Upload
nguyennga
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
B. Hermanto / Pengembangan Parallel Type Magnetic Field Press untuk Orientasi Partikel Magnetik pada Proses
Pencetakan Magnet Ferrite Permanen
295
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823
Pengembangan Parallel Type Magnetic Field Press untuk Orientasi
Partikel Magnetik pada Proses Pencetakan Magnet Ferrite Permanen
Bambang Hermanto, Agus Sukarto Wismogroho. Pusat Penelitian Fisika- LIPI
Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Banten 15314
Telp : (021) 756-0570, Fax : (021) 756-0554
Abstrak – Nilai remanence dan coercivity merupakan salah satu karakterisitik material magnet yang menentukan
kualitas suatu material magnet. Dalam proses pembuatan magnet, proses orientasi magnet melalui proses pencetakan
magnet menjadi suatu proses yang harus dilakukan. Eksperimen proses orientasi telah dilakukan dengan posisi
perpendicular yaitu dengan memposisikan sumber medan magnet tegak lurus dengan arah penekanan material magnet,
namun hasil yang didapatkan masih belum optimal. Oleh karena itu dilakukan metode lain yaitu dengan posisi paralel
yaitu dengan menerapkan sumber medan magnet sejajar dengan arah penekanan material magnet. Alat press orientasi
ini terdiri dari sepasang koil magnet yang dialiri arus listrik saat penekanan. Koil magnet pertama dipasang di bagian
bawah alat press, sedangkan koil magnet kedua dipasang di bagian atas atau penekan alat press. Eksperimen ini
dilakukan dengan membuat variasi cetakan material magnet Barium heksaferit terhadap variasi pemberian medan
magnet eksternal, dengan memvariasikan arus listrik yang diberikan terhadap koil magnet. Pengembangan proses ini
terbukti meningkatkan nilai remanence magnet, di mana dengan dilakukannya proses orientasi magnet secara parallel
atau sejajar dengan arah penekanan dalam proses pencetakan material magnet Barium heksaferrit dapat meningkatkan
nilai remanence sebesar dua hingga tiga kali lipat yaitu sebesar 1525 Gauss atau 0,15 T jika dibandingkan dengan
tanpa melalui proses orientasi magnet.
Kata kunci: remanence, orientasi, parallel, perpendicular, press, koil magnet, material magnet.
Abstract – Remanence and coercivity value is one of the characteristics of the magnetic material that determines the
quality of a magnetic material. In the process of making magnets, the magnetic orientation through the forming process
into a process that should be done. Experiments of magnetic orientation have been conducted that is perpendicular
position by positioning the source of the magnetic field perpendicular to the direction of the magnetic material emphasis,
but the results obtained are still not optimal. Therefore, other methods do with the position that is parallel to the
magnetic field source applying parallel to the direction of the magnetic material suppression. The first coil mounted in
the bottom of the press, while the second coil mounted on the top or suppressing the press tool. The experiments were
done by varying the material mold of Barium heksaferit towards the variation of the external magnetic field, by varying
the electric current supplied to the coil. The development process is proven to increase the value of the magnetic
remanence, where the magnetic orientation process done in parallel or parallel to the direction of the emphasis in the
forming process Barium heksaferrit magnetic material can increase the value of remanence by two to three times the
amount of 1529 gauss or 0.15 T when compared with without going through the process of magnetic orientation.
Keywords: remanence, orientation, parallel, perpendicular, press, coil, magnetic material.
I. PENDAHULUAN
Kristal magnet permanen memiliki sumbu mudah
orientasi yang merupakan sumbu paling mudah untuk
mengalami mangetisasi. Ketika proses magnetisasi, total
kuat magnet yang dihasilkan dari magnet permanen,
merupakan akumulasi dari kuat magnet masing-masing
kristalnya. Apabila arah kristal magnet penyusunnya
tersusun acak atau isotropic, maka maksimal kuat magnet
yang dapat diperoleh jauh dari nilai maksimal yang dapat
dihasilkan ketika seluruh arah kristal tersusun sejajar atau
anisotropic. Oleh karena itu, untuk mendapatkan magnet
permanen dengan kuat magnet maksimal, diperlukan
proses orientasi Kristal [1].
