Upload
buiphuc
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL, NPF DAN CAR TERHADAP
PROFITABILITAS BANK SYARIAH MANDIRI
PERIODE 2008 - 2015
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh :
DEWI HANDAYANI
NIM : 1112046100158
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2016 M
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
1. Nama : Dewi Handayani
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 24 April 1994
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : Jln. Madrasah No.18 RT.001/012 IKPN
Bintaro Jakarta Selatan 12330.
5. Agama : Islam
6. Email : [email protected]
B. Pendidikan Formal
1. 2000-2006 : SDN 05 Pagi Bintaro
2. 2006-2009 : SMP Hang Tuah 2 Jakarta
3. 2009-2012 : SMKN 18 Jakarta (Jurusan Akuntansi)
4. 2012-2016 : S1 Jurusan Perbankan Syariah UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
vi
ABSTRACT
Dewi Handayani. NIM 1112046100158. The Influence of the Intellectual
Capital, Non Performing Financing (NPF), and Capital Adequancy Ratio (CAR)
to Profitability in Bank Syariah Mandiri in the period 2008 - 2015. Department of
Sharia Banking, Faculty of Economic and Business, , State Islamic University
Syarif Hidayatullah Jakarta 2016.
This research aims to analyze the influence of the Intellectual Capital, Non
Performing Financing (NPF), and Capital Adequancy Ratio (CAR) to
Profitability in Bank Syariah Mandiri. Dependent variable in this research is
Return On Assets as proxies for Profitability. Independent variables of this
research are Intellectual Capital use MVAIC model, Non Performing Financing
(NPF), and Capital Adequancy Ratio (CAR).
Samples were selected using purposive sampling method. Bank syariah
mandiri used as sample. The data used in this research was obtained from the
Quarterly Financial Report Bank Syariah Mandiri that published by Bank
Indonesia. To analyze data in this research use multiple regression analysis with
SPSS 23.00.
The result of this research showed that intellectual capital with MVAIC
has positive significant influence on the profitability and NPF has negative
significant influence on the profitability. While the Capital Adequancy Ratio
(CAR) the has no significant influence to the profitability.
Keywords : Intellectual Capital, Modified Value Added Intellectual Coefficient
(MVAIC), NPF,CAR, Profitability, Return On Assets
vii
ABSTRAK
Dewi Handayani. NIM 1112046100158. Pengaruh Intellectual Capital,
NPF dan CAR terhadap Profitabilitas Bank Syariah Mandiri Periode 2008-2015.
Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Intellectual Capital,
Non Performing Financing (NPF), dan Capital Adequancy Ratio (CAR) terhadap
Profitabilitas Bank Syariah Mandiri. Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah Return On Assets yang merupakan Proksi dari Profitabilitas. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah Intellectual Capital yang diproksikan oleh
MVAIC, Non Performing Financing (NPF), dan Capital Adequancy Ratio (CAR).
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling.
Sampel pada penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri. Penelitian ini
menggunakan data sekunder, data yang digunakan dalam penelitian ini berupa
laporan keuangan Triwulan Bank Syariah Mandiri yang dipublikasikan di Bank
Indonesia. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda, dengan
pengolahan data menggunakan SPSS versi 23.0.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intellectual capital dengan
MVAIC berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas dan Non
Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
profitabilitas. Sementara itu Capital Adequancy Ratio (CAR) tidak berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas.
Kata kunci : Intellectual Capital, Modified Value Added Intellectual Coefficient
(MVAIC), NPF, CAR, Profitabilitas, Return On Assets
Pembimbing : Dwi Nur‟aini Ihsan, SE, MM
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syujur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat beserta salam tak lupa pula
penulis persembahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa
manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang.
Suatu kebahagiaan tersendiri bagi penulis yang dapat menyelesaikan
skripsi ini yang merupakan salah satu syarat kelulusan dalam jenjang strata I di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari dalam
penulisan skripsi ini tidak lepas dari kekurangan yang disebabkan keterbatasan
yang saya miliki. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna
sehingga penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kemajuan pendidikan di masa yang akan datang.
Selanjutnya dalam menyelesaikan skripsi ini banyak hambatan yang
dihadapi yang tanpa bimbingan, dorongan, kerja keras, bantuan, dan doa dari
berbagai pihak, penyelesaian skripsi ini tentu akan terasa lebih sulit terwujud.
Oleh karena itu dirasa tidak berlebihan jika dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak A.M Hasan Ali, MA dan Abdurrauf, Lc, MA sebagai Ketua dan
Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah banyak membantu selama perkuliahan sampai terselesaikannya
skripsi ini.
3. Ibu dosen pembimbing, Dwi Nur‟aini Ihsan, SE, MM, yang bersedia
memberikan waktu, bimbingan, ilmu dan motivasi kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
ix
4. Pemimpin perpustakaan, baik perpustakaan umum maupun perpustakaan
fakultas yang telah memfasilitasi penulis dalam hal studi kepustakaan.
5. Kepada Ibu dan Ayah tercinta,Ibu Siti Khadijah S.Pd.I dan Bapak Suwardi
serta Adikku Prastio Bayu Aji yang selalu memberikan segala dukungan
baik moril maupun materil. Terima kasih sudah memberikan semangat
serta doa yang tiada putusnya. Semoga kesehatan, kebahagiaan, dan
keberkahan dari Allah SWT selalu menyertai kalian. Aamiin
6. Teman-teman seperjuangan Perbankan Syariah 2012, especially PS D,
terkhusus sahabat-sahabat terdekat penulis Maya,Qolebi, Kiki, Dea, Afni,
Hafsah, Sade, yang selalu memberikan semangat dan doa kepada penulis.
Terimakasih sudah memberikan memori yang indah selama kuliah di UIN
semoga kesuksesan selalu menyertai kalian. Terima kasih juga buat Farah
Dhiba yang sama sama berjuang disaat saat terakhir.
7. Kepada Rizki Ardian yang sama-sama berjuang untuk menyelesaikan
skripsi. Terima kasih untuk setia menemani, memberikan motivasi,
mendengar keluh kesah dan tempat bertukar fikiran.
8. Teman-teman KKN Greget dan Keluarga Besar BKMT Desa Barengkok.
Maaf dan terimakasih telah menjadi teman hidup dan keluarga baru.
Banyak sekali memori yang didapat dari sebulan hidup bersama.
9. Teman-teman Accounting 2012 SMKN 18 Jakarta Khususnya Eka,
Anggita, Kiki, Wiwi, Hasbi, Desi, Annisa, Citra yang memberikan
semangat dan sama sama berjuang menuntut ilmu di kampusnya masing-
masing.
10. Pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu namun tidak
mengurangi rasa terimakasih saya.
Ciputat, Oktober 2016
Penulis
x
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Pembatasan Masalah ............................................................................... 7
C. Perumusan Masalah .................................................................................. 8
D. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 9
F. Hipotesis ..................................................................................................... 10
G. Sistematika Penulisan ............................................................................. 10
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 12
A. Intellectual capital (Modal Intelektual).................................................. 12
B. Komponen Intellectual capital ............................................................... 16
C. VAIC (Value Added Intellectual Coefficient) ........................................ 19
D. M-VAIC (Modified Value Added Intellectual Coefficient) .................... 22
E. Non Performing Financing ..................................................................... 26
F. Capital Adequancy Ratio ........................................................................... 26
G. Profitabilitas ........................................................................................... 28
1. ROA (Return On Assets) .................................................................... 29
H. Intellectual Capital dan Profitabilitas ..................................................... 30
xi
I. NPF dan Profitabilitas ................................................................................ 33
J. CAR dan Profitabilitas ............................................................................... 34
K. Kerangka Konsep ................................................................................... 36
L. Review Studi Terdahulu ......................................................................... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 43
A. Metode Penelitian ................................................................................... 43
1. Pendekatan Penelitian ......................................................................... 43
2. Jenis Penelitian ................................................................................... 43
3. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 43
4. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ......................................... 44
5. Teknik Pengumpulan Data................................................................. 44
6. Teknik Pengolahan Data ..................................................................... 45
7. Teknik Analisis Data .......................................................................... 45
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................................... 51
1. Variabel Independen ........................................................................... 51
2. Variabel Dependen ............................................................................. 55
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 56
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................................... 56
B. Deskripsi Data Penelitian ....................................................................... 58
C. Statistik Deskriptif .................................................................................. 64
D. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 65
6. Uji Normalitas..................................................................................... 65
7. Uji Autokorelasi .................................................................................. 66
3. Uji Multikolonieritas........................................................................... 67
4. Uji Heteroskedastisitas ....................................................................... 68
E. Uji Hipotesis ........................................................................................... 69
1. Koefisien Determinasi (R2) ................................................................. 69
2. Uji Simultan (Uji F) ............................................................................ 70
xii
3. Uji Parsial (Uji t)................................................................................. 71
F. Pembahasan ................................................................................................ 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 78
A. Kesimpulan ............................................................................................. 78
B. Saran ....................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 81
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Kronologi Kontribusi Signifikan terhadap Pengidentifikasian,
Pengukuran dan Pelaporan IC ............................................................................... 12
Tabel 2. 2 Klasifikasi Intellectual Capital ............................................................ 17
Tabel 2. 3 Kriteria Penilaian Peringkat NPF ......................................................... 26
Tabel 2. 4 Kriteria Penilaian Peringkat CAR ........................................................ 28
Tabel 2. 5 Kriteria Penilaian Peringkat ROA ....................................................... 30
Tabel 2. 6 Ringkasan Studi Terdahulu .................................................................. 37
Tabel 4. 1 Perkembangan ROA Bank Syariah Mandiri ........................................ 58
Tabel 4. 2 Perkembangan MVAIC Bank Syariah Mandiri ................................... 60
Tabel 4. 3 Perkembangan NPF Bank Syariah Mandiri ......................................... 61
Tabel 4. 4 Perkembangan CAR Bank Syariah Mandiri ........................................ 63
Tabel 4. 5 Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................................ 64
Tabel 4. 6 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov ........................... 66
Tabel 4. 7 Hasil Uji Autokorelasi ......................................................................... 67
Tabel 4. 8 Hasil Uji Multikolonieritas .............................................................. 6785
Tabel 4. 9 Hasil Uji Koefisien Determinasi .......................................................... 70
Tabel 4. 10 Hasil Uji F .......................................................................................... 71
Tabel 4. 11 Hasil Uji Statistik t ROA ................................................................... 72
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Konsep Perhitungan ......................................................................... 25
Gambar 2. 2 Kerangka Konsep ............................................................................. 36
Grafik 4. 1 Scatterplot Bank Syariah Mandiri ..................................................... 69
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembaga perbankan merupakan salah satu instrumen penting dalam
meningkatkan perekonomian nasional karena lembaga perbankan mempunyai
fungsi sebagai lembaga intermediasi antara pemilik dana dengan pengguna dana.
Dengan lahirnya UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah maka
menghadirkan alternatif jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat
indonesia yaitu sistem perbankan syariah ini tidak menerapkan sistem bunga
sehingga dapat membantu masyarakat yang kekurangan modal dalam melakukan
usaha bisnisnya dengan menggunakan sistem bagi hasil atau keuntungan.
Seperti yang diungkapkan Peter Drucker yang dikutip oleh Ulum bahwa aset
yang paling berharga bagi perusahaan di abad ke-20 adalah peralatan produksinya.
Sedangkan aset yang paling berharga institusi di abad ke-21 adalah pekerja
berpengetahuan (knowledge workers) dan produktifitasnya1.
Pertumbuhan ekonomi di era globalisasi saat ini melahirkan kebutuhan SDM
yang berkualitas yang mendesak untuk dipenuhi. Termasuk juga dalam kehidupan
bisnis islami seperti perbankan syariah yang masih kekurangan akan sumber daya
manusia yang memiliki kompetensi dalam bidang ekonomi islam atau perbankan
syariah secara khusus. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya karyawan bank
syariah yang tidak memiliki latar belakang pendidikan berbasis ekonomi syariah
dan hal ini dapat menghambat pertumbuhan perbankan syariah yang kalah saing
1 Ihyaul Ulum, Intellectual capital Konsep dan Kajian Empiris, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009), h.86
2
dengan perbankan konvensional karna pengetahuan karyawan akan ekonomi
syariah masih sedikit.
Di Indonesia, fenomena Intellectual capital (IC) mulai berkembang terutama
setelah munculnya PSAK No. 19 (revisi no.9) tentang Aset Tidak Berwujud.
Meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit sebagai Intellectual capital (IC),
namun lebih kurang Intellectual capital telah mendapat perhatian. Aset tidak
berwujud adalah aset non-moneter yang dapat diidentifikasikan dan tidak
mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau
menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan
administratif, seperti yang dikemukakan dalam PSAK No.192. Penilaian terhadap
intellectual capital yang merupakan penggerak nilai perusahaan dan keunggulan
kompetitif semakin meningkat, hal tersebut dapat kita lihat dari semakin
banyaknya peneliti yang melakukan penelitian terhadap hal tersebut.
Laporan keuangan merupakan media informasi yang mencerminkan kondisi
dan kinerja dari suatu perusahaan. Laporan keuangan menjadi bahan informasi
bagi para investor, manajemen dan para penggunanya sebagai salah satu bahan
dalam proses pengambilan keputusan tentang perusahaan yang dilaporkan
tersebut. Laporan keuangan juga menunjukkan pertanggungjawaban manajemen
atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya yang merangkum semua aktivitas
perusahaan. Pengguna laporan keuangan menilai apa yang telah dilakukan atau
pertanggungjawaban manajemen agar mereka dapat membuat strategi atau
keputusan ekonomi. Keputusan ini misalnya mencakup keputusan untuk menahan
2 Novia Wijaya, “ Pengaruh Intellectual capital terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Pasar
perusahaan perbankan dengan metode value add intellectual capital coefficient”, Jurnal bisnis dan
Akuntansi, vol 14 no. 3, (Desember,2003), h. 157-180
3
atau menjual investasi mereka atau keputusan untuk mengangkat kembali atau
mengganti manajemen.
Pada perusahaan yang sudah menerapkan manajemen berdasarkan
pengetahuan, modal seperti sumber daya alam, sumber daya keuangan, dan aktiva
fisik lainnya menjadi kurang penting dibandingkan dengan modal yang
berdasarkan pengetahuan dan inovasi teknologi. Ini disebabkan dengan
menggunakan ilmu dan teknologi kita dapat menggunakan modal lainnya secara
efisien dan ekonomis yang pada nantinya akan meningkatkan kinerja perusahaan.3
Kinerja yang baik menunjukkan perusahaan tersebut dapat memaksimalkan
kesejahteraan pemegang sahamnya.
Melalui penerapan knowledge based business, maka penciptaan nilai
perusahaan akan berubah. Berkembangnya perusahaan dapat dilihat dari
kemampuan manajemen untuk mengelola sumber daya perusahaan dalam
menciptakan nilai perusahaan.4 Manajemen perusahaan tercermin dari para
karyawan yang tidak lain adalah sumber energi dan inspirasi yang tak habis bagi
perusahaan dalam melaksanakan dan menciptakan strategi perusahaan. Dengan
kekayaan intelektual yang dimiliki karyawan maka perbankan syariah dapat
telah bersaing dan membuat strategi baru untuk mengembangkan usaha.
