143
i PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK DENGAN ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI ANAK KELAS VI SD NEGERI SERAYU YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Deiby Astika NIM 12108241092 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

  • Upload
    duongtu

  • View
    226

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

i

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK DENGAN ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI ANAK KELAS VI

SD NEGERI SERAYU YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Deiby Astika

NIM 12108241092

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2017

Page 2: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

ii

Page 3: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

iii

Page 4: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)
Page 5: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

v

MOTTO

“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: “Hendaklah mereka mengucapkan

perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan

perselisihan diantara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata

bagi manusia.”

(Terjemahan Q. S. Al-‘Isra’: 53)

“. . . dan berbicaralah kepada mereka dengan pembicaraan yang berbekas pada

jiwa mereka.”

(Terjemahan Q. S. An-Nisa’: 63)

“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.”

(Peter Drucker)

Page 6: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

vi

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamiin, segala puji hanya milik Allah SWT karena dengan

izin-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Kupersembahkan skripsi ini

kepada:

1. Bapak Junaidi Anwar dan Ibu Eny Kiswarin tercinta yang senantiasa

mendidik, mendoakan, dan memberikan kasih sayang yang begitu besar

selama ini.

2. Almamater tercinta, Universias Negeri Yogyakarta.

3. Nusa, Bangsa, dan Agama.

Page 7: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

vii

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK DENGAN ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI ANAK KELAS VI

SD NEGERI SERAYU YOGYAKARTA

Oleh Deiby Astika

NIM 12108241092

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat komunikasi interpersonal anak dengan orang tua, tingkat konsep diri anak, dan apakah terdapat pengaruh komunikasi interpersonal anak dengan orang tua terhadap konsep diri anak. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2016 di SD Negeri Serayu, Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri Serayu Yogyakarta yang berjumlah 95 anak. Teknik pengumpulan data menggunakan skala dengan 4 alternatif jawaban. Uji validitas menggunakan judgement expert dan analisis butir instrumen, sedangkan uji reliabilitas menggunakan Cronbach’s Alpha. Adapun teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan variabel komunikasi interpersonal anak dengan orang tua terhadap konsep diri anak. Komunikasi interpersonal anak dengan orangtua termasuk dalam kategori sedang sebesar 68,4% dan konsep diri anak juga berada dalam kategori sedang sebesar 63,2%. Hasil perhitungan koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,539. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal anak dengan orang tua memberikan pengaruh 53,9% terhadap konsep diri anak. Selanjutnya sebesar 46,1% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Besarnya koefisien korelasi adalah 0,734 yang berarti korelasi variabel X dan Y tergolong kategori kuat. Kata kunci: komunikasi interpersonal, konsep diri, SD Negeri Serayu

Page 8: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT yang telah

memberikan nikmat dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK

DENGAN ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI ANAK KELAS VI SD

NEGERI SERAYU YOGYAKARTA”. Sholawat serta salam senantiasa

tercurahkan depada junjungan Rasulullah Muhammad SAW yang telah menjadi

tauladan bagi umatnya.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini mendapat bantuan

dari berbagai pihak baik langsung maupun tak langsung. Oleh karena itu, dengan

segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Haryanto, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNY

yang telah memberikan izin penelitian.

2. Bapak Suparlan, M. Pd. I., selaku ketua jurusan Pendidikan Sekolah Dasar

FIP UNY yang telah memberikan fasilitas hingga selesai skripsi ini.

3. Ibu Haryani, M. Pd., selaku dosen pembimbing yang senantiasa sabar

meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dan

memotivasi dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak H. Sujati, M. Pd., selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan nasehat selama masa kuliah di PGSD FIP UNY.

5. Seluruh dosen yang telah mengajar mata kuliah di PGSD FIP UNY yang

telah memberikan ilmu selama masa perkuliahan.

6. Kepala sekolah, segenap guru, karyawan, dan siswa kelas VI SD Negeri

Serayu Yogyakarta yang telah banyak membantu dalam proses penyusunan

skripsi.

7. Bapak, Ibu, kakak dan adik yang senantiasa memberikan doa dan dukungan

bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam

penyusunan skripsi ini.

Page 9: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

ix

Page 10: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

x

DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv

HALAMAN MOTTO ........................................................................................ v

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 6

C. Batasan Masalah ...................................................................................... 6

D. Rumusan Masalah ................................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua ................................ 10

B. Konsep Diri ............................................................................................. 34

C. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 49

D. Kerangka Berpikir .................................................................................... 51

E. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 52

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ............................................................................. 53

B. Jenis Penelitian ........................................................................................ 53

Page 11: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

xi

C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 53

D. Variabel Penelitain .................................................................................. 54

E. Devinisi Operasional Variabel ................................................................ 55

F. Populasi Penelitian .................................................................................. 56

G. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 56

H. Instrumen Penelitian ................................................................................ 56

I. Uji Coba Instrumen ................................................................................. 61

J. Teknik Analisis Data ............................................................................... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian ................................................. 66

B. Deskrips Hasli Penelitian ....................................................................... 66

C. Uji Hipotesis ........................................................................................... 74

D. Pembahasan ............................................................................................ 76

E. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .............................................................................................. 84

B. Saran ........................................................................................................ 85

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 86

LAMPIRAN ....................................................................................................... 89

Page 12: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

xii

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua ..................................................................................................... 58

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri ........................................................ 59

Tabel 3. Pedoman Pemberian Skor .................................................................. 60

Tabel 4. Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua .............................................. 64

Tabel 5. Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen Konsep Diri ..................... 64

Tabel 6. Statistik Deskriptif Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua ..................................................................................................... 66

Tabel 7. Penetuan Kategori .............................................................................. 67

Tabel 8. Kategori Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua .......... 67

Tabel 9. Hasil Kategori dan Presentase Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua ............................................................................. 67

Tabel 10. Presentase setiap Aspek Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua .......................................................................................... 68

Tabel 11. Presentase setiap Indikator Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua ............................................................................. 69

Tabel 12. Statistik Deskriptif Konsep Diri ........................................................ 70

Tabel 13. Kategori Konsep Diri ........................................................................ 71

Tabel 14. Hasil Kategori dan Presentase Konsep Diri ...................................... 71

Tabel 15. Presentase setiap Aspek Konsep Diri ................................................ 72

Tabel 16. Presentase setiap Indikator Konsep Diri ............................................ 73

Tabel 17. Hasil R Square ................................................................................... 75

Tabel 18. Pedoman Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi ........................... 75

Page 13: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

xiii

DAFTAR GAMBAR

hal

Gambar 1. Diagram Kategori Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua ................................................................................................... 58

Gambar 2. Diagram Kategori Konsep Diri .......................................................72

Page 14: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian Fakultas ..................................................... 90

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian Dinas Perizina Kota Yogyakarta ............... 91

Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Penelitian ............................................. 92

Lampiran 4. Skala Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua ........ 93

Lampiran 5. Skala Konsep Diri ....................................................................... 96

Lampiran 6. Kisi-kisi Skala Instrumen Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua ...................................................................... 99

Lampiran 7. Kisi-kisi Skala Konsep Diri ........................................................ 102

Lampiran 8. Hasil Uji Coba Instrumen Skala Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua ............................................................. 105

Lampiran 9. Hasil Uji Coba Instrumen Skala Konsep Diri ............................ 106

Lampiran 10. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua ............................................................. 107

Lampiran 11. Hasil Uji Validitas Instrumen Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua ...................................................................... 108

Lampiran 12. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Konsep Diri ............................ 110

Lampiran 13. Hasil Uji Validitas Instumen Konsep Diri .................................. 110

Lampiran 14. Hasil Penelitian Skala Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua ................................................................................... 112

Lampiran 15. Hasil Penelitian Skala Konsep Diri ............................................ 115

Lampiran 16. Hasil Analisis Deskriptif Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua ...................................................................... 118

Lampiran 17. Hasil Analisis Deskriptif Konsep Diri ........................................ 120

Lampiran 18. Kategorisasi Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua .............................................................................................. 122

Lampiran 19. Kategorisasi Konsep Diri ........................................................... 122

Lampiran 20. Data Kategorisasi Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua ................................................................................... 122

Lampiran 21. Analisis Regresi Linier Sederhana ............................................. 126

Lampiran 22. Foto Dokumentasi ...................................................................... 127

Page 15: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap anak adalah individu yang mempunyai karakteristik yang berbeda-

beda. Anak mempunyai tubuh, perilaku, pikiran, dan perasaan masing-

masing. Seiring berjalannya waktu, bagaimana pemahaman anak tentang

dirinya berubah. Anak aktif dan terus menerus mengembangkan dan

memperbarui pemahaman tentang diri. Pemahaman seseorang terhadap diri

sendiri sering disebut dengan konsep diri. Anant Pai (dalam Djaali, 2008:

130) mendefinisikan konsep diri sebagai pandangan seseorang tentang diri

sendiri yang menyangkut apa yang orang tersebut ketahui dan rasakan tentang

perilakunya, isi pikiran dan perasaannya, serta bagaimana perilaku tersebut

berpengaruh terhadap orang lain.

Seorang anak yang menerima keadaan diri sendiri dengan baik, berarti

memiliki konsep diri yang positif. Anak tersebut akan lebih optimis, penuh

percaya diri, dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, termasuk

terhadap kegagalan yang dialami. Kegagalan bukan dipandang sebagai akhir

dari segalanya, tetapi lebih menjadikannya sebagai pelajaran berharga untuk

melangkah lagi ke depan.

Konsep diri anak mula-mula terbentuk dari perasaan apakah anak tersebut

diterima dan diinginkan kehadirannya oleh keluarga. Keluarga mempunyai

peran penting dalam pembentukan konsep diri anak karena keluarga

merupakan lingkungan pertama anak dalam bersosialisasi. Cara keluarga,

Page 16: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

2

khususnya orang tua, memperlakukan anak memiliki peran besar dalam

terbentuknya konsep diri anak. Konsep diri kemudian akan berkembang

melalui perlakuan yang berulang-ulang setelah menghadapi sikap-sikap

tertentu dari keluarga dan orang lain di lingkungan kehidupan anak tersebut.

Hubungan keluarga yang baik cenderung membuat konsep diri anak

positif. Salah satu hal yang dapat membuat hubungan keluarga baik adalah

adanya komunikasi interpersonal yang efektif. Apabila setiap anggota

keluarga dapat mengkomunikasikan perasaan dan pikirannya dengan baik,

maka akan timbul keterbukaan dan saling memahami antar anggota keluarga.

Hal ini cenderung akan membuat konsep diri anak menjadi positif.

Komunikasi interpersonal yang efektif sangatlah penting, namun masih

banyak keluarga yang belum berkomunikasi interpersonal dengan efektif.

Sebuah laporan dari Children’s Society (dalam Kompas.com: 2015)

menyatakan bahwa banyak anak yang kabur dari rumah. Sebagian besar dari

anak yang kabur dari rumah berasal dari keluarga yang tidak harmonis. Anak

yang berusaha melarikan diri biasanya memiliki alasan hubungan yang

kurang positif dengan orang tua dan tingkat konflik keluarga yang tinggi.

Adanya konflik keluarga yang tinggi membuat anak menganggap bahwa

keluarganya adalah keluarga yang tidak harmonis, bahkan menganggap orang

tuanya adalah orang tua yang “buruk”. Hal ini akan menumbuhkan rasa

frustasi dan sikap permusuhan anak terhadap orang lain.

Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) DIY, Dr Sari Murti,

mengatakan hingga bulan September 2015, LPA menangani 70 buah kasus

Page 17: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

3

kekerasan pada anak, dengan sebagian besar kasus kekerasan seksual. Hal

yang mengkhawatirkan adalah ada anak-anak yang menjadi pelaku kekerasan

tersebut, rata-rata anak ini hanya mencontoh. Sultan mengatakan bahwa

banyak para orang tua yang acuh pada kegiatan anak di luar rumah (Evani,

2015).

Hasil angket terbuka yang diisi anak kelas VA pada 17 Februari 2016

menunjukkan bahwa beberapa anak kelas VA cenderung tidak

memberitahukan hasil ulangan yang buruk kepada orang tua. Beberapa anak

bahkan berbohong tentang hasil ulangannya. Hal ini karena, beberapa anak

kelas VA dimarahi oleh orang tua apabila mendapat hasil ulangan yang

buruk. Morissan (2013: 152) mengatakan bahwa sifat manusia adalah tidak

suka terlibat dalam konflik dan kekacauan yang akan menyusahkan dirinya.

Tidak ada seorangpun yang suka terlibat dalam kesusahan. Orang tua yang

memarahi anak membuat anak takut dan mendorong anak untuk cenderung

berperilaku tidak sepenuhnya jujur dan bahkan berbohong.

Banyak orang tua yang walaupun tanpa sengaja namun telah menanamkan

kepercayaan kepada anak bahwa anak baru diterima bila berhasil dan ditolak

bila gagal. Mengabaikan atau hanya terkadang saja menerima anak membuat

anak melihat diri anak sebagai gabungan rasa hormat dan ejekan, apalagi bila

anak memiliki kekurangan baik segi fisik maupun psikis (Musbikin, 2009).

Beberapa anak kelas VA apabila mempunyai kesulitan dalam mengerjakan

PR, tidak menanyakannya kepada orang tua. Alasannya adalah karena ingin

Page 18: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

4

berusaha mengerjakan sendiri. Alasan anak yang lain adalah karena orang tua

sibuk mengurus rumah dan adiknya.

Beberapa anak kelas VA tidak menceritakan kegiatan yang dilakukan di

sekolah kepada orang tua. Anak lebih memilih bercerita kepada teman, guru,

atau anggota keluarga yang lain. Menurut anak, orang tua juga jarang

menceritakan kegiatannya kepada anak. Kurangnya komunikasi interpersonal

antara orang tua dengan anak membuat anak cenderung kurang terbuka

kepada orang tua.

Seorang anak kelas VA mengaku memilih untuk tidak mengatakan hal

yang diinginkan kepada orang tua karena mengetahui bahwa orang tua tidak

bisa memenuhi permintaan tersebut. Seorang anak yang lain mengaku ketika

orang tua tidak bisa memenuhi keinginan anak maka anak akan menangis

atau marah.

Beberapa anak kelas VA mengakui bahwa dirinya pernah dicubit/dijewer

oleh orang tua karena kelakuan anak yang nakal dan tidak menuruti kata-kata

orang tua. Orang tua terkadang memanggil anak dengan sebutan “anak nakal”

saat anak benar-benar membuat jengkel orang tua. Beberapa anak kelas VA

mengakui bahwa dirinya adalah anak yang nakal. Pelabelan “anak nakal” dari

orang tua, cenderung membuat anak menganggap bahwa seperti itulah

kepribadiannya. Selanjutnya anak akan merasa wajar jika berbuat nakal,

karena memang orang tua menyebut diri anak sebagai anak yang nakal.

Kondisi di atas bukanlah masalah yang bisa dianggap sepele. Anak yang

tidak menceritakan kegiatannya atau kesulitannya dalam pembelajaran

Page 19: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

5

kepada orang tua menunjukkan kurangnya keterbukaan dan kepercayaan anak

kepada orang tua. Pelabelan negatif terhadap anak cenderung mengakibatkan

konsep diri anak menjadi rendah karena berpikiran sesuai dengan pelabelan

negatif tersebut. Hal ini apabila dibiarkan berlarut-larut akan semakin

menimbulkan masalah terhadap konsep diri anak di masa yang akan datang.

Hubungan dengan anggota keluarga menjadi landasan sikap seseorang

terhadap orang lain, benda, dan kehidupan secara umum. Hal ini juga

membuat seorang anak belajar berfikir tentang diri mereka sendiri,

sebagaimana dilakukan oleh anggota keluarga mereka. Dengan meluasnya

lingkup sosial dan adanya kontak dengan teman sebaya dan orang dewasa

diluar rumah, landasan awal ini bisa berubah dan mengalami modifikasi,

namun tidak akan pernah hilang sama sekali.

Keberlangsungan hubungan anak dengan orang tua tergantung dari

kemampuan dalam melakukan komunikasi secara efektif. Kedua belah pihak

harus paham cara untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan, juga harus

belajar untuk bersikap responsif sehingga orang merasa nyaman dan terbuka.

Ada kecenderungan anak-anak di SD Negeri Serayu Yogyakarta

komunikasi interpersonal dengan orang tua kurang efektif dan konsep dirinya

rendah. Oleh karena itu peneliti ingin membuktikan apakah ada pengaruh

komunikasi interpersonal anak dengan orang tua terhadap konsep diri anak

kelas VI SD Negeri Serayu Yogyakarta. Namun karena pengambilan data

penelitian baru bisa dilakukan pada saat anak naik ke kelas VI maka lebih

lanjut, penelitian ini berjudul “Pengaruh Komunikasi Interpersonal Anak

Page 20: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

6

dengan Orang Tua terhadap Konsep Diri Anak Kelas VI SD Negeri Serayu

Yogyakarta”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan. Adapun identifikasi masalah yang dimaksud adalah sebagai

berikut.

1. Anak cenderung berperilaku tidak sepenuhnya jujur dan bahkan

berbohong karena takut dimarahi oleh orang tua atas hasil ulangan yang

buruk.

2. Anak tidak menanyakan hal yang dirasa sulit ketika mengerjakan PR

karena orang tua sibuk mengurus rumah dan adik.

3. Anak tidak menceritakan kegiatan yang dilakukan di sekolah karena

orang tua jufajarang menceritakan kegiatannya kepada anak.

4. Anak menangis dan marah ketika orang tua tidak memenuhi

permintaannya.

5. Anak mengakui bahwa dirinya adalah anak yang nakal karena orang tua

memanggilnya dengan panggilan “anak nakal”.

6. Belum diketahuiya tingkat pengaruh komunikasi interpersonal anak

dengan orang tua terhadap konsep diri anak di SD Negeri Serayu

Yogyakarta.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang sudah diuraikan

diatas maka peneliti membuat pembatasan masalah agar ruang lingkup

Page 21: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

7

penelitian tidak terlalu luas, lebih jelas, dan terarah. Pembatasan masalah

tersebut adalah penelitian ini fokus untuk membahas pengaruh komunikasi

interpersonal yang dilakukan oleh anak dengan orang tua terhadap konsep diri

anak.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan

beberapa masalah yaitu sebagai berikut.

1. Bagaimana tingkat komunikasi interpersonal anak dengan orang tua pada

anak kelas VI SD Negeri Serayu Yogyakarta?

2. Bagaimana tingkat konsep diri pada anak kelas VI SD Negeri Serayu

Yogyakarta?

3. Apakah terdapat pengaruh komunikasi interpersonal anak dengan orang

tua terhadap konsep diri anak kelas VI SD Negeri Serayu Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Mengetahui tingkat komunikasi interpersonal anak dengan orang tua pada

anak kelas VI SD Negeri Serayu Yogyakarta.

2. Mengetahui tingkat konsep diri pada anak kelas VI SD Negeri Serayu

Yogyakarta.

3. Mengetahui apakah terdapat pengaruh komunikasi interpersonal anak

dengan orang tua terhadap konsep diri anak kelas VI SD Negeri Serayu

Yogyakarta.

Page 22: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

8

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini disusun dengan harapan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut.

1. Secara Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan baik

bagi pembaca maupun peneliti khususnya dalam hal pengetahuan

tentang komunikasi interpersonal dan konsep diri.

b. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan referensi bagi penelitian

selanjutnya yang relevan dengan penelitian ini.

2. Secara Praktis

a. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dalam peningkatan

kualitas guru dan orang tua dengan mengadakan pelatihan-pelatihan

tentang konsep diri dan komunikasi interpersonal.

b. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman guru

tentang konsep diri yang berpengaruh kepada perilaku anak dan dapat

memberikan masukan dalam penyempurnaan praktik komunikasi

interpersonal guru di kelas.

c. Bagi Orang tua

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

orang tua untuk lebih memahami peran konsep diri pada anak,

Page 23: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

9

menumbuhkan konsep diri yang positif, dan menjaga komunikasi yang

efektif dengan anak.

d. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti tentang

pengaruh komunikasi interpersonal anak dengan orang tua terhadap

perkembangan konsep diri sebagai bekal untuk membina anak saat

peneliti menjadi guru atau orangtua di masa yang akan datang.

Page 24: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua

1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi manusia menurut Brent D. Ruben dan Lea P. Stewart (2013:

19) adalah proses melalui mana individu dalam hubungan, kelompok,

organisasi, dan masyarakat membuat dan menggunakan informasi untuk

berhubungan satu sama lain dan dengan lingkungan. Menurut Agus M.

Hardjana (2003: 11) dari sudut pandang pertukaran makna, komunikasi

dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian makna dalam bentuk

gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lain melalui media

tertentu. D.W. Johnson (dalam Supratiknya, 1995: 30) mendefinisikan

komunikasi secara luas sebagai setiap bentuk tingkah laku seseorang baik

secara verbal maupun nonverbal yang ditanggapi oleh orang lain, sedangkan

definisi komunikasi secara sempit adalah pesan yang dikirimkan seseorang

kepada satu atau lebih penerima dengan maksud sadar untuk mempengaruhi

tingkah laku penerima pesan. Sedangkan menurut Joseph A. DeVito (2011:

24) komunikasi mengacu pada suatu tindakan, oleh satu orang atau lebih

yang mengirim dan menerima pesan, terdistorsi oleh gangguan, terjadi

dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada

kesempatan untuk melakukan umpan balik.

Dari pemahaman pengertian menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan

bahwa komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan oleh

Page 25: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

11

seseorang kepada orang lain yang mempunyai pengaruh tertentu dan ada

kesempatan untuk melakukan umpan balik.

