98
PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT PADA PT VALE INDONESIA, Tbk (STUDI KASUS PADA DEPARTEMEN MINING) APPLIED OF KNOWLEDGE MANAGEMENT AT PT. VALE INDONESIA, Tbk (CASE STUDY AT MINING DEPARTEMENT) NASRUDDIN N. ASLAM NO. POKOK : P2100211604 MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENTPADA PT VALE INDONESIA, Tbk

(STUDI KASUS PADA DEPARTEMEN MINING)

APPLIED OF KNOWLEDGE MANAGEMENT AT PT. VALEINDONESIA, Tbk (CASE STUDY AT MINING DEPARTEMENT)

NASRUDDIN N. ASLAMNO. POKOK : P2100211604

MAGISTER MANAJEMENPROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2013

Page 2: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT PADA PT VALE INDONESIA, Tbk(STUDI KASUS PADA DEPARTEMEN MINING)

Yang disusun dan diajukan oleh :

NASRUDDIN N. ASLAMNO. POKOK : P2100211604

Telah Memenuhi Syarat untuk Ujian Tutup

Pembimbing Pertama Pembimbing Kedua

Prof. Dr. Nurdin Brasit, SE., M.Si Dr. Indrianty Sudirman,SE., M.Si

Page 3: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Nasruddin N. AslamNomor Mahasiswa : P2100211604Program Studi : Manajemen Strategik

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakanpengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudianhari terbukti atau dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis inihasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatantersebut.

Makassar, Agustus 2013Yang menyatakan

Nasruddin N. Aslam

Page 4: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya,

sehingga penyusunan tesis ini dapat diselesaikan guna memenuhi salah satu

persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Magister

Manajemen Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar.

Atas rahmat, karunia dan petunjuk-Nya pulalah sehingga berbagai pihak

berkenan memberikan bantuan, bimbingan dan dorongan dalam penyelesaian

penulisan tesis ini dan dalam masa studi di Program Magister Manajemen

Universitas Hasanuddin. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati, pada

kesempatan ini patutlah kiranya penulis menghaturkan terima kasih kepada

semua pihak, baik yang langsung ataupun tidak langsung, yang telah

memberikan bantuan dalam penyelesaian tesis ini:

Bapak Prof. Dr. Nurdin Brasit, SE., M.Si dan Dr. Indrianty Sudirman SE.,

M.Si selaku Komisi Pembimbing, terima kasih atas bimbingannya dalam

penyusunan tesis.

Bapak Prof. Dr. H. Abd. Rahman Kadir, SE., M.Si, selaku Ketua Program

Magister Manajemen yang telah memberikan arahan kepada penulis.

Para Dosen Penguji, yang telah memberikan kritikan, koreksi dan saran

demi kesempurnaan tesis ini.

Bapak Rektor, Bapak Ketua Program Pascasarjana, Bapak/Ibu Dosen

serta seluruh Staf/Pegawai Akademik Magister Manajemen Program

Pascasarjana UNHAS, yang telah mengasuh dan membantu penulis dalam

menyelesaikan studi pada Magister Manajemen Universitas Hasanuddin.

Page 5: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

v

Kepada yang terhormat Ayahanda, Ibunda dan Mertua yang penulis

sayangi, yang dengan tulus ikhlas telah mendidik dan memberikan pengorbanan

yang tak ternilai, dorongan moril dan materil serta doa dan cinta yang selama ini

diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan studi pada Magister Manajemen

Universitas Hasanuddin.

Istriku tercinta Juni Muslianty dan anak-anakku Athifah Artzazi Aslam dan

Muh Akhtar Arkan Aslam atas segala dorongan, baik moril maupun materil serta

kesabaran, dalam mendukung penulis mulai dari awal hingga selesainya tesis ini.

Kakandaku tercinta Sirajuddin N. Aslam yang telah banyak memberi

dorongan dan bantuan moril dan materil dalam mendukung penulis mulai dari

awal hingga selesainya tesis ini.

Erni Afranisa Yani dan Teman-teman angkatan XXXV Kelas B3 MM

UNHAS antara lain Wirawan. Ardian, Pata Padang dan lainnya yang tidak dapat

disebutkan satu persatu, terima kasih atas segala bantuan, dorongan, motivasi

dan dukungannya kepada penulis baik moril maupun materil.

Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang

juga ikut memberikan dorongan, bantuan dan dukungannya kepada penulis

untuk penyelesaian tesis ini.

Semoga tesis ini bermanfaat bagi penulis dan setiap orang yang

membacanya dan akhirnya semoga Allah SWT memberikan yang terbaik kepada

kita semua. Amin.

Makassar, Agustus 2013

PENULIS

Page 6: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

vi

ABSTRAK

NASRUDDIN N. ASLAM, 2013. Penerapan Knowledge Management padaPT VALE INDONESIA, Tbk (studi kasus pada Departemen Mining)(dibimbing oleh Nurdin Brasit dan Indrianty Sudirman).

Penelitian ini bertujuan untuk (1)mengidentifikasi faktor-faktorpengetahuan, Keahlian dan Teknologi informasi yang secara signifikanberpengaruh langsung mempengaruhi produktifitas karyawan didepartemen mining (2) Menganalisa penerapan knowledge managementterhadap produktifitas karyawan.

Metode analisis yang digunakan yaitu metode kualitatif, data yangdiperoleh dianalisis dengan menggunakan pemodelan SEM (StructuralEquation Modeling)

Hasil analisa dengan pemodel SEM menunjukkan bahwa pengetahuanberpengaruh langsung terhadap produktivitas karyawan, Keahlian kerjatidak berpengaruh terhadap produktivitas karyawan sedangkan Teknologiinformasi berpengaruh langsung terhadap produktivitas karyawan,Knowledge Management berpengaruh terhadap produktivitas karyawankarena secara empiris membuktikan bahwa manajemen DepartemenMining pada PT. Vale Indonesia Tbk mendukung dilaksanakannyapeningkatan pengetahuan teknis dan non teknis yang dapat membantupencapaian target kerjanya.

Kata Kunci : Manajemen Stategik, Knowledge Management

Page 7: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

vii

ABSTRACT

NASRUDDIN N. ASLAM, 2013. Applied of Knowledge Management at PTVale Indonesia (Study Case at Mining Departement) (supervised byNurdin Brasit and Indrianty Sudirman).

Aim of this study are (1) To identify knowledge, skill, and informationteknology factors that direct influancing employee productivity in Miningdepartment. (2) Analize impelementation Knowledge Management inMining Department to the employee productivity

The analsys method is quantative, and the modelling approach with SEM.

Analysis of SEM showed that the knowledge has contribute directly to theemployee productivity, The skill did not give direct impact but technolgyhas. Empirically the Knowledge Management has contribute to theemployee productivity as showed that Mining Department provide thesupport of the implementation proof of the target achievement.

Key Word : Strategic Management, Knowledge Management

Page 8: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

viii

DAFTAR ISIHalaman

Halaman Judul i

Halaman Pengesahan ii

Pernyataan Keaslian Tesis iii

Kata Pengantar iv

ABSTRAK vii

ABSTRACT viii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan Penelitian 5

D. Manfaat Penelitian 5

E. Batasan Masalah 5

F. Sistimatika Penulisan 6

BAB II TINJAUN PUSTAKA 8

A. Tinjauan Teoritis Knowledge 8

B. Konversi Knowledge 11

C. Menentukan Knowledge apa yang dibutuhkan oleh perusahaan 12

D. Pengertian Knowledge Management 14

E. Hubungan Knowledge Management dengan Manusia 17

F. Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap Organisasi

dan Knowledge Management 20

G. Pengetahuan dan Knowledge Management 21

H. Teori Produktivitas 26

I. Kerangka konseptual Penelitian 27

J. Hipotesis 28

Page 9: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

ix

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29

A. Tempat dan Waktu Penelitian 29

B. Metode Penelitian 29

C. Metode Permodelan Structure Equation Model (SEM) 30

D. Populasi dan Sampel 36

E. Metode Pengumpulan Data 37

F. Teknik Analisis Data 38

G. Jenis dan Sumber Data 38

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 39

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 39

B. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian 44

C. Karakteristik Responden 45

D. Analisis Estimasi Model Pengaruh Antara Variabel 48

E. Pengaruh Antar Variabel 60

F. Pembahasan Hasil Penelitian 65

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 70

A. Kesimpulan 70

B. Saran-saran 71

DAFTAR PUSTAKA

Page 10: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

x

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Statistik deskripsi variable 45

2. Distribusi Persentase Responden Berdasarkan Karakteristik Umur,

Jenis Kelamin, dan Pendidikan 46

3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Model 53

4. Uji Kesesuain Model Produktivitas Karyawan 55

5. Hasil Pengujian Kausalitas 57

6. Hasil Estimasi Parameter Pengaruh Langsung Antar Variabel

Eksogen dan Endogen Berdasarkan Model SEM 61

7. Hasil Estimasi PengaruhTidak Langsung Masing-Masing Variabel

Eksogen Terhadap Variabel Endogen 62

8. Hasil Estimasi Parameter Total Pengaruh Variabel Eksogen

Terhadap Variabel Endogen 63

Page 11: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Spiral SECI Menggambarkan Empat cara Konversi Pengetahuan.12

2. Diagram Analisis kesenjangan Strategic knowledge berbasis

framework tingkat tinggi Zack [Tiwa 2000] 13

3. a. Knowledge Management Lifecycle 15

b. Proces Management Lifecycle 15

4. Siklus Hidup Pengetahuan 22

5. House of Knowledge Management model Jann 26

6. Kerangka Konseptual 27

7. Tahap Pemodelan SEM 31

8. Struktur Organisasi Departemen Mining PT.Vale Indonesia,Tbk 41

9. Gambar Kesesuaian Model 56

10.Skema Pola Hubungan Antara Variabel Melalui Hasil Analisa

Structural Equation Model 60

Page 12: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xii

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dewasa ini perusahaan mengalami tantangan dalam menjalankan

bisnisnya. Tantangan tersebut antara lain adanya perubahan kebutuhan

pasar dalam kurun waktu yang relatif cepat dan sebagainya. Sulit bagi

perusahaan untuk dapat tetap bertahan dalam situasi persaingan yang

ketat dengan cara tradisional. Banyak aset fisik, besarnya investasi tidak

lagi dapat menjamin kesuksesan perusahaan. Dimana kemampuan

perusahaan untuk mengelolah intangible asset jauh lebih penting dari

hanya mengelola asset fisik yang mereka miliki. Salah satu intangible

asset penting yang harus dikelola dan dikembangkan oleh perusahaan-

perusahaan tersebut adalah knowledge atau pengetahuan. Manajer-

manager yang berhasil selalu menyadari nilai dari sebuah pengetahuan.

Jauh sebelum munculnya istilah – istilah seperti expert system (sistem

pakar), core compentencies, best practice, learning organization dan

corporate memory. Pengetahuan menjadi seperti nafas atau kekuatan

baru bagi perusahaan sekarang ini. Begitu pentingnya pengetahuan,

maka satu hal yang harus mulai diperhatikan oleh perusahaan adalah

menggali dan mengelola pengetahuan yang mereka miliki sehingga dapat

digunakan secara optimal dan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan

tersebut. Proses ini dikenal dengan istilah Knowldge Management (KM).

Page 13: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xiii

PT. Vale Indonesia yang merupakan salah perusahaan tambang

terbesar di dunia yang bergerak dalam bidang pertambangan nikel saat ini

belum semua departemen menerapkan knowledge management sebagai

salah satu faktor yang diharapkan dapat meningkat kemampuan

organisasi untuk meningkatkan hasil produksinya khususnya di

departemen mining yang merupakan salah satu organisasi yang berperan

besar dalam meningkatkan kemampuan organisasi untuk mencapai

produksi Nikel Matte yang sesuai dengan spesifikasi. Saat ini masih

banyak pengetahuan yang dimiliki individu tidak diketahui oleh individu

lain walaupun mereka satu seksi di departemen mining di samping itu juga

masih kurangnya keinginan berbagi pengetahuan di antara karyawan di

departemen mining.

Pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan juga masih banyak yang

tidak dituangkan dalam bentuk catatan sehingga sulit sekali jika karyawan

tersebut pensiun atau sudah berhenti bekerja pengetahuan karyawan

tersebut tidak dapat diketahui lagi oleh karyawan yang lain. Disamping itu

juga masih kurangnya pemahaman bagaimana pengetahuan itu di bagi

sehingga terkadang ada karyawan yang ingin berbagi pengatahuannya

tapi tidak tahu bagaimana caranya agar pengetahuan yang dimilikinya

bisa diketahui oleh karyawan yang lain.

Hal ini juga di pengaruhi oleh tingkat pendidikan karyawan yang

berbeda sehingga menyebabkan perilaku karyawan juga berbeda, kondisi

karyawan saat ini memang masih terkadang mengandalkan pengetahuan

Page 14: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xiv

yang dimiliki yang menyebabkan tindakan mereka dilapangan juga

terkadang berbeda disampaing itu juga karena beberapa karyawan senior

terkadang sudah sulit menerima pengetahuan dan perubahan teknologi

yang berkembang pesat saat ini. Dalam perakteknya pengetahuan yang

dimiliki karyawan yang senior juga terkadang disimpan sendiri sehingga

pengetahuan tersebut dengan sendirinya hilang bersama dengan

pensiuannya karyawan tersebut.

Pengetahuan dan keahlian yang dimiliki karyawan saat ini memang

sangat berangam sehingga produktifitas kerja karyawan juga sangat

beragam, untuk itu diharapakan dengan penerapan knowledge

management di departemen mining akan meningkatkan produktifitas kerja

karyawan sehingga target produksi dari manajemen untuk menghasilkan

ore yang sesuai dengan spesifikasi bisa tercapai dengan baik. Dan

diharapkan juga peran teknologi informasi yang saat ini semakin maju

akan membantu karyawan untuk miningkatkan pengetahuannya dan juga

produktifitasnya.

Dalam penerapan knowledge management di departemen mining

masih terdapat banyak kendala yang harus di hadapi diantaranya peran

manajemen yang masih kurang, disamping itu juga masih banyaknya

karyawan yang belum bisa menerima perubahan-perubahan, dan belum

maksimalnya penggunaan teknologi informasi disamping itu juga keahlian-

keahlian yang dimiliki beberapa karyawan hanya diketahui oleh beberapa

Page 15: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xv

orang saja hal ini diakibatkan oleh rendahnya kesadaran karyawan untuk

berbagi.

Dari penjelasan diatas sehingga mendorong penulis untuk

melakukan penelitian terhadap bagaimana penerapan knowledge

management di departemen mining sehingga produktifitas karyawan

dalam memproduksi nikel ore yang sesuai spesifikasi bisa tercapai.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas ada beberapa hal yang menurut penulis

kenapa knowledge management itu tidak bisa berjalan dengan baik di

departemen mining yang penulis bisa rumuskan adalah sebagai berikut :

1. Apakah pengetahuan, Keahlian dan Teknologi Informasi secara

signifikan berpengaruh langsung mempengaruhi produktifitas

karyawan di Departemen Mining.

2. Apakah Penerapan Knowledge Management berpegaruh

terhadap Produktifitas Karyawan

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

Page 16: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xvi

1. Mengidentifikasi faktor-faktor pengetahuan, Keahlian dan Teknologi

informasi yang secara signifikan berpengaruh langsung

mempengaruhi produktifitas karyawan di departemen mining

2. Menganalisa penerapan knowledge management terhadap

produktifitas karyawan

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada Manjemen di

departemen mining khususnya karyawan di bagian operasional tambang

sehingga diharapkan dengan penerapan knowledge Managament ini

dapat meningkatkan produktifitas karyawan dalam meningkatkan produksi

nikel ore yang sesuai dengan spesifikasi.

E. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini agar terarah dan tidak terlalu

meluas, maka penulis memberikan batasan permasalahan :

1. Lokasi penelitian atau wilayah studi dan pengambilan data hanya pada

Departemen Mining di PT Vale Indonesia Tbk

2. Metode Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan Metode

Kuisioner.

3. Pengujian yang dilakukan menggunakan Pemodelan SEM (Structural

Equation Modeling)

F. Sistimatika Penulisan

Sistimatika penulisan tesis ini disusun sebagai berikut :

Page 17: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xvii

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan

masalah,tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah dan

sistematika penulisan laporan tesis.

Bab II Tinjauan Pustaka

Pada bab ini diuraikan mengenai pengertian dan teori-teori yang bisa

mendukung hasil penelitian yang akan dilakukan tentang analisa

penerapan Knowledge managemet pada departemen Mining di PT

Vale Indonesia Tbk

Bab III Metodologi Penelitian

Pada bab ini ditulis mengenai pola pikir yang digunakan peneliti

dalam menyelesaikan permasalahan dalam penelitiannya,

pendekatan penelitian, pelaksanaan survei, pengumpulan data,

asumsi-asumsi yang digunakan dan metode analisis yang digunakan.

Bab IV Analisa dan Pembahasan

Bab ini menguraikan tentang hasil pengolahan data dan analisis yang

kemudian dilakukan pengujian statistik dan pembahasannya yaitu

analisa penerepan knowledge management terhadap peningkatan

kinerja bagian operasional tambang dengan variabel-variabel yang

telah ditentukan.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Page 18: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xviii

Pada bab ini akan memuat suatu kesimpulan hasil dari penelitian

yang dimaksud serta memberikan saran untuk pengambilan langkah

kebijakan lebih lanjut berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan.

Sebagai pelengkap laporan disertakan juga beberapa data pendukung

sebagai

LAMPIRAN.

Page 19: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xix

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis Knowledge

Knowledge dalam hal ini tidak terjemahkan, karena pengertian

knowledge itu sendiri masih diperdebatkan. Knowledge bukan hanya

pengetahuan, menurut Davenport dan Prusak (1998), pengetahuan atau

knowledge, bukanlah data, bukan pula informasi, namun sulit sekali

dipisahkan dari keduanya. Data dan informasi merupakan bahan baku

yang diolah oleh aksi atau tindakan menjadi pengetahuan. Menurut

Probst, Raub, dan Romhardt (2000), pengetahuan adalah keseluruhan

kognisi dan keterampilan yang digunakan oleh manusia untuk

memecahkan masalah. Sedangkan defenisi sederhana mengenai

pengetahuan adalah kapasitas untuk melakukan tindakan yang efektif.

Berdasarkan definisi tersebut di atas, knowledge menjadi sangat

penting dengan alasan sebagai berikut :

a. Knowledge adalah asset institusi, yang menentukan jenis tenaga kerja,

informasi, keterampilan dan struktur organisasi yang diperlukan.

b. Pengetahuan dan pengalaman perusahaan merupakan sumber daya

yang berkelanjutan (suistainable resources) dari keuntungan daya

saing kompetitif (competitive advantanges) dibandingkan dengan

produk andalan dan teknologi yang dimiliki.

Page 20: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xx

c. Pengetahuan dan pengalaman mampu menciptakan,

mengkomunikasikan dan mengaplikasikan pengetahuan mengenai

semua hal terkait untuk mencapai tujuan bisnis.

Knowledge di bagi menjadi dua jenis yaitu Explicit knowledge dan

Tacit knowledge, yang dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Explicit Knowledge

Adalah sesuatu yang dapat diekspresikan dalam kata-kata dan

angka, serta dapat disampaikan dalam bentuk formula ilmiah, spesifikasi,

prosedur operasi standar, bagan, manual-manual, dan sebagainya.

Pengetahuan jenis ini dapat segera diteruskan dari satu individu ke

individu lain secara formal dan sistematis.

b. Tacit Knowledge

Adalah suatu pengetahuan yang terbatinkan, terletak dalam benak

manusia, bersifat sangat personal dan sulit dirumuskan, sehingga

membuatnya sulit untuk dikomunikasikan atau disampaikan pada orang

lain. Perasaan pribadi, instuisi, bahasa tubuh, pengalaman fisik, petunjuk

praktis (rule of thumb) termasuk dalam jenis pengetahuan yang

terbatinkan.

Pendekatan lain mendefinisikan knowledge dalam empat tingkatan

1. Knowing That berhubung dengan pengetahuan proposisi

(propositional), misalnya saja ‘kebenaran’ (truth). Knowing that

mempunyai makna bahwa kita percaya bahwa sesuatu itu adalah

demikian, bukan lainnya (something is so and not otherwise).

Page 21: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xxi

2. Knowing what merupakan definisi yang lebih luas dan mengandung

banyak knowing that. Menurut machlup (1980, dalam tuomi, 1999),

kebanyakan orang merasa mengetahui tentang sesuatu hal yang

kompleks sebenarnya hanya mengetahui sebagian saja dari

keseluruhan pengetahuan-pengetahuan proposisi yang membentuk

seluruh hal tersebut

3. Knowing how merupakan jenis pengetahuan yang paling banyak

dimiliki organisasi saat ini karena berhubungan dengan kemampuan

melakukan sesuatu tugas atau kegiatan. Proses pembelajaran

merupakan bagian penting dari knowing how ini. Devinney (1997)

menambahkan bahwa belajar untuk ‘melakukan’ sesuatu tidak sama

dengan belajar ‘tentang’ sesuatu. Kegiatan yang pertama akan

menghasilkan know how, sedangkan kegiatan kedua hanya akan

menghasilkan knowing what atau bahkan knowing that.

4. Know-why merupakan level pengetahuan yang dapat membuat

seseorang atau organisasi mampu memanfaatkan pengetahuan-

pengetahuan di tingkat know-what dan know-how untuk menghasilkan

penyempurnaan-penyempurnaan dan inovasi. Teknologi informasi

dapat mendukung akuisisi, pengembangan, dan penyimpanan

pengetahuan dari tingkat know-what sampai know-why. Namun

pengetahuan di tingkat care-why terletak pada budaya organisasi.

Komponen dari pengetahuan di tingkat care-why terutama terdiri dari

nilai-nilai dan keyakinan yang membuat orang bersemangat, focus,

Page 22: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xxii

dan kreatif. Itulah sebabnya dengan care-why organisasi dapat

menunjukkan kinerja prima dan mengungguli pesaing-pesaingnya.

B. Konversi Knowledge

Menurut Nonaka dan takeuchi (1995) interaksi dinamis antara satu

bentuk pengetahuan ke bentuk lain di sebut konversi pengetahuan,

terdapat 4 cara konversi pengetahuan yaitu Sosialiasi, eksternalisasi,

kombinasi, dan internalisasi keempat modus konversi pengetahuan ini

sering disebut sebagai spiral SECI di bawah ini adalah uraian masing-

masing cara konversi pengetahuan :

a. Tacit knowledge ke tacit knowledge: disebut proses

socialization.

b. Tacit knowledge ke explicit knowledge: disebut proses

externalization.

c. Explicit knowledge ke explicit knowledge: disebut proses

Combination.

d. Explicit knowledge ke tacit knowledge: disebut proses

Internalization.

Page 23: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xxiii

Gambar 1. Spiral SECI Menggambarkan Empat cara Konversi

Pengetahuan.

C. Menentukan Knowledge apa yang dibutuhkan oleh perusahaan

Perusahaan dapat menggunakan kerangka berpikir zack sebagai

alat bantu dalam usaha untuk mengetahui knowledge apa yang harus

dimiliki dan yang sudah dimiliki. Kerangka berpikir zack digambarkan

sebagai berikut [TIWA 2000]:

Gambar 2. Diagram Analisis kesenjangan Strategic knowledge

berbasis framework tingkat tinggi Zack [Tiwa 2000]

Page 24: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xxiv

Gambar diagram diatas memperlihatkan bahwa analisis

kesenjangan knowledge pada dasarnya merupakan kegiatan yang sulit

sekali dipisahkan dari kegiatan penyusunan strategi perusahaan.

Kegiatan pengkajian posisi saat ini dari knowledge perusahaan

memerlukan suatu pendokumentasian aset knowledge yang ada. (langkah

keempat dari 10-langkah roadmap knowledge management). Namun

untuk analisis ini knowledge dapat diklasifikasikan dalam 3 kerangka: core

knowledge, advanced knowledge dan innovative knowledge [TIWA 2000].

a. Core knowledge

Merupakan knowledge yang dibutuhkan untuk melaksanakan bisnis

perusahaan. Pada dasarnya tidak menghasikan suatu yang

membedakan perusahaan dengan competitor.

b. Advanced knowledge

Merupakan knowledge yang membuat suatu perusahaan mungkin

untuk bersaing (competitively viable), dimana knowledge ini

memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan sesuatu yang

membedakan dengan competitor.

c. Innovative knowledge

Merupakan knowledge yang memungkinkan perusahaan untuk

memimpin industrinya dan yang membedakannya dengan competitor.

Page 25: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xxv

Menurut Michael zack innovative knowledge dapat memungkinkan

sebuah perusahaan untuk merubah aturan main bisnis.

D. Pengertian Knowledge Management

Knowledge management adalah usaha untuk meningkatkan

pengetahuan yang berguna dalam organisai, diantaranya membiasakan

budaya berkomunikasi antar personil, memberikan kesempatan untuk

belajar, dan mengalahkan saling berbagi knowledge. Dimana usaha ini

akan menciptakan dan mempertahankan peningkatan nilai dari inti

kompetensi bisnis dengan memanfaatkan teknologi informasi yang ada.

Knowledge management adalah pendekatan secara terintegrasi

berbagai disiplin yang mempunyai tahap yakni menciptakan dan

menumbuhkan serta memodifikasi pengetahuan kemudian

memformulasikan secara spesifik, menyusun pengetahuan,

berbagi/mendistribusikan pengetahuan, pemanfaatan pengetahuan dan

tahap terakhir adalah pengembangan pengetahuan untuk mencapai

tujuan perusahaan. Sedangkan untuk siklus proses manajemen pada

integrasi proses manajemen terdiri atas beberapa tahap yakni rancangan

proses/modifikasi diciptakan, spesifikasi proses pada model, melakukan

analisa model, mengatur dan mengkoordinasikan serta mengendalikan

proses, melakukan anlisa dan evaluasi terhadap implementasi proses

dan terakhir dilakukan pengembangan proses. Siklus knowledge

management dan process management seperti pada Gambar 3.a dan 3.b.

Page 26: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xxvi

Gambar 3a Gambar 3bKnowledge Management Lifecycle Process Management Lifecycle

Pada penerapannya diperusahaan kedua siklus ini dintegrasikan

sehingga didapatkan process knowledge yang menunjang efisiensi

aktivitas proses perusahaan untuk mencapai tujuan bisnis proses. Proses

knowledge dibagi atas tiga yakni

1. Proses template knowledge

Merupakan proses analisa dan simulasi informasi yang didapatkan dari

tahap desain, yang didalamnya terdapat latar belakang

pengembangan dari template.

2. Proses instance knowledge

Merupakan proses yang ditetapkan sebagai model dengan kinerja

proses yang diukur dan dievaluasi secara terintegrasi, yang

didalamnya terdapat pengaruh lingkungan, sumber daya, tujuan dan

hasil.

3. Proses related knowledge

Merupakan proses yang ditetapkan sebagai knowledge yang telah

dibuat dan digunakan sebagai sebuah bisnis proses. Secara umum

proses pengetahuan ini secara eksplisit dinyatakan oleh manajemen

tradisional sebuah proses yang persepektif.

Page 27: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xxvii

Proses pengetahuan bukan saja memuat pengetahuan seperti

dalam sistem manajemen konvensional akan tetapi juga mengembangkan

pengetahuan dari informasi yang diciptakan dari siklus business process

management.

E. Hubungan Knowledge Management dengan Manusia

Manusia sebagai individu mempunyai perilaku individu dalam

sebuah organisasi membawa ke suatu tatanan, kemampuan, kepercayaan

pribadi, pengharapan, kebutuhan dan pengalaman masa lalunya. Hal ini

merupakan karakteristik yang dipunyai individu manakala ia akan

memasuki suatu lingkungan organisasi atau lainnya. Beberapa

karakteristik kepribadian dapat digunakan untuk meramalkan perilaku

manusia dalam organisasi, meliputi :

1. Karakteristik berkaitan dengan control pusat pribadi seseorang

2. Orientasi keberhasilan otoritas individualism, harga diri, pengawasan

diri, dan keberanian menghadapi risiko.

Sehubungan dengan kondisi tersebut, menurut Robbins (1996),

individu dan manajer perlu mengembangkan keterampilan antar pribadi

dan penanganan orang agar efektif dalam pekerjaan mereka. Perilaku

individu dalam organisasi menawarkan sejumlah tantangan dan

kesempatan bagi para manajer membantu dan memperbaiki kualitas

individu dengan menunjukkan manajer bagaimana memberi kuasa orang-

orangnya maupun merancang melakukan perubahan dalam organisasi.

Page 28: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xxviii

Pendapat lain dikemukakan oleh Nadler, et,al (1979), organisasi

merupakan suatu lingkungan bagi individu mempunyai karakteristik pula.

Adapun karakteristik yang dipunyai organisasi, di antaranya keteraturan

yang diwujudkan dalam susunan hierarki, pekerjaan-pekerjaan, satuan

tugas, wewenang dan tanggung jawab, sistem penggajian, sistem

pengendalian dan lain sebagainya. Jikalau karakteristik individu

berinteraksi dengan karakteristik organisasi, maka akan terwujudlah

perilaku individu dalam organisasi.

Di samping perilaku individu dalam organisasi, terdapat perilaku

kelompok. Robbins (1996) mengemukakan bahwa suatu kelompok adalah

dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling tergantung untuk

mencapai sasaran tertentu. Kelompok dapat bersifat formal dan informal.

Dalam bentuk teori, Homans (1950, dalam Thoha, 2009) mengemukakan

bahwa teori pembentukan kelompok yang lebih komprehenshif adalah

suatu teori yang berasal dari George Homans. Teorinya berdasarkan pada

aktivitas-aktivitas, interaksi-interaksi, dan sentiment-sentimen (perasaan

atau emosi). Tiga elemen ini satu sama lain berhubungan secara

langsung dan dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Semakin banyak aktivitas-aktivitas seseorang dilakukan dengan orang

lain (Share), semakin beraneka interaksi-interaksinya, dan juga

semakin kuat tumbuhnya sentiment-sentimen mereka.

Page 29: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xxix

b. Semakin banyak interaksi-interaksi di antara orang-orang, maka

semakin banyak kemungkinan aktivitas-aktivitas dan sentimen yang

ditularkan pada orang lain.

c. Semakin banyak aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada orang

lain, dan semakin banyak sentimen seseorang dipahami oleh orang

lain, maka semakin banyak kemungkinan ditularkannya aktivitas dan

interaksi-interaksi.

