114
Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas “Patroli” Di Indosiar Terhadap Agresivitas Penontonnya SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh : Yosepha Palmariana NIM : 989114005 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2007

Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas “Patroli” Di Indosiar

Terhadap Agresivitas Penontonnya

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

Disusun oleh : Yosepha Palmariana

NIM : 989114005

Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2007

Page 2: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas
Page 3: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas
Page 4: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

HALAMAN MOTTO

The difference between a successful person and other is not

lacks of strength, not lack of knowledge but rather in lack of will.

Vincent T Lombardi

I cannot do everything; but I still can do something.

And because I cannot do everything;

I will not refuse to do something that I can do.

~ Helen Keller ~

A journey of thousand miles begins with a single step.

~ Confucious ~

Page 5: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

HALAMAN PERSEMBAHAN

KKKKarya ini kupersembahkan untuk:arya ini kupersembahkan untuk:arya ini kupersembahkan untuk:arya ini kupersembahkan untuk:

Ayahanda L. Kareteng dan Ibunda Agnes UsehAyahanda L. Kareteng dan Ibunda Agnes UsehAyahanda L. Kareteng dan Ibunda Agnes UsehAyahanda L. Kareteng dan Ibunda Agnes Useh Untuk Untuk Untuk Untuk

semua doa, semua doa, semua doa, semua doa, kesabaran dan dukungannyakesabaran dan dukungannyakesabaran dan dukungannyakesabaran dan dukungannya selama ini selama ini selama ini selama ini.

Page 6: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

Pernyataan Keaslian Karya

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut

dalam kutipan dan daftar pustaka.

Jogjakarta, September 2006

Penulis

Yosepha Palmariana

Page 7: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh seringnya menonton acara berita kriminalitas “Patroli” di Indosiar terhadap agresivitas penontonnya. Asumsinya dengan seringnya menonton acara berita kriminalitas “Patroli” maka agresivitas penontonnya akan meningkat. Hipotesis yang diajukan adalah adanya hubungan antara positif antara seringnya menonton acara berita kriminalitas”Patroli” dengan agresivitas penontonnya. Subjek penelitian ini adalah individu dewasa, laki-laki dan wanita yang berdomisili di Jogjakarta. Jumlah seluruh subjek dalam penelitian ini adalah 132 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala. Skala yang diggunakan dalah skala agresivitas dan angket yang digunakan untuk mengetahui seberapa sering subjek menonton acara berita kriminalitas “Patroli” di Indosiar. Dalam uji coba yang dilakukan pada skala agresivitas, diperoleh 40 aitem yang sahih dengan daya diskriminasi antara 0,2733 sampai dengan 0,6922 dan koefisien reliabilitas 0,9010. Metode yang digunakan untuk analisis data penelitian adalah teknik korelasi Product Moment dari Pearson. Hasil analisis data penelitian diperoleh koefisien korelasi R = 0,067 dengan koefisien determinasi R2 = 0,004 (P<0,05). Hasil ini menunjukan bahwa terdapat hubungan positif antara seringnya menonton acara berita kriminalitas “Patroli” di indosiar dengan agresivitas penontonnya.

Page 8: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

ABSTRACT

The aim of this research is to find out the effect of “Patroli” crime news in Indosiar toward its viewer’s aggressive. The hypothesis proves that there was a positive correlation between “Patroli” crime news watcher and its viewer’s aggressive. The assumption is if”Patroli” crime news watcher is high, the viewer’s aggressive is also high. The subject of this research is adult (age is 18 to 28 years old), man and woman who live in Jogjakarta. Total subjects in this research are 132 subjects. The technique used to gather data is a scale; those are aggressive scale and questioner which is asking about how often subject watching “Patroli” crime news in Indosiar. The result of examination of discrimination item capacity in the scale of aggressive is gained 40 proper items, whereas discrimination item capacity is between 0,2733 to 0,6922 and reliability coefficient is 0,9010. The method used to analyze the research’s data is Pearson’s Product Moment Correlations Technique. The Result shows the correlation coefficient R = 0,067 with determination coefficient R2 = 0,004 (P<0, 05). This Result proves positive relation between “Patroli” crime news watcher and its viewer’s aggressive.

Page 9: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya

sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. Banyak pihak yang telah mendukung dan

membantu sehingga skripsi ini bisa selesai dikerjakan. Untuk itu, dalam

kesempatan ini Penulis ingin mengucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Drs. H. Wahyudi M.Si., untuk bimbingan, kritik, masukkan, saran, arahan

dan kesabaran yang telah diberikan selama ini kepada penulis

2. Dr. A. Supratiknya dan V. Didik Suryo Hartoko S. Psi., untuk saran dan

kritik serta masukannya kepada penulis.

3. Dosen dan Staf Fakultas Psikologi yang telah membantu baik secara

langsung maupun tidak langsung kelancaran penulis selama menimba ilmu

di fakultas psikologi Sanata Dharma

4. Kepada orang tua, ayah dan ibu, terima kasih untuk doa, dukungannya

serta kesabaran yang selama ini selalu membantu penulis.

5. Untuk teman-teman dan semua pihak yang telah membantu, baik secara

langsung dan tidak langsung sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

Page 10: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii

HALAMAN MOTTO...................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

ABSTRACT .................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv

BAB 1. PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7

BAB II. LANDASAN TEORI........................................................................ 8

A Perilaku Agresi..................................................................................... 8

1. Pengertian Agresi ........................................................................... 8

2. Tipe-tipe Agresi.............................................................................. 12

3. Teori-teori Agresi ........................................................................... 15

Page 11: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

a. Teori Instingtual Psikoanalis ..................................................... 15

b. Teori Dorongan atau Hipotesis Frustrasi Agresi ........................ 16

c. Teori Pengalihan Rangsang....................................................... 17

d. Teori Sosial Kognitif................................................................. 18

e. Pendekatan Belajar Menjadi Agresif ......................................... 19

B. Media Massa ........................................................................................ 20

1. Media Massa .................................................................................. 20

2. Televisi........................................................................................... 26

a. Berita Kriminalitas.................................................................... 28

C. Pengaruh Berita Kriminalitas Terhadap Agresivitas.............................. 31

D Hipotesis .............................................................................................. 38

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................... 39

A. Identifikasi Variabel ............................................................................. 39

B. Definisi Operasional............................................................................. 39

C. Subjek Penelitian.................................................................................. 40

D. Lokasi Penelitian.................................................................................. 41

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 41

F. Validitas dan Reliabilitas...................................................................... 44

G. Metode Analisis Data ........................................................................... 46

BAB IV. PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 47

A. Persiapan Penelitian ............................................................................. 47

1. Uji Coba Alat Ukur ........................................................................ 47

2. Reliabilitas dan Validitas alat Ukur................................................. 47

Page 12: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

a. Validitas Isi............................................................................... 47

b. Analisis Aitem .......................................................................... 49

c. Uji Reliabilitas Alat Ukur.......................................................... 50

B. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 50

C. Deskripsi Data Penelitian ..................................................................... 50

D. Analisis Hasil Penelitian....................................................................... 52

1. Uji Normalitas Sebaran................................................................... 53

2. Uji Linearitas Hubungan................................................................. 53

3. Uji Hipotesis .................................................................................. 54

E. Pembahasan ......................................................................................... 54

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 60

A. Kesimpulan .......................................................................................... 60

B. Saran-Saran.......................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 62

LAMPIRAN UJICOBA................................................................................. 65

1. Angket Ujicoba .................................................................................... 66

2. Data Skala Agresivitas Ujicoba ............................................................ 70

3. Reliabilitas skala agresivitas ................................................................ 74

4. Distribusi Aitem Skala Agresivitas ....................................................... 76

LAMPIRAN PENELITIAN .......................................................................... 78

1. Skala Penelitian.................................................................................... 79

2. Data Skala Agresivitas Penelitian ......................................................... 80

3. Data Skala Seringnya Menonton Patroli ............................................... 92

Page 13: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

4. Npar Tes .............................................................................................. 95

5. Uji Linearitas ....................................................................................... 96

6. Uji Hipotesis ........................................................................................ 99

Page 14: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Pembagian Agresi Menurut Buss............................................................... 14

2. Kisi-kisi Aitem Skala Agresivitas sebelum ujicoba.................................... 43

3. Sebaran Aitem Agresivitas Setelah Uji Coba ............................................. 49

4. Susunan Aitem Skala Agresivitas pada Saat Penelitian .............................. 49

5. Deskripsi Data Penelitian........................................................................... 50

6. Norma Kategorisasi Skor........................................................................... 51

7. Kategori Skor Subjek pada Skala Agresivitas ............................................ 51

8. Kategori Skor Subjek pada Angket Televisi............................................... 52

9. Hasil Uji Normalitas Sebaran .................................................................... 53

10. Hasil Uji Linearitas Hubungan................................................................... 53

Page 15: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dominick ( Dominick, Joseph R. “The Dynamics of Mass Comunication”,

1983) menulis bahwa media massa memainkan satu peran penting dalam

menyebarkan sikap, persepsi dan juga kepercayaan. Media massa juga

mengajarkan bagaimana orang lain bertindak dan apa harapan mereka, media

menghadirkan model yang mungkin untuk diobservasi atau memungkinkan untuk

ditiru. Bahkan menurutnya terkadang media massa mencoba untuk memasukkan

nilai-nilai atau bentuk-bentuk perilaku kepada pengamatnya. Media massa itu

sendiri memiliki banyak jenis, salah satunya adalah televisi atau TV. Televisi

bukan lagi suatu alat komunikasi yang mewah, sebab hampir di semua tempat dan

rumah, di kota atau pun di desa dapat ditemukan televisi. Bahkan bagi

sekelompok masyarakat tertentu televisi menjadi salah satu kebutuhan dan sulit

rasanya membayangkan hidup tanpa televisi. Melalui televisi kita dapat melihat

dan mendengarkan berita atau acara baik yang disiarkan secara langsung maupun

tidak langsung. Kita juga dapat menonton acara seperti berita, musik, kuis,

infotainment dan juga film atau sinetron di televisi.

Belakangan ini jika perhatikan ada satu jenis acara yang cukup populer

dan hampir semua stasiun televisi memiliki acara ini. Acara yang di maksud

adalah berita kriminalitas. Berita kriminalitas merupakan sebuah acara yang

menayangkan informasi tentang kriminalitas yang terjadi di masyarakat. Berita

Page 16: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

kriminalitas tersebut antara lain seperti patroli. Tim Muda (Muda, Tim, Telah

Laku Terjual: Kekerasan di Televisi, 2003) Patroli lahir tahun 1999, acara

produksi Indosiar ini diputar sejalan dengan tindak kriminal di Jakarta yang

grafiknya makin meningkat. "Seiring dengan krisis ekonomi, angka pengangguran

makin tinggi, lantas muncul penjahat-penjahat kecil," ujar Indria Purnama Hadi,

produser Patroli menjelaskan perihal munculnya acara ini. Indosiar sendiri, demi

melancarkan acara ini, sebelumnya telah melakukan riset yang dilakukan oleh

Lembaga Riset dan Development (LRD) yang dimiliki oleh stasiun televisi ini.

"LRD merasa (acara ini- RED) potensial. Mereka lantas menunjuk jam tayang

acara Patroli ini. Sasarannya ibu rumah tangga, karena kami merasa mereka

senang melihat acara ini. Biar jadi bahan obrolanlah," terang Indria.

Anwar (Anwar, Yasmil S.H, M.Si, Pelanggaran HAM, Tayangan

Kriminalitas di TV, 2003) mengatakan bahwa berita kriminal adalah fakta nyata

dalam masyarakat kita. Tayangan ini akan tertanam dalam benak anak-anak,

wanita, dan masyarakat umum, serta pada pelaku kriminal lainnya. Tidak

mustahil, mereka pun akan menjadikan tayangan kriminal sebagai arena sekolah

kejahatan karena begitu gamblang dan jelasnya menyajikan suatu peristiwa

kriminal yang baru saja terjadi dengan menampilkan kondisi korban dan tempat

kejadian (TKP).

Anwar (Anwar, Yasmil S.H, M.Si, Pelanggaran HAM, Tayangan

Kriminalitas di TV, 2003) juga menambahkan tampaknya yang harus dipikirkan

pula adalah intensitas dan kualitas pemberitaan kriminalitas yang terus-menerus

dengan tingkat kekerasan tinggi akan menciptakan iklim ketakutan pada

Page 17: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

masyarakat (fear of crime) yang pada gilirannya akan menciptakan masyarakat

resisten (kebal) terhadap perilaku kekerasan. Jika dibiarkan berlarut-larut, situasi

ini tidak sehat bagi masyarakat karena dapat menimbulkan masyarakat yang

penuh curiga dan kehilangan kehangatan (sense of friendly) serta kepekaan sosial

yang amat dibutuhkan dalam masyarakat madani.

Anwar (Anwar, Yasmil S.H, M.Si, Pelanggaran HAM, Tayangan

Kriminalitas di TV, 2003) juga mengatakan acara berita kriminalitas ini pun

disusun sedemikian rupa agar menarik perhatian, misalnya saja dengan

menjelaskan dengan detil kejadiannya, menunjukan atau menceritakan kondisi

korban secara jelas, menunjukan wajah pelakunya atau narator membumbui

dengan cara-cara yang amat tendensius dan persuaif sekali, selain itu juga

menyuguhkan berita yang sedang diminati atau yang sedang hangat-hangatnya

dibicarakan di masyarakat, sebagai contoh misalnya kasus Sumanto “si pemakan

manusia”. Tentu saja hal ini akan menarik minat masyarakat, sebab seperti yang

kita ketahui kondisi masyarakat kita sekarang yang sangat ingin melihat sesuatu

yang bersifat faktual dan terbuka.

Sadiman (Sadiman, Arief. S. Pengaruh Televisi pada Perubahan Perilaku;

1999) mengatakan bahwa sebagai individu dan mahkluk sosial perilaku kita

banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari dalam diri kita

atau yang berasal dari luar diri kita atau dari lingkungan. Sejak lahir, secara

langsung atau tidak kita dipengaruhi oleh lingkungan di sekitar kita, baik itu

tingkah laku orang lain kita atau benda atau peristiwa yang terjadi disekitar kita.

Semua hal ini akan mempengaruhi perilaku, sikap, tindakan dan perasaan kita.

Page 18: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

Hal ini karena perilaku itu sendiri dapat berubah dengan adanya interaksi kita

dengan lingkungan sekitar.

Dia juga menyebutkan bahwa informasi yang disampaikan oleh

lingkungan secara berulang-ulang tentunya akan memberikan pengaruh yang

berbeda jika informasi itu hanya disampaikan sekali saja. Televisi menayangkan

berita kriminalitas hampir setiap hari, pengulangan seperti ini akan membuat

masyarakat terbisa dengan kriminalitas.

Vedantam (Vedantam, Shankar; Study Ties Television Viewing to

Aggression Adults Affected As well As Children, 2002) menulis bahwa para

remaja dan individu pada masa dewasa awal yang menonton televisi paling sedikit

satu jam setiap hari cenderung untuk terlibat perkelahian atau pertengkaran,

melakukan penyerangan-penyerangan atau terlibat dengan bentuk-bentuk lain dari

kekerasan dalam kehidupan. Dia juga menulis bahwa semakin sering individu

menonton televisi maka semakin cenderung mereka untuk melakukan kekerasan

nantinya.

Menurut Freud (Hall C, Calvin & Gardner Lindzey; Teori Psikodinamik,

1993) setiap orang memiliki potensi untuk agresif atau dengan kata lain setiap

orang memiliki kecenderungan untuk menjadi agresif. Karena itu sifat agresif itu

memang sudah ada dalam diri kita. Penayangan televisi yang berulang-ulang

tentang kriminalitas akan secara tidak disadari semakin memunculkan dorongan

agresif tersebut. Menurut teori belajar sosial (learning social theory) perilaku

agresi itu sendiri bisa dipelajari atau perilaku agresi merupakan hasil belajar

individu.

Page 19: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

Thorndike (Hergenhhn, B.R & Metthew H Olson, An Intoduction to

theories of Learning, 1983) dalam Law of use mengatakan bahwa hubungan

antara stimulus dan respon dikuatkan jika keduanya sering digunakan. Dia juga

mengartikan kekuatan ini sebagai suatu peningkatan kemungkinan respon yang

akan diberikan jika stimulus sampaikan secara ulang-ulang. Sadiman (Sadiman,

Arief. S. Pengaruh Televisi pada Perubahan Perilaku; 1999) mengatakan bahwa

frekuensi dan intensitas informasi yang kita peroleh akan menentukan apakah

perilaku kita akan terpengaruh oleh informasi tersebut. Dia juga mengatakan

bahwa informasi yang sama, senada atau serupa yang masuk secara berulang-

ulang ke dalam diri seseorang akan memberikan pengaruh yang berbeda jika

informasi tersebut diterima sekali saja. Tanpa individu sadari biasanya informasi

yang diberikan berulang-ulang akan terinternalisasai dalam diri individu dan pada

akhirnya tampak pada perilaku individu tersebut dalam kehidupan sehari-harinya.

Klapper (Dominick, Joseph R. The Dynamics of Mass Comunication”, 1983)

mengatakan meskipun media tidak secara pasti menyebabkan pengamat menjadi

lebih apatik, pasif atau bahkan agresif, tetapi media mungkin mendorong

kecenderungan-kecenderungan yang memang sudah ada dalam diri pengamat.

Dalam Wowessays (Wowessays, TV Violance, 2003) menyebutkan bahwa

kekerasan yang ada pada media massa menolong meningkatkan dan

memberanikan anak-anak dan individu dewasa menjadi lebih bebas menunjukkan

perilaku menyiksa mereka.

Bagaimana dengan orang yang sering mengamati berita kriminalitas atau

agresifitas ini? Padahal menurut Freud (Hall C, Calvin & Gardner Lindzey; Teori

Page 20: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

Psikodinamik, 1993) tiap orang memiliki potensi untuk menjadi agresif. Apa yang

akan terjadi jika setiap hari kita menonton acara berita kriminalitas khususnya

“patroli”? Thorndike (Hergenhhn, B.R & Metthew H Olson, An Intoduction to

theories of Learning, 1983) dalam law of use nya mengatakan bahwa hubungan

antara stimulus dan respon semakin kuat jika sering digunakan. Apabila

kecenderungan untuk agresif dalam diri kita terus-menerus distimulus, apakah

akan meningkatkan kecenderungan kita untuk menjadi agrsif?

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui apakan

ada pengaruh seringnya menonton tayangan berita kriminalitas “patroli” di

Indosiar dengan agresivitas penontonnya?