2. Prinsip Komunikasi

Menurut Joseph A. DeVito (2011: 40-51), terdapat 8 prinsip komunikasi

yaitu sebagai berikut.

a. Komunikasi adalah Paket Isyarat

Perilaku komunikasi baik pesan verbal, isyarat tubuh, atau kombinasi

dari keduanya biasanya terjadi dalam “paket” (Pittenger, Hocket, &

Danehy dalam DeVito, 2011: 40). Perilaku verbal maupun nonverbal

saling memperkuat dan mendukung untuk mengkomunikasikan makna

tertentu.

b. Komunikasi adalah Proses Penyesuaian

Komunikasi hanya dapat terjadi apabila para komunikator

menggunakan sistem isyarat yang sama (Pittenger, dkk dalam DeVito,

2011: 41). Prinsip ini menjadi sangat relevan karena tidak ada dua orang

yang menggunakan sistem syarat yang persis sama.

c. Komunikasi Mencakup Dimensi Isi dan Hubungan

Banyak masalah di antara manusia disebabkan oleh ketidakmampuan

manusia mengenali perbedaan dimensi isi dan hubungan dalam

komunikasi. Dimensi isi yang dimaksud disini menunjukkan isi pesan

yang disampaikan, sedangkan dimensi hubungan menunjukkan hubungan

antara komunikan dan bagaimana komunikasi dilakukan.

Page 26: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

12

d. Komunikasi Melibatkan Transaksi Simetris dan Komplementer

Dalam hubungan simetris, dua orang saling bercermin pada perilaku

lainnya, misalnya dalam hubungan dua orang yang bersaing. Dalam

hubungan komplementer, dua orang mempunyai perilaku yang berbeda,

misalnya dalam hubungan seorang atasan dan bawahan.

e. Rangkaian Komunikasi Dipungtuasi

Peristiwa komunikasi merupakan transaksi yang kontinu, tidak ada

awal dan akhir yang jelas. Setiap kejadian bisa menjadi sebab, dan setiap

kejadian bisa pula menjadi akibat. Yang dianggap seseorang sebagai

“sebab” bisa dianggap orang lain sebagai “akibat”, tergantung pada

persepsi orang tersebut.

f. Komunikasi adalah Proses Transaksional

Komunikasi adalah transaksi. Transaksi yang dimaksud adalah bahwa

komunikasi merupakan suatu proses, komponen-komponennya saling

terkait, dan para komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai suatu

kesatuan (Barnlund; Watzlawick; Watzlawick, dkk; Wilmot dalam

DeVito, 2011: 47 )

g. Komunikasi Tidak Terhindarkan

Seseorang tidak bisa tidak berkomunikasi (Watzlawick dkk., dalam

DeVito, 2011: 50). Komunikasi terjadi meskipun seseorang tidak merasa

atau tidak ingin berkomunikasi. Tidak berarti semua perilaku merupakan

komunikasi, misalnya seorang siswa melihat keluar jendela dan guru

tidak melihatnya, maka komunikasi tidak terjadi.

Page 27: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

13

h. Komunikasi Tidak Reversibel

Sekali seseorang telah mengkomunikasikan suatu pesan, pesan

tersebut tidak dapat dibalikkan. Seseorang tidak bisa menghilangkan

dampak dari pesan yang terlanjur diterima orang lain namun hanya bisa

mengurangi. Seseorang perlu berhati-hati untuk mengucapkan sesuatu

agar tidak menyesal dengan dampaknya kelak.

Menurut Deddy Mulyana (2014: 91-130) prinsip komunikasi diantaranya

adalah.

a. Komunikasi adalah proses simbolik

Menurut Susanne K. Langer (dalam Deddy Mulyana, 2009: 92) salah

satu kebutuhan pokok seseorang adalah kebutuhan simbolisasi atau

penggunaan lambang. simbol atau lambang meliputi kata-kata (pesan

verbal), perilaku non verbal, dan objek yang maknanya disepakati

bersama.

b. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi

Seseorang tidak bisa tidak berkomunikasi. Hal ini tidak berarti bahwa

semua perilaku adalah komunikasi. Komunikasi terjadi bila seseorang

memberi makna pada perilaku orang lain atau perilaku diri sendiri.

c. Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan

Dimensi isi disandi secara verbal, sementara dimensi hubungan

disandi secara nonverbal. Dimensi isi menunjukkan muatan (isi)

komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Dimensi hubungan menunjukkan

bagaimana cara mengatakannya, mengisyaratkan bagaimana hubungan

Page 28: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

14

para peserta komunikasi itu, dan bagaimana seharusnya pesan tersebut

ditafsirkan.

d. Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan

Kesengajaan bukanlah syarat untuk terjadinya komunikasi. Ketika

seseorang sama sekali tidak bermaksud menyampaikan pesan kepada

orang lain, perilaku tersebut berpotensial untuk diterjemahkan orang

lain. seseorang tidak bisa mengendalikan orang lain untuk menafsirkan

atau tidak menafsirkan suatu perilaku.

e. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu

Makna suatu pesan bergantung pada konteks fisik, ruang, waktu,

sosial, dan psikologis. Misalnya memakai pakaian merah menyala wajar

dikenakan dalam suatu pesta, namun kurang beradab bila dikenakan

dalam acara pemakaman.

f. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi

Ketika seseorang berkomunikasi, orang tersebut meramalkan efek

perilaku komunikasi yang berdampak pada orang lain. Prediksi ini tidak

selalu disadari, dan sering berlangsung dengan cepat.

g. Komunikasi bersifat sistemik

Dalam komunikasi, setidaknya dua sistem dasar beroperasi yaitu

sistem internal dan eksternal. Sistem internal adalah seluruh sistem nilai

yang dibawa oleh seseorang ketika berpartisipasi dalam komunikasi.

Sistem eksternal terdiri dari unsur-unsur dalam lingkungan di luar

Page 29: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

15

individu, misalnya kegaduhan di sekitarnya, penataan ruang, cahaya,

dan lain sebagainya.

h. Semakin mirip latar belakang sosial-budaya semakin efektiflah

komunikasi

Dalam kenyataannya tidak ada manusia yang sama persis, meskipun

kembar. Namun adanya kesamaan dalam hal-hal tertentu, misalnya

pendidikan, bahasa, atau tingkat ekonomi akan mendorong orang untuk

saling tertarik dan lama kelamaan komunikasi akan berjalan dengan

lebih efektif.

i. Komunikasi bersifat nonsekuensial

Komunikasi manusia bentuk dasarnya adalah bersifat dua-arah.

Meskipun terdapat banyak model komunikasi satu-arah. Ketika seorang

manager berbicara kepada para pegawainya, sebenarnya para pegawai

tersebut menyampaikan pesan melalui perilaku nonverbal seperti

anggukan.

j. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan traksaksional

Komunikasi tidak mempunyai awal dan tidak mempunyai akhir,

melainkan merupakan proses yang sinambung. Kejadian sederhana,

seperti “Tolong ambilkan garam” melibatkan rangkaian kejadian yang

lebih rumit bila pendengar memenuhi permintaan tersebut. Pandangan

dinamis dan transaksional memberi penekanan bahwa seseorang

mengalami perubahan sebagai hasil terjadinya komunikasi.

Page 30: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

16

k. Komunikasi bersifat irreversible

Dalam komunikasi, sekali seseorang mengirimkan pesan, orang

tersebut tidak dapat mengendalikan pengaruh pesan tersebut bagi orang

lain, apa;agi menghilangkan efek pesan tersebut sama sekali. Sifat

irreversible menyadarkan bahwa seseorang harus berhati0hati utnuk

menyampaikan pesan kepada orang lain karena efeknya tidak bisa

dihilangkan sama sekali meskipun sudah berusaha meralatnya.

l. Komunikasi bukan obat mujarab untuk menyelesaikan berbagai masalah

Banyak persoalan yang disebabkan oleh komunikasi. Namun

komunikasi bukanlah obat mujarab untuk menyelesaikan persoalan

tersebut karena mungkin persoalan tersebut berkaitan dengan masalah

struktural.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat

beberapa prinsip komunikasi interpersonal diantaranya adalah komunikasi

adalah proses simbolik, paket isyarat, proses penyesuaian, dan rangkaian

dispungtuasi; setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi; komunikasi

punya domensi isi dan hubungan; komunikasi berlangsung dalam berbagai

tingkat kesengajaan; komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu;

komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi; semakin mirip latar

belakang sosial-budaya semakin efektiflah komunikasi; komunikasi bukan

obat mujarab utuk menyelesaikan berbagai masalah; komunikasi bersifat

sistemik, nonsekuensial, prosesual, dinamis, traksaksional, dan irreversible.

Page 31: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

17

3. Tujuan Komunikasi

Dalam setiap komunikasi mempunyai tujuan, yang tidak perlu

dikemukakan secara sadar. Joseph A. DeVito (2011: 30-33)

mengungkapkan bahwa tujuan komunikasi adalah menemukan,

berhubungan, meyakinkan, dan bermain. Tujuan komunikasi bukan hanya

seperti yang telah disebutkan, masih banyak tujuan komunikasi yang lain.

Keempat tujuan tersebut tampaknya merupakan tujuan-tujuan utama.

Pertama, menemukan menyangkut dengan penemuan diri. Seseorang

yang berkomunikasi dengan orang lain akan belajar mengenai diri sendiri

dan juga orang lain. Dengan berbicara mengenai diri sendiri dengan orang

lain, seseorang akan memperoleh umpan balik yang berharga mengenai

perasaan, pemikiran, dan perilaku orang tersebut. Umpan balik yang positif

akan membantu seseorang merasa bahwa dirinya “normal”. Thibaut dan

Kelley (dalam DeVito, 2011: 31) mengatakan bahwa penemuan diri juga

bisa dilakukan melalui proses perbandingan sosial. Seseorang akan

membandingkan kemampuan, prestasi, sikap, pendapat, nilai, dan kegagalan

dengan orang lain. Dengan membandingkan diri sendiri dan orang lain maka

seseorang dapat mengevaluasi dirinya.

Kedua, berhubungan menyangkut dengan membina dan memelihara

hubungan dengan orang lain. Seseorang ingin dicintai dan disukai,

kemudian juga ingin mencintai dan menyukai orang lain. seseorang

menghabiskan banyak waktu untuk berkomunikasi untuk bisa membina dan

memelihara hubungan sosial.

Page 32: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

18

Ketiga, menyakinkan menyangkut dengan mengubah sikap dan perilaku

seseorang. Seseorang dengan berkomunikasi bisa mengajak orang lain untuk

melakukan sesuatu, meyakini bahwa sesuatu itu benar atau salah,

menyetujui atau mengecam suatu gagasan, dan lain sebagainya. Setiap

orang bisa menjadi pengubah ataupun yang diubah sikap dan perilakunya.

Keempat, bermain menyangkut dengan menghibur diri. Ketika seseorang

mendengarkan pelawak, musik, atau pembicaraan, sebagian besar adalah

untuk menghibur diri. Demikian pula, banyak dari perilaku komunikasi

seseorang dirancang untuk menghibur orang lain dengan menceritakan

lelucon, mengutarakan sesuatu yang baru, atau mengaitkan cerita yang

menarik.

4. Pengertian Komunikasi Interpersonal

Trenholm dan Jensen mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai

komunikasi antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka

(komunikasi diadik), sedangkan Littlejohn mendefinisikan komunikasi

interpersonal sebagai komunikasi antara individu-individu (dalam Suranto

Aw, 2011: 3). Menurut Kathleen S. Verderber et al (dalam Budyatna dan

Ganiem, 2011: 14) komunikasi antarpribadi atau interpersonal merupakan

proses melalui mana orang menciptakan dan mengelola hubungan,

melaksanakan tanggung jawab secara timbal balik dalam menciptakan

makna. Menurut Agus M. Hardjana (2003: 85) komunikasi interpersonal

didefinisikan sebagai interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang,

Page 33: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

19

dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima

dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula.

Komunikasi interpersonal (dalam DeVito, 2011) didefinisikan melalui

tiga pendekatan utama.

a. Pendekatan Komponen

Komunikasi Interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang

dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang,

dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan

umpan balik dengan segera.

b. Pendekatan Hubungan Diadik

Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung

diantara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas.

c. Pendekatan Pengembangan

Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi yang merupakan akhir

dari perkembangan komunikasi yang bersifat tak-pribadi pada suatu

ekstrem menjadi komunikasi pribadi atau intim pada ekstrem yang lain.

Dari pendapat beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa

komunikasi interpersonal adalah komunikasi dimana penyampaian pesan

oleh seseorang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil

orang terjadi secara langsung dengan peluang untuk memberikan umpan

balik dengan segera. Sedangkan komunikasi interpersonal anak dengan

orang tua adalah komunikasi dimana penyampaian pesan oleh anak dan

Page 34: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

20

penerimaan pesan oleh orang tua yang terjadi secara langsung dengan

peluang pemberian umpan balik oleh orang tua dengan segera.

5. Tujuan Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal merupakan tindakan yang berorientasi pada

tujuan tertentu. Tujuan komunikasi interpersonal bermacam-macam

(Suranto Aw, 2011: 19-21), diantaranya sebagai berikut.

a. Mengungkapkan perhatian kepada orang lain

Pada prinsipnya komunikasi interpersonal dimaksudkan untuk

menunjukkan adanya perhatian kepada orang lain dan menghindarkan

kesan tertutup dan dingin.

b. Menemukan diri sendiri

Seseorang tidak mudah melihat kesalahan dan kekurangan pada diri

sendiri, namun mudah menemukan pada orang lain. Seseorang yang

terlibat komunikasi interpersonal dengan orang lain, maka terjadi proses

yang banyak sekali tentang diri sendiri maupun orang lain. Seseorang

memperoleh informasi berharga untuk menemukan diri sendiri dengan

membicarakan apa yang disukai, apa yang dibenci keadaan diri, minat,

dan harapan.

c. Menemukan dunia luar

Komunikasi interpersonal yang dilakukan seseorang membuat orang

tersebut memperoleh kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi

dengan orang lain. Informasi tersebut penting untuk menemukan dunia

luar.

Page 35: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

21

d. Membangun dan memelihara hubungan yang harmonis

Setiap orang banyak menggunakan waktu untuk membangun dan

memelihara hubungan sosial dengan orang lain. Semakin banyak teman

yang bisa diajak bekerja sama, semakin lancar suatu pekerjaan atau

kegiatan sehari-hari. Semakin banyak musuh, semakin terhambat suatu

pekerjaan atau kegiatan sehari-hari.

e. Mempengaruhi sikap dan tingkah laku

Dalam prinsip komunikasi, ketika seseorang menerima pesan berarti

orang tersebut telah mendapat pengaruh dari proses komunikasi.

Komunikasi dapat mempengaruhi sikap, tingkah laku, maupun pemikiran

seseorang.

f. Mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu

Adakalanya seseorang melakukan komunikasi interpersonal untuk

mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu. Di samping

mendatangkan kesenangan, komunikasi tersebut juga dapat memberikan

keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan suasana

rileks, ringan, dan menghibur dari keseriusan kehidupan sehari-hari.

g. Menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi

Komunikasi interpersonal dapat menghilangkan salah komunikasi dan

salah interprestasi. Komunikasi interpersonal dilakukan dengan

pendekatan secara langsung sehingga dapat menjelaskan berbagai pesan

yang rawan menimbulkan kesalahan.

Page 36: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

22

h. Memberikan bantuan (konseling)

Komunikasi interpersonal dapat memberikan bantuan kepada

seseorang dengan kedekatan hubungan diantara komunikan. Bantuan

salah satunya bisa berupa nasehat seperti dari seorang guru BK kepada

siswanya.

Joseph A. DeVito (1992: 13-14) mengatakan bahwa terdapat beberapa

tujuan dari komunikasi interpersonal, diantaranya sebagai berikut.

a. Belajar

Komunikasi interpersonal membuat seseorang lebih memahami dunia

diluar dirinya—seperti benda-benda, kegiatan-kegiatan, dan orang lain.

Hal yang paling penting adalah komunikasi interpersonal memberikan

peluang untuk belajar tentang diri sendiri.

b. Berhubungan

Salah satu kebutuhan terbesar seseorang adalah untuk membangun

dan mempertahankan hubungan dekat dengan orang lain. Hal ini dapat

membantu untuk meringankan kesepian dan depresi; memungkinkan

seseorang untuk berbagi dan meningkatkan kesenangan/kepuasan; dan

secara umum membuat seseorang merasa lebih positif terhadap diri

sendiri.

c. Mempengaruhi

Seseorang sering mencoba untuk mempengaruhi sikap dan perilaku

orang lain dalam komunikasi interpersonal. Seseorang juga banyak

Page 37: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

23

menghabiskan waktu dalam hidupnya untuk berada dalam situasi

interpersonal.

d. Bermain

Bermain termasuk dalam semua kegiatan yang kesenangan adalah

tujuan utama atau eksklusif. Tujuan ini merupakan salah satu tujuan yang

paling penting.

e. Membantu

Komunikasi interpersonal mempunyai tujuan untuk melayani

kebutuhna orang lain, untuk menghibur. Keberhasilan melaksanakan

tujuan ini, baik untuk seseorang yang profesional maupun tidak,

bergantung pada pengetahuan dan keterampilan dalam berkomunikasi

interpersonal.

Tujuan menurut Suranto A.W. hampir sama dengan Joseph A. DeVito

sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dari komunikasi

interpersonal adalah untuk untuk menungkapkan perhatian kepada orang

lain, menemukan diri sendiri, menemukan dunia luar, membangun dan

memelihara hubungan yang harmonis, mempengaruhi sikap dan tingkah

laku, mencari kesenangan, menghilangkan kerugian akibat salah

komunikasi, dan memberikan bantuan.

6. Komunikasi Interpersonal yang Efektif

Menurut Joseph A. DeVito (2011: 285) komunikasi interpersonal bisa

sangat efektif dan bisa sangat tidak efektif. Komunikasi interpersonal

dinyatakan efektif menurut Jalaluddin Rakhmat (2007: 118) apabila

Page 38: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

24

pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan

sedangkan menurut A. Supratiknya (1995: 34) terjadi apabila penerima

menginterpretasikan pesan yang diterimanya sebagaimana dimaksudkan

oleh pengirim pesan.

D.W. Johnson (dalam Suprayitna, 1995: 35) mengatakan terdapat tiga

syarat yang harus dipenuhi untuk mengirimkan pesan secara efektif yaitu

sebagai berikut.

a. Pengirim pesan harus mengusahakan agar pesan-pesan yang dikirimkan

mudah dipahami oleh penerima pesan.

b. Pengirim pesan harus mempunyai kredibilitas atau kepercayaan di mata

penerima pesan.

c. Pengirim pesan harus berusaha untuk mendapatkan umpan balik secara

optimal tentang pengaruh pesan tersebut dalam diri penerima pesan.

Komunikasi dikatakan efektif menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia

Moss (dalam Jalaluddin Rakhmat, 2007: 13) paling tidak menimbulkan lima

hal, yaitu sebagai berikut.

a. Pengertian

Pengertian artinya penerimaan yang cermat terhadap isi pesan seperti

yang dimaksud oleh komunikator. Kegagalan menerima isi pesan bisa

menimbulkan pertengkaran dan membuat hubungan menjadi renggang.

b. Kesenangan

Tidak semua komunikasi ditujukan untk menyampaikan informasi

dan membentuk pengertian. Komunikasi yang menimbulkan

Page 39: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

25

kesenangan, misalnya sapaan, menjadikan hubungan lebih hangat,

akrab, dan menyenangkan.

c. Pengaruh pada Sikap

Seseorang paling sering melakukan komunikasi untuk mempengaruhi

orang lain, misalnya seorang guru ingin mengajak siswa untuk lebih

mencintai lingkungan, pemasang iklan ingin merangsang seleera

konsumen, dan lain sebagainya.

d. Hubungan yang Semakin Baik

Komunikasi ditujukan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang

baik. Manusia butuh untuk membangun dan mempertahankan hubungan

yang memuaskan dengan orang lain baik dalam hal interaksi dan

asosiasi; pengandalian dan kekuasaan’ dan cinta serta kasih sayang.

e. Tindakan

Persuasi ditujukan untuk melahirkan tindakan yang dikehendaki.

Komunikasi untuk menimbulkan pengertian memang sukar namun lebih

sukar lagi komunikasi untuk mendorong seseorang bertindak. Akan

tetapi efektivitas komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata yang

dilakukan oleh komunikate.

Komunikasi interpersonal yang efektif menurut Joseph A. DeVito (2011:

285-298) yang dilihat dari tiga sudut pandang sebagai berikut.

a. Sudut Pandang Humanistis

Pendekatan humanistis menekankan pada kualitas-kualitas yang

menciptakan interaksi yang bermakna, jujur, dan memuaskan (Bochner

Page 40: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

26

& Kelly, 1974 dalam Joseph A. DeVito 2011: 285). Pendekatan ini

dimulai dengan kualitas-kualitas umum yang menurut para filsuf dan

humanis menentukan terciptanya hubungan antarmanusia yang superior.

Berdasarkan kualitas-kualitas umum ini, diturunkan perilaku-perilaku

spesifik yang menandai komunikasi interpersonal yang efektif.

1) Keterbukaan

Kualitas keterbukaan mengacu pada tiga aspek dari komunikasi

interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus

terbuka kepada orang yang diajak berinteraksi. Kedua, kesediaan

komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang

datang. Ketiga, mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang

dilontarkan adalah memang “milik” komunikator dan komunikator

bertanggung jawab atas hal tersebut.

Menurut Praktiko (dalam Dasrun Hidayat, 2012: 140) keterbukaan

merupakan hal yang terpenting untuk menciptakan saling pengertian

diatara anak dan orang tua. Tingkat keterbukaan dalam sebuah proses

komunikasi tergantung dari seberapa dekat orang tua terhadap anak

sehingga anak merasa aman dalam mengungkapkan diri.