Dalam organisasi, kedua perilaku baik individu maupun kelompok,

keduanya selalu direspons dalam meningkatkan dinamika organisasi yang

berdaya saing. Sehubungan dengan pembentukan perilaku secara koletif

dalam knowledge management tidak terlepas dari nilai-nilai yang

membutuhkan proses yang tidak mudah, baik dari sisi waktu maupun

upaya, tindakan, walaupun sering menjadi klise, juga membutuhkan

komitmen manajemen senior untuk memimpin langsung proses

perubahan organisasi. Komitmen kepemimpinan ditunjukkan oleh praktik-

praktik manajemen yang memberi keteladanan dan konsistensi dalam

berperilaku yang suportif terhadap penerapan manajemen pengetahuan di

organisasi yang terkait dengan penyebaran pengetahuan (knowledge

sharing).

Dalam hal ini, Tobing (2007) mengatakan, pada hakikatnya

knowledge sebagian besar berada kepala manusia dalam bentuk tacit

knowledge, bukan di sistem informasi yang canggih. Kenyataan ini

membawa kita kepada kesadaran bahwa pendekatan-pendekatan yang

Page 30: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xxx

bersifat konsentrasi pada masyarakat tidak hanya sekedar perlu, tetapi

sudah menjadi keharusan untuk dilakukan.

Selanjutanya, dijelaskan bahwa salah satu cara pendekatan yang

berpusat kepada manusia adalah dengan menumbuhkan budaya kondusif

terhadap berjalannya proses-proses di dalam knowledge management,

mulai dari proses knowledge creation, knowledge retention, knowledge

sharing dan knowledge utilization. Dalam kaitan ini, memfokuskan

bagaimana membentuk tradisi dan budaya sharing, karena berbagi

merupakan inti dari keberhasilan knowledge management, tanpa berbagi

maka proses pembelajaran yang merupakan proses penambahan

pengetahuan (akuisisi knowledge), akan terhambat. Tanpa sharing, maka

skala knowledge utilization sangat terbatas, karena knowledge hanya

dimanfaatkan oleh orang unit secara terbatas.

Namun demikian, bagaimanapun kondisi ketersediaan knowledge-

nya, maka pendekatan yang bersifat cultural merupakan cara yang telah

terbukti lebih bersifat mendasar dan lebih efektif dalam implementasi

knowledge managemen, karena knowledge management tidak hanya

sekedar melakukan kodifikasi knowledge agar dapat dikendalikan oleh

organisasi, tetapi lebih kepada pembentukan budaya berbagi

pengetahuan (knowledge sharing), budaya belajar dan inovasi.

F. Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap Organisasi

dan Knowledge Management

Page 31: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xxxi

Teknologi informasi dan komunikasi di era pengetahuan ini

mempunyai peran strategis dalam organisasi. Peran strategis dalam

organisasi dapat dikelompokkan sebagai support (efektivitas atau

efisiensi), enabler dan transformer. Dalam perannya sebagai support

teknologi informasi dan komunikasi hanya digunakan sebatas mencapai

efesiensi dan efektivitas dalam rangka mendapatkan tujuan organisasi.

Sedangkan peran teknologi informasi sebagai enabler, organisasi

menjadikan teknologi informasi dan komunikasi suatu hal yang dapat

membangkitkan keuntungan kompetitif organisasi.

Adapun peran teknologi informasi dan komunikasi sebagai

transformer, organisasi dalam melakukan persaingan bisnisnya

melakukan kreasi dan inovasi terhadap produk atau jasa yang dibuatnya,

dimana teknologi informasi dan komunikasi menjadi transformer yang

memungkinkan organisasi melakukan manuver bisnisnya dengan

melakukan kreasi dan inovasi baru demi menjaga keberlangsungan

organisasi. Ketika organisasi melakukan kreasi dan inovasi berkelanjutan

dalam rangka menghadapi persaingan yang hyper kompetitif, maka yang

menjadi tumpuannya adalah pengetahuan yang telah diolah sedemiakian

rupa menjadi kekuatan organisasi.

G. Pengetahuan dan Knowledge Management

Pengetahuan adalah data dan atau informasi yang telah disusun

dan diproses untuk menyampaikan pemahaman, pengalaman, akumulasi

pelajaran serta keahlian yang ditetapkan pada suatu masalah atau

Page 32: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xxxii

aktivitas saat ini. Sedangkan informasi adalah data yang telah disusun

sehingga memiliki arti dan nilai, adapun data merupakan gambaran dasar

dari sesuatu, peristiwa, aktivitas dan transaksi yang dicatat, diklasifikasi

dan disimpan tetapi belum tersusun. Apa yang menjadikan pengetahuan

itu baru dan bermanfaat bagi orang dan organisasi dewasa ini adalah

ketika merenungkan hasil dari kekuatan pengetahuan bagi manajemen

yang lebih baik dan evolusi dalam bidang teknologi yang dapat disaksikan

dalam beberapa decade terakhir (Natarajan dan Shekar, 2001).

Gambar 4. siklus hidup pengetahuan

Oleh Sierhuis dalam Akib (2003) dinyatakan bahwa knowledge

Management mengandung makna kemampuan untuk mengelola

pengetahuan. Lebih jauh dikatakan bahwa teknik dan metoda yang

digunakan dalam mengelola pengetahuan dapat dikembangkan sebagai

bagian dari teknologi pengetahuan untuk menganalisis sumber

pengetahuan dalam organisasi. Analisis pengetahuan merupakan langkah

yang perlu dilakukan sebagai kemampuan mengelola pengetahuan,

Page 33: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xxxiii

karena dengan langkah tersebut teknik pemodelan dan akuisisi

pengetahuan dapat digunakan.

Organisasi yang bersaing secara global harus mampu untuk

mengembangkan sumber pengetahuannya, baik melalui pelatihan

sumberdaya manusia atau melalui pengembangan sistem berbasis

pengetahuan sebagai sarana untuk tetap mendapatkan daya saing global.

Organisasi dapat menerapkan manajemen pengetahuan dengan tiga

dimensi yang berbeda. Pertama, menekankan kecerdasan organisasi

diartikan sebagai cara organisasi dan anggotanya mempersepsi,

memahami dan mempelajari lingkungannya. Dengan menggunakan

metafora kecerdasan, dapat ditelusuri beragam tradisi penelitian yang

masuk dalam perspektif ini telah terpusat pada persepsi, pemahaman,

pembelajaran dan memori organisasi. Kedua, strategi dan pengembangan

organisasi yaitu kecerdasan bersaing, yang berarti cara organisasi

mengumpulkan dan menganalisis informasi mengenai situasi persaingan

dan pengembangan pasar. Tindakan yang cerdas dilihat sebagai hasil dari

akuisisi, kategorisasi, distribusi, dan penggunaan informasi secara efektif.

Ketiga, sistem informasi organisasi dan pemrosesan organisasi dimana

jaringan kerja intelejensi bisnis telah dikonseptualisasikan sebagai

jaringan yang terpencar yang mengumpulkan dan memproses rumor,

memberi akses terhadap sumber pengetahuan eksternal dan internal,

serta memberikan informasi analisis bagi pengembangan keputusan

strategis (Tuomi dalam Muluk, 2003). Wiig dalam Akib (2003) menyatakan

Page 34: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xxxiv

manajemen pengetahuan dalam organisasi perlu dipahami dari tiga

perspektif berdasarkan masa depan dan tujuan yang berbeda yaitu

perspektif bisnis, perspektif manajemen dan perspektif operasional.

Perspektif bisnis menekankan pada pertanyaan mengapa, dimana dan

untuk apa organisasi melakukan investasi atau eksploitasi pengetahuan.

Menurut perspektif ini, strategi, produk, layanan, aliansi, akuisisi

atau divestasi perlu didasarkan pada sudut pandang yang terkait dengan

pengetahuan. Perspektif manajemen memfokuskan pada penentuan

tujuan, pengorganisasian, pengarahan penyediaan fasilitas dan monitoring

praktek dan kegiatan yang terkait dengan pengetahuan yang diperlukan

untuk mencapai strategi dan tujuan bisnis yang diinginkan. Perspektif

operasional terfokus pada aplikasi keahlian dan kecakapan untuk

mengerjakan pekerjaan sesuai dengan pengetahuan.Organisasi dalam

konteks transfer manajemen pengetahuan secara global harus menyadari

bahwa :

1. Transfer manajemen pengetahuan jarang dilakukan secara langsung

melalui budaya. Bukti menyatakan bahwa masyarakat lebih menyukai

pendekatan yang disebut langkah yang bijak terhadap pelaksanaan

sistim transfer pengetahuan (Voelpel dkk.,2005).

2. Transfer manajemen pengetahuan terjadi sepanjang tahun serta

melibatkan jenis pengetahuan dan pengakuan bahwa proses

pemindahan itu sendiri merupakan bagian dari pengetahuan yang

Page 35: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xxxv

diterima. Jadi rancangan proses pemindahan itu ke penerima yang

diinginkan adalah sangat vital (May dkk.,2005).

3. Transfer manajemen pengetahuan menghendaki pengurangan

kompleksitas di dalam organisasi dan pembentukan empati budaya

dalam manajemen operasi internasional serta penanganan hal-hal

yang spesifik (Hurt dan Hurt,2005)

4. Transfer manajemen pengetahuan sangat tergantung pada bagaimana

nilai, sikap, kemampuan dan jenis kepribadian saling memberikan

dukungan. Pencarian atau pengembangan individu yang berkompoten

bisa sangat sulit dilakukan dan kadangkala tidak dapat dilakukan

(Friel,2005).

5. Jika Transfer manajemen pengetahuan melibatkan prosedur yang

sama, maka manajemen lokal atau regional mungkin menetapkan

rutinitas dan subsistem-nya sendiri yang informal (Javidan dkk., 2005).

Organisasi yang akan membangun manajemen pengetahuan menurut

Jann harus fokus pada 4 hal (Jann, 2008):

a. mengembangkan strategi manajemen perubahan

b. mengembangkan sistem dan organisasi adaptif

c. mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi

d. mengembangkan sistem performansi

Jann menggambarkan knowledge management dengan dalam model

sebagai berikut(Jann, 2008)

Page 36: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xxxvi

Gambar 5 House of Knowledge Management model Jann

H. Teori Produktivitas

Teori produktivitas digunakan untuk menjelaskan jumlah atau

kuantitas suatu kelompok dalam menyatukan tujuan atau tugas-tugas

dalam organisasi atau kelompok. Teori ini bisa dijelaskan dengan

menggabungkan teori produktivitas itu sendiri dengan teori system,

termasuk system informasi manajemen secara bersama-sama, guna

memahami proses perjalanan suatu kelompok dalam pekerjaannya

mencapai tujuan umumnya (Pavit, C., & Curti, E., 1994)

Kekuatan teori ini ada pada kemampuan penjelasannya mengenai

bagaimana dan di mana keterpaduan anggota kelompok harus dijalani

dalam rangka mencapai tujuan-tujuan kelompok. Kalo dalam teori system,

yang dijelaskannya adalah peran dan fungsi-fungsi dan kedudukan

anggota kelompok dan juga termasuk struktur kelompok, maka

produktivitas lebih diarahkan kepada keterpaduan semua anggota

kelompok dalam bekerja untuk mencapai tujuan umum yang telah

ditetapkan.

Page 37: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xxxvii

I. Kerangka konseptual Penelitian

Penerapan knowledge Management di departemen mining pada

PT. Vale Indonesia Tbk di pengaruhi oleh, Pengetahuan, Keahlian dan

Teknologi Informasi

X1

Y2Y1

X3

X2

Gambar 6 Kerangka Konseptual

J. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual di atas penulis menyusun hipotesis

sebagai berikut :

Page 38: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xxxviii

1. Pengetahuan, Keahlian dan Teknologi informasi secara signifikan

berpengaruh langsung mempengaruhi produktifitas karyawan di

departemen mining pada PT. Vale Indonesia Tbk.

2. Knowledge Management berpengaruh secara langsung terhadap

produktifitas karyawan.

Page 39: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xxxix

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Departemen Mining PT. Vale Indonesia Tbk.

Penelitian ini dilakukan mulai pada bulan April sampai dengan Mei 2013

B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode dalam penelitian ini

menggunakan metode descriptive analysis dengan pendekatan kuantitatif.

Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui pengaruh antara

variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan

memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Menurut Neuman dalam Sujoko Efferin (2004:9) descriptive

analysis bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah

situasi, lingkungan sosial, atau hubungan. Tujuan dari studi deskriptif

adalah untuk mempelajari aspek siapa, apa, bilamana dan bagaimana dari

suatu topik (Cooper-Emory, 1996:131).

Descriptive analisys yaitu dengan menggambarkan suatu

fenomena berdasarkan kenyataan yang sedang berlangsung dan melihat

hubungan antara fenomena yang diteliti. Adapun metode deskriptif analitis

(Nazir, 1988:105) memiliki ciri :

1. Mengemukakan fakta dengan interpretasi yang tepat.

Page 40: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xl

2. Melukiskan secara akurat sifat-sifat dari beberapa fenomena,

kelompok atau individu.

3. Memberikan interpretasi yang mendalam mengenai hubungan

antar fenomena yang diteliti.

Sedangkan verifikatif dilakukan untuk menguji hipotesis dengan

menggunakan Structural Equisition Model. Menurut Mashuri (2009:45)

pengertian metode verifikatif adalah sebagai berikut:

“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila

dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan

yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah

yang serupa dengan kehidupan.”

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan

menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk

menguji pengaruh variabel X terhadap variabel Y serta pengaruh variabel

X dan variabel Y terhadap variabel Z secara parsial dan simultan.

C. Metode Permodelan Structure Equation Model (SEM)

Structural equation modeling merupakan suatu teknik statistik yang

dipakai untuk menguji serangkaian hubungan antara beberapa variabel

yang terbentuk dari variabel faktor atau variabel terobservasi. Metode

analisis verifikatif statistik pada penelitian dilakukan dengan menggunakan

metode Structural Equation Modeling (SEM), Menurut Cooper & Schindler

(2006: 626) SEM dapat dikerjakan melalui tahapan, sebagai berikut:

Page 41: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xli

Gambar 7. Tahapan Permodelan SEM

Menurut Basuki (2006) prinsip structural equation model

merupakan pendekatan terintegrasi dari confirmatory factor analysis dan

path analysis (analisis jalur). Analisis jalur mempelajari apakah hubungan

yang terjadi disebabkan oleh pengaruh langsung dan tidak langsung dari

variabel independen terhadap variabel dependen, mempelajari

ketergantungan sejumlah variable dalam suatu model (model kausal),

menganalisis hubungan antar variabel dari model kausal yang telah

dirumuskan oleh peneliti atas dasar pertimbangan teoritis, serta menguji

seperangkat hipotesis kausal dan menginterpretasikan hubungan tersebut

(langsung atau tidak langsung).

Salah satu keunggulan SEM ialah kemampuan untuk membuat model

konstruk-konstruk sebagai variabel laten atau variabel – variabel yang

Page 42: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xlii

tidak diukur secara langsung, tetapi diestimasi dalam model dari variabel-

variabel yang diukur yang diasumsikan mempunyai hubungan dengan

variabel tersebut– variabel latent. Dengan demikian hal ini memungkinkan

pembuat model secara eksplisit dapat mengetahui ketidak-reliabilitas

suatu pengukuran dalam model yang mana teori mengijinkan relasi –

relasi struktural antara variabel-variabel laten yang secara tepat dibuat

suatu model.

