33
PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING GROWTH, RETURN ON EQUITY, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN CURRENT RATIO TERHADAP PRICE EARNING RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014 VETTY IRMA JANUARISTY 110462201038 Pembimbing I Inge Lengga Sari Munthe, SE, M.Si, Ak, CA Pembimbing II Sri Ruwanti, SE, M.Sc

PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING GROWTH, RETURN

ON EQUITY, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN CURRENT RATIO TERHADAP

PRICE EARNING RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014

VETTY IRMA JANUARISTY

110462201038

Pembimbing I

Inge Lengga Sari Munthe, SE, M.Si, Ak, CA

Pembimbing II

Sri Ruwanti, SE, M.Sc

Page 2: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

ABSTRAK

Vetty Irma Januaristy, 2016 : Pengaruh Devidend Payout Ratio, Earning Growth,

Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Current

Ratio Terhadap Price Earning Ratio pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa efek Indonesia

Periode 2010-2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

Devidend payout ratio (DPR), Earning growth (EG), Return on equity (ROE), Debt

to equity ratio (DER),dan Current ratio (CR) terhadap Price earning ratio (PER)

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-

2014. Penelitian ini menggunakan populasi seluruh perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014, sebanyak 144 perusahaan.

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, sampel yang

digunakan dalam penelitian ini sebanyak 9 perusahaan. Penelitian ini menggunakan

data sekunder yang diperoleh dari publikasi Indonesian Capital Market Directory

(ICMD). Metode analisis data yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier

Berganda. Hasil pengujian menunjukkan bahwa secara parsial DPR, EG, ROE, DER,

dan CR berpengaruh signifikan terhadap PER, secara simultan DPR, EG, ROE, DER,

dan CR berpengaruh signifikan terhadap PER.

Kata Kunci : Price earning ratio (PER), Devidend payout ratio (DPR), Earning

growth (EG), Return on equity (ROE), Debt to equity ratio (DER), danCurrent

ratio(CR).

Page 3: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakangMasalah

Pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi terutama di

Negara-negara yang menganut sistem ekonomi pasar. Pasar modal telah menjadi

salah satu sumber kemajuan ekonomi, sebab pasar modal dapat menjadi sumber dana

alternative bagi perusahaan. Perkembangan pasar modal dibanyak Negara termasuk

Indonesia berhubungan erat dengan peranan penting pasar modal dalam

perekonomian suatu Negara, hal ini dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi

ekonomi sekaligus fungsi keuangan. Dengan adanya pasar modal, para investor dapat

melakukan investasi pada banyak pilihan investasi, sesuai dengan kemampuan

menganalisa dan keberanian mengambil risiko dimana para investor akan selalu

memaksimalkan return yang dikombinasikan dengan resiko tertentu dalam setiap

keputusan investasinya.

Menurut Sunariyan (2004) dalam Damasita (2011), rasio yang sering

digunakan dalam analisis saham adalah price earning ratio (PER). Pendekatan ini

paling banyak digunakan oleh pemodal dan analisis sekutitas. Pendekatan ini

didasarkan hasil yang diharapkan pada perkiraan laba per saham yang akan datang.

Bagi investor semakin tinggi price earning ratio maka pertumbuhan laba yang

diharapkan juga akan mengalami kenaikan (Fahmi, 2012:138). Menurut Sartono

(2001:106) dalam Anggraini (2011), PER diartikan sebagai indikator

Kepercayaan pasar terhadap prospek pertumbuhan perusahaan sehingga banyak

pelaku pasar modal menaruh perhatian terhadap pendekatan PER tersebut. Price

earning ratio yang tinggi menunjukkan bahwa investor bersedia untuk membayar

dengan harga saham premium perusahaan. Perusahaan dengan peluang tingkat

pertumbuhan tinggi biasanya mempunyai price earning ratio yang tinggi pula, hal ini

menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba di masa yang akan

datang. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung

mempunyai price earning ratio yang rendah pula. Semakin rendah price earning

ratio suatu saham maka semakin baik atau murah harganya untuk diinvestasikan.

Semakin tingi harga saham maka PER juga akan semakintinggi, sebaliknya jika harga

saham semakin rendah maka PER juga akan semakin rendah.

Devidend payout ratio (DPR) merupakan bagian lababersih perusahaan yang

dibagikan kepada shareholder (pemilik modal) sebagai deviden. Pemodal lain

mengharapkan capital gain juga mengharapkan deviden. Oleh sebab itu perusahaan

yang sahamnya aktif diperdagangkan akan melakukan pembagian deviden untuk

pemodalnya. Pemilik modal memandang deviden sebagai sinyal kemampuan

perusahaan meningkatkan pendapatan (Hasanah, 2009).

Page 4: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

Menurut Harahap (2010:309), Earning growth merupakan rasio yang

menggambarkan persentase pertumbuhan pos-pos perusahaan dari tahun ke tahun.

Earning growth berpengaruh langsung terhadap Price earning ratio, bila harga saham

mencerminkan kapitalisasi dari laba yang diharapkan di masa mendatang. Maka

peningkatan laba akan meningkat harga saham dan total kapitalisasi saham.

Return on equity adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga Return on equity ini ada

yang menyebutnya Rentabilitas modal sendiri. Return on equity disebut juga dengan

laba equity. Return on equity (ROE) menunjukkan besarnya laba bersih yang

dihasilkan untuk setiap ekuitas. Adanya pertumbuhan ROE diharapkan terjadi

kenaikan laba per lembar saham (EPS) yang lebih besar dimana hal tersebut dapat

mempengaruhi PER. Rasio ini mengkaji sejauh mana suatu perusahaan

mempergunakan sumberdaya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas

ekuitas (Fahmi, 2012:137).

Debt to equity menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar

kembali hutang yang ada dengan modal ekuitas yang ada. Rasio yang

menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan

menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi

seluruh kewajibannya (Sawir, 2013:13). Jika Debt to equity ratio semakin meningkat

maka menunjukkan struktur permodalan lebih banyak dibiayai oleh pinjaman

sehingga ketergantungan perusahaan terhadap kreditur semakin meningkat. Maka

dengan meningkatnya Debt to equity ratio maka semakin besar pula yang dibebankan

kepada pihak luar akan semakin meningkat juga. Menurut Anggraini (2012), tingkat

Debt to equity ratio yang tinggi menunjukkan komposisi total hutang (hutang jangka

pendek dan hutang jangka panjang) semakin besar apabila dibandingkan dengan total

modal sendiri.

Current ratio adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan

untuk membayar kewajiban jangka pendek (atau utang lancar) pada saat jatuh tempo

dengan menggunakan aktiva lancar (Syahrial danPurba, 2013:137). Semakin tinggi

current ratio semakin baik untuk menutupi kewajiban lancar, dan kalau current ratio

itu semakin tinggi maka tidak baik Karena perusahaan tidak dapat mengelola aktiva

lancer dengan baik. Menurut Anggraini (2012) current ratio yang tinggi memberikan

indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban financial

jangka pendeknya, namun semakin besar current ratio mencerminkan likuiditas

perusahaan semakin tinggi Karena perusahaan mempunyai kemampuan membayar

yang besar sehingga mampu memenuhi semua kewajiban finansialnya.

Berhubungan dengan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti

tentang “PengaruhDevidend Payout Ratio, Earning Growth, Return On Equity,

Debt To Equity Ratio dan Current Ratio Terhadap Price Earning Ratio pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Periode 2010-2014”. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh devidend

payout ratio, earning growth, return on equity, debt to equity ratio dan Current ratio

Page 5: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

terhadap price earning ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2010-2014. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan

variabel bebas yaitu devidend payout ratio (X1), earning growth (X2), return on

equity (X3), debt to equity ratio (X4)danCurrent ratio (X5). Variabel terikat

(dependend variabel) yaitu price earnig ratio.