B. Rumusan Masalah

Masalah dari penelitian ini adalah:

“Apakah ada pengaruh seringnya menonton berita kriminalitas “Patroli” di

Indosiar dengan agresivitas penontonnya?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empirik ada tidaknya

pengaruh seringnya menonton berita kriminalitas “Patroli” di Indosiar dengan

agresivitas penontonnya

Page 21: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

D. Manfaat Penelitian

Dengan diketahui ada tidaknya pengaruh seringnya menonton berita

kriminalitas “Patroli” di Indosiar dengan agresivitas penontonnya, maka

diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Adanya bukti empiris tentang penelitian yang berkaitan dengan seringnya

menonton berita kriminalitas “Patroli” di Indosiar dengan agresivitas

penontonnya.

2. Dapat digunakan sebagai literatur dalam melaksanakan penelitian yang

relevan di masa yang akan datang

Page 22: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Perilaku Agresi

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering kali mendengar orang mengatakan

seseorang memiliki perilaku yang agresif. Namun sebenarnya apa yang di maksud

dengan agresif, banyak orang yang salah mengartikan perilaku agresif ini. Agresif

merupakan kata sifat yang berasal dari kata agresi. Untuk itu akan dibahas apa itu

agresi dan hal-hal apa saja yang mungkin dapat mempengaruhi individu untuk

berperilaku agresif.

1. Pengertian Agresi

Bandura (Bandura, Albert; Aggression A Social Learning Analysis 1973)

mengatakan bahwa banyak variasi pengertian tentang agresi. Menurutnya banyak

ahli yang mengatakan agresi semata-mata sebagai atribut tingkah laku, yang lain

lagi memasukkan asumsi tentang pendorong agresi, emosi yang mengiringi

perilaku agresi, atau intensi potensi perilaku menyakiti. Banyak ahli yang telah

mengartikan perilaku agresi, seperti Dollar dkk (Bandura, Albert; Aggression: a

social learning analysis, 1973) mengatakan agresi sebagai perilaku yang

bertujuan untuk melukai orang lain yang menjadi sasarannya. Aranson (Koeswara,

Agresi Manusia, 1988) mengatakan perilaku agresi sebagai perilaku yang di

maksudkan untuk melukai individu lain, baik dengan ataupun tanpa tujuan. Buss

(Buss, A, Psychology: Human In perspective, 1973) mengatakan bahwa agresi

sebagai suatu respon yang merupakan stimulus berbahaya bagi makhluk lain.

Page 23: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

O’Neal (Zimbardo, P.G, Ruch, F.L; Psychology and Life 9th Edition, 1983)

mengatakan agresif merupakan perilaku yang ditujukan untuk mecelakai orang

lain atau pihak lain. Selain itu Sears dkk (Sears, D.O., J.L. Freedman & Letitia

Anne Peplau; Psikologi Sosial Jilid 2, 1991) mengatakan agresi sebagai suatu

tindakkan yang melukai orang lain dan yang dimaksudkan untuk melukai orang

lain.

Berkowitz (Berkowitz, Leonard; Agresi: Sebab dan Akibat, 1995)

mengatakan agresi sebagai segala bentuk perilaku yang di maksudkan untuk

melukai atau menyerang orang lain (secara fisik atau verbal) atau merusak harta

benda. Masih menurut Berkowitz, ekspersi secara fisik itu misalnya memukul,

menampar dan membunuh. Sedangkan ekspresi secara verbal misalnya berupa

mencaci, menghina dan marah. Pengertian yang sama juga dikemukakan oleh

Myers (Myers, D.G.,Psychology social 6th Edition, 1999), menurutnya agresi

merupakan tindakkan fisik atau verbal yang bermaksud untuk menyakiti individu

lain. Menurut Baron dan Byrne (Huffman, K. M, Vernoy & J Vernoy; Psychology

In Action, 1997) agresi merupakan segala bentuk tindakkan yang ditujukan untuk

menyakiti atau melukai mahkluh hidup lain yang terdorong untuk menghindari

perlakuan tertentu. J.P. Chaplin (Chaplin, J.P; kamus Lengkap Psikologi, 1989)

mengatakan agresi sebagai suatu serangan atau serbuan; tindakkan permusuhan

yang ditujukan pada seseorang atau benda.

Freud (Hall. C, Calvin & Gardner Lindzey; Teori-Teori Psikodinamik

(Klinis), 1993) mengatakan bahwa dalam diri inividu terdapat insting-insting mati

yang salah satu devrivasinya adalah dorongan agresif, dia menjelaskan

Page 24: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

keagresifan sebagai perusakan diri yang diarahkan ke objek-objek pengganti.

Menurut teori belajar sosial (Bandura, Albert; Aggression A Social Learning

Analysis, 1973) agresi adalah suatu bentuk perilaku yang kompleks yang meliputi

perilaku menyakiti atau pengaruh merusak seperti proses pelabelan (social

labeling processes). Berdasarkan pengertian ini agresi harus mempertimbangkan

perilaku menyakiti (injurious behavior) dan penilaian sosial (social judgments)

yang akan membatasi perilaku-perilaku mana yang dilabel sebagai perilaku agresi.

Moore and Fine (Koeswara, E; Agresi Manusia, 1998), mendefinisikan

agresi sebagai tingkah laku kekerasan secara fisik ataupun secara verbal terhadap

individu lain atau objek-objek lain. Taylor dkk (Taylor, S.E., David. O.S & Letitia

Anne Peplau; Social Psychology 3th edition, 2000) juga mengartikan agresi

sebagai segala tindakkan yang bermaksud untuk menyakiti individu lain. Menurut

Murry (Chaplin, J.P, Kamus Lengkap Psikologi, 1989) agresi merupakan

kebutuhan untuk menyerang, memperkosa atau melukai orang lain, untuk

meremehkan, merugikan, meragukan, membahayakan, merusak, menjahati,

mengejek, mencemoohkan atau menuduh secara jahat, menghukum secara berat

atau melakukan tindakkan sadistis lainnya.

Baron dan Richardson (Krahé, Barbara; Perilaku Agresif, 2005)

mengartikan agresi sebagai segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk

menyakiti atau melukai makhluk hidup lain yang terdorong untuk menghindari

perlakuan itu.

Menurut Berkowitz (Berkowitz, Leonard, Agresi : Sebab dan Akibat,

1995) agresif dapat diartikan sebagai sifat yang melekat pada individu yang

Page 25: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

bertujuan untuk menyakiti atau melukai individu atau benda. Sedangkan

agresivitas menurutnya dapat diartikan sebagai keinginan yang relatif melekat

pada individu untuk menjadi agresif dalam berbagai situasi berbeda. Dia juga

mengatakan bahwa agresivitas itu dapat juga diartikan sebagai kecenderungan

untuk menjadi agresif. Kecenderungan untuk menjadi agresif maksudnya adalah

segala bentuk perilaku yang cenderung bertujuan untuk menyakiti serta

mencelakakan orang lain. J.P.Chaplin (Chaplin, J.P; Kamus Lengkap Psikologi,

1989) mengartikan agresivitas sebagai suatu kecenderungan habitual (yang

dibiasakan) untuk memamerkan permusuhan.

Dari seluruh pengertian yang telah diungkapkan oleh para ahli di atas,

dapat ditemukan adanya beberapa hal yang hampir sama pada tiap pengertian

yang telah diberikan. Beberapa hal yang hampir sama tersebut adalah:

a. Adanya perilaku yang ditunjukkan oleh pelaku atau penyerang terhadap

korbanya.

b. Penyerang atau pelaku memiliki tujuan untuk menyakiti, melukai atau

mencelakakan individu lain.

c. Penyerang atau pelaku melakukan tindakkannya baik secara verbal

ataupun fisik.

d. Individu yang menjadi pelaku dan korbannya

e. Korban tidak menginginkannya.

Berdasarkan pengertian - pengertian agresi yang telah disebutkan di atas,

penulis dalam penelitian ini nantinya akan lebih mengacu pada pengertian agresi

Page 26: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

sebagai segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti atau melukai

makhluk hidup lain yang terdorong untuk menghindari perlakuan itu.

2. Tipe-tipe agresi

Agresi dapat diartikan sebagai suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk

menyakit atau mencelakan individu lain yang tidak menginginkan perlakuan itu.

Agresi memiliki banyak tipe, yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang

misalnya dari objek yang menjadi korban (menyakiti individu lain, merusak

barang, dll), alasan melakukannya (membela diri, mencapai tujuan tertentu dll).

Untuk lebih detil, berikut ini adalah tipe-tipe agresi yang dikemukakan oleh para

ahli antara lain Buss, Sears, Berkowitz dan lain-lain.

Berkowitz (Berkowitz, Leonard; Agresi: Sebab dan Akibat, 1995),

membedakan tindakkan agresi menjadi 2 (dua) jenis yaitu agresi instrumental dan

agresi emosional atau agresi impulsif. Adapun penjelasan untuk kedua jenis agresi

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Agresi instrumental yaitu tindakkan agresi yang dilakukan oleh individu

atau organisasi sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini

penyerang boleh memiliki keinginan atau tujuan lain dalam benaknya.

Misalnya saja tentara yang menembak mati musuhnya, tentara tersebut

mungkin tidak ingin membunuh tindakkan yang dia lakukan adalah untuk

pertahanan diri.

2. Agresi emosional atau agresi impulsive yaitu tindakkan agresi yang

bertujuan untuk melampiaskan keinginan untuk melukai atau menyakiti.

Page 27: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

Agresi ini tanpa tujuan selain merusak, menyakiti atau mematikan korban.

Emosi ini sering juga disebut sebagai agresi jahat

Pembagian agresi menurut Berkowitz (Berkowitz, Leonard; Agresi : Sebab dan

Akibat, 1995) ini lebih menekankan pada pembagian tipe agresi yang dilihat dari

niat atau tujuan perilaku agresi itu sendiri. Selain Barkowitz ahli lain yang juga

mejelaskan tentang agresi adalah Johnson dan Medinnus (Johnson, R.C. &

Medinnus, G.R.; Child Psychology Behavior & Developmen, 1974)mereka

membagi tindakkan agresi ke dalam 4 (empat) tipe berdasarkan alat atau cara

yang digunakan dalam melakukan perilaku agresi.

Ke empat tipe tindakkan agresi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Agresi dalam bentuk menyerang secara fisik

b. Agresi dalam bentuk menyerang dengan benda

c. Agresi dalam bentuk menyerang secara verbal

d. Agresi dalam bentuk melanggar hak milik atau daerah orang lain.

Ahli selanjutnya yang menjelaskan tentang agresi adalah Sears dkk. Sears dkk

(Berkowitz, Leonard, Agresi : Sebab dan Akibat 1995) membagi tipe-tipe agresi

berdasarkan pada diterima tidaknya suatu perilaku agresi di masyarakat

berdasarkan pada norma sosial yang berlaku. Menurut Sears dkk (Berkowitz,

Leonard, Agresi : Sebab dan Akibat 1995) ada 3 (tiga) tipe tindakkan agresi yaitu

sebagai berikut :

1. Agresi anti sosial (antisocial aggression) merupakan tindakkan agresi

yang terdiri dari perbuatan kriminal yang tidak beralasan. Tindakkan

agresi ini mempunyai tujuan untuk melukai individu lain, misalnya

Page 28: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

membunuh, menyerang dan perkelahian antar gang atau perbuatan yang

melanggar norma sosial.

2. Agresi prososial (prosocial aggression) merupakan tindakkan agresi yang

didasari oleh norma-norma sosial. Misalnya kekuatan hukum yang

dilakukan oleh polisi, disiplin yang diterapakan orang tua yang tepat atau

mematuhi perintah atasan di saat perang.

3. Agresi sanksi (sanctioned aggression) merupakan tindakkan agresi yang

tidak diharuskan dalam norma-norma sosial tetapi tidak melanggar.

Misalnya saja individu yang melakukan pertahanan diri ketika diserang,

atau wanita yang melawan pria yang akan memperkosanya.

Ahli selanjutnya adalah Buss (Buss, A, Psychology : Human In perspective,

1973). Dia mengelompokkan tipe-tipe perilaku agresi ke dalam beberapa dimensi

yaitu dimensi fisik-verbal, dimensi aktif-pasif, dan dimensi langsung-tidak

langsung. Kombinasi dari ketiga dimensi ini dapat diperoleh delapan jenis

perilaku agresi, seperti yang ada pada table 1 dibawah ini.

Tabel 1

Pembagian agresi menurut Buss (Buss, 1973, hal: 430)

AKTIF PASIF PERILAKU AGRESI LANGSUNG TIDAK

LANGSUNG LANGSUNG TIDAK

LANGSUNG FISIK Memukul,

menendang, menampar, dll

Mencuri, merusak barang milik orang lain, dll

Meninggalkan ruangan saat orang yang tidak disukai masuk, dll

Menolak melakukan sesuatu, dll

VERBAL Memaki,menghina, memberikan nama julukan, berbohong, mengutuk, membentak dll

Menyebar gossip, menuduh orang lain yang bersalah, menyebar rumor, dll

Menolak bicara atau menjawab pertanyaan, mendiamkan orang lain, dll

Dengan sengaja tidak menyampaikan pesan kepada orang lain, mengabaikan sesuatu, dll

Page 29: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

Pembagian tipe agresi menurut Buss (Buss, A, Psychology : Human In

perspective, 1973) ini lebih jelas dan mendetil. Oleh karena itu selanjutnya

pembagian agresi menutut Buss ini yang digunakan dalam pembuat kisi-kisi alat

ukur yang nantinya akan dipergunakan dalam penelitan ini.

3. Teori-Teori Agresi

Berbagai macam pendapat yang menjelaskan tentang mengapa individu

dapat berperilaku agresif. Ada yang mengatakan karena adanya dorongan dari

dalam individu, yang lain lagi mengatakan karena adanya frustrasi atau karena

lingkungan, sedang yang lain mengatakan karena adanya proses belajar. Berikut

ini akan dibahas teori-teori psikologi yang menjelaskan tentang mengapa individu

melakukan tindakkan agresi, teori-teori agresi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Teori instingtual Psikoanalis

Sigmund Freud (Berkowitz, Leonard, Agresi: Sebab dan Akibat 1995)

adalah orang yang pertama melihat agresi manusia sebagai suatu insting. Teori

yang dikemukakan oleh Freud ini lebih menekankan pada dorongan yang berasal

dari dalam diri individu. Menurut Freud (Berkowitz, Leonard, Agresi: Sebab dan

Akibat 1995) dorongan untuk berperilaku agresi muncul dengan sendirinya pada

individu dan tidak tergantung pada faktor-faktor dari luar. Menurutnya ada 2 (dua)

kekuatan dasar yang mendorong individu untuk berperilaku yaitu insting hidup

(Eros) yang bertujuan memperbaiki dan memperpanjang hidup, dan insting mati

(Thanatos) yang berusaha secara terus-menerus untuk merusak atau

menghancurkan kehidupan organisme. Kedua kekuatan ini merupakan sumber

konflik dalam diri individu yang terus-menerus terjadi. Untuk mengatasi konflik

Page 30: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

ini diperlukan pengalihan dari dalam inividu kepada objek lain atau individu yang

lain. Tujuannya adalah untuk melindungi stabilitas dalam diri individu itu sendiri.

Baron dan Byrne (Baron, R.A., & Byrne, D, Social Psychology 8th Edition, 1997)

mengatakan bahwa sumber utama tindakkan agresi adalah kekuatan insting mati

(thanatos) yang dimiliki oleh semua individu. Tujuan insting ini adalah pada

perusakan diri tapi kemudian diarahkan juga keluar atau kepada orang lain. Jika

insting mati (thanatos) lebih dominan maka hasilnya adalah tindakkan

menghukum diri sendiri dan juga tindakkan bunuh diri. Freud (Berkowitz,

Leonard, Agresi: Sebab dan Akibat 1995) juga percaya bahwa insting hidup

(Eros) biasanya akan merintangi atau menghalangi tujuan-tujuan merusak dari

insting mati (thanatos) dan mengarahkannya ke luar diri individu. Pengarahan

secara langsung keluar dari dalam diri individu menghasilkan agresi dan sikap

bermusuhan. Jadi menurut Freud (Berkowitz, Leonard, Agresi: Sebab dan Akibat

1995) agresi adalah sikap bermusuhan yang telah dipindahkan dari diri ke target

lain di luar diri individu. Menurutnya manusia akan selalu menjadi agresif, tanpa

memperhatikan secara khusus situasi di mana mereka tinggal. Agresi merupakan

bagian tak terhindarkan dari perilaku manusia dan berada di luar kontrol individu.

b. Teori Dorongan atau Hipotesis Frustrasi agresi

Dollard dkk ((Berkowitz, Leonard, Agresi: Sebab dan Akibat 1995))

mengatakan bahwa manusia termotivasi untuk melakukan tindakkan agresi karena

adanya dorongan yang dihasilkan oleh frustrasi dan bukan karena adanya

dorongan agresif dari dalam diri individu. Pengalaman frustrasi akan

Page 31: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

mengaktifkan keinginan untuk bertindak agresif terhadap sumber frustrasi yang,

sebagai akibatnya, mencetuskan perilaku agresif.

Hipotesis dari frustrasi-agresi beranggapan bahwa penghalangan terhadap

usaha individu dalam mencapai tujuan dapat menyebabkan munculnya dorongan

agresif. Penghalangan ini akan memunculkan amarah (anger) yaitu suatu keadaan

siap untuk melakukan tindakkan agresi. Dorongan agresif yang muncul akan

memotivasi terbentuknya perilaku untuk menyakiti individu atau objek lain.

Dengan menyakiti individu atau objek lain diasumsikan dapat mengurangi

dorongan agresif. Hipotesis frustrasi agresi ini mengasumsikan bahwa frustrasi

selalu mengakibatkan atau menghasilkan tindakkan agresi.

Modifikasi lebih lanjut terhadap hipotesis ini menyebutkan bahwa tidak

semua frustrasi menimbulkan respon agresif, respon nonagresif juga dapat terjadi.

c. Teori Pengalihan Rangsangan

Teori ini merupakan gabungan dari teori emosi dua faktor Schachter dan

Zillmann (Krahé, Barbara; Perilaku Agresif, 2005). Teori ini mengemukakan

bahwa respon agresif individu sangat bergantung pada interpretasi penerima

stimulasi terhadap stimulasi yang diterimannya. Teori ini juga mengatakan bahwa

intensitas pengalaman marah merupakan fungsi dua komponen yaitu kekuatan

rangsangan yang dibangkitkan oleh kejadian aversif, dan cara rangsangan itu

dijelaskan dan diberi label. Teori ini khususnya berhubungan dengan kombinasi

antar rangsangan fisiologis dan penilaian kognitif yang terlibat dalam pengalaman

emosional mengenai kemarahan. Pendekatan ini mendukung pandangan agresi

Page 32: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

sebagai manifestasi perilaku manusiawi yang bersifat potensial, tetapi bukan tidak

mungkin dihindari.

d. Teori Sosial-Kognitif

Baron & Byrne (Baron, R.A., & Byrne, D, Social Psychology 8th Edition,

1997) mengatakan bahwa teori sosial-kognitif menjelaskan cara individu

memikirkan kejadian aversive dan reaksi emosional yang dialami merupakan

aspek yang penting dalam menentukan manifestasi dan kekuatan respon agresif

individu.