Untuk melakukan orientasi kristal, diperlukan 3 syarat
utama, yaitu: (1). tersedia cukup medan magnet luar yang
dapat mengalahkan medan magnet antar partikel,
sehingga dapat mengalahkan kecenderungan partikel
untuk membentuk pasangan sebagai kondisi struktur
magnetik yang stabil, (2) partikel dalam kondisi bebas
yang dapat berputar, sehingga ketika medan magnet
diberikan, partikel dapat bergerak, (3) partikel berada
dalam suatu media yang memungkinkan untuk bergerak,
seperti didalam cairan, atau tidak terkunci oleh gerakan
bebas partikel yang lainnya [2, 3, 4].
Gambar 1. Perputaran partikel oleh medan magnet
luar dari luar.
296 B. Hermanto / Pengembangan Parallel Type Magnetic Field Press Untuk Orientasi Partikel Magnetik Pada Proses Pencetakan
Magnet ferrite permanen
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823
Gambar 1, menunjukkan proses orientasi partikel
magnetik ketika diberi medan magnet dari luar. Partikel
pada gambar 1.a dengan arah n, kemudian diterapkan
medan magnet H dengan arah m. Akibat medan magnet
tersebut maka partikel berubah arahnya sama dengan arah
m.
Gambar 2. Ilustrasi efek orentasi pada hasil sintering.
Setelah dilakukan orientasi dan pencetakan,
dilanjutkan dengan sintering. Pada proses sintering tanpa
medan magnet, proses sintering mengikuti hukum
otswald, di mana terjadi proses pembesaran ukuran kristal
tanpa adanya pengaruh efek arah kristal dari pemilihan
kristal mana yang yang membesar dan yang menghilang
[5]. Ilustrasi efek orientasi pada penumbuhan struktur
kristal dan arahnya ditunjukkan pada gambar 2. Untuk
dapat memperoleh kristal yang memiliki orientasi
optimal, persiapan partikel dengan distribusi ukuran yang
seragam, karakteristik morfologi dan magnetiknya
menjadi penting. Semua ini sangat dipengaruhi oleh
metoda sintesanya. Berbagai metoda sintesa selain
metoda kalsinasi telah dikembangkan, seperti Sol–gel [6],
penambahan precursor milling [7], co-precipitation [8],
dan gel casting dalam medan magnet [9].
Di Indonesia, pengembangan penelitian magnet telah
berjalan lebih dari dua dasawarsa. Namun demikian,
berbagai kendala dalam pengembangannya menjadikan
proses tersebut perlu diakselerasi. Untuk mendukung
proses orientasi pada proses pencetakan magnet untuk
membuat magnet permanen jenis anisotropic, pada
kegiatan ini telah dilakukan desain sistem alat magnetic
field press. Alat tersebut merupakan alat yang
memungkinkan untuk membuat pencetakan magent
dalam kondisi partikel terorientasi. Eksperimen proses
orientasi telah dilakukan dengan posisi perpendicular
yaitu dengan memposisikan sumber medan magnet tegak
lurus dengan arah penekanan material magnet, namun
hasil yang didapatkan masih belum optimal. Oleh karena
itu dilakukan metode lain yaitu dengan posisi paralel
yaitu dengan menerapkan sumber medan magnet sejajar
dengan arah penekanan material magnet. Desain tersebut
kemudian diimplementasikan pada prototipe dan diujikan
pada material Barium hexaferrite. Proses pengembangan
prototipe pengembangan Parallel Type Magnetic Field
Press dan ujicoba penggunaannya dilaporkan. Hal ini
memberikan informasi dalam proses pembuatan magnet,
bahwa proses orientasi magnet melalui proses pencetakan
magnet menjadi suatu proses yang harus dilakukan.
II. METODOLOGI Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan proses
anisotropik. Proses secara anisotropik adalah proses
pembuatan ferrite di mana pada waktu proses
pembentukannya dilakukan dalam medan magnet
sehingga partikel-partikel ferrite akan terorientasi. Tujuan
proses anisotropik adalah untuk mensejajarkan arah
partikel, sehingga magnet yang dihasilkan akan memiliki
nilai induksi Remanen (Br) dan koersifitas (Hc) yang
tinggi.