1.2 PerumusanMasalah

Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan diteliti dalam

penelitian ini yaitu :

1. Apakah Dividend Payout Ratio berpengaruh terhadap Price Earning Ratio

(PER) pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2010-2014 ?

2. Apakah Earning Growth berpengaruh terhadap Price Earning Ratio (PER)

pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2010-2014 ?

3. Apakah Return On Equity berpengaruh terhadap Price Earning Ratio (PER)

pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2010-2014 ?

4. Apakah Debt To Equity Ratio berpengaruh terhadap Price Earning Ratio

(PER) pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2010-2014 ?

5. Apakah Current ratio berpengaruh terhadap Price Earning Ratio (PER) pada

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-

2014?

6. Apakah Devidend payout ratio, Earning growth, Return on equity, Debt to

equity ratio,danCurrent ratio berpengaruh terhadap Price Earning Ratio

(PER) pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2010-2014 ?

1.3 TujuanPenelitian

Tujuan penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh Dividend Payout Ratio terhadap Price Earning

Ratio (PER) pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesiaperiode

2010-2014.

2. Untuk mengetahui pengaruh Earning Growth terhadap Price Earning Ratio

(PER) pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2010-

2014.

3. Untuk mengetahui pengaruh Return On Equity terhadap Price Earning Ratio

(PER) pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesiaperiode 2010-

2014.

4. UntukmengetahuipengaruhDebt To Equity RatioterhadapPrice Earning Ratio

(PER) pada Perusahaan Manufaktur di Bursa EfekIndonesia periode 2010-

2014.

5. UntukmengetahuipengaruhCurrent ratioterhadapPrice Earning Ratio (PER)

pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesiaperiode 2010-2014.

Page 6: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

6. Untuk mengetahui pengaruh Devidend payout ratio, Earning growth, Return

on equity, Debt to equity ratio, dan Current ratio terhadap Price Earning

Ratio (PER) pada perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode

2010-2014.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi perusahaan, penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dan masukan

bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas dan kinerja keuangan akan

meningkat.

2. Bagi emiten, penelitian ini untuk memberi gambaran tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi Price Earning Ratio (PER) karena sangat berpengaruh

pada perusahaan untuk membeli saham di BEI.

3. Bagi penulis, penelitian ini sangat bermanfaat bagi kita karena menambah

ilmu serta meningkatkan pengetahuan tentang Price Earning Ratio (PER) dan

sebagai bahan tambahan referensi untuk mengetahui posisi keuangan

perusahaan.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini akan disajikan dalam lima bab dengan sistematika

sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah,

Tujuan penelitian dan manfaat penelitian, serta sistematika Penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang landasan teori, penelitian terdahulu,

Kerangka pemikiran, Hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini memaparkan tentang variabel penelitian, populasi dan

Sampel, jenis dan data yang diperlukan serta metode pengumpulan

Data.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang deskripsi objek penelitian, analisis data, serta Inteprestasi hasil.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan, saran serta keterbatasan penulis.

Page 7: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 KajianPustaka

2.1.1 Price Earning Ratio ( PER )

Price Earning Ratio adalah salah satu dasar dalam analisis fundamental dan

sering digunakan dalam analisis saham. Price Earning Ratio juga dikenal dalam

indikator yang terpenting di dalam pasar modal. Menurut Lusiana (2010) PER yang

tinggi menunjukkan bahwa investor bersedia untuk membayar dengan harga saham

premium perusahaan. Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan tinggi

biasanya mempunyai price earning ratio yang tinggi pula, hal ini menunjukkan

bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba di masa yang akan datang. Sebaliknya

perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung mempunyai price

earning ratio yang rendah pula. Semakin rendah price earning ratio suatu saham

maka semakin baik atau murah harganya untuk diinvestasikan. Jadi semakin kecil

nilai price earning ratio maka semakin murah saham tersebut untuk dibeli dan

semakin baik kinerja per lembar saham dalam menghasilkan laba bagi perusahaan.

Menurut Husnan (2001) dalam Damasita (2011), ada tiga komponen yang

mempengaruhi laba bagi perusahaan besar/kecilnya PER antara lain:

1. Dividend payout ratio, menunjukkan besarnya dividend yang akan dibayarkan

perusahaan kepada investor dari earning yang diperoleh,

dengan kata lain DPR merupakan perbandingan antara dividend yang

dibayarkan perusahaan terhadap earning yang diperoleh perusahaan.

2. Tingkat return yang disyaratkan, yang merupakan tingkat return yang

syaratkan investor atas suatu saham sebagai kompensasi atas resiko yang

harus ditanggung investor.

3. Tingkat pertumbuhan dividend yang diharapkan, merupakan fungsi dari

besarnya ROE dan tingkat laba.

Penilaian saham dengan modal price earning ratio ini lebih sering digunakan

oleh investor dari pada penggunaan atas dividend, karena modal PER nampaknya

lebih mudah dipergunakan dari pada model PER nampaknya lebih mudah

dipergunakan daripada model beradasarkan atas dividend. Menurut Tjiptono (2001)

dalam Ratih (2010), price earning ratio dapat digunakan sebagai berikut:

1. Menentukan nilai pasar saham yang akan diharapkan

2. Menentukan nilai pasar saham yang akan datang

3. Menentukan tingkat kapitalisasi saham

Page 8: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

Kenaikan price earning ratio disebabkan karena adanya harga saham yang

naikdan laba perlembar saham yang tetap, sedangkan penurunanprice earning ratio

disebabkan karena adanya harga saham yang turun dan laba per lembar saham turun.

Menurut Lusiana (2010), price earning ratio (PER) digunakan untuk memprediksi

kemampuan perusahaan menghasilkan laba di masa depan dari suatu perusahaan.

Investor dapat mempertimbangkan rasio ini untuk memilah-milah saham mana yang

nantinya dapat memberikan keuntungan yang besar di masa yang akan datang.

Rumus yang akan digunakan untuk mengukur Price earning ratio (Fahmi,

20112:138) adalah sebagai berikut:

𝑷𝑬𝑹 =𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒑𝒆𝒓 𝒍𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓 𝒔𝒂𝒉𝒂𝒎

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝒑𝒆𝒓 𝒍𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓 𝒔𝒂𝒉𝒂𝒎

Dimana menurut Fahmi (2012:138), untuk mengukur laba perlembar saham

adalah sebagai berikut:

𝑬𝑷𝑺 =𝑳𝒂𝒃𝒂 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒉𝒂𝒎 𝒃𝒆𝒓𝒆𝒅𝒂𝒓

2.1.2 Devidend Payout Ratio ( DPR )

Devidend Payout Ratio merupakan bagian laba bersih perusahaan yang

dibagikan kepada shareholder (pemilik modal) sebagai deviden. Pemodal lain

mengharapkan capital gain juga mengharapkan deviden. Oleh sebab itu perusahaan

yang sahmnya aktif diperdagangkan akan melakukan pembagian deviden untuk

pemodalnya. Pemilik modal memandang deviden sebagai sinyal kemampuan

perusahaan meningkatkan pendapatan.Deviden merupakan aliran kas yang

dibayarkan para pemegang saham.

Menurut Husnan (2001) dalam Damasita (2011), kebijakan dividend

menyangkut tentang masalah penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang

saham, pendapat tentang dividend dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

1. Pendapat yang menginginkan deviden dibagikan sebesar-besarnya

2. Pendapat yang mengatakan bahwa kebijakan deviden tidak relevan

3. Pendapat yang mengatakan bahwa perusahaan seharusnya justru membagikan

deviden sekecil mungkin.