Ada 3 (tiga) hal yang berperan dalam terbentuknya suatu perilaku menutut

teori ini. Ketiga hal tersebut yaitu skrip (scripts), penilaian (appraisal) dan

pengaruh (affect). Skrip adalah program-program kognitif untuk situasi yang

seharusnya terjadi dalam suatu situasi. Disini kita telah memiliki suatu bentuk

gambaran perilaku yang mungkin dilakukan dalam suatu situasi tertentu. Misalnya

saja ketika anda pergi ke pasar, situasi yang digambarkan anda adalah situasi

pasar, dimana ada tindakkan jual-beli dan tawar-menawar. Ketika kaki anda

terinjak oleh orang lain dan anda merasa kesakitan, maka situasi ini tidak ada

dalam gambaran yang telah anda buat tadi tentang pasar. Anda ingin

membalasnya. Sebelum melakukan tindakkan membalas itu anda akan

menginterpretasikan situasi terlebih dahulu. Kita menilai mengapa individu lain

melakukan tindakkan itu atau mengapa tindakkan itu terjadi. Dalam melakukan

penilaian kita memerlukan waktu beberapa saat untuk mempertimbangkan situasi

dan memasukan faktor-faktor lain sebanyak mungkin tentang apa yang mungkin

terjadi jika kita berpilaku demikian. Apa pengaruh yang mungkin dihasilkan dari

Page 33: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

tindakkan kita. Anda bisa mendorong orang tersebut dan bertengkar, hal ini akan

memuaskan anda tapi resikonya anda akan diusir keluar pasar. Pemikiran-

pemikiran seperti ini akan mempengaruhi perilaku agresi individu.

Rasa sakit karena kaki anda terinjak akan menimbulkan perasaan tidak

menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan itu akan memerikan pengaruh

negatif. Menurut Berkowitz (Baron, R.A., & Byrne, D, Social Psychology 8th

Edition, 1997) rasa sakit yang kita dialami akan mengarahkan kita untuk

melakukan tidak hanya kecenderung segera untuk membalas atau menarik diri

tetapi juga mempengaruhi pemikiran dan ingatan yang berhubungan dengan rasa

sakit dan pengalaman lain yang mengganggu. Hal-hal seperti ini dapat menjadi

pemicu suatu reaksi agresif. Jadi bisa dikatakan bahwa pengaruh dari pengalaman-

pengalaman yang didalami individu, bagaimana individu menginterpretasi situasi,

pertimbangan tentang situasi dan akibat yang mungkin terjadi mempengaruhi

kemungkinan terjadinya perilaku agresi pada individu.

e. Pendekatan Belajar menjadi Agresif

Bandura (Bandura, Albert; Aggression A Social Learning Analysis, 1973)

mengatakan pendekatan ini menitikberatkan pada peran penguatan dan meniru.

Individu yang diberi hadiah untuk perilaku agresifnya, cenderung akan mengulang

lagi perilaku agresif tersebut. Selain hadiah yang diterima, cara lain untuk

mempelajari perilaku agresif adalah dengan meniru orang lain yang bertindak

agresif. Mengamati model yang berpengaruh bisa menyebabkan diperolehnya

perilaku yang diobeservasi, bahkan bila perilaku itu belum mendapatkan

penguatan. Semakin positif akibat perilaku agresif itu bagi model, maka semakin

Page 34: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

besar kemungkinannya untuk ditiru oleh pengamat. Baik perilaku modal dan

akibatnya merupakan pengaruh eksternal yang memunculkan kecenderungan

respon agresif bagi pengamatnya.

B. Media Massa

Sebelum membahas tentang televisi secara lebih lanjut, terlebih dahulu

perlu dibahas tentang media massa. Seperti yang telah diketahui bahwa televisi

adalah bagian dari media massa atau lebih tepatnya televisi merupakan salah satu

media massa itu sendiri, sehingga perlu diketahui juga tentang media massa.

Selanjutnya akan dilihat pengertian dan fungsi atau manfaat dari media massa

serta pengaruh negatif dari media massa secara umum.

1. Media massa

Media massa telah menjadi bagian dari hidup kita. Tanpa media massa kita

tidak akan tahu apa yang terjadi di negara lain atau yang lebih kecil lagi di kota

yang lain. Menurut Dominick (Dominick, R. Joseph, The Dynamics Of Mass

Communication, 1983) media massa dapat diartikan sebagai sarana-sarana atau

alat-alat yang diperlukan untuk menyampikan pesan. Media massa dapat

dikelompokkan kedalam tiga jenis media, yaitu:

a. Sight media yang termasuk dalam media ini adalah koran dan majalah.

b. Sound media yang termasuk didalamnya adalah radio dan rekaman suara.

c. Sight dan sound media yang termasuk didalamnya adalah televisi dan film.

Media massa memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan kita.

Dengan adanya media kita dapat megetahui informasi tentang apa yang sedang

Page 35: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

terjadi diluar lingkungan tempat kita tinggal. Namun media tidak hanya

memberikan informasi tentang apa yang terjadi di masyarakat, media massa juga

memiliki fungsi lain bagi masyarakat, misalnya saja menginformasikan tentang

tren yang ada di masyarakat saat ini atau menginformasikan tentang film atau

musik. Tentunya tidak hanya sebatas itu saja informasi yang dapat disampaikan

melalui media massa. Ada banyak hal yang bisa di informasikan melalui media

massa.

Denis McQuail (McQuail, Denis, Teori Komunikasi Massa: Suatu

Pengantar, 1987) membagi 2 fungsi media yaitu bagi masyarakat dan bagi

individu. Menurutnya ada 5 (lima) fungsi media massa bagi masyarakat, kelima

fungsi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Informasi

- Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam

masyarakat dan dunia.

- Menunjukkan hubungan kekuasaan

- Memudahkan inovasi, adaptasi dan kemajuan.

b. Korelasi

- Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan

informasi.

- Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan

- Melakukan sosialisasi

- Mengkoordinasikan beberapa kegiatan

- Membentuk kesepakatan

Page 36: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

c. Kesinambungan

- Mengekspresikan budaya dominan dan mengakui keberadaaan

kebudayaan khusus (subculture) serta perkembangan budaya baru.

- Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.

d. Hiburan

- menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan sarana relaksasi.

- Meredakan ketegangan sosial.

e. Mobilisasi

- Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang,

pembanguan ekonomi, pekerjaan dan kadang kala juga dalam bidang

agama.

Fungsi media massa yang dikemukakan oleh Denis McQuail (McQuail, Denis,

Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar 1987) menunjukkan bahwa media

massa tidak hanya menyampaikan informasi saja, tapi juga dapat memberikan

hiburan dan juga pelestarian suatu nilai-nilai budaya yang ada. Namun apa yang

diungkapkan di atas masih cukup luas cakupanya yaitu pada masyarakat. Oleh

karena itu Denis McQuail (McQuail, Denis Teori Komunikasi Massa: Suatu

Pengantar, 1987) menyempitkan fungsi media massa menjadi hanya individu.

Menurutnya ada 4 (empat) fungsi media massa bagi individu, keempat fungsi

media massa tersebut adalah:

a. Informasi

- Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan

lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia.

Page 37: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

- Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat

dan hal-hal lain yang berkaitan dengan penentuan pilihan.

- Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum.

- Belajar, pendidikan bagi diri sendiri.

- Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.

b. Identitas pribadi

- Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi

- Menemukan model perilaku

- Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media)

- Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri

c. Integrasi dan interaksi sosial

- Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati sosial.

- Mengidentifikasian diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa

memiliki.

- Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial.

- Memperoleh teman selain dari manusia

- Membantu menjalakan peran sosial.

- Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi keluarga, teman

dan masyarakat.

d. Hiburan

- Bersantai dan melepaskan diri dari masalah

- Memperoleh kesenangan jiwa dan estetis

- Mengisi waktu

Page 38: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

- Menyalurkan emosi

- Membangkitkan gairah seks

Fungsi media massa bagi individu yang diungkapkan Denis McQuail (McQuail,

Denis, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, 1987) di atas menunjukkan

bahwa media massa juga berfungsi memberikan pembelajaran, pendidikan bagi

diri sendiri dan juga memberikan individu model perilaku.

Seorang ahli komunikasi, Harold D. Laswell (Wahyudi, J.B, Drs. Media

Komunikasi Massa Televisi, 1986) menyebutkan 3 (tiga) fungsi utama dari media

massa, ketiga fungsi utama media massa tersebut adalah sebagai berikut:

a. The surveillance of the environment yaitu fungsi pengamatan lingkungan

atau secara sederhana dapat diartikan sebagai pemberi informasi dan

penyampai berita.

b. The correlation of the parts of society in responding to environment yaitu

menekankan pada seleksi, evaluasi dan interpretasi dari media massa.

Peran media massa dalam melakukan seleksi mengenai apa yang perlu

disiarkan dan apa yang tidak perlu disiarkan. Seleksi ini biasanya

dilakukan oleh editor atau redaktur atau biasa disebut gatekeepers.

c. The transmission of the social heritage from one generation to the next

yaitu sebagai sarana untuk memindahkan nilai-nilai dan warisan budaya

dari generasi ke generasi.

Fungsi media massa yang dikemukakan oleh Harold D. Laswell

(Wahyudi, J.B, Drs. Media Komunikasi Massa Televisi, 1986) ini kemudian

mendapat tambahan dari ahli lain. Fungsi-fungsi media yang ditambahkan oleh

Page 39: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

ahli lain tersebut yaitu fungsi hiburan dan advertensi atau iklan. Dengan demikian

ada 5 (lima) fungsi utama media massa yaitu pemberi informasi, seleksi berita

atau informasi, pendidikan, hiburan dan advertensi atau iklan.

Sejauh ini fungsi media massa yang telah disebutkan di atas hanya yang

bersifat positif saja. Tentu saja keberadaan media massa tidak hanya memberikan

pengaruh yang bersifat positif saja, media massa juga dapat memberikan pengaruh

yang bersifat negatif kepada pengamatnya. Dominick (Dominick, R. Joseph, The

Dynamics Of Mass Communication, 1983) menyebutkan pengaruh negatif dari

berkembangnya media massa antara lain yaitu:

a. Semakin berkembangnya media massa sekarang ini mempengaruhi

cepatnya informasi sampai pada pengamatnya. Informasi yang beredar

dengan sangat cepat terkadang menimbulkan masalah yang baru, sebab

informasi yang beredar dengan cepat terkadang mengalami distorsi dan

kurang akurat.

b. Media massa menyampaikan pesan yang berasal dari suatu lingkungan

yang jauh dari kita sehingga tidak mudah untuk dibuktikan kebenarannya.

Selain itu apa yang dimuat dalam media massa telah melalui proses editing

dan penyaringan oleh wartawan dan editor. Persepsi kita terhadap realitas

tergantung pada informasi tahap kedua ini dan biasanya tidak kita

pertanyakan.

c. Fakta bahwa individu atau masalah tertentu mendapat perhatian dari media

massa berarti mereka telah memiliki sejumlah hal-hal yang menonjol. Jika

kamu “berarti” maka kamu akan menjadi fokus media massa, karena itu

Page 40: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

banyak individu melakukan hal-hal ekstrim untuk diberitakan di media

massa.

d. Individu yang mengamati media terlalu sering mungkin kehilangan

kemampuannya untuk mengkritik. Menerima setiap pandangan tanpa

berkomentar akan membuat individu menjadi pasif dan mengikuti

pemikiran individu lain.

e. Media massa memunculkan kelompok-kelompok sosial baru dalam

masyarakat, dan kelompok ini menyebar dengan cepat. Sehingga individu-

individu yang memiliki minat pada hal-hal yang bersifat antisosial akan

mudah untuk membentuk kelompok bersama. Jadi perhatian media pada

teroris dan kelompok ekstrim lain akan mendorong yang lain untuk

melakukan hal yang sama.

f. Media massa sebagai suatu media yang menyebarkan nilai-nilai kepada

pengamatnya. Dalam penyebaran nilai ini terkadang media menunjukkan

kepada kita apa yang seharusnya kita lakukan dan apa yang diharapakan

dari kita. Media menghadirkan model yang bisa kita amati atau oberservasi

dan mungkin akan kita ikuti perilakunya. Kadang media mencoba untuk

menanamkan nilai-nilai atau bentuk-bentuk perilaku tertentu kepada

pengamatnya.

2. Televisi

Televisi seperti yang telah disebutkan terdahulu bukan lagi barang yang

sulit diperoleh, hampir tiap keluarga memiliki paling tidak memiliki sebuah

Page 41: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

televisi. Televisi yang telah berkembang pesat saat ini merupakan salah satu

bentuk media komunikasi massa audio visual dan telah berkembang pesat saat ini.

Wahyudi (Wahyudi, J.B, Drs. Media Komunikasi Massa Televisi, 1986)

mengatakan bahwa televisi memiliki beberapa kelebihan dibanding media massa

lain, kelebihan utama televisi adalah dalam penyampaian pesan-pesannya. Pesan-

pesan yang disampaikan atau disiarkan oleh televisi melalui gambar dan suara

secara bersamaan (sinkron) dan hidup. Pesan disampaikan dengan sangat cepat

(aktual) terlebih dalam siaran langsung, dan pesan yang disampaikan dapat

menjangkau ruang yang sangat luas. Televisi dapat berfungsi dengan sangat

efektif karena dapat menjangkau ruang yang sangat luas dan dapat mencapai

pemirsa yang sangat banyak dalam waktu yang relatif singkat.

Namun sekalipun cara penyampaian pesan yang cepat, bersamaan dan

hudup, serta menjangkau ruang yang luas merupakan kelebihan dari televisi,

penyampaian pesan itu sendiri juga menjadi kelemahan dari televisi. Penyampaian

pesan pada televisi khususnya hanya didengar dan dilihat sekilas dan tidak bisa

diulang-ulang, kecuali dengan bantuan alat khusus. Karena sifat penyampainnya

yang demikian maka pesan yang disampaikan harus menarik, mudah dipahami,

mudah dimengerti dan mudah dicerna oleh pemirsanya tanpa menimbulkan

kebosanan.

Keberadaan televisi tentunya telah banyak membantu masyarakat dan

individu secara khususnya, dengan menonton televisi ada banyak hal yang dapat

diketahui yang berasal dari luar lingkungan tempat tinggal kita. Namun meskipun

televisi memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita, tidak dapat kita

Page 42: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

pungkiri keberadaan dan berkembangnya televisi juga memberikan dampak yang

bersifat negatif. Menurut Wahyudi (Wahyudi, J.B, Drs. Media Komunikasi Massa

Televisi, 1986) televisi dapat mempengaruhi penontonya melalui program-

program acara yang ditawarkanya, juga melalui iklan-iklan yang ditayangkannya.

Namun secara lebih lanjut tidak akan membahas tentang iklan-iklan yang

ditayangkan tetapi lebih mentitikberatkan pada program acara yang ditayangkan

sebuah stasiun televisi.

Ada banyak program acara yang ditayangkan di televisi, ada yang bersifat

menghibur, mendidik dan ada juga yang bersifat menginformasikan suatu

peristiwa. Dari sekian banyak program acara yang ditayangkan oleh stasiun

televisi, dalam bahasan ini akan dikhususkan hanya pada satu jenis program acara.

Program yang di maksud adalah program berita kriminalitas. Seperti yang kita

tahu program-program seperti ini telah tumbuh dan berkembang dengan pesat

beberapa tahun terakhir ini. Menurut majalah Femina no 42/XXXI tanggal 16-22

Oktober 2003 ada sekitar 18 program acara seperti ini yang di tayangkan setiap

hari. Bahkan ada beberapa stasiun televisi yang menayangkan berita kriminal ini

dua kali sehari, pada siang hari dan sore hari. Atau ada stasiun televisi yang

memiliki lebih dari satu program seperti ini.

a. Berita kriminalitas

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pembahasan hanya dikhususkan

pada program acara berita kriminalitas yang ditayangkan oleh stasiun-stasiun

televisi. Untuk lebih memperjelas bahasan ini maka akan dilihat tentang apa yang

Page 43: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

di maksud dengan berita kriminalitas itu. Pertama harus dilihat pengertian dari

kata berita dan kriminalitas. Pertama-tama akan dibahas tentang pengertian dari

kriminalitas.

Kriminalitas menurut Peter Salim dan Yenny Salim (Salim, Drs. Peter.,

Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, 1991) berarti hal-hal yang

bersifat kriminalitas yaitu perbuatan yang melanggar atau bertentangan dengan

hukum pidana. Menurut Sudarsono (Sudarsono. S.H., Drs. Kamus Hukum, 1992)

kriminalitas adalah hal-hal yang bersifat kriminal: perbuatan yang melanggar

hukum pidana: Kejahaatan.

Sedangkan pengertian berita menurut kamus komunikasi Onong U

Effendy M.A (Effendy, M.A.,Drs. Onong Uchjana, Kamus Komunikasi, Bandung,

1989) berarti laporan mengenai hal atau peristiwa yang baru saja terjadi,

menyangkut kepentingan umum disiarkan secara cepat melaui media massa:

televisi, radio, koran dan majalah. Menurut Asrid (Susanto-Sunario, Prof. Dr.

Astrid. S. Globalisasi dan Komunikasi, 1993) berita dapat diartikan sebagai

pelaporan tentang suatu kejadian yang dianggap penting. Atau untuk lebih

mudahnya dia mengatakan sebagai berita sebagai apa yang dilaporkan oleh media

massa.

Jadi berita kriminalitas dapat diartikan sebagai pelaporan tentang

peristiwa-peristiwa kriminalitas yang terjadi dimasyarakat. Menurut Onong U

Effendy M.A (Effendy, M.A.,Drs. Onong Uchjana, Kamus Komunikasi, Bandung,

1989) berita kriminalitas (crime story) adalah berita yang disiarkan oleh media

massa mengenai peristiwa yang menyangkut kejahatan.

Page 44: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

Media massa yang sedang dibahas di sini adalah televisi maka berita

kriminalitas yang di maksud adalah program acara televisi yang menayangkan

secara khusus peristiwa-peristiwa kriminalitas di masyarakat. Telah kita diketahui

bersama ada banyak program-program yang menayangkan kriminalitas secara

khusus, misalnya telah disebutkan terdahulu seperti Fokus, Patroli dan Jejak

Kasus (indosiar), Buser Siang dan Buser Petang (SCTV), Kriminal (TransTV),

Sergap dan Derap Hukum (RCTI) dan juga TKP (TV7). Dalam majalah Femina

no 42/XXXI tanggal 16-22 Oktober 2003 disebutkan bahwa ada kurang lebih 18

program berita kriminalitas yang ditayangkan diseluruh stasiun televisi. Jumlah

yang cukup banyak ditambah lagi setiap hari kita dapat menyaksikan tayangan

seperti ini di televisi bahkan bisa beberapa kali dalam satu hari.