Sebagaimana intellectual capital yaitu pengetahuan yang ditransformasikan
menjadi sesuatu yang bernilai atau value creation dari aset berwujud dan tidak
3 Rulfah M. Daud dan Abrar Amri, “Pengaruh Intellectual capital dan Corporate Social
Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)”, Jurnal Telaah & Riset Akuntansi, Vol.1 No. 2 (Juli 2008):
h. 214. 4 Isma Dewi Br Panjaitan dan Isfenti Sadalia, “Pengaruh Intellectual capital Terhadap
Kinerja Keuangan pada Bank Pembangunan Daerah“, Jurnal Media Informasi Manajemen USU
Vol.1 No.4 (2013): h. 2.
4
berwujud yang dimiliki perusahaan yang berguna untuk pemilik perusahaan,
karyawan, manajemen, investor, pemegang saham dan mitra bisnis. Maka dari
itu pengukuran intellectual capital yang tepat atas modal intelektual masih terus
dicari dan dikembangkan.
Dari sisi akuntansi, sejumlah penelitian telah dilakukan di berbagai negara
untuk mengkaji bagaimana metode untuk mengidentifikasi, mengukur,
melaporkan, dan menyajikannya dalam laporan perusahaan. Berbagai metode
juga telah ditawarkan, salah satunya adalah VAIC (value added intellectual
coefficient). VAIC dikonstruksikan oleh Pulic (2000) untuk menilai kinerja IC
pada perusahaan. Model penilaian kinerja IC yang dikonstruksikan oleh Pulic
menyatakan bahwa Intellectual capital terdiri dari human capital dan structural
capital. Lalu pada akhir tahun 2014 Ihyaul Ulum, Imam Ghozali dan Agus
Purwanto menawarkan komponen tambahan dalam menghitung VAIC, yaitu
RCE (Relational Capital) yang dinamakan M-VAIC (Modified VAIC).
Menurut Brinker (1998), Stewart (1997), dan Draper (1998), IC terdiri dari
tiga komponen, yaitu human capital, structural capital, customer / relational
capital. Di sisi lain, Sveiby (1998) menggunakan istilah struktur eksternal,
struktur internal, dan kompetensi individu untuk ketiga komponen IC. Dengan
demikian, perumusan VAIC ditambahkan ke dalam empat dimensi, HCE, SCE,
RCE, dan CEE kemudian disebut sebagai model M-VAIC5. Sehingga dalam
penghitungan IC pun mempunyai formula yang berbeda dari rumus yang telah ada
5Ihyaul Ulum, Imam Ghozali, dan Agus Purwanto, “Intellectual capital Performance of
Indonesian Banking Sector: A Modified VAIC (M-VAIC) Perspective”, Asian Journal of Finance &
Accounting, Vol. 6 No. 2 (December 2014) h. 104
5
sebelumnya yaitu VAIC. Maka menghitung intellectual capital pada perusahaan
menjadi sangat penting karna intellectual capital juga dapat digunakan untuk
memprediksi kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Intellectual capital
merupakan intangibel assets (aset tidak berwujud), sesuatu yang tidak mudah
diukur, karena itulah kemudian muncul konsep Modified Value Added Intellectual
Coefficient (M-VAIC) untuk mengukur dan melaporkan IC dengan mengacu pada
informasi keuangan perusahaan.
Dalam hal ini, sektor perbankan dipilih karena; (1) bisnis sektor
perbankan adalah “intellectually” intensif atau industri yang paling intensif
dalam pengelolaan capital6, (2) secara intelektual karyawan di sektor perbankan
lebih homogen dibanding dengan sektor ekonomi lainnya. (3) hasil penelitian di
berbagai negara temasuk Indonesia, menunjukan IC memiliki peran dalam
menggerakkan nilai perusahaan (firm’s value).
Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang
dicapai bank, dan semakin baik posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset7.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai ukuran kinerja
perbankan.
Bank harus memiliki modal yang cukup jika menginginkan laba yang
maksimal dan tidak boleh kekurangan modal dalam kegiatan operasionalnya
karena dikhawatirkan akan menghambat kinerja bank itu sendiri. Permodalan
dalam perbankan dapat diukur dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR).
6 Damar Asih Dwi Rachmawati, “Pengaruh Intellectual capital Terhadap Return On Asset
(ROA) Perbankan”, Jurnal Nomina, Vol. 1 No. 1 (2012): h. 36 7 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009),h. 118
6
Capital Adequacy Ratio (CAR) dijadikan alat ukur permodalan karena rasio
CAR digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk
menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, misalnya kredit
yang diberikan8. Semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank
tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang
berisiko. Seperti yang diteliti oleh Bambang Sudiyatno (2010) CAR menunjukkan
pengaruh positif terhadap profitabilitas bank, sedangkan penelitian Muh Sabir M
menunjukkan tidak adanya pengaruh rasio ini terhadap profitabilitas bank (2012).
Penelitian tersebut menunjukkan adanya hasil yang tidak konsisten sehingga perlu
dilakukan penelitian lanjutan.
Rasio penilaian kualitas aset digunakan untuk mengetahui kualitas aktiva
produktif. Penilaian tersebut dilakukan untuk melihat apakah aktiva produktif
digunakan untuk menghasilkan laba secara maksimal9. Non Performing Financing
(NPF) dijadikan alat ukur rasio kualitas aset karena Semakin tinggi rasio ini maka
akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah pembiayaan
bermasalah semakin besar dan menyebabkan kerugian, sebaliknya jika semakin
rendah NPF maka laba atau profitabilitas bank (ROA) tersebut akan semakin
meningkat. Seperti yang diteliti oleh Dhian Dayinta Pratiwi (2012) dan Dhika
Rahma Dewi (2010) menunjukkan pengaruh negatif terhadap profitabilitas bank.
Tetapi penelitian Aulia Fuad Rahman (2012) dan Dita Wulan Sari (2013)
menunjukkan NPF berpengaruh positif terhadap profitabilitas bank. Sedangkan
8 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009),
h.121 9 Dwi Nuraini Ihsan, Manajemen Treasury Bank Syariah, (Jakarta: UIN PRESS, 2015),
h. 367.
7
penelitian Erika Amelia (2015) dan Ahmad Syaugi (2012) menunjukkan tidak
adanya pengaruh rasio ini terhadap profitabilitas bank. Berdasarkan hasil dari
penelitian tersebut menunjukkan adanya hasil yang tidak konsisten sehingga perlu
dilakukan penelitian lanjutan.
Rasio CAR sangat penting karena permodalan bank merupakan sumber
penting untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank sehingga kinerja
dan profitabilitas bank akan tetap terjaga. Rasio NPF juga harus diperhatikan
karena dari tahun ke tahun semakin meningkat sehingga dikhawatirkan akan
menurunkan pendapatan dan profitabilitas bank.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai pengaruh Intellectual Capital, NPF dan CAR
terhadap Profitabilitas Bank Syariah dengan menuangkannya dalam penelitian
dengan judul “PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL, NPF DAN CAR
TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE 2008
– 2015”.
B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas dan agar pembahasan dalam
penelitian ini lebih terfokus dan tidak meluas, maka penulis membatasi
permasalahan sebagai berikut :
1. Profitabilitas dalam penelitian ini adalah Return On Assets (ROA)
sebagai variabel dependen.
8
2. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Intellectual Capital, NPF, dan CAR.
3. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
triwulan Bank Syariah Mandiri kuartal I tahun 2012 sampai dengan
kuartal IV tahun 2015.
4. Mengukur intellectual capital menggunakan metode M-VAIC.
5. Objek penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang ada, maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh Intellectual Capital (M-VAIC), NPF, dan
CAR secara simultan terhadap Return On Assets (ROA) Bank
Syariah?
2. Bagaimana pengaruh Intellectual Capital dengan (M-VAIC) secara
parsial terhadap Return On Assets (ROA) Bank Syariah?
3. Bagaimana pengaruh Non Performing Financing (NPF) secara
parsial terhadap Return On Assets (ROA) Bank Syariah?
4. Bagaimana pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR) secara
parsial terhadap Return On Assets (ROA) Bank Syariah?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari permasalahan diatas adalah :
1. Untuk menganalisis pengaruh intellectual capital (M-VAIC), NPF dan
CAR secara simultan terhadap Return On Assets (ROA)
9
2. Untuk menganalisis pengaruh intellectual capital (M-VAIC) secara
parsial terhadap Return On Assets (ROA)
3. Untuk menganalisis pengaruh Non Performing Financing (NPF)
secara parsial terhadap Return On Assets (ROA)
4. Untuk menganalisis pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR) secara
parsial terhadap Return On Assets (ROA)
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis, merupakan pembelajaran dan menambah wawasan
tentang Intellectual capital serta faktor-faktor yang mempengaruhi
profitabilitas bank syariah.
2. Dapat menambah khasanah pengetahuan dan referensi bagi penelitian
sejenis dan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dari penelitian
yang telah ada maupun yang akan dilakukan.
3. Bagi pihak perbankan, sebagai bahan masukan dan pertimbangan
dalam suatu pengambilan keputusan berdasarkan dari informasi yang
diperoleh untuk merencanakan strategi baru serta peningkatan kinerja
bank. Dan diharapkan dari hasil penelitian ini berfungsi sebagai
petunjuk bagi kinerja manajer perbankan syariah dalam mengelola
intellectual capital yang dimiliki sehingga dapat menciptakan nilai
lebih bagi perusahaan serta diharapkan menjadi sarana evaluasi
terhadap kinerja keuangan bank khususnya dalam upaya
mengoptimalkan dan meningkatkan profitabilitas bank.
10
4. Bagi pihak lain, diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan
referensi untuk menilai kinerja intellectual capital perbankan syariah
dan mengenai relevansi pengungkapan intellectual capital dalam
laporan keuangan. Karena belom ada standarisasi mengenai penyajian
dan pengungkapan intellectual capital dalam laporan keuangan
perusahaan. Serta membantu investor untuk mengetahui competitive
advantage suatu perusahaan perbankan syariah dengan melihat kinerja
intellectual capital dan variabel-variabel yang mempengaruhi
profitabilitas bank.
F. Hipotesis
Hipotesis yang akan dijawab pada penelitian ini adalah :
Ho : Intellectual Capital (M-VAIC), NPF, dan CAR tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROA
Ha : Intellectual Capital (M-VAIC), NPF, dan CAR berpengaruh
signifikan terhadap ROA
G. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, identifikasi masalah, batasan
dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, hipotesis dan
sistematika penulian.
BAB II : KAJIAN TEORITIS
11
Kajian teoritis, pada bab ini akan disajikan teori terkait intellectual capital,
Non Performing Financing, Capital adequancy Ratio dan Return On
Assets serta metode penghitungan intellectual capital dengan M-VAIC.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian, terdiri dari ruang lingkup penelitian, metode
pengumpulan data, metode analisis, dan penjelasan mengenai operasional
variabel.
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Analisis dan pembahasan, berisi data penelitian mengenai pengaruh
Intellectual capital, Non Performing Financing, Capital adequancy Ratio
terhadap Return On Assets Bank Syariah Mandiri periode 2012-2015,
hasil analisis regresi dan interpretasi.
BAB V : PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan
permasalahan yang telah dibahas sebelumnya dan saran mengenai
permasalahan yang terkait.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Intellectual capital (Modal Intelektual)
Beberapa tahun terakhir, perhatian terhadap pengelolaan intellectual
capital (IC) telah meningkat. Hal ini disebabkan karena adanya kesadaran
bahwa modal intelektual merupakan sumber daya bagi perusahaan untuk dapat
menciptakan nilai. Ketertarikan mengenai intellectual capital (IC) berawal
ketika Tom Stewart, Juni 1991, menulis sebuah artikel yang berjudul Brain
Power-How Intellectual capital Is Becoming America’s Most Valuabel Asset,
yang mengantar IC kepada agenda manajemen.10
Tabel 2. 1 Kronologi Kontribusi Signifikan terhadap Pengidentifikasian, Pengukuran dan
Pelaporan IC
Period Progress
Awal 1980-an Muncul pemahaman tentang intangibel value (biasanya
disebut “goodwill”)
Pertengahan1980-an Era informasi (information age) memegang peranan,
dan selisih (gap) antara nilai buku dan nilai pasar
semakin tampak jelas dibeberapa perusahaan.
Akhir 1980-an Awal usaha para konsultan (praktisi) untuk
membangun laporan/akun yang mengukur intellectual
capital (Sveiby 1988).
Awal 1990-an Prakarsa secara sistematis untuk mengukur dan
melaporkan persediaan perusahaan atas intellectual
10
Ihyaul Ulum, Intellectual capital Konsep dan Kajian Empiris, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2009), h. 18
13
capital kepada pihak eksternal (misalnya: Celemi and
Skandia, SCSI,1995).
Pada tahun 1990, Skandia AFS menugaskan Leif
Edvinsson sebagai “Direktur intellectual capital”. Hal
ini adalah untuk kali pertama bahwa tugas pengelolaan
intellectual capital diangkat pada posisi formal dan
mendapatkan legitimasi perusahaan.
Kaplan dan Norton memperkenalkan konsep tentang
balance scorecard (1992).
Pertengahan 1990-an Nokana dan Takeuchi (1995) mempresentasikan
karya yang sangat berpengaruh terhadap “penciptaan
pengetahuan perusahaan”. Meskipun buku ini
berkosentrasi pada “knowledge‟, pembedaan antara
pengetahuan dan intellectual capital dalam buku ini
cukup menunjukan bahwa mereka fokus pada
intellectual capital.
Pada tahun 1994, sumplemen laporan tahunan Skandia
dihasilkan. Sumplemen ini fokus pada penyajian dan
penilaian persediaan perusahaan atas intellectual
capital. Visualisasi IC menarik minat perusahaan lain
untuk mengikuti petunjuk Skandia.
Sensasi lainnya terjadi pada tahun 1995 ketika Celemi
menggunakan knowledge audit untuk menawarkan
suatu taksiran detail atas pernyataan intellectual
capitalnya.
Para pioner intellectual capital mempublikasikan
buku-buku laris dengan topik IC (Kaplan dan Norton,
1996; Edvison and Malone, 1997; Sveiby, 1997).
Karya Edvison and Malone lebih banyak mengupas
tentang proses dan „bagaimana‟ pengukuran IC.
14
Akhir 1990-an Intellectual capital menjadi topik popular dengan
koferensi para peneliti dan akademisi, working paper
dan publikasi lainnya menemukan audien.
Peningkatan jumlah proyek–proyek besar (misalnya
the MERITUM project; Danish; Stockholm) yang
diselenggarakan dengan tujuan antara lain, untuk
memperkenalkan beberapa penelitian tentang
intellectual capital.
Pada tahun 1999, OECD menyelenggarakan
simposium internasional tentang intellectual capital di
Amsterdam.
Sumber : Petty and Guthrie (2000) dalam Ulum (2009)
Ada banyak definisi berbeda mengenai modal intelektual (intellectual
capital) diantaranya:
1. Stewart, seperti dikutip oleh Ulum, mendefinisikan Intellectual capital
sebagai berikut:11
” The sum of everything in your company knows that gives you a
competitive edge in the market place, it is intellectual material–
knowledge, information, intellectual property, experience–that can be
put to use to create wealth”.