2) Empati

Henry Backrack (dalam DeVito, 2011: 286) mendefinisikan empati

sebagai kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang

dialami orang lain pada suatu saat tertentu dari sudut pandang orang

lain tersebut. Seseorang dengan berempati maka dapat menyesuaikan

Page 41: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

27

apa yang akan dikatakan atau bagaimana mengatakan agar diterima

dengan baik oleh orang lain. Empati dapat dikomunikasikan baik

secara verbal maupun nonverbal. Seseorang dapat

mengkomunikasikan empati secara nonverbal dengan cara

memperlihatkan keterlibatan aktif dengan orang melalui ekspresi

wajah dan gerak-gerik yang sesuai, konsentrasi terpusat meliputi

kontak mata dan kedekatan fisik, sentuhan atau belaian yang

sepantasnya.

3) Sikap Mendukung

Seseorang bisa mengkomunikasikan sikap mendukung dengan

bersikap deskriptif, spontanitas, dan provisionalisme.

a) Deskriptif

Suasana yang bersifat deskriptif dan bukan evaluatif membantu

terciptanya suasana mendukung. Seseorang yang mempersepsikan

suatu komunikasi sebagai permintaan akan informasi atau uraian

mengenai suatu kejadian tertentu membuat orang lain umumnya

tidak merasakan adanya ancaman dan tidak perlu membela diri.

b) Spontanitas

Seseorang yang spontan dalam berkomunikasi serta terbuka

dalam mengutarakan pikirannya biasanya akan diberikan umpan

balik dengan cara yang sama, terus terang dan terbuka.

Page 42: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

28

c) Provisionalisme

Seseorang yang bersikap tentatif dan berpikiran terbuka,

bersedia mendengarkan pandangan yang berbeda dan bersedia

mengubah posisi jika keadaan mengharuskan, akan mendorong

orang lain untuk bersikap mendukung.

4) Sikap Positif

Seseorang bisa mengkomunikasikan sikap positif, setidaknya

dengan dua cara, yaitu menyatakan sikap positif dan secara positif

mendorong orang lain untuk berinteraksi.

5) Kesetaraan

Komunikasi interpersonal akan lebih efektif apabila suasananya

setara. Setara dapat diwujudkan dengan pengakuan secara diam-diam

bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa

masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk

disumbangkan.

b. Sudut Pandang Pragmatis

Pendekatan ini berawal dari keterampilan spesifik yang dari riset

diketahui efektif dalam komunikasi interpersonal, kemudia keterampilan-

keterampilan ini dikelompokkan ke dalam kelas-kelas perilaku umum

(Ruben, 1988; Spitzberg & Cupach, 1984, 1989; Spitzberg & Hecht,

1984; Wiemann, 1977; Wiemann& Backlund, 1980 dalam Joseph A.

DeVito, 2011: 285)

Page 43: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

29

1) Kepercayaan Diri

Komunikator yang secara sosial memiliki kepercayaan diri

bersikap santai, tidak kaku, fleksibel dalam suara dan gerak tubuh.

Sosok yang santai, menurut riset, mengkomunikasikan sikap

terkendal, status, dan kekuatan.

2) Kebersatuan

Kebersatuan mengacu pada penggabungan antara pembicara dan

pendengar—terciptanya rasa kebersamaan dan kesatuan.

Komunikator yang memperlihatkan kebersatuan mengisyaratkan

minat dan perhatian. Kebersatuan bisa dikomunikasikan dengan

memelihara kontak mata yang patut; sosok tubuh yang langsung dan

terbuka; menyebut nama lawan bicara; memberikan umpan balik;

dan lain sebagainya.

3) Manajemen interaksi

Dalam manajemen interaksi yang efektif, tidak seorang pun

merasa diabaikan atau merasa menjadi tokoh yang penting.

Komunikator mengendalikan interaksi untuk kepuasan kedua pihak.

Manajemen interaksi dapat dikomunikasikan dengan menyampaikan

pesan verbal dan nonverbal yang saling bersesuaian dan saling

memperkuat.

4) Daya Ekspresi

Daya ekspresi sama dengan keterbukaan dalam hal penekanannya

pada keterlibatan. Kualitas ini juga mencakup pemikulan tanggung

Page 44: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

30

jawab untuk berbicara dan mendengarkan, dalam hal ini sama

dengan kesetaraan. Daya ekspresi dapat dikomunikasikan dengan

menggunakan variasi dalam gerak tubuh, kecepatan, nada, volume,

dan ritme suara.

5) Orientasi kepada Orang Lain

Orientasi kepada orang lain mengacu kemampuan untuk

menyesuaikan diri dengan lawan bicara selama perjumpaan

interpersonal. Orientasi ini mencakup pengkomunikasian peratian

dan minat terhadap apa yang dikatan lawan bicara. Komunikator

yang berorientasi kepada lawan bicara melihat situasi dan interaksi

dari sudur pandang lawan bicara dan menghargai perbedaan

pandangan dari lawan bicara ini.

c. Sudut Pandang Pergaulan Sosial

Pendekatan ini didasarkan pada model ekonomi imbalan dan biaya.

Pendekatan ini mengasumsikan bahwa suatu hubungan merupakan

kemitraan dimana imbalan dan biaya saling dipertukarkan (Hatfield &

Traupman, 1981; Kelley dan Thibaut, 1978; Thibatut & Kelley, 1986;

Walster et al., 1978 dalam Joseph A. DeVito, 2011: 285). Joseph A

DeVito (2011: 197) mengatakan bahwa teori pergaulan sosial lebih

menjelaskan kecenderungan seseorang untuk mencari keuntungan atau

manfaat dengan mengeluarkan biaya sesedikit mungkin.

Page 45: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

31

a. Bertukar Manfaat

Dalam setiap hubungan selalu ada biaya, seperti masalah keuangan,

ketegangan pekerjaan, atau konflik antarpribadi. Biaya ini dapat

diimbangi dengna mempertukarkan manfaat atau kesenangan, misalnya

perilaku yang saling mengasihi (Lerderer, 1984 dalam Joseph A.

DeVito, 2011: 298). Perilaku mengasihi adalah dukungan-dukungan

kecil yang diterima dengan senang hati dari orang lain.

b. Menanggung Beban Biaya Milik Diri Sendiri

Seseorang merasa tidak puas bila harus menanggung bagian biaya

secara tidak adil. Hal ini seperti teori kesetaraan (ekuitas) yang

mengatakan bahwa seseorang tidak saja berusaha membina hubungan

yang manfaatnya melampaui biaya, melainkan juga bahwa seseorang

puas dengan suatu hubungan bila ada kesetaraan dalam distribusi

imbalan dan biaya yang dikeluarkan masing-masing pihak.

c. Menginfestasikan Pertukaran Manfaat pada saat Biaya Meningkat

Bila suatu hubungan mengalami masalah, banyak orang bereaksi

secara pasif dengan mananti situasi berubah dengan sendirinya atau

membiarkan hubungan menjadi lebih buruk. Pengertian yang empatik,

perhatian ekstra, dan saling membelai dan menyentuh sering kali dapat

digunakan untuk menanggulangi meningkatnya biaya hubungan.

d. Memperbesar Manfaat untuk Mengurangi Daya Tarik Alternatif

Bila biaya melampaui manfaatnya, daya tarik alternatif meningkat.

Jika seseorang menginginkan daya tarik pesaing berkurang ( setiap

Page 46: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

32

orang pasti mempunyai pesaing), tatalah situasi sedemikian rupa utnuk

meningkatkan manfaat dan menurunkan biaya.

Dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal yang efektif dapat

membuat lawan bicara mengerti isi pesan yang dimaksud, selain itu juga

dapat menimbulkan kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang

semakin membaik, dan suatu tindakan pada lawan bicara. Komunikasi

interpersonal yang efektif dapat dilihat dari keterbukaan, empati, sikap

mendukung, sikap positif, kesetaraan, kepercayaan diri, kebersatuan,

managemen interaksi, daya ekspresi, orientasi kepada orang lain, bertukar

manfaat, menanggung beban biaya milik diri sendiri, menginfestasikan

pertukaran manfaat pada saat biaya meningkat dan memperbesar manfaat

untuk mengurangi daya tarik alternatif.

Pada penelitian ini, indikator komunikasi interpersonal yang efektif yang

digunakan adalah dari sudut pandang humanistis menurut Joseph A. DeVito

yaitu keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan.

7. Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua

Komunikasi interpersonal mempunyai peranan penting dalam keluarga

karena tersampaikannya pesan dengan baik atau tidak tergantung dari cara

komunikasi interpersonal anak dengan orang tua ataupun sebaliknya.

Komunikasi di antara anak dengan orang tua tentu saja diharapkan berjalan

sesuai dengan harapan sehingga tujuan bersama pun dapat diwujudkan.

Page 47: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

33

Menurut Verderber et al (dalam Budyatna dan Ganiem, 2011: 169)

komunikasi khususnya komunikasi keluarga mempunyai paling tidak tiga

tujuan utama yaitu sebagai berikut.

a. Komunikasi keluarga berkontribusi bagi pembentukan konsep diri

Tanggung jawab pertama dari keluarga adalah berbicara dengan cara

yang akan berkontribusi bagi pengembangan diri yang kuat bagi semua

anggota keluarga (Yerby, Buerkel-Rothfuss, & Bochner dalam

Budyatna dan Ganiem, 2011:170). Penelitian yang dilakukan oleh D.H.

Demo (dalam Budyatna dan Ganiem, 2011: 170) menyatakan bahwa

konsep diri dibentuk, dipelihara, diperkuat, dan/atau diubah oleh

komunikasi dari para anggotanya. Konsep diri para anggota keluarga

dapat ditingkatkan dengan cara menyatakan pujian, sambutan,

dukungan, dan kasih.

b. Komunikasi keluarga memberikan pengakuan dan dukungan yang

diperlukan

Tanggung jawab kedua dari anggota keluarga adalah berinteraksi

dengan cara mendukung dan mengakui sesama anggota keluarga.

Dukungan dan pengakuan membantu anggota keluarga merasa berarti

dan membantu mengatasi masa-masa sulit. Apabila tidak mendapatkan

dukungan dan pengakuan dari keluarga, maka anak akan mencari di

luar keluarga.

Page 48: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

34

c. Komunikasi keluarga menciptakan model-model

Tanggung jawab ketiga dari anggota keluarga adalah berkomunikasi

sedemikian rupa yang dapat bertindak sebagai model atau contoh

mengenai komunikasi yang baik bagi anggota keluarga yang lebih

muda.

B. Konsep Diri

1. Pengertian Konsep Diri

Konsep diri menurut Anant Pai (dalam Djaali, 2008: 130) adalah

pandangan seseorang tentang dirinya sendiri yang menyangkut apa yang

seseorang itu ketahui dan rasakan tentang perilaku, isi pikiran dan perasaan,

serta bagaimana perilaku tersebut berpengaruh terhadap orang lain. William

D. Brooks (1974) mendefinisikan konsep diri sebagai “those physical,

sosial, and psychological perception of ourselves that we have derived from

experiences and our interaction with others”, sedangkan menurut Anita

Taylor et al (1977) konsep diri adalah “all you think and feel abaout you,

the entire complex of beliefs and attitudes you hold abaout yourself ” (dalam

Rakhmat, 2007: 99-100).

Atwater (dalam Desmita, 2010: 180) mendefinisikan konsep diri sebagai

keseluruhan gambaran diri, perasaam, keyakinan, dan nilai-nilai yang

berhubungan dengan diri sendiri. Sedangkan Elizabeth B. Hurlock (1978:

58) mendefinisikan konsep diri sebagai gambaran yang dimiliki seseorang

tentang dirinya. Konsep diri merupakan gabungan dari keyakinan yang

Page 49: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

35

dimiliki seseorang tentang diri sendiri – karakteristik fisik, psikologis, sosial

emosional, aspirasi dan prestasi.

Dari pengertian menurut beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa

konsep diri adalah keseluruhan pandangan, perasaan, dan penilaian

seseorang tentang diri sendiri yang terbentuk melalui pengalaman dan

interaksi dengan orang lain.

2. Perkembangan Konsep Diri

Dasrun Hidayat (2012: 25) mengatakan bahwa konsep diri dibangun

dengan komunikasi atau membuka hubungan dengan orang lain. Dengan

berkomunikasi, seseorang bisa mendapatkan informasi dari orang lain. R.H.

Weir (dalam Calhoun dan Acocella, 1995: 76) mengatakan bahwa loncatan

kemajuan yang paling besar dalam perkembangan diri seseorang adalah

ketika seseorang mulai menggunakan bahasa pada kira-kira umur satu

tahun. Seseorang yang memahami apa yang dikatakan orang tua atau orang

lain tentang dirinya, akan mendapatkan banyak informasi tentang diri orang

tersebut.

Konsep yang dimiliki seseorang pada awalnya hanya beberapa

pengertian samar, kondensasi pengalaman yang berulang-ulang yang

berkaitan dengan kenyamanan dan ketidaknyamanan fisik. Meskipun samar-

samar, pengertian awal ini membentuk konsep dasar. S.E. Asch (dalam

Calhoun dan Acocella, 1995: 76) mengatakan pengertian atau pandangan

awal tentang diri adalah bibit konsep diri seseorang.

Page 50: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

36

Konsep diri berkembangan dari pengalaman seseorang tentang berbagai

hal mengenai diri orang tersebut sejak kecil, terutama yang berkaitan

dengan perlakuan orang lain terhadap orang tersebut. Konsep diri seseorang

mula-mula terbentuk dari perasaan apakah orang tersebut diterima dan

diinginkan oleh keluarga. Hal ini diperkuat oleh pendapat Elizabeth B.

Hurlock (1978: 59) bahwa konsep diri didasarkan atas keyakinan anak

mengenai pendapat orang yang penting dalam kehidupan anak seperti orang

tua, guru, dan teman sebaya, tentang diri anak tersebut. Perlakuan yang

berulang-ulang dan sikap-sikap tertentu dari keluarga atau orang lain di

lingkungan sekitar akan membuat konsep diri seseorang berkembang.

Elizabeth B. Hurlock (1978: 59) mengatakan bahwa perkembangan

konsep diri bersifat hirarkis yang meliputi konsep diri primer dan konsep

diri sekunder. Konsep diri yang terbentuk pertama adalah konsep diri

primer. Konsep diri primer ini di dasarkan atas pengalaman anak di rumah

dan dibentuk dari berbagai konsep terpisah. Konsep awal ini mengenai

peran anak dalam hidup, cita-cita, dan tanggung jawab yang didasarkan atas

didikan orang tua. Citra fisik berkaitan dengan penampilan fisik anak, daya

tarik, kesesuaian atau ketidaksesuaian dengan jenis kelaminnya, dan

pentingnya bagian tubuh untuk perilaku dan harga diri anak dimata orang

lain. Citra psikologis berdasarkan atas pikiran, perasaan dan emosi; citra ini

terdiri atas kualitas dan kemampuan yang mempengaruhi penyesuaian pada

kehidupan, sifat dan kepercayaan diri, serta berbagai jenis aspirasi dan

kemampuan.

Page 51: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

37

Seiring dengan pergaulan anak yang berkembang dengan orang di luar

rumah, anak memperoleh konsep yang lain tentang diri mereka. Hal ini

membentuk konsep diri sekunder. Konsep diri sekunder berkaitan dengan

bagaimana anak melihat diri anak di mata orang lain (Hurlock, 1978: 59).

Konsep diri sekunder juga meliputi citra diri fisik dan citra diri psikologis.

Citra diri fisik berkaitan dengan pikiran anak tentang perbandingan struktur

fisik anak dengan orang lain di luar rumah sedangkan citra diri psikologis

berkaitan tentang perbandingan citra anak yang diperoleh dari rumah

dengan yang diperoleh dari orang lain tentang diri anak.

Konsep diri primer seringkali menentukan pilihan situasi di mana konsep

diri sekunder akan dibentuk. Pendapat ini didukung oleh James F. Calhoun

dan Joan Ross Acocella (1995: 76) yang mengatakan bahwa dengan

tumbuhnya anak, konsep diri anak tidak mudah dipengaruhi oleh perubahan

yang serius. Konsep diri tentu saja terus berkembang sepanjang hidup, tetapi

cenderung berkembang sepanjang garis yang telah terbentuk pada awal

masa kanak-kanak.

Anak yang mampu melihat motivasi atau memahami maksud dari ucapan

dan perilaku orang lain terhadap dirinya, dapat membentuk hubungan sosial

yang baik yang membawa pengaruh positif pada konsep diri anak. Anak

terkadang salah atau tidak mampu melihat motivasi sebenarnya di balik

ucapan dan perlakuan orang lain terhadap diri anak tersebut. Anak merasa

benci kepada orang yang tidak memperlakukan anak seperti yang anak

harapkan. Hal ini dapat membawa pengaruh yang tidak baik pada konsep

Page 52: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

38

diri anak. Elizabeth B. Hurlock (1978: 66) mengatakan bahwa sulit untuk

mengubah konsep diri karena bobot emosional konsep diri yang besar maka

dari itu orang tua perlu untuk memastikan bahwa konsep diri anak realistis

dan positif.

Dari penjelasan beberapa ahli diatas dapat dimengerti bahwa konsep diri

awalnya terbentuk dari keyakinan anak tentang pendapat dan perlakuan dari

keluarga. Konsep diri anak berkembang lagi ketika berinteraksi dengan

teman sebaya dan orang lain di luar keluarga, namun cenderung

berkembang sepanjang garis yang telah terbentuk di awal masa kanak-

kanak.

3. Jenis – Jenis Konsep Diri

a. Konsep Diri Positif

Dasar dari konsep diri yang positif menurut James F. Calhoun dan

Joan Ross Acocella (1995: 73) bukanlah kebanggaan yang besar namun

lebih kepada penerimaan diri. Konsep diri yang positif bersifat stabil dan

bervariasi. Seseorang dengan konsep diri positif dapat menerima diri

sendiri apa adanya. Hal ini tidak berarti bahwa orang tersebut tidak

pernah kecewa terhadap diri sendiri.

Mengenai harapan atau tujuan, seseorang dengan konsep diri positif

merancang harapan atau tujuan yang sesuai dan realistis. Artinya, orang

tersebut mempunyai peluang untuk mencapai tujuan tersebut. Berbeda

dengan konsep diri negatif, seseorang dengan konsep diri positif dapat

tampil ke depan dengan bebas. Dengan demikian, orang tersebut akan

Page 53: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

39

bertindak berani dan spontan serta memperlakukan orang lain dengan

hangat dan hormat, hidup akan terasa menyenangkan.

Willian D. Brooks dan Philip Emmert (dalam Rakhmat, 2007: 105)

mengatakan terdapat lima tanda seseorang yang memiliki konsep diri

positif, yaitu:

1) Seseorang dengan konsep diri positif yakin akan kemampuan

mengatasi masalah;

2) Seseorang dengan konsep diri positif merasa setara dengan orang lain;

3) Seseorang dengan konsep diri positif menerima pujian tanpa rasa

malu;

4) Seseorang dengan konsep diri positif menyadari bahwa setiap orang

mempunyai berbagai perasaan, kekinginan, dan perilaku yang tidak

seluruhnya disetujui masyarakat;

5) Seseorang dengan konsep diri positif mampu memperbaiki diri .

b. Konsep Diri Negatif

Konsep diri negatif menurut definisinya meliputi penilaian yang

negatif terhadap diri sendiri. Konsep diri negatif menurut James F.

Calhoun dan Joan Ross Acocella (1995: 72) dibedakan menjadi dua.

Konsep diri negatif yang pertama adalah pandangan seseorang tentang

diri sendiri yang benar-benar tidak teratur. Seseorang dengan konsep diri

negatif tidak tahu siapakah dirinya, apakah yang menjadi kekuatan atau

kelemahan diri, atau apa yang dihargai dalam hidup orang tersebut.

Konsep diri negatif yang kedua adalah pandangan seseorang tentang diri

Page 54: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

40

sendiri yang terlalu stabil dan terlalu teratur atau dengan kata lain kaku.

Hal ini mungkin terjadi karena dididik terlalu keras sehingga

menciptakan citra-diri yang tidak mengizinkan adanya penyimpangan.

Seseorang dengan konsep diri negatif mungkin mengalami kecemasan

secara berkelanjutan, karena menghadapi informasi tentang diri sendiri

yang tidak dapat diterima dengan baik. Mengenai harapan atau tujuan

yang dibuat, bisa terlalu rendah atau terlalu tinggi (Rotter dalam Calhoun

& Acocella, 1995: 73). Ketika orang tersebut gagal dalam mencapai

tujuannya dan orang tersebut percaya bahwa dirinya memang orang yang

gagal, hal ini dapat merusak harga-dirinya, yang kemudian membuat

kekakuan atau ketidakberaturan citra-dirinya lebih parah.

Menurut Wiliam D. Brooks dan Philip Emmert (dalam Rakhmat,

2007: 105), terdapat empat tanda orang yang memiliki konsep diri negatif

yaitu sebagai berikut.

1) Peka terhadap kritik.

Seseorang dengan konsep diri negatif tidak tahan terhadap kritik

dan mudah marah. Kritik sering kali dipersepsikan sebagai usaha

untuk menjatuhkan harga diri orang tersebut.

2) Responsif terhadap pujian.

Seseorang dengan konsep diri senang terhadap pujian namun tidak

pandai dalam mengungkapkan pengakuan terhadap kelebihan orang

lain.

Page 55: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

41

3) Cenderung merasa tidak disukai orang lain.

Seseorang dengan konsep diri negatif merasa tidak diperhatikan

dan menganggap dirinya sebagai korban dari sistem sosial yang tidak

benar.

4) Bersikap pesimis terhadap kompetensi.

Seseorang dengan konsep diri negatif enggan untuk bersaing dalam

hal prestasi dengan orang lain karena menganggap tidak akan berdaya

melawan persaingan yang merugikan dirinya.

4. Dimensi Konsep Diri

Konsep diri terdiri dari citra fisik dan citra psikologis (Hurlock, 1978:

58). Citra fisik berkaitan dengan penampilan fisik anak, daya tarik,

kesesuaian atau ketidaksesuaian dengan jenis kelaminnya, dan pentingnya

bagian tubuh untuk perilaku dan harga diri anak dimata orang lain. Citra

psikologis berdasarkan atas pikiran, perasaan dan emosi; citra ini terdiri atas

kualitas dan kemampuan yang mempengaruhi penyesuaian pada kehidupan,

sifat dan kepercayaan diri, serta berbagai jenis aspirasi dan kemampuan.

Citra diri psikologis akan mempengaruhi kualitas dan kemampuan anak

dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan anak.

Atwater (dalam Desmita, 2010: 180) membagi konsep diri menjadi tiga

bentuk. Pertama, body image, yaitu bagaimana seseorang melihat diri orang

tersebut sendiri. Kedua, ideal self, yaitu bagaimana cita-cita dan harapan

seseorang mengenai diri orang tersebut. Ketiga, sosial self, yaitu bagaimana

orang lain melihat diri orang tersebut.

Page 56: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

42

James F. Calhoun dan Joan Ross acocella (1995: 67-71) mengatakan

bahwa konsep diri mempunyai tiga dimensi, yaitu sebagai berikut.

a. Pengetahuan

Dimensi pertama dalam konsep diri adalah apa yang diketahui tentang

diri sendiri. Seseorang mempunyai daftar julukan yang menggambarkan

dirinya: usia, jenis kelamin, kebangsaan, suku, pekerjaan, dan lain

sebagainya. Dalam membandingkan diri sendiri dengan orang lain,

seseorang sering menggunakan istilah-istilah “kualitas” seperti baik,

pandai, dan lain sebagainya.

b. Pengharapan

Seseorang mempunyai satu set pandangan tentang kemungkinan akan

menjadi apa di masa yang akan datang (Roger dalam Calhoun dan

Acocella, 1995: 71). Pengharapan ini merupakan diri-ideal. Diri-ideal

setiap orang berbeda-beda. Pengharapan atau diri-ideal bisa

membangkitkan kekuatan untuk mencapai masa depan yang baik, namun

pengharapan atau diri-ideal yang terlalu tinggi dapat membuat seseorang

menjadi sangat tidak realistis dan hal tersebut dapat menghalangi

seseorang untuk mencapai masa depan yang baik.

c. Penilaian

Seseorang menjadi penilai bagi diri sendiri setiap hari. Hasil

pengukuran tersebut disebut dengan harga diri – pada dasarnya berarti

seberapa besar seseorang menyukai diri sendiri. semakin besar

ketidaksesuaian antara gambaran diri tentang siapa diri dengan gambaran

Page 57: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

43

tentang seharusnya menjadi apa atau dapat menjadi apa, akan semakin

rendah harga diri orang tersebut.

William H. Fitts (dalam Agustiani, 2006: 139-142) melengkapi aspek

konsep diri dengan membagi konsep diri menjadi dua dimensi, yaitu sebagai

berikut.

a. Dimensi Internal

Dimensi internal adalah penilaian yang dilakukan seseorang untuk

menilai diri berdasarkan dunia di dalam diri orang tersebut. Dimensi

internal dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu sebagai berikut.

1) Diri Identitas (identity self)

Diri identitas merupakan aspek yang paling mendasar pada konsep

diri dan mengacu pada pertanyaan “siapakah saya?”. Dalam

pertanyaan tersebut mencakup label-label yang diberikan kepada diri

(self) oleh orang yang bersangkutan untuk menggambarkan diri dan

membangun identitas.

2) Diri Pelaku (behavioral self)

Diri pelaku merupakan persepsi individu tentang tingkah lakunya,

yang berisikan segala kesadaran mengenai apa yang dilakukan oleh

diri.

3) Diri Penerimaan/ penilaian (judging self)

Diri penilai berfungsi sebagai pengamat, penentu standar, dan

evaluator. Kedudukannya sebagai perantara antara diri identitas dan

Page 58: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

44

diri pelaku. Diri penilai menentukan kepuasan seseorang akan dirinya

atau seberapa jauh seseorang menerima dirinya.

b. Dimensi Eksternal

Pada dimensi eksternal, seseorang menilai dirinya melalui hubungan

dengan orang lain. dimensi eksternal dibagi menjadi lima bentuk, yaitu

sebagai berikut.

1) Diri Fisik (psysical self)

Diri fisik menyangkut persepsi seseorang mengenai kesehatan,

penampilan (menarik, tidak menarik, cantik, jelek) dan keadaan tubuh

(gemuk, kurus, tinggi, pendek).

2) Diri etik-moral (moral-ethical self)

Diri etik-moral menyangkut persepsi seseorang terhadap diri

dilihat dari standar pertimbangan moral dan etika. Hal ini

menyangkut persepsi seseorang mengenai hubungan dengan Tuhan,

nilai-nilai moral yang meliputi batasan baik dan buruk, dan lain

sebagainya.

3) Diri Pribadi (personal self)

Diri Pribadi merupakan persepsi seseorang tentang keadaan

dirinya. Hal ini dipengaruhi oleh sejauh mana seseorang merasa puas

terhadap dirinya atau sejauh mana orang tersebut merasa dirinya

sebagai pribadi yang tepat.

Page 59: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

45

4) Diri Keluarga (family self)

Diri keluarga menunjukkan perasaan dan harga diri seseorang

dalam kedudukannya sebagai anggota keluarga. Diri keluarga juga

menunjukkan peran maupun fungsi yang dijalankan sebagai anggota

keluarga.

5) Diri Sosial (sosial self)

Bagian ini merupakan penilaian seseorang terhadap interaksi diri

dengan orang lain maupun lingkungan di sekitarnya. Pembentukan

penilaian seseorang terhadap bagian dalam dirinya ini dapat

dipengaruhi oleh penilaian dan interaksi dengan orang lain.

Dari pendapat beberapa ahli di atas, dimensi konsep diri yang digunakan

dalam penelitian ini mengacu pada pendapat William H. Fitts yaitu diri

identitas, diri pelaku, diri penilai, diri fisik, diri etik-moral, diri pribadi, diri

keluarga, dan diri sosial.

5. Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

Konsep diri dipengaruhi oleh komunikasi karena konsep diri dibentuk

dengan adanya komunikasi. Hal ini sesuai pendapat dari Dasrun Hidayat

(2012: 24) yang menyatakan bahwa beberapa fungsi dari komunikasi yaitu:

(1) pembentukan konsep diri, (2) pernyataan eksistensi diri, (3) untuk

kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan.

Page 60: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

46

Konsep diri seseorang menurut Fitts (dalam Hendrianti, 2006: 139) dapat

dipengaruhi beberapa faktor sebagai berikut:

a. Pengalaman, terutama pengalaman interpersonal, yang memunculkan

perasaan positif dan berharga.

b. Kompetensi dalam area yang dihargai oleh orang tersebut dan orang lain.

c. Aktualisasi diri dan realisasi potensi pribadi yang sebenarnya.

Jalaluddin Rakhmat (2007: 100-104) mengatakan terdapat beberapa

faktor yang mempengaruhi konsep diri, yaitu sebagai berikut.

a. Orang lain

Tidak semua orang lain mempunyai pengaruh yang sama terhadap diri

ini, orang yang paling berpengaruh adalah orang yang dekat dengan diri

ini. George Herbert Mead (dalam Rakhmat, 2007: 101) menyebut orang

yang sangat penting sebagai significant others. Ketika seseorang masih

kecil, significant others adalah orang tua, saudara-saudara, dan orang

yang tinggal satu rumah. Dalam perkembangan significant others

meliputi semua orang yang mempengaruhi perilaku, pikiran, dan

perasaan.

Konsep diri perlahan-lahan terbentuk dari interaksi dengan orang-

orang yang dapat mempengaruhi perilaku, pikiran, dan perasaan.

Senyuman, pujian, dan penghargaan dari orang lain akan membentuk

penilaian positif terhadap diri sendiri. Ejekan, cemoohan, dan penolakan

dari orang lain akan membentuk penilaian negatif terhadap diri sendiri.

Page 61: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

47

Seseorang terkadang menghimpun penilaian orang lain yang pernah

berhubungan dengan diri orang tersebut. Ketika semua orang

menganggap diri orang tersebut nakal, orang tersebut pun menganggap

diri orang tersebut nakal. Pandangan diri sendiri sesuai dengan

pandangan orang lain sering disebut dengan generalized others.

b. Kelompok Rujukan

Seseorang pasti mempunyai kelompok di dalam masyarakat. Setiap

kelompok pasti mempunyai norma tertentu. Seseorang akan

mengarahkan perilaku dan menyesuaikan diri dengan norma-norma pada

kelompok ini dan hal ini akan mempengaruhi konsep diri seseorang.

Desmita (2010: 183-188) memaparkan beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi konsep diri seorang anak, antara lain: 1) hubungan dengan

keluarga, 2) hubungan dengan teman sebaya, 3) pembentukan kelompok, 4)

popularitas, penerimaan sosial, dan penolakan, 5) sekolah, dan 6) guru.

Menurut Nia Kania Kurniawati (2004: 10) komunikasi sangatlah

berperan dalam membangun pribadi (self), dengan cara sebagai berikut.

a. Sel filfilling prophecy, yaitu ketika berlaku sesuai dengan ekspektasi atau

berdasarkan penilaian orang lain terhadap orang tersebut.

b. Komunikasi dengan anggota keluarga (direct definition, identity scrips,

attachment style (a secure, a fearful, a dismissive, anxious/ambivalent))

c. Komunikasi dengan rekan sejawat (reflected appraisal, sosial

comparison)

d. Komunikasi dengan masyarakat (perspectives of the generalized other)

Page 62: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

48

Selanjutnya Nia Kania Kurniawati (2004: 11) mengatakan bahwa

komunikasi berpengaruh dalam pembentukan konsep diri dengan dua cara,

yaitu dengan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari dan komunikasi

dengan anggota keluarga. Komunikasi dengan keluarga terdiri dari definisi

langsung, naskah dasar identitas, dan gaya lampiran.

a. Definisi Langsung

Definisi langsung merupakan komunikasi yang secara eksplisit

menyatakan kepada anak, siapa anak dengan ciri dan perilaku anak.

Keluarga menyediakan komunikasi langsung tentang siapa diri anak

melalui pernyataan-pernyataan yang dibuat. Pernyataan positif dapat

meningkatkan harga diri anak. Sedangkan pernyataan negatif dapat

menurunkan harga diri anak.

b. Naskah Dasar Identitas

Naskah dasar identitas merupakan cara keluarga berkomunikasi.

Seperti naskah drama, naskah dasar identitas menentukan peran anak,

bagaimana anak bermain dengan aktor lain, dan adanya elemen dasar di

bidang kehidupan anak. Naskah dasar identitas contohnya adalah: ”kita

adalah orang yang menjunjung tinggi harkat dan martabat”, “kita harus

pandai menyimpan uang”, “berpegangteguhlah pada agama”, dan lain

sebagainya.

c. Gaya Lampiran

Gaya lampiran adalah pola-pola yang orang tua ajarkan kepada anak

dan bagaimana memperlakukan suatu hubungan dekat. Gaya lampiran

Page 63: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

49

yang tercermin pada ikatan pertama dengan orang tua sangatlah penting

karena membentuk pola hubungan selanjutnya dengan orang lain.

Berdasarkan uraian para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor

yang mempengaruhi konsep diri seseorang adalah pengalaman

interpersonal, penghargaan dari orang lain, aktualisasi diri, komunikasi

dengan keluarga, komunikasi dengan rekan sejawat, dan komunikasi dengan

masyarakat.

C. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian Abdul Malik Iskandar tahun 2010 dengan judul “The Effect

of Interpersonal Communication Intensity Academic Counselor and Student

Learning Motivation in Stikes Mega Rezky Makassar” menyimpulkan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara intensitas komunikasi interpersonal

penasehat akademik dengan motivasi belajar siswa sebesar 0.025 lebih besar

dari nilai r tabel sebesar 0.010.

Hasil penelitian Herdiansyah Pratama tahun 2011 dengan judul “Pola

Hubungan Komunikasi Interpersonal antara Orang Tua dengan Anak terhadap

Motivasi Berprestasi pada Anak (Studi pada SDN 01 Padi Cipulir Kebayoran

Lama Jakarta)” menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara komunikasi interpersonal orang tua terhadap komunikasi interpersonal

anak dengan korelasi sebesar 0.483 dengan nilai siginikansi 0.001 (p<0.005),

korelasi komunikasi interpersonal orang tua terhadap motivasi berprestasi

siswa sebesar 0.347 dengan nilai signifikasi 0.025 (p<0.005), maka dapat

Page 64: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

50

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi

interpersonal orang tua terhadap motivasi berprestasi anak.

Hasil penelitian A.M.S Nurhidayah tahun 2013 dengan judul “Peran

Komunikasi Interpersonal Wali Kelas terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas

VI di MI Darul Huda Ngaglik Sleman” meyimpulkan bahwa terdapat

hubungan antara komunikasi interpersonal dengan motivasi belajar dengan r

hitung sebesar 0,886 yang termasuk kategori kuat. Komunikasi interpersonal

wali kelas berperan terhadap motivasi belajar siswa, dimana komunikasi

interpersonal wali kelas mampu meningkatkan kebutuhan, dorongan, dan

tujuan siswa kelas VI untuk belajar.

Hasil penelitian Ratna Dwi Astuti tahun 2014 dengan judul “Identifikasi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri Siswa Sekolah Dasar Negeri

Mendungan I Yogyakarta” menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang berasal

dari dalam diri yaitu: a) faktor citra fisik (sebanyak 51,90%), b) faktor perasaan

berarti (sebanyak 65,82%), c) faktor aktualisasi diri (sebanyak 55,70%), d)

faktor pengalaman (sebanyak 38%). Sedangkan faktor yang berasal dari luar

diri yaitu a) peranan perilaku orang tua (sebesar 70,89%), b) peranan faktor

sosial (sebesar 54,43%).

Hasil penelitian Teguh Haryo Yudanto tahun 2010 dengan judul

“Komunikasi Antarpribadi dan Pembentukan Konsep diri: Studi Kasus

Mengenai Komunikasi Interpersonal Orang Tua terhadap Pembentukan

Konsep Diri Remaja pada Beberapa Keluarga di Medan” menyimpulkan

bahwa sangat penting komunikasi interpersonal orang tua terhadap keluarga

Page 65: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

51

dalam membentuk konsep diri remaja. Dukungan dan keterbukaan membuat

keluarga mengetahui sejauh mana mereka memahami kondisi itu satu sama lain

dalam lingkungan keluarga tersebut. Orang tua juga harus menyadari bahwa

orang tua adalah pengaruh besar terbentuknya konsep diri dalam diri remaja

yang akan dibawanya hingga anak dewasa.

D. Kerangka Pikir

Konsep diri yang positif sangat diperlukan oleh setiap anak. Dengan konsep

diri yang positif, anak akan memiliki pegangan hidup dan mampu bersikap

positif terhadap apa yang terjadi. Konsep diri awalnya terbentuk dari keyakinan

anak tentang pendapat dan perlakuan dari keluarga. Desmita (2010: 183-188)

memaparkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi konsep diri seorang

anak, antara lain: 1) hubungan dengan keluarga, 2) hubungan dengan teman

sebaya, 3) pembentukan kelompok, 4) popularitas, penerimaan sosial, dan

penolakan, 5) sekolah, dan 6) guru.

Salah satu faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah hubungan dengan

keluarga. Hubungan dengan anggota keluarga akan terjalin dengan baik dan

kuat apabila antar anggota keluarga dapat berkomunikasi interpersonal dengan

efektif. Hal ini karena dengan komunikasi interpersonal yang efektif seseorang

bisa mengekspresikan perasaan, kebutuhan, dan ide-ide dengan cara yang

orang lain mengerti. Joseph A. DeVito (2011: 253) mengungkapkan bahwa

melalui komunikasi interpersonal, seseorang akan berinteraksi dengan orang

lain, mengenal orang lain dan diri sendiri, dan mengungkapkan diri kepada

orang lain. Komunikasi interpersonal dengan keluarga dapat mempengaruhi

Page 66: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

52

konsep diri anak dengan cara bagaimana keluarga menanggapi perilaku anak.

Ketika orang tua mengabaikan anak, anak bisa merasa tidak dihargai oleh

orang tua. Bahkan ketika orang tua tidak mengabaikan anak namun orang tua

tidak bisa berkomunikasi dengan baik kepada anak, hal tersebut juga dapat

membuat konsep diri anak menjadi lebih negatif. Ketika orang tua menyayangi

anak dan dapat mengkomunikasikaanya dengan baik kepada anak, hal ini akan

meningkatkan konsep diri anak menjadi lebih positif.

Berdasarkan hal yang telah dipaparkan diatas, maka diharapkan bahwa

komunikasi interpersonal antara anak dengan orang tua dapat berpengaruh

terhadap konsep diri anak.

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis penelitian dapat

dirumuskan sebagai berikut: terdapat pengaruh antara komunikasi interpersonal

anak dengan orang tua terhadap konsep diri anak kelas VI SD Negeri Serayu

Yogyakarta.

Page 67: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

53

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif karena

data yang nantinya diperoleh berupa angka-angka dan dianalisis menggunakan

statistik. Hal ini sejalan dengan pendapat Margono (Darmawan, 2013: 37) yang

menyatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan

pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan

keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto. Penelitian ex-post facto

disebut demikian karena sesuai dengan arti ex-post facto, yaitu “dari apa yang

dikerjakan setelah kenyataan”. Menurut Nazir (dalam Darmawan, 2013: 40),

dalam penelitian ex-post facto peneliti tidak mempunyai kontrol langsung

terhadap variabel bebas dalam penelitian ini. Ketidakmampuan peneliti

melakukan kontrol dikarenakan manifestasi fenomena telah terjadi ketika

peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dan fenomena sulit

dimanipulasikan. Fenomena yang dimaksud disini adalah komunikasi

interpersonal anak dengan orang tua.

C. Tempat dan Waktu penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SD Negeri Serayu

Yogyakarta dengan subjek penelitian siswa kelas VI Tahun Ajaran

2016/2017. Peneliti memilih dan menetapkan lokasi penelitian ini karena

Page 68: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

54

peneliti sudah melakukan observasi dan wawancara dengan anak terkait

dengan konsep diri. Hasil dari wawancara tersebut adalah anak berbohong

karena takut dimarahi oleh orang tua, anak jarang menceritakan

kesulitannya kepada orang tua, orang tua pernah mencubit dan menjewer

anak ketika berbuat nakal, anak menganggap dirinya adalah anak yang

nakal, dan anak menangis atau marah ketika permintaan tidak dipenuhi oleh

orang tua.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2016.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian menurut Sugiyono (2013: 61) adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang atau obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Adapun dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu

variabel bebas dan terikat.

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Sugiyono (2013: 61) mendefinisikan variabel bebas sebagai variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

komunikasi interpersonal anak dengan orang tua.

Page 69: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

55

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Sugiyono (2013: 61) mendefinisikan variabel terikat sebagai variabel

yang dipengaruhi atau menjadi akibat dari adanya variabel bebas. Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah konsep diri anak.

E. Definisi Operasional Variabel

1. Komunikasi interpersonal anak dengan orang tua adalah komunikasi dimana

penyampaian pesan oleh anak dan penerimaan pesan oleh orang tua yang

terjadi secara langsung dengan peluang pemberian umpan balik oleh orang

tua dengan segera. Komponen komunikasi interpersonal anak dengan orang

tua pada penelitian ini mengacu pada teori Joseph A. Devito yang terdiri

dari:

a. keterbukaan;

b. empati;

c. sikap mendukung;

d. sikap positif;

e. dan kesetaraan.

2. Konsep diri adalah keseluruhan pandangan, perasaan, dan penilaian

seseorang tentang diri sendiri yang terbentuk melalui pengalaman dan

interaksi dengan orang lain. Komponen konsep diri pada penelitian ini

mengacu pada teori William H. Fitts yang terdiri dari:

a. dimensi internal (diri identitas, diri pelaku, dan diri penerimaan);

b. dan dimensi eksternal (diri fisik, diri etik-moral, diri pribadi, diri

keluarga, dan diri sosial).

Page 70: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

56

F. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan diambil kesimpulan (Sugiyono, 2013: 117). Anak kelas VI

SD Negeri Serayu Yogyakarta berjumlah 96 siswa. Sukardi (2014: 54)

mengatakan bahwa untuk jumlah populasi kecil, sebaiknya seluruh populasi

digunakan sebagai sumber pengambilan data. Berdasarkan pendapat tersebut

dan karena ada suatu kendala maka peneliti hanya bisa menggunakan 95 anak

kelas VI SD Negeri Serayu Yogyakarta sebagai sumber pengambilan data.

G. Teknik Pengumpulan Data

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data seberapa besar

pengaruh komunikasi interpersonal anak dengan orang tua terhadap konsep diri

anak kelas VI SD Negeri Serayu Yogyakarta, oleh karena itu diperlukan teknik

pengumpulan data dengan tepat. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan skala komunikasi interpersonal anak dengan orang tua dan skala

konsep diri. Skala tersebut merupakan sejumlah pernyataan positif dan negatif

menenai komunikasi interpersonal anak dengan orang tua dan konsep diri

dengan 4 alternatif jawaban.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen menurut Zainal Mustafa EQ (2009: 160) adalah alat bantu

peneliti dalam kegiatan pengukuran obyek atau variabel. Instrumen yang valid

dan reliabel akan menghasilkan data yang valid dan reliabel juga. Instrumen

Page 71: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

57

yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala komunikasi antarpribadi dan

skala konsep diri.

Penyusunan skala komunikasi interpersonal dan skala konsep diri pada

penelitian ini terdiri dari beberapa langkah, yaitu sebagai berikut.

