA

Alda, T., Khawarita, dan Aulia. 2013. Analisis Sistem

Pengukuran Kinerja dengan Metode Integrated

Performance Measurement Systems Pada PT.X.

Jurnal Teknik Industri FT USU. 2(1): 37-41.

Adianto, Saryatmo, dan Gunawan. 2014. Analisis

Pengukuran KInerja Perusahaan dengan

Metode Performance Prism dan Scoring

Objective Matrix (OMAX) pada PT. BPAS. Jurnal

Sinergi Universitas Tarumanagara Vo. 18, No.2 .

Jakarta.

Anggraeni, Kalamolloh. 2016. Analisis Beban Kerja

untuk Menentukan Jumlah Karyawan Optimal

pada Koperasi Pesantren (Kapontren) Binaan

Pemerintah Kota Surabaya. Prosiding Seminar

Nasional ekonomi dan Bisnis 191 – 203.

Surabaya.

Aryanti, tria. 2014. Pengaruh Strategi Promosi terhadap

Penjualan Produk di PT. United Indo Surabaya.

Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Vol. 3 No.10 1 –

19

Page 115: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

2

Artley,W., and Stroh, S. 2001. The Performance Based

Management Handbook : Establishing on

Integrated Preformance Measurement System.

Performance Based Management Special Interest

Group (PBM SIG).New York.

Asropi. 2007. MembangunKey Performance Indicator.

Gramedia. Jakarta.

Astawan, M. 2004. Kentang : Sumber Vitamin C dan

Pencegah Hipertensi. http://www.gizi.net.

Diakses pada tanggal 8 Maret 2015.

Ayu, Venesia. 2010. Penerapan Balanced Scorecard

untuk Mengukur Kinerja Rumah Sakit (Studi

Kasus RSU.Dr. Syaiful Anwar Malang).

Universitas Brawijaya.Malang.

Batubara, Khairunnisa. 2013. Pengaruh Gaji, Upah dan

Tunjangan Karyawan terhadap Kinerja

Karyawan pada Perusahaan PT. XYZ. E- jurnal

Teknik Industri Universitas Sumatera Utara Vo. 13

No.5 23 – 28. Sumatera Utara.

Page 116: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

3

Budisantoso, Toto. 2014. Bank da Lembaga Keuangan

Lain. Salemba Empat. Jakarta

Ciptani, M. 2000. Balanced Scorecard sebagai

Pengukuran Kinerja Masa Depan : Suatu

Pengantar.Jurnal Akutansi dan Keuangan. 2(1):

21-35.

Chopra. 2010. Supply Chain Management : Strategy,

Planning, and Operation. Pearson Education.

Singapore.

Darhim, Rully dan Yaya. 2016. Keterampilan Mahasiswa

dalam Melakukan Penelitian Pendidikan

Matematika melaluli Pembelajaran Berbasis

Riset. Jurnal Beta Universitas Pendidikan

Indonesia ISSN : 2085 – 5893 Vol.9 No.1 1- 14.

Bandung

Fahmi, Muhammad. 2013. Pengaruh Kepuasan dan

Loyalitas Pelanggan Honda terhadap Citra

Perusahaan PT. AHM. Jurnal Ilmu dan Riset

Manajaemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Indonesia Vol. 2 No.12 2- 24. Surabaya.

Page 117: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

4

Fisk. Peter .2006. Marketing Genius.Gramedia . Jakarta.

Gunarto, A. 2003. Pengaruh Penggunaan Ukuran Bibit

terhadap Pertumbuhan, Produksi dan Mutu

Umbi Kentang Bibit G4. Jurnal Sains dan

Teknologi Indonesia 5: 173 – 174.

Hantono. 2015. Pengaruh Current Ratio dan Debt to

Equity Ratio terhadap Profitabilitas pada

Perusahaan Manufaktur Sektor Logam dan

Sejenisnya. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskill Vol. 5

No.1 21 -29.

Handoko, J. 2012. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi

Tingkat Underpricing pada Saat Penawaran

Umum Saham Perdana. Jurnal Ilmiah Akutansi

Vol.1 No. 2 99 – 105 . Surabaya.

Harahap, Sofyan. 2010.Analisis Krisis atau Laporan

Keuangan. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Hastiningsih, W. 2015. Peningkatan Sumber Daya

Manusia Pengrajin Gitar sebagai Industri

Kreatif Dukuh Kembangan Sukoharjo Jawa

Tengah. Hotelier Jurnal Polteknik Indonesia

Page 118: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

5

Surakarta ISSN 2442 – 7934 Vol. 1 No. 1 1 – 25.

Sukoharjo

Herjanto, Eddy. 2003. Manajemen Produksi dan Operasi

. Gramedia. Jakarta.

