10
PENGARUH LUBANG INLET DAN OUTLET TERHADAP PENCAPAIAN VENTILASI HORISONTAL YANG ALAMI PADA BANGUNAN RUKO Aji Bayu Kusuma ( 110113875) Hadiendra Bagus W (110113876) Azki Muhammad (110114090) Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jalan Babarsari No 44 Yogyakarta 55281, Indonesia Abstract Around us lately mushroomed development commercial (Shophouses). From a small shop to a luxury three storey shop houses with unique designs. The problem is the presence of design in the shop lately, often ignoring the good openings, generally at air conditioning and lighting. This paper examines the influence of openings created for (ventilation) on the market lately. Vents covered are horizontal ventilation because it is simpler just to use the Windows and vents and generally shop houses in Indonesia currently applying the system of opening. Writing this using the method of the study of literature with a descriptive analysis, thus deepening the product review is bring together things that are practical in the field with the existing theory. Keyword: inlet and outlet vent, vent horizontal, natural ventilation, shop Abstrak Di sekitar kita belakangan ini semakin menjamur pembangunan ruko (Rumah Toko). Dari ruko kecil hingga ruko mewah tiga lantai dengan desain yang unik. Masalahnya keberadaan desain pada ruko belakangan ini seringkali mengabaikan sistem bukaan yang baik, umumnya pada penghawaan dan pencahayaan. Tulisan ini dibuat untuk mengkaji pengaruh bukaan (ventilasi) pada ruko yang ada belakangan ini. Ventilasi yang dibahas adalah ventilasi horisontal karena lebih sederhana hanya menggunakan jendela dan lubang angin dan umumnya ruko-ruko yang ada di Indonesia sekarang ini menerapkan sistem bukaan tersebut. Penulisan ini menggunakan metode studi literature dengan memperdalam analisis deskriptif, sehingga produk kajian adalah mempertemukan hal-hal yang bersifat praktis di lapangan dengan teori yang ada. Keyword : lubang inlet dan outlet, ventilasi horisontal,ventilasi alami, ruko

Pengaruh Bukaan Terhadap Efektifitas Aliran Udara Pada Bangunan Ruko

  • Upload
    azki

  • View
    48

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Around us lately mushroomed development commercial (Shophouses). From a small shop to a luxury three storey shop houses with unique designs. The problem is the presence of design in the shop lately, often ignoring the good openings, generally at air conditioning and lighting. This paper examines the influence of openings created for (ventilation) on the market lately. Vents covered are horizontal ventilation because it is simpler just to use the Windows and vents and generally shop houses in Indonesia currently applying the system of opening. Writing this using the method of the study of literature with a descriptive analysis, thus deepening the product review is bring together things that are practical in the field with the existing theory.

Citation preview

  • PENGARUH LUBANG INLET DAN OUTLET TERHADAP

    PENCAPAIAN VENTILASI HORISONTAL YANG ALAMI PADA

    BANGUNAN RUKO

    Aji Bayu Kusuma ( 110113875)

    Hadiendra Bagus W (110113876)

    Azki Muhammad (110114090)

    Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

    Jalan Babarsari No 44 Yogyakarta 55281, Indonesia

    Abstract

    Around us lately mushroomed development commercial (Shophouses). From a small shop to a luxury three

    storey shop houses with unique designs. The problem is the presence of design in the shop lately, often ignoring

    the good openings, generally at air conditioning and lighting. This paper examines the influence of openings

    created for (ventilation) on the market lately. Vents covered are horizontal ventilation because it is simpler just

    to use the Windows and vents and generally shop houses in Indonesia currently applying the system of opening.

    Writing this using the method of the study of literature with a descriptive analysis, thus deepening the product

    review is bring together things that are practical in the field with the existing theory.