(Modal Intelektual yaitu jumlah dari semua orang di perusahaan yang
memberikan keunggulan kompetitif di pasar, yaitu materi intelektual -
pengetahuan, informasi, kekayaan intelektual, pengalaman - yang
dapat dimanfaatkan untuk menciptakan kekayaan),
11
Ibid, h. 19
15
2. Bontis, Mendifinisikan Intellectual capital sebagai12
:
“Intellectual capital is elusive, but once it is discovered and exploited,
it may provide an organisation with a new resource-base from which
to compete and win”.
(Modal Intelektual sulit dipahami, tetapi setelah modal intelektual
ditemukan dan dieksploitasi, akan memberikan sumber daya yang baru
untuk bersaing dan menang).
3. Sawarjuwono dan Kadir, mendefinisikan Intellectual capital:13
“Jumlah dari apa yang dihasilkan oleh tiga elemen utama organisasi
(Human Capital, Structural Capital, Customer Capital) yang berkaitan
dengan pengetahuan dan teknologi yang dapat memberikan nilai lebih
begi perusahaan berupa keunggulan bersaing organisasi.”
4. Michael Heng, seperti dikutip oleh Sangkala, mengartikan IC
sebagai14
:
“Aset berbasis pengetahuan dalam perusahaan yang menjadi basis
kompetensi inti perusahaan yang dapat mempengaruhi perkembangan
daya tahan dan keunggulan perusahaan”
5. Organization for Economic Co-operation and Development (OECD)
seperti dikutip oleh Ulum menjelaskan Intellectual Capital (IC)
sebagai:
12
Nick Bontis, Intellectual Capital: an Exploratory study that Develop Measure and
Models, Manajemen Decision, Vol.36, No.2, (1998), h.63 13
Sawarjuwono Tjiptohadi dan Agustine Prihatin Kadir, Intellectual capital: Perlakuan,
Pengukuran, dan Pelaporan (Sebuah Library Research), Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.5,
No. I (2003), h. 38 14
Sangkala, ”Intellectual capital Management Strategi Baru Membangun Daya Saing
Perusahaan”, (Jakarta: Yapensi, 2006), h.7
16
Nilai ekonomi dari dua kategori asset tak berwujud: (1) organizational
(structural) capital; dan (2) human capital. Organizational (structural)
capital meliputi didalamnya system software, jaringan distribusi, dan
rantai pasokan. Sedangkan Human capital meliputi sumber daya
manusia yang ada di dalam organisasi tersebut seperti karyawan dan
sumber daya eksternal yang berkaitan dengan organisasi, seperti
konsumen dan supplier15
.
Dengan demikian, intellectual capital merupakan aset tidak
berwujud perusahaan atau sumber daya berupa pengetahuan yang
tersedia pada perusahaan yang dapat menciptakan nilai bagi
perusahaan dan akan mendatangkan keuantungan dimasa depan. Aset
berbasis pengetahuan tersebut beerada di dalam diri anggota
perusahaan yang disebut dengan modal manusia (human capital) dan
di dalam organisasi yang disebut dengan modal struktural (structural
capital).dimana pengetahuan tersebut akan menjadi modal intelektual
bila diciptakan, dipelihara dan ditransformasi menjadi inovasi atau
strategi baru serta diatur dengan sebaik mungkin.
B. Komponen Intellectual capital
Dengan memahami komponen – komponen intellectual capital dalam
kaitannya dengan strategi pengelolaan intellectual capital (modal intelektual)
maka diharapkan dapat memberikan dasar bagi perusahaan untuk mampu
menciptakan nilai tambah. IFAC (International Federation of Accountants)
15
Ihyaul Ulum, Intellectual Capital Konsep Kajian Dan Empiris, (Yogyakarta: Graha
Ilmu,2009), h.21
17
mengklasifikasikan intellectual capital kedalam tiga kategori, yaitu:
organizational capital, relational capital, dan human capital. Berikut tabel
pengklasifikasian komponen intellectual capital tersebut16
.
Tabel 2. 2 Klasifikasi Intellectual Capital
Organizational Capital Relational Capital Human Capital
Intellectual Property : Brands Know-how
Patens Customers Education
Copyrights Customers loyalty Vocational qualification
Design rights Backlog orders Work-related knowledge
Trade Secret Company names Work-related
Trademarks Distribution channels Competencies
Service marks Bussiness Enterpreneurial spirit,
Infrastructure Assets : Collaboration innovativeness, proactive
Management philosophy Licensing agreements and reactive abilities,
Corporate culture Favourable contracts changebility,
Management Processes Franchising Psycometric valuation
Information systems Agreements
Networking systems
Financial relations
Sumber : IFAC (1998) dalam Ulum (2009)
Dalam penelitian kali ini, peneliti membahas komponen Intellectual
capital, yaitu Human Capital, Structural Capital dan Capital Employed.
1. Human Capital
Salah satu komponen dari Intellectual capital yang sangat
menentukan Intellectual capital yang efisien adalah Human Capital.
Human Capital merupakan unsur utama dalam modal intelektual. Human
Capital merupakan aktiva tak berwujud yang dimiliki perusahaan dalam
bentuk kemampuan intelektual, kreatifitas dan inovasi-inovasi yang
dimiliki karyawannya.
16
Ibid, h. 29
18
Human Capital merujuk kepada nilai pengetahuan, keterampilan,
inovasi dan pengalaman yang dimiliki oleh anggota perusahaan. Berbagai
ahli mendefinisikan human capital sebagai pengetahuan yang dimiliki oleh
karyawan perusahaan melalui proses pendidikan dan pelatihan. Edvinson
dan Malone mendefinisikan human capital sebagai kombinasi
pengetahuan, keterampilan, inovasi dan kemampuan anggota perusahaan
untuk melaksanakan tugas-tugasnya.17
Beberapa ahli menyatakan bahwa, peran modal manusia dalam
intellectual capital sangat penting, karena proses penciptaan modal
pelanggan (customer capital) berada pada komponen modal manusia
(human capital) dan kemudian di bantu oleh modal struktur (structural
capital). Modal manusialah yang berinteraksi dengan para pelanggan, yang
mengetahui apa pengetahuan, keterampilan dan nilai yang diharapkan
oleh pelanggan18
.
2. Structural Capital
Structural Capital merupakan sesuatu yang menjadikan perusahaan
tetap kokoh akibat nilai yang telah dicapai oleh perusahaan mulai bekerja
dengan sendirinya untuk kemajuan perusahaan. Structural Capital
termasuk didalamnya segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan
manusia, yaitu terdiri dari database, struktur organisasi, rangkaian proses,
strategi dan segala sesuatu yang menciptakan nilai perusahaan lebih tinggi
17
Sangkala, ”Intellectual capital Management Strategi Baru Membangun Daya Saing
Perusahaan”, (Jakarta: Yapensi, 2006), h.40 18
Ibid, h. 44
19
dari nilai meteriilnya. Perusahaan yang memiliki structural capital yang
kuat akan memiliki budaya yang mendukung individu-individu di
dalamnya untuk mencoba hal baru, untuk belajar lebih banyak, dan
mengalami kegagalan.
Advinson dan Malone mendefinisikan structural capital yang
diisitilahkan dengan modal perusahaan, sebagai kemampuan perusahaan
untuk membagi dan menggirimkan pengetahuan, dimana bentuknya dapat
berupa hardware, software, database, struktur perusahaan, hak paten, dan
trendmark19
3. Capital Employed atau Relational Capital20
Sedangkan tema utama dari Relational capital adalah
pengetahuan yang melekat dalam marketing channels dan customer
relationship dimana suatu organisasi mengembangkannya melalui
jalannya bisnis. Relational capital antara lain terdiri dari: merk,
pelanggan, loyalitas pelanggan, nama perusahaan, jaringan distribusi,
kolaborasi bisnis, perjanjian lisensi, kontrak yang menguntungkan dan
perjanjian franchise.
C. VAIC (Value Added Intellectual Coefficient)21
Metode Value Addde Intellectual capital Coefficient (VAIC)
dikembangkan oleh Ante Pulic pada tahun 1997 yang di desain untuk
19
Ibid, h.48 20
Ihyaul Ulum, Intellectual capital Konsep dan Kajian Empiris, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2009), h. 30 21
Ibid, h.86
20
menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud
(tangible asset) dan asset tidak berwujud (intangible asset) yang dimilkiki
perusahaan. VAIC merupakan instrument untuk mengukur kinerja intellectual
capital perusahaan. Pendekatan ini relatif mudah dan sangat mungkin untuk
dilakukan, karena dikonstruksi dari akun-akun dalam laporan keuangan
perusahaan (neraca, laba rugi).
Model VAIC dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk
menciptakan value added. Value Added adalah indikator paling objektif untuk
menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
penciptaan nilai (value creation). VA dihitung sebagai selisih antara output
dan input. Output (OUT) merepresentasikan revenue. Didalam laporan
keuangan terdapat dalam akun pendapatan operasional dan pendapatan non
operasional. Input (IN) mencakup seluruh beban yang digunakan dalam
meperoleh revenue. Hal paling penting dalam model ini adalah bahwa beban
karyawan (labour expenses) tidak termasuk dalam input. Karena peran
aktifnya dalam proses penciptaan nilai, maka intellectual potencial (yang
direpresentasikan dengan labour expenses) tidak dihitung sebagai biaya dan
tidak termasuk dalam kompunen IN, karena itu aspek kunci dalam model
Pulic ini adalah memperlakukan tenaga kerja sebagai entitas penciptaan nilai
(value creatio entity). Didalam laporan keuangan komponen IN terdapat
dalam akun bagi hasil untuk investor dana tidak terikat, beban penyisihan
penghapusan aktiva, beban estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi,
beban operasional (dikurang beban karyawan), dan beban non operasional.
21
Setelah memperoleh nilai value added, maka selanjutnya adalah
mencari informasi tentang seberapa efisien value added diciptakan. Caranya
adalah dengan mengitung komponen-komponen utama dari VAIC yaitu
VACA (Value Added Capital Employed), VAHU (Value Adde Human
Capital) dan STVA (Structural Capital Value Added).
a. VACA (Value Added Capital Employed)
VACA adalah indikator Value Added (VA) yang teercipta atas modal
yang diusahakan perusahaan dengan efisien. VACA ini
menggambarkan seberapa banayak nilai tambah perusahaan yang
dihasilkan dari modal yang digunakan. Didalam laporan keuangan,
capital employed terdapat dalam akun ekuitas. Jika 1 unit dari capital
employed menghasilkan return yang lebih besar daripada perusahaan
yang lain, maka berarti perusahaan tersebut lebih baik dalam
memanfaatkan capital employed-nya. Dengan demikian, pemanfaatan
capital employed yang baik merupakan IC perusahaan.22
b. VAHU (Value Adde Human Capital)
VAHU menunjukkan seberapa banyak Value Added dapat dihasilkan
dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. VAHU ini
mengindikasikan kemampuan HC (Human Capital) untuk
menciptakan nilai di dalam perusahaan. Didalam model ini, human
capital direpresentasikan oleh beban karyawan. Didalam laporan
keuangan human capital terdapat dalam akun beban personalia.
22
Ihyaul, Ulum, Intellectual capital Konsep dan Kajian Empiris, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2009), h. 87
22
c. STVA (Structural Capital Value Added)
STVA menunjukkan kontribusi structural capital (SC) dalam proses
penciptaan nilai. Besarnya nilai SC juga tergantung pada nilai human
capital (HC) pada perusahaan. Semakin besar kontribusi HC dalam
value creation maka akan semakin kecil kontribusi SC dalam hal
tersebut. Hal ini dikarenakan nilai SC didapatkan dari jumlah
pengurangan Value Added (VA) dengan Human Capital (HC).
Kamath mengelompokan kinerja bank berdasarkan IC ke dalam 4 (empat)
kategori, perbedaannya terletak pada nilai VAICTM
yang dijadikan dasar untuk
mengelompokan bank23
, yaitu:
1) “Top performers” – untuk bank dengan nilai VAICTM
di atas 5.
2) “Good performers” – untuk bank dengan nilai VAICTM
antara 4 dan 5.
3) “Common performers” – untuk bank dengan nilai VAICTM
antara 2.5 dan
4.
4) “Bad performers” – untuk bank dengan nilai VAICTM
di bawah 2.5.
D. M-VAIC (Modified Value Added Intellectual Coefficient)24
Modified VAIC (M-VAIC) merupakan model pengukuran kinerja
Intellectual capital yang berbasis pada modelnya Pulic, VAIC ™. Model ini
diawali dengan menempatkan perhitungan VA sebagai titik awal yaitu
dengan menggunakan rumus yang diusulkan oleh Pulic (2000a) :
VA = OP + EC + D + A
23
Ibid, h. 92 24
Ihyaul, Ulum, Intellectual capital Model Pengukuran Framework Pengungkapan dan
Kinerja Organisasi, (Malang: UMM Press, 2015), h. 111-113
23
OP adalah Operating Profit atau Laba Operasi, EC adalah employee costs
atau biaya karyawan, D adalah depreciation atau depresiasi, dan A adalah
amortisations atau amortisasi. Selain itu VA juga bisa dihitung dengan
formula awal dari Pulic (2000a) yaitu VA = OUT – IN. OUT adalah total
penjualan dan pendapatan lain, dan IN adalah beban penjualan dan biaya
biaya lain kecuali beban karyawan. Selanjutnya adalah menghitung
efisiensi dari IC dengan menggunakan model Pulic (VAIC ™) yang
dimodifikasi.
Menurut Pulic (2004), VAIC ™ merupakan hasil penjumlahan dari
intellectual capital efficiency (ICE) dan capital employed efficiency (CEE),
sementara ICE adalah HCE (human capital efficiency) ditambah SCE
(structural capital efficiency). Formula untuk menghitungnya adalah
sebagai berikut :
HCE = VA / HC (Pulic, 2000a)
• HCE = Human Capital Efficiency : rasio dariVA terhadap HC.
• VA = value added atau nilai tambah
• HC = Human Capital: total salaries and wages; beban karyawan.
SCE = SC / VA (Pulic, 2000a)
• SCE = Structural Capital Efficiency: rasio dari SC terhadap VA
• SC = Structural Capital: VA-HC
• VA = value added atau nilai tambah
Pulic (2004) berpendapat bahwa untuk memiliki gambaran yang
luas tentang efisiensi seluruh sumber daya, penting untuk mengambil
24
modal finansial atau modal fisik (capital employed) sebagai salah satu
pertimbangan. Efisiensi dari modal yang digunakan dapat diperoleh
dengan cara sebagai berikut :
CEE = VA / CE (Pulic, 2000a)
• CEE = Capital Employed Efficiency: rasio dari VA terhadap CE
• VA = value added atau nilai tambah
• CE = Capital Employed: nilai buku dari total aset perusahaan.