Tahapan pelaksanaan kegiatan penelitian ini dengan
membuat sistem Magnetic field press yang terdiri dari
sepasang koil magnet magnet yang dapat menghasilkan
medan magnet kuat dan alat press dengan kekuatan 50
Ton untuk memberi tekanan pada proses pencetakan pelet
magnet Barium hexaferrite. Sepasang koil magnet yang
diletakkan pada bagian bawah dan bagian atas alat press
secara parallel, yaitu arah medan magnet sejajar atau
parallel dengan arah penekanan pada proses press.
Selanjutnya melakukan ujicoba dengan pembuatan pelet
magnet dengan cetakan menggunakan bahan bubuk
Barium heksaferrit.
Untuk mencetak alat cetak dan penekan terbuat dari
dua variasi bahan, yaitu dari bahan stainless steel sus 304
yang bersifat para magnetic dan besi (SS) dengan target
bentuk pelet hasil cetakan adalah tabung dengan ukuran
diameter 16mm dan tebal 8 mm.
Untuk melakukan ujicoba pencetakan, pelet dibentuk
dari bubuk Barium hexaferrite yang diproses dalam
kondisi kering. Bubuk Barium hekaferrite dimasukkan
kedalam cetakan dan koil magnet diterapkan arus listrik
sehingga menghasilkan medan magnet induksi. Bubuk
Barium hexaferrite dalam keadaan diberi medan magnet
kemudian ditekan dengan tekanan hingga 30 kg/cm2.
Hasil cetakan berbentuk pelet selanjutnya dioven pada
suhu 100oC selama 4 jam dan disinter pada suhu 1200°C
dan lama waktu penahanan selama 1 jam. Setelah disinter
pelet kemudian dimagnetisasi dengan menggunakan alat
Impulse Magnetizer Dr. Steingroever Gmbh dan
kemudian kuat magnet dari magnet diukur menggunakan
sensor efek hall atau Gaussmeter.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Desain Alat Magnetic Field Press
Untuk mendapatkan sistem medan magnet yang dapat
dikombinasikan dengan alat press, telah didesain sistem
pembangkit medan magnet yang diletakkan sejajar atau
parallel dengan arah penekanan, seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 3.
Gambar 3. Desain kombinasi alat press dengan medan
magnet, arah tekanan sejajar dengan arah medan
magnet.
B. Hermanto / Pengembangan Parallel Type Magnetic Field Press untuk Orientasi Partikel Magnetik pada Proses
Pencetakan Magnet Ferrite Permanen
297
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823
Sistem penekan didesain menggunakan press hidrolik
dari sistem alat Universal Testing Machine (UTM)
dengan kekuatan tekan 50Ton, buatan China yang dapat
dikontrol secara elektrik. Sistem pembangkit medan
magnet menggunakan koil magnet, diletakkan diantara
sistem penekan. Inti lilitan menggunakan besi lunak yang
diletakkan sepasang untuk saling memperkuat medan
magnet. Untuk menjaga timbulnya panas, digunakan
pendingin air yang diadopsi alat magnetizer. Jarak sistem
titik pusat medan dapat diatur untuk dapat mengatur
maksimal pembangkitan yang dapat diperoleh.
Pembangkitan medan magnet menggunakan sumber arus
DC dengan kekuatan sebesar maksimum 14 Ampere.
Sistem alat press orientasi paralel ditunjukkan pada
Gambar 4. Diantara kedua sisi koil magnet atas dan koil
magnet bawah diletakkan pencetak bentuk magnet seperti
Gambar 5, yang berbentuk silinder dengan diameter
lubang 16mm.
Gambar 4. Desain sistem magnetic field press paralel.
Gambar 5. Pencetak bentuk pelet magnet.
B. Distribusi Fluk Magnetik Sistem
Pada penelitian ini medan magnet dari sistem magnetic
field press, yang dikombinasikan dengan alat press untuk
mendapatkan titik atau posisi medan magnet yang
optimal, ujicoba pencetakan dalam medan magnet dengan
variasi arus, ujicoba dengan variasi material penekan
(stainless dan besi), dan mendapatkan hasil kuat flux
magnet Barium heksaferit dari penggunaan material
penekan stainless (SUS) dan besi (SS) yang diukur
dengan Gauss meter.