1. Persiapan

Persiapan penelitian meliputi perumusan tujuan instrumen, definisi

operasional variabel, indikator, dan kisi-kisi.

a. Tujuan

Tujuan instrumen skala adalah untuk memperoleh data tentang

komunikasi interpersonal anak dengan orang tua dan data tentang

konsep diri anak kelas VI SD Negeri Serayu Yogyakarta.

b. Komponen Komunikasi Interpersonal dan Konsep Diri

1) Komponen komunikasi interpersonal anak dengan orang tua pada

penelitian ini mengacu pada teori Joseph A. Devito yang terdiri

dari:

a) keterbukaan;

b) empati;

c) sikap mendukung;

d) sikap positif;

e) dan kesetaraan.

Page 72: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

58

2) Komponen konsep diri anak pada penelitian ini mengacu pada teori

William H. Fitts yang terdiri dari:

a) dimensi internal (diri identitas, diri pelaku, dan diri

penerimaan);

b) dan dimensi eksternal (diri fisik, diri etik-moral, diri pribadi, diri

keluarga, dan diri sosial).

c. Kisi-kisi

Kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Kisi-kisi Instrumen Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang

Tua

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua Variabel Aspek Indikator No.

Butir Soal (+)

No. Butir Soal (-)

Jumlah Butir

Komunikasi Interpersonal Anak dengan

Orang Tua

Keterbukaan Anak dapat mengungkapkan diri kepada orang tua Anak jujur dalam mengungkapkan diri kepada orang tua

1, 2 -

3

4, 5, 6

3 3

Empati Anak mampu untuk memahami apa yang sedang dialami oleh orang tua

7, 8, 9,10, 11

12, 13

7

Sikap Mendukung

Anak spontan dan terbuka dalam berkomunikasi Anak menghargai pendapat atau ide yang diungkap oleh orang tua

14

16, 17

15

18

2

3

Sikap Positif Anak mendorong untuk berinteraksi

19, 20, 21, 22

23

5

Page 73: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

59

Anak memberikan penghargaan bila orang tua berhasil melakukan sesuatu yang diinginkan

24, 25,

26

-

3

Kesetaraan Anak mengakui kedua pihak sama-sama berharga Anak mau bekerja sama dengan orang tua dalam memecahkan masalah

27, 28, 29

31, 32

30

33, 34

4 4

Jumlah 34

2) Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri Anak

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri Anak Variabel Dimensi Indikator No.

Butir Soal (+)

No. Butir

Soal (-)

Jumlah Butir

Konsep Diri

Anak

Diri Identitas Pelabelan yang diberikan anak kepada dirinya

1, 2, 3 4, 5 5

Diri Pelaku Persepsi anak tentang tingkah lakunya

6, 7, 8 9, 10 5

Diri Penerimaan

Kepuasan anak akan dirinya Penerimaan anak akan dirinya

11, 12

13

-

14, 15

2 3

Diri Fisik Persepsi anak tentang fisiknya seperti keadaan tubuh dan penampilan

16, 17 - 2

Diri Etik-Moral

Persepsi anak tentang hubungan dengan Tuhan Persepsi anak tentang etika dan moral

18, 19

21, 22, 23

20 -

3 3

Diri Pribadi Persepsi anak tentang keadaan dirinya

24 25 2

Diri Keluarga Persepsi anak tentang kedudukannya sebagai anggota keluarga

26, 27, 28

-

3

Page 74: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

60

Persepsi anak tentang seberapa besar anak diterima oleh anggota keluarga

29, 30

31, 32

4

Diri Sosial Persepsi anak tentang kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain

33, 34 35 3

Jumlah 35

d. Penyekoran

Pemberian skor dalam penelitian ini menggunakan skala dengan 4

alternatif jawaban. Responden dianjurkan memilik satu jawaban dengan

memberikan tanda centang (√). Pemberian skor pada setiap pilihan

jawaban menggunakan pedoman sebagai berikut.

Tabel 3. Pedoman Pemberian Skor Pilihan Jawaban Skor Pernyataan (+) Skor Pernyataan (-) Sangat sesuai 4 1 Sesuai 3 2 Tidak sesuai 2 3 Sangat tidak sesuai 1 4

Pada soal yang bernilai positif, jika siswa memilih jawaban sangat

sesuai skor 4, sesuai skor 3, tidak sesuai skor 2, dan sangat tidak sesuai

skor 1. Pada soal yang bernilai negatif, jika siswa menjawab sangat

sesuai skor 1, sesuai skor 2, tidak sesuai skor 3, dan sangat tidak sesuai

skor 4.

Page 75: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

61

2. Penyusunan

Butir-butir soal skala komunikasi interpersonal anak dengan orang tua

dan skala konsep diri anak dikembangkan sendiri oleh peneliti berdasarkan

indikator.

I. Uji Coba Instrumen

1. Uji Coba Instrumen Penelitian

Tujuan dari dilakukannya uji coba instrumen adalah untuk mengetahui

validitas dan reliabilitas instrumen penelitian berupa skala komunikasi

interpersonal anak dengan orang tua dan skala konsep diri. Uji coba

instrumen dilaksanakan di luar populasi penelitian yaitu pada sebagian

siswa kelas V SD Negeri Bhayangkara yang terdiri dari 30 siswa.

2. Uji Validitas Instrumen

Menurut S. Margono (Zuriah, 2006: 194) validitas isi suatu instrumen

menunjuk pada suatu instrumen yang memiliki kesesuaian isi dalam

mengungkap atau mengukur apa yang akan diukur. Hal ini sependapat

dengan Sugiyono (2014: 173) yang menyatakan bahwa valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur.

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas

konstrak (construct validity). Setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-

aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori komunikasi interpersonal

dari Joseph A. DeVito dan teori konsep diri dari William H. Fitts,

selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Judgement expert (pendapat dari

Page 76: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

62

ahli) dalam penelitian ini dilakukan oleh dosen ahli di bidang Psikologi dan

Bimbingan Konseling di SD yaitu Ibu Haryani, M.Pd.

Setelah pengujian konstrak dari ahli selesai, instrumen yang telah

disetujui ahli tersebut diujicobakan pada siswa di luar populasi penelitian,

yaitu siswa kelas V SD N Bhayangkara tahun pelajaran 2015/2016.

Setelah instrumen diujicobakan dan memperoleh data, kemudian

dilakukan analisis butir instrumen. Analisis butir instrumen dilakukan

karena dalam penyusunan tes, butir instrumen yang tidak memperlihatkan

kualitas baik harus disingkirkan atau direvisi terlebih dahulu sebelum

dijadikan bagian dari tes. Dalam penelitian ini, peneliti membandingkan

nilai signifikasi tiap butir instrumen dengan taraf signifikasi (5% atau 0,05)

yang dibantu aplikasi SPSS 16.0 for windows. Menurut Danang Sunyoto dan

Ari Setiawan (2013: 80) apabila nilai signifikansi lebih kecil dari taraf

signifikansi berarti valid. Setelah dilakukan analisis butir instrumen, maka

diperoleh data sebagai berikut.

a. Instrumen Skala Komunikasi Interpersonal Orangtua dengan Anak

Dari 34 butir item yang diujicobakan, diperoleh 11 butir item yang

tidak valid yaitu butir item nomor 1, 2, 3, 6, 7, 9, 14, 16, 17, 20, dan 29.

Item tersebut telah direvisi sehingga dapat digunakan sebagai alat

pengumpul data.

Page 77: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

63

b. Instrumen Skala Konsep Diri

Dari 35 butir item yang diujicobakan, diperoleh 6 butir item yang

tidak valid yaitu butir item nomor 1, 6, 15, 16, 29, dan 31. Item tersebut

telah direvisi sehingga dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.

3. Uji Reliabilitas Instrumen

Menurut Nurul Zuriah, reliabilitas (2006: 192) menunjukkan pada

konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Hal ini

sejalan dengan pendapat Sugiyono (2014: 173) yang menyatakan bahwa

instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali

untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Reliabilitas instrumen dihitung dengan menggunakan program SPSS 16.0

for windows dengan pendekatan Cronbach’s Alpha. Menurut Nunnally

(dalam Imam Ghozali, 2007: 42) jika koefisien yang didapat >0.60, maka

instrumen penelitian tersebut reliabel. Setelah dilakukan perhitungan dengan

program SPSS 16 maka diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Reliabilitas Skala Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua

Hasil perhitungan reliabilitas untuk variabel komunikasi

interpersonal orang tua dengan anak menunjukkan nilai alpha sebesar

0,728. Instrumen dikatakan reliabel jika perhitungan menunjukkan hasil

>0.60, dengan demikian dapat dikatakan bahwa instrumen untuk

variabel komunikasi interpersonal orang tua dengan anak yang telah

diujicobakan ini reliabel.

Page 78: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

64

Tabel 4. Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua

b. Reliabilitas Skala Konsep Diri

Hasil perhitungan reliabilitas untuk variabel konsep diri sebesar

0,735. Instrumen dikatakan reliabel jika perhitungan menunjukkan hasil

>0.60, dengan demikian dapat dikatakan bahwa instrumen untuk

variabel komunikasi interpersonal orang tua dengan anak yang telah

diujicobakan ini reliabel.

Tabel 5. Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen Konsep Diri

J. Teknik Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Teknik analisis data dalam penelititan ini menggunakan teknik analisis

statistik deskriptif. Statistik deskriptif menurut Sugiyono (2014: 207)

adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum. Pada penelitian ini, digunakan tabel, diagram batang,

Page 79: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

65

tendensi sentral (mean, median, dan modus), dan variasi melalui range dan

standar deviasi yang dihitung menggunakan bantuan SPSS 16.

2. Uji Hipotesis

Pada penelitian ini teknik analisis yang digunakan untuk menguji

hipotesis “terdapat pengaruh komunikasi interpersonal anak dengan orang

tua terhadap konsep diri anak kelas VI SD Negeri Serayu Yogyakarta”

adalah analisis regresi linier sederhana. Menurut Sugiyono (2009: 249)

untuk mengetahui pengaruh variabel X terhadap variabel Y maka dianalisis

dengan regresi. Perhitungan analisis regresi ini menggunakan bantuan

program SPSS 16.0 for windows. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan analisis regresi linier sederhana dengan rumus sebagai

berikut.

Y = a + b X

Keterangan:

Y = Subjek dalam variabel dependen yang diteliti

a = Harga Y ketika harga X = 0

b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka

peningkatan ataupun penurunan variabel independen.

X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

(Sugiyono, 2011: 260)

Page 80: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Serayu yang beralamat di Jalan

Juwadi No.2 Kotabaru Yogyakarta. Subjek penelitian ini adalah 95 anak kelas

VI. Subjek terdiri dari 44 anak laki-laki dan 51 anak perempuan.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Deskripsi Variabel Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang

Tua

Data mengenai komunikasi interpersonal anak dengan orang tua

diperoleh dari instrumen skala komunikasi interpersonal anak dengan

orang tua yang terdiri dari 34 butir pertanyaan dan disebar kepada 95

anak. Rentang skor yang digunakan dalam skala tersebut adalah 1 sampai

4. Skor minimal skala komunikasi interpersonal anak dengan orang tua

adalah 1 x 34 = 34 sedangkan skor maksimalnya 4 x 34 = 136. Dari data

yang terkumpul, dihitung nilai mean, median, modus, range, standar

deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum dengan bantuan program

SPSS 16.0 for windows dengan data sebagai berikut:

Tabel 6. Statistik Deskriptif Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua

Statistik Deskriptif Hasil Mean 112.96 Median 113.00 Modus 105a Range 56 Standar Deviasi 9.554 Nilai Maksimum 132 Nilai Minimum 76

Page 81: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

67

Setelah didapat nilai mean dan standar deviasi maka dapat dilakukan

pengkategorian tentang variabel komunikasi interpersonal anak dengan

orang tua. Menurut Saifuddin Azwar (2014: 149) penentuan kategori data

menggunakan acuan sebagai berikut.

Tabel 7. Penentuan Kategori No. Kategori Interval 1. Tinggi X ≥ µ+1,0 σ 2. Sedang µ-1,0 σ ≤ X ≤ µ+1,0 σ 3. Rendah X < µ-1,0 σ

Tabel 8. Kategori Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua

No Kategori Interval Skor Skala 1. Tinggi X ≥ µ+1,0 σ X ≥ 122,51 2. Sedang µ-1,0 σ ≤ X ≤ µ+1,0 σ 103,41 ≤ X ≤ 122,51 3. Rendah X < µ-1,0 σ X ≤ 103,41

Data telah disajikan dalam tabel maka selanjutnya mencari distribusi

frekuensi yang diolah dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows.

Setelah melakukan perhitungan maka diperoleh distribusi frekuensi

sebagai berikut.

Tabel 9. Hasil Kategori dan Presentase Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua

No Kategori Interval Frekuensi Presentase (%)

1. Tinggi X ≥ 122,51 15 15,8 2. Sedang 103,41 ≤ X ≤ 122,51 65 68,4 3. Rendah X ≤ 103,41 15 15,8

Jumlah 95 100

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa anak yang memiliki

komunikasi interpersonal dengan orang tua yang tinggi sebanyak 15 anak

Page 82: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

68

dengan presentase 15,8%, anak yang memiliki komunikasi interpersonal

dengan orang tua yang sedang sebanyak 65 anak dengan presentase

68,4%, dan anak yang memiliki komunikasi interpersonal dengan orang

tua yang rendah sebanyak 15 anak dengan presentase 15,8%. Adapun

sebaran data dalam bentuk diagram batang sebagai berikut.

Gambar 1. Diagram Kategori Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua Adapun analisis dari tiap aspek komunikasi interpersonal anak dengan

orang tua adalah sebagai berikut.

Tabel 10. Presentase setiap Aspek Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua

Aspek Jumlah Soal

Jumlah Skor

Skor Maksimal (95 x 4 x jumlah soal)

Presentase

Keterbukaan 6 2038 2280 89,39 % Empati 7 2087 2660 78,46 % Sikap Mendukung

5 1570 1900 82,63 %

Sikap Positif 8 2555 3040 84,05% Kesetaraan 8 2481 3040 81,61%

Berdasarkan tabel di atas, aspek komunikasi interpersonal anak

dengan orang tua memiliki presentase yang berbeda-beda. Aspek

010203040506070

KIAO

Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua

TinggiSedangRendah

Page 83: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

69

tertinggi yaitu aspek keterbukaan yang memiliki presentase 89,39%.

Aspek keterbukaan merupakan aspek dengan 2 indikator dan 6

pertanyaan. Aspek terendah yaitu aspek empati dengan presentase

78,46%. Aspek empati memiliki 1 indikator dan 7 pertanyaan.

Adapun analisis dari tiap indikator komunikasi interpersonal anak

dengan orang tua adalah sebagai berikut.

Tabel 11. Presentase setiap Indikator Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua

Indikator Jumlah Soal

Jumlah Skor

Skor Maksimal (95 x 4 x

jumlah soal

Presentase

Anak dapat mengungkapkan diri kepada orang tua

3 1047 1140 91,84%

Anak jujur dalam mengungkapkan diri kepada orang tua

3 991 1140 86,93%

Anak mampu untuk memahami apa yang sedang dialami oleh orang tua

7 2087 2660 78,46%

Anak spontan dan terbuka dalam berkomunikasi

2 631 760 83,02%

Anak menghargai pendapat atau ide yang diungkapkan oleh orang tua

3 939 1140 82,37%

Anak mendorong orang tua untuk berinteraksi

5 1557 1900 81,94%

Anak memeberikan penghargaan bila orang tua berhasil melakukan sesuatu yang diinginkan

3 998 1140 87,54%

Anak mengakui kedua pihak sama-sama berharga

4 1231 1520 80,99%

Page 84: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

70

Anak mau bekerja sama dengan orang tua dalam memecahkan masalah

4 1250 1520 82,24%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa setiap indikator memiliki

presentase yang berbeda-beda. Indikator tertinggi adalah “anak dapat

mengungkapkan diri kepada orang tua” dengan presentase 91,84%.

Indikator terendah adalah “anak mampu memahami apa yang sedang

dialami oleh orang tua” dengan presentase 78,46%.

2. Deskripsi Variabel Konsep Diri

Data mengenai konsep diri anak kelas VI SD N Serayu Yogyakarta

diperoleh dari instrumen skala konsep diri yang terdiri dari 35 butir

pertanyaan dan disebar ke 95 responden. Rentang skor yang digunakan

dalam skala adalah 1 sampai 4. Skor minimal skala konsep diri adalah 1

x 35 = 35 sedangkan skor maksimalnya 4 x 35 = 140. Dari data yang

terkumpul, dihitung nilai mean, median, modus, range, standar deviasi,

nilai maksimum dan nilai minimum dengan bantuan program SPSS 16.0

for windows dengan data sebagai berikut:

Tabel 12. Statistik Deskriptif Konsep Diri Statistik Deskriptif Hasil

Mean 117.58 Median 118.00 Modus 106a Range 48 Standar Deviasi 9.602 Nilai Maksimum 136 Nilai Minimum 88

Page 85: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

71

Setelah didapat nilai mean dan standar deviasi maka dapat dilakukan

pengkategorian tentang variabel konsep diri sebagai berikut.

Tabel 13. Kategori Konsep diri No Kategori Interval Skor Skala 1. Tinggi X ≥ µ+1,0 σ X ≥ 127,18 2. Sedang µ-1,0 σ ≤ X ≤ µ+1,0 σ 107,98 ≤ X ≤ 127,18 3. Rendah X < µ-1,0 σ X ≤ 107,98

Data telah disajikan dalam tabel maka selanjutnya mencari distribusi

frekuensi yang diolah dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows.

Setelah melakukan perhitungan maka diperoleh distribusi frekuensi

sebagai berikut.

Tabel 14. Hasil Kategori dan Presentase Konsep Diri No Kategori Interval Frekuensi Presentase

(%) 1. Tinggi X ≥ 127,18 17 17,9 2. Sedang 107,98 ≤ X ≤ 127,18 60 63,2 3. Rendah X ≤ 107,98 18 18,9

Jumlah 95 100

Berdasarkan tabel diatas, anak yang memiliki konsep diri tinggi

sebanyak 17 anak dengan preentase 17,9%, yang memiliki konsep diri

sedangan sebanyak 60 anak dengan presentase 63,2%, dan yang memiliki

konsep diri rendah sebanyak 18 anak dengan presentase 18,9%. Adapun

sebaran data dalam bentuk diagram batang sebagai berikut.

Page 86: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

72

Gambar 2. Diagram Kategori Konsep Diri

Adapun analisis dari tiap aspek konsep diri adalah sebagai berikut.

Tabel 15. Presentase setiap Aspek Konsep Diri Aspek Jumlah

Soal Jumlah Skor

Skor Maksimal (95 x 4 x

jumlah soal)

Presentase

Diri Identitas 5 1552 1900 81,68 % Diri Pelaku 5 1587 1900 83,53 % Diri Penerimaan 5 1662 1900 87,47 % Diri Fisik 2 518 760 68,16 % Diri Etik Moral 6 1951 2280 85,57 % Diri Pribadi 2 670 760 88,16 % Diri Keluarga 7 2351 2660 88,38 % Diri Sosial 3 919 1140 80,61 %

Aspek tertinggi dari variabel konsep diri yaitu aspek diri keluarga

dengan presentase 88,38%. Aspek diri keluarga merupakan aspek dengan

2 indikator dan 7 pertanyaan. Aspek terendah dari variabel konsep diri

adalah aspek diri fisik dengan presentase 68,16%. Aspek tersebut

memiliki 1 indikator dan 2 pertanyaan.

010203040506070

Konsep Diri

Konsep Diri

TinggiSedangRendah

Page 87: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

73

Adapun presentase setiap indikator konsep diri adalah sebagai berikut.

Tabel 16. Presentase setiap Indikator Konsep Diri Indikator Jumlah

Soal Jumlah Skor

Skor Maksimal (95 x 4 x

jumlah soal)

Presentase

Pelabelan yang diberikan anak kepada dirinya

5 1552 1900 81,68%

Persepsi anak tentang tingkah lakunya

5 1587 1900 83,53%

Kepuasan anak akan dirinya

2 641 760 84,34%

Penerimaan anak akan dirinya

3 981 1140 86,05%

Persepsi anak tentang fisiknya seperti keadaan tubuh dan penampilan

2 518 760 68,16%

Persepsi anak tentang hubungan dengan Tuhan

3 960 1140 84,21%

Persepsi anak tentang etika dan moral

3 991 1140 86,93%

Persepsi anak tentang keadaan dirinya

2 670 760 88,16%

Persepsi anak tentang kedudukannya sebagai anggota keluarga

3 1028 1140 90,18%

Persepsi anak tentang seberapa besar anak diterima oleh anggota keluarga

4 1323 1520 87,04%

Persepsi anak tentang kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain

3 919 1140 80,61%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa setiap indikator

mempunyai presentase yang berbeda-beda. Indikator tertinggi adalah

“persepsi anak tentang kedudukannya sebagai anggota keluarga” dengan

Page 88: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

74

presentase sebesar 90,18%. Indikator terendah adalah “persepsi anak

tentang fisiknya seperti keadaan tubuh dan penampilan” dengan

presentase sebesar 68,16%.

C. Uji Hipotesis

Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah teknik

analisis regresi linier sederhana yang dilakukan dengan program SPSS 16.0

for windows diperoleh persamaan Y= 34.723 + 0,735x. Angka-angka tersebut

diinterpretasikan sebagai berikut.

1. Konstanta sebesar 34.723 artinya jika komunikasi interpersonal anak

dengan orang tua (X) nilainya nol (0), maka konsep diri (Y) nilainya

positif 34.723.

2. Koefisien regresi X sebesar 0,735 menyatakan bahwa setiap penambahan

1 nilai pada komunikasi interpersonal anak dengan orang tua (X) maka

nilai konsep diri (Y) mengalami kenaikan sebesar 0,735. Koefisien ini

bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara komunikasi

interpersonal anak dengan orang tua dengan konsep diri, semakin tinggi

komunikasi interpersonal anak dengan orang tua maka semakin tinggi

konsep diri anak.