Banyaknya program-program acara khusus kriminalitas itu sendiri

disebabkan besarnya minat masyarakat terhadap tayangan seperti ini. Hal ini dapat

dilihat dari rating program acara seperti ini yang dapat bersaing dengan tayangan

sinetron dan gosip. Karena banyaknya program seperti ini maka akan dipersempit

hanya pada satu program saja. Program yang akan diamati yaitu Patroli di

Indosiar. Seperti yang ditulis dalam Femina no 42/XXXI tanggal 16-22 Oktober

2003, acara ini (Patroli) berhasil menyedot penonton lebih dari 2 juta penonton.

Acara ini ditayangkan pada pukul 11.30 WIB, dengan durasi 30 menit.

Bentuk penayangannya hampir serupa antara program dari stasiun yang

satu dengan yang lainnya, bisa berupa siaran ulang dari tempat terjadinya

tindakkan kriminalitas, memperlihatkan wajah pelaku dengan jelas bahkan

terkadang tampak dengan sangat memaksa menunjukkan wajah pelaku,

Page 45: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

menunjukkan dengan jelas wajah-wajah pelaku yang babak belur karena pukulan,

dan juga terkadang menunjukkan korban-korban tindak kejahatan yang sedang

terluka ataupun sudah meninggal.

C. Pengaruh berita kriminalitas terhadap agresivitas

Telah disebutkan bahwa dalam 4 tahun belakangan ini ada lebih dari 18

macam acara berita kriminalitas di stasiun-stasiun televisi kita. Ada stasiun TV

yang memiliki lebih dari 1 (satu) program acara seperti ini bahkan ada yang

penayangannya lebih dari sekali dalam sehari. Selain itu rating acara berita

kriminalitas ini sendiri cukup tinggi yang berarti masyarakat senang menonton

acara-acara seperti ini. Jika dilihat dari sisi penanyangannya banyak dari acara ini

yang bersifat vulgar, misalnya saja dalam memperlihatkan darah, wajah pelaku

tindakkan kriminalitas, serta gambaran peristiwa kriminalitas itu sendiri. Beberapa

tayangan ada yang memaparkan secara jelas kronologi suatu peristiwa kejahatan.

Setiap detail dari peristiwa diulas dengan sangat jelas.

Seperti yang telah diketahui pada bahasan sebelumnya tentang pengaruh

media massa bagi individu ada yang sifatnya positif, contohnya media massa

membantu menambah pengetahuan atau menghibur penontonya, tidak dapat

dipungkiri juga media massa memiliki dampak negatif. Demikian juga halnya

dengan program acara berita kriminalitas yang ditayangkan stasiun-stasiun televisi

di Indonesia. Berkowitz (Berkowitz, Leonard, A Survey Of Social Psychology 2nd

Edition, 1980) mengatakan bahwa film atau televisi dapat menstimulus

kecenderungan agresif pada penonton. Ide agresif dan kecenderungan untuk

Page 46: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

menjadi agresif ini diperoleh dari menonton perkelahian individu lain. Ide dan

kecenderungan untuk menjadi agresif dapat terjadi karena penonton tertarik pada

acara tersebut, menonton dekat layar dan memiliki penghalang yang lemah

terhadap agresi. Dapat dibayangkan jika acara patroli di tonton sekitar 2 (dua) juta

orang pada setiap jam tayangnya, maka ada kemungkinan ide dan kecenderungan

untuk agresif pada sebagian dari orang-orang yang menonton acara tersebut

muncul. Menurut Klapper (Dominick, R. Joseph, The Dynamics Of Mass

Communication, 1983) meskipun media tidak harus menyebabkan pengamat

menjadi agresif, apatik atau pasif tetapi media mungkin mendorong

kecenderungan-kecenderungan yang ada pada diri pengamat. Bisa dikatakan

bahwa jika individu menonton televisi khususnya berita kriminalitas, mungkin

tidak bisa diketahui secara pasti bahwa berita kriminalitas tersebut yang

menyebabkan munculnya agresivitas pada penonton, namun ada kemungkinan

kecenderungan-kecenderungan untuk agresif yang telah ada dalam diri penonton

akan terstimulus. Barbara Krahé (Krahé, Barbara, Perilaku Agresif, 2005)

mengemukakan ada beberapa kondisi penting yang dapat menguatkan efek

kekerasan di media terhadap agresi yaitu:

a. Pemilihan makna agresi pada perilaku yang di observasi. Individu

memiliki makna yang berbeda untuk peristiwa yang sama, misalnya

pertandingan tinju, ada individu yang melihatnya sebagai pertandiangan

yang menegangkan sedangkan individu yang lain menganggap hal itu

sebagai tindakkan agresif antara dua orang. Efek meningkatkan agresi

mungkin akan lebih besar pada individu yang memandang pertandingan

Page 47: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

tinju itu sebagai tindakkan agresif dari pada yang menandangnya sebagai

pertandingan yang sportif.

b. Persepsi mengenai akibat positif perilaku agresi. Bila agresi itu dijatuhi

hukuman atau gagal untuk menyelesaikan sesuatu, maka respon agresif

penontonnya akan menjadi berkurang. Demikian juga sebaliknya bila

agresi menimbulkan kepuasan atau berhasil menyelesikan sesuatu, maka

respon agresif penontonnya akan meningkat.

c. Kegagalan menunjukkan tindakkan agresi sebagai sesuatu yang “jahat”.

d. Identifikasi dengan agresor, perilaku agresif yang dilakukan oleh model

yang dikagumi lebih mungkin untuk ditiru.

e. Ketidakmampuan pemirsa untuk mengambil jarak dari agresi di media.

Kelima kondisi ini dapat saling menguatkan satu sama lain dan dapat

ditambahkan, tidak harus berdiri sendiri-sendiri.

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya untuk melihat

pengaruh agresivitas di televisi, antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Bandura (Bandura, Albert; Aggression A Social Learning Analysis, 1973) pada

anak-anak. Anak-anak diperlihatkan film-film yang didalamnya berisikan seorang

model yang melakukan kekerasan pada sebuah boneka Bobo. Ketika akan-anak

ditempatkan dalam situasi yang hampir sama dengan film-film yang telah mereka

lihat sebelumnya, tampak bahwa anak-anak berperilaku lebih agresif terhadap

boneka Bobo daripada anak yang tidak melihat film-film tadi. Dari penelitian ini

diketahui bahwa film dan TV mungkin mengajarkan perilaku agresif pada

Page 48: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

penontonya, penelitian ini juga menunjukkan bahwa adanya hubungan antara

acara televisi yang sifatnya kekerasan dengan agresivitas penontonnya.

Bandura (Bandura, Albert; Aggression A Social Learning Analysis, 1973)

menyebutkan bahwa penelitian lain tentang pengaruh seringnya menonton

televisi. Pada tahun 1930-an dilakukan penelitian tentang pengaruh seringnya

menonton televisi dengan agresivitas ditemukan fakta bahwa seringnya menonton

program kekerasan di televisi dapat mempengaruhi keinginan untuk melakukan

kekerasan dalam kehidupan nyata. Jalaluddin Rakhmat (Rakhmat.,M.Sc.,Drs.

Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, 1985) mengatakan ada berapa fakta yang dapat

dilihat dari penelitian tentang pengaruh televisi yaitu:

a. Penyajian agresi pada televisi menaikkan tingkat agresi penontonnya dan

jenis agresi sesuai dengan model yang dilihat.

b. Makin mirip situasi dalam televisi dengan situasi kehidupan sebenarnya,

makin tinggi pengaruh televisi terhadap agresi.

c. Pengaruh akan lebih besar jika penyajian itu dianggap sebagai hal yang

sudah seharusnya, misalnya polisi yang menebak semua penjahat.

Pengaruh dari penayangan acara berita kriminalitas secara umum dikemukakan

oleh Astrid (Susanto-Sunario, Prof. Dr. Astrid. S. Globalisasi dan Komunikasi,

1993), dia mengatakan bahwa secara umum pengaruh yang mungkin muncul dari

penayangan program acara berita kriminalitas, yaitu penyajian berita secara detil

tentang apa yang dilakukan oleh pelaku kejahatan, mungkin tanpa disadari telah

mengajarkan individu lain yang memang memiliki “profesi” sebagai pelaku

kejahatan atau mengajarkan kepada individu lain yang ingin melakukan tindakkan

Page 49: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

kriminalitas. Dengan kata lain penayangan program ini di mana tindakkan

kriminalitas dijelaskan secara detil memungkinkan penonton untuk meniru.

Alexis S Tan (Tan, Alexis S, Mass Communication Theories and Research

2nd Edition,1985) mengemukakan bahwa ada beberapa pengaruh yang mungkin

muncul dari penayangan kekerasan di televisi. Pengaruh-pengaruh yang mungkin

muncul dari penayangan kekerasan di televisi antara lain sebagai berikut:

a. Memungkinkan penonton mempelajari perilaku kekerasan atau kejahatan

yang baru.

Menurut teori belajar sosial kita dapat mempelajari perilaku kekerasan

yang baru dengan mengobservasi perilaku yang ditampilkan di televisi

atau film. Bandura (Bandura, Albert; Aggression A Social Learning

Analysis, 1973) dalam eksperimennya terhadapa anak-anak menunjukkan

bahwa anak-anak dapat mempelajari perilaku agresif yang baru dan

kompleks hanya dengan mengobservasi perilaku yang ditunjukkan oleh

model. Eksperimen ini dilakukan dengan boneka Bobo atau Bobo Doll.

b. Memfasilitasi dan tidak mencegah agresi.

Menurut teori belajar sosial kita tidak akan secara langsung melakukan

semua perilaku yang kita pelajari dengan modeling. Dalam kehidupan

nyata kita sering terhalangi untuk berperilaku agresi karena kita memiliki

rasa takut akan hukuman, norma sosial dan kecemasan. Namun umumnya

individu memiliki motivasi untuk berperilaku agresi walaupun kecil,

sehingga jika halangan itu hilang maka akan ada peningkatan individu

yang melakukan tindakkan agresi. Halangan terhadap tindakkan agresi

Page 50: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

dapat dihilangkan dengan adanya penguatan (reinforcement) terhadap

tindakkan kekerasan.

Penguatan dapat terjadi pada sebelum mengamati model, merasakan

dengan mengamati tindakkan agresi yang dibenarkan atau diterima

(rewarded) di televisi atau film, sesudah mengamati model melakukan

perilaku kekerasan dan sesudah benar-benar melakukan tindakkan agresi

itu sendiri.

c. Desensitisasi terhadap kejahatan

Desensitisai adalah pengurangan kepekaan secara emosional, jadi dapat

diartikan penayangan program yang berisi kejahatan akan menyebabkan

terjadinya pengurangan kepekaan emosional terhadap kejahatan. Televisi

selain mempengaruhi perilaku individu tapi juga mempengaruhi emosi

penonton. Tayangan televisi menyebabkan munculnya kecemasan pada

individu, jika kecemasan pada individu rendah maka individu akan

mentoleril perilaku agresi itu sendiri demikian juga sebaliknya jika tingkat

kecemasan individu tinggi maka individu akan kurang mentoleril perilaku

agresi.

d. Dapat memunculkan “sindrom dunia bengis”

Dr, George Gerbner (Chen, Ph.D., Milton, Anak-anak dan Televisi:

Panduan Orang Tua Mendampingi Anak-anak Menonton TV, 1996)

percaya bahwa salah satu bahaya nyata dari kekerasan pada tayangan

televisi adalah meningkatnya persepsi pemirsa bahwa dunia adalah tempat

yang bengis dan kejam. Dalam penelitian yang dilakukannya bersama

Page 51: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

rekan-rekannya ditemukan bahwa eksposur yang teratur dan jangka

panjang terhadap kekerasan di televisi bisa memperparah perasaaan

kerentanan, ketergantungan dan ketidakpekaan terhadap kekerasan. Selain

itu juga mereka menemukan dibanding pemirsa ringan, pemirsa berat

mempunyai kemungkinan lebih besar untuk percaya bahwa lingkungan

mereka tidak aman, bahwa kejahatan adalah masalah yang serius dan

kemungkinan besar mereka terlibat tindak kekerasan.

Pengaruh penayangan kekerasan di televisi mungkin tidak serta-merta langsung

membuat penontonya menjadi agresif. Ada tahap-tahap yang dilalui sebelum

muncul perilaku agresi dari penonton acara kriminalitas, Jalaluddin Rakhmat

(Rakhmat.,M.Sc.,Drs. Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, 1985) menjelaskan ada 3

(tiga) tahap pengaruh dari adegan agresi di televisi, ketiga tahap tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Mula-mula penonton mempelajari metode agresi setelah melihat adegan

contoh. Tahap ini disebut juga dengan tahap observational learning.

b. Kemudian kemampuan pengendalian diri mulai berkurang. Tahap ini

disebut juga dengan tahap disinhibition.

c. Pada akhirnya individu tidak lagi tersentuh oleh orang yang menjadi

korban agresi. Tahap ini disebut dengan tahap desensitization.

Setelah melihat pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa

penayangan berita kriminalitas oleh stasiun-stasiun televisi memungkinkan

penonton untuk menjadi agresif baik karena meniru tokoh yang ada dalam

tayangan tersebut, memungkinkan terjadinya pengurangan kendali moral

Page 52: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

penontonnya, menumpulkan perasaan penonton , dan dapat menjadi stimulus

terhadap kecenderungan agresif yang telah ada dalam diri individu.

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat disimpulkan bahwa penayangan

berita kriminalitas “Patroli” di Indosiar memungkinkan individu yang

menontonnya untuk meniru tokoh yang ada dalam tayangan tersebut,

memungkinkan terjadinya pengurangan kendali moral penontonnya,

menumpulkan perasaan penonton , dan dapat menjadi stimulus terhadap

kecenderungan agresif yang telah ada dalam diri individu.

D. Hipotesis

Dari uraian di atas dapat diambil suatu hipotesis yaitu :

Ada pengaruh seringnya menonton acara televisi berita kriminalitas “Patroli”

terhadap agresivitas penontonnya.

Page 53: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel

Penelitian ini merupakan penelitian explanasi yaitu penelitian yang

bertujuan untuk menguji hubungan antar variabel yang dihipotesiskan, untuk

mengetahui apakah suatu variabel disebabkan atau dipengaruhi variabel yang lain

ataukah tidak. Adapun variabel-variabel yang akan diteliti yaitu:

• Variabel bebas : Seringnya menonton acara berita kriminalitas

“Patroli” di Indosiar

• Variabel tergantung : Agresivitas

B. Definisi Operasional

1. Agresivitas

Agresivitas adalah kecenderungan untuk menjadi agresif. Berdasarkan

pengertian agresivitas di atas maka agresivitas dapat di ukur dengan menggunakan

skala kecenderungan berperilaku agresif. Skala kecenderungan perilaku agresif ini

akan disusun berdasarkan pada pembagian tipe-tipe perilaku agresi (table 1)

menurut Buss (Buss, A. Psychology : Human In perspective, 1973) yang telah

diuraikan di bab II.

Page 54: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

2. Seringnya menonton acara berita kriminialitas “Patroli” di Indosiar

Seringnya menonton acara berita kriminalitas “Patroli” di Indosiar dilihat

dari seberapa sering individu menonton acara berita kriminalitas “patroli” dalam

satu minggu.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah pria dan wanita yang berusia antara 18 tahun

sampai dengan 28 tahun. Menurut Hurlock (Hurlock, E.B, Psikologi

Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, 1999) pada

usia ini individu berada pada tahap dewasa dini. Menurutnya masa dewasa dini

merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan

harapan-harapan sosial baru. Penyesuian diri ini menjadikan periode dewasa dini

menjadi suatu periode yang khusus dan sulit dari rentang hidup seseorang.

Perubahan status dari “anak-anak” menjadi “dewasa” membuat individu harus

menyesuaikan diri dengan tuntutan baru sebagai orang “dewasa”. Pada masa ini

individu dituntut untuk menjadi mandiri.

Hurlock (Hurlock, E.B, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan, 1999) mengatakan bahwa masa dewasa dini

adalah masa bermasalah dan masa ketegangan emosional. Berkaitan dengan

penyesuaian individu dengan peran baru, pola-pola kehidupan yang baru,

harapan-harapan dan tekanan yang berasal dari lingkungan yang menyebabkan

masa ini terlihat sebagai masa yang bermasalah dan masa ketegangan emosional.

Page 55: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

Dengan demikian secara singkat yang akan menjadi subjek penelitian ini adalah

subjek-subjek yang memiliki ciri sebagai berikut:

1. Berusia antara 18-28 tahun.

2. Berjenis kelamin laki-laki atau perempuan.

3. Berdomisili di D.I Yogyakarta.

D. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di Yogyakarta secara keseluruhan. Pertimbangan

memilih Yogyakarta karena daerah Yogyakarta lebih dari setengah penduduknya

adalah mahasiswa dan pelajar. Selain itu tingkat kejahatan di yogyakarta juga

termasuk tinggi, hal ini dapat dilihat dari pemberitaan tentang kejahatan yang

terjadi di daerah Yogyakarta yang hampir ada setiap harinya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan skala pengukuran

yang telah diujicobakan terlebih dahulu pada sekelompok responden yang

memiliki ciri yang sama dengan ciri-ciri yang dimiliki subjek penelitian. Ujicoba

ini bertujuan untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut telah memenuhi

validitas isi dan reliabilitas alat ukur sehingga dapat digunakan dalam penelitian.

Dengan demikian alat ukur tersebut diasumsikan telah dapat mengungkap apa

yagn ingin diungkap secara konsisten dalam pengukuran.

Ada 2 (dua) jenis skala yang digunakan dalam penelitaian ini yang

pertama adalah skala kecenderungan berperilaku agresif dan skala yang kedua

Page 56: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

adalah skala yang digunakan untuk mengukur seringnya menonton acara berita

kriminalitas.