    Keyword: inlet and outlet vent, vent horizontal, natural ventilation, shop

    Abstrak

    Di sekitar kita belakangan ini semakin menjamur pembangunan ruko (Rumah Toko). Dari ruko kecil hingga

    ruko mewah tiga lantai dengan desain yang unik. Masalahnya keberadaan desain pada ruko belakangan ini

    seringkali mengabaikan sistem bukaan yang baik, umumnya pada penghawaan dan pencahayaan. Tulisan ini

    dibuat untuk mengkaji pengaruh bukaan (ventilasi) pada ruko yang ada belakangan ini. Ventilasi yang dibahas

    adalah ventilasi horisontal karena lebih sederhana hanya menggunakan jendela dan lubang angin dan

    umumnya ruko-ruko yang ada di Indonesia sekarang ini menerapkan sistem bukaan tersebut. Penulisan ini

    menggunakan metode studi literature dengan memperdalam analisis deskriptif, sehingga produk kajian adalah

    mempertemukan hal-hal yang bersifat praktis di lapangan dengan teori yang ada.

    Keyword : lubang inlet dan outlet, ventilasi horisontal,ventilasi alami, ruko

  • Pendahuluan

    Ruko merupakan alternatif investasi berbisnis dan usaha yang memiliki peluang besar, terlihat

    di negara kita kondisi ruko saat ini sedang berkembang pesat di kota-kota besar. Untuk urusan

    berniaga, ruko memiliki peran yang penting dalam ruang usaha dan sebagai sarana pelengkap yang

    menyediakan berbagai kebutuhan. Dewasa ini ruko lebih memperhatikan pengolahan tampak muka

    bangunan atau fasad dari bangunan hal ini penting untuk menarik perhatian konsumen. Karena dari

    tampilan muka bangunan ruko, kebanyakan orang menilai kualitas suatu ruko tanpa menghiraukan

    kenyamanan termal, karena sebagian orang merasa sudah nyaman bila menggunakan pengkondisian

    udara (HVAC).

    Bangunan ruko umumnya dibangun untuk suatu kantor kegiatan penjualan usaha atau jasa.

    Sistem peruangan pada ruko umumnya cukup sederhana. Biasanya hanya terdiri dari ruang utama

    untuk mendisplay barang, kamar mandi dan kamar tidur. Karena peruangannya sederhana sistem

    penghawaannya pun juga dibuat sederhana, bahkan terkesan kurang memadai. Biasanya hanya

    jendela kaca mati besar di bagian yang tujuan utamanya dibuat untuk display barang. Untuk

    penghawaan hanya diberi lubang angin di bagian atas jendela kaca, ukurannya pun terbilang kecil,

    kurang lebih 15cm x 25 cm. Hal ini tentunya berakibat pada perputaran udara yang menjadi kurang

    baik dan suhu yang menjadi panas di dalam ruangan, meskipun dewasa ini cukup banyak ruko yang

    menggunakan AC. Kristoffel Colbert Pandiangan (ejurnal Teknik Industri FT USU Vol 1.,No 1.,

    Januari 2013 pp 1-6) Hasil pengukuran termal menunjukan bahwa temperature udara rata-rata di

    ruangan formulasi adalah 31,7der C, kelembaban 64,12%, dan kecepatan angin 0,13 m/s. Sehingga

    untuk memasukan udara kedalam bangunan dibutuhkan ventilasi, tentunya pada ventilasi tersebut

    terdapat lubang yang berfungsi untuk memasukan udara dingin (inlet) dan mengeluarkan udara panas

    (outlet). Pada tulisan ini akan dibahas mengenai bagaimana pengaruh yang ditimbulkan lubang inlet

    dan outlet pada ventilasi horisontal. Persoalan disini adalah bagaimana menciptakan suhu dalam

    bangunan sehingga bisa menjadi nyaman digunakan penghuni, dengan mengetahui sedikitnya dasar

    tentang ventilasi khususnya pada lubang bukaan inlet dan outlet setidaknya dapat mengoptimalkan

    kualitas ventilasi alami yang baik.

    Kajian Teori

    Ruko (Rumah Toko) adalah bangunan yang terdiri dari sekelompok kompleks pertokoan dan

    rumah tinggal dengan prasarana dan fasilitas lingkungannya (Departemen Pekerjaan Umum, th.1986).