Kenggulan-keunggulan SEM lainnya dibandingkan dengan regresi

berganda diantaranya ialah

1. Memungkinkan adanya asumsi-asumsi yang lebih fleksibel;

2. Penggunaan analisis faktor penegasan (confirmatory factor

analysis) untuk mengurangi kesalahan pengukuran dengan

memiliki banyak indikator dalam satu variabel laten;

3. Daya tarik interface pemodelan grafis untuk memudahkan

pengguna membaca keluaran hasil analisis;

4. Kemungkinan adanya pengujian model secara keseluruhan dari

pada koefesien-koefesien secara sendiri-sendiri;

5. Kemampuan untuk menguji model – model dengan menggunakan

beberapa variabel tergantung;

6. Kemampuan untuk membuat model terhadap variabel-variabel

perantara;

7. Kemampuan untuk membuat model gangguan kesalahan (error

term);

Page 43: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xliii

8. Kemampuan untuk menguji koefesien-koefesien diluar antara

beberapa kelompok subyek;

9. Kemampuan untuk mengatasi data yang sulit, seperti data time

series dengan kesalahan otokorelasi, data yang tidak normal, dan

data yang tidak lengkap.

Meskipun tidak merupakan hal yang wajib, sangat direkomendasikan

untuk mengetahui teknik analisis faktor, jika seorang peneliti ingin

menggunakan SEM.

Aplikasi utama structural equation modeling meliputi:

1. Model sebab akibat (causal modeling) atau disebut juga analisis

jalur (path analysis), yang menyusun hipotesa hubungan-hubungan

sebab akibat (causal relationships) diantara variabel - variabel dan

menguji model-model sebab akibat (causal models) dengan

menggunakan sistem persamaan linier. Model-model sebab akibat

dapat mencakup variabel-variabel manifest (indikator), variabel-

variabel laten atau keduanya;

2. Analisis faktor penegasan (confirmatory factor analysis), suatu

teknik kelanjutan dari analisis faktor dimana dilakukan pengujian

hipotesis – hipotesis struktur factor loadings dan interkorelasinya;

3. Analisis faktor urutan kedua (second order factor analysis), suatu

variasi dari teknik analisis faktor dimana matriks korelasi dari faktor-

faktor tertentu (common factors) dilakukan analisis pada faktornya

sendiri untuk membuat faktor-faktor urutan kedua;

Page 44: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xliv

4. Model-model regresi (regression models), suatu teknik lanjutan dari

analisis regresi linear dimana bobot regresi dibatasi agar menjadi

sama satu dengan lainnya, atau dilakukan spesifikasi pada nilai-

nilai numeriknya;

5. Model-model struktur covariance (covariance structure models),

yang mana model tersebut menghipotesakan bahwa matrix

covariance mempunyai bentuk tertentu. Sebagai contoh, kita dapat

menguji hipotesis yang menyusun semua variabel yang mempunyai

varian yang sama dengan menggunakan prosedur yang sama;

6. Model struktur korelasi (correlation structure models), yang mana

model tersebut menghipotesakan bahwa matrix korelasi

mempunyai bentuk tertentu. Contoh klasik adalah hipotesis yang

menyebutkan bahwa matrix korelasi mempunyai struktur

circumplex.

Berbagai jenis model dalam SEM sudah termasuk dalam kategori di atas.

Prosedur SEM bersifat penegasan (confirmatory) dibandingkan sebagai

prosedur yang bersifat eksploratori. Hal ini dikarenakan penggunaan salah

satu pendekatan sebagai berikut:

1. Pendekatan penegasan saja (strictly confirmatory approach):

artinya suatu model diuji dengan menggunakan uji keselarasan

SEM (goodness-of-fit tests) untuk menentukan jika pola varians

dan kovarians dalam suatu data bersifat konsisten dengan model

jalur struktural yang dibuat secara spesifik oleh peneliti. Sekalipun

Page 45: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xlv

demikian pada saat model-model lain yang tidak teramati dapat

sesuai dengan datanya atau bahkan lebih baik, maka model yang

diterima model yang diterima hanya berupa model penegasan

saja.

2. Pendekatan model-model alternatif (alternative models approach):

hhhhmaksudnya peneliti dapat melakukan pengujian dua atau lebih

model-model sebab akibat untuk menentukan model mana yang

paling cocok. Ada banyak pengukuran keselarasan yang

mencerminkan pertimbangan-pertimbangan yang berbeda dan

biasanya peneliti melaporkan 3 atau 4 saja.

3. Pendekatan pengembangan model (model development approach):

Dalam praktiknya, banyak penelitian yang menggunakan SEM

menggabungkan antara tujuan-tujuan yang bersifat konfirmatori

dan eksploratori, yaitu suatu model diuji dengan menggunakan

prosedur-prosedur SEM, karena merasa tidak cukup efisien, maka

suatu model alternatif kemudian diuji didasarkan pada perubahan-

perubahan sebagaimana disarankan dalam indeks-indeks

modifikasi SEM. Masalah dengan pendekatan ini ialah bahwa

model – model yang ditegaskan dengan menggunakan cara seperti

bisa tidak stabil atau tidak akan cocok dengan data yang baru

karena sudah di buat didasarkan pada keunikan seperangkat data

awal. Untuk mengatasi hal ini, peneliti dapat menggunakan strategi

validasi silang dimana model dikembangkan dengan sampel data

Page 46: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xlvi

kalibrasi dan kemudian dikonfirmasi dengan menggunakan sampel

validasi yang independen.

Dengan mengabaikan pendekatan apapun yang digunakan, SEM tidak

dapat secara otomatis menggambar panah-panah sebab akibat dalam

model – model tersebut atau menyelesaikan ambiguitas sebab akibat

Oleh karena itu, pengertian secara teoritis dan penilaian yang dilakukan

oleh peneliti tetap menjadi satu faktor yang paling penting.

D. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah Karyawan

Supervisor, Manajer, Mine Engginer dan juga operator di departemen

Mining pada PT Vale Indonesia Tbk sebanyak 200 orang.

Untuk menentukan besarnya jumlah sampel menggunakan rumus

Slovin (Prasetyo dan Jannah,2005),yaitu :

21 NeNn

21.04001

400

n 200n orang

Dimana :

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Nilai kritis (batas ketelitian) yang inginkan 10% (persen

kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel)

Sampel yang dipilih menggunakan teknik aksidental sampling yaitu

teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan bagi siapa saja yang

Page 47: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xlvii

bertemu dengan peneliti dan dianggap sesuai untuk dijadikan sumber data

dan dijadikan sebagai sampel (Sugiyono,2003)

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah sebagai berikut

:

1. Daftar pertanyaan (kuisioner), teknik pengumpulan data dengan

memberikan atau menyebarkan daftar petanyaan kepada responden

yang menjadi sampel, yang memberikan respon atas daftar

pertanyaan tersebut.

2. Studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari

data-data yang relevan dan mendukung penelitian antara lain yang

diperoleh dari Departemen Mining di PT Vale Indonesia Tbk dan

literature lain yang mendukung penelitian.

F. Teknik Analisis Data

1. Statistik Deskriptif, dalam penelitian ini penulis melakukan perhitungan

distribusi frekuensi dan mean (nilai rata-rata) untuk memberikan

gambaran atau deskripsi dari data yang diperoleh.

2. Metode analisis menggunakan Permodelan SEM (Structural Equation

Modeling)

G. Jenis dan Sumber Data

Page 48: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xlviii

Jenis dan sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini

adalah :

1. Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari daftar

pertanyaan dari wawancara pada responden dan wawancara langsung

kepada karyawan Departemen Mining di PT Vale Indonesia Tbk.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen

Departemen Mining di PT Vale Indonesia Tbk dan data lain yang

mendukung penelitian ini.

Page 49: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xlix

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

PT Vale Indonesia, Tbk. sebelumnya lebih dikenal dengan PT

International Nickel Indonesia Tbk atau disingkat PT. INCO, Tbk yang

merupakan Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) dari Vale

Canada (sebelumnya dikenal sebagai Inco Limited) yang mendapatkan

izin usaha dari pemerintah Indonesia untuk melakukan eksplorasi,

kegiatan penambangan, pengolahan dan produksi Nikel dengan luas

konsesi 190.000 hektar di Pulau Sulawesi dan berpusat di Sorowako,

Sulawesi Selatan. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1968 yang perjanjian

Kontrak Karyanya (KK) dilakukan dengan pemerintah Indonesia.

Perusahaan ini telah menandatangani perjanjian KK pertama dengan

pemerintah pada 27 Juli 1968. Lalu pada 15 Januari 1996, dilanjutkan

penandatanganan perjanjian modifikasi dan perpanjangan kontrak awal

KK, yang berlaku mulai 1 April 2008 sampai 28 Desember 2025.

Sejak bulan Februari 2012, PT. Inco Tbk. telah melakukan program

rebranding dengan mengubah nama dan logo menjadi PT. Vale

Indonesia, Tbk. sebagai bagian dari salah satu anak perusahaan korporat

Vale di Brasil, industri tambang terkemuka yang ikut diperhitungkan di

antara jajaran eksportir bahan tambang yang lain. Perubahan nama dan

logo juga diimbangi dengan perubahan visi, misi dan nilai sebagai bagian

dari semangat yang baru yang diadopsi dari visi, misi dan nilai dari

Page 50: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

l

perusahaan korporat. Visinya adalah Menjadi perusahaan sumber daya

alam nomer 1 di dunia yang memberikan manfaat jangka panjang melalui

keunggulan dan semangat hidup untuk manusia dan lingkungan hidup.

Adapun yang menjadi misinya adalah Mengubah sumber daya alam

menjadi kemakmuran dan pembangunan berkelanjutan. Dengan Visi dan

misi tersebut, nilai-nilai perusahaan dituangkan menjadi 6, yaitu:

a. Hidup sangat berharga (Life matters most)

b. Menghargai sumber daya manusia (Value our people)

c. Cintai bumi kita (Prize our planet)

d. Melakukan hal yang benar (Do what is right)

e. Meningkatkan kinerja bersama-sama (Improve together)

f. dan mewujudkan tujuan bersama-sama (Make it happen)

Struktur Organisasi merupakan suatu bagan yang menunjukkan

aspek-aspek pokok hubungan antara bagian seluruh pengawasan dan

masing-masing bertanggungjawab terhadap tugasnya. Struktur organisasi

PT Vale Indonesia Tbk- Mine and Exploration Department digambarkan

sebagai berikut :

Page 51: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

li

Gambar 8 Struktur Organisasi Departemen Mining PT.ValeIndonesia,Tbk

Kegiatan penambangan dilakukan oleh Departemen Mining

didahului dengan eksplorasi dan pemetaan lokasi-lokasi dengan kadar

bijih Nikel yang relatih baik dan sesuai untuk ditambang. Kemudian oleh

tim operasional melakukan kegiatan pengupasan dan penggalian lapisan

Page 52: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lii

terluar dari tanah untuk mencapai ke dalam lapisan tanah dan bebatuan

yang mengandung bijih Nikel. Penambangan semacam ini disebut dengan

Open Pit Minining, atau penambangan terbuka. Kegiatan penambangan

terbuka dinilai memiliki keuntungan lebih mudah selain risikonya lebih

rendah dibandingan penambangan tertutup di dalam terowongan di bawah

tanah. Setelah bijih Nikel diambil, kemudian disaring dengan ukuran

tertentu yang diterima di Stasiun Penyaringan (Screening Station) lalu

kemudian disalurkan ke penampungan basah (Stock Pile). Adapun

perawatan dan pemeliharaan peralatan berat utama dan penunjang

penambangan juga dilakukan di dalam bagian ini.

Kegiatan pemrosesan dilakukan oleh Departemen Process Plant

didahului dengan pengangkutan bijih Nikel dari penampungan basah

menuju ke tiga fasilitas pengeringan (Ore Dryer) agar kadar air dalam

bahan baku yang mengandung bijih Nikel mencapai 19-20%, lalu

disimpan di gudang penyimpanan yang disebut DOS (Dried Ore Storage).

Dari gudang inilah kemudian bahan baku akan mengalami tahap

pemrosesan yang lebih mutakhir dan kompleks, yang didahului dengan

pemasokan bahan baku (ore) menuju ke lima fasilitas Bejana Reduksi

Berputar (Reduction Kiln) dimana bahan baku akan dilanjutkan

pemrosesan pemanasan (penghilangan kadar air, bahkan kadar kristal air

pun harus ditiadakan) dan dilakukan reaksi pengikatan Besi dan Nikel

dengan Oksida dengan pencampuran batu bara serta belerang. Keluar

dari fasilitas ini, bahan baku kemudian menjadi bahan setengah jadi yang

Page 53: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

liii

disebut Kalsin (Calcine) yang akan ditransportasikan melalui fasilitas CTS

(Calcine Transfer System) menuju ke empat fasilitas tungku peleburan

listrik (Electric Furnace), di sini peleburan Kalsin dilakukan sampai pada

titik lelehnya sekitar 1500-1700°C. Dengan perbedaan berat jenis, material

cair yang mengandung besi akan lebih ringan dan berada di lapisan atas

akan dibuang sementara material cair yang mengandung Nikel akan

mengendap di dasar tungku untuk diproses lebih lanjut menuju ke tiga

fasilitas Konverter. Di konverter, material cair akan diproses dengan

penambahan flux dan skrap untuk pememurnian, dan selanjutnya

digranulasikan dengan menuang logam nIkel cair ke saluran air

bertekanan. Nikel granular yang dihasilkan berbentuk seperti pasir halus

dan disebut Nickel Matte tingkat menengah yang mengandung rata-rata

78% Nikel dan 20% Belerang. Seluruh produksi Vale Indonesia ini dikirim

ke Jepang yang dilakukan di bawah kontrak jangka panjang. Berapa pun

hasilnya tetap akan diterima oleh Sumitomo Corp., sebuah perusahaan

logam dasar terbesar di Jepang untuk kembali dimurnikan sebagai bahan

dasar pembuatan baja tahan karat.

Selain kedua departemen utama di atas, departemen lain di PT.

Vale Indonesia juga ada yang mengemban tugas sebagai departemen

layanan dan penunjang, seperti Maintenance & Utilities, Operation

Excellence, Engineering Trade Development System, Human Resource

and Corporate Services, Operational Support, External Relation, Finance,

Internal Audit, Information Technology dll. Begitulah PT. Vale Indonesia

Page 54: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

liv

menjalankan bisnisnya untuk kelanjutan organisasi yang berdaya guna

dan bermanfaat bukan saja bagi PT. Vale Indonesia sendiri, tetapi sebagai

harapannya juga bermanfaat bagi seluruh pemangku kepentingan yang

ada.

B. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Deskripsi variabel penelitian merupakan uraian tentang sebaran

jawaban hasil kuesioner sehingga dapat diketahui tanggapan responden

terhadap variable pengetahuan, keahlian, teknologi informasi, dan

knowledge management, yang berpengaruh signifikan terhadap

produktivitas karyawan pada pada Departemen mining PT Vale Indonesia

Tbk. Untuk menggambarkan variabel penelitian atas jawaban responden,

digunakan label frekuensi.

Pada Tabel 1 menunjukkan unsur keahlian salah satu variabel yang

memiliki celah jangkauan yang sangat berbeda dengan variabel lainnya,

yaitu minimum 1 dan maksimum 5, nilai jangkauannya 4, sedangkan nilai

rata-ratanya 3,785, sedangkan nilai tengahnya ialah 4. Indikasi tersebut

menurut Pavitt dan Curtis (1994) bahwa keahlian sangat diperlukan dalam

meningkatkan produktivitasnya, dan mencapai tujuan perusahaan. Hal

yang sama menurut Robbins (1996), bahwa individu dan manajer perlu

mengembangkan keterampilan antar pribadi dan penanganan orang agar

efektif dalam pekerjaan mereka. Jadi indikasi tersebut memerlukan

peningkatan keahlian dalam Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk.