Untuk mengetahui distribusi fluk magnetik dari kedua
koil magnet dilakukan pengambilan data dengan
menerapkan variasi arus listrik pada koil magnet yang
terpasang pada alat press. Penerapan arus listrik
dilakukan dengan variasi 5A, 10A dan 13A. Sedangkan
pada proses penekanan dilakukan dengan dua variasi
yaitu dengan penekan stainless (SUS) dan besi (SS).
Distribusi posisi melintang horizontal diantara dua koil
magnet ditunjukkan pada gambar 6. Fluk magnetik pada
sisi posisi pengukuran meningkat sampai pusat dan turun
kembali pada sisi yang lain yaitu pada rentang
pengukuran 0 sampai dengan 30 Cm. Sedangkan
distribusi posisi melintang vertikal ditunjukkan pada
gambar 7, terlihat perbedaan fluk magnetik tidak besar
pada setiap titik pengukuran.
Gambar 6. Distribusi fluk magnetik posisi horizontal.
Koil
magnet
Hyraulic Press
298 B. Hermanto / Pengembangan Parallel Type Magnetic Field Press Untuk Orientasi Partikel Magnetik Pada Proses Pencetakan
Magnet ferrite permanen
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823
Gambar 7. Distribusi fluk magnetik posisi vertikal.
Untuk membandingkan penggunaan bahan penekan
cetakan yaitu bahan Stainless Steel (SUS) dan Besi (SS).
Penggunaan penekan berbahan Stainless Steel baik
bagian penekan pendek 20 mm maupun penekan panjang
30 mm memperlihatkan distribusi yang mirip. Nilai fluk
magnet koil magnet berkisar antara 1,5-2 kG untuk
penerapan 5 Ampere, 2,5-3,5 kG untuk penerapan 10
Ampere dan 3,4-4,0 kG untuk 13 Ampere. Hal ini
memberikan informasi bahwa penggunaan bahan
Stainless Steel tidak mempengaruhi besar fluk magnet
dari koil magnet.
Gambar 8. Distribusi penekan Stainless pendek.
Gambar 9. Distribusi penekan stainless panjang.
Jika dibandingkan penekan dengan bahan Besi (SS),
Nilai fluk magnet koil berkisar antara 4,0-6,0 kG untuk
penerapan 5 Ampere, 7,0-8,0 kG untuk penerapan 10
Ampere dan 7,5-9,0 kG untuk 13 Ampere. Tampak pada
Gambar 10 dan Gambar 11, penggunaan bahan Besi (SS)
untuk bagian penekan memberikan efek penguatan fluk
magnet dari koil sebesar 2 sampai 3 kali lipat dari besar
fluk magnet koil tanpa bahan (kosong).
Gambar 10. Distribusi penekan besi pendek.
Gambar 11. Distribusi penekan besi panjang.
C. Hasil Ujicoba Orientasi Magnet
Hasil dari pencetakan atau pembentukan menggunakan
sistem magnetic field press ditunjukkan pada Gambar 12.
Kualitas hasil pencetakan sangat ditentukan oleh tekanan
saat pencetakan dan cetakan. Cetakan yang ideal yaitu
yang mampu mengalirkan atau memfokuskan garis-garis
medan magnet melalui bagian penekan. Seperti yang
dilakukan pada eksperimen, menunjukan bahwa untuk
bagian penekan penggunaan bahan besi (SS) lebih baik
dari pada bahan stainless steel (SUS 304). Alat cetak
yang dibuat masih belum sempurna, dan masih dalam
tahap memiliki persyaratan minimal dapat digunakan.
Tingkat kepresisian pembuatan, bahan yang digunakan
masih memerlukan penyempurnaan. Hal ini
memungkinkan cetakan yang dihasilkan tidak baik, tidak
padat, tidak rata dan lainnya. Namun demikian alat cetak
ini sudah mampu membentuk sesuai bentuk yang
diinginkan.
B. Hermanto / Pengembangan Parallel Type Magnetic Field Press untuk Orientasi Partikel Magnetik pada Proses
Pencetakan Magnet Ferrite Permanen
299
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823
Gambar 12. Contoh pelet hasil pengepresan diameter 16mm ×
10mm.