1. Skala kecenderungan berperilaku agresif

Skala kecenderungan berperilaku agresif digunakan untuk mengungkap

kecenderungan subjek untuk menjadi agresif. Aitem dari skala kecenderungan

menjadi agresif ini disusun berdasarkan 8 (delapan) jenis perilaku agresif menurut

Buss (Buss, A, Psychology : Human In perspective, 1973) yaitu :

a. Perilaku agresif aktif fisik langsung

b. Perilaku agresif aktif verbal langsung

c. Perilaku agresif aktif fisik tidak langsung

d. Perilaku agresif aktif verbal tidak langsung

e. Perilaku agresif pasif fisik langsung

f. Perilaku agresif pasif verbal langsung

g. Perilaku agresif pasif fisik tidak langsung

h. Perilaku agresif pasif verbal tidak langsung

Metode yang digunakan dalam penyusunan skala kecenderungan

berperilaku agresif ini adalah metode Likert yang telah dimodifikasi. Pilihan

jawaban pada masing-masing aitem terdiri dari 4 (empat) kategori yaitu sebagai

berikut:

a. Sangat Setuju (SS)

b. Setuju (S)

c. Tidak Setuju (TS)

d. Sangat Tidak Setuju (STS)

Page 57: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

Setiap kategori pilihan jawaban diatas akan diberi skor. Pemberian skor

pada setiap pilihan jawaban didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:

a. Untuk aitem-aitem yang favorable jawabannya : Sangat Setuju (SS), Setuju

(S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS) masing-masing diberi skor

: 4, 3, 2, 1.

b. Untuk aitem-aitem yang unfavorable jawabannya: Sangat Setuju (SS), Setuju

(S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS) masing-masing diberi skor

: 1, 2, 3, 4.

Berikut ini adalah sebaran aitem dari tiap dimensi perilaku agresi sebelum

dilakukan uji coba. Ada 8 (delapan) tipe agres yang akan diungkap dalam skala

ini. Skala kecenderungan berperilaku agresif mencakup aitem yang favorable dan

yang unfavorable. Aitem yang favorable adalah aitem-aitem yang mengarah pada

kecenderungan berperilaku agresif sedangan aitem-aitem yang unfavorable adalah

aitem-aitem yang tidak mendukung kecenderungan berperilaku agresif Total

seluruh aitem yang digunakan sebelum ujicoba ini adalah 64 aitem. Secara lebih

rinci dapat dilihat pada table 2 dibawah ini:

Tabel 2

Kisi-kisi sebaran Aitem skala Agresivitas sebelum ujicoba

Aspek No Aitem Jml Agresif aktif fisik langsung (FAL) 1, 9, 17, 25, 33, 41, 49, 57 8 Agresif aktif verbal langsung 2, 10, 18, 26, 34, 42, 50, 58 8 Agresif aktif fisik tidak langsung 3, 11, 19, 27, 35, 43, 51, 59 8 Agresif aktif verbal tidak langsung 4, 12, 20, 28, 36, 44, 52, 60 8 Agresif pasif fisik langsung 5, 13, 21, 29, 37, 45, 53, 61 8 Agresif pasif verbal langsung 6, 14, 22, 30, 38, 46, 54, 62 8 agresif pasif fisik tidak langsung 7, 15, 23, 31, 39, 47, 55, 63 8 Agresif pasif verbal tidak langsung 8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64 8

TOTAL 64

Page 58: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

Pada tabel 2 di atas aitem dibagi menjadi aitem yang favorable dan unfavorable.

Aitem yang favorable ditunjukkan dengan ditebalkan atau bold pada angka nomor

soal.

2. Alat ukur untuk mengukur seberapa sering menonton berita kriminalitas.

Alat ukur ini bertujuan untuk mengukur seberapa sering subjek menonton

berita kriminalitas “Patroli” dalam 1 (satu) minggu. Alat ukur ini berupa angket

yang berisikan pertanyaan-pertanyaan tentang seberapa sering menonton berita

kriminalitas “patroli” dalam seminggu. Pilihan jawaban pada skala ini adalah

sebagai berikut:

a. Tidak pernah

b. 1-3 kali/minggu

c. 4-6 kali/minggu

d. Setiap hari

Setiap kategori jawaban yang diberikan akan diberi skor. Pemberian skor pada

setiap pilihan jawaban adalah sebagai berikut:

a. Tidak Pernah diberi skor 1

b. 1-3 kali/minggu diberi skor 2

c. 4-6 kali/minggu diberi skor 3

d. Setiap Hari diberi skor 4

F. Validitas dan Reliabilitas

Alat ukur yang telah dibuat oleh peneliti akan melalui tahap ujicoba

terlebih dahulu. Tahap ujicoba ini bertujuan agar diperoleh suatu alat ukur yang

Page 59: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

akurat dan dapat dipercaya. Keakuratan dan tingkat kepercayaan alat ukur dapat

menunjukan baik tidaknya suatu alat ukur. Alat ukur yang baik adalah alat ukur

yang memiliki validitas dan reliabilitas yang baik.

Azwar (Azwar, Syaifuddin, Penyusunan Skala Psikologi, 1999)

mendefinisikan validitas/kesahihan sebagai sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya. Skala yang memiliki

validitas yang tinggi merupakan skala memberikan hasil ukur yang sesuai dengan

maksud dilakukannya pengukuran. Dalam penelitian ini yang akan digunakan

adalah validitas isi yaitu validitas yang telah diestimasi lewat pengujian terhadap

isi skala dengan analisis rasional/professional judgement (Azwar, Syaifuddin,

Penyusunan Skala Psikologi, 1999). Untuk menghindari bias subjektivitas dalam

melakukan analisis rasional terhadap aitem-aitem yang telah disusun maka

peneliti tidak melakukan penilaian ini seorang diri tapi juga dibantu oleh dosen

pembimbing skripsi.

Seleksi aitem pada skala dalam penelitian ini dilakukan dengan memakai

koefisien korelasi aitem-total (rix) yang nantinya akan menghasilkan indeks daya

beda aitem. Daya beda aitem diperoleh dengan teknik komputasi product moment

dari Pearson. Perhitungan dilakukan dengan mengkorelasikan skor subjek pada

aitem yang bersangkutan dengan skor total. Indeks daya beda aitem bergerak dari

0 sampai dengan 1,00 dengan tanda positif dan negatif. Kriteria pemilihan aitem

berdasarkan korelasi aitem-total (rix) biasanya menggunakan batasan kriteria rix �

0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal � 0,30 daya

bedanya dianggap memuaskan (Azwar, Syaifuddin, Penyusunan Skala Psikologi,

Page 60: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

1999). Namun jika jumlah aitem yang memenuhi batasan ini tidak mencukupi

jumlah yang diinginkan maka dapat menurunkan batas kriteria rix dari 0,30

menjadi 0,25 tetapi menurunkan batas kriteria rix dibawah 0,02 sangat tidak

disarankan (Azwar, Syaifuddin, Penyusunan Skala Psikologi, 1999).

Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur, yang

mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 1999). Reliabilitas

menunjukan sejauh mana hasil suatu alat pengukuran dapat dipercaya. Dalam

aplikasinya reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (rxx’) dimana

angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin mendekati

angka 1,00 maka semakin tinggi reliabilitasnya dan sebaliknya semakin

mendekati 0 berarti reliabilitas semakin rendah.

Teknik uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

koefisien reliabilitas alpha cronbach. Prosedur pengujian dalam tekink ini

dilakukan dengan cara, skala yang akan diestimasi reliabilitasnya akan dibelah

menjadi dua bagian, dimana bagian yang satu dengan bagian yang lain memiliki

jumlah aitem yang sama banyaknya.

G. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini, akan dianalisis dengan

menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson menggunakan

software SPSS for Windows versi 10.

Page 61: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

BAB IV

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Penelitian

Pada tahap ini ada beberapa hal yang dilakukan oleh peneliti yaitu

melakukan ujicoba pada alat ukur sehingga nantinya akan diperoleh alat ukur

yang reliabel dan valid. Kemudian setelah uji coba akan dilakukan pengukuran

reliabilitas dan validitas alat ukur yang diujicobakan, kemudian tahap akhir adalah

tahap analisis aitem.

1. Uji coba Alat Ukur

Tahap uji coba dilakukan untuk memperoleh alat ukur reliabel dan valid

sebelum dikenakan pada subjek penelitian yang sebenarnya. Ujicoba ini dilakukan

dengan cara random, yaitu diberikan pada subjek yang memiliki ciri-ciri yang

hampir sama atau sama dengan subjek penelitian nantinya. Total keseluruhan

subjek ujicoba yaitu sebanyak 40 orang.

Data yang diperoleh dari ujicoba ini kemudian akan dilakukan uji validitas

dan uji reliabilitas, uji reliabilitas dilakukan dengan bantuan softwear SPSS.10.

2. Reliabilitas dan validitas alat ukur

a). Validitas isi

Validitas isi diselidiki dengan analisis rasional terhadap isi tes serta

didasarkan pada penilaian (judgement) yang sifatnya subjektif. Pengujian

validitas isi dilakukan sebelum uji coba terhadap alat ukur dilaksanakan. Analisi

validitas isi dilakukan dengan cara memeriksa relevansi antar aitem-aitem yang

Page 62: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

telah disusun dengan atribut psikologis yang ingin diukur (Azwar, Syaifuddin,

Penyusunan Skala Psikologi, 1999). Kesesuaian antara aitem dengan aspek yang

diukur dapat dilakukan dengan cara membandingkan aitem yang telah dibuat

dengan table spesifikasi atau blue-print yang memuat bagian dari isi tes dan

kompetensi yang akan diukur dalam tiap bagian sesuai dengan kawasan ukur.

Analisis rasional ini selain diperiksa oleh peneliti juga dikoreksi oleh dosen

pembimbing.

b). Analisis aitem

Seluruh analisi aitem dilakukan dengan bantuan komputer,

menggunakan software SPSS for Windows versi 10. Hasil analisi skala

pengukuran agresivitas menunjukan dari 64 aitem yang diujicobakan terdapat 52

aitem yang sahih dan 12 aitem yang gugur. Angka rix aitem yang sahih antara

0,2733 – 0,6922. Agar komposisi jumlah aitem tiap komponen tetap proporsional

dan seimbang maka aitem yang memiliki korelasi terkecil dalam tiap komponen

dibuang. Pada akhirnya diperoleh 40 aitem yang akan digunakan dalam penelitian.

Aitem yang gugur adalah aitem nomor 1, 7, 14, 17, 30, 33, 42, 47, 55, 61, 62 dan

64. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1

Dari aitem-aitem yang sahih ini kemudian dilakukan penyusunan

ulang, sehingga distribusi aitem skala agresivitas yang dilakukan dalam

pengambilan data yang sesungguhnya menjadi sebagaimana yang tampak pada

table 4 dan 5 berikut ini:

Page 63: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

Tabel 3

Sebaran aitem skala agresivitas setelah uji coba

Nomor Aitem Aspek Unfa

J

ml Agresif aktif fisik langsung 25, 49 9, 5 Agresif aktif verbal langsung 2, 34, 58 10, 5 Agresif aktif fisik tidak langsung 19, 35, 27, 5 Agresif aktif verbal tidak langsung 20, 52, 4, 44 5 Agresif pasif fisik langsung 13, 21, 45 5 Agresif pasif verbal langsung 22, 38, 6 5 agresif pasif fisik tidak langsung 15, 23, 31 5 Agresif pasif verbal tidak langsung 32, 48, 16, 5

TOTAL 26 14 4

Tabel 4

Susunan nomor aitem skala agresivitas pada saat penelitian

No Aitem Aspek Unfav

J

ml Agresif aktif fisik langsung 14, 29 4, 24, 5 Agresif aktif verbal langsung 11, 20, 6,26 5 Agresif aktif fisik tidak langsung 1, 18, 5, 30 5 Agresif aktif verbal tidak langsung 21, 27, 3, 12 5 Agresif pasif fisik langsung 9, 10, 15,38 5 Agresif pasif verbal langsung 13, 22, 16 5 agresif pasif fisik tidak langsung 25, 31, 2 5 Agresif pasif verbal tidak langsung 7, 17, 8, 23 5

TOTAL 26 14 4

Page 64: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

c). Uji reliabilitas alat ukur

Uji reliabilitas alat ukur dilakukan dengan bantuan komputer, dengan

menggunakan program uji keandalan Koefisien Korelasi Alpha dari Cronbach

dari software SPSS for Windows versi 10. Berdasarkan estimasi reliabilitas,

didapat bahwa skala agresivitas memiliki koefisien Alpha sebesar 0,9010. Ini

berarti bahwa instrument ini reliabel.

B. Pelaksanaan Penelitian

Setelah alat ukur selesai diuji coba, selanjutnya alat ukur dapat digunakan

dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan meyebarkan skala ukur secara

acak pada subjek-subjek dengan ciri-ciri yang sesuai dengan subjek penelitian.

Seperti yang telah disebutkan dalam bab sebelumnya, subjek dalam penelitian ini

adalah yang berusia 18 tahun ke atas, laki-laki atau perempuan, dan berdomisili di

Yogyakarta. Dalam penelitian ini ada 150 buah kuesioner yang disebarkan. Dari

150 buah kuesioner itu 18 buah tidak dikembalikan, sehingga hanya ada 132 buah

kuesioner yang akan dianalisis dalam penelitian ini.

C. Deskripsi Data Penelitian

Melalui hasil pengumpulan data penelitian diperoleh deskripsi penelitian

sebagai berikut:

Tabel 5

Deskripsi Data Penelitian

Mean Variabel N Teoritis Empiris

X Min X Max SD

Agresivitas 132 100 82,16 51 109 10,657 Seringnya

menonton patroli 132 2,5 2,02 1 4 0,842

Page 65: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

Dari deskripsi data di atas, pada skala agresivitas diperoleh mean empiris sebesar

82,16 lebih besar dari pada mean teoritis yaitu 100. Hal ini menunjukkan bahwa

nilai skor rata-rata subjek rendah. Demikian pula pada skala seringnnya menonton

“patroli” mean empirik 2,02 lebih kecil dari pada mean hipotetik yaitu 2,5 artinya

rata-rata skor subjek cukup rendah.

Hasil penelitian ini kemudian akan dikelompokkan ke dalam beberapa

kategorisasi berdasarkan skor pada agresivitas dan skor seringnnya menonton

“patroli”, yaitu dengan menetapkan kriteria kategorisasi. Subjek akan

dikelompokkan ke dalam 3 kategori yaitu:

Tabel 6

Norma Kategorisasi Skor

Skor Kategori X < (µ-1,0�) Rendah

(µ-1,0�) � X <(µ+1,0�) Sedang (µ+1,0�) � X Tinggi

Pada variabel agresivitas memiliki 40 aitem, dengan skor: 1, 2, 3, 4 dan

skor minimum: 40, skor maksimum: 160, luas jarak = 120, maka Standar Deviasi

(�) : 120/6 = 20, dan mean teoritis (µ) : 40x2,5 = 100. Setelah dihitung diperoleh

kategori sebagai berikut:

Tabel 7

Kategori Skor Subjek pada Skala Agresivitas

Skor Rentang Nilai Kategori Jumlah % X < (µ-1,0�) X < 80 Rendah 49 37,2

(µ-1,0�) � X <(µ+1,0�) 80 � X < 120 Sedang 83 62,8 (µ+1,0�) � X 120 � X Tinggi 0 0

Page 66: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

Berdasarkan data pada table 8, subjek hanya terbagi dalam 2 kategori yaitu

rendah dan sedang. Jumlah subjek dengan kategori rendah yaitu 49 orang (37,2%)

dan kategori sedang sebanyak 83 orang (62,8%).

Untuk variabel seringnnya menonton “patroli”, jumlah aitem : 1 aitem,

skor minimum : 1, skor maksimum : 4, luas jarak = 3, maka Standar Deviasi (� ):

3/6 = 0,5 dan mean teoritis (µ) : 1x2,5 = 2,5, setelah dilakukan penghitungan

maka diperoleh kategori sebagai berikut :

Tabel 8

Kategori Skor Subjek pada Skala Televisi

Skor Rentang Nilai Kategori Jumlah % X < (µ-1,0�) X < 2 Rendah 39 29,5%

(µ-1,0�) � X <(µ+1,0�) 2 � X < 3 Sedang 57 43,2% (µ+1,0�) � X 3 � X Tinggi 36 27,3%

Berdasarkan tabel 9, subjek terbagi dalam 3 kategori yaitu rendah, sedang dan

tinggi. Jumlah subjek pada kategori rendah 39 orang (29,5%), sedang 57 orang

(43,2%) dan tinggi 36 orang (27,3%).

D. Analisi Hasil Penelitian

Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi

yang meliputi uji normalitas sebaran dan uji linearitas hubungan. Uji asumsi ini

dilakukan untuk memenuhi syarat penggunaan analisis korelasi, selain itu uji

asumsi juga dilakukan untuk memperoleh kesimpulan yang tidak menyimpang

dari yang seharusnya.

Page 67: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

1. Uji Normalitas Sebaran

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebaran

variabel bebas dan tergantung bersifat normal atau tidak. Pengujian dilakukan

dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dalam program

SPSS for Window versi 10. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini :

Tabel 9

Hasil Uji Normalitas Sebaran

Agresivitas Televisi Kolmogorov-Smirnov 0,895 2,735

Asymp.Significant (2-tailed) 0,400 0,137

Berdasarkan hasil uji normalitas sebaran, diketahui bahwa distribusi sebaran

variabel bebas dan variabel tergantung bersifat normal karena signifikansi ke dua

variabel lebih besar daripada 0,05 (p>0,05).

2. Uji Linearitas Hubungan

Uji linearitas hubungan dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan

antara skor agresivitas dengan skor seringnya menonton patroli berupa garis lurus

atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS for

Window versi 10 yaitu test for linearity. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel

10 berikut ini :

Tabel 10

Hasil Uji Linearitas Hubungan

F Sig. (Combined) 0,270 0,847

Linearity 0,176 0,675

TV * Agresivitas

Between Groups Deviation from

Linearity 0,316 0,730

Page 68: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

Berdasarkan hasil uji linearitas hubungan, diketahui bahwa distribusi hubungan

variabel bebas dan variabel tergantung berupa garis lurus karena signifikansi ke

dua variabel lebih besar daripada 0,05 (p>0,05).

3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi

Product moment Pearson dan bantuan program SPSS for Window versi 10. Taraf

signifikansi adalah 0,05. Dari hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi (R)

sebesar 0,067 dengan signifikansi sebesar 0,337 yang artinya kedua variable

berkorelasi positif karena probabilitasnya lebih besar dari 0,05 (p>0,05). Hasil

hipotesis menunjukan hubungan positif antara menonton berita kiriminalitas

“Patroli” dengan agresivitas penontonnya. Dengan kata lain semakin sering

menonton acara “Patroli” maka semakin meningkat (tinggi) agresivitasnya,

demikian juga sebaliknya semakin jarang menonton “Patroli” maka semakin

rendah agresivitasnya. Sumbangan televisi terhadap agresivitas dapat dilihat

melalui koefisien determinasinya (R2), yaitu sebesar 0,004 berarti televisi

menyumbang 0,4% terhadap agresivitas. Sumbangan sebesar 99,6% terhadap

agresivitas diperoleh dari faktor lain.

E. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh sering

menonton acara kriminalitas “Patroli” di Indosiar terhadap agresivitas

penontonnya. Hasil analisis data pada penelitian ini, diperoleh koefisien korelasi

product moment sebesar 0,067 dan signifikansi sebesar 0,337 (p<0,05). Koefisien

Page 69: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

korelasi yang positif ini menunjukkan hubungan positif antara seringnya

menonton acara “Patroli” dengan agresivitas penontonya, yang artinya bila terjadi

peningkatan pada suatu variabel maka variabel yang lain akan meningkat

demikian juga sebaliknya. Individu yang sering menonton acara “Patroli” maka

agresivitasnya akan tinggi, sebaliknya jika individu jarang menonton acara

“Patroli” maka agresivitasnya rendah.

Jadi penelitian ini menujukkan bahwa individu yang sering menonton

acara “patroli” akan memiliki agresivitas yang lebih tinggi dari pada inividu yang

tidak sering menonton acara “patroli”.

Hasil ini sesuai dengan teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya.

Media massa, termasuk televisi didalamnya, memiliki fungsi sebagai identitas

pribadi. Denis McQuail (McQuail, Denis, Teori Komunikasi Massa: Suatu

Pengantar, 1987) menyebutkan bahwa sebagai identitas pribadi media massa

membantu individu dalam menemukan penunjang nilai pribadi, menemukan

model prilaku serta juga mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai lain dalam media

massa. Hal ini tidak lepas dari format acara “partoli”, di mana acara ini hanya

khusus menayangkan berita-berita kriminalitas saja. Tentunya selain format acara

yang demikian, diri individu yang menontonnya juga berpengaruh. Freud (Krahé,

Barbara, Perilaku Agresif, 2005) dalam teori psikoanalis menyebutkan bahwa

dorongan agresif memang telah dimiliki oleh tiap individu.sejauh mana inividu

akan menyalurkan dorongan agresifnya tergantung pada apa yang akan diperoleh

oleh individu, atau sejauh mana reward yang akan diperoleh jika individu

Page 70: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

melakukan perilaku agresif dan sebesar apa punishment yang akan diterimannya

jika melakukannya.

Krahe (Krahé, Barbara, Perilaku Agresif, 2005) menyebutkan bahwa ketika

individu menyaksikan kekerasan di media dapat terjadi peningkatan agresivitas,

ini dikarenakan ketika menyaksikan kekerasan di media akan muncul rangsangan

yang memicu peningkatan agresivitas. Krahe (Krahé, Barbara, Perilaku Agresif,

2005) juga menyebutkan selain rangsangan, kekerasan di media dapat

memberikan respon agresi yang baru pada individu atau individu mempelajari

respon agresi yang lain,

Sumbangan efektif televisi terhadap agresivitas sebesar 0,4% sedangkan

99,6% lainnya berasal dari faktor lain.. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis

yang menunjukan bahwa koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 0,004.

Faktor lain yang berpengaruh adalah kemampuan individu untuk menghindari

respon agresif tersebut. Teori pengalihan rangsangan menyebutkan bahwa respon

agresif individu tergantung dari bagaimana individu menginterpretasikan stimulus

yang diterimanya. Ketika individu menganggap suatu stimulus sebagai hal yang

menimbulkan amarah dan frustrasi maka akan memunculkan respon agresif.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya kekerasan di televisi bukan satu-

satunya pemicu munculnya agresivitas pada individu. Krahe (Krahé, Barbara.,

Perilaku Agresif, 2005) menyebutkan hal lain yang juga berpengaruh terhadap

agresivitas antara lain adalah self esteem, iritabilitas, kerentanan emosional

(emotional susceptibility), dissipation versus rumination, gaya atribusional

Page 71: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

bermusuhan (hostile attributional style), temeperatur, kebisingan, polusi udara dan

crowding.

Baumeister dan Boden (Krahé, Barbara, Perilaku Agresif, 2005)

berpendapat bahwa individu dengan self esteem yang tinggi lebih rentan terhadap

perilaku agresif terutama dalam menghadapi stimulus negatif yang dipersepsi

sebagai ancaman terhadap self-esteemnya.

Iritabilitas (irritability), mengacu pada kecenderungan untuk bereaksi

secara impulsif, kontroversial, atau kasar terhadap provokasi atau sikap tidak

setuju bahkan yang paling ringan sekalipun, yang bersifat habitual (Krahé,

Barbara, Perilaku Agresif, 2005). Individu yang berada dalam kondisi irritable

menunjukan tingkat agresi yang lebih tinggi dari pada individu yang non irritable.

Caprara dan kolega (Krahé, Barbara, Perilaku Agresif, 2005) mengatakan

kerentanan emosional (emotional susceptibility), individu yang rentan secara

emosional memperlihatkan perilaku agresif yang lebih tinggi, terutama mengikuti

frustrasi yang sebelumnya dialami.

Krahe ((Krahé, Barbara, Perilaku Agresif, 2005) menjelaskan dissipation

(pikiran kacau) versus rumination (perenungan), individu yang dispator yang

tinggi dan ruminator yang rendah, dengan cepat menanggapi provokasi atau

bermusuhan tanpa terlalu banyak menghabiskan waktu dan usaha untuk

memikirkan pengalaman itu. Dia juga menjelaskan gaya atribusional bermusuhan

(hostile attributional style) mengacu pada kecenderungan kebiasaaan individu

untuk menginterpretasikan stimulus yang ambigu dengan cara bermusuhan dan

agresif.

Page 72: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

Anderson dan Anderson (Krahé, Barbara, Perilaku Agresif, 2005)

menyatakan temperatur juga mempengaruhi agresivitas individu, dalam

temperatur yang panas individu cenderung untuk melakukan tindakan atau respon

negatif Selain temperatur, crowding, kebisingan dan polusi udara yang tinggi akan

membuat individu memunculkan perilaku agresifnya.

Selanjutnya dari data penelitian, hasil penelitian ini menunjukan bahwa

mayoritas subjek dalam penelitian ini tergolong memiliki tingkat agresivitas yang

sedang. Dari jumlah total subjek yang sebanyak 132 orang, 83 orang atau 62,8%

termasuk kategori agresivitas sedang, 49 orang atau 37,2% lainnya termasuk

kategori agresivitas rendah. Tidak ada responden yang termasuk kategori

agresivitas tinggi (0%).

Hasil kategorisasi pada skala seringnnya menonton “patroli” diperoleh data

dari 132 subjek diketahui 39 orang (29,5%) termasuk dalam kategori rendah , 57

orang (43,2%) termasuk dalam kategori sedang, dan 36 orang (27,3%) termasuk

kategori tinggi. Hasil ini menunjukan bahwa ada subjek yang termasuk dalam

kategori tinggi yaitu sebanyak 36 orang (27,3%) sedangkan pada skala agresivitas

tidak ada subjek yang termasuk dalam kategori tinggi. Padahal diketahui bahwa

antara kedua variabel ini terdapat suatu korelasi positif, di mana peningkatan pada

variabel yang satu akan meningkatakan variabel yang lain juga. Kemungkinan hal

ini terjadi karena ada pengaruh dari faktor yang lain, Krahe (Krahé, Barbara,

Perilaku Agresif, 2005) mengatakan ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi

perilaku agresif individu seperti kepribadian individu sekalipun temuan tentang

pengaruh kepribadian terhadap agresi masih sedikit namun para ahli meyakini

Page 73: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

kepribadian ini berpengaruh terhadap agresi individu, self esteem, iritabilitas,

kerentanan emosional (emotional susceptibility), dissipation versus rumination,

gaya atribusional bermusuhan (hostile attributional style), temeperatur,

kebisingan, polusi udara dan crowding.

Page 74: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah ada hubungan

positif antara seringnya menonton acara berita kriminalitas “Patroli” di Indosiar

terhadap agresivitas penontonnya. Ini berarti bahwa dengan semakin sering

individu menonton acara berita kriminalitas “Patroli” maka kemungkinan

agresivitasnya juga akan tinggi.Sumbangan efektif variable seringnnya menonton

acara berita kriminalitas “patroli” di indosiar sebesar 0,04%

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran dapat diberikan yaitu :

• Bagi peneliti selanjutnya.

Data penelitian yang menunjukan sumbangan efektif tayangan kekerasan di

televisi hanya menyumbang 0,004 atau sebesar 0, 04% terhadap agresivitas dan

99,6% adalah pengaruh variabel yang lain. Hal ini berarti ada variabel-variabel

lain yang mempengaruhi agresivitas itu selain tayangan televisi. Variabel-variabel

lain itu seperti yang dikemukakan Krahe (Krahé, Barbara, Perilaku Agresif, 2005)

yaitu kemampuan individu untuk kontrol diri, self esteem, iritabilitas (irritability),

kerentanan emosional (emotional susceptibility), dissipation versus rumination,

gaya atribusional bermusuhan (hostile attributional style), temeperatur,

Page 75: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

kebisingan, polusi udara dan crowding. Selain itu juga diharapkan bagi peneliti

selanjutnya untuk dapat memasukkan komponen-komponen lain dalam skala

agresivitas sehingga nantinya akan didapat data yang lebih akurat lagi.

Page 76: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

Daftar Pustaka

Anwar, Yasmil S.H, M.Si,. (2003). Pelanggaran HAM, Tayangan Kriminalitas di TV.

Azwar, Syaifuddin. (1999). Penyusunan Skala Psikologi; Yogyakarta; Pustaka

Pelajar Offset. Bandura, Albert. (1973). Aggression A Social Learning Analysis; New Jersey;

Prantice-Hall, Inc. Baron, R.A., & Byrne, D. (1997). Social Psychology 8th Edition; Massachusette;

Allyn & Bacon, Inc. Baron, A., Robert. (1995). Psychology 3rd Edition; Boston; Allyn and Bacon Inc. Berkowitz, Leonard. (1980) A Survey Of Social Psychology 2nd Edition; Nolt,

Rinehart and Winston. _________(1995). Agresi : Sebab dan Akibat; Jakarta; Pustaka Binaman

Pressindo. Bittner, R. John. (1996). Mass Communication 8th Edition, Massachusette; Allyn

&Bacon, Inc. Buss, A. (1973). Psychology : Human In perspective; New York; John Willey and

Sons, Inc. Braum, JAY., Darwyn S Linder & Isaac Asimov. (1979). Psychology Today: An

Introduction 4th Edition; New York; Random House. Chaplin, J.P. (1989). Kamus Lengkap Psikologi; Jakarta; PT. RajaGrafindo

Persada. Chen, Ph.D.,Milton.(1996). Anak-anak dan Televisi: Panduan Orang Tua

Mendampingi Anak-anak Menonton TV; Jakarta; PT. Gramedia Pustaka Utama.

Dominick, R. Joseph. (1983). The Dynamics Of Mass Communication; New York,

Random House. Effendy, M.A.,Drs. Onong Uchjana. (1989). Kamus Komunikasi, Bandung,

Mandar Maju.

Page 77: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

Faisal, Sanapiah. (1999). Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada.

Femina no 42/XXXI tanggal 16-22 Oktober 2003 Freedman, J.L., David, O.S & J.M, Carlsmith. (1981). Social Psychology; New

Jersey; Prantice Hall. Hall. C, Calvin & Gardner Lindzey (1993) Teori-Teori Psikodinamik (Klinis);

Penerbit Kanisius. Harvey, J.P. & Smith, W.P. (1977). Social Psychology : An Atributtional

Approach; Saint Louise; The Masby Company. Hergenhhn, B.R & Metthew H Olson. (1983). An Intoduction to theories of

Learning Huffman, K. M, Vernoy & J Vernoy (1997). Psychology In Action; USA; John

Willey and Sons, Inc. Hurlock, E.B. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Jakarta. Erlangga. Johnson, R.C. & Medinnus, G.R. (1974). Child Psychology Behavior &

Developmen; New York; John Willey and Sons, Inc. Koeswara, E. (1998). Agresi Manusia; Bandung; PT Eresco.

Krahé, Barbara. (2005). Perilaku Agresif; Yogyakarta; Pustaka Pelajar Offset. McQuail, Denis. (1987). Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar; Jakarta; PT

Erlangga. Myers, D.G., (1999). Psychology social 6th Edition; McGrew-Hill Companies Inc. Muda, Tim. (2003). Telah Laku Terjual: Kekerasan di Televisi Rakhmat.,M.Sc.,Drs. Jalaluddin. (1985). Psikologi Komunikasi; Bandung; CV.

Remadja Karya. Sadiman, Arief. S. (1999). Pengaruh Televisi pada Perubahan Perilaku Salim, Drs. Peter., Yenny Salim. (1991). Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer;

Jakarta; Modern English Press.

Page 78: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

Sears, D.O., J.L. Freedman & Letitia Anne Peplau. (1991). Psikologi Sosial Jilid 2; Jakarta; PT Erlangga.

Sudarsono. S.H., Drs. (1992). Kamus Hukum; Jakarta; PT. Rineka Cipta. Susanto-Sunario, Prof. Dr. Astrid. S (1993) Globalisasi dan Komunikasi; Jakarta;

Pustaka Sinar Harapan. Tan, Alexis S. (1985). Mass Communication Theories and Research 2nd Edition;

New York; Macmillan Publishing Company. Taylor, S.E., David. O.S & Letitia Anne Peplau. (2000). Social Psychology 3th

edition; New Jersey; Prentice Hall International Inc. Vedantam, Shankar. (2002). Study Ties Television Viewing to Aggression Adults

Affected As well As Children Wahyudi, J.B, Drs. (1986). Media Komunikasi Massa Televisi; Bandung; P.T.

Alumni. Winarsunu, Tulus. (2004). Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan;

Malang; UMM Press. Worchel, S., Cooper, J. (1979). Understanding Social Psychology 3rd Edition;

Illinois: The Dorsey Press _________(1983) Understanding Social Psychology 3rd Edition; Illinois: The

Dorsey Press. Wowessays. ( 2003). TV Violance Zande, James W Vander. (1984). Social Psychology 3rd Edition; New York;

Random House. Zimbardo, P.G, Ruch, F.L. (1983). Psychology and Life 9th Edition; Illinois: Scot,

Foresman and company.

Page 79: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

LAMPIRAN UJICOBA

Page 80: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

ANGKET II

Bayangkan anda berada dalam situasi seperti pada pertanyaan-pertanyaan

dibawah ini. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang menurut anda sesuai

dengan keadaan diri anda. Setiap orang memiliki sikap dan pilihan yang berbeda,

karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri anda sendiri.

Tidak ada pilihan jawaban yang dianggap salah dan benar.

STS : Sangat Tidak Sekali TS : Tidak Setuju S : Setuju SS : Sangat Setuju

Nama : Usia : Pekerjaan : Jenis Kelamin : No PERTANYAAN STS TS S SS

1 Menurut saya melempari aparat keamanan dengan batu saat demonstrasi adalah hal yang wajar.

2 Menurut saya merusak benda milik orang yang membuat saya marah adalah hal yang wajar.

3 Karena Rita tidak menyukai Rina, maka Rita selalu menghindari pertemuan dengan Rina.

4 Saya mampu mengendalikan amarah saya sekalipun saya sedang kesal.

5 Walaupun sering dibuat jengkel oleh teman, saya selalu berusaha untuk tidak marah.

6 Saya tidak pernah menuduh orang lain bersalah. 7 Saya mau menyapa lebih dahulu orang yang saya benci 8 Saya akan menjawab telepon dari orang yang membuat

saya jengkel.

9 Tawuran pelajar adalah hal yang tidak menyenangkan. 10 Saya akan meminjamkan benda yang dibutuhkan teman

saya sekalipun saya tidak menyukainya.

11 Saya mau bekerja sama dengan orang yang saya benci. 12 Saya tetap menjaga hubungan baik dengan orang yang

saya benci.

13 Saya suka memberi nama julukan kepada orang yang saya benci.

14 Saya senang membujuk teman-teman saya supaya memusuhi orang yang saya benci.

Page 81: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

15 Menurut saya mengacuhkan orang yang dibenci adalah wajar.

16 Saya akan mendukung pendapat teman saya sekalipun saya membencinya.

17 Menampar orang yang membuat saya jengkel adalah hal yang wajar.

18 Saya mau membantu teman yang membuat saya kesal 19 Yoyok membenci Rudi maka ketika Rudi lewat Yoyok

menjulurkan kakinya dengan segaja supaya Rudi terjatuh.

20 Saya senang membuat orang yang saya benci kalah dalam pertandingan yang diikutinya.

21 Karena saya dipermalukan oleh teman, maka pantas dia saya caci maki.

22 Saya senang menyebarkan gosip tentang keburukan orang yang membuat saya jengkel.

23 Saya akan berpura-pura tidak mendengar sapaan orang yang saya benci.

24 Menurut saya menyemangati teman yang sedang berkelahi adalah hal yang menyenangkan.

25 Perasaan saya lega setelah saya menampar orang yang membuat saya merasa jengkel.

26 Saya tidak menyukai teman kos saya, maka saya tidak akan mau membukakan pintu ketika saya tahu dia pulang kemalaman.

27 Walaupun sering dibuat kesal oleh teman, saya tetap akan membantu dia jika dia butuh bantuan saya.

28 Saya berusaha bekerja dengan baik walaupun saya jengkel pada orang yang menyuruh saya.

29 Saya tidak senang mengertak orang lain agar mereka ketakutan

30 Lita membenci Rena, maka Lita mengadu domba Rena dengan teman akrabnya sendiri, agar mereka bertengkar.

31 Saya mau membalas sapaan orang yang saya benci 32 Karena Dita membenci Wina, maka Dita tidak mau

memberi tahu Wina kalau hari ini ada ujian.

33 Ikut memukul copet yang tertangkap oleh massa adalah hal yang menyenangkan.

34 Tono membenci Andi maka Tono menyembunyikan buku Andi agar dia gagal dalam ujian.

35 Karena Rudi membenci Bob maka Rudi menghalang-halangi Bob sehingga Bob tidak bisa lewat.

36 Fita tidak menyukai Ari, pemimpin kelompoknya maka Fita menolak menuruti perintah-perintah Ari.

Page 82: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

37 Saya akan mengutuk orang yang membuat saya merasa jengkel.

38 Siti membenci Tina, maka Siti sengaja menjelek-jelekan Tini didepan teman-teman yang lain.

39 Saya akan menolak keputusan yang dibuat oleh orang yang saya benci.

40 Saya tidak akan mengabaikan orang yang membuat saya jengkel.

41 Saya tidak akan memukul orang yang membuat saya kesal.

42 Menjebak orang yang saya benci adalah hal yang tidak menyenangkan.

43 Saya mau berada dalam satu ruangan dengan orang yang saya benci.

44 Menurut saya menunda pekerjaan dengan sengaja agar orang lain menjadi jengkel adalah hal yang tidak menyenangkan.

45 Saya tidak suka mengejek orang lain. 46 Karena Dewi membenci Sita, maka Dewi sengaja

menyindir Sita di depan teman-temannya.