Indriani, Agustina. 2014. Analisis Pengaruh Gaji dan

Tunjangan Kesejahteraan terhadap

Produktivitas Kerja Karyawan Operation

department PT. Export Leaf Indonesia. Jurnal

Paradigma Vol. 12 No. 01 41 – 56

Iramani, Rr. Erie Febriani. 2005. Financial Value Added :

Suatu Paradigma Baru dalam Pengukuran

Kinerja dan Nilai TambahPerusahaan. Jurnal

Akuntansi dan Keuangan. Universitas Kristen

Petra 1(7):1- 10. Surabaya.

Kasmir . 2010. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan

Ketiga Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Kusmayadi, Dedi. 2008. Analisis Profit Margin, Total

Asset Turnover, dan Equity Multiplaner

terhadap Profitabilitas. Jurnal Ichsan Gorontalo.

Vol 3. No. 4

Page 119: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

6

Laitinen,E., Scand,J. 2002. A Dynamic Performance

Measurement System : Evidence from Small

Finnish Technology Companies.Scandinavian

Journal of Management. Department of

Accounting and Business Finance. University of

Vaasa 18:65 – 99. Finland.

Maulidia, F., Nasir, dan Arif. 2014. Perancangan Sistem

Pengukuran Kinerja dengan Metode Integrated

Performance Measurement System (IPMS).

Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Industri.

2(1): 1-10.

Martono, Harjito. 2011. Manajemen Keuangan. Edisi

kedua Penerbit Ekonosia. Yogyakarta.

Marlina, Clara. 2008. Analisis Pengaruh Cash Position,

Debt to Equity Ratio, dan Return Assets

terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal

Manajemen Bisnis Vol. 2 No. 1 1 – 6. Medan

Mukhtarom, Syahrul. 2010. Pengukuran Kinerja di PT.

Citra Bunga Persada dengan Menggunakan

Metode IPMS. Jurnal Institut Sepuluh November

3(1): 120-125. Surabaya.

Page 120: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

7

Mulyadi.2007.Sistem Perencanaan Pengendalian

Manajemen Sistem Pelipat Ganda Kinerja

Perusahaan. Salemba Empat. Jakarta.

Murjito, Ali. 2010. Magang Kewirausahaan pada Industri

Jasa Perawatan dan Penjualan Suku Cadang

Kendaraan Bermotor di Yamaha DAU Motor.

Jurnal Didikasi Universitas Muhammadiyah

Malang Vol. 7 97 – 107. Malang.

Muskh. 2014. Analisis Efektifitas Program Magang

untuk Disinkronisasi Link dan Match erguruan

Tinggi dengan Dunia Industri (Studi Terhadap

Program Magang pada Fakultas Ekonomi Prodi

Manajemen Universitas Muhammadiyah

Sumatera Utara). Jurnal Manajemen dan Bisnis

Vo. 14 No.01 64 – 76. Medan.

Mowen, John C dan Minor Mihael. 2002. Perilaku

Konsumen. Jilid 1 Erlangga . Jakarta.

Nasdian, Fredian. 2006. Pengembangan Masyarakat.

Jurnal Institut Pertanian Bogor Vol.5 No.1. Bogor

Page 121: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

8

Nurbiyati, Titik. 2015. Evaluasi Pengembangan Sumber

Daya Manusia. Jurnal Kajian Bisnis UII

Yogyakarta Vol. 23 No.1 52 – 63. Yogyakarta

Parmenter, David. 2010. Key Performance Indicator.

Gramedia. Jakarta.

Puspitasari, Ika. 2014. Rasio Aktivitas dan Profatibilitas

untuk Menilai Kinerja Keuangan pada Opitik

Airlangga Surabaya. Jurnal Ilmu dan Riset

Manajemen Vol.3 No.7 1 – 22

Rahadi, Dedi. 2010. Manajemen Kinerja Sumber Daya

Manusia. Tunggal Mandiri Publishing. Malang.

Rompuy,H. 2012. Overview of The EFQM Excellence

Model. Avenue des Olympiades 2 Publisher.

Brussels.

Roesdi, Roesnally. 2008. Gaji Tambahan dan Upah

Tambahan terhadap Motivasi Pekerja (Studi

Kasus PT. Perkebunan Nusantara VII Bandar

Lampung). Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol.5

No.1 45 -57 . Bandar Lampung

Page 122: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

9

Rudito, Famiola. 2007. Etika Bisnis dan Tanggung

Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia. Edisi I

Penerbit Rekayasa Bisnis. Jakarta.

Saaty, T. 2008. Relative Measurement and Its

Generalitation in Decision Making Why

Pairwise Comparisons are central in

Mathemathics for The Measurement of

Intangible Factors The Analytical

Hierarcy/Network Process. Rev, R.Acad. Cien

Sereie A Mat. Vol. 102 (2) : 251- 318.

Samrin, L. 2012.Akutansi Manajemen : Informasi Biaya

untuk Mengendalikan Aktivasi Operasi dan

Informasi. Edisi Pertama Kencana. Jakarta.