Menurut Brinker (1998), Stewart (1997), dan Draper (1998), IC
terdiri dari tiga komponen, yaitu human capital, structural capital,
customer capital. Sementara Sveiby (1998) menggunakan istilah external
structure, internal structure dan individual competence untuk ketiga
komponen IC tersebut. Oleh karena itu dalam M-VAIC ini CC ( dalam
penelitian ini digunakan istilah RC / Relational Capital) ditambahkan
dalam konstruksi ukuran kinerja IC. RC diproksikan dengan biaya
pemasaran (Nazari dan Herremans, 2007). RCE (relational capital
efficiency) dihitung dengan formula sebagai berikut :
RCE = RC / VA
• RCE = relational capital efficiency: rasio dari RC terhadap VA
• RC = Relational Capital: biaya pemasaran (Nazari & Herremans, 2007)
• VA = value added atau nilai tambah
Secara utuh, M-VAIC diformulasikan sebagai berikut:
1. M-VAIC = ICE + CEE (Pulic, 2000a)
2. ICE = HCE + SCE + RCE
25
3. HCE = VA / HC (Pulic, 2000a)
4. SCE = SC / VA (Pulic, 2000a)
5. RCE = RC / VA
6. CEE = VA / CE (Pulic, 2000a)
atau
M-VAIC25
= HCE + SCE + RCE + CEE
Gambar 2. 1 Konsep Perhitungan
Sumber : Jurnal M-VAIC, Asian Journal of Finance & Accounting Vol. 6 No.2
tahun 2014
25
Ihyaul Ulum, Imam Ghozali, dan Agus Purwanto, “Intellectual capital Performance of
Indonesian Banking Sector: A Modified VAIC (M-VAIC) Perspective”, Asian Journal of Finance &
Accounting, Vol. 6 No. 2 (December 2014) h. 104
26
E. Non Performing Financing
Non Performing Financing (NPF) pada Bank Syariah selalu digunakan
oleh bank pada saat mempublikasikan kondisi kinerja bank. NPF adalah
mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank syariah.
Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin
buruk. Bank dengan NPF yang tinggi akan memperbesar biaya baik pencadangan
aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap kerugian
bank26
. Rumus menghitung NPF sebagai berikut :
NPF = Pembiayaan (KL, D, M)
Pembiayaan
Kriteria Penilaian peringkat :
Tabel 2. 3 Kriteria Penilaian Peringkat NPF
Kriteria Penilaian NPF Keterangan
Peringkat 1 NPF < 2% Sangat Baik
Peringkat 2 2% ≤ NPF < 5% Baik
Peringkat 3 5% ≤ NPF < 8% Cukup Baik
Peringkat 4 8% ≤ NPF < 12% Kurang Baik
Peringkat 5 NPF ≥ 12% Tidak Baik
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS Tahun 2007
F. Capital Adequancy Ratio
CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank
yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank
lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, disamping memperoleh dana-
dana dari sumber luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-
lain. Dengan kata lain, Capital Adequacy Ratio adalah rasio kinerja bank untuk
26
Dwi Nuraini Ihsan, Manajemen Treasury Bank Syariah, (Jakarta: UIN PRESS, 2015),
h. 368.
27
mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang
mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. CAR
merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan
aktivanya sebagai akibat dari kerugian-keruagian bank yang disebabkan oleh
aktiva yang beresiko27
. Berdasarkan ketentuan bank Indonesia, bank yang
dinyatakan termasuk bank yang sehat harus memiliki CAR paling sedikit 8% dari
ATMR. Hal ini didasarkan pada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS (Bank for
International Settlements). Semakin besar Capital Adquacy Ratio (CAR) maka
keuntungan bank juga semakin besar. Dengan kata lain semakin kecil risiko suatu
bank maka semakin besar keuntungan yang diperoleh bank.
Rumus menghitung CAR/KPMM adalah sebagai berikut28
:
CAR = Mtier1 + Mtier2 + Mtier3 – Penyertaan
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
Dimana:
M tier1 : Modal inti
M tier2 : Modal pelengkap
M tier3 : Modal pelengkap tambahan
Penyertaan : Penanaman dana bank dalam bentuk saham pada
perusahaan yang bergerak di bidang keuangan syariah atau jenis transaksi
tertentu berdasarkan prinsip syariah yang berakibat Bank memiliki atau
27
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), h.
121. 28
Dwi Nuraini Ihsan, Manajemen Treasury Bank Syariah, (Jakarta: UIN PRESS, 2015),
h. 362.
28
akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan
syariah.
ATMR : Aktiva Tertimbang menurut risiko. Aktiva Tertimbang
menurut Risiko (ATMR) adalah nilai total masing-masing aktiva bank
setelah dikalikan dengan masing-masing bobot risiko aktiva tersebut.
Kriteria Penilaian peringkat :
Tabel 2. 4 Kriteria Penilaian Peringkat CAR
Kriteria Penilaian KPMM Keterangan
Peringkat 1 KPMM ≥ 12% Signifikan lebih tinggi
dari ketentuan
Peringkat 2 9% ≤ KPMM < 12% Lebih tinggi dari
ketentuan
Peringkat 3 8% ≤ KPMM < 9% Sedikit diatas dari
ketentuan
Peringkat 4 6% ≤ KPMM < 8% Sedikit dibawah dari
ketentuan
Peringkat 5 KPMM ≤ 6% Lebih rendah dari
ketentuan
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS Tahun 2007
G. Profitabilitas
Rasio rentabilitas atau profitabilitas merupakan alat untuk
menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan kemampuan bank
dalam menghasilkan laba. Penilaian rentabilitas dimaksudkan untuk
menilai kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Dalam perhitungan
rasio rentabilitas biasanya dicari hubungan timbal balik antarpos, yang
terdapat dalam laporan laba rugi ataupun hubungan timbal balik antar pos
yang terdapat dalam laporan laba rugi bankdengan pos-pos pada neraca
29
bank guna memperoleh berbagai indikasi yang bermanfaat dalam
mengukur tingkat efisiensi dan profitabilitas bank yang bersangkutan29
.
Analisis rasio rentabilitas suatu bank salah satunya adalah Return On
Assets. Profitabilitas sebagai salah satu acuan dalam mengukur besarnya
laba menjadi begitu penting untuk mengetahui apakah perusahaan telah
menjalankan usahanya secara efisien. Efisiensi sebuah usaha baru dapat
diketahui setelah membandingkan laba yang diperoleh dengan aset atau
modal yang menghasilkan laba tersebut.
Dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia
lebih mementingkan penilaian besarnya Return On Assets (ROA). Hal ini
dikarenakan Bank Indonesia sebagai Pembina dan pengawas perbankan
lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan
asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan
masyarakat30
. Maka dari itu, penelitian ini memilih variabel Return On
Assets (ROA) sebagai proksi dari Profitabilitas.
1. ROA (Return On Assets)
Adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara
laba (sebelum pajak) dengan total aset bank, rasio ini menunjukkan tingkat
efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan31
.
Formula Return On Assets adalah sebagai berikut :
29
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), h.118 30
Ibid h. 119 31
Slamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management,(Jakarta:lembaga penerbit
FEUI,2006 h. 156
30
ROA = Laba Sebelum Pajak X 100%
Total Aset (Rata-rata)
Rasio ini merupakan suatu ukuran untuk menilai seberapa besar
tingkat pengembalian (%) dari aset yang dimiliki. Apabila rasio ini tinggi
berarti menunjukkan adanya efisiensi yang dilakukan oleh pihak
manajemen32
. Rasio ROA yang semakin tinggi menunjukkan efisiensi dan
efektivitas pengelolaan aset yang berarti semakin baik. Jadi semakin tinggi
nilai ROA menunjukkan kinerja keuangan perusahaan semakin baik.
Tabel 2. 5 Kriteria Penilaian Peringkat ROA
Kriteria Penilaian ROA Keterangan
Peringkat 1 ROA > 1,5% Sangat tinggi
Peringkat 2 1,25% < ROA ≤ 1,5% Tinggi
Peringkat 3 0,5% < ROA ≤ 1,25% Cukup tinggi
Peringkat 4 0% < ROA ≤ 0,5% Rendah
Peringkat 5 ROA ≤ 0% Sangat rendah
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS Tahun 2007
H. Intellectual Capital dan Profitabilitas
Intelectual capital memiliki peran yang sangat penting dan
strategis di dalam perusahaan. Intellectual capital diyakini sebagai faktor
penggerak dan pencipta nilai perusahaan (value driver & creation).
penciptaan nilai yang tidak berwujud (intangible value creation) harus
mendapatkan perhatian yang cukup, karena hal ini memiliki dampak yang
sangat besar terhadap kinerja perusahaan. Harrison dan Sullvian dalam
Ulum menegaskan bahwa IC merupakan sumber daya yang terukur untuk
32
Ulfi kartika oktaviana dan fitriyah, Financial ratio to distinguish banks, islamic business
units and conventional banks in indonesia, (Jakarta: Kemenag RI, 2012) hal. 149
31
peningkatan competitive advantages, IC akan memberikan kontribusi
terhadap kinerja keuangan perusahaan33
.
Hubungan IC dengan kinerja keuangan perusahaan telah
dibuktikan secara empiris oleh beberapa peneliti dalam berbagai
pendekatan di beberapa negara. Firer dan Williams (2003) dan Ihyaul
Ulum (2008) telah membuktikan bahwa modal intelektual mempunyai
pengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan
menggunakan VAIC™ yang diformulasikan oleh Pulic (1998) sebagai
ukuran kemampuan intelektual. Ihyaul Ulum (2008), Nik dan Amin
(2009), Budi Artinah (2011), dan Hasna Fatima (2012), Faezal Thaib
(2013) juga telah membuktikan bahwa intellectual capital berpengaruh
positif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Oleh karena itu,
dengan pengelolaan intellectual capital yang baik perusahaan dapat
menciptakan value added yang berguna dalam peningkatan kinerja
perusahaan yang di proksikan dengan ROA.
Kemudian Menurut Santosus dan Surmacz, bagi perusahaan yang
mampu menciptakan dan mengembangkan, memelihara, mengungkit dan
memperbaharui intellectual capitalnya akan memiliki kemampuan
untuk menciptakan nilai (value) yang dapat meningkatkan
kekayaannya.34
Pencipataan nilai dalam konteks ini adalah dengan
33
Ihyaul Ulum, Intellectual capital Konsep dan Kajian Empiris, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009), h.94
34
Sangkala, ”Intellectual capital Management Strategi Baru Membangun Daya Saing
Perusahaan”, (Jakarta: Yapensi, 2006), h.6
32
memanfaatkan seluruh potensi yang di miliki perusahaan, baik karyawan
(human capital), aset fisik (pyhsical capital) maupun structural capital.
Pengelolaan yang baik atas seluruh potensi ini akan menciptakan
value added bagi perusahaan yang kemudian dapat mendorong kinerja
keuangan perusahahaan untuk kepentingan stakeholder35
.
Jadi, bagaimanapun juga intellectual capital diyakini dapat
berperan penting di dalam peningkatan kinerja perusahaan. Penelitian-
penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa intellectual capital
berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan yang diproksikan
dengan ROA. Intellectual capital merupakan sebuah pengetahuan yang
dapat membantu perusahaan dalam menciptakan suatu produk inovatif.
Dengan produk inovatif bank dapat meningkatkan penjualannya,
sehingga peningkatan penjualan berdampak pada peningkatan laba
yang dihasilkan.
Karena tujuan akhir dari aktifitas bank adalah menghasilkan laba.
Laba meningkat maka profitabilitas bank akan meningkat, Oleh karena
itu semakin tinggi modal intelektual maka laba semakin meningkat,
sehingga terjadi peningkatan profitabilitas perusahaan.
Apabila intellectual capital meningkat, maka kinerja keuangan
akan semakin meningkat, begitu juga sebaliknya. Intellectual capital
dikatakan sebagai asset yang secara alami tidak nyata, yang sekarang
35
Ihyaul Ulum, Intellectual capital Konsep dan Kajian Empiris, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2009), h.6
33
ini dapat diterima dan dinyatakan sebagai suatu asset utama perusahaan
dalam bentuk strategi dan inovasi baru yang dapat meningkatkan
kemampuan perusahaan dalam bersaing dan dapat meningkatkan
kinerja perusahaan tersebut.
I. NPF dan Profitabilitas
Menurut M. Kabir Hassan, tingkat profitabilitas bank dipengaruhi
oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal. Beberapa faktor
tersebut adalah karakteristik bank, indikator makro, perpajakan, struktur
keuangan, kualitas asset, modal, dan likuiditas.36
Menurut Lukman Dendawijaya37
, Implikasi bagi pihak bank
sebagai akibat dari timbulnya kredit bermasalah dapat berupa:
1. Hilangnya kesempatan memperoleh income (pendapatan) dari
kredit yang diberikannya, sehingga mengurangi perolehan laba
dan berpengaruh buruk bagi rentabilitas bank.
2. Rasio kualitas aktiva produktif atau yang lebih dikenal dengan
BDR (Bad Debt Ratio) menjadi semakin besar yang
menggambarkan terjadinya situasi yang memburuk.
3. Bank harus memperbesar penyisihan untuk cadangan aktiva
produktif yang di klasifikasikan berdasarkan ketentuan yang
ada. Hal ini pada akhirnya akan mengurangi besarnya modal
36
Muhammad Kabir Hassan, dan Abdel-Hameed M. Bashir, “Determinants of Islamic
Banking Profitabilitas”. ERF paper , International Journal. (2002), hlm. 15-18. 37
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), h.82
34
bank dan akan sangat berpengaruh terhadap CAR (Capital
Adequancy Ratio).
4. Return On Assets (ROA) mengalami penurunan.
5. Dapat menurunnya nilai tingkat kesehatan bank berdasarkan
perhitungan menurut metode CAMEL.
Rasio kualitas aset dalam penelitian ini diproksikan dengan NPF.
Jika NPF tidak ditangani dengan tepat akan menghilangkan kesempatan
untuk mendapatkan income dari pembiayaan yang diberikan sehingga
akan mengurangi laba dan mengurangi kemampuan bank untuk
memberikan pembiayaan. Banyaknya pembiayaan yang bermasalah
membuat bank syariah tidak berani meningkatkan penyaluran pembiayaan
secara optimal dan dapat menurunkan profitabilitas bank. Teori ini di
dukung oleh penelitian Dhika Rahma Dewi (2010) dan Dhian Dayinta
Pratiwi (2012).
J. CAR dan Profitabilitas
CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk
menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-keruagian
bank yang disebabkan oleh aktiva yang beresiko38
.
Semakin besar rasio CAR, maka akan semakin rendah
kemungkinan timbulnya kerugian bank akibat aktiva yang berisiko dan
juga dapat meningkatkan kepercayaan terhadap masyarakat. Dengan
38
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), h.
121.
35
semakin rendah kemungkinan timbulnya kerugian bank, maka semakin
besar pula tingkat profitabilitas suatu bank. Dengan demikian semakin
besar rasio CAR maka semakin besar pula profitabilitas bank.
Bank perlu mempertahankan atau meningkatkan nilai CAR sesuai
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu minimal 8%, karna dengan
mempunyai modal yang cukup maka bank dapat melakukan usaha yang
semakin luas dan dengan tujuan untuk meningkatkan profitabilitas. Teori
ini didukung oleh penelitian Bambang sudiyanto (2010), Rahmat
Abdillah (2015) dan Fitriani Prastiyaningtyas (2010).
36
K. Kerangka Konsep
Gambar 2. 2
Kerangka Konsep
37
L. Review Studi Terdahulu
Tabel 2. 6 Ringkasan Studi Terdahulu
No Peneliti dan
Judul
Varibel &
Metode
Hasil Persamaan Perbedaan
1 Siti
Nurhotimah.