Menurut Kieso, Weygandt, Warfield (2007:321), pembagian dividen

umumnya didasarkan atas akumulasi laba (yaitu laba ditahan) atau atas beberapa pos

modal lainnya seperti tambahan modal disetor. Dividen memiliki jenis sebagai

berikut:

1. Dividen tunai

2. Dividen property

3. Dividen likuidasi

4. Dividen saham

Page 9: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

Menurut Kieso, Weygandt, Warfield (2008), rumus yang digunakan untuk

mengukur dividend payout ratio adalah sebagai berikut:

𝑫𝒆𝒗𝒊𝒅𝒆𝒏𝒅 𝒑𝒂𝒚𝒐𝒖𝒕 𝒓𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝑫𝒊𝒗𝒊𝒅𝒆𝒏 𝒕𝒖𝒏𝒂𝒊

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉

2.1.3 Earning Growth

Menurut Harahap (2010:309) Earning growth merupakan rasio yang

menggambarkan persentase pertumbuhan pos-pos perusahaan dari tahun ke tahun.

Suatu perusahaan bertujuan untuk mendapatkan laba yang semaksimal mungkin dari

operasional perusahaannya, karena laba merupakan salah satu indikator utama bagi

keberhasilan manajemen dan operasional suatu perusahaan.Laba merupakan

pendapatan perusahaan setelah dikurangi biaya-biaya yang terjadi. Semakin tinggi

laba bersih, akan berpengaruh terhadap besarnya Earning per share yang

menunjukkan profitabilitas suatu perusahaan. Profitabilitasyang meningkat

menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, yang berbuah kepercayaan

investor kepada perusahaan sehingga harga saham akan naik. Jika laba menurun

maka akan berdampak buruk terhadap Price earning ratio, bila harga saham

mencerminkan kapitalisasi dari laba yang diharapkan di masa mendatang maka

peningkatan laba akan meningkat harga saham dan total kapitalisasi saham.

Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur Earning growth menurut

Usman (2001) dalam Saputra (2010), sebagai berikut :

𝑬𝑮 =𝑬𝑷𝑺𝒕 − 𝑬𝑷𝑺𝒕 − 𝟏

𝑬𝑷𝑺𝒕 − 𝟏

Keterangan:

Epst :laba per lembar saham tahun sekarang

Epst-1: laba perlembar saham tahun sebelum

2.1.4 Return On Equity ( ROE )

Menurut Hanafi dan Halim (2009:178) Return On Equity adalah kemampuan

perusahaan menghasilkan suatu laba bagi pemegang saham biasa. Menurut Sutrisno

dalam Saputra (2010), Return on equity adalah kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga Return on

equity ini ada yang menyebutnya Rentabilitas modal sendiri. Return on equity mampu

menghasilkan laba dari perusahaan, laba yang diperoleh perusahaan pertama dipakai

untuk membayar bunga hutang, kemudian saham preferens, baru kemudian diberikan

ke pemegang saham biasa. Menurut Fahmi (2012:137) ROE adalah rasio sejauh mana

investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan

sesuai dengan yang diharapkan. Return on equity merupakan salah satu profitabilitas

yang menunjukkan perbandingan antara laba setelah pajak dibandingkan dengan

modal sendiri. Semakin besar nilai Return on equity maka perusahaan belum tentu

Page 10: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

dianggap semakin menguntungkan, sehingga perusahaan yang memiliki Profitable

investment opportunities (peluang investasi yang menguntungkan) yang bagus belum

tentu akan memberikan reward (penghargaan) berupa PER yang tinggi.Return on

equity merupakan salah satu indikator penting dalam melakukan investasi. Dalam

Return on equityakan ditemukan tiga hal yaitu kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba (profitability), efisiensi perusahaan dalam mengelola aset (Asset

Management), dan hutang yang dipakai dalam melakukan usaha (Financial

Leverage)

Rumus yang digunakan untuk mengukur ROE menurut Fahmi (2012:137),

sebagai berikut:

𝑹𝒆𝒕𝒖𝒓𝒏 𝑶𝒏 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 =𝑬𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝒂𝒇𝒕𝒆𝒓 𝒕𝒂𝒙

𝑺𝒉𝒂𝒓𝒆𝒉𝒐𝒍𝒅𝒆𝒓′𝒔 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚

Keterangan :

Shareholder’s Equity : Modal Sendiri

2.1.5 Debt To EquityRatio (DER)

Debt to equity Ratio merupakan rasio hutang terhadap modal, rasio ini

mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang Anggaraini (2013).DER

menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar kembali hutang yang ada

dengan modal ekuitas yang ada.Menurut Sawir (2013:13), adalah rasio yang

menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan

dan menunjukkan kemampuan seluruh kewajibannya. Jika DER semakin meningkat

maka menunjukkan kinerja perusahaan yang buruk, sebaliknya semakin tinggi DER

menunjukkan struktur permodalan lebih banyak dibiayai oleh pinjaman sehingga

ketergantungan perusahaan terhadap kreditur semakin meningkat dan mengurangi

minat investor dalam menanamkan dananya di perusahaan tersebut. Semakin besar

nilai Debt To Equity Ratio menandakan bahwa struktur permodalan usaha lebih

banyak memanfaatkan hutang-hutang realtif terhadap ekuitas. Meningkatnya hutang

berarti resiko yang dihadapi akan semakin meningkat, sehingga kepercayaan pasar

berkurang dan menciptakan harga saham yang lebih rendah dan mengakibatkan PER

semakin kecil. Menurut Brigham dan Houston (2001) dalam Aji (2012) sebuah

perusahaan yang menggunakan pendanaan melalui utang memiliki tiga implikasi

penting yaitu :

1. Dengan memperoleh dana melalui utang para pemegang saham dapat

mempertahankan kendali mereka dengan perusahaan yang sekaligus

membatasi investasinya yang telah diberikan oleh pihak perusahaan yang akan

mereka berikan.

2. Kreditur akan melihat kepada ekuitas atau dana yang diperoleh sendiri sebagai

suatu batasan keamanan, sehingga semakin tinggi proporsi dari jumlah suatu

modal yang diberikan oleh pemegang saham, maka akan semakin kecil resiko

yang akan dihadapi oleh pemegang saham, maka akan semakin kecil resiko

yang akan dihadapi oleh kreditur.

Page 11: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

3. Jika perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai dengan dana

hasil pinjaman lebih besar daripada bunga yang akan dibayarkan, maka

pengembalian dari modal pemiliki akan diperbesar.

Rumus yang digunakan untuk mengukur DER Menurut Fahmi (2012:128)

adalah sebagai berikut:

𝑫𝒆𝒃𝒕 𝑻𝒐 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 =𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑳𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑺𝒉𝒂𝒓𝒆𝒉𝒐𝒍𝒅𝒆𝒓′𝒔 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚

2.1.6 Current Ratio

Current ratio adalah merupakan rasio likuiditas yang menggambarkan

kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek (atau utang

lancar) pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar (Syahrial dan

Purba, 2013:37). Menurut Darsono dan Ashari (2005) dalam Aji (2012), semakin

tinggi rasio lancar, kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka

pendek juga semakin besar, tetapi Current ratio yang terlalu tinggi mengindikasikan

adanya dana yang menganggur, sehingga mengurangi tingkat laba/profitabilitas

perusahaan, karena harga saham mencerminkan kapitalisasi dari laba yang

diharapkan masa mendatang maka penurunan laba perusahaan berakibat PER juga

turun. Menurut Subramanyam dan Wild (2011:243-244) dijelaskan alasan

digunakannya rasio lancar secara luas sebagai ukuran likuiditas mencakup

kemampuannya untuk mengukur :

1. Kemampuan memenuhi kewajiban lancar.

makin tinggi jumlah (kelipatan) aset terhadap kewajiban lancar, makin besar

keyakinan bahwa kewajiban lancar tersebut akan dibayar.

2. Penyangga kerugian.

Makin besar penyangga, makin kecil risikonya.Rasio lancar menunjukkan

tingkat keamanan yang tersedia untuk menutup penurunan nilai aset lancar

non-kas pada aset tersebut dilepas atau dilikuitditasi.