Page 89: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

75

Berikut ini adalah hasil koefisien determinasi (R Square) yang telah

dihitung menggunakan program SPSS 16.0 for windows.

Tabel 17. Hasil R Square

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa nilai R Square (koefisien

determinasi) sebesar 0,539. Hal ini berarti bahwa komunikasi interpersonal

anak dengan orang tua (X) memberikan pengaruh sebesar 53,9% terhadap

konsep diri (Y), sedangkan selebihnya yaitu 46,1% dipengaruhi faktor lain

yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh rhitung variabel komunikasi

interpersonal anak dengan orang tua dan variabel konsep diri dengan taraf

sigifikansi 5% sebesar 0,734. Setelah diketahui koefisien korelasi langkah

selanjutnya yaitu menginterpretasikan koefisien korelasi menggunakan tabel

pedoman korelasi menurut Yamin S dan Kurniawan (2009: 70) sebagai

berikut.

Tabel 18. Pedoman Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien Interpretasi

0,00 - 0,09 Hubungan korelasi diabaikan 0,10 - 0,29 Hubungan korelasi rendah 0,30 - 0,49 Hubungan korelasi moderat 0,50 - 0,70 Hubungan korelasi sedang

> 0,70 Hubungan korelasi kuat

Page 90: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

76

Berdasarkan tabel diatas, nilai koefisien korelasi yang diperoleh >0,70

maka termasuk dalam tingkatan kuat. Dengan demikian, komunikasi

interpersonal anak dengan orang tua dan konsep diri memiliki korelasi kuat.

Nilai signifikansi yang diperoleh dari analisis regresi linier sederhana ini

adalah 0,000 (<0,05). Hal ini berarti bahwa hipotesis “terdapat pengaruh

antara komunikasi interpersonal anak dengan orang tua terhadap konsep diri

anak kelas VI SD Negeri Serayu Yogyakarta” diterima.

D. Pembahasan

Konsep diri merupakan hal yang penting bagi setiap anak. Pemahaman

tentang konsep diri akan menunjang anak dalam menjalani hidup (Nia Kania

Kurniawati, 2004: 10). Di dunia ini, terdapat bermacam-macam masalah

dalam keluarga. Mulai dari ketidaknyamanan, ketidakharmonisan, bahkan

kekerasan di dalam keluarga. Jika tidak ada konsep diri yang positif maka

anak mudah kehilangan arah, mudah syok, mudah terpengaruh, dan lain

sebagainya.

Konsep diri dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya adalah

komunikasi. Dalam penelitian ini, komunikasi lebih dikerucutkan menjadi

komunikasi interpersonal dimana penyampaian pesan oleh anak dan

penerimaan pesan oleh orang tua terjadi secara langsung dengan peluang

pemberian umpan balik oleh orang tua dengan segera. Ketika anak

berkomunikasi interpersonal dengan orang tua dan mendapatkan umpan

balik, maka anak dapat mengenali diri sendiri dan dapat membangun konsep

dirinya. Hal ini seperti pendapat Nia Kania Kurniawati (2004: 11)

Page 91: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

77

menyatakan bahwa komunikasi berpengaruh dalam membentuk konsep diri,

antara lain dengan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari dan komunikasi

dengan anggota keluarga. Verderber et al (dalam Budyatna dan Ganiem,

2011: 169) juga mengatakan bahwa komunikasi khususnya komunikasi

keluarga mempunyai paling tidak tiga tujuan utama, salah satunya adalah

komunikasi keluarga berkontribusi bagi pembentukan konsep diri.

Selanjutnya hasil penelitian dari D.H Demo (dalam Budyatna dan Ganiem,

2011: 170) menyatakan bahwa konsep diri dibentuk, dipelihara, diperkuat,

dan/atau diubah oleh komunikasi dari para anggota keluarga.

Hal ini diperkuat oleh penelitian tentang pengaruh komunikasi

interpersonal anak dengan orang tua terhadap konsep diri anak kelas VI SD

Negeri Serayu Yogyakarta yang telah peneliti lakukan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal anak dengan orang tua

mempengaruhi konsep diri anak. Berdasarkan hasil analisis data penelitian,

sumbangan efektif variabel komunikasi interperosnal anak dengan orang tua

terhadap konsep diri anak sebesar 53,9%, sedangkan untuk 46,1%

dipengaruhi faktor-faktor lain.

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi dan analisis pendapat para

ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi “terdapat

pengaruh antara komunikasi interpersonal anak dengan orang tua terhadap

konsep diri anak kelas VI SD Negeri Serayu Yogyakarta” terbukti.

Hasil skala komunikasi interpersonal anak dengan orang tua menunjukkan

yang termasuk dalam kategori tinggi berjumlah 15 anak dengan presentase

Page 92: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

78

15,8%, yang termasuk dalam kategori sedang berjumlah 65 anak dengan

presentase 68,4%, dan yang termasuk dalam kategori rendah berjumlah 15

anak dengan presentase 15,8%. Hal ini menunjukkan rata-rata anak kelas VI

SD Negeri Serayu Yogyakarta berada pada kategori sedang. Hal ini

mengasumsikan bahwa anak cukup mampu untuk menyampaikan pikiran dan

perasaannya kepada orang tua. Adanya keterbukaan, empati, sikap

mendukung, sikap positif, dan kesetaraan antara anak dengan orang tua

membuat komunikasi interpersonal anak dengan orang menjadi cukup baik.

Anak cukup mampu untuk mengirimkan pesan dan cukup paham bagaimana

agar pesan dapat diterima dengan baik oleh orang tua. Orang tua cukup

mampu menerima pesan dan memberikan umpan balik untuk anak. Orang tua

sadar bahwa umpan balik adalah yang penting demi efektifnya komunikasi

dan demi memelihara hubungan yang harmonis dengan anak.

Variabel komunikasi interpersonal anak dengan orang tua mempunyai 5

aspek yaitu keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan

kesetaraan. Aspek paling tinggi adalah aspek keterbukaan dengan presentase

89,39%. Aspek keterbukaan memiliki 2 indikator. Indikator “anak dapat

mengungkapkan diri kepada orang tua” dengan presentase 91,84% dan

indikator “anak jujur dalam mengungkapkan diri kepada orang tua” dengan

presentase 86,93%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata anak kelas VI SD N

Serayu Yogyakarta dapat berkomunikasi secara terbuka dan jujur. Anak

paham bahwa dengan bersikap terbuka membuat orang tua lebih mengerti

tentang keinginan dan perasaan anak. Contohnya adalah anak tidak perlu

Page 93: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

79

berpura-pura sudah mengerjakan PR agar diperbolehkan bermain, anak hanya

perlu mengerjakan PR agar cepat selesai dan bisa bermain. Contoh lain

adalah ketika anak tetap memberitahukan hasil ulangan yang buruk kepada

orang tua, anak tidak perlu takut dimarahi karena orang tua hanya

memberikan nasehat untuk belajar lebih giat. Sikap positif ini membuat anak

merasa lebih dihargai sehingga anak pun akan lebih menurut terhadap apa yag

dinasehatkan orang tua kepadanya. Hal ini sejalan dengan pendapat Praktiko

(dalam Dasrun Hidayat, 2012: 140) yang menyatakan bahwa keterbukaan

merupakan hal yang terpenting untuk menciptakan saling pengertian diantara

anak dan orang tua.

Aspek paling rendah yaitu aspek empati dengan indikator “anak mampu

untuk memahami apa yang sedang dialami oleh orang tua” yang mempunyai

presentase sebesar 78,96%. Hal ini menunjukkan bahwa indikator “anak

mampu untuk memahami apa yang sedang dialami oleh orang tua”

merupakan faktor dengan pengaruh paling kecil diantara indikator yang lain.

Walaupun merupakan faktor yang paling kecil pengaruhnya namun bila

dilihat dari besarnya presentase, anak cukup mampu memahami apa yang

sedang dialami oleh orang tua. Anak telah mampu untuk mendengarkan

dan/atau mengerti orang tua. Contohnya anak tidak mengganggu orang tua

ketika mereka sedang beristirahat. Anak paham bahwa orang tua pasti lelah

setelah bekerja sehingga membutuhkan waktu istirahat yang cukup, jika tidak

istirahat orang tua bisa kelelahan sampai jatuh sakit.

Page 94: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

80

Hasil skala konsep diri menunjukkan yang masuk dalam kategori tinggi

sebanyak 17 anak dengan presentase 17,9%, dalam kategori sedang sebanyak

60 anak dengan presentase 63,2%, dan dalam kategori rendah sebanyak 18

anak dengan presentase 18,9%. Rata-rata anak kelas VI SD Negeri Serayu

Yogyakarta mempunyai konsep diri dalam kategori sedang. Kategori sedang

berarti anak sudah mampu menerima keadaan diri dengan baik namun

terkadang masih mengalami kecemasan bila gagal dalam mencapai suatu

tujuan. Hal ini terjadi diduga karena pengaruh dari komunikasi interpersonal

anak dengan orang tua yang cukup baik. Ketika anak berbicara dan orang tua

memberikan umpan balik/tanggapan kepada anak, hal ini langsung

berpengaruh terhadap konsep diri anak. Hal ini sejalan dengan pernyataan

Joseph A. DeVito (2011: 253) yang menyatakan bahwa komunikasi

interpersonal dengan keluarga dapat mempengaruhi konsep diri anak dengan

cara bagaimana keluarga menanggapi anak. Pendapat tersebut diperkuat oleh

Jalaluddin Rakhmat (2007: 102) yang menyatakan bahwa senyuman, pujian ,

dan penghargaan dari orang lain akan membentuk penilaian positif terhadap

diri sendiri. Ejekan, cemoohan, dan penolakan dari orang lain akan

membentuk penilaian negatif terhadap diri sendiri.

Konsep diri anak dilihat dari 8 aspek yang meliputi diri identitas, diri

pelaku, diri penerimaan, diri fisik, diri etik moral, diri pribadi, diri keluarga

dan diri sosial. Pada penelitian ini aspek yang paling tinggi adalah aspek diri

keluarga dengan presentase 88,38%. Hal ini menunjukkan bahwa konsep diri

keluarga pada anak baik/positif. Anak menyadari bahwa dengan memahami

Page 95: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

81

dan menjalankan perannya sebagai anggota keluarga maka dapat

menimbulkan rasa respek/penghargaan/kasih sayang dari orang tua.

Contohnya ketika anak merawat orang tua dengan sepenuh hati, orang tua

akan membalasnya dengan kasih sayang kepada anak. Contoh yang lain

adalah ketika orang tua mengucapkan selamat ulang tahun, anak merasa

senang. Sikap positif ini dapat membuat konsep diri anak semakin

baik/semakin positif. Hal ini sejalan dengan pendapat Joseph A. DeVito

(2011: 253) yang menyatakan bahwa komunikasi interpersonal dengan

keluarga dapat mempengaruhi konsep diri anak dengan cara bagaimana

keluarga menanggapi anak. Pendapat tersebut diperkuat oleh Jalaluddin

Rakhmat (2007: 102) yang menyatakan bahwa senyuman, pujian, dan

penghargaan dari orang lain akan membentuk penilaian positif terhadap diri

sendiri.

Aspek terendah dalam variabel konsep diri pada penelitian ini adalah diri

fisik dengan presentase 68,16%. Walaupun konsep diri fisik anak paling

rendah diantara konsep diri yang lain, namun masih termasuk dalam kategori

cukup baik/cukup positif. Anak memperhatikan penampilannya agar terlihat

baik menurut pandangan orang lain. Contohnya anak menyetrika baju

sebelum berangkat sekolah karena anak menyadari bahwa dengan berpakaian

rapi akan membuatnya nyaman dipandang. Kepercayaan diri anak juga akan

naik dengan berpakaian rapi ke sekolah.

Sebaran data pada penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi

interpersonal anak dengan orang tua dan konsep diri anak kelas VI SD N

Page 96: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

82

Serayu Yogyakarta dalam kategori sedang yang berarti cukup baik.

Selanjutnya analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh

komunikasi interpersonal anak dengan orang tua dan konsep diri.

Berdasarkan tabel analisis regresi, koefisien regresi X sebesar 0,735. Hal ini

berarti bahwa setiap penambahan 1 pada komunikasi interpersonal anak

dengan orang tua maka bilai konsep diri mengalami kenaikan sebesar 0,735.

Selanjutnya, R Square (koefisien determinasi) bernilai 0,539. Hal ini

berarti bahwa variabel komunikasi anak dengan orang tua berpengaruh

sebesar 53,9% terhadap variabel konsep diri. Anak kelas VI memang telah

mendapat pengaruh dari orang lain seperti teman, guru, dan masyarakat,

namun pengaruh dari keluarga pada konsep diri anak tidak hilang sama

sekali.

E. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini masih terdapat ketidaksempurnaan dan keterbatasan seperti:

1. Peneliti melakukan observasi penelitian pada saat anak kelas V SD

sedangkan pengambilan data penelitian dilakukan pada saat anak kelas VI

SD. Sehingga judul skripsi ini berubah menjadi “Pengaruh Komunikasi

Interpersonal Anak dengan Orang Tua terhadap Konsep Diri Anak Kelas

VI SD Negeri Serayu Yogyakarta”.

Page 97: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

83

2. Indikator variabel komunikasi interpersonal anak dengan orang tua

kurang tepat. Indikator yang tepat adalah ditujukan kepada orang tua

dengan begitu peneliti dapat melihat umpan balik yang diberikan orang

tua kepada anak.

Page 98: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan,

maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Komunikasi interpersonal anak dengan orang tua pada anak kelas VI SD

Negeri Serayu Yogyakarta berada dalam kategori sedang. Kategori

sedang mengasumsikan bahwa anak cukup mampu untuk menyampaikan

pikiran dan perasaannya kepada orang tua. Hal ini dikarenakan adanya

keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan

antara anak dengan orang tua sehingga komunikasi interpersonal anak

dengan orang tua cukup baik.

2. Konsep diri anak kelas VI SD Negeri Serayu Yogyakarta berada dalam

kategori sedang. Kategori sedang berarti anak sudah mampu menerima

keadaan diri dengan baik namun terkadang masih mengalami kecemasan

bila gagal dalam mencapai suatu tujuan. Hal ini dikarenakan komunikasi

interpersonal anak dengan orang tua terjalin cukup baik sehingga

membuat konsep diri anak menjadi cukup baik.

3. Terdapat pengaruh antara komunikasi interpersonal anak dengan orang

tua terhadap konsep diri anak kelas VI SD Negeri Serayu Yogyakarta. Hal

ini ditunjukkan dengan nilai koefisien determinasi (R Square) yaitu 0,539.

Hal ini berarti bahwa komunikasi interpersonal anak dengan orang tua

memberikan pengaruh sebesar 53,9% terhadap konsep diri anak kelas VI

SD Negeri Serayu Yogyakarta.

Page 99: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

85

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dipaparkan, maka saran

yang disampaikan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

1. Bagi anak diharapkan dapat meningkatkan empati dengan mencoba

memahami keadaan orang tua. Anak juga diharapkan lebih

memperhatikan fisik dan penampilan karena hal tersebut dapat

meningkatkan kepercayaan dan konsep diri anak.

2. Bagi orang tua diharapkan dapat menjalin komunikasi interpersonal yang

baik dengan anak dan mendukung anak menjadi pribadi yang positif.

Orang tua diharapkan lebih terbuka dalam mengutarakan keadaan kepada

anak agar anak bisa mengasah rasa empatinya kepada orang tua.

3. Bagi guru hendaknya dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan

bagi anak di sekolah. Guru diharapkan dapat memberikan teladan agar

tercipta lingkungan yang baik bagi perkembangan konsep diri anak.

Page 100: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

86

DAFTAR PUSTAKA

A. Supratiknya. (1995). Komunikasi Antarpribadi: Tinjauan Psikologis. Yogyakarta: Kanisius.

A.M.S Nurhidayah. (2013). Peran Komunikasi Interpersonal Wali Kelas terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas VI di MI Darul Huda Ngaglik Sleman. Diakses dari http://digilib.uin-suka.ac.id/8377/2/BAB%20I,%20IV,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf pada tanggal 30 Maret 2016 Pukul 15.04 WIB.

Abdul Malik Iskandar. (2010). The Effect of Interpersonal Communication Intensity Academic Counselor and Student Learning Motivation in STIKES Mega Rezky Makassar. Diakses dari http://www.niu.edu/international/_images/Abdul%20Malik%20Iskandar.pdf pada tanggal 30 Maret 2016 pukul 14.52 WIB.

Aditya Eka Prawira. (2015). Kalau Anak Kabur dari Rumah, Itu Salah Orang Tua. Diakses dari http://health.liputan6.com/read/2289418/kalau-anak-kabur-dari-rumah-itu-salah-orang-tua pada tanggal 24 Januari 2017 pukul 18:34 WIB.

Agus M. Hardjana. (2003). Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius.

Anonim. (2011). Alasan Mengapa Anak Kabur dari Rumah. Diakses dari http://female.kompas.com/read/2011/11/21/13314978/Alasan.Mengapa.Anak.Kabur.dari.Rumah pada tanggal 24 Februari 2016 pukul 18:48 WIB.

Ari Sandita Murti. (2016). Kasus Ibu Penggergaji Anak di Jaksel Segera Disidangkan. Diakses dari http://metro.sindonews.com/read/1086554/170/kasus-ibu-penggergaji-anak-di-jaksel-segera-disidangkan-1455850632 pada tanggal 24 Februari 2016 pukul 17:53 WIB.

Berger, Charles R., Roloff, Michael E., & David R. Roskos-Ewoldsen. (2014). Handbook Ilmu Komunikasi. (Alih bahasa: Derta Sri Widowatie). Bandung: Penerbit Nusa Media.

Calhoun, Pukules F. dan Joan Ross Acocella. (1995). Psikologi tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan.Semarang: IKIP Semarang Press.

Danang Sunyoto dan Ari Setiawan. (2013). Buku Ajar: Statistik Kesehatan Parametrik, Non Parametrik, Validitas, dan Reliabilitas. Yogyakarta: Nuha Medika.

Page 101: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

87

Dasrun Hidayat. (2012). Komunikasi Antarpribadi dan Medianya: Fakta Penelitian Fenomenologi Orang Tua Karir dan Anak Remaja.Yogyakarta: Graha Ilmu.

David Setyawan. (2015). KPAI: Pelaku Kekerasan terhadap Anak Tiap Tahun Meningkat. Diakses dari http://www.kpai.go.id/berita/kpai-pelaku-kekerasan-terhadap-anak-tiap-tahun-meningkat/ pada tanggal 24 Februari 2016 pukul 17:36 WIB.

Deddy Mulyana. (2014). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Deni Darmawan. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

DeVito, Joseph A. (1992). The Interpersonal Communication Book. Sixth Edition. New York: HarperCollins Publishers.

Fuska Sani Evani. (2015). Tingkat Kekerasan Seksual pada Anak di DIY Mengkhawatirkan. Diakses dari http://www.beritasatu.com/nasional/315070-tingkat-kekerasan-seksual-pada-anak-di-diy-mengkhawatirkan.html pada tanggal 24 Februari 2016 pukul 18:50 WIB.

H. Djaali. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hendrianti Agustiani. (2006). Psikologi Perkembangan: Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja. Bandung: PT Refika Aditama.

Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan Anak: Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Imam Ghozali. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Imam Musbikin. (2009). Mengapa Ya Anakku Kok Suka Berbohong. . .?. Yogyakarta: DivaPress.

Jalaluddin Rakhmat. (2007). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Misbahuddin dan Iqbal Hasan. (2007). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Muhammad Budyatna dan Leila Mona Ganiem. (2011). Teori Komunikasi Antarpribadi. Jakarta: Kencana.

Page 102: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

88

Morissan. (2013). Psikologi Komunikasi. Bogor: Galia Indonesia.

Nia Kania Kurniawati. (2014). Komunikasi Antarpribadi: Konsep dan Teori Dasar. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nurul Zuriah. (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori – Aplikasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Ratna Dwi Astuti. (2014). Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri Siswa Sekolah Dasar Negeri Mendungan I Yogyakarta. Diambl dari http://eprints.uny.ac.id/14425/1/Skripsi.pdf pada tanggal 30 Maret 2015 pukul 15.06 WIB.

Ruben, Brent D dan Lea P. Stewart. (2013). Komunikasi dan Perilaku Manusia. Jakarta: Rajawali Pers.

Saifuddin Azwar. (2014). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Santrock, John W. (2011). Masa Perkembangan Anak. Jakarta: Salemba Humanika.

Sugiyono. (2009). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

________. (2011) Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

________. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RnD. Bandung: Alfabeta.

________. (2014). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

________. (2011). Komunikasi Antarmanusia. 5th. ed. (Alih bahasa: Ir. Agus Maulana M.S.M.). Tangerang: KARISMA Publishing Group.

Sukardi. (2014). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Suranto Aw. (2011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Yamin S dan Kurniawan. (2009). Teknik Analisis Statistik Terlengkap dengan Software SPSS. Jakarta: Salemba Infotek.

Zainal Mustafa E.Q. (2009). Mengurai Variabel Hingga Instrumentasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Page 103: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

89

LAMPIRAN

Page 104: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

90

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian Fakultas

Page 105: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

91

Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian Dinas Perizinan Kota Yogyakarta

Page 106: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

92

Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Penelitian

Page 107: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

93

Lampiran 4. Skala Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua

Skala Komunikasi Anak dengan Orang Tua

Nama :

Jenis Kelamin :

Kelas :

Cara Pengisian Lembar Skala:

1. Berdoalah sebelum mengerjakan

2. Pilihlah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan dirimu

3. Berilah tanda centang (√) pada pilihan jawaban sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, atau

sangat tidak sesuai

4. Perika kembali jawaban dan pastikan semua nomor sudah terjawab

5. Selamat mengerjakan

No Pernyataan Sangat

Sesuai Sesuai Tidak

Sesuai Sangat Tidak Sesuai

1 Saya memberitahukan hasil ulangan di sekolah

kepada orang tua.