Page 55: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lv

Tabel 1. Statistik Deskripsi Variabel

Indikator Pengetahuan Keahlian TeknologiInformasi

KnowledgeManagement

Produktivitaskaryawan

Valid 200 200 200 200 200Missing 3 3 3 3 3Mean 3.840 3.785 3.825 3.660 3.720Median 4. 4. 4. 4. 4.Range 3 4 3 3 3Minimum 2 1 2 2 2Maximum 5 5 5 5 5

Sumber: Hasil Olah Data

C. Karakteristik Responden

Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak.

dengan pendekatan probality sampling. Tehnik sampling yang digunakan

adalah Two Stages Sampling yaitu gabungan antara Area Random

Sampling dan Proportional Stratified Random Sampling. Untuk menjaga

keterkaitan sampel, maka digunakan metode Sampel Area (Area

Sampling) yang pada dasarnya merupakan metode pemilihan sampel

acak berdasarkan kelompok yang digunakan untuk memilih sampel dan

populasi yang lokasi geografisnya terpencar (Indriantoro: 1999, 129).

Metode Proportional Stratified Random Sampling dinilai sebagai

metode pemiIihan sampel secara acak yang paling efisien dan relevan

dengan masalah atau pertanyaan penelitian. Jumlah sampel dalam

penelitian ini didasarkan pada data perkiraan statistik berdasarkan

parameter populasi yang akan diambil sampelnya, tingkat

Page 56: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lvi

kepercayaan/keyakinan yang dipergunakan (1-α) untuk menjamin hasil

penelitian agar kesalahan samplingnya tidak melebihi nilai tertentu (B =

bound of error), dan tingkat variasi atau heterogenitas populasi, dimana

sampel akan diambil. .

a. Karakteristik Responden Menurut Umur Dan Jenis Kelamin

Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

memilih sampel penelitian pada pada beberapa struktur dalam institusi di

Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk kemudian melakukan tabulasi

data pada Tabel 2.

Tabel 2.Distribusi Persentase Responden Berdasarkan KarakteristikUmur, Jenis Kelamin, dan Pendidikan.

Umur Jumlah Persentase15-25 9 5%26-40 133 66%41-55 58 29%

200 100%Jenis Kelamin

laki-laki 183 92%Perempuan 17 8%

200 100%Pendidikan

SD 0 0%SLTP 0 0%SLTA 117 59%

Akademi 21 10%S1 60 30%

S2/S3 2 1%200 100%

Masa Kerja0-5 Tahun 53 26%

>5-10 Tahun 86 43%>10-15 Tahun 42 21%

Page 57: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lvii

>15-20 Tahun 12 6%>20 Tahun 7 4%

200 100%Sumber : Data primer diolah 2013.

Jumlah responden yang menjadi sampel utama dalam penelitian ini

sebesar sejumlah 200 responden, seperti yang tampak pada Tabel 2 yang

diklasifikasi dalam tiga kelompok umur. Dari Tabel 2 hampir seluruh

karyawan dalam Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk telah berusia

diatas 25 tahun. Pada kelompok umur tersebut produktif pada

Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk banyak didominasi oleh

karyawan bagian operasi. Pada usia antara 15 – 25 tahun menunjukkan

sebanyak 5%, tidak ada lagi karyawan pada kelompok umur tersebut

adalah karyawan yang baru diangkat. Pada usia antara 26 – 40 tahun

menunjukkan sebanyak 66%, dimana sebagian besar pada kelompok

umur tersebut adalah para pegawai yang senior. Kelompok umum 41-55

tahun sebanyak 29%, menunjukkan bahwah kelompok umur tersebut

pada Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk semakin berkurang.

Namun untuk kelompok ini merupakan pergawai yang menjelang pensiun

tetapi masih diminta untuk memberikan ilmunya dalam memperkuat

potensi teknis dan operasional dalam bidangnya.

Distribusi pendidikan seperti pada Tabel 2. bagi responden yang

berlatar pendidikan SLTA memiliki dominasi tertinggi sebagai pegawai

dalam Departemen mining, sedangkan tamatan SD dan SLTP tidak ada.

Disamping itu pendidikan S1 juga yang bekerja di departemen mining

Page 58: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lviii

cukup tinggi, Indikasi tersebut menunjukkan bahwa potensi sumberdaya

manusia pada Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk sangat

didukung oleh latar belakang pendidikan. Semakin tinggi pendidikan

seseorang maka semakin tinggi kompetensinya terhadap kemampuan

pengelolaannya dan implementasi ilmunya pada Departemen mining PT

Vale Indonesia Tbk karena sudah mengerti tentang fungsi dan manfaat

layanan secara teoritis dan implementasi. Dengan demikian maka latar

belakang pendidikan sangat mendukung penguatan kompetensinya.

Distribusi jenis kelamin pada Departemen mining PT Vale Indonesia

Tbk seperti pada Tabel 2. Dominan pekerja adalah laki-laki, sedangkan

wanita hanya sebagian kecil mejadi operator dan selebihnya membantu

pergerakan pertambangan dalam bidang administrasi.

Distribusi usia kerja pada Departemen mining PT Vale Indonesia

Tbk pendidikan seperti pada Tabel 1.Dominan karyawan sudah berada

sekitar 10 tahun bekerja pada areal tambang, dimana tenaga kerja baru

terangkat masih sekitar 26% masa kerja dibawah 5 tahun, sementara

yang bekerja sekitar 20 tahun sudah tidak terlalu banyak berada pada

bidang pertambangan karena sudah dimutasikan pada bidang lain .

t

dipisah-piD. Analisis Estimasi Model Pengaruh Antara Variabel

Dalam penelitian ini akan menunjukkan pengujian model secara

keseluruhan antara variabel eksogen dan endogen untuk mengetahui

seberapa jauh fakor tersebut dapat mempengaruhi kinerja tim pada

Page 59: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lix

Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk. Indikasi model yang baik

adalah telah dilakukannya pengujian antara model yang didukung oleh

teori kemudian dibuktikan dengan data empiris, atau secara statistik

dilakukan secara uji-t yaitu membandingkan antara t-hitung dengan t-

tabel pada α=5% dan n=150.

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Konstruk pada teknik SEM disebut dengan latent variable (variabel

yang tidak dapat diukur secara langsung) dan indikatornya adalah

observed variable (variabel yang diamati, sebagai operasionalisasi

pengukuran atas variabel laten). Setelah susunan konstruk dan

indikatornya dinyatakan dalam model, kemudian dengan menggunakan

prosedur SEM dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

Uji validitas dilakukan untuk melihat butir-butir pertanyaan mana

yang layak (representative) untuk dipergunakan untuk mewakili variabel-

variabel bebas dalam penelitian ini. Uji ini dilakukan dengan

menggunakan analisis factor konfirmatori (confirmatori factor analysis)

pada masing-masing variabel laten dengan menggunakan program AMOS

18. Apabila nilai loading factor pada indikator lebih besar dari 0,5; maka

indikator dapat digunakan untuk mengukur variabel (Chin, dalam Ghozali,

2005).

Validitas yang berarti ketepatan dan kecermatan suatu alat

ukur/instrumen dalam melakukan fungsi ukurnya (Sugiyono,2008). Suatu

instrumen dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut

Page 60: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lx

menjalankan fungsi ukurnya sesuai dengan maksud dilakukan

pengukuran tersebut. Singarimbun dan Syofian (1989) menjelaskan

bahwa validitas instrumen menunjukan kualitas dari keseluruhan proses

pengumpulan data dalam suatu penelitian. Uji validitas instrumen yang

dilakukan dengan menggunakan uji validitas konstruk. Uji validitas

konstruk yaitu menyusun indikator pengukuran operasional berdasarkan

kerangka teori konsep yang akan diukur. Secara sederhana dapat

dikemukan, bahwa validitas konstruk dari sebuah instrumen ditentukan

dengan jalan mengkorelasikan antara skor masing-masing item dengan

total skor masing-masing item.

Uji validitas tidak terlalu ditekankan dalam penelitian kuantitatif

dibanding dengan penelitian kualitatif dan yang lebih penting adalah uji

reabilitasnya (Susan, 1998) dalam Sugiyono (2008). Selanjutnya Jika r-

hitung lebih besar dari r-tabel pada taraf kepercayaan tertentu, berarti

instrumen tersebut memenuhi kriteria validitas. Taraf kepercayaan yang

digunakan dalan uji validitas item pada penelitian ini adalah 95% dengan

jumlah responden 90 (N=90). Item-item yang memiliki nilai r hitung > r

tabel (0,196) itu item yang digunakan dalam penelitian. Baumgartner dan

Homburg (1996), dan Hershberger ( 2003) mengatakan model linier tidak

signifikan jika berada dibawah (t=0.850, p=0.41) sehingga SEM

berkembang secara linier.

Uji alat ukur yang kedua adalah reliabilitas, yaitu indeks yang

menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat diandalkan atau dapat

Page 61: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lxi

dipercaya. Reliabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator-

indikator sebuah konsruk yang menunjukkan derajat sampai dimana

masing-masing indikator itu mengidentifikasikan sebuah variabel bentukan

atau faktor laten yang umum. Reliabilitas dalam penelitian ini dihitung

dengan menggunakan composite (construct) reliability dengan cut off

value minimal sebesar 0,6 (Maholtra, dalam Solimun, 2002).

Perhitungannya adalah sebagai berikut:

Dimana: Standard Loading diperoleh langsung dari standardized loading

untuk tiap-tiap indikator yakni nilai lambda yang dihasilkan oleh masing-

masing indikator. adalah measurement error dari tiap-tiap indikator.

Measurement error sama dengan 1 – reliabilitas indikator yakni pangkat

dua dari standardized loading setiap indikator yang dianalisis. Nilai batas

yang digunakan untuk menilai sebuah tingkat reliabilitas yang dapat

diterima adalah 0.60 (Maholtra, dalam Solimun, 2002: 71). Bila penelitian

yang dilakukan adalah eksploratori maka nilai di bawah 0.60 pun masih

dapat diterima sepanjang disertai dengan alasan-alasan empirik yang

terlihat dalam proses eksploratori.

Setelah kecocokan model dan data secara keseluruhan adalah

baik, langkah berikutnya adalah evaluasi atau uji kecocokan model

penelitian. Evaluasi ini akan dilakukan terhadap setiap konstruk atau

model pengukuran (hubungan antara sebuah variabel laten dengan

beberapa variabel teramati secara terpisah melalui :

Page 62: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lxii

A. Evaluasi terhadap validitas (validity) dari model penelitian

B. Evaluasi terhadap reliabilitas (reliability) dari model penelitian

Validitas berhubungan dengan apakah suatu variabel mengukur apa yang

seharusnya diukur. Meskipun validitas tidak akan pernah dapat dibuktikan,

tetapi dukungan kearah pembuktian tersebut dapat dikembangkan.

Reliabilitas adalah konsistensi suatu pengukuran. Reliabilitas tinggi

menunjukkan bahwa indikator-indikator mempunyai konsistensi tinggi

dalam mengukur konstruk latennya.

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang

artinya keterpercayaan, keterandalan, konsistensi dan sebagainya.

Kemudian Susan (1998) dalam Sugiyono (2008) mengatakan bahwa

realibilitas atau kehandalan adalah konsistensi atau stabilitas data atau

temuan-temuan dalam pandangan penelitian data kuantitatif, yaitu jika dua

orang peneliti melakukan penelitian pada objek yang sama dan

menemukan hal yang sama dalam waktu yang sama dan atau berbeda

waktu maka kondisi tersebut dikatakan konsisten. Hasil pengukuran dapat

dipercaya bila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap

kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama

aspek yang diukur tidak berubah. Reliabilitas instrumen adalah hasil

pengukuran yang dapat dipercaya. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk

mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran.

Dari perhitungan construk reliability (CR) dan nilai estimasi pada

Tabel 3 terhadap variabel produktivitas karyawan pada Departemen

Page 63: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lxiii

mining PT Vale Indonesia Tbk terdiri dari pengetahuan (X1), keahlian

(X2), teknologi informasi(X3), dan knowledge management (Y1).

Diperoleh nilai CR sebesar 1,00 dan estimasi diatas 0,7, berarti sudah

reliabel untuk mengembangkan model penelitian ini, sementara Variance

Extracted memiliki nilai 0,719 berarti sudah diatas 0,5, menunjukkan

seluruh variabel tersebut sudah valid, dan tidak ada yang saling

terkandung didalamnya. Nilai ini menunjukkan bahwa semua variabel

dalam model ini reliabel dan valid untuk membentuk/mengukur variabel

produktifitas karyawan di Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk.

Tabel 3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Model

IndikatorVariabel

Estimasi(Loading=λ) λ²

KesalahanPengukuran Construct

ReliabilityVarianceExtracted(1 - λ²)

X1 0.345 0.119 0.881

1.000 0.719X2 0.039 0.002 0.998X3 0.091 0.008 0.992Y1 0.244 0.060 0.940

Jumlah 0.719 0.188CR ≥0.70VE ≥0.50

Sumber : Data diolah (output AMOS 7,0)

2. Analisis Structural Equation Model (SEM)

Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada semua variabel

laten yang hasilnya valid dan reliable, maka variabel laten tersebut dapat

dilanjutkan dengan uji kesesuaian model dan uji signifikansi kausalitas.

a. Uji Kesesuaian Model (Goodness-of-fit Test)

Pengujian model pada SEM bertujuan untuk melihat kesesuaian

model. Menurut Kline (1998) bahwa model dapat dilanjutkan apabila hasil

pengujian model keseluruhan atau F-test pada α =5% berada diluar batas

Page 64: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lxiv

± 1,96 dalam uji dua arah, berarti indikator tersebut menunjukkan tidak

ada hubungan antara sesama variebel eksogen.

Chi-square test menunjukkan perbedaan antara harapan dan

pengamatan matriks covarians. Nilai yang mendekati nol menunjukkan

rendahnya perbedaan antara harapan dan pengamatan, disamping itu

probability level harus lebih besar dari 0.05 ketika chi-square mendekati

angka nol.

The Comparative Fit Index (CFI) adalah indikator fungsi perbedaan

sampel yang tersesuaikan (the discrepancy function adjusted). Nilai CFI

mulai dari 0 sampai 1, model dikatakan fit apabila nilainya lebih besar.

Model sangat fit jika nilai CFI sama atau lebih besar dari 0.80 (Hu &

Bentler, 1999).

Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) adalah

besarnya nilai residu dalam model. Nilai RMSEA mulai dari 0 sampai 1,

nilai yang lebih kecil adalah lebih cocok model fit. Nilai standar terbaik dari

RMSEA ialah 0.06 atau lebih kecil (Hu & Bentler, 1999). Jika model telah

fit maka parameter estimates telah teruji. Rasio masing-masing parameter

estimate terhadap standar diviasi terdistribusi dalam statistik z, dan

signifikan pada level 0.05 atau lebih dari 1.96, kemudian pada level 0.01

nilainya lebih dari 2.56 (Hoyle, 1995). Parameter estimates yang

unstandardized dapat diinterpretasi skalanya masing-masing variabel.

Parameter estimates yang Standardized dapat digunakan sebagai

indikator dalam model. Jika model tidak fit maka dapat diperbaiki.

Page 65: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lxv

CMIN/DF adalah The Minimum Sample Discrepancy Function yang

dibagi dengan Degree of Freedom. CMIN/DF tidak lain adalah statistik chi

square, χ2 dibagi DF-nya disebut χ2 relatif. Bila nilai χ2 relatif kurang dari

2.0 atau bahkan kadang kurang dari 3.0 adalah indikasi dari acceptable fit

antara model dan data (Arbuckle dalam Ferdinand, 2002).

TLI (Tucker Lewis Index) merupakan incremental index yang

membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline

model, dimana nilai yang direkomendasikan sebagai accuan untuk dapat

diterimanya sebuah model adalah ≥ 0.95 (Hair dalam Ferdinand, 2002)

dan nilai yang mendekati 1 menunjukkan very good fit (Arbuckle dalam

Ferdinand, 2002).

Adapun hasil pengujian kesesuaian model secara keseluruhan

dalam penelitian ini akan disajikan pada Tabel 4. Hasil uji kesesuaian

pada Tabel 4 menunjukkan semua model ini sudah sesuai dengan

variabel yang serta hasil tabulasi data yang telah dikumpulkan melalui

survey pada responden karyawan Departemen mining PT Vale Indonesia

Tbk

Tabel 4. Uji Kesesuain Model Produktivitas KaryawanKriteria Cut-Off Hasil Evaluasi

Chi-Square diharapkan kecil 0.016 BaikProbability ≥ 0.05 0.055 BaikRMSEA ≤ 0.06 0.035 BaikTLI ≥ 0.95 0.977 BaikCFI ≥ 0.80 0.932 BaikCMIN/ DF ≤ 2.00 0.000 BaikSumber : Data diolah (output AMOS 7,0)

Page 66: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lxvi

Gambar 9 Gambar Kesesuaian Model

b. Hubungan Kausalitas Antara Variabel

Setelah dilakukan pengujian kesesuaian terhadap model dalam

penelitian ini, maka selanjutnya adalah menguji kausalitas hipotesis. Pada

Table 5 berikut ini ditunjukkan signifikansi pengaruh antara variabel yang

ditandai pada nilai probabilitasnya apabila berada dibawah P≤5% atau

diluar batas ± 1,96 dalam uji dua arah maka signifikan, sedangkan apabila

berada dalam area ± 1,96 maka tidak siginikan.

Page 67: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lxvii

Tabel 5. Hasil Pengujian KausalitasEstimate S.E. C.R. P Label

Y1 <--- X1 0,218 0,059 3,701 0,000 SignifikanY1 <--- X2 -0,086 0,050 -1,709 0,087 Tidak SignifikanY1 <--- X3 0,257 0,061 4,243 0,000 SignifikanY2 <--- X1 0,345 0,053 6,536 0,000 SignifikanY2 <--- X2 0,039 0,055 0,710 0,477 Tidak SignifikanY2 <--- X3 0,091 0,044 2,088 0,037 SignifikanY2 <--- Y1 0,244 0,061 3,977 0,000 SignifikanSumber : Data diolah (output AMOS 7,0)

Interprestasi data masing-masing koefisien jalur berdasarkan

Tabel 5 adalah sebagai berikut :

1. Pengetahuan berpengaruh terhadap penerapan knowledge

management di Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk. Hasil

perhitungan pada Tabel 5 menunujukkan bahwa pengetahuan (X1)

berpengaruh terhadap penerapan knowledge management (Y1). Hal

ini terlihat dari koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0,218

dengan nilai C.R. sebesar 3,701 dan diperoleh probabilitas signifikan

sebesar 0,000. Nilai probabilitas ini lebih kecil dari taraf signifikansi (α)

yang ditentukan sebesar 0,05. Dengan demikian dapat dinyatakan

bahwa hipotesis diterima.

2. Pengetahuan berpengaruh terhadap produktivitas karyawan pada

Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk. Hasil perhitungan pada

Tabel 5 menunujukkan bahwa pengetahuan (X1) berpengaruh

terhadap produktivitas karyawan (Y2). Hal ini terlihat dari koefisien jalur

yang bertanda positif sebesar 0,345 dengan nilai C.R. sebesar 6,536

dan diperoleh probabilitas signifikan sebesar 0,000. Nilai probabilitas

Page 68: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lxviii

ini lebih kecil dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan sebesar 0,05.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hipotesis diterima.

3. Keahlian tidak berpengaruh terhadap penerapan knowledge

management di Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk. Hasil

perhitungan pada Tabel 5 menunujukkan bahwa keahlian (X2) tidak

berpengaruh terhadap penerapan knowledge management (Y1). Hal ini

terlihat dari koefisien jalur yang bertanda negatif sebesar -0,086

dengan nilai C.R. sebesar -1,709 dan diperoleh probabilitas signifikan

sebesar 0,087. Nilai probabilitas ini lebih besar dari taraf signifikansi

(α) yang ditentukan sebesar 0,05. Dengan demikian dapat dinyatakan

bahwa hipotesis tidak diterima.

4. Keahlian kerja tidak berpengaruh terhadap produktivitas karyawan

pada Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk. Hasil perhitungan

pada Tabel 5 menunujukkan bahwa keahlian (X2) tidak berpengaruh

terhadap produktivitas karyawan (Y2). Hal ini terlihat dari koefisien jalur

yang bertanda positif sebesar 0,039 dengan nilai C.R. sebesar 0,710

dan diperoleh probabilitas signifikan sebesar 0,477. Nilai probabilitas

ini lebih besar dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan sebesar 0,05.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hipotesis tidak diterima.

5. Teknologi informasi tidak berpengaruh terhadap penerapan knowledge

management di Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk. Hasil

perhitungan pada Tabel 5 menunujukkan bahwa teknologi informasi

(X3) berpengaruh terhadap penerapan knowledge management (Y1).

Page 69: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lxix

Hal ini terlihat dari koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0,257

dengan nilai C.R. sebesar 4,243 dan diperoleh probabilitas signifikan

sebesar 0,000. Nilai probabilitas ini lebih kecil dari taraf signifikansi (α)

yang ditentukan sebesar 0,05. Dengan demikian dapat dinyatakan

bahwa hipotesis diterima.

6. Teknologi informasi tidak berpengaruh terhadap produktivitas

karyawan pada Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk. Hasil

perhitungan pada Tabel 5 menunujukkan bahwa teknologi (X3) tidak

berpengaruh terhadap Produktivitas Karyawan (Y2). Hal ini terlihat dari

koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0,091 dengan nilai C.R.

sebesar 2,088 dan diperoleh probabilitas signifikan sebesar 0,037.

Nilai probabilitas ini lebih kecil dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan

sebesar 0,05. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hipotesis

diterima.

7. Penerapan knowledge management berpengaruh terhadap

produktivitas karyawan pada Departemen mining PT Vale Indonesia

Tbk. Hasil perhitungan pada Tabel 5 menunujukkan bahwa knowledge

management (Y1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

produktivitas karyawan (Y2). Hal ini terlihat dari koefisien jalur yang

bertanda positif sebesar 0,244 dengan nilai C.R. sebesar 3,977 dan

diperoleh probabilitas signifikan sebesar 0,000. Nilai probabilitas ini

lebih kecil dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan sebesar 0,05.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hipotesis diterima.

Page 70: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lxx

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis hubungan antara variabel

hubungan antara, maka selanjutnya dapat digambarkan pada Gambar 10

berikut ini.

Gambar 10 Skema Pola Hubungan Antara Variabel Melalui Hasil Analisa

Structural Equation Model

E. Pengaruh Antar Variabel

Hubungan lansung merupakan pengaruh langsung dari satu

variabel bebas ke satu variabel tidak bebas, atau dalam model

digambarkan dengan satu anak panah. Sedangkan jalur tidak langsung

melalui satu variabel interverning atau variabel antara. Persamaan

struktural banyak melibatkan variabel dan jalur antar variabel, sehingga

Page 71: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lxxi

terdapat pengaruh antar variabel yang meliputi pengaruh langsung,

pengaruh tidak langsung, dan pengaruh total. Berikut pembahasan

masing-masing pengaruh tersebut :

1. Pengaruh Langsung Antar Variabel Eksogen dan Endogen

Hasil estimasi nilai-nilai intercept atau constanta dan koefesien

regresi hubungan fungsional antara variabel bebas dengan variabel terikat

dalam analisis SEM dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai berikut :

Tabel 6. Hasil Estimasi Parameter Pengaruh Langsung Antar VariabelEksogen dan Endogen Berdasarkan Model SEM

Pengaruh LangsungVariabel Endogen

KnowledgeManagement

ProduktivitasKaryawan

Var

iabe

lE

ksog

en

Pengetahuan 0.218 0.345

Keahlian -0.086 0.091

TeknologiInformasi 0.257 0.039

Var

iabe

lIn

terv

ewni

ng

KnowledgeManagement 0.244

Sumber : Data diolah (output AMOS 7,0)

Tabel 6 menjelaskan besarnya hubungan langsung (direct effect)

dari variabel eksogen terhadap variabel endogen. Hasil yang ada

memberikan arti bahwa variabel eksogen memberikan kontibusi dalam

mempengaruhi knowledge management dan upaya peningkatan

produktivitas karyawan pada Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk..

Tabel 6 menjelaskan besarnya hubungan langsung (direct effect) dari

variabel intervewning terhadap variabel tujuan Consequency Variable,

memberikan arti bahwa variabel intervewning memberikan kontibusi

Page 72: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lxxii

dalam mempengaruhi peningkatan produktivitas karyawan pada

Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk..

2. Pengaruh Tidak Langsung Antar Variabel

Hubungan tidak langsung terjadi antara variabel eksogen yaitu

pengetahuan, keahlian, dan teknologi informasi, dengan variabel tujuan

yaitu terhadap peningkatan produktivitas karyawan melalui knowledge

management. Tabel 7 menunjukkan hubungan yang negatif secara tidak

langsung antara variabel sebagaimana terlihat pada tabel berikut. Kondisi

tersebut menunjukkan bahwa knowledge management tidak tepat untuk

mendukung keahlian.

Tabel 7. Hasil Estimasi Pengaruh Tidak Langsung Masing-MasingVariabel Eksogen Terhadap Variabel Endogen

Pengaruh Tak Langsung

Variabel Consequency(Produktivitas Karyawan

Melalui Variabel Intervening

Knowledge Management

VA

RIA

BEL

EK

SO

GE

N

Pengetahuan 0.053

Keahlian -0.021

TeknologiInformasi 0.063

Sumber : Data diolah (output AMOS 18)

Tabel 7 mendeskripsikan besarnya hubungan tidak langsung

(indirect effect) dari variabel eksogen terhadap variabel tujuan. Efek tidak

langsung jika melalui variabel knowledge management

Page 73: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lxxiii

3. Total Pengaruh Antar Variabel (Total Effect)

Total effect adalah pengaruh secara keseluruhan pengaruh

langsung dan tak langsung antara variabel dalam model. Adapun

tujuannya adalah untuk melihat besarnya hubungan langsung antara

variabel dan setelah melalui variabel intervening, dan menurut Ferdinand

(2002) bahwa total pengaruh akan dijumlahkan antara pengaruh langsung

dan tak langsung seperti yang ditunjukkan pada Tabel 8 berikut ini.

Tabel 8 Hasil Estimasi Parameter Total Pengaruh Variabel EksogenTerhadap Variabel Endogen

HubunganLangsung Tidak

Langsung TotalNilai Notasi Nilai Melalui

YKnowledgeManagement Langsung Pengetahuan 0.218 α1 0 0 0.218

KnowledgeManagement Langsung Keahlian -0.086 α2 0 0 -0.086

KnowledgeManagement Langsung Teknologi

Informasi 0.257 α3 0 0 0.257

ProduktivitasKaryawan Langsung Pengetahuan 0.345 β1 0.053 α1β4 0.398

ProduktivitasKaryawan Langsung Keahlian 0.091 β2 -0.021 α2β4 0.070

ProduktivitasKaryawan Langsung Teknologi

Informasi 0.039 β3 0.063 α3β4 0.102

ProduktivitasKaryawan Langsung Knowledge

Management 0.244 β4 0 0 0.244

ProduktivitasKaryawan

Mel

alui

Kno

wle

dge

Man

agem

ent Pengetahuan 0.053 α1β4 0 0 0.053

ProduktivitasKaryawan Keahlian -0.021 α2β4 0 0 -0.021

ProduktivitasKaryawan

TeknologiInformasi 0.063 α3β4 0 0 0.063

Sumber : Data diolah (output AMOS 18)

Berdasarkan Tabel 8 di atas, maka dapat dijelaskan total pengaruh

pengetahuan, keahlian, teknologi informasi, dan knowledge management

Page 74: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lxxiv

terhadap peningkatan produktivitas karyawan pada Departemen mining

PT Vale Indonesia Tbk. sebagai berikut :

1. Pengaruh Langsung pengetahuan (X1) terhadap knowledge

management (Y1) sebesar 0.218, terhadap peningkatan produktivitas

karyawan (Y2) sebesar 0.345.

2. Pengaruh langsung keahlian (X2) terhadap knowledge management

(Y1) sebesar -0.086, terhadap peningkatan produktivitas karyawan

(Y2) sebesar 0.091.

3. Pengaruh langsung teknologi informasi (X3) terhadap knowledge

management (Y1) sebesar 0.257, terhadap peningkatan produktivitas

karyawan (Y2) sebesar 0.039.

4. Pengaruh langsung knowledge management (Y1) terhadap

peningkatan produktivitas karyawan (Y2) sebesar 0.244

5. Pengaruh tidak langsung pengetahuan (X1) terhadap terhadap

peningkatan produktivitas karyawan (Y2) melalui knowledge

management (Y1) sebesar 0.053.

6. Pengaruh tidak langsung keahlian (X2) terhadap peningkatan

produktivitas karyawan (Y2) melalui knowledge management (Y1)

sebesar -0.021.

7. Pengaruh tidak langsung teknologi informasi (X3) terhadap

peningkatan produktivitas karyawan (Y2) melalui knowledge

management (Y1) sebesar 0.063.

Page 75: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lxxv

F. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan analisis hasil penelitian yang telah diuraikan

terdahulu, maka pada sub bab ini dilakukan pembahasan untuk

membuktikan hipotesis. Pembahasan dilakukan dengan cara

mendeskripsi kuatnya pengaruh antara varibel eksogen yang terdiri dari

pengetahuan, keahlian, dan teknologi informasi, yang dimediasi oleh

knowledge management terhadap peningkatan produktivitas karyawan

pada Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk. Deskripsi kuatnya

pengaruh antara variabel kemudian diperbandingkan dengan bukti empiris

yang diperoleh di lapangan, dan teori yang mendukung hipotesis. Berikut

ini tahapan pembahasan berdasarkan jalur hubungan antara variabel

dalam model:

1. Pengetahuan berpengaruh langsung terhadap produktivitas karyawan,

dan secara tidak langsung berpengaruh melalui knowledge

management.

Temuan ini sesuai dengan temuan Probst, Raub, dan Romhardt

(2000), pengetahuan sangat penting karena bersifat asset institusi,

yang menentukan jenis tenaga kerja, informasi, keterampilan dan

struktur organisasi yang diperlukan, pengetahuan dan pengalaman

perusahaan merupakan sumber daya yang berkelanjutan (suistainable

resources) dari keuntungan daya saing kompetitif (competitive

advantanges) dibandingkan dengan produk andalan dan teknologi

yang dimiliki, dan Pengetahuan dan pengalaman mampu menciptakan,

Page 76: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lxxvi

mengkomunikasikan dan mengaplikasikan pengetahuan mengenai

semua hal terkait untuk mencapai tujuan bisnis.