Gambar 13. Contoh foto mikroskopik pelet pembesaran 100x.
Hasil cetakan yang didapatkan masih banyak yang
berpori seperti terlihat pada contoh foto mikroskopik
pelet seperti pada gambar 13. Foto diambil pada
pembesaran 100x. Terlihat struktur permukaan berpori
dan kurang padat. Hal ini dimungkinkan karena
penggunaan cetakan dan bahan penekan yang kurang
baik.
Gambar 14. Hasil kuat magnet dari Barium hexaferrite yang
diperoleh dari orientasi pada kondisi bubuk
kering.
Hasil kuat magnet dari Barium hexaferrite setelah
dimagnetisasi menggunakan Impulse Magnetizer Dr.
Steingroever Gmbh pada tegangan dan arus tinggi dengan
waktu proses magnetisasi 5-10 detik, ditunjukkan pada
gambar 13. Hasil pengukuran menggunakan Gauss meter,
pada penerapan arus listrik pada koil magnet 5A untuk
penekan Stainless Steel menghasilkan magnet 878,83
Gauss sedangkan penekan besi menghasilkan magnet
1310,6 Gauss. Penerapan 10A untuk penekan Stainless
Steel menghasilkan magnet 1035,4 Gauss dan penekan
besi 1482,3 Gauss. Penerapan 13A untuk penekan
Stainless Steel 1200,8 Gauss dan penekan besi 1525,93
Gauss. Dapat dibandingkan dengan penelitian
sebelumnya, hasil kuat magnet dari Barium heksaferrite
tanpa menggunakan proses orientasi magnet berkisar
antara 600-800 Gauss. Dari enam magnet yang dihasilkan
penerapan arus listrik 13A dan penggunaan penekan besi
menghasilkan magnet dengan kuat magnet tertinggi.
IV. KESIMPULAN Pada kegiatan ini telah dilakukan desain dan
pengembangan sistem magnetic field press, yang
merupakan alat kombinasi sistem pencetakan magnet
dalam kondisi partikel terorientasi untuk mendapatkan
magnet permanen dengan arah kristal yang terorientasi
atau anisotropic. Arah tekanan pencetakan adalah sejajar
atau parallel dengan arah dari medan magnet yang
dibangkitkan. Distribusi medan magnet pada permukaan
inti sistem pembangkit dipengaruhi oleh bahan pencetak
dan penekan. Maksimum medan magnet yang bisa
dihasilkan pada titik pusat adalah 5 kG s.d 8 kG ketika
dua sistem koil magnet digunakan dengan jarak
permukaan antar inti sejauh 6 cm. Hasil ujicoba
menggunakan Barium hexaferrite dengan menggunakan
medan magnet maksimal menunjukkan bahwa nilai
tertinggi kuat magnet yang diperoleh sebesar 1.525 G
atau naik 2 sampai 3 kali lipat dari tanpa menggunakan
proses orientasi magnetik dengan variasi penekan dan
penerapan arus listrik pada koil magnet yang telah
dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa sistem magnetic
field press telah dapat berjalan dengan baik dan
pentingnya orientasi magnetik dalam proses pembuatan
magnet menjadi suatu proses yang harus dilakukan.
V. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terimakasih kepada rekan-rekan yang telah
membantu dalam proses eksperimen dan pengambilan
data pada kegiatan ini. Ucapan terimakasih kepada
program DIPA Pusat Penelitian Fisika dan Program
Kompetitif sub program Material Maju dan
Nanoteknologi – Pusat Penelitian Metalurgi yang telah
memberikan sebagian dana untuk kegiatan ini.
PUSTAKA [1] MS Schramberg, "Hard Ferrite Magnets Reports", 2013,
pp. 8-17.
[2] H. Yasuda, O. Itsuo, "Microstructural Control and
Solidification Process Using a High Magnetic Field",
Feramu, vol.8 (2003), pp.158-160.