47 Saya mau bertukar pikiran dengan orang yang sering membuat saya merasa jengkel.

48 Saya akan langsung menutup telepon dari orang yang membuat saya jengkel.

49 Ketika saya sedang berjalan, seseorang menyenggol saya maka saya tidak akan balik menyenggol orang tersebut.

50 Saya tidak suka menjebak orang lain 51 Saya senang menlihat orang yang saya benci

mengalami kegagalan.

52 Menurut saya sengaja datang terlambat kepertemuan agar orang lain merasa jengkel adalah hal yang menyenangkan

53 Saya sering memotong pembicaraan orang lain. 54 Karena Gina membenci Lily, maka Gita mengadu

domba Lily dengan temannya agar Lily dibenci oleh temanya itu.

55 Saya akan berpura-pura tidak melihat orang yang melanggar peraturan.

56 Bob membenci Andi sehingga setiap pembicaraan yang dilontarkan Andi tidak ditanggapi oleh Bob

57 Saya tidak senang menakut-nakuti teman dengan benda yang ditakutinya.

58 Saya jengkel dengan teman satu kelompok, maka saya akan membiarkan dia mengerjakan semua tugas

Page 83: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

kelompok sendirian. 59 Saya mau menjawab pertanyaan dari orang yang saya

benci.

60 Susi tidak menyukai Tina, maka Susi sengaja menyalakan radio dengan volume keras supaya Tina menjadi kesal.

61 Saya tidak suka beradu mulut dengan orang lain sekalipun saya jengkel dengan orang itu.

62 Menurut saya menyebarkan keburukan orang yang saya benci adalah hal yang tidak menyenangkan.

63 Menurut saya mendiamkan teman yang membuat saya kesal adalah hal yang wajar.

64 Sayau mau memberi pendapat saya sekalipun saya tidak menyukai orang itu.

-------------------------------TERIMA KASIH-------------------------------

Page 84: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 1 2 3 3 1 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 4 1 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 4 1 2 1 5 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 1 6 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 1 7 1 1 4 2 2 4 2 2 2 1 3 2 3 4 4 1 1 8 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 4 2 3 1 9 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 10 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 4 11 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 12 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 13 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 14 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 1 15 1 2 2 2 2 3 3 3 2 3 4 2 2 4 3 2 2 16 1 1 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 1 17 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 4 2 2 2 18 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 4 2 2 19 2 2 2 1 3 2 1 2 1 2 2 1 2 4 2 2 2 20 1 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 4 4 1 4 1 21 1 1 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 4 3 2 1 22 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 1 2 2 23 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 24 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 3 2 2 25 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 26 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 4 3 2 1 27 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 4 2 1 3 28 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 2 29 2 2 4 3 3 4 2 2 2 3 2 2 4 3 4 2 3 30 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 4 2 2 3 31 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 4 2 2 3 32 1 3 2 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 2 33 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 1 34 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 3 2 2 4 3 3 1 35 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 4 2 2 1 36 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 37 1 1 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 1 38 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 4 2 2 3 39 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 3 40 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1

Page 85: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 2 1 3 2 3 2 1 1 2 2 2 2 4 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 3 3 3 2 1 3 2 2 1 3 4 3 3 2 1 1 2 2 1 2 1 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 4 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 4 2 2 1 2 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 2 1 4 2 2 2 1 2 2 2 2 1 4 2 3 1 1 2 3 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 1 2 4 1 2 1 2 2 3 2 1 4 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 3 1 1 1 2 2 1 4 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 3 3 2 2 1 1 2 2 2 2 4 1 2 1 1 1 3 2 3 2 3 2 2 2 1 2 3 1 4 2 2 1 1 1 3 2 3 3 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 1 2 3 1 4 1 1 1 2 4 1 1 4 1 4 3 1 1 1 1 3 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 4 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 4 1 1 1 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 1 2 2 2 3 2 3 1 1 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 1 2 3 1 2 1 1 2 2 2 2 4 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 3 1 1 3 2 2 2 2 4 4 3 2 2 1 2 2 1 2 4 2 2 1 2 2 2 2 4 4 4 2 2 3 1 2 2 3 3 2 1 4 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 2 2 1 4 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 3 1 1 2 2 4 1 1 2 1 1 3 2 3 3 3 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 1 2 2 2 2 1 1 2 3 2 1 4 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 4 3 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 4 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 4 2 2 1 1 1 1 2 2 3 3 2 1 1 2 1 1 2 3 2 2 4 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 3 1 1 3 1 2 1 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2

Page 86: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 2 2 1 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 3 1 1 3 1 1 2 2 3 4 2 1 2 4 3 4 1 3 3 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 4 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 3 2 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 3 2 1 1 1 2 1 3 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 1 2 1 2 1 3 2 3 2 2 1 1 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 3 2 4 4 2 2 4 1 4 2 1 3 4 1 1 1 1 1 1 3 1 2 2 1 2 2 3 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 4 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 3 2 2 3 1 4 2 2 3 2 2 3 2 1 3 1 3 2 4 2 2 3 2 3 4 2 4 2 2 4 2 3 3 2 3 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 3 2 4 2 1 4 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 4 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1 3 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1 2 2 2 4 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 3 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2

Page 87: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 1 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 1 4 1 1 1 1 1 1 1 4 1 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 1 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 3 4 1 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 1 3 4 3 2 1 2 2 1 2 1 1 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 3 2 1 2 1 3 2 3 1 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 4 2 4 2 3 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 1 4 4 1 1 1 4 1 3 3 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 1 3 2 1 1 2 1 2 2 3 2 1 2 2 4 2 2 2 1 4 2 4 2 1 2 3 2 1 2 1 3 2 4 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3

Page 88: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

Lampiran 1

RELIABILITAS SKALA AGRESIVITAS R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted VAR00001 131.1250 231.4968 .1510 .9013 VAR00002 130.8250 224.7122 .5873 .8975 VAR00003 130.5000 227.5897 .3267 .8997 VAR00004 130.6500 224.2333 .6042 .8973 VAR00005 130.6500 229.4641 .2907 .9000 VAR00006 130.5750 226.1481 .3711 .8992 VAR00007 130.3750 231.4199 .1655 .9011 VAR00008 130.5750 230.0455 .3184 .8999 VAR00009 130.5500 230.0487 .3068 .8999 VAR00010 130.6000 223.6308 .5629 .8974 VAR00011 130.2500 228.9615 .2994 .8999 VAR00012 130.5500 230.0487 .3068 .8999 VAR00013 130.2000 225.8051 .3731 .8992 VAR00014 129.3250 242.0712 -.4441 .9060 VAR00015 130.2000 227.3949 .2862 .9003 VAR00016 130.5250 225.5891 .4074 .8988 VAR00017 130.9250 232.1224 .0809 .9028 VAR00018 130.6250 230.0353 .2733 .9002 VAR00019 131.3250 228.3276 .4047 .8992 VAR00020 130.5250 219.8968 .5089 .8975 VAR00021 130.5000 224.8205 .3782 .8992 VAR00022 130.7000 226.5744 .2874 .9004 VAR00023 130.7750 227.0506 .4418 .8987 VAR00024 131.2000 228.2667 .3719 .8993 VAR00025 130.8250 227.1224 .3507 .8995 VAR00026 131.0250 230.3840 .2747 .9002 VAR00027 130.8000 228.0103 .4027 .8991 VAR00028 130.7750 229.2045 .2855 .9001 VAR00029 130.9750 228.1788 .3375 .8996 VAR00030 129.2250 240.8455 -.4065 .9052 VAR00031 130.7500 225.7821 .4978 .8982 VAR00032 130.9750 226.2814 .4122 .8988 VAR00033 130.8500 227.7718 .2306 .9013 VAR00034 131.2750 225.2301 .5529 .8978 VAR00035 131.0500 225.5359 .5347 .8979 VAR00036 130.8250 229.0199 .3241 .8997 VAR00037 131.0250 224.2301 .5017 .8979 VAR00038 131.1750 227.2250 .4862 .8986 VAR00039 130.8000 229.1385 .4238 .8992 VAR00040 130.6750 225.2506 .5158 .8980 VAR00041 130.7750 229.2045 .2855 .9001 VAR00042 130.5250 228.6147 .1880 .9020 VAR00043 130.5750 226.1481 .3711 .8992

Page 89: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted VAR00044 131.0250 226.7942 .3977 .8990 VAR00045 130.6500 219.8744 .5819 .8966 VAR00046 130.8750 226.8301 .4636 .8986 VAR00047 130.3750 236.2404 -.0897 .9044 VAR00048 130.6000 224.1436 .5018 .8979 VAR00049 130.9750 227.7686 .3911 .8992 VAR00050 130.9750 225.6660 .4770 .8983 VAR00051 130.7500 218.4487 .6922 .8954 VAR00052 131.2750 227.2301 .4753 .8986 VAR00053 130.6750 224.8917 .4665 .8983 VAR00054 131.1250 228.1122 .4384 .8990 VAR00055 130.4750 234.1532 .0085 .9028 VAR00056 130.7000 227.5487 .3977 .8991 VAR00057 130.6500 226.6949 .3118 .9000 VAR00058 130.9250 226.0199 .4813 .8983 VAR00059 130.9250 227.0455 .5127 .8984 VAR00060 130.8000 222.2154 .5790 .8970 VAR00061 130.8250 231.3788 .1313 .9018 VAR00062 130.5500 229.7923 .1689 .9018 VAR00063 130.1250 226.7276 .3800 .8992 VAR00064 130.6000 234.0923 .0164 .9025 Reliability Coefficients N of Cases = 40.0 N of Items = 64 Alpha = .9010

Page 90: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

Lampiran 2

DISTRIBUSI ITEM SKALA AGRESIVITAS ( rix ≥≥≥≥ 0,25)

Agresif aktif fisik langsung (AFL) VAR00049 130.9750 227.7686 .3911 .8992 VAR00025 130.8250 227.1224 .3507 .8995 VAR00057 130.6500 226.6949 .3118 .9000 VAR00009 130.5500 230.0487 .3068 .8999 VAR00041 130.7750 229.2045 .2855 .9001 Agresif aktif verbal langsung, (AVL) VAR00002 130.8250 224.7122 .5873 .8975 VAR00010 130.6000 223.6308 .5629 .8974 VAR00034 131.2750 225.2301 .5529 .8978 VAR00058 130.9250 226.0199 .4813 .8983 VAR00050 130.9750 225.6660 .4770 .8983 VAR00026 131.0250 230.3840 .2747 .9002 VAR00018 130.6250 230.0353 .2733 .9002 Agresif aktif fisik tidak langsung (AFTL) VAR00051 130.7500 218.4487 .6922 .8954 VAR00035 131.0500 225.5359 .5347 .8979 VAR00059 130.9250 227.0455 .5127 .8984 VAR00019 131.3250 228.3276 .4047 .8992 VAR00027 130.8000 228.0103 .4027 .8991 VAR00043 130.5750 226.1481 .3711 .8992 VAR00003 130.5000 227.5897 .3267 .8997 VAR00011 130.2500 228.9615 .2994 .8999

Agresif aktif verbal tidak langsung (AVTL) VAR00004 130.6500 224.2333 .6042 .8973 VAR00060 130.8000 222.2154 .5790 .8970 VAR00020 130.5250 219.8968 .5089 .8975 VAR00052 131.2750 227.2301 .4753 .8986 VAR00044 131.0250 226.7942 .3977 .8990 VAR00036 130.8250 229.0199 .3241 .8997 VAR00012 130.5500 230.0487 .3068 .8999 VAR00028 130.7750 229.2045 .2855 .9001

Agresif pasif fisik langsung (PFL) VAR00045 130.6500 219.8744 .5819 .8966 VAR00037 131.0250 224.2301 .5017 .8979 VAR00053 130.6750 224.8917 .4665 .8983 VAR00021 130.5000 224.8205 .3782 .8992 VAR00013 130.2000 225.8051 .3731 .8992 VAR00029 130.9750 228.1788 .3375 .8996 VAR00005 130.6500 229.4641 .2907 .9000 Agresif pasif verbal langsung (PVL) VAR00038 131.1750 227.2250 .4862 .8986 VAR00046 130.8750 226.8301 .4636 .8986

Page 91: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

VAR00054 131.1250 228.1122 .4384 .8990 VAR00006 130.5750 226.1481 .3711 .8992 VAR00022 130.7000 226.5744 .2874 .9004 Agresif pasif fisik tidak langsung (PFTL) VAR00031 130.7500 225.7821 .4978 .8982 VAR00023 130.7750 227.0506 .4418 .8987 VAR00039 130.8000 229.1385 .4238 .8992 VAR00063 130.1250 226.7276 .3800 .8992 VAR00015 130.2000 227.3949 .2862 .9003 Agresif pasif verbal tidak langsung (PVTL) VAR00040 130.6750 225.2506 .5158 .8980 VAR00048 130.6000 224.1436 .5018 .8979 VAR00032 130.9750 226.2814 .4122 .8988 VAR00016 130.5250 225.5891 .4074 .8988 VAR00056 130.7000 227.5487 .3977 .8991 VAR00024 131.2000 228.2667 .3719 .8993 VAR00008 130.5750 230.0455 .3184 .8999

Page 92: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

LAMPIRAN PENELITIAN

Page 93: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

PETUNJUK PENGISIAN ΝΝΝΝ : 1. ������������������ ����� ���������������� ������

2. � ������������√��������������������������� �� ��� � ����� �������������� �����������

������

������ � � ���� ������� ����� �����

������ � ������� ����� �����

������ ��������� �����

������ � ������� ������� �����

3. � ������ ������� ! " �����������������������������������#�� ���������� ���� ������������� �� ��$� �����

%�� ����������������� ����������������� ����� ���������

������ �����

&���'������ �( ) ! �� ������������������������� �� � ����

*� '���������$����������� ����������� �����+�(ket. Khusus untuk nama tidak harus di isi jika tidak mau)

���� � +�

, ���� ���� +�

- � ������ � +�

) ���� � +�

���������������������������������������������

Page 94: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

KUESIONER No ��������� ���� ��� �� ���

1 Menurut saya, merusak barang milik orang yang membuat saya marah adalah hal yang wajar.

2 Saya mampu mengendalikan amarah saya sekalipun saya sedang merasa kesal.

3 Saya tidak pernah menuduh orang lain bersalah.

4 Tawuran pelajar adalah hal yang tidak menyenangkan.

5 Saya akan meminjamkan benda yang dibutuhkan teman saya sekalipun saya tidak menyukainya.

6 Saya suka memberi nama julukan kepada orang-orang yang saya benci.

7 Menurut saya mengacuhkan orang yang saya benci adalah hal yang wajar.

8 Saya akan mendukung pendapat teman saya, sekalipun saya membenci dia.

9 Yoyok membenci Rudi maka ketika Rudi lewat, Yoyok menjulurkan kakinya dengan sengaja supaya Rudi terjatuh.

10 Saya senang membuat orang yang saya benci kalah dalam pertandingan yang diikutinya.

11 Karena saya dipermalukan teman saya di muka umum, maka pantas dia saya caci maki.

12 Saya senang menyebarkan gosip tentang keburukan orang yang saya benci.

13 Saya akan berpura-pura tidak mendengarkan sapaan dari orang yang saya benci.

14 Perasaan saya menjadi lega setelah saya menampar orang yang membuat saya merasa jengkel.

Page 95: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

No ��������� ���� ��� �� ���

15 Walaupun sering di buat kesal oleh teman, saya tetap akan membantu dia jika dia butuh bantuan saya.

16 Saya mau membalas sapaan orang yang saya benci

17 Karena Dita membenci Wina, maka Dita tidak mau memberi tahu Wina kalau hari ini ada ujian.

18 Tono membenci Andi maka Tono menyembunyikan buku Andi agar dia gagal dalam ujian.

19 Karena Rudi membenci Bob maka Rudi menghalang-halangi Bob sehingga Bob tidak bisa lewat.

20 Saya akan mengutuk orang yang membuat saya merasa jengkel.

21 Siti membenci Tina, maka Siti sengaja menjelek-jelekan Tina di depan teman-teman yang lain.

22 Saya akan menolak keputusan yang dibuat oleh orang yang saya benci.

23 Saya tidak akan mengabaikan orang yang membuat saya jengkel.

24 Saya tidak akan memukul orang yang membuat saya kesal.

25 Menurut saya menunda pekerjaan dengan sengaja agar orang lain menjadi jengkel adalah hal yang tidak menyenangkan.

26 Saya tidak suka mengejek orang lain.

27 Karena Dewi membenci Sita, maka Dewi sengaja menyindir Sita di depan teman-temannya.

Page 96: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

No ��������� ���� ��� �� ���

28 Saya akan langsung menutup telepon dari orang yang membuat saya jengkel.

29 Ketika saya sedang berjalan, seseorang menyenggol saya, maka saya akan balik menyenggol orang tersebut.

30 Saya tidak suka menjebak orang sehingga mereka dipersalahkan.

31 Saya senang melihat orang yang saya benci mengalami kegagalan.

32 Menurut saya, sengaja datang terlambat kepertemuan agar orang lain merasa jengkel adalah hal yang menyenangkan.

33 Saya sering memotong pembicaraan orang lain.

34 Karena Gina membenci Lily, maka Gina mengadu domba Lily dengan temannya agar Lily dibenci oleh temanya itu.

35 Bob membenci Andi sehingga setiap pembicaraan yang dilontarkan oleh Andi tidak ditanggapi Bob.

36 Saya tidak senang menakut-nakuti teman dengan benda yang mereka takuti.

37 Saya jengkel dengan teman satu kelompok, maka saya akan membiarkan dia mengerjakan semua tugas kelompok sendirian.

38 Saya mau menjawab pertanyaan dari orang yang saya benci.

39 Susi tidak menyukai Tina, maka Susi sengaja menyalakan radio dengan volume keras supaya Tina menjadi kesal.

40 Menurut saya mendiamkan teman yang membuat saya kesal adalah hal yang wajar.

Page 97: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

C. Seberapa seringkah anda menonton acara televisi berikut ini

dalam satu minggu?