Fakta empiris pada di Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk

a. Karyawan senior senang berbagi pengetahuan

b. Karyawan puas dengan pengetahuan yang dimiliki saat ini

c. Diskusi kelompok sering dilakukan secara formal dan informal

2. Keahlian kerja tidak berpengaruh terhadap produktivitas karyawan,

dan secara tidak langsung juga tidak berpengaruh melalui knowledge

management.

Temuan ini tidak mendukung teori prduktivitas menurut Pavitt

dan Curtis (1994) yaitu menyatukan tujuan atau tugas-tugas dalam

organisasi atau kelompok. Teori menggabungkan produktivitas dengan

teori sistem, termasuk sistem infomasi manajemen secara bersama-

sama, guna memahami proses perjalanan suatu kelompok dalam

pekerjaannya mencapai tujuan umumnya .

Temuan ini berbeda dengan temuan menurut Robbins (1996),

individu dan manajer perlu mengembangkan keterampilan antar

pribadi dan penanganan orang agar efektif dalam pekerjaan mereka.

Temuan ini berbeda dengan temuan menurut Tobing (2007)

mengatakan, pada hakikatnya knowledge management sebagian

besar berada kepala manusia dalam bentuk tacit knowledge, bukan di

sistem informasi yang canggih.

Fakta empiris pada di Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk

Page 77: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lxxvii

a. Karyawan senior tidak memiliki keinginan untuk mengikuti pelatihan

teknis yang ada

b. Keahlian yang dimiliki karyawan terkadang tidak sesuai dengan

jenis pekerjaannya

c. Keahlian diperoleh berdasarkan pengalaman

d. Karyawan senior tidak mau diarahkan oleh atasan atau

managernya yang lebih muda

3. Teknologi informasi berpengaruh terhadap produktivitas karyawan, dan

secara tidak langsung juga berpengaruh melalui knowledge

management.

Temuan ini tidak mendukung temuan Tuomi dalam Muluk

(2003) bahwa teknologi informasi organisasi merupakan jaringan kerja

mengumpulkan dan memproses, member akses terhadap sumber

pengetahuan eksternal dan internal, serta memberikan informasi

analisis bagi pengembangan keputusan strategis .

Oleh Sierhuis dalam Akib (2003) dinyatakan bahwa knowledge

Management mengandung makna kemampuan untuk mengelola

pengetahuan yang meningkatkan produktivitas. Lebih jauh dikatakan

bahwa teknik dan metoda yang digunakan dalam mengelola

pengetahuan dapat dikembangkan sebagai bagian dari teknologi

pengetahuan untuk menganalisis sumber pengetahuan dalam

organisasi.

Page 78: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lxxviii

Temuan ini juga mendukung Teori produktivitas oleh Pavit &

Curti (1994) digunakan untuk menjelaskan jumlah atau kuantitas suatu

kelompok dalam menyatukan tujuan atau tugas-tugas dalam

organisasi atau kelompok.

Fakta empiris pada di Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk

a. Teknologi yang ada saat ini sudah bagus

b. Karyawan senang dengan penerapan teknologi informasi

c. Terdapat kesesuaian antara informasi dan teknologi.

4. Knowledge management berpengaruh terhadap produktivitas

karyawan. Karena secara empiris membuktikan bahwa manajemen

PT.Vale Indonesia,Tbk mendukung dilaksanakannya peningkatan

pengetahuan teknis dan non teknis yang dapat membantu pencapaian

target kerjanya. Temuan ini mendukung temuan Natarajan dan Shekar

(2001) bahwa pengetahuan bermanfaat bagi orang dan organisasi

ketika kekuatan pengetahuan bagi manajemen yang lebih baik .Wiig

dalam Akib (2003) menyatakan manajemen pengetahuan dalam

organisasi meningkatkan produktivitas individu. Transfer manajemen

pengetahuan jarang dilakukan secara langsung melalui budaya. Bukti

menyatakan bahwa masyarakat lebih menyukai pendekatan yang

disebut langkah yang bijak terhadap pelaksanaan sistem transfer

pengetahuan (Voelpel dkk.,2005). Transfer manajemen pengetahuan

terjadi sepanjang tahun serta melibatkan jenis pengetahuan dan

pengakuan bahwa proses pemindahan itu sendiri merupakan bagian

Page 79: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lxxix

dari pengetahuan yang diterima. Jadi rancangan proses pemindahan

itu ke penerima yang diinginkan adalah sangat vital (May dkk.,2005).

Transfer manajemen pengetahuan menghendaki pengurangan

kompleksitas di dalam organisasi dan pembentukan empati budaya

dalam manajemen operasi internasional serta penanganan hal-hal

yang spesifik (Hurt dan Hurt,2005). Transfer manajemen pengetahuan

sangat tergantung pada bagaimana nilai, sikap, kemampuan dan jenis

kepribadian saling memberikan dukungan. Pencarian atau

pengembangan individu yang berkompoten bisa sangat sulit dilakukan

dan kadangkala tidak dapat dilakukan (Friel,2005).

Page 80: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lxxx

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah

dikemukakan sebelumnya, maka beberapa hal dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. a. Pengetahuan berpengaruh langsung terhadap produktivitas

karyawan, dan secara tidak langsung berpengaruh melalui

knowledge management. Karena sikap dan perilaku karyawan

senior senang berbagi pengetahuan, kemudian karyawan puas

dengan pengetahuan yang dimiliki saat ini, disamping itu setiap saat

dilaksanakan diskusi kelompok sering dilakukan secara formal dan

informal yang terkait dengan pekerjaan.

e. b. Keahlian kerja tidak berpengaruh terhadap produktivitas

karyawan, dan secara tidak langsung juga tidak berpengaruh

melalui knowledge management. Karena banyak karyawan senior

tidak memiliki keinginan untuk mengikuti pelatihan teknis yang ada,

disamping itu keahlian yang dimiliki karywan terkadang tidak sesuai

dengan jenis pekerjaannya, jadi keahlian diperoleh berdasarkan

pengalaman, hal lain yang ditemukan ialah karyawan senior tidak

mau diarahkan oleh atasan atau managernya yang lebih muda

Page 81: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lxxxi

c. Teknologi informasi berpengaruh terhadap produktivitas karyawan,

dan secara tidak langsung juga berpengaruh melalui knowledge

management. Karena implemenntasi teknologi pertambangan yang

ada saat ini sudah bagus, karyawan senang dengan penerapan

teknologi informasi. Dan adanya kesesuaian antara informasi dan

teknologi.

2. Knowledge management berpengaruh terhadap produktivitas

karyawan. Karena secara empiris membuktikan bahwa manajemen

PT.Vale Indonesia,Tbk mendukung dilaksanakannya peningkatan

pengetahuan teknis dan non teknis yang dapat membantu pencapaian

target kerjanya.

B. Saran – saran

Dari berbagai temuan tesis ini dapat diaplikasikan terhadap

pengembangan produktivitas kerja di Departemen mining PT Vale

Indonesia Tbk sebagai berikut :

1. a. Peningkatan pengetahuan teknis sebaiknya didukung oleh pimpinan

agar semua karyawan dapat menunjukan prestasinya.

b. Semua teknologi informasi sebaiknya diperkenalkan secara teknis

dan manajemen agar knowledge management semaking tinggi dan

terintegrasi dengan produktivitas karyawan.

c. Semua inovasi yang dilakukan oleh karyawan sebaiknya dijadikan

motivasi tim untuk dikembangkan lebih lanjut.

Page 82: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lxxxii

2. Tingkatkan knowledge management untuk memperkuat produktivitas

karyawan yang berada dalam tim Departemen mining PT Vale

Indonesia Tbk.

Page 83: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lxxxiii

DAFTAR PUSTAKA

Arbuckle. 2006. Amos 7,0 User’s Guide , Chicago, IL:SPSS Inc.

Baiq Anggun Hilendry Lestari, SE, M.SI, AK, DRA. Zulaikha, M.SI, AK(2007) Universitas Mataram. Simposium Nasional Akuntansi XUnhas Makassar. Pengaruh Information TechnologyRelatedness Terhadap Kinerja Perusahaan Dengan KnowledgeManagement Capability Sebagai Variabel Intervening (KajianEmpiris Pada Perusahaan Perbankan di Jawa Tengah)

Benni Taslim Agatha Septianna SR STIE (2011) Musi Palembang. JurnalEkonomi dan Informasi Akuntansi (Jenius). Pengaruh KnowledgeManagement Terhadap Kreativitas Tenaga Pendidik SMAMethodist 2 Palembang.

Blog kumpulan definisi dan pengertian online (2012). Definisi danPengertian. Pengertian Definisi Teknologi Menurut Para Ahli.(Online).(http://definisipengertian.com/2012/pengertian-definisi-mahasiswa-menurut-para-ahli/)

Dian Srirezeki, STP.,MM. Structural Aquation Modeling

Ferdinand,Agusty.2003.Sustainable Competitive Advantange: SebuahExplorasi Model Konseptual, Research paper Serie, Seri PustakaKunci 03/2003.UNDIP Semarang.

Ferdinand, Augusty.2002. Structural Equation Modeling Dalam PenelitianManajemen,Aplikasi Model-Model Rumit Dalam Penelitian UntukTesis Magister & Disertasi Doktor. BP Undip, Semarang.

Hair, J. F. Jr., Ralph E. Anderson, Ronald L. Tatham, William C. Black,1998, Multivariate Data Analysis, Fifth Edition, Prentice-HallInternational, New Jersey.

Imam Gunawan (2009). Structural Equation Modeling. (online)(http://masimamgun.blogspot.com/)

Irham Fahmi (2010). Manajemen Kinerja. Teori dan Aplikasi

Jurnal post jsofian (2012). Apa dampak knowledge management bagiperusahaan, (online)

Page 84: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lxxxiv

Kusno Prijono. Perancangan Knowledge Management (KM) ReadinessTool. PT. INTI Bandung Program Magister CIO Sekolah TeknikElektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung

Komunitas & Perpustakaan Online Indonesia (2007). Artidefinisi/Pengertian Budaya Kerja Dan Tujuan/ManfaatPenerapannya Pada Lingkungan Sekitar. (Online)

Madu,C.N., C.H.Kuei, dan C. Lin.1995. A Comparative Analysis of QualityPractice in Manufacturing Firms in the U.S. and Taiwan.DecisionSciences 26(5) (Sept/Oct):621-635.

Malhotra, Naresh K., Mark, Peterson, dan Susan Bardi Kleiser.1999.Marketing research: A state-of-the-art review and directions forthe twenty-first century. Journal Acad. Marketing Sci.<b>27</b>(2) 160-183.

Mirawati Purnama (2008) Praktisi Bisnis/Alumnus Pascasarjana PsikologiUniversitas Indonesia, Depok Bogor - Jawa Barat. AndreasBudihardjo Prasetiya Mulya Business School, Jakarta. PeranBudaya Pembelajaran Dan Knowledge Management TerhadapKinerja Perusahaan : Studi Kasus PT XYZ .

Ningky Munir (2008). Knowledge Management Audit. Pedoman EvaluasiKesiapan Organisasi Mengelola Pengetahuan.

Natalia Kosasih (2007) Dosen Program Manajemen Perhotelan, FakultasEkonomi, Universitas Kristen Petra. Sri Budiani Alumnus ProgramManajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi, Universitas KristenPetra. Jurnal Manajemen Perhotelan. Pengaruh KnowledgeManagement Terhadap Kinerja Karyawan. Studi KasusDepartemen Front Office Surabaya Plaza Hotel

Nenny Anggraeni (2012). Dosen Manajemen Produksi Jurusan KarawitanSekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung. PengaruhKemampuan dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai PadaSekolahTinggiSeniIndonesia(STSI)Bandung.(online).(http://jurnal.upi.edu/file/Nenny_Anggraeni.pdf). Diakses 29 September 2012)

Pawit M. Yusup (2012). Perspektif. Manajemen Pengetahuan Informasi,Komunikasi, Pendidikan, dan Perpustakaan.

Prof. Dr. Ismail Nawawi, M.P.A., M.Si. (2002). Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management). Teori dan Aplikasi Dalam MewujudkanDaya Saing Organisasi Bisnis dan Publik.

Page 85: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lxxxv

Ridho Nur Irmasnyah. Pengukuran Nilai dan Performansi KnowledgeManagement. Binus University Graduate program

Ratna Indriyanti, SE., MM. Kajian Knowledge Management danPengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan

Setiorini, Djabir Hamzah, Yansor Djaya 1Fakultas Pertanian UniversitasHasanuddin, 2,3Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin.Jurnal Faktor-Faktor Knowledge Management Yang BerpengaruhTerhadap Kinerja Tenaga Kependidikan Universitas Hasanuddin.

Singarimbun, Masri, dan Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survai.LP3ES, Jakarta.

Sugiyono. 2003. Statistika Untuk Penelitian. CV Alfabeta, Bandung.

Suh, Eunyoung Eunice .2004.The model of cultural competence throughan evolutionary concept analysis. Journal of TransculturalNursing. (15) 2, 93-102.

Sumarsono, Sonny. 2004. Metode Riset Sumber Daya Manusia. GrahaIlmu, Yogyakarta.

Tanaka, J.S.1987. How big is big enough Sample size and goodness of fitin structural equation models with latent variables. ChildDevelopment 58, 134–146.

Zuhal (2010). Knowledge & Innovation. Flatform Kekuatan Daya Saing.

Page 86: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lxxxvi

Lampiran Olah Data SEM

Regression Weights: (Group number 1 - Default model)Estimate S.E. C.R. P Label

Y1 <--- X1 ,218 ,059 3,701 *** par_1Y1 <--- X2 -,086 ,050 -1,709 ,087 par_2Y1 <--- X3 ,257 ,061 4,243 *** par_3Y2 <--- X1 ,345 ,053 6,536 *** par_4Y2 <--- X3 ,039 ,055 ,710 ,477 par_5Y2 <--- X2 ,091 ,044 2,088 ,037 par_6Y2 <--- Y1 ,244 ,061 3,977 *** par_7

Intercepts: (Group number 1 - Default model)Estimate S.E. C.R. P Label

Y1 2,163 ,378 5,720 *** par_11Y2 1,012 ,353 2,869 ,004 par_12

Variances: (Group number 1 - Default model)Estimate S.E. C.R. P Label

X1 ,604 ,061 9,975 *** par_13X2 ,834 ,084 9,975 *** par_14X3 ,574 ,058 9,975 *** par_15Z1 ,419 ,042 9,975 *** par_16Z2 ,313 ,031 9,975 *** par_17

Total Effects (Group number 1 - Default model)X3 X2 X1 Y1

Y1 ,257 -,086 ,218 ,000Y2 ,101 ,070 ,398 ,244

Direct Effects (Group number 1 - Default model)X3 X2 X1 Y1

Y1 ,257 -,086 ,218 ,000Y2 ,039 ,091 ,345 ,244

Indirect Effects (Group number 1 - Default model)X3 X2 X1 Y1

Y1 ,000 ,000 ,000 ,000Y2 ,063 -,021 ,053 ,000

Implied (for all variables) Covariances (Group number 1 - Default model)

Page 87: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lxxxvii

X3 X2 X1 Y1 Y2X3 ,574X2 ,000 ,834X1 ,000 ,000 ,604Y1 ,148 -,072 ,132 ,492Y2 ,058 ,059 ,240 ,164 ,443

Implied Correlations (Group number 1 - Default model)X3 X2 X1 Y1 Y2

X3 1,000X2 ,000 1,000X1 ,000 ,000 1,000Y1 ,278 -,112 ,242 1,000Y2 ,115 ,097 ,464 ,352 1,000

Variance-covariance Matrix of Estimates (Default model)par_1 par_2 par_3 par_4 par_5 par_6 par_7 par_8 par_9 par_10 par_11 par_12 par_13 par_14 par_15 par_16 par_17

par_1 ,003par_2 ,000 ,003par_3 ,000 ,000 ,004par_4 ,000 ,000 ,000 ,003par_5 ,000 ,000 ,000 ,000 ,003par_6 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002par_7 ,000 ,000 ,000 -,001 -,001 ,000 ,004par_8 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,003par_9 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,004

par_10 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,003par_11 -,013 -,010 -,014 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,143par_12 ,000 ,000 ,000 -,008 -,008 -,008 -,008 ,000 ,000 ,000 ,000 ,124par_13 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,004par_14 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,007par_15 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,003par_16 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002par_17 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001

Lampiran Tabulasi Data

No X1 X2 X3 Y1 Y11 4 4 4 4 42 3 5 4 3 43 5 4 5 3 44 5 4 5 3 45 5 4 4 3 46 4 4 4 4 47 4 4 4 4 48 4 4 4 3 49 4 4 4 4 4

Page 88: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lxxxviii

10 3 4 4 4 311 4 4 4 3 412 4 4 4 4 413 4 5 4 3 414 4 4 3 4 315 4 4 4 3 316 4 4 4 4 417 5 5 5 4 418 4 4 2 3 419 3 4 4 3 420 5 5 5 4 521 4 2 4 5 422 3 3 4 3 323 3 4 4 5 424 3 4 4 4 425 5 5 5 5 526 5 4 4 4 427 4 4 4 3 328 5 4 4 4 429 4 4 4 3 330 5 5 5 5 531 3 3 4 3 332 5 5 5 5 533 5 5 5 5 534 2 2 2 2 235 5 5 3 4 336 5 5 5 5 537 5 4 4 3 338 4 4 4 4 439 5 5 5 5 540 5 5 4 5 541 5 5 5 5 542 5 5 5 5 543 4 4 4 3 444 4 4 4 3 445 4 3 3 3 346 4 5 4 4 447 2 0 2 3 348 2 3 2 4 3

Page 89: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

lxxxix

49 2 3 2 3 350 2 2 3 3 351 4 0 3 3 452 5 4 4 4 553 2 3 3 4 354 4 3 3 3 355 3 3 5 5 556 5 4 4 4 457 4 5 4 4 458 2 3 3 3 459 3 2 3 4 260 4 4 4 4 461 4 4 4 4 362 3 3 4 3 463 4 4 4 3 364 4 5 4 4 465 4 4 4 4 466 4 3 4 4 467 4 4 4 4 468 2 2 3 4 369 4 4 4 4 470 3 4 3 4 471 3 2 3 4 472 4 3 3 3 473 4 3 4 4 474 3 4 4 3 475 4 4 4 5 476 3 3 4 4 477 3 2 2 4 478 4 4 4 4 479 5 3 4 4 580 5 2 3 4 581 4 3 3 4 382 3 4 4 4 483 4 3 3 4 384 3 4 3 4 385 4 4 5 3 386 3 4 3 4 487 4 4 4 3 4

Page 90: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xc

88 5 4 4 4 489 4 4 5 4 490 5 5 5 5 591 4 4 4 2 292 4 4 4 4 493 4 4 4 3 494 4 3 4 3 295 4 3 5 4 396 5 4 5 4 397 5 4 3 3 498 3 4 4 4 499 4 4 3 3 3100 3 5 4 3 2101 2 2 3 4 2102 4 4 4 4 4103 3 4 3 4 3104 3 2 3 4 3105 4 3 3 3 4106 4 3 4 4 4107 3 4 4 3 3108 4 4 4 5 4109 3 3 4 4 3110 3 2 2 4 3111 2 2 4 2 2112 4 4 4 4 4113 3 4 4 4 3114 3 2 4 4 3115 4 3 3 3 4116 4 3 3 4 4117 3 4 4 4 3118 4 4 4 4 4119 2 2 4 3 3120 4 4 4 3 3121 3 4 5 4 2122 3 2 2 2 4123 4 3 4 4 3124 4 3 3 4 3125 3 4 3 2 4126 4 4 4 3 4

Page 91: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xci

127 2 2 4 3 3128 4 4 3 4 4129 3 4 4 4 4130 3 2 4 2 2131 4 3 4 4 4132 4 3 5 3 4133 3 4 2 2 2134 4 4 4 4 3135 4 4 3 4 3136 3 4 3 2 4137 4 4 4 3 4138 4 4 4 3 4139 4 5 3 4 4140 4 4 4 4 3141 4 4 4 3 3142 4 4 4 4 4143 5 5 5 4 4144 4 4 2 3 4145 3 4 4 3 4146 5 5 5 4 5147 4 2 4 5 4148 4 4 4 3 4149 4 4 4 4 4150 3 4 4 4 3151 4 4 4 3 4152 4 4 4 4 4153 4 5 4 3 4154 4 4 3 4 3155 4 4 4 3 3156 4 4 4 4 4157 5 5 5 4 4158 4 4 2 3 4159 3 4 4 3 4160 5 5 5 4 5161 4 2 4 5 4162 4 4 4 3 4163 4 4 4 4 4164 3 4 4 4 3165 4 4 4 3 4

Page 92: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xcii

166 4 4 4 4 4167 4 5 4 3 4168 4 4 3 4 3169 4 4 4 3 3170 4 4 4 4 4171 5 5 5 4 4172 4 4 2 3 4173 3 4 4 3 4174 5 5 5 4 5175 4 2 4 5 4176 4 4 4 3 4177 4 4 4 4 4178 3 4 4 4 3179 4 4 4 3 4180 4 4 4 4 4181 4 5 4 3 4182 4 4 3 4 3183 4 4 4 3 3184 4 4 4 4 4185 5 5 5 4 4186 4 4 2 3 4187 3 4 4 3 4188 5 5 5 4 5189 4 2 4 5 4190 4 4 4 3 4191 4 4 4 4 4192 3 4 4 4 3193 4 4 4 3 4194 4 4 4 4 4195 4 5 4 3 4196 4 4 3 4 3197 4 4 4 3 3198 4 4 4 4 4199 5 5 5 4 4200 4 4 2 3 4

Lampiran Deskripsi Data

Page 93: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xciii

Statistics

Pengetahuan KeahlianTeknologiInformasi

KnowledgeManagement

Produktivitaskaryawan

N Valid 200 200 200 200 200

Missing 3 3 3 3 3

Mean 3.8400 3.7850 3.8250 3.6600 3.7200

Median 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000

Range 3.00 4.00 3.00 3.00 3.00

Minimum 2.00 1.00 2.00 2.00 2.00

Maximum 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00

Pengetahuan

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid 1,00 0 0 0 0

2,00 12 5.9 6.0 6.0

3,00 43 21.2 21.5 27.5

4,00 110 54.2 55.0 82.5

5,00 35 17.2 17.5 100.0

Total 200 98.5 100.0

Missing System 3 1.5

Total 203 100.0

Keahlian

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid 1,00 2 1.0 1.0 1.0

2,00 21 10.3 10.5 11.5

3,00 28 13.8 14.0 25.5

4,00 116 57.1 58.0 83.5

5,00 33 16.3 16.5 100.0

Total 200 98.5 100.0

Missing System 3 1.5

Total 203 100.0

Teknologi Informasi

Page 94: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xciv

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid 1,00 0 0 0 0

2,00 14 6.9 7.0 7.0

3,00 36 17.7 18.0 25.0

4,00 121 59.6 60.5 85.5

5,00 29 14.3 14.5 100.0

Total 200 98.5 100.0

Missing System 3 1.5

Total 203 100.0

Knowledge Management

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid 1,00 0 0 0 0

2,00 8 3.9 4.0 4.0

3,00 71 35.0 35.5 39.5

4,00 102 50.2 51.0 90.5

5,00 19 9.4 9.5 100.0

Total 200 98.5 100.0

Missing System 3 1.5

Total 203 100.0

Produktivitas karyawan

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid 1,00 0 0 0 0

2,00 10 4.9 5.0 5.0

3,00 55 27.1 27.5 32.5

4,00 116 57.1 58.0 90.5

5,00 19 9.4 9.5 100.0

Total 200 98.5 100.0

Missing System 3 1.5

Total 203 100.0

Lampiran 1:

Lembaran Kuesioner

Page 95: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xcv

KepadaYth. Bapak/Ibu …………………………………………..di Tempat

Saya adalah Mahasiswa Program Magister Manajemen FakultasEkonomi Universitas Hasanuddin, Makassar, yang saat ini sedangmelakukan penelitian untuk Tesis. Penelitian ini merupakan syaratkelulusan untuk jenjang pendidikan Strata Dua (S2) bidang IlmuManajemen Strategi.

Oleh karena itu, saya memohon bantuan Bapak/Ibu untuk mengisikuesioner penelitian ini secara jujur sesuai dengan pernyataan-pernyataanyang tertera didalamnya. Identitas dan jawaban Bapak/Ibu akan terjaminkerahasiaannya sesuai dengan etika penelitian.

Tidak ada jawaban benar atau salah, tetapi menceriminkan realitas.Kuesioner ini bukan merupakan penilaian terhadap karyawan ataupunpimpinan perusahaan, Jawaban dari kuesioner ini semata-mata ditujukanuntuk kepentingan penelitian. Demikianlah permohonan ini disampaikan.Atas bantuan Bapak/Ibu saya ucapkan terimakasih.

Hormat saya,

(Nasruddin N.Aslam)

Kuesioner untuk penulisan tesis dengan Judul:ANALISIS PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA PT.VALE INDONESIA ,Tbk (STUDI KASUS PADA DEPARTEMEN MINING)

Nama : Nasruddin N Aslam : NirwanaNim : P2100211604

IDENTITAS RESPONDEN

( Identitas Responden Dijamin Kerahasiaannya )Nama Responden :....................................................Umur : …………….... TahunJenis Kelamin : ...................................................Pendidikan Terakhir : ...................................................Jabatan : ...................................................

Petunjuk Pengisian:

Bapak/ibu/Sdr(i) mohon memberikan pilihan tentang seberapa setuju atas pendapat-pendapat seperti yang terdapat dalam penyataan-pernyataan dibawah ini dengan cara

Page 96: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xcvi

mencontreng pada kotak yang memiliki judul kombinasi huruf (STS=Sangat Tidak Setuju,TS=Tidak Setuju, R=Ragu-ragu, S=Setuju, SS=Sangat Setuju) yang dianggap palingsesuai.

No. PernyataanSikap Responden

STS TS R S SS1 2 3 4 5

A. Pengetahuan (X1)1. Manajemen Departemen Mining pada PT.Vale

Indonesia,Tbk selalu berupaya meningkatkanpengetahuan teknis karyawannya.

2 Segenap karyawan Departemen Mining di PT.Vale Indonesia, Tbk mengutamakan pentingnyapengetahuan yang mendukung produktivitaskerja

3 Disepakati oleh karyawan dalam lingkupDepartemen Mining pada PT.ValeIndonesia,Tbk untuk saling membagi ilmudalam meningkatkan produktivitasnya

4 Karyawan Departemen Mining di PT.ValeIndonesia,Tbk mengutamakan penguasaankeilmuan dan daya inovasi dalam bidang teknispertambangan

5 Progran peningkatan pengetahuan dalambentuk pendidikan, pelatihan, dan bimbinganteknis lapangan dalam organisasi DepartemenMining pada PT.Vale Indonesia,Tbk sangatmendukung produktivitas kerja karyawannya

B. Keahlian (X2)1. Keterampilan dan keahlian karyawan

Departemen Mining di PT.Vale Indonesia,Tbkmemberikan dukungan dalam peningkatanproduktivitas karyawan

2 Pimpinan Departemen Mining pada PT.ValeIndonesia,Tbk selalu melakukan monitoring danmengevaluasi hasil kerja karyawan sertamengarahkan karyawan untuk lebih ahli dalambidangnya

3 Pimpinan menempatkan karyawan DepartemenMining di PT.Vale Indonesia,Tbk untukmelakukan peningkatan pengetahuan tentangteknis pekerjaan

4 Semua level pimpinan pada DepartemenMining di PT.Vale Indonesia,Tbk tetapmelakukan upaya teknis untuk membantumeningkatkan pengetahuan karyawan dalambidangnya masing-masing

5 Setiap karyawan Departemen Mining padaPT.Vale Indonesia,Tbk diberi peluang untuk

Page 97: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xcvii

meningkatkan pengetahuan dan keahliannyadalam berbagai bidang, baik melalui pendidikanformal maupun informal

a. Teknologi Informasi (X3)1. Penerapan teknologi informasi dalam

Departemen Mining pada PT.ValeIndonesia,Tbk sesuai dengan apa tekniskeilmuan dan pengetahuan karyawan.

2 Semuan tingkatan pekerjaan di DepartemenMining pada PT.Vale Indonesia,Tbk dapatdiselesaikan secara tepat waktu setelahdiimplementasikan teknologi informasi

3 Hubungan antara kebutuhan dan input kerjadapat diefisienkan karena adanya teknologiinformasi di Departemen Mining pada PT.ValeIndonesia,Tbk

4 Jaringan kerja dalam beberapa fungsi padaDepartemen Mining di PT.Vale Indonesia,Tbksaling berperan karena adanya teknologiinformasi.

5 Prosedur kerja pada Departemen Mining diPT.Vale Indonesia,Tbk akan lebih efektifsetelah teknologi informasi diterapkan didalambekerja

b. Knowledge Management (Y1)1. Menurut saya karyawan Departemen Mining di

PT.Vale Indonesia,Tbk selalu mendengarkan,menghargai dan saling membagi pengetahuandalam setiap permasalahan yang dihadapi.

2 Karyawan Departemen Mining di PT.ValeIndonesia,Tbk akan lebih terampil bekerjakarena adanya alih pengetahuan antarakaryawan yang terampil pada karyawan yangkurang terampil

3 Produktivitas karyawan Departemen Mining diPT.Vale Indonesia,Tbk didukung olehkemampuan ilmu pengetahuan dan dayainovasinya.

4 Upaya karyawan untuk mencari temuan ataumetode baru membuat karyawan DepartemenMining di PT. Vale Indonesia, Tbk lebih matangdalam pengetahuan dan keterampilan

5 Sinkronisasi antara tugas utama denganpengetahuan karyawan Departemen Miningdi PT.Vale Indonesia,Tbk perlu dilakukansetiap saat.

C. Produktivitas Karyawan (Y2)1. Produktivitas karyawan Departemen Mining di

PT.Vale Indonesia,Tbk selalu diutamakan

Page 98: PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT

xcviii

dengan menetapkan target dan rencana kerja.2 Meningkatnya produktivitas kerja karyawan

Departemen Mining di PT.Vale Indonesia,Tbkakan lebih memacu manajemen untukmeningkatkan input kerjanya

3 Produktivitas karyawan Departemen Mining diPT.Vale Indonesia,Tbk karena adanya sharingilmu antara pimpinan dengan karyawan.

4 Kematangan dalam melakukan inovasikaryawan dan mencari temuan baru bagikaryawan Departemen Mining di PT.ValeIndonesia,Tbk membuat karyawan lebihproduktif

5 Karyawan Departemen Mining di PT.ValeIndonesia,Tbk selalu beruapaya meningkatkanproduktivitasnya dengan menyelesaikanpekerjaanya secara sistematis dan sesuaidengan rencana kerja

Respondenttd