24
Pengaruh Human Capital, Structural Capital Dan Relational Capital Terhadap Kinerja Koperasi Dengan Competitive Advantage Sebagai Variabel Intervening pada Koperasi di Tangerang Selatan Khoirunnisa Azzahra Universitas esa unggul ABSTRACT This Research is about to test the influence of human capital, structural capital and relational capital to the performance of the Koperasi with competitive advantage as intervening variable by testing the direct influence of human capital, structural capital and relational capital performance of the Koperasi and the indirect influence with competitive advantage as intervening variable. The data in this research is compiled from the perception of the Koperasi employee in filling and replying the questioner. The data in this research is directly compiled from the respondence, by mail survey and gathering the feedback form the contact person of the Koperasi. The researcher sent 350 questioners to the Koperasi employee in South of Tangerang Area that registered in the Sub Government Office of the Koperasi and UKM of Banten Province. The questioner which had been replied and qualified to be analyzed for about 183 (52%) amount of the questioner. The analysis of this research is using multivariate SEM technic in AMOS 23 program software. The result of this research shows that human Capital and Relational Capital has positive and significant influence to the performance of the Koperasi which is indirect influence by mediating of competitive advantage, the structural capital and competitive advantage has significant and positive influence to the performance of the Koperasi, the human capital and relational capital has negative and insignificant to the performance of the koperasi directly and the structural capital has negative and insignificant to the performance of the Koperasi indirectly by mediating of competitive advantage. Key Words: intellectual capital, human capital, structural capital, relational capital, the performance the Koperasi and competitive advantage.

Pengaruh Human Capital, Structural Capital Dan Relational ... · TELA’AH TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Resource-Based Theory Penrose (1959) ... sebagaimana beroposisi terhadap

  • Upload
    lycong

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Pengaruh Human Capital, Structural Capital Dan Relational Capital Terhadap Kinerja

Koperasi Dengan Competitive Advantage Sebagai Variabel Intervening pada Koperasi di

Tangerang Selatan

Khoirunnisa Azzahra

Universitas esa unggul

ABSTRACT

This Research is about to test the influence of human capital, structural capital and

relational capital to the performance of the Koperasi with competitive advantage as intervening

variable by testing the direct influence of human capital, structural capital and relational capital

performance of the Koperasi and the indirect influence with competitive advantage as

intervening variable. The data in this research is compiled from the perception of the Koperasi

employee in filling and replying the questioner. The data in this research is directly compiled

from the respondence, by mail survey and gathering the feedback form the contact person of the

Koperasi. The researcher sent 350 questioners to the Koperasi employee in South of Tangerang

Area that registered in the Sub Government Office of the Koperasi and UKM of Banten

Province. The questioner which had been replied and qualified to be analyzed for about 183

(52%) amount of the questioner. The analysis of this research is using multivariate SEM technic

in AMOS 23 program software. The result of this research shows that human Capital and

Relational Capital has positive and significant influence to the performance of the Koperasi

which is indirect influence by mediating of competitive advantage, the structural capital and

competitive advantage has significant and positive influence to the performance of the Koperasi,

the human capital and relational capital has negative and insignificant to the performance of the

koperasi directly and the structural capital has negative and insignificant to the performance of

the Koperasi indirectly by mediating of competitive advantage.

Key Words: intellectual capital, human capital, structural capital, relational capital, the

performance the Koperasi and competitive advantage.

LATAR BELAKANG

Dalam rangka pembangunan ekonomi bangsa Indonesia, koperasi mampu

mempersatukan, mengarahkan dan mengembangkan daya kreasi, daya cipta serta daya usaha

rakyat untuk bersama – sama turut serta dalam perekonomian Indonesia, koperasi mempunyai

kedudukan dan fungsi secara bersama – sama dengan badan – badan usaha milik negara atau

swasta untuk melakukan berbagai usaha demi tercapainya kesejahteraan bagi seluruh rakyat

Indonesia. Menurut UU No.25/1992 koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang

atau badan hukum yang berdasarkan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Pertumbuhan koperasi di Tangerang Selatan dalam lima tahun ini selalu di atas

pertumbuhan propinsi dan nasional yaitu mencapai lebih dari 8 % pertahunnya. Dengan jumlah

koperasi yang sangat banyak tersebut tentunya kontribusinya sangat diharapkan dapat

mendorong kesejahteraan anggota dan juga para pelaku Usaha Kecil Menengah. Akan tetapi,

kenyataanya peran ideal koperasi di Tangerang Selatan saat ini belum sepenuhnya dapat

terwujud, banyak koperasi yang masih berkutat di permasalahan internal pengelolaannya.

Sejumlah persoalan dengan mudah ditemui seperti: manajemen kepengurusan yang masih sangat

tradisional, pembukuan yang belum terstandarisasi, bisnis yang tidak mumpuni, partisipasi

anggota yang begitu rendah, hal ini merupakan sebuah fenomena yang cukup dilematis ketika

koperasi dengan berbagai kelebihannya ternyata belum dapat berperan secara optimal dalam

berkontribusi meningkatkan pertumbuhan pembangunan di Tangerang Selatan.

Dalam resource base t h e o r y dijelaskan bahwa keunggulan bersaing perusahaan akan

tercapai tergantung bagaimana sebuah perusahaan dapat memanfaatkan dan mengelola sumber

daya yang dimiliki sesuai dengan kemampuan perusahaan. Berdasarkan Resources Based

Theory, bahwa intellectual capital memenuhi kriteria sebagai sumber daya unik yang mampu

menciptakan keunggulan bersaing perusahaan sehingga dapat menciptakan nilai lebih (value

added) bagi perusahaan. Dari penjelasan resource base t h e o r y tersebut, intellectual capital

merupakan sumber daya yang dimiliki perusahaan, yang dapat memberikan keunggulan

kompetitif bagi perusahaan dan digunakan untuk menyusun dan menerapkan strategi perusahaan,

sehingga meningkatkan kinerja perusahaan menjadi semakin baik. Intellectual capital yang

terdiri dari human capital, relational capital, dan structural capital merupakan salah satu

pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan pengukuran intangible asset. (Harrison dan

Sullivan, 2000).