Sartono. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan

Aplikasi. Edisi Keempat BPFE. Yogyakarta.

Simanjuntak, Payaman. 2005. Manajemen dan Evaluasi

Kinerja. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia. Jakarta.

Sowolino. 2013. Pelakasanaan Jaminan Kecelakaan

Kerja dan Pemeliharaan Kesehatan bagi

Page 123: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

10

Pekerja di Hotel Poncowinatan. Jurnal Ilmah

Hukum Ekonomi Bisnis Universitas Atmajaya

Yogyakarta Vol. 02 1 - 17

Suartika, I., Made. 2007.Perancangan dan Implementasi

System Pengukuran Kinerja dengan Metode

IPMS (Studi Kasus Jurusan Teknik Mesin

Universitas Mataram. Jurnal Teknik Industri 9 (2)

: 131 – 143.i,

Sudarmanto. 2009. Kinerja dan Pengembangan

Kompetesi SDM : teori, dimensi, dan

Implementasi dalam Organisasi. Pustaka

Pelajar. Yogyakarta.

Suharnoko. 2004. Hukum Perjanjian : Teori dan Analisis

Kasus. Cetakan I Predana Media. Jakarta

Suryani, Arna. 2016. Analisis Pengaruh Tingkat

Perputaran Piutang dan Tingkat Perputaran

Persediaan terhadap Rentabilitas Ekonomi

pada PT. Afresh Indonesia Jambi. Jurnal Ilmiah

Universitas Batang Hari Jambi Vol.16 No.1 17 –

22

Page 124: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

11

Sutapa, Mulyana. 2014. Peningkatan Kapabilitas

Inovasi, Keunggulan Bersaing dan Kinerja

melalui Pendekatan Quadruple Helix : Studi

pada Industri Kreativ Sektor Fashion. Jurnal

Manajemen Teknologi Universitas Islam Sultan

Agung Semarang Vol. 13 No.3 304 - 321

Suwignjo, P. 2000. Sistem Pengukuran Kinerja : Sejarah

Perkembangan dan Agenda Penelitian ke

Depan Proceeding Seminar Nasional

Performance Management Bagian C. Hotel

Wisata. Jakarta.

Syafitri, Lili. 2015. Pengaruh Inventory Turnover dan

Total Asset turnover terhadap Profitabilitas

pada CV. Teluk Kenangan Ogan Ilir. Jurnal

Ilmiah STIEN MDP Vo. 4 No. 2 74 – 83

Palembang

Thahjo, Tamtono, dan Ardiyanto. 2008. Pengukuran

Produktivitas Proses Produksi PT.Halco

dengan Menggunakan Alat Ukur OMAX. Jurnal

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Page 125: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

12

Tominanto. 2012. Sistem Pendukung Keputusan dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk Penentuan Prestasi Kinerja Dokter pasa RSUD. Sukoharjo.Jurnal Kesehatan Vol 2(1) : 2-4.

Warsani, Purnama. 2015. Pengaruh Utang Jangka

Oendek terhadap Tingkat Rasio Likuiditas pada Perusahaan Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesi (BEI). Jurnal Ekonomi Keuangan dan Kebijakan Publik Vol. 1 No.2 1 – 11. Medan.

Wibowo. 2008. Manajemen Kinerja PT. Raja Grafindo.

Persada. Jakarta.

Widodo, Tri. 2016. Pengaruh Kelengkapan Produk dan

Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan

Pembelian (Studi Kasus pada Swalayan Ada

Baru Salatiga). Jurnal STIE AMA Vol. 9 No.17.

Salatiga.

Widyantoro, Nova. 2012. Sistem Pendukung Keputusan

Pemilihan Siswa dalam Mengikuti Lomba LKS

di SMK Negeri 3 Semarang denganMetode

Analithical Hierarchi Process.Jurnal Sistem

Informasi FIK-UDN. Semarang. Hal 1-4.

Page 126: PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED …repository.ub.ac.id/3659/1/Pratiwi, Fani Bekti.pdf · PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS)

13

Winarni., Paulo,.dan Oesman,T. 2012. Perancangan

Sistem Pengukuran Kinerja Perusahaan

dengan Metode Performance Prism.Prosiding

Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi

Periode III. ISSN:1979-911x.

Wisher, JD. 2003. A Structural Equation Model of

Supply Chain Management Strategic and Firm

Performance. Journal Business of Business

Logistic Vol.. 24 No.1.Singapore

Zuwina, Miraza. 2013. Pengaruh Dividen terhadap

Hubungan antara Return on Asset, Debt to

Equity Ratio, dan current Ratio dengan Harga

Saham Perusahaan Pertambangan yang

Terdaftar di BEI. Jurnal E – Maksi Harapan Vol. 1

No.1 1- 25