2 Saya berpamitan kepada orang tua jika akan

pergi.

3 Saya tidak mau mengaku ketika memecahkan piring.

4 Saya menyembunyikan hasil ulangan yang buruk dari orang tua.

5 Saya berpura-pura sudah mengerjakan PR agar dibolehkan bermain.

6 Saya berbohong karena takut dimarahi orang tua. 7 Saya membeli mainan dengan uang tabungan

sendiri.

8 Saya merapikan tempat tidur sendiri untuk meringankan pekerjaan rumah orang tua.

9 Saya tidak membuang-buang makanan yang

Page 108: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

94

telah disediakan orang tua. 10 Ketika orang tua pulang dari bekerja, saya

menyambut dan membawakan tasnya.

11 Saya tidak mengganggu orang tua ketika mereka sedang beristirahat.

12 Saya hanya mau membantu orang tua menyapu bila diberi hadiah/imbalan.

13 Saya ingin orang tua membantu saya mengerjakan PR walaupun mereka sedang sibuk.

14 Saya menjawab apabila ditanya oleh orang tua. 15 Saya malas menanggapi pembicaraan orangtua

jika sedang menonton acara tv kesukaan saya.

16 Saya menjalankan nasehat orangtua. 17 Saya tidak suka memotong pembicaraan orang

tua.

18 Saya marah ketika orangtua menasehati terlalu banyak.

19 Saya mendengarkan dan menanggapi ketika orang tua berbicara.

20 Saya bertanya kepada orang tua apakah seragam saya sudah rapi atau belum.

21 Saya menggunakan kata-kata yang sopan ketika berbicara dengan orang tua.

22 Saya bertanya kepada orang tua ketika ada hal

yang tidak saya pahami.

23 Saya tidak menceritakan kesulitan yang saya alami di sekolah.

24 Saya memuji masakan yang dibuat oleh orang tua.

25 Saya berpamitan dan mencium tangan orang tua sebelum berangkat sekolah.

26 Saya mengucapkan terimakasih karena orang tua sudah menemani belajar.

27 Saya berani mengingatkan orang tua apabila orang tua belum beribadah.

28 Saya mau mematuhi peraturan yang ada di rumah.

29 Saya meminta maaf kepada orang tua apabila mempunyai kesalahan.

Page 109: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

95

30 Saya takut mengganti acara TV yang sedang ditonton orang tua.

31 Saya segera membantu ketika orang tua meminta bantuan.

32 Saya ikut memberikan pendapat tentang tempat untuk piknik keluarga.

33 Saya lebih memilih bermain daripada bekerja bakti membersihkan rumah.

34 Saya meminta orangtua untuk mengerjakan PR saya yang sulit.

Page 110: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

96

Lampiran 5. Skala Konsep Diri

Skala Konsep Diri

Nama :

Jenis Kelamin :

Kelas :

Cara Pengisian Lembar Skala:

1. Berdoalah sebelum mengerjakan

2. Pilihlah satu jawaban yang sesuai dengan keadaanmu

3. Berilah tanda centang (√) pada pilihan jawaban sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, atau

sangat tidak sesuai

4. Perika kembali jawaban dan pastikan semua nomor sudah terjawab

5. Selamat mengerjakan

No Pernyataan Sangat

Sesuai

Sesuai Tidak

Sesuai

Sangat

Tidak

Sesuai

1 Saya adalah anak yang jujur.

2 Saya adalah anak yang disiplin dalam

mengumpulkan tugas.

3 Saya adalah anak yang ramah dan senang

menyapa teman.

4 Saya adalah anak yang pandai maka tidak perlu

belajar dengan keras.

-

5 Saya adalah anak yang nakal.

6 Saya meminta maaf jika berbuat salah.

7 Saya mandi tanpa disuruh orang tua.

8 Saya rajin belajar karena ingin menjadi anak

yang berprestasi.

9 Saya menunda-nunda dalam mengerjakan PR.

Page 111: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

97

10 Saya hanya belajar ketika ada ulangan.

11 Saya senang mengikuti ekstrakulikuler di

sekolah karena menambah kemampuan saya.

12 Saya bersyukur dengan prestasi yang sudah saya

peroleh karena saya sudah berusaha dengan

maksimal.

13 Saya bersyukur dengan keadaan fisik diri saya

saat ini.

14 Saya merasa minder dengan kecantikan /

kegantengan teman saya.

15 Saya tidak suka dengan warna kulit saya.

16 Saya menyetrika baju sebelum berangkat

sekolah.

17 Saya memotong kuku 1 minggu sekali.

18 Saya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa

atas karunia yang diberikan-Nya.

19 Saya rajin beribadah kepada Tuhan Yang Maha

Esa.

20 Saya lupa beribadah ketika sedang bermain

bersama teman.

21 Saya tidak mencontek saat ulangan.

22 Saya meminjamkan pensil/bolpen kepada teman

yang membutuhkan.

23 Saya berpamitan kepada orang tua jika ingin

bermain.

24 Saya senang berolahraga supaya sehat.

25 Saya tidak mengumpulkan PR karena malas.

26 Saya merawat orang tua saat sakit karena saya

menyayangi mereka.

27 Saya membantu orang tua menyapu lantai.

Page 112: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

98

28 Saya belajar giat agar bisa meraih cita-cita.

29 Saya sarapan setiap hari bersama keluarga.

30 Saya senang ketika orang tua mengucapkan

selamat ulang tahun untuk saya.

31 Saya tidak pernah ditanyai orang tua tentang

kegiatan di sekolah.

32 Saya merasa orang tua tidak sayang karena telah

menghukum saya.

33 Saya mengucapkan selamat ketika teman

menjadi juara di kelas.

34 Saya memberi usul kepada teman-teman untuk

belajar kelompok.

35 Saya merasa gugup jika akan memulai

pembicaraan dengan teman baru.

Page 113: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

99

Lampiran 6. Kisi-Kisi Skala Instrumen Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua Kisi-Kisi Skala Instrumen Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua

Variabel Aspek Indikator No.

Butir

Soal (+)

No.

Butir

Soal (-)

Butir Soal

Komunikasi

interpersonal

anak dengan

orang tua

Keterbukaan Anak dapat mengungkapkan diri kepada orang tua Anak jujur dalam mengungkapkan

diri kepada orang tua

1, 2

-

3

4, 5, 6

1. Saya memberitahukan hasil ulangan di sekolah kepada orang

tua.

2. Saya berpamitan kepada orang tua jika akan pergi.

3. Saya tidak mau mengaku ketika memecahkan piring.

4. Saya menyembunyikan hasil ulangan yang buruk dari orang tua.

5. Saya berpura-pura sudah mengerjakan PR agar dibolehkan

bermain.

6. Saya berbohong karena takut dimarahi orang tua.

Empati Anak mampu untuk memahami apa yang sedang dialami oleh orang tua

7, 8, 9,

10, 11

12, 13 7. Saya membeli mainan dengan uang tabungan sendiri.

8. Saya merapikan tempat tidur sendiri untuk meringankan

pekerjaan rumah orangtua.

9. Saya tidak membuang-buang makanan yang telah disediakan

orang tua.

10. Ketika orang tua pulang dari bekerja, saya menyambut dan

Page 114: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

100

membawakan tasnya.

11. Saya tidak mengganggu orang tua ketika mereka sedang

beristirahat.

12. Saya hanya mau membantu orang tua menyapu bila diberi

hadiah/imbalan.

13. Saya ingin orang tua membantu saya mengerjakan PR walaupun

mereka sedang sibuk.

Sikap

Mendukung

Anak spontan dan terbuka dalam berkomunikasi Anak menghargai pendapat atau ide yang diungkap oleh orang tua

14

16, 17

15

18

14. Saya menjawab apabila ditanya oleh orang tua.

15. Saya malas menanggapi pembicaraan orangtua jika sedang

menonton acara tv kesukaan saya.

16. Saya menjalankan nasehat orangtua.

17. Saya tidak suka memotong pembicaraan orang tua.

18. Saya marah ketika orangtua menasehati terlalu banyak.

Sikap Positif Anak mendorong orang tua untuk berinteraksi

19, 20,

21, 22

23

19. Saya mendengarkan dan menanggapi ketika orang tua berbicara.

20. Saya bertanya kepada orang tua apakah seragam saya sudah rapi

atau belum.

21. Saya menggunakan kata-kata yang sopan ketika berbicara

dengan orang tua.

22. Saya bertanya kepada orang tua ketika ada hal yang tidak saya

Page 115: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

101

Anak memberikan penghargaan

kepada orang tua

24, 25,

26

-

pahami.

23. Saya tidak menceritakan kesulitan yang saya alami di sekolah.

24. Saya memuji masakan yang dibuat oleh orang tua.

25. Saya berpamitan dan mencium tangan orang tua sebelum

berangkat sekolah.

26. Saya mengucapkan terimakasih karena orang tua sudah

menemani belajar.

Kesetaraan Anak mengakui kedua pihak sama-sama berharga

Anak mau bekerja sama dengan

orang tua dalam memecahkan

masalah

27, 28,

29

31, 32

30

33, 34

27. Saya berani mengingatkan orang tua apabila orang tua belum

beribadah.

28. Saya mau mematuhi peraturan yang ada di rumah.

29. Saya meminta maaf kepada orang tua apabila mempunyai

kesalahan.

30. Saya takut mengganti acara TV yang sedang ditonton orang tua.

31. Saya segera membantu ketika orang tua meminta bantuan.

32. Saya ikut memberikan pendapat tentang tempat untuk piknik

keluarga.

33. Saya lebih memilih bermain daripada bekerja bakti

membersihkan rumah.

34. Saya meminta orangtua untuk mengerjakan PR saya yang sulit.

Page 116: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

102

Lampiran 7. Kisi-Kisi Skala Konsep Diri

Kisi-Kisi Skala Konsep Diri

Variabel Dimensi Indikator No.

Butir

Soal (+)

No.

Butir

Soal (-)

Butir Soal

Konsep

Diri

Anak

Diri

Identitas

Pelabelan yang diberikan anak

kepada dirinya

1, 2, 3 4, 5 1. Saya adalah anak yang jujur.

2. Saya adalah anak yang disiplin dalam mengumpulkan tugas.

3. Saya adalah anak yang ramah dan senang menyapa teman.

4. Saya adalah anak yang pandai maka tidak perlu belajar dengan keras.

5. Saya adalah anak yang nakal.

Diri

Pelaku

Persepsi anak tentang tingkah

lakunya

6, 7, 8 9, 10 6. Saya meminta maaf jika berbuat salah.

7. Saya mandi tanpa disuruh orang tua.

8. Saya rajin belajar karena ingin menjadi anak yang berprestasi.

9. Saya menunda-nunda dalam mengerjakan PR.

10. Saya hanya belajar ketika ada ulangan.

Diri

Penerima

an

Kepuasan anak akan dirinya

11, 12

-

11. Saya senang mengikuti ekstrakulikuler di sekolah karena menambah

kemampuan saya.

12. Saya bersyukur dengan prestasi yang sudah saya peroleh karena saya

sudah berusaha dengan maksimal.

Page 117: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

103

Penerimaan anak akan dirinya 13 14, 15 13. Saya bersyukur dengan keadaan fisik diri saya saat ini.

14. Saya merasa minder dengan kecantikan/kegantengan teman saya.

15. Saya tidak suka dengan warna kulit saya.

Diri

Fisik

Persepsi anak tentang fisiknya

seperti keadaan tubuh dan

penampilan

16, 17 - 16. Saya menyetrika baju sebelum berangkat sekolah.

17. Saya memotong kuku 1 minggu sekali.

Diri Eik-

Moral

Persepsi anak tentang hubungan

dengan Tuhan

Persepsi anak tentang etika dan

moral

18, 19

21, 22,

23

20

-

18. Saya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang

diberikan-Nya.

19. Saya rajin beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

20. Saya lupa beribadah ketika sedang bermain bersama teman.

21. Saya tidak mencontek saat ulangan.

22. Saya meminjamkan pensil/bolpen kepada teman yang membutuhkan.

23. Saya berpamitan kepada orang tua jika ingin bermain.

Diri

Pribadi

Persepsi anak tentang keadaan

dirinya

24 25 24. Saya senang berolahraga supaya sehat.

25. Saya tidak mengumpulkan PR karena malas.

Diri

Keluarga

Persepsi anak tentang

kedudukannya sebagai anggota

keluarga

Persepsi anak tentang seberapa

26, 27,

28

29, 30

-

31, 32

26. Saya merawat orang tua saat sakit karena saya menyayangi mereka.

27. Saya membantu orang tua menyapu lantai.

28. Saya belajar giat agar bisa meraih cita-cita.

29. Saya sarapan setiap hari bersama keluarga.

Page 118: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

104

besar anak diterima oleh anggota

keluarga

30. Saya senang ketika orang tua mengucapkan selamat ulang tahun untuk

saya.

31. Saya tidak pernah ditanyai orang tua tentang kegiatan di sekolah.

32. Saya merasa orang tua tidak sayang karena telah menghukum saya.

Diri

Sosial

Persepsi anak tentang kemampuan

dalam berinteraksi dengan orang

lain

33, 34

35 33. Saya mengucapkan selamat ketika teman menjadi juara di kelas.

34. Saya memberi usul kepada teman-teman untuk belajar kelompok.

35. Saya merasa gugup jika akan memulai pembicaraan dengan teman baru.

Page 119: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

105

Lampiran 8. Hasil Uji Coba Instrumen Skala Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua

Hasil Uji Coba Instrument Skala Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua

No Q1

Q2

Q3

Q4

Q5

Q6

Q7

Q8

Q9

Q10

Q11

Q12

Q13

Q14

Q15

Q16

Q17

Q18

Q19

Q20

Q21

Q22

Q23

Q24

Q25

Q26

Q27

Q28

Q29

Q30

Q31

Q32

Q33

Q34

Total

1 4 2 4 3 4 1 3 2 4 2 4 4 3 4 2 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 1 1 2 105 2 4 2 4 1 3 1 4 3 2 3 1 2 2 3 2 4 2 1 2 3 3 2 1 4 2 4 2 3 1 4 3 2 1 2 83 3 3 1 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 126 4 3 1 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4 3 2 2 4 3 3 3 2 3 4 2 1 3 2 3 4 2 3 4 3 3 3 99 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 2 4 3 113 6 2 2 3 4 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 2 2 106 7 2 2 3 4 4 4 3 3 2 2 4 4 3 2 4 4 2 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 3 2 4 3 2 3 4 109 8 4 3 2 3 2 4 2 3 2 2 2 3 3 2 1 3 2 2 3 4 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 2 3 86 9 4 4 4 2 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 124 10 3 1 3 3 2 4 2 3 3 1 4 3 2 1 1 4 4 1 2 1 2 4 1 1 2 3 2 2 2 1 4 3 3 2 80 11 3 2 3 2 3 4 3 4 2 3 2 2 1 3 3 4 4 2 2 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 1 4 101 12 3 2 2 4 4 4 3 4 2 2 3 4 4 2 4 4 3 4 3 1 4 4 4 4 4 3 2 3 2 3 3 3 4 4 109 13 3 1 4 3 4 4 3 1 4 2 3 4 4 2 3 4 1 2 4 1 4 4 4 4 4 3 2 4 1 3 4 4 2 2 102 14 3 3 4 3 4 4 3 1 3 2 3 3 4 2 2 3 3 4 3 2 4 4 2 4 4 3 4 4 2 4 3 1 3 3 104 15 3 3 4 4 4 3 2 2 3 1 3 3 3 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 3 4 3 2 4 3 4 3 3 3 4 110 16 3 3 2 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 1 4 3 4 4 4 115 17 3 2 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 126 18 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 99 19 3 2 3 4 4 4 4 1 1 1 3 1 4 4 4 4 3 1 2 1 2 3 2 1 1 1 1 3 4 1 2 3 1 2 81 20 3 2 3 1 4 4 2 1 2 2 1 4 3 2 3 3 1 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 2 4 4 93 21 4 1 4 4 4 2 3 2 2 2 4 3 4 3 3 3 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 2 4 1 3 3 3 2 4 106 22 3 2 4 4 4 4 2 3 2 2 4 4 4 1 3 4 3 4 2 2 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 107 23 4 3 4 2 4 4 2 3 2 2 3 4 3 1 1 3 4 4 3 3 4 4 2 2 4 3 3 4 3 4 4 3 4 2 105 24 4 3 4 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 93 25 3 2 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 1 3 3 4 3 3 4 4 4 2 2 4 4 3 4 2 4 4 4 3 4 113 26 3 4 2 2 3 2 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 2 4 3 2 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 2 3 2 107 27 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 2 2 4 2 3 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 2 4 4 108 28 3 4 2 2 3 2 3 3 3 4 3 4 2 4 2 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 2 109 29 4 2 3 3 3 2 1 1 3 3 2 2 1 3 3 4 2 2 1 3 2 3 3 3 3 2 3 2 1 3 3 2 2 3 85 30 2 2 3 1 2 1 3 3 4 2 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 4 2 2 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 4 100

Page 120: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

106

Lampiran 9. Hasil Uji Coba Instrumen Skala Konsep Diri

Hasil Uji Coba Instrument Skala Konsep Diri

No Q1

Q2

Q3

Q4

Q5

Q6

Q7

Q8

Q9

Q10

Q11

Q12

Q13

Q14

Q15

Q16

Q17

Q18

Q19

Q20

Q21

Q22

Q23

Q24

Q25

Q26

Q27

Q28

Q29

Q30

Q31

Q32

Q33

Q34

Q 35

Total

1 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 1 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 1 1 4 1 2 118 2 3 3 1 2 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 1 3 2 3 3 4 1 4 2 4 3 1 3 3 3 3 1 1 3 2 1 89 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 136 4 3 3 2 3 2 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 2 3 4 2 2 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 111 5 4 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 118 6 4 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 4 4 3 1 1 3 3 3 2 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 2 2 4 110 7 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 2 4 3 2 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 124 8 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 1 3 3 1 1 3 2 1 2 2 4 3 3 3 1 3 2 3 3 2 2 2 4 3 2 89 9 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 131 10 4 2 2 3 4 3 3 3 1 1 4 3 3 3 2 1 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 1 95 11 4 3 3 4 4 3 3 4 1 3 3 3 4 2 2 4 2 3 4 2 3 3 1 4 2 4 3 3 4 3 1 2 4 3 3 104 12 3 2 2 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 2 4 4 2 3 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 2 4 3 2 2 114 13 3 2 2 3 3 3 4 4 2 4 3 3 3 3 1 4 2 3 2 2 3 2 3 2 4 3 4 3 4 3 2 3 3 2 1 98 14 4 3 3 4 4 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 1 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 1 3 108 15 4 3 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 2 4 4 3 1 120 16 4 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 2 3 3 4 2 119 17 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 130 18 4 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 2 4 4 3 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 1 117 19 4 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 4 3 1 2 1 3 3 1 4 2 1 2 3 2 3 4 4 4 1 1 2 2 1 85 20 4 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 1 4 2 3 3 3 1 4 2 3 3 4 3 3 3 4 4 2 4 3 3 1 100 21 4 2 3 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 4 4 1 2 4 3 2 1 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 113 22 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 110 23 4 3 4 3 4 1 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 118 24 3 3 3 3 3 3 4 3 3 1 4 4 4 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 4 4 2 117 25 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 1 2 3 4 4 4 1 3 4 4 4 3 4 4 1 1 1 1 4 3 1 109 26 4 3 3 3 2 4 3 4 2 2 4 3 3 3 2 2 3 4 4 2 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 2 4 3 3 2 110 27 2 2 2 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 113 28 4 3 3 3 1 3 2 3 2 2 4 3 3 4 2 1 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 2 108 29 3 3 4 3 1 3 2 3 3 2 4 4 3 2 4 3 1 2 3 1 2 2 4 1 3 1 3 4 3 2 4 3 3 3 3 96 30 4 2 3 3 3 3 4 3 2 2 3 2 3 2 1 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 1 95

Page 121: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

107

Lampiran 10. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua

Page 122: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

108

Lampiran 11. Hasil Uji Validitas Instrumen Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua

NO Sig. (2-tailed) Taraf Signifikansi Keterangan [Sig. (2-tailed) < Taraf Signifikansi

berarti Valid] 1 0,459 0,05 Tidak Valid 2 0,227 0,05 Tidak Valid 3 0,203 0,05 Tidak Valid 4 0,084 0,05 Valid 5 0,001 0,05 Valid 6 0,707 0,05 Tidak Valid 7 0,142 0,05 Tidak Valid 8 0,035 0,05 Valid 9 0,391 0,05 Tidak Valid 10 0,007 0,05 Valid 11 0,002 0,05 Valid 12 0,000 0,05 Valid 13 0,009 0,05 Valid 14 0,162 0,05 Tidak Valid 15 0,010 0,05 Valid 16 0,675 0,05 Tidak Valid 17 0,241 0,05 Tidak Valid 18 0,000 0,05 Valid 19 0,000 0,05 Valid

Page 123: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

109

20 0,238 0,05 Tidak Valid 21 0,000 0,05 Valid 22 0,006 0,05 Valid 23 0,000 0,05 Valid 24 0,004 0,05 Valid 25 0,000 0,05 Valid 26 0,002 0,05 Valid 27 0,000 0,05 Valid 28 0,000 0,05 Valid 29 0,142 0,05 Tidak Valid 30 0,000 0,05 Valid 31 0,040 0,05 Valid 32 0,059 0,05 Valid 33 0,020 0,05 Valid 34 0,006 0,05 Valid