[3] H. Yasuda, I. Ohnaka, Y. Yamamoto, A. S. Wismogroho,
N. Takezawa, and K. Kishio, "Alignment of BiMn Crystal
Orientation in Bi-20at%Mn alloys by Laser Melting under
a Magnetic Field", Material Transactions, vol. 43
(2003),pp. 2550-2554.
[4] H. Yasuda, I. Ohnaka, Y. Yamamoto, K. Tokieda, K.
Kishio, "Formation of Crystallographically Aligned BiMn
Grains by Semi-solid Processing of Rapidly Solidified Bi-
Mn Alloys under a Magnetic Field", Material
Transactions,vol. 44 (2003), pp. 2207-2212.
300 B. Hermanto / Pengembangan Parallel Type Magnetic Field Press Untuk Orientasi Partikel Magnetik Pada Proses Pencetakan
Magnet ferrite permanen
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823
[5] H.Z. Wang, Q. He, G.H. Wen, F. Wang, Z.H. Ding, B.
Yao, "Study of formation mechanism of barium hexaferrite
by sintering curve", Journal of Alloys and Compounds,
Vol. 504, 2010, pp. 70–75.
[6] S.S. Fortes, J. G. S. Duque, M. A. Macedo, "Nanocrystals
of BaFe12O19 obtained by the proteic sol-gel process”,
Physical B: Condensed Matter, vol. 384, 2006, pp. 88-90.
[7] A. Mali, . Ataie,"Structural characterization of nano-
crystalline BaFe12O 19 powders synthesized by sol-gel
combustion route", Scripta Materialia, vol. 53, 2005, pp.
1065-1070.
[8] P. Shepherd, K. K Mallick, and R. J. Green, "Magnetic and
structural properties of M-type barium hexaferrite prepared
by co-precipitation", Journal of Magnetism and Magnetic
Materials, vol. 311, 2007, pp. 683-692.
[9] D. B. Hovis, and K. T. Faber, "Textured microstructures
in barium hexaferrite by magnetic field assisted gelcasting
and templated grain growth", Scripta Materialia, vol. 44,
2001, pp. 2525-2529.
[10] A. S. Wismogroho, dan B. Hermanto, “Pengembangan
Perpendicular Type Magnetic Field Press Untuk Orientasi
Partikel Magnetik Pada Proses Pencetakan Magnet Ferrite
Permanen” Proceeding Seminar Ilmu Pengetahuan Teknik
2013 “Teknologi Untuk Mendukung Pembangunan
Nasional“, pp.86-90.
TANYA JAWAB
Yayan, UNESA
? Apakah pengaruhnya penekan besi dengan penekan
stainless steel?
Bambang Hermanto, LIPI
@ Menggunakan penekan besi, distribusi medan magnet
yang dihasilkan pada titik pengukuran mencapai 2 sampai
3 kali lipat jika dibandingkan dengan penekan stainless
steel,. Dari hasil magnet yang dihasilkan pun, kuat medan
magnet dengan penekan besi lebih baik dibanding
penekan stainless steel.
Dewita, BATAN ? a). Apakah dari termokopel ke termocouple amplifier
menggunakan extensi kabel yang sesuai dengan
termokopel tipe k?
b). Apakah resolusi 0,25 oC cukup memadai untuk
pengukuran yang dinginkan?
Bambang Hermanto, LIPI
@ a). Iya benar, koneksi terminasi dari termokopel ke
termokopel amplifier menggunakan jenis yang sesuai
untuk aplikasi suhu sampai 1300 oC termokopel yang
sesuai adalah tipe K. Tidak memerlukan ekstensi kabel
karena panjang termokopel ke bagian mikrokontroler
dekat, ±1 meter.
b). Penggunaan termokopel amplifier dengan resolusi
0,25oC sudah cukup untuk monitoring suhu sampai
1000oC.
Marga Asta Jaya Mulya, LIPI ? Bagaimana hasil dari penelitian Bapak?
Bambang Hermanto, LIPI @ Bahwa proses press dengan orientasi merupakan
tahap yang perlu dilakukan dihasilkan nilai fluk magnet
yang dihasilkan bisa mencapai 2 – 3 kali dibandingkan
tanpa melalui proses orientasi tertinggi dihasilkan magnet
dengan penerapan arus listrik 13A pada koil magnet
sebesar 1525 Gauss.