3. Cadangan dana lancar

Rasio lancar merupakan ukuran tingkat keamanan terhadap ketidakpastian dan

kejutan atas arus kas perusahaan.Ketidakpastian dan kejutan seperti

pemogokan dan kerugian luar biasa dapat membahayakan arus kas secara

sementara dan tidak terduga.

Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur Current ratio adalah sebagai

berikut (Fahmi,2012:121) :

𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 =𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕

𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑳𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Page 12: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

Dalam rangka untuk mengetahui pengaruh devidend payout ratio, earning

growth, return on equity, debt to equity ratio dan current ratio terhadap price earning

ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2014, maka

objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan di

Bursa Efek Indonesia dan berkaitan langsungdengan perusahaan manufaktur yang

berupa data laporan keuangan (annual report) tahun 2010, 2011, 2012, 2013, 2014

yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia.

3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu konsep yang beragam atau bervariasi. Variabel

dibedakan adalah sebagai berikut:

1. Variabel dependen (y)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi variabel lain

(independen).Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah price earning

ratio (PER). Price earning ratio adalah perbandingan antara harga per lembar saham

dengan laba per lembar saham (Earning Per share). Adapun rumus yang digunakan

dalam mengukur price earning ratio adalah sebagai berikut (Fahmi,2012:138):

𝑷𝒓𝒊𝒄𝒆 𝒆𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝒓𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒑𝒆𝒓 𝒍𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓 𝒔𝒂𝒉𝒂𝒎

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝒑𝒆𝒓 𝒍𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓 𝒔𝒂𝒉𝒂𝒎

Dimana menurut Fahmi (2012:138), untuk mengukur laba per lembar saham

adalah sebagaiberikut:

𝑬𝑷𝑺 =𝑳𝒂𝒃𝒂 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏

𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒉𝒂𝒎 𝒃𝒆𝒓𝒆𝒅𝒂𝒓

2. Variabel Independen (X)

Variabel bebas adalah variabel yang tidak dapat dipengaruhi oleh variabel

lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Devidend payout ratio, Earning

growth, Return on equity, Debt to equity ratio, dan Current ratio.

a. Devidend Payout Ratio (DER)

Dividend payout ratio (DPR) merupakan laba bersih perusahaan yang

dibagikan kepada shareholder (pemilik modal) sebagai deviden. Pemodal lain

mengharapkan capital gain juga mengharapkan deviden. Oleh sebab ituperusahaan

yang sahamnya aktif di perdagangkan akan melakukan pembagian deviden untuk

pemodalnya. Pemilik modal memandang deviden sebagai sinyal kemampuan

perusahaan meningkatkan pendapatan (Hasanah,2009).

Adapun rumus dividend payout ratio Menurut Kieso, Weygandt, Warfield

(2008) adalah sebagaiberikut:

𝑫𝒆𝒗𝒊𝒅𝒆𝒏𝒅 𝑷𝒂𝒚𝒐𝒖𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝑫𝒊𝒗𝒊𝒅𝒆𝒏 𝑻𝒖𝒏𝒂𝒊

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉

Page 13: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

b. Earning Growth (pertumbuhan laba)

Menurut Harahap (2010:309), Earning growth merupakan rasio yang

menggambarkan persentase pos-pos perusahaan dari tahun ke tahun. Suatu

perusahaan bertujuan untuk mendapatkan laba semaksimal mungkin dari operasional

perusahaannya, karena laba merupakan salah satu indikator utama bagi keberhasilan

manajamen dan operasional suatu perusahaan.

Menurutusman (2001) dalam Saputra (2010), Earning growth dapat

dirumuskan sebagai berikut:

𝑬𝑮 = 𝑬𝑷𝑺𝒕 − 𝑬𝑷𝑺𝒕 − 𝟏

𝑬𝑷𝑺 𝒕 − 𝟏

c. Return On Equity (ROE)

Menurut Hanafi dan Halim (2009:178), Return on equity adalah kemampuan

perusahaan menghasilkan suatu laba bagi pemegang saham biasa. Menurut Sartono

(2000:197) dalam Saputra (2010), Return on equity adalah kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga return

on equity ini ada yang menyebutnya Rentabilitas modal sendiri. Adapun rumus untuk

mengukur return on equity (Fahmi, 2012:137) adalah sebagaiberikut:

𝑹𝒆𝒕𝒖𝒓𝒏 𝑶𝒏 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 = 𝑬𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝑨𝒇𝒕𝒆𝒓 𝑻𝒂𝒙 (𝒆𝒂𝒕)

𝑺𝒉𝒂𝒓𝒆𝒉𝒐𝒍𝒅𝒆𝒓′𝒔 𝒆𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚

d. Debt To EquityRatio (DER)

Debt to equity ratio menggambarkan tentang rasio keuangan perusahaan

untuk membayar kembali hutang yang ada dengan modal ekuitas yang ada. Debt to

equity ratio adalah perbandingan antara total hutang dengan modal sendiri. Rumus

yang digunakan untuk mengukur debt to equity ratio sebagai berikut

(Fahmi,2012:182) :

𝑫𝒆𝒃𝒕 𝑻𝒐 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑳𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑺𝒉𝒂𝒓𝒆𝒉𝒐𝒍𝒅𝒆𝒓′𝒔 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚

e. Current Ratio

Current ratio adalah merupakan rasio likuiditas, menggambarkan

kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek (atau utang

lancar) pada saatjatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar (Syahrial dan Purba,

2013:37). Menurut Darsono dan Ashari (2005) dalam Aji (2012) semakin tinggi rasio

lancar , kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek juga

semakin besar, tetapi current ratio yang terlalu tinggi mengindikasikan adanya dana

yang menganggur, sehingga akan mengurangi tingkat laba/profitabilitas, karena

harga saham mencerminkan kapitalisasi dari laba yang diharapkan masa mendatang

maka penurunan laba perusahaan akan berakibat PER juga turun. Adapun Rumus

yang digunakan untuk mengukur Current ratio (Fahmi,2012:121) adalah sebagai

berikut:

Page 14: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕

𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑳𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukakan dengan dokumentasi dari perusahaan

manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Dokumentasi dilakukan

dengan mengumpulkan data sekunder berupa laporan keuangan yang terdaftar di

Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Ada dua metode pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Teknik Dokumentasi

Mengumpulkan laporan keuangan yang akan digunakan dalam penelitian ini

sebagai data yang di dapat melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia

(www.idx.co.id).

2. Teknik Pustaka

Membaca dan mempelajari buku-buku serta jurnal-jurnal penelitian yang

berkaitan dengan price earning ratio.

3.4 Teknik Penentuan Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar

(listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jumlah populasi penelitian adalah 144

perusahaan. Metoda pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling

method.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti sebagai suatu pendugaan

terhadap populasi, namun bukan populasi itu sendiri. Menurut Sugiyono (2007:73)

sampel adalah bagian dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, sampel

harus bersifat respresentatif yang dapat menggambarkan secara keseluruhan populasi

dalam penelitian dan bertujuan untuk mempermudah penelitian tersebut.Sampel

dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang selalu menyajikan laporan

keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2010-2014. Sampel penelitian

dilakukan secara purposive sampling, dimana sampel digunakan apabila memenuhi

kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan tidak menerbitkan laporan keuangan dari tahun 2010-2014.

2. Perusahaan tidak membagikan dividen secara berturut-turut dari tahun 2010-

2014.

3. Perusahaan pernah mengalami kerugian selama periode 2010-2014.

www.idx.co.id

3. 5 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

sumber datanya diperoleh dari Bursa Efek Indonesia terutama trable trading dan

Page 15: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

financial ratios untuk bulanDesember 2010 sampai dengan 2014 secara tahunan.

Data yang diambil berupa laporan keuangan yang terdiri dari laporan keuangan atas

laba-rugi, neraca atas laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia ( BEI ) melalui situs homepage www.idx.co.id.

