51
1 PENGARUH BEBAN KERJA, PENGALAMAN AUDIT DAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP SKEPTISME PROFESIONAL DAN KEMAMPUAN AUDITOR DALAM MENDETEKSI KECURANGAN HAFIFAH NASUTION Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta FITRIANY Universitas Indonesia ABSTRACT This study was aimed to examine the effect of workload, audit experience and types of personality to professional skepticism and fraud detection ability of external auditors. The Hurtt, Eining, and Plumlee Model (HEP Model) is used to classify auditors as either high or low skeptics. Myers Briggs Type Indicator (MBTI) is used to classify auditors as ST (Sensing-Thinking) and NT (Intuitive-Thinking) personality or others. Respondent of this study was obtained from 87 auditors who work in Accounting Public Office in Jakarta. Data analysis for hypothesis test was done with Partial Least Square (PLS). This research indicates that auditors with higher workload are less skeptical and will not increase his/her detection ability when confronted with fraud symptoms. Auditors with more experience are more skeptical and will increase his/her detection ability when confronted with fraud symptoms. Auditors with higher skepticism will increase his/her detection ability when confronted with fraud symptoms. This research also indicates that auditors with ST (Sensing-Thinking) and NT (Intuitive-Thinking) types of personality are more skeptical than other types but have no difference increasing detection ability when confronted with fraud symptoms with other types. Keywords: workload, audit experience, types of personality, professional skepticism, and fraud detection ability 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya kasus-kasus manipulasi akuntansi yang melibatkan kantor-kantor akuntan publik ternama di dunia yang terjadi di beberapa negara termasuk di Indonesia telah membuat kepercayaan masyarakat khususnya para pemakai laporan auditor independen mulai menurun. Kasus manipulasi pembukuan yang terjadi pada Enron Corp. merupakan salah satu kasus yang melibatkan kantor akuntan publiknya. Laporan keuangan Enron dinyatakan wajar tanpa pengecualian oleh Kantor Akuntan Publik Arthur Anderson. Namun, publik kemudian dikejutkan oleh kabar kepailitan Enron Corp pada tanggal 2 Desember 2001. Salah satu

pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

1

PENGARUH BEBAN KERJA, PENGALAMAN AUDIT DAN TIPE KEPRIBADIAN

TERHADAP SKEPTISME PROFESIONAL DAN KEMAMPUAN AUDITOR

DALAM MENDETEKSI KECURANGAN

HAFIFAH NASUTION

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

FITRIANY

Universitas Indonesia

ABSTRACT

This study was aimed to examine the effect of workload, audit experience and types of

personality to professional skepticism and fraud detection ability of external auditors. The

Hurtt, Eining, and Plumlee Model (HEP Model) is used to classify auditors as either high or

low skeptics. Myers Briggs Type Indicator (MBTI) is used to classify auditors as ST

(Sensing-Thinking) and NT (Intuitive-Thinking) personality or others. Respondent of this

study was obtained from 87 auditors who work in Accounting Public Office in Jakarta. Data

analysis for hypothesis test was done with Partial Least Square (PLS). This research indicates

that auditors with higher workload are less skeptical and will not increase his/her detection

ability when confronted with fraud symptoms. Auditors with more experience are more

skeptical and will increase his/her detection ability when confronted with fraud symptoms.

Auditors with higher skepticism will increase his/her detection ability when confronted with

fraud symptoms. This research also indicates that auditors with ST (Sensing-Thinking) and

NT (Intuitive-Thinking) types of personality are more skeptical than other types but have no

difference increasing detection ability when confronted with fraud symptoms with other

types.

Keywords: workload, audit experience, types of personality, professional skepticism, and

fraud detection ability

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyaknya kasus-kasus manipulasi akuntansi yang melibatkan kantor-kantor akuntan

publik ternama di dunia yang terjadi di beberapa negara termasuk di Indonesia telah membuat

kepercayaan masyarakat khususnya para pemakai laporan auditor independen mulai

menurun. Kasus manipulasi pembukuan yang terjadi pada Enron Corp. merupakan salah satu

kasus yang melibatkan kantor akuntan publiknya. Laporan keuangan Enron dinyatakan wajar

tanpa pengecualian oleh Kantor Akuntan Publik Arthur Anderson. Namun, publik kemudian

dikejutkan oleh kabar kepailitan Enron Corp pada tanggal 2 Desember 2001. Salah satu

Page 2: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

2

penyebab kepailitan tersebut adalah pihak Arthur Anderson yang memberikan dua jasa

sekaligus, baik sebagai auditor maupun konsultan bisnis perusahaan.

Kasus-kasus manipulasi keuangan yang melibatkan auditor eksternal juga telah terjadi

di Indonesia, diantaranya adalah kasus mark up yang dilakukan PT. Kimia Farma dan kasus

laporan keuangan ganda yang dimiliki oleh Bank Lippo. Kesalahan auditor dalam kedua

kasus ini diduga adalah karena auditor terlambat menyadari dan melaporkan ketidakberesan

yang telah dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Kasus lain yang juga telah terjadi di

Indonesia adalah kasus pada PT. Telkom, dimana laporan keuangan PT. Telkom yang telah

diaudit oleh KAP Eddy Pianto dan Rekan tidak diakui oleh SEC dan pihak PT. Telkom

diminta kembali untuk melakukan audit atas laporan keuangannya.

Kasus-kasus manipulasi yang telah terjadi membuat profesi akuntan menjadi sorotan

masyarakat dan para pembuat kebijakan. Masyarakat mulai mempertanyakan mengapa

auditor terlibat pada kasus-kasus manipulasi tersebut. Sebagai pihak ketiga yang independen,

seharusnya auditor bertanggung jawab untuk memberikan jaminan atas kehandalan dari

laporan keuangan yang diaudit.

Penelitian Beasley et al., (2001) yang didasarkan pada AAERs (Accounting and

Auditing Releases) yang telah dikutip oleh Noviyanti (2008) menyatakan bahwa salah satu

penyebab kegagalan auditor dalam mendeteksi kecurangan adalah rendahnya tingkat

skeptisme profesional yang dimiliki oleh auditor. Pernyataan ini didukung oleh Carpenter,

Durtschi dan Gaynor (2002) yang mengungkapkan bahwa jika auditor lebih skeptis, mereka

akan mampu lebih menaksir keberadaan kecurangan pada tahap perencanaan audit, yang

akhirnya akan mengarahkan auditor untuk meningkatkan pendeteksian kecurangan pada

tahap-tahap audit berikutnya. Gusti dan Ali (2008) dalam penelitiannya menambahkan bahwa

dengan sikap skeptisme profesional auditor ini, auditor seharusnya dapat melaksanakan

Page 3: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

3

tugasnya sesuai standar yang telah ditetapkan, serta menjunjung tinggi kaidah dan norma agar

kualitas audit tetap terjaga.

Di pihak lain, skeptisme profesional dan kemampuan auditor dalam mendeteksi

kecurangan juga sangat dipengaruhi oleh pengalaman audit yang telah dimiliki auditor. Tirta

dan Sholihin (2004) menyatakan bahwa pengalaman yang dimiliki auditor akan membantu

auditor dalam meningkatkan pengetahuannya mengenai kekeliruan dan kecurangan. Auditor

yang berpengalaman adalah auditor yang mampu mendeteksi, memahami dan bahkan

mencari penyebab dari munculnya kecurangan-kecurangan tersebut, sehingga kualitas audit

yang dihasilkan akan lebih baik daripada auditor yang tidak berpengalaman (Bawono dan

Singgih, 2011).

Lopez dan Peters (2011) menyatakan bahwa ketika berada pada busy season yaitu

pada periode kuartal pertama awal tahun, auditor diminta untuk menyelesaikan beberapa

kasus pemeriksaan yang mengakibatkan auditor kelelahan dan menurunnya kemampuan

auditor dalam mendeteksi kecurangan. Tekanan beban kerja yang sangat berat bagi auditor

dapat menimbulkan dampak negatif bagi proses audit, antara lain auditor akan cenderung

untuk mengurangi beberapa prosedur audit dan auditor akan dengan mudah menerima

penjelasan yang diberikan oleh klien (DeZoort and Lord, 1997 dalam Lopez dan Peters,

2011). Fitriany (2011) menyatakan bahwa beban kerja auditor berhubungan negatif dengan

kualitas audit, semakin banyak beban kerja auditor maka semakin rendah kualitas audit yang

dihasilkan. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, beban kerja diduga menjadi salah satu

faktor yang menyebabkan kegagalan auditor dalam mendeteksi kecurangan.

Noviyanti (2008) menyatakan bahwa tipe kepribadian seseorang menjadi salah satu

faktor yang menentukan sikap yang dimiliki oleh individu tersebut, termasuk sikap skeptisme

yang terdapat pada diri individu tersebut. Auditor yang memiliki sikap skeptis yang tinggi

Page 4: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

4

biasanya memiliki ciri-ciri kepribadian yang selalu berpikiran logis dan membuat keputusan

berdasarkan fakta-fakta yang ada.

Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari penelitian-penelitian terdahulu,

yaitu penelitian Fullerton dan Durstchi (2010) yang menguji pengaruh skeptisme profesional

terhadap peningkatan kemampuan auditor dalam mendeteksi gejala-gejala kecurangan,

penelitian Suraida (2005) dan Anugerah, Sari dan Frostiana (2011) yang menguji pengaruh

pengalaman audit terhadap skeptisme professional, dan Noviyanti (2008) yang menguji

pengaruh tipe kepribadian terhadap skeptisme profesional.

Dalam penelitian ini, peneliti menambahkan variabel beban kerja, pengalaman audit,

dan tipe kepribadian untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan

kemampuan auditor dalam mendeteksi gejala-gejala kecurangan. Selain itu, peneliti juga

menambahkan variabel beban kerja untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi

skeptisme profesional. Penambahan variabel ini didasarkan pada penelitian sebelumnya, yaitu

Lopez dan Peters (2011) dan Fitriany (2011) yang menguji pengaruh beban kerja terhadap

kualitas audit, Knap dan Knap (2001) dan Tirta dan Solihin (2004) yang menguji pengaruh

pengalaman terhadap kinerja auditor dalam menaksir risiko kecurangan, dan Jaffar dkk.,

(2011) yang menguji pengaruh tipe kepribadian terhadap kemampuan mendeteksi

kecurangan. Penelitian ini juga mengontrol variabel-variabel lain yang diduga berpengaruh

terhadap skeptisme profesional dan kemampuan mendeteksi kecurangan yaitu gender, ukuran

KAP dan posisi auditor.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, maka perumusan masalah

penelitian ini adalah:

1. Apakah beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian berpengaruh terhadap

skeptisme profesional?

Page 5: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

5

2. Apakah skeptisme profesional, beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan auditor dalam mendeteksi

kecurangan?

1.3 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Bagi Kantor

Akuntan Publik, penelitian ini diharapkan dapat membantu Kantor Akuntan Publik untuk

menentukan tindakan apa yang harus dilakukan dalam meningkatkan skeptisme profesional

dan kemampuan mendeteksi kecurangan para auditornya. Bagi Auditor, penelitian ini dapat

memberikan masukan mengenai hubungan antara skeptisme profesional dan kemampuan

mendeteksi kecurangan. Bagi Akademisi dan Peneliti, penelitian ini dapat menambah

wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe

kepribadian terhadap skeptisme profesional dan kemampuan auditor dalam mendeteksi

kecurangan. Dengan demikian diharapkan dapat dijadikan referensi untuk penelitian

selanjutnya. Bagi Regulator, penelitian ini dapat memberikan masukan dalam membuat

kebijakan untuk meningkatkan skeptisme profesional dan kemampuan mendeteksi

kecurangan para auditor.

2. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Kecurangan (Fraud)

Istilah fraud (Inggris) atau fraude (Belanda) sering diterjemahkan sebagai kecurangan

(Tuanakotta, 2007). Sudarmo dkk., (2008) mengartikan kecurangan (fraud) secara sederhana

dengan ketidak-jujuran. Definisi kecurangan (fraud) berdasarkan Black‟s Law Dictionary

yang terdapat dalam Karyana (2011) adalah:

“Fraud is (1) A knowing misrepresentation of the truth or concealment of a material fact to

induce another to act to his or her detriment; is usual a tort, but in some cases (esp. when the

conduct is willful) it may be a crime, (2) A misrepresentation made recklessly without belief

in its truth to induce another person to act, (3) A tort arising from knowing

misrepresentation, concealment of material fact, or reckless misrepresentation made to

induce another to act to his or her detriment.”

Page 6: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

6

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa setidaknya ada tiga elemen

fundamental dalam kecurangan (fraud), yaitu: (1) kecurangan dilakukan oleh seseorang

dengan sengaja, (2) kecurangan adalah berbentuk penyembunyian fakta atau penipuan atau

pemaksaan, dan (3) kecurangan bertujuan untuk memperoleh keuntungan pihak-pihak

tertentu.

Statements on Auditing Standards No. 99 AU section 316 menyebutkan bahwa

terdapat tiga kondisi yang secara umum menyebabkan kecurangan (fraud) terjadi, yaitu: (1)

adanya dorongan atau tekanan (incentive or pressure) yang menjadi motivasi bagi pelaku

kecurangan (fraud) untuk melakukan kecurangan (fraud), (2) adanya peluang atau

kesempatan (opportunity) yang mendukung pelaku untuk melakukan kecurangan (fraud), dan

(3) adanya rasionalisasi (razionalization), yaitu pembenaran terhadap perilaku untuk berbuat

kecurangan oleh pihak-pihak yang melakukan tindakan kecurangan tersebut.

Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) mengkategorikan kecurangan

(fraud) menjadi tiga kelompok, yaitu:

a. Korupsi (Corruption)

Black‟s Law Dictionary dalam Wells (2007) mendefinisikan “corrupt” sebagai

spoiled; tainted; depraved; debased; morally degenerate. Skema korupsi (corruption

schemes) dapat dipecah menjadi empat klasifikasi: (1) pertentangan kepentingan

(conflict of interest), (2) suap (bribery), (3) pemberian ilegal (illegal gratuity), dan (4)

pemerasan ekonomi (economic extortion).

b. Penyalahgunaan Aset (Asset Misappropriation)

Penyalahgunaan aset (asset misappropriation) terbagi menjadi dua kategori, yaitu: (1)

penyalahgunaan kas (cash misappropriation) yang dapat dilakukan dalam bentuk

skimming, larceny atau fraudulent disbursements, dan (2) penyalahgunaan non-kas

Page 7: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

7

(non-cash misappropriation) yang dapat dilakukan dalam bentuk penyalahgunaan

(misuse) atau pencurian (larceny) terhadap persediaan dan aset-aset lainnya.

c. Kecurangan Laporan Keuangan (Fraudulent Financial Statement)

Kecurangan laporan keuangan (fraudulent financial statement schemes) dapat dapat

dilakukan melalui beberapa cara, yaitu dengan (1) mencatat pendapatan-pendapatan

fiktif (fictitious revenues), (2) mencatatan pendapatan (revenue) dan/atau beban

(expenses) dalam periode yang tidak tepat, (3) menyembunyikan kewajiban dan beban

(concealed liabilities and expenses) yang bertujuan untuk mengecilkan jumlah

kewajiban dan beban agar perusahaan tampak lebih menguntungkan, (4)

menghilangan informasi atau mencantumkan informasi yang salah secara sengaja dari

catatan atas laporan keuangan (improper disclosures), atau (5) menilai aset dengan

tidak tepat (improper asset valuation).

2.2 Kemampuan Mendeteksi Kecurangan

Kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan adalah kualitas dari seorang

auditor dalam menjelaskan kekurangwajaran laporang keuangan yang disajikan perusahaan

dengan mengidentifikasi dan membuktikan kecurangan (fraud) tersebut (Sucipto,2007). Mui

(2010) menyatakan bahwa tugas pendeteksian kecurangan merupakan tugas yang tidak

terstuktur yang menghendaki auditor untuk menghasilkan metode-metode alternatif dan

mencari informasi-informasi tambahan dari berbagai sumber. Dalam melakukan pendeteksian

kecurangan auditor diharuskan memiliki beberapa kemampuan/keterampilan yang dapat

mendukungnya dalam melakukan tugas pendeteksian, seperti (1) keterampilan teknis

(technical skills) yang meliputi kompetensi audit, teknologi informasi dan keahlian

investigasi, (2) keahlian/kemampuan untuk dapat bekerja dalam sebuah tim, auditor harus

dapat menerima ide-ide, pengetahuan dan keahlian orang lain dengan komunikasi dan

berpandangan terbuka, dan (3) kemampuan menasehati (mentoring skill), kemampuan ini

Page 8: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

8

harus dapat dimiliki oleh auditor senior dimana seorang senior harus dapat menuntun para

juniornya selama proses investigasi.

2.3 Skeptisme Profesional

Oxford Advance Learner's Dictionary mendefinisikan sceptic sebagai person who

usually doubts that a statement, claim, etc is true. Dalam literatur filsafat, Kurtz (1992) yang

dikutip oleh Quadackers (2009) meringkaskan:

“…skeptikos means „to consider, examine‟; skepsis means „inquiry‟ and „doubt‟…Skeptics

always bid those overwhelmed by Absolute Truth or Special Virtue to pause. They ask, “What

do you mean?” - seeking clarification and definition – and “Why do you believe what you

do?” – demanding reasons, evidence, justification, or proof… They say, “Show

me”…Skepticks wish to examine all sides of a question; and for every argument in favor of a

thesis, they can usually find one or more arguments opposed to it.”

Standar Profesional Akuntan Publik SA Seksi 230 PSA No. 04 mendefinisikan

skeptisme profesional sebagai sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan

melakukan evaluasi secara kritis bukti audit. Auditor tidak boleh menganggap bahwa

manajemen adalah tidak jujur, namun juga tidak boleh menganggap bahwa kejujuran

manajemen tidak dipertanyakan lagi. Auditor juga tidak boleh merasa puas dengan bukti-

bukti yang kurang persuasif karena keyakinannya atas kejujuran manajemen.

International Standards on Auditing menjelaskan bahwa skeptisme profesional

auditor adalah penting untuk penilaian yang kritis (critical assessment) terhadap bukti-bukti

audit, yaitu auditor harus memiliki pikiran yang selalu mempertanyakan kehandalan

dokumen-dokumen yang diperoleh dari pihak manajemen dan juga mempertimbangkan

kecukupan dan kesesuaian bukti yang diperoleh.

2.4 Beban Kerja

Beban kerja (workload) adalah jumlah pekerjaan yang harus dilakukan oleh

seseorang. Fitriany (2011) menyebutkan bahwa beban kerja auditor dapat dilihat dari

banyaknya jumlah klien yang harus ditangani oleh seorang auditor atau terbatasnya waktu

auditor untuk melakukan proses audit. Beban kerja seorang auditor biasanya berhubungan

Page 9: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

9

dengan busy season yang biasanya terjadi pada kuartal pertama awal tahun. Penyebab

terjadinya busy season dari auditor adalah karena banyaknya perusahaan yang memiliki tahun

fiskal yang berakhir pada bulan Desember. Kelebihan pekerjaan pada saat busy season akan

mengakibatkan kelelahan dan ketatnya time budget bagi auditor sehingga akan menghasilkan

kualitas audit yang rendah (Lopez dan Peters, 2011).

2.5 Pengalaman Audit

Definisi pengalaman berdasarkan Webster‟s Ninth New Collegiate Dictionary dalam

Sucipto (2007) adalah pengetahuan atau keahlian yang diperoleh dari suatu peristiwa melalui

pengamatan langsung ataupun berpartisipasi dalam peristiwa tersebut. Christiawan (2002)

menjelaskan bahwa semakin banyak dan kompleks tugas-tugas yang dilakukan seorang

individu akan menyebabkan pengalaman individu tersebut semakin meningkat karena hal ini

akan menambah dan memperluas wawasan yang dimiliki. Bawono dan Singgih (2011)

menambahkan bahwa pekerjaan yang secara berulang-ulang dilakukan juga menjadi faktor

yang dapat meningkatkan pengalaman dan membuatnya menjadi lebih cepat dan lebih baik

dalam menyelesaikan tugas-tugas, serta individu tersebut lebih mengetahui hambatan-

hambatan yang mungkin dialaminya.

Pengalaman menjadi indikator penting bagi kualifikasi profesional seorang auditor

(AU Seksi 110 paragraf 04). Pengalaman audit adalah pengalaman yang diperoleh auditor

selama melakukan proses audit laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu maupun

banyaknya penugasan yang pernah ditangani (Suraida, 2005). Auditor yang telah memiliki

banyak pengalaman tidak hanya akan memiliki kemampuan untuk menemukan kekeliruan

(error) atau kecurangan (fraud) yang tidak lazim yang terdapat dalam laporan keuangan

tetapi juga auditor tersebut dapat memberikan penjelasan yang lebih akurat terhadap

temuannya tersebut dibandingkan dengan auditor yang masih dengan sedikit pengalaman

(Libby dan Frederick, 1990).

Page 10: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

10

2.6 Kepribadian

Dalam berbagai literatur psikologi, definisi klasik G.W. Allport mengenai arti

kepribadian (personality) adalah yang paling sering digunakan. Allport menjelaskan bahwa:

“Personality is a dynamic organisation, inside the person, of psychophysical systems that

create the person‟s characteristic patterns of behaviour, thoughts and feelings.”

Kepribadian seseorang dibentuk oleh dua faktor utama, yaitu (1) faktor keturunan atau

faktor genetis adalah merupakan faktor dasar dari pembentuk kepribadian seseorang, dan (2)

faktor lingkungan, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang

berdasarkan dimana seseorang tumbuh dan dibesarkan.

Dalam penelitian ini, tipe kepribadian dikelompokkan berdasarkan Myers-Briggs

Type Indicator (MBTI). Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) dikembangkan oleh Katharine

Cook Briggs dan putrinya yang bernama Isabel Briggs Myers berdasarkan teori kepribadian

dari Carl Gustav Jung. Dalam MBTI, tipe kepribadian manusia dibedakan menjadi 4 pasang

preferensi (ringkasan cara pengukuran tipe kepribadian Myers-Briggs dapat dilihat pada

lampiran 1), yaitu: (1) preferensi Extraversion dan Introversion (E dan I), (2) preferensi

Sensing dan Intuition (S dan N), (3) preferensi Thinking dan Feeling (T dan F), dan (4)

preferensi Judging dan Perceiving (J dan P).