Di Indonesia, fenomena Intellectual capital mulai berkembang terutama setelah

munculnya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 19 (revisi 2000) tentang aset

tidak berwujud. Menurut PSAK No. 19, aset tidak berwujud adalah aset non-moneter yang dapat

diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam

menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk

tujuan administratif (Ikatan Akuntan Indonesia, 2007).

Pendapat mengenai pentingnya intellectual capital didukung oleh Guthrie (2000).

Menurutnya perusahaan saat ini semakin menitikberatkan akan pentingnya knowledge assets

(aset pengetahuan). Salah satu pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan pengukuran

knowledge assets (aset pengetahuan) adalah intellectual capital yang telah menjadi fokus

perhatian diberbagai bidang, baik manajemen, teknologi informasi, sosiologi, maupun akuntansi.

Hal ini menimbulkan tantangan bagi para akuntan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan

mengungkapkannya dalam laporan keuangan (Sunarsih dan Ni Putu, 2012)

Intellectual capital diyakini dapat berperan penting dalam meningkatkan nilai perusahaan

maupun kinerja keuangan. Perusahaan yang mampu memanfaatkan modal intelektualnya secara

efisien, maka nilai pasarnya akan meningkat. Appuhami (2007) menyatakan bahwa semakin

besar nilai modal intelektual (IC) semakin efisien penggunaan modal perusahaan, sehingga dapat

menciptakan value added bagi perusahaan. Selain itu, jika modal intelektual merupakan sumber

daya yang terukur untuk peningkatan competitive advantages, maka modal intelektual akan

memberikan kontribusi terhadap kinerja perusahaan (Abdolmohammadi dalam Sunarsih dan Ni

Putu, 2012). Modal intelektual yang dioptimalkan pemanfaatannya bisa memberikan kontribusi

bagi timbulnya ide – ide kreatif dan solutif bagi kebutuhan perusahaan untuk bisa bersaing di

pasar.

Saat ini, penggunaan aset tidak berwujud memiliki dampak yang signifikan pada

keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi, sehingga menciptakan bidang studi dan

penelitian baru dalam pengelolaan kegiatan bisnis di dalam organisasi. Salah satu aset tidak

berwujud yang paling penting yang telah dipelajari adalah modal intelektual. Jadi, identifikasi,

pengukuran dan manajemen dalam modal intelektual memiliki bagian yang penting. Maka

dengan demikian, apabila suatu perusahaan kurang atau bahkan tidak memberikan perhatian

yang khusus terhadap penilaian intellectual capital dalam memperhitungkan efektifitas dan

efisiensi kinerja karyawannya, maka hal tersebut dapat menimbulkan kurang optimalnya

perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis di era pasar bebas ini. Perusahaan yang masih

menggunakan praktek conventional based tersebut dari sisi internalnya dapat menyebabkan

kurangnya apresiasi kepada inovasi dan kreatifitas karyawan untuk menghasilkan ide – ide baru

serta solusi baru terhadap peningkatan kinerja perusahaan sehingga profit yang diraih dapat

optimal. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan karyawan terhadap manajemen yang tidak

mengakomodasi potensi besar yang dimilikinya, sehingga dapat menimbulkan turunnya kinerja

karyawan atau bahkan dapat menimbulkan hasrat karyawan terhadap perolehaan perusahaan

yang lebih baik yang dapat menghargai potensinya. Sedangkan dari sisi eksternal, perusahaan

yang belum dapat memperhitungkan intellectual capital sebagai salah satu modal penting yang

harus diperhatikan dan dikembangkan, perusahaan dapat kehilangan pelanggan – pelanggan

potential dan jaringan bisnis yang luas untuk bersaing dengan perusahaan lain yang sudah

berkembang secara kompetensi karyawan maupun tekhnologi informasi yang digunakan untuk

mempecepat respon terhadap pesatnya laju perubahan tren pasar di era globaliasi. Hal ini karena

dengan pesatnya perkembangan bisnis yang ditunjang oleh tekhnologi informasi terkini

menyebabkan para pelanggan dan mitra perusahaan (baik itu pemasok maupun pesaing) akan

dengan mudah mendapatkan akses informasi terhadap apapun yang terjadi di pasar sehingga

dapat menetapkan langkah – langkah respon yang cepat agar dapat tetap bertahan dan bersaing

di pasar bisnis.

TELA’AH TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Resource- Based Theory

Penrose (1959) menyatakan bahwa sumber daya perusahaan adalah heterogen, tidak homogen,

jasa produktif yang memberikan karakter unik pada tiap perusahaan.

Human Capital Theory

Becker (1964) mengemukakan bahwa investasi dalam pelatihan dan untuk meningkatkan

human capital adalah penting sebagai suatu investasi dari bentuk – bentuk modal lainnya.

Skill, pengalaman, dan pengetahuan memiliki nilai ekonomi bagi organisasi karena hal

tersebut memungkinkan untuk produktif dan dapat beradaptasi. Skill, pengetahuan dan

kesehatan tidak hanya menguntungkan bagi seorang individu, namun juga akan meningkatkan

sumber daya bagi pengusaha dan suatu bangsa serta produktivitas potensial. Seperti aset – aset

lain pada umumnya, human capital memiliki nilai didalam pasar, namun nilai potensial dari

human capital secara penuh dapat direalisasikan hanya dengan kerjasama tiap – tiap individu.

Oleh karena itu, muncul sejumlah biaya – biaya untuk memunculkan perilaku produktif para

pegawai termasuk yang berhubungan dengan pemotivasian, pengawasan, dan

mempertahankannya (investasi human capital dibuat untuk mengantisipasi return mendatang)

(Flamholtz & lacey, 1981).

Intangible

Secara umum Intangible dibagi kedalam intangible proferty atau intangible resources

(Myers,1996). Intangible property terdiri dari aset yang dilindungi hukum

(paten,trademark,trade secret, software computer), sedangkan intangible resource cenderung

untuk memelihara proses pekerjaan, pengetahuan pegawai dan aktivitas – aktivitas research and

development (R&D).

Intellectual Capital

Beberapa peneliti mengungkapkan definisi intellectual capital sebagai berikut :

a. Intellectual capital bersifat elusive, tetapi sekali ditemukan dan dieksploitasi akan

memberikan organisasi basis sumber baru untuk berkompetisi dan menang (Bontis, 1996)

b. Intellectual capital adalah istilah yang diberikan untuk mengkombinasikan intangible asset

dari pasar, property intelektual, infrastruktur dan pusat manusia yang menjadi suatu

perusahaan dapat berfungsi (Brooking, 1996)

c. Intellectual capital adalah materi intelektual (pengetahuan, informasi, proferty intelektual,

pengalaman) yang dapat digunakan untuk menciptakan kekayaan. Ini yang berdaya guna

(Stewart,1997).

d. Intellectual capital adalah pengejaran penggunaan efektif dari pengetahuan (produk jadi)

sebagaimana beroposisi terhadap informasi (bahan mentah) (Bontis,1998).

e. Intellectual capital dianggap sebagai suatu elemen nilai pasar perusahaan dan juga market

premium (Olve, Roy & Wenter, 1999).

Intellectual capital dapat diartikan sebagai saham atau modal yang berbasis pada

pengetahuan yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini juga merupakan hasil akhir dari proses

transformasi pengetahuan atau pengetahuan itu sendiri yang dijadikan dalam bentuk aset atau

hak intelektual perusahaan.

TABEL 1

PERBANDINGAN KONSEP INTELLECTUAL CAPITAL

MENURUT BEBERAPA PENELITI

Brooking(UK)

Roos (UK) Stewart(USA)

Bontis(Cana

da)Human –

centered assets

Skill,abalities andexpertise,problemsolvingabilities andleadership

Humancapital

Competence,attitude,andintellectualability

Humancapital

Employeesare anorganization’smostimportantasset

Humancapital

Theindividual –levelknowledgethateachemployeepossesses

Infrastructure

asset

All thetechnologies,processe andmethodologiesthatenablecompany tofunction

Organizational

capitalAll

organizational,innovation,processes,intellectualproperty, andculturalassets

Structuralcapital

Knowledgeembedded ininformationtechnology

Structuralcapital

Non –humanassetsororganizationalcapabilitiesused tomeetmarketreqruitments

Intellectual

property

Know –how,trademarks

Renewaland

development

capitalNew patens

andtraining

Structuralcapital

All patents,plansandtrademarks

Intellectual

property

Unlike, IC,IP is aprotected

andpatents

efforts assetand hasa legaldefinition

Marketassets

Brands,customers,customerloyaltyanddistributionchannels

Relationalcapital

Relationship whichincludeinternalandexternalstakeholders

Costumercapital

Marketinformationused tocaptureandretaincustomers

Relationalcapital

Customercapitalis onlyonefeatureof theknowledgeembedded inorganizationalrelationships

Sumber : Bontis et al (2000)

TABEL 2

KLASIFIKASI INTELLECTUAL CAPITAL

Human Capital Relational

(Costumer)

Capital

Organisational

(Structural)

Capital

Know – how

Pendidikan

Vocational

qualification

Pekerjaan

dihubungkan

dengan pengetahuan

Penilaian

psychometric

Pekerjaan

Brand

Konsumen

Loyalitas konsumen

Nama perusahaan

Backlog orders

Jaringan distribusi

Kolaborasi bisnis

Kesepakatan lisensi

Kontrak – kontrak

yang mendukung

Intellectual

property

Paten

Copyrights

Design rights

Trade secrets

Trade secrets

Trade marks

Service marks

dihubungkan

dengan kompetensi

Semangat

entrepreneurial,

jiwa inovatif,

kemampuan

proaktif dan reaktif,

kemampuan untuk

berubah

Kesepakatan

franchise

Infrastructure

assets

Filosofi manajemen

Budaya perusahaan

Sistem informasi

Sistem jaringan

Hubungan keuangan

Sumber : IFAC (1998).

Human Capital

Menurut Schermerhon (2005), human capital dapat diartikan sebagai nilai

ekonomi dari SDM yang terkait dengan kemampuan, pengetahuan, ide-ide, inovasi,

energi dan komitmennya. human capital merupakan kombinasi dari pengetahuan,

keterampilan, inovasi dan kemampuan seseorang untuk menjalankan tugasnya sehingga

dapat menciptakan suatu nilai untuk mencapai tujuan.

Structural Capital

Structural/Organizational capital mencakup setiap elemen struktur organisasi

yang memfasilitasi kemampuan karyawan untuk menciptakan kekayaan bagi

perusahaan dan stakeholder. Efektivitas proses ini sangat penting karena melibatkan

prosedur internal yang memungkinkan untuk integrasi pengetahuan dan berbagi

kemampuan, yang menghasilkan penciptaan kekayaan bagi organisasi. Selain itu,

proses manajemen pengetahuan memberikan kontribusi pada efektivitas generasi

pelanggan (Zablah, Bellenger dan Johnston 2004)

Relational Capital

Relational capital mencakup citra perusahaan, loyalitas pelanggan, kepuasan

pelanggan, dan interaksi dengan pemasok oleh karyawan, kapasitas negosiasi, saluran

distribusi, saluran pemasok, perjanjian lisensi, dan perjanjian waralaba (Starovic &

Marr, 2003). Relational capital adalah pengetahuan yang dikumpulkan oleh perusahaan

sebagai hasil dari pertukaran dengan pihak ketiga dan potensi akumulasi pengetahuan

masa depan sebagai hasil dari pertukaran tersebut.Nilainya bagi perusahaan secara

langsung berkaitan dengan panjang hubungan dengan pihak ketiga (Ordonez de

Pablos, 2004).

Competitive Advantage

Menurut Bataineh et.al. (2011) competitive advantage atau keunggulan

kompetitif dalam ekonomi baru telah bergeser dari material dan keuangan yang

merupakan aset nyata untuk aktiva tak berwujud dan non-keuangan. Faktor-faktor

produksi tradisional, seperti sumber daya alam, tenaga kerja dan modal, sumber daya

manusia telah meminimalkan signifikansi yang ada. Pada saat yang sama pentingnya

input tidak berwujud, seperti informasi, modal intelektual dan pengetahuan,

meningkat. Nilai riil terletak pada pengetahuan dan keterampilan orang-orang yang

membuat produk, dan kekuatan pemasaran dari perusahaan untuk menjual produk.

Kekayaan sesungguhnya dari organisasi harus dicari pada orang-orang, pengetahuan dan

keterampilan, proses internal dan reputasi perusahaan.

Kinerja Koperasi

Menurut James Horne (2005), kinerja adalah hasil pencapaian dalam periode

tertentu. Untuk menghasilkan kinerja yang baik perlu dilakukan usaha – usaha yang

positif untuk mencapainya. Demikian pula pada suatu koperasi, apabila koperasi

melakukan aktivitas bisnisnya dengan baik maka akan memperoleh kinerja koperasi yang

baik .

Pengaruh Human Capital terhadap Competitive Advantage

Penelitian yang dilakukan oleh Hariyanto dan Hermawan (2015) membuktikan bahwa

human capital berpengaruh Competitive Advantage. Hal ini membuktikan bahwa

perusahaan yang memiliki human capital yang baik misalnya kompetensi, pengetahuan

dapat menciptakan produk yang lebih kompetitif disbanding competitor, biaya lebih

efisien dan ide yang lebih kreatif dibandingkan dengan perusahaan perusahaan

competitor. Hal ini mendukung penelitian Chen (2008) yang menyatakan bahwa human

capital berpengaruh secara positif dan langsung terhadap competitive advantage

Pengaruh Structural capital terhadap Competitive Advantage

Penelitian yang dilakukan oleh Hariyanto dan Hermawan (2015) membuktikan bahwa

Structural capital berpengaruh terhadap Competitive Advantage industri farmasi. Hal ini

dapat dimaklumi bahwa perusahaan yang memiliki Structural capital yang baik dalam

hal sistem, prosedur, mekanisme kerja, struktur organisasi, dan budaya perusahaan akan

menjadikan perusahaan lebih memiliki manajerial yang lebih baik dari pada competitor,

lebih memiliki capabilitas riset dan lebih inovatif dibandingkan dengan perusahaan yang

lain. Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh chan (2008) yang menyatakan

bahwa Structural capital berpengaruh secara positif dan langsung terhadap competitive

adavantage.

Pengaruh Relational Capital terhadap Competitive Advantage

Penelitian yang dilakukan oleh Hariyanto dan Hermawan (2015) membuktikan bahwa

Relational Capital tidak berpengaruh langsung terhadap Competitive Advantage farmasi.

Hal ini berarti diterima bahwa Relational Capital berpengaruh terhadap Competitive

Advantage. Hal ini dapat dimaklumi bahwa perusahaan yang memiliki kinerja yang baik

maka dapat berkompetisi dengan perusahaan yang sejenis pada industry yang sama.

Pengaruh Human Capital terhadap Kinerja Koperasi

Penelitian yang dilakukan oleh Hariyanto dan Hermawan (2015) membuktikan bahwa

human capital berpengaruh terhadap kinerja industry farmasi. Pernyataan ini sejalan

dengan hasil penelitian bontis (1998) yakni model diamond specification. Pada penelitian

tersebut bontis (1998) tidak mengaitkan antara Human capital dengan business

performance, akan tetapi mengaitkan human capital dengan relational capital dan

structural capital, yang kemudian keduanya dikaitkan dengan business performance

artinya bahwa human capital dapat mempengaruhi busness performance hanya melalui

relational capital dan structural capital.

Pengaruh Structural capital terhadap Kinerja Koperasi

Penelitian yang dilakukan oleh Hariyanto dan Hermawan (2015) membuktikan bahwa

Structural capital tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja industry farmasi. Hal ini

dapat dimaklumi karena Structural capital lebih banyak mempengaruhi relational

capital. Artinya structural capital dalam bentuk sistem, prosedur, memperkuat relational

capital misalnya membuat prosedur yang baik dalam promosi, image produk, hubungan

dengan masyarakat dan lain – lain. Hal ini tidak mendukung dalam penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh bontis et al (2000), Cabrita et al (2007).

Pengaruh Relational Capital terhadap Kinerja Koperasi

Penelitian yang dilakukan oleh Hariyanto dan Hermawan (2015) membuktikan bahwa

Relational Capital tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja industry farmasi. Hal ini

berarti diterima bahwa Relational Capital berpengaruh terhadap business performance.

Hal ini dapat dimaklumi bahwa apabila perusahaan mampu mengelola relational capital

yang baik misalnya dengan memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga menjadi

konsumen yang loyal kepada produk atau jasa perusahaan, maka business performance

akan meningkat, demikian pula apabila tercipta hubungan yang baik dengan masyarakat

sehingga perusahaan meiliki citra yang baik dimata masyarakat maka bussines

performance akan mudah ditingkatkan dan menjadi keuntungan tersendiri bagi

perusahaan. Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Shara bati at al (2010),

Bontis (1998) Wang dan Cang (2005) yang menyatakan bahwa Relational Capital

berpengaruh secara positif dan langsung terhadap business performance.

Pengaruh Competitive Advantage terhadap kineja koperasi

Keunggulan kompetitif dicapai oleh perusahaan-perusahaan yang berhasil dalam

memobilisasi aset intelektual mereka dalam bentuk pengetahuan, keterampilan teknologi,

pengalaman dan kemampuan strategis. Tovstiga dan Tulugurova (2009), Barney (1991),

Prahalad dan Hamel (1990) dalam Kamukama (2011) ada lebih lanjut menegaskan bahwa

keunggulan kompetitif perusahaan dan kinerja sebagian besar dipengaruhi oleh modal

intelektual.

H1 = terdapat pengaruh positif Human Capital terhadap Competitive Advantage

H2 = terdapat pengaruh positif Structural Capital terhadap Competitive Advantage

H3 = terdapat pengaruh positif Relational Capital terhadap Competitive Advantage

H4 = terdapat pengaruh positif Human Capital terhadap Kinerja koperasi

H5 = terdapat pengaruh positif Structural Capital terhadap Kinerja koperasi

H6 = terdapat pengaruh positif Relat ional Capital terhadap Kinerja Kinerja koperasi

H7 = terdapat pengaruh positif Competitive Advantage terhadap Kinerja Kinerja koperasi

Model Penelitian

Model penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

METODOLOGI PENELITIAN

JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan studi empiris yang dilakukan untuk membuktikan adanya hubungan

kausalitas antara Human Capital , Struktural Capital dan Relational Capital dengan kinerja

perusahaan yang dimediasi oleh Competitive Advantage sebagai variabel intervening. Penelitian

ini merupakan pengujian hipotesis yang diajukan terkait dengan pengaruh antara variabel

independen terhadap variabel dependen dan dimediasi oleh variabel intervening.

UNIT ANALISIS DATA

Unit analisis data dalam penelitian ini adalah karyawan pada koperasi – koperasi yang terdaftar

di Dinas Koperasi Tangerang Selatan.

POPULASI, SAMPEL DAN PENGAMBILAN SAMPEL PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan koperasi yang ada di Tangerang Selatan.

Untuk menentukan sampel, digunakan karyawan pada koperasi – koperasi yang terdaftar di

Dinas Koperasi Tangerang Selatan sebagai rerangka sampling. Pola pengambilan sampel dalam

HumanCapital

StructuralCapital (X2)

RelationalCapital (X3)

KinerjaKoperasi (Y)

(Y)

CompetitiveAdvantage

H4

H5

H6

H2H1

H3

H7

penelitian ini dilakukan secara random (acak), sedang sampling yang digunakan dalam

penelitian ini adalah unrestricted random sampel dengan sample random sample.

JENIS DAN METODE PENGUMPULAN DATA

Jenis data penelitian adalah data subjek (self – report data) dengan respon yang diberikan

tertulis dan dilaporkan sendiri oleh responden. Sumber data penelitian adalah data primer

(primary data) yang diperoleh langsung dari sumber asli dengan tidak melalui media prantara.

Pengumpulan data dengan menggunakan metode survey dengan teknik pengumpulan data

menggunaka kuesioner, yaitu dengan mengirim secara langsung dan tidak langsung melalui

(mail survey)

Definisi Operasional Variabel

Variable Human Capital, Structural capital, Relational Capital, Competitive advantage dan

kinerja koperasi yang dikembangkan oleh beberapa peneliti yaitu Bontis, Astuti, Hariyanto dan

Hermawan, diisi sampai sejauh mana responden setuju dengan lima skala likert (1= sangat tidak

setuju sampai dengan 5 sangat setuju.

Tehnik Analisis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dengan

program AMOS 23.

ANALISIS HASIL

Statistik Deskriptif

Dari 350 yang disebar , yang kembali dan layak untuk dianalisis 183 kuesioner dengan tingkat

respon rate sebesar 52%. Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini mayoritas pria

63,38%, berusia lebih dari 40 tahun 48,63% dengan masa kerja kurang dari 5 tahun 73,77%,

dan tingkat berpendidikan mayoritas SLTA 45,36%.

Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

Measurement Model dengan Comfirmatory Factor Analysis

Hasil analisis overall model fit untuk menguji kelayakan model pengukuran dengan

mengevaluasi goodness –of –fit indees untuk tiap – tiap konstruk penelitian ditunjukkan dalam

Tabel

TABEL 3

EVALUASI OVERALL MEASUREMENT MODEL FIT (REVISEDMODEL)

*chi-square table pada α = 0,05

EVALUASI ASUMSI SEM

Output AMOS 23 atas normalitas data ditunjukkan dalam tabel yang menunjukkan nilai

critical ratio (c.r) berada ± 2,58 sehingga disimpulkan bahwa asumsi normalitas

multivariate telah terpenuhi.

TABEL 4

UJI NORMALITAS

Variablemi

nmax skew c.r.

kurtosi

sc.r.

Y10 1 5 -0.027 -0.129 0.263 0.621

Y9 1 5 0.095 0.451 -0.429 -1.014

Y8 1 5 0.038 0.182 -0.465 -1.100

Y6 1 5 0.132 0.622 -0.72 -1.702

Y5 1 5 0.106 0.501 -0.613 -1.450

Y4 1 5 0.028 0.132 -0.605 -1.429

Y3 1 5 -0.059 -0.277 -0.457 -1.079

Z8 1 5 0.193 0.91 -0.569 -1.344

Goodness-Of-Fit (GOF)

Cut Off Value Hasil AnalisisEvaluasiModel

Chi-square 170.021

Lebih kecildari( 146 ,

0,05) =175.197

Probabilitas ≥ 0,05 0.065 Baikdf > 0 146 BaikCmin/df ≤ 2 1.329 BaikTLI > 0.90 0.970 BaikGFI > 0.90 0.908 BaikAGFI > 0.90 0.868 MarginalCFI > 0.95 0.977 BaikRMSEA ≤ 0,08 0.043 Baik

2

Z3 1 5 0.335 1.582 -0.672 -1.587

Z2 1 5 0.084 0.396 -0.44 -1.040

Z1 1 5 0.007 0.034 -0.086 -0.202

X3_10 1 5 -0.015 -0.072 0.039 0.093

X3_9 1 5 -0.02 -0.095 -0.421 -0.995

X3_8 1 5 0.362 1.708 0.565 1.335

X3_6 1 5 0.063 0.299 -0.349 -0.825

X3_3 1 5 0.274 1.296 0.425 1.005

X3_2 1 5 0.005 0.021 0.045 0.106

X2_10 1 5 0.046 0.217 0.518 1.225

X2_9 1 5 -0.112 -0.528 1.167 2.757

X2_5 1 5 -0.018 -0.086 0.434 1.026

X2_4 1 5 -0.075 -0.357 0.233 0.550

X2_2 1 5 0.023 0.108 -0.317 -0.748

X2_1 1 5 0.055 0.261 -0.597 -1.411

X1_10 1 5 0.036 0.171 -0.311 -0.736

X1_9 1 5 0.02 0.093 -0.562 -1.329

X1_8 1 5 0.023 0.156 0.045 0.107

X1_6 1 5 0.03 0.141 -0.419 -0.990

X1_5 1 5 0.081 0.384 -0.54 -1.275

X1_3 1 5 -0.265 -1.253 1.386 2.275

Multivariate 8.869 2.150

Sumber: Data olah, 2016

Hasil output AMOS 23 menunjukkan tidak ada kasus yang memiliki mahanalobis

distance lebih besar dari (29, 0,01 = 49.588) sehingga tidak terdapat kasus multivariate

outlier pada responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini.

Analisis Full Structural Equation Modelling (SEM)

Hasil estimasi full latent variable model ditampilkan dalam Gambar

GAMBAR 1

STRUCTURAL EQUATION MODEL

MODEL HUBUNGAN KAUSALITAS

Sumber : Data penelitian diolah, 2016

Evaluasi terhadap kriteria goodness-of-fit ditunjukkan dalam tabel berikut ini yang

menunjukkan nilai kesesuain yang baik untuk menerima model yang diajukan

TABEL 5

EVALUASI OVERALL MODEL FIT

HUBUNGAN KAUSALITAS

*Chi-square tabel pada α = 0,05

Sumber : Data primer diolah, 2016

Pengujian Hipotesis

Pengujian Hipotesis 1 : terdapat pengaruh positif Human Capital terhadap

Competitive Advantage

Hipotesis 1 penelitian ini menyatakan bahwa human capital berpengaruh secara positif

dan signifikan dengan competitive advantage. Tabel 4.14 menunjukan nilai CR.

Pengaruh human capital terhadap competitive advantage sebesar 2.116 dengan nilai

standardized regression weight positif sebesar 0.401. Nilai C.R. tersebut masih berada di

atas batas nilai kritis 1,96 (pada tingkat signifikansi 0,05). Disamping itu, nilai p sebesar

0.034 juga masih berada dibawah nilai signifikan 0,05, sehingga dapat disimpulkan

bahwa human capital berpengaruh secara positif dan signifikan dengan competitive

advantage. Dengan demikian, hasil uji 17egative17 gagal untuk menolak hipotesis 1 yang

menyatakan bahwa human capital berhubungan secara positif dan signifikan dengan

competitive advantage.

Pengujian Hipotesis 2 : terdapat pengaruh positif Structural Capital terhadap

Competitive Advantage

Goodness-Of-Fit (GOF)

Cut Off Value Hasil AnalisisEvaluasiModel

Chi-square 170.021

Lebih kecildari( 146 ,

0,05) =175.197

Probabilitas ≥ 0,05 0.065 Baikdf > 0 146 BaikCmin/df ≤ 2 1.329 BaikTLI > 0.90 0.970 BaikGFI > 0.90 0.908 BaikAGFI > 0.90 0.868 MarginalCFI > 0.95 0.977 BaikRMSEA ≤ 0,08 0.043 Baik

2

Hipotesis 2 dalam penelitian ini menyatakan bahwa structural capital berpengaruh

secara positif dan signifikan dengan competitive advantage. Tabel 4.14 menunjukkan

nilai C.R. pengaruh structural capital terhadap competitive advantage sebesar 0.178

dengan nilai standardized regression weight positif sebesar 0.04. Nilai CR tersebut

belum melampaui batas nilai kritis 1,96 (pada tingkat signifikansi 0,05) disamping itu

nilai p sebesar 0.858 juga berada diatas nilai signifikansi 0,05, sehingga dapat

disimpulkan bahwa structural capital berpengaruh secara positif dan tidak signifikan

dengan competitive advantage.dengan demikian, hasil uji statistic gagal untuk menerima

hipotesis 2 yang menyatakan bahwa structural capital berpengaruh positif dan signifikan

terhadap competitive advantage.

Pengujian Hipotesis 3 : terdapat pengaruh positif Relational Capital terhadap

Competitive Advantage

Hipotesis 3 penelitian ini menyatakan bahwa relational capital berpengaruh secara positif

dan signifikan dengan competitive advantage. Tabel 4.14. menunjukan nilai CR.

Pengaruh relational capital terhadap competitive advantage sebesar 2.561 dengan nilai

standardized regression weight positif sebesar 0.422 Nilai C.R. tersebut masih berada di

atas batas nilai kritis 1,96 (pada tingkat signifikansi 0,05). Disamping itu, nilai p sebesar

0.010 juga masih berada dibawah nilai signifikan 0,05, sehingga dapat disimpulkan

bahwa relational capital berpengaruh secara positif dan signifikan dengan competitive

advantage. Dengan demikian, hasil uji statistic gagal untuk menolak hipotesis 3 yang

menyatakan bahwa human capital berhubungan secara positif dan signifikan dengan

competitive advantage.

Pengujian Hipotesis 4 : terdapat pengaruh positif Human Capital terhadap Kinerja

Koperasi

Hipotesis 4 dalam penelitian ini menyatakan bahwa human capital berpengaruh secara

positif dan signifikan dengan kinerja koperasi. Tabel 4.14 menunjukkan nilai C.R.

pengaruh human capital terhadap kinerja perusahaan sebesar -1.871 dengan nilai

standardized regression weight 18egative sebesar -0.35. Nilai CR tersebut belum

melampaui batas nilai kritis 1,96 (pada tingkat signifikansi 0,05) disamping itu nilai p

sebesar 0.061 juga berada diatas nilai signifikansi 0,05, sehingga dapat disimpulkan

bahwa human capital berpengaruh secara positif dan tidak signifikan dengan kinerja

perusahaan.dengan demikian, hasil uji statistic gagal untuk menerima hipotesis 4 yang

menyatakan bahwa human capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

perusahaan.

Pengujian Hipotesis 5 : terdapat pengaruh positif Structural Capital terhadap

Kinerja Koperasi

Hipotesis 1 penelitian ini menyatakan bahwa structural capital berpengaruh secara

positif dan signifikan dengan kinerja koperasi. Tabel 4.14 menunjukan nilai CR.

Pengaruh structural capital terhadap kinerja perusahaan sebesar 4.673 dengan nilai

standardized regression weight positif sebesar 1.041 Nilai C.R. tersebut masih berada di

atas batas nilai kritis 1,96 (pada tingkat signifikansi 0,05). Disamping itu, nilai p sebesar

*** juga masih berada dibawah nilai signifikan 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa

human capital berpengaruh secara positif dan signifikan dengan competitive advantage.

Dengan demikian, hasil uji statistic gagal untuk menolak hipotesis 1 yang menyatakan

bahwa structural capital berhubungan secara positif dan signifikan dengan kinerja

perusahaan.

Pengujian Hipotesis 6 : terdapat pengaruh positif Relational Capital terhadap

Kinerja Koperasi

Hipotesis 4 dalam penelitian ini menyatakan bahwa relational capital berpengaruh

secara positif dan signifikan dengan kinerja koperasi. Tabel 4.14 menunjukkan nilai C.R.

pengaruh human capital terhadap kinerja perusahaan sebesar -.1.278 dengan nilai

standardized regression weight 19egative sebesar -0.201. Nilai CR tersebut belum

melampaui batas nilai kritis 1,96 (pada tingkat signifikansi 0,05) disamping itu nilai p

sebesar 0.201 juga berada diatas nilai signifikansi 0,05, sehingga dapat disimpulkan

bahwa human capital berpengaruh secara 19egative dan tidak signifikan dengan kinerja

perusahaan.dengan demikian, hasil uji statistic gagal untuk menerima hipotesis 4 yang

menyatakan bahwa human capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

perusahaan.

Pengujian Hipotesis 7 : terdapat pengaruh positif Competitive Advantage terhadap

Kinerja Koperasi.

Hipotesis 7 penelitian ini menyatakan bahwa competitive advantage berpengaruh secara

positif dan signifikan dengan kinerja perusahaan. Tabel 4.14 menunjukan nilai CR.

Pengaruh structural capital terhadap kinerja perusahaan sebesar 5.072 dengan nilai

standardized regression weight positif sebesar 0.429. Nilai C.R. tersebut masih berada di

atas batas nilai kritis 1,96 (pada tingkat signifikansi 0,05). Disamping itu, nilai p sebesar

*** juga masih berada dibawah nilai signifikan 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa

human capital berpengaruh secara positif dan signifikan dengan competitive advantage.

Dengan demikian, hasil uji statistic gagal untuk menolak hipotesis 7 yang menyatakan

bahwa structural capital berhubungan secara positif dan signifikan dengan kinerja

perusahaan.

ANALISIS PENGARUH LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG

TABEL 6

STANDARDIZED DIRECT EFFECT

RC SC HC CA KK

CA 0.348 0.038 0.348 0 0

KK -0.1590.948

-0.290 0.41 0

Sumber : Data Primer Diolah : 2016

TABEL 7

STANDARDIZED INDIRECT EFFECT

RC SC HC CA KP

CA 0 0 0 0 0

KK 0.143 0.016 0.143 0 0

Human capital dan relational capital berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja

koperasi yaitu dengan di mediasi oleh competitive advantage sebagai variabel mediasi.

Structural capital dan competitive advantage berpengaruh secara langsung terhadap

kinerja koperasi Human capital dan relational capital tidak berpengaruh secara langsung

terhadap kinerja koperasi.

Kesimpulan

human capital pada koperasi – koperasi di Tangerang Selatan berpengaruh positif dan

signifikan pada peningkatan nilai competitive advantage yang dimiliki koperasi. Dengan

demikian, human capital yang berpengaruh signifikan terhadap competitive advantage

(keunggulan bersaing) yaitu indikator yang paling utama dalam human capital adalah

training (pelatihan) untuk setiap pergantian karyawan di koperasi tangerang selatan

Structural capital berpengaruh negatif dan tidak signifikan dengan competitive advantage

yang dimiliki koperasi di Tangerang Selatan. Terkait structural capital ini, permasalahan

yang dihadapi koperasi di Tangerang Selatan belum optimal dalam pengelolaan utilitas

(daya guna) dari system infromasi tersebut untuk bisa mengakselerasi peningkatan nilai

competitive advantage (daya saing) menghadapi persaingan di pasar.

Relational capital berpengaruh positif dan signifikan dengan competitive advantage yang

dimiliki koperasi di Tangerang Selatan. Adapun indicator – indicator penting dari

Relational capital yang bisa meningkatkan competitive advantage (daya saing) koperasi

yaitu karyawan koperasi – koperasi di Tangerang Selatan mempunyai hubungan yang

baik dengan para pelanggan .

Human capital berpengaruh negative dan tidak signifikan dengan kinerja koperasi yang

dimiliki koperasi di Tangerang Selatan. Hal ini karena , karyawan koperasi cenderung

ragu – ragu dengan tingkat self driven yang dimilikinya (kemampuan dalam

mengembangkan semua potensi dalam dirinya untuk mencapai tujuan perusahaan) hal

ini dapat berakibat kurang optimalnya karyawan dalam mencapai target kinerja yang

ditetapkan oleh pimpinan koperasi

Struktural capital berpengaruh positif dan signifikan dengan kinerja koperasi yang

dimiliki koperasi di Tangerang Selatan. Karyawan pada koperasi – koperasi di Tangerang

Selatan sangat meyakini bahwa dengan bekerja sebagai tim (team work) yang baik

dengan kemampuan kerja yang saling melengkapi dan serta dengan struktur organisasi

yang dapat diidentifikasi dengan baik oleh seluruh elemen di dalam koperasi tersebut,

maka koperasi – koperasi di Tangerang Selatan bisa meraih kinerja perusahaan sesuai

dengan yang diharapkan bersama. Selain itu, dengan adanya system data yang dimiliki

oleh koperasi – koperasi di Tangerang Selatan, sangat memudahkan karyawan di dalam

koperasi tersebut untuk memperoleh informasi yang relevan yang mereka butuhkan untuk

dapat bekerja dengan baik.

Relational capital berhubungan negatif dan tidak signifikan dengan kinerja koperasi yang

dimiliki koperasi di Tangerang Selatan. Hal ini karena belum optimalnya pelanggan

dalam membantu koperasi untuk memperbaiki produk ataupun layanan. Dan belum

optimalnya sistem jaringan yang baik antara koperasi dengan pelanggan. serta belum

adanya system pengelolaan hubungan pelanggan.

Competitive Advantage berpengaruh positif dan signifikan dengan kinerja koperasi yang

dimiliki koperasi di Tangerang Selatan. Hal ini karena beberapa aspek dalam competitive

advantage yang diyakini oleh karyawan koperasi cukup kuat mendorong peningkatan

kinerja yaitu kondisi pasar perusahaan yang terus berkembang, kerjasama koperasi

dengan para pelanggan yang cukup menjanjikan, koperasi bisa dengan cukup baik

menjangkau pasar, dan juga sebagian besar pelanggan koperasi melihat potensi goodwill

pada koperasi terus meningkat.

Saran

1. Bagi peneliti berikutnya, disarankan untuk menambahkan variabel lain yang

berkaitan dengan meliputi masing-masing komponen human capital, structural

capital dan relational capital, competitive advantage dan kinerja koperasi misalnya

knowledge management, Customer Relationship Management dan motivasi kerja.

2. Bagi koperasi – koperasi ditangerang selatan dalam kaitannya rumusan pengelolan

modal intelektual yang terdiri dari 3 komponen human capital, relational capital dan

structural capital yang dapat meningkatkan kinerja koperasi dan meraih keunggulan

bersaing tingkat global, maka bagi koperasi seharusnya memperhatikan indicator –

indicator ideal untuk masing -masing komponen. Misalnya 1). human capital harus

lebih memperhatikan kapabilitas karyawan dan kreativitas karyawan dengan

meningkatkan pelatihan – pelatihan secara rutin terkait peningkatan kompetensi dan

motivasi kerja, kepuasan karyawan dengan meningkatkan renumerasi yang diterima

oleh karyawan, 2) structural capital harus lebih memperhatikan masalah system dan

prosedur organisasi, system informasi Akuntansi dan Manjemen yang diterapkan,

proses organisasi dan budaya organisasi, serta 3) relational capital harus lebih

memperhatikan masalah kapabilitas dasar pemasaran, loyalitas pelanggan, intensitas

pasar dan hubungan dengan pelanggan (anggota) dengan menerapkan system

costumer relationship management (CRM) untuk mengelola data – data pelanggan,

Electronic costumer relationship management (E-CRM) dengan menggunakan social

media untuk mengintensifkan hubungan dengan pelanggan (anggota) secara online

seperti melalui facebook, twitter, instagram dan sebagainnya, serta diharapkan

koperasi dapat menerapkan E- Commerce dengan memasarkan produk dan jasa

secara online melalui website dan aplikasi khusus seperti aplikasi klik- indomart

untuk mempermudah pelanggan (anggota) melakukan pemesanan produk dan

aplikasi modalku untuk aplikasi simpan pinjam.

3. Bagi stakeholders seperti Dinas Koperasi Tangerang Selatan dengan memperhatikan

hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat menjadi acuan dalam melakukan

pembinaan terhadap koperasi – koperasi di Tangerang Selatan, agar koperasi –

koperasi tersebut dapat meningkatkan kinerja dan meraih keunggulan bersaing

tingkat global.

Daftar PustakaAstuti Pratiwi, dan Sabeni arifin. 2005, Hubungan Intellectual Capital dan bussines

performance dengan diamond specification. Jurnal SNA VIII,Solo.Barney, J. B., (1991). Firm resources and sustained competitive advantage, Journal of

Management, Vol. 17, pp.99-120.Bataineh, Mohammad. T. and Al Zoaby, Mohammad. (2011). The Effect of Intellectual

Capital on Organizational Competitive Advantage: Jordanian Commercial Banks(Irbid District) An Empirical Study. EuroJournals, Inc.- International Bulletin ofBusiness Administration, ISSN: 1451-243X Issue 10 .

Bontis, N., dan J. Fitz-Enz. 2002. Intellectual Capital ROI: A Casual Map of HumanCapital Antecedents and Consequents. Journal of Intellectual Capital 3(3): 223–247.

Bontis, et al. 2000. Intellectual Capital and Business Performance in MalaysianIndustries. Journal of Intellectual Capital, III (3):223-247

Chen, et al. 2005. An empirical investigation of the relationship between intellectualcapital and firm’s market value and financial performance. Journal of IntellectualCapital, Vol 6, Issue 2.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, BadanPenerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hariyanto W dan Hermawan S. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap BussinesPerformance dan Competitive Advantage.

Hong, Pew Tan, David Plowman dan Phil Hancock (2007). Intellectual Capital andFinancial Returns of Companies. Journal of Intellectual Capital. 8(1), 76-95.2007

Ikatan Akuntansi Indonesia (2009), Standar Akuntansi Keuangan.Salemba EmpatIndriantoro, dan Supomo, 2002.Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan

Manajemen, Edisi Pertama, BPFE-Yogyakarta, YogyakartaKadarningsih, Ana. (2013). “ Keunggulan Bersaing ; Faktor – factor yang mempengaruhidan dampaknya pada kinerja Selling – in” Vol 21, No. 1 maret 2013 : 01 -18.Kamath, G.B. (2008), “The intellectual capital performance of Indian banking sector”,

Journal of Intellectual Capital, Vol. 8 No. 1, pp. 99-123.Kamukama, N., Ahiauzu, A., and Ntayi, J. M. (2011). Competitive Advantage:

Mediator of Intellec-tual Capital and Performance. Journal of Intellectual Capital,12(1), 152-164.

Kuryanto, Benny dan Muchamad Syafruddin (2008). “Pengaruh Modal IntelektualTerhadap Kinerja Perusahaan.” SNA XI.

Ramanda Yuli dan Muchtar Bustari (2015) “ Pengaruh Human Capital, Relational Capitaldan Organizational Capital tethada Kinerja Pegawai”.

Stewart, T.A. (1997) Intellectual Capital: The New Wealth Of Organizations,Doubleday/Currency: New York.

Tseng, Chun-Yao dan Yeong-Jia James Goo. 2005. “Intellectual Capital and CorporateValue in an Emerging Economy : Empirical Study of Taiwanese Manufacturers.”R&D Management. Vol 35, No. 2

Ulum, I. 2008. Pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaanperbankan di Indonesia. Call for paper Simposium Nasional Akuntansi XI. IkatanAkuntanIndonesia.Pontianak.

Wang dan Chang (2005), Intelectual Capital and Performance in Causal Model., JournalIntelectual Capital 6 (2). PP.23-36

Widarjono Agus, 2015, Analisis Multivariat Terapan, UPP STIM YKPN.Widyaningdyah utari agnes. (2013) “Intellectual capital dan keunggulan kompetitif”.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol, 15 No 1, Mei 2013, 1 – 14. ISSN 1411-0288

Http://Www.Dekopindatangsel.Or.Id/Index.Php/Profil/78-Artikel/103-Meningkatkan-Peran-Dan-Kontribusi-Koperasi-Dalam-Pertumbuhan-Ekonomi-Tangsel

https://zehanwidiastuti.wordpress.com/2013/10/20/mengapa-koperasi-di-indonesia-sulit-berkembang/

http://www.ukm-tangsel.com/?page=detail_berita&id_berita=3FVME2&halaman