20
PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN DAERAH (INSENTIF) TERHADAP PENINGKATAN KEDISIPLINAN PEGAWAI DI KANTOR CAMAT BINTAN PESISIR NASKAH PUBLIKASI Oleh : SUSIANTI NIM : 110563201088 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015

PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Hasilnya adalah nilai F = 964,374 yang F perhitungan dan F tabel adalah ... The

  • Upload
    hacong

  • View
    219

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Hasilnya adalah nilai F = 964,374 yang F perhitungan dan F tabel adalah ... The

PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN DAERAH (INSENTIF) TERHADAP

PENINGKATAN KEDISIPLINAN PEGAWAI DI KANTOR CAMAT BINTAN

PESISIR

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

SUSIANTI

NIM : 110563201088

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2015

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Hasilnya adalah nilai F = 964,374 yang F perhitungan dan F tabel adalah ... The

1

ABSTRAK

Pegawai merupakan aset organisasi untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu, sebuah

organisasi berusaha meningkatkan motivasi pegawai dalam berbagai cara, salah satunya adalah

memberikan insentif. Insentif dapat meningkatkan kesejahteraan hidup dan membangun motivasi,

sehingga kinerja dapat dicapai secara maksimal. Untuk mewujudkan pegawai profesional yang handal,

dan memiliki moralitas, diperlukan peraturan disiplin pegawai yang dapat dijadikan sebagai pedoman

dalam menegakkan disiplin.

Penelitian ini bertujuan untuk "mencari tahu seberapa besar pengaruh motivasi dalam

pemberian tunjangan daerah (insentif) untuk meningkatkan disiplin pegawai di Kecamatan Pesisir

Pulau Bintan".Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Variabel dalam penelitian ini yaitu

variabel tunjangan daerah (insentif) dengan indikator pembayaran sederhana, penghasilan yang

diterima, pembayaran cepat, standart kerja, upah normal sebagai variabel independen dan variabel

disiplin pegawai dengan indikator ketepatan waktu, mengunakan peralatan kantor dengan baik,

tangung jawab yang tinggi, ketaatan terhadap aturan kantor sebagai variabel dependen. Metode

pengumpulan data menggunakan kuisoner dan pengamatan. Sampel respon pegawai menggunakan

sampling purposive dengan jumlah sampel sebanyak 12 orang. Metode analisis menggunakan analisis

kuantitatif regresi sederhana dan statistik deskriptif. Pengolahan data menggunakan program SPSS

versi 8 untuk Windows.

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara tunjangan

motivasi (insentif) untuk meningkatkan disiplin pegawai. Dapat dilihat dari nilai R Square mencapai

99,0 dan tingkat kepentingan. Hasilnya adalah nilai F = 964,374 yang F perhitungan dan F tabel adalah

4,96 (Diperoleh dari tabel distribusi nilai F 0,05), sedangkan berdasarkan perbandingan tingkat

probabilitas, rating kesignifikasian dari 0.00 diperoleh dengan perbandingan {(Sig) < α} (0.00) jauh

lebih kecil daripada 0,05. Yang berarti hipotesis Ho ditolak dan Ha yang diterima.

Kata kunci: insentif, disiplin, pegawai

Page 3: PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Hasilnya adalah nilai F = 964,374 yang F perhitungan dan F tabel adalah ... The

2

ABSTRACT

An employee is an asset of organization to achieve its goals. Therefore, an organization

trying to improve the motivation of employees in various ways, one of which is provide incentives.

Incentives can improve the well-being of living and build motivation, so that performance can be

achieved to the maximum. To realize the employee a reliable, professional, and have morality,

required employee disciplinary rules that can be used as guidelines in enforcing discipline. This

research was aimed to "find out how big the influence of awarding alimony area (incentive) to

increased discipline employee in subdistrict of BintanPesisir".

This research using a quantitative approach. The variable in this research i.e. the variable

allowances area (incentives) with indicator simple payment, income received, fast payments,

conditions of work, and wages as the independent variable and variable disciplines employeeswith

indicator ontime, using good office equipment, igh responbility, and adhere to the rulesof office as

the dependent variable. The method of collecting data using questioner and observation.The sampling

for response employee using purposive sampling with the total sample as many as 12 people.The

methods of analysis using analysis quantitative of simple regression and descriptive statistics. Data

processing using SPSS program Version 8 for windows.

The results of the regression analysis showed that there was significant influence between

allowances motivation (incentive) to increased discipline employees. It can be seen from the value R

Square reached 99,0 and level significance. The result is the value F = 964,374 which is F of

calculation and F of tabel is 4,96 (obtained from table distribution value F 0.05), while based on a

comparison of the level of probability, a significance rating of 0.00 obtained by comparison {(Sig) <

α} (0.00) much smaller than 0.05. Its mean the hypothesis Ho is rejected and the Ha are received.

Keywords:incentives, discipline, employee

Page 4: PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Hasilnya adalah nilai F = 964,374 yang F perhitungan dan F tabel adalah ... The

3

Pengaruh Pemberian Tunjangan Daerah (insentif) Terhadap Peningkatan Kedisiplinan Pegawai

Di Kantor Camat Bintan Pesisir

A. Latar belakang

Pegawai merupakan aset utama suatu

organisasi dalam mencapai tujuannya. Oleh karena

itu setiap organisasi berusaha untuk meningkatkan

motivasi kerja pegawai yang dilakukan dengan

berbagai cara, salah satu diantaranya adalah dengan

memberikan insentif. Paket upah dan tunjangan yang

dimaksud adalah untuk memberi penghargaan

kepada pegawai yang ditukar dengan sumbangan

untuk mencapai sasaran perusahaan ( Timpe,

2000:72).

Insentif dapat juga meningkatkan

kesejahteraan hidup dan membangun motivasi kerja

sehingga kinerja dapat dicapai secara maksimal. Hal

itu harus diperhatikan pihak manajemen untuk

mencapai standar kinerja yang telah ditetapkan.

Pengaturan insentif dan tunjangan harus benar-benar

adil dan layak. Guna mendorong produktivitas kerja

yang lebih tinggi, banyak perusahaan yang menganut

sistem tunjangan kesejahteraan yang mencakup

seluruh aspek-aspek yang diinginkan perusahaan dan

yang diharapkan oleh karyawan sebagai bagian dari

sistem imbalan yang berlaku bagi para pegawai.

Menurut Hasibuan (2011: 118) “Insentif

adalah daya perangsang yang diberikan kepada

karyawan tertentu berdasarkan prestasi kerjanya agar

karyawan terdorong meningkatkan prestasi kerjanya.

Tunjangan dan insentif merupakan salah satu bentuk

hak yang didapatkan oleh pegawai aparatur sipil

negara baik itu pegawai negeri sipil maupun pegawai

pemerintah dengan perjanjian kerja. Tunjangan dan

insentif diberikan sesuai dengan posisi dan jabatan

PNS tersebut pada instansi pemerintah. Pemberian

tunjangan dan insentif diharapkan mampu

meningkatkan kinerja PNS ke arah yang lebih baik

dan lebih professional. Melalui pemberian tunjangan

dan insentif PNS terpacu untuk melakukan tugas dan

kewajibannya dengan semangat dan penuh

keloyalitasan.Tunjangan dan insentif yang diberikan

kepada PNS harus dipertanggungjawabkan oleh PNS

tersebut, sehingga mereka tidak dapat berlalai-lalai

dalam melaksankan tugasnya.

Salah satu persoalan yang saat ini masih

ditemukan dalam birokrasi pemerintahan adalah

aspek ketidakdisiplinan pegawai negeri sipil (PNS)

maka diperlukan reformasi birokrasi. Reformasi

birokrasi diperlukan untuk membangun birokrasi

pemerintahan yang terdiri dari laki-laki dan

perempuan dalam rangka peningkatan kapasitas

sumber daya aparatur harus terus diupayakan

penerapan kompetensi dengan profesionalisme, dan

budaya kerja secara berdisiplin sehingga mempunyai

kemampuan teknis tinggi yang pada tingkat tertentu

juga disertai manajerial yang hebat dalam segala

budaya kerja keras dan prestasi tinggi (Sedarmayanti

2007:324).

Untuk menumbuhkan sikap disiplin PNS,

Pasal 30 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999

tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

mengamanatkan ditetapkannya peraturan pemerintah

Page 5: PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Hasilnya adalah nilai F = 964,374 yang F perhitungan dan F tabel adalah ... The

4

mengenai disiplin Pegawai negeri sipil UU no 53

tahun 2010. Untuk mewujudkan PNS yang handal,

profesional, dan bermoral tersebut, mutlak diperlukan

peraturan disiplin PNS yang dapat dijadikan

pedoman dalam menegakkan disiplin, sehingga dapat

menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran

pelaksanaan tugas serta dapat mendorong pns.

Kecamatan Bintan Pesisir merupakan salah

satu dari 10( sepuluh) Kecamatan yang ada pada

Kabupaten Bintan, dimana Kecamatan Bintan Pesisir

merupakan Kecamatan hasil pemekaran dari pada

Kecamatan Bintan Timur. Kecamatan Bintan Pesisir

terbentuk berdasarkan peraturan daerah kabupaten

Bintan Nomor 12 tahun 2007, tanggal 23 agustus

2007, tentang pembentukan Kecamatan Bintan

Pesisir. Secara administrasi Kecamatan Bintan Pesisir

mempunyai luas yaitu 2.174 km, yang terdiri dari 234

km2 daratan dan 2.174km2 lautan.

Berdasarkan pembagian wilayah administrasi,

maka Kecamatan Bintan Pesisir terdiri dari 4 (empat)

Desa, yaitu Desa Kelong luasnya 627 km2, Desa

Numbing luasnya 583 km2, Desa Mapur luasnya

484km2 dan Desa Air Glubi luasnya 480 km2.

Dimana jumlah RT 36 buah, RW jumlahnya 12 buah

dan 6 buah Dusun.

Kecamatan Bintan pesisir ini, Berbatasan dengan:

- Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan

Gunung Kijang

- Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan

Mantang dan laut senayang Kabupaten Daik.

- Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan

Bintan Timur

- Sebelah timur berbatasan dengan laut Cina

Selatan

Kantor Camat Bintan Pesisir berada pada

pulau Kelong. Posisi dan jarak tempuh ikut menjadi

faktor yang mewarnai performa kerja pegawai. Hal

ini dikarenakan mayoritas dari keseluruhan pegawai

Kantor Camat Bintan pesisir berasal dari Tanjung

pinang dan Bintan timur. Kondisi ini sering menjadi

masalah berkaitan dengan disiplin pegawai. Dari

observasi awal yang penulis lakukan jam 8 baru

kumpul dipelabuhan barek motor kijang sedangkan

perjalanan dari barek motor kepulau kelong sekitar

30 menit perjalanan sehingga untuk sampai ke pulau

kelong skitar jam 8.30. dan untuk sampai kecamatan

bintan pesisir harus memakan waktu lama karena

jarak tempuh dari plantar kelong ke kantor camat

bintan pesisir sekitar 30 menit apabila berjalan kaki.

Dan hanya ada fasilitas 2 motor kantor yang tersedia

apabila ingin memakai motor tersebut harus

bergantian menunngu jemputan.

Padahal kantor telah menyediakan beberapa

sarana pendukung seperti pompong dan motor kantor.

Seharusnya pegawai bisa mengantisipasi biar tidak

terlambat hadir. ketika situasi ini berlanjut, tentu

banyak kondisi kerja yang terpengaruh diantaranya

pelayanan kepada masyarakat menjadi tertunda.

Padahal untuk meningkatkan komitmen kerja

pegawai pemerintah telah mengeluarkan kebijakan

insentif sesuai keputusan Bupati Bintan Nomor

18/1/2014 tentang penetapan tambahan penghasilan

PNS berdasarkan beban kerja dilingkungan

pemerintahan kabupaten bintan tahun anggaran 2014

Memutuskan :

“Memberikan tambahan penghasilan

berdasarkan beban kerja kepada PNS dilingkungan

pemerintahan kabupaten bintan tahun anggaran 2014

dengan besaran nominal yang diberikan sebagai

tambahan penghasilan sebagai berikut”:

1. Pejabat Eselon II.b sebesar Rp.

8.800.000,-/bulan

Page 6: PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Hasilnya adalah nilai F = 964,374 yang F perhitungan dan F tabel adalah ... The

5

2. Pejabat Eselon III.a sebesar R.p

5.600.000,-/ bulan( Kepala kantor)

3. Pejabat Eselon III.a (Camat) Rp.

5.900.000,-/ bulan

4. Pejabat Eselon III.a sebesar Rp

5.400.000,/bulan ( seketarias SKPD)

5. Pejabat Eselon III.b sebesar Rp

4.850.000,-/bulan( seketaris kecamatan

dan kabid SKPD)

6. Pejabat Eselon IV ( lurah) Rp 3.150.000.-

/bulan

7. Pejabat Eselon IV.a sebesar Rp.

2.650.000,-/bulan

8. Pejabat Eselon IV.a sebesar Rp.

2.350.000,-/bulan

9. Pejabat Eselon V.a sebesar Rp.

1.800.000,-/bulan ( kepala TU sekolah)

10. Non Eselon gol III dan IV sebesar R.p

1.430.000,-/ bulan

11. Non Eselon gol I dan II sebesar R,p

1.320.000,-/bulan

Tambahan penghasilan sebagaimana yang

disebutkan diatas akan dikenakan pemoyongan

dengan ketentuan PNS yang tidak melaksanakan/

tidak apel pagi tanpa keterangan dikenakan

pemotongan sebagai berikut:

1. Pejabat Eselon II sebesar Rp. 12.500,-/

apel pagi

2. Pejabat Eselon III sebesar Rp. 10.000,-/

apel pagi

3. Pejabat Eselon IV dan V sebesar Rp.

7.500,- / apel pagi

4. Non Eselon Gol. IV, Gol III, Gol .II dan

Gol. I sebesar Rp. 5000,-/ apel pagi

Potongan tambahan penghasilan setiap hari

dan berlaku akumulasi. Berdasarkan pengamatan

sementara, penulis memandang bahwa hasil di

kantor camat bintan pesisir di temukan gejala-gejala

sebagai berikut:

1. Kurangnya disiplin pegawai dikantor

camat bintan pesisir

2. Dari segi absensi penulis melihat tidak

adanya absensi pagi pegawai yang datang

memasuki kantor

3. Kurangnya disiplin dari segi pemakaian

atribut kantor seperti tanda pengenal

seperti nametage.

4. Insentif yang diberikan dikantor camat

cukup besar seharusnya bisa memotivasi

mereka sehingga pegawai yang menerima

insentif tersebut agar lebih disiplin

Berdasarkan uraian pemasalahan diatas, maka

penulis tertarik mengangkat sebuah judul penelitian

mengenai “pengaruh pemberian tunjangan daerah

(insentif) terhadap peningkatan kedisiplinan pegawai

di kantor camat bintan pesisir”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah

diuraikan di atas , maka penulis dapat merumuskan

permasalahan pokok yang mesti diketahui

jawabannya yaitu : Bagaimana Pengaruh

Pemberian Tunjangan Daerah (insentif)

Terhadap Peningkatan Kedisiplinan Pegawai Di

Kantor Camat Bintan Pesisir ?

C. METODE PENELITIAN

1. Jenis penelitian

Pengertian metode kuantitatif, menurut

sugiyono (2006:13) adalah “penelitian pada

populasi dan sample tertentu, pengumpulan data

mengunakan instrumen penelitian, analisis data

berrsifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan

untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Hasilnya adalah nilai F = 964,374 yang F perhitungan dan F tabel adalah ... The

6

Penelitian yang dilakukan bersifat asosiatif,

yaitu berupa gambaran perubahan diantara

variabel yang diteliti. Menurut sugiyono

(2006:17) bahwa “ pada penelitian asosiatif

minimal terdapat dua variabel yang

dihubungkan. Penelitian asosiatif ini merupakan

suatu penelitian yang mencari hubungan antara

satu variabel dengan variabel lain.

2. Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan pada Kantor Camat

Bintan Pesisir. Alasan penulis untuk mengambil

judul tersebut karena kurangnya motivasi dalam

pemberian tunjangan daerah terhadap

peningkatkan disiplin pegawai.

3. Jenis data

a. Data primer

Data primer adalah data yang diambil dan

diolah sendiri oleh penulis. Data yang penulis

dapat secara langsung dari responden yaitu

dengan mengisi daftar pertanyaan (angket).

a. Data skunder

Data skunder adalah data yang nantinya

penulis peroleh dari studi dalam bentuk sudah jadi

ataupun sudah dikumpulkan, seperti hasil

dokumentasi yang ada pada Kantor Camat Bintan

Pesisir serta data- data yang diperlukan.

4. Populasi dan sample

a. populasi

Menurut Sugiyono (2006:57) ”populasi

adalah jumlah keseluruhan yang ada objek atau

subjek yang dipelajari, tetapi meliputi karakteristik

atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu”.

adapun populasi dalam penelitian ini untuk mengukur

tingkat disiplin dalam pemberian tunjangan daerah

ialah seluruh pegawai negeri sipil (PNS) yg

berjumlah 12 orang.

Table 1.2

POPULASI

No Jabatan Jumlah

(orang)

1 Camat 1 orang

2 Sekcam 1 orang

3 Kasi trantib 1 orang

4 Kasi pelayanan 1 orang

5 Kasi pemerintahan 1 orang

6 Kasi kesra 1 orang

7 Kasi PMD 1 orang

8 Kasubag program 1 orang

9 Kasubag umum 1 orang

10 Staf 3 orang

Total 12 Orang

b. Sampel

Sugiyono (2006:91) menyatakan bahwa

sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Mengingat populasi dalam penelitian ini relatif

kecil, maka penulis mengunakan teknik sampling

jenuh. Selanjutnya, sugiyono(2006:96)

mengatakan “sampel jenuh adalah teknik

penentuan sample bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sempel.

5. Teknik dan dan alat pengumpulan data

Penulis mengunakan teknik dan alat

pengumpulan data sebagai berikut:

a. kuisoner (angket)

yaitu teknik pengumpulan data yang

dilakukan terhadap semua populasi dengan

memberikan daftar pertanyaan yang sudah

tersedia alternatif jawabanya yang berkaitan

dengan masalah penelitian.

a. Observasi

menurut pendapat Arikunto (2002:204), Data

observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Hasilnya adalah nilai F = 964,374 yang F perhitungan dan F tabel adalah ... The

7

mengadakan pertimbangan kenudian mengadakan

penilaian kedalam suatu skala bertingkat.

c. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang

digunakan untuk mengumpulkan data, dimana

penelitian mendapatkan keterangan atau infornasi

secara lisan dari seseorang sasran penelitian

(responden), atau bercakap- cakap berhadapan

muka dengan orang tersebut( face to face)

6. Teknik analisis data

Analisis data merupakan suatu proses

penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dengan

mengunakan metode kuantitatif , diharapkan akan

dapat hasil pengukuran yang lebih akurat tentang

respon yang diberikan oleh responden, sehingga

data yang berbentuk angka tersebut dapat diolah

dengan mengunakan spps20.

Adapun teknik analisa data yang digunakan

dalam penelitiann ini mengunakan tahap-tahap

sebagai berikut:

a. Skala pengukuran intrumen penelitian

Dalam penelitian ini mengunakan skala

likert dalam mengukur instrumen penelitian.

Menurut Sugiyono, (2013:86) Skala Likert

adalah skala untuk mengukur sikap, pendapat dan

persepsi seseorang atau kelompok orang tentang

fenomena sosial. Adapun bentuk instrumen

penelitian dengan Skala Likert adalah sebagai

berikut :

Tabel 1.3

Skor Jawaban Pengaruh Insentif Terhadap

Peningkatan Disiplin Pegawai

Jawaban

Pernyataan

Skor untuk jawaban

pernyataan

Sangat Setuju (SS)

Setuju (S)

Kurang Setuju (KR)

5

4

3

Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju

(STS)

2

1

b. Uji Instrumen Penelitian

1. Uji validitas

Adalah sebagai suatu derajat ketepatan alat

ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya

yang diukur. Validitas dalam penelitian dijelaskan

sebagai salah satu derajat ketepatan pengukuran

tentang isi dari pernyataan yang penulis buat.

Teknik uji yang digunakan adalah teknik korelasi

melalui koefisien Korelasi Pearson Moment. Skor

ordinal dari setiap item pernyataan yang diuji

kevalidannya dikorelasikan dengan skor interval

keseluruhan item. Jika koefisien korelasi tersebut

positif, maka item tersebut valid, jika negatif

maka item bersangkutan tidak valid dan akan

dikeluarkan dari kuesioner atau digantikan

dengan pernyataan perbaikan. Rumus koefisien

korelasi Pearson Moment yang dikutip Sugiyono,

2000 : 210 yaitu sebagai berikut :

2222

nn

nr

2. Uji Reliabilitas

Adalah derajat ketetapan, ketelitian atau

keakuratan untuk mengetahui konsistensi jawaban

responden yang ditunjukkan oleh instrumen

penelitian.Teknik uji yang digunakan adalah teknik

korelasi belah dua (Split-half) dari Spearman Brown.

Skor interval dari item-item yang berurutan ganjil

dijumlahkan sehingga diperoleh skor interval total

belahan ganjil. Demikian pula skor interval genap

dari item-item yang berurutan genap dijumlahkan

sehingga diperoleh skor interval total belahan genap.

Selanjutnya skor interval total belahan ganjil dan

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Hasilnya adalah nilai F = 964,374 yang F perhitungan dan F tabel adalah ... The

8

genap dikorelasikan dengan rumus Spearman Brown

yang dikutip (Sugiyono, 2006 : 126sebagai berikut :

ri.=

b

b

r1

r.2

c. Analisis Regresi linear Sederhana

Regresi adalah suatu analisis yang

menentukan pengaruh antara variabel (X) dan

variabel (Y) dimana variabel (X) sebagai Variabel

independent yaitu Tunjangan daerah (insentif) (Y)

sebagai Variabel dependent yaitu Disiplin pegawai.

Adapun rumus dari persamaan regresi yaitu :Y = a +

bX

Dimana :

Y = Variabel Dependent

X = Variabel Independent

a = Konstanta

b = Koefisien Arah Regresi

Nilai a dan b dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut :

a =

22

2

n

b = 22

n

n

c. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui tingkat signifikansi

(keberartian), apakah variabel dependen (Y)

bergantung pada variabel independen (X) atau tidak,

maka dilakukan uji hipotesis dengan ketentuan

sebagai berikut :

Ho : = 0, tidak terdapat pengaruh antara

variabel tunjangan

daerah(insentif) (X) terhadap

disiplin pegawai (Y)

Ha : 0, terdapat pengaruh antara variabel

tunjangan daerah(insentif)(X)

terhadap disiplin pegawai (Y)

Uji signifikasi terhadap hipotesis yang

dilakukan dengan “Uji t” (parsial) memiliki tingkat

signifikasi = 0,05 atau 5 % karena dinilai cukup

ketat untuk mewakili pengaruh antara kedua variabel

yang merupakan tingkat signifikasi yang sering

digunakan dalam penelitian ilmu-ilmu sosial, artinya

jika terjadi kesalahan, hal itu tidak melebihi 5 %. Dan

rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

t =

2r1

2nr

Dimana :

r = Koefisien korelasi antara variabel (X)

dengan variabel (Y) dari data yang

diamati, derajat kebebasan (dk) n-2

n = Jumlah obyek yang diamati

Kriteria uji Ho adalah sebagai berikut

:

Tolak Ho Jika t hitung> t tabel

Terima Ho Jika t hitung< t table

D. TINJAUAN PUSTAKA

1. Insentif

Menurut Mangkunegara (2005: 89),

mengemukakan bahwa :

“Insentif adalah suatu bentuk balas jasa yang

dinyatakan dalam bentuk uang atas dasar

kinerja yang tinggi dan juga merupakan rasa

pengakuan dari pihak organisasi terhadap

kinerja karyawan dan kontribusi terhadap

organisasi (perusahaan)

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Hasilnya adalah nilai F = 964,374 yang F perhitungan dan F tabel adalah ... The

9

Menurut Handoko (2001:176) menyatakan

bahwa:

“insentif ialah untuk meningkatkan motivasi

karyawan dalam berupaya mencapai tujuan-

tujuan organisasi dalam menawarkan

perangsang diatas dan melebihi upah dan gaji

dasar”.

Salah satu bentuk motivasi tenaga kerja untuk

meningkatkan kinerja adalah melalui insentif

yang adil dan layak. Pemberian insentif

merupakan dorongan atau motivasi yang berasal

dari luar yang disesuaikan dengan prestasi kerja

tenaga kerja. Hal ini memberikan kesimpulan

bahwa dengan insentif maka tenaga kerja akan

terus mencoba untuk lebih baik lagi dalam

bekerja baik itu untuk karyawan sendiri maupun

bagi perusahaan, mengingat adanya balas jasa

dalam bentuk insentif yang diberikan perusahaan

sesuai dengan hasil dan prestasi kerja yang

dicapai.

Menurut pendapat Hasibuan (2011:118) upah

insentif adalah tambahan balas jasa yang

diberikan kepada karyawan tertentu yang

prestasinya diatas prestasi standart, Insentif ialah

suatu bentuk motivasi yang dinyatakan dalam

bentuk uang atas dasar kinerja yang tinggi dan

juga merupakan rasa pengakuan dari pihak

organisasi terhadap kinerja karyawan dan

kontribusi terhadap organisasi.

Motivasi merupakan subjek yang penting,

karena manejer perlu memahami orang-orang

berperilaku tertentu agar dapat mempengaruhi

untuk bekerja sesuai dengan yang diinginkan

perusahaan. Adanya balas jasa yang diberikan

kepada karyawan seperti insentif akan memicu

semangat kerja sehingga menimbulkan motivasi

yang tinggi untuk melaksanakan semua tugas dan

tanggungjawab yang diberikan kepadanya.

Adanya upaya yang lebih besar untuk bekerja

sebaik mungkin akan berakibat pada penilaian

kinerja yang baik dan pastinya juga akan

berpengaruh terhadap pemberian insentif yang

meningkat berarti insentif dapat berperan sebagai

motivator untuk berkerja lebih baik lagi sehingga

tujuan perusahaan dapat tercapai.

Untuk memperkuat asumsi adanya pengaruh

pemberian insentif terhadap motivasi kerja di

dukung oleh pernyataan Rivai (2005:384) bahwa

“Insentif sebagai alat untuk memotivasi para

pekerja guna mencapai tujuan organisasi yang

diberikan kepada individu maupun kelompok

yang berorientasi pada hasil kerja”.

Berdasarkan uraian diatas maka pemberian insentif

sebagai alat mempengaruhi motivasi kerja pada

karyawan yang tinggi sehingga dapat mempermudah

Menurut pendapat Sutrisno(2010:190) adalah:

“Dengan pemberian kompesasi tepat waktu

diharapkan bisa meningkatkan disiplin

karyawan. Disiplin yang diharapkan

perusahaan dari karyawan pada dasarnya

hanya ada dua yaitu mematuhi segala

peraturan yang berlaku, dan menjauhi segala

larangan yang berlaku didalam perusahaan”.

Dari pendapat diatas didefinisikan bahwa

motivasi adalah pendorong atau pengerak seseorang

untuk mau bertindak dan bekerja dengan giat sesuai

dengan tugas dan tanggung jawabnya. Kemudian

pegawai yang termotivasi sangat mengerti tujuan dan

tindakan mereka dan juga penting, meyakini bahwa

tujuan tersebut akan dicapai sesuai dengan apa yang

direncanakan. Lebih lanjut Mangkunegara

(2013:100) menjelaskan bahwa “ ada lima jenis

prinsip-prinsip motivasi yaitu:

1. Prinsip pertisipasi

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Hasilnya adalah nilai F = 964,374 yang F perhitungan dan F tabel adalah ... The

10

Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu

diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam

menentukan tujuan yang akan dicapai oleh

pemimpin.

2. Prinsip komunikasi

Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu

yang berhubungan dengan usaha pencapaian

tugas, dengan informasi yang jelas pegawai akan

lebih mudah dimotivasinya.

3. Prinsip mengakui andil bawahan

Pemimpin mengakui bahwa bawahan

(pegawai) mempunyai andil didalam usaha

pencapaian tujuan. Dengan pengakuan tersebut,

pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.

4. Prinsip pendelegasian wewenang

Pemimpin yang memberikan otoritas atau

wewenang kepada pegawai bawahan untuk

sewaktu- waktu dapat mengambil keputusan

terhadap pekerjaan yang dilakukanya, akan

membuat pegawai yang bersangkutan menjadi

termotivasi untuk mencapai tujuan yang

diharapkan pemimpin

5. Prinsip memberi perhatian

Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa

yang diinginkan pegawai bawahan, akan

memotivasi pegawai bekerja apa yang diharapkan

oleh pemimpin.

Jenis- jenis motivasi menurut

Hasibuan(2006:222)

1. Motivasi positif (insentif positif) manajer

memotivasi bawahan dengan memberikan

hadiah kepada mereka yang berprestasi baik.

Dengan motivasi positif ini semangat kerja

bawahan akan meningkat, karena manusia

pada umumnya senang menerima yang baik-

baik saja.

2. Motivasi negatif (insentif negatif) manajer

memotivasi bawahanya dengan memberikan

hukuman kepada mereka yang pekerjaanya

kurang baik (prestasinya rendah). Dengan

motivasi negatif ini semangat kerja bawahan

dalam jangka waktu pendek akan

meningkat, karena mereka takut dihukum .

tetapi untuk jangka waktu panjang dapat

berakibat kurang baik.

Motivasi adalah kekuatan yang dihasilkan dari

keinginan seseorang untuk memuaskan dan

memenuhi kebutuhannya, Handoko (2001)

mendefinisikan motivasi sebagai keadaan dalam

pribadi seseorang yang mendorong keinginan

individu untuk melakukan kegiatan – kegiatan

tertentu guna mencapai tujuan organisasi. Motivasi

semakin penting karena manajer membagikan

pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan dengan

baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan

(Hasibuan, 2011:141).

Hal seperti ini juga sangat berpengaruh

terhadap produktivitas sebuah pemerintaha,

Fenomena tersebut menunjukan bahwa sikap

karyawan masih harus diarahkan untuk dapat

memperbaiki produktifitas kerja mereka sehingga

terjadi peningkatan prestasi kerja. Dalam menjalan

aktivitas sehari-hari yang memiliki keahlian serta

tingkat kedisiplinan, kerajinan dan tanggung jawab

yang tinggi untuk menjalankanya.

Sehubungan dengan uraian-uraian diatas,

ternyata dalam sistem pengupahan, yang banyak

dipersoalkan para pekerja sebagai motivasi kerja

adalah pemberian insentif, dengan tidak mengurangi

arti dan peranan upah dasar sebagai motivasi terkait

dengan perangkat dan jabatan/ posisi. Satu

diantaranya bahwa ada para pekerja yang menilai

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Hasilnya adalah nilai F = 964,374 yang F perhitungan dan F tabel adalah ... The

11

dirinya yang memiliki peluang untuk memperoleh

pangkat atau jabatan yang lebih tinggi, yang tidak

menjadi motivasi bagi pekerja yang tidak memiliki

peluang tersebut.

Dalam hubunganya dengan insentif untuk

motivasi kerja, standar pekerjaan harus jelas

menyatakan tingkat pengulangan pekerjaan yang

mungkin memperberat pelaksaaanya, kejelasan itu

akan mempermudah penetapan besarnya insentif

yang akan diberikan, melalui usaha untuk

membandingkanya dengan standar pekerjaan lainya,

yang mungkin lebih ringan atau sebaliknya lebih

berat.

Berdasarkan beberapa pengertian motivasi

tersebut, maka dapat dikatakan bahwa motivasi

adalah sebagai perangsang atau untuk mendorongan

karyawan untuk mendapatkan keinginan atau

kebutuhan dalam pekerjaanya .

2. Disiplin pegawai

Menurut Handoko (1994 : 208) Disiplin

adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan

standar-standar organisasional. Disiplin kerja sangat

dibutuhkan oleh setiap pegawai. Disiplin menjadi

prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata

kehidupan berdisiplin yang akan membuat para

pegawai mendapat kemudahan dalam bekerja.

Menurut Hasibuan (2011:193) kedisiplinan

adalah: “kesadaran dan kesediaan seseorang menaati

semua peraturan perusahaan dan norma- norma sosial

yang berlaku”. Disiplin terbentuk dari adanya

kesadaran dan kesediaan seseorang dalam mentaati

semua aturan dan norma yang telah ditetapkan.

Menurut miftahthoha (2007) Bentuk disiplin adalah

“ketepatan dalam melaksanakan tugas kerja

atau lebih menekankan pada output. Pegawai

dituntut untuk dapat menyelesaikan tugas

sesuai jadwal yang ditentukan”.

Salah satu tolak ukur dari kedisiplinan ini

adalah kehadiran dan kepulangan pegawai tepat

waktu sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Cara

yang ditempuh, yaitu dengan segera menarik daftar

hadir seterah jam kehadiran sudah lewat dan

memberikan daftar hadir menjelang waktu jam

pulang. Namun cara ini juga ada kelemahanya, yaitu

sering kali pegawai yang terlambat menitip tanda

tangan kehadiran ini kepada teman yang sudah

duluan datang.

Dari pendapat ahli diatas saya

menyimpulkan disiplin ialah taat pada peraturan

yang telah ditetapkan. Apabila tidak mengikuti

peraturan tersebut akan diberikan sanksi.

Pegawai negeri sipil sebagai unsur aparatur

negara, abdi negara, dan abdi masyarakat yang penuh

kesetiaan dan ketaatan kepada pancasila, Undang-

Undang Dasar 1945, negara dan pemerintahan serta

yang bersatu padu, bermental baik, berwibawa,

berdaya guna,bersih, bermutu tinggi dan sadar akan

tanggung jawabnya untuk menyelenggarakan tugas

pemerintahan dan pembangunan.

Dilingkungan pegawai negeri dalam rangka

menjamin tata tertib dan kelancaran pelaksanaan

tugas pekerjaan, telah dibuat satu ketentuan peraturan

disiplin pegawai negeri sipil sebagai suatu peraturan

yang memuat keharusan, larangan, dan sanksi apabila

keharusanm tidak dilaksanakan atau larangan

dilanggar.

Peraturan disiplin pegawai negeri sipil diatur

dalam peraturan pemerintah nomor 53 tahun 2010

tentang “ disiplin pegawai negeri sipil”. Dalam

peraturan disiplin pegawai negeri sipil diatur

ketentuan- ketentuan mengenai:

1. Kewajiban

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Hasilnya adalah nilai F = 964,374 yang F perhitungan dan F tabel adalah ... The

12

2. Larangan

3. Hukuman disiplin

4. Pejabat yang berwenang menghukum

5. Penjatuhan hukuman disiplin

6. Keberatan atas hukuman disiplin

7. Berlakunya keputusan hukuman disiplin.

Dalam peraturan Pemerintah No. 53 tahun

2010 pasal 1 tentang disiplin pegawai negeri sipil,

dijelaskan bahwa disiplin pegawai negeri sipil adalah

kesanggupan pegawai negeri sipil untuk menaati

kewajiban dan menghidari larangan yang ditentukan

dalam peraturan perundang-undang dan/atau

peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau

dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Secara tegas

disebutkan jenis hukuman disiplin yang dapat

dijatuhkan terhadap suatu pelanggaran disiplin. Hal

ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi pejabat yang

berwenang menghukum serta memberikan sebagai

kepastian dalam menjatuhkan hukuman disiplin.

Demikian juga dengan batasan kewenangan bagi

pejabat yang berwenang menghukum ditentukan

dalam peraturan pemerintah ini.

Peraturan yang mengatur tentang pegawai

negeri sipil di indonesia adalah peraturan pemerintah

no 30 tahun 1980. Peraturan ini mengatur kewajiban

yang harus dilaksaanakan dan larangan yang harus

dijauhi oleh pegawai negeri sipil.

Pada hakikatnya disiplin merupakan

seperangkat aturan yang harus ditaati dalam setiap

bentuk organisasi. Didalam peraturan pemerinntah

nomor 30 tahun 1980 tentang peraturan disiplin

pegawai negeri sipil, disebutkan bahwa: peraturan

disiplin pegawai negeri sipil adalah peraturan yang

mengatur kewajiban, larangan, dan sanksi- sanksinya

apabila kewajiban tidak ditaati atau dilanggarpegawai

negeri sipil. Pelangaran disiplin adalah setiap ucapan,

tulisan atau perbuatan pegawai negeri sipil melanggar

ketentuan peraturan disiplin pegawai negeri sipil,

baik yang dilakukan didalam maupun diluar jam

kerja.

Kemudian tingkat dan jenis hukuman disiplin

pegawai negeri sipil yang diatur dalam peraturan no

30 tahun 1980, adalah sebagai berikut:

a. Hukuman disiplin ringan

1. Teguran lisan

2. Teguran tertulis

3. Pernyataan tidak puas secara tertulis

b. Hukuman disiplin sedang

1. Penundaan gaji berkala untuk paling lama 1(

satu) tahun

2. Penurunan gaji sebesar 1 (satu) kali kenaikan

gaji berkala untuk paling lama 1 ( satu) tahun

3. Penundaan kenaikan pangkat untuk paling

lama 1(satu) tahun

c. Hukuman disiplin berat

1. Penurunan pangkat pada pangkat yang

setingkat lebih rendah untuk paling lama

1(satu) tahun

2. Pembebasan dari jabatan

3. Pemberhetian dengan hormat tidak atas

permintaan sendiri sebagai PNS

4. Pemberhentian dengan tidak hormat.

E. HASIL PENELITIAN

1. Uji Validitas

Adapun hasil uji validitas dari kuisoner

penelitian ini adalah valid. Pada kuesioner dari

pernyataan tentang tunjangan daerah (insentif)

memiliki nilai korelasi lebih besar dari nilai r tabel

= 0,57 (signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan

jumlah data (n) 12). Maka dapat disimpulkan semua

butir pernyataan adalah valid. Sedangkan dari hasil

uji validitas variabel disiplin pegawai, memiliki

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Hasilnya adalah nilai F = 964,374 yang F perhitungan dan F tabel adalah ... The

13

korelasi lebih besar dari nilai r tabel, yaitu 0,57

(signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data

(n) 12).

2. Uji Reliabilitas

a. Uji Reliabilitas Hasil Kuesioner

Pemberian Tunjangan Daerah (Insentif)

Dari hasil uji reliabilitas kuesioner

motivasi dalam pemberian tunjangan daerah

(insentif) dapat dilihat pada Output Reability

Statistic. Didapat nilai Cronbach’s Alpha

sebesar 0,964. Karena nilai diatas 0,6, maka

dapat disimpulkan bahwa alat ukur dalam

penelitian motivasi dalam pemberian tunjangan

daerah (insentif) reliabel.

b. Uji Reliabilitas Hasil Kuesioner

Disiplin pegawai

Dari hasil uji reliabilitas kuesioner tentang

disiplin pegawai dapat dilihat pada Output

Reability Statistic.Didapat nilai Cronbach’s

Alpha sebesar 0,954. Karena nilai diatas 0,6,

maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur dalam

penelitian disiplin pegawai reliabel.

1. Deskripsi Hasil Kuesioner Pegawai

Dari pernyataan pada kuesioner yang telah

diajukan kepada responden diperoleh berbagai

macam tanggapan terhadap variabel tunjangan

daerah (insentif) dan variabel disiplin pegawai.

berbagai tanggapan dari responden tersebut dapat

disajikan sebagai berikut:

a. Variabel tunjangan daerah (insentif)

- Insentif

Insentif adalah suatu bentuk balas jasa

yang dinyatakan dalam bentuk uang atas dasar

kinerja yang tinggi dan juga merupakan rasa

pengakuan dari pihak organisasi terhadap

kinerja karyawan dan kontribusi terhadap

organisasi (perusahaan)

Indikator Insentif oleh Heidjrachman

Ranupandojo yang dikutip oleh Anwar Prabu

Mangkunegara (2005 : 90) yaitu :

1. Pembayaran Sederhana

Pembayaran hendaknya sederhana, sehingga

dapat dimengerti dan dapat dihitung oleh

karyawan itu sendiri

a. Proses pembayaran insentif yang saya terima

sangat mudah karena ditransfer melalui rekening

sehingga tidak ribet untuk mengambilnya.

Dari hasil penelitian, penulis menganalisis

dari pertanyaan tersebut menggambarkan bahwa

penerimaan insentif dinilai mudah oleh para

pegawai sebagai responden penelitian ini.

b. Ketentuan insentif yang diberikan dapat dipahami

oleh seluruh pegawai.

Dari data tersebut penulis menganalisis bahwa

ketentuan penerimaan insentif dapat dipahami

oleh para pegawai sebagai responden penelitian

ini. Hal ini bisa dilihat dari hasil jawaban

responden, nilai jawaban responden tersebut lebih

banyak responden yang menjawab setuju.

c. Insentif yang diterima dapat dihitung oleh

seluruh pegawai.

Dari hasil tersebut penulis menganalisis

bahwa insentif yang diterima dapat dihitung

oleh pegawai, sehingga menimbulkan

kejelasan berapa jumlah yang mereka terima.

2. Penghasilan yang Diterima

Penghasilan yang diterima pegawai

hendaknya langsung menaikan output.

a. insentif yang diterima memotivasi saya agar

menghasilkan kualitas kerja yang lebih baik

Dari data tersebut penulis menganalisis

bahwa insentif yang diterima oleh pegawai

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Hasilnya adalah nilai F = 964,374 yang F perhitungan dan F tabel adalah ... The

14

dapat meningkatkan motivasi para pegawainya

dalam bekerja.

b. Dengan adanya insentif saya akan lebih

bersemangat dalam bekerja.

Dari data yang diperoleh penulis

menganalisis bahwa insentif yang diberikan

kepada pegawai akan akan menumbuhkan rasa

semangat dalam bekerja.

c. Insentif yang saya terima akan Meningkatkan

Volume Kerja Saya

Dari data penelitian penulis menganalisis

bahwa insentif yang diterima oleh pegawai dapat

meningkatkan volume kerja pada pegawai yang

diberi insentif tersebut.

3. Pembayaran Cepat

Pembayaran hendaknya dilakukan secepat

mungkin.

a. Insentif terkadang dibayarkan lebih awal dari

jadwal yang seharusnya.

Dari data yang diperoleh penulis menganalisis

bahwa insentif yang diterima oleh pegawai tidak

diberikan lebih awal.

b. Pembayaran insentif diberikan selalu tepat waktu.

Dari data tersebut penulis menganalisis bahwa

insentif yang diterima oleh pegawai 50%

mengatakan ragu.

c. pembayaran insentif dilakukan dengan cepat

Dari data yang diperoleh, penulis

menganalisis bahwa insentif yang diterima oleh

pegawai diterima dengan tepat.

4. Standar Kerja

Standar kerja hendaknya ditentukan dengan

hati-hati, standar kerja yang terlalu tinggi dan

terlalu rendah sama tidak ada baiknya.

a. Besaran insentif sesuai dengan target kerja yang

harus dicapai

Dari data yang diperoleh penulis menganalisis

bahwa insentif yang diterima oleh pegawai 50%

ragu dan 50% setuju terghadap target kerja.

b. insentif memacu saya bersungguh- sungguh

untuk mencapai target kinerja/sasaran kinerja

pegawai

Dari data yang dipeoleh penulis

menganalisis bahwa insentif yang diterima oleh

pegawai sehingga dapat mencapai sasaran kerja

pegawai.

c. Karena insentif, prestasi kerja saya meningkat.

Dari data penelitian, penulis menganalisis

bahwa insentif yang diterima oleh pegawai dapat

meningkatkan prestasi kerja pegawai

5. Upah Normal

Besarnya upah normal dengan standar kerja per

jam hendaknya cukup

merangsang pekerjaan untuk bekerja lebih giat.

a. Insentif yang diberikan sangat membantu

meningkatkan kesejahteraan saya

Dari data tersebut penulis menganalisis bahwa

insentif yang diterima oleh pegawai dapat

meningkatkan kesejahteraan pegawai.

b. Besaran insentif yang saya terima sangat

memuaskan

Dari data penelitian penulis menganalisis

bahwa besaran insentif yang diterima oleh

pegawai 50% memuaskan yang 50% responden

lagi menjawab ragu.

c. Insentif yang saya terima sesuai dengan standar

ekonomi dilingkungan saya

Dari data tersebut penulis menganalisis bahwa

insentif yang diterima oleh pegawai 50% standar

ekonomi yg 50% responden menjawab ragu.

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Hasilnya adalah nilai F = 964,374 yang F perhitungan dan F tabel adalah ... The

15

Dari hasil rekapitulasi peneliti menganalisis

bahwa penghasilan yang diterima oleh para pegawai

dinilai cukup tinggi, hal tersebut tampak pada tabel

diatas dengan jumlah responden yang menjawab

setuju sebanyak 30 responden, sedangkan indikator

pembayaran cepat dinilai kurang baik oleh para

pegawai, dikarenakan pegawai yang menerima

insentif tersebut masih merasa tidak sesuai dengan

jadwal yang telah ditentukan.

1. Disiplin pegawai

Sedangkan menurut Sutrisno , disiplin kerja

dipengaruhi oleh faktor yang sekaligus sebagai

indikator dari disiplin kerja yaitu:

a. Ketepatan waktu. Para pegawai datang ke kantor

tepat waktu, tertib dan teratur, dengan begitu

dapat dikatakan disiplin kerja baik

1. absensi kehadiran menurut anda sangat penting

dalam penegakan disiplin pegawai.

Dari data tersebut penulis menganalisis

bahwa absensi kehadiran sangat pentingdalam

penegakan disiplin pegawai. Dari data

penelitian penulis menganalisis bahwa

ketepatan waktu setuju dalam penegakan

disiplin pegawai.

2. Saya selalu pulang kantor tepat waktu

Dari data tersebut penulis enganalisis

bahwa ketepatan waktu sangat penting dalam

penegakan disiplin pegawai.

b. Menggunakan peralatan kantor dengan baik. Sikap

hati-hati dalam menggunakan peralatan kantor

dapat mewujudkan bahwa seseorang memiliki

disiplin kerja yang baik, sehingga peralatan

kantor dapat terhindar dari kerusakan

a. Saya menggunakan peralatan kantor dengan hati-

hati

Dari data tersebut penulis menganalisis bahwa

mengunakan peralatan kantor sangat penting.

b. Apabila saya merusak peralatan kantor saya

bersedia mengganti peralatan tersebut.

Dari data tersebut penulis menganalisis

bahwa akanmenganti bila merusak peralatan

kantor.

c. Harus melaksanakan tugas- tugas sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan.

Dari data tersebut penulis menganalisis bahwa

pegawai bertanggung jawab terhadap tugas- tugas

yang diberikan.

1. Tanggung jawab. Pegawai yang senantiasa

menyelesaikan tugas yang dibebankan

kepadanya sesuai dengan prosedur dan

bertanggung jawab atas hasil kerja, dapat pula

dikatakan memiliki disiplin kerja yang baik.

a. Saya mempunyai tanggung jawab terhadap tugas-

tugas yang diberikan.

Dari data penelitian penulis menganalisis

bahwa para pegawai mempunyai sikap yang baik

terhadap masyarakat.

b. Saya selalu bersikap sopan santun kepada atasan

dan pegawai lainya

Dari data penelitian penulis menganalisis

bahwa para pegawai mempunyai sikap yang

sopan terhadap masyarakat.

c. Saya selalu bersikap ramah terhadap masyarakat

Dari data penelitian penulis menganalisis

bahwa para pegawai mempunyai sikap yang

ramah terhadap masyarakat.

2. Ketaatan terhadap aturan kantor. Pegawai

memakai seragam kantor, menggunakan kartu

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Hasilnya adalah nilai F = 964,374 yang F perhitungan dan F tabel adalah ... The

16

tanda pengenal/identitas, membuat ijin bila

tidak masuk kantor, juga merupakan cerminan

dari disiplin yang tinggi.

a. Saya selalu memakai tanda pengenal dikantor

Dari data penelitian penulis menganalisis

bahwa para pegawai selalu menggunakan tanda

pengenal dikantor.

b. Saya selalu mengunakan seragam kantor sesuai

dengan hari yang telah ditentukan

Dari data penelitian penulis menganalisis

bahwa para pegawai selalu menggunakan tanda

pengenal dikantor.

c. Saya bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan

peraturan jika melanggar peraturan tersebut.

Dari data penelitian penulis menganalisis

bahwa para pegawai beredia dikenakan sanksi

apabila melanggar peraturan.

Dari hasil rekapitulasi pada variabel disiplin

pegawai diatas, peneliti menganalisis bahwa dari

keempat indikator tersebut memiliki nilai yang

paling tinggi terdapat pada indikator ketaatan

pada aturan kantor, dikarenakan pegawai selalu

mematuhi aturan yang berlaku. Dari hasil tersebut

juga menggambarkan bahwa dari keempat

indikator yang diteliti oleh peneliti, mendapatkan

hasil yang baik dimata para responden.

Berdasarkan data yang diperoleh dari

pegawai melalui kuesioner yang telah

ditentukan, diperoleh deskripsi data mengenai

tunjangan daerah secara umum:

1. Distribusi Frekuensi Skor Jawaban Kuesioner

Variabel Pemberian Tunjangan

Daerah(Insentif)

Persekoran yang digunakan untuk

mengukur variabel tunjangan daerah (insentif)

(X) adalah skala likert dengan interval 1 sampai

5. Pada variabel tunjangan (X) yang menunjukkan

sangat menentukan mengenai kepada pegawai

terhadap disiplin pegawai dengan rata-rata

tertinggi sebesar 4,33 tentang para pegawai yang

menerima insentif, produktivitas yang

dilaksanakan para pegawai telah berjalan dengan

baik,para pegawai harus mampu menyelesaikan

pekerjaan secara efektif dan efisien, dan setiap

pegawai yang bekerja sudah memiliki motivasi

kerja dalam menjalankan dan menyelesaikan

pekerjaannya, sedangkan yang menentukan

insentif yang dibayarkan lebih awal yaitu pada

tentang para pegawai yang diberikan uang insentif

diberikan lebih awal dari jadwal yang ditentukan

dengan rata-rata terendah 2,67.

2. Disiplin Pegawai

Persekoran yang digunakan untuk mengukur

variabel motivasi dalam pemberian tunjangan

daerah(insentif) (Y) adalah skala likert dengan

interval 1 sampai 5. Pada variabel disiplin

pegawai(Y) yang menunjukkan sangat

menentukan mengenai motivasi tunjangan

daerah(insentif) terhadap disiplin pegawai dengan

rata-rata tertinggi sebesar 4,50 tentang

menggunakan peralatan kantor dengan baik, dan

yang menentukan tunjangan daerah(insentif)

terhadap disiplin pegawaik yang paling sedikit

tentang pegawai yang memakai tanda pengenal

dikantor dengan rata-rata terendah 3,17.

Analisa Regresi Sederhana

Regresi adalah alat yang digunakan dalam

memprediksi permintaan di masa yang akan datang

berdasarkan data masa lalu atau untuk mengetahui

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Hasilnya adalah nilai F = 964,374 yang F perhitungan dan F tabel adalah ... The

17

pengaruh satu variabel bebas (independent) terhadap

satu variabel tak bebas (dependent).

Pada penelitian ini, penulis melakukan analisa

statistik regresi terhadap hasil jawaban kuesioner

pegawai, yang mana kuesioner pegawai tersebut telah

memenuhi syarat untuk dilakukannya analisa regresi

dengan adanya hasil jawaban dari variabel X

(tunjanngan daerah(insentif) dan variabel Y (disiplin

pegawai).

Dari hasil analisa regresi sederhana diatas

menunjukkan bahwa:

a) Dari tabel descriptive statistics dapat

dianalisis:

1. Jumlah responden yang menjadi sampel 12

orang.

2. Hasil Rata-rata variabel disiplin pegawai

sebesar 51,83 dengan simpangan baku

(standard deviation) sebesar 4,687, dan variable

motivasi dalamtunjangan daerah(insentif)

didapat hasil rata-rata sebesar 59,00 dengan

simpangan baku (standard deviation) sebesar

6,551.

b) Kontribusi yang disumbangkan motivasi dalam

tunjangan daerah(insentif) (X) terhadap disiplin

pegawai (Y) sebesar 99,0% Sehingga dapat

disimpulkan bahwa motivasi dalam pemberian

tunjangan daerah(insentif) sangat dipengaruhi

disiplin pegawai sampai dengan 99,0%

sedangkan sisanya (100 % - 99,0 % = 1,00 %)

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti

dalam penelitian ini.

c) Untuk menguji tingkat signifikansinya, dapat

dilihat pada tabel hasil uji Anova, hasil yang

diperoleh adalah nilai F = 964,374 yang

merupakan F hitung dan F tabel sebesar 4,96

(didapat dari distribution tabel nilai F 0,05),

sedangkan berdasarkan perbandingantingkat

probabilitas signifikansi, didapat nilai

signifikansi sebesar 0,00 dengan perbandingan

{(Sig) < α}(0,00) jauh lebih kecil dari 0,05.

Jika probabilitas (sig) > α maka Ho diterima

Jika probabilitas (sig) < α maka Ho ditolak

Berdasarkan hasil uji perbandingan tersebut,

maka dapat disimpulkan hipotesis akhir dalam

penelitian ini menunjukkan ada pengaruh yang

signifikan antara motivasi dalam pemberiantunjangan

daerah(insentif) terhadapdisiplin pegawai, artinya

hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak.

F. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan

penulis, maka dapat disimpulkan bahwa;

a. Konstribusi yang disumbangkan motivasi dalam

pemberian tunjangan daerah(insentif) (X)

terhadap disiplin pegawai (Y) sebesar 99,0%.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tunjangan

daerah(insentif)sangat dipengaruhi oleh disiplin

pegawai.

b. Untuk menguji tingkat signifikansinya, dapat

dilihat pada tabel hasil uji Anova, hasil yang

diperoleh adalah nilai F = 964,374 yang

merupakan F hitung dan F tabel sebesar 4,96

(didapat dari distribution tabel nilai F 0,05),

sedangkan berdasarkan perbandingantingkat

probabilitas signifikansi, didapat nilai

signifikansi sebesar 0,00 dengan perbandingan

{(Sig) < α}(0,00) jauh lebih kecil dari 0,05,

maka berdasarkan hasil uji perbandingan

tersebut, dapat disimpulkan bahwa adanya

pengaruh yang signifikan antara tunjangan

Page 19: PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Hasilnya adalah nilai F = 964,374 yang F perhitungan dan F tabel adalah ... The

18

daerah(insentif) terhadap disiplin pegawai, yang

artinya hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak.

c. Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk

mengetahui motivasi dalam pemberian

tunjangan daerah(insentif) pegawai di kantor

camat Bintan Pesisir, saya melihat hasil

kuesioner pegawai mengenai motivasi

tunjangan daerah di kantor camat Bintan Pesisir

menunjukan hasil yang baik. Karena setelah

penulis melihat hasil rata- rata yaitu mendekati

4-5.

d. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan

bahwa tingkat disiplin pegawai di kantor camat

bintan pesisir dikategorikan baik.

e. Untuk mengetahui disiplin pegawai di kantor

camat bintan pesisir penulis melihat dari hasil

nilai rata-rata dengan kategori baik. Dikatakan

demikian karena mengingaat skor nilai jawaban

mengunakan skala likertdengan interval 1

sampai 5.

G. SARAN

Setelah penulis melakukan penelitian dikantor

camat bintan pesisir maka penulis menyampaikan

beberapa saran berikut:

a. Untuk meningkatkan tunjangan daerah(

insentif) diperlukan adanya kesadaran terhadap

diri sendiri agar bisa menghasilkan kinerja yang

baik sehingga dapat bekerja dengan sungguh-

sungguh.

b. Dalam meningkatkan disiplin pegawai perlu

adanya upaya pimpinan untuk memotivasi

pegawai agar lebih disiplin dalam melaksanakan

tugas yang diberikan,

c. Diharapkan agar diberikan fasilitas yang

lengkap sehingga para pegawai bisa lebih

disiplin karena kecamatan bintan pesisir cukup

jauh dalam perjalanya sehingga membutuhkan

fasilitas agar mereka bisa mencapai tempat kerja

sesuai dengan jam kerja.

d. Dengan adanya insentif diharapkan para

pegawai yang menerimanya agar bisa

memotivasi pegawai agar lebih disiplin.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitia,

Jakarta: Asdi mahasatya.

Danim, Sudarwan, 2004, Motivasi Kepemimpinan

dan Efektivitas Kelompok, Jakarta: PT Asdi

Mahasatya.

Hariandja, Marihot Ttua Efendi, 2002, Manajemen

Sumber Daya Manusia, Jakarta: Grasindo.

Handoko, T.hani, 2001, Manajemen Personalia&

Sumber Daya Manusia, Yogyakarta :BPFE.

Hasibuan, Melayu, 2011, Manajemen Sumber Daya

Manusia, Jakarta: Bumi Aksara.

, 2006,

Manajemen Dasar, Pengertian Dan Masalah,

Jakarta: Bumi Aksara.

Pangabean, Mutiara S, Manajemen Sumber Daya

Manusia, Jakarta: Rajagrafindo.

Miftahthoha, 2007, Perilaku Organisasi, Jakarta:

Rajagrafindo.

Mangkunegara, Anwar Prabu, 2013, Manajemen

Sumber Daya Manusia Perusahaan, . Bandung:

Rosda.

Nawawi, Hadari, 2008, Manajemen Sumber Daya

Manusia Untuk Bisnis Kompetetif, Yogyakarta:

Gadja Mada University Press.

Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Administrasi,

Bandung: Alfabeta.

Page 20: PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Hasilnya adalah nilai F = 964,374 yang F perhitungan dan F tabel adalah ... The

19

,2013, Metode Penelitian Kuantitatif

Kualitatif R&D, Bandung: Alfabeta.

Sedarmayanti, 2007, ManajemenSumber Daya

Manusia ,Reformasi Birokrasi Dan Manajemen

Pegawai Negeri Sipil, Bandung: Refika Aditama.

Siagian, Sondang p, 2007, Manajemen Sumber Daya

Manusia, Jakarta: Bumi Aksara.

Siregar, Syofian, Metode Penelitian Kuantitatif,

Jakarta: Kencana

Sutrisno, Edy, 2010, Manajemen Sumber Daya

Manusia, Jakarta: Kencana.

Timpe , A Dale, 2002, Manajemen Sumber Daya

Manusia Memotivasi Pegawai, Jakarta: Gramedia

Sumber- sumber lain:

UU no 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai

Negeri Sipil

Keputusan Bupati Bintan Nomor 18/1/20014 Tentang

Tambahan Penghasilan PNSBerdasarkan Beban

Kerja Dilingkungan Pemerintahan Kabupaten Bintan

Tahun Anggaran 2014

http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008

/07/pengaruh-pemberian-insentif-

terhadap.html 31 maret 2015 14.30 wib