SERINGNYA MENONTON DALAM SEMINGGU

JENIS

ACARA

Tidak pernah

1-3 kali 4-6 kali Setiap hari

PATROLI

(di Indosiar)

----------- TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA --------

Page 98: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

Data skala agresivitas penelitian it01 it02 it03 it04 it05 it06 it07 it08 it09 it10 it11 it12 it13 it14 it15 it16

1 3 3 3 1 3 4 3 4 1 3 3 4 3 4 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 1 2 1 3 3 2 1 1 1 1 3 3 2 1 4 4 1 2 3 1 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 5 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 6 1 2 2 1 3 3 3 4 1 2 1 2 1 3 2 2 7 1 2 1 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 8 2 2 1 3 4 3 3 4 1 3 4 2 2 1 4 1 9 2 2 1 2 3 3 3 4 1 4 2 1 2 1 2 2 10 3 2 3 2 3 3 4 4 1 3 3 2 3 3 2 3 11 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 12 3 2 4 1 3 3 3 3 1 3 2 2 3 1 2 2 13 4 2 3 1 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 14 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 1 2 2 15 2 2 1 1 2 2 3 2 1 3 2 1 2 2 2 2 16 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 17 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 2 2 18 2 2 2 2 3 2 1 2 1 3 4 2 2 3 2 1 19 3 2 2 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 20 1 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 21 3 2 2 2 3 1 2 2 1 3 4 4 2 2 2 2 22 2 2 3 1 2 3 3 2 4 2 3 2 2 2 2 1 23 1 2 3 1 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 24 2 2 2 2 4 3 3 4 2 3 2 2 2 2 2 2 25 2 2 2 4 4 3 3 4 2 3 3 2 2 1 3 2 26 2 2 2 1 2 2 3 1 1 2 3 2 2 3 2 2 27 1 2 4 1 2 1 2 2 1 3 4 3 1 1 1 2 28 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 29 2 1 3 1 3 3 3 2 1 1 3 1 1 1 2 3 30 1 1 1 1 4 4 4 4 2 3 1 1 1 1 2 1 31 1 2 4 1 1 4 3 2 1 4 1 3 1 4 1 1 32 2 2 2 1 4 3 3 4 1 3 2 1 1 2 2 2 33 1 2 3 1 2 2 2 3 1 2 2 1 2 2 2 2 34 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 1 3 2 35 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 36 2 2 4 2 2 3 3 1 1 4 4 2 2 1 1 2 37 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 1 2 3 38 2 2 3 2 4 3 3 4 2 4 4 2 3 4 4 4 39 2 3 3 1 3 2 3 3 1 3 4 3 2 2 3 2 40 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 41 2 2 3 1 4 2 3 3 1 2 3 2 2 1 2 2 42 3 1 3 1 2 3 3 2 1 2 2 2 1 1 2 2 43 3 2 3 1 2 2 2 2 1 2 2 3 2 1 2 2 44 2 3 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 45 2 2 1 1 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 3 46 2 2 2 1 2 1 3 2 1 2 1 1 2 1 2 2 47 1 2 1 1 2 2 3 2 1 2 2 3 2 1 3 2 48 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2

Page 99: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

it17 it18 it19 it20 it21 it22 it23 it24 it25 it26 it27 it28 it29 it30 it31 it32 it33 3 3 3 1 1 2 4 4 2 2 2 3 2 4 3 1 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 2 1 1 1 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 4 2 2 3 4 4 4 2 3 2 2 3 1 1 4 2 1 1 1 1 4 3 4 4 2 2 2 2 4 2 1 3 2 2 3 2 2 3 2 1 2 1 4 3 2 3 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 3 2 3 1 3 2 1 1 1 3 1 1 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 1 1 2 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 1 3 2 3 3 4 2 2 3 2 2 1 4 3 3 2 3 1 2 3 2 3 1 3 1 3 2 1 1 2 2 2 2 2 1 3 2 2 3 4 1 1 2 3 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 1 1 2 2 1 1 1 3 1 2 3 2 1 4 2 4 1 4 2 2 3 1 1 2 2 1 2 3 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 1 2 2 1 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 4 4 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 1 1 4 1 3 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 4 2 1 3 2 1 3 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 3 1 2 2 1 1 4 1 1 2 1 1 4 4 4 3 1 2 2 1 4 1 1 1 1 1 4 1 2 2 4 1 1 1 2 1 1 1 1 1 4 1 1 2 1 1 4 4 3 3 2 1 1 1 4 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 3 2 3 1 1 2 2 2 3 3 2 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 1 3 2 2 3 1 1 1 1 2 2 3 1 3 2 3 2 1 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 1 2 1 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 1 3 3 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 3 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 3 2 1 2 1 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2

Page 100: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

it34 it35 it36 it37 it38 it39 it40 Tot 1 3 3 3 3 1 4 104 2 2 2 2 2 2 3 89 3 3 2 2 1 3 3 83 1 2 2 2 2 2 3 80 2 2 2 2 2 2 3 83 2 2 3 2 2 2 3 81 2 2 2 1 2 1 2 75 1 2 3 2 1 2 4 96 1 2 3 1 1 1 3 87 1 3 1 3 2 2 3 97 2 3 2 2 3 3 3 92 2 2 2 2 3 2 3 84 2 2 3 3 2 3 3 97 2 2 2 2 2 2 3 85 2 2 2 2 2 2 3 78 1 3 2 2 2 2 3 82 2 2 3 2 3 2 1 100 2 2 2 2 3 1 3 88 1 1 2 1 2 1 3 76 2 2 3 2 2 2 2 86 2 2 3 2 2 1 3 89 1 1 2 2 3 1 3 78 2 2 3 2 2 2 3 85 1 2 3 2 2 1 3 91 2 2 3 2 2 2 3 101 1 2 2 3 2 2 3 81 3 2 3 4 1 1 4 83 1 2 3 2 2 2 3 96 1 1 2 2 2 1 3 70 1 2 3 1 1 1 4 82 1 2 1 1 1 1 4 71 1 1 3 2 1 2 4 84 1 2 2 2 2 1 2 74 2 2 2 2 2 2 3 84 1 1 2 2 2 1 2 62 2 2 2 4 2 2 3 84 1 2 2 2 2 3 3 81 2 2 2 3 3 2 3 109 1 1 2 2 2 2 3 88 2 2 2 2 2 2 4 83 2 2 2 2 3 2 3 86 2 2 1 1 2 2 2 69 2 2 3 2 2 2 2 79 1 1 4 2 2 1 2 68 2 2 2 2 2 1 2 78 1 1 2 1 2 1 2 62 1 2 2 2 2 2 2 74 1 2 2 2 2 2 2 82

Page 101: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

49 3 2 1 1 1 1 2 2 1 3 3 2 2 2 2 2 50 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 51 2 2 2 2 3 2 3 3 1 2 3 2 2 2 2 2 52 2 2 3 1 3 2 3 3 1 3 3 2 2 2 3 2 53 2 2 3 1 3 3 3 2 1 2 2 1 2 3 2 2 54 2 3 3 1 2 1 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 55 2 3 3 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 56 3 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 57 3 2 3 1 2 2 3 3 1 4 3 2 3 2 1 2 58 4 1 2 1 3 3 4 2 1 3 2 2 2 3 2 2 59 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 60 3 2 3 1 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 61 2 3 3 1 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 62 1 2 2 1 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 63 1 2 3 1 2 3 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 64 2 2 3 4 3 2 2 2 1 1 1 4 2 1 2 2 65 3 2 2 1 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 66 3 1 3 2 2 2 2 3 1 2 2 3 2 2 1 2 67 1 3 3 1 3 2 2 3 1 2 2 3 2 1 2 2 68 3 2 2 1 2 3 3 2 1 3 3 2 3 2 2 3 69 2 3 2 1 2 3 4 2 2 1 2 1 1 1 2 2 70 2 4 4 1 3 2 3 4 2 3 3 3 2 3 2 2 71 2 3 3 2 2 2 3 4 2 3 2 3 2 2 2 2 72 3 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 3 2 1 2 1 73 2 2 4 1 2 2 3 3 1 2 1 3 2 1 2 1 74 2 3 3 1 4 1 1 3 1 3 1 2 2 1 1 2 75 1 1 3 1 3 1 3 2 1 3 3 2 2 2 3 2 76 1 3 3 1 3 2 3 3 1 4 2 1 3 1 2 2 77 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 78 2 2 3 1 3 2 2 3 1 1 3 2 1 1 2 2 79 2 1 3 2 2 2 3 2 1 2 3 2 3 3 2 2 80 1 2 2 1 2 4 2 2 1 2 2 2 3 1 1 2 81 3 2 3 1 2 3 3 2 1 3 2 2 2 1 2 2 82 3 2 3 1 3 2 2 3 1 1 2 1 2 2 2 2 83 3 3 3 2 3 3 4 4 2 2 3 3 4 2 4 2 84 1 3 3 1 3 4 3 2 1 4 3 3 3 3 2 2 85 1 2 2 3 3 3 3 4 1 3 4 2 2 1 4 1 86 4 4 2 1 3 2 2 1 1 2 3 1 2 3 2 2 87 2 2 3 1 3 2 3 4 1 3 2 2 2 1 1 2 88 1 2 3 1 2 3 4 2 1 3 3 3 2 2 1 2 89 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 90 3 4 2 1 2 1 3 2 1 2 4 2 2 2 1 1 91 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 92 1 3 2 2 3 3 2 2 1 2 1 2 2 3 2 2 93 1 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 4 94 3 2 2 1 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 95 1 1 1 4 4 4 4 4 1 4 4 3 3 3 3 2 96 1 2 3 1 2 1 1 2 1 4 1 1 1 2 1 1 97 1 3 3 1 1 1 2 2 1 1 3 2 2 2 2 1

Page 102: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 3 1 2 3 1 2 2 1 1 2 2 2 3 2 1 2 1 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 3 1 1 2 1 1 2 2 2 2 3 1 2 1 2 2 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 4 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 4 1 1 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 3 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 3 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 3 1 1 3 2 3 3 3 1 2 2 2 1 2 3 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 4 2 3 2 1 2 3 1 1 2 3 3 3 1 3 3 3 2 1 1 3 1 4 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 3 2 2 2 1 2 2 1 1 3 2 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 1 1 3 1 1 1 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 3 2 1 3 1 1 1 4 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 4 2 2 2 3 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2 1 1 3 3 4 1 2 3 1 3 2 1 1 3 2 1 4 3 4 4 2 3 2 2 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 2 2 1 1 3 1 1 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 4 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 4 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2 2 1 2 2 4 4 4 4 3 2 2 2 4 1 4 3 4 4 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 4 4 4 4 2 3 2 2 4 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 4 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1

Page 103: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

2 2 2 2 2 2 3 85 2 2 3 2 2 2 3 84 2 2 2 2 2 2 3 85 2 2 2 2 2 2 3 88 2 2 2 2 2 2 3 83 1 2 1 1 2 2 3 76 1 2 2 2 2 2 2 81 2 2 3 2 2 2 3 84 1 1 4 1 2 2 3 78 3 3 2 2 2 3 4 88 2 2 2 2 2 2 3 92 1 2 3 3 2 2 3 91 2 2 2 2 2 3 3 88 1 1 2 2 2 2 2 74 1 2 2 1 2 1 2 70 1 1 1 2 2 2 2 71 1 2 2 2 2 2 2 82 1 1 1 2 2 1 3 72 1 2 1 1 2 1 1 71 2 3 2 2 3 2 3 93 2 2 2 2 2 2 3 75 1 2 3 2 2 3 3 94 2 2 3 2 2 2 3 93 1 1 2 2 2 2 3 74 2 4 3 3 2 3 4 91 1 2 2 2 2 1 3 70 1 2 2 2 2 1 3 78 2 2 2 3 3 2 4 89 2 2 2 2 2 2 2 78 1 1 4 1 2 2 2 70 1 2 2 2 2 2 3 82 1 2 1 1 3 2 3 72 2 2 2 2 2 2 3 82 1 2 3 2 2 2 2 77 2 2 2 3 2 3 3 101 2 2 1 1 1 2 4 90 1 2 3 2 2 2 3 93 2 2 3 2 3 2 2 84 1 1 2 1 2 1 4 71 2 2 3 2 2 2 4 85 2 2 3 2 3 2 3 89 1 2 1 1 1 2 3 70 1 2 3 2 2 2 3 82 2 2 3 2 2 2 2 82 2 1 1 2 2 4 2 108 2 2 2 2 2 2 2 89 2 1 4 2 1 2 3 106 1 1 2 2 1 1 2 62 2 1 3 2 2 1 2 59

Page 104: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

4 2 3 1 1 3 3 4 1 1 4 3 3 2 1 2 1 2 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 1 3 2 4 2 1 4 4 2 2 3 2 1 1 2 3 1 2 1 1 3 2 3 2 2 3 3 1 2 1 2 2 2 3 4 4 4 1 4 1 2 2 2 1 1 1 4 2 2 2 3 3 3 2 3 4 3 3 2 2 2 2 2 3 1 2 3 2 3 1 2 2 2 3 1 2 3 2 1 2 1 1 1 1 4 1 3 4 2 1 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 1 3 3 1 3 2 1 2 2 2 2 1 1 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 3 3 4 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 4 2 4 4 3 1 1 3 1 1 2 1 4 1 1 2 1 2 3 1 2 3 3 2 1 3 2 2 2 3 1 1 3 2 3 3 3 1 4 4 1 3 2 3 1 1 3 2 1 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 1 2 3 1 2 2 2 3 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 1 2 3 1 3 1 3 2 3 2 2 2 2 1 2 3 1 3 4 4 3 1 2 2 2 3 1 2 3 1 1 2 1 2 2 1 3 1 1 4 2 1 1 2 1 2 2 3 1 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 3 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 4 2 2 1 3 2 3 2 1 2 4 2 1 2 2 2 2 2 3 1 2 2 3 3 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 3 1 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 1 2 4 3 2 1 3 1 2 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 3 3 1 2 3 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 1 3 3 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 4 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 3 3 1 2 3 3 3 1 3 2 3 2 1 2 3 2 2 3 1 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 1 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 1 3 3 2 2 1 1 2

Page 105: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

2 1 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 2 4 2 3 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 1 1 3 1 1 2 2 2 3 3 3 2 1 2 3 3 4 2 2 4 1 3 4 2 2 2 1 1 3 4 3 4 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 1 1 2 3 1 2 3 2 2 1 3 2 1 2 1 1 1 3 1 1 2 3 1 4 1 1 1 4 1 1 1 2 1 1 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 4 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 1 4 2 3 2 2 2 2 2 4 2 1 3 1 3 1 1 1 2 1 2 2 3 1 2 1 3 2 2 2 1 2 2 1 1 3 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 3 3 1 1 2 1 2 3 2 1 1 1 2 2 1 3 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 1 1 3 2 2 2 2 1 2 1 3 1 2 2 2 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 3 2 1 1 1 2 2 3 1 2 3 2 4 2 2 2 1 3 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 3 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Page 106: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

1 2 1 2 2 2 4 89 2 2 2 2 2 2 2 79 1 3 1 1 2 3 3 84 2 3 1 2 3 2 3 90 1 2 3 2 1 1 4 91 2 2 3 2 2 3 3 97 1 2 3 2 2 3 2 79 1 1 2 1 1 1 2 68 2 2 2 1 3 2 3 84 1 2 3 2 2 2 2 72 2 2 3 2 2 2 3 95 2 3 2 3 2 2 4 92 1 1 3 2 2 2 3 71 1 1 2 1 1 1 3 66 1 1 3 2 2 2 4 90 2 3 3 2 2 3 3 95 2 2 2 2 2 1 2 69 2 2 2 2 2 2 3 86 2 2 3 1 3 2 3 88 1 4 3 1 3 2 4 94 1 2 1 1 2 2 2 66 2 2 4 3 3 2 2 82 1 2 2 2 1 2 2 63 1 2 2 1 2 2 3 76 1 2 2 3 2 2 3 78 2 3 2 3 3 2 3 94 2 2 2 2 2 1 4 81 1 1 2 1 1 1 1 51 2 2 2 2 2 2 3 84 1 1 1 1 4 1 1 52 2 2 2 2 2 2 2 83 2 2 3 2 3 1 3 86 1 1 2 2 2 1 3 73 1 2 3 1 2 2 2 73 2 2 2 2 2 2 2 75

Page 107: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

Data Skala Televisi it3

1 4 2 3 3 3 4 3 5 3 6 3 7 4 8 3 9 3 10 3 11 3 12 3 13 3 14 4 15 3 16 3 17 3 18 3 19 4 20 4 21 4 22 3 23 2 24 4 25 4 26 4 27 2 28 4 29 4 30 4 31 2 32 2 33 4 34 2 35 2 36 2 37 4 38 4 39 4 40 4 41 2 42 2 43 4 44 2 45 2 46 2 47 2 48 4

Page 108: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

48 4 49 2 50 2 51 2 52 2 53 2 54 4 55 2 56 2 57 2 58 2 59 2 60 2 61 2 62 2 63 2 64 2 65 2 66 2 67 2 68 3 69 2 70 2 71 2 72 2 73 2 74 2 75 2 76 3 77 3 78 4 79 4 80 3 81 3 82 3 83 3 84 3 85 3 86 3 87 3 88 4 89 4 90 4 91 4 92 4 93 4 94 4 95 4 96 4

Page 109: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

97 4 98 4 99 3

100 3 101 3 102 3 103 3 104 3 105 3 106 3 107 3 108 4 109 3 110 1 111 3 112 3 113 3 114 3 115 4 116 4 117 1 118 1 119 3 120 3 121 3 122 3 123 3 124 3 125 1 126 1 127 1 128 4 129 4 130 3 131 3 132 1

Page 110: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation TOTTV 132 1 4 2.02 .842

TOTAGG 132 51 109 82.16 10.657

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

TOTTV TOTAGG N 132 132 Normal Parameters Mean 2.02 82.16

Std. Deviation .842 10.657 Most Extreme Differences Absolute .238 .078

Positive .238 .039 Negative -.194 -.078

Kolmogorov-Smirnov Z 2.735 .895 Asymp. Sig. (2-tailed) .137 .400

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Page 111: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

Means

Case Processing Summary

Cases Included Excluded Total N Percent N Percent N Percent

TOTAGG * TOTTV 132 100% 0 .0% 132 100.0%

ANOVA Table

Sum of Squares df

TOTAGG * TOTTV Between Groups (Combined) 93.413 3 Linearity 20.383 1 Deviation from Linearity 73.030 2 Within Groups 14784.247 128 Total 14877.659 131

Page 112: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

ANOVA Table

Mean Square F

TOTAGG * TOTTV Between Groups (Combined) 31.138 .270 Linearity 20.383 .176 Deviation from Linearity 36.515 .316 Within Groups 115.502 .270 Total

Page 113: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

ANOVA Table

Sig.

TOTAGG * TOTTV Between Groups (Combined) .847 Linearity .675 Deviation from Linearity .730 Within Groups Total

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

TOTAGG * TOTTV .067 .004 .079

.006

Page 114: Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas

Correlations

Correlations

TOTTV TOTAGG TOTTV Pearson Correlation 1 .037

Sig. (1-tailed) . .337 N 132 132

TOTAGG Pearson Correlation .037 1 Sig. (1-tailed) .337 . N 132 132

**. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed)