15
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015 71 PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (STUDI KASUS PADA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCABUDI) Oleh : Syafriadi. SE.,MM Dosen : FEB UNPAB Medan Abstract : The purpose of this research have to test the influence of budgetary participation, leadership, and organization commitment on the managerial performance in Pembangunan Pancabudi University Medan. Hypotheses that proposed is budgetary participation, leadership, and organization commitment to the managerial performance is significant with simultaneous test or partial test in Pembangunan Pancabudi University Medan. The population of this research is leader and staff in office of Pembangunan Pancabudi University usually in making budgetary policy amount 65 persons (source data in employer unit, 2009). The adjustment small population also this research with census. And than process and analyze data by using multiple regression models through SPSS version 14. The result of this research is in the simultaneous budgetary participation, leadership, and organizational commitment significantly influence on managerial performance, and with partial test budgetary participation, leadership, and organizational commitment is positively significant influence on managerial performance in Pembangunan Pancabudi University Medan. Keywords : Budgetary participation, leadership, organization commitment, managerial performance. Pendahuluan Kinerja telah menjadi kata kunci yang banyak dibicarakan diberbagai organisasi mulai dari organisasi perusahaan, pemerintahan, dan juga perguruan tinggi. Demikian juga kinerja masuk dalam setiap aspek sosial ekonomi kemasyarakatan. Kondisi ini terlihat dari banyak organisasi yang memasukkan kata kinerja dalam visi dan misinya. Pencapaian kinerja tidak hanya diharapkan pada karyawan saja melainkan dalam jangka panjang diharapkan mampu meningkatkan kinerja kelembagaan. Kinerja menjadi gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategi perencanaan suatu organisasi. Pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi tentang efisiensi penggunaan sumberdaya dalam menghasilkan output yang berkualitas, membandingkan hasil kerja dengan rencana kerja, serta menunjuk efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan. Universitas Pembangunan Pancabudi sebagai salah satu dari empat perguruan tinggi Negeri yang ada di Provinsi Sumatera Utara juga melakukan perencanaan dan upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan dan kinerja kelembagaan dalam meningkatkan efektivitas pelayanan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia, khususnya untuk masyarakat Propinsi Sumatera Utara. Sebagai universitas yang relatif baru di negerikan pada tahun 2001, Universitas Pembangunan Pancabudi terus melakukan pembenahan dalam pengelolaan organisasi, meningkatkan kinerja organisasi agar dapat mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan.

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA · PDF filejurnal ilmiah “integritas” vol.1 no. 4 desember 2015 71 pengaruh partisipasi anggaran, gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi

  • Upload
    vubao

  • View
    225

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA · PDF filejurnal ilmiah “integritas” vol.1 no. 4 desember 2015 71 pengaruh partisipasi anggaran, gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi

Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015

71

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA KEPEMIMPINAN DAN

KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

(STUDI KASUS PADA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCABUDI)

Oleh : Syafriadi. SE.,MM

Dosen : FEB – UNPAB Medan

Abstract : The purpose of this research have to test the influence of budgetary

participation, leadership, and organization commitment on the managerial

performance in Pembangunan Pancabudi University Medan. Hypotheses that

proposed is budgetary participation, leadership, and organization commitment to

the managerial performance is significant with simultaneous test or partial test in

Pembangunan Pancabudi University Medan. The population of this research is

leader and staff in office of Pembangunan Pancabudi University usually in making

budgetary policy amount 65 persons (source data in employer unit, 2009). The

adjustment small population also this research with census. And than process and

analyze data by using multiple regression models through SPSS version 14. The

result of this research is in the simultaneous budgetary participation, leadership,

and organizational commitment significantly influence on managerial performance,

and with partial test budgetary participation, leadership, and organizational

commitment is positively significant influence on managerial performance in

Pembangunan Pancabudi University Medan.

Keywords : Budgetary participation, leadership, organization commitment,

managerial performance.

Pendahuluan

Kinerja telah menjadi kata kunci

yang banyak dibicarakan diberbagai

organisasi mulai dari organisasi perusahaan,

pemerintahan, dan juga perguruan tinggi.

Demikian juga kinerja masuk dalam setiap

aspek sosial ekonomi kemasyarakatan.

Kondisi ini terlihat dari banyak organisasi

yang memasukkan kata kinerja dalam visi

dan misinya. Pencapaian kinerja tidak

hanya diharapkan pada karyawan saja

melainkan dalam jangka panjang

diharapkan mampu meningkatkan kinerja

kelembagaan.

Kinerja menjadi gambaran

mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan

suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran,

tujuan, visi dan misi organisasi yang

tertuang dalam strategi perencanaan suatu

organisasi. Pengukuran kinerja adalah suatu

proses penilaian kemajuan pekerjaan

terhadap tujuan dan sasaran yang telah

ditentukan sebelumnya, termasuk informasi

tentang efisiensi penggunaan sumberdaya

dalam menghasilkan output yang

berkualitas, membandingkan hasil kerja

dengan rencana kerja, serta menunjuk

efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan.

Universitas Pembangunan

Pancabudi sebagai salah satu dari empat

perguruan tinggi Negeri yang ada di

Provinsi Sumatera Utara juga melakukan

perencanaan dan upaya-upaya untuk

meningkatkan kinerja karyawan dan kinerja

kelembagaan dalam meningkatkan

efektivitas pelayanan kualitas pendidikan

tinggi di Indonesia, khususnya untuk

masyarakat Propinsi Sumatera Utara.

Sebagai universitas yang relatif baru di

negerikan pada tahun 2001, Universitas

Pembangunan Pancabudi terus melakukan

pembenahan dalam pengelolaan organisasi,

meningkatkan kinerja organisasi agar dapat

mencapai visi dan misi yang telah

ditetapkan.

Page 2: PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA · PDF filejurnal ilmiah “integritas” vol.1 no. 4 desember 2015 71 pengaruh partisipasi anggaran, gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi

Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015

72

Upaya universitas dalam

meningkatkan kinerja organisasional

terlihat dari peningkatan berbagai aspek

kelembagaan; upaya untuk meningkatkan

kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia

telah menunjukkan kemajuan yang pesat.

Sebagai perbandingan, jika pada awal

penegerian (tahun 2001) jumlah karyawan

dan dosen masih sangat terbatas yakni

hanya 125 orang, pada saat ini jumlah

dosen telah mencapai 423 orang ditambah

jumlah karyawan mencapai 234 orang.

Selain itu pada awal menjadi Perguruan

Tinggin Negeri (PTN) sangat sedikit dosen

yang berkualifikasi pendidikan Magister,

pada saat ini dari 423 orang dosen, 95%

telah menyelesaikan pendidikan setingkat

Magister, bahkan 11 orang diantaranya

telah menyelesaikan pendidikan Doktoral

dan 1 orang guru besar.

Dalam meningkatkan kinerja

organisasi tidak terlepas dari berbagai

faktor yang mempengaruhinya. Banyak

faktor yang turut menentukan suatu

organisasi sukses dalam meningkatkan

kinerja, baik yang telah dibuktikan secara

empiris oleh peneliti-peneliti terdahulu,

maupun faktor-faktor yang belum

dimasukkan dalam penelitian. Mardiasmo

(2002) menunjuk variabel anggaran sebagai

alat penilaian kinerja. Kinerja dinilai

berdasarkan pencapaian target anggaran dan

efisiensi pelaksanaan anggaran. Pada

umumnya karyawan akan menerima reward

bila mampu memenuhi sasaran anggaran

atau melebihi target anggaran. Sebaliknya

akan mendapatkan punishment bila tidak

mampu memenuhi target anggaran.

Penganggaran merupakan suatu

proses yang cukup rumit pada organisasi

sektor publik dibandingkan dengan

penganggaran pada sektor swasta.

Anggaran sektor publik merupakan

intrumen akuntabilitas atas pengelolaan

dana publik dan pelaksanaan program-

program yang dibiayai dari uang publik

(Mardiasmo, 2002). Penganggaran dalam

sektor publik terkait dengan proses

penentuan jumlah alokasi dana untuk

masing-masing program dan aktivitas

dalam satuan moneter. Tahap penganggaran

menjadi sangat penting karena anggaran

yang tidak efektif dan tidak berorientasi

pada kinerja akan dapat menyebabkan

kegagalan pada perencanaan kerja yang

telah disusun.

Penganggaran dalam organisasi

sektor publik seperti halnya Universitas

Pembangunan Pancabudi merupakan suatu

proses politik. Dalam hal ini anggaran

merupakan intrumen akuntabilitas atas

pengelolaan dana publik dan pelaksanaan

program-program yang dibiayai dengan

uang publik. Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa anggaran publik

menggambarkan kondisi keuangan dari

suatu organisasi yang meliputi informasi

mengenai pendapatan, belanja dan aktivitas

penyelenggaran pendidikan tinggi pada

Universitas Pembangunan Pancabudi.

Dahulu penganggaran dilakukan

dengan sistem top-down, dimana rencana

dan jumlah anggaran telah ditetapkan oleh

atasan/pemegang kuasa anggaran, sehingga

bawahan/pelaksana anggaran hanya

melaksanakan program sesuai yang telah

disusun. Penerapan sistem anggaran seperti

ini mengakibatkan kinerja bawahan/

pelaksana anggaran menjadi tidak efektif

karena target yang ditetapkan adakalanya

tidak sesuai dengan realita yang seharusnya

terjadi. Misalnya target yang ditetapkan

terlalu tinggi padahal sumberdaya yang

diberikan tidak mencukupi untuk mencapai

target tersebut.

Mengetahui bahwa penganggaran

dengan sistem top-down kurang maksimal

dalam meningkatkan kinerja, maka dalam

perkembangan sekarang ini Universitas

Pembangunan Pancabudi mulai menyusun

model perencanaan yang lebih partisipatif,

dimana dengan sistem anggaran seperti ini

memungkinkan serapan aspirasi dari

seluruh komponen sivitas akademika

terutama pada setiap unit kerja dapat

berpartisipasi dalam penyusunan anggaran.

Masalah yang berkaitan dengan

hubungan partisipasi anggaran dengan

Page 3: PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA · PDF filejurnal ilmiah “integritas” vol.1 no. 4 desember 2015 71 pengaruh partisipasi anggaran, gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi

Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015

73

kinerja telah diteliti secara luas, namun

kebanyakan bukti-bukti empiris

menunjukkan hasil yang variatif dan tidak

konsisten. Misalnya; Kenis, 1979;

Brownell, 1982; Brownell dan Mc.Innes,

1986; Frucot dan Shearon, 1991; dan

beberapa peneliti lain menemukan bahwa

partisipasi anggaran dan kinerja memiliki

hubungan yang sangat positif. Dilain pihak

menemukan hasil sebaliknya seperti

penelitian (Sterdy, 1960; Bryan dan Locke,

1967; Chenhall dan Brownell, 1988;

Milani, 1975 dalam Wirdani Lubis 2008),

dan beberapa penelitian lain yang

menemukan partisipasi anggaran tidak

berhubungan dengan kinerja organisasi.

Selain anggaran, peneliti lain juga

menunjuk variabel gaya kepemimpinan

sebagai variabel yang turut menentukan

kinerja karyawan. Kesesuai penerapan gaya

kepemimpinan secara tidak langsung akan

meningkatkan kepuasan kerja

karyawan/bawahan sehingga karyawan

akan termotivasi untuk meningkatkan

kinerjanya. Keberhasilan dalam mengelola

suatu organisasi tidak terlepas dari faktor

kepemimpinan dan sikap bawahan dalam

melaksanakan tugas mencapai tujuan

organisasi. Menurut Decoster dan Fertakis

(1968) kepemimpinan yang efektif harus

memberikan pengarahan terhadap usaha-

usaha dalam mencapai tujuan organisasi.

Brownell (1982) yang menguji pengaruh

gaya kepemimpinan dalam konteks sistem

penganggaran menemukan bahwa antara

aspek kepemimpinan turut mempengaruhi

kinerja.

Penerapan gaya kepemimpinan

yang paling tepat di Universitas

Pembangunan Pancabudi seharusnya

mengacu pada struktur organisasi dan

budaya organisasi. Dalam fungsinya

sebagai penggerak organisasi pemimpin

langsung berhadapan dengan bawahan

sebagai pelaksana pekerjaan. Untuk itu

seorang pemimpin harus mampu

memberikan motivasi kepada bawahan

sehingga pelaksanaan pekerjaan yang

dibebankan dapat tercapai dengan

sebaiknya. Mengingat peranan vital seorang

pemimpin dalam menggerakkan bawahan

maka timbul pemikiran diantara para ahli

manajemen untuk bisa lebih jauh

mengungkapkan peranan apa saja yang

menjadi beban dan tanggung jawab

pemimpin dalam mempengaruhi bawahan.

Faktor lain yang tidak bisa

diabaikan dalam menjabarkan kinerja

adalah komitmen organisasi. Komitmen

bisa dijabarkan dari dua sisi yaitu; a) sisi

karyawan yang mengidentifikasi seberapa

besar komitmen seseorang

karyawan/bawahan terhadap pekerjaan

yang diberikan kepadanya dan sejauhmana

komitmennya untuk mengembangkan

organisasi. b) sisi organisasi, pada sisi ini

elemen penting dari komitmen organisasi

dipegang oleh pimpinan puncak (dalam ini

Rektor selaku penyelenggara tertinggi pada

suatu Universitas). Semakin besar

komitmen organisasi dalam

mengembangkan bawahan dan organisasi,

maka semakin meningkat pula kinerja

manajerial dari setiap individu bawahannya

dalam organisasi.

Marbawi (2003) menghubungkan

komitmen organisasi dengan kepuasan

kerja yang mendukung peningkatan kinerja

karyawan. Komitmen secara internal

menghubungkan prilaku karyawan dalam

mengambil sikap dan komitmen untuk

memajukan organisasi, komitmen pimpinan

menyangkut tingkat partisipasi seorang

pimpinan dalam mengelola organisasi

sebaik mungkin. Komitmen organisasi

mempunyai arah hubungan yang positif

dengan kepuasan kerja dan komitmen

organisasi, semakin tinggi komitmen

karyawan dan pimpinan semakin tinggi

pula kinerja organisasi untuk tercapai.

Berdasarkan uraian di atas, maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dan kajian lebih mendalam tentang kinerja

manajerial pada Perguruan Tinggi dalam

sebuah tesis dengan judul : “Pengaruh

partisipasi anggaran, gaya kepemimpinan

dan komitmen organisasi terhadap kinerja

Page 4: PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA · PDF filejurnal ilmiah “integritas” vol.1 no. 4 desember 2015 71 pengaruh partisipasi anggaran, gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi

Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015

74

manajerial: Studi kasus pada Universitas

Pembangunan Pancabudi”.

Model Analisis Data

Untuk menguji hipotesis penelitian

digunakan model analisis regresi linear

berganda yang berfungsi untuk mengetahui

pengaruh / hubungan variabel bebas dengan

variabel terikat. Pengolahan data akan

dilakukan dengan menggunakan alat bantu

aplikasi software SPSS.

Formulasi yang digunakan adalah :

KM = β0 + β1 PA + β2 GK + β3 KO + e Keterangan :

KM : Kinerja Manajerial

PA : Partisipasi Anggaran

GK : Gaya Kepemimpinan

KO : Komitmen Organisasi

β0 : Konstanta

β1- β3 : Koefisien regresi parsial

℮ : Error term

Uji Kualitas Data

Uji kualitas data dimaksudkan agar

keabsahan data yang digunakan dalam

penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan

secara ilmiah dan terbebas dari bias secara

statistik. Pengujian kualitas data dilakukan

dengan uji validitas dan reliabilitas. Apabila

hasil pengujian menjumpai data penelitian

valid dan realibel secara statistik, maka

dapat disimpulkan kualitas data yang

digunakan cukup baik.

1. Uji Validitas

Menurut Hermawan (2006) validasi

data merupakan suatu proses penentuan

apakah suatu wawancara dalam survey atau

observasi dilakukan dengan benar dan

terbebas dari bias. Dalam berbagai metode

pengumpulan data tidak selalu mudah untuk

melakukan pemantauan secara ketat.

Sementara menurut Ghozali (2007)

uji validitas bertujuan untuk mengukur sah

atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu

kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan

pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur

oleh kuesioner tersebut. Menurut Ghozali

(2007) mengukur validitas dapat dilakukan

dengan tiga cara; 1) melakukan korelasi

antar skor butir pertanyaan dengan total

skor konstruk atau variabel; 2) melakukan

korelasi bivariate antara masing-masing

skor indikator dengan total skor konstruk;

3) uji dengan Confirmatory Factor Analysis

(CFA). Dari ketiga cara pengukuran

validitas yang disebutkan Ghozali di atas,

maka dalam penelitian ini pengujian

validitas dilakukan dengan cara kedua yaitu

melakukan korelasi bivariate antara masing-

masing skor indikator dengan total skor

konstruk pada derajat α=0,01 dan α=0,05.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2007) reliabilitas

adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan indikator dari variabel atau

konstruk. Suatu kuesioner dikatakan

reliabel atau handal jika jawaban seseorang

terhadap pertanyaan adalah konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran

reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara

yaitu; 1) Repeated Measure atau

pengukuran ulang; 2) One Shot atau

pengukuran sekali saja.

Dalam penelitian ini pengujian

reliabilitas dilakukan dengan metode one

shot, dimana pengukurannya hanya sekali

kemudian dibandingkan dengan pertanyaan

lain atau mengukur korelasi antara jawaban

pertanyaan. Uji ini dapat dilihat dari nilai

Cronbach Alpha. Suatu konstruk dikatakan

relialibel jika memberikan nilai Cronbach

Alpha > 0,60 (Nunnally dalam Ghozali,

2007).

Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian

hipotesis dengan menggunakan analisis

regresi, maka diperlukan pengujian asumsi

klasik yang meliputi pengujian: (1)

normalitas, (2) multikolinearitas, dan (3)

heterokedastisitas.

1. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2007) Uji

Normalitas bertujuan untuk mengetahui

apakah distribusi sebuah data mengikuti

atau mendekati distribusi normal yaitu

Page 5: PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA · PDF filejurnal ilmiah “integritas” vol.1 no. 4 desember 2015 71 pengaruh partisipasi anggaran, gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi

Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015

75

distribusi data dengan bentuk lonceng (bell

Shaped). Data yang baik adalah data yang

mempunyai pola seperti distribusi normal.

Pedoman pengambilan keputusan

dengan uji Kolmogorov-Smirnov tentang

data tersebut mendekati atau merupakan

distribusi nomal dapat dilihat dari

i. Nilai Sig. Atau signifikan atau

probabilitas < 0,05, maka distribusi

data adalah tidak normal.

ii. Nilai Sig. Atau signifikan atau

probabilitas > 0,05, maka ditribusi

data adalah normal.

2. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah situasi

adanya korelasi variabel-variabel

independen antara yang satu dengan yang

lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-

variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-

variabel bebas yang bersifat ortogonal

adalah variabel bebas yang memiliki nilai

korelasi diantara sesamanya sama dengan

nol. Jika terjadi korelasi sempurna diantara

sesama variabel bebas, maka

konsekuensinya adalah:

a. Koefisien-koefisien regresi menjadi

tidak dapat ditaksir.

b. Nilai standar error setiap koefisien

regresi menjadi tak terhingga.

Pengujian ini bermaksud untuk

menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel

independen. Jika terjadi korelasi, maka

dinamakan terdapat problem multikolinie-

itas. Ada dua cara yang dapat dilakukan jika

terjadi multikolinieritas yaitu :

a. Mengeluarkan salah satu variabel,

misalnya variabel independent A

dan B saling berkolerasi dengan

kuat, maka bisa dipilih A atau B

yang dikeluarkan dari model regresi.

b. Menggunakan metode lanjut seperti

Regresi Bayesian atau Regresi

Ridge.

Pengujian multikolinearitas dapat

dilakukan dengan melakukan korelasi

antara variabel bebas (independent

variable). Jika nilai korelasi antara variabel

bebas tersebut lebih besar dari 0.7

(Nunnally dalam Ghozali, 2007), maka

dapat dikatakan bahwa terjadi gejala

multikolinearitas. Disamping dengan

melakukan uji korelasi tersebut, pengujian

ini juga dapat dilakukan dengan melihat

nilai VIF (Variance Inflation Factor) dari

model penelitian, jika nilai VIF diatas 10

maka dapat dikatakan bahwa telah terjadi

gejala multikolinearitas dalam model

penelitian.

3. Uji Heterokedastisitas

Tujuan dari pengujian ini adalah

untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari

residual dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varians dari

residual dari suatu pengamatan ke

pengamatan lainnya tetap, maka disebut

Homoskedastisitas. Jika varians berbeda,

maka disebut heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Deteksi ada tidaknya gejala

heteroskedastisitas adalah dengan melihat

ada tidaknya pola tertentu pada grafik

scatterplot di sekitar nilai X1, X2, X3, dan

Y. Jika ada pola tertentu, maka telah terjadi

gejala heterokedastisitas.

Uji asumsi klasik yang digunakan

hanya terbatas pada ketiga uji di atas,

sedangkan uji autokorelasi tidak digunakan.

Hal ini dikarenakan uji autokorelasi yang

bertujuan untuk menguji apakah dalam

suatu model regresi linear ada korelasi

antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pada periode t-1 atau

sebelumnya muncul karena observasi yang

berurutan sepanjang tahun yang berkaitan

satu dengan lainnya. Maka uji autokorelasi

ini sering ditemukan pada time series,

sedangkan data yang dikumpulkan oleh

penulis ada data crosssection , maka

masalah autokorelasi relatif tidak terjadi.

Uji Hipotesis 1. Uji Simultan (Uji-F)

Uji-F (uji simultan) adalah untuk

melihat apakah variabel independen secara

bersama-sama (simultan) mempunyai

Page 6: PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA · PDF filejurnal ilmiah “integritas” vol.1 no. 4 desember 2015 71 pengaruh partisipasi anggaran, gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi

Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015

76

pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen. Melalui uji statistik dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

Ho : b1; b2; b3 = 0

Artinya secara bersama-sama

(simultan) variabel independen tidak

terdapat pengaruh terhadap variabel

dependen.

Ha : b1; b2; b3 ≠ 0

Artinya secara bersama-sama

(simultan) variabel independen terdapat

pengaruh terhadap variabel dependen,

dengan kriteria :

Ho diterima, apabila F-hitung < F-tabel

pada α = 5%

Ha diterima, apabila F-hitung > F- tabel

pada α = 5%

Hipotesis penelitian diuji dengan

menggunakan analisa regresi berganda.

Pengujian hipotesis ditujukan untuk

menguji ada tidaknya pengaruh dari varibel

bebas secara keseluruhan terhadap variabel

dependen. Pengujian hipotesis dengan

menggunakan Uji F atau yang biasa disebut

dengan Analysis of Varian (ANOVA).

Pengujian ANOVA atau Uji F bisa

dilakukan dengan dua cara yaitu dengan

melihat tingkat signifikansi atau dengan

membandingkan F hitung dengan F tabel.

Pengujian dengan tingkat signifikansi

dilakukan dengan ketentuan yaitu apabila

hasil signifikansi pada tabel ANOVA < α

0,05, maka H0 ditolak (berpengaruh),

sementara sebaliknya apabila tingkat

signifikansi pada tabel ANOVA > α 0,05,

maka H0 diterima (tidak berpengaruh).

Pengujian dengan membandingkan

F hitung dengan F tabel dilakukan dengan

ketentuan yaitu apabila F hitung > F tabel

(α 0,05) maka H0 ditolak (berpengaruh),

sementara sebaliknya apabila F hitung < F

tabel (α 0,05) maka H0 diterima (tidak

berpengaruh). Adapun F tabel dicari dengan

memperhatikan tingkat kepercayaan (α) dan

derajat bebas (degree of freedom).

2. Uji Signifikan Parsial (Uji – t)

Uji statistik t disebut juga sebagai

uji signifikasi individual. Uji ini

menunjukkan seberapa jauh pengaruh

variabel independen secara parsial terhadap

variabel dependen pengujian dilakukan

dengan memandingkan t hitung dengan t

tabel pada degree of freedom (df) = n – k

pada level signifikansi = 0,05.

Bentuk pengujiannya adalah :

Ho : b1 = 0, artinya suatu variabel

independen secara parsial tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha : b1 ≠ 0, artinya variabel independen

secara parsial berpengaruh terhadap

variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima,apabila t-hitung < t-tabel pada

α = 5%

Ha diterima,apabila t-hitung > t- tabel pada

α = 5%.

3. Koefisien determinan (R2)

Pengujian koefisien determinan (R²)

digunakan untuk mengukur proporsi atau

persentase sumbangan variabel independen

yang diteliti terhadap variasi naik turunnya

variable dependen. Koefisien determinan

berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤

R² ≤ 1). Hal ini berarti bila R²=0

menunjukan tidak adanya pengaruh antara

variabel independen terhadap variabel

dependen, bila R² semakin besar mendekati

1 menunjukan semakin kuatnya pengaruh

variabel independent terhadap variabel

dependen dan bila R2

semakin kecil

mendekati nol maka dapat dikatakan

semakin kecilnya pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen.

Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji Validitas

Uji validitas bertujuan untuk

mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Pengujian validitas dilakukan

dengan cara kedua yaitu melakukan

korelasi bivariate antara masing-masing

skor indikator dengan total skor konstruk

pada derajat α=0,01 dan α=0,05. Hasil

pengujian masing-masing variabel adalah

sebagai berikut:

Page 7: PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA · PDF filejurnal ilmiah “integritas” vol.1 no. 4 desember 2015 71 pengaruh partisipasi anggaran, gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi

Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015

77

a. Variabel Partisipasi Anggaran

Variabel partisipasi anggaran diukur

dengan 5 indikator pertanyaan, masing-

masing indikator akan diuji valid atau tidak

berdasarkan kriteria korelasi (r). Jika r

hitung lebih besar dari r tabel, maka

indikator tersebut valid secara statistik.

Hasil perhitungan r dari output SPSS ver.

14 sebagai berikut:

Tabel 1. Uji Validitas Variabel

Partisipasi Anggaran

No Indikator Pengujian r hitung r tabel Keterangan

1 Kontribusi saya dalam

penyusunan anggaran sangat

besar

0,338 0,237 Valid

2 Saya terlibat dan ikut serta

dalam penyusunan anggaran

0,326 0,237 Valid

3 Ketika ada revisi anggaran,

atasan memberikan informasi

kepada saya

0,531 0,237 Valid

4 Saya turut serta memberikan

masukan dan saran dalam

penyusunan anggaran

0,484 0,237 Valid

5 Keputusan anggaran untuk

unit kerja saya diputuskan

atas persetujuan saya

0,503 0,237 Valid

Sumber: Output SPSS versi 14.0

Nilai r tabel pada n sampel 67

adalah sebesar 0,237 sedangkan r hitung

sebagaimana Tabel 5.6 semua indikator

mempunyai r hitung lebih besar dari r tabel.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

indikator-indikator yang diajukan dalam

variabel partisipasi anggaran valid secara

statistik.

b. Variabel Gaya Kepemimpinan

Tabel 2. Uji Validitas Variabel Gaya

Kepemimpinan

No Indikator Pengujian r hitung r tabel Keterangan

1 Pimpinan memberikan

kesempatan kepada

bawahan untuk bekerja

optimal

0,354 0,237 Valid

2 Pimpinan mengakui

prestasi kerja bawahan

karena hasil kerja sesuai

dengan keinginannya

0,535 0,237 Valid

3 Pimpinan menetapkan

dan memberi intruksi

yang jelas tentang aturan

dan prosedur kerja

0,400 0,237 Valid

4 Pimpinan menggunakan

reward dan punishment

untuk mendorong

bawahan meningkatkan

kinerja

0,540 0,237 Valid

5 Pimpinan melibatkan

secara langsung bawahan

dalam penyusunan

rencana kerja

0,419 0,237 Valid

Sumber: Output SPSS versi 14.0

Berdasarkan output SPSS masing-

masing indikator dalam variabel gaya

kepemimpinan mempunyai r hitung adalah;

Pimpinan memberikan kesempatan kepada

bawahan untuk bekerja optimal mempunyai

r hitung sebesar 0,354, Pimpinan mengakui

prestasi kerja bawahan karena hasil kerja

sesuai dengan keinginannya mempunyai r

hitung sebesar 0,535, Pimpinan menetapkan

dan memberi intruksi yang jelas tentang

aturan dan prosedur kerja mempunyai r

hitung sebesar 0,400, Pimpinan

menggunakan reward dan punishment

untuk mendorong bawahan meningkatkan

kinerja mempunyai r hitung sebesar 0,540,

dan indikator Pimpinan melibatkan secara

langsung bawahan dalam penyusunan

rencana kerja mempunyai r hitung sebesar

0,419. Dengan demikian semua indikator

pada variabel gaya kepemimpinan

mempunyai r hitung lebih besar dari r tabel

0,237 sehingga dapat disimpulkan valid

secara statistik.

c. Variabel Komitmen Organisasi

Jumlah indikator yang diajukan

dalam variabel komitmen organisasi

sebanyak 5 indikator. Hasil pengujian

validitas sebagai berikut.

Tabel 3. Uji Validitas Variabel

Komitmen Organisasi

No Indikator Pengujian r hitung r tabel Keterangan

1 Anda berkomitmen

meningkatkan capaian

hasil pekerjaan

0,570 0,237 Valid

2 Anda berkomitmen

menjaga kondusivitas

kerja dalam organisasi

0,667 0,237 Valid

3 Anda berkomitmen

memberikan yang terbaik

bagi lembaga

0,591 0,237 Valid

4 Anda berkomitmen

menjaga nama baik

organisasi dan atasan

0,669 0,237 Valid

5 Organisasi telah

memenuhi hak-hak anda

secara tepat sesuai dengan

hasil kerja

0,504 0,237 Valid

Sumber: Output SPSS versi 14.0

Komitmen meningkatkan capaian

hasil pekerjaan mempunyai r hitung 0,570,

komitmen menjaga kondusivitas kerja

dalam organisasi mempunyai r hitung

0,667, komitmen memberikan yang terbaik

Page 8: PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA · PDF filejurnal ilmiah “integritas” vol.1 no. 4 desember 2015 71 pengaruh partisipasi anggaran, gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi

Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015

78

bagi lembaga mempunyai r hitung 0,591,

komitmen menjaga nama baik organisasi

dan atasan mempunyai r hitung 0,669, dan

indikator organisasi telah memenuhi hak-

hak anda secara tepat sesuai dengan hasil

kerja diperoleh r hitung sebesar 0,504.

Dengan demikian semua indikator

mempunyai r hitung lebih besar dari r tabel

0,237 sehingga dapat disimpulkan valid

secara statistik.

d. Variabel Kinerja Manajerial

Tabel 4. Uji Validitas Variabel Kinerja

Manajerial

No Indikator Pengujian r hitung r tabel Keterangan

1 Menentukan tujuan,

sasaran, kebijakan dan

tindakan manajerial

0,258 0,237 Valid

2 Mengumpulkan dan

menyiapkan informasi

dalam bentuk laporan,

catatan dan analisa

pekerjaan

0,254 0,237 Valid

3 Pertukaran informasi

dengan orang dalam

organisasi tidak hanya

dengan bawahan, tetapi

juga dengan orang lain

untuk menyesuaikan

program kerja

0,256 0,237 Valid

4 Mengevaluasi dan menilai

proposal, laporan, dan

kinerja bawahan

0,304 0,237 Valid

5 Mengarahkan, memimpin

dan mengembangkan

bawahan

0,337 0,237 Valid

6 Memelihara dan

mempertahankan bawahan,

menyeleksi pegawai baru,

menempatkan dan

mempromosikan bawahan

0,312 0,237 Valid

7 Menyampaikan informasi

tentang visi, misi dan

kegiatan-kegiatan

organisasi

0,278 0,237 Valid

8 Memimpin rapat kordinasi

dengan staf dan pelimpahan

wewenang

0,299 0,237 Valid

Sumber: Output SPSS versi 14.0

Hasil perhitungan validitas terhadap

indikator-indikator dalam variabel kinerja

manajerial adalah; Menentukan tujuan,

sasaran, kebijakan dan tindakan manajerial

r hitung diperoleh sebesar 0,258,

Mengumpulkan dan menyiapkan informasi

dalam bentuk laporan, catatan dan analisa

pekerjaan r hitung diperoleh sebesar 0,254,

Pertukaran informasi dengan orang dalam

organisasi tidak hanya dengan bawahan,

tetapi juga dengan orang lain untuk

menyesuaikan program kerja mempunyai r

hitung sebesar 0,256, Mengevaluasi dan

menilai proposal, laporan, dan kinerja

bawahan mempunyai r hitung sebesar

0,304, Mengarahkan, memimpin dan

mengembangkan bawahan r hitung

diperoleh sebesar 0,337, Memelihara dan

mempertahankan bawahan, menyeleksi

pegawai baru, menempatkan dan

mempromosikan bawahan mempunyai r

hitung sebesar 0,312, Menyampaikan

informasi tentang visi, misi dan kegiatan-

kegiatan organisasi r hitung diperoleh

sebesar 0,278, dan indikator Memimpin

rapat kordinasi dengan staf dan pelimpahan

wewenang mempunyai r hitung sebesar

0,299. Dengan demikian semua indikator

mempunyai r hitung lebih besar dari r tabel

0,237 sehingga dapat disimpulkan valid

secara statistik.

Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk

mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel atau konstruk. Suatu

kuesioner dikatakan reliabel atau handal

jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke

waktu.Pengujian reliabilitas variabel

penelitian dapat dilihat dari nilai Cronbach

Alpha masing-masing variabel. Pengujian

reliabilitas dilakukan dengan metode one

shot, dimana pengukurannya hanya sekali

kemudian dibandingkan dengan pertanyaan

lain atau mengukur korelasi antara jawaban

pertanyaan. Uji ini dapat dilihat dari nilai

Cronbach Alpha. Suatu konstruk dikatakan

relialibel jika memberikan nilai Cronbach

Alpha > 0,60 (Nunnally dalam Ghozali,

2007). Adapun hasil pengujian reliabilitas

masing-masing variabel penelitian

sebagaimana ditampilkan pada Tabel 5 di

bawah ini.

Tabel 5. Uji Reliabilitas Variabel

Penelitian

No Variabel Cronbach Alpha Keterangan

1 Partisipasi Anggaran 0,658 Relialibel

2 Gaya Kepemimpinan 0,670 Relialibel

3 Komitmen Organisasi 0,806 Relialibel

4 Kinerja Manajerial 0,664 Relialibel

Page 9: PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA · PDF filejurnal ilmiah “integritas” vol.1 no. 4 desember 2015 71 pengaruh partisipasi anggaran, gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi

Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015

79

Sumber: Output SPSS versi 14.0

Dari hasil pengujian diperoleh nilai

Cronbach Alpha masing-masing variabel

adalah; variabel partisipasi anggaran

sebesar 0,658, variabel gaya kepemimpinan

sebesar 0,670, variabel komitmen

organisasi sebesar 0,806, dan nilai

Cronbach Alpha variabel kinerja manajerial

sebesar 0,664. Dari hasil pengujian ini

menunjukkan semua variabel mempunyai

nilai Cronbach Alpha di atas 0,6 sehingga

dapat disimpulkan variabel yang diuji

relialibel secara statistik.

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Sebagaimana telah dirumuskan pada

bab sebelumnya pengujian normalitas data

dilakukan dengan menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov (KS Test). Apabila

hasil pengujian dijumpai nilai Sig. > 0,05

bermakna data-data yang diuji dalam

penelitian ini terdistribusi normal.

Sebaliknya apabila nilai Sig. < 0,05

bermakna data tidak terdistribusi normal.

Hasil pengujian normalitas sebagaimana

dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini.

Tabel 6. One-Sample Kolmogorov-Smirnov

Test

Partisipasi Anggaran

Gaya Kepemim-

pinan

Komitmen Organisasi

Kinerja Manajer

ial

N 67 67 67 67

Normal Parameters(a,b)

Mean 4,2567 4,3582 4,1731 4,0821

Std. Deviation 0,45634 0,45731 0,54260 0,32752

Most Extreme Differences

Absolute 0,167 0,193 0,236 0,120

Positive 0,138 0,092 0,094 0,120

Negative -0,167 -0,193 -0,236 -0,103

Kolmogorov-Smirnov Z 0,708 1,058 1,331 0,978

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,467 0,135 0,114 0,294

Sumber: Output SPSS versi 14.0

Dari hasil pengujian sebagaimana

yang ditunjukkan pada Tabel 6 untuk

variabel partisipasi anggaran mempunyai

koefisien Kolmogorov-Smirnov sebesar

0,708 dengan nilai Sig. 0,467 > 0,05.

Variabel gaya kepemimpinan mempunyai

koefisien Kolmogorov-Smirnov sebesar

1,058 dengan nilai Sig. 0,135 > 0,05.

Variabel komitmen organisasi mempunyai

koefisien Kolmogorov-Smirnov sebesar

1,331 dengan nilai Sig. 0,114 > 0,05.

Variabel kinerja manajerial mempunyai

koefisien Kolmogorov-Smirnov sebesar

0,978 dengan nilai Sig. 0,294 > 0,05. Dari

hasil pengujian ini menunjukkan semua

variabel mempunyai nilai Sig. pada

pengujian dua sisi lebih besar dari 0,05

sehingga dapat disimpulkan bahwa data-

data yang digunakan dalam variabel

penelitian terdistribusi normal. Normalitas

data juga dapat dilihat pada grafik

histogram yang ditampilkan pada bagian

lampiran penelitian. Selain uji

Kolmogorov-Smirnov, normalitas data juga

dapat dilihat dari grafik normal P-P plot

berikut ini.

Gambar 1. Grafik normal P-P plot

Dari grafik tersebut menunjukkan

titik-titik observasi berada disekitar garis

diagonal, sehingga dapat disimpulkan data

penelitian normal.

Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah suatu

asumsi yang menganggap terjadinya

hubungan yang erat antar variabel bebas

yang diuji. Apabila masing-masing variabel

bebas berkorelasi erat dengan variabel

bebas lainnya, maka taksiran hasil regresi

akan bias, sehingga yang diharapkan dalam

Page 10: PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA · PDF filejurnal ilmiah “integritas” vol.1 no. 4 desember 2015 71 pengaruh partisipasi anggaran, gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi

Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015

80

penelitian adalah tidak terjadinya

multikolinieritas antar variabel bebas.

Kriteria pengujian adalah apabila nilai

tolerance < 0,1 atau VIF > 10 maka ada

indikasi terjadi multikolinieritas.

Tabel 7. Uji Multikolinieritas

No Variabel Tolerance VIF

1 Partisipasi

Anggaran 0,620 1,614

2 Gaya

Kepemimpinan 0,792 1,263

3 Komitmen

Organisasi 0,716 1,397

Sumber: Output SPSS versi 14.0

Dari hasil pengujian diperoleh nilai

tolerance masing-masing variabel bebas

lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih

rendah dari 10,0. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa variabel partisipasi

anggaran, gaya kepemimpinan, dan

komitmen organisasi tidak berkorelasi erat.

Uji Heteroskedastisitas

Asumsi yang ingin dipenuhi dari

pengujian heteroskedastisitas adalah

homokesdastisitas. Menurut Ghozali (2005)

salah satu cara mendeteksi ada atau

tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat

dari Grafik Plot antara nilai prediksi

variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED

dengan residualnya SRESID. Deteksi ada

atau tidaknya heterokedastisitas dapat

dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola

tertentu pada grafik scatterplot. Bila ada

pola tertentu (bergelombang, melebar,

kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi

heterokedastisitas, sebaliknya bila tidak ada

pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di

atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y,

maka tidak terjadi heterokedastisitas. Hasil

pengujian secara grafik sebagai

berikut:

Gambar 2. Scatterplot Untuk Uji

Heteroskedastisitas

Gambar di atas meperlihatkan

bahwa titik-titik yang berada pada grafik

scatterplot tidak membentuk suatu pola

yang jelas, dan cenderung menyebar di atas

dan di bawah angka nol pada sumbu Y,

sehingga dapat dikatakan bahwa tidak

terjadi heterokedastisitas pada model

konsumsi makanan, dan data bersifat

homokedastisitas tidak dapat di tolak.

Analisis Pengaruh Partisipasi Anggaran,

Gaya Kepemimpinan, dan Komitmen

Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial

Pengaruh partisipasi anggaran, gaya

kepemimpinan, dan komitmen organisasi

terhadap kinerja manajerial dianalisis

dengan menggunakan model regresi linier

berganda. Hasil estimasi model penelitian

sebagaimana ditampilkan pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil Estimasi Model Penelitian

Model

Unstandardize

d Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 2,627 0,371 7,083 0,000

Partisipasi

Anggaran 0,373 0,097 0,241 3,842 0,009

Gaya

Kepemimpinan 0,637 0,142 0,476 4,552 0,000

Komitmen

Organisasi 0,304 0,115 0,504 2,655 0,010

Sumber: Output SPSS versi 14.0

Dengan mensubstitusikan hasil

regresi ke dalam model penelitian maka

diperoleh hasil sebagai berikut:

Y = 2,627 + 0,373X1 + 0,637X2 + 0,304X3

Page 11: PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA · PDF filejurnal ilmiah “integritas” vol.1 no. 4 desember 2015 71 pengaruh partisipasi anggaran, gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi

Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015

81

Berdasarkan hasil estimasi dapat

diinterpretasikan bahwa nilai konstanta

sebesar 2,627 bermakna bahwa tanpa

peningkatan dalam partisipasi anggaran,

kesesuaian gaya kepemimpinan, serta

komitmen organisasi, besarnya kinerja

manajerial sebesar 2,627. Variabel

partisipasi anggaran mempunyai koefisien

sebesar 0,373 bermakna bahwa apabila

partisipasi anggaran meningkat sebesar 1

maka kinerja manajerial akan meningkat

sebesar 0,373. Koefisien variabel gaya

kepemimpinan sebesar 0,637 bermakna

bahwa apabila kesesuaian dalam gaya

kepemimpinan yang diterapkan atasan

meningkat 1, maka kinerja manajerial

bawahan akan meningkat sebesar 0,637.

Koefisien variabel komitmen organisasi

sebesar 0,304 bermakna bahwa apabila

komitmen organisasi meningkat sebesar 1,

maka kinerja manajerial akan meningkat

sebesar 0,304.

Dilihat dari koefisien menunjukkan

variabel yang mempunyai kontribusi besar

dalam meningkatkan kinerja manajerial

adalah variabel gaya kepemimpinan,

kondisi ini memungkinkan bagi pimpinan

Universitas PEMBANGUNAN

PANCABUDIuntuk meningkatkan

penerapan gaya kepemimpinan yang sesuai

sebagaimana diharapkan bawahan sehingga

akan merangsang peningkatan dalam

kinerja manajerial.

Uji Hipotesis

Uji Kesesuaian Model

Sebelum pengujian hipotesis secara

simultan maupun parsial dilakukan terlebih

dahulu akan diuji kesesuaian model regresi

yang diterapkan. Kriteria yang diambil

adalah apabila koefisien korelasi (R)

maupun koefisien determinasi (R-Square)

terlalu rendah akan menggambarkan bahwa

model regresi tidak tepat digunakan dalam

penelitian ini. Sebaliknya apabila nilai R

dan R-Square tinggi, maka model regresi

sudah tepat digunakan dalam penelitian ini.

Hasil pengujian kesesuaian model

penelitian sebagaimana ditampilkan pada

Tabel 9 berikut.

Tabel 9. Koefisien Korelasi, Determinasi

dan F Test

Model R R

Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

F

Sig.

1 0,731 0,534 0,515 0,28410 82,238 0,000

Output SPSS versi 14.0

Dari hasil pengujian diperoleh nilai

R sebesar 0,731 yang bermakna hubungan

(korelasi) antara variabel partisipasi

anggaran, gaya kepemimpinan, dan

komitmen organisasi sebagai variabel bebas

dengan variabel kinerja manajerial sebesar

73,1%, sisanya sebesar 26,9% variabel

kinerja manajerial berhubungan dengan

variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

model penelitian.

Nilai R-Square sebesar 0,534

bermakna bahwa variasi kemampuan

variabel partisipasi anggaran, gaya

kepemimpinan, dan komitmen organisasi

sebagai variabel bebas dalam

mempengaruhi variabel kinerja manajerial

sebesar 53,4%, sisanya sebesar 46,6%

variabel kinerja manajerial dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

model penelitian.

Uji Simultan

Pengujian statistik secara simultan

dilakukan dengan membandingkan antara

nilai F hitung dengan F tabel. Kriterianya,

apabila F hitung lebih besar dari F tabel

atau nilai Sig. F < 0,05 maka Ha yang

menyatakan secara simultan variabel

partisipasi anggaran, gaya kepemimpinan

dan komitmen organisasi berpengaruh

nyata terhadap kinerja manajerial. Nilai F

hitung sebagaimana dapat dilihat pada

Tabel 5.15 adalah sebesar 82,238

sedangkan nilai F tabel pada v1 = 63 dan v2

= 3 diperoleh F tabel sebesar 2,76. Dengan

demikian berdasarkan hasil pengujian F

hitung > F tabel sehingga dapat

disimpulkan secara bersama-sama variabel

Page 12: PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA · PDF filejurnal ilmiah “integritas” vol.1 no. 4 desember 2015 71 pengaruh partisipasi anggaran, gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi

Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015

82

partisipasi anggaran, gaya kepemimpinan,

dan komitmen organisasi berpengaruh

signifikan terhadap kinerja manajerial di

Universitas Pembangunan Pancabudi.

Uji Parsial

Pengujian hipotesis secara parsial

dilakukan dengan uji t dengan kriteria

apabila t hitung lebih besar dari t tabel,

maka Ha diterima dan Ho dapat ditolak

yang bermakna variabel partisipasi

anggaran, gaya kepemimpinan, dan

komitmen organisasi secara individu

berpengaruh signifikan terhadap kinerja

manajerial. Besarnya t tabel pada df = n-k

(67 – 4 = 63) adalah 2,000 sedangkan t

hitung dapat dilihat pada Tabel 5.13.

Nilai t hitung variabel partisipasi

anggaran sebesar 3,842 > 2,000 dengan

demikian variabel partisipasi anggaran

signifikan mempengaruhi kinerja

manajerial di Universitas Pembangunan

Pancabudi. Hasil ini konsisten dengan

temuan Brownell, P dan M. Mc.Innes

(1986), Ariadi, D (2006), Noor (2007).

Nilai t hitung variabel gaya kepemimpinan

sebesar 4,552 > 2,000 dengan demikian

variabel gaya kepemimpinan signifikan

mempengaruhi kinerja manajerial di

Universitas Pembangunan Pancabudi. Nilai

t hitung variabel komitmen organisasi

sebesar 2,655 > 2,000 dengan demikian

variabel komitmen organisasi signifikan

mempengaruhi kinerja manajerial di

Universitas Pembangunan Pancabudi.

Temuan ini konsisten dengan penelitian

yang dilakukan Suhartono & Solichin

(2006)

Pembahasan

Dari hasil penelitian menunjukkan

seluruh variabel yang diuji signifikan secara

statistik t maupun statistik F. Variabel

partisipasi anggaran berpengaruh signifikan

terhadap kinerja manajerial. Hasil ini

konsisten dengan penelitian Noor (2007)

yang menemukan partisipasi penyusunan

anggaran signifikan mempengaruhi kinerja

manajerial. Demikian juga dengan

penelitian Irene S. Manurung (2008) yang

menemukan pengaruh kuat antara

partisipasi anggaran terhadap kinerja aparat

pemerintahan. Konsistensi hasil penelitian

ini juga dijumpai dengan penelitian

Brownell & Mc. Innes (1986) yang

menemukan pengaruh yang positif dan

signifikan antara partisipasi anggaran

dengan kinerja manajerial.

Penyusunan anggaran yang

partisipatif melibatkan semua unsur

pimpinan baik di tingkat Universitas

maupun Fakultas berpartisipasi dalam

menyusun anggaran, yang diharapkan dapat

meningkatkan kinerja organisasional baik

secara individu maupun kinerja manajerial

didalamnya, karena dengan partisipasi

tersebut akan meningkatkan semangat kerja

dan tanggungjawab moral dari setiap

komponen yang ada dalam institusi untuk

mensukseskan setiap rencana kerja yang

telah disusun. Oleh karena anggaran

tersebut merupakan suatu konsep secara

komprehensif yang melibatkan semua

komponen yang ada pada institusi, maka

dalam penyusunan anggaran dibutuhkan

keterlibatan para pimpinan baik secara

langsung maupun tidak langsung

memberikan masukan berupa informasi

kebutuhan yang ada pada setiap unit kerja

kepada pemegang kuasa anggaran.

Hasil pengujian variabel gaya

kepemimpinan mempunyai pengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja manajerial.

Hasil ini berbeda dengan temuan Noor

(2007) yang dapat penelitiannya

menemukan bahwa variabel gaya

kepemimpinan berpengaruh tidak signifikan

terhadap kinerja manajerial. Dengan

demikian tentunya harus dilihat suatu

fenomena di Universitas Pembangunan

Pancabudi gaya kepemimpinan sangat

berpengaruh dalam meningkatkan kinerja

manajerial. Dalam beberapa kasus

ditemukan gaya kepemimpinan yang tidak

sesuai dengan keinginan dari bawahannya.

Penerapan gaya kepemimpinan harus sesuai

dengan kondisi organisasi yang bersifat

dinamis, penerapan gaya yang tidak sesuai

Page 13: PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA · PDF filejurnal ilmiah “integritas” vol.1 no. 4 desember 2015 71 pengaruh partisipasi anggaran, gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi

Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015

83

akan berdampak pada penurunan kepuasan

kerja yang berimplikasi juga terhadap

kinerja individu maupun kinerja

institusional. Prinsip-prinsip dasar dari

karakteristik individu maupun institusi

sangat perlu dipahami, agar gaya

kepemimpinan yang diterapkan sesuai

sebagaimana yang diharapkan, selain itu hal

yang penting perlu diperhatikan

menyangkut dinamisasi gaya

kepemimpinan, menerapkan gaya

kepemimpinan yang otoriter sekalipun

diperlukan pada saat-saat pengambilan

keputusan yang penting, sehingga orientasi

kerja para bawahan akan cepat lebih

terarah.

Hasil pengujian statistik

menunjukkan pengaruh komitmen

organisasi terhadap kinerja manajerial juga

positif dan signifikan. Hasil ini konsisten

dengan temuan Suhartono dan Solichin

(2006) bahwa komitmen organisasi

berpengaruh signifikan terhadap kinerja

manajerial baik secara langsung maupun

pengujian melalui variabel intervening.

Dengan demikian salah satu upaya yang

dapat dilakukan pihak Universitas dalam

meningkatkan kinerja manajerial, dengan

meningkatkan komitmen setiap unit

manajerial untuk meningkatkan komitmen

terhadap organisasi.

Selain secara parsial menunjukkan

masing-masing variabel signifikan terhadap

kinerja manajerial, pengujian secara

simultan juga menunjukkan variabel

partisipasi anggaran, gaya kepemimpinan,

dan variabel komitmen organisasi secara

bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap kinerja manajerial di Universitas

Pembangunan Pancabudi. Dengan demikian

ketiga variabel ini dapat dijadikan sebagai

estimator dalam meningkatkan kinerja

manajerial, semakin tinggi tingkat

partisipasi para manajer dalam

merencanakan dan menyusun anggaran,

semakin sesuai penerapan gaya

kepemimpinan dengan keinginan para

bawahan, dan semakin tinggi komitmen

para individu yang ada dalam organisasi

dalam bekerja maka kinerja akan

meningkat.

Dari hasil penelitian menemukan

bahwa koefisien determinasi yang telah

mengalami penyesuaian (R2

adjusted)

sebesar 0,515 yang bermakna bahwa variasi

kemampuan variabel bebas yang telah

menyesuaikan dengan penambahan

variabel-variabel bebas lainnya yang diuji

dalam penelitian, menjelaskan pengaruhnya

terhadap kinerja manajerial di Universitas

Pembangunan Pancabudi sebesar 51,5%

dan sisanya sebanyak 48,5% dijelaskan

oleh variabel lain yang tidak diuji dalam

penelitian ini. Menurut Young dalam Irene

S. Manurung (2008) koefisien determinasi

antara 0,70 – 1,00 menunjukkan

determinasi yang tinggi, koefisien antara

0,40 – 0,69 menunjukkan determinasi

sedang, dan koefisien di bawah 0,40

menunjukkan koefisien yang rendah.

Dengan demikian koefisien determinasi

dalam penelitian ini termasuk dalam

katagori sedang. Hal ini kemungkinan

terjadi sebagai akibat dari masih banyak

variabel lain yang turut mempengaruhi

kinerja manajerial di Universita

Pembangunan Pancabudi.

Kesimpulan

1. Hasil uji statistik dapat disimpulkan

bahwa secara simultan variabel

partisipasi anggaran, gaya

kepemimpinan, maupun komitmen

organisasi berpengaruh signifikan

terhadap kinerja manajerial di

Universitas Pembangunan Pancabudi.

2. Secara parsial variabel partisipasi

anggaran, maupun variabel gaya

kepemimpinan, maupun variabel

komitmen organisasi juga berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja

manajerial di Universitas Pembangunan

Pancabudi. Pengaruh partisipasi

anggaran yang signifikan terhadap

kinerja manajerial konsisten dengan

penelitian Noor (2007), Irene S.

Manurung (2008) dan Brownell & Mc.

Innes (1986). Pengaruh gaya

Page 14: PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA · PDF filejurnal ilmiah “integritas” vol.1 no. 4 desember 2015 71 pengaruh partisipasi anggaran, gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi

Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015

84

kepemimpinan signifikan terhadap

kinerja manajerial berbeda dengan

penelitian Noor (2007). Pengaruh

komitmen organisasi berpengaruh

signifikan terhadap kinerja manajerial

konsisten dengan penelitian Suhartono

dan Solichin (2006)

Keterbatasan

1. Penelitian ini dihasilkan dari

penggunaan instrumen yang didasarkan

pada persepsi jawaban responden. Hal

ini tentunya akan menimbulkan masalah

jika persepsi responden berbeda dengan

keadaan yang sesungguhnya. Apalagi

dengan memasukkan unsur pimpinan

organisasi dalam menilai gaya

kepemimpinan, sehingga sangat

memungkinkan timbulnya bias dalam

mempersepsikan variabel gaya

kepemimpinan dan kinerja manajerial.

2. Penelitian ini tidak mempertimbangkan

variabel lain yang mungkin turut

mempengaruhi kinerja manajerial

seperti kejelasan sasaran anggaran,

kesenjangan anggaran, budaya

organisasi, keinginan sosial, struktur

organisasi, motivasi kerja, dan lain-lain.

Termasuk juga tidak

mempertimbangkan penggunaan

variabel kepuasan kerja sebagai variabel

intervening yang mempengaruhi kinerja

manajerial pada suatu organisasi.

Saran

1. Mengingat masih banyak variabel lain

yang diduga mempengaruhi kinerja

manajerial pada suatu organisasi,

penulis menyarankan kepada peneliti

selanjutnya untuk mempertimbangkan

pengujian variabel kejelasan sasaran

anggaran, kesenjangan anggaran,

budaya organisasi, keinginan sosial,

struktur organisasi, motivasi kerja, dan

lain-lain. Termasuk juga tidak

mempertimbangkan penggunaan

variabel kepuasan kerja sebagai variabel

intervening yang mempengaruhi kinerja

manajerial pada suatu organisasi.

2. Mengingat variabel-variabel yang diuji

mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja manajerial, maka

penulis menyarankan kepada pimpinan

Universitas Pembangunan Pancabudi

untuk meningkatkan peran manajerial

untuk terus berpartisipasi dalam

penyusunan anggaran, meningkatkan

kualitas dan gaya kepemimpinan yang

tepat sesuai yang diharapkan

bawahannya, meningkatkan komitmen

dalam membangun organisasi kampus

Universitas Pembangunan Pancabudi.

DAFTAR PUSTAKA

Alfar, R. 2006. Pengaruh Partisipasi

Manajer dalam Penganggaran

Terhadap Kinerja Manajerial

dengan Budgetary Slack sebagai

Variabel Intervening. Tesis USU.

Medan.

Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program SPSS.

BP-Undip. Semarang.

Gul, F. A, 1991. The Effect of

Management Accounting Systems

and Environmental Uncertainty on

Small Business Manager’s

Performance, Accounting and

Business Research, Vol. 22, No.

85: 57-61.

Halim, A. A, Tjahyono dan M.F. Husein.

2000. Sistem Pengendalian

Manajemen. Edisi Revisi. UPP

AMP YKPN. Yogyakarta.

Hermawan, Asep. 2006. Penelitian Bisnis:

Paradigma Kuantitatif. Gramedia

Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Karina. 2008. Pembentukan Komitmen

Organisasi.

http://rumahbelajarpsikologi.

com/index.php/pembentukankomit

men.html

Page 15: PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA · PDF filejurnal ilmiah “integritas” vol.1 no. 4 desember 2015 71 pengaruh partisipasi anggaran, gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi

Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015

85