    Dalam peraturan Dinas Pekerjaan Umum juga disebutkan faktor penunjang ruko, yaitu :

    a. Jalan

    b. Penerangan jalan

    c. Sarana drainase

  • d. Sarana bermain dan taman

    e. Tempat ibadah

    f. Pos keamanan

    g. Tempat sampah

    Ventilasi adalah pergerakan udara didalam bangunan, antar bangunan dan antara bagian

    dalam bangunan (Roaf, dkk., Ecohouse 2 a Design Guide 2003). Sedangkan, ventilasi alami adalah

    proses pergantian udara ruangan oleh udara segar dari luar ruangan tanpa bantuan peralatan mekanik

    (Satwiko, Fisika Bangunan,2009,hal:4). Ventilasi horisontal yakni aliran udara terjadi bila terdapat

    suhu udara luar dan dalam bangunan. Ada dua macam penempatan lubang ventilasi untuk pengarahan

    aliran udara dari lubang masuk ke lubang keluar yaitu : ventilasi silang (cross ventilation) yaitu

    lubang ventilasi pada dua sisi ruangan dan ventilasi satu sisi (single sided ventilation) yaitu lubang

    ventilasi hanya pada satu sisi ruangan (Francisca Gayuh. Jurnal Rekayasa Mesin Vol 3, No.2 Tahun

    2012 : 299-304). Menurut Mediastika bangunan di negara tropis lembab tanpa sistem pengkondisian

    udara sangat tergantung pada jendela-jendela yang besar yang akan menjadi media pergantian udara

    pengap di dalam bangunan. Proses pergantian udara ini sangat tergantung pada beberapa aspek, aspek

    pada bangunan itu sendiri dan aspek di luar bangunan. Aspek pada bangunan itu sendiri dapat

    meliputi, penempatan jendela (baik secara vertikal maupun horisontal).

    Rumusan Masalah

    Apa pengaruh penempatan ventilasi inlet dan outlet pada bangunan ruko?

    Metodologi

    Proses pencapaian kenyamanan termal dalam ruangan dengan menggunakan sistem ventilasi alami

    melibatkan dua parameter pokok yakni parameter di dalam ruangan dan parameter di luar ruangan,

    sesuai apa yang penghuni inginkan. Parameter di dalam ruangan yang mempengaruhi desain sistem

    adalah jumlah sumber panas dan penguapan, jumlah dan kelakuan penghuni, luas lantai, volume

    ruangan dan lubang laluan ventilasi. Parameter udara dalam ruangan yang diperhatikan adalah

    distribusi suhu, kelembaban, dan kecepatan udara. Kecapatan udara yang dipilih erat dengan jumlah

    sirkulasi udara dalam memenuhi kenyamanan penghuni sedangkan parameter udara luar yang

    mempengaruhi sistem adalah suhu, kelembaban, arah, dan kecepatan. Dengan analisis deskriptif dan

    deduktif maka akan didapatkan data-data lapangan sesuai dengan tingkat pemahaman peneliti yang

    selanjutnya akan dianalisis lebih lanjut dengan studi literatur, sehingga hasil dari penulisan ini adalah

    arahan analisis yang bersifat kontekstual dengan relevansi teori.

  • Tujuan

    Mengetahui sistem pencapaian udara yang baik dengan menggunakan ventilasi inlet dan

    outlet pada bangunan ruko.

    Pembahasan

    Bangunan ruko umumnya terletak saling berdempetan dengan ruko lainnya. Ruko ruko

    sekarang ini dibuat dua lantai untuk memaksimalkan penghawaan dan pencahayaan. Jadi desain

    fasadnya sering dibuat unik untuk memainkan refleksi cahaya masuk. Tetapi tidak demikian untuk

    sistem penghawaanya. Karena letaknya yang saling berdempetan ruko seringkali tidak mendapat

    penghawaan samping yang baik. Sehingga udara di dalam ruko, terutama di bagian dalam, seringkali

    terasa apek dan panas.

    Gambar 1. Contoh fasad

    ruko di Gejayan

    Gambar di atas menunjukkan permainan fasad yang cukup unik di salah satu ruko di Yogyakarta.

    Namun bukaannya tidak maksimal. Di lantai atas pun hanya terdapat satu jendela dan satu pintu,

    sehingga jelas sekali udara di dalamnya tidak dapat mengalir secara maksimal. Karena itu terpaksa

    bangunan di atas menggunakan AC.

    Beberapa ruko juga sudah menggunakan ventilasi tambahan selain jendela seperti pada

    gambar desain ruko berikut :

  • Gambar 2. Ruko modern

    Di bagian kiri pada fasad ditambahkan vent window untuk sirkulasi udara masuk dari depan,

    karena penggunan kaca pada ruko di atas sebagian besar menggunakan kaca mati.

    Pengaliran Udara Yang Baik

    Romomangun dalam bukunya, untuk menemukan luas lubang ventilasi yang tepat, kita

    mempergunakan pengertian ekuivalen luas ventilasi (Av) . Ekuivalen luas ventilasi Av adalah luas

    sesuatu jendela biasa (yang tidak rapat 100% bila ditutup) yang sama luasnya dengan jumlah total dari

    semua jendela lain maupun lubang-lubang dalam ruangan itu dan yang berhubungan dengan hawa

    luar. Sebagai contoh, luas Av untuk ruangan keluarga, ruang makan, ruang tidur dianggap cukup bila

    paling sedikit mencapai 1/3 dari luas lantai.

    Jadi usahakan pengaliran hawa udara yang mudah menembus seluruh ruangan dan sebanyak

    mungkin unsur-unsur bangunan secara terus menerus, agar kelembaban hawa tidak merusak ruang.

    Ventilasi diperoleh dengan memanfaatkan perbedaan bagian-bagian ruangan yang berbeda suhunya,

    dan karena itu berbeda tekanan udaranya (Mangunwijaya,1980,hal:144). Dalam perletakan partisi

    atau furniture pada ruangan sebaiknya tidak diletakan didepan lubang inlet karena akan menghalangi

    udara dingin masuk ke ruangan.

    Menurut Mediastika, Keefektifitas tingkat penghawaan dalam suatu bangunan ditentukan oleh

    ventilation flow rates (rate ventilasi) yang dihitung sebagai jumlah udara per m3 yang dapat dialirkan

    ke dalam bangunan atau ruangan setiap jamnya. Guna mendapatkan rate ventilasi yang baik, suatu

    bangunan idealnya dibuat satu lapis (singlezone layer), artinya ruang-ruang di dalam bangunan

    memiliki jendela inlet dan outlet pada arah yang berlawanan.

  • Gambar 3. Bangunan atau ruangan satu, dua dan tiga Lapis dan Kemampuannya mengalirkan Udara

    (sumber: Mediastika)

    Jendela yang berfungsi sebagai inlet (memasukkan udara) sebaiknya diletakkan pada

    ketinggian manusia yaitu 60cm-150cm (aktivitas duduk maupun berdiri), agar udara dapat mengalir di

    sekitar manusia tersebut untuk memperoleh rasa nyaman yang diharapkan. Sedangkan jendela yang

    berfungsi sebagai outlet (mengeluarkan udara) diletakkan lebih tinggi, agar udara panas dalam ruang

    dapat dengan mudah dikeluarkan. Ventilasi akan lebih lancar bila didukung dengan kecepatan udara

    yang memadai.

    Mediastika (2000) mencoba menguji tingkat ventilasi pada sebuah rumah tinggal sederhana

    dengan dua macam jendela inlet, yaitu model jalusi dan top-hung. Sementara untuk outlet-nya diuji

    model casement. Pengujian untuk mendapatkan tingkat ventilasi yang memenuhi standar ini

    dilakukan menggunakan sistem komputasi dua dimensi. Pemilihan jalusi dan top-hung sebagai inlet

    dan casement sebagai outlet didasarkan pada argumen bahwa perbedaan persentase kemampuan

    mengalirkan udara (jalusi/top-hung75% dan casement 90%) akan mendorong terjadinya aliran udara

    saat kecepatan angin berada hampir nol dan pada posisi tidak frontal (tidak menghadap langsung)

    angin datang dan sumber kebisingan. Pengujian menunjukkan bahwa inlet dengan model jalusi

    mampu mensuplai tingkat ventilasi dalam bangunan lebih baik dari model top-hung. Perbedaannya

    tidak terlalu signifikan, yaitu 10-20%, namun pada rumah sederhana, hal ini memberikan arti yang

    cukup penting. Berpijak pada hasil penelitian sebelumnya bahwa jendela model jalusi dan tophung

    mampu mensuplai ventilasi alami sebagaimana disyaratkan bagi bangunan tropis lembab, yaitu sekitar

    30 air change per hour (ach) (Moore, 1993 dalam Mediastika).

    Gambar 4. Beberapa Tipe Jendela yang bisa dijadikan lubang inlet dan outlet (Sumber: Mediastika).

    Satu lapis

  • (Talarosha,2005 Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, Menciptakan Kenyamanan Thermal

    Dalam Bangunan,hal:151) Pola aliran udara yang melewati ruang tergantung pada lokasi inlet

    (lobang masuk) udara dan shading devices yang digunakan di bagian luar. Secara umum, posisi outlet

    tidak akan mempengaruhi pola aliran udara. Untuk menambah kecepatan udara terutama pada saat

    panas, bagian inlet udara ditempatkan di bagian atas , luas outlet sama atau lebih besar dari inlet dan

    tidak ada perabot yang menghalangi gerakan udara di dalam ruang.

    Pola pergerakan aliran udara terhadap peletakan lubang inlet dan outlet

    Beberapa penelitian yang dilakukan oleh Givoni (1976), Lechner (Lechner, 1991) dan diteliti

    ulang oleh Mediastika (2000) menunjukkan bahwa posisi inlet dan outlet memberikan pengaruh besar

    terhadap tingkat ventilasi dan penyebaran udara dalam ruangan. Inlet yang lebih rendah dengan

    kemampuan melewatkan udara lebih kecil dari outlet akan meningkatkan kecepatan angin di sekitar

    lubang inlet dan artinya mampu menggerakkan udara yang semula diam untuk mengalir ke dalam

    bangunan. Besar kecilnya kemampuan lubang ventilasi dapat diperoleh dengan menerapkan

    perbedaan dimensi jendela atau jumlah inlet lebih sedikit atau lebih kecil daripada outlet. Untuk

    menambah kecepatan udara terutama pada saat panas, bagian inlet udara ditempatkan di bagian atas,

    luas outlet sama atau lebih besar dari inlet dan tidak ada perabot yang menghalangi gerakan udara di

    dalam ruang.

    Gambar 5. Pola aliran udara didalam rungan berbeda tergantung besaran, ukuran dan posisi inlet

    maupun outlet. (sumber:Mangunwijaya, hal:149).

  • Gambar6.Tekanan angin positif (+) dan negatif () yang berbeda (sumber : roaf,dkk.,2001, Ecohouse

    A Design Guide,hal:96)

    Pada gambar diatas terjadi perbedaan tekanan udara didalam maupun diluar bangunan karena faktor

    arah angin dan bukaan. Maka dari itu perlu diperhatikan pada peletakan inlet harus berada pada arah

    angin datang meskipun angin datang memiliki sudut bukaan inlet harus tetap dapat memasukan angin

    kedalam ruang. Jadi jika semakin besar barang-barang toko yang berdiri di antara bukaan, maka

    semakin berkurang pula energi kinetik dan kecepatan angin. Dengan demikian, hindari meletakkan

    benda berukuran besar antara bukaan khususnya lubang inlet karena dapat menghambat perputaran

    udara. Standar Nasional Indonesia mensyaratkan luas bukaan termasuk fungsi untuk memasukkan

    cahaya, adalah minimal 20 persen dari luas lantai ruangan.

    Gambar 7. Pengaruh ukuran outlet terhadap kecepatan angin didalam ruangan.(Sumber F.moore, 1993

    dalam Putra,willy pratama)

    Dari gambar diatas terlihat bahwa semakin kecil ukuran inlet daripada outlet maka akan semakin

    cepat aliran udara dalam bangunan. Sebaliknya semakin besar ukuran inlet daripada outlet maka akan

    semakin pelan aliran udara dalam bangunan. Kesamaan ukuran inlet dan outlet menyebabkan udara

    optimum.

  • Kesimpulan

    Dari studi literature yang dilakukan dalam upaya mengkaji hubungan pengaruh lubang inlet dan outlet

    terhadap pencapaian ventilasi horizontal alami didapatkan beberapa kesimpulan yakni :

    1. Pencapaian thermal comfort pada bangunan ruko dapat diupayakan dengan memperbesar luas

    bukaan yakni sebesar 20% - 30% luas ruangan. Namun dilapangan perbandingan antara luas

    bukaan dan luas ruangan jauh dari perhitungan.

    2. Penempatan bukaan pada bangunan ruko memiliki sistem perilaku (psikologi) ruang yang

    dapat berpengaruh terhadap proses kenyamanan pengguna, sehingga desain bukaan harusnya

    memperhatikan sistem aktivitas dalam bangunan tersebut. Dalam kenyataannya lubang

    bukaan (inlet dan outlet) hanya digunakan sebagi pemanis fasad atau bahkan terjadi

    misfungsi.

    3. Pemakaian tipe jendela pada bangunan ruko hanya memperhatikan aspek ekonomisnya saja,

    hal ini banyak ditemukan di lapangan bahwasanya bangunan ruko banyak menggunakan

    jendela aluminium, padahal tipe jendela jalusi dan tophung dapat memberikan solusi

    pencapaian ventilasi horizontal alami.

    4. Posisi inlet dan outlet yang tidak diperhatikan pada desain ruko yang marak sekarang ini, inlet

    memiliki prosentase yang lebih besar daripada outlate, bahkan kerap ditemukan kasus

    bangunan ruko yang memiliki inlet tetapi tidak memiliki outlate.

  • Daftar Rujukan:

    E. Mediastika,Christina. DESAIN JENDELA BANGUNAN DOMESTIK UNTUK MENCAPAI

    COOLING VENTILATION Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

    Universitas Kristen Petra.http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/ diakses : 28 Februari 2013

    E. Mediastika,Christina. POTENSI JENDELA DALAM MEMINIMALKAN INTRUSI KEBISINGAN:

    SEBUAH STUDI AWAL. Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan -

    Universitas Kristen Petra.http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/ diakses : 28 Februari 2013

    Mangunwijaya, YB. 1980. Pasal- Pasal Fisika Bangunan.Gramedia : Jakarta.

    Putra,willy pratama. (2009). Ventilasi Alami Untuk Hunian Berdempet Di Daerah Beriklim Panas

    Lembab.Skripsi: Fakultas Teknik Arsitektur Indonesia.

    Roaf,sue.dkk. 2001. Ecohouse a Design Guide. Oxford: Architectural Press

    Satwiko P. 2009. Fisika Bangunan. Andi : Yogyakarta.

    Talarosha,Basaria.(2005) MENCIPTAKAN KENYAMANAN THERMAL DALAM BANGUNAN

    ,Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3.

    Colbert, Kristoffel.(2013) ANALISIS PERANCANGAN SISTEM VENTILASI DALAM

    MENINGKATKAN KENYAMANAN TERMAL PEKERJA DI RUANGAN FORMULASI PT XYZ

    Teknik Industri FT USU Volume 1, No 1, pp 1-6.

    Gayuh, Francisca (2012) PENGARUH KECEPATAN DAN ALIRAN UDARA TERHADAP KONDISI

    UDARA DALAM RUANGAN PADA SISTEM VENTILASI ALAMIAH Rekayasa Mesin Volume 3, No

    2, 299-304.