2.7 Pengembangan Hipotesis

2.7.1 Pengaruh Beban Kerja Terhadap Skeptisme Profesional dan Peningkatan

Kemampuan Mendeteksi Kecurangan

Murtisari dan Ghozali (2006) menemukan bukti bahwa beratnya beban pekerjaan

yang mengakibatkan kelebihan pekerjaan akan menurunkan kepuasan kerja dan kinerja

auditor. Penelitian Lopez dan Peters (2011) yang didukung oleh penelitian Fitriany (2011)

menemukan bahwa beban kerja auditor berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Beban

kerja yang semakin meningkat akan menurunkan kemampuan auditor dalam mendeteksi

Page 11: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

11

kekeliruan (error) atau kecurangan (fraud) sebuah perusahaan yang akan berakibat juga

dengan kualitas audit yang dihasilkan menjadi lebih rendah (Fitriany, 2011).

Berdasarkan konsep tersebut maka penulis menduga bahwa semakin banyak beban

kerja yang dimiliki oleh auditor maka akan semakin menurunkan skeptisme profesionalnya.

Selain itu, auditor dengan beban kerja yang semakin banyak diduga semakin tidak akan

meningkatkan kemampuan mendeteksinya bila dihadapkan dengan gejala-gejala kecurangan.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: Beban kerja berpengaruh negatif terhadap skeptisme profesional

H2: Beban kerja berpengaruh negatif terhadap peningkatan kemampuan auditor dalam

mendeteksi kecurangan

2.7.2 Pengaruh Pengalaman Audit Terhadap Skeptisme Profesional dan Peningkatan

Kemampuan Mendeteksi Kecurangan

Skeptisme profesional adalah faktor penting yang harus dimiliki oleh seorang auditor

dalam menilai secara kritis bukti-bukti audit. Suraida (2005) dan Anugerah, Sari dan

Frostiana (2011) telah membuktikan dalam penelitiannya bahwa salah satu faktor yang dapat

meningkatkan skeptisme profesional auditor adalah banyaknya pengalaman audit yang telah

dimiliki. Penelitian Noviyani dan Bandi (2002) yang didukung oleh penelitian Tirta dan

Sholihin (2004) dan Mui (2010) juga menyebutkan bahwa auditor yang berpengalaman akan

memiliki pengetahuan tentang kekeliruan dan kecurangan yang lebih banyak sehingga akan

menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam mendeteksi kasus-kasus kecurangan

dibandingkan dengan auditor yang tidak berpengalaman.

Berdasarkan konsep di atas maka peneliti menduga bahwa semakin banyak

pengalaman audit yang dimiliki auditor maka auditor akan semakin meningkatkan skeptisme

profesionalnya. Selain itu, auditor yang telah berpengalaman diduga akan semakin

meningkatkan kemampuan mendeteksinya bila dihadapkan dengan gejala-gejala kecurangan.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H3: Pengalaman audit berpengaruh positif terhadap skeptisme profesional

Page 12: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

12

H4: Pengalaman audit berpengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan auditor dalam

mendeteksi kecurangan

2.7.3 Pengaruh Tipe Kepribadian Kombinasi ST dan NT Terhadap Peningkatan

Skeptisme Profesional dan Kemampuan Mendeteksi Kecurangan

Auditor dengan tipe kepribadiaan kombinasi ST dan NT berdasarkan teori Myers

Briggs adalah auditor yang cenderung akan berpikir logis dalam membuat keputusan serta

akan mempertimbangkan semua fakta-fakta yang ada untuk mendukung keputusannya

tersebut. Penelitian Noviyanti (2008) telah membuktikan bahwa auditor dengan tipe

kepribadian ST dan NT adalah auditor yang memiliki skeptisme profesional yang lebih tinggi

dibandingkan dengan auditor dengan tipe kepribadian lainnya.

Berdasarkan konsep di atas maka peneliti menduga bahwa auditor dengan tipe

kepribadian kombinasi ST dan NT adalah auditor yang memiliki skeptisme profesional dan

auditor yang akan semakin meningkatkan kemampuan mendeteksinya bila dihadapkan

dengan gejala-gejala kecurangan dibandingkan dengan auditor dengan tipe kepribadian

lainnya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H5: Auditor dengan tipe kepribadian kombinasi ST dan NT memiliki skeptisme profesional

yang lebih tinggi dibandingkan dengan auditor dengan tipe kepribadian lainnya.

H6: Auditor dengan tipe kepribadian kombinasi ST dan NT akan lebih meningkatkan

kemampuan mendeteksinya bila dihadapkan gejala-gejala kecurangan dibandingkan

dengan auditor dengan tipe kepribadian lainnya.

2.7.4 Pengaruh Skeptisme Profesional Terhadap Peningkatan Kemampuan Mendeteksi

Kecurangan

Pendeteksian kecurangan mengharuskan auditor mengumpulkan bukti-bukti yang

cukup dan relevan. Auditor harus berpikir kritis dalam pengumpulan dan pemahaman bukti-

bukti audit. Fullerton dan Durtschi (2004) telah membuktikan dalam penelitiannya bahwa

auditor dengan skeptisme yang tinggi akan meningkatkan kemampuan mendeteksinya dengan

cara mengembangkan pencarian informasi-informasi tambahan bila dihadapkan dengan

gejala-gejala kecurangan.

Page 13: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

13

Berdasarkan konsep tersebut maka penulis menduga bahwa auditor dengan tingkat

skeptisme profesional yang tinggi akan lebih meningkatkan kemampuan mendeteksinya bila

dihadapkan dengan gejala-gejala kecurangan dibandingkan dengan auditor dengan tingkat

skeptisme profesional yang rendah. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

H7: Skeptisme profesional berpengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan

mendeteksi kecurangan.

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rerangka dan Model Penelitian

H1 H4

H5

H2 H6

H3 H7

Model yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil modifikasi dan

penggabungan dari model-model penelitian sebelumnya yang melihat pengaruh beban kerja

dan pengalaman audit terhadap skeptisme profesional dan kemampuan mendeteksi

kecurangan dengan tipe kepribadian sebagai variabel moderasi. Penelitian ini menghasilkan

dua model penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:

Model 1

SKEP = γ1 WL + γ2 EXPR + γ3 PERSON + γ4 GEND + γ5 AUDIT_FIRM + γ6

POSITION + ζ

Beban Kerja

(WL)

Skeptisme Profesional

(SKEP)

Tipe Kepribadian

(PERSON) Variabel Kontrol:

Gender (GEND)

Ukuran KAP (AUDIT_FIRM)

Posisi Auditor (POSISITION)

Pengalaman

Audit

(EXPR)

Kemampuan

Mendeteksi

Kecurangan

(ABILITY)

Page 14: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

14

Model 2

ABILITY = γ7 WL + γ8 EXPR + γ9 PERSON + γ10 SKEP + γ11 GEND + γ12 AUDIT_FIRM

+ γ12 POSITION + ζ

Dimana:

ABILITY : Kemampuan Mendeteksi Kecurangan

SKEP : Skeptisme Profesional

WL : Work Load (beban Kerja)

EXPR : Experience (Pengalaman)

PERSON : Dummy variable tipe kepribadian, bernilai 1 apabila auditor bertipe

kepribadian kombinasi ST dan NT

GEND : Dummy variable gender, bernilai 1 apabila auditor berjenis kelamin

wanita dan bernilai 0 apabila laki-laki.

AUDIT_FIRM : Dummy variable jenis KAP, benilai 1 apabila KAP afiliasi dan

bernilai 0 apabila KAP non-afiliasi.

POSITION : Dummy variable posisi auditor, benilai 1 apabila auditor berada pada

posisi senior auditor, supervisor, manajer atau partner dan bernilai 0

apabila auditor berada pada posisi junior auditor.

3.2 Populasi dan Sampel

Metode sampling yang digunakan adalah metode non probabilitas, yaitu pengambilan

sampel yang mudah (convenience sampling). Sampel penelitian ini adalah auditor yang

bekerja pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan

metode survei yaitu melalui kuesioner yang dikirimkan kepada responden. Kuesioner

diberikan melalui tiga cara, yaitu: (1) diberikan secara langsung ke perusahaan tempat

responden bekerja, (2) dikirimkan melalui jasa kantor pos, dan (3) dikirimkan melalui

electronic mail (e-mail).

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.3.1 Kemampuan Mendeteksi Kecurangan (ABILITY)

Kemampuan mendeteksi kecurangan dalam penelitian ini diukur dari pernyataan-

pernyataan mengenai gejala-gejala kecurangan (fraud symptoms) yang dikembangkan oleh

Fullerton dan Durtschi (2004) yang terdiri dari gejala kecurangan terkait dengan lingkungan

perusahaan (corporate environment) dan gejala kecurangan terkait catatan keuangan dan

Page 15: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

15

praktek akuntansi (financial records and accounting practice). Variabel kemampuan

mendeteksi kecurangan merupakan confirmatory factor analysis (CFA) dari dua dimensi

yaitu corporate environment yang diberi notasi ENVR dan financial records and accounting

practice yang dinotasikan dengan FR_AP. Variabel corporate environment (ENVR) dalam

penelitian ini memiliki 4 variabel teramati yaitu ABILITY1 sampai dengan ABILITY4.

Variabel financial records and accounting practice (FR_AP) dalam penelitian ini memiliki 6

variabel teramati yaitu ABILITY5 sampai dengan ABILITY10.

3.3.2 Skeptisme Profesional (SKEP)

Variabel skeptisme profesional diukur dengan menggunakan model Hurtt, Eining, dan

Plumlee (HEP) yang digunakan dalam penelitian Fullerton dan Durtschi (2004); Noviyanti

(2008); dan Quadackers (2009). Model HEP mengukur skeptisme profesional berdasarkan

enam karakteristik yaitu: questioning mind, suspension of judgment, search for knowledge,

interpersonal understanding, self-confidence, dan self-determination. Dalam penelitian ini

variabel skeptisme profesional (SKEP) merupakan confirmatory factor analysis (CFA) dari

enam komponen yaitu questioning mind (QM) dengan 3 variabel teramati, suspension of

judgment (SJ) dengan 2 variabel teramati, search for knowledge (SK) dengan 2 variabel

teramati, interpersonal understanding (IU) dengan 3 variabel teramati, self confidence (SC)

dengan 2 variabel teramati, dan self-determination (SD) dengan 3 variabel teramati.

3.3.3 Beban Kerja

Beban kerja diukur melalui rata-rata jumlah penugasan audit yang dilakukan oleh

auditor selama satu tahun. Semakin rendah skor variabel ini, menunjukkan bahwa semakin

ringan beban kerja yang dimiliki auditor.

3.3.4 Pengalaman Audit (EXPR)

Page 16: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

16

Pengalaman diukur melalui lamanya bekerja sebagai seorang auditor (Suraida, 2005).

Semakin tinggi skor variabel ini, berarti semakin banyak pengalaman yang telah dimiliki

auditor.

3.3.5 Tipe Kepribadian (PERSON)

Noviyanti (2008) dalam penelitiannya mengklasfikasikan tipe kepribadian menjadi

dua kelompok, yaitu tipe kepribadian ST (Sensing-Thinking) dan NT (Intuition-Thinking).

Tipe kepribadian seseorang diukur dengan menggunakan Myers-Briggs Type Indicator.

Auditor dengan tipe kepribadian ST (Sensing-Thinking) dan NT (Intuition-Thinking) diberi

nilai 1 dan auditor dengan tipe kepribadian selain ST (Sensing-Thinking) dan NT (Intuition-

Thinking) diberi nilai 0.

3.3.6 Variabel Kontrol

Sebagai konteks, variabel-variabel lain yang berdasarkan penelitian terdahulu

mempengaruhi skeptisme profesional dan kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan

selain variabel-variabel yang dihipotesiskan digunakan sebagai variabel kontrol dalam

penelitian ini.

1. Gender (GEND)

Dalam penelitian ini Gender terdiri dari dua jenis yaitu laki-laki dan wanita.

Auditor dengan gender wanita diberi nilai 1 dan auditor dengan gender laki-laki

diberi nilai 0. Diprediksi bahwa auditor wanita memiliki skeptisme profesional dan

kemampuan mendeteksi kecurangan yang lebih tinggi daripada auditor laki-laki.

2. Ukuran KAP (AUDIT_FIRM)

Dalam penelitian ini auditor yang bekerja pada KAP afiliasi diberi nilai 1 dan

auditor yang bekerja di KAP non-afiliasi diberi nilai 0. Diprediksi bahwa auditor yang

bekerja pada KAP afiliasi asing memiliki skeptisme profesional dan kemampuan

Page 17: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

17

mendeteksi kecurangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan auditor yang bekerja

pada KAP non-afiliasi.

3. Posisi (POSITION)

Auditor dengan posisi senior auditor, supervisor, manajer/asisstent manajer

dan partner diberi nilai 1, sedangkan auditor pada posisi junior auditor diberi nilai 0.

Diprediksi bahwa posisi junior auditor memiliki skeptisme profesional dan

kemampuan mendeteksi kecurangan yang lebih rendah dibandingkan dengan posisi

senior auditor, supervisor, manajer/assistant manajer maupun partner.

3.4 Metode Analisis Data

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik

variabel penelitian dengan demografi responden.. Untuk menguji hipótesis digunakan teknik

Partial Least Square (PLS) dengan menggunakan SmartPLS 2.0 M3. Model PLS adalah

model persamaan struktural (SEM) yang berbasis komponen atau variance (Ghozali, 2008).

4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Statistik Deskriptif Sampel

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui kuesioner. Dari 250

kuesioner yang dikirimkan kepada responden, jumlah kuesioner yang dapat diolah adalah

sebanyak 87 kuesioner sebagaimana diuraikan dalam Tabel 1 pada lampiran.

4.2 Hasil Pengujian dengan Partial Least Square (PLS)

Ghozali (2008) menyebutkan bahwa prosedur SEM dengan Partial Least Square secara

umum mengandung tahapan-tahapan interpretasi model sebagai berikut:

Ada tiga kriteria untuk melihat outer model, yaitu:

4.2.1 Menilai Outer Model (Measurement Model)

Ada tiga kriteria untuk melihat outer model, yaitu:

1. Convergent Validity (besarnya loading factor)

Page 18: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

18

Berdasarkan hasil pada Gambar 2 dan Gambar 3 (dapat dilihat pada lampiran)

dapat diketahui bahwa semua indikator ABILITY1 sampai dengan ABILITY10 telah

memenuhi kriteria convergent validity. Selain itu, Gambar 2 juga membuktikan bahwa

variabel ABILITY dapat dibentuk oleh dua dimensi lingkungan perusahaan (ENVR)

dan catatan keuangan atau praktek akuntansi (FR_AP).

Berdasarkan hasil pengujian convergent validity terhadap variabel SKEP

ditemukan bahwa terdapat beberapa indikator yang tidak memenuhi kriteria convergent

validity yaitu SKEP3, SKEP9 dan SKEP14, sehingga indikator-indikator tersebut

dihapuskan dari model. Hasil respesifikasi model (Gambar 4 dan Gambar 5 pada

lampiran) menunjukkan bahwa indikator-indikator SKEP telah memenuhi kriteria

convergent validity. Selain itu, Gambar 5 juga membuktikan bahwa variabel SKEP

terbukti dapat dibentuk oleh enam dimensi yaitu questioning mind, suspension of

judgment, search for knowledge, interpersonal understanding, self confidence, dan self-

determination.

2. Composite Reliability dan Cronbach Alpha

Hasil Tabel 2 pada lampiran membuktikan bahwa nilai reliabilitas masing-

masing second order maupun first order dari variabel ABILITY adalah sangat tinggi

dan telah memenuhi kriteria composite reliability dan cronbach alpha. Hasil pada Tabel

3 menunjukkan bahwa nilai reliabilitas masing-masing second order maupun first order

dari variabel SKEP adalah telah memenuhi kriteria composite reliability dan cronbach

alpha.

3. Discriminant Validity

Hasil pengujian discriminant validity terhadap variabel ABILITY yang dapat

dilihat pada Tabel 4 di lampiran menunjukkan bahwa indikator ABILITY1 sampai

dengan ABILITY10 adalah valid. Sedangkan hasil pengujian discriminant validity

Page 19: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

19

terhadap variabel SKEP yang dapat dilihat pada Tabel 5 menunjukkan bahwa SKEP3,

SKEP9 dan SKEP14 adalah tidak valid karena nilai korelasi indikatornya tidak lebih

besar dibandingkan dengan nilai korelasi antara indikator dengan konstruk lainnya.

Sehingga, indikator SKEP2, SKEP9 dan SKEP14 dihapuskan dari model.

4.3.2 Menilai Inner Model (Structural Model)

Inner model bertujuan untuk melihat hubungan antar konstruk laten. Pengujian model

struktural (inner model) dilakukan melalui:

1. Pengujian R-square

Pada Tabel 6 yang terdapat di dalam lampiran dapat dilihat untuk nilai R-square dari

model 1 adalah sebesar 0,165448 berarti variabilitas variabel skeptisme profesional yang

dapat dijelaskan oleh variabel beban kerja, pengalaman audit, tipe kepribadian, gender, jenis

KAP dan posisi/jabatan auditor hanya sebesar 16,5%. Untuk model 2, nilai R-squarenya

adalah sebesar 0,366873 berarti variabilitas variabel kemampuan mendeksi kecurangan yang

dapat dijelaskan oleh variabel beban kerja, pengalaman audit, tipe kepribadian, skeptisme

profesional, gender, jenis KAP, dan posisi/jabatan auditor hanya sebesar 36,7%.

2. Pengujian Signifikansi

Pada Tabel 7 yang terdapat pada lampiran dapat dilihat bahwa: (1) terdapat hubungan

negatif antara beban kerja dan skeptisme profesional, (2) terdapat hubungan negatif antara

beban kerja dan peningkatan kemampuan mendeteksi kecurangan, (3) terdapat hubungan

positif antara pengalaman audit dan skeptisme profesional, (4) terdapat hubungan positif

antara pengalaman audit dan peningkatan kemampuan mendeteksi kecurangan, (5) terdapat

hubungan positif antara tipe kepribadian dan skeptisme profesional, (6) tidak terdapat

hubungan antara tipe kepribadian dengan peningkatan kemampuan mendeteksi kecurangan,

dan (7) terdapat hubungan positif antara skeptisme profesional dan peningkatan kemampuan

mendeteksi kecurangan.

Page 20: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

20

Hasil uji signifikansi variabel-variabel kontrol yang dapat dilihat juga pada Tabel 7

menunjukkan bahwa (1) tidak terdapat hubungan antara gender dan skeptisme profesional,

(2) tidak terdapat hubungan antara ukuran KAP dan skeptisme profesional, (3) tidak terdapat

hubungan antara posisi/jabatan auditor dengan skeptisme profesional, (4) terdapat hubungan

negatif antara gender dan peningkatan kemampuan mendeteksi kecurangan, (5) tidak terdapat

hubungan antara ukuran KAP dengan peningkatan kemampuan mendeteksi kecurangan; dan

(6) terdapat hubungan positif antara posisi/jabatan auditor dan peningkatan kemampuan

mendeteksi kecurangan.

4.3 Analisis Hasil

4.3.1 Pengaruh Beban Kerja Terhadap Skeptisme Profesional dan Peningkatan

Kemampuan Mendeteksi Kecurangan

Berdasarkan hasil uji signifikansi disimpulkan bahwa H1 dalam penelitian ini yang

menyatakan bahwa beban kerja mempunyai pengaruh negatif terhadap skeptisme profesional

dapat didukung. Hasil penelitian ini mendukung pernyataan Dezoort and Lord (1997) yang

dikutip oleh Lopez dan Peters (2011) tentang dampak negatif dari beban kerja yang terlalu

berat terhadap prosedur audit, yaitu auditor akan cenderung menghapuskan beberapa

prosedur audit dan auditor akan lebih mudah untuk menerima penjelasan klien.

Berdasarkan hasil uji signifikansi juga dapat disimpulkan bahwa H2 dalam penelitian

ini yang menyatakan bahwa beban kerja mempunyai pengaruh negatif terhadap peningkatan

kemampuan mendeteksi kecurangan dapat didukung. Hasil penelitian ini mendukung hasil

penelitian lain oleh Murtisari dan Ghozali (2006), Lopez dan Peters (2011), dan Fitriany

(2011) yang menemukan adanya hubungan negatif antara beban kerja dan kinerja kerja dan

kualitas audit. Beban kerja yang semakin meningkat akan menurunkan kemampuan auditor

dalam mendeteksi kekeliruan (error) atau kecurangan (fraud) sebuah perusahaan yang akan

berakibat juga dengan kualitas audit yang dihasilkan menjadi lebih rendah (Lopez dan peters,

Page 21: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

21

2011 dan Fitriany, 2011). Murtisari dan Ghozali (2006) juga menyatakan bahwa beratnya

beban pekerjaan yang mengakibatkan kelebihan pekerjaan akan menurunkan kepuasan kerja

dan kinerja auditor dalam melaksanakan proses audit.

4.3.2 Pengaruh Pengalaman Audit Terhadap Skeptisme Profesional dan Peningkatan

Kemampuan Mendeteksi Kecurangan

Berdasarkan hasil uji signifikansi dapat disimpulkan bahwa H3 dalam penelitian ini

yang menyatakan bahwa pengalaman audit mempunyai pengaruh positif terhadap skeptisme

profesional dapat didukung. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian lain oleh

Suraida (2005), dan Anugerah, Sari dan Frostiana (2011) yang menemukan adanya hubungan

positif antara pengalaman audit dan skeptisme profesional. Dalam penelitian Suraida (2005)

dan Anugerah, Sari dan Frostiana (2011) dinyatakan bahwa semakin banyak pengalaman

auditor maka akan semakin meningkatkan skeptisme profesional auditor tersebut. Selain itu,

penelitian Shelton (2002) dan Herliansyah dan Ilyas (2006) menyatakan bahwa auditor yang

berpengalaman juga terbukti lebih mampu untuk menyeleksi informasi-informasi atau bukti-

bukti yang relevan dan tidak relevan dalam membuat keputusan.

Hasil uji signifikansi terhadap H4 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa

pengalaman audit mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan mendeteksi

kecurangan dapat didukung. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian lain oleh Knap

dan Knap (2001), Noviyani dan Bandi (2002), Tirta dan Sholihin (2004), Sucipto (2007) dan

Mui (2010) yang menemukan adanya hubungan positif antara pengalaman audit dan

pendeteksian kecurangan. Noviyani dan Bandi (2002) dan Tirta dan Sholihin (2004)

menyatakan bahwa auditor yang berpengalaman akan memiliki pengetahuan tentang

kekeliruan dan kecurangan yang lebih banyak sehingga dengan pengetahuannya tersebut

auditor dapat menilai informasi-informasi atau bukti-bukti yang relevan untuk membantu

auditor menyelesaikan tugas-tugasnya.

Page 22: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

22

4.3.3 Pengaruh Tipe Kepribadian Terhadap Skeptisme Profesional dan Peningkatan

Kemampuan Mendeteksi Kecurangan

Berdasarkan hasil uji signifikasi terhadap H5 dalam penelitian ini yang menyatakan

bahwa auditor dengan tipe kepribadian kombinasi ST dan NT memiliki skeptisme profesional

yang lebih tinggi dibandingkan dengan auditor dengan tipe kepribadian kombinasi lainnya

adalah dapat didukung. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian lain oleh

Noviyanti (2008) yang menemukan bahwa auditor dengan tipe kepribadian kombinasi ST dan

NT memiliki skeptisme profesional yang lebih tinggi dibandingkan dengan auditor dengan

tipe kepribadian kombinasi lainnya. Berdasarkan karakteristik Myers Briggs Type Indicator,

tipe kepribadian kombinasi ST dan NT adalah tipe kepribadian yang cenderung berpikiran

logis dalam menganalisis sebuah masalah dan akan mempertimbangkan semua informasi

sebelum membuat keputusan.

Hasil uji signifikansi terhadap H6 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa auditor

dengan tipe kepribadian kombinasi ST dan NT akan lebih meningkatkan kemampuan

mendeteksinya bila dihadapkan dengan gejala-gejala kecurangan adalah tidak dapat

didukung. Hasil ini menunjukkan bahwa baik auditor dengan tipe kepribadian kombinasi ST

dan NT dan auditor dengan tipe kepribadian kombinasi SF dan NF akan meningkatkan

kemampuan mendeteksinya bila dihadapkan dengan gejala-gejala kecurangan.

4.3.4 Pengaruh Skeptisme Profesional Terhadap Peningkatan Kemampuan Mendeteksi

Kecurangan

Berdasarkan hasil uji signifikansi terhadap H7 dalam penelitian ini yang menyatakan

bahwa skeptisme profesional mempunyai pengaruh positif terhadap kemampuan mendeteksi

kecurangan dapat didukung. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian lain oleh

Fullerton dan Durtschi (2004) yang menemukan adanya hubungan positif antara skeptisme

profesional dan kemampuan mendeteksi kecurangan. Fullerton dan Durtschi (2004)

Page 23: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

23

menyatakan bahwa auditor dengan skeptisme yang tinggi akan meningkatkan kemampuan

mendeteksinya dengan cara mengembangkan pencarian informasi-informasi tambahan bila

dihadapkan dengan gejala-gejala kecurangan. Semakin banyak informasi tambahan yang

diperoleh auditor maka akan semakin mampu auditor tersebut membuktikan benar atau

tidaknya gejala-gejala kecurangan tersebut.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian berdasarkan pengujian hipotesis dalam penelitian ini, dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil pengujian menunjukkan bahwa beban kerja berpengaruh negatif pada skeptisme

profesional, sedangkan pengalaman audit dan tipe kepribadian berpengaruh positif

terhadap skeptisme profesional.

2. Hasil pengujian menunjukkan bahwa beban kerja berpengaruh negatif terhadap

peningkatan kemampuan auditor dalam mendeteksi gejala-gejala kecurangan,

sedangkan pengalaman audit dan skeptisme profesional terbukti berpengaruh positif

terhadap peningkatan kemampuan auditor mendeteksi gejala-gejala kecurangan.

Selain itu, hasil pengujian juga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan dalam

peningkatan kemampuan mendeteksi antara auditor dengan tipe kepribadian

kombinasi ST dan NT dan auditor dengan tipe kepribadian lainnya.

3. Hasil pengujian menunjukkan bahwa gender, ukuran KAP dan posisi auditor terbukti

tidak berpengaruh terhadapa skeptisme profesional auditor.

4. Hasil pengujian menunjukkan bahwa auditor laki-laki terbukti akan semakin

meningkatkan kemampuan mendeteksinya bila dihadapkan dengan gejala-gejala

kecurangan dibandingkan auditor wanita. Namun, hasil penelitian ini menunjukkan

Page 24: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

24

bahwa ukuran KAP dan posisi auditor tidak berpengaruh terhadap peningkatan

kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan.

5.2 Keterbatasan Penelitian dan Saran

5.2.1 Keterbatasan Penelitian dan Saran untuk Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini dilakukan dengan tidak terlepas dari adanya beberapa keterbatasan.

Oleh karena itu, diharapkan penelitian-penelitian sejenis yang berikutnya diharapkan mampu

meminimalisir keterbatasan-keterbatasan yang ada. Berikut beberapa keterbatasan dan saran

penelitian:

1. Penelitian ini hanya menggunakan sampel Auditor yang bekerja di Kantor Akuntan

Publik wilayah Jakarta dan hanya terdiri dari kurang dari 30 Kantor Akuntan Publik

saja, sehingga hasil dan kesimpulan penelitian ini tidak dapat digeneralisasi untuk

seluruh auditor eksternal di Indonesia. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat

memperbanyak jumlah Kantor Akuntan Publik yang menjadi sampel dan memperluas

wilayah cakupan sampel yang tidak hanya di wilayah Jakarta saja, sehingga diperoleh

hasil penelitian yang tingkat generalisasinya lebih tinggi.

2. Variabel-variabel yang mempengaruhi skeptisme profesional dan kemampuan

mendeteksi kecurangan dalam penelitian ini hanya terbatas pada variabel beban kerja,

pengalaman audit dan tipe kepribadian saja . Oleh karena itu peneliti mengharapkan

partisipasi aktif peneliti berikutnya untuk menemukan faktor-faktor lain yang

mempengaruhi skeptisme profesional dan kemampuan mendeteksi kecurangan.

3. Dalam melihat pengaruh ukuran KAP terhadap skeptisme profesional dan

kemampuan mendeteksi kecurangan, peneliti hanya membandingkan antara KAP

afiliasi dan KAP non-afiliasi, diharapkan penelitian berikutnya dapat membandingkan

KAP big four dan KAP non big four, sehingga dapat terlihat jelas apakah ada

Page 25: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

25

perbandingan skeptisme profesional dan kemampuan mendeteksi kecurangan pada

tingkat jenis KAP.

4. Data dalam penelitian ini dihasilkan dari instrumen yang mendasarkan pada persepsi

responden sebagai jawaban, sehingga akan menimbulkan masalah apabila responden

tidak jujur maka jawaban akan berbeda dari kenyataan. Penelitian selanjutnya

hendaknya menggunakan teknik wawancara langsung dengan auditor.

4.2.2 Saran bagi Auditor

Penelitian ini menemukan bukti tentang pentingnya skeptisme profesional dan

kemampuan mendeteksi kecurangan bagi seorang auditor. Oleh karena itu, tepat bagi para

auditor untuk selalu menjaga dan meningkatkan skeptisme profesional dan kemampuannya

agar menghasilkan kinerja yang lebih baik.

4.2.3 Saran bagi Kantor Akuntan Publik (KAP)

Penelitian ini menemukan bukti bahwa beban kerja akan mempengaruhi skeptisme

profesional dan kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan. Oleh karena itu, tepat

bagi KAP bila membatasi jumlah beban kerja para auditor sehingga auditor tidak akan berada

pada kondisi kelebihan beban pekerjaan yang akan berdampak pada menurunnya skeptisme

profesional dan kemampuan mendeteksi auditor.

4.2.4 Saran bagi Regulator

Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para regulator dalam membuat kebijakan

terkait dengan banyaknya klien yang dapat di audit oleh KAP. Semakin banyak klien yang di

audit oleh KAP maka akan semakin banyak beban kerja yang dimiliki auditor dan akan

berdampak pada semakin menurunnya skeptisme profesional dan kemampuan auditor.

Penurunan kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan akan berdampak pada makin

meningkatnya kasus-kasus kecurangan yang terjadi.

Page 26: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

26

DAFTAR REFERENSI

Anugerah, Rita., Ria Nelly Sari., dan Rina Mona Frostiana. (2011). The Relationship between

Ethics, Expertise, Audit Experience, Fraud Risk Assessment and Audit Situational

Factors and Auditor Professional Skepticism.

Carpenter, Tina., Durtschi Cindy and Lisa Milici Gaynor. (2002). The Role of Experience in

Professional Skepticism, Knowledge Acquisition, and Fraud Detection.

Fitriany. (2011). Analisis Komprehensif Pengaruh Kompetensi dan Independensi Akuntan

Publik Terhadap Kualitas Audit. Disertasi Universitas Indonesia.

Fullerton, Rosemary R., and Durtschi, Cindy. (2004). The Effect of Professional Skepticism

on The Fraud Detection Skills of Internal Auditors. Working Paper Series. March 5,

2012. http://www.ssrn.com

Ghozali, Imam. 2008. Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least

Square PLS edisi 2. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.

Gusti, Maghfirah dan Syahril Ali. (2006). Hubungan Skeptisme Profesional Auditor dan

Situasi Audit, Etika, Pengalaman serta Keahlian Audit dengan Ketepatan Pemberian

Opini oleh Akuntan Publik.

Jaffar, dkk. (2011). Fraud Risk Assessment and detection Fraud: The Moderating Effect of

Personality. International Journal of Business and Management, Vol. 6, No. 7, 40-50.

“Kepribadian”. Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. February 20, 2012.

http://www. id.wikipedia.org

Knapp, C.A., and Knap, M.C. (2001). The effects of experience and explicit fraud risk

assessment in detecting fraud with analytical procedures. Accounting, Organizations

and Society, 26, 25-37.

Koroy, Tri Ramaraya. (2009). Pendeteksian Kecurangan (Fraud) Laporan Keuangan oleh

Auditor Eksternal. Februari, 6 2012. http://www.puslit.petra.ac.id

Lopez, Dennis M and Gary F. Peters. (2011). The Effect of Workload Compression on Audit

Quality.

Mudrika, Nafis. (2011). Membaca Kepribadian Menggunakan Tes MBTI (Myer Briggs Type

Indicator). Maret, 10 2012. http://www.nafismudrika. wordpress.com

Mui, Grace Yanchi. (2010). Factors That Impact On Internal Auditors’ Fraud Detection

Capabilities – A Report For The Institute of Internal Auditors Australia. Center for

Business Forensics HELP University Malaysia.

Murtiasri, Eka dan Imam Ghozali. (2006). Anteseden dan Konsekuensi Burnout pada

Auditor: Pengembangan Terhadap Role Stress Model. Simposium Nasional

Akuntansi 9, Padang.

Page 27: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

27

“Myers-Briggs Type Indicator”. Wikipedia, the free encyclopedia. February 20, 2012.

http://www.en.wikipedia.org

Newman, James. (1981). Review of The Myers-Briggs Type Indicator Gifts Differing by

Isabel Briggs. The San Francisco Jung Institute Library Journal, Vol. 3, No. 1.

Noviyani, Putri., dan Bandi. (2002). Pengaruh Pengalaman dan Pelatihan Terhadap Struktur

Pengetahuan Auditor Tentang Kekeliruan. April 1, 2012.

http://www.bandi.staff.fe.uns.ac.id

Noviyanti, Suzy. (2008). Skeptisme Profesional Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol.5, No.1, 102-125.

Quadackers, Mathias Lucas. (2009). A Study of Auditors‟ Skeptical Characteristics and Their

Relationship to Skeptical Judgements and Decision. Dissertation of Amsterdam

University.

Sandjaja, B., dan Heriyanto, Albertus. (2011). Panduan Penelitian Edisi Revisi. Jakarta:

Prestasi Pustakarya.

Sanusi, Anwar. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Soepardi, Eddy Mulyadi. (2007). Upaya Pencegahan Fraud dalam Pengelolaan Keuangan

Negara. Economic Business & Accounting Review, Vol. II, No. 1, 22-34.

Sudarmo dkk., (2009). Fraud Auditing. Diklat Perjenjangan Auditor Ketua Tim, Pusat

Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan.

Suraida, Ida. (2005). Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Risiko Audit

Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian Opini Akuntan

Publik. Sosiohumaniora, Vol.7, No.3, 186-202.

Tirta, Rio., dan Sholihin, Mahfud. (2004). The Efect of Experience and Task-Specific

Knowledge on Auditors’ Performance in Assessing A Fraud Case. JAAI, Vol. 8, No.1,

1-21.

Tuanakotta, Theodorus M. (2007). Pengungkapan Fraud di Lembaga Negara (Tinjauan

Teknik Audit). Economic Business & Accounting Review, Vol. II, No. 1, 10-21.

Wells, Joseph T. (2007). Corporate Fraud Handbook: Prevention and Detection Second

Edition. United States of America: John Wiley & Sons, Inc.

Page 28: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

28

LAMPIRAN

Tabel 1 Penyebaran dan Pengumpulan Kuesioner

No Keterangan Jumlah

(Eksemplar)

Persentase (%)

1 Kuesioner yang disebarkan 250 100

2 Kueioner yang tidak kembali (157) (62,8)

3 Kuesioner yang kembali (93) (37,2)

4 Kuesioner yang tidak lengkap (6) (2,4)

5 Kuesioner yang lengkap 87 34,8

Tabel 2 Hasil Uji Composite Reliability dan Cronbach Alpha – ABILITY

Composite Reliability

Cronbach Alpha Kesimpulan

ABILITY 0,880891 0,848958 Baik

ENVR 0,894069 0,841513 Baik

FR_AP 0,894748 0,858336 Baik

Tabel 3 Hasil Uji Composite Reliability dan Cronbach Alpha – SKEP

Composite Reliability

Cronbach Alpha Kesimpulan

SKEP 0,766218 0,676685 Baik

QM 0,729302 0,293025 Baik

SJ 0,727776 0,253685 Baik

SK 0,874341 0,712602 Baik

IU 0,784471 0,473792 Baik

SC 0,911669 0,806626 Baik

SD 0,916288 0,817904 Baik

Tabel 4 Hasil Uji Discriminant Validity – ABILITY

ABILITY ENVR FR_AP

Keterangan

ABILITY1 0,680570 0,861253 0,351568 Valid

ABILITY2 0,555900 0,859107 0,173685 Valid

ABILITY3 0,569958 0,746365 0,276230 Valid

ABILITY4 0,672898 0,824457 0,367100 Valid

ABILITY5 0,692966 0,431523 0,676428 Valid

ABILITY6 0,722328 0,340146 0,786288 Valid

ABILITY7 0,611733 0,161322 0,759268 Valid

ABILITY8 0,717665 0,289222 0,818027 Valid

ABILITY9 0,578918 0,122987 0,740862 Valid

ABILITY10 0,705000 0,277731 0,807888 Valid

Page 29: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

29

Tabel 5 Hasil Uji Discriminant Validity – SKEP

SKEP QM SJ SK IU SC SD Ket SKEP1 0,668000 0,874169 0,385244 0,200373 0,242680 0.435357 0,271996 Valid

SKEP2 0,393549 0,475136 0,254975 -0,019549 0,167639 0,235847 0,257414 Valid

SKEP3 -0,339993 -0,400825 -0,138122 -0,149170 -0,145886 0,095705 -0,341235 Tidak Valid

SKEP4 0,449288 0,320165 0,700000 -0,044356 0,268805 0,060753 0,380259 Valid

SKEP5 0,544908 0,353963 0,808256 0,286821 0,270791 0,212212 0,218051 Valid

SKEP6 0,335083 0,220220 0,172999 0,895949 0,065346 0,202701 -0,022959 Valid

SKEP7 0,297464 0,117502 0,143818 0,865837 0,012265 0,263648 -0,039484 Valid

SKEP8 0,114812 -0,034800 0,077681 -0,049264 0,289018 0,090357 0,101811 Valid

SKEP9 -0,496967 -0,297285 -0,317580 -0,054337 -0.879082 -0,295097 -0,189333 Tidak Valid

SKEP10 0,190898 0,082777 0,097038 0,013226 0,268156 0,116860 0,173961 Valid

SKEP11 0,605574 0,364667 0,234179 0,219885 0,318647 0,906938 0,084854 Valid

SKEP12 0,664946 0,470432 0,117953 0,258762 0,311701 0,923479 0,238760 Valid

SKEP13 0,414504 0,234023 0,205712 0,036541 0,144084 0,095174 0,756346 Valid

SKEP14 -0,476529 -0,404981 -0,363453 0,086952 -0,267941 -0,167766 -0,555744 Tidak Valid

SKEP15 0,474397 0,297673 0,248128 -0,016606 0,156026 0,121657 0,847515 Valid

Tabel 6 Hasil Uji R-square

R-square

Model 1

SKEP = γ1 WL + γ2 EXPR + γ3 PERSON + γ4 GEND +

γ5 AUDIT_FIRM + γ6 POSITION + ζ

0,165448

Model 2

ABILITY = γ7 WL + γ8 EXP + γ9 PERSON + γ10 SKEP + γ11

GEND + γ12 AUDIT_FIRM + γ12 POSITION + ζ

0,366873

Page 30: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

30

Tabel 7 Hasil Uji Signifikansi

Hipotesis Path Expected

Sign

Estimasi

Koefisien

Nilai

t-value

Signifikansi Kesimpulan

H1 WL → SKEP (-) -0,333 3,260 5% Diterima

H2 WL → ABILITY (-) -0,274 2,346 5% Diterima

H3 EXPR → SKEP (+) 0,286 1,995 5% Diterima

H4 EXPR → ABILITY (+) 0,253 2,161 5% Diterima

H5 PERSON → SKEP (+) 0,187 1,778 10% Diterima

H6 PERSON → ABILITY (+) -0,167 1,526 Tidak

Signifikan Ditolak

H7 SKEP → ABILITY (+) 0,379 3,753 5% Diterima

GEND → SKEP (+) -0,014 0,109 Tidak

Signifikan Ditolak

AUDIT_FIRM → SKEP (+) 0,166 1,229 Tidak

Signifikan Ditolak

POSITION → SKEP (+) 0,139 1,080 Tidak

Signifikan Ditolak

GEND → ABILITY (+) -0,167 2,561 5% Diterima

AUDIT_FIRM → ABILITY (+) -0,009 0,079 Tidak

Signifikan Ditolak

POSITION → ABILITY (+) 0,248 2,513 5% Diterima

Page 31: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

31

Gambar 2 Diagram Lintasan model CFA ABILITY – standardized

Page 32: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

32

Gambar 3 Diagram Lintasan model CFA ABILITY - t-value

Page 33: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

33

Gambar 4 Diagram Lintasan model CFA SKEP – standardized

Page 34: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

34

Gambar 5 Diagram Lintasan model CFA SKEP – t-value

Page 35: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

35

Gambar 6 Path Diagram Model Struktural (Standardized)

Page 36: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

36

Gambar 7 Path Diagram Model Struktural (t-value)

Page 37: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

37

Lampiran 1 Pengukuran Tipe Kepribadian (PERSON)

Pengukuran tipe kepribadian ini menggunakan test kepribadian dari Myers-Briggs yaitu Myers-

Briggs Type Indicator (MBTI). Myers-Briggs Type Indicator adalah sebuah instrumen yang

dirancang untuk menunjukkan preferensi dasar manusia. Dalam MBTI, tipe kepribadian

manusia dibedakan menjadi 4 pasang preferensi yaitu: (a) Extraversion dan Introversion (E

dan I), (b) Sensing dan Intuition (S dan N), (c) Thinking dan Feeling (T dan F), dan (d)

Judging dan Perceiving (J dan P). Berdasarkan 4 pasang preferensi tersebut didapatkan 16

tipe kepribadian menurut Myers-Briggs Type Indicator, yaitu ESTJ, ESTP, ESFJ, ESFP,

ENTJ, ENTP, ENFJ, ENFP, ISTJ, ISTP, ISFJ, ISFP, INTJ, INTP, INFJ, dan INFP.

Tipe kepribadian dinotasikan dengan PERSON. Indikator untuk variabel tipe

kepribadian terdiri dari 40 item pernyataan yang dikembangkan oleh Mudrika (2011). Dari 40

item pernyataan yang terdapat dalam kuesioner, 5 item pernyataan menggambarkan

preferensi extraversion, 5 item pernyataan menggambarkan preferensi introversion, 5 item

pernyataan menggambarkan preferensi sensing, 5 item pernyataan menggambarkan

preferensi intuition, 5 pernyataan menggambarkan preferensi thinking, 5 pernyataan

menggambarkan preferensi feeling, 5 item pernyataan menggambarkan preferensi judging,

dan 5 item pernyataan menggambarkan preferensi perceiving.

Auditor diminta untuk memilih salah satu dari dua pernyataan yang saling berlawanan

antara 4 pasang preferensi yang sesuai dengan tipe kepribadian auditor. Total jawaban dari

masing-masing responden dipersentasekan untuk masing-masing preferensi. Apabila

persentase preferensi extraversion lebih besar dari persentase introversion maka auditor

cenderung memiliki preferensi extraversion, namun apabila presentase extraversion lebih

rendah daripada persentase introversion maka auditor cenderung memiliki preferensi

introversion. Apabila persentase preferensi sensing lebih besar dari persentase feeling maka

auditor cenderung memiliki preferensi sensing, namun apabila presentase sensing lebih

rendah daripada persentase feeling maka auditor cenderung memiliki preferensi feeling.

Apabila persentase preferensi thinking lebih besar dari persentase intuition maka auditor

cenderung memiliki preferensi thinking, namun apabila presentase thinking lebih rendah

daripada persentase intuition maka auditor cenderung memiliki preferensi intuition. Apabila

persentase preferensi judging lebih besar dari persentase perceiving maka auditor cenderung

memiliki preferensi judging, namun apabila presentase judging lebih rendah daripada

persentase perceiving maka auditor cenderung memiliki preferensi perceiving.

Dalam penelitian ini, tipe kepribadian dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu:

a. Tipe kepribadian kombinasi ST dan NT yang terdiri dari:

ESTJ (Extraversion, Sensing, Thinking and Judging),

ESTP (Extraversion, Sensing, Thinking and Perceiving),

ENTJ (Extraversion, Intuition, Thinking and Judging),

ENTP (Extraversion, Intuition, Thinking and Perceiving),

ISTJ (Introversion, Sensing, Thinking and Judging),

ISTP (Introversion, Sensing, Thinking and Perceiving),

INTJ (Introversion, Intuition, Thinking and Judging),

INTP (Introversion, Intuition, Thinking and Perceiving).

b. Tipe kepribadian kombinasi SF dan NF yang terdiri dari:

ESFJ (Extraversion, Sensing, Feeling and Judging),

ESFP (Extraversion, Sensing, Feeling and Perceiving),

ENFJ (Extraversion, Intuition, Feeling and Judging),

ENFP (Extraversion, Intuition, Feeling and Perceiving),

ISFJ (Introversion, Sensing, Feeling and Judging),

ISFP (Introversion, Sensing, Feeling and Perceiving),

Page 38: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

38

INFJ (Introversion, Intuition, Feeling and Judging),

INFP (Introversion, Intuition, Feeling and Perceiving).

Dalam penelitian ini, tipe kepribadian kombinasi ST dan NT diduga memiliki

skeptisme profesional dan kemampuan mendeteksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan

tipe kepribadian kombinasi SF dan NF. Tipe kepribadian ST dan NT adalah tipe kepribadian

yang mengambil keputusan berdasarkan fakta yang diperolehnya dengan menggunakan

analisis yang logis (Noviyanti, 2008). Tipe kepribadian ST dan NT diberi nilai 1 dan tipe

kepribadian SF dan NF diberi nilai 0.

Contoh penentuan tipe kepribadian auditor:

Dalam kuesionernya auditor memberikan 2 pilihan untuk kolom preferensi extraversion, 3

pilihan untuk kolom preferensi introversion, 1 pilihan untuk kolom preferensi sensing, 4

pilihan untuk kolom intuition, 2 pilihan untuk kolom preferensi thinking, 3 pilihan untuk

kolom preferensi feeling, 5 pilihan untuk kolom preferensi judging, dan tidak ada pilihan

untuk kolom preferensi perceiving.

Berdasarkan pilihan tersebut diperoleh:

Extraversion = 2/5 x 100 = 40%

Introversion = 3/5 x 100 = 60%

Extraversion < Introversion, maka auditor cenderung memiliki preferensi introversion

Sensing = 1/5 x 100 = 20%

Intuition = 4/5 x 100 = 80%

Sensing < Intuition, maka auditor cenderung memiliki preferensi intuition.

Thinking = 2/5 x 100 = 40%

Feeling = 3/5 x 100 = 60%

Thinking < Feeling, maka auditor cenderung memiliki preferensi feeling.

Judging = 5/5 x 100 = 100%

Perceiving = 0

Judging > Perceiving, maka auditor cenderung memiliki preferensi judging

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa auditor memiliki tipe

kepribadian INFJ dan auditor dikelompokkan menjadi auditor dengan tipe kepribadian

kombinasi SF dan NF (diberi nilai 0).

Tabel 3.7. Indikator Tipe Kepribadian (PERSON)

Referensi Dimensi Pernyataan

Noviyanti

(2008) dan

Mudrika

(2011)

Extraversion

(E)

Spontan; Easy Going; Fleksibel

Menemukan dan mengembangkan ide dengan berdiskusi

Mengekspresikan semangat.

Lebih suka komunikasi langsung (tatap muka).

Membangun ide pada saat berbicara

Introversion

(I)

Berhati-hati; Penuh pertimbangan; Kaku

Menemukan dan mengembangkan ide dengan merenung.

Menyimpan semangat dalam hati

Lebih suka komunikasi tidak langsung (telp, surat, e-mail)

Membangun ide dengan matang, baru membicarakannya

Sensing (S) Menggunakan pengalaman sebagai pedoman

Page 39: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

39

SOP sangat membantu

Bertindak step by step dengan timeframe yang jelas

Menarik kesimpulan dengan lama dan hati-hati

Praktis

Intuition (N) Menggunakan imajinasi dan perenungan sebagai pedoman

SOP sangat membosankan

Bertindak dengan semangat tanpa menggunakan timeframe

Menarik kesimpulan dengan cepat sesuai naluri

Konseptual

Thinking (T) Objektif

Yang penting tujuan tercapai

Mengambil keputusan berdasar logika dan aturan main

Menghargai seseorang karena skill dan faktor teknis

Mementingkan sebab-akibat

Feeling (F) Subjektif

Yang penting situasi harmonis terjaga

Mengambil keputusan berdasar perasaan pribadi dan kondisi

orang lain

Menghargai seseorang karena sifat dan perilakunya

Mementingkan nilai-nilai personal

Judging (J) Terencana; Memiliki dedline jelas

Aturan, jadwal dan target akan sangat membantu dan

memperjelas tindakan

Berpegang teguh pada pendirian

Ketidakpastian membuat bingung dan meresahkan

Situasi last minute sangat menyiksa, membuat stres dan

merupakan kesalahan

Perceiving

(P)

Spontan; Fleksibel; Tidak diikat waktu

Aturan, jadwal dan target sangat mengikat dan membebani.

Pendirian masih bisa berubah tergantung situasi nantinya.

Ketidakpastian itu seru, menegangkan dan membuat hati

lebih senang.

Situasi last minute membuat bersemangat dan memunculkan

potensi. Sumber: Mudrika (2011)

IDENTITAS RESPONDEN

1. Jenis Kelamin :

Laki-laki

Perempuan

2. Pendidikan Terakhir :

DIII

S1

S2

S3

Page 40: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

40

3. Jabatan/posisi dalam BPK sebagai :

4. Berada di jabatan/posisi terakhir selama bulan tahun.

5. Lamanya pengalaman sebagai auditor yang telah Saudara miliki:

Lebih dari 15 tahun

11 – 15 tahun

6 –10 tahun

1 – 5 tahun

6. Rata-rata jumlah penugasan audit yang Saudara kerjakan dalam 1 tahun:

Lebih dari 10 tugas

8 – 10 tugas

4 – 7 tugas

1 – 3 tugas

BAGIAN A:

1. Berikut ini adalah kondisi-kondisi yang janggal atau berbeda dengan keadaan normal

yang memberikan petunjuk atau indikator akan adanya sesuatu yang tidak biasa dan

memerlukan penyidikan lebih lanjut.

2. Nyatakanlah pendapat Anda dengan cara memberi tanda (x) pada salah satu jawaban dari

empat alternatif berikut mengenai pada tingkatan manakah Anda akan mengembangkan

pencarian informasi Anda jika mengamati kondisi-kondisi berikut ini.

No Dugaan-dugaan

Kecurangan

(Fraud Symptoms )

1

Saya

Sama Sekali

Tidak Akan

Mengembangkan

Pencarian

Informasi

2

Saya Akan Sedikit

Mengembangkan

Pencarian

Informasi

3

Saya Akan

Banyak Mengembangkan

Pencarian

Informasi

4

Saya Akan

Sangat Banyak Mengembangkan

Pencarian

Informasi

1 Sering terjadinya perebutan 1 2 3 4

Page 41: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

41

BAGIAN B:

Nyatakanlah pendapat Anda dengan cara memberi tanda (x) pada salah satu jawaban dari

empat alternatif berikut sesuai dengan yang menggambarkan diri Anda.

posisi/ jabatan pada

departemen atau divisi tertentu.

2 Beberapa pegawai mengeluh

adanya diskriminasi. 1

2 3 4

3 Perusahaan sering mengganti

kantor hukumnya. 1

2 3 4

4 Pergantian kantor akuntan

publik yang tidak diharapkan

atau tidak disangka.

1

2 3 4

5 Controller membuat banyak

jurnal penyesuaian seminggu

sebelum auditor eksternal tiba.

1

2 3 4

6 Terdapat penyesuaian yang

besar untuk memperbaiki akun

persediaan setelah perhitungan

fisik akhir tahun.

1

2 3 4

7 Terdapat jumlah yang tidak

biasa dari piutang yang

dihapuskan.

1

2 3 4

8 Beban administrasi rupa-rupa

(miscellaneous administrative

expense) meningkat sekitar 40

persen, bersamaan dengan

penurunan penjualan.

1

2 3 4

9 Direktur pemasaran memiliki

penjelasan yang lemah

mengapa biaya iklan hampir

dua kali lipat dalam satu tahun

terakhir.

1

2 3 4

10 Gross margin pada kuartal

terakhir menurun sekitar 20

persen.

1

2 3 4

No Pernyataan 1 Sangat Tidak

Setuju

2 Tidak

Setuju

3 Setuju

4 Sangat

Setuju

1

Saya sering menolak informasi tertentu

kecuali saya menemukan bukti bahwa

informasi tersebut benar.

1

2 3 4

2 Teman-teman saya mengatakan bahwa saya

sering mempertanyakan hal-hal yang saya

lihat atau dengar.

1

2 3 4

3 Saya sering mempertanyakan hal-hal

yang saya lihat atau dengar.

1

2 3 4

Page 42: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

42

BAGIAN C:

Pilihlah salah satu kolom (kiri atau kanan) yang paling sesuai dan dominan dengan diri Anda

dengan member tanda (x) yang sudah disediakan.

No KOLOM KIRI PILIHAN (Kiri atau Kanan)

KOLOM KANAN

1 Berhati-hati; penuh pertimbangan;

kaku

I1 E1 Spontan; easy going; fleksibel

2 Menemukan dan mengembangkan

ide dengan berdiskusi.

E2 I2 Menemukan dan mengembangkan

ide dengan merenung.

3 Menyimpan semangat dalam hati. I3 E3 Mengekspresikan semangat.

4 Lebih suka komunikasi tidak

langsung (telp, surat, e-mail)

I4 E4 Lebih suka komunikasi langsung

(tatap muka).

5 Membangun ide dengan matang

baru membicarakannya.

I5 E5 Membangun ide pada saat

berbicara.

6 Menggunakan pengalaman

sebagai pedoman.

S1 N1 Menggunakan imajinasi dan

perenungan sebagai pedoman.

7 SOP sangat membosankan. N2 S2 SOP sangat membantu.

4 Saya tidak suka membuat keputusan

dengan cepat.

1

2 3 4

5 Saya akan mempertimbangkan seluruh

informasi yang tersedia sebelum

membuat keputusan.

1

2 3 4

6 Menemukan informasi-informasi baru

adalah menyenangkan bagi saya.

1

2 3 4

7 Belajar sangat menyenangkan bagi

saya.

1

2 3 4

8 Saya tertarik pada apa yang menyebabkan

orang lain berperilaku dengan cara-cara

yang mereka lakukan.

1

2 3 4

9 Saya suka memahami alasan perilaku

orang lain.

1

2 3 4

10 Tindakan yang seseorang ambil dan

alasan dari tindakan tersebut adalah

menarik bagi saya.

1

2 3 4

11 Saya yakin pada kemampuan saya. 1

2 3 4

12 Saya adalah orang yang percaya diri. 1

2 3 4

13 Saya cenderung untuk segera menerima

apa yang orang lain katakan pada saya

1

2 3 4

14 Saya sering menerima penjelasan orang

lain tanpa berpikir lebih lanjut.

1

2 3 4

15 Sangat mudah bagi orang lain untuk

meyakinkan saya.

1

2 3 4

Page 43: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

43

8 Bertindak step by step dengan

timeframe yang jelas.

S3 N3 Bertindak dengan semangat tanpa

menggunakan timeframe.

9 Menarik kesimpulan dengan lama

dan hati-hati.

S4 N4 Menarik kesimpulan dengan cepat

sesuai naluri.

10 Konseptual N5 S5 Praktis

11 Subjektif F1 T1 Objektif

12 Yang penting tujuan tercapai. T2 F2 Yang penting situasi harmonis

terjaga.

13 Mengambil keputusan berdasar

perasaan pribadi dan kondisi

orang lain.

F3

T3

Mengambil keputusan berdasar

logika dan aturan main.

14 Menghargai seseorang karena

skill dan faktor teknis.

T4 F4 Menghargai seseorang karena

sifat dan perilakunya.

15 Mementingkan nilai-nilai personal F4 T4 Mementingkan sebab-akibat.

16 Spontan; fleksibel; tidak diikat

waktu P1 J1 Terencana; memiliki deadline

jelas

17 Aturan, jadwal dan target akan

sangat membantu dan

memperjelas tindakan.

J2 P2 Aturan, jadwal dan target sangat

mengikat dan membebani.

18 Berpegang teguh pada pendirian. J3 P3 Pendirian masih bisa berubah

tergantung situasi nantinya.

19 Ketidakpastian itu seru,

menegangkan dan membuat hati

lebih senang.

P4 J4 Ketidakpastian membuat bingung

dan meresahkan.

20 Situasi last minute sangat

menyiksa, membuat stres dan

merupakan kesalahan.

J5

P5

Situasi last minute membuat

bersemangat dan memunculkan

potensi atau ide.

Page 44: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

44

CURRICULUM VITAE

I. PERSONAL DETAILS

Name : Hafifah Nasution

Nickname : Fifah

Gender : Female

Place and date of birth : Medan, March 5th, 1988

Religion : Islam

Permanent address : Jalan Suluh No. 100 Medan, Sumatera Utara 20222

Current address : Pondok Jasmine II

Jl. Semanggi II No.2 Rt/Rw 002/03

Tangerang Selatan, Banten 15412

Contact number : 0852-14072417

Email : [email protected]

Marital status : Single

Nationality : Indonesia

Hobby : Reading

Page 45: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

45

II. FORMAL EDUCATION

Name of school Major GPA Year

Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi, Universitas Indonesia

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta

Ilmu Akuntansi

Akuntansi

3.45

2010-now

2006-2010

SMA Negeri 1, Medan IPA 2003-2006

SLTP Negeri 8, Medan

SD Negeri 060812, Medan

2000-2003

1998-2000

SD Negeri Kampung Utan II, Ciputat, Tangerang

1994-1998

TK Aisyiyah Busthanul Athfal, Kampung Utan, Ciputat

1992-1994

III. NON-FORMAL EDUCATION

Place Major Year

Essential English Course

The Foundation for the Development of Indonesian-American Friendship Association, YPPIA-Medan

English Course

- Primary Class (finished) - Elementary Class (finished) English Course

- New English Course (finished)

2000-2003

2003-2006

Indonesia-America Institute, LIA-Jakarta English Course

– English Conversation 3

2008

CEED UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tax Brevat A-B (finished) 2010

Page 46: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

46

IV. SEMINAR

Name Place Year

Training Sertifikasi ISO 9000:2008

Workshop Audit Investigatif “Enhancement of Attitude and Ethics to Prevent and Avoid Fraudulent”

Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

2009

2009

V. WORKING EXPERIENCE

Position Institution Duration

Assistant Lecturer

Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

2011-now

I declare the details above stated to be true.

Sincerely yours,

Hafifah Nasution

Page 47: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

47

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

KETERANGAN PERORANGAN

1. Nama Lengkap Dr. Fitriany SE., Msi., Ak

2. NUP 0600500048

3. Pangkat dan Golongan Ruang Penata Muda Tk. I / III/b

4. Tanggal Lahir / Umur 24 November 1968

5. Tempat Lahir Jakarta

6. Jenis Kelamin Wanita

7. Agama Islam

8. Status Pernikahan Menikah

9. Alamat Rumah Jl.Komplek Timah Blok CC. V

No.47 Tugu Cimanggis Depok

11. No. Telepon 021-87720659

12. No. HP 08158813174

13. E-mail [email protected]

NO. NAMA PENDIDIKAN JURUSAN Tahun

1 FEUI Akuntansi 1987-1992

2 MAKSI UI Auditing & Pelaporan Keuangan 1999-2000

3 S-3 PIA FEUI Akuntansi 2007-2011

PUBLIKASI PADA PROSIDING CONFERENCE

No. Judul

Peran

(Jumlah

Anggota)

Tahun Keterangan

1

Signifikansi Perbedaan Tingkat Kelengkapan

Pengungkapan Wajib Dan Sukarela Pada

Laporan Keuangan Perusahaan Publik Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta:

Perorangan

(0) 2001

Dipresentasikan di SNA

(Simposium Nasional

Akuntansi) IV, Bandung,

30-31 Agustus 2001

Peneliti Utama (0)

Page 48: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

48

2

Persepsi mahasiswa Akuntansi terhadap

etika penyusunan laporan : Fitriany

(Bersama Yulianti)

Anggota (1) 2005

Dipresentasikan di SNA

(Simposium Nasional

Akuntansi) VIII, Solo,

Agustus 2005

4

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat

Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti

PPAk” (Bersama Riani Nurainah LiSNAsari):

Anggota 2008

Dipresentasikan Di

Accounting Conference

II, FEUI, Jakarta, Nov

2008 Anggota (1)

5

Study Atas Pelaksanaan Metode PBL Dan

Hubungannya Dengan Prestasi Belajar

Mahasiswa” (Bersama Dahlia Sari):

Peneliti

Utama 2008

Dipresentasikan Di SNA

(Simposium Nasional

Akuntansi) XI, Pontianak,

Juli 2008 Peneliti Utama

(0)

6

Analisa Pengaruh Krisis Global Financial

Terhadap Jakarta Islamic Index (JII) Dan

Index Harga Saham Gabungan (IHSG)

Dengan Menggunakan Model VAR (Analysis

Vector Autoregressive): Fitriany

Perorangan 2009

Dipresentasikan Di

Simposium Nasional IV

Ekonomi Islami 8-9

Oktober 2009,

Jogyakarta

7

Analisis Aturan Rotasi KAP Di Indonesia :

Peran Corporate Governance Dalam

Memoderasi Hubungan Antara Jangka

Waktu Penugasan Audit & Kualitas Audit :

Fitriany Bersama Hilda Rosietta

Peneliti

Utama 2009

Dipresentasikan Di

Simposium Riset

Ekonomi, ISEI Surabaya,

18 Feb 2010

8

Psak No. 5 (Revisi): Faktor Yang

Mempengaruhi Pengungkapan Segmen Dan

Dampaknya Terhadap Forward Earning

Response Coefficient (FERC): Fitriany

(Bersama Sandra Aulia)

Peneliti

Utama 2009

Di Presentasikan Di SNA

(Simposium Nasional

Akuntansi) XII,

November 2009,

Palembang

9

Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Job

Satisfaction Auditor Dan Hubungannya

Dengan Performance Dan Keinginan

Berpindah Kerja Auditor. (Perbandingan

Pada KAP Besar, KAP Menengah Dan KAP

Kecil).: Fitriany, Lindawati Gani, Sylvia

Veronica Siregar, Viska A, Aryawati

Peneliti

Utama 2010

Dipresentasikan Di

Simposium Nasional

Akuntansi XIII

Purwokerto, 13 – 14

Oktober 2010

10

Pengaruh Konservatisme Terhadap Asimetri

Informasi Dengan Menggunakan Beberapa

Model Pengukuran Konservatisme: Sri

Haniati, Fitriany

Anggota 2010

Dipresentasikan Di

Simposium Nasional

Akuntansi XIII

Purwokerto, 13 – 14

Page 49: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

49

Oktober 2010

11

Analysys Of Factors Influencing Interest Of

Becoming Public Accountan: Fitriany, Dahlia,

Arie Wibowo

Peneliti

Utama 2010

Dipresentasikan Di Asian

Pacific Conference 22nd ,

Goldcoast Australia, 7-8

November 2010

12

A Study Of The Implementation Of PBL Of

PBL Method And The Correlation With Soft

Skills And Students Learning Achievement : A

Case Study In Accounting Departement:

Fitriany, Dahlia Sari

Peneliti

Utama 2010

Dipresentasikan Di Asian

Pacific Conference 22nd ,

Goldcoast Australia, 7-8

November 2010

13

Audit Tenure, Audit Rotation, And Audit

Quality: The Case Of Indonesia : Sylvia

Veronica Siregar, Fitriany, Ary Wibowo,

Viska

Anggota 2010

Dipresentasikan Di Asian

Pacific Conference 22nd ,

Goldcoast Australia, 7-8

November 2010

14

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia (BEI): Rahman Soeryo

Anindito, Fitriany

Anggota 2010

Dipresentasikan Di The

3rd International

Accounting Conference

And The 2nd Doctoral

Colloquium, Bali. 27 – 28

October 2010

15

The Impact Of Job Satisfaction On Turnover

Intention: Comparison Between High And

Low Performance Auditor: Fitriany, Agung

Nugroho Soedibyo Dan Arywati

Peneliti

Utama 2010

Dipresentasikan Di The

3rd International

Accounting Conference

And The 2nd Doctoral

Colloquium, Bali. 27 – 28

October 2010

16

Pengaruh Workload Dan

Spesialisasi Auditor Terhadap

Kualitas Audit Dengan Komite

Audit Sebagai Variabel

Pemoderasi: Liswan Setiawan

dan Fitriany

Peneliti

Anggota 2011

Dipresentasikan Di SNA

XIV Aceh

17

The Impact Audit Firm Rotation To

Audit Quality: Case Study Of Real And Quasi

Rotation In Indonesia

Peneliti

Utama 2011

Dipresentasikan Di

AAAA, Bali, nov 2011

Page 50: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

50

(Fitriany, Sidharta Utama, Dwi Martani,

Hilda Rossieta)

18

Do Mandatory Audit Audit Firm And Audit

Partner Rotation

Really Improve Audit Quality?

Comparison Between Pre And Post

Regulation Periodin Indonesia

(Fitriany, Sidharta Utama, Dwi Martani,

Hilda Rossieta)

Peneliti

Utama 2011

Dipresentasikan Di TJAR

Conference (The

Japanese Accounting

Review), Kobe

University, Jepang, 22

Des 2011,

19

Analysis Factors Affecting the Accounting

Students’ and Auditors’ Interest to join PPAk

and Become a Public Accountant

(bersama Alvi Syarifah, Aryawati, Arie

Wibowo)

Peneliti

Utama 2012

Dipresentasikan Di

Airlangga International

Accounting Conference,

Bali, 28 Juni 2012

Depok, Juni 2012

Fitriany

Page 51: pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian

51

Jakarta, 29 Juni 2012

Perihal: Surat Pernyataan

Dengan hormat,

Saya, yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Hafifah Nasution

Pekerjaan : Asisten Dosen

Institusi : Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

dengan ini menyatakan bahwa makalah/paper yang berjudul:

PENGARUH BEBAN KERJA, PENGALAMAN AUDIT DAN TIPE KEPRIBADIAN

TERHADAP SKEPTISME PROFESIONAL DAN KEMAMPUAN AUDITOR

DALAM MENDETEKSI KECURANGAN

tidak pernah dikirimkan ataupun dipublikasikan di jurnal lain.

Hafifah Nasution