Page 124: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

110

Lampiran 12. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Konsep Diri

Lampiran 13. Hasil Uji Validitas Instrumen Konsep Diri

NO Sig. (2-tailed) Taraf Signifikansi

Keterangan [Sig. (2-tailed) < Taraf Signifikansi

berarti Valid] 1 0,079 0,05 Tidak Valid 2 0,043 0,05 Valid 3 0,001 0,05 Valid 4 0,005 0,05 Valid 5 0,034 0,05 Valid 6 0,483 0,05 Tidak Valid 7 0,013 0,05 Valid 8 0,004 0,05 Valid 9 0,000 0,05 Valid 10 0,001 0,05 Valid 11 0,004 0,05 Valid 12 0,000 0,05 Valid 13 0,040 0,05 Valid 14 0,004 0,05 Valid 15 0,123 0,05 Tidak Valid

Page 125: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

111

16 0,171 0,05 Tidak Valid 17 0,000 0,05 Valid 18 0,000 0,05 Valid 19 0,006 0,05 Valid 20 0,018 0,05 Valid 21 0,042 0,05 Valid 22 0,008 0,05 Valid 23 0,001 0,05 Valid 24 0,012 0,05 Valid 25 0,014 0,05 Valid 26 0,000 0,05 Valid 27 0,008 0,05 Valid 28 0,025 0,05 Valid 29 0,162 0,05 Tidak Valid 30 0,004 0,05 Valid 31 0,146 0,05 Tidak Valid 32 0,002 0,05 Valid 33 0,003 0,05 Valid 34 0,028 0,05 Valid 35 0,013 0,05 Valid

Page 126: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

112

Lampiran 14. Hasil Penelitian Skala Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua

No Q1

Q2

Q3

Q4

Q5

Q6

Q7

Q8

Q9

Q10

Q11

Q12

Q13

Q14

Q15

Q16

Q17

Q18

Q19

Q20

Q21

Q22

Q23

Q24

Q25

Q26

Q27

Q28

Q29

Q30

Q31

Q32

Q33

Q34

Total

1 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 1 3 3 3 4 4 4 2 4 4 2 3 115 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 2 3 3 4 1 4 4 2 2 104 3 4 3 4 4 4 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 100 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 4 102 5 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 1 3 3 3 2 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 2 4 4 3 1 106 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 3 3 122 7 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 1 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 2 4 4 3 4 116 8 4 4 4 4 4 4 3 3 1 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 3 4 4 118 9 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 123 10 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 2 4 4 2 3 3 4 2 4 4 2 2 111 11 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 2 4 3 4 3 119 12 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 1 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 3 4 3 122 13 3 4 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 2 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 2 107 14 3 4 4 3 3 3 3 4 4 1 4 4 3 4 2 4 4 3 4 3 4 3 1 3 4 3 4 3 3 3 4 2 2 4 110 15 4 4 4 3 3 3 4 4 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 127 16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 99 17 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 127 18 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 126 19 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 1 1 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 2 2 4 3 4 3 3 2 3 103 20 4 3 3 3 4 4 2 3 4 4 4 2 3 2 3 3 4 4 3 2 4 3 2 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 109 21 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 4 105 22 3 4 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 2 3 4 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4 2 4 98 23 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 2 113 24 3 3 4 3 3 3 2 4 4 3 4 3 1 3 3 3 3 3 1 3 4 4 1 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 2 105 25 2 3 2 2 2 2 1 3 3 1 3 3 3 3 2 1 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 43 4 4 91 26 3 4 4 3 4 3 1 1 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 1 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 4 114 27 3 3 3 3 4 2 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 95 28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 100 29 3 3 4 4 4 4 3 2 3 2 3 4 2 3 4 3 2 3 2 2 3 3 4 4 3 2 4 3 3 3 4 4 2 3 105 30 4 4 2 3 4 4 2 4 1 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 120 31 4 4 4 3 3 3 2 4 3 2 4 3 3 3 3 3 1 3 3 1 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 99 32 3 4 3 3 3 4 2 3 4 3 3 2 2 3 3 3 2 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 1 103 33 3 4 3 3 3 4 2 3 4 2 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 1 102 34 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 3 3 3 115 35 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 123 36 3 4 4 4 4 4 3 3 1 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 1 4 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 4 4 112

Page 127: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

113

37 4 4 4 4 4 3 3 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 123 38 3 4 4 3 4 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 105 39 4 4 4 4 4 4 2 2 3 2 3 3 4 2 2 4 3 2 3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 2 4 109 40 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 2 4 4 4 3 124 41 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 2 4 4 3 2 115 42 4 4 4 3 4 3 1 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 114 43 4 4 4 3 4 3 1 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 3 3 4 2 4 4 3 3 113 44 4 4 2 3 4 3 3 4 3 3 3 1 1 3 3 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 2 111 45 4 4 4 4 4 3 2 3 4 2 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 112 46 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 2 4 3 3 4 2 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 2 3 4 3 4 116 47 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 1 4 4 1 3 3 3 3 4 4 1 4 4 4 4 114 48 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 4 111 49 4 4 2 3 4 3 4 4 4 1 4 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 4 1 1 1 4 3 1 3 1 3 2 2 76 50 4 4 4 4 4 1 1 4 3 3 3 4 3 4 2 3 4 2 4 2 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 111 51 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 3 127 52 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 125 53 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 107 54 3 4 4 3 4 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 122 55 4 4 3 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 1 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 122 56 4 4 4 3 4 3 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 2 3 3 3 2 4 3 3 4 4 2 4 3 3 1 110 57 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 107 58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 132 59 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 1 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 2 3 111 60 3 4 2 1 2 4 4 3 4 3 4 2 3 4 3 3 4 2 4 2 3 4 2 4 4 4 4 3 3 1 4 4 1 3 105 61 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 97 62 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 1 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 122 63 3 4 3 2 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 1 4 4 3 4 4 3 3 4 4 2 3 4 3 4 116 64 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 2 4 4 1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 122 65 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 113 66 3 4 4 2 4 4 3 4 3 3 3 4 2 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 117 67 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 116 68 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 2 4 118 69 4 4 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 100 70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 3 3 126 71 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 130 72 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 2 3 4 4 3 3 4 2 4 3 3 3 119 73 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 117 74 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 113 75 4 4 3 4 3 3 4 3 1 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 2 4 4 3 4 116 76 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4 4 127

Page 128: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

114

77 4 4 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 2 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 108 78 3 3 4 3 3 4 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 100 79 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 1 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 112 80 4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 4 3 3 3 4 4 2 3 105 81 4 4 4 3 4 2 3 4 4 1 2 4 4 4 3 2 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 1 4 4 4 3 115 82 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 2 124 83 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2 4 4 2 3 4 3 4 4 4 2 3 4 3 3 113 84 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 111 85 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 4 4 2 3 2 3 3 110 86 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 117 87 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 120 88 4 3 4 4 4 4 2 2 4 3 4 4 3 4 2 4 4 2 4 4 3 4 1 3 4 2 3 3 4 1 3 1 3 3 107 89 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 4 3 3 4 3 3 4 2 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 114 90 4 4 4 4 3 3 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 117 91 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 3 3 3 114 92 4 4 3 3 3 3 2 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 2 4 2 3 3 116 93 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 119 94 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 128 95 4 4 3 3 4 1 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 1 4 3 1 3 117

Page 129: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

115

Lampiran 15. Hasil Penelitian Skala Konsep Diri

No Q1

Q2

Q3

Q4

Q5

Q6

Q7

Q8

Q9

Q10

Q11

Q12

Q13

Q14

Q15

Q16

Q17

Q18

Q19

Q20

Q21

Q22

Q23

Q24

Q25

Q26

Q27

Q28

Q29

Q30

Q31

Q32

Q33

Q34

Q35

Total

1 4 3 3 3 1 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 1 1 4 4 1 103 2 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 1 118 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 110 4 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 1 4 4 4 3 3 3 106 5 2 3 4 4 3 4 2 4 3 3 2 4 4 4 4 2 1 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 118 6 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 2 4 4 3 119 7 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 124 8 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 117 9 3 3 3 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 2 2 4 3 3 1 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 2 4 115 10 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 44 3 4 1 117 11 3 3 3 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 1 2 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 122 12 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 129 13 3 4 4 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 114 14 3 2 2 4 2 1 4 3 2 3 2 3 3 4 4 2 4 4 3 2 4 1 4 3 3 4 4 3 2 4 3 4 3 3 4 106 15 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 1 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 127 16 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 104 17 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 2 2 2 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 126 18 3 3 3 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 127 19 3 2 3 3 1 3 3 4 2 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 2 101 20 3 3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 3 4 119 21 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 113 22 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 2 4 3 3 4 4 4 2 4 2 4 110 23 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 119 24 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 1 4 3 4 4 128 25 3 2 3 4 3 4 2 3 2 4 1 3 2 2 4 3 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 115 26 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 1 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 124 27 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 2 101 28 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 107 29 4 3 4 3 2 3 3 3 2 4 1 3 3 4 3 2 2 3 3 2 1 4 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 2 103 30 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 1 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 125 31 4 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 4 3 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 111 32 3 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 2 106 33 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 2 101 34 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 1 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 2 117 35 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 1 122 36 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 1 3 3 2 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 117

Page 130: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

116

37 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 2 1 4 4 3 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 3 116 38 3 3 3 3 2 4 3 3 2 2 3 3 3 4 4 2 2 3 3 2 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 111 39 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 3 125 40 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 1 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 126 41 3 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 127 42 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 129 43 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 131 44 3 3 4 2 2 4 2 3 2 4 2 4 4 1 4 1 2 4 3 3 2 4 4 3 4 4 3 4 1 4 3 4 3 4 1 104 45 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 123 46 3 3 4 2 2 4 3 3 3 4 4 4 4 1 1 4 4 4 3 2 4 4 4 2 3 4 4 4 2 4 3 4 3 3 1 111 47 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 1 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 130 48 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 2 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 2 115 49 3 3 3 2 4 3 1 1 3 3 1 1 1 2 1 4 3 1 2 4 1 3 3 3 1 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 88 50 3 3 3 3 2 4 2 3 3 4 2 3 3 3 2 3 2 4 3 2 4 3 4 3 4 3 4 4 1 4 4 4 3 3 1 106 51 4 4 4 3 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 128 52 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 126 53 3 3 4 2 2 3 4 3 3 2 4 3 2 4 3 2 2 3 4 3 2 3 4 4 4 3 4 4 2 2 3 3 3 3 4 107 54 3 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 1 3 4 4 3 1 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 122 55 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 3 2 1 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 124 56 4 4 4 2 3 4 3 4 4 2 4 4 4 3 3 1 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 121 57 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 114 58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 136 59 3 3 3 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 2 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 119 60 3 3 1 3 4 1 4 3 2 1 1 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 1 4 1 108 61 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 1 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 2 117 62 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 2 127 63 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 2 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 1 4 4 4 2 121 64 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 129 65 3 3 4 4 2 4 3 3 3 2 2 4 4 4 4 1 3 4 3 2 1 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 1 113 66 3 3 4 4 2 4 4 3 3 2 2 4 4 4 3 1 3 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 2 116 67 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 112 68 3 3 3 4 3 4 4 4 2 3 2 4 4 3 4 3 3 4 3 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 121 69 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 102 70 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 132 71 4 4 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 128 72 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 128 73 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 4 4 4 2 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 2 111 74 3 3 4 3 4 4 3 4 3 1 4 3 4 3 3 1 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 115 75 4 4 3 3 3 4 4 4 3 1 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 127 76 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 131

Page 131: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

117

77 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 4 4 3 3 4 105 78 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 3 2 4 3 2 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 99 79 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 4 2 4 4 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 109 80 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 1 4 4 3 4 1 2 4 4 2 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 2 3 3 2 1 106 81 4 2 3 4 2 4 4 1 3 1 2 4 4 3 4 2 4 4 2 1 4 3 4 3 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 1 110 82 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 128 83 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 2 2 2 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 118 84 3 2 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 2 4 2 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 122 85 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 2 2 4 4 4 2 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 120 86 3 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 130 87 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 129 88 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 1 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 2 124 89 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 122 90 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 131 91 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 126 92 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 2 3 2 3 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 116 93 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 119 94 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 2 130 95 2 2 3 3 1 4 4 4 1 3 4 4 4 1 3 2 4 4 2 1 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 1 4 4 3 108 Total

309

306

323

310

304

345

315

332

297

298

298

343

343

321

317

218

300

360

331

269

308

330

353

333

337

346

326

356

301

363

321

338

337

328

254

Page 132: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

118

Lampiran 16. Hasil Analisis Deskriptif Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua

Statistics KIAO

N Valid 95

Missing 0 Mean 112.96 Median 113.00 Mode 105a Std. Deviation 9.554 Range 56 Minimum 76 Maximum 132 a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

KIAO

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 76 1 1.1 1.1 1.1

91 1 1.1 1.1 2.1

95 1 1.1 1.1 3.2

97 1 1.1 1.1 4.2

98 1 1.1 1.1 5.3

99 2 2.1 2.1 7.4

100 4 4.2 4.2 11.6

102 2 2.1 2.1 13.7

103 2 2.1 2.1 15.8

104 1 1.1 1.1 16.8

105 6 6.3 6.3 23.2

Page 133: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

119

106 1 1.1 1.1 24.2

107 3 3.2 3.2 27.4

108 2 2.1 2.1 29.5

109 2 2.1 2.1 31.6

110 3 3.2 3.2 34.7

111 5 5.3 5.3 40.0

112 4 4.2 4.2 44.2

113 6 6.3 6.3 50.5

114 3 3.2 3.2 53.7

115 5 5.3 5.3 58.9

116 5 5.3 5.3 64.2

117 5 5.3 5.3 69.5

118 3 3.2 3.2 72.6

119 2 2.1 2.1 74.7

120 2 2.1 2.1 76.8

121 1 1.1 1.1 77.9

122 6 6.3 6.3 84.2

123 3 3.2 3.2 87.4

124 2 2.1 2.1 89.5

125 1 1.1 1.1 90.5

126 2 2.1 2.1 92.6

127 4 4.2 4.2 96.8

129 1 1.1 1.1 97.9

130 1 1.1 1.1 98.9

132 1 1.1 1.1 100.0

Total 95 100.0 100.0

Page 134: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

120

Lampiran 17. Hasil Analisis Deskriptif Konsep Diri

Statistics konsepdiri

N Valid 95

Missing 0 Mean 117.58 Median 118.00 Mode 106a Std. Deviation 9.602 Range 48 Minimum 88 Maximum 136 a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

konsepdiri

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative

Percent

Valid 88 1 1.1 1.1 1.1

99 1 1.1 1.1 2.1

101 3 3.2 3.2 5.3

102 1 1.1 1.1 6.3

103 2 2.1 2.1 8.4

104 2 2.1 2.1 10.5

105 1 1.1 1.1 11.6

106 5 5.3 5.3 16.8

107 2 2.1 2.1 18.9

108 2 2.1 2.1 21.1

109 1 1.1 1.1 22.1

110 3 3.2 3.2 25.3

111 4 4.2 4.2 29.5

Page 135: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

121

112 1 1.1 1.1 30.5

113 2 2.1 2.1 32.6

114 2 2.1 2.1 34.7

115 4 4.2 4.2 38.9

116 3 3.2 3.2 42.1

117 5 5.3 5.3 47.4

118 3 3.2 3.2 50.5

119 5 5.3 5.3 55.8

120 1 1.1 1.1 56.8

121 3 3.2 3.2 60.0

122 5 5.3 5.3 65.3

123 1 1.1 1.1 66.3

124 4 4.2 4.2 70.5

125 2 2.1 2.1 72.6

126 4 4.2 4.2 76.8

127 5 5.3 5.3 82.1

128 5 5.3 5.3 87.4

129 4 4.2 4.2 91.6

130 3 3.2 3.2 94.7

131 3 3.2 3.2 97.9

132 1 1.1 1.1 98.9

136 1 1.1 1.1 100.0

Total 95 100.0 100.0

Page 136: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

122

Lampiran 18. Kategorisasi Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua

Mean

= 112.96 Std Dev

= 9.554

Tinggi

: X ≥ M + SD

Sedang

: M – SD ≤ X < M + SD Rendah

: X < M – SD

Kategori

Skor

Tinggi

: X ≥ 122.51 Sedang

: 103.41 ≤ X < 122.51

Rendah

: X < 103.41

Lampiran 19. Kategorisasi Konsep Diri

Mean

= 117.58 Std Dev

= 9.602

Tinggi

: X ≥ M + SD

Sedang

: M – SD ≤ X < M + SD Rendah

: X < M – SD

Kategori

Skor

Tinggi

: X ≥ 127.18 Sedang

: 107.98 ≤ X < 127.18

Rendah

: X < 107.98

Lampiran 20. Data Kategorisasi Komunikasi Interpersonal Anak dengan Orang Tua dan Konsep Diri

No KIAO Kategori Konsep Diri Kategori 1 115 Sedang 103 Rendah 2 104 Sedang 118 Sedang 3 100 Rendah 110 Sedang 4 102 Rendah 106 Rendah

Page 137: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

123

No KIAO Kategori Konsep Diri Kategori 5 106 Sedang 118 Sedang 6 122 Sedang 119 Sedang 7 116 Sedang 124 Sedang 8 118 Sedang 117 Sedang 9 123 Tinggi 115 Sedang 10 111 Sedang 117 Sedang 11 119 Sedang 122 Sedang 12 122 Sedang 129 Tinggi 13 107 Sedang 114 Sedang 14 110 Sedang 106 Rendah 15 127 Tinggi 127 Sedang 16 99 Rendah 104 Rendah 17 127 Tinggi 126 Sedang 18 126 Tinggi 127 Sedang 19 103 Rendah 101 Rendah 20 109 Sedang 119 Sedang 21 105 Sedang 113 Sedang 22 98 Rendah 110 Sedang 23 113 Sedang 119 Sedang 24 105 Sedang 128 Tinggi 25 91 Rendah 115 Sedang 26 114 Sedang 124 Sedang 27 95 Rendah 101 Rendah 28 100 Rendah 107 Rendah 29 105 Sedang 103 Rendah 30 120 Sedang 125 Sedang 31 99 Rendah 111 Sedang 32 103 Rendah 106 Rendah 33 102 Rendah 101 Rendah 34 115 Sedang 117 Sedang 35 123 Tinggi 122 Sedang 36 112 Sedang 117 Sedang 37 123 Tinggi 116 Sedang 38 105 Sedang 111 Sedang 39 109 Sedang 125 Sedang 40 124 Tinggi 126 Sedang

Page 138: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

124

No KIAO Kategori Konsep Diri Kategori 41 115 Sedang 127 Sedang 42 114 Sedang 129 Tinggi 43 113 Sedang 131 Tinggi 44 111 Sedang 104 Rendah 45 112 Sedang 123 Sedang 46 116 Sedang 111 Sedang 47 114 Sedang 130 Tinggi 48 111 Sedang 115 Sedang 49 76 Rendah 88 Rendah 50 111 Sedang 106 Rendah 51 127 Tinggi 128 Tinggi 52 125 Tinggi 126 Sedang 53 107 Sedang 107 Rendah 54 122 Sedang 122 Sedang 55 122 Sedang 124 Sedang 56 110 Sedang 121 Sedang 57 107 Sedang 114 Sedang 58 132 Tinggi 136 Tinggi 59 111 Sedang 119 Sedang 60 105 Sedang 108 Sedang 61 97 Rendah 117 Sedang 62 122 Sedang 127 Sedang 63 116 Sedang 121 Sedang 64 122 Sedang 129 Tinggi 65 113 Sedang 113 Sedang 66 117 Sedang 116 Sedang 67 116 Sedang 112 Sedang 68 118 Sedang 121 Sedang 69 100 Rendah 102 Rendah 70 126 Tinggi 132 Tinggi 71 130 Tinggi 128 Tinggi 72 119 Sedang 128 Tinggi 73 117 Sedang 111 Sedang 74 113 Sedang 115 Sedang 75 116 Sedang 127 Sedang 76 127 Tinggi 131 Tinggi

Page 139: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

125

No KIAO Kategori Konsep Diri Kategori 77 108 Sedang 105 Rendah 78 100 Rendah 99 Rendah 79 112 Sedang 109 Sedang 80 105 Sedang 106 Rendah 81 115 Sedang 110 Sedang 82 124 Tinggi 128 Tinggi 83 113 Sedang 118 Sedang 84 112 Sedang 122 Sedang 85 110 Sedang 120 Sedang 86 117 Sedang 130 Tinggi 87 121 Sedang 129 Tinggi 88 108 Sedang 124 Sedang 89 113 Sedang 122 Sedang 90 118 Sedang 131 Tinggi 91 115 Sedang 126 Sedang 92 117 Sedang 116 Sedang 93 120 Sedang 119 Sedang 94 129 Tinggi 130 Tinggi 95 117 Sedang 108 Sedang

Page 140: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

126

Lampiran 21. Analisis Regresi Linier Sederhana

Page 141: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

127

Lampiran 22. Foto Dokumentasi

Gambar 1. Anak-anak SD Negeri Bhayangkara sedang mengisi skala untuk

uji coba instrumen

Page 142: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

128

Gambar 2. Anak-anak SD Negeri Bhayangkara sedang mengisi skala untuk

uji coba instrumen

Gambar 3. Anak-anak SD Negeri Serayu sedang mengisi skala komunikasi

interpersonal anak dengan orang tua dan konsep diri anak

Page 143: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK ...eprints.uny.ac.id/48829/1/Deiby Astika.pdf“The most impotant thing in communication is to hear what isn’t being said.” (Peter Drucker)

129

Gambar 4. Anak-anak SD Negeri Serayu sedang mengisi skala komunikasi

interpersonal anak dengan orang tua dan konsep diri anak

Gambar 5. Anak-anak SD Negeri Serayu sedang mengisi skala komunikasi

interpersonal anak dengan orang tua dan konsep diri anak