3.6 MetodeAnalisis

Tujuan penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi

ini dapat digunakan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai

hubungan variabel dependen dan variabel indepen dan secara menyeluruh baik secara

parsial maupun secara simultan. Dalam penggunaan regresi berganda ini, pengujian

hipotesis harus menghindari adanya kemungkinan penyimpangan asumsi klasik ini

dikarenakan agar variabel independen sebagai estimator atas variabel dependen tidak

mengalami bias.

3.6.1 Uji Asumsi Klasik

Karena data yang digunakan data sekunder, maka untuk menentukan

ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang

mendasari model regresi. Penyimpangan asumsi klasik yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji multikoleniaritas yang secara rinci dapat

di jelaskan sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

MenurutPriyatno (2011:277), Uji normalitas pada model regresi digunakan

adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak.Uji

normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal

atau tidak. Jadi dalam hal ini yang di uji normalitas bukan dilakukan pada masing-

masing variabel independen dan dependen tetapi pada nilai residual yang dihasilkan

dari model regresi. Dalam pengujian model regresi terdapat dua cara, namun yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji one sample kolmogrof-smirnov. Cara untuk

mendeteksinya adalah dengan nilai signifikan residual. jika signifikansi lebihdari 0,05

maka residual terdistribusi secara normal.

2. Uji Multikoleniaritas

Menurut Ghozali (2006:91), Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji

apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable

independen.Untuk melihat adanya atau terjadinya multikolnieritas atau tidak dapat

dilihat dari nilai tolerance dan nilai inflation factor (VIF), dengan ketentuan sebagai

berikut:

a. Jika nilai tolerance < 0,10 maka terjadi multikolonieritas, sebaliknya nilai

tolerance > 0,10 data bebas dari multikolonieritas.

b. Jika nilai variance inflation factor (VIF) < 10 maka data bebas dari

multikolonieritas.

1. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2013:139), Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji

apakah dalam model regresi terjadi kesamaan variance dari residual satu pengamatan

Page 16: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda heteroskedastisitas.

Kebanyakan homoskesdastisitas atau tidak terjadi heteroskesdastisitas. Ada beberapa

cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas :

a. Melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu

ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas

dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik

scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah

diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang

telah di –studentized.

2. UjiAutokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk mencari tahu, apakah kesalahan (errors) suatu

data pada period tertentu berkorelasi dengan periode lainnya. Cara untuk mengetahui

apakah mengalami autokorelasi adalah dengan mengecek nilai Durbin-Watson

(DW). Syarat tidak terjadi autokorelasi adalah 1<DW<3 (Natanael dan Sufren,

2014:104).

3.6.2 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen

dengan satu atau lebih variabel dependen. Regresi digunakan untuk mengetahui

apakah faktor dividend payout ratio, earning growth, return on equity, debt to equity

ratio, dan current ratio berpengaruh terhadap price earning ratio. Adapun model

regresi berganda yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e

Keterangan :

Y = PriceEarning Ratio

A = Konstanta

X1 = Devidend payout ratio

X2 = Earning growth

X3 = Return on equity

X4 = Debt to equity ratio

X5 = Current ratio

B1,B2,B3,B4,B5 = KoefisienRegresi

e = Error

3.6.3 Pengujian Hipotesis Adapun pengujian terhadap hipotesis yang dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

Page 17: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

1. Uji F (Simultan)

Menurut Imam Ghozali (2006) uji statistik F pada dasarnya menunjukkan

apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Untuk menguji kedua hipotesis ini

digunakan uji statistic F :

a. Taraf signifikan𝛼 = 0,05

b. Kriteria pengujian dimana Ha diterima apabila p value < 𝛼 dan Ha ditolak

apabila p value >𝛼

2. Uji T (Parsial)

Menurut Imam Ghozali (2006) ujistatistik t pada dasarnya menunjukkan

seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual dalam menerangkan

variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikan level 0,05

(𝛼=5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria :

a. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak

signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tidak mempunyai

pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

b. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi

signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

3. Koefisien Determinasi

Dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda masing-masing

variabel yaitu devidend payout ratio, earning growth, return on equity, debt to equity

ratio, dan Current ratio secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen

yaitu price earning ratio (PER) yang dinyatakan dengan R2 untuk mengetahui

koefisien determinasi atau seberapa besar pengaruh terhadap price earning ratio.

Determinasi dimaksudkan untuk mengetahui persentase variabel bebas terhadap

variabel terikat yang sudah di uji dengan analisis korelasi dengan menggunakan

persen (%). Nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan persentase pengaruh

semua variabel independen terhadap variabel dependen.

Page 18: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Unit Analisis / Observasi

Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data yang

menggambarkan karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Analisis

ini untuk menjelaskan karakteristik sampel terutama mencakup nilai rata-rata (mean),

nilai ekstrimnya, nilai minimum dan nilai maksimum, serta standar deviasi.

Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi price earning ratio, dividend payout

ratio, earning growth, return on equity, debt to equity ratio,dancurrent ratio, maka

akan dapat diketahui nilai maksimum, nilai minimum, rata-rata (mean )dan standar

deviasi dari setiap variabel.

Tabel 4.1

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PER 45 .5490 69.4700 17.517123 14.8756310 DPR 45 .0095 1.7715 .377973 .3059195 EG 45 -.6516 5.1429 .342348 1.0511090 ROE 45 .0171 2.3849 .263305 .3389792 DER 45 .0002 1.9736 .610263 .4693491 CR 45 .2583 18.7538 3.527526 3.2210312

Valid N (listwise) 45

Sumber : Data OlahanSPSS 21

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa :

1. Nilai minimum untuk variabel price earning ratio adalah 0,5490 dan nilai

maksimumnya 69,4700. Rata-rata variabel price earning ratio adalah 17,517123

dan standar deviasinya adalah 14,8756310.

2. Nilai minimum untuk variabel dividend payout ratio adalah 0,0095 dan nilai

maksimumnya 1,7715. Rata-rata variabel dividend payout ratio adalah 0,377973

dan standar deviasinya adalah 0,3059195.

3. Nilai minimum untuk variabel earning growth adalah -0,6516 dan nilai

maksimumnya 5,1429. Rata-rata variabel earning growth adalah 0,342348 dan

standar deviasinya adalah 1,0511090.

Page 19: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

4. Nilai minimum untuk variabel return on equity adalah 0,0171 dan nilai

maksimumnya 2,3849. Rata-rata variabel return on equity adalah 0,263305 dan

standar deviasinya adalah 0,3389792.

5. Nilai minimum untuk variabel debt to equity ratio adalah 0,0002 dan nilai

maksimumnya 1,9736. Rata-rata variabel debt to equity ratio adalah 0,610263

dan standar deviasinya adalah 0,4693491.

6. Nilai minimum untuk variabel current ratio adalah 0,2583 dan nilai maksimumnya

adalah 18,7538. Rata-rata variabel current ratio adalah 3,527526 dan standar

deviasinya adalah 3,2210312.

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Uji Normalitas

Menurut Priyatno (2011:277), uji normalitas pada model regresi digunakan

untuk menguji apakah nilai residual terdistribusi secara normal atau tidak. jadi dalam

hal ini yang di uji normalitas bukan masing-masing variabel independen dan

dependen tetapi juga nilai residual yang dihasilkan dari model regresi. Dalam

pengujian model regresi terdapat dua cara, namun yang digunakan dalam penelitian

ini adalah uji one sample kolmogrof-smirnov. Cara untuk mendeteksinya adalah

dengan nilai signifikan residual. Jika signifikansi lebih dari 0,05 maka residual

terdistribusi secara normal.

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogrov-Smirnov

Sumber

:Data

Olahan SPSS 21

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai terdistribusi secara normal dengan nilai

signifikansi 0,299 > 0,05. Sehingga membuktikan bahwa analisis data dapat

dilanjutkan karena residual telah terdistribusi secara normal.