Skripsi. UIN
Jakarta
(2015)
“Pengaruh
Intellectual
Capital,
Modal, dan
Likuiditas
terhadap
Probabilitas
Bank Umum
Syariah di
Indonesia”
Variabel
Y :
Profitabilitas
X :
Intellectual
Capital
(VAICTM
),
Rasio Equity
to Total
Asset, dan
Finance to
Deposit
Ratio (FDR)
Metode :
regresi data
panel
Common
Effec Model
Intellectual
Capital dan
Modal
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
probabilitas
tema
penelitian
terkait
dengan
intellectual
capital dan
penggunaan
variabel
ROA sebagai
proksi dari
profitabilitas.
Alat ukur
untuk
mengukur
intellectual
capital yaitu
M-VAIC dan
penambahan
variabel
independen
yaitu NPF
dan CAR.
2. Damar Asih
Dwi
Rachmawati.
Jurnal
Nomina Vol
1 No.1
Variabel
Y : Return
On Assets
(ROA)
X :
Intellectual
Hasil
menunjukka
n bahwa
terdapat
pengaruh
positif
Penggunaan
ROA sebagai
variabel
dependen
dan IC
sebagai
Alat ukur
untuk
mengukur
intellectual
capital yaitu
M-VAIC dan
38
(2012)
“Pengaruh
Intellectual
capital
Terhadap
Return On
Asset (ROA)
Perbankan”
Capital
(VAICTM
)
Metode :
Analisis
Regresi
Linier
Sederhana
antara
intellectual
capital
terhadap
Return On
Asset
(ROA).
variabel
independen.
penambahan
variabel
independen
yaitu NPF
dan CAR.
3. Ihyaul Ulum,
Imam
Ghozali dan
Agus
Purwanto,
Asian
Journal of
Finance &
Accounting,
Vol.6, No.2
(2014)
“Intellectual
capital
Performance
of Indonesian
Banking
Sector : A
Modified
VAIC (M-
VAIC)
Perspective”
Variabel :
HCE
(Human
Capital
Efficiency),
SCE
(Structural
Capital
Efficiency) ,
CEE (Capital
Employed
Efficiency),
RCE
(Relational
Capital
Efficiency)
Metode :
deskriptif
dengan
pendekatan
Nilai M-
VAIC
sektor
perbankan
Indonesia
memiliki
range agak
panjang,
yaitu antara
-21,41
sampai
5.20. Berdas
arkan nilai
M-VAIC,
kinerja IC
diklasifikasi
kan menjadi
empat, yaitu
Top
Performers,
Good
Performers,
Menggunaka
n metode M-
VAIC untuk
mengukur
Intellectual
capital
Menganalisis
menggunakan
regresi linier
berganda
dengan
penambahan
variabel NPF
dan CAR
sebagai
variabel
independen
dan
menggunakan
ROA sebagai
variabel
dependen.
39
kuantitatif
Common
Performers,
dan Bad
Performers.
Hasil
penelitian
menunjukka
n bahwa
tiga dari
empat bank
pemerintah
di Indonesia
berada di
kategori Top
Performers.
4. Dhian
Dayinta
Pratiwi
Universitas
Diponegoro
Semarang
(2012)
“Pengaruh
CAR, BOPO,
NPF dan
FDR
terhadap
ROA Bank
Umum
Syariah
Variabel
Y : ROA
X : CAR,
BOPO, NPF,
FDR
Metode :
Regresi
Linier
Berganda
CAR
berpengaruh
negatif
tetapi tidak
signifikan
terhadap
ROA
.sedangkan
variabel
FDR
berpengaruh
positif
terhadar
ROA. Dan
variabel
BOPO dan
Penggunaan
ROA sebagai
variabel
dependen
dan
penggunaan
variabel
CAR, NPF
sebagai
variabel
independen
Objek pada
penelitian
adalah Bank
Syariah
Mandiri
periode 2008-
2015 serta
penambahan
variabel
independen
yaitu
intellectual
capital
dengan M-
VAIC serta
tidak
40
periode
2005-2010”
NPF
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap
ROA
memakai
variabel
BOPO dan
FDR.
5. Rowland
Bismark
Fernando
Pasaribu,
Dionysia
Kowanda,
Sugiharti
Binastuti,
Ade
Prasetyo.
Jurnal
Ekonomi &
Bisnis Vol.8
No.3 (2014)
“Pengaruh
Intellectual
Capital,
BOPO, DER
dan LDR
Terhadap
Return On
Assets
Emiten
Perbankan di
Variabel
Y : ROA
X :
Intellectual
Capital
(VAICTM
),
BOPO, DER,
LDR
Metode :
Regresi
Linier
Berganda
STVA dan
VACA
berpengaruh
terhadap
ROA,
BOPO ,
DER
berpengaruh
signifikan
negatif
terhadap
ROA, dan
LDR
berpengaruh
positif
terhadap
ROA tetapi
VAHU
tidak
berpengaruh
terhadap
ROA.
Menggunaka
n variabel IC
sebagai
variabel
independen
dan
menggunaka
n variabel
ROA sebagai
variabel
dependen.
Alat ukur
untuk
mengukur
intellectual
capital yaitu
M-VAIC dan
penelitian ini
menggunakan
variabel NPF
dan CAR
sebagai
variabel
dependen.
41
Bursa Efek
Indonesia
Periode
2008-2012”
6. Erika
Amelia, Al-
Iqtishad Vol
VII No.2 Juli
(2015)
“Rasio
Keuangan
dan
pengaruhnya
terhadap
Profitabilitas
di Perbankan
Syariah”
Variabel
Y : ROA
X : CAR,
NPF, FDR,
BOPO
Metode :
regresi linier
berganda
Variabel
CAR, NPF,
FDR,
BOPO
Secara
simultan
berpengaruh
terhadap
ROA.
Sedangkan
Variabel
bopo secara
parsial
berpengaruh
terhadap
ROA.
Penggunaan
variabel
CAR dan
NPF sebagai
variabel
independen
serta
penggunaan
ROA sebagai
variabel
dependen
Objek pada
penelitian
yang akan
dilakukan
oleh penulis
adalah Bank
Syariah
Mandiri
periode 2008-
2015 serta
penambahan
variabel
independen
yaitu
intellectual
capital
dengan M-
VAIC serta
tidak
memakai
variabel
BOPO dan
FDR.
7. Ihyaul Ulum,
dkk. Paper
dalam
Variabel
Y :
Profitabilitas
VACA
berhubunga
n positif dan
Penggunaan
IC sebagai
variabel
Menggunaka
n variabel
NPF dan
42
“Simposium
Nasional
Akuntansi
XU
Pontianak
(2008)
“Intellectual
Capital dan
Kinerja
Keuangan
Perusahaan:
suatu analisis
dengan
pendekatan
Partial Least
Square”
yang di
proksikan
dengan ROA
dan
Produktifitas
yang di
proksikan
dengan ATO
X :
Intellectial
Capital
(VAICTM
),
Rate of
Growth of IC
(ROGIC)
Metode :
Partial Least
Square
signifikan
terhadap
kinerja
keuangan
perusahaan
sementara
STVA
hanya
berhubunga
n dengan
ROA, dan
VAHU
hanya
berhubunga
n dengan
Produktifita
s ATO.
Serta tidak
ada
pengaruh
ROGIC
terhadap
kinerja
keuangan
perusahaan
di masa
depan.
independen
dan ROA
sebagai
variabel
dependen.
CAR sebagai
variabel
dependen
serta
penggunaan
Bank Syariah
Mandiri
sebagai objek
penelitian.
Sumber : Data diolah
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini menggunakan
pendekatan kuantitatif, yaitu data penelitian berupa angka-angka dan
analisis menggunakan statistik39
serta menampilkan hasilnya. Kemudian
menerangkan hubungan hubungan, membuat hipotesis, menjawab rumusan
masalah yang telah dibuat serta membuat kesimpulan.
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat Kuantitatif Deskriptif, yaitu penelitian yang
menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap
data40
. Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dari data data rasio
ROA , NPF, CAR dan Intellectual capital dengan M-VAIC yang diperoleh
dari Laporan Keuangan triwulan Bank Syariah Mandiri dari periode 2008
– 2015.
3. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif karena data yang
digunakan berupa angka-angka. Sedangkan Sumber Data yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari neraca
39
Sugiyono, metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D, Alfabeta, 2009, h. 7 40
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, cet XIII (Jakarta; PT.
Rineka Cipta, 2006), h. 12
44
dan laporan laba rugi Bank Syariah Mandiri dari periode 2012 - 2015.
Data yang digunakan bersumber dari laporan keuangan publikasi bank di
website Bank Indonesia.
4. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi penelitian ini adalah 12 Bank Umum Syariah. Adapun
penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan purposive sampling,
yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria dan tujuan. Bank Syariah
Mandiri dipilih karena merupakan Bank Umum Syariah (BUS) yang sampai
dengan 2015 masih menempati posisi sebagai bank syariah dengan pangsa
pasar dan aset terbesar dalam industri perbankan syariah di Indonesia. Per
akhir 2015, aset BSM telah mencapai sebesar Rp70,37 triliun, pembiayaan
yang disalurkan sebesar Rp51,09 triliun, sedangkan dana pihak ketiga
(DPK) yang berhasil dihimpun dari masyarakat mencapai sebesar Rp62,11
triliun41
serta BSM menyediakan laporan keuangan triwulan yang tersedia
secara lengkap selama periode 2008-2015.
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan dan membaca
buku-buku dari beberapa literatur, jurnal ilmiah, dan bahan-bahan
yang berkaitan dan mendukung penelitian ini seperti Buku
Intellectual capital Model Pengukuran Framework Pengungkapan
41
Annual Report Bank Syariah Mandiri tahun 2015, h. 88
45
dan Kinerja Organisasi, Intellectual Capital Kajian Konsep dan
Empiris karya Ihyaul Ulum dan Buku Intellectual capital
Management Strategi Baru Membangun Daya Saing Perusahaan
karya Sangkala.
b. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data laporan
keuangan Bank Syariah Mandiri periode 2008 – 2015.
6. Teknik Pengolahan Data
Guna mengubah data mentah menjadi data yang dapat terbaca dan
terinterpretasi dengan baik, maka dalam penelitian ini data diambil dari
setiap akun akun yang dibutuhkan untuk perhitungan dan penilaian
intellectual capital yang menggunakan metode M-VAIC (Modified
Value Add Intellectual capital) kemudian diolah menjadi rasio
menggunakan rumus untuk pengukuran M-VAIC. Serta nilai rasio
ROA, NPF dan CAR yang diambil dari laporan keuangan.
7. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam menganalisis data penelitian ini
adalah analisis kuantitatif. Penggunaan analisis kuantitatif disebabkan
data yang diperoleh berbentuk numeric yang diperoleh secara sekunder
lalu dilakukan analisis regresi linier berganda menggunakan bantuan
software pengolah data statistik, SPSS for windows version 23.00.
46
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan
teknik analisis:
a. Statistik Deskriptif
Penggunaan statistik deskriptif variabel penelitian dimaksudkan agar
dapat memberikan penjelasan yang memudahkan peneliti dalam
menginterpretasikan hasil analisis data dan pembahasannya. Statistik
deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data serta
penyajiannya yang biasanya disajikan dalam bentuk tabulasi baik secara grafik
dan atau numerik. Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi dari variabel independen
dan dependen.
b. Uji Asumsi Klasik
Berbeda dengan alat analisis lainnya, regresi linear ganda memerlukan
uji persyaratan yang sangat ketat. Perlu dilakukan beberapa uji asumsi klasik,
yaitu uji normalitas, uji autokorelasi, uji heteroskedasrisitas, dan uji
multikolinearitas.
1). Uji normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.42
Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi data
normal atau mendekati normal. Untuk melihat normalitas data maka dilakukan
Uji Kolomogorov Smirnov. Test ini digunakan untuk menguji hipotesis
42
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang: Universitas
Diponegoro,2009), h. 160
47
komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal yang
tersusun pada tabel distribusi frekuensi kumultif dengan menggunakan kelas-
kelas interval.
Hipotesis:
Ho : sampel data berdistribusi normal
H1 : sampel data tidak berdistribusi normal
Pedoman pengambilan keputusan pada uji ini adalah:
Jika Sig/Probabilitas > 0,05, Distribusi adalah normal
Jika Sig/Probabilitas < 0,05, Distribusi adalah tidak normal
2). Uji Autokorelasi
Salah satu asumsi dari model regresi linear klasik ialah bahwa tidak ada
autokorelasi atau korelasiserial. Autokorelasi merupakan korelasi antara
anggota seri observasi yang disusun menurut urutan waktu atau urutan
tempat,atau korelasi yang timbul pada dirinya sendiri. Uji autokorelasi
bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode t-1 (sebelumnya)43
. Ada beberapa cara digunakan untuk mendeteksi
ada tidaknya autokorelasi. Salah satunya Uji Durbin-Watson (DW Test),
dengan ketentuan:
Terjadi autokorelasi positif, jika nila DW di bawah -2 (DW < -2)
Tidak terjadi autokorelasi jika nilai DW berada di antara -2 dan +2 atau -2
< DW < 2
43
Ibid, h. 110
48
Terjadi autokorelasi negatif jika nilai DW di atas 2 (DW > 2)
3). Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang Homoskedatisitas atau tidak terjadi
Heteroskesdatisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi
Heteroskedastisitas karena data menghimpun data yang mewakili berbagai
ukuran (kecil, sedang dan besar)44
.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat
dengan ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Dengan dasar
analisis Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka
mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi, jika tidak ada
pola yang jelas, serta titik-titik melebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4). Uji Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Multikolonieritas yaitu kondisi dimana antara variabel bebas yang satu
memiliki hubungan linear dengan variabel bebas yang lain. Hal tersebut akan
44
Ibid, h. 140
49
menyebabkan terjadinya varian koefisien korelasi regresi menjadi lebih besar
sehingga akan sulit menentukan estimasi yang tepat. Akibat lain yang
mungkin terjadi adalah banyaknya variabel yang tidak signifikan tetapi
koefisien determinasi (R2) tetap tinggi.
Ada berbagai cara untuk menentukan apakah model memiliki gejala
multikolonieritas. Salah satunya dengan Uji VIF (Variance Inflation Factor).
Jika VIF < 5 dan Tolerance mendekati 1, maka tidak terjadi multikolinearitas
antar variabel bebas45
.
c. Uji Hipotesis
Model regresi yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + €
Dimana :
Y = variabel terikat
X1 = variabel bebas
α = konstanta
β = koefisien regresi
€ = error term
1). Uji Simultan (Uji F)
Uji Simultan (uji F-Statistik) digunakan untuk menguji besarnya
pengaruh dari seluruh variabel independen (Intellectual Capital, NPF, CAR)
secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dan dependen (ROA).
45
Ibid, h. 105
50
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai F- hitung dengan F-tabel
dan melihat tingkat signifikansi. Jika nilai F-hitung > F-tabel, dan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5% berarti variabel independen secara
simultan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
2). Uji Parsial (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen46
. Pedoman pengambilan keputusan pada uji ini adalah:
a. Jika t hitung < t tabel maka variabel independen secara
individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
b. Jika t hitung > t tabel maka variabel independen secara
individual berpengaruh terhadap variabel dependen.
Berdasarkan signifikansi :
Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak
Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
3). Uji Koefisien Determinasi
Uji ini digunakan untuk menjelaskan besarnya kontribusi atau pengaruh
variabel independen yaitu MVAIC terhadap variabel dependen yaitu ROA dan
ROE. Nilai koefisien ini antara nol dan satu, jika nilainya kecil maka
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat
terbatas, jika nilainya mendekati satu maka variabel independen mampu
46
Imam Ghozali, Aplikasi Multivariate dengan program IBM SPSS 21 edisi 7, Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), h. 97
51
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen.
Besarnya koefisien determinasi (R2) didapat dari mengkuadratkan
koefisien korelasi (R). Semakin besar R2
maka semakin besar (kuat) pula
hubungan antara variabel terikat dengan satu atau banyak variabel bebas47
.
Angka koefisien korelasi yang dihasilkan dalam uji ini dapat berguna untuk
menunjukkan kuat lemahnya hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen.
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
a). Intellectual Capital yang di proksikan dengan M-VAIC (Modified
Value Added Intellectual Coefficient)48
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menghitung nilai M-VAIC
adalah:
Model ini diawali dengan menempatkan perhitungan VA sebagai titik
awal yaitu dengan menggunakan rumus yang diusulkan oleh Pulic
(2000a) :
VA = OP + EC + D + A
47
Nachrowi Djalal Nachrowi dan hardius usman, Pendekatan Populer dan Praktis
Ekonometrika untuk analisis ekonomi dan Keuangan, Jakarta: lembaga penerbit FEUI, 2006
hal.125 48
Ihyaul, Ulum, Intellectual capital Model Pengukuran Framework Pengungkapan dan
Kinerja Organisasi, (Malang: UMM Press, 2015), h. 111-113
52
OP adalah Operating Profit atau Laba Operasi, EC adalah employee costs
atau biaya karyawan, D adalah depreciation atau depresiasi, dan A adalah
amortisations atau amortisasi. Selanjutnya adalah menghitung efisiensi
dari IC dengan menggunakan model Pulic (VAIC ™) yang dimodifikasi.
Menurut Pulic (2004), VAIC ™ merupakan hasil penjumlahan dari
intellectual capital efficiency (ICE) dan capital employed efficiency (CEE),
sementara ICE adalah HCE (human capital efficiency) ditambah SCE
(structural capital efficiency). Formula untuk menghitungnya adalah
sebagai berikut :
HCE = VA / HC (Pulic, 2000a)
• HCE = Human Capital Efficiency : rasio dariVA terhadap HC.
• VA = value added atau nilai tambah
• HC = Human Capital: total salaries and wages; beban karyawan.
SCE = SC / VA (Pulic, 2000a)
• SCE = Structural Capital Efficiency: rasio dari SC terhadap VA
• SC = Structural Capital: VA-HC
• VA = value added atau nilai tambah
Pulic (2004) berpendapat bahwa untuk memiliki gambaran yang luas
tentang efisiensi seluruh sumber daya, penting untuk mengambil modal
finansial atau modal fisik (capital employed) sebagai salah satu
pertimbangan. Efisiensi dari modal yang digunakan dapat diperoleh
dengan cara sebagai berikut :
CEE = VA / CE (Pulic, 2000a)
53
• CEE = Capital Employed Efficiency: rasio dari VA terhadap CE
• VA = value added atau nilai tambah
• CE = Capital Employed: nilai buku dari total aset perusahaan.
Menurut Brinker (1998), Stewart (1997), dan Draper (1998), IC terdiri dari
tiga komponen, yaitu human capital, structural capital, customer capital.
Sementara Sveiby (1998) menggunakan istilah external structure, internal
structure dan individual competence untuk ketiga komponen IC tersebut.
Oleh karena itu dalam M-VAIC ini CC ( dalam penelitian ini digunakan
istilah RC / Relational Capital) ditambahkan dalam konstruksi ukuran
kinerja IC. RC diproksikan dengan biaya pemasaran (Nazari dan
Herremans, 2007). RCE (relational capital efficiency) dihitung dengan
formula sebagai berikut :
RCE = RC / VA
• RCE = relational capital efficiency: rasio dari RC terhadap VA
• RC = Relational Capital: biaya pemasaran (Nazari & Herremans, 2007)
• VA = value added atau nilai tambah
Secara utuh, M-VAIC diformulasikan sebagai berikut:
7. M-VAIC = ICE + CEE (Pulic, 2000a)
8. ICE = HCE + SCE + RCE
9. HCE = VA / HC (Pulic, 2000a)
10. SCE = SC / VA (Pulic, 2000a)
11. RCE = RC / VA
54
12. CEE = VA / CE (Pulic, 2000a)
atau
M-VAIC49
= HCE + SCE + RCE + CEE
b). Non Performing Financing (NPF)
Rumus menghitung NPF sebagai berikut :
NPF = Pembiayaan (KL, D, M)
Pembiayaan
c). Capital Adequancy Ratio (CAR)
Rumus menghitung CAR/KPMM adalah sebagai berikut50
:
CAR = Mtier1 + Mtier2 + Mtier3 – Penyertaan
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
Dimana:
M tier1 : Modal inti
M tier2 : Modal pelengkap
M tier3 : Modal pelengkap tambahan
Penyertaan : Penanaman dana bank dalam bentuk saham pada
perusahaan yang bergerak di bidang keuangan syariah atau jenis transaksi
tertentu berdasarkan prinsip syariah yang berakibat Bank memiliki atau
akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan
syariah.
49
Ihyaul Ulum, Imam Ghozali, dan Agus Purwanto, “Intellectual capital Performance of
Indonesian Banking Sector: A Modified VAIC (M-VAIC) Perspective”, Asian Journal of Finance
& Accounting, Vol. 6 No. 2 (December 2014) h. 104
50
Dwi Nuraini Ihsan, Manajemen Treasury Bank Syariah, (Jakarta: UIN PRESS, 2015),
h. 362.
55
ATMR : Aktiva Tertimbang menurut risiko. Aktiva Tertimbang
menurut Risiko (ATMR) adalah nilai total masing-masing aktiva bank
setelah dikalikan dengan masing-masing bobot risiko aktiva tersebut.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kinerja Keuangan yang
diproksikan dengan ROA.
a. Return On Assets (ROA)
Formula Return On Assets adalah sebagai berikut :
ROA = Laba Sebelum Pajak X 100%
Total Aset (Rata-rata)
56
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Bank Syariah Mandiri51
Krisis multi-dimensi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-
1998 membawa hikmah tersendiri bagi tonggak sejarah Sistem Perbankan
Syariah di Indonesia. Di saat bank-bank konvensional terkena imbas dari
krisis ekonomi, saat itulah berkembang pemikiran mengenai suatu konsep
yang dapat menyelamatkan perekonomian dari ancaman krisis yang
berkepanjangan.
Di sisi lain, untuk menyelamatkan perekonomian secara global,
pemerintah mengambil inisiatif untuk melakukan penggabungan (merger)
4 (empat) Bank milik pemerintah, yaitu Bank Dagang Negara, Bank Bumi
Daya, Bank Exim dan Bapindo, menjadi satu, satu Bank yang kokoh
dengan nama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. pada tanggal 31 Juli 1999.
Kebijakan penggabungan tersebut juga menetapkan PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk sebagai pemilik mayoritas PT Bank Susila Bakti (BSB). PT
BSB merupakan salah satu Bank konvensional yang dimiliki oleh Yayasan
Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota
Prestasi.
51
Annual Report Bank Syariah Mandiri Tahun 2015 h. 57
57
Untuk keluar dari krisis ekonomi, PT BSB juga melakukan upaya
merger dengan beberapa Bank lain serta mengundang investor asing.
Sebagai tindak lanjut dari pemikiran Pengembangan Sistem Ekonomi
Syariah, pemerintah memberlakukan UU No.10 tahun 1998 yang memberi
peluang bagi Bank Umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking
system). Sebagai respon, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melakukan
konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah,
yang bertujuan untuk mengembangkan Layanan Perbankan Syariah di
kelompok perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa
pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk
melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari Bank Konvensional
menjadi Bank Syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan
Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastruktur, sehingga kegiatan
usaha BSB berhasil bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi
Bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank
Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH,
No. 23 tanggal 8 September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah
dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No.
1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat
Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP. DGS/
58
1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri
(BSM).
Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank
Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25
Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. PT Bank Syariah Mandiri
hadir dan tampil dengan harmonisasi idealisme usaha dengan nilai-nilai
spiritual. Bank Syariah Mandiri tumbuh sebagai bank yang mampu
memadukan keduanya, yang melandasi kegiatan operasionalnya.
Harmonisasi idealisme usaha dan nilai-nilai spiritual inilah yang menjadi
salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di
perbankan Indonesia.
B. Deskripsi Data Penelitian
1. Return On Assets (ROA) Bank Syariah Mandiri triwulan I tahun 2008 –
triwulan IV tahun 2015
Tabel 4. 1 Perkembangan ROA Bank Syariah Mandiri
PERIODE Return On Assets (ROA)
TAHUN KUARTAL
2015
I 0,0081
II 0,0055
III 0,0042
IV 0,0056
2014
I 0,0177
II 0,0066
III 0,008
IV 0,0017
2013
I 0,0256
II 0,0179
III 0,0151
59
IV 0,0153
2012
I 0,0217
II 0,0225
III 0,0222
IV 0,0225
2011
I 0,0222
II 0,0212
III 0,0203
IV 0,0195
2010
I 0,0204
II 0,0222
III 0,023
IV 0,0221
2009
I 0,0208
II 0,02
III 0,0211
IV 0,0223
2008
I 0,0205
II 0,0194
III 0,0191
IV 0,0183
rata-rata 0,0173
Tabel diatas menunjukkan pertumbuhan nilai ROA Bank Syariah
Mandiri, ROA menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam
menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset yang dimiliki. Dari tabel
diatas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai ROA Bank Syariah Mandiri
1,73%. Rata-rata nilai ROA Bank Syariah Mandiri menduduki peringkat
ke 1 yang artinya kemampuan rentabilitas atau profitabilitas sangat tinggi
untuk mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan modal. Bank
Syariah Mandiri dinilai sangat mampu mengelola aktiva untuk
meningkatkan pendapatan atau menekan biaya.
60
2. Hasil Perhitungan Modified VAIC (MVAIC) Bank Syariah Mandiri
triwulan I tahun 2008 – triwulan IV tahun 2015
Tabel 4. 2 Perkembangan MVAIC Bank Syariah Mandiri
PERIODE Modified VAIC (MVAIC)
TAHUN KUARTAL
2015
I 4,73
II 3,15
III 2,94
IV 2,88
2014
I 4,83
II 3,24
III 2,97
IV 2,64
2013
I 5,17
II 3,79
III 3,39
IV 3,44
2012
I 4,25
II 3,95
III 3,91
IV 3,87
2011
I 4,22
II 3,61
III 3,47
IV 3,37
2010
I 5,55
II 4,49
III 4,25
IV 3,66
2009
I 5,82
II 4,45
III 4,11
IV 3,91
2008
I 5,81
II 4,41
III 4,12
IV 3,92
rata-rata 4,01
61
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai M-VAIC adalah 4.01.
nilai tersebut berada dalam kategori Good Performers. Hal ini berarti Bank
Syariah Mandiri mampu memaksimalkan sumberdaya berwujud dan tidak
berwujud yang dimilikinya sehingga dapat menciptakan suatu nilai tambah bagi
perusahaannya. Nilai tertinggi terjadi pada triwulan I tahun 2009 yaitu sebesar
5,82 dan masuk dalam kategori Top Performers. Hal ini menggambarkan bahwa
pada triwulan I tahun 2009 Bank Syariah Mandiri sangat efisien dalam
menggunakan sumber daya berwujud seperti aset fisik dan aset tidak berwujud
seperti kemampuan karyawan dalam melayani nasabah serta memberikan inovasi
terhadap pelayanan dan produk yang ditawarkan sehingga dapat menciptakan nilai
bagi perusahaan. Dan nilai terendah terjadi pada triwulan IV tahun 2014 yaitu
sebesar 2,64 dan masuk dalam kategori Common Performers. Hal ini disebabkan
oleh terjadinya peningkatan beban tetapi tidak diimbangi dengan bertambahnya
pendapatan selain itu sumber daya manusia yang dimiliki kurang efektif dan
efisien dalam memberikan kontribusi kepada perusahaan, dapat dilihat dari beban
personalia yang tinggi tetapi hanya menghasilkan pendapatan yang minim.
3. Non Performing Financing (NPF) Bank Syariah Mandiri triwulan I tahun
2008 – triwulan IV tahun 2015
Tabel 4. 3 Perkembangan NPF Bank Syariah Mandiri
PERIODE Non Performing Financing (NPF)
TAHUN KUARTAL
2015
I 0,0677
II 0,0667
III 0,0689
IV 0,0606
2014 I 0,0488
62
II 0,0646
III 0,0676
IV 0,0684
2013
I 0,0344
II 0,029
III 0,034
IV 0,0432
2012
I 0,0252
II 0,0304
III 0,031
IV 0,0282
2011
I 0,033
II 0,0349
III 0,0321
IV 0,0242
2010
I 0,0408
II 0,0413
III 0,0417
IV 0,0352
2009
I 0,0581
II 0,0535
III 0,0587
IV 0,0484
2008
I 0,0536
II 0,0508
III 0,0501
IV 0,0566
rata-rata 0,0463
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai NPF Bank Syariah
Mandiri adalah 4,63%. Rata-rata nilai NPF Bank Syariah Mandiri berada di
peringkat 2 yang artinya kualitas asset baik yaitu kebijakan dan prosedur
pemberian pembiayaan dan pengelolaan risiko dari pembiayaan telah
dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan skala usaha bank, serta mendukung
kegiatan operasional yang aman dan sehat serta didokumentasikan dan
diadministrasikan dengan baik.
63
4. Capital Adequancy Ratio (CAR) Bank Syariah Mandiri triwulan I tahun
2008 – triwulan IV tahun 2015
Tabel 4. 4 Perkembangan CAR Bank Syariah Mandiri
PERIODE Capital Adequancy Ratio (CAR)
TAHUN KUARTAL
2015
I 0,1135
II 0,1197
III 0,1184
IV 0,1285
2014
I 0,1483
II 0,1486
III 0,1553
IV 0,1476
2013
I 0,1523
II 0,1416
III 0,1433
IV 0,141
2012
I 0,1391
II 0,1366
III 0,1315
IV 0,1382
2011
I 0,1188
II 0,1124
III 0,1106
IV 0,1457
2010
I 0,125
II 0,1243
III 0,1147
IV 0,106
2009
I 0,1473
II 0,14
III 0,133
IV 0,1239
2008
I 0,1203
II 0,1228
III 0,1154
IV 0,1266
rata-rata 0,1309
64
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai CAR Bank Syariah
Mandiri adalah 13,09%. Rata-rata nilai CAR Bank Syariah Mandiri berada di
peringkat 1 yang artinya tingkat modal secara signifikan berada lebih tinggi dari
ketentuan KPMM yang berlaku yaitu 8%.
C. Statistik Deskriptif
Tabel 4. 5
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 32 .0017 .0256 .017269 .0066538
CAR 32 .1060 .1553 .130947 .0138942
NPF 32 .0242 .0689 .046303 .0144512
MVAIC 32 2.6393 5.8247 4.010321 .8175436
Valid N (listwise) 32
Sumber : Data diolah
Tabel diatas menunjukkan statistik deskriptif masing-masing penelitian.
Total modal intelektual secara keseluruhan (MVAIC) yang merupakan gabungan
dari intellectual capital efficiency (ICE) dan Capital Employed Efficiency (CEE),
dimana ICE adalah HCE (human capital efficiency), SCE (structural capital
efficiency), dan RCE (relational capital efficiency) yang menunjukkan nilai rata-
rata MVAIC sebesar 4,0103. Nilai MVAIC terkecil sebesar 2,6393 dan nilai
MVAIC tertinggi adalah 5,8247.
Ukuran profitabilitas diukur dengan menggunakan proksi Return on Assets
(ROA). Untuk variabel ROA, hasil penelitian pada Bank Syariah Mandiri dari
65
kuartal I tahun 2008 sampai kuartal IV tahun 2015 diperoleh nilai rata-rata ROA
sebesar 0,01726. Nilai ROA terkecil sebesar 0,0017 dari total aset perusahaan
dan nilai ROA terbesar adalah 0,0256 atau memperoleh laba sebesar 2,56% dari
total aset perusahaan. Sementara itu tingkat pembiayaan bermasalah (NPF)
tertinggi adalah 6,89% dari total pembiayaan yang diberikan, dan pembiayaan
bermasalah terendah (NPF) adalah 2,42% dari total pembiayaan yang diberikan
oleh Bank Syariah Mandiri. Sedangkan Jumlah Permodalan (CAR) tertinggi Bank
Syariah Mandiri adalah 15,53% dan yang terendah adalah 10,60%.
D. Uji Asumsi Klasik
6. Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
baik variabel independen maupun dependen, telah terdistribusi secara normal.
Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi data
normal atau mendekati normal.
Untuk melihat normalitas data maka dilakukan Uji Kolomogorov
Smirnov. Test ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel
independen bila datanya berbentuk ordinal yang tersusun pada tabel distribusi
frekuensi kumultif dengan menggunakan kelas-kelas interval.
Hipotesis:
Ho : sampel data berdistribusi normal
H1 : sampel data tidak berdistribusi normal
Pedoman pengambilan keputusan pada uji ini adalah:
66
Jika Sig/Probabilitas > 0,05, Distribusi adalah normal
Jika Sig/Probabilitas < 0,05, Distribusi adalah tidak normal
Berikut ini adalah hasil pengujian normalitas :
Tabel 4. 6 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 32
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .00297226
Most Extreme Differences Absolute .086
Positive .086
Negative -.075
Test Statistic .086
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Dari hasil pengujian normalitas diatas maka dapat dilihat bahwa variabel-
variabel yang digunakan semuanya berdistribusi normal dikarenakan nilai Sig.
dari masing – masing variabel tersebut lebih besar dari 0,05 (p>0,05).
7. Uji Autokorelasi
Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi. Salah satunya Uji Durbin-
Watson (DW Test), dengan ketentuan:
a. Terjadi autokorelasi positif, jika nila DW di bawah -2 (DW < -2)
67
b. Tidak terjadi autokorelasi jika nilai DW berada di antara -2 dan +2 atau -2
< DW < 2
c. Terjadi autokorelasi negatif jika nilai DW di atas 2 (DW > 2)
Berikut ini adalah hasil pengujian menggunakan Uji Durbin-Watson :
Tabel 4. 7 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .895a .800 .779 .0031274 1.042
a. Predictors: (Constant), MVAIC, CAR, NPF
b. Dependent Variable: ROA
Dari hasil pengujian autokorelasi diatas maka dapat dilihat bahwa nilai Durbin
Watson senilai 1,042 maka DW berada diantara -2 dan +2 yang artinya tidak
terjadi autokorelasi positif maupun negatif.
3. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas dapat dibuktikan dengan Uji VIF (Variance Inflation
Factor). Jika VIF < 5 dan Tolerance mendekati 1, maka tidak terjadi
multikolinearitas antar variabel bebas. Berikut ini merupakan hasil uji
Multikolonieritas sebagai berikut :
Tabel 4. 8 Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .022 .006 3.420 .002
CAR -.050 .040 -.104 -1.231 .228 .998 1.002
NPF -.309 .039 -.671 -7.864 .000 .980 1.021
MVAIC .004 .001 .489 5.732 .000 .978 1.022
68
a. Dependent Variable: ROA
Berdasarkan nilai diatas dapat dilihat bahwa nilai VIF tidak ada yang melebihi 10
dan nilai tolerance mendekati angka 1. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat masalah multikolonieritas dalam persamaan regresi ini.
4. Uji Heteroskedastisitas
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat
dengan ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Dengan dasar
analisis Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka
mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi, jika tidak ada pola
yang jelas, serta titik-titik melebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
69
Grafik 4. 1 Scatterplot Bank Syariah Mandiri
Dari grafik scatterlplots diatas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada
model regresi.
E. Uji Hipotesis
1. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Berikut adalah
hasil koefisiensi determinasi:
70
Tabel 4. 9 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .895a .800 .779 .0031274 1.042
a. Predictors: (Constant), MVAIC, CAR, NPF
b. Dependent Variable: ROA
Dari tabel diatas nilai R menunjukkan korelasi (hubungan) antara variabel
independen terhadap variabel dependen. Besarnya hubungan tersebut adalah
89,5%. Hubungan tersebut dapat dikatakan kuat. Sedangkan adjusted R square
menunjukkan nilai koefisien determinasi sebesar 0,779 atau 77,9% . Hal ini
menunjukkan bahwa variabel Y (ROA) dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variabel X (MVAIC, NPF dan CAR) sebesar 77,9%. Atau dengan kata lain secara
statistika besarnya pengaruh intellectual capital (MVAIC), NPF dan CAR
terhadap Return On Assets pada Bank Syariah Mandiri adalah sebesar 77,9%.
sedangkan sisanya 22,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
2. Uji Simultan (Uji F)
Uji Simultan (uji F-Statistik) digunakan untuk menguji besarnya
pengaruh dari seluruh variabel independen (Intellectual Capital, NPF, CAR)
secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dan dependen (ROA).
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai F- hitung dengan F-tabel dan
melihat tingkat signifikansi. Jika nilai F-hitung > F-tabel, dan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05 atau 5% berarti variabel independen secara simultan
71
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 4. 10 Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .001 3 .000 37.441 .000b
Residual .000 28 .000
Total .001 31
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), MVAIC, CAR, NPF
Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil bahwa nilai F-hitung 37,441 dengan
tingkat signifikansi 0,000. Karna nilai F-hitung lebih tinggi dari F-tabel 37,441 >
2,946685 dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5%, maka variabel
independen secara bersama-sama dapat digunakan untuk memprediksi variabel
dependen. Artinya variabel Intellectual Capital (MVAIC), NPF dan CAR secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA).
3. Uji Parsial (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Hasil pegujian statistik t dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
72
Tabel 4. 11 Hasil Uji Statistik t ROA
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .022 .006 3.420 .002
CAR -.050 .040 -.104 -1.231 .228
NPF -.309 .039 -.671 -7.864 .000
MVAIC .004 .001 .489 5.732 .000
a. Dependent Variable: ROA
a). CAR
Berdasarkan hasil uji secara parsial diatas dapat diketahui bahwa nilai t hitung –
1,231 dengan nilai signifikansi 0,228 dengan df (32-4) = 28, maka diperoleh hasil
untuk t-tabel sebesar 2,048. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih
besar dari 0,05 atau 5% dan t-hitung lebih kecil dari t-tabel -1,231 < 2,048, maka
secara parsial CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA).
Artinya Ho diterima dan Ha ditolak.
b). NPF
Berdasarkan hasil uji secara parsial diatas dapat diketahui bahwa nilai t
hitung – 7,864 dengan nilai signifikansi 0,000 Dengan df (32-4) = 28, maka
diperoleh hasil untuk t-tabel sebesar 2,048. Dengan nilai tersebut maka nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5% dan t-hitung lebih tinggi dari t-tabel -
7,864 > 2,048, maka secara parsial NPF berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas (ROA). Artinya Ho ditolak dan Ha diterima.
c). Intellectual Capital (MVAIC)
73
Berdasarkan hasil uji secara parsial diatas dapat diketahui bahwa nilai t
hitung 5,732 dengan nilai signifikansi 0,000 Dengan df (32-4) = 28, maka
diperoleh hasil untuk t-tabel sebesar 2,048. Dengan nilai tersebut maka nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5% dan t-hitung lebih tinggi dari t-tabel
5,732 > 2,048, maka secara parsial Intellectual dengan MVAIC berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Artinya Ho ditolak dan Ha diterima.
Setelah dilakukan uji secara parsial (uji t) diatas, maka ditemukan bahwa
variabel Intellectual Capital dengan MVAIC dan NPF berpengaruh signifikan
terhadap Profitabilitas, sedangkan variabel CAR tidak berpengaruh signifikan
terhadap Profitabilitas.
Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat dibuat persamaan regresi
sebagai berikut:
ROA = 0,022 – 0,050 CAR – 0,309 NPF + 0,004 IC
Dari persamaan regresi diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
a). Nilai konstanta sebesar 0,022 menyatakan bahwa jika CAR, NPF dan IC
dengan MVAIC adalah bersifat konstan atau bernilai 0 (nol), maka ROA Bank
Syariah Mandiri adalah sebesar 0,022.
b). Nilai koefisien regresi CAR sebesar -0,050 menyatakan bahwa setiap
kenaikan 1 nilai CAR dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan
nilai ROA sebesar 0,050.
c). Nilai koefisien regresi NPF sebesar -0,309 menyatakan bahwa setiap kenaikan
1 nilai NPF dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan nilai ROA
sebesar 0,309. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan NPF berbanding negative
74
dengan ROA. Semakin meningkat nilai NPF maka ROA akan semakin turun,
begitu pula sebaiknya.
d). Nilai koefisien regresi Intellectual Capital dengan MVAIC sebesar 0,004
menyatakan bahwa setiap kenaikan 1 nilai IC dengan asumsi variabel lain tetap
maka akan meningkatkan nilai ROA sebesar 0,004. Hal ini menunjukkan bahwa
kenaikan MVAIC berbanding lurus dengan ROA. Semakin meningkat nilai
MVAIC maka ROA akan semakin naik, begitu pula sebaiknya.
F. Pembahasan
1. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Profitabilitas
Dari hasil perhitungan SPSS, berdasarkan penelitian yang dilakukan pada
Bank Syariah Mandiri hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa vaiabel Intellectual
capital yang diproksikan dengan MVAIC berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Dapat dilihat dari nilai signifikansi MVAIC terhadap ROA 0 < 0,05. Dengan nilai
koefisien regresi positif sebesar 0,004 tanda positif koefisien regresinya
menunjukkan bahwa apabila MVAIC meningkat, maka ROA akan meningkat
juga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa intellectual capital (MVAIC)
berpengaruh terhadap profitabilitas. Hal ini karena intellectual capital merupakan
sebuah pengetahuan yang dapat membantu perusahaan dalam mempelajari
keadaan pasar, membuat strategi baru dan menciptakan suatu produk inovatif.
Dengan mempelajari keadaan pasar maka perusahaan dapat menentukan strategi
dan produk seperti apa yang akan dapat menarik konsumen sehingga dapat
75
meningkatkan penjualan, penjualan yang meningkat maka akan berdampak pada
laba yang didapatkan.
Pada perusahaan yang mampu memelihara, mengembangkan,
memperbaharui dan memanfaatkan intellectual capitalnya maka akan memiliki
kemampuan untuk menciptakan nilai yang dapat meningkatkan kekayaannya.
Intelektual adalah seluruh potensi yang dimiliki perusahaan berupa karyawan
yang berkompeten, aset fisik maupun sistem organisasi dan sistem informasi.
Intellectual capital merupakan hasil penggabungan unsur-unsur utama organisasi
yang berbasis pengetahuan yang meliputi, human capital, structural capital dan
customer capital untuk menciptakan value add yang pada akhirnya memberikan
manfaat ekonomi jangka panjang bagi perusahaan sebagai keunggulan organisasi
dalam persaingan dunia usaha. Intellectual capital juga mempunyai hubungan dan
peran nyata serta positif baik dalam strategi dan operasional dalam menciptakan
nilai pada kemampuan perusahaan untuk menciptakan keunggulan bersaing,
sehingga manajemen perlu untuk menaruh perhatian dan mengelola intellectual
capital yang dimiliki.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bank Syariah Mandiri telah
menggunakan aset berwujud dan tidak berwujudnya secara efektif dan efisien.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa intellectual capital pada Bank Syariah
Mandiri dapat menciptakan nilai tambah terhadap perusahaan yaitu meningkatkan
profitabilitas perusahaan.
Hasil ini juga memberikan bukti bahwa intellectual capital yang
merupakan asset tidak berwujud yang dimiliki perusahaan dapat menciptakan
76
nilai yaitu meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Hal tersebut mendukung
penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Ihyaul Ulum pada tahun
2008, Damar Asih Dwi Rahmawati dan Hasna Fatima pada tahun 2012, Faezal
Thaib pada tahun 2013 yang menyatakan bahwa intellectual capital yang
diproksikan dengan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas
(ROA).
2. Pengaruh CAR terhadap Profitabilitas
Hasil uji t diatas, menunjukkan bahwa CAR tidak berpengaruh signifikan
terhadap Profitabilitas Bank Syariah Mandiri disebabkan kontribusi
permodalannya dalam menghasilkan pendapatan yang akhirnya menjadi
keuntungan tidak maksimal. Hal ini bisa disebabkan oleh kebijakan yang kurang
tepat pengalokasian modal tersebut. Manajemen bank harus jeli dan mampu
melihat peluang untuk menempatkan modalnya pada sektor yang lebih
menguntungkan sehingga permodalan tersebut mendorong meningkatan
profitabilitas.
Hal tersebut mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Erika
Amelia pada tahun 2015, Muh Sabir M tahun 2012, Dhiyan Dayinta tahun 2012
dan Satrio Wibowo pada tahun 2013 yang menyatakan bahwa CAR tidak
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Hasil penelitian ini
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Bambang Sudiyanto tahun 2010
dan Rahmat Abdillah tahun 2015 yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh
terhadap ROA.
77
3. Pengaruh NPF terhadap Profitabilitas
Dari hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel Non Performing
Financing (NPF) diatas menunjukkan bahwa NPF berpengaruh signifikan
terhadap ROA. Dapat dilihat dari nilai signifikansi MVAIC terhadap ROA 0 <
0,05. Dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,309 tanda negatif koefisien
regresinya menunjukkan bahwa variabel NPF berpengaruh negatif terhadap ROA.
apabila NPF meningkat maka ROA akan turun, begitu pula sebaliknya.
Semakin tinggi rasio NPF berarti bahwa semakin tinggi jumlah
pembiayaan yang masuk dalam kategori kurang lancar, diragukan dan macet pada
bank syariah. Jika bank tidak dapat meminimalisir jumlah pembiayaan bermasalah
(NPF) tentu hal ini tidak baik bagi operasional bank. Tingkat NPF yang tinggi
akan menurunkan kesempatan bank untuk mendapatkan keuntungan atau hanya
untuk sekedar mengembalikan modal untuk pembiayaan tersebut. Artinya jika
pembiayaan bermasalah meningkat maka profitabilitas bank akan menurun. Dan
jika pembiayaan bermasalah menurun maka profitabbilitas bank akan meningkat.
Hal tersebut mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Dhian Dayinta Pratiwi Pada tahun 2012 , Satrio Wibowo tahun 2013 dan Dhika
Rahma Dewi tahun 2010 yang menyatakan bahwa NPF berpengaruh signifikan
negatif terhadap profitabilitas perusahaan.
78
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel intellectual capital dengan
MVAIC, CAR dan NPF secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap ROA dapat dilihat dari nilai F-hitung lebih tinggi dari F-tabel
37,441 > 2,946685 dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05.
2. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa intellectual capital berpengaruh
positif dan signifikan terhadap ROA Bank Syariah Mandiri. Dapat
dilihat dari nilai signifikansinya yaitu sebesar 0, nilai tersebut lebih
kecil dari taraf signifikansi yaitu sebesar 0,05 dan t-hitung lebih tinggi
dari t-tabel 5,732 > 2,048. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh
antara intellectual capital dengan MVAIC terhadap ROA pada Bank
Syariah Mandiri. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Damar
Asih (2012), Ihyaul Ulum (2008).
3. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa NPF berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap ROA Bank Syariah Mandiri. Dapat dilihat dari
nilai signifikansinya yaitu sebesar 0, nilai tersebut lebih kecil dari
taraf signifikansi yaitu sebesar 0,05 dan t-hitung lebih tinggi dari t-
tabel -7,864 > 2,048. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh antara
79
NPF terhadap ROA pada Bank Syariah Mandiri. Hasil penelitian ini
sejalan dengan Dhian Dayinta Pratiwi (2012), Dhika Rahma Dewi
(2010).
4. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel CAR tidak berpengaruh
signifikkan terhadap Profitabilitas Bank Syariah Mandiri hal ini
terlihat dari nilai signifikansinya yaitu sebesar 0,228 nilai tersebut
lebih besar dari taraf signifikansi yaitu sebesar 0,05. Hasil penelitian
ini sejalan dengan Erika Amelia (2015) tetapi bertolak belakang
dengan penelitian Bambang Sudiyanto (2010).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan beberapa
keterbatasannya dapat disampaikan beberapa saran yang bisa menjadi
masukan, antara lain:
1. Bagi manajemen bank berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan
dapat dijadikan informasi tambahan dan bahan pertimbangan agar
memperhatikan pentingnya modal intelektual sebagai alat untuk
meningkatkan kinerja perusahaan dan dapat menjadi salah satu
pembuktian empiris mengenai pentingnya intellectual capital (modal
intelektual) dan non performing financing (NPF) yang dapat
mempengaruhi profitabilitas perusahaan.
2. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas penelitian
dengan menambah jumlah sampel, tidak hanya terbatas pada
perbankan tetapi dapat dilakukan terhadap perusahaan yang sudah
80
ataupun belum go public dan lembaga keuangan syariah lain seperti
BMT, asuransi syariah, bahkan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Selain
itu, penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperpanjang tahun atau
periode pengamatan, dan menambah proksi pengukuran rasio kinerja
keuangan lainnya serta model pengukuran modal intelektual lainnya
sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih menyeluruh
mengenai pengaruh modal intelektual terhadap kinerja keuangan
perusahaan.
3. Bagi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk dapat menetapkan standar
mengenai penyajian dan pengungkapan intellectual capital dalam
laporan keuangan perusahaan. Dan hasil penelitian ini dapat menjadi
salah satu pembuktian empiris mengenai pentingnya intellectual
capital (modal intelektual) yang dapat mempengaruhi profitabilitas
perusahaan.
81
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi‟i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema
Insani Press, 2004.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, cet XIII.
Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006
Astuti dan Sabeni. ”Hubungan Intellectual capital dan Business Performance
dengan Diamond Spesification : Sebuah Perspektif Akuntansi”. Simposium
nasional Akuntansi VII. Solo, September 2005
Daud, Rulfah M. dan Abrar Amri. “Pengaruh Intellectual capital dan Corporate
Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi
Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)”. Jurnal
Telaah & Riset Akuntansi. Vol.1 No. 2, Juli 2008.
Dendawijaya, Lukman. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009
Ghozali, Imam. Aplikasi Multivariate dengan program IBM SPSS 21 edisi 7.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013.
Hamid, Abdul. Pasar Modal Syariah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009
Harahap, Sofyan Syafri. Akuntansi Islam. Jakarta: Bumi Aksara,1997
Ihsan, Dwi Nur‟aini. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah.
Tanggerang Selatan: UIN Jakarta Press, 2013
Ihsan, Dwi Nuraini. Manajemen Treasury Bank Syariah. Jakarta: UIN PRESS,
82
2015
Ismail. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana, 2011.
Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2008
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2005
Nachrowi, Djalal Nachrowi dan hardius usman. Pendekatan Populer dan Praktis
Ekonometrika untuk analisis ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Lembaga
Penerbit FEUI, 2006
Nick Bontis. Intellectual capital: an Exploratory Study that Develope Measure
and Models. Manajemen Decision. Vol. 36, No.2, 1998.
Panjaitan, Isma Dewi Br dan Isfenti Sadalia. “Pengaruh Intellectual capital
Terhadap Kinerja Keuangan pada Bank Pembangunan Daerah“. Jurnal
Media Informasi Manajemen USU. Vol.1 No. 4, 2013.
Rachmawati, Damar Asih Dwi, , “Pengaruh Intellectual capital Terhadap
Return On Asset (ROA) Perbankan”, Jurnal Nomina, Vol. 1 No. 1, 2012
Riyadi, Selamet. Banking Assets and Liability Management. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006.
Sawarjuwono, Tjiptohardi dan Agustine Prihatin Kadir. “Intellectual capital:
Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research)”. Jurnal
Akuntansi & Keuangan, Vol. 5 No. 1, Mei 2003
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta, 2009
Susilo, Lora Anjis. “Analisis Pengaruh Pengungkapan Intellectual capital
Terhadap Abnormal Return Saham (Studi Pada Perusahaan Non Keuangan
83
Yang Terdaftar di BEI)”. Skripsi S1 Jurusan Akuntansi. STIE Asia Malang,
2012
Thaib, Faezal, “Value Added Intellectual capital (VAHU, VACA, STVA,)
Pengaruhnya Terhadap Kinerja Keuangan Bank Pemerintah Periode 2007-
2011”. Jurnal EMBA, Vo.1, No.3, September, 2013.
Oktaviana, Ulfi Kartika dan Fitriyah. Financial Ratio to distinguish Banks,
Islamic Business Units and Conventional Banks in Indonesia. Jakarta:
Kemenag RI. 2012
Sangkala. Intellectual capital Management Strategi Baru Membangun Daya
Saing Perusahaan. Jakarta: Yapensi, 2006.
Ulum, Ihyaul. Intellectual capital Model Pengukuran Framework Pengungkapan
dan Kinerja Organisasi. Malang: UMM Press, 2015.
Ulum, Ihyaul, “Model Pengukuran Kinerja Intellectual capital dengan IB-VAIC
di Perbankan Syariah”, Jurnal Inferensi Penelitian Sosial dan Keagamaan,
Vol. 7 No. 1 Juni 2013
Ulum, Ihyaul. Intellectual capital Konsep dan Kajian Empiris. Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2009
Ulum, Ihyaul, Imam Ghozali, dan Agus Purwanto, “Intellectual capital
Performance of Indonesian Banking Sector: A Modified VAIC (M-VAIC)
Perspective”, Asian Journal of Finance & Accounting, Vol. 6 No. 2,
December 2014
Widiyaningrum, Ambar, “Modal Intelektual”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Indonesia, Departemen Akuntansi FEUI vol.2 (2004).
84
Wijaya, Novia. “Pengaruh Intellectual capital terhadap Kinerja Keuangan dan
Nilai Pasar perusahaan perbankan dengan metode value add intellectual
capital coefficient”. Jurnal bisnis dan Akuntansi, vol 14 no. 3.
Desember,2003
Yaya, Rizal, Aji Erlangga Martawireja, dan Ahim Abdurahim. Akuntansi
Perbankan Syariah: Teori dan Praktik Kontemporer. Jakarta: Salemba
Empat, 2014
www.bi.go.id
www.ojk.go.id
www.syariahmandiri.co.id
85
LAMPIRAN – LAMPIRAN
PERIODE VA CE HC RC SC HCE SCE CEE RCE MVAIC
2015
maret 1409918 5033495 379704 10599 1030214 3.713203 0.730691 0.280107 0.007517 4.731518
juni 2102792 5072861 966425 35555 1136367 2.175846 0.540409 0.414518 0.016908 3.147681
september 2484632 5088309 1276046 47457 1208586 1.947134 0.486425 0.488302 0.0191 2.94096
desember 3113442 5613739 1685208 56187 1428234 1.847512 0.458732 0.554611 0.018047 2.878901
2014
maret 1314633 5063064 343346 7798 971287 3.828887 0.738827 0.259652 0.005932 4.833298
juni 1869283 4936978 820690 38204 1048593 2.277697 0.56096 0.378629 0.020438 3.237724
september 2458622 5138655 1241071 38855 1217551 1.981049 0.495217 0.478456 0.015804 2.970525
desember 2314015 4617009 1359776 55512 954239 1.701762 0.412374 0.501194 0.023989 2.639319
2013
maret 1121198 4436305 270407 12534 850791 4.146335 0.758823 0.252732 0.011179 5.16907
juni 1636729 4546724 589551 28953 1047178 2.77623 0.639799 0.35998 0.01769 3.793698
september 2164311 4655617 928550 54775 1235761 2.33085 0.570972 0.464882 0.025308 3.392012
desember 2723940 4861999 1192403 81185 1531537 2.284412 0.562251 0.560251 0.029804 3.436718
2012
maret 887299 3266119 271925 23202 615374 3.263028 0.693536 0.271668 0.026149 4.254381
juni 1402583 3467660 489702 37732 912881 2.864156 0.650857 0.404475 0.026902 3.94639
september 1920192 3667376 706720 64351 1213472 2.717048 0.631953 0.523587 0.033513 3.906101
desember 2534578 4180691 973160 107456 1561418 2.604482 0.616047 0.606258 0.042396 3.869183
86
2011
maret 659824 2353379 204380 13810 455444 3.228418 0.690251 0.280373 0.02093 4.219971
juni 1070577 2491375 422335 45568 648242 2.5349 0.605507 0.429713 0.042564 3.612684
september 1521937 2629961 667043 70909 854894 2.281618 0.561714 0.578692 0.046591 3.468615
desember 2045825 3073264 964882 108094 1080943 2.120285 0.528365 0.665685 0.052836 3.367172
2010
maret 442750 1688099 98460 6993 344290 4.49675 0.777617 0.262277 0.015794 5.552439
juni 710621 1798589 211495 21519 499126 3.35999 0.70238 0.395099 0.030282 4.487751
september 1012429 1919817 335379 40398 677050 3.018761 0.668738 0.527357 0.039902 4.254758
desember 1445444 2020615 622679 84996 822765 2.321331 0.569213 0.715349 0.058803 3.664695
2009
maret 367735 1372446 77343 4594 290392 4.7546 0.789677 0.267941 0.012493 5.824711
juni 549799 1434632 164469 12063 385330 3.342873 0.700856 0.383233 0.021941 4.448903
september 759097 1507472 259471 20889 499626 2.925556 0.658185 0.503556 0.027518 4.114815
desember 1030959 1600460 395188 44176 635771 2.608781 0.616679 0.644164 0.042849 3.912474
2008
maret 302828 857617 65052 3874 237776 4.655168 0.785185 0.353104 0.012793 5.80625
juni 459475 1007661 141758 8136 317717 3.241263 0.691478 0.455982 0.017707 4.40643
september 616772 1058761 215806 17878 400966 2.857993 0.650104 0.582541 0.028986 4.119625
desember 769997 1208428 294252 38249 475745 2.616794 0.617853 0.637189 0.049674 3.921511
87
DESCRIPTIVES VARIABLES=ROA CAR NPF MVAIC
/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.
Descriptives
Notes
Output Created 29-NOV-2016 23:46:08
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File 32
Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values are treated
as missing.
Cases Used All non-missing data are used.
Syntax DESCRIPTIVES VARIABLES=ROA
CAR NPF MVAIC
/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN
MAX.
Resources Processor Time 00:00:00.00
Elapsed Time 00:00:00.01
[DataSet0]
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 32 .0017 .0256 .017269 .0066538
CAR 32 .1060 .1553 .130947 .0138942
NPF 32 .0242 .0689 .046303 .0144512
MVAIC 32 2.6393 5.8247 4.010321 .8175436
Valid N (listwise) 32
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL
88
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT ROA
/METHOD=ENTER CAR NPF MVAIC
/RESIDUALS DURBIN
/SAVE RESID.
Regression
Notes
Output Created 29-NOV-2016 23:48:32
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File 32
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.
Cases Used Statistics are based on cases with no
missing values for any variable used.
Syntax REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R
ANOVA COLLIN TOL
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT ROA
/METHOD=ENTER CAR NPF MVAIC
/RESIDUALS DURBIN
/SAVE RESID.
Resources Processor Time 00:00:00.02
Elapsed Time 00:00:00.03
Memory Required 1956 bytes
89
Additional Memory Required
for Residual Plots 0 bytes
Variables Created or
Modified
RES_1 Unstandardized Residual
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 MVAIC, CAR,
NPFb
. Enter
a. Dependent Variable: ROA
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .895a .800 .779 .0031274 1.042
a. Predictors: (Constant), MVAIC, CAR, NPF
b. Dependent Variable: ROA
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .001 3 .000 37.441 .000b
Residual .000 28 .000
Total .001 31
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), MVAIC, CAR, NPF
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearit
y Statistics
B Std. Error Beta Tolerance
1 (Constant) .022 .006
3.420 .002
90
CAR -.050 .040 -.104 -1.231 .228 .998
NPF -.309 .039 -.671 -7.864 .000 .980
MVAIC .004 .001 .489 5.732 .000 .978
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
VIF
1 (Constant)
CAR 1.002
NPF 1.021
MVAIC 1.022
a. Dependent Variable: ROA
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant) CAR NPF MVAIC
1 1 3.893 1.000 .00 .00 .01 .00
2 .077 7.115 .00 .00 .77 .12
3 .025 12.401 .03 .15 .17 .73
4 .005 28.952 .97 .85 .05 .14
a. Dependent Variable: ROA
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value .004155 .025405 .017269 .0059531 32
Residual -.0063013 .0073463 .0000000 .0029723 32
Std. Predicted Value -2.203 1.367 .000 1.000 32
Std. Residual -2.015 2.349 .000 .950 32
a. Dependent Variable: ROA
NPAR TESTS
91
/K-S(NORMAL)=RES_1
/MISSING ANALYSIS.
NPar Tests
Notes
Output Created 29-NOV-2016 23:49:53
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File 32
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics for each test are based on all
cases with valid data for the variable(s)
used in that test.
Syntax NPAR TESTS
/K-S(NORMAL)=RES_1
/MISSING ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.02
Elapsed Time 00:00:00.03
Number of Cases Alloweda 393216
a. Based on availability of workspace memory.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 32
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .00297226
Most Extreme Differences Absolute .086
Positive .086
Negative -.075
Test Statistic .086
92
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT ROA
/METHOD=ENTER CAR NPF MVAIC
/SCATTERPLOT=(*SRESID ,*ZPRED)
/RESIDUALS DURBIN
/SAVE RESID.
Charts
93