Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PENERAPAN PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL PADA ONLINE TRAVEL
AGENT (Studi Kasus Pada Hotel Selecta Kota Batu Jawa Timur)
Dayinta Sukma Bidari
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Jl. Veteran, Ketawanggede, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, 65145,
Indonesia
Email : [email protected]
ABSTRACT
As internet marketing-based business, Online Travel Agents (OTA) use
websites accessible from any places around the globe as long as the internet is
available. The use of OTA helps hotels to market their services to customers and
simplify their effort to reach customers at any place and any time. The obstacle for
them in their partnership with OTA is the fee or commission that they have to pay,
which ranges from 20 to 30 percent for foreign OTA companies. The basis for hotel
tax levy is the published price, not the agreed price, so tax basis becomes higher.
The higher the hotel rooms’ published price, the higher the tax potentials. The
management of Selecta Hotel agreed that hotel tax levy based on OTA has a high
tax potential.
Keywords: Tax, Hotel Tax, Online Travel Agents
PENDAHULUAN
Saat ini telah banyak berkembang
bisnis yang bergerak di bidang
pariwisata, salah satunya adalah
travel agent (agen perjalanan). Agen
perjalanan adalah suatu akomodasi
yang menjual jasa perjalanan wisata,
informasi wisata, tiket, hotel dan
segala hal yang dibutuhkan
wisatawan secara umum saat
berwisata. Dalam melakukan
kegiatan wisata, sebagian konsumen
menginginkan suatu proses yang
cepat dan mudah. Hal ini dilihat
sebagai peluang oleh para
digipreneur untuk membuka usaha di
bidang pelayanan perjalanan wisata.
Digipreneur atau netpreneur adalah
sebuah istilah yang digunakan untuk
orang yang berwirausaha/berbisnis
melalui internet/online, didorong oleh
makin pesatnya perkembangan
internet dan majunya perkembangan
teknologi informasi.
Pada saat ini banyak digipreneur
yang membuka bisnis di bidang
perjalanan wisata dengan membuat
agen perjalanan online. Segala
kegiatan pelayanan perjalanan wisata
dikelola melalui internet. Konsumen
dapat mengakses dengan mudah
melalui gadget mereka. Tidak hanya
digipreneur lokal saja, pun
digipreneur asing banyak yang
membuka usaha perjalanan wisata di
Indonesia.
Tingginya tingkat kunjungan
wisatawan diharapkan memberikan
kontribusi penerimaan pajak yang
signifikan dari sektor pariwisata salah
satunya hotel. Hotel berperan cukup
penting dalam rangka menunjang
2
kemajuan pembangunan nasional,
khususnya sektor ekonomi. Hotel
adalah suatu jenis akomodasi yang
mempergunakan sebagian atau
seluruh bangunan untuk menyediakan
jasa pelayanan penginapan, makan
dan minum serta jasa lainnya bagi
umum, yang dikelola secara
komersial (Wahyunadi et al, 2017).
Semakin berkembangnya hotel di
Kota Batu, sebagai Kota pariwisata
menyebabkan persaingan hotel
semakin ketat, dengan perkembangan
teknologi komunikasi dan informasi
(TIK) saat ini menuntut industri
perhotelan untuk terus beradaptasi.
Salah satu isu yang banyak
dibicarakan saat ini adalah pemasaran
dan strategi penjualan di industri
perhotelan. Beberapa hotel memilih
untuk menjalankan e-marketing
seperti melakukan kerjasama dengan
beberapa Online Travel Agent (OTA)
dan membuat website resmi hotel
untuk menerima reservasi, karena
menyadari bahwa hal ini akan
memberikan dampak pada penjualan
jangka panjang.
Online Travel Agent (OTA) adalah
biro perjalanan yang sifatnya online,
memiliki halaman web yang dapat
diakses dari manapun diseluruh dunia
sepanjang ada akses internet
(Wahyunadi et al, 2017). Bisnis
online travel agent wajib berbentuk
badan hukum, yaitu Perseroan
Terbatas dan wajib mendapatkan
Tanda Daftar Usaha Pariwisata
(TDUP) sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Kebudayaan dan
Pariwisata No.
PMK.85/HK.501./MKP/2010 tentang
Tata Cara Pendaftaran Usaha Jasa
Perjalanan Wisata.
Melalui kerjasama dengan online
travel agent, maka akan sangat
membantu pihak hotel maupun
wisatawan yang hendak mencari hotel
untuk dijadikan tempat menginap
selama mereka berlibur atau
mengadakan perjalanan. Jika dilihat
dari sisi hotel, hotel dengan mudah
mendapatkan wisatawan untuk
menginap, karena pihak online travel
agent mampu mendatangkan tamu
untuk mengisi tingkat hunian kamar
dan pihak hotel tidak perlu
bernegosiasi lagi masalah harga
kamar (room rate) karena antara
pihak hotel dan pihak online travel
agent telah mempunyai kontrak yang
telah disetujui oleh kedua belah pihak
(contract agreement).
Setiap bisnis atau usaha yang
dilakukan di Indonesia, memiliki
kewajiban membayar pajak. Pajak
adalah kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang-
undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat (Abuyamin, 2012). Dalam
prakteknya bahwa agen perjalanan
online banyak yang mengabaikan
pajak-pajak yang telah ditentukan
oleh perundangan-undangan.
Ketiadaan pengaturan operasional
agen perjalanan online, menimbulkan
potensi kehilangan pajak untuk
negara. Hal tersebut berarti hilangnya
potensi devisa negara, dan
memperbesar persaingan antara agen
travel konvensional dengan agen
perjalanan online. Agen perjalanan
online yang statusnya sering tidak
didaftar ini akan dengan mudah
menghilangkan pajak-pajak yang
seharusnya dibayarkan kepada
negara.
3
Penelitian ini dilakukan pada salah
satu hotel di Kota Batu Jawa Timur,
yakni Hotel Selecta Batu. Pemilihan
Hotel Selecta sebagai objek penelitian
dilakukan atas beberapa
pertimbangan yaitu Hotel Selecta
merupakan hotel yang sudah berdiri
sangat lama, hotel ini merupakan
peninggalan Belanda, sehingga hotel
ini tentu sudah dikenal oleh para
wisatawan domestik maupun luar.
Hotel Selecta merupakan hotel yang
berada didekat objek wisata, sehingga
hal ini tentu membuat banyak
konsumen memilih Hotel Selecta
sebagai tempat penginapan baik
dengan datang secara langsung atau
melalui layanan jasa OTA, dan Hotel
Selecta termasuk salah satu hotel
yang melakukan kerjasama dengan
Traveloka untuk proses pemasaran
kamar hotel.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Hotel
Menurut Dirjen Pariwisata hotel
adalah suatu jenis akomodasi yang
mempergunakan sebagian atau
seluruh bangunan, untuk
menyediakan jasa penginapan, makan
dan minum, serta jasa lainnya bagi
umum, yang dikelola secara
komersial.Menurut Surat Keputusan
Menteri Perhubungan R.I. No. PM
10/PW – 301/Phb. 77, tanggal 12
Desember 1977 hotel adalah suatu
bentuk akomodasi yang dikelola
secara komersial.Disediakan bagi
setiap orang untuk memperoleh
pelayanan penginapan, berikut makan
dan minum.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), hotel adalah
bangunan berkamar banyak yang
disewakan sebagai tempat untuk
menginap dan tempat makan orang
yang sedang dalam
perjalanan.Pengertian lain dalam
KBBI, hotel adalah bentuk
akomodasi yang dikelola secara
komersial, disediakan bagi setiap
orang untuk memperoleh pelayanan,
penginapan, makan dan minum.
4
Klasifikasi Hotel
Menurut SK Menparpostel RI
No.PM/PW 301/PHB-77 klasifikasi
hotel adalah sebagai berikut:
a. Hotel berbintang 1; Dikatakan
hotel berbintang 1 apabila
sekurang - kurangnya memiliki
15 kamar, satu kamar suite room,
serta restoran dan bar.
b. Hotel berbintang 2; Dikatakan
hotel berbintang 2 apabila
sekurang - kurangnya memiliki
20 kamar, 2 suite room, serta
restoran dan bar.
c. Hotel berbintang 3; Dikatakan
hotel berbintang 3 apabila
sekurang - kurangnya memiliki
30 kamar, 3 suite room, serta
restoran dan bar.
d. Hotel berbintang 4; Dikatakan
hotel berbintang 4 apabila
sekurang - kurangnya memiliki
50 kamar, 4 suite room, serta
restoran dan bar.
e. Hotel berbintang 5; Dikatakan
hotel berbintang 5 apabila
sekurang - kurangnya memiliki
100 kamar, 5 suite room, serta
restoran dan bar.
Online Travel Agent (OTA)
Menurut Monaghan (2006)
dalam (Pradiatiningtyas, 2015), travel
agent adalah badan usaha yang
menyelenggarakan usaha perjalanan
yang bertindak sebagai perantara
dalam menjual atau mengurus jasa
untuk melakukan perjalanan. Produk
utama daritravel agent adalah
ticketing, voucher hotel, paket wisata,
voucher pertunjukkan, dan
transportasi wisata.
Online travel agent adalah agen
perjalanan yang berperan sebagai
media promosi dan penjualan secara
online melalui website (Hendriyati,
2019). Pengertian online travel agent
menurut (Malla, 2016) dalam
(Hendriyati, 2019) online travel
agency, commonly known as OTA
covers wide range of travel service
apart from online reservations and
agent management. They generally
go with a complete travel portal
development with all the global travel
related services like flight
reservations, hotel reservations,
vacations packages, transfers, fancy
bookings, car rentals, mobile
recharge, insurance, DTH recharge,
bill payments, social selling, mobile
app version and many more. Most of
them go with B2B2C business model.
OTAs generally contract with many
suppliers and individual LCCs to
bring vast choice of contents in their
website.
Hotel yang bekerjasama dengan
travel agent akan memperoleh
banyak keuntungan, karena travel
agent dapat secara aktif
mempromosikan hotel itu kepada
para pelanggan yang menggunakan
jasanya. Hotel akan memberikan
insentif harga khusus dan
penghargaan lain jika terbukti bahwa
travel agent itu produktif. Namun
dalam kerjasama tersebut ada
beberapa hal yang dapat dianggap
sebagai suatu kerugian, antara lain
adalah pada saat tamu ramai sekali,
tingkat penjualan kamar hotel tidak
akan dapat optimal karena hotel harus
mengalokasikan sebagaian kamar ke
travel agent. Optimasi harga kamar
juga tidak akan dapat setinggi jika
hotel menjual semua kamarnya
kepada tamu lain yang berani
membayar harga tinggi
(Pradiatiningtyas, 2015).
5
Pajak Daerah
Pajak daerah adalah iuran rakyat
kepada kas negara berdasarkan
undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat
jasa timbal (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditunjukkan dan yang
digunakan untuk membayar
pengeluaran umum (Kemenkeu RI,
2018). Dalam UU No.34 Tahun 2000
mendefinisikan pajak daerah adalah
kontribusi wajib kepada daerah yang
terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang - Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk
keperluan daerah bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
Sebagaimana halnya dengan
pajak pusat, pajak daerah mempunyai
peran penting dalam pelaksanaan
fungsi negara/pemerintahan, baik
dalam fungsi mengatur (regulatory),
penerimaan (budgetory), redistribusi
(redistributive), dan alokasi sumber
daya (resource allocation) maupun
kombinasi antara keempatnya. Pada
umumnya fungsi pajak daerah lebih
diarahkan untuk alokasi sumber daya
dalam rangka penyediaan pelayanan
kepada masyarakat, di samping
fungsi regulasi untuk pengendalian.
Klasifikasi Pajak Daerah
Dalam mempertimbangkan
pemungutan suatu pajak daerah, ada
beberapa kriteria yang perlu
diperhatikan, utamanya yield atau
hasil yang diperkirakan dapat
diperoleh dan pemenuhan unsur-
unsur keadilan:
a. Hasil dari pajak harus sesuai
dengan pengeluaran yang akan
dibiayai. Beberapa pajak yang
memberikan hasil kecil cenderung
tidak efisien dan menciptakan
resistensi dari wajib pajak b. Kepastian dan dapat diprediksi:
hasil dari pajak sebaiknya tidak
mengalami fluktuasi yang besar dari
tahun ke tahun, karena hal tersebut
menyulitkan dalam perencanaan
pengeluaran. Beberapa pajak atas
produksi hasil pertanian
kemungkinan sulit untuk diprediksi
karena faktor iklim yang tidak
menentu.
c. Elastisitas: idealnya, hasil dari
pajak sebaiknya meningkat secara
otomatis seiring dengan inflasi,
pertumbuhan populasi dan
meningkatnya pendapatan. Pajak
penghasilan progresif elastis terhadap
ketiga hal tersebut, sementara “poll
tax” hanya elastis terhadap populasi
dan tidak kepada dua aspek yang lain.
Pajak “ad valorem” (yaitu, persentase
pajak dari nilai objek pajak akan jauh
lebih elastis dibandingkan dengan
pajak yang jumlahnya tetap dalam
bentuk nilai uang). Catatan yang perlu
diingat bahwa: tarif pajak dapat
ditingkatkan seiring dengan inflasi,
dan apabila keputusan politik atau
tindakan administrasi dibutuhkan
maka hal tersebut tidak dapat terjadi
secara otomatis.
d. Biaya pemungutan: rasio antara
biaya pemungutan dan hasil dari
pajak sebaiknya sekecil mungkin.
Populasi penduduk dengan tingkat
penyebaran yang luas, masalah
transportasi dan infrastruktur
menyebabkan biaya pemungutan di
negara-negara berkembang menjadi
tinggi. Hal ini menyebabkan pajak
atas kegiatan sektor informal menjadi
mahal karena biaya pemungutan yang
tinggi. Beban pajak sebaiknya “adil”
dan sesui dengan kemampuan
6
membayar wajib pajak. Oleh karena
itu, terdapat beberapa aspek yang
perlu dipertimbangkan:
1) Jelas tidak sembarangan:
dasar pengenaan pajak dan
kewajiban membayar harus
jelas dan mudah dipahami.
Hal ini penting dalam
rangka menghindari
tindakan sewenangwenang
dan ketidakadilan dalan
penetapan pajak. 2) Prinsip manfaat: adalah
prinsip yang menyatakan
bahwa mereka yang
menerima manfaat (atau
paling diuntungkan) atas
pelayanan pemerintah harus
memberikan kontribusi
(atau berkontribusi lebih
banyak) atas pelayanan
tersebut. Hal ini
memberikan pengertian luas
untuk perpajakan atau batas
geografis bagi perpajakan
(misalnya, wajib pajak pada
satu daerah tidak harus
membiayai pelayanan pada
daerah lain), atau
mengenakan retribusi
langsung atas pelayanan
yang diberikan kepada
pembayar. Namun
demikian, secara umum,
prinsip ini tidak digunakan
sebagai dasar untuk
mengalokasikan beban
pajak di antara individu. 3) Keadilan horisontal: artinya
orang-orang dalam
lingkungan ekonomi yang
sama harus diperlakukan
sama, misalnya, penghasilan
dari pertanian harus
dikenakan pajak pada
tingkat yang sama dengan
penghasilan dari sektor
industri atau sektor lainnya. 4) Keadilan vertikal: adalah
keadilan yang dikaitkan
antara beban pajak dengan
kemampuan untuk
membayar. Oleh karena itu,
perpajakan sebaiknya
proporsional (artinya, semua
kelompok penghasilan
memberikan persentase
kontribusi yang sama dari
penghasilan tersebut) atau
progresif (artinya, kelompok
dengan penghasilan tinggi
memberikan persentase
kontribusi yang lebih besar,
seperti pada pajak
penghasilan). Sementara,
terdapat beberapa pajak
yang regresif misalnya pajak
“poll”. Tabel 1. Jenis – Jenis Pajak
Daerah
Pajak Hotel
Pajak Hotel merupakan
dana/iuran yang dipungut atas
7
penyedia jasa penginapan yang
disediakan sebuah badan usaha
tertentu yang jumlah ruang/kamarnya
lebih dari 10 (Maulida, 2018). Pajak
tersebut dikenakan atas fasilitas yang
disediakan oleh hotel tersebut.
Pajak Hotel adalah sumbangan
atas pelayanan yang disediakan oleh
hotel kepada para tamu atau
konsumen yang menggunakan
pelayanan yang diberikan hotel (UU
No. 28 tahun 2009 pasal 1 angka 20).
Objek Pajak Hotel adalah berbagai
macam pelayanan yang disediakan
oleh hotel yang untuk mengetahuinya
digunakan sistem transaksi
pembayaran oleh konsumen. Subjek
pajak pada pajak hotel adalah
penyewa/pemakai hotel yang
melakukan transaksi kepada yang
mengusahakan hotel atau dapat
disebut pula pemilik hotel. Untuk
wajib pajak hotel ialah yang telah
mengusahakan hotel dan atau pemilik
hotel (Ardhiansyah et al, 2014).
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Adapun penelitian ini
berdasarkan tujuan penelitiannya,
maka digolongkan sebagai penelitian
kualitatif. Menurut (Moleong, 2014)
penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,
dll secara holistic, dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode
alamiah.
Menurut (Sugiyono, 2016)
metode penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat post positivisme,
digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
lawannya eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagai instrumen
kunci, pengambilan sampel sumber
data dilakukan secara purposive dan
snowball, teknik pengumpulan
dengan tri-anggulasi (gabungan),
analisis data bersifat induktif atau
kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna
dari pada generalisasi. Fokus Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah
yang telah ditetapkan, penelitian ini
difokuskan pada penerapan
pemungutan pajak hotel pada online
travel agent (Traveloka) (studi kasus
di Hotel Selecta). Dalam hal ini
Traveloka sebagai
8
agen pemasaran kamar hotel dan
Hotel Selecta sebagai salah satu hotel
yang bekerjasama dengan Traveloka.
Unsur-unsur yang menjadi fokus
dalam penilitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bentuk kerjasama pihak
Hotel Selecta dengan online
travel agent (Traveloka).
2. Proses dan kendala dalam
pemotongan, pelaporan dan
pembayaran pajak atas
komisi online travel agent
(OTA) pada Hotel Selecta
3. Potensi pajak atas komisi
online travel agent (OTA)
pada Hotel Selecta Batu
Jawa Timur.
Lokasi Penelitian
Adapun penelitian ini akan
dilakukan pada Hotel Selecta yang
beralamat di Jl. Raya Selecta No.1,
Tulungrejo, Kec. Bumiaji, Kota Batu,
Jawa Timur 65336.
Jenis Data
Sumber data terbagi menjadi dua
yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang
diperoleh peneliti secara langsung
(dari tangan pertama), sementara data
sekunder adalah data yang diperoleh
peneliti dari sumber yang sudah ada.
Menurut (Sugiyono, 2016) data
primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Data primer dalam
penelitian ini hasil wawanara dengan
pihak Hotel Selecta. Sedangkan data
sekunder menurut (Sugiyono, 2016)
adalah sumber data yang tidak
langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat
orang lain atau lewat dokumen.Data
sekunder dalam penelitian ini adalah
profil perusahaan Hotel Selecta dan
dokumen perjanjian antara hotel dan
pihak Traveloka.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan wawancara dan
dokumentasi.
Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kuantitatif,
kualitas instrumen penelitian
berkenaan dengan validitas dan
reliabilitas instrumen dan kualitas
pengumpulan data berkenaan
ketepatan cara-cara yang digunakan
untuk mengumpulkan data. Oleh
karena itu instrumen yang telah teruji
validitas dan reliabilitasnya, belum
tentu dapat menghasilkan data yang
valid dan reliabel, apabila instrumen
tersebut tidak digunakan secara tepat
dalam pengumpulan datanya.
Instrumen penelitian kualitatif dapat
berupa test, pedoman wawancara,
pedoman observasi, dan kuesioner.
Dalam penelitian kualitatif, yang
menjadi instrumen atau alat
penelitian adalah peneliti itu sendiri.
Oleh karena itu peneliti sebagai
instrumen juga harus “divalidasi”
seberapa jauh peneliti kualitatif siap
melekukan penelitian yang
selanjutnya terjun ke lapangan.
Validasi terhadap peneliti sebagai
instrumen meliputi validasi terhadap
pemahaman metode penelitian
kualitatif, penguasaan wawasan
tehadap bidang yang diteliti, kesiapan
peneliti untuk memasuki obyek
penelitian, baik secara akademik
maupun logistiknya. Peneliti
kualitatif sebagai human
instrument, berfungsi menetapkan
fokus penelitian, memilih informan
sebagai sumber data, melakukan
9
pengumpulan data, menilai kualitas
data, analisis data, menafsirkan data
dan membuat kesimpulannya atas
temuannya.
Analisis Data
Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian kualitatif
mencakup transkip hasil wawancara,
reduksi data, analisis, interpretasi
data dan triangulasi. Dari hasil
analisis data yang kemudian dapat
ditarik kesimpulan.
Pengujian Validitas Data
Validitas penelitian kualitatif
berbeda dengan penelitian kuantitatif,
validitas tidak memiliki konotasi
yang sama dengan penelitian
kualitatif, tidak pula sejajar dengan
reliabilitas (yang berarti pengujian
stabilitas dan konsistensi respon)
ataupun generalisasi (yang berarti
validitas eksternal atau hasil
penelitian yang dapat diterapkan pada
setting, orang, atau sampel yang baru)
dalam penelitian kualitatif mengenai
generalisasi dan reliabilitan kualitatif.
Pengujian Reliabilitas Data
Dalam penelitian kualitataif uji
reliabilitas dilakukan dengan
mengaudit keseluruhan proses
penelitian. Caranya dilakukan oleh
auditor yang independen yaitu dosen
pembimbing skripsi untuk mengaudit
keseluruhan aktivitas peneliti dalam
melakukakn penelitian. Bagaimana
peneliti mulai menentukan masalah,
memasuki lapangan, menentukan
sumber data, melakukakn analisis
datan melakukkan uji keabsahan dan
sampai kesimpulan harus dapat
ditunjukkan oleh peneliti (Sugiyono,
2016).
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi
Penelitian
Selecta merupakan perusahaan
yang dimiliki oleh 1110 orang
pemegang saham yang sebagian besar
berdomisili di wilayah Malang.
Selecta terletak di Desa Tulungrejo,
kecamatan Bumiaji Kota Batu, Jawa
Timur. Secara geografis, Selecta
terletak pada ketinggian 1150 mdpl
dengan suhu udara antara 15 - 25
derajat celcius dan dikelilingi oleh
pegunungan Arjuno, Welirang, dan
Anjasmoro. Perusahaan ini bergerak
dalam bisnis jasa pariwisata. Dengan
diberlakukannya Undang - Undang
Nomor 1 tahun 1975 tentang
Perseroan Terbatas, maka dilakukan
penyesuaian sehingga bentuk
perusahaan menjadi Perseroan
Terbatas Taman Rekreasi dan Hotel
Selecta atau disingkat menjadi PT
SELECTA. PT Selecta memiliki luas
mencapai 6 hektar yang terdiri dari
Hotel, Taman Rekreasi, Restoran, dan
Perkebunan Apel.
Selecta merupakan salah satu
obyek wisata tertua di Jawa Timur,
secara historis Selecta memiliki kisah
sejarah perjuangan nasional
Indonesia. Selecta sudah dibangun
sekitar tahun 1930 oleh warga Negara
Belanda bernama De Ruyter De Wildt
dengan nama Bath Hotel Selecta.
Tujuan Selecta di bangun adalah
sebagai tempat wisata dan
peristirahatan bagi warga negara
Belanda ketika berada di Indonesia.
Kemudian pada tahun 1942 - 1945
pengelolaan diambil alih oleh Jepang.
Lalu setelah kemerdekaan pada
tanggal 19 Januari 1950 Selecta
dibangun kembali.
10
Disisi lain, Selecta memiliki keunikan
dalam iklim organisasi perusahaan. Budaya
kerjanya sangat mementingkan konsep
kekeluargaan, tidak ada kesenjangan social
yang dialami oleh individu. Seluruh
karyawan saling berbaur satu sama lain, baik
dari jabatan tertinggi sampai terendah. Saat
ini jumlah karyawan PT Selecta telah
mencapai 130 orang yang memiliki tugas dan
jabatan masing-masing.
1. Visi
“Sebagai cikal bakal obyek wisata Kota Batu,
Selecta bertekad mengembangkan pariwisata
dan upaya melestarikan sumber daya alam”
2. Misi
“PT. Selecta bergerak dalam bisnis jasa
pariwisata meliputi Taman Rekreasi,
Perhotelan, Restauran dan Perkebunan Apel.
Sebagai cikal bakal obyek wisata di Kota
Batu, Selecta bertekad untuk
mengembangkan pariwisata dan upaya
melestarikan sumber daya alam menjadi visi
utama. Sehingga bisa menjadi teladan dengan
produk yang berkualitas, ramah lingkungan
serta memberikan manfaat bagi peningkatan
kesejahteraan para pesero dan masyarakat
sekitar”
3. Motto
ASSRRI : Aman, Sejuk, Segar, Rindang,
Ramah, Indah
Gambar 1. Struktur PT. Selecta 2020
Prosedur Pemesanan Hotel Melalui OTA
Perkembangan teknologi komunikasi
memegang peranan penting dengan
munculnya berbagai penyedia jasa untuk
dapat reservasi hotel melalui online yang
dikenal sebagai Online Travel Agent (OTA).
Online travel agent adalah agen perjalanan
yang berperan sebagai media promosi dan
penjualan secara online melalui website.
Website online travel agent adalah website
yang dikelola oleh OTA yang
mendistribusikan dan memfasilitasi
pemesanan ke pihak penyedia usaha
pariwisata.
Adapun beberapa pertimbangan mengapa
Hotel Selecta Batu Jawa Timur melakukan
kerja sama dengan OTA ialah peluang pasar
luas, besar dan tanpa batas, banyak pelanggan
beralih menggunakan online travel agent
dibanding langsung pesan ke hotel, pesatnya
perkembangan internet, pesatnya
perkembangan smartphone, biaya yang
murah bagi hotel, pemasaran dibantu oleh
perusahaan pemilik OTA, pengendalian
harga dilakukan sepenuhnya oleh hotel,
pengendalian persediaan kamar (allotment)
dilakukan oleh hotel, hotel tidak langsung
berhubungan dengan tamu dan tamu
11
memutuskan dan membeli langsung kepada
OTA
Prosedur Pemesanan Hotel Melalui OTA
1. Hotel Selecta telah melakukan
pendaftaran di sistem
Traveloka.com.
2. Customer yang sedang mencari
hotel, membuka sistem
Traveloka.com.
3. Customer memilih Hotel
Selecta sebagai alternatifnya,
kemudian customer melakukan
reservasi kamar Hotel
Selecta.Pembookingan
biasanya bisa 2*24 jam pada
low season, dan 1*24 jam pada
saat peak season.
4. Setelah setuju dengan harga
yang ditawarkan dari
traveloka.com yang atas
persetujuan dari Hotel Selecta
mengenai price listnya,
kemudian customer bisa
melakukan pembayaran
dengan menggunakan kartu
kredit atau pembayaran lain
yang disediakan Traveloka.
5. Setelah pembayaran selesai,
customer akan menerima
konfirmasi pembayaran atas
reservasi yang dilakukan dan
akan segera mendapatkan
voucher hotel Selecta dengan
jenis kamar yang sudah dipilih.
6. Customer datang ke Hotel
Selecta untuk melakukan check
in dengan jenis kamar yang
sesuai pesanannya.
Pembahasan
Hotel adalah salah satu sarana
akomodasi yang berkembang sangat pesat di
Kota Batu. Perkembangan hotel tersebut
menyebabkan adanya penambahan jumlah
kamar yang ada di Kota Batu, mengakibatkan
daya saing semakin ketat antar hotel untuk
mendapatkan tamu, seperti yang dialami oleh
Hotel Selecta Batu Jawa Timur.
Bagi pelanggan kehadiran Online Travel
Agent (OTA) ini membawa keuntungan
yakni kemudahan pemesanan kamar hotel
dengan harga yang lebih baik dan sesuai
keinginan. Perubahan perilaku pelanggan
dari pemesanan konvensional (datang
langsung ke hotel) menjadi pemesanan
melalui OTA ini, membawa perubahan
kepada manajemen hotel.
Keuntungan yang dirasakan oleh pihak
hotel dengan adanya OTA ialah dalam hal
pemasaran, dengan OTA hotel dapat
menjangkau pelanggan di wilayah manapun
dan kapan pun. Hal ini tentu menjadi strategi
peningkatan pendapatan yang efisien bagi
pihak hotel, karena pihak hotel tidak
memerlukan biaya yang tinggi untuk
melakukan kegiatan pemasaran.
Jangkauan yang semakin luas ini
diharapkan dapat meningkatkan pendapatan
hotel. OTA dapat berperan sebagai media
promosi bagi pihak hotel. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Hotel Selecta
mengalami peningkatan pendapatan atas
kerjasama yang dilakukan dengan Traveloka.
Berdasarkan hasil wawancara diketahui
bahwa sejak bergabung dengan Traveloka
terjadi peningkatan penjualan kamar tahun
2017 meningkat sebesar 5% pada masa
rendah pelanggan seperti bulan puasa dan
meningkat sebesar 10% pada saat liburan.
Peningkatan juga terjadi pada tahun 2018
sebesar 8% pada masa rendah pelanggan dan
15% pada saat liburan. Pada tahun 2019
terjadi peningkatan sebesar 12% pada masa
rendah pelanggan dan 20% pada saat liburan.
Sehingga dapat dijelaskan bahwa Hotel
Selecta mengalami peningkatan pendapatan
karena kerjasama hotel dengan Traveloka
untuk pemasaran kamar hotel.
12
KESIMPULAN
1. Hotel Selecta Batu mengalami
peningkatan pendapatan atas kerjasama
dengan OTA (Traveloka), hal ini
disebabkan karena penggunaan jasa
OTA membantu pihak hotel dalam
melakukan proses pemasaran hotel.
2. Kendala yang dihadapi pihak hotel
dalam bekerjasama dengan pihak OTA
adalah tingginya nilai fee atau komisi
yang harus dibayarkan oleh pihak hotel
kepada OTA sebesar 20 sampai 30%
untuk OTA yang berasal dari perusahaan
asing.
3. Dasar pengenaan pajak (DPP) hotel
berdasarkan harga publish, bukan harga
real yang disepakati, sehingga DPP hotel
menjadi tinggi, semakin besar harga
publish kamar hotel, maka akan semakin
besar potensi pajaknya.
4. Pihak Hotel Selecta setuju bahwa
pemungutan pajak hotel atas OTA
memiliki potensi pajak yang besar.
SARAN
Mengingat adanya peningkatan
pendapatan bagi pihak Hotel Selecta
setelah menggunakan OTA, maka
peneliti menyarankan untuk
mengoptimalkan kerja sama dengan
OTA dengan melakukan evaluasi
pemasaran kembali terkait promo atau
membuat penawaran – penawaran yang
dapat menarik minat pelanggan,
mengingat persaingan hotel yang
semakin ketat.
DAFTAR PUSTAKA
Abuyamin, O. (2012). Perpajakan Pusat Dan
Daerah. Bandung: Humaniora.
Alfandia, N. S. (2019). Fasilitas E-Commerce
Dan Pajak Hotel Pada Sektor
Pariwisata. Ejurnal Binawakya Vol
14 No.3 Oktober.
Ardhiansyah Et Al. (2014). Analisis Potensi
Pajak Hotel Danpajak Restoran Dan
Kontribusinya Terhadappendapatan
Asli Daerah (Pad). Jurnal
Administrasi Bisnis (Jab)|Vol. 14 No.
1 September 2
Hendriyati, L. (2019). Pengaruh Online
Travel Agent Terhadap Pemesanan
Kamar Di Hotel Mutiara Malioboro
Yogyakarta. Jurnal Media Wisata,
Volume 17, Nomor 1, Mei.
Kemenkeu Ri. (2018). Pajak Daerah. Wp
Content .
Maulida, R. (2018). Pajak Daerah :
Pengertian, Ciri - Ciri, Jenis Dan
Tarifnya. Online Pajak Pt. Achiles
Advanced Systems.
Moleong, L. J. (2014). Metode Penelitian
Kualitatif , Edisi Revisi. Bandung:
Pt.Remaja Rosdakarya.
Pradiatiningtyas, D. (2015). Analisa Buying
Behavior Pada Online Travel Agent.
Jurnal Khasanah Ilmu - Volume 6 No
2 .
Rotinsulu Et Al. (2018). Evaluasi Prosedur
Pemungutan Dan Penerapan
Akuntansi Pajak Hotel Pada Big Fish
Hotel Manado. Jurnal Riset
Akuntansi Going Concern 13(2), 11-
20.
Siahaan, M. (2010). Pajak Daerah Dan
Retribusi Daerah. Jakarta: Pt. Raja
Grafindo Persada.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Bandung: Pt.Alfabet.
Wahyunadi Et Al. (2017). Analisis
Pemotongan/Pemungutan,
Pembayaran Dan Pelaporan Pajak
13
Atas Komisi Jasa Online Travel
Agent pada Hotel Bintang Tiga Di
Kabupaten Buleleng. E-Jurnal S1 Ak
Universitas Pendidikan Ganesha Vol:
8 No: 2 .
Moleong, L. J. (2014). Metode Penelitian
Kualitatif , Edisi Revisi. Bandung:
Pt.Remaja Rosdakarya.
Pradiatiningtyas, D. (2015). Analisa Buying
Behavior Pada Online Travel Agent.
Jurnal Khasanah Ilmu - Volume 6 No
2 .
Rotinsulu Et Al. (2018). Evaluasi Prosedur
Pemungutan Dan Penerapan
Akuntansi Pajak Hotel Pada Big Fish
Hotel Manado. Jurnal Riset
Akuntansi Going Concern 13(2), 11-
20.
Siahaan, M. (2010). Pajak Daerah Dan
Retribusi Daerah. Jakarta: Pt. Raja
Grafindo Persada.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Bandung: Pt.Alfabet.
Wahyunadi Et Al. (2017). Analisis
Pemotongan/Pemungutan,
Pembayaran Dan Pelaporan Pajak
Atas Komisi Jasa Online Travel
Agent pada Hotel Bintang Tiga Di
Kabupaten Buleleng. E-Jurnal S1 Ak
Universitas Pendidikan Ganesha Vol:
8 No: 2 .