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas dengan grafik P-P Plot

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 45

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation 12.12110347

Most Extreme Differences

Absolute .145

Positive .145

Negative -.129

Kolmogorov-Smirnov Z .974

Asymp. Sig. (2-tailed) .299

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 20: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

Sumber: Data Olahan SPSS 21.0

Dari gambar 4.1 grafik normal P-P Plot diatas, dapat diketahui bahwa data

ditunjukkan berupa titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti

arah garis diagonal. Dengan demikian berdasarkan gambar P-P Plot diatas, dapat

disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi

asumsi normalitas.

2. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2006:91), Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji

apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen. Untuk melihat adanya atau terjadinya multikolnieritas atau tidak dapat

dilihat dari nilai tolerance dan nilai inflation factor (VIF), dengan ketentuan sebagai

berikut:

3. Jika nilai tolerance < 0,10 maka terjadi multikolonieritas, sebaliknya nilai

tolerance > 0,10 data bebas dari multikolonieritas.

4. Jika nilai variance inflation factor (VIF) < 10 maka data bebas dari

multikolonieritas.

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficients

a

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

Page 21: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

1

(Constant)

7.325 5.052 1.450 .155

DPR 21.716 7.529 .447 2.884 .006 .710 1.408

EG 6.197 1.986 .438 3.120 .003 .864 1.157

ROE .487 5.772 .011 .084 .933 .984 1.016

DER 2.112 4.556 .067 .464 .645 .824 1.214

CR -.441 .625 -.095 -.705 .485 .928 1.077

a. Dependent Variable: PER

Sumber: Data Olahan SPSS 21.0

Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa variabel DPR dengan nilai tolerance 0,710

dan nilai VIF 1,408. Variabel EG dengan nilai tolerance 0,864 dan nilai VIF 1,157.

Variabel ROE dengan nilai tolerance 0,984 dan nilai VIF 1,016. Variabel DER

dengan nilai tolerance 0,824 dan nilai VIF 1,214. Variabel CR dengan nilai tolerance

0,928 dan nilai VIF 1,077.Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keseluruhan variabel

tidak terjadi multikolinearitas karena masing-masing variabel nilai tolerance kurang

dari 1 dan nilai VIF kurang dari 10.

3. UjiAutokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk mencari tahu, apakah kesalahan (errors) suatu data

pada period tertentu berkorelasi dengan periode lainnya. Cara untuk mengetahui

apakah mengalami autokrelasi adalah dengan mengecek nilai Durbin-Watson (DW).

Syarat tidak terjadi autokorelasi adalah 1<DW<3 (Natanael dan Sufren, 2014:104).

Tabel 4.4

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summary

b

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .580a .336 .251 12.87467 2.016

a. Predictors: (Constant), CR, ROE, EG, DER, DPR

b. Dependent Variable: PER

Sumber: Data Olahan SPSS 21.0

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa nilai uji Durbin-Watson adalah

2,016. Angka ini lebih besar dari 1 dan lebih kecil dari 3. Secara ringkas =

1<2,016<3. Karena DW berada diantara dua angka batasan autokorelasi, maka dapat

disimpulkan dalam penelitian ini tidak terjadi autokorelasi.

4. Uji Heterokedastisitas

Menurut Ghozali (2013:139), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah

dalam model regresi terjadi kesamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda heteroskedastisitas.

Page 22: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

Kebanyakan homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa

cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas :

a. Melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED

dengan residual SRESID. Deteksi ada atu tidaknya pola tertentu pada grafik

scatterplot antar SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah

diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah

di –studentized.

Tabel 4.5

Hasil Uji Korelasi Spearman Rho’s

Sumber : Data Olahan SPSS 21

Correlations

Unstandardized Residual

DPR EG ROE DER CR

Spearman's rho

Unstandardized Residual

Correlation Coefficient

1.000 .215 -.105 .162 -.123 .169

Sig. (2-tailed) . .156 .493 .288 .421 .266

N 45 45 45 45 45 45

DPR

Correlation Coefficient

.215 1.000 -.603** -.243 .238 -.347

*

Sig. (2-tailed) .156 . .000 .108 .115 .019

N 45 45 45 45 45 45

EG

Correlation Coefficient

-.105 -.603** 1.000 .511

** -.212 .059

Sig. (2-tailed) .493 .000 . .000 .161 .701

N 45 45 45 45 45 45

ROE

Correlation Coefficient

.162 -.243 .511** 1.000 -.250 .127

Sig. (2-tailed) .288 .108 .000 . .097 .407

N 45 45 45 45 45 45

DER

Correlation Coefficient

-.123 .238 -.212 -.250 1.000 -.241

Sig. (2-tailed) .421 .115 .161 .097 . .111

N 45 45 45 45 45 45

CR

Correlation Coefficient

.169 -.347* .059 .127 -.241 1.000

Sig. (2-tailed) .266 .019 .701 .407 .111 .

N 45 45 45 45 45 45

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 23: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

Dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada variabel independen

DPR adalah 0,156. Variabel independenEG adalah 0,493. Variabel ROE adalah

0,288. Variabel independen DER adalah 0,421. Variabel independen CR adalah

0,266. Maka tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi dikarenakan masing-

masing variabel independen nilai signifikansinya > 0,05. Dengan demikian dapat

disimpulkan data bebas dari masalah heteroskedastisitas.

Gambar 4.2

Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot

Sumber : Data Olahan SPSS 21

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titi-titik menyebar secara acak serta

tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y hal ini dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga

modl regresi layak dipakai untuk memprediksi PER keluarga berdasarkan masukan

variabel independen DPR, EG, ROE, DER, CR.

4.2.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Adapun hasil regresi linier berganda pengaruh Devidend payout ratio,

Earning growth, Return on equity, Debt to equity ratio, dan Current ratio terhadap

Price earning ratio di BEI adalahsebagai berikut :

Tabel 4.6

Hasil Uji Analisis Regresi Berganda

Page 24: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

B Std. Error Beta

1

(Constant)

7.325 5.052

DPR 21.716 7.529 .447

EG 6.197 1.986 .438

ROE .487 5.772 .011

DER 2.112 4.556 .067

CR -.441 .625 -.095

a. Dependent Variable: PER

Sumber: Data Olahan SPSS 21.0

Dari tabel diatas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk mengetahui

pengaruh Devidend payout ratio,Earning growth,Return on equity,Debt to equity

ratio, dan Current ratio terhadap Price earning ratio sebagai berikut :

Y = 7,325 + 21,716 X1 + 6,197 X2 + 0,487 X3 + 2,112 X4 - 0,441 X5

a. Berdasarkan persamaan regresi diatas, nilai konstanta jika variabel

independen bernilai nol maka variabel dependen Y (Price earning

ratio)adalah sebesar 7,325 atau apabila tidak terdapat pengaruh dari variabel

independen atau jika x1,x2,x3,x4,x5 = 0, maka nilai variabel dependen Y

(Price earning ratio) adalah 7,325.

b. Koefisien regresi untuk Devidend payout ratio

Berdasarkan tabel 4.6 nilai koefisien regresi untuk variabelDevidend payout

ratio adalah 21,716. Nilai Devidend payout ratio yang positif menunjukkan

adanya hubungan yang searah dengan Price earning ratio yang artinya jika

setiap kenaikan Devidend payout ratio sebesar 1 satuan, maka akan

menaikkan nilai Price earning ratio sebesar 21,716 dengan asumsi variabel

independen lainnya konstan.

c. Koefisien regresi untuk Earning growth

Berdasarkan tabel 4.6 nilai koefisien regresi untuk variabel Earning growth

adalah 6,197. Nilai Earning growth yang positif menunjukkan adanya

hubungan yang searah dengan Price earning ratio yang artinya jika setiap

kenaikan Earning growth sebesar 1 satuan, maka akan menaikkan nilai Price

earning ratio sebesar 6,197 dengan asumsi variabel independen lainnya

konstan.

d. Koefisien untuk Return on equity

Berdasarkan tabel 4.6 nilai koefisien regresi untuk variabel Return on equity

adalah 0,487. Nilai Return on equity yang positif menunjukkan adanya

hubungan yang searah dengan Price earning ratio yang artinya jika setiap

Page 25: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

kenaikan Return on equity sebesar 1 satuan, maka akan menaikkan nilai

Return on equity sebesar 0,487 dengan asumsi variabel independen lainnya

konstan.

e. Koefisien untuk Debt to equity ratio

Berdasarkan tabel 4.6 nilai koefisien regresi untuk variabelDebt to equity

ratio adalah 2,112. Nilai Debt to equity yang positif menunjukkan adanya

hubungan yang searah dengan Price earning ratio yang artinya jika setiap

kenaikan Debt to equity ratio sebesar 1 satuan, maka akan menaikkan nilai

Debt to equity ratio sebesar 2,112 dengan asumsi variabel independen

lainnya konstan.

f. Koefisien untuk Current ratio

Berdasarkan tabel 4.6 nilai koefisien regresi untuk variabel Current ratio

adalah -0,441. Nilai Current ratio yang negatif menunjukkan adanya

hubungan yang tidak searah dengan Price earning ratio yang artinya jika

setiap kenaikan Current ratio sebesar 1 satuan, maka akan menurunkan nilai

Price earning ratio sebesar 0,441 dengan asumsi variabel independen lainnya

konstan.

4.2.2 Pengujian Hipotesis

1. Uji Koefisien Regresi secara Parsial (Uji t)

Menurut Imam Ghozali (2006), Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan

seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual dalam menerangkan

variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikan level

0,05(α = 5 %).

Tabel 4.7

Hasil Uji t

Coefficients

a

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 7.325 5.052 1.450 .155

DPR 21.716 7.529 .447 2.884 .006

EG 6.197 1.986 .438 3.120 .003

ROE .487 5.772 .011 .084 .933

DER 2.112 4.556 .067 .464 .645

CR -.441 .625 -.095 -.705 .485

a. Dependent Variable: PER

Sumber : Data Olahan SPSS 21

Page 26: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan secara parsial DPRmemiliki nilai

signifikansi 0,006 < 0,05 dan nilai Thitung 2,884>Ttabel 2,01410 jadi Ha diterima dan H0

ditolak, maka dapat disimpulkan DPR berpengaruh signifikan terhadap Price earning

ratio.

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan secara parsial EG memiliki nilai

signifikansi 0,003< 0,05 dan nilai Thitung 3,120> Ttabel 2,01410 jadi Ha diterima dan

H0 ditolak, maka dapat disimpulkan EG berpengaruh signifikan terhadap Price

earning ratio.

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan secara parsial ROEmemiliki nilai

signifikansi 0,933> 0,05 dan nilai Thitung 0,084< Ttabel 2,01410jadi Ha ditolak dan H0

diterima, maka dapat disimpulkanROE tidak berpengaruh signifikan terhadap Price

earning ratio.

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan secara parsial DER memiliki nilai

signifikansi 0,645> 0,05 dan nilai Thitung 0,464< Ttabel 2,01410 jadi Ha ditolak dan H0

diterima, maka dapat disimpulkan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap Price

earning ratio.

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan secara parsial CRmemiliki nilai signifikansi

0,485> 0,05 dan nilai Thitung -0,075< Ttabel 2,01410jadi Ha ditolak dan H0 diterima,

maka dapat disimpulkan CR tidak berpengaruh signifikan terhadap Price earning

ratio.

2. Uji Koefisien Regresi Berganda secara Bersama-sama (Uji f)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-

sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Tingkat signifikan

menggunakan 0,05 (α = 5%).

Tabel 4.8

Hasil Uji f (Simultan)

ANOVA

a

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 3271.983 5 654.397 3.948 .005b

Residual 6464.531 39 165.757

Total 9736.513 44 a. Dependent Variable: PER

b. Predictors: (Constant), CR, ROE, EG, DER, DPR

Sumber: Data Olahan SPSS 21

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa secara simultan variabel independen

memiliki signifikansi sebesar 0,005 yakni 0,005 < dari nilai signifikansi 0,05 dan

nilai fhitung 3,948. Nilai ftabel df1 (jumlah variabel-1) = 5 dan df2 (n-k-1) atau 45 - 5 - 1

= 39 yaitu 2,46. Jadi dapat disimpulkan nilai fhitung3,948 > 2,42. maka Ha diterima

dan H0 ditolak, jadi secara simultan atau secara bersama-sama variabel

independenberpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

3. Koefisien Determinasi

Page 27: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

Pada bagian ini, dilakukan uji koesifisien determinasi untuk menggambarkan

seberapa besar perubahan atau variasi dari variabel independen. Dengan mengetahui

nilai koefisien determinasi, analisis determinasi digunakan untuk mengetahui

persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap

variabel dependen. Koefisien determinasi dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :

Tabel 4.9

Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Model Summary

b

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .580a .336 .251 12.87467 2.016

a. Predictors: (Constant), CR, ROE, EG, DER, DPR

b. Dependent Variable: PER

Sumber : Data Olahan SPSS 21

Berdasarkan tabel 4.9 diatas, dapat dilihat angka koefisien determinasi yakni

0,251 atau 25,1%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen berupa Devidend

payout ratio, Earning growth, Return on equity, Debt to equity ratio, dan Current

ratio dapat menjelaskan bahwa Price earning ratio sebesar 25,1 % dan sisanya 74,9

% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.

4.2.3 Pembahasan dan Interprestasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di analisis secara statistik dengan

regresi logistic, maka terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai faktor-

faktor yang berpengaruh terhadap Price earning ratio. Berikut ini dibahas beberapa

temuan hasil penelitian :

1. Pengaruh Devidend payout ratio terhadap Price earning ratio

Berdasarkan hasil pengujian secara parsial, variabel Devidend payout ratio

berpengaruh secara signifikan terhadap Price earning ratio dengan nilai signifikan

0,006< 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jika laba ditahan semakin

kecil maka pertumbuhan laba yang akan dibagikan kepada investor akan semakin

besar sehingga penilaian saham atas Price earning ratio akan meningkat. Hasil

penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Mahmudah (2013) yang

mengatakan bahwa Devidend payout ratio berpengaruh terhadap Price earning ratio.

2. Pengaruh Earning Growth terhadap Price earning ratio

Berdasarkan hasil pengujian secara parsial, variabel Earning growth

berpengaruh secara signifikan terhadap Price earning ratio dengan nilai signifikan

0,003 < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan laba bersih (Net Profit) yang

meningkat akan mempengaruhi besarnya earning per shareyang menunjukkan

profitabilitas perusahaan.Profitabilitas yang meningkat menunjukkan kinerja

perusahaan yang semakin baik, yang berbuah kepercayaan investor kepada

perusahaan sehingga harga saham akan naik. Maka sebaliknya, Jika laba menurun

Page 28: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

maka akan berdampak buruk terhadap Price earning ratio, bila harga saham

mencerminkan kapitalisasi dari laba yang diharapkan di masa mendatang maka

peningkatan laba akan meningkat harga saham dan total kapitalisasi saham.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Mahmudah

(2013) yang mengatakan bahwa Earning growth berpengaruh terhadap Price

earning ratio.

3. Pengaruh Return on equity terhadap Price earning ratio

Berdasarkan hasil pengujian secara parsial, variabel Return on equity tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap Price earning ratio dengan nilai signifikan

0,084< 0,05. Dengan demikan dapat disimpulkan bahwa Semakin besar nilai Return

on equity maka perusahaan belum tentu dianggap semakin menguntungkan,

sehingga perusahaan yang memiliki Profitable investment opportunities(peluang

investasi yang menguntungkan) yang bagus belum tentu akan memberikan

reward(penghargaan) berupa PER yang tinggi. Hasil penelitian ini tidak mendukung

hasil penelitian yang dilakukan oleh Aji (2013) yang menyatakan bahwa Return on

equity berpengaruh terhadap Price earning ratio.

4. Pengaruh Debt to equity ratio terhadap Price earning ratio

Berdasarkan hasil pengujian secara parsial, variabel Debt to equity ratio tidak

berpengaruh terhadap Price earning ratio dengan nilai signifikan 0,645> 0,05

dengan demikian dapat disimpulkan Jika DER semakin meningkat maka

menunjukkan kinerja perusahaan yang buruk, sebaliknya semakin tinggi DER

menunjukkan struktur permodalan lebih banyak dibiayai oleh pinjaman sehingga

ketergantungan perusahaan terhadap kreditur semakin meningkat dan mengurangi

minat investor dalam menanamkan dananya di perusahaan tersebut. Semakin besar

nilai Debt To Equity Ratio menandakan bahwa struktur permodalan usaha lebih

banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitas. Meningkatnya

hutang berarti resiko yang dihadapi akan semakin meningkat, sehingga

kepercayaan pasar berkurang dan menciptakan harga saham yang lebih rendah dan

mengakibatkan PER semakin kecil. Hasil penelitian ini tidak mendukung

penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2012) dimana hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa Debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap Price

earning ratio.

5. Pengaruh Current ratio terhadap Price earning ratio

Berdasarkan hasil pengujian secara parsial, variabel Current ratio tidak

berpengaruh terhadap Price earning ratio dengan nilai signifikan 0,485> 0,05

dengan demikian dapat disimpulkan bahwasemakin tinggi rasio lancar,

kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek juga semakin

besar,karena perusahaan tidak dapat mengelola aktiva lancar dengan baik.

tetapiCurrent ratio yang terlalu tinggi mengindikasikan adanya dana yang

menganggur, sehingga akan mengurangi tingkat laba/profitabilitas perusahaan

karena harga saham mencerminkan kapitalisasi dari laba yang diharapkan masa

mendatang maka penurunan laba perusahaan berakibat PER juga turun.Hasil

Page 29: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian oleh Mahmudah (2013) yang

menyatakan bahwa Current ratioberpengaruh terhadap Price earning ratio.

6. Pengaruh Devidend payout ratio, Earning growth, Return on equity, Debt

to equity ratio, dan Current ratio terhadap Price earning ratio

Pengujian hipotesis keenam, variabel independen FHitung 3,948 lebih besar

daripada FTabel 2,42 dengan derajat kebebasan n-k-1=45-5-1=39.maka hasil

pengujian hipotesis diterima yang menunjukkan bahwa Devidend payout ratio,

Earning growth, Return on equity, Debt to equity ratio, dan Current ratio.secara

bersama-sama (simultan) maka semakin tinggi Price earning ratio suatu

perusahaan.

BAB V

PENUTUP

Sebagai bagian akhir dari kesimpulan dari penulisan skripsi ini, dalam bab V

ini akan disampaikan kesimpulan, keterbatasan dan saran mengenai penelitian ini,

adapun kesimpulan, keterbatasan dan saran yang disampaikan pada hasil penelitian

ini, dari hasil pengujian hipotesis, kesimpulan, keterbatasan dan saran tersebut

adalah sebagai berikut :

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab-

bab sebelumnya dan pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

a. Variabel Devidend payout ratio berpengaruh terhadap Price earning ratio

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2010-2014.

b. Variabel Earning growth berpengaruh terhadap Price earning ratio pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-

2014.

c. Variabel Return on equity tidak berpengaruh terhadap Price earning ratio

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2010-2014.

d. Variabel Debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadapPrice earning ratio

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2010-2014.

e. Variabel Current ratio tidak berpengaruh terhadap Price earning ratio pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-

2014.

f. Variabel Devidend payout ratio, Earning growth, Return on equity, Debt to

equity ratio, dan Current ratio secara bersama-sama berpengaruh signifikan

Page 30: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

terhadap Price earning ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014.

5.2 KeterbatasanPenelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain sebagai berikut :

a. Faktor –faktor yang mempengaruhi Price earning ratio dalam penelitian ini

hanya terdiri dari lima variabel, yaitu Devidend payout ratio, Earning

growth, Return on equity, Debt to equity ratio, dan Current

ratio,sedangkanmasihbanyakfaktor lain yang mempengaruhiPrice earning

ratio.

b. Penelitian hanya meneliti sampel pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia padatahun 2010-2014.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan diatas maka dapat

diberikan saran sebagai berikut :

a. Dapat menggunakan variabel independen lain yang berpengaruh secara

signifikan terhadap Price earning ratio.

b. Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk menggunakan jenis perusahaan

lain sebagai objek penelitian.

c. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk memperluas sampel dan

diharapkan memperpanjang periode penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Page 31: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

Agustian, Rr. Fitria. 2013. Analisis Pengaruh PBV, DER, dan ROA Terhadap

Price Earning Ratio (PER) pada Perusahaan Pertambangan di Bursa

Efek Indonesia periode 2009-2012. Jurnal. Universitas Semarang.

Aji, Meygawan Nur Seto. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Price Earning Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di

BEI periode 2007-2010. Skripsi. Universitas Diponegoro.

Anggaraini, Yemima. 2013. Analisis Current Ratio, Debt to Equity Ratio,

dan Total Asset Turnover terhadap Price Earning Ratio pada Perusahaan

Manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010. Skripsi.

Universitas Diponegoro.

Anggi, Saputra. 2010. Pengaruh Return On Equity, Debt to Equity Ratio,

Price Earning Ratio, Earning Growth dan Return On Asset terhadap

terhadap Financial Leverage pada Perusahaan Manufaktur di Bursa

Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Damasita, Puspa. 2011. Pengaruh Faktor Leverage, Earning Growth,

Dividend Payout Ratio, Size dan Return On Equity terhadap Price

Earning Ratio. Skripsi. Universitas Diponegoro.

Deitiana, Tita. 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebijakan

Pembayaran Dividen Kas. Jurnal Bisnis dan Akuntansi vol.11. No.1

April.2009.Hlm 57-64.

Fahmi, Ilham. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Pertama.

Bandung: Alfabeta.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Edisi ke 7. Semarang: Universitas Diponegoro.

………………, 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Edisi ke 7. Semarang: Universitas Diponegoro.

Harahap, Sofyan Syafri. 2010. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan.

Cetakan ke 10. Jakarta: Penerbit PT Rajagrafindo Persada.

Hasanah, Nur. 2009. Faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi Price

Earning Ratio (PER) pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta

Islamic Index

(JII) tahun 2001-2006. Skripsi. Universitas Islam Diponegoro Sunan

Kalijaga.

Page 32: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat

Jogiyanto. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta;

Penerbit Andi.

Kieso, Donald E, Weygandt, Jerry J & Warfield, Terry D. 2008. Akuntansi

Intermediate Edisi keduabelas jilid ke 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.

……………….., 2008. Accounting Principles Buku Edisi 7. Jakarta: Salemba

4.

Lusiana, Farida Wahyu. 2010. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio

Solvabilitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Price Earning Ratio

pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI. Skripsi.

Universitas Diponegoro. Semarang.

Mahmudah. 2013. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning

Ratio dengan Earning Growth sebagai variabel moderating pada

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2008-2011.

Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.

Natanael, Yonathan dan Sufren. 2014. Belajar Otodidak SPSS. Jakarta: PT

Alex Media Komputindo.

Priyatno, Dwi. 2010. Analisis Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta:

Mediakon.

Ratih, Meyrna Puspa. 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning

Ratio pada Perusahaan Manufaktur periode 2003-2007. Skripsi.

Sekolah Tinggi Ilmu PERBANAS. Surabaya.

Sugiono, 2007. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Syahrial, Dermawan dan Purba, Djahotman. 2013. Analisis Laporan

Keuangan. Edisi kedua. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media.

www.idx.co.id

www.yahoofinance.com

